Anda di halaman 1dari 29

BUDI SAMPURNA

SISTEMATIKA
ž Tanggungjawab (akuntabilitas) Profesi:
Kompetensi dan Kewenangan
ž Tanggungjawab hukum: Pidana dan
Perdata
AKUNTABILITAS PROFESI
ž DASAR TEORITIS
— Social contract antara masyarakat
profesi dengan masyarakat umum
— Masyarakat profesi diberi otonomi
— Masyarakat profesi memberi jaminan
mutu profesi
○ Kompetensi, perilaku, pelayanan
UU 18/2002 : IPTEK
ž Untuk menjamin tanggungjawab
dan akuntabilitas
profesionalisme, organisasi
profesi wajib menentukan
standar, persyaratan, dan
sertifikasi keahlian, serta kode
etik profesi
ORGANISASI PROFESI
ž Adalah Wadah Masyarakat Ilmiah Dalam
Suatu Cabang Atau Lintas Disiplin Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi, Atau Suatu
Bidang Kegiatan Profesi, Yang Dijamin Oleh
Negara, Untuk Mengembangkan
Profesionalisme Dan Etika Profesi Dalam
Masyarakat, Sesuai Dengan Peraturan
Perundang-undangan
(Ps 1 butir 14 UU No 18/2002 ttg IPTEK)
DEWAN KEHORMATAN KODE ETIK

ž Dibentuk oleh organisasi profesi


untuk menegakkan etika,
pelaksanaan kegiatan profesi serta
menilai pelanggaran profesi yang
dapat merugikan masyarakat atau
kehidupan profesionalisme di
lingkungannya.
ž Tujuan: pembinaan

UU NO 18 / 2002 TENTANG IPTEK


PROFESI
ž SYARAT UTAMA
— Kompetensi diperoleh dari pelatihan yg ekstensif
— Komponen intelektual bermakna
— Pelayanan penting (tak tergantikan)
ž SYARAT UMUM
— Sertifikasi (kompetensi dan kewenangan)
— Organisasi profesi, dan kode etik profesi
— Otonomi (self regulating, self governing, self
disciplining)

Bayles, 1981
COMPETENCY
ž Some Minimal Mental, Cognitive Or
Behavioural Ability Or Capability
Required To Perform A Particular Act Or
To Assume Some Legal Role (Bisbing SB
et al, 1998)

ž Kemampuan khusus di bidang


keprofesian yang dipersyaratkan untuk
berpraktek profesi
SERTIFIKASI
ž PENGAKUAN KOMPETENSI
— Kompetensinya Diakui Dengan
Memperoleh Sertifikat Kompetensi
(REGISTRATION)
ž PENGAKUAN KEWENANGAN
— Dalam Melaksanakan Profesi
Memerlukan Surat Ijin Praktek
(LICENSING)
TUJUAN : AKUNTABILITAS PROFESI
KOMPETENSI
ž STANDAR KOMPETENSI
— SIKAP : MENTAL, PERILAKU,
— KOGNITIF : PENGETAHUAN
— PSIKOMOTOR : SEHAT FISIK,
KETRAMPILAN
ž MELALUI
— STANDAR PENDIDIKAN,
— UJI KOMPETENSI,
— SERTIFIKASI DAN RESERTIFIKASI
KOMPETENSI ANALIS KESEHATAN
KEPMENKES 370/2007

ž Memiliki keterampilan untuk:


— Pengambilan spesimen, labeling,
penanganan, pengawetan, fiksasi,
pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman
spesimen
— Prosedur lab, metode pengujian, dan
pemakaian alat
— Perawatan dan pemeliharaana lat, kalibrasi
dan penanganan masalah
— Uji kualitas media dan reagen
ž Penilaian analitis thd hasil uji lab,
pengendalian mutu, kewaspadaan akan
faktor2 yg mempengaruhi
REGISTRASI
ž Permenkes 161 / 2010 tentang
Sertifikasi dan Registrasi Tenaga
Kesehatan
— Lulusan dengan Ijazah
— Uji Kompetensi : Sertifikat Kompetensi
— Registrasi : STR
— STR digunakan untuk:
○ Surat Ijin Kerja
○ Surat Ijin Praktik (bagi yg praktik mandiri)
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 04/MENKES/SK/I/2002

Pasal 9
(1) Laboratorium kesehatan swasta harus
mempunyai penanggung jawab teknis yang
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
— Untuk laboratorium klinik umum pratama, minimal
seorang dokter umum dan mempunyai pengalaman
kerja teknis laboratorium minimal 3 (tiga) tahun
berturut-turut dalam 5 tahun terakhir.
— Untuk laboratorium klinik umum utama, minimal
seorang dokter spesialis patologi klinik.
— Untuk laboratorium klinik khusus mikrobiologi,
minimal seorang dokter spesialis mikrobiologi klinik.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 04/MENKES/SK/I/2002
Pasal 10
(1) Laboratorium kesehatan swasta harus
mempunyai tenaga teknis yang memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
— Untuk laboratorium klinik umum pratama minimal
2 (dua) orang analis kesehatan dan 1 (satu)
orang perawat serta 1 (satu) orang tenaga
administrasi.
— Untuk laboratorium klinik umum utama minimal 1
(satu) orang dokter atau sarjana farmasi, 3 (tiga)
orang tenaga analis kesehatan dan 1 (satu)
orang perawat serta 2 (dua ) orang tenaga
adminstrasi
Pasal 4 Permenkes NOMOR 657/MENKES/PER/VIII/2009

ž Setiap fasilitas pelayanan kesehatan, lembaga


penelitian dan pengembangan atau lembaga
lainnya yang mengirimkan, membawa dan atau
mengunakan spesimen klinik, materi biologik
dan/atau muatan informasinya dalam rangka
penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
kesehatan, pelayanan kesehatan, pendidikan
serta kepentingan lainnya ke luar negeri atau
sebaliknya, harus dilengkapi dengan Perjanjian
Alih Material dan dokumen pendukung yang
relevan
JENIS PROFESI
ž CONSULTANT PROFESSION
— Hubungan Individu Antara Klien Dengan
Profesional
— Biasanya Fee-for-service
— Eg. DOKTER, PENGACARA
ž SCHOLAR PROFESSION
— Hubungan klien – institusi – profesi
— Gaji dan honor
— Eg. PILOT AIRLINES, PERAWAT DI RS, Analis
Kesehatan, DLL
TREND
ž “PERGESERAN” DARI CONSULTANT KE
SCHOLAR, MODIFIKASI
— DOKTER PRAKTEK PERORANGAN MENJADI
PRAKTEK DI KLINIK / RUMKIT
— TERDAPAT 2 HUBUNGAN DG INSTITUSI
○ CONTRACT FOR SERVICES : MITRA
— FEE - SHARING
○ CONTRACT OF PERSONAL SERVICE : PEGAWAI
— GAJI DAN HONOR
MASALAH BERKAITAN DENGAN
PEMERIKSAAN LAB
ž Kesalahan Pengambilan Spesimen
ž Tertukarnya identitas spesimen
ž Kegagalan preservasi
ž Kesalahan perintah pemeriksaan
ž Kesalahan alat atau metode
ž Masa retensi spesimen
ž Hasil meragukan
ž Keterlambatan / kegagalan penyerahan hasil
ISSUE PENTING
ž Komunikasi, informed consent
ž Pemberian pemahaman tentang apa yg
akan diperiksa
ž Prosedur standar
— Prosedur khusus pada pemeriksaan khusus
ž Patient safety
— Cegah infeksi, Cegah rasa nyeri
ž Informasi hasil
ž Rahasia Kedokteran
AKUNTABILITAS PROFESI
ž Tanggungjawab masyarakat profesi
kepada masyarakat umum
ž Teori kontrak sosial:
— Masyarakat profesi diberi kebebasan
profesi
— Masyarakat profesi menjamin mutu para
profesionalnya
ž Jaga mutu dengan standar profesi
— Kompetensi, perilaku, pelayanan
— Regulating, governing, disciplining
TANGGUNG-JAWAB
ž RESPONSIBILITY
— Upaya Memenuhi Kewajiban Profesi, Baik
Akibat Ius Delictu Maupun Akibat Ius
Contractu
— Upaya Memenuhi Hak Pasien
ž LIABILITY
— Suatu bentuk jawaban atas pelanggaran
hak-kewajiban
— Upaya pemulihan atas pelanggaran hak-
kewajiban
LIABILITAS
ž TANGGUNG JAWAB ETIK & PROFESI
— ETIKA KEDOKTERAN
— STANDAR PROFFESI
○ KOMPETENSI
○ PERILAKU
○ PELAYANAN
ž TANGGUNG JAWAB HUKUM
— TANGGUNG JAWAB HUKUM ADMINISTRATIF
— TANGGUNG JAWAB HUKUM PERDATA
— TANGGUNG JAWAB HUKUM PIDANA
PELANGGARAN ETIK / PROFESI
ž TANPA PELANGGARAN HUKUM
ž BERKAITAN DENGAN PROFESI
— DI RUMAH SAKIT :
○ Komite medis / panitia etik
— DI TINGKAT PATELKI :
○ Majelis Kehormatan Etik
— DI TINGKAT WILAYAH
○ Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan (MDTK)
ž SANKSI : MORAL - ADMINISTRATIF -
PROFESI
TANGGUNG-JAWAB PERDATA
ž BILA TELAH ADA KERUGIAN
ž DASAR :
— Ps 1365-1367 KUH Perdata
— Ps 58 UU 36/2009 ttg Kesehatan
— UU Perlindungan Konsumen (?)
ž SIAPA BERTANGGUNG-JAWAB :
— Analis
— Dokter Penanggung-jawab
— Institusi
KUH PERDATA
ž PS 1365
— PERBUATAN SALAH MENGAKIBATKAN KERUGIAN
ž PS 1366
— KELALAIAN MENGAKIBATKAN KERUGIAN
ž PS 1367
— BERTANGGUNGJAWAB JUGA ATAS KESALAHAN
ANAK BUAH
ž PS 1370
— PELUANG MINTA GANTI RUGI PADA KEMATIAN
AKIBAT KESALAHAN
TANGGUNG-JAWAB PIDANA
ž Bila Melanggar Ketentuan Pidana
ž Tanggung-jawab Individu
ž Tidak Dapat Dialihkan, Tapi Dapat Terjadi
Penyertaan (Pasal 55-62 Kuhp)
ž Diatur Oleh KUHP Dll
ž Prosedur : Peradilan
ž Sanksi : Tertentu
The Golden Rule

What is right ( or wrong ) for one person in


a given situation
is similarly right ( or wrong ) for any other in
an identical situation
KATA AKHIR
ž Tanggungjawab hukum bervariasi
sebagai akibat : kewajiban profesi,
kewajiban pemberi layanan, hak pasien,
terjadi kesalahan/kelalaian,
ž Permasalahan hukum juga dipengaruhi
oleh kemampuan komunikasi, tingkat
“duty of care” pemberi layanan, tata-
kelola rumah sakit (laboratorium /
institusi) secara umum

Anda mungkin juga menyukai