Anda di halaman 1dari 480

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

BUKU TAHUNAN
BADAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH 2015

1
BUKU TAHUNAN
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

2015
2
BADAN
PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR
WILAYAH

3
KATA SAMBUTAN
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas perkenan dan ijin-Nya,
Buku Tahunan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) ini
dapat diterbitkan. Buku Tahunan ini merupakan manifestasi dari
kinerja BPIW dalam melaksanakan anggaran yang diamanatkan pada
tahun anggaran 2015. Buku ini menyajikan data dan informasi
terkait dengan produk-produk unggulan serta pelaksanaan-pelaksanaan kegiatan yang
dihasilkan dan dilaksanakan oleh unit-unit kerja di lingkungan BPIW. Data dan
informasi yang disajikan diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas dan
obyektif serta memberikan manfaat untuk pihak internal maupun eksternal BPIW.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh mitra kerja di lingkungan BPIW
atas kontribusi yang diberikan dalam proses penerbitan Buku Tahunan ini. Saya
mengharapkan agar Buku Tahunan ini dapat menjadi bahan refleksi bagi seluruh unit
kerja di BPIW untuk dapat melakukan perbaikan yang berkelanjutan sehingga
pelaksanaan anggaran di tahun-tahun yang akan datang menjadi lebih baik. Akhir
kata, semoga di masa depan Allah SWT senantiasa memberikan rahmat-Nya bagi
keberhasilan BPIW.

Jakarta, Januari 2016

A. Hermanto Dardak
Kepala BPIW
DAFTAR ISI
BAB 1 PROFIL BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
1.1 Tugas dan Fungsi 7
1.2 Struktur Organisasi 8
1.3 Ruang Lingkup 19
1.4 Profil Sumber Daya Manusia BPIW 22
1.5 Profil Anggaran 27
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS
DI INDONESIA
2.1 Profil Wilayah Pengembangan Strategis di Indonesia 31
2.2 Isu Strategis Wilayah Pengembangan Strategis di Indonesia 66
BAB 3 KEBIJAKAN BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
3.1 Visi dan Misi BPIW 74
3.2 Bisnis Proses BPIW 77
BAB 4 KEGIATAN BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH TA 2015
4.1 Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR 80
4.2 Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR 120
4.3 Pusat Pengembangan Kawasan Strategis 159
4.4 Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan 209
4.5 Sekretariat BPIW 374
BAB 5 CAPAIAN KINERJA BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
5.1 Capaian Kinerja TA 2015 474
5.3 Kendala dan Permasalahan Pelaksanaan Kegiatan BPIW TA 2015 475
BAB 6 PENUTUP 477

5
1
PROFIL BADAN
PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR
WILAYAH
1.1
TUGAS DAN FUNGSI
Sebagai upaya pencapaian target sebagaimana ditetapkan dalam Renstra
Kementerian PUPR, setiap unit organisasi di lingkungan Kementerian PUPR
memiliki tugas dan fungsinya masing-masing yang diatur dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut, Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah (BPIW) mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis dan strategi keterpaduan antara pengembangan kawasan
dengan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, BPIW menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
• Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program keterpaduan
pengembangan kawasan dengan infrastruktur di bidang pekerjaan umum
dan perumahan rakyat;
• Penyusunan strategi keterpaduan pengembangan kawasan dengan
infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
• Pelaksanaan sinkronisasi program antara pengembangan kawasan dengan
infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
• Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan keterpaduan
rencana dan sinkronisasi program antara pengembangan kawasan dengan
infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
• Pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah; dan
Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
• Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

7
1.2
STRUKTUR ORGANISASI
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah didukung
oleh 1 (satu) sekretariat dan empat (4) pusat yang terdiri atas Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR, Pusat
Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR, Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, dan
Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015. Selain itu, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
juga didukung oleh kelompok jabatan fungsional.

8
STRUKTUR ORGANISASI
BADAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH

SEKRETARIAT
BADAN

BAGIAN
BAGIAN BAGIAN BAGIAN
HUKUM, KERJA SAMA
PROGRAM DAN KEPEGAWAIAN,ORGANISASI KEUANGAN DAN
DAN TATA LAKSANA DAN KOMUNIKASI
EVALUASI UMUM
PUBLIK

PUSAT
PUSAT PUSAT PUSAT
PEMROGAMAN DAN EVALUASI
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KETERPADUAN INFRASTRUKTUR
PUPR KAWASAN STRATEGIS KAWASAN PERKOTAAN
PUPR

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN


ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN
DAN UMUM DAN UMUM DAN UMUM DAN UMUM

BIDANG BIDANG BIDANG


PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS BIDANG
KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PENGEMBAGAN INFRASTRUKTUR
DAN ANALISIS MANFAAT PENYUSUNAN PROGAM
KAWASAN STRATEGIS KAWASAN METROPOLITAN

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


PERENCANAAN SINKRONISASI PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
INFRASTRUKTUR I DAN PEMBIAYAAN ANTAR KAWASAN STRATEGIS KOTA BESAR DAN KOTA BARU

BIDANG
PERENCANAAN BIDANG
BIDANG BIDANG
INFRASTRUKTUR II PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM FASILITASI PENGADAAN TANAH
KOTA KECIL DAN PERDESAAN

UPT/BALAI KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL

9
SEKRETARIAT BADAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH
Sekretariat Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
fungsi mempunyai tugas pemberian dukungan pengelolaan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
Koordinasi dan penyusunan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah. Dalam
rencana, program, dan melaksanakan tugasnya, Sekretariat Badan melaksanakan
anggaran;
tugas dan fungsinya sebagai berikut:

Pengelolaan data; tugas


Bagian Program dan Evaluasi yang memiliki tugas
melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan
Pengelolaan urusan
kepegawaian, organisasi, dan rencana, program dan anggaran, pengelolaan data, serta
tata laksana; pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
lingkungan Badan;

Pengelolaan keuangan dan


penatausahaan barang milik Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana yang
negara; mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan
kepegawaian, organisasi, dan tata laksana Badan;
Fasilitasi penyusunan
peraturan perundang-
undangan, layanan hukum,
administrasi kerja sama, dan Bagian Keuangan dan Umum yang mempunyai tugas
komunikasi publik;
melaksanakan urusan keuangan, penatausahaan dan
pengelolaan barang milik negara, ketatausahaan, serta
umum di lingkungan Badan;
Pelaksanaan pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan;

Bagian Hukum, Kerja Sama, dan Layanan Informasi yang


mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi penyusunan
Pelaksanaan urusan tata rancangan peraturan perundang-undangan dan layanan
usaha dan rumah tangga hukum, administrasi kerjasama, serta penyiapan layanan
Badan. informasi.
10
fungsi
PUSAT PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT (PUPR)
Pusat Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, strategi, rencana strategis, analisis manfaat,
serta rencana keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat. Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat menyelenggarakan fungsi:

Koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan infrastruktur bidang
pekerjaan umum dengan perumahan rakyat;

Koordinasi dan penyusunan rencana strategis, rencana induk, dan rencana pengembangan
infrastruktur terpadu antarsektor, antarwilayah pengembangan strategis, antartingkat
pemerintahan, dan antarpulau bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat

Koordinasi dan penyusunan program jangka panjang dan jangka menengah dalam rangka
keterpaduan pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

Analisis hasil dan manfaat pelaksanaan rencana dan program pengembangan infrastruktur terpadu
bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat beserta pengelolaan data dan informasinya;

Penyiapan skema pembiayaan pengembangan infrastruktur terpadu bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat

Pelaksanaan penyusunan program dan anggaran serta urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat

11
PUSAT PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT (PUPR)
Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat didukung oleh:

Bagian Anggaran dan Umum yang memiliki tugas melaksanakan penyiapan koordinasi

1 dan penyusunan program dan anggaran, pelaksanaan evaluasi kinerja, serta urusan
tata usaha dan rumah tangga Pusat;

2
Bidang Perencanaan Infrastruktur I yang mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana keterpaduan antarsektor dan
antarwilayah jangka panjang dan menengah di wilayah Sumatera dan Bali;

Bidang Penyusunan Rencana Strategis dan Analisa Manfaat melaksanakan


penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan

3 infrastruktur, rencana strategis, dan materi rencana pembangunan jangka


panjang dan jangka menengah bidang pekerjaan umum dan perumahan
rakyat, analisis manfaat, skema pembiayaan, serta pengelolaan data dan
informasi.

Bidang Perencanaan Infrastruktur II yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

4 koordinasi dan penyusunan rencana keterpaduan antarsektor dan antarwilayah


bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat jangka panjang dan menengah di
wilayah Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

12
fungsi

PUSAT PEMROGRAMAN DAN EVALUASI


INFRASTRUKTUR PUPR
Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat mempunyai tugas melaksanakan sinkronisasi program, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan
rakyat. Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyelenggarakan fungsi:

Koordinasi dan penyusunan sinkronisasi


Koordinasi dan penyusunan sinkronisasi
program pembangunan jangka pendek
serta penyusunan program tahunan
keterpaduan pengembangan kawasan
pembangunan infrastruktur bidang
dengan infrastruktur bidang pekerjaan
pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
umum dan perumahan rakyat;

Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan


kinerja pelaksanaan kebijakan dan program Pelaksanaan penyusunan program dan
keterpaduan pengembangan kawasan anggaran serta urusan tata usaha dan
dengan infrastruktur bidang pekerjaan rumah tangga Pusat.
umum dan perumahan rakyat;

13
PUSAT PEMROGRAMAN DAN EVALUASI
INFRASTRUKTUR PUPR

Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat terdiri dari:

Bagian Anggaran dan Umum yang memiliki tugas melaksanakan penyiapan

1 koordinasi dan penyusunan program dan anggaran, pelaksanaan evaluasi kinerja,


serta urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat;

Bidang Penyusunan Program yang mempunyai tugas melaksanakan

2
penyiapan dan penyusunan program sinkronisasi pembangunan jangka
pendek keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

Bidang Sinkronisasi Program dan Pembiayaan yang memiliki tugas


melaksanakan sinkronisasi fungsi, jadwal, lokasi, dan besaran dana

3 pembangunan, serta penyusunan program tahunan keterpaduan


pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat;

Bidang Pemantauan dan Evaluasi Program mempunyai tugas melaksanakan


pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program, pembiayaan, serta fungsi
dan manfaat program, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kinerja

4 pelaksanaan kebijakan dan program keterpaduan pengembangan kawasan


dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk jangka
pendek dan tahunan.

14
fungsi
PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN
STRATEGIS
Pusat Pengembangan Kawasan Strategis mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis,
rencana dan program, pengembangan area inkubasi di kawasan strategis pada wilayah pengembangan
strategis yang menterpadukan antara pengembangan kawasan dan infrastruktur bidang pekerjaan umum
dan perumahan rakyat, serta fasilitasi pengadaan tanah. Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat
Pengembangan Kawasan Strategis menyelenggarakan fungsi:

Koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program keterpaduan pengembangan
kawasan strategis dan antarkawasan strategis dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat pada wilayah pengembangan strategis;

Koordinasi dan pengembangan area inkubasi pada wilayah pengembangan strategis;

Fasilitasi dan pelaksanaan pengadaan tanah dan pencadangan tanah dalam rangka keterpaduan
pengembangan kawasan strategis dan antarkawasan strategis dengan infrastruktur bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat pada wilayah pengembangan strategis;

Pelaksanaan penyusunan program dan anggaran serta urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat

15
PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN
STRATEGIS
Pusat Pengembangan Kawasan Strategis terdiri dari:

Bagian Anggaran dan Umum yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi

1
dan penyusunan program dan anggaran, pelaksanaan evaluasi kinerja, serta urusan tata
usaha dan rumah tangga Pusat;

Bidang Keterpaduan Infrastruktur Kawasan Strategis yang mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program
keterpaduan pengembangan kawasan strategis dengan infrastruktur bidang

2 pekerjaan umum dan perumahan rakyat pada wilayah pengembangan strategis,


serta koordinasi dan pengembangan area inkubasi pada wilayah pengembangan
strategis;

Bidang Pengembangan Infrastruktur Antarkawasan Strategis yang mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program
keterpaduan pengembangan antarkawasan strategis dengan infrastruktur bidang

3 pekerjaan umum dan perumahan rakyat pada wilayah pengembangan strategis,


serta koordinasi dan pengembangan area inkubasi pada wilayah pengembangan
strategis;

Bidang Fasilitasi Pengadaan Tanah yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


fasilitasi dan pelaksanaan pengadaan tanah dan pencadangan tanah untuk pembangunan
infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat dalam rangka keterpaduan

4 pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan


rakyat pada wilayah pengembangan strategis.

16
fungsi
PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN
PERKOTAAN
Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis,
rencana dan program, dan pengembangan area inkubasi di kawasan perkotaan yang menterpadukan
antara pengembangan berbagai kawasan dan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan
rakyat di kawasan perkotaan, serta keterkaitan antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Dalam
melaksanakan tugasnya, Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan menyelenggarakan fungsi:

koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program keterpaduan pengembangan
kawasan perkotaan dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

koordinasi dan pengembangan area inkubasi di kawasan perkotaan;

penyusunan pedoman teknis keterpaduan pengembangan kawasan perkotaan dengan infrastruktur


bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

pelaksanaan penyusunan program dan anggaran serta urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.

17
PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN
PERKOTAAN
Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan terdiri atas:

Bagian anggaran dan umum yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi

1 dan penyusunan program dan anggaran, pelaksanaan evaluasi kinerja, serta urusan tata
usaha dan rumah tangga Pusat;

Bidang Pengembangan Infrastruktur Kawasan Metropolitan yang mempunyai

2
tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis,
rencana, dan program keterpaduan pengembangan kawasan metropolitan
dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat, serta
koordinasi dan pengembangan area inkubasi di kawasan metropolitan;

Bidang Pengembangan Infrastruktur Kota Besar dan Kota Baru mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis, rencana,

3 dan program keterpaduan pengembangan kota besar dan kota baru dengan
infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat, serta koordinasi
dan pengembangan area inkubasi di kota besar dan kota baru;

Bidang Pengembangan Infrastruktur Kota Kecil dan Perdesaan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan

4 program keterpaduan pengembangan kota kecil dan kawasan perdesaan dengan


infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat, serta koordinasi dan
pengembangan area inkubasi di kota kecil dan kawasan perdesaan.

18
RUANG LINGKUP
1.3 PENGEMBANGAN WILAYAH
COMPETITIVENESS not only job
creation
•mendorong pertumbuhan
wilayah yang kompetitif baik
secara nasional maupun global,
dengan memacu peningkatan
produksi kawasan dan
peningkatan nilai tambah hasil
Data DRIVEN-FACT BASE produksinya. KONSISTEN
•Perencanaan, pemrograman, •pengembangan dilakukan
dan perancangan secara konsisten dan menerus
berdasarkan data dan fakta sesuai perencanaan
yang benar, terkini, dan
akurat

CLUSTER BASE PRINSIP Build on existing and


•memfokuskan pembangunan PENGEMBANGAN potential strength not only
pada kluster-kluster potensial WILAYAH reducing weakness
dan strategis untuk •pembangunan berbasis
mendorong pertumbuhan kekayaan alam yang dimiliki
ekonomi sehingga dapat dengan memperkaya rantai
menarik perkembangan produksi untuk menaikan
kawasan di sekitarnya. nilai tambah.

Membangun OVERALL
PRIORITAS
STRATEGY (bukan hanya daftar
•memberikan prioritas dan aksi)
tahapan penanganan
•membangun secara
berdasarkan kapasitas yang
menyeluruh diseluruh aspek,
tersedia untuk efektifitas dan
meliputi aspek sosial, ekonomi,
efisiensi pembangunan
dan lingkungan
19
PENDEKATAN PERENCANAAN DAN
PEMROGRAMAN
Latar Belakang
• Disparitas antar wilayah dan antar kawasan masih tinggi.
• Penyebabnya backwash effect selalu lebih besar daripada
spread effect yang diberikan kawasan yang telah berkembang
kepada kawasan yang pinggiran/tertinggal/kawasan timur.

Pendekatan perencanaan dan pemrograman :

Intervensi pemerintah melalui Penetapan 35 WPS sebagai Wilayah


perencanaan dan pemrograman konsentrasi pengembangan
dengan pendekatan Wilayah infrastruktur PUPR pada periode
Pengembangan Strategis (WPS). 2015 -2019

Untuk kawasan yang Sistem Nasional dikembangkan


mempengaruhi langsung berbasis keterkaitan antar WPS
pengembangan WPS menjadi
bagian wilayah pemrograman WPS .

20
ESENSI WILAYAH PENGEMBANGAN
STRATEGIS
Pembangunan berbasis WPS merupakan
Kawasan suatu pendekatan pembangunan yang:
Perkotaan 1. memadukan antara pengembangan
wilayah dengan “market driven”.
2. mempertimbangkan daya dukung
Klaster dan daya tampung lingkungan
Industri 3. memfokuskan pengembangan
infrastruktur menuju wilayah
strategis
Arus
Pelabuhan/ Perdagangan 4. mendukung percepatan
Kawasan Ekspor &
Antarwilayah
pertumbuhan kawasan-kawasan
pertumbuhan di WPS
5. mengurangi disparitas antar
Klaster kawasan di dalam WPS.
Industri
Jalur Infrastruktur

Untuk itu diperlukan:


(Jalan/Kereta)

• Keterpaduan Perencanaan antara


Kawasan Infrastruktur dengan pengembangan
Perkotaan kawasan strategis dalam WPS.
• Sinkronisasi Program antar
infrastruktur (Fungsi, Lokasi, Waktu,
Besaran, dan Dana).
Klaster
Industri

Pelabuhan/
Kawasan

Arus Perdagangan Ekspor & Antarwilayah

21
1.4 PROFIL SUMBER DAYA MANUSIA BPIW

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah merupakan unit Eselon I di dalam Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat yang baru terbentuk pada periode awal tahun 2015. Peran Strategis BPIW
memerlukan dukungan sumber daya yang salah satunya adalah sumber daya manusia. Hasil analisis
kebutuhan SDM kuantitas dan kualitas adalah sebagai berikut:

Fungsional Umum
Fungsional
Struktural Total
Tertentu
No Unit Kerja Substansi Penunjang Kesatkeran Jumlah

B T S B T S B T S B T S B T S B T S B T S

Sekretariat 1 1 1
1 5 0 5 36 13 23 8 3 5 7 2 5 51 18 33 74 35 39
BPIW 8 7
Pusat
Perencanaa
1 1 0
2 n 14 2 12 32 9 23 6 3 3 7 3 4 45 15 30 72 30 42
3 3
Infrastruktur
PUPR
Pusat
Pemrograma
n dan
1 1 0
3 Evaluasi 14 1 13 25 9 16 6 3 3 7 5 2 38 17 21 65 31 34
3 3
Keterpaduan
Infrastruktur
PUPR
Pusat
Pengemban
1 1 0
4 gan 14 0 14 18 13 5 6 2 4 14 6 8 38 21 17 65 34 31
3 3
Kawasan
Strategis
Pusat
Pengemban
1 1 0
5 gan 14 5 9 28 10 18 6 1 5 7 3 4 41 14 27 68 32 36
3 3
Kawasan
Perkotaan
7 6 13 3
Total 1 71 7 64 54 85 12 20 35 19 16 206 86 120 347 162 185
0 9 9 2

22
Berdasarkan hasil analisis beban kerja, kebutuhan pegawai BPIW adalah 347 orang, sedangkan PNS yang
tersedia adalah sebanyak 162 orang, sehingga terdapat selisih sebanyak 185 orang.
Jumlah PNS BPIW yang pensiun dalam 4 tahun ke depan adalah sebanyak 19 orang. Pemenuhan selisih
kebutuhan pegawai tersebut akan diisi oleh tenaga non PNS (staf profesional) sebanyak 106 orang. Selain itu,
terdapat juga tenaga pendukung non PNS (pengemudi, pramubakti, satpam, dan tenaga pendukung lainnya)
sebanyak 87 orang.

Jumlah dan Persentase SDM Badan Pengembangan Infrastruktur


Wilayah menurut Status Kepegawaian (Struktural/Fungsional/Staf) dan
Jenis Kelamin, Tahun 2015

25.31
28.40
Struktural
2.47
Fungsional
Staf

Berdasarkan tabel di atas, komposisi Pegawai BPIW Kementerian PU menurut Status Kepegawaian
(Struktural/Fungsional/Staf) dan Jenis Kelamin adalah sbb: Jumlah terbesar pada status staf , yaitu sebesar 86
pegawai dengan perbandingan antara Laki-Laki sebesar 46 ( 28,40 % ) dan Perempuan sebesar 40 ( 24,69 % ).
Jumlah terkecil yaitu pada status kepegawaian fungsional , yaitu sebesar 8 pegawai, dengan perbandingan
antara Laki-Laki sebesar 4 pegawai ( 2,47 % ) dan Perempuan sebesar 4 ( 2,47 % )

23
Jumlah dan Persentase SDM Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah menurut Eselon dan Jenis Kelamin,
Tahun 2015 Tabel disamping menunjukkan bahwa
komposisi Pegawai BPIW Kementerian PU
menurut Eselon dan Jenis Kelamin adalah sbb :
1.39% 6.94% Jumlah terbesar pada eselon IV , yaitu sebesar
27.78% Eselon I
44 pegawai dengan perbandingan antara Laki-
22.22% Eselon II Laki sebesar 20 ( 27,78 % ) dan Perempuan
Eselon III sebesar 24 ( 33,33 % ). Jumlah terkecil yaitu
pada eselon 1 dengan jenis kelamin Laki-Laki (
Eselon IV
1,39 % )

Jumlah dan Persentase SDM Badan Pengembangan


Dari tabel disamping diketahui bahwa komposisi Infrastruktur Wilayah menurut Golongan dan Jenis
Pegawai BPIW Kementerian PU menurut Kelamin, Tahun 2015
Golongan dan Jenis Kelamin adalah sbb : Jumlah
terbesar pada Golongan III , yaitu sebesar 112
pegawai dengan perbandingan antara Laki-Laki
sebesar 53 ( 32,72 % ) dan Perempuan sebesar 59 Golongan II atau
( 36,42 % ). Jumlah terkecil pada Golongan II atau 14.20 9.26 kurang
Golongan III
kurang , yaitu sebesar 20 pegawai, dengan
perbandingan antara Laki-Laki sebesar 15 pegawai 32.72 Golongan IV
( 9,26 % ) dan Perempuan sebesar 5 ( 3,09 % )

24
Jumlah dan Persentase SDM Badan Pengembangan Berdasarkan table disamping, komposisi
Infrastruktur Wilayah menurut Pendidikan yang kepegawaian menurut satker dan jenis
Ditamatkan dan Jenis Kelamin, kelamin. Di Badan Pengembangan Infrastruktur
Tahun 2015 Wilayah terdapat 6 satker dengan seluruh
Kepala Satker berjenis kelamin laki-laki
10 15 SLTA atau kurang (37,5%). Terdapat 10 pegawai yang menjabat
2 D1-D3 sebagai PPK Pusat di lingkungan Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah dengan
35 D4/S1
29 proporsi laki-laki sebanyak 9 orang (56,25%)
S2 dan 1 orang PPK Pusat perempuan (6,25%).
S3

Adapun komposisi Pegawai BPIW Jumlah dan Persentase SDM Badan Pengembangan
Kementerian PU menurut Golongan dan Jenis Infrastruktur Wilayah menurut Satker dan Jenis
Kelamin seperti yang ditunjukkan adalah sbb : Kelamin, Tahun 2015
Jumlah terbesar pada Golongan III , yaitu
sebesar 112 pegawai dengan perbandingan
antara Laki-Laki sebesar 53 (32,72 %) dan 0 Kepala Satker Pusat
Perempuan sebesar 59 (36,42 %). Jumlah
6 Kepala Satker Daerah
terkecil pada Golongan II atau kurang , yaitu
sebesar 20 pegawai, dengan perbandingan 9 PPK Pusat
antara Laki-Laki sebesar 15 pegawai ( 9,26 % ) PPK Daerah
dan Perempuan sebesar 5 ( 3,09 % )
0

25
Kedepannya BPIW akan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan SDM baik dalam kuantitas mapun
kualitas sesuai kebutuhan kompetensi yang diharapkan oleh jabatan untuk mewujudkan target-target BPIW
melalui aktivitas-aktivitas kegiatan di dalam kegiatan dukungan manajemen sebagai berikut:
1) Peningkatan pengelolaan kelembagaan BPIW yang efektif, efisien, dan sinergis, yang meliputi:
a. Penyempurnaan tata hubungan kerja organisasi;
b. Penataan tugas, fungsi dan kewenangan, dan penataan hubungan kerja organisasi;
c. Penguatan sinergisitas unit kerja/perangkat baik di pusat maupun di daerah.
2) Penerapan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang transparan, kompetitif, dan berbasis merit, yang
meliputi:
a. Penerapan sistem perencanaan SDM berbasis kompetensi;
b. Penerapan sistem seleksi dan penempatan pegawai yang transparan, kompetitif, berbasis merit dan
ICT;
c. Penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi didukung oleh
efektifnya KASN;
d. Penerapan sistem manajemen kinerja pegawai; dan
e. Penerapan sistem informasi kepegawaian.

26
1.5 PROFIL ANGGARAN

Berdasarkan UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No.1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, dan UU No. 27 Tahun 2014 tentang APBN TA 2015, Alokasi
Anggaran untuk Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat adalah sebesar Rp 525.000.000.000 (Lima ratus dua puluh lima miliar
rupiah). Berikut ini merupakan pohon anggaran BPIW yang menunjukkan alokasi anggaran
untuk memenuhi program dan kegiatan BPIW Tahun 2015.

27
2
GAMBARAN UMUM
WILAYAH
PENGEMBANGAN
STRATEGIS DI INDONESIA
29
WPS Pulau Terluar

30
2.1
PROFIL WILAYAH PENGEMBANGAN
STRATEGIS DI INDONESIA

31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
2.2
ISU STRATEGIS KETERPADUAN
INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN
WILAYAH DI INDONESIA
Tahun 2015 merupakan awal tahun perencanaan jangka menengah, awal dari Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 2015-2019 maupun dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Secara lebih rinci, penjabaran isu-isu
strategis terkait dengan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) adalah sebagai berikut:

Disparitas antar wilayah relatif masih tinggi terutama antara Kawasan Barat Indonesia
(KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI)

Urbanisasi yang tinggi (meningkat 6 kali dalam 4 dekade) diikuti persoalan perkotaan
seperti urban sprawl dan penurunan kualitas lingkungan, pemenuhan kebutuhan dasar,
dan kawasan perdesaan sebagai hinterland belum maksimal dalam memasok produk
primer

Belum mantapnya konektivitas antara infrastruktur di darat dan laut, serta pengembangan
kota maritim/pantai

Pemanfaatan sumber daya yang belum optimal dalam mendukung kedaulatan pangan &
kemandirian energi

66
TANTANGAN
GLOBAL
Indeks Daya Saing Global
Indonesia (GCI)
Tahun Ranking
2010 – 2011 44
2011 – 2012 46
2012 - 2013 50
2013 - 2014 38
2014 - 2015 34
2015 - 2016 37

Indeks Daya Saing


Infrastruktur Indonesia Indonesia Malaysia Thailand Vietnam Phillipines
Infrastruktur 81 16 71 99 106
Tahun Ranking
Jalan 80 15 51 93 97
2010 – 2011 90 Kereta Api 43 13 78 48 84
2011 – 2012 82 Pelabuhan 82 16 52 76 103
2012 - 2013 92 Transportasi Udara 66 21 38 75 98
2013 - 2014 82 Listrik 86 36 36 87 89
2014 - 2015 56 Telepon Bergerak 49 24 36 28 76
2015 - 2016 62 Telepon Tetap 80 73 88 100 108

Sumber: The Global Competitiveness Report 2015-2016 (World Economic Forums)

67
PESAN NAWACITA (TERKAIT PUPR)

1 2 3 4
Mewujudkan Meningkatkan
Meningkatkan
Membangun dari kemandirian produktivitas
kualitas hidup
pinggiran untuk ekonomi rakyat dan daya
masyarakat
mengatasi (ketahanan saing bangsa
Indonesia melalui
kesenjangan antar pangan, melalui
penyediaan
daerah ketahanan air, dan peningkatan
infrastruktur dasar
ketahanan energi) konektivitas

68
3
KEBIJAKAN BADAN
PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR
WILAYAH 2015
69
KEBIJAKAN BADAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH 2015
Arah kebijakan utama pembangunan wilayah nasional difokuskan untuk mempercepat pemerataan
pembangunan antar wilayah. Oleh karena itu, diperlukan arah pengembangan wilayah yang dapat
mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah KTI dengan tetap menjaga momentum
pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera. Wilayah meliputi Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa
Tenggara, dan Papua.

Arah kebijakan tersebut meliputi beberapa aspek, yaitu;

1. Arah kebijakan pengembangan kawasan strategis. Arah kebijakannya adalah percepatan pengembangan
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama di luar Jawa (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan
Papua).

2. Arah kebijakan pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan. Arah kebijakannya adalah
pengembangan kawasan perkotaan difokuskan untuk membangun kota berkelanjutan dan berdaya saing
menuju masyarakat kota yang sejahtera. Sedangkan arah kebijakan pengembangan perdesaan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan
kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar serta pembangunan sarana dan prasarana desa.

3. Arah kebijakan peningkatan keterkaitan perkotaan dan perdesaan. Arah kebijakannya adalah
peningkatan keterkaitan desa-kota yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara perkotaan dan
perdesaan dengan menghubungkan keterkaitan fungsional antara pasar dan kawasan produksi.

4. Arah kebijakan pengembangan daerah tertinggal dan kawasan perbatasan. Arah kebijakannya adalah
untuk pengembangan daerah tertinggal difokuskan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar dan
kebutuhan pelayanan dasar publik, serta pengembangan perekonomian masyarakat. Pendekatan
pembangunan kawasan perbatasan dilakukan melalui pendekatan keamanan dan pendekatan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

70
5. Arah kebijakan penanggulangan bencana. Arah kebijakannya adalah mengurangi risiko bencana dan
meningkatkan ketangguhan menghadapi bencana.

6. Arah kebijakan pengembangan tata ruang wilayah nasional. Arah kebijakannya adalah pengembangan
struktur tata ruang dan pengembangan pola ruang.

7. Arah kebijakan dan strategi tata kelola Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Arah kebijakannya adalah
peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah; peningkatan kapasitas aparatur pemerintah
daerah; peningkatan kapasitas keuangan daerah; dan pelaksanaan Otonomi Khusus/Daerah Istimewa.

71
KEBIJAKAN BADAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH 2015
Dalam konteks pengembangan wilayah, untuk memudahkan pengelolaan di wilayah Indonesia yang sangat
luas, pengembangan wilayah dibagi menurut wilayah pulau/kepulauan. Wilayah dikelompokkan ke dalam
beberapa tipe pengembangan yang diistilahkan “Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)”. WPS melingkupi
kawasan perkotaan, kawasan industri, dan kawasan maritim berdasarkan pada tema atau potensi per pulau.
1) Pulau Sumatera. Tema besar pengembangan wilayah Pulau Sumatera adalah: pintu gerbang perdagangan
internasional; industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, timah, bauksit, & kaolin; lumbung energi
nasional, termasuk pengembangan energi terbarukan biomassa; hilirisasi komoditas batu bara; dan
percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan).
2) Pulau Jawa. Tema besar pengembangan wilayah Pulau Jawa adalah: sebagai lumbung pangan nasional;
sebagai salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia; sebagai pendorong sektor industri dan jasa
nasional; dan percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan).
3) Pulau Papua. Tema besar pada Wilayah Pulau Papua adalah: percepatan pengembangan industri
komoditas lokal perkebunan, peternakan, kehutanan; percepatan pengembangan ekonomi kemaritiman;
percepatan pengembangan hilirisasi industri pertambangan, migas & tembaga; penguatan kapasitas
kelembagaan pemerintahan daerah dan masyarakat; percepatan pengembangan pariwisata budaya dan
alam; peningkatan kawasan konservasi dan daya dukung lingkungan; dan pengembangan kawasan ekonomi
inklusif dan berkelanjutan berbasis wilayah kampung masyarakat adat.

72
KEBIJAKAN BADAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH 2015
4) Pulau Kalimantan. Tema besar pada pengembangan Wilayah Kalimantan adalah: mempertahankan fungsi
kalimantan sebagai paru-paru dunia; salah satu lumbung pangan nasional; pengembangan industri berbasis
komoditas kelapa sawit, dan karet; dan lumbung energi nasional dengan pengembangan hilirisasi komoditas
batu bara, bauksit, bijih besi, gas alam cair, pasir zirkon & pasir kuarsa.
5) Pulau Bali dan Nusa Tenggara. Tema Besar pada pengembangan Wilayah Bali adalah: sebagai lumbung
pangan nasional; sebagai salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia; sebagai pendorong sektor
industri dan jasa nasional; dan percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan). sedangkan
tema besar pada pengembangan wilayah nusa tenggara adalah: pintu gerbang pariwisata ekologis;
pengembangan industri perikanan, garam, dan rumput laut; pengembangan industri berbasis peternakan
sapi dan perkebunan jagung; dan pengembangan industri mangan, dan tembaga.
6) Kepulauan Maluku. Tema besar pada pengembangan Wilayah Maluku adalah: produsen makanan laut
dan lumbung ikan nasional; pengembangan industri berbasis komoditas perikanan; pengembangan industri
pengolahan berbasis nikel, dan tembaga; dan pariwisata bahari.
7) Pulau Sulawesi. Tema besar pada pengembangan Wilayah Sulawesi adalah: pengembangan industri
berbasis rotan, aspal, nikel, bijih besi & gas bumi; pintu gerbang perdagangan internasional & kawasan
timur; lumbung pangan nasional dengan pengembangan industri kakao, padi, dan jagung; pengembangan
industri berbasis logistik; dan percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui
pengembangan industri perikanan dan pariwisata bahari.

73
3.1
VISI DAN MISI
Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang Handal dalam Mendukung
Indonesia yang Berdaulat , Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong

Mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air termasuk sumber daya maritime untuk
mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan dan kedaulatan energi

Mempercepat pembangungan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas guna meningkatkan


produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik Nasional

Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk mendukung


layanan infrstruktur dasar yang layak

Mempercepat pembangunan infratsruktur PUPR secara terpadu dari pinggiran didukung industri
kontruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah

Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang PUPR yang meliputi SDM, wasdal,
kesekretariatan serta litbang.

74
PETA SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN PUPR
2015 – 2019
Harapan Stakeholders dan customer yang harus dipenuhi

Meningkatnya kehandalan infrastruktur PUPR dalam mewujudkan: ketahanan air, kedaulatan pangan, dan
kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan infrastruktur dasar; dan keterpaduan
pembangunan antardaerah antar sektor dan antar tingkat pemerintahan untuk mensejahterakan masyarakat

SS4. Meningkatnya
SS1. Meningkatnya keterpaduan SS2. Meningkatnya SS3. Meningkatnya dukungan layanan
pembangunan infrastruktur PUPR dukungan kedaulatan dukungan konektivitas infrastruktur dasar
antardaerah, antar sektor dan pangan dan bagi penguatan daya permukiman dan
antar tingkat pemerintahan kedaulatan energi perumahan
saing

Harapan stakeholders dan customers dapat dipenuhi melalui internal proses :

KETERPADUAN PERENCANAAN, PELAKSANAAN KEBIJKAN PENGAWASAN DAN


PEMROGRAMAN DAN PENGENDALIAN
PENGANGGARAN SS6. Meningkatnya SS7. Meningkatnya
Ketahanan air kemantapan jalan nasional SS10. Meningkatnya
SS5. Meningkatnya pengendalian dan
keterpaduan perencanaan, SS8. Meningkatnya kualitas dan pengawasan internal
pemrograman dan cakupan pelayanan infrastruktur
penganggaran permukiman di perkotaan dan
SS9. Meningkatnya perdesaan
penyediaan dan
pembiayaan SS11. Meningkatnya kapasitas dan
perumahan pengendalian kualitas konstruksi nasional

Untuk melaksanakan internal proses diperlukan :


SS13. Meningkatnya budaya SS14. Meningkatnya kualitas SS15. Meningkatnya regulasi
SS12. Meningkatnya SDM
organisasi yang berkinerja tinggi inovasi teknologi terapan dan layanan hukum, data dan
yang kompeten dan
dan berintegritas bidang PUPR informasi publik, serta sarana
berintegritas
dan prasarana

75
SASARAN OUTPUT
INFRASTRUKTUR PUPR
2015-2019

DUKUNGAN SEKTOR JALAN


• terhadap pembangunan 24 Pelabuhan baru
SEKTOR PERUMAHAN
• terhadap pelabuhan penyeberangan di 60
lokasi
1.000 km 2.650 km • terhadap restrukturisasi jaringan jalan perkotaan • Pembangunan Rumah Umum
• terhadap pembangunan jalan lingkar perkotaan di Tapak Layak Huni : 676.950
Konstruksi jalan bebas Pembangunan jalan
hambatan nasional Metropolitan dan kota besar unit
• terhadap 15 kawasan industri prioritas • Pembangunan Rumah Khusus :
• terhadap kawasan pariwisata pada 25 KSPN 50.000 unit
Pembangunan prioritas • Pembangunan Rumah Susun :
47.017 Jalan Strategis • terhadap pembangunan 15 Bandara baru 550.000 unit
km mendukung • terhadap intermoda dengan jalur KA • Bantuan Stimulan
pariwisata
Pemeliharaan jalan Pembangunan Rumah
nasional
Swadaya: 250.000 unit

pembangunan
1 juta Ha DUKUNGAN
65 waduk Irigasi Baru SEKTOR CIPTA KARYA

KONDISI TARGET
INDIKATOR AKHIR THN AKHIR THN
DUKUNGAN 67,52 m3/detik
3 juta Ha 2014 2019
SEKTOR Air Baku Rehabilitasi Irigasi
SUMBER [intake, jaringan, embung]
Akses Air Minum Layak 70 % 100 %
DAYA AIR
Pengendalian Banjir Kawasan permukiman
Pengamanan 38.431 Ha 0 ha
[normalisasi sungai, kanal kumuh perkotaan
banjir, bangunan pengendali abrasi pantai
banjir, dll]
500 Km
3 ribu Km Akses Sanitasi Layak 62 % 100 %

76
3.2
BISNIS PROSES BADAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH

Kerabat
Perencanaan dan
K/L lainnya, Pemda,
Pengembang, Industri, Pemrograman
Dunia Usaha Ditjen ABC+PP
dll

Pusat Pengembangan
Kawasan Strategis
Pusat Perencanaan Pusat
Menterpadukan Infrastruktur PUPR Pemrograman dan
pembangunan Evaluasi
infrastruktur wilayah Keterpaduan
Biro Perencanaan
dengan pengembangan Menterpadukan Infrastruktur PUPR
Anggaran dan
kawasan strategis rencana
Mensinkronkan KLN
pembangunan
program (Setjen)
infrastruktur PUPR
pembangunan PUPR
antar sektor,
Pusat Pengembangan baik fungsi, lokasi,
antarwilayah, antar
Kawasan Perkotaan besaran dan
tingkat pemerinthan
anggaran
Menterpadukan
pembangunan
infrastruktur dengan
kawasan di dalam SIB
perkotaan untuk Setjen
(Unit Fasilitasi
membentuk perkotaan Pengadaan Tanah)
Ditjen
cerdas

77
4
KEGIATAN BADAN
PENGEMBANGAN
INFRATSRUKTUR
WILAYAH TAHUN 2015
78
78
KEGIATAN BADAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH TAHUN 2015
Pada Tahun 2015, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah melaksanakan beberapa kegiatan yang
terdiri atas:

Satker Pusat Pemrograman dan


Satker Pusat Perencanaan Satker Pusat Pengembangan
Evaluasi Keterpaduan
Infrastruktur PUPR Kawasan Strategis
Infrastruktur PUPR

Satker Pengembangan Kawasan


Satker Pusat Pengembangan Merak – Bakauheni – Bandar
Satker Sekretariat BPIW
Kawasan Perkotaan Lampung – Palembang –Tanjung
Api-api (MBBPT)

79
1
PUSAT PERENCANAAN
INFRASTRUKTUR PEKERJAAN
UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT (PUPR)
80
PUSAT PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT (PUPR)
Pusat Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan kebijakan teknis, strategi, rencana strategis, analisis manfaat, serta rencana
keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
Untuk melaksanakan kebijakan Pusat Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
ditempuh program, sasaran, dan kegiatan sebagai berikut:

Program
Untuk mencapai kegiatan Pusat Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat maka perlu ditempuh program peningkatan kualitas perencanaan
keterpaduan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat berbasis
kewilayahan.

Kegiatan
Untuk melaksanakan sasaran yang telah dijabarkan di atas, Pusat Perencanaan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melaksanakan kegiatan, sebagai
berikut.

81
INDIKATOR KINERJA
SASARAN SUB SASARAN KEGIATAN
OUTPUT TARGET
Meningkatnya Meningkatnya Kebijakan dan strategi keterpaduan Jumlah dokumen rumusan kebijakan dan 5 tahun
keterpaduan keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah strategi keterpaduan pembangunan
perencanaan, perencanaan dan bidang PUPR antar sektor/ wilayah infrastruktur wilayah bidang PUPR antar
pemrograman dan pemrograman sektor/ wilayah yang disusun dan difasilitasi
penganggaran infrastruktur PUPR
Jumlah pedoman perencanaan dan 5 tahun
pengembangan infrastruktur terpadu
bidang PUPR yang disusun dan difasilitasi
penerapannya
Rencana jangka panjang dan Jumlah dokumen rencana strategis serta 5 tahun
rencana strategis pembangunan rumusan rencana jangka panjang dan
infrastruktur terpadu bidang PUPR menengah pembangunan infrastruktur
bidang PUPR yang disusun dan difasilitasi

Rencana induk dan rencana Jumlah dokumen rencana induk dan 5 tahun
pengembangan infrastruktur rencana pengembangan infrastruktur
bidang PUPR terpadu antarsektor, bidang PUPR terpadu antarsektor, antar
antar wilayah pengembangan wilayah pengembangan strategis,
strategis, antartingkat antartingkat pemerintahan, dan antarpulau
pemerintahan, dan antarpulau yang disusun dan difasilitasi
Layanan data dan informasi Jumlah laporan data dan informasi 5 tahun
pengembangan infrastruktur pengembangan infrastruktur terpadu
terpadu bidang pekerjaan umum bidang pekerjaan umum dan perumahan
dan perumahan rakyat rakyat yang disebarluaskan
Fasilitasi kerjasama regional dan Jumlah fasilitasi kerjasama regional dan 5 tahun
global yang dilaksanakan global yang dilaksanakan
Rekomendasi hasil analisis dampak Jumlah dokumen rekomendasi hasil analisis 5 tahun
dan manfaat keterpaduan kesesuaian dengan kebutuhan
pengembangan infrastruktur PUPR pengembangan infrastruktur PUPR
Program jangka panjang dan jangka Jumlah dokumen program jangka panjang 5 tahun
menengah keterpaduan yang telah dan jangka menengah keterpaduan
disinkronisasi pembangunan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan rakyat yang sinkron

Skema pembiayaan pengembangan Jumlah dokumen rumusan skema 5 tahun


yang disusun dan difasilitasi pembiayaan pengembangan yang disusun
dan difasilitasi
Layanan teknis terkait kebijakan Jumlah layanan teknis yang diaplikasikan 5 tahun
teknis perencanaan pengembangan oleh stakeholders
kawasan dan infrastruktur bidang
pekerjaan umum dan perumahan
rakyat
Rekomendasi hasil evaluasi Jumlah dokumen rekomendasi hasil evaluasi 5 tahun
keterpaduan perencanaan, keterpaduan pemrograman, penganggaran
pemrograman dan pengembangan dan pengembangan infrastruktur PUPR
infrastruktur PUPR dalam kawasan, dalam kawasan, antar kawasan, antar WPS
antar kawasan, antar WPS yang yang dilaksanakan
dilaksanakan

82
Struktur Organisasi Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR secara Lengkap dapat dilihat pada diagram
halaman berikut :

KEPALA PUSAT
PERENCANAAN
INFRASTRUKTUR PUPR

BAGIAN BIDANG PENYUSUNAN BIDANG BIDANG


ANGGARAN DAN RENCANA STRATEGIUS PERENCANAAN PERENCANAAN
UMUM DAN ANALISA MANFAAT INFRASTRUKTUR I INFRASTRUKTUR II

SUBBAGIAN SUBBIDANG SUBBIDANG SUBBIDANG


PROGRAM DAN PENYUSUNAN RENCANA KETERPADUAN ANTAR KETERPADUAN ANTAR
EVALUASI STRATEGIS SEKTOR I SEKTOR II

SUBBIDANG ANALISA SUBBIDANG SEBBIDANG


SUBBAGIAN UMUM MANFAAT DAN SKEMA KETERPADUAN ANTAR KETERPADUAN ANTAR
PEMBIAYAAN WILAYAH I WILAYAH II

83
Bagian
Anggaran dan
Umum

84
FASILITASI PENYUSUNAN PROGRAM ESELON II,
LAKIP, PK, E-MON, BUKU TAHUNAN
GAMBARAN UMUM pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur.
Tahun 2012 Kementerian PU telah memiliki Peraturan
Sehubungan dengan telah diterbitkannya Undang- Menteri PU Nomor 17 tahun 2012 tentang Pedoman
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Negera dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Pemerintah dan Penetapan Kinerja di Lingkungan
tentang Perbendaharaan Negara, terdapat perubahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
dalam mekanisme APBN mulai dari penyusunan Rakyat.
anggaran, maupun pada pelaksanaan anggaran.
Dalam perencanaan pembangunan, pendekatan yang Terbitnya Perpres 15 Tahun 2015 yang melahirkan
dikehendaki oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun struktur baru yang bernama Badan Pengembangan
2004, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan Infrastruktur Wilayah dan struktur dibawahnya
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 adalah menimbulkan kebutuhan akan sinergitas pengelolaan
penyusunan Program dan kegiatan yang disusun dan perencanaan program dan anggaran antar bidang
berbasis kinerja, kerangka pengeluaran jangka di tiap pusat. Sehingga dengan adanya kegiatan
menengah, dan penganggaran terpadu. Penyusunan Dokumen Perencaaan dan Pengelolaan
Program Anggaran Tahunan Pusat Perencanaan
Pusat Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dan Perumahan Rakyat, yang salah tugasnya adalah akan dapat memberikan arah, pantauan/monitoring
melaksanakan tugas pembuatan rumusan kebijakan pelaksanaan serta evaluasi terhadap kegiatan yang
pembangunan infrastruktur Kementerian PUPR. diselenggarakan oleh Pusat Perencanaan Infrastruktur
Sesuai dengan adanya amanat dalam Undang-Undang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Nomor 25 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa
setiap instansi menyiapkan rencana kerja yang Kegiatan ini dilaksanakan secara terintegrasi dari
berpedoman pada kebijakan pembangunan yang perencanaan hingga pelaporan, sehingga kegaiatan
telah disusun. swakelola ini berusaha melaksanakan proses
pelaksanaan anggaran dari penyusunan program
Inti dan tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan terutama program tahunan dengan output
dokumen LAKIP sendiri hakikatnya adalah untuk RKAKL/DIPA Satuan Kerja, kemudian akan diikuti
mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi proses penetapan kinerja, penyusunan buku tahunan
pemerintah. Akuntabilitas Kinerja tersebut menjadi sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, akan
salah satu prasyarat atas terciptanya pemerintahan dikendalikan dengan mekanisme e-monitoring dan
yang baik dan terpercaya. Dengan demikian setiap diakhiri dengan penyusunan Laporan Akuntabilitas
prosesnya harus tercermin dalam suatu sistem yang Kinerja Instansi Pemerintah.
menjadi siklus perencanaan, penganggaran,
pelaksanaaan, dan evaluasi kinerja melalui sistem

85
KURUN WAKTU PELAKSANAAN
Kurun waktu pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan
secara swakelola dalam jangka waktu 10 (sepuluh)
bulan.

PAGU
Kegiatan ini didanai dari sumber APBN murni yang
berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Satuan Kerja Pusat Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2015
sebesar Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah).

86
FASILITASI KEGIATAN SMM DAN KPI
GAMBARAN UMUM Umum.
Pusat Perencanaan Infrastruktur PU dan Perumahan
Sehubungan dengan telah diterbitkannya Elemen Rakyat memiliki kewajiban menerapkan SMM
yang ditetapkan dalam Reformasi Birokrasi sebagaimana yang ditetapkan dalam Permen PU No.
merupakan langkah-langkah yang terdapat dalam 04/PRT/M/2009 sebagai tindak lanjut tindakan nyata
standar Quality Management Sistem. Pada dasarnya melalui penyelenggaraan kegiatan yang berbasis
manajemen mutu dapat didefinisikan sebagai SMM. Pelaksanaan SMM menggunakan metode
suatu cara meningkatkan performance secara terus- PDCA (Plan-Do-Check-Act) sehingga harus senantiasa
menerus (continous performance improvement) melekat pada setiap pelaksaan kegiatan Unit Kerja
pada setiap tingkat operasi atau proses, dalam setiap Pusat Perencanaan Infrastruktur PU dan Perumahan
area fungsional dari suatu organisasi, dengan Rakyat.
menggunakan semua SDM dan modal yang tersedia.
Oleh sebab itu, Pusat Perencanaan Infrastruktur PU
ISO 8402 (Quality Vocabulary) mendefinisikan dan Perumahan Rakyat telah mulai mengembangkan
manajemen mutu sebagai semua aktivitas dari fungsi sistem manajemen mutu berdasarkan Permen PU No
manajemen secara keseluruhan yang menentukan 04/PRT/M/2010 sesuai tugas pokok dan fungsinya.
kebijaksanaan mutu, serta menerapkannya melalui Langkah-langkah yang telah ditempuh diantaranya
alat-alat seperti perencanaan mutu, pengendalian adalah penyusunan dokumen SMM wajib, pelatihan
mutu, jaminan mutu, dan peningkatan mutu. SMM, pengendalian dokumen, pengendalian
Tanggung jawab untuk manajemen mutu ada pada rekaman, validasi dokumen SMM, serta penyusunan
semua tingkat manajemen, tetapi harus dikendalikan sasaran mutu.
oleh manajemen puncak (top management), dan
pendampingan pelaksanaannya harus melibatkan Dalam pengembangan dan implementasi
semua anggota organisasi. selanjutnya, untuk mewujudkan terselenggaranya
kegiatan - kegiatan yang baik, berbasis kinerja,
Sistem manajemen mutu adalah sistem yang transparan dan akuntabel, Pusat Perencanaan
digunakan untuk menetapkan Kebijakan (pernyataan Infrastruktur PU dan Perumahan Rakyat perlu
resmi oleh manajemen puncak berkaitan dengan untuk senantiasa menerapkan, mengevaluasi dan
perhatian dan arah organisasinya di bidang mutu) memperbaiki sistem manajemen mutunya sepanjang
dan sasaran mutu (segala sesuatu yang terkait Unit Kerja ini beroperasi. Oleh sebab itu pelaksanaan
dengan mutu dan dijadikan sasaran atau target SMM Pusat Perencanaan Infrastruktur PU dan
pencapaian dengan menetapkan ukuran atau kriteria Perumahan Rakyat perlu dilakukan melalui langkah-
pencapainnya). langkah pendampingan, fasilitasi dan sosialisasi guna
Seiring dengan tuntutan perubahan dan orientasi memastikan bahwa sistem manajemen mutu benar-
pada pelayanan pelanggan, Kementerian Pekerjaan benar diterapkan dan ampuh untuk membawa unit
Umum telah berupaya mengantisipasi dengan Kerja Pusat Perencanaan Infrastruktur PU dan
menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat mencapai tata kelola
No. 04/PRT/M/ 2009 yang mengatur pelaksanaan pemerintahan yang baik (Good Governance).
sistem manajemen mutu ditingkat Unit Kerja dan
Unit Pelaksana, di lingkungan Kementerian Pekerjaan

87
KURUN WAKTU PELAKSANAAN
Kurun waktu pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan
secara swakelola dalam jangka waktu 10 (sepuluh)
bulan.

PAGU
Kegiatan ini didanai dari sumber APBN murni yang
berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Satuan Kerja Pusat Perencanaan Infrastruktur PU dan
Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp.
400.00.000,- (Empat Ratus Juta Rupiah).

88
Bidang
Penyusunan
Rencana
Strategis dan
Analisis Manfaat

89
Finalisasi dan Sosialisasi
Renstra Kementerian PUPR
2015-2019
LATAR BELAKANG Perubahan organisasi Kementerian PUPR secara
signifikan juga berpengaruh terhadap pengambilan
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 Tentang kebijakan perencanaan penyelenggaraan
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional infrastruktur PUPR khususnya dengan bertambahnya
mengamanatkan setiap Kementerian/Lembaga portofolio kementerian yaitu sektor perumahan
untuk menyusun Rencana Strategis lima tahunan. rakyat dan berkurangnya bidang penataan ruang.
Renstra Kementerian PU 2015 – 2019 memuat visi, Untuk mengisi gap perencanaan penyelenggaraan
misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan infrastruktur PUPR telah dibentuk suatu Badan
kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah yang tugas
fungsi kementerian, serta pendanaannya yang utamanya adalah melaksanakan penyusunan
menjadi dasar penggunaan APBN. Renstra K/L kebijakan teknis dan strategi keterpaduan antara
bersifat indikatif dan berpedoman pada RPJMN dan pengembangan kawasan dengan infrastruktur
pedoman penyusunan Renstra yang dikeluarkan oleh pekerjaan umum dan perumahan rakyat Badan
Bappenas. Arah kebijakan dan strategi serta target Pengembangan Infrastruktur Wilayah diharapkan
nasional sebagai penjabaran NAWACITA telah mampu mewujudkan keterpaduan penyelenggaraan
ditetapkan dalam Perpres No. 2 tahun 2015 tentang infrastruktur PUPR dengan pengembangan kawasan
RPJMN 2015-2019 yang memuat secara umum yaitu yang melibatkan lintas wilayah dan lintas sektor.
agenda pembangunan nasional, agenda
pembangunan bidang dan agenda pembangunan Untuk mewujudkan keterpaduan tersebut,
wilayah yang perlu segera dijabarkan ke dalam penyusunan renstra mengacu kepada arahan RPJMN
Renstra K/L sesuai dengan tugas dan fungsinya. khususnya yang terkait dengan pengembangan
infrastruktur berbasis rencana tata ruang kawasan
Dengan berubahnya struktur organisasi Kementerian (Pulau, Kawasan Strategis Nasional, Kawasan
PU yang kemudian digabungkan dengan Perkotaan). Dengan demikian selain memuat
Kementerian Perumahan Rakyat sebagaimana substansi perencanaan dan pemrograman renstra
tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 15 tahun PUPR juga akan memuat arahan lokasi pembangunan
2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan infrastruktur (berupa peta pembangunan
Perumahan Rakyat, beberapa perubahan signifikan infrastrukur berdasarkan rencana tata ruang) sebagai
juga perlu dilakukan seperti perubahan tugas pokok upaya mewujudkan keterpaduan penyelenggaraan
dan fungsi Kementerian, kondisi lingkungan, isu-isu infrastruktur dan pembangunan kawasan.
strategis, serta arah kebijakan dalam rangka
mendukung pencapaian agenda nasional yang
tercantum dalam Nawacita.

90
MAKSUD
Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi Renstra
Kementerian PUPR 2015-2019 ini dimaksudkan
untuk memfinalkan, melegalkan dan
mensosialisasikan Renstra Kementerian PU-PR 2015
– 2019 sebagai penjabaran RPJMN 2015-2019.

TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah:
• Mensinkronkan draft Renstra PUPR 2015-2019
dengan RPJMN 2015-2019 tekait dengan
substansi dan sasaran target pembangunan
nasional yang harus didukung.
• Memproses Permen PUPR terkait dengan
legalisasi Renstra PUPR.

OUTPUT
Keluaran dari kegiatan ini meliputi:
• Buku Rencana Strategis Kementerian PUPR tahun
2015-2019
• Peraturan Menteri PUPR tentan Renstra
• Laporan Sosialisasi Renstra Kementerian PUPR
2015-2019
• Laporan Pelaksanaan Kegiatan Finalisasi dan
Sosialisasi Renstra Kementerian PUPR 2015-2019

91
Penyusunan Rencana
Program (Renstra) BPIW
2015-2019
LATAR BELAKANG 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan
Rencana Strategis K/L 2015 – 2019, Program adalah
Tahun 2015 merupakan tahun dalam periode baru penjabaran kebijakan sesuai visi dan misi K/L yang
perencanaan jangka menengah nasional (RPJMN) rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi eselon I
2015 – 2019 yang juga sekaligus tahun permulaan atau unit K/L yang berisi kegiatan untuk mencapai
bagi perencanaan turunannya yaitu perencanaan hasil dengan indikator kinerja yang terukur.
jangka menengah 2015 – 2019 di tingkat K/L (Renstra Dengan mengacu pada Pedoman Renstra K/L,
K/L) khususnya Kementerian PUPR. Program dan Rencana Strategis merupakan rencana lima tahunan
kegiatan yang tercantum dalam Renstra Kementerian yang berada pada Kementerian/Lembaga. Di dalam
PUPR 2015 – 2019 perlu dijabarkan ke dalam UU SPPN No.25 tahun 2004, tidak ada keharusan
tingkatan di bawahnya untuk mencapai target-target menyusun Rencana Strategis di level Eselon I, namun
Kementerian PUPR dan juga target-target nasional. demikian jika dikaitkan dengan Sistem Akuntabilitas
Peraturan Presiden No.15 tahun 2015 tentang Kinerja Instansi Pemerintah, pada Perpres 29 tahun
Kementerian PUPR yang berisi tugas dan fungsi 2014 tentang SAKIP diamanatkan penyelenggaraan
Kementerian PUPR beserta pembagian struktur SAKIP dilaksanakan berjenjang pada tingkatan K/L
organisasi hingga unit Eselon I menjadi tolok ukur hingga satuan kerjayang meliputi siklus: rencana
pembentukan Badan Pengembangan Infrastruktur strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja,
Wilayah (BPIW). Sebagai salah satu unit kerja Eselon I pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja, dan
yang berada di bawah dan bertanggung jawab evaluasi kinerja. Dengan begitu, mengacu pada
langsung kepada Menteri, BPIW mempunyai tugas peraturan ini, tiap Eselon I perlu membuat rencana
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan strategis atau rencana program.
strategi keterpaduan antara pengembangan kawasan Rencana Program BPIW 2015 – 2019, juga merupakan
dengan infrastruktur PUPR. Selain itu juga mengacudokumen yang harus menjadi acuan pemrograman
pada Renstra K/L periode 2015 – 2019 serta RPJMN dan penganggaran di lingkungan BPIW selain memuat
2015 – 2019. kegiatan dan target BPIW juga berisi arah kebijakan
Sebagai salah satu unit kerja Eselon I, BPIW dan strategi pengembangan infastruktur wilayah
menjalankan salah satu program Kementerian PUPR, selama lima tahun ke depan.
yaitu Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah.
Dalam Permen PPN/Kepala Bappenas No. 5 tahun

92
MAKSUD • Melakukan diskusi/workshop dengan pihak
terkait untuk menjaring masukan-masukan baik
Menyusun Rencana Program (Renstra) Badan substansi maupun target-terget sasaran.
Pengembangan Infrastruktur Wilayah. • Merumuskan kebijakan dan strategi termasuk
target dan pendanaan penyelenggaraan
infrastruktur PUPR 2015-2025 dalam rangka
TUJUAN mendukung pencapaian target-target
Kementerian PUPR.
• Merumuskan kebijakan dan strategi termasuk • Menyusun narasi dan target-target yang
target dan pendanaan BPIW 2015-2019 dituangkan dalam bentuk buku Rencana Program
berdasarkan gap antara kondisi eksisting, dengan (Renstra) BPIW 2015-2019 sebagai penjabaran
amanat peraturan dan per-uu-an serta Renstra PUPR.
lingkungan strategis. • Membuat dan memproses Surat keputusan untuk
• Menyusun Buku Rencana Program (Renstra) legalisasi Rencana Program (Renstra) BPIW
BPIW 2015-2019 yang memuat narasi, sasaran sampai dengan ditanda tangani Kepala BPI
dan pendanaan yang mengacu pada Renstra • Membuat Laporan pekerjaan berupa laporan
PUPR. pendahuluan dan laporan akhir
• Melegalkan Rencana Program (Renstra) BPIW • Mencetak Buku rencana program (Renstra) BPIW
tahun 2015 – 2019 dengan Surat Keputusan tahun 2015-2019.
pejabat yang berwenang.

OUTPUT
• Identifikasi terhadap peraturan perundang-
undangan (termasuk Renstra PUPR 2015-2019)
yang terkait pengembangan infrastruktur
wilayah.
• Identifikasi kondisi eksisting, dukungan sumber
daya dan lingkungan strategis yang terkait
dengan pengembangan infarstruktur wilayah
terutama infrastruktur PUPR.
• Menganalisis gap antara kondisi eksisting yang
dikaitkan dengan amanat peraturan dan per-uu-
an, dukungan sumber daya serta perubahan
lingkungan strategis yang akan dihadapi sebagai
basis penyusunan jakstra dan target-target
pembangunan BPIW tahun 2015-2019.

93
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM (RENSTRA) BPIW 2015-2019

94
Bidang
Perencanaan
Infrastruktur I

95
Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur
PUPR Pulau Jawa-Bali
LATAR BELAKANG ketersediaan infrastruktur yang memadai mampu
memicu perkembangan ekonomi. Pada intinya
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 adalah infrastruktur memegang peranan vital dalam
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, pada aktivitas ekonomi masyarakat. Di Pulau Jawa-Bali
Pasal 97 ayat (1) menyatakan bahwa program sendiri, infrastruktur dasar yang ada memang relatif
pemanfaatan ruang meliputi beberapa program fisik lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi
dan nonfisik, termasuk di dalamnya program infrastruktur di pulau lain. Namun, apabila dilihat
pembangunan sektoral dan wilayah. Sesuai dengan berdasarkan jumlah penduduk serta kebutuhannya,
asas pelaksanaan penataan ruang yang di antaranya infrastruktur di pulau ini masih dinilai kurang
adalah asas keterpaduan, keselarasan, dan memadai dan belum terintegrasi secara lintas sektor.
keberlanjutan, maka dalam rangka pelaksanaan
program pemanfaatan ruang berdasarkan asas-asas Beberapa sektor infrastruktur pada hakikatnya sudah
penataan ruang tersebut perlu disusun rencana memiliki Rencana Induk Sektoral, yang berisi kondisi,
induk masing-masing sektor di setiap wilayah arah kebijakan, dan rencana pengembangan masing-
sebagai acuan pelaksanaan pembangunan fisik, masing sektor. Misalnya, Rencana Induk Jaringan
sesuai dengan yang tercantum pada Pasal 98 ayat (3) Jalan telah disusun, meliputi seluruh wilayah
dan (4) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun Indonesia. Untuk mencapai integrasi perencanaan
2010. lintas sektor dan integrasi antara sektor dengan
aspek spasial, diperlukan suatu Rencana Induk
Secara umum, Pulau Jawa-Bali memiliki kondisi yang Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Jawa-Bali
lebih baik di bidang ekonomi dan sosial apabila yang lebih komprehensif. Integrasi ini diharapkan
dibandingkan dengan pulau lainnya di Indonesia. Hal dapat menciptakan efisiensi dalam pembangunan
ini menjadi nilai potensial Pulau Jawa-Bali untuk infrastruktur, khususnya infrastruktur bidang PUPR.
berkembang dalam rantai nilai dari ekonomi berbasis
manufaktur ke jasa. Selain itu, Pulau Jawa-Bali MAKSUD DAN TUJUAN
merupakan pilar dan center of gravity perekonomian
nasional, sehingga tidak mengherankan bila aktivitas Kegiatan ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya
perekonomian di Pulau Jawa-Bali berkembang untuk mendukung percepatan pembangunan Pulau
sangat pesat, khususnya di sektor industri dan jasa Jawa-Bali melalui penyusunan rencana infrastruktur
nasional serta pariwisata. yang terintegrasi, khususnya infrastruktur PUPR.
Sementara itu, tujuannya adalah untuk menyusun
Kegiatan ekonomi yang tinggi menuntut suatu Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR
daerah untuk dapat menyediakan infrastruktur Pulau Jawa-Bali.
memadai yang mampu mendukung kelancaran
aktivitas atau dapat pula berlaku sebaliknya, dimana

96
DOKUMENTASI KEGIATAN DAN PRODUK AKHIR RENCANA INDUK

97
Penyusunan Rencana
Induk Infrastruktur PUPR
Pulau Sumatera
LATAR BELAKANG Sumber daya alam yang terkandung di dalamnya
memiliki nilai ekonomi tinggi sehingga
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 pengembangannya sangat cocok untuk sektor
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, pada perindustrian dan perdagangan. Potensi wilayahnya
Pasal 97 ayat (1) menyatakan bahwa program yang sudah terkenal antara lain kelapa sawit,
pemanfaatan ruang meliputi beberapa program fisik tembakau, minyak bumi, timah, bauksit, batu bara,
dan nonfisik, termasuk di dalamnya program dan gas alam. Hal ini menjadi daya tarik bagi para
pembangunan sektoral dan wilayah. Sesuai dengan investor, baik lokal maupun mancanegara, untuk
asas pelaksanaan penataan ruang yang di antaranya menanamkan modalnya di pulau ini.
adalah asas keterpaduan, keselarasan, dan
keberlanjutan, maka dalam rangka pelaksanaan Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur Pulau
program pemanfaatan ruang berdasarkan asas-asas Sumatera dilakukan dalam rangka mendukung
penataan ruang tersebut perlu disusun rencana pengembangan kawasan strategis, kawasan
induk masing-masing sektor di setiap wilayah perkotaan, dan kawasan lainnya. Pengembangan
sebagai acuan pelaksanaan pembangunan fisik, kawasan yang akan didukung antara lain Kawasan
sesuai dengan yang tercantum pada Pasal 98 ayat (3) Binjai-Medan-Pekanbaru-Dumai, serta Kawasan
dan (4) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-
2010. Tanjung Api-Api (MBBPT), yang termasuk di
Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau dalamnya terdapat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
terbesar di Indonesia dengan luas sekitar 443.065,8 Sei Mangkei dan Tanjung Api-Api.
km2 dan merupakan pulau dengan perkembangan
ekonomi terpesat kedua setelah Pulau Jawa. MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan ekonomi yang cukup pesat di pulau ini
didukung oleh potensi sumber daya alam wilayahnya Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung
yang melimpah serta lokasinya yang sangat strategis. keterpaduan pembangunan Pulau Sumatera melalui
Terletak di ujung barat wilayah kesatuan Indonesia penyusunan rencana infrastruktur yang terintegrasi,
yang berbatasan dengan Selat Malaka, Selat Sunda, khususnya infrastruktur PUPR. Sementara itu,
dan Samudera Hindia, Pulau Sumatera memiliki tujuannya adalah untuk menyusun Rencana Induk
akses yang sangat baik sehingga menjadi gerbang Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Sumatera.
utama Indonesia di bagian barat.

98
DOKUMENTASI KEGIATAN DAN OUTPUT PENYUSUNAN RENCANA INDUK

99
Penyusunan Rencana Aksi Keterpaduan Lintas
Sektor Untuk Kedaulatan Pangan, Ketahanan Air,
dan Ketahanan Energi
LATAR BELAKANG mengubah pola konsumsi masyarakat sehingga
masyarakat akan mengkonsumsi lebih banyak
Untuk mewujudkan Indonesia yang berdikari jenis pangan yang tetap bergizi.
dalam ekonomi, di dalam nawacita telah Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang
diamanatkan untuk melaksanakan program masih dialami oleh lintas sektor dalam
ketahanan energi, ketahanan air dan ketahanan mendukung kedaulatan pangan, ketahanan air
pangan yang berbasis kepentingan nasional. dan ketahanan energi, dukungan Kapasitas,
Seperti yang telah diketahui, infrastruktur pendanaan, dan keterpaduan lintas sektor
berperan penting dalam pergerakan (kelembagaan) pada infrastruktur pekerjaan
pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan umum dan perumahan rakyat dirasakan dapat
pembangunan infrastruktur yang efektif dan menjadi salah satu pendukung dalam upaya
memiliki manfaat yang tinggi, diharapkan dapat terwujudnya program kedaulatan pangan,
meningkatkan ketahanan energi, ketahanan air ketahanan air dan ketahanan energi. Oleh karena
dan ketahanan pangan. itu perlu dilakukan penyusunan rencana aksi
Berkaitan dengan program ketahanan energi, pengembangan infrastruktur wilayah yang
bentuk dukungan yang dapat dilakukan oleh memperhatikan keterpaduan Lintas Sektor dalam
infrastruktur wilayah dalam mewujudkan rangka mendukung Kedaulatan Pangan,
program ketahanan energi, dapat dilakukan Ketahanan Air dan Ketahanan Energi berbasis
melalui pembangunan infrastruktur seperti kawasan sebagaimana yang telah diamanatkan
bendungan yang memanfaatkan air sebagai dalam RPJMN 2015-2019.
energi terbarukan. Dalam hal ketahanan air,
diketahui bahwa selama dekade terakhir, MAKSUD DAN TUJUAN
Indonesia dihadapkan pada peningkatan isu yang
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyusun
terkait dengan buruknya pengelolaan sumber
rencana aksi pengembangan infrastruktur wilayah
daya air. Hal-hal yang paling nyata adalah
dalam rangka mendukung program ketahanan
ancaman banjir, baik di perkotaan maupun
energi, ketahanan air dan ketahanan pangan
perdesaan, serta ancaman ketahanan air di
berbasis kawasan. Sementara itu, tujuannya
daerah yang memiliki sumber daya air terbatas.
adalah untuk melakukan telaahan terhadap peran
Pada ketahanan pangan, diketahui bahwa pola
infrastruktur wilayah dalam rangka mendukung
makan penduduk Indonesia yang masih sangat
program ketahanan energi, ketahanan air dan
bergantung pada nasi masih menjadi fenomena
ketahanan pangan serta merumuskan sasaran-
yang belum bisa ditinggalkan, sehingga muncul
sasaran rencana aksi pengembangan infrastruktur
Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 tentang
wilayah dalam rangka mendukung program
Ketahanan Pangan yang mengamanatkan bahwa
ketahanan energi, ketahanan air dan ketahanan
perlunya dilakukan penganekaragaman pangan
pangan.
(diversifikasi pangan) yang dimaksudkan untuk

100
DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN OUPUT PENYUSUNAN RENCANA AKSI

101
Penyusunan Rencana Aksi Keterpaduan Lintas
Sektor Untuk Mendukung Konektivitas Nasional
Dalam Pengembangan Kawasan Perbatasan dan
Terisolir
LATAR BELAKANG kawasan perbatasan masih belum diprioritaskan.
Dalam rangka mengamankan kawasan perbatasan
Penguatan konektivitas nasional merupakan salah serta membuka akses untuk kawasan terisolir,
satu strategi yang ditetapkan dalam rangka maka perlu disusun suatu skenario atau Rencana
percepatan dan perluasan pembangunan Aksi Keterpaduan Lintas Sektor Untuk Mendukung
ekonomi nasional. Dalam strategi tersebut, Konektivitas Nasional dalam Pengembangan
terdapat tiga prinsip konsep konektivitas. Konsep Kawasan Perbatasan dan Terisolir.
pertama yaitu memaksimalkan pertumbuhan
melalui kesatuan kawasan, bukan keseragaman
(inclusive development) dengan menghubungkan MAKSUD DAN TUJUAN
pusat-pusat pertumbuhan. Konsep kedua,
memperluas pertumbuhan melalui konektivitas Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk
wilayah-wilayah melalui inter-moda supply chain mendukung penguatan konektivitas nasional
system yang menghubungkan hinterland dan yang dalam membuka aksesibilitas pada kawasan
tertinggal dengan pusat-pusat pertumbuhan. perbatasan dan terisolir. Sementara itu tujuan
Ketiga, mencapai pertumbuhan inklusif dengan dari kegiatan ini adalah melakukan penyusunan
menghubungkan daerah terpencil dengan rencana aksi keterpaduan lintas sektor bidang
infrastruktur dan pelayanan dasar dalam PUPR dalam mendukung penguatan konektivitas
mendapatkan manfaat pembangunan. nasional dalam pengembangan kawasan
perbatasan dan terisolir.
Selama beberapa puluh tahun ke belakang
masalah perbatasan masih belum mendapat
perhatian yang cukup dari pemerintah. Hal ini
tercermin dari kebijakan pembangunan yang
kurang memperhatikan kawasan perbatasan dan
lebih mengarah kepada wilayah-wilayah yang
padat penduduk, aksesnya mudah, dan potensial,
sedangkan kebijakan pembangunan bagi daerah-
daerah terpencil, terisolir dan tertinggal seperti

102
DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN OUPUT PENYUSUNAN RENCANA AKSI

103
Bidang
Perencanaan
Infrastruktur II

104
ARAHAN PEDOMAN
PERENCANAAN DAN
PENILAIAN ESTETIKA
INFRASTRUKTUR
GAMBARAN UMUM
Infrastruktur merupakan investasi pada sektor publik
yang bersifat “massive”, dan secara fisik akan menjadi
pemandangan visual yang terlihat oleh masyarakat
selama minimal 50 tahun atau 100 tahun ke depan.
Sehingga menjadi sangat penting untuk mulai
memberikan peran bagi estetika infrastruktur sebagai
salah satu tantangan yang cukup strategis dalam
meningkatkan standar pelayanan infrastruktur PUPR,
dan sebagai komponen pendorong pertumbuhan
wilayah dan perkotaan yang sehat secara sosial,
ekonomi, lingkungan dan berkelanjutan.

105
ESTETIKA DALAM INFRASTRUKTUR PUPR Sehingga buku pedoman ini akan menjadi acuan
dalam memahami estetika infrastruktur.
Pada dasarnya, belum ada kebijakan setara undang-
undang yang secara eksplisit mengatur tentang POTENSI ESTETIKA INFRASTRUKTUR DI
penataan estetika infrastruktur. Estetika baru INDONESIA
dinyatakan dalam Persyaratan Teknis Jalan dan
Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di
Kriteria Perencanaan Teknis Jalan yang menyebutkan
jalur cincin api pasifik. Hal ini menyebabkan
bahwa lokasi dan bangunan jembatan
Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat kaya
penyeberangan pejalan kaki harus sesuai dengan
akan asset bentang alam yang indah dengan
kebutuhan pejalan kaki dan estetika (Permen PU
banyaknya gunung, dataran tinggi pegunungan,
19/PRT/M/2011 pasal 26). Dan unsur estetika juga
perbukitan, sungai, lembah, danau, laut, dan pantai.
menjadi pertimbangan di dalam Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (Permen PU Dengan topologi lansekap yang indah pengembangan
06/PRT/M/2007). Di dalam pedoman RTBL infrastruktur di daerah-daerah tersebut
disebutkan prinsip penataan fisik/non fisik, dimana mempertimbangkan estetika dalam perancangan dan
salah satunya adalah penataan estetika, karakter dan pembangunannya. Hal ini juga bertujuan untuk
citra (image) kawasan. Dalam lingkup bidang Sumber memaksimalkan keindahan alam dan potensi wisata
Daya Air dan Perumahan masih belum ada kebijakan di daerah tersebut.
yang menyinggung mengenai peran estetika.

Sumber: Hasil studi Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR, 2015

106
STRATEGI PERENCANAAN ESTETIKA SISTEM PENILAIAN DAN SIMULASI
INFRASTRUKTUR PENILAIAN

Perlunya Estetika Infrastruktur diklasifikasikan Simulasi Penilaian Estetika Infrastruktur


menurut Tipologi elemen pembentuk karakter merupakan metode untuk mengevaluasi capaian
dan identitas wilayah/kota. Diperlukan klasifikasi kinerja berdasarkan indikator dan kriteria-kriteria
estetika infrastruktur yang lebih implementatif dalam meningkatkan kualitas estetika pada
dengan mempertimbangkan leading sector yang infrastruktur PUPR.
jelas dari satminkal PUPR, sehingga penilaian
estetika infrastruktur yang dilakukan nantinya
dapat lebih jelas dikur capaian, target serta
kinerjanya pada sektor masing-masing. Dari
penggabungan antara sifat-sifat yang berbeda dari
elemen-elemen dasar pembentuk karakter
wilayah/kota dan leading sector terkait satminkal
PUPR, maka diperoleh 8 (delapan) tipologi
estetika infrastruktur sebagai berikut:
1. Estetika pada Jalan Nasional/Jalan Natar
Kota/Wilayah;
2. Estetika pada Rest Area jalan nasional;
3. Estetika pada Jalan dalam kota;
4. Estetika pada Infrastruktur Landmark;
5. Estetika pada Infrastruktur Taman
Nasional/Wisata;
6. Estetika pada Infrastruktur Tepian
Air/waterfont;
7. Estetika pada Taman Kota;
8. Estetika pada Lingkungan Perumahan.

107
108
Simulasi Penilaian: Kota Ambon

Sumber: Hasil studi pusat perencanaan infrastruktur PUPR, 2015

Simulasi penilaian dilaksanakan di Kota Ambon dengan menitikberatkan pada dua tipologi estetika
pembentuk infrastruktur, yaitu: Estetika infrastruktur landmark dan taman kota. Kedua sistem penilaian
disimulasikan terhadap Jembatan Merah Putih dan Taman Christina Martha Tiahahu.

109
Hasil Penilaian dari simulasi di Kota Ambon

Dari hasil penilaian/simulasi di Kota Ambon terhadap dua tipologi estetika pembentuk infrastruktur
(infrastruktur landmark dan taman kota), maka dihasilkan score (prosentase) pada zona yang mempunyai
visual significance, baik yang berada pada dataran tinggi, dataran rendah, koridor, maupun yang
berpotensi sebagai high point visual significance.

110
KETERPADUAN PERENCANAAN PERUMAHAN/PERMUKIMAN
DENGAN PERENCANAAN JALAN LINGKAR LUAR PERKOTAAN

GAMBARAN UMUM
Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di kawasan-kawasan
perkotaan, baik disebabkan oleh pertumbuhan alami maupun
urbanisasi, berdampak pada permintaan yang terus meningkat
terhadap infrastruktur dasar, termasuk perumahan/permukiman.
Meskipun pertumbuhan kawasan-kawasan perumahan perkotaan
terus mengalami lonjakan, namun pada kenyataannya backlog
perumahan masih terus meningkat. Sektor properti, khususnya
perumahan, menjadi sektor yang sangat diminati oleh investor
akhir-akhir ini, dan diperkirakan bahwa sektor ini masih akan terus
meningkat pada 5-10 tahun mendatang. Dengan banyaknya
kawasan-kawasan perumahan maupun permukiman baru di sekitar
jalan lingkar menimbulkan dampak meningkatnya mobilitas
penduduk.
Kurangnya penataan terhadap tata ruang perkotaan terutama
adanya peningkatan pembangunan perumahan dan permukiman
secara sporadis, yang kecendurangannya mengikuti pembangunan
jaringan jalan lingkar perkotaan menyebabkan terjadi peningkatan
beban jaringan jalan. Maka dari itu perlu adanya keterpaduan
perencanaan lintas sektoral (infrastruktur jalan,
perumahan/permukiman, transportasi) melibatkan institusi
pemerintah di Pusat dan Daerah, pengembang, dan investor dengan
perencanaan jalan lingkar luar.

Dok. Kementerian PUPR, Tahun 2015

111
Gambar 1.
Perkembangan Perumahan / permukiman dapat
menjadi sangat luas.

Gambar 2.
Jalan arteri primer melintasi perkotaan sebelum
adanya Jalan Lingkar.

Gambar 3.
Jalan lingkar luar dibuat untuk menggantikan fungsi
jalan arteri. Dan akibat dari pembangunan maka
pengembangan wilayah menjadi bersifat menyebar ke
daerah pingiran kota juga.

112
113
PERUMUSAN TIPOLOGI MASALAH

1) Masalah persiapan pembangunan jalan lingkar yang paling sering dijumpai adalah masalah
pembebasan lahan. Karena dana pemerintah yang terbatas biasanya proses pembebasan lahan
tidak dapat dilakukan sekaligus. Sering kali proses pembebasan lahan berkejaran dengan
pertumbuhan permukiman. Itu sebabnya dibeberapa tempat ada jalan lingkar yang masih terputus.
Masalah lain adalah apabila jalan lingkar yang akan dibangun sebagian trasenya merupakan jalan
perkotaan yang sudah padat penduduknya. Biasanya akan sulit untuk mengubah standar ukuran dan
kemantapan jalan lama menyamai jalan lingkar yang baru.
2) Masalah ketidaktaatan dan inkonsistensi terhadap regulasi. Banyak masalah jalan lingkar yang
muncul dikarenakan tidak taat azas terhadap aturan hirarki jalan. Sebagai jalan arteri primer maka
idealnya jalan lingkar dibuat sebagai jalan Tol tetapi di sebagian besar daerah, jalan lingkar adalah
bukan jalan Tol. Jalan lingkar non-Tol inilah yang banyak bermasalah karena berhubungan langsung
dengan perumahan/permukiman penduduk. Disamping itu, pesatnya pertumbuhan
perumahan/permukiman dan aktivitas di samping jalan lingkar menyebabkan munculnya banyak
hambatan samping dan pelanggaran Garis Sepadan Jalan.

114
3) Masalah penataan ruang dan perkembangan wilayah perkotaan. Pembangunan jalan lingkar biasanya
diikuti dengan perkembangan wilayah permukiman ke bagian pinggiran kota. Perkembangan wilayah
permukiman yang bersifat spontan tersebut kadang tidak sesuai dengan perencanaan struktur ruang
daerah yang bersangkutan. Banyak permukiman baru sangat jauh letaknya dengan Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW). Hal ini akan mengakibatkan pergerakan penduduk menjadi tinggi dan membebani
jalan lingkar.
4) Masalah pertumbuhan perumahan dan penyediaan fasilitasnya. Setelah informasi tentang lokasi jalan
lingkar sampai ke publik biasanya para pengembang akan berlomba-lomba menguasai lahan di sekitar
rencana jalan lingkar. Hal ini akan berakibat pada pertumbuhan perumahan yang acak dan tak
terkendali (urban sprawl). Pertumbuhan perumahan yang menyebar dan tidak terencana semacam
ini menyebabkan inefisiensi infrastruktur kota. Dalam pengadaan perumahan di sekitar jalan lingkar
pihak pengembang banyak juga yang tidak menyediakan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang
sebenarnya diamanatkan regulasi perumahan. Ada beberapa kasus perumahan, akses jalannya tidak
tersedia atau tidak layak.

115
5) Masalah koordinasi antar instansi dan sinkronisasi regulasi. Kurangnya koordinasi antarinstansi
menyebabkan adanya masalah yang berhubungan dengan perijinan bangunan pada lahan di sekitar
jalan lingkar. Di beberapa tempat masih ditemui pemberian IMB (Ijin Mendirikan bangunan) pada
lahan yang diperuntukkan untuk jalan lingkar. Pada beberapa kasus jalan lingkar lokasinya bersifat
lintas administratif. Kondisi ini memerlukan koordinasi antardaerah dan sinkronisasi regulasi
terutama dalam penyusunan perda RTRW masing-masing daerah yang dilalui jalan lingkar tersebut.
6) Masalah pengelolaan lingkungan yang terkait integrase Pembangunan Jalan Lingkar dan Permukiman
di sekitarnya. Pembangunan jalan lingkar maupun kawasan permukiman di sekitarnya memiliki
potensi perusakan lingkungan. Hal ini seharusnya diantisipasi sejak awal perencanaan jalan lingkar.
Selain itu, lingkungan permukiman yang berkembang juga harus direncanakan dengan baik untuk
mendapatkan kesehatan dan kenyamanan penduduknya. Di pinggir beberapa jalan lingkar juga
tumbuh perumahan kumuh (slum) yang mengganggu pemandangan dan estetika lingkungan. Maka
dari itu pertumbuhan permukiman kumuh tersebut perlu segera ditertibkan dan lingkungannya ditata
kembali.

116
ARAHAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Berdasarkan pengelompokkan tipologi masalah dari studi ini, dihasilkan 6 kelompok kebijakan. Arahan
kebijakan dan strategi keterpaduan perencanaan perumahan/permukiman dengan jalan lingkar
perkotaan dikelompokkan sebagai berikut:
1) Persiapan dan pembangunan jalan lingkar luar perkotaan;
2) Penanggulangan ketidaktaatan dan inkonsistensi terhadap regulasi;
3) Penataan ruang dan perkembangan wilayah perkotaan;
4) Pengendalian pertumbuhan perumahan dan penyediaan fasilitasnya;
5) Koordinasi antar instansi dan sinkronisasi regulasi;
6) Pengelolaan lingkungan terkait integrase pembangunan jalan lingkar dan permukiman di sekitarnya.

117
SIMULASI PENILAIAN: KOTA AMBON

Sumber: Hasil studi Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR Tahun 2015

118
Isu strategis, peluang, dan tantangan pertumbuhan kawasan-kawasan perumahan/permukiman
terhadap peningkatan mobilitas penumpang pada jalan lingkar luar perkotaan menjadi hal yang
harus dapat diidentifikasi sehingga keterpaduan perencanaan perumahan/permukiman dengan
perencanaan jalan lingkar luar kawasan perkotaan dapat diwujudkan. Terkait dengan arahan
kebijakan dan strategi yang dihasilkan merupakan acuan bagi penyusunan program yang bertujuan
memadukan perencanaan perumahan/permukiman dengan jalan lingkar luar perkotaan. Program-
program pembangunan dapat disusun sesuai kondisi daerah masing-masing dengan mengacu pada
arahan dokumen perencanaan tata ruang dan rencana pembangunan sektoral dengan
memperhatikan keterpaduan baik keterpaduan antarsektor itu sendiri, maupun antarinstansi dan
bidang terkait lainnya. Dokumen perencanaan tata ruang yang ada dapat dijadikan acuan dalam
rencana spasial sedangkan dokumen perencanaan pembangunan sektoral harus dapat dilihat
keterpaduannya sehingga dapat digunakan sebagai acuan program-program jangka menengah
maupun panjang dari masing-masing sektor.

119
2 PUSAT PEMROGRAMAN
DAN EVALUASI
INFRASTRUKTUR PUPR
120
PUSAT PEMROGRAMAN DAN EVALUASI
INFRASTRUKTUR PUPR
Sebagai bagian dari Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Pusat Pemrograman dan
Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR (Pusat 2) turut mengemban sebagian tugas dan fungsi
BPIW. Sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR No. 15 Tahun 2015, Pusat Pemrograman dan Evaluasi
bertugas melaksanakan sinkronisasi program, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan keterpaduan
pengembangan kawasan dengan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Disamping
tugas tersebut, juga melekat fungsi koordinasi dan sinkronisasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan
kinerja, serta penyusunan program, anggaran dan tata usaha rumah Pusat.

Untuk mengoptimalkan penyelenggaraan tugas dan fungsinya tersebut Pusat Pemrograman dan
Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR didukung 1 bagian yaitu: Bagian Anggaran dan Umum, serta
3 bidang yaitu: Bidang Penyusunan Program atau Bidang 1, Bidang Bidang Sinkronisasi Program dan
Pembiayaan atau Bidang 2, serta Bidang Pemantauan dan Evaluasi atau Bidang 3.

121
Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur sesuai dengan tugasnya menyusun
perencanaan 3 tahunan dan tahunan dan menghasilkan beberapa output yang merupakan turunan dari
RPJMN dan Rnstra 2015-2019.
I. Output pedoman teknis sinkronisasi program jangka pendek dan tahunan keterpaduan pembangunan
infrastruktur wilayah bidang PUPR yang disusun dan difasilitasi terdiri dari 3 paket pekerjaan dengan
judul sebagai berikut:
1. Penyusunan Sistem Pemrograman Tersinkronisasi Pembangunan Infrastruktur PUPR
2. Penyusunan Panduan Koordinasi dengan Para Pihak di Wilayah Kerja Balai di lingkungan BPIW
3. Identifikasi Kawasan yang Memerlukan Peningkatan Keterpaduan Infrastruktur
II. Output rumusan program tahunan untuk 35 WPS yang sinkron terdiri dari 6 paket pekerjaan dengan
judul sebagai berikut:
1. Perumusan Program PUPR 2016 (Musrenbangnas, Rakernas, Trilateral Meeting, Nota Keuangan
2. Perumusan Program Prioritas Nasional Kementerian PUPR
3. Pengumpulan Data Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Wil. Sumatera, Jawa, dan Bali.
4. Pengumpulan Data Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Wil.Kalimantan, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua.

122
1. Sinkronisasi Sistem Pemrograman Pembangunan Infrastruktur PUPR.
2. Penyusunan Panduan Koordinasi dengan Para Pihak di Wilayah Kerja Balai di lingkungan BPIW.
III. Output layanan teknis yang diaplikasikan oleh stakeholder terdiri dari:
1. Keterpaduan Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Wilayah I
2. Keterpaduan Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Wilayah II
3. Keterpaduan Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Wilayah III
4. Keterpaduan Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Wilayah IV
5. Keterpaduan Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Wilayah V
IV. Output Rekomendasi hasil evaluasi kinerja pelaksanaan kebijakan dan program keterpaduan
pengembangan kawasan dengan infrastruktur PUPR terdiri dari:
1. Kajian Kebijakan Pengembangan Instrumen Pengendalian Pembangunan Infrastruktur.
2. Monitoring dan Evaluasi Program Kementerian PUPR terhadap Pengembangan Wilayah.

123
V. Output Kinerja pelaksanaan kebijakan dan program keterpaduan pengembangan kawasan
dengan infrastruktur bidang PUPR terdiri dari:
1. Pengukuran Kinerja Keterpaduan Infrastruktur PUPR Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. Monitoring dan Evaluasi Program Kementerian PUPR terhadapPengembangan Wilayah 2
VI. Output Layanan Data dan Informasi Keterpaduan antara Pengembangan Kawasan dan Infrastruktur
Bidang PUPR terdiri dari:
1. Pengumpulan Data Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Wil. Sumatera, Jawa, dan Bali.
2. Pengumpulan Data Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Wil. Kalimantan, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua.
VII. Output Layanan Perkantoran terdiri dari:
1. Administrasi dan Kesatkeran Satuan Kerja Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
2. Fasilitas Penyusunan Program Eselon II LAKIP, PK, Emon, Buku Tahunan
3. Fasilitas Kegiatan SMM BPIW
4. Laporan Keuangan dan BMN, Tata Persuratan dan Kearsipan
5. Pengawasan Pengendalian Pihak Ketiga.

124
Memperhatikan tugas fungsi serta output dari pusat 2, maka alur proses yang terjadi khususnya internal
Pusat 2 dan umumnya dengan pusat dan/atau satminkal lainnya diperkirakan sebagaimana digambarkan
berikut ini:

Hubungan antar Pusat dan Bidang di dalam Organisasi BPIW

125
Output Masing-masing Pusat dalam Organisasi BPIW

Kementerian PUPR selaku kementerian pembangun infrastruktur tentu membutuhkan keterpaduan


perencanaan penggunaan lahan serta kerjasama pemerintah daerah dalam menyediakan lahan.

126
KEMAJUAN PELAKSANAAN
• Bersama dengan pusat-pusat lain di data base program 2016 secara lengkap;
lingkungan BPIW, telah ditetapkan 35 WPS sebagai
basis perencanaan, pemrograman, serta monitoring • Peta program 2016 telah selesai disusun, dan juga
dan evaluasi pengembangan infrastruktur terpadu; terus diperbaiki;

• Pusat 2 dalam menyusun rencana program • Belum dilakukan konfirmasi dengan


jangka pendek, maupun rencana program tahunan, satminkal terkait;
diperlukan adanya rencana jangka menengah yang • Saat ini sedang dilakukan verifikasi data program
basisnya tentunya adalah development plan. pada peta program 2016.
Mengingat Badan ini baru dibentuk, maka
penyusunan Development Plan dilakukan secara Monitoring Oleh Kantor Staf Presiden
bersamaan dengan penyusunan rancangan (KSP)
program tahun 2016. Tahun 2015, penyusunan
development plan WPS baru dilaksanakan di 16 • Data Kegiatan (Rencana Aksi) Prioritas Nasional
WPS. atau 100 Janji Presiden (Format KSP) serta data
pendukung sudah terkumpul (Kecuali untuk
Tahun 2015 Ditjen Penyediaan Perumahan dan Ditjen
Pembiayaan Perumahan);
• Dengan memanfaatkan data e-Monitoring dan
berasal dari satminkal terkait, kegiatan tahun • Adanya kebijakan “data satu pintu” saat ini Pusat
2015 sudah dapat dipetakan di atas peta dasar 2 mengalami kesulitan untuk memperoleh data
WPS; berkenaan dengan hal ini, sehingga diperlukan
adanya akses khusus untuk Pusat 2 dalam
• Sejalan dengan perbaikan peta dasar, dilakukan memperoleh data kemajuan;
juga perbaikan terhadap peta kegiatan 2015;
• Pemetaan Rencana Aksi ke dalam wps masih
• Saat ini sedang dilakukan verifikasi data dalam pelaksanaan;
kegiatan 2015 terhadap peta kegiatan.
• Selain kegiatan prioritas nasional, telah
Tahun 2016 disusun pula rencana aksi kegiatan yang berkaitan
• Melalui pra-konreg maupun konreg yang baru langsung dengan indikator kinerja satminkal;
lalu, telah dapat dihimpun data program Ditjen
Sumber Daya Air, Ditjen Bina Marga, dan Ditjen
Cipta Karya untuk tahun 2016;
• Ditjen Penyediaan Perumahan dan Ditjen
Pembiayaan Perumahan belum menyerahkan

127
PELAKSANAAN KEGIATAN 2015
Rencana Kegiatan, Pendanaan, dan Pelaksanaan Kegiatan Pusat 2

128
129
CAPAIAN KINERJA
Capaian Kinerja Pengukuran tingkat capaian kinerja Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan
Infrastruktur PUPR pada Triwulan IV Tahun 2015 dilakukan dengan membandingkan antara target dan
realisasi dari masing-masing Indikator Kinerja selama periode tersebut. Hasil dari perbandingan tersebut
akan diperoleh persentase pencapaian target.

“Sasaran Kegiatan 1: Pedoman teknis sinkronisasi program jangka pendek dan tahunan keterpaduan
pembangunan infrastruktur wilayah bidang PUPR

Rencana Aksi tahun 2015 sebagai gambaran target dan realisasi per kegiatan dengan Indikator Kinerja
“Jumlah pedoman teknis sinkronisasi program jangka pendek dan Realisasi Anggaran pada Tahun
Anggaran 2015” dibagi menjadi empat triwulan yaitu T1, T2, T3, dan T4.

130
Pengumpulan Data Program Pembangunan Infrastruktur
PUPR dalam Rangka Keterpaduan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Sumatera dan Jawa-Bali
LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah menyebutkan urusan pemerintahan yang bersifat
konkuren, yaitu urusan pemerintahan yang dibagi antara
pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah, hal itu
menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah. Urusan pekerjaan
umum, perumahan rakyat dan kawasan permukiman
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan
pelayanan dasar. Fungsi pengaturan, pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan urusan tersebut berada
pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Terpisahnya kewenangan tersebut, selama ini dianggap menjadi
salah satu kendala dalam pelaksanaan pembangunan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Namun,
tidak sedikit pula pembangunan yang berhasil dilaksanakan
dengan mencerminkan kolaborasi antara pemerintah pusat dan
daerah.
Permasalahan keterbatasan anggaran, intervensi unsur politik
dalam perencanaan, dan komitmen pemerintah daerah
merupakan argumentasi utama yang pada akhirnya
MAKSUD menyebabkan pembangunan secara umum tidak terpadu,
terutama yang terkait dengan pengembangan wilayah. Oleh
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk melakukan
pemetaan terhadap pelaksanaan pembangunan karena itu, selain keterpaduan pembangunan pada sektor-sektor
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan pekerjaan umum dan perumahan rakyat, perlu dipetakan pula
rakyat yang dilaksanakan melalui APBN dan APBD keterpaduan pembangunan antara Kementerian PUPR (pusat)
dengan kerangka utama pengembangan jangka dengan daerah. Diharapkan pembangunan kolaboratif tersebut
pendek wilayah Sumatera dan Jawa-Bali.
dapat memacu percepatan dalam mewujudkan sasaran besar
TUJUAN pemerintah yaitu: meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan saing di pasar internasional; mewujudkan kemandirian ekonomi
masukan terhadap upaya penyusunan dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik, dan
keterpaduan program pembangunan jangka membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
menengah (3 tahun) infrastruktur wilayah daerah dan desa.
Sumatera dan Jawa-Bali dalam hal pelaksanaan
urusan pemerintahan, sehingga dapat Atas pertimbangan tersebut di atas, maka perlu dilakukan suatu
mendorong dan memperluas percepatan
pembangunan dan pengembangan infrastruktur
upaya pengumpulan data program pembangunan infrastruktur
wilayah baik secara hirarki vertikal maupun PUPR oleh pemerintah daerah dalam rangka mendukung
hirarki horizontal. Penyusunan Keterpaduan Program Pembangunan Infrastruktur
Wilayah Sumatera dan Jawa-Bali. 131
Pengumpulan Data Program Pembangunan Infrastruktur
PUPR dalam Rangka Keterpaduan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Sumatera dan Jawa-Bali
SASARAN
• Teridentifikasinya program pembangunan
infrastruktur PUPR melalui APBN dan APBD di
wilayah Sumatera dan Jawa-Bali;
• Teridentifikasinya kendala dan permasalahan
yang menghambat atau keberhasilan
pelaksanaan pembangunan dalam lingkup
urusan pemerintahan;
• Terumuskannya rekomendasi dalam proses
penyusunan keterpaduan program
pembangunan infrastruktur wilayah Sumatera
dan Jawa-Bali.
Tahapan Pelaksanaan Pengumpulan Data Program
Pengembangan Infrastruktur PUPR dalam Rangka Keterpaduan
Pengembangan Infrastruktur di wilayah Sumatera dan Jawa-
Bali

Metode Analisis 132


Pengumpulan Data Program Pengembangan Infrastruktur
PUPR dalam Rangka Keterpaduan Pengembangan
Infrastruktur di wilayah Sumatera dan Jawa-Bali
DATA/INFORMASI YANG
NO TOPIK UTAMA RINCIAN TOPIK SUMBER DATA/INFORMASI
DIBUTUHKAN
LAPORAN PENDAHULUAN
1 Tinjauan umum kebijakan Tinjauan kebijakan Sasaran dan arah kebijakan RPJMN 2015-2019;
pembangunan infrastruktur; pembangunan jangka pembangunan infrastruktur
Renstra Kementerian PUPR
menengah 2015-2019
2015-2019
2 Permasalahan dan tantangan Kondisi pembangungan - Tantangan dan - Studi literatur
pembangunan infrastruktur di infrastruktur di daerah hambatan
Sumatera, Jawa dan Bali; pembangunan
- Program pembangunan
3 Konsep keterpaduan dalam Pembangunan - Konsep WPS - Studi terdahulu
pengembangan WPS di infrastruktur terpadu
- Pembagian WPS
Sumatera, Jawa dan Bali. antar wilayah dan antar
sector berdasarkan - Profil WPS
pembagian WPS
LAPORAN AKHIR
1 Gambaran umum - Program pembangunan - Kunjungan
pembangunan infrastruktur infrastruktur lapangan/survey
di Pulau Sumatera, Jawa
- Tantangan dan potensi - FGD/Workshop
dan Bali
pembangunan
- Pemerintah Daerah
infrastruktur
2 Analisis mengenai Analisis kualitatif mengenai
kebutuhan program kebutuhan program
berdasarkan potensi dan pembangunan infrastruktur
tantangan
3 Rekomendasi program Program pembangunan
pembangunan infrastruktur infrastruktur yang
untuk mendukung mendukung pengembangan
pembangunan di WPS kawasan-kawasan prioritas di
Pulau Sumatera, Jawa dan Pulau Sumatera, JAwa dan
Bali Bali.

133
Profil Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
di Jawa-Bali
1. WPS Sabang-Banda Aceh-Langsa (WPS 1) 2. WPS Medan – Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbaru
(WPS 2)
WPS Sabang – Banda Aceh - Langsa merupakan
WPS dengan kategori pusat pertumbuhan sedang WPS Medan – Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbaru
berkembang dimana seluruh kawasan di dalam merupakan WPS dengan kategori pusat pertumbuhan
WPS ini masuk ke dalam wilayah administrasi terpadu dimana kawasan-kawasan yang terdapat di dalam
Provinsi Aceh. Wilayah Pulau Sumatera memiliki WPS ini masuk ke dalam dua wilayah administrasi yaitu
posisi yang cukup strategis baik itu pada koridor Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Riau. Wilayah Pulau
nasional, regional ASEAN, dan global. Dalam Sumatera memiliki posisi yang cukup strategis baik itu
konteks nasional, Wilayah Pulau Sumatera pada koridor nasional, regional ASEAN, dan global. Dalam
merupakan sentra produksi (Karet dan Kelapa konteks nasional, Wilayah Pulau Sumatera merupakan
Sawit) dan pengolahan hasil bumi serta lumbung sentra produksi (Karet dan Kelapa Sawit) dan pengolahan
energi (Pertambangan dan Batubara) bagi hasil bumi serta lumbung energi (Pertambangan dan
nasional. Secara geografis dalam konteks regional Batubara) bagi nasional. Secara geografis dalam konteks
ASEAN maka Wilayah Pulau Sumatera menjadi regional ASEAN maka Wilayah Pulau Sumatera menjadi
salah satu pintu gerbang Indonesia untuk negara- salah satu pintu gerbang Indonesia untuk negara-negara
negara yang berada di ASEAN. Dalam konteks yang berada di ASEAN. Dalam konteks global, secara
global, secara geostrategis Wilayah Pulau geostrategis Wilayah Pulau Sumatera diharapkan menjadi
Sumatera diharapkan menjadi gerbang ekonomi gerbang ekonomi nasional untuk mencapai Pasar Eropa,
nasional untuk mencapai Pasar Eropa, Afrika, Asia Afrika, Asia Selatan, Asia Timur, dan Australia. Berdasarkan
Selatan, Asia Timur, dan Australia. Berdasarkan potensi-potensi tersebut, pengembangan pembangunan
potensi-potensi tersebut, pengembangan pada WPS ini diarahkan ke sektor pertanian, perkebunan,
pembangunan Provinsi Aceh sebagai salah satu pariwisata bahari, perindustrian, perikanan dan
provinsi di Pulau Sumatera diarahkan ke sektor pertambangan mineral. WPS ini melingkupi 7 kota dan 12
pertanian, perkebunan, pariwisata bahari, kabupaten yaitu Kota Medan, Kota Binjai, Kota Pematang
perindustrian, perikanan dan pertambangan Siantar, Kota Tanjung Balai, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten
mineral. Profil WPS Sabang – Banda Aceh – Langsa Deli Serdang, Kabupaten Karo, Kabupaten Asahan,
ditunjukan oleh peta tersebut. Kabupaten Dairi, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten
Labuhan Batu Utara, Kabupaten Batubara, Kabupaten
Simalungun, Kabupaten Samosir, dan Kabupaten Toba
Samosir yang terletak di Provinsi Sumatera Utara; Kota
Pekanbaru, Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, dan
Kabupaten Rokan Hilir yang terletak di Provinsi Riau. Profil
WPS Medan – Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbaru
ditunjukan oleh peta tersebut.1

134
3. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Batam –
Tanjung Pinang (WPS 3)
Wilayah Pengembangan Strategis 3 merupakan
wilayah yang membutuhkan pembangunan
infrastruktur untuk mendukung kawasan yang ada
di wilayah tersebut. WPS 3 yang di dalamnya
meliputi Provinsi Kepulauan Riau memprioritaskan
pembangunan pusat industri galangan kapal dan
perdagangan internasional, mengingat wilayah
Kepulauan Riau adalah wilayah yang strategis
sebagai lalu lintas perdagangan internasional. Ada
beberapa pembangunan yang memerlukan
dukungan infrastruktur yang menjadi prioritas
nasional antara lain adalah Kota Batam, KSPN
Nongsa – Pulau Abang, KSPN Lagoi, Kawasan
Industri Sekupang, Kawasan Industri Seafront
Indistrial City, Kawasan Industri Panbil, Kawasan
Industri Batamindo, Pelabuhan Batam (Batu
Ampar), Pelabuhan Sekupang, Bendungan Sei Ladi,
Bendungan Sei Harapan, Kawasan Industri Bintan,
dan Pelabuhan Tanjung Pinang. Berikut Peta Profil
Wilayah Pengembangan Strategis Pusat 4. WPS Sibolga – Padang – Bengkulu (WPS 4)
Pertumbuhan Terpadu Batam – Tanjung Pinang. WPS Sibolga – Padang – Bengkulu merupakan WPS
WPS ini melingkupi 2 kota dan 1 kabupaten yaitu dengan kategori pusat pertumbuhan sedang
Kota Batam, Kota Tanjung Pinang, dan Kabupaten berkembang dimana kawasan-kawasan yang terdapat
Bintan. di dalam WPS ini masuk ke dalam tiga wilayah
administrasi yaitu Provinsi Sumatera Utara, Provinsi
Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu. Pengembangan
pembangunan pada WPS ini diarahkan ke sektor
pertanian, perkebunan, pariwisata bahari,
perindustrian, perikanan dan pertambangan mineral.
WPS ini melingkupi 6 kota dan 5 kabupaten yaitu Kota
Sibolga, Kota Padang Sidempuan, Kabupaten Tapanuli
Selatan, dan Kabupaten Mandailing Natal yang terletak
di Provinsi Sumatera Utara; Kota Padang, Kota
Bukittinggi, Kota Pariaman, Kabupaten Pasaman Barat,
dan Kabupaten Padang Pariaman yang terletak di
Provinsi Sumatera Barat; Kota Bengkulu dan
Kabupaten Bengkulu Utara yang terdapat di Provinsi
Bengkulu.

135
5. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Jambi –
Palembang – Pangkal Pinang – Tanjung
Pandang (WPS 5)
Wilayah pengembangan strategis 5 merupakan
wilayah yang memfokuskan pada pusat
pengolahan hasil tambang, wilayah tersebut
memerlukan pembangunan untuk mendukung
beberapa kawasan yang ada di dalam wilayah
pengembangan strategis. WPS 5 yang di dalamnya
meliputi Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, dan
Bangka Belitung. Beberapa kawasan yang
memerlukan dukungan infrastruktur adalah KSPN
Muaro Jambi, KEK Tanjung Api-Api, Kawasan
Industri Bangka, Pelabuhan Tanjung Kalian, KTM
Batu Betumpang, Bendungan Pice Besar, dan
Pelabuhan Tanjung Pandang. Berikut adalah peta
Wilayah Pengembangan Strategis. WPS ini
melingkupi: 1 kota dan 2 kabupaten di Provinsi
6. WPS Merak-Bekauheni-Bandar Lampung-
Sumatera Selatan yaitu Kota Palembang, Palembang-Tanjung Api api (WPS 6)
Kabupaten Musi Banyuasin, dan Kabupaten WPS Merak – Bakauheni – Bandar Lampung –
Banyuasin; 1 kota dan 1 kabupaten yaitu Kota Palembang – Tanjung Api-api merupakan WPS dengan
Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi; 1 kota dan 6 kategori pusat pertumbuhan terpadu dimana kawasan-
kabupaten yaitu Kota Pangkal Pinang, Kabupaten kawasan yang terdapat di dalam WPS ini masuk ke
Bangka, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten dalam wilayah administrasi yang berbeda-beda yaitu
Bangka Barat, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Banten, Provinsi Lampung dan Provinsi
Kabupaten Belitung, dan Kabupaten Belitung Sumatera Selatan. Pengembangan pembangunan pada
Timur. WPS ini diarahkan ke sektor pertanian, perkebunan,
pariwisata bahari, perindustrian, perikanan dan
pertambangan mineral. WPS ini melingkupi total 4
kota dan 8 kabupaten yaitu Kota Palembang,
Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Ilir dan
Kabupaten Ogan Komering Ilir yang terletak di Provinsi
Sumatera Selatan; Kota Bandar Lampung, Kota Metro,
Kabupaten Mesuji, Kabupaten Tulang Bawang,
Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung
Timur dan Kabupaten Lampung Selatan yang terletak
di Provinsi Lampung; dan Kota Cilegon yang terletak di
Provinsi Banten.

136
7. WPS Jakarta – Bogor – Ciawi –
Sukabumi (WPS 7)
WPS Jakarta – Bogor – Ciawi – Sukabumi
merupakan WPS dengan kategori pusat
pertumbuhan sedang berkembang
dimana kawasan-kawasan yang terdapat
di dalam WPS ini masuk ke dalam tiga
wilayah administrasi yaitu Provinsi DKI
Jakarta, Provinsi Banten, dan Provinsi
Jawa Barat. Kabupaten atau kota yang
masuk ke dalam WPS ini adalah Kota
Jakarta Pusat, Kota Jakarta Barat, Kota
Jakarta Selatan, Kota Jakarta Timur, Kota
Jakarta Utara, Kota Tangerang, Kota
Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang,
Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor, Kota
Sukabumi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan
Kabupaten Cianjur. 8. WPS Jakarta – Cirebon – Semarang
(WPS 8)
WPS Jakarta – Cirebon – Semarang merupakan
WPS dengan kategori pusat pertumbuhan
terpadu dimana kawasan-kawasan yang
terdapat di dalam WPS ini masuk ke dalam tiga
wilayah administrasi yaitu Provinsi DKI Jakarta,
Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Jawa Tengah.
Peta disamping ini menunjukan profil WPS
dimana kabupaten atau kota yang masuk ke
dalam WPS ini adalah Kabupaten Jakarta Pusat,
Kota Jakarta Barat, Kota Jakarta Selatan, Kota
Jakarta Timur, Kota Jakarta Utara, Kota
Bandung, Kota Cirebon, Kota Cimahi, Kabupaten
Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten
Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten
Karawang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Cirebon, Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kota
Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal,
Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang,
Kabupaten Batang, dan Kabupaten Kendal.
137
9. WPS Tanjung Lesung – Sukabumi –
Pangandaran – Cilacap (WPS 9)
Wilayah Pengembangan Strategis 9 merupakan
wilayah yang memerlukan pembangunan
infrastruktur untuk mendukung beberapa
kawasan yang ada di wilayah tersebut. WPS 9
yang di dalamnya meliputi 3 Provinsi yaitu
Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah
memprioritaskan pembangunan dari pesisir
barat pantai selatan pulau jawa sampai dengan
kabupaten cilacap yang ada di provinsi jawa
tengah bagian selatan. Beberapa pembangunan
yang menjadi prioritas nasional adalah KEK
Tanjung Lesung, KSPN Ujung Kulon, Kawasan
Industri Lebak, Waduk karian, Jalan Tol Serang-
Panimbang, KSPN Pangandaran, Pelabuhan
Tanjung Intan dan `Kawasan Segara Anakan.
Berikut adalah peta Wilayah Pengembangan
Strategis 9. WPS ini melingkupi: 2 kabupaten di
Provinsi Banten yaitu Kabupaten Pandeglang
dan Kabupaten Lebak; 1 kota dan 5 kabupaten
yaitu Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi,
Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Garut; 1
kabupaten di Jawa Tengah yaitu Kabupaten
Cilacap.
10. WPS Yogyakarta – Solo – Semarang (WPS
10)
WPS Yogyakarta-Solo-Semarang merupakan
WPS dengan kategori pusat pertumbuhan
terpadu. Kabupaten/Kota yang masuk ke dalam
WPS ini adalah Kota Yogyakarta, Kab. Sleman,
Kota Semarang, Kota Magelang, Kota Salatiga,
Kab. Semarang, Kab. Magelang, dan Kab.
Boyolali.

138
11. WPS Semarang – Surabaya (WPS 11)
WPS Semarang-Surabaya merupakan WPS
dengan kategori pusat pertumbuhan terpadu.
Kabupaten/Kota yang masuk ke dalam WPS ini
adalah Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota
Salatiga, Kab. Semarang, Kab. Boyolali, Kab.
Demak, Kab. Sragen, Kab. Sukoharjo, Kab.
Karanganyar, Kota Surabaya, Kota Mojokerto,
Kota Madiun, Kab. Mojokerto, Kab. Lamongan,
Kab. Gresik, Kab. Jombang, Kab. Madiun, Kab.
Ngawi, Kab. Nganjuk.

12. WPS Yogyakarta – Prigi –


Blitar – Malang (WPS 12)
WPS Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang
merupakan WPS dengan kategori
pusat sedang berkembang.
Kabupaten/Kota yang masuk ke
dalam WPS ini adalah Kota
Yogyakarta, Kab. Bantul, Kab.
Gunung Kidul, Kab. Wonogiri, Kota
Malang, Kota Blitar, Kab. Pacitan,
Kab. Trenggalek, Kab. Tulungagung,
Kab. Blitar, Kab. Malang.

139
13. WPS Malang – Surabaya – Bangkalan
(WPS 13)
WPS Malang – Surabaya – Bangkalan
merupakan WPS dengan kategori pusat
pertumbuhan terpadu dimana seluruh kawasan
di dalam WPS ini masuk ke dalam wilayah
administrasi Provinsi Jawa Timur. Kabupaten
atau kota yang masuk ke dalam WPS ini adalah
Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Batu,
Kabupaten Malang, Kabupaten Sidoarjo,
Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten
Bangkalan. Peta disamping menunjukan profil
WPS Malang – Surabaya – Bangkalan.
Berdasarkan MP3EI, Pulau Jawa diarahkan
menjadi pusat penyedia jasa industri sehingga
Jawa Timur sebagai salah satu bagian dari Pulau
Jawa memiliki banyak kawasan industri
eksisting khususnya di Kota Surabaya.
14. WPS Surabaya – Pasuruan –
bayuwangi (WPS 14)
WPS Surabaya – Pasuruan –
Banyuwangi merupakan WPS
dengan kategori pusat pertumbuhan
sedang berkembang dimana seluruh
kawasan di dalam WPS ini masuk ke
dalam wilayah administrasi Provinsi
Jawa Timur. Peta disamping
menunjukan profil WPS dimana
kabupaten atau kota yang masuk ke
dalam WPS ini adalah Kota Surabaya,
Kota Pasuruan, Kota Probolinggo,
Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten
Pasuruan, Kabupaten Probolinggo,
Kabupaten Situbondo dan
Kabupaten Banyuwangi.

140
15. WPS Gilimanuk – Denpasar – Padang Bay (WPS 15)
WPS Gilimanuk – Denpasar – Padang Bay termasuk dalam kategori WPS pusat pertumbuhan terpadu
dimana seluruh kawasan di dalam WPS ini masuk ke dalam wilayah administrasi Provinsi Bali. Peta
dibawah ini menunjukan profil WPS dimana kabupaten atau kota yang masuk ke dalam WPS ini adalah
Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung,
Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Karangasem.

141
Pengumpulan Data Program Pembangunan Infrastruktur PUPR
dalam Rangka Keterpaduan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Kalimantan, Sulawesi Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua
LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menyebutkan urusan pemerintahan
yang bersifat konkuren, yaitu urusan pemerintahan yang
dibagi antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan
daerah, hal itu menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah.
Urusan pekerjaan umum, perumahan rakyat dan kawasan
permukiman merupakan urusan pemerintahan wajib yang
berkaitan dengan pelayanan dasar. Fungsi pengaturan,
pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan
tersebut berada pada Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Terpisahnya kewenangan tersebut, selama ini dianggap
menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan rakyat. Namun, tidak sedikit pula pembangunan
yang berhasil dilaksanakan dengan mencerminkan
kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah.
Permasalahan keterbatasan anggaran, intervensi unsur
politik dalam perencanaan, dan komitmen pemerintah
daerah merupakan argumentasi utama yang pada akhirnya
menyebabkan pembangunan secara umum tidak terpadu,
MAKSUD terutama yang terkait dengan pengembangan wilayah. Oleh
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk karena itu, selain keterpaduan pembangunan pada sektor-
melakukan pemetaan terhadap pelaksanaan sektor pekerjaan umum dan perumahan rakyat, perlu
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dipetakan pula keterpaduan pembangunan antara
dan perumahan rakyat yang dilaksanakan Kementerian PUPR (pusat) dengan daerah. Diharapkan
melalui APBN dan APBD dengan kerangka utama pembangunan kolaboratif tersebut dapat memacu
pengembangan jangka pendek wilayah percepatan dalam mewujudkan sasaran besar pemerintah
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, yaitu: meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
dan Papua. pasar internasional; mewujudkan kemandirian ekonomi
TUJUAN dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik,
Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan dan membangun Indonesia dari pinggiran dengan
masukan terhadap upaya penyusunan memperkuat daerah dan desa.
keterpaduan program pembangunan jangka Atas pertimbangan tersebut di atas, maka perlu dilakukan
menengah (3 tahun) infrastruktur wilayah suatu upaya pengumpulan data program pembangunan
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, infrastruktur PUPR oleh pemerintah daerah dalam rangka
dan Papua dalam hal pelaksanaan urusan mendukung Penyusunan Keterpaduan Program
pemerintahan, sehingga dapat mendorong dan Pembangunan Infrastruktur Wilayah Kalimantan, Sulawesi,
memperluas percepatan pembangunan dan Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
pengembangan infrastruktur wilayah baik secara
hirarki vertikal maupun hirarki horizontal. 142
Pengumpulan Data Program Pembangunan Infrastruktur
PUPR dalam Rangka Keterpaduan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Kalimantan, Sulawesi Nusa Tenggara,
Maluku, dan Papua
SASARAN
• Teridentifikasinya program pembangunan
infrastruktur PUPR melalui APBN dan APBD di
wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku, dan Papua;
• Teridentifikasinya kendala dan permasalahan
yang menghambat atau keberhasilan
pelaksanaan pembangunan dalam lingkup
urusan pemerintahan;
• Terumuskannya rekomendasi dalam proses
penyusunan keterpaduan program
pembangunan infrastruktur wilayah
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku,
dan Papua. Tahapan Pelaksanaan Pengumpulan Data Program Pengembangan
Infrastruktur PUPR dalam Rangka Keterpaduan Pengembangan Infrastruktur
di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Metode Analisis

143
DATA/INFORMASI YANG
NO TOPIK UTAMA RINCIAN TOPIK SUMBER DATA/INFORMASI
DIBUTUHKAN
LAPORAN PENDAHULUAN
1 Tinjauan umum kebijakan Tinjauan kebijakan Sasaran dan arah kebijakan RPJMN 2015-2019;
pembangunan infrastruktur; pembangunan jangka pembangunan infrastruktur
Renstra Kementerian PUPR
menengah 2015-2019
2015-2019
2 Permasalahan dan tantangan Kondisi pembangungan - Tantangan dan - Studi literatur
pembangunan infrastruktur di infrastruktur di daerah hambatan
Kalimantan, Sulawesi, Nusa pembangunan
Tenggara, Maluku, dan Papua;
- Program pembangunan
3 Konsep keterpaduan dalam Pembangunan - Konsep WPS - Studi terdahulu
pengembangan WPS di infrastruktur terpadu antar
- Pembagian WPS
Kalimantan, Sulawesi, Nusa wilayah dan antar sektor
Tenggara, Maluku, dan Papua. berdasarkan pembagian - Profil WPS
WPS
LAPORAN AKHIR
1 Gambaran umum - Program pembangunan - Kunjungan
pembangunan infrastruktur infrastruktur lapangan/survey
di Pulau Kalimantan,
- Tantangan dan potensi - FGD/Workshop
Sulawesi, Nusa Tenggara,
pembangunan
Maluku, dan Papua - Pemerintah Daerah
infrastruktur
2 Analisis mengenai Analisis kualitatif mengenai
kebutuhan program kebutuhan program
berdasarkan potensi dan pembangunan infrastruktur
tantangan
3 Rekomendasi program Program pembangunan
pembangunan infrastruktur infrastruktur yang
untuk mendukung mendukung pengembangan
pembangunan di WPS kawasan-kawasan prioritas di
Pulau Kalimantan, Sulawesi, Pulau Kalimantan, Sulawesi,
Nusa Tenggara, Maluku, Nusa Tenggara, Maluku, dan
dan Papua Papua.

144
Profil Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
di Kalimantan
1. WPS Ketapang-Pontianak-Singkawang-
Sambas (WPS 20)
WPS Ketapang - Pontianak - Singkawang -
Sambas termasuk ke dalam kategori WPS Pusat
Pertumbuhan Sedang Berkembang.
Keseluruhan kawasan dari WPS ini merupakan
bagian dari wilayah administratif Provinsi
Kalimantan Barat. Dalam profil WPS yang
disusun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyatsetidaknya terdapat 17
kawasan yang membentuk WPS 20 ini. Pada
Gambar 2. ditunjukkan peta kawasan yang
masuk ke dalam WPS Ketapang - Pontianak -
Singkawang - Sambas.
2. WPS Temajuk – Sebatik (WPS 21)
WPS Temajuk - Sebatik merupakan bagian dari
wilayah administrasi Kalimantan Barat dan
Kalimantan Utara. Merupakan WPS dengan
kategori Pusat Pertumbuhan Baru. Kalimantan
Utara pemekaran dari kota/kabupaten di
Kalimantan Timur. Komponen sendiri
merupakan yang membentuk WPS ini
diantaranya adalah Pusat Kegiatan Strategis
Nasional (PKSN) Perbatasan, KSPN, KI, dan
KTM.
Fokus pada WPS ini lebih ditekankan pada
garis perbatasan negara. Di sana terdapat
beberapa pintu lintas batas negar (PLBN) yang
menjadi garda terdepan negara dengan
negara lain. Pada WPS ini terdapat pula, KSPN
yang merupakan taman nasional, seperti KSPN
Danau Sentarum dan KSPN Kayan Mentarang.
Selain potensi alam, WPS ini juga memiliki
kawasan sentra industri seperti yang terdapat
pada KI Landak dan KI Sanggau dengan minyak
sawit sebagai komoditi utama. Lebih jelasnya,
profil WPS Temajuk - Sebatik ditunjukkan pada
peta tersebut.

145
3. WPS Palangkaraya – Banjarmasin –
Batulicin (WPS 22)
Merupakan WPS dengan kategori pusat
pertumbuhan sedang berkembang. Berada pada 2
wilayah administrasi Provinsi Kalimantan Tengah
dan Kalimantan Selatan. Kawasan yang terdapat
pada WPS ini terdiri dari PKN, PKW, Pelabuhan,
Bandar Udara, Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU), KTM, dan juga beberapa simpul
perkebunan.
Termasuk ke dalam WPS 22 ini adalah ibukota dari
Kalimantan Tengah, yaitu Palangkaraya dan ibukota
Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Kedua ibukota 4. WPS Balikpapan – Samarinda – Maloy
provinsi tersebut merupakan memiliki status
(WPS 23)
sebagai PKN. Pelabuhan Trisakti di Banjarmasin WPS 23 ini terletak pada wilayah Provinsi
merupakan salah satu pelabuhan yang menjadi Kalimantan Timur. WPS ini termasuk dalam
bagian dari program Tol Laut yang dicanangkan kategori WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu karena
dalam Nawacita. Menjadi bagian dari WPS ini merupakan salah satu koridor perekonomian
adalah beberapa simpul hasil sumber daya alam Indonesia dengan basis industri sumber daya energi
seperti batubara, besi baja, dan juga hasil dan migas. Kawasan yang terdapat dalam WPS
terdiri dari PKN, PKW, outlet-outlet perhubungan
perkebunan sawit dan karet. Keterangan mengenai seperti pelabuhan dan bandara, kawasan industri,
WPS Palangkaraya - Banjarmasin - Batulicin dapat KTM, dan juga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
dilihat pada peta tersebut. Selain itu, di WPS Balikpapan - Samarinda - Maloy,
juga terdapat kawasan industri berbasis migas dan
kondensat yang berpusat di Kota Bontang, serta
kawasan perkayuan, perkapalan, industri, dan jasa
yang terdapat di Kota Samarinda.
Salah satu kawasan yang menjadi sorotan pada
WPS ini adalah KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan
(MBTK) yang statusnya baru dilekatkan pada tahun
2014. Dicanangkannya Maloy sebagai KEK
diharapkan dapat memiliki manfaat bagi investor
dalam hal insentif fiskal dan non-fiskal. KEK MBTK
merupakan KEK ke-8 yang ditetapkan melalui
Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 2014. KEK ini
terdiri dari zona industri, logistik, dan pengolahan
ekspor. Lokasi KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan
terletak di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi
Kalimantan Timur. Keterangan mengenai WPS
Balikpapan - Samarinda - Maloy ditunjukkan pada

146
Profil Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
di Sulawesi

1. WPS Bitung-Manado-Amurang-
Kotamobagu (WPS 24)
WPS Bitung – Manado – Amurang –
Kotamobagu merupakan WPS dengan
kategori pusat pertumbuhan sedang
berkembang. Kabupaten/Kota yang
masuk ke dalam WPS ini adalah Kota
Bitung, Kota Manado, Kota Tomohon,
Kabupaten Minahasa dengan ibu kota
kabupatennya Tondano, Kabupaten
Minahasa Selatan dengan ibukota
kabupaten di Amurang, Kabupaten
Minahasa Utara dengan ibukota
kabupatennya Airmadidi, dan Kota
Kotamobagu.

2. WPS Gorontalo – Kotamobagu


(WPS 25)
WPS Gorontalo – Kotamobagu
merupakan WPS dengan kategori pusat
pertumbuhan sedang berkembang.
Kabupaten/Kota yang masuk ke dalam
WPS ini adalah Kota Gorontalo, Kota
Kotamobagu, Kabupaten Gorontalo,
Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten
Boalemo, Kabupaten Bone Bolango, dan
Kabupaten Pohuwatu.

147
3. WPS Palu – Banggai (WPS 26)
WPS Palu - Banggai merupakan WPS dengan kategori
pusat pertumbuhan baru. Kabupaten/Kota yang
masuk ke dalam WPS ini adalah Kota Palu, Kota
Donggala, dan Kota Luwuk.

4. WPS Mamuju – Makale – Palopo –


Kendari – Baubau – Wangiwangi (WPS 27)
WPS Mamuju – Makale – Palopo – Kendari – Baubau
- Wangiwangi merupakan WPS dengan kategori
pusat pertumbuhan baru. Kabupaten/Kota yang
masuk ke dalam WPS ini adalah Kota Kendari, Kota
Baubau, Kota Kolaka, Kota Unaaha, Kota Palopo, dan
Kota Mamuju.

5. WPS Makassar – Parepare – Mamuju (WPS


28)
WPS Makassar – Parepare - Mamuju merupakan WPS
dengan kategori pusat pertumbuhan terpadu. Wilayah
yang menjadi Pusat Kegiatan Nasional di WPS ini
adalah Kota Makassar, Kota Sungguminasa dan
Kabupaten Takalar. Sedangkan yang menjadi Pusat
Kegiatan Wilayah di WPS ini adalah Kabupaten
Mamuju, Majene, Pangkajene, Barru, dan Parepare.

148
Profil Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
di Nusa Tenggara

1. WPS Tanjung – Mataram – Mandalika


(WPS 16)
WPS Tanjung – Mataram – Mandalika merupakan
WPS dengan kategori pusat pertumbuhan sedang
berkembang dimana seluruh kawasan di dalam WPS
ini masuk ke dalam wilayah administrasi Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Wilayah Pulau Nusa Tenggara
Dengan potensi yang memiliki banyaknya kepulauan
dan juga pegunungan, berdasarkan potensi-potensi
tersebut pengembangan pembangunan Provinsi
Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu provinsi di
Pulau Nusa Tenggara diarahkan menjadi pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi yang memiliki daya saing
nasional dan internasional berbasis pengembangan
industri MICE, serta pengembangan industri berbasis
peternakan terutama sapi, garam, rumput laut,
jagung, mangan, dan tembaga. Dan diharapkan
menjadi gerbang ekonomi nasional untuk mencapai
Pasar Eropa, Afrika, Asia Selatan, Asia Timur, dan
Australia. Profil WPS Tanjung – Mataram –
Mandalika ditunjukan oleh peta berikut.

149
2. WPS Sumbawa Besar – Dompu - Bima
(WPS 17)
Merupakan WPS dengan kategori pusat
pertumbuhan sedang berkembang dimana
seluruh kawasan di dalam WPS ini masuk ke
dalam wilayah administrasi Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Pulau sumbawa dengan luas
wilayah 15.414,45 km2 dengan jumlah
penduduk sebanyak 1.165.964 jiwa di tingkat
kepadatan 76 jiwa/km2 dengan potensi yang
dimiliki Pulau Sumba bisa berkontribusi untuk
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan
penggerak ekonomi daerah. Profil WPS
Sumbawa Besar – Dompu – Bima. ditunjukan
oleh peta berikut.
Pada WPS ini terdapat Kota Bima dan 4 Kabupaten, yaitu Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat,
Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu. Salah satu kawasan yang dapat diidentifikasi pada WPS 17 ini adalah
Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN) Moyo di pulau Moyo dengan daya tarik Wisata Laut dan juga
Benteng Alam dan Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN) Tambora Kabupaten Bima dengan daya
tarik Benteng Alam.
3. WPS Waingapu – Labuan Bajo – Ende –
Maumere (WPS 18)
Merupakan WPS dengan kategori Pusat
Pertumbuhan Baru dimana seluruh kawasan di
dalam WPS ini masuk ke dalam wilayah
administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Wilayah Pulau Nusa Tenggara Dengan potensi
yang memiliki banyaknya kepulauan dan juga
pegunungan, berdasarkan potensi-potensi
tersebut pengembangan pembangunan Provinsi
Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu provinsi
di Pulau Nusa Tenggara diarahkan menjadi pusat-
pusat pertumbuhan ekonomi yang memiliki daya
saing nasional dan internasional berbasis
pengembangan industri MICE, serta
pengembangan industri berbasis peternakan
terutama sapi, garam, rumput laut, jagung,
mangan, dan tembaga. Profil WPS Pertumbuhan
Baru Waingapu – Labuan Bajo – Ende – Maumere.
ditunjukan oleh peta tersebut.
150
3. WPS Kupang – Atambua (WPS 19)
Merupakan WPS dengan kategori Pusat Pertumbuhan Baru dimana seluruh kawasan di dalam WPS ini
masuk ke dalam wilayah administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur. Potensi di wilayah Nusa Tenggar Timur
Terdiri dari Potensi pertanian lahan kering 1.528.308 Ha dengan tingkat pemanfaatan 54,62 % Lahan
belum diusahakan 751.185 Ha, Potensi perkebunan luas 888.931 Ha dengan tingkat pemanfaatan
35,45%, Potensi Padang Penggembalaan 832.228 Ha dengan potensi-potensi lahan tersebut maka dari itu
Provinsi Wilayah Nusa Tenggara Timur didaulatkan sebagai Lahan Pangan Nasional dan diarahkan diarahkan
menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang memiliki daya saing nasional dan internasional berbasis
pengembangan industri MICE, serta pengembangan industri berbasis peternakan terutama sapi, garam,
rumput laut, jagung, mangan, dan tembaga. Dan diharapkan menjadi gerbang ekonomi nasional untuk
mencapai Pasar Eropa, Afrika, Asia Selatan, Asia Timur, dan Australia. Berikut Gambar 2. WPS Pertumbuhan
Baru Kupang – Atambua.

151
Profil Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) di
Maluku
Daruba ( PKSN ) 29. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang Profil
1. WPS Ternate – Sofifi – Doroba (WPS Luas : 2476 km²
Jumlah Penduduk: 57.565 jiwa
(2013)
Ternate – Sofifi – Daruba

29) PDRB Perkapita: 2.210.857,12


IPM: 67.03 (2013)
KSPN Morotai dsk.
Daya Tarik : Wisata Marina, Wisata
Pantai/Bahari, Taman Nasional Laut
Pelabuhan Daruba
KEK Morotai
WPS Ternate – Sofifi – Doroba merupakan WPS Kelas : Pengumpan Regional
Kegiatan : Industri Pengolahan
Perikanan, Industri Berbasis Kelapa dan
Jailolo
dengan kategori pusat pertumbuhan sedang Luas : km²
Jumlah Penduduk: jiwa ()
Tanaman Obat, Aneka Industri, Logistik

Pelabuhan Tobelo

berkembang dimana seluruh kawasan di dalam PDRB Perkapita:


IPM: ()
pa
Kelas : Pelabuhan Pengumpul

WPS ini masuk ke dalam wilayah administrasi


Tobelo ( PKW)
Ternate ( PKN) Luas : 3896,90 km²
Luas : 111,3 km² Jumlah Penduduk: 173.117 jiwa (2013)
Jumlah Penduduk: 202.728 jiwa
Provinsi Maluku Utara. Pada WPS ini ada salah (2013)
PDRB Perkapita: 3.740.995,47
PDRB Perkapita:2.848.885,32
IPM: 70.36 (2013)

satu kawasan yang dapat diidentifikasi pada IPM: 78.44 (2013)

Sofifi

WPS ini adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Luas : 85 km²


Jumlah Penduduk: 1783 jiwa (2013)
PDRB Perkapita: 3.656.304, 14 ck Bandara Babullah

KEK Morotai/Kab.Morotai (Perkotaan Morotai IPM: 70.63 (2013)

Pelabuhan Jailolo
fn
Kelas : Bandar Udara Pengumpul Skala
Tersier
Kapasitas : 700.000/tahun

Selatan, Kawasan Minapolitan, Kawasan Kelas : Pengumpan Regional


Pelabuhan Achmad Yani Ternate
KTM Pulau Morotai
Kab. Morotai, Maluku
Utara
Tidore ( PKW)
Luas : 1645,73 km²
Pariwisata, Kawasan Transmigrasi) Morotai Kelas : Pelabuhan Utama

Pelabuhan Sofifi
Jumlah Penduduk: 94.943 jiwa(2013)
PDRB Perkapita: 3.400.682,62
IPM: 70.80m(2013)
yang terletak di Kepulauan Halmahera Provinsi Kelas : Pelabuhan Pengumpul

Simpul pala
Maluku Utara, Secara umum, profil kawasan
pa

ck Simpul cengkeh

KEK Morotai. Simpul Perikanan


44

30. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang Profil


Ambon – Masohi 2. WPS Ambon – Seram (WPS 30)
KI Seram Bagian Barat
Kegiatan : Industri Ikan Hasil Laut
WPS Ambon – Seram merupakan WPS dengan
KTM Kobisonta
Kab. Maluku Tengah, Maluku
kategori pusat pertumbuhan terpadu dimana
kawasan-kawasan yang terdapat di dalam WPS
Wahai : PKW
Luas : 7.173,6 km²
Jumlah Penduduk: 16.255 jiwa
ini masuk ke dalam wilayah administrasi yang
(2010)
berbeda-beda yaitu Provinsi Maluku.
Simpul Perikanan Masohi : PKW
Pengembangan pembangunan pada WPS ini
Luas : 37,30 km²
Jumlah Penduduk: 31.958 jiwa
(2010)
diarahkan ke sektor pertanian, perkebunan,
pariwisata bahari, perindustrian, perikanan dan
Kairatu : PKW
Luas : 329,65 km²
pertambangan mineral.
Jumlah Penduduk: 26.355 jiwa
(2011)

Ambon : PKN
Luas : 377 km²
Jumlah Penduduk: 331.254 jiwa
Pelabuhan Yos Sudarso Ambon Bandara Pattimura
(2011)
Simpul Perkebunan Kelas : Pelabuhan Utama Kelas : Bandar Udara Pengumpul
Komoditas : Cengkeh, Pala, Internasional Skala Tersier
Kakao, Kelapa Kapasitas : 74.000 TEUs Kapasitas : 700.000/tahun 45

152
Rapat Koordinasi dan Kunjungan
Lapangan dalam Rangka Penyusunan
Program Jangka Pendek Keterpaduan
Kawasan dengan Infrastruktur
Kementerian PUPR Tahun 2017-2019
WPS 9 (Tanjung Lesung-
Pangandaran-Sukabumi-Cilacap) di
Provinsi Banten

Rapat Koordinasi dan Kunjungan


Lapangan dalam Rangka Penyusunan
Program Jangka Pendek Keterpaduan
Kawasan dengan Infrastruktur
Kementerian PUPR Tahun 2017-2019
WPS 9 (Medan-Tebing Tinggi-Dumai-
Pekanbaru) di Provinsi Sumatera
Utara

153
PENYELENGGARAAN WORKSHOP, KONSINYASI, DAN KUNJUNGAN LAPANGAN

Penyusunan Strategi Nasional Pengembangan Workshop Tata Persuratan dan Kearsipan


Perkotaan (Nuds iii)

Sosialisasi Penyusunan LAKIP di Lingkungan Pusat 2 BPIW

Workshop Penyusunan Laporan Barang Milik Sosialisasi Penerapan SMM


Negara (BMN)

154
PENYELENGGARAAN WORKSHOP, KONSINYASI, DAN KUNJUNGAN LAPANGAN

Focus Group Discussion dan Kunjungan Lapangan ke Kabupaten Cilacap

FGD dan Kunjungan Lapangan dalam rangka FGD dan Kunjungan Lapangan ke Provinsi
Penyusunan Program Sinkronisasi Jangka Gorontalo
Pendek (2017-2019), Bangka Belitung

FGD dan Kunjungan Lapangan ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam


155
PENYELENGGARAAN WORKSHOP, KONSINYASI, DAN KUNJUNGAN LAPANGAN

FGD Identifikasi Kawasan, Penyusunan Profil Pengembangan Kawasan, dan Prograam


Sinkronisasi Jangka Pendek (2017-2019), Mamuju

Rapat Koordinasi dan Kunjungan Lapangan, Banten

FGD dan Kunjungan Lapangan ke Provinsi DKI Jakarta


156
PENYELENGGARAAN WORKSHOP, KONSINYASI, DAN KUNJUNGAN LAPANGAN

FGD dan Kunjungan Lapangan ke Provinsi Lampung

Pelaksanaan Kunjungan Kerja ke Provinsi Sumatera Utara

Pelaksanaan Kunjungan Kerja ke Provinsi Sumatera Utara

157
PENYELENGGARAAN WORKSHOP, KONSINYASI, DAN KUNJUNGAN LAPANGAN

FGD dan Kunjungan Lapangan ke Provinsi Sumatera Barat

Perjalanan Dinas Dalam Rangka FGD di Padang

Focus Group Discussion Sinkronisasi Program dan Pembiayaan Infrastruktur PUPR di WPS 23
Balikpapan – Samarinda - Maloy

158
3
PUSAT PENGEMBANGAN
KAWASAN STRATEGIS
159
BAGIAN
ANGGARAN DAN
UMUM

160
Kegiatan Pusat Pengembangan Kawasan
Strategis TA. 2015
Pusat Pengembangan Kawasan Strategis berupaya • Prioritas : memberikan prioritas dan tahapan
untuk dapat mewujudkan pencapaian sasaran strategis penanganan berdasarkan kapasitas yang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersedia untuk efektifitas dan efisiensi
yang dilakukan dengan pendekatan wilayah. Untuk pembangunan.
mendukung hal tersebut, Pusat Pengembangan • Data driven-fact base : Perencanaan,
Kawasan Strategis mengakomodasi prinsip - prinsip pemrograman, dan perancangan berdasarkan
pengembangan wilayah yang mampu menjawab data dan fakta yang benar, terkini, dan akurat.
kebutuhan dan tantangan yang ada yaitu: • Konsisten : pengembangan dilakukan secara
• Competitive (not only job creation) : mendorong konsisten dan menerus sesuai perencanaan.
pertumbuhan wilayah yang kompetitif baik • Visi, strategy, plan, implementation : Visi,
secara nasional terutama global dengan Strategi, dan implementasi yang
memacu peningkatan produksi kawasan dan berkesinambungan, terstruktur, dan sistematik,
peningkatan nilai tambah hasil produksinya. serta masif.
• Cluster base : memfokuskan pembangunan pada • Entrepreunership : Menciptakan peluang
kluster -kluster potensial dan strategis untuk kewirausahaan sektor formal dan informal
mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga dengan mendorong tumbuhnya inovasi dan
dapat menarik perkembangan kawasan kreativitas
disekitarnya.
• Build on existing and potential strenght (bukan
hanya reducing weakness) : pembangunan
berbasis kekayaan alam yang dimiliki dengan
memperkaya rantai produksi untuk menaikan
nilai tambah.
• Membangun overall strategy (bukan hanya
daftar aksi) : membangun secara menyeluruh di
seluruh aspek, meliputi : sosial, ekonomi, dan
lingkungan.

161
Pusat Pengembangan Kawasan Strategis melaksanakan 2. Rencana keterpaduan pengembangan kawasan
Kegiatan-Kegiatan dalam rangka mewujudkan sasaran strategis dan antarkawasan strategis dengan
strategis, antara lain; pembangunan infrastruktur bidang PUPR;
1. Kebijakan teknis keterpaduan pengembangan • Rencana Pengembangan Kawasan Perbatasan
kawasan strategis dan antarkawasan strategis Indonesia-Timor Leste di NTT
dengan pembangunan infrastruktur bidang PUPR; • Rencana Pengembangan Kawasan Perbatasan
• Penyiapan Konsep Pengembangan Wilayah Indonesia-Malaysia di Kalbar, Kaltim, dan Kaltara
Berbasis Kemaritiman,
• Materi Teknis Pedoman Pengembangan • Rencana Pengembangan Kawasan Perbatasan
Infrastruktur Terpadu Kawasan Strategis Indonesia-Papua New Guinea di Papua
• Materi Teknis Pedoman Inkubasi Kawasan • Rencana Pengembangan Kawasan Perbatasan
Strategis, Indonesia-Laut Cina Selatan di Natuna
• Penyusunan Naskah Akademis 35 WPS Dalam • Rencana Pengembangan Kawasan Magelang -
Rangka Percepatan Pembangunan Infrastruktur Muntilan – Borobudur
PU-PR, • Rencana Pengembangan Kawasan Balikpapan-
• Materi Teknis Pedoman Pengembangan Samarinda-Bontang-Maloy
Infrastruktur Terpadu Antar Kawasan Strategis • Rencana Pengembangan Kawasan Palangkaraya-
• Materi Teknis Pedoman Pengembangan Banjarmasin-Pelaihari-Batulicin-Kota Baru
Keterpaduan Interaksi Jaringan Jalan dengan
Kawasan Permukiman dan Pusat Ekonomi
Kreatif
• Penyusunan Cepat (Quick Assessment)
Kebutuhan Program PUPR 2017 pada WPS di
Pulau Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara
• Penyusunan Cepat (Quick Assessment)
Kebutuhan Program PUPR 2017 pada WPS di
Pulau Kalimantan, Sulawesi dan Maluku
• Penyusunan Cepat (Quick Assessment)
Kebutuhan Program PUPR 2017 pada WPS di
Pulau Sumatra dan Pulau Jawa
• Forum Kajian WPS

162
• Rencana Pengembangan Kawasan Manado- • Penyusunan Indeks Tingkat Pengembangan
Bitung-Kawangkoan-Tumpaan-Amurang Lingkungan Fisik Wilayah
• Rencana Pengembangan Kawasan Pulau Madura • Penyiapan Buku Profil Pengembangan
dan Sekitarnya Lingkungan Fisik Wilayah
• Rencana Pengembangan Kawasan Cikarang • Penyiapan Film Profil Pengembangan
Bekasi Laut (CBL) Lingkungan Fisik Wilayah
• Rencana Pengembangan Kawasan Yogyakarta- 4. Area inkubasi pada kawasan strategis yang
Prigi-Blitar-Malang dibangun;
• Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan • Inkubasi Pengembangan Kawasan Danau Toba
Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru • Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan
• Rencana Pengembangan Kawasan Semarang- Anjungan Cerdas Daerah Trenggalek
Surabaya • Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan
• Rencana Pengembangan Kawasan Timika- Anjungan Cerdas Daerah Rambut Siwi (Bali)
Enarotali-Nabire (Pegunungan Tengah Papua) • Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan
• Rencana Pengembangan Kawasan Jawa Barat Anjungan Cerdas Daerah Tarahan (Lampung)
Bagian Selatan-Timur
• Rencana Pengembangan Kawasan Selatan
Sulawesi Utara
• Rencana Pengembangan Kawasan Sorong-
Manokwari-Bintuni
• Rencana Pengembangan Kawasan Merauke
Trans Papua
• Rencana Pengembangan Kawasan Makassar-
Parepare-Toraja
3. Layanan data dan informasi keterpaduan
pengembangan kawasan perkotaan dengan
infrastruktur bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat;

163
5. Fasilitasi pencadangan dan pengadaan tanah
yang dilaksanakan untuk 35 WPS;
• Penyiapan Sistem Fasilitasi Pengadaan Tanah
PUPR pada Kawasan Strategis,
• Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Pengadaan
Tanah PUPR pada Kawasan Strategis
• Fasilitasi dan Koordinasi Pengadaan Tanah
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
• Peraturan Pertanahan dan Pengadaan Tanah
di Indonesia Mendukung Percepatan
Pembangunan Infrastruktur PUPR

6. Layanan perkantoran.
• Fasilitasi Penyusunan Standar Manajemen
Mutu Dan Key Performance Indicator
• Laporan Keuangan, dan Barang Milik Negara,
Tata Persuratan dan Kearsipan
• Fasilitasi Penyusunan Program Eselon II, Lakip,
PK, e- Mon dan Buku Tahunan
• Pengawasan dan Pengendalian Pihak Ke-3.

164
RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN SELATAN
SULAWESI UTARA
• Pada dasarnya semua WPS mempunyai peran • Analisis kependudukan
sebagai kawasan pusat pertumbuhan yang
diharapkan akan menjadi pembangkit pertumbuhan • Analisis teknis perencanaan kawasan inkubasi
juga bagi wilayah yang berada di sekitar WPS 2. Rencana Strategis Infrastruktur Wilayah,
tersebut, sehingga pada tahap lebih lanjut
penyebaran pembangunan ini akan membentuk mencakup:
pembangunan yang semakin merata di seluruh • Analisis fisik dan lingkungan
wilayah Indonesia dengan program infrastruktur
terpadu. • Analisis aspek ekonomi

• Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun rencana • Analisis keterpaduan


pembangunan sebagai dokumen acuan dalam • Analisis daya dukung tanah dan rona lingkungan
melaksanakan pembangunan Kawasan Selatan
3. Rencana Program Jangka Menengah Infrastruktur
Sulawesi Utara. Sasaran Kegiatan ini adalah
PUPR mencakup:
tersedianya dokumen rencana strategi
pengembangan wilayah, rencana strategis • Analisis teknis
infrastruktur wilayah, dan rencana program • Analisis daya ungkit (multiplier effect analysis)
infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan • Analisis pembiayaan dan kemitraan
Rakyat untuk pengembangan Kawasan Selatan
Sulawesi Utara. 4. Penyusunan Rencana Tapa dan Rancangan Teknis
(DED)
• Ruang lingkup kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Strategi Pengembangan Wilayah, mencakup:


• Analisis kebijakan ruang

165
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN

Terkait dengan konsep pengembangan potensi ekonomi berbasis koridor ini, dalam perspektif sistem konsep
tersebut dapat dikategorikan sebagai sistem pembangunanan ekonomi. Dikatakan sebagai suatu sistem
maksudnya terdapat mekanisme kerja yang tersistematis, terstruktur, dengan pola aturan yang jelas.
Ilustrasinya sebagai berikut.

GAMBAR ILUSTRASI MEKANISME SISTEM PENGEMBANGAN EKONOMI KORIDOR MP3EI

Sumber: Masterplan MP3EI, Perpres No.32 Tahun 2011

Berdasarkan gambar ilustrasi diatas, konsep sistem pengembangan koridor ekonomi tidak bisa berjalan
sendiri jika tidak didukung oleh berbagai lokasi khusus ekonomi dan infrastruktur utama maupun
infrastruktur penunjang. Semua komponen tersebut saling terintegrasi, saling mempengaruhi untuk
memberikan dorongan dan nilai tambah bagi pengembangan ekonomi.

166
Hal 16
ORIENTASI WILAYAH PENGEMBANGAN

Provinsi Gorontalo

1. Kabupaten Bone Bolango,


2. Kabupaten Gorontalo,
3. Kota Gorontalo,

Provinsi Sulawesi Utara

1. Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan,
2. Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur,
3. Kota Kotamobagu.

Secara geografis Wilayah Pengembangan Strategis Gorontalo – Kotamobagu terletak pada batas
koordinat wilayah mulai dari 122o 0’16,33” - 124o42’11,59” Bujur Timur dan 0o20’46,93” -
1o10’15,45” Lintang Utara. Wilayah administratif Pengembangan Strategis Gorontalo-Bolaang
Mongondow pada studi ini terletak di dua provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Utara yang terdiri dari
2 Kabupaten dan 1 Kota, dan Provinsi Gorontalo dengan 2 Kabupaten dan 1 Kota,

167
Hal 2
ANALISIS PENGEMBANGAN

Keterpaduan Kebijakan Penataan Ruang


Analisis kebijakan terkait untuk pengembangan 3) Arahan Kebijakan Spatial Plan
Kawasan Makassar – parepare - Toraja didasarkan Identifikasi kebijakan spatial plan ditujukan untuk
pada: inventarisasi arahan spasial pengembangan
1) Pendekatan WPS wilayah, yang merupakan hasil integrasi dari
• Pembangunan berbasis WPS merupakan suatu berbagai dokumen kebijakan spasial. Tujuan
pendekatan pembangunan yang memadukan Pengembangan Wilayah, berupa target kondisi
antara pengembangan wilayah dengan “market pengembangan wilayah yang akan dituju/
driven” mempertimbangkan daya dukung dan dikembangkan. Identifikasi sasaran wilayah yang
daya tampung lingkungan serta memfokuskan terkait dengan tujuan, pengembangan wilayah,
pengembangan infrastruktur pada suatu wilayah berupa kawasan yang didorong
strategis dalam rangka mendukung percepatan pengembangannya dan kawasan yang
pertumbuhan kawasan strategis dan mengurangi dikendalikan
disparitas antar kawasan di dalam WPS.
• Untuk itu diperlukan keterpaduan perencanaan
antara infrastruktur dengan pengembangan
kawasan strategis dalam WPS, seperti perkotaan,
industri, dan maritim/pelabuhan industri dan
Sinkronisasi Program antar infrastruktur yang
mendukung pertumbuhan kawasan- kawasan di
dalam WPS (fungsi, lokasi, waktu, besaran, dan
dana).
2) Arahan Kebijakan Development Plan
Identifikasi kebijakan development plan ditujukan
untuk inventarisasi arahan pembangunan
wilayah, yang merupakan prioritas
pembangunan dalam lima tahun pertama.

168
ANALISIS KETERKAITAN TRANSPORTASI ANTAR KOTA
ANALISIS KETERKAITAN TRANSPORTASI ANTAR KOTA DI PROVINSI GORONTALO

Di Provinsi Gorontalo, terdapat 2 (dua) kawasan andalan, yaitu :


1. Kawasan Gorontalo dengan kota-kota yang ada di dalamnya adalah Gorontalo dan Kwandang
2. Kawasan Marisa dengan kota Tilamuta sebagai pusatnya.
Keterkaitan tinggi terdapat antara kota Gorontalo dengan Kwandang dalam Kawasan Gorontalo dan Tilamuta
(Kawasan Marisa) dengan Kwandang dan Gorontalo (Kawasan Gorontalo). Dengan bentuk keterkaitan yang
demikian, kota-kota ini berpotensi membentuk ”cluster” dengan kota lainnya dalam kawasan andalannya
masing-masing. Keterkaitan antarkota lainnya, baik dalam kawasan andalan maupun antarkawasan andalan
termasuk dalam kategori rendah hingga sedang

TUJUAN VOLUME BARANG (Ton/Tahun)


ASAL Gorontalo Kwandang Tilamuta
Gorontalo 477,104 82,629
Kwandang 667,946 293,657
Tilamuta 71,612 251,706
Rasio Keterkaitan (%)
Gorontalo 140 87
Kwandang 71 86
Tilamuta 115 117

Keterangan : 0-50 % = Tidak ada keterkaitan/Keterkaitan Rendah


51 - 100 % = Keterkaitan Sedang
> 100 % = Keterkaitan Tinggi

sumber: diolah dari matriks OD 2006

169
Hal 10
ANALISIS KETERKAITAN TRANSPORTASI ANTAR KOTA DI PROVINSI
SULAWESI UTARA

Di Provinsi Sulawesi Utara, terdapat 2 (dua) kawasan andalan, yaitu :


1. Kawasan Manado dsk dengan kota-kota yang ada di dalamnya adalah kawasan perkotaan
Manado-Bitung, Tondano dan Tomohon
2. Kawasan Dumoga-Kotamobagu dsk (Bolaang Mongondow) dengan Kotamobagu sebagai
pusatnya.
Dalam Kawasan Manado dsk, keterkaitan antarkota yang tinggi terdapat pada Manado-Bitung –
Tomohon, Tomohon – Tondano, dan Tondano – Manado-Bitung. Antarkawasan kawasan andalan,
keterkaitan kota yang tinggi terdapat antara Manado-Bitung – Kotamobagu dan kotamobagu
Tondano.
Keterkaitan antarkota lainnya di wilayah ini termasuk kategori sedang

TUJUAN VOLUME BARANG (Ton/Tahun)


Manado-
ASAL Tondano Tomohon Kotamobagu
Bitung
Manado-Bitung 1095714 406944 295064
Tondano 876571 461234 251807
Tomohon 447638 447638 82864
Kotamobagu 348711 230823 89238
Rasio Keterkaitan (%)
Manado-Bitung 80.00 110.00 151.71
Tondano 125.00 97.05 91.67
Tomohon 90.91 103.04
Kotamobagu 84.62 109.09 92.86 92.86
Keterangan : 0-50 % = Tidak ada keterkaitan/Keterkaitan Rendah
51 - 100 % = Keterkaitan Sedang
> 100 % = Keterkaitan Tinggi

sumber: diolah dari matriks OD 2006

170
Hal 10
ULTIMATE GOALS PROFILE

Dari ketiga kawasan prioritas pengambangan di Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo merupakan
pusat simpul kegiatan sosial ekonomi. Ditinjau dari kriteria ekonomi, kota gorontalo berkontribusi
hampir 30% terhadap PDRB provinsi. Meskipun luas wilayah Kota Gorontalo relatif terkecil
terhadap 2 kabupaten kawasan lainnya, namun jumlah penduduknya terbesar dari wilyah lainnya
yaitu 368,063 jiwa pada tahun 2013 atau share terhadap provinsi sekitar 33%. Profil lebih lengkap
ketiga kawasan prioritas disajikan sebagai berikut.

171
RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN MAKASSAR – PAREPARE –
TORAJA (WPS MAKASSAR-PAREPARE-
MAMUJU)
MAKSUD & TUJUAN
 Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung
percepatan pembangunan Kawasan Makassar-
Parepare-Toraja secara terpadu antara
infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, sektor lain,dan program pemerintah daerah
dalam rangka meningkatkan daya saing kawasan
 Tujuan kegiatan adalah menyusun rencana
pengembangan antar kawasan sebagai dokumen
acuan bagi pembangunan keterpaduan
infrastruktur wilayah di Kawasan Makassar-
Parepare-Toraja.

OUTPUT
 Tersusunnya dokumen rencana strategi
pengembangan wilayah
 Tersusunnya rencana strategis infrastruktur
wilayah
 Tersusunnya rencana program infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

172
 Kontribusi ekonomi kab/kota dalam kawasan terhadap
provinsi sekitar 60%
Klasifikasi Pelabuhan
> 1.500.000

1.000.000 - 1.500.000 ADHK (Milyar Rupiah) 2014

500.000 - 600.000
1.000 - 100.000

 Jumlah penduduk kawasan Makassar-Parepare-Toraja*


47,57% dari total penduduk 2 provinsi Sulbar dan Sulsel

Sumber :
Klasifikasi PDRB ADHK (1) Hasil Analisis,
(Milyar Rupiah) 2014 2015
(2)
> 5.000 Kabupaten/Kota
Dalam Angka,
BPS, 2014
4.000 - 5.000

2.000 - 3.000
 Sebaran kawasan strategis provinsi (KSP) Sulsel & Sulbar
1.000 - 2.000 dominan berada di kawasan Makassar-Parepare-Toraja
500 - 1.000 sekitar 70% dengan fokus utama sektor/komoditas
unggulan berbasis sumber daya alam

173
KONEKTIVITAS ANTAR PULAU

 Untuk memperkuat konektivitas, Tol Laut perlu


diintegrasikan dengan jaringan jalan nasional dan
Ferry penyeberangan sebagai jembatan bergerak
(movable bridge). Perpaduan konsep Tol Laut,
jaringan jalan, ferry penyeberangan, akan
membentuk jaringan nautical freeway yang menjadi
kunci konektivitas domestik
Samarinda
 Pengembangan sabuk tengah yang berfungsi
menghubungkan jalur tengah wilayah Indonesia, yaitu
lintas penyeberangan : 35 Ilir (Palembang)-Muntok,
Sadai-Tanjung Ru, Manggar-Ketapang, Batulicin-
Garongkong, Kariangau-Taipa, Luwuk-Salakan-
Balikpapan Banggai-Taliabu-Sanana-Namlea-Hunimua-Waipirit-
 Daging, Wahai-Fakfak
Hortikultura,
ternakMamuju  Makassar dan sekitar Wilayah Mamminasata akan
berfungsi sebagai gerbang internasional dan
perdagangan antar pulau
 Basis klaster dengan simpul distribusi di Parepare dan
 Fuel Mamuju secara strategis dapat mengembangkan
 Beras, jaringan dengan pusat pembangunan utama di
Hortikultura, Kalimantan.
bahan
bangunan

Parepare

Makassar

ALKI

174
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

Provinsi Fungsi Jalan  Ruas Panjang Jalan


(km)

Sulbar Arteri Primer 18 ruas 213,16


Kolektor Primer 13 ruas 395,97
Sulsel Arteri Primer 41 ruas 262,65
(4)
Kolektor Primer 28 ruas 331,66
(b)
Mamuju
Sumber : Kepmen PUPR N0. 248 Tahun 2015, Kepmen PUPR N0. 290 Tahun 2015

Rantepao
Mamasa
Tingkat pelayanan Ruas Jalan
(c) jalan
Makale
(d)
E & F (V/C ration > Dominan berada di kawasan
Polmas 0.85) perkotaan Mamminasata
Majene
C & D (V/C Ratio 0.45 1) Dominan berada di kawasan
Enrekang
– 0.85) perkotaan Mamuju, Majene,
Pinrang Sidrap, Polewali, Pinrang,
Sidrap Parepare, Makale
(3) 2) Lintas Maros – Bone, Lintas
Majene – Polewali, Lintas
Parepare - Bangkae
Barru
Sumber : Data Kondisi jalan Sulsel-Sulbar, Desember 2014
(2)
Bandar Udara
a. Bandara Sultan Hasanuddin
b. Bandara Pongtiku
Pangkep
c. Bandara Buntu Kunik (rencana)
d. Bandara Tampa Padang
Maros
(1)
Pelabuhan
(a) 1) Pelabuhan Makassar
2) Pelabuhan Garongkong
3) Pelabuhan Parepare
4) Pelabuhan Belang-Belang

175
PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN PERTANIAN

Pola Sebaran  Kawasan ini merupakan daerah lumbung padi


Tanaman Pangan nasional, menyumbang kelebihan produksi padi
(Padi) sekitar 1,9 juta ton tiap tahun kepada produksi
nasional.

 Produksi tanaman pangan di dalam kawasan yang


memberikan kontribusi besar terhadap produksi
nasional adalah padi (7,91%), jagung (8,10%) dan
kacang hijau (10,12%).
Mamuju

 Iklim mikro di dalam kawasan ini mendukung untuk


Rantepao
Mamasa kesinambugan produksi pertanian dalam setahun.
Secara umum, produksi pertanian di kawasan ini
Makale terbagi menjadi sisi Barat dan sisi Timur. Pada saat
sisi Barat kawasan memasuki musim panen maka
Polmas pada sisi Timur kawasan memasuki musim tanam
Majene dan sebaliknya. Kesinambungan ini mendukung
terjaminnya produksi pertanian secara terus
Enrekang
menerus.
Pinrang
Sidrap  Pada tahun 2027, potensi produksi tanaman pangan
padi akan menjadi 2,47 kali lipat dan jagung menjadi
2,09 kali lipat. Pada tahun itu, produksi padi akan
mencapai 24,28 juta ton dan jagung akan mencapai
Barru
4,11 juta ton. Hal tersebut dapat dicapai dengan
menanam padi 3 kali setahun dan jagung 2 kali
setahun

Pangkep

Maros

176
PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN PARIWISATA

 Produk pariwisata dominan  geowisata & wisata


KSPN TORAJA budaya
1. WISATA BUDAYA 1. Fenomena huruf K – benturan lempeng Eurasia-
TRADISIONAL: India-Australia
peningkatan kualitas dan 2. Mahaseni batucadas (rock art – petroglyph &
value for money, elemen pictograph)
tambahan Museum dan 3. Karst : Ramang2, Maros,
Art Center yang 4. Fenomena Danau Tempe
diaktivasi; 5. Enrekang : Bukit Nona dan Bambapuang
2. WISATA MINAT KHUSUS 6. Permukiman Bugis dan Jalur 100 menara
– geotrek Gunung Api 7. Pusat tenun/sutera
Purba Toraja (utara, 8. Pare-pare : kampung nelayan, masjid Habibie
barat); jalur kopi (timur); 9. Sejarah Bugis vs Toraja
perbukitan karst
(selatan), lingkar Buntu  Kawasan Toraja merupakan kawasan wisata
Sarira (plus unggulan DPN
interpretasi/buku  Diperkirakan wisatawan yang akan berkunjung ke
panduan); Toraja sebesar 825.055 jiwa (dengan dominan
3. WISATA BUDAYA –
wisatawan dalam negeri 70%)
REKREASIONAL -
nostalgia - vfr, Makula
Kawasan hotspring, fotografi,
Pengembangan Proyeksi Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Pariwisata Nasional belanja, makanan
dan Nusantara di Toraja Tahun 2015 - 2024
MAJENE dskt tradisional, hang out,
olah raga

Kawasan
Pengembangan
Pariwisata Nasional
SENGKANG dskt

Kawasan Pengembangan
Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional
Pariwisata Nasional MAROS KARST dskt
MAKASSAR KOTA dskt Sumber ; Rencana Detil KSPN Toraja, 2015

177
ULTIMATE CONCEPT KAWASAN MAKASSAR-PAREPARE-TORAJA
Wilayah Kawasan Perkotaan Pembangunan
Kota Baru
Kota Makassar Besar -
Metropolitan
Maros Besar - Kota Baru Gowa-
Metropolitan Maros
Pangkep Besar
Barru Besar
Kota Parepare Besar
Mamuju
Pinrang Kecil Duampanua
Rantepao Sidrap Sedang
Mamasa
Enrekang Kecil Maiwa
Makale Tana Toraja Sedang
Polman Toraja Utara Sedang
Majene Polewali Mandar Sedang Wonomulyo
Enrekang

Pinrang
Majene Sedang
Sidrap Mamasa Kecil
Total : 3.000.000 jiwa Mamuju Sedang Mamuju-
Belang‐belang
Barru Tampapadang Kalukku
Mamuju Tengah Kecil KPB Tobadak
Total : 480.000 jiwa

Pangkep > 500.000

Maros
200.000 – 500.000

100.000 – 200.000
Total : 2.000.000 jiwa
50.000 – 100.000

< 50.000 178


KAWASAN
MAMUJU I. ANJUNGAN CERDAS DAN
KAWASAN INKUBASI DI
ULTIMATE CONCEPT KAWASAN TORAJA:
KAWASAN TORAJA • Agribisnis: pertanian,
MAKASSAR-PAREPARE-TORAJA
perkebunan, peternakan
• Pariwisata (eco-tourism
& cultural-based
tourism);
III. KAWASAN INKUBASI
DI PINRANG:
• Agribisnis: +200k II. ANJUNGAN CERDAS
pertanian, m DAN KAWASAN
perkebunan, INKUBASI DI
perikanan, ENREKANG:
KAWASAN
kelautan • Agribisnis:
ENREKANG
• Pariwisata pantai Kawasan Support ke pertanian,
KAWASAN
Kawasan Toraja perkebunan,
PINRANG
peternakan
KAWASAN SIDRAP • Pariwisata
KAWASAN (eco-tourism &
IV. KAWASAN INKUBASI DI PAREPARE edu-tourism)
BARRU:
• Agribisnis:
pertanian,
perkebunan, KAWASAN BARRU
peternakan,
kelautan
+200k Lokasi tengah-
m pantai
• Pariwisata tengah
Titik lelah
perjalanan
KAWASAN
PANGKAJENE

MAKASSAR
& KAWASAN MAROS
METROPOLIT ANJUNGAN CERDAS & KAWASAN INKUBASI DI KORIDOR EKONOMI
AN MAKASSAR-PAREPARE-TORAJA
MAMMINAS
ATA
179
Rencana Pengembangan
Kawasan Yogyakarta –
Prigi – Blitar - Malang
MAKSUD & TUJUAN
SASARAN
 Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan  Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah
Yogyakarta – Prigi – Blitar - Malangi dimaksudkan tersedianya dokumen rencana strategi
untuk mendukung percepatan pembangunan pengembangan wilayah, rencana strategi
Kawasan tersebut secara terpadu antara infrastruktur wilayah, dan rencana program
infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, sektor lain, dan program pemerintah Rakyat untuk pengembangan Wilayah
daerah dalam rangka meningkatkan daya saing Pengembangan Strategis (WPS) Yogyakarta –
kawasan. Prigi – Blitar - Malang.

 Kegiatan ini bertujuan menyusun rencana


pengembangan antar kawasan, rencana teknis
inkubasi kawasan koridor Yogyakarta – Prigi – Blitar
– Malang, dan rancangan teknis anjungan cerdas di
dalam kawasan inkubasi sebagai dokumen acuan
bagi pembangunan keterpaduan infrastruktur
wilayah di Kawasan Yogyakarta – Prigi – Blitar -
Malang.

180
Ruang lingkup wilayah pada kegiatan ini mencakup seluruh kabupaten/kota yang berada pada WPS
Yogyakarta – Prigi – Blitar – Malang seperti yang tertera pada gambar berikut;

181
ARAH PENGEMBANGAN
Arah Pengembangan WPS Yogyakarta – Prigi – Blitar –
Malang di bagi dalam dua jenis, yaitu;
- Arah Pengembangan berdasarkan RPJM 2014 –
2019,
- Arah pengembangan berdasarakan kebijakan
MP3EI
- Arah pengembangan berdasarakan Kebijakan Tata
Ruang Nasional
- Arah pengembangan berdasarakan Kebijakan Tata
Ruang Provinsi.
Sedangkan Arah Pengembangan Kawasan-Kawasan pada
WPS Yogyakarta – Prigi – Blitar – Malang di bagi dalam
dua jenis, yaitu;
• Arah Pengembangan Kawasan di Kota Yogyakarta
• Arah Pengembangan Kawasan di kabupaten
Gunung Kidul
• Arah Pengembangan Kawasan di kabupaten
Wonogiri
• Arah Pengembangan Kawasan di Kabupaten
Pacitan
• Arah Pengembangan Kawasan di Kabupaten
Trenggalek
• Arah Pengembangan Kawasan di Kabupaten Blitar
• Arah Pengembangan Kawasan di kabupaten
Malang
• Arah Pengembangan Kawasan di Kota blitar
• Arah Pengembangan Kawasan di Kota Malang

182
Pengembangan konsep anjungan cerdas merupakan penerangan fasilitas jalan yang merujuk pada
konsep Michinoeki dari Jepang yang telah berhasil di aplikasikan. Lokasi anjungan cerdas yang
direncanakan untuk kawasan WPS Yogyakarta – Prigi – Blitar – Malang seperti yang tertera pada
gambar berikut;

183
ILUSTRATIVE SITE PLAN DAN BLOK PLAN ANJUNGAN CERDAS BENDUNGAN TUGU

184
RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN TANJUNG LESUNG –
SUKABUMI – PANGANDARAN
– CILACAP
LATAR BELAKANG
1. Di Pulau Jawa masih terdapat ketimpangan 5. daya tampung lingkungan, memfokuskan
pembangunan antara wilayah utara (kawasan pantai pengembangan infrastruktur menuju wilayah
utara Jawa) dan wilayah selatan (Kawasan Pantai strategis, mendukung percepatan pertumbuhan
Selatan Jawa); kawasan-kawasan pertumbuhan, dan mengurangi
disparitas antar kawasan. Maka diperlukan
2. Rencana Pengembangan WPS 9 dimaksudkan Untuk Keterpaduan Perencanaan antara Infrastruktur
mencapai Visi Indonesia 2025, dimana dirumuskan dengan pengembangan kawasan strategis dalam
Menjadi tiga strategi dasar, yaitu pengembangan WPS 9 dan Sinkronisasi Program antar infrastruktur
potensi ekonomi melalui koridor ekonomi, (Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan Dana)
penguatan konektivitas nasional, dan penguatan
kemampuan SDM serta Iptek Nasional;
3. Banyak dan beragamnya potensi sumberdaya alam
dan potensi pariwisata di Sepanjang Backbone WPS 9
yang memerlukan Rencana strategis pengembangan
Wilayah dan Rencana Konetivitas antar simpul
produksi berupa pengembangan infrastruktur yang
mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di
wilayah selatan sehingga bisa mengimbangi
kemajuan ekonomi di wilayah Utara; dan
4. Perlunya Rencana Pengembangan WPS 9 dengan
memadukan antara pengembangan wilayah dengan
“market driven” dan “Produk Driven”,
mempertimbangkan daya dukung dan

185
MAKUD DAN TUJUAN
1. Maksud dari pekerjaan ini yaitu menterpadukan 2. memberikan arahan pengembangan wilayah.
Pengembangan Kawasan Tanjung Lesung-Sukabumi-  Rencana strategis infrastruktur wilayah(RSI),
Pangandaran-Cilacap, sehingga terbentuk yang berisikan Strategi pengembangan
pengembangan kawasan yang sinergis guna infrastruktur yang terpadu dalam periode 10
menciptakan Kawasan Tanjung Lesung-Sukabumi- (sepuluh) tahun untuk elemen-elemen
Pangandaran-Cilacap yang nyaman dan aman untuk pengembangan kawasan yang sudah membentuk
investasi ekonomi sebagai konsep pengembangan mendukung struktur yang kuat secara terpadu
kawasan kedepannya. dengan kawasan;
2. Tujuan Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan  Program jangka menengah infrastruktur
Tanjung Lesung-Sukabumi-Pangandaran-Cilacapini Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam
dimaksudkan sebagai salah satu upaya mendukung periode 5 (lima) tahun disesuaikan kebutuhan,
percepatan pengembangan Kawasan tersebut. yang dijabarkan dalam program tahunan berikut
Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun rencana dengan sumber pembiayaannya termasuk dana
pembangunan sebagai dokumen acuan dalam dari pihak dunia usaha;
melaksanakan pembangunan Kawasan Tanjung
Lesung-Sukabumi-Pangandaran-Cilacap.  Peta keterpaduan infrastruktur antar kawasan
Tanjung Lesung¬Sukabumi-Pangandaran-Cilacap.
SASARAN
Tersedianya dokumen rencana strategi
pengembangan wilayah, rencana strategis
infrastruktur wilayah, dan rencana program
infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat untuk pengembangan Wilayah
Pengembangan Strategis (WPS) Kawasan Tanjung
Lesung-Sukabumi¬Pangandaran-Cilacap.

KELUARAN
 Strategi pengembangan Wilayah (SPW)
1. memperhatikan dan mempertimbangkan
rencana tata ruang,kondisi infrastruktur dan
wilayah saat ini dan kondisi yang dituju,

186
ULTIMATE GOALS YANG DI HARAPKAN DAPAT TERCAPAI DALAM RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN TANJUNG LESUNG – SUKABUMI – PANGANDARAN – CILACAP9

Bidang Infrastruktur
• Tercapainya Pemenuhan Infrastuktur PUPR dan Bidang Kepariwisataan
NON PUPR Pada Jalur Back Bone Yang Handal di • Potensi pariwisata dikawasan pesisir pantai WPS
tahun 2025 9 Dikembangkan Sebagai Wisata alam
• PLTU Labuan, Pelabuanratu dan Cilacap sebesar • Target kunjungan wisata di 2025 diharapkan 1
3700 MW yang berfungsi secara penuh dapat juta pengunjung Wisatawan mancanegara dan 3
menjadi penggerak seluruh kegiatan Pariwisata, Juta pengunjung Wisatawan domestik
Perikanan, Industri pengolahan dan sektor- • Adanya Kawasan Perhotelan di Tanjung lesung
lainnya di WPS 9 akan memicu berkembangnya industri kreatif
• Terlayaninya kebutuhan air baku bagi kebutuhan berbasis masyarakat.
industri, pariwisata dan masyarakat
• Sistim sanitasi berbasis masyarakat yang mampu
melayani kota-kota kecil dan lingkungan
permukiman di kawasan-kawasan strategis dan
prioritas

Bidang Industri
• Industri semen Sukabumi dan Industri Semen
Bayah serta Industri semen Holcim di Cilacap
disamping sebagai tulang punggung
pembangunan di Indonesia juga ber orientasi
export sebagai market driven dibidang komoditi
industry bahan bangunan.

Bidang Agrobisnis
• Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya dan
produk hasil kelautan di pesisir Barat Kabupaten
Pandeglang dan pesisir selatan Kabupaten Lebak,
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Pangandaran
dan Kabupaten Cilacap sebagai Komoditas
Unggulan

187
ULTIMATE GOALS RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN TANJUNG LESUNG – SUKABUMI –
PANGANDARAN – CILACAP SECARA RINGKAS DAPAT DILIHAT PADA GAMBAR BERIKUT;

188
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH

Pengembangan Wilayah diarahkan kepada 3 kegiatan Strategi Pengembangan Industri


utama yaitu Pariwisata, industri dan agrobisnis; Pengembangan Industri lebih diaraahkan pada
Industri berbasis export.Pengembangan yang sedang
Strategi Pengembangan kepariwisataan dilakukan di Kawasan WPS 9 adalah Industri Semen,di
Pengembangan Wisata di WPS 9 lebih ditekankan kabupaten Lebak, kabupaten Sukabumi.dan
kepada Wisata Alam mengingat bahwa kawasan Selatan kabupaten Cilacap yang telah berproduksi. kemudian
Banten Jawa Barat dan Jawa Tengah terletak pada jalur Industri pengolahan dan Industri Besi di kabupaten
pesisir yang menghadap ke Samudera Hindia. Pangandaran dan kabupaten Cilacap
Beberapa Spot kawasan Wisata Pantai dan Wisata bahari
mulai dari Pelabuhan Ratu, Pameungpeuk, Cipatujah, Strategi Pengembangan Agrobusiness
Pantai Santolo, Pantai SindangKerta, Pangandaran dan Potensi Perikanan tangkap, perikanan budi daya,
Cilacap telah lama berkembang dan telah mempunyai peternakan dan perkebunan di Banten serta Jawa
fasilitas pendukung kepariwisataan seperti hotel-hotel Barat merupakan komoditi yang dapat dikembangkan
restoran dan pusat-pusat kegiatan kebaharian Untuk menjadi komoditas unggulan di WPS 9 dari kajian
kawasan Tanjung Lesung saat ini tengah dikembangkan dapat ditetapkan simpul-simpul Perikanan di
menjadi kawasan Wisatam Internasional dengan PP no Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Lebak dan
26 tahun 2012 dan akan didukung oleh jaringan Kabupaten pangandaran dan simpul Peternakan serta
infrastruktur jalan Tol, Jaringan kereta api dari Anyer - perkebunan dapat dikembangkan di kabupaten
Labuan serta Bandar Udara Panimbang. Cianjur selatan, kabupaten garut dan kabupaten
Tasikmalaya.

189
Skema Proses Bisnis Dan Nilai Investasi Dan Keb.Infrastruktur Pada
SimpulKEGIATAN
SKEMA PROSES BISNIS BEBERAPA Industri Pariwisata
DI WPS Kek Tanjung
TANJUNG LESUNG Lesung
– SUKABUMI –
PANGANDARAN – CILACAP DAPAT DI LIHAT DALAM BEBERAPA GAMBAR BERIKUT;

190
RESUME IN DEPTH STUDY
INDUSTRI PENGOLAHAN
PERIKANAN TANGKAP

191
SKEMA PROSES BISNIS DAN NILAI INVESTASI DAN KEB.INFRASTRUKTUR
PADA SIMPUL INDUSTRI SMELTER PASIR BESI TEGALBULEUD –
SKEMA PROSES BISNIS PADA SIMPUL INDUSTRI SMELTERKAB.SUKABUMI
PASIR BESI
– TEGALBULEUD KAB. SUKABUMI

192
STRATEGI PENGEMBANGAN BRAND KAWASAN INKUBASI
INDUSTRI PERIKANAN TANGKAP PELABUHAN RATU

Strategy Employer Branding, dimana perusahaan air limbah , maka pengelola kawasan menyediakan
pengelola kawasan menyeleraskan Brand Positioning nya layanan pengolahan air limbah yang integrated dan
dengan program-program pengembangan kawasan, sesuai standar lingkungan.
seperti pembangunan infrastruktur pendukung kawasan
5. Menyediakan Akses pengiriman baik dari maupun
dengan standar nasional bahkan internasional seperti :
keluar kawasan melalui pelabuhan, dengan jalan
1. Infrastruktur Jalan dengan standar kawasan industri, menjalin kerjasama saling menguntungkan dengan
di dukung dengan jalan-jalan penghubung didalam pihak PPN Pelabuhan Ratu maupun dengan
kawasan itu sendiri. Pelabuhan PLTU Pelabuhanratu.
2. Infrastruktur Energi, dimana di siapkan Gardu induk6. Menyediakan fasilitas pelayanan perijinan satu pintu
tambahan di samping gardu induk yang telah ada di dalam kawasan sehingga mempermudah investor
terutama untuk mendukung keberadaan industri maupun tenant untuk mengurus perijinan dari
besar yang membutuhkan energi listrik dalam jumlah kegiatan industrinya
besar (>20 Mw)
3. Infrastruktur Air Bersih, di karenakan letak lokasi
kawasan yang dekat dengan sumber air baku dari
sumber air permukaan, maka diperlukan infrastruktur
penyedia air bersih baik itu melalui pipanisasi dan
sarana pengolahan air bersih.

4. Infrastruktur Pengolahan air limbah, dikarenakan


kawasan ini rencananya di dominasi oleh industri
besar yang tentunya mempunyai masalah pengolahan

193
Konsep Pengembangan Anjungan Cerdas Kawasan Inkubasi
Industri Perikanan Tangkap Pelabuhan Ratu (WPS 9)
• Pengembangan Anjungan Cerdas yang ada di
beberapa lokasi di sepanjang backbone WPS 9 Perawatan fasilitas secara keseluruhan, misalnya
mempunyai konsep Pengelolaan “Rest Area Berbasis adalah toilet harus selalu bersih dan dapat digunakan
Komunitas” secara aman dan nyaman;
• Lokasi terdapat di tepi jalan raya backbone wps 9 • Membantu pemerintah dalam hal mengumpulkan
dan mudah di akses oleh pengguna jalan; dan menyebarkan informasi lalu lintas;
• Pelayanan meliputi tempat parkir, toilet, telepon • Mendidik dan melatih staff humas dengan tujuan
umum, ruang informasi; meningkatkan kualitas informasi yang ditawarkan;
• Konfigurasi layout dari anjungan cerdas yang coba di • Membuat kolaborasi yang saling menguntungkan
desain antara lain terdapat tempat parkir yang luas untuk meningkatkan fungsi dan fasilitas Anjungan
yang bisa digunakan pengendara secara gratis, toilet Cerdas secara keseluruhan. Produk pertanian
yang bersih, ruang informasi yang menyediakan /perikanan /kerajinan/ produk kreatif masyarakat
mengenai informasi lalu lintas dan komunitas serta setempat
fasilitas penunjang seperti restoran, mini market
yang menyediakan produk-produk lokal seperti
produk pertanian, kerajinan dan lain-lain yang di
operasikan oleh masyarakat/komunitas lokal;
• Penanggung jawab fasilitas yang dioperasikan oleh
komunitas / Swasta adalah pemerintah daerah atau
lembaga kemasyarakatan atau swasta.
• Pertimbangan pendirian Anjungan Cerdas adalah
tersediannya akses yang mudah baik oleh anak-anak,
orang dewasa, orang tua maupun difable serta
memperhatikan tata ruang setempat.
• Toko yang menjual produk-produk lokal Setiap
operator anjungan cerdas wajib memenuhi standar
berikut untuk memastikan pemberian pelayanan
yang berkualitas tinggi bagi penggunanya:

194
PETA CITRA SATELIT LOKASI ANJUNGAN CERDAS DI WPS KAWASAN INKUBASI
INDUSTRI PERIKANAN TANGKAP PELABUHAN RATU

Bayah

Cidaun

Sindangkerta Binuangeun

195
GAMBAR RENCANA TATA LETAK ANJUNGAN CERDAS

196
Rencana Strategis Infrastruktur
WPS Palangkaraya-Banjarmasin-Batulicin
Secara ringkas latar belakang, Tujuan, lingkup Kegiatan, Metodologi dan output Kegiatan Pengembangan
Kawasan WPS Palangkaraya-banjarmasin-batulicin dapat dilihat pada gambar berikut;

Rencana Strategi Rencana Indepth Study


Profil Rencana Program
Pengembangan Strategis Kawasan
Kawasan Infrastruktur PUPR
Wilayah Infrastruktur Inkubasi
WPS PBB WPS PBB
WPS PBB WPS PBB WPS PBB

197
PENGEMBANGAN KAWASAN WPS PALANGKARAYA-
BANJARMASIN-BATULICIN

Meningkatkan konektivitas Pelabuhan Bahaur Kab. Pulang Pisau dan Pelabuhan Batanjung Kab. Kapuas dengan
1
backbone WPS

2 Pengembangan hub transportasi di Kota Palangkaraya, Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas.
Mengembangkan jaringan prasarana pendukung kegiatan agroindustri Sub WPS Palangkaraya-Pulang Pisau-Kapuas-
3
Metro Banjar Bakula

Meningkatkan konektivitas sentra produksi/potensi wilayah Kabupaten Kapuas di bagian utara melalui peningkatan
4
pelayanan jaringan angkutan sungai dan pembukaan jaringan jalan menuju backbone WPS

Pengembangan sumber-sumber air baku untuk melayani kawasan perkotaan saat sekarang maupun yang akan
5
dikembangkan sebagai kawasan perkotaan
6 Pembangunan perumahan perkotaan dan di sentra produksi dan simpul koleksi-distribusi
Meningkatkan konektivitas Pelabuhan Batulicin dengan Kota Baru, dan konektifvitas menuju Pelabuhan Pelaihari serta
7
Pelabuhan Trisakti Banjarmasin
8 Meningkatkan konektivitas Metro Banjar Bakula
9 Pengembangan hub transportasi di Batulicin, Kota Baru, Tanah Laut, Tanah Bumbu
Mengembangkan jaringan prasarana pendukung kegiatan agroindustri Sub WPS Metro Banjar Bakula-Tanah Bumbu-
10
Kotabaru

Meningkatkan konektivitas sentra produksi/potensi wilayah Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Banjar, Kabupaten
11 Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru melalui peningkatan pelayanan jaringan jalan menuju
backbone WPS

Pengembangan sumber-sumber air baku dan jaringan persampahan untuk melayani kawasan perkotaan saat sekarang
12
maupun yang akan dikembangkan sebagai kawasan perkotaan

13 Pembangunan perumahan perkotaan dan di sentra produksi dan simpul koleksi-distribusi

198
Konsep Desain Ultimate Goal
WPS Palangkaraya-Banjarmasin-Batulicin

“Mewujudkan WPS Palangkaraya-Banjarmasin-Batulicin sebagai kawasan agroindustri dan agrobisnis yang


produktif dan berkelanjutan untuk mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya alam, meningkatkan
produktivitas rakyat serta daya saing di pasar internasional”.

WPS Palangkaraya-Banjarmasin-Batulicin dibagi menjadi 2 (dua) Sub WPS berdasarkan yang didasarkan pada
dominasi potensi sektor yang berbeda, yaitu :
1. Sub WPS Palangkaraya-Pulang Pisau-Kapuas-Metropolitan Banjar Bakula sebagai kawasan agro industri
pertanian ; dan
2. Sub WPS Metropolitan Banjar Bakula-Tanah Bumbu-Kotabaru sebagai kawasan agrobisnis perkebunan.

199
Rencana Site Plan Anjungan Cerdas
Di Kab. Tanah Bumbu

6 4

7
1

1. Sentra Produk Lokal


2. Rumah Makan
3. Lahan Parkir
4. Galeri Pemda / PUPR
5. Musholla / Mesjid
6. Galeri ATM dan Mini Market
7. SPBU

200
Rencana Pengembangan Kawasan
Metropolitan Medan-Tebing
Tinggi-Dumai-Pekanbaru
LINGKUP KEGIATAN
TUJUAN KEGIATAN
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK), tujuan
utama dari kegiatan ini adalah untuk menyusun
rencana pengembangan antar kawasan sebagai
dokumen acuan bagi pembangunan keterpaduan
infrastruktur wilayah di kawasan Metro Medan -
Tebing Tinggi - Dumai - Pekanbaru .

SASARAN KEGIATAN
Tersedianya :
1. Dokumen Strategi Pengembangan Wilayah
MTDP
2. Dokumen Rencana Strategis Infrastruktur
Wilayah, MTDP
3. Rencana Program Infrastruktur Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat untuk
pengembangan Wilayah Pengembangan
Strategis (WPS) Metro Medan - Tebing
Tinggi - Dumai – Pekanbaru

201
OUTPUT KEGIATAN

1. Strategi Pengembangan Wilayah (SPW)


2. Rencana strategis infrastruktur wilayah (RSI) 10 tahunan
3. Program jangka menengah infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (RP) dalam periode
5 (lima) tahun
4. Perkiraan kinerja fungsi dan manfaat dari infrastruktur PUPR yang diprogramkan dalam jangka
menengah
5. Peta keterpaduan infrastruktur antar kawasan Metro Medan - Tebing Tinggi - Dumai - Pekanbaru
6. Rencana Induk Kawasan Inkubasi terpilih
7. Rencana tapak (site plan) dan rancangan teknis (DED) anjungan cerdas di kawasan inkubasi
8. Dokumen pengadaan jasa untuk implementasi fisik dan konsultan supervisi implementasi fisik di
anjungan cerdas

202
PENGEMBANGAN KAWASAN

1. Konsep Strategi Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-tebing Tinggi-dumai-pekanbaru di jelaskan pada


tabel berikut ;

PEMBANGUNAN
KOMPONEN PERAN STRATEGIS
1 KAWASAN INDIKASI PROGRAM TAHUN
INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR
STRATEGIS
A. KEK SEIMENGKE
TRANSPORTASI Memperkuat Backbone Peningkatan Jaringan Jalan
struktur ruang 2016-
Nasional Tigarungu-Sendi-Simpang
Kawasan Strategis 2017
Raya
Peningkatan Kapasitas Jalan
2017
Simpangraya-Pematang Siantar
Meningkatkan akses Ke Pembangunan jalan nasional akses
kawasan Industri dalam ke kawasan industri Seimengke 2016
Kawasan
Pembangunan Fly Over Seimengke
Meningkatkan akses
kawasan industri- Peningkatan Akses jaringan jalan
2017
produksi dalam ke kawasan perkebunan dalam KEK
Kawasan
Penguatan intekoneksi jaringan
2017
arteri-kolektor-lokal dalam KEK
Memperkuat sistem
logistik Kawasan Pembangunan Sarana-Prasarana 2016-
Kereta Api di KEK Seimengke 2017
Pengembangan sarana prasarana
2016-
pendukung sistem logikstik KEK
2018
Seimengke
SUMBER DAYA Mengoptimalkan Pegembangan sistem pengelolaan 2016-
AIR penyediaan air baku air baku KEK Seimengke 2017
kawasan
Penerapan Green Infrastruktur SDA
2018
di KEK Seimengke

203
PEMBANGUNAN
KOMPONEN PERAN STRATEGIS
1 KAWASAN INDIKASI PROGRAM TAHUN
INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR
STRATEGIS

A. KEK SEIMENGKE
SUMBER DAYA Meningkatkan Peningkatan Kapasitas Infrastruktur 2017
AIR kemampun mitigasi SDA di KEK Seimengke
bencana

Pemeliharaan sumber-sumber air


Memperkuat ketahanan 2016-
permukaan sekitar (Sungai Bah
air 2019
Bolon) KEK Seimengke
PERUMAHAN
Penyediaan Rumah Bagi Pembangunan rumah susun Industri
2017
Industri KEK Seimengke

Penyediaan rumah Pembangunan perumahan Di 2017-


untuk mengatasi backlog Ibukota Simalungun 2019

KAWASAN
PERMUKIMAN Pengembangan intake dan transmisi 2016-
Penyediaan air bersih
air bersih di KEK Seimengke 2018

Pengembangan
Pembangunan dan Peningkatan 2016-
Drainage kawasan
Kapasitas IPAL KEK Seingke 2018

Pengembangan IPAL Ramah 2016-


Lingkungan Kek Seimegke 2018

Penerapan Green building Kawasan 2016-


Permukiman SSeimengke 2018

204
STRATEGI
KOMPONEN PERAN
PENGEMBANGAN INDIKASI PROGRAM TAHUN
INFRASTRUKTUR STRATEGIS
WILAYAH
2 KONEKTIVITAS
A. KAWASAN TRANSPORTASI Penguatan
STRATEGIS- Konektivitas Pengembangan Jaringan Jalan KEK 2016-
INFRASTRUKUR Kawasan- Seimengke-Kuala Tanjung 2018
STRATEGIS Pelabuhan
Peningkatan kapasitas jalan Sp raya-
2017
Limapuluh

Pembangunan jalan Limapuluh-Sp Inalum 2016

Pembangunan Jalan Sp Inalum- Kuala


2017
Tanjung
Pembangunan jalan akses pelabuhan kuala 2016-
Tanjung 2017
Pembangunan Jalan akses KI Dumai- 2016-
Pellintung 2018
Pembangunan Jalan akses K Tj Buton-Pel. 2017-
Mempawah 2018

Pembangunan Rel Kereta KEK Seimengke- 2016-


Kuala tanjung-Belawan 2018
B. KAWASAN TRANSPORTASI Penguatan Peningkatan Jaringan jalan KEK Seimengke- 2016-
STRATEGIS- Keterkaitan Pematang Siantar 2017
KAWASAN KI-Kota
PERKOTAAN 2016-
Pembangunan jalan Sp mayan- Seimengke
2017
Pembangunan Jalan Seimengke-Sp Pasar 2017-
Baru-Boluk 2018
Pembangunan Jalan tol Pekanbaru-Kandis- 2016-
Dumai 2019

205
STRATEGI
PENGEMBANGAN KOMPONEN
PERAN STRATEGIS INDIKASI PROGRAM TAHUN
WILAYAH INFRASTRUKTUR

2 KONEKTIVITAS

B. KAWASAN TRANSPORTASI Penguatan Keterkaitan Peningkatan Jaringan jalan- 2016-2019


STRATEGIS- KI-Kota Pekanbaru-Siak Indrapura-Tj
KAWASAN Buton
PERKOTAAN
Peningkatan Jaringan Jalan
2016-2018
Limapuluh -Tebing Tinggi
Pengembangan dan optimalisai
2016-2018
jaringan KA
C. PENGUATAN TRANSPORTASI Memperkuat jaringan Pemeliharaan dan peningkatan
BACKBONE WPS Primer WPS MTDP jalan arteri Primer Medan- 2016-2018
Pekanbaru
Pembangunan Jalan tol Meda-
2016-2017
Binjai

Pembangunan Jalan tol Medan


2016-2017
Kualanamu Tebing-tinggi

Pembangunan Jalan tol Binjai-


2018-2019
Dumai
Pembangunan Jalan tol Dumai-
2016-2019
Pekanbaru
Peningkatan Jaringan Kereta api
2015-2019
Sumut-Riau

206
2. ALTERNATIF KAWASAN INKUBASI
Kawasan Inkubasi adalah kawasan yang diprioritaskan pengembangan melalui dukungan infrastruktur agar
tercapai outcome pembangunan sesuai yang diharapkan
Kriteria kawasan inkubasi :
• Memiliki potensi pengembangan ekonomi dalam skala yang lebih besar
• Secara geografis terletak pada koridor WPS MDTP
• Diutamakan kawasan yang Merupakan prioritas pembangunan nasional
• Alternatif Kawasan Sebagaimana yang tertera pada gambar berikut :
• Sekitar Tebing tinggi (Nasional)
• Sekitar Pematang Siantar (Daerah)
• Sekitar Dumai (Nasional)
• Sekitar Siak (Daerah)
• Pelalawan (Daerah)

207
DOKUMENTASI

208
4
PUSAT PENGEMBANGAN
KAWASAN PERKOTAAN
209
Pusat Pengembangan
Kawasan Perkotaan Tahun 2015

Pada tahun 2015, Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan melaksanakan Beberapa kegiatan yang terdiri
atas:

Bagian Anggaran dan Umum terdapat 10 paket kegiatan yang terdiri dari 3 kegiatan swakelola dan 7
kegiatan kontraktual

Bidang Pengembangan Infrastruktur Kawasan Metropolitan terdapat 13 paket kegiatan yang terdiri
dari 4 kegiatan swakelola dan 9 kegiatan kontraktual.

Bidang Pengembangan Infrastruktur Kota Besar dan Kota Baru terdapat 13 paket kegiatan yang
terdiri dari 3 kegiatan swakelola dan 10 kegiatan kontraktual.

Bagian Hukum, Kerjasama, dan Layanan Informasi terdapat 11 paket kegiatan yang terdiri dari 3
kegiatan swakelola dan 8 kegiatan kontraktual.

210
PENYUSUNAN
STRATEGI NASIONAL
PENGEMBANGAN
PERKOTAAN (NUDS III)
LATAR BELAKANG yang memperhatikan karakterisitik wilayah
perkotaan di Indonesia dan permasalahan serta
Indonesia mengalami perkembangan perkotaan yang tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan
sangat pesat dalam tiga dekade terakhir ditunjukan keterpaduan antara pengembangan kawasan
dengan lebih dari 50 persen penduduk tinggal di perkotaan, termasuk kawasan perdesaan dengan
kawasan perkotaan. Selain meningkatkan peran kota infrastruktur wilayah.
sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi,
urbanisasi berjalan dengan cepat dan cenderung TUJUAN
tidak terkendali sehingga menimbulkan berbagai
• Mengidentifikasi tipologi dan karakteristik kota
permasalahan pembangunan perkotaan, baik yang
dan kawasan perkotaan di Indonesia dengan
bersifat eksternal dan maupun internal. Masalah
memperhatikan aspek fisik-lingkungan, sosial-
internal berkaitan dengan pemenuhan Standar
ekonomi, kelembagaan dan pembiayaan;
Pelayanan Perkotaan (SPP) termasuk didalamnya
pelayanan sarana dan prasarana dasar perkotaan, • Menyusun strategi pengembangan perkotaan
pelayanan kesehatan, pendidikan, sosial dan budaya; untuk menjawab permasalahan internal kota
mewujudkan kota yang berketahanan iklim dan dan/atau kawasan perkotaan;
bencana, pemanfaatan teknologi informasi dana
• Menyusun strategi untuk menterpadukan
komunikasi serta tata kelola pembangunan
pengembagan kawasan perkotaan, termasuk
perkotaan yang baik. Sedangkan masalah eksternal
kawasan perdesaan penguatan sistem keterkaitan
mencakup upaya mengurangi kesejangan desa-kota
antar kota dan desa-kota untuk mendukung
dan mewujudkan sistem perkotaan nasional,
pengembangan infrastuktur wilayah dalam rangka
konektivitas antar wilayah dan pulau serta simpul-
konektivitas antar wilayah dan pulau; dan
simpul transportasi dan jalur tol laut.
• Mengembangkan prinsip-prinsip manajemen
Dengan mempertimbangkan permasalahan dan
perkotaan dan keterkaitan antar kota
perubahan lingkungan strategis pengembangan
perkotaan yang sedang dihadapi serta agenda OUTPUT
prioritas pembangunan nasional, maka dibutuhkan
strategi pembangunan perkotaan yang dapat 1. Dokumen Kebijakan Teknis Penyusunan
menghasilkan alternatif pemecahan dari Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan
permasalahan pembangunan perkotaan sekaligus Perkotaan; dan
mengatasi perubahan lingkungan strategis. 2. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan
MAKSUD Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan
Perkotaan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyusun dan
mengembangkan strategi pembangunan perkotaan 211
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Perkotaan
Isu Kebijakan Strategi
Kota Inklusif Mewujudkan kota Penyediaan prasarana, sarana dan utilitas yang mendukung
inklusif masyarakat miskin, wanita, anak-anak, pemuda, disabilitas, lansia
dan kelompok minoritas
Peningkatan partisipasi masyarakat dengan pembentukan
komunitas yang peduli terhadap pengembangan perkotaan
Peningkatan partispasi masyarakat dalam proses pembangunan
kota
Penguatan kapasitas sumber daya manusia perkotaan terutama
bagi masyarakat miskin, wanita, pemuda, disabilitas dan kelompok
minoritas
Peningkatan pemberdayaan masyarakat miskin, wanita, pemuda,
disabilitas, lansia dan kelompok minoritas
Pemberian insentif bagi kota‐kota yang mampu mewujudkan kota
yang nyaman dan layak huni bagi semua golongan masyarakat
Kota Yang Mengembangkan Pemberian Insentif bagi kota yang mampu mengembangkan PSU
Aman kota yang aman serta berbasis Komunitas
meningkatkan modal Peningkatan Partipasi masyarakat dan penguatan modal sosial
Budaya Dan
sosial dan ketahanan Pelestarian dan pemanfaatan warisan dan nilai budaya dalam
Warisan
budaya mempertahankan kearifan lokal dan karakteristik wilayah setempat
Budaya

Tata Kelola Meningkatkan Penguatan kapasitas aparatur dan kelembagaan kota


kapasitas tata kelola Peningkatan sistem informasi pengembangan perkotaan
kota Pengembangan kerjasama antarkota dan daerah, antarnegara,
maupun antara pemerintah, swasta dan masyarakat
Peningkatan kepastian, kejelasan dan penegakan peraturan/hukum
perkotaan
Pemberian insentif bagi kota‐kota yang mampu mewujudkan tata
kelola yang baik
Pemberian penghargan dan Insentif bagi kota‐kota yang memiliki
pemimpin yang visoner dalam pengembangan perkotaan

212
Isu Kebijakan Strategi
Pembiayaan Meningkatkan Penerapan insentif – disinsentif fiskal, dalam mendorong
Kota kapasitas pengembangan kegiatan swasta
pembiayaan kota Fasilitasi terhadap pemerintah daerah dalam mengupayakan
sumber pembiayaan alternatif
Peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan daerah
Perencanaan Mewujudkan ruang Penerapan konsep perencanaan tata ruang kota yang padat lahan
dan kota yang efesien di dalam kota yang mengintegrasikan TOD
Perancangan dan berkeadilan Pengembangan kota-kota tematik, seperti: kota perbatasan, kota
Kota pelabuhan, kota industri, kota mandiri, kota hijau, kota pusaka, dsb
Lahan Kota
Penyusunan dan implementasi instrumen pengendalian
Ruang Publik pemanfaatan ruang
Penyediaan basis data dan informasi peta perkotaan yang terpadu
Penyediaan lahan di perkotaan bagi MBR, seperti permukiman,
prasarana sarana utilitas dan ruang publik
Peningkatan kualitas pelayanan dan sistem informasi pertanahan
Pengembangan proses pendanaan penyediaan tanah bagi
pembangunan perkotaan
Pengadaan lahan dalam rangka optimalisasi investasi percepatan
pembangunan perkotaan
Penyediaan ruang publik yang memadai dan memiliki
interkonektivitas
Keterkaitan Mendorong Peningkatan efesiensi sistem logistik kota – desa dalam
Kota-Desa terwujudnya meningkatkan kelancaran arus barang dan jasa
hubungan kota- Peningkatan sistem kegiatan perkotaan yang mampu mendorong
desa sesuai dengan pemanfaatan sumber daya yang ada di hinterlandnya
peran dan Peningkatan peran kota dalam pengembangan desa sekitarnya
fungsinya sebagai pusat koleksi dan distribusi
Percepatan pengembangan kota-kota industri di luar pulau jawa

213
Isu Kebijakan Strategi
Pengembangan Mengembangkan Percepatan pengembangan kota-kota baru yang memiliki
Ekonomi Lokal ekonomi kota potensi lokal menjadi konsentrasi pertumbuhan ekonomi
yang berdaya Peningkatan iklim usaha dan akses pembiayaan yang dapat
Lapangan Kerja
saing mendorong pengembangan usaha dan penciptaan lapangan
Dan Mata
Pencaharian kerja
Pengembangan pencitraan kota sesuai potensi unggulannya
Sektor Informal Penyederhanaan birokrasi perijinan bagi pelaku usaha
Peningkatan promosi, pembiayaan, pengembangan usaha serta
peningkatan produktivitas UMKM
Penguatan ekonomi informal dan industri kreatif
Pengembangan produk unggulan daerah
Penguatan kerjasama dengan pemerintah kota dan pelaku usaha
dalam pengembangan ekonomi lokal
Ekologi dan Mewujudkan kota Perwujudan konsep kota hijau (Green Planning and Desain,
lingkungan yang ramah Green Community, Green Building, Green Energy, Green Water,
perkotaan lingkungan serta Green Transportation, Green Waste, & Green Openspace)
memiliki Pemberian insentif bagi kota‐kota yang mampu mewujudkan
Perubahan Iklim
ketahanan perbaikan kualitas lingkungan kota yang sehat
dan Manajemen
terhadap Penyusunan regulasi dalam upaya mengurangi emisi karbon di
Resiko Bencana
perubahan iklim perkotaan
dan resiko Penguatan pencegahan, mitigasi dan penanganan pasca bencana
bencana
Peningkatan kapasitas masyarakat dalam membangun
ketahanan kota terhadap perubahan iklim dan bencana

214
Isu Kebijakan Strategi
Infrastruktur Meningkatkan dan Penyediaan infrastruktur sesuai standar pelayanan perkotaan dan
dan Pelayanan Mengembangkan inovatif sesuai karakteristik kota
Dasar infrastruktur yang Penggunaan energi alternatif yang berkelanjutan
memadai dan Pengembangan transportasi umum perkotaan yang terpadu dan
Transportasi
berkeadilan multi moda
dan Mobilitas
Perwujudan kota cerdas berbasis ICT
Kota Cerdas Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi
Peningkatan konektivitas antar wilayah kepulauan
Perumahan Menyediakan Penyediaan perumahan yang layak huni dan mudah diakses bagi
perumahan dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
Permukiman
permukiman yang Peningkatan Kualitas Permukiman Perkotaan
Informal
layak huni serta
terjangkau

215
PEMBAHASAN LAPORAN ANTARA, FGD, DAN SURVEY TERNATE

216
PENGEMBANGAN
BASIS DATA
KAWASAN PERKOTAAN

LATAR BELAKANG MAKSUD


Di Indonesia, dalam kurun waktu 2005-2030 Maksud pekerjaan ini tersedianya sistem informasi
diperkirakan jumlah penduduk perkotaan naik kawasan perkotaan dan basis data kawasan
menjadi 74%. Sementara itu, jumlah kota otonom perdesaan yang dapat diakses oleh berbagai pihak
yang mencapai 93 kota serta kawasan perkotaan terkait yang berkepentingan.
yang ditetapkan dalam PP 26/2008 yaitu 38 PKN,
177 PKW, 26 PKSN dan 7 KSN Perkotaan yang TUJUAN
merupakan kawasan metropolitan serta terdapat Tujuan dari pekerjaan ini adalah mewujudkan
398 kawasan perkotaan yang berstatus sebagai pengembangan sistem informasi dan basis data
ibukota kabupaten dan 33 kawasan perkotaan yang yang mutakhir, efisien dan terpadu terhadap data
berstatus ibukota provinsi, memerlukan pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan
manajemen database dan penyampaian informasi di Indonesia.
yang cepat, lengkap, akurat dan mutakhir melalui
pengembangan database. OUTPUT
Berkembangnya teknologi informasi khususnya Keluaran dari kegiatan ini adalah sistem informasi
yang berbasis internet, maka penyampaian pengembangan Kawasan Perkotaan dan Kawasan
informasi mengenai pengembangan kawasan Perdesaan yang dapat dimanfaatkan oleh
perkotaan kepada masyarakat perlu dilakukan masyarakat luas dan pimpinan Kementerian
dengan memanfaatkan teknologi tersebut. Pekerjaan Umum dan Permahan Rakyat serta
Mengantisipasi hal-hal tersebut diatas, maka pada Laporan Penyelenggaraan Kegiatan.
Tahun Anggaran 2015 ini Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah melaksanakan Kegiatan
Pengembangan Basis Data Kawasan Perkotaan.

217
BASIS DATA
KAWASAN PERKOTAAN

Gambar Struktur Menu Editor Database Perkotaan

Gambar Halaman Login

Gambar Halaman Input Data Pengguna Gambar Halaman Data Induk

218
RAPAT BASIS DATA INFRASTRUKTUR

219
PENGEMBANGAN KONSEP
GUNA LAHAN CAMPURAN DAN TRANSIT
ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)

LATAR BELAKANG Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan


Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun
Sejalan dengan globalisasi dan pertumbuhan anggaran 2015 ini, perlu untuk melakukan Kegiatan
ekonomi, pertumbuhan kota-kota di Indonesia Pengembangan Konsep Guna Lahan Campuran
mengalami peningkatan. Kota-kota besar semakin (Mixed Use) dan TOD (Transit Oriented
berkembang pesat. Ditahun 2010, 50% penduduk Development).
Indonesia tinggal di perkotaan. Permasalahan yang
umumnya terjadi di kawasan perkotaan antara lain MAKSUD
adalah kemacetan lalu lintas, penggunaan
Merencanakan Pengembangan Konsep Guna Lahan
transportasi publik yang rendah, tingginya biaya
Campuran (Mixed Use) dan TOD (Transit Oriented
penggunaan multi moda, dan urban sprawl. Selain
Development).
daripada itu terdapat permasalahan mengenai
guna lahan. Kecenderungan yang terjadi saat ini TUJUAN
adalah terbentuknya guna lahan campuran (mix
used), dimana dalam satu fungsi (lindung/budi Menentukan konsep Guna Lahan Campuran (Mixed
daya) terdapat lebih dari satu peruntukkan. Use) dan konsep TOD yang sesuai dengan kondisi
Kecenderungan mix used yang menyebar dan kota-kota di Indonesia.
merata di suatu kawasan memberikan dampak ke
kawasan lain. Mix used ini dapat menimbulkan efek
OUTPUT
ganda (multiplier effect), salah satunya yaitu Keluaran dari kegiatan ini adalah:
menumpuknya bangkitan arus lalu lintas (flow
generation) di satu waktu di titik yang sama. Dokumen pengembangan konsep Guna Lahan
Campuran (Mixed Use) dan konsep pengembangan
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan TOD di kawasan perkotaan;
diatas dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang
inovatif antara lain pendekatan Guna Lahan Rencana dan rancangan pengembangan Guna
Campuran (Mix Used) dan Transit Oriented Lahan Campuran (Mixed Use) dan TOD di kawasan
Development (TOD) yang mengintegrasikan antara perkotaan Jabodetabekpunjur; dan
public transport berbasis koridor eksklusif (MRT, Investasi opportunity dan project list appraisal
Monorel, Commuter Train, BRT dst) dengan report.
kawasan permukiman dan pusat kegiatan lainnya.
Memahami kondisi tersebut, Badan Pengembangan
220
ILUSTRASI DESAIN (3D)

PRA DESAIN (KONSEP UMUM)

221
Seminar Dan Focus Group Discussion

222
PENYUSUNAN
PROFIL JALAN KOTA BERBASIS INDEKS
MOBILITAS DAN AKSESIBILITAS
JARINGAN JALAN
LATAR BELAKANG kebijakan dalam pengembangan infrastruktur
jalan di kawasan perkotaan dalam rangka
Salah satu fungsi Badan Pengembangan meningkatkan mobilitas masyarakat perkotaan.
Infrastruktur Wilayah (BPIW) berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 TUJUAN
tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyusun
Perumahan Rakyat adalah penyusunan profil jaringan jalan kota berbasis indeks
kebijakan teknis, rencana dan program mobilitas dan aksesibilitas, konektivitas struktur
keterpaduan pengembangan kawasan dengan jaringan, dan konektivitas infrastruktur
infrastruktur di bidang pekerjaan umum dan transportasi publik serta fasilitas non-motorized
perumahan rakyat. pada beberapa kota di Indonesia.
Dalam kaitan penyiapan kebijakan teknis
tersebut dibutuhkan kajian-kajian kebijakan OUTPUT
yang terkait pengembangan kawasan yang Output yang dihasilkan pada paket pekerjaan
salah satunya adalah kawasan perkotaan. ini adalah 1 (satu) Laporan Hasil Kajian yang
Penyiapan kajian kebijakan sejalan dengan pula meliputi:
dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 2
Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan 1. Metode Baku untuk Penilaian indeks
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun mobilitas dan aksesibilitas jaringan jalan
2015-2019 dimana salah satu output kegiatan Perkotaan
dalam BPIW terkait dengan laporan hasil kajian 2. Profil Indeks mobilitas dan aksesibilitas
serta penyiapan pedoman. jaringan jalan perkotaan di 7 (tujuh) kota di
Indonesia beserta peringkatnya.
MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah
mengembangkan piranti pengambilan

223
PENYELENGGARAAN RAPAT KOORDINASI

224
BAHAN PAPARAN RAPAT KOORDINASI

Grafik Durasi Simpang


(DS>1)

Grafik Distribusi Lebar Efektif Jalan

225
PENGEMBANGAN
INDEKS KESEHATAN
DAN KEBAHAGIAAN
LATAR BELAKANG Kawasan perkotaan dipilih sebagai fokus karena
kawasan perkotaan menjadi kawasan yang strategis
Menurut D.K. Halim, pakar psikologi lingkungan dalam kehidupan masyarakat, karena di kawasan
perkotaan, faktor penyebab stres perkotaan dapat perkotaan menjadi pusat orientasi masyarakat.
meliputi aspek lalu lintas, perumahan kota, fasilitas Kawasan perkotaan juga menjadi pusat pelayanan
bagi warga senior kota (lansia), polusi udara, serta jasa distribusi, penggerak kegiatan ekonomi serta
tata ruang dan landsekap kota. Berdasarkan sumber kehidupan berbagai kelompok masyarakat.
pernyataan tersebut, tampak bahwa sebagian besar
faktor penyebab stres masyarakat di kawasan MAKSUD
perkotaan berkaitan dengan kualitas dan
Maksud dari kegiatan ini adalah menyediakan dasar
ketersediaan infrastruktur. Kualitas infrastruktur
penyusunan Pedoman Indeks Kesehatan dan
yang kurang baik dapat menimbulkan berbagai
Kebahagiaan untuk mendukung tingkat kesehatan
masalah seperti banjir serta kemacetan di kawasan
dan kebahagiaan warga yang dapat menjadi
perkotaan. Terkait dengan hal tersebut, maka faktor
panduan bagi Pemerintah, pemerintah daerah, dan
kualitas infrastruktur di Indonesia masih
masyarakat dalam menata pengembangan
membutuhkan peningkatan, karena umumnya kota-
infrastruktur di kawasan perkotaan.
kota di Indonesia kurang/belum dilengkapi dengan
sarana dan prasarana yang dapat memberikan TUJUAN
kenyamanan psikologis perkotaan bagi warga kota.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyusun
Karena infrastruktur merupakan sektor yang profil dan indeks keberadaan infrasttruktur hijau
berkaitan erat dengan Kementerian Pekerjaan terhadap kesehatan warga pada beberapa kota di
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), maka Indonesia.
Kementerian PUPR berkepentingan untuk
mengetahui kaitan ketersediaan infrastruktur untuk
mengurangi tingkat stres masyarakat atau dalam
meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat. Hal
tersebut perlu diketahui sebagai bahan evaluasi
serta perencanaan pembangunan infrastruktur
perkotaan di masa yang akan datang, sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
perkotaan.
226
OUTPUT
Output yang dihasilkan pada paket pekerjaan ini adalah 1 (satu)
Laporan yang meliputi:
1. Pedoman Indeks Kesehatan dan Kebahagiaan Kawasan
Perkotaan;
2. Dokumen Pelaporan (hardcopy dan softcopy/CD).

227
228
229
SURVEY DATA SUBJEKTIF
PADANG DAN SURABAYA

230
INDEKS DUKUNGAN
INFRASTRUKTUR
TERHADAP KEBERLANJUTAN KAWASAN
PERKOTAAN
LATAR BELAKANG Keberlanjutan Kawasan Perkotaan, sebagai salah satu
cara untuk mengetahui kondisi saat ini, kemajuan, dan
Perencanaan kawasan perkotaan yang baik harus dukungan visi ke depan atas pembangunan kawasan
didasarkan kepada pertimbangan daya dukung ruang perkotaan. Indeks ini dapat menjadi alat komunikasi
dan lingkungan dalam penyediaan infrastruktur dan atas prestasi suatu kota maupun kawasan, serta
fasilitas perkotaan. Pendekatan yang berkembang saat dukungan infrastruktur yang perlu ditingkatkan
ini, seperti yang ditunjukkan dengan konsep green dengan melihat gap antara capaian suatu indikator
city, eco-city, sustainable city, menuntut dibandingkan dengan indikator lainnya.
penyelenggara pembangunan kota untuk melihat
secara menyeluruh dalam dukungan infrastruktur MAKSUD
terhadap pembangunan kawasan perkotaan. Mendorong pengambilan kebijakan dalam
Dorongan yang besar untuk mengimplementasikan pengembangan infrastruktur di kawasan perkotaan
pendekatan berkelanjutan dalam pembangunan lebih berbasis pada konsep berkelanjutan.
kawasan perkotaan kota disebabkan oleh dampak atas TUJUAN
perubahan iklim dan kerusakan lingkungan alamiah
yang sudah semakin memprihatinkan. Dengan Mempersiapkan perangkat untuk menyusun profil
demikian, sejumlah indikator perlu dikembangkan dan perkotaan berbasis pada perhitungan indeks
dijadikan indeks untuk mengukur kembali dukungan infrastruktur terhadap konsep
pembangunan kawasan perkotaan pembangunan keberlanjutan pada beberapa kota di
Indonesia.
Dengan perspektif pembangunan kawasan perkotaan
yang lebih luas, maka indikator-indikator dukungan OUTPUT
infrastruktur yang terlibat juga memiliki spektrum 1 (satu) Laporan Hasil Kajian yang meliputi:
yang lebar. Indikator dukungan infrastruktur harus 1. Metode Baku untuk penilaian dukungan
menjawab kebutuhan masa mendatang dalam infrastruktur PUPR terhadap keberlanjutan
perspektif yang luas, namun tidak mengabaikan kawasan perkotaan yang berbentuk rancangan
adanya informasi yang relevan untuk disampaikan. pedoman;
Apabila seluruh indikator tersebut dikompilasi, maka
dapat dikembangkan ke dalam indeks, baik dengan 2. Indeks dukungan infrastruktur PUPR terhadap
tingkat kepentingan (bobot) yang berbeda untuk keberlanjutan kawasan perkotaan di 8 (delapan)
setiap variabel maupun yang sama, sesuai dengan visi kota di Indonesia beserta peringkatnya dalam
dan kebutuhan perencana dan pengambil kebijakan bentuk buku publikasi..

Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian mengenai


Indeks Dukungan Infrastruktur terhadap
231
HASIL INDEKS: DIAGRAM LAYANG-LAYANG

232
RAPAT PEMBAHASAN LAPORAN AKHIR DAN PEDOMAN

233
BIDANG
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN METROPOLITAN

234
RENCANA
PENGEMBANGAN
KAWASAN MEBIDANGRO
LATAR BELAKANG kawasan perkotaan lainnya yang saling memiliki
keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi
globalisasi, pertumbuhan kota-kota di Indonesia dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
mengalami peningkatan. Kota-kota besar semakin sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.
berkembang dan mengarah pada pembentukan
kawasan metropolitan. Hingga saat ini sudah ada 7 KSN Perkotaan Mebidangro telah ditetapkan
kawasan metropolitan sebagai Kawasan Strategis Rencana Tata Ruang-nya dengan Perpres Nomor 62
Nasional Perkotaan (KSN Perkotaan) di Indonesia, Tahun 2011 tentang RTR Kawasan Perkotaan
termasuk Kawasan Mebidangro, dan akan terus Mebidangro, Salah satu fungsi dari RTR Kawasan
bertambah seiring dengan pertambahan jumlah Perkotaan Mebidangro adalah sebagai pedoman
penduduk. untuk penyusunan rencana pembangunan di
Kawasan Perkotaan Mebidangro. Perpres 62/2011
PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, juga mengamanatkan tentang bentuk peran
menetapkan Kawasan Perkotaan Mebidangro masyarakat dalam pemanfaatan ruang dimana
sebagai KSN. KSN merupakan kawasan yang salah satunya berupa kegiatan investasi dalam
diprioritaskan penataan ruangnya karena memiliki pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan
nilai strategis secara nasional yang perlu peraturan perundang-undangan.
dikembangkan dan dipertahankan
kestrategisannya. Kawasan Mebidangro adalah kawasan
metropolitan yang memiliki kontribusi signifikan
KSN Perkotaan Mebidangro merupakan kawasan terhadap perekonomian nasional melalui
perkotaan metropolitan yang berdasarkan UU No. pengembangan kawasan industri, jasa, komersial,
26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP No. dan kegiatan ekonomi perkotaan lainnya.
15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang didefinisikan sebagai kawasan perkotaan
yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang
berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan

235
Kawasan Mebidangro memiliki kawasan berawa diselenggarakan secara terpadu, efektif, dan efisien
dengan daya dukung rendah, aliran air permukaan dalam upaya meningkatkan fungsi kawasan
buruk, abrasi pantai yang berpotensi banjir perkotaan yang smart/cerdas (hijau, teknologi,
merupakan salah satu permasalahan dalam berketahanan, dan berkelanjutan), peningkatan
Kawasan Mebidangro, disamping beberapa pelayanan publik, sekaligus mengatasi
permasalahan lainnya seperti belum permasalahan strategis.
terintegrasinya pusat kegiatan ekonomi dengan
sistem jaringan transportasi dan pusat TUJUAN
permukiman, kurang optimalnya pemanfaatan Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun rencana
angkutan massal, tingkat pelayanan air bersih yang pengembangan infrastruktur strategis di Kawasan
masih rendah, pengelolaan air limbah yang masih Perkotaan Mebidangro, yang terpadu antarsektor,
tersentralisir di Kota Medan, dan kondisi jaringan antarwilayah, dan antartingkat pemerintahan.
drainase yang masih buruk. Jangka waktu rencana pengembangan dimaksud
Permasalahan-permasalahan tersebut ditambah adalah jangka panjang (10 tahunan), jangka
dengan permasalahan-permasalahan perkotaan menengah (5 tahunan), dan jangka pendek.
umumnya, seperti kemacetan lalu lintas,
tumbuhnya kawasan kumuh, serta permasalahan
OUTPUT
persampahan, drainase, sanitasi, limbah, dan Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
kurangnya pelayanan air bersih.Permasalahan-
permasalahan tersebut perlu diatasi dengan 1. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan
pendekatan kewilayahan (keterpaduan Mebidangro, yang memuat sekurang-
infrastruktur). Prioritisasi perlu dilakukan dalam kurangnya:
pengembangan infrastruktur wilayah melalui a. Struktur dan bentuk kota (urban form
dukungan infrastruktur bagi kawasan-kawasan and structure);
strategis di metropolitan. Oleh karenanya, Rencana b. Sub Kawasan Perkotaan, yaitu Pusat dan
Pengembangan Kawasan Perkotaan Mebidangro Sub Pusat yang strategis;
perlu disusun. c. Strategi Keterpaduan Program
Pengembangan Infrastruktur Kawasan;
Memahami kondisi tersebut, Badan Pengembangan d. Program dan kegiatan infrastruktur
Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan strategis pendukung kawasan-kawasan
Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun pengembangan di Mebidangro untuk
anggaran 2015 ini, perlu untuk melakukan jangka panjang (10 tahun), jangka
penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan menengah (5 tahun), dan jangka
Mebidangro. pendek;
e. Key Performance Index (KPI);
MAKSUD
2. Laporan pelaksanaan kegiatan Rencana
Maksud dari kegiatan ini adalah agar dukungan Pengembangan Kawasan Mebidangro.
infrastruktur strategis PUPR dan non-PUPR di
Kawasan Perkotaan Mebidangro dapat

236
WORKSHOP PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN
MEBIDANGRO

237
ULTIMATE GOALS 2025 KAWASAN METROPOLITAN MEBIDANGRO

PROGRAM 2017 PUPR KAWASAN METROPOLITAN MEBIDANGRO

238
RENCANA
PENGEMBANGAN
KAWASAN KEDUNGSEPUR
LATAR BELAKANG kawasan perkotaan, khususnya di pesisir utara KDS
terutama jaringan transportasi regional dan
RTR KSN Perkotaan Kedungsepur saat ini telah kawasan pusat perekonomian serta lahan
disepakati oleh para Kepala Daerah dan akan permukiman penduduk.
segera ditetapkan Perpres-nya. Salah satu fungsi
dari RTR Kawasan Perkotaan Kedungsepuradalah Permasalahan-permasalahan tersebut ditambah
sebagai pedoman untuk perwujudan keterpaduan dengan permasalahan-permasalahan perkotaan
rencana pengembangan Kawasan Perkotaan umumnya, seperti kemacetan lalu lintas,
Kedungsepur dengan kawasan sekitarnya. RTR tumbuhnya kawasan kumuh, serta permasalahan
Kawasan Perkotaan Kedungsepurjuga persampahan, drainase, sanitasi, limbah, dan
mengamanatkan tentang bentuk peran masyarakat kurangnya pelayanan air bersih.Permasalahan-
dalam pemanfaatan ruang dimana salah satunya permasalahan tersebut perlu diatasi dengan
berupa kegiatan investasi dalam pemanfaatan pendekatan kewilayahan (keterpaduan
ruang sesuai dengan ketentuan peraturan infrastruktur). Prioritisasi perlu dilakukan dalam
perundang-undangan. pengembangan infrastruktur wilayah melalui
dukungan infrastruktur bagi kawasan-kawasan
Kawasan Kedungsepur adalah kawasan strategis di metropolitan. Oleh karenanya, Rencana
metropolitan yang memiliki kontribusi signifikan Pengembangan Kawasan Perkotaan Kedungsepur
terhadap perekonomian nasional melalui perlu disusun.
pengembangan kawasan industri, jasa, komersial,
dan kegiatan ekonomi perkotaan lainnya. Memahami kondisi tersebut, Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan
Kondisi fisiografis kawasan perkotaan Kedungsepur Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun
yang rendah di bagian utara dan berbukit pada anggaran 2015 ini, perlu untuk melakukan
bagian selatan merupakan kendala dalam penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
pengembangan pelayanan infrastruktur regional Kedungsepur sebagai Model Pengembangan Kota
dan prasarana perkotaan. Rob telah menimbulkan Pesisir.
kerusakan struktur ruang maupun pola ruang

239
MAKSUD menengah (5 tahun), dan jangka
pendek;
Maksud dari kegiatan ini adalah agar dukungan
infrastruktur strategis PUPR dan non-PUPR di e. Key Performance Index (KPI);
Kawasan Perkotaan Kedungsepur dapat 2. Laporan pelaksanaan kegiatan Rencana
diselenggarakan secara terpadu, efektif, dan Pengembangan Kawasan Kedungsepur.
efisien dalam upaya meningkatkan fungsi kawasan
perkotaan yang smart/cerdas (hijau, teknologi,
berketahanan, dan berkelanjutan), peningkatan WORKSHOP PENYUSUNAN KAWASAN
pelayanan publik, sekaligus mengatasi
permasalahan strategis. PENGEMBANGAN METROPOLITAN
KEDUNGSEPUR
TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun rencana
pengembangan infrastruktur strategis di Kawasan
Perkotaan Kedungsepur, yang terpadu
antarsektor, antarwilayah, dan antartingkat
pemerintahan. Jangka waktu rencana
pengembangan dimaksud adalah jangka panjang
(10 tahunan), jangka menengah (5 tahunan), dan
jangka pendek.
OUTPUT
Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan
Kedungsepur, yang memuat sekurang-
kurangnya:
a. Struktur dan bentuk kota (urban form
and structure);
b. Sub Kawasan Perkotaan, yaitu Pusat
dan Sub Pusat yang strategis;
c. Strategi Keterpaduan Program
Pengembangan InfrastrukturKawasan;
d. Program dan kegiatan infrastruktur
strategis pendukung kawasan-kawasan
pengembangan di Kedungsepur untuk
jangka panjang (10 tahun), jangka

240
PERAN KAWASAN KEDUNGSEPUR SECARA NASIONAL & PROVINSI

241
ULTIMATE GOALS 2025 KAWASAN METROPOLITAN KEDUNGSEPUR

PROGRAM PUPR 2017 KAWASAN METROPOLITAN KEDUNGSEPUR

242
RENCANA
PENGEMBANGAN
KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA
LATAR BELAKANG pergerakan komuter yang tidak terkendali, aliran
barang di pusat distribusi terus meningkat dan
RTR KSN Perkotaan Gerbangkertosusila saat ini berpotensi waktu antrian yang lama, pertumbuhan
dalam proses penandatanganan oleh para Kepala penduduk yang cukup tinggi, dan sebagainya.
Daerah dan akan segera ditetapkan Perpres-nya.
Salah satu fungsi dari RTR Kawasan Perkotaan Permasalahan-permasalahan tersebut ditambah
Gerbangkertosusila adalah sebagai pedoman untuk dengan permasalahan-permasalahan perkotaan
perwujudan keterpaduan rencana pengembangan umumnya, seperti kemacetan, tumbuhnya kawasan
Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dengan kumuh, permasalahan persampahan, drainase,
kawasan sekitarnya. RTR Kawasan Perkotaan sanitasi, limbah, dan kurangnya pelayanan air
Gerbangkertosusila juga mengamanatkan tentang bersih. Permasalahan-permasalahan tersebut perlu
bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan diatasi dengan pendekatan kewilayahan
ruang dimana salah satunya berupa kegiatan (keterpaduan infrastruktur). Prioritisasi perlu
investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan dilakukan dalam pengembangan infrastruktur
ketentuan peraturan perundang-undangan. wilayah melalui dukungan infrastruktur bagi
kawasan-kawasan strategis di metropolitan. Oleh
Kawasan Gerbangkertosusila adalah kawasan karenanya, Rencana Pengembangan Kawasan
metropolitan yang memiliki kontribusi signifikan Perkotaan Gerbangkertosusila perlu disusun.
terhadap perekonomian nasional melalui
pengembangan kawasan industri, jasa, komersial, Memahami kondisi tersebut, Badan Pengembangan
dan kegiatan ekonomi perkotaan lainnya. Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun
Kebutuhan prasarana perkotaan yang meningkat anggaran 2015 ini, perlu untuk melakukan
pesat merupakan salah satu permasalahan di penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila. Disamping Gerbangkertosusila.
permasalahan-permasalahan lain seperti tidak
adanya pembagian fungsi dan peran antar kota
terkait Gerbangkertosusila berakibat pada

243
MAKSUD pengembangan di Gerbangkertosusila
untuk jangka panjang (10 tahun), jangka
Maksud dari kegiatan ini adalah agar dukungan menengah (5 tahun), dan jangka
infrastruktur strategis PUPR dan non-PUPR di pendek;
Kawasan Perkotaan Mamminasata dapat
diselenggarakan secara terpadu, efektif, dan efisien e. Key Performance Index (KPI);
dalam upaya meningkatkan fungsi kawasan 2. Laporan pelaksanaan kegiatan Rencana
perkotaan yang smart/cerdas (hijau, teknologi, Pengembangan Kawasan Gerbangkertosusila.
berketahanan, dan berkelanjutan), peningkatan
pelayanan publik, sekaligus mengatasi
permasalahan strategis.
TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun rencana WORKSHOP PENYUSUNAN KAWASAN
pengembangan infrastruktur strategis di Kawasan
Perkotaan Gerbangkertosusila, yang terpadu PENGEMBANGAN METROPOLITAN
antarsektor, antarwilayah, dan antartingkat GERBANGKERTOSUSILA
pemerintahan. Jangka waktu rencana
pengembangan dimaksud adalah jangka panjang
(10 tahunan), jangka menengah (5 tahunan), dan
jangka pendek.
OUTPUT
Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan
Gerbangkertosusila, yang memuat sekurang-
kurangnya:
a. Struktur dan bentuk kota (urban form
and structure);
b. Sub Kawasan Perkotaan, yaitu Pusat dan
Sub Pusat yang strategis;
c. Strategi Keterpaduan Program
Pengembangan Infrastruktur Kawasan;
d. Program dan kegiatan infrastruktur
strategis pendukung kawasan-kawasan

244
RENCANA
PENGEMBANGAN
KAWASAN MAMMINASATA
LATAR BELAKANG MAKSUD
KSN Perkotaan Mamminasata telah ditetapkan Agar dukungan infrastruktur strategis PUPR dan non-
Rencana Tata Ruang-nya dengan Perpres Nomor 55 PUPR di Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dapat
Tahun 2011 tentang RTR Kawasan Perkotaan diselenggarakan secara terpadu, efektif, dan efisien
Mamminasata, Salah satu fungsi dari RTR Kawasan dalam upaya meningkatkan fungsi kawasan perkotaan
Perkotaan Mamminasata adalah sebagai pedoman yang smart/cerdas (hijau, teknologi, berketahanan,
untuk perwujudan keterpaduan rencana dan berkelanjutan), peningkatan pelayanan publik,
pengembangan Kawasan Perkotaan Mamminasata sekaligus mengatasi permasalahan strategis.
dengan kawasan sekitarnya. Perpres 55/2011 juga
mengamanatkan tentang bentuk peran masyarakat TUJUAN
dalam pemanfaatan ruang dimana salah satunya Menyusun rencana pengembangan infrastruktur
berupa kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang strategis di Kawasan Perkotaan Mamminasata, yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- terpadu antarsektor, antarwilayah, dan antartingkat
undangan. pemerintahan. Jangka waktu rencana pengembangan
Pertumbuhan Kawasan Perkotaan Mamminasata dimaksud adalah jangka panjang (10 tahunan), jangka
selain membawa dampak positif juga memunculkan menengah (5 tahunan), dan jangka pendek
permasalahan-permasalahan perkotaan, antara lain
kemacetan lalu lintas, banjir, tumbuhnya kawasan
OUTPUT
kumuh, serta permasalahan persampahan, sanitasi, Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
dan kurangnya pelayanan air bersih. Permasalahan- 1. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan
permasalahan tersebut perlu diatasi dengan Mamminasata, yang memuat sekurang-
pendekatan kewilayahan (keterpaduan infrastruktur). kurangnya:
Prioritisasi perlu dilakukan dalam pengembangan a. Struktur dan bentuk kota (urban form and
infrastruktur wilayah melalui dukungan infrastruktur structure);
bagi kawasan-kawasan strategis di metropolitan. Oleh b. Sub Kawasan Perkotaan, yaitu Pusat dan
karenanya, Rencana Pengembangan Kawasan Sub Pusat yang strategis;
Perkotaan Mamminasata perlu disusun. c. Strategi Keterpaduan Program
Memahami kondisi tersebut, Badan Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Kawasan;
Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum d. Program dan kegiatan infrastruktur
dan Perumahan Rakyat pada tahun anggaran 2015 ini, strategis pendukung kawasan-kawasan
perlu untuk melakukan penyusunan Rencana pengembangan di Mamminasata untuk
Pengembangan Kawasan Mamminasata. jangka panjang (10 tahun), jangka
menengah (5 tahun), dan jangka pendek;
e. Key Performance Index (KPI);
2. Laporan pelaksanaan kegiatan Rencana
Pengembangan Kawasan Mamminasata.
245
ULTIMATE
ULTIMATE GOALS
GOALS 2025
2025 KAWASAN
KAWASAN METROPOLITAN
METROPOLITAN
MAMMINASATA MAMMINASATA

PROGRAM
PROGRAM PUPRKAWASAN
PUPR 2017 2017 KAWASAN METROPOLITAN
METROPOLITAN
MAMMINASATA MAMMINASATA

246
RENCANA
PENGEMBANGAN
KAWASAN JABOTABEKPUNJUR
LATAR BELAKANG penduduk di kawasan metropolitan juga menjadi
salah satu faktor pemicu berkurangnya kualitas
KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur telah ditetapkan kehidupan di kawasan metropolitan. Dengan
Rencana Tata Ruang-nya dengan Perpres Nomor 56 adanya kondisi semacam ini diperlukan adanya
Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan upaya pengembangan kawasan metropolitan yang
Jabodetabekpunjur. Salah satu fungsi dari RTR teringrasi secara berkelanjutan, sebagai salah satu
Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur adalah langkah untuk mengurangi dampak buruk dari
sebagai pedoman untuk perwujudan keterpaduan aktivitas manusia terhadap lingkungan, serta secara
rencana pengembangan kawasan di luar Kawasan simultan diharapkan dapat meningkatkan taraf
Perkotaan Sarbagita dengan Kawasan Perkotaan kesejahteraan masyarakat perkotaan
Sarbagita. Perpres tersebut juga mengamanatkan (metropolitan).
tentang bentuk peran masyarakat dalam
pemanfaatan ruang dimana salah satunya berupa Banjir merupakan permasalahan utama yang
kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dihadapi kawasan Jabodetabekpunjur. Terjadinya
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. peningkatan titik banjir dikawasan
Jabodetabekpunjur dari 78 titik banjir di tahun
Kawasan Jabodetabekpunjur adalah kawasan 2010 menjadi 98 titik bajir di tahun 2015. Banjri
metropolitan yang memiliki kontribusi signifikan yang dihadapi tidak hanya limpasan air dari dari
terhadap perekonomian nasional melalui daerah hulu namun juga terjadi karena
pengembangan kawasan industri, jasa, komersial, peningkatan muka air laut serta menurunnya
dan kegiatan ekonomi perkotaan lainnya. permukaan tanah di Jabodetabekpunjur yang
Seiring dengan era globalisasi, dampak negatif yang mencapai + 5 cm per tahun. Selain daripada itu,
ditimbulkan di kawasan metropolitan pun semakin kemacetan merupakan permasalahan berlanjut di
besar, antara lain berkurangnya lahan pertanian, kawasan Jabodetabekpunjur.
meningkatnya konsumsi bahan bakar untuk
aktivitas transportasi, serta menurunnya tingkat
kesehatan penduduk. Selain itu, terjadinya ledakan

247
Dengan total 771 titik kemacetan di Jakarta maka permasalahan strategis.
akan menghambat pembangunan yang terjadi di
Jabodetabekpunjur dan dipicu dengan TUJUAN
permasalahan pelayanan transportasi antar wilayah Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun rencana
yang belum handal dan memadai. Permasalahan- pengembangan infrastruktur strategis di Kawasan
permasalahan tersebut ditambah dengan Perkotaan Jabodetabekpunjur, yang terpadu
permasalahan-permasalahan perkotaan umumnya, antarsektor, antarwilayah, dan antartingkat
seperti tumbuhnya kawasan kumuh, permasalahan pemerintahan. Jangka waktu rencana
persampahan, drainase, sanitasi, limbah, dan pengembangan dimaksud adalah jangka panjang
kurangnya pelayanan air bersih. Jabodetabekpunjur (10 tahunan), jangka menengah (5 tahunan), dan
memiliki defisit air bersih mencapai 11.185 liter per jangka pendek.
detik.
Permasalahan-permasalahan perkotaan tersebut
OUTPUT
perlu diatasi dengan pendekatan kewilayahan Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
(keterpaduan infrastruktur). Prioritisasi perlu
dilakukan dalam pengembangan infrastruktur 1. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan
wilayah melalui dukungan infrastruktur bagi Jabodetabekpunjur, yang memuat sekurang-
kawasan-kawasan strategis di metropolitan. Oleh kurangnya:
karenanya, Rencana Pengembangan Kawasan a. Struktur dan bentuk kota (urban form
Jabodetabekpunjur perlu disusun. and structure);
b. Sub Kawasan Perkotaan, yaitu Pusat dan
Memahami kondisi tersebut, Badan Pengembangan Sub Pusat yang strategis;
Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan c. Strategi Keterpaduan Program
Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun Pengembangan Infrastruktur Kawasan;
anggaran 2015 ini, perlu untuk melakukan d. Program dan kegiatan infrastruktur
penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan strategis pendukung kawasan-kawasan
Jabodetabekpunjur. pengembangan di Jabodetabekpunjur
untuk jangka panjang (10 tahun), jangka
MAKSUD menengah (5 tahun), dan jangka
Maksud dari kegiatan ini adalah agar dukungan pendek;
infrastruktur strategis PUPR dan non-PUPR di e. Key Performance Index (KPI);
Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur dapat 2. Laporan pelaksanaan kegiatan Rencana
diselenggarakan secara terpadu, efektif, dan efisien Pengembangan Kawasan Jabodetabekpunjur.
dalam upaya meningkatkan fungsi kawasan
perkotaan yang smart/cerdas (hijau, teknologi,
berketahanan, dan berkelanjutan), peningkatan
pelayanan publik, sekaligus mengatasi

248
WORKSHOP PENYUSUNAN PENGEMBANGAN KAWASAN METROPOLITAN
JABODETABEKPUNJUR

249
RENCANA
PENGEMBANGAN
KAWASAN SARBAGITA
LATAR BELAKANG menurunnya prasana dan sarana pelayanan
pariwisata, meningkatnya urban sprawling disertai
KSN Perkotaan Sarbagita telah ditetapkan Rencana masalah urbanisasi, dan kerentanan kawasan
Tata Ruang-nya dengan Perpres Nomor 51 Tahun wisata terhadap perubahan iklim dan tsunami.
2014 juncto Perpres Nomor 45 Tahun 2011 tentang
RTR Kawasan Perkotaan Sarbagita, Salah satu Permasalahan-permasalahan tersebut ditambah
fungsi dari RTR Kawasan Perkotaan Sarbagita dengan permasalahan-permasalahan perkotaan
adalah sebagai pedoman untuk perwujudan umumnya, seperti tumbuhnya kawasan kumuh,
keterpaduan rencana pengembangan kawasan di permasalahan persampahan, drainase, sanitasi,
luar Kawasan Perkotaan Sarbagita dengan Kawasan limbah, dan kurangnya pelayanan air bersih.
Perkotaan Sarbagita. Perpres 51/2014 juncto Permasalahan-permasalahan tersebut perlu diatasi
Perpres 45/2011 juga mengamanatkan tentang dengan pendekatan kewilayahan (keterpaduan
bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan infrastruktur). Prioritisasi perlu dilakukan dalam
ruang dimana salah satunya berupa kegiatan pengembangan infrastruktur wilayah melalui
investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan dukungan infrastruktur bagi kawasan-kawasan
ketentuan peraturan perundang-undangan. strategis di metropolitan. Oleh karenanya, Rencana
Pengembangan Kawasan Perkotaan Sarbagita perlu
Kawasan Sarbagita adalah kawasan metropolitan disusun.
yang memiliki kontribusi signifikan terhadap
perekonomian nasional melalui pengembangan Memahami kondisi tersebut, Badan Pengembangan
kawasan industri, jasa, komersial, dan kegiatan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan
ekonomi perkotaan lainnya. Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun
anggaran 2015 ini, perlu untuk melakukan
Menurunnya pelayanan transportasi akibat penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
kemacetan lalu lintas karena bercampurnya sistem Sarbagita.
pergerakan di jalan arteri primer merupakan salah
satu permasalahan di Kawasan Sarbagita.
Disamping permasalahan-permasalahan lain seperti

250
MAKSUD jangka panjang (10 tahun), jangka
menengah (5 tahun), dan jangka
Maksud dari kegiatan ini adalah agar dukungan pendek;
infrastruktur strategis PUPR dan non-PUPR di e. Key Performance Index (KPI);
Kawasan Perkotaan Sarbagita dapat
diselenggarakan secara terpadu, efektif, dan efisien 2. Laporan pelaksanaan kegiatan Rencana
dalam upaya meningkatkan fungsi kawasan Pengembangan Kawasan Sarbagita .
perkotaan yang smart/cerdas (hijau, teknologi,
berketahanan, dan berkelanjutan), peningkatan
pelayanan publik, sekaligus mengatasi
permasalahan strategis.
TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun rencana
pengembangan infrastruktur strategis di Kawasan
Perkotaan Sarbagita yang terpadu antarsektor,
antarwilayah, dan antartingkat pemerintahan.
Jangka waktu rencana pengembangan dimaksud
adalah jangka panjang (10 tahunan), jangka
menengah (5 tahunan), dan jangka pendek.
OUTPUT
Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan
Sarbagita , yang memuat sekurang-kurangnya:
a. Struktur dan bentuk kota (urban form
and structure);
b. Sub Kawasan Perkotaan, yaitu Pusat dan
Sub Pusat yang strategis;
c. Strategi Keterpaduan Program
Pengembangan Infrastruktur Kawasan;
d. Program dan kegiatan infrastruktur
strategis pendukung kawasan-kawasan
pengembangan di Sarbagita untuk

251
ULTIMATE GOAL 2025 KAWASAN METROPOLITAN SARBAGITA

PROGRAM PUPR 2017 KAWASAN METROPOLITAN


SARBAGITA

252
DISKUSI LAPORAN AKHIR & ANTARA, WORKSHOP PENYUSUNAN RENCANA
PENGEMBANGAN, DAN RAPAT KOORDINASI PENYUSUNAN INDIKASI PROGRAM
INFRASTRUKTUR PUPR DAN KAWASAN PRIORITAS
DI KAWASAN METROPOLITAN SARBAGITA

253
RENCANA
PENGEMBANGAN
KAWASAN CEKUNGAN
BANDUNG
LATAR BELAKANG Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung. Disamping
permasalahan keterbatasan tingkat pelayanan
RTR KSN Perkotaan Cekungan Bandung saat ini transportasi akibat tingginya volume lalu lintas dan
sedang dalam proses penyepakatan para Kepala rendahnya ketersediaan prasarana pendukung
Daerah dan akan segera ditetapkan Perpres-nya. serta minimnya sarana prasarana perkotaan antara
Salah satu fungsi dari RTR Kawasan Perkotaan lain pengelolaan persampahan.
Cekungan Bandung adalah sebagai pedoman untuk
perwujudan keterpaduan rencana pengembangan Permasalahan-permasalahan tersebut ditambah
Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung dengan dengan permasalahan-permasalahan perkotaan
kawasan sekitarnya. RTR Kawasan Perkotaan umumnya, seperti kemacetan lalu lintas,
Cekungan Bandung juga mengamanatkan tentang tumbuhnya kawasan kumuh, serta permasalahan
bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan persampahan, drainase, sanitasi, limbah, dan
ruang dimana salah satunya berupa kegiatan kurangnya pelayanan air bersih.
investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan Permasalahan-permasalahan tersebut perlu diatasi
ketentuan peraturan perundang-undangan. dengan pendekatan kewilayahan (keterpaduan
Kawasan Cekungan Bandung adalah kawasan infrastruktur). Prioritisasi perlu dilakukan dalam
metropolitan yang memiliki kontribusi signifikan pengembangan infrastruktur wilayah melalui
terhadap perekonomian nasional melalui dukungan infrastruktur bagi kawasan-kawasan
pengembangan kawasan industri, jasa, komersial, strategis di metropolitan. Oleh karenanya, Rencana
dan kegiatan ekonomi perkotaan lainnya. Pengembangan Kawasan Perkotaan Cekungan
Bandung perlu disusun.
Rendahnya daya dukung lingkungan dan
keterbatasan lahan untuk pengembangannya, Memahami kondisi tersebut, Badan Pengembangan
karena karakteristik lahan merupakan kawasan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan
resapan air (cekungan air tanah) dan kawasan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun
lindung geologi merupakan salah satu anggaran 2015 ini, perlu untuk melakukan
permasalahan dalam Rencana Pengembangan penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Cekungan Bandung..

254
MAKSUD Bandunguntuk jangka panjang (10
tahun), jangka menengah (5 tahun),
Maksud dari kegiatan ini adalah agar dukungan dan jangka pendek;
infrastruktur strategis PUPR dan non-PUPR di e. Key Performance Index (KPI);
Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung dapat
diselenggarakan secara terpadu, efektif, dan 2. Laporan pelaksanaan kegiatan Rencana
efisien dalam upaya meningkatkan fungsi Pengembangan Kawasan Cekungan Bandung.
kawasan perkotaan yang smart/cerdas (hijau,
teknologi, berketahanan, dan berkelanjutan),
peningkatan pelayanan publik, sekaligus Workshop Penyusunan Pengembangan
mengatasi permasalahan strategis. Kawasan Metropolitan
TUJUAN Cekungan Bandung
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun
rencana pengembangan infrastruktur strategis di
Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung yang
terpadu antarsektor, antarwilayah, dan
antartingkat pemerintahan. Jangka waktu
rencana pengembangan dimaksud adalah jangka
panjang (10 tahunan), jangka menengah (5
tahunan), dan jangka pendek.
OUTPUT
Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan
Cekungan Bandung, yang memuat sekurang-
kurangnya:
a. Struktur dan bentuk kota (urban form
and structure);
b. Sub Kawasan Perkotaan, yaitu Pusat
dan Sub Pusat yang strategis;
c. Strategi Keterpaduan Program
Pengembangan Infrastruktur
Kawasan;
d. Program dan kegiatan infrastruktur
strategis pendukung kawasan-
kawasan pengembangan di Cekungan

255
RENCANA
PENGEMBANGAN
KAWASAN PERKOTAAN
YOGYAKARTA
LATAR BELAKANG Kawasan Perkotaan Yogyakarta pada tahun 2012
tercatatkurang lebih 3,5 juta Jiwa, jumlah ini
PP RTRWN dan Perda RTRW Provinsi DI Yogyakarta mengalami peningkatan sebesar 4,6% dari semula
telah menetapkan Kawasan Perkotaan Yogyakarta kurang lebih 3,3 juta Jiwa. Dengan jumlah
(Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta) sebagai Pusat penduduk tersebut kawasan ini telah memenuhi
Kegiatan Nasional (PKN). PP RTRWN salah satu kriteria sebagai Kawasan Metropolitan.
mendefinisikan PKN sebagai kawasan perkotaan Kawasan metropolitan berdasarkan PP RTRWN
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:
internasional, nasional, atau beberapa provinsi. • memiliki jumlah penduduk paling sedikit
PKN dimaksud ditetapkan dengan kriteria sebagai 1.000.000 (satu juta) jiwa;
berikut: • terdiri atas satu kawasan perkotaan inti dan
• berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama beberapa kawasan perkotaan di sekitarnya yang
kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang membentuk satu kesatuan pusat perkotaan; dan
menuju kawasan internasional; • terdapat keterkaitan fungsi antarkawasan
• berfungsi atau berpotensi sebagai pusat perkotaan dalam satu sistem metropolitan.
kegiatan industri dan jasa skala nasional atau
yang melayani beberapa provinsi; dan/atau Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh
• berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama Kawasan Metropolitan antara lain tingginya laju
transportasi skala nasional atau melayani urbanisasi, pembangunan yang tidak terarah (urban
beberapa provinsi. sprawl) yang seringkali diikuti oleh kurang
terpadunya dukungan infrastruktur yang pada
PP Penyelenggaraan Penataan Ruang akhirnya berdampak pada peningkatan angka
mendefinisikan Kawasan Perkotaan sebagai wilayah kemacetan lalu lintas, banjir, masalah
yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian persampahan dan sanitasi serta kurangnya
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat penyediaan air bersih.
permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi Jumlah penduduk di

256
Di sisi lain, jumlah wisatawan dan jumlah melalui dukungan infrastruktur yang terpadu
mahasiswa terus meningkat. Di sektor pariwisata (termasuk didalamnya Kawasan RSUP Dr. Sardjito).
terjadi peningkatan kunjungan wisata sebesar 34% Pengembangan dan peningkatan infrastruktur
dari semula 2.343.400 kunjungan (tahun 2005) dimaksud salah satunya dalam bentuk penyiapan
menjadi 3.546.500 kunjungan (tahun 2012). dokumen Pra-DED Underpass dan Jalan Akses RSUP
Adapun jumlah mahasiswa meningkat sebesar Dr. Sardjito.
63,5% dari semula 42.596 mahasiswa (tahun 2010)
Memahami kondisi tersebut, Badan Pengembangan
menjadi 69.680 mahasiswa (2012). Pertumbuhan
Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan
penduduk yang tinggi serta peningkatan jumlah
Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun
wisatawan dan mahasiswa yang sangat pesat ini
anggaran 2015 ini, perlu untuk melakukan
membutuhkan dukungan infrastruktur wilayah
Development Plan Kawasan Perkotaan Yogyakarta,
yang terpadu.
termasuk didalamnya pengembangan Kawasan
Konsep pengembangan wilayah di Kawasan Kampus UGM sebagai Green Campus.
Perkotaan Yogyakarta perlu dilakukan secara
komprehensif dari level makro hingga mikro, MAKSUD
terutama pada kawasan-kawasan strategis di Maksud dari kegiatan ini adalah agar dukungan
Yogyakarta. Kampus Universitas Gadjah Mada infrastruktur strategis PUPR dan non-PUPR di
(Kampus UGM) merupakan kawasan strategis di Kawasan Perkotaan Yogyakarta dapat
Yogyakarta dan memiliki nilai historis yang tinggi diselenggarakan secara terpadu, efektif, dan efisien
sebagai Perguruan Tinggi pertama di Indonesia. dalam upaya meningkatkanfungsi kawasan
Kampus UGM Yogyakarta merupakan aset bangsa, perkotaan yang smart/cerdas (hijau, teknologi,
yang terletak di Jalan Kaliurang, Yogyakarta berketahanan, dan berkelanjutan), peningkatan
pengelolaannya menjadi tanggung jawab bersama pelayanan publik, sekaligus mengatasi
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi permasalahan strategis.
DI Yogyakarta serta Pemerintah Kota Yogyakarta.
Kampus UGM Yogyakarta merupakan perguruan
tinggi nasional berkelas dunia yang inovatif dan
unggul, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan
kemanusiaan, dijiwai nilai-nilai budaya bangsa
berdasarkan Pancasila. Semenjak tahun 1951
Kampus UGM Yogyakarta yang setiap tahunnya
menerima tidak kurang dari 10.000 Mahasiswa/I,
mengalami perkembangan luas cakupan kegiatan
yang pesat dari semula 85 Ha menjadi 167 Ha pada
tahun 2001.
Untuk itu Kawasan UGM perlu dikembangkan dan
ditingkatkan sesuai dengan konsep Green Campus

257
TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun rencana 5. Dokumen Pra-DED Underpass Jalan Kaliurang
pengembangan infrastruktur strategis di Kawasan dan Jalan Akses RSUP Dr. Sardjito; dan
Perkotaan Yogyakarta, yang terpadu antarsektor, 6. Laporan pelaksanaan kegiatan Rencana
antarwilayah, dan antartingkat pemerintahan. Pengembangan Kawasan Perkotaan
Jangka waktu rencana pengembangan dimaksud Yogyakarta.
adalah jangka panjang (10 tahunan), jangka
menengah (5 tahunan), dan jangka pendek.
OUTPUT
Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumen Development Plan Kawasan
Perkotaan Yogyakarta, yang memuat sekurang-
kurangnya:
a. Struktur dan bentuk kota (urban form
and structure);
b. Sub Kawasan Perkotaan, yaitu Pusat dan
Sub Pusat yang strategis;
c. Strategi Keterpaduan Program
Pengembangan Kawasan;
d. Program dan kegiatan infrastruktur
strategis pendukung kawasan-kawasan
pengembangan di Kawasan Perkotaan
Yogyakarta untuk jangka panjang (10
tahun), jangka menengah (5 tahun), dan
jangka pendek;
e. Key Performance Index (KPI);
2. Rencana Pengembangan Kawasan Kampus
UGM sebagai Green Campus;
3. Konsep Pengembangan Kawasan-Kawasan
Strategis di Kawasan Perkotaan Yogyakarta;
4. Konsep pengembangan wilayah Kawasan
Strategis Universitas Gadjah Mada (UGM)
sebagai Green Campus;

258
ULTIMATE GOALS 2025 KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA

PROGRAM 2017 PUPR KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA

259
PENYUSUNAN RENCANA
PENGEMBANGAN
KAWASAN STRATEGIS
TANGGUL A (NCICD)

LATAR BELAKANG Seiring dengan berkembangnya isu permasalahan


yang terjadi kawasan Pantai Utara, bahwa yang
Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan tidak hanya pencegahan banjir namun
merupakan sebuah wilayah yang rentan terhadap juga penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan dan
bahaya banjir, antara lain banjir dari laut yang pengembangan kota baru. Oleh karena itu rencana
disebabkan oleh laju penurunan tanah di yang JCDS kemudian berubah nama menjadi
cukup tinggi. Selain itu, kebutuhan akan air bersih Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara
dan lahan untuk pengembangan kota sudah dinilai (NCICD).
mendesak. Permasalahan ini akan berdampak
secara nasional jika dibiarkan, mengingat posisi DKI Dalam rapat Tingkat Menteri yang dilaksanakan
Jakarta sebagai Ibukota Negara. pada Bulan Desember 2014 diputuskan bahwa
prioritas pembangunan tanggul fase A harus segera
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah dilaksanakan, berkaitan dengan hal tersebut maka
Indonesia telah membentuk tim yang dikoordinir perlu dilakukan kegiatan penyusunan site plan di
oleh kementerian Bidang Perekonomian, yang kawasan sekitar tanggul fase A.
antara lain telah menyusun master plan NCICD
dengan fokus pembangunan yang terdiri dari fase Dalam rangka untuk mendukung prioritas
A, B, dan C. Oleh Kementerian Koordinator bidang pembangunan tanggul fase A tersebut maka pada
Perekonomian kegiatan ini disebut Jakarta Coastal tahun anggaran 2015 ini Badan Pengembangan
Development Strategy (JCDS) dan mengeluarkan Infrastruktur Wilayah Kementerian Pekerjaan
Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Umum dan Perumahan Rakyat melakukan kegiatan
Perekonomian Nomor KEP-60/M.Ekon/08/2013 Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
tentang Tim Koordinasi Persiapan Pembangunan Strategis Tanggul A NCICD.
Jakarta Coastal Development. Tim ini diketuai oleh
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah, Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian.

260
MAKSUD OUTPUT
Maksud dari kegiatan ini adalah menata kawasan di Keluaran dari kegiatan ini yaitu dokumen site plan
sekitar dan merencanakan pengembangan rencana pengembangan infrastruktur terpadu di
infrastruktur terpadu pembangunan tanggul fase A kawasan prioritas pada tanggul fase A program
NCICD menjadi lebih baik. pengembangan NCICD.
TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun Site Plan
dan merencanakan pengembangan infrastruktur
terpadu di Kawasan prioritas pada tanggul fase A
Program Pengembangan NCICD.

RAPAT KOORDINASI RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN TANGGUL A NCICD

261
BIDANG PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR KOTA BESAR DAN
KOTA BARU

262
RENCANA
PENGEMBANGAN
KAWASAN PERKOTAAN PEKANBARU
LATAR BELAKANG kota besar dengan penduduk lebih dari 1 juta jiwa
akan berkembang menjadi metropolitan baru –
Kota Pekanbaru memiliki posisi strategis dalam pusat pertumbuan di bagian barat Indonesia.
dalam konstelasi nasional, regional dan
internasional baik secara geografis, dan keunggulan Pertumbuhan penduduk dan kegiatan ekonomi di
ekonomi. Kota Pekanbaru juga merupakan salah Kawasan Pekanbaru tersebut akan mendorong
satu tujuan investasi di Indonesia. Dengan tingginya pusat-pusat kawasan strategis baik itu kawasan
tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru strategis ekonomi ataupun pusat permikiman
yang melampaui tingkat pertumbuhan ekonomi penduduk. Kawasan strategis tersebut juga
nasional dengan angka mencapai 8% serta membutuhkan pusat koleksi dan distribusi yang
pertumbuhan penduduk yang pesat dengan angka menghubungkan kegiatan ekonomi ke luar
pertumbuhan mencapai 4% menjadi daya tarik kawasan. Tumbuhnya kawasan-kawasan strategis
investasi. Selain itu, pertumbuhan bidang industri di Pekanbaru harus terintegrasi dengan pusat
di Kota Pekanbaru terus mengalami peningkatan koleksi dan kawasan perumahan. Maka dari itu,
dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar pertumbuhan ekonomi dan pesebaran kegiatan
3,82 %, dengan kelompok industri terbesar pada perkotaan di kawasan Pekanbaru ini perlu didukung
sektor industri logam, mesin, elektronika dan dengan pengembangan infrastruktur wilayah.
aneka, kemudian disusul industri pertanian dan Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi wilayah
kehutanan. Selain itu beberapa investasi yang Pekanbaru dibutuhkan infrastruktur yang
ditanamkan di kota ini sebagian besar digunakan terintegrasi. Penyusunan prioritas perlu dilakukan
untuk penambahan bahan baku, penambahan dalam pengembangan infrastruktur wilayah melalui
peralatan dan perluasan bangunan, sebagian kecil dukungan infrastruktur bagi kawasan-kawasan
lainnya digunakan untuk industri baru. strategis di metropolitan. Oleh karenanya,
Sebagai ibukota Provinsi Riau, Kota Pekanbaru Development Plan Kawasan Pekanbaru perlu
berperan sebagi pusat koleksi dan distribusi disusun.
produksi barang/ komoditas, sekaligus sebagai
pusat pelayanan masyarakat berskala provinsi dan
nasional. Selanjutnya, Kawasan Pekanbaru sebagai

263
MAKSUD d. Program dan kegiatan infrastruktur
strategis pendukung kawasan-kawasan
Maksud dari kegiatan ini adalah agar dukungan
pengembangan di Pekanbaru untuk
infrastruktur strategis PUPR dan non-PUPR di
jangka panjang (10 tahun), jangka
Kawasan Perkotaan Pekanbaru dapat
menengah (5 tahun), dan jangka
diselenggarakan secara terpadu, efektif, dan efisien
pendek;
dalam upaya meningkatkanfungsi kawasan
e. Key Performance Index (KPI);
perkotaan yang smart/cerdas (hijau, teknologi,
berketahanan, dan berkelanjutan), peningkatan 2. Laporan pelaksanaan kegiatan Rencana
pelayanan publik, sekaligus mengatasi Pengembangan Kawasan Pekanbaru.
permasalahan strategis.
TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun rencana
pengembangan infrastruktur strategis di Kawasan
Perkotaan Pekanbaru, yang terpadu antarsektor,
antarwilayah, dan antartingkat pemerintahan.
Jangka waktu rencana pengembangan dimaksud
adalah jangka panjang (10 tahunan), jangka
menengah (5 tahunan), dan jangka pendek.
OUTPUT
Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan
Pekanbaru, yang memuat sekurang-kurangnya:
a. Struktur dan bentuk kota (urban form
and structure);
b. Sub Kawasan Perkotaan, yaitu Pusat dan
Sub Pusat yang strategis;
c. Strategi Keterpaduan Program
Pengembangan Infrastruktur Kawasan;

264
RENCANA STRUKTUR & POLA RUANG PERKOTAAN PEKANBARU

265
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR & NON PUPR
KAWASAN PERKOTAAN PEKANBARU

266
RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PRIORITAS I & II

267
RENCANA
PENGEMBANGAN
KAWASAN PERKOTAAN
BARU SEI MANGKEI
LATAR BELAKANG berbagai dampak, sehingga telapak ekologis
wilayahnya senantiasa positif.
Urbanisasi yang pesat di Indonesia merupakan
sebuah keniscayaan, dimana saat ini sekitar 52,03% Sejalan dengan agenda Nawacita ke-3, yaitu:
dari total populasi penduduk Indonesia tinggal di memulai pembangunan dari pinggiran serta
kawasan perkotaan diperkirakan akan meningkat mengurangi kesenjangan antara Indonesia bagian
mencapai 68% pada 2025.Bahkan pada tahun 2050 Barat dan Timur,kawasan perkotaan baru dapat
yang akan datang, diperkirakan 8 dari 10 orang akan berperan sebagai pusat pertumbuhan baru skala
tinggal di kawasan perkotaan. Tantangan ke depan besar, yaitu sebagai counter magnet bagi kota-kota
semakin berat karena proses urbanisasi selalu diikuti inti (yang berjarak 50-70 km), sekaligus sebagai solusi
dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang untuk mengatasi permasalahan permukiman
semakin tinggi dalam penyediaan infrastruktur, dan (khususnya housing backlog) sebagai komplemen
dalam prakteknya seringkali bersifat destruktif dari kegiatan produktif (industri, jasa dan komersial,
terhadap lingkungan perkotaan melalui proses dll). Selain itu, KPB dapat berperan sebagai pusat
konversi lahan-lahan hijau dan produktif secara pertumbuhan kawasan/wilayah, khususnya untuk
masif. wilayah terbelakang (frontier region).
Selain itu, Pulau Jawa dan Bali semakin menjadi Sei Mangkei merupakan salah satu nagori yang ada di
pusat aglomerasi penduduk perkotaan di Indonesia, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun,
yaitu sebanyak 59%. Hal ini tentu saja berkorelasi Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Pada tahun
positif dengan kondisi telapak ekologis untuk Pulau 2013, Sei Mangkei telah ditetapkan menjadi Kawasan
Jawa dan Bali yang saat ini sudah pada kondisi defisit. Ekonomi Khusus (KEK); Sei Mangkei. Aktivitas
Pada tahun 2010, telapak ekologis (ecological ekonomi yang dikembangkan di kawasan ini adalah
footprints) kegiatan produksi dan konsumsi di Pulau industri hilirisasi dari basis minyak sawit mentah dan
Jawa dan Bali sudah mengalami defisit, yaitu sebesar karet, serta industri-industri yang berbasis sumber
0,81 global hektar/orang (Pulau Jawa) dan sebesar daya alam terbarukan lainnya. Untuk mewujudkan
1,52 global hektar/orang (Pulau Bali), dibandingkan kawasan Sei Mangkei sebagai salah satu simpul
dengan bio-kapasitas yang mampu mendukungnya. dalam koridor ekonomi Sumatera, konsep
Beberapa kota metropolitan di Jawa dan Bali seperti pengembangan Kawasan Sei mangkei ini perlu
Jabodetabekpunjur, KSN Cekungan Bandung dan KSN dilakukan secara komprehensif dari level makro
Gerbangkertasusila juga telah menunjukkan defisit hingga mikro.
telapak ekologis. Untuk itu, pengembangan wilayah
termasuk perkotaan mutlak memperhitungkan
268
Oleh karena itu, pengembangan Kawasan TUJUAN
Perkotaan Baru Sei Mangkei dapat dilihat sebagai
respon logis untuk pengembangan pusat Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun rencana
pertumbuhan perkotaan baru, khususnya di luar pengembangan infrastruktur strategis di Kawasan
Pulau Jawa dan Baliyang perlu didorong demi Perkotaan Baru Sei Mangke, yang terpadu
pembangunan perkotaan yang mengedepankan antarsektor, antarwilayah, dan antartingkat
prinsip-prinsip keberlanjutan (fisik-lingkungan, pemerintahan. Jangka waktu rencana
sosial-budaya, dan ekonomi) yang sekaligus pengembangan dimaksud adalah jangka panjang
mempertimbangkan nilai kearifan lokal (local (10 tahunan), jangka menengah (5 tahunan), dan
wisdom) sebagai pembentuk identitas lokal. jangka pendek.
Namun, dalam perspektif pengembangan wilayah, OUTPUT
kebijakan pengembangan kawasan perkotaan baru
perlu disusun berdasar pada prinsip pembangunan Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
kota yang terpadu dalam sistem wilayah (regional 1. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan
development system) yang memuat penguatan Perkotaan Baru Sei Mangkei, yang memuat
terhadap struktur ruang dan penyediaan sekurang-kurangnya:
infastruktur, efisiensi (lahan) dan efektivitas a. Struktur dan bentuk kota (urban form
(pelaksanaan dan pengelolaan). Prioritisasi perlu and structure);
dilakukan dalam pengembangan infrastruktur b. Sub Kawasan Perkotaan, yaitu Pusat dan
wilayah melalui dukungan infrastruktur bagi Sub Pusat yang strategis;
pengembangan Kawasan Perkotaan Baru Sei c. Strategi Keterpaduan Program
Mangkei. Untuk itu pada tahun 2015 ini, Badan Pengembangan Kawasan;
Pengembangan Infrastruktur Wilayah - d. Program dan kegiatan infrastruktur
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan strategis pendukung kawasan-kawasan
Rakyat perlu untuk melakukan penyusunanrencana pengembangan di Sei Mangke untuk
pembangunan (development plan) Kawasan jangka panjang (10 tahun), jangka
Perkotaan Baru Sei Mangkei. menengah (5 tahun), dan jangka
pendek;;
MAKSUD e. Rencana Tapak (Site Plan) untuk
Maksud dari kegiatan ini adalah agar dukungan pembangunan kawasan terpilih (Tahap
infrastruktur strategis PUPR dan non-PUPR di I);
Kawasan Perkotaan Baru Sei Mangke dapat f. Key Performance Index (KPI); dan
diselenggarakan secara terpadu, efektif, dan efisien g. Visualisasi gambar dan animasi 3D
dalam upaya meningkatkanfungsi kawasan kawasan hasil perencanaan dengan
perkotaan yang smart/cerdas (hijau, teknologi, durasi waktu ± 6 menit.
berketahanan, dan berkelanjutan), peningkatan 2. Laporan pelaksanaan kegiatan Development
pelayanan publik, sekaligus mengatasi Plan Kawasan Perkotaan Baru Sei Mangkei.
permasalahan strategis.

269
RENCANA STRUKTUR RUANG KAWASAN KOTA BARU SEI MANGKEI

270
RENCANA POLA RUANG KAWASAN KOTA BARU SEI MANGKEI

271
FOCUSED GROUP DISCUSSION, RAPAT KOORDINASI, SURVEY DAN
PEMBAHASAN LAPORAN AKHIR

272
RENCANA
PENGEMBANGAN
KAWASAN PERKOTAAN
BARU TANJUNG SELOR
LATAR BELAKANG dilakukan dalam pengembangan infrastruktur
wilayah melalui dukungan infrastruktur bagi
Tanjung Selor tengah direncanakan untuk menjadi pengembangan Kawasan Perkotaan Baru Tanjung
ibukota Provinsi Kalimantan Utara. Untuk Selor. Untuk itu pada tahun 2015 ini, Badan
mewujudkan kawasan Tanjung Selor sebagai kota Pengembangan Infrastruktur Wilayah -
pusat pemerintahan sekaligus ibukota Provinsi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
konsep pengembangan Kawasan Tanjung Selorini Rakyat perlu untuk melakukan penyusunan
perlu dilakukan secara komprehensif dari level rencana pembangunan (development plan)
makro hingga mikro. Oleh karena itu, Kawasan Perkotaan Baru Tanjung Selor.
pengembangan Kawasan Perkotaan Baru Tanjung
Selor dapat dilihat sebagai respon logis untuk MAKSUD
pengembangan pusat pertumbuhan perkotaan
Maksud dari kegiatan ini adalah agar dukungan
baru, khususnya di luar Pulau Jawa dan Bali yang
infrastruktur strategis PUPR dan non-PUPR di
perlu didorong demi pembangunan perkotaan yang
Kawasan Perkotaan Baru Tanjung Selor dapat
mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan
diselenggarakan secara terpadu, efektif, dan efisien
(fisik-lingkungan, sosial-budaya, dan ekonomi) yang
dalam upaya meningkatkan fungsi kawasan
sekaligus mempertimbangkan nilai kearifan lokal
perkotaan yang smart/cerdas (hijau, teknologi,
(local wisdom) sebagai pembentuk identitas lokal.
berketahanan, dan berkelanjutan), peningkatan
Namun, dalam perspektif pengembangan wilayah, pelayanan publik, sekaligus mengatasi
kebijakan pengembangan kawasan perkotaan baru permasalahan strategis.
perlu disusun berdasar pada prinsip pembangunan
kota yang terpadu dalam sistem wilayah (regional
development system) yang memuat penguatan
terhadap struktur ruang dan penyediaan
infastruktur, efisiensi (lahan) dan efektivitas
(pelaksanaan dan pengelolaan). Prioritisasi perlu

273
TUJUAN g. Visualisasi gambar dan animasi 3D
kawasan hasil perencanaan dengan
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun rencana durasi waktu ± 6 menit.
pengembangan infrastruktur strategis di Kawasan 2. Laporan pelaksanaan kegiatan Development
Perkotaan Baru Tanjung Selor, yang terpadu Plan Kawasan Perkotaan Baru Tanjung Selor.
antarsektor, antarwilayah, dan antartingkat
pemerintahan. Jangka waktu rencana
pengembangan dimaksud adalah jangka panjang
(10 tahunan), jangka menengah (5 tahunan), dan
jangka pendek.
OUTPUT
Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan
Perkotaan Baru Tanjung Selor, yang memuat
sekurang-kurangnya:
a. Struktur dan bentuk kota (urban form
and structure);
b. Sub Kawasan Perkotaan, yaitu Pusat
dan Sub Pusat yang strategis;
c. Strategi Keterpaduan Program
Pengembangan Kawasan;
d. Program dan kegiatan infrastruktur
strategis pendukung kawasan-kawasan
pengembangan di Tanjung Selor untuk
jangka panjang (10 tahun), jangka
menengah (5 tahun), dan jangka
pendek;;
e. Rencana Tapak (Site Plan) untuk
pembangunan kawasan terpilih (Tahap
I);
f. Key Performance Index (KPI); dan

274
POSISI KOTA TANJUNG SELOR TERHADAP PROVINSI KALTARA

ORIENTASI PENGEMBANGAN KOTA BARU TANJUNG SELOR

275
URBAN FORM AND STRUCTURE KOTA BARU TANJUNG SELOR

Luas: 12,331.82 ha
POPULASI 2035: 300.000 jiwa

276
PENGEMBANGAN
KONSEP
URBAN REDEVELOPMENT
DAN PENANGANAN KAWASAN
KUMUH TERPADU
LATAR BELAKANG tinggal, dan mendapatkan lingkungan yang baik dan
sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan.
Pertumbuhan ekonomi yang terus melaju di Menyadari hal ini, maka perlu adanya
perkotaan, secara otomatis akan diikuti oleh arus pengembangan konsep urban redevelopment
urbanisasi. Tingginya urbanisasi dan pesatnya khususnya terhadap penanganan kawasan
pertumbuhan penduduk di perkotaan menjadi permukiman kumuh. Konsep tersebut sejalan
catatan utama dalam penataan kawasan dengan cita-cita penataan ruang untuk
perkotaan. Jumlah penduduk perkotaan saat ini mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif,
sudah mencapai lebih dari 50% dari total penduduk dan berkelanjutan.
Indonesia. Pesatnya pertumbuhan penduduk
perkotaan tersebut tidak selalu dapat diimbangi MAKSUD
oleh kemampuan pelayanan kota. Ketidaksiapan
Maksud dari kegiatan Pengembangan Konsep
dalam mengantisipasi fenomena urbanisasi di masa
Urban Redevelopment (termasuk penanganan
lalu tersebut kemudian berdampak kepada
Kumuh) adalah terumuskannya prinsip-prinsip
menjamurnya permukiman kumuh di kantong-
urban redevelopment yang di dalamnya mencakup
kantong kota.
penanganan kawasan permukiman kumuh yang
Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak kontekstual untuk diimplementasikan di Indonesia.
layak huni karena ketidakteraturan bangunan,
tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan TUJUAN
kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini
tidak memenuhi syarat (UU No 1/2011). Pada adalah untuk menyiapkan dan menyusun prinsip
tahun 2014, tercatat bahwa total luas permukiman dan model urban redevelopment di Indonesia
kumuh di perkotaan adalah 34.473 Ha. Besarnya melalui Pegembangan Konsep Penanganan Kumuh.
luas permukiman kumuh di perkotaan tentunya
menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti OUTPUT
peningkatan frekuensi bencana kebakaran dan
banjir, menurunnya tingkat keamanan lingkungan Keluaran yang akan dihasilkan dari kegiatan ini
dan tingkat kesehatan masyarakat, menurunnya berupa konsep penanganan kawasan permukiman
kualitas lingkungan, dan sebagainya. kumuh yang sesuai untuk diimplementasikan di
Indonesia.
Kondisi tersebut bertentangan dengan amanat
UUD 1945 Pasal 28H ayat (1), bahwa setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat 277
GAGASAN PENANGANAN URBAN DEVELOPMENT KOTA SURABAYA

278
GAGASAN PENANGANAN URBAN DEVELOPMENT KOTA BATAM

279
GAGASAN PENANGANAN URBAN DEVELOPMENT KOTA SAMARINDA

280
GAGASAN PENANGANAN URBAN DEVELOPMENT KOTA MAKASSAR

281
GAGASAN PENANGANAN URBAN DEVELOPMENT KOTA PALEMBANG

282
INKUBASI
PENGEMBANGAN
KORIDOR HIJAU
KANAL BANJIR TIMUR
LATAR BELAKANG harus dilakukan dengan penyusunan site plan
kawasan setiap segmen nya.
Upaya mendorong penyediaan Koridor hijau di
kawasan perkotaan dapat dilakukan dengan Untuk itu, dalam rangka meningkatkan fungsi
pembangunan RTH yang berupa jalur hijau sesuai Koridor hijau di KBT, perlu dilakukan upaya
amanat UU 26/2007. Pembentukan Koridor hijau pengembangan Koridor hijau dalam rangka
ini dilakukan salah satunya dengan pengalokasian peningkatan kuantitas dan kualitas RTH di KBT, DKI
anggaran Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah Jakarta. Pekerjaan Penyusunan Site plan dan
untuk pengadaan tanah dan pembangunan RTH Perencanaan Teknis Koridor hijau : KBT ini
seperti berupa taman-taman kota. diharapkan menjadi dasar pelaksanaan
pengembangan secara komprehensif maupun
Penyediaan Koridor hijau di kawasan perkotaan dalam untuk detail engineering design.
juga sejalan dengan pengembangan kota hijau di
Indonesia sebagai respon atas rendahnya kualitas MAKSUD
ruang perkotaan dan sebagai langkah mitigasi dan
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya
adaptasi terhadap perubahan iklim. Penyediaan
mendorong terwujudnya Koridor hijau melalui
RTH berupa jalur hijau memerlukan gerak bersama
peningkatan kualitas dan kuantitas ruang terbuka
seluruh unsur pemangku kepentingan kota.
hijau yang sesuai dengan karakteristik kota dalam
Koridor hijau berfungsi sebagai daerah rangka implementasi RTRW Kabupaten/Kota
penyanggara dan untuk membatasi perkembangan sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-
suatu penggunaan lahan (batas kota, pemisah Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan
kawasan, dll) atau membatasi aktivitas satu dengan Ruang pasal 29 ayat (2). Lebih lanjut, pekerjaan ini
aktivitas lainnya agar tidak saling mengganggu, diharapkan dapat mendorong Pemerintah Provinsi
serta pengamanan dari faktor lingkungan sekitar. DKI Jakarta untuk dapat berkomitmen secara nyata
dalam pembangunan ruang terbuka hijau lebih
Pengembangan Koridor hijau pada KBT dengan luas
lanjut dan lebih luas pada tahun-tahun berikutnya.
total 23,6 km diharapkan dapat menjadi showcase.
Pengembangan Koridor hijau sebagai Jalur Hijau
Saat ini, Kawasan sepadan KBT sudah berupa ruang
diharapkan dapat menciptakan lingkungan alami
terbuka hijau (RTH) yang masih dikembangkan
yang nyaman, aman dan berkelanjutan, sehingga
secara parsial dengan memanfaatkan
menjadi indikasi terwujudnya keseimbangan
pengembangan kemitraan baik dengan pemerintah
lingkungan bagi masyarakat.
maupun dunia usaha. Integrasi antar setiap RTH
agar menjadi satu kesatuan Koridor hijau yang baik
283
TUJUAN 3. Dokumen Detailed Engineering Design (DED) untuk
titik prioritas koridor hijau KBT, meliputi:
Kegiatan ini mempunyai 2 (dua) tujuan utama, a. Laporan perencanaan arsitektur, M/E,
yaitu: interior dan lansekap lengkap dengan
1. Menyusun Site plan ruang terbuka hijau perhitungan-perhitungan yang bisa
sebagai Koridor hijau di KBT, DKI Jakarta; serta dipertanggungjawabkan;
2. Menyusun rencana teknis (detailed engineering b. Uraian konsep rancangan;
design-DED) untuk titik prioritas di KBT sebagai
dokumen acuan dalam melaksanakan
pekerjaan konstruksi.
OUTPUT
Keluaran/output dari kegiatan ini adalah:
1. Laporan Hasil Pengumpulan Data
a. Laporan Hasil Survei
b. Dokumentasi Foto
c. Gambar Peta Kontur
d. Laporan dan Peta Tegakan Tanaman
e. Laporan Hasil Penyelidikan Tanah
f. Laporan Hasil Penyelidikan Air
2. Dokumen Site Plan Plan yang setidaknya memuat:
a. Rencana pengembangan softscape dan
hardscape;
b. Rencana penataan jenis tanaman;
c. Rencana pencapaian dan sirkulasi;
d. Rencana sub zona;
e. Rencana bangunan pendukung;
f. Rencana utilitas (air bersih, drainase dan
pembuangan);
g. Rencana jaringan listrik dan penerangan;
h. Rencana pentahapan pembangunan.
i. Jadwal dan tahapan pembangunan;
j. Rencana Pembiayaan pembangunan;
k. Rencana pengelolaan RTH (pemeliharaan,
kelembagaan, regulasi).

284
a. Gambar rancangan lansekap dan elemen g. Dokumen persyaratan umum
pendukungnya yang meliputi rencana tapak, h. Petunjuk pelelangan;
denah, tampak, potongan, gambar detail dan i. Persyaratan teknis;
jaringan utilitas; j. Gambar rancangan detail arsitektur dan
b. Gambar pengembangan rancangan lansekap;
arsitektur, M/E, interior dan lansekap 6. Dokumen Lelang Pengadaan Jasa Konsultansi
dengan skala sesuai kebutuhan (1:200, Supervisi/Manajemen Konstruksi untuk
1:100, 1:50); Konstruksi RTH;
c. Gambar rancang teknis bangunan lengkap 7. Maket studi dengan skala sesuai kebutuhan.
dalam ukuran kertas A3 dan A1;
d. Perhitungan biaya pembangunan lengkap
dengan Bill of Quantity (BQ) dan harga
satuan pekerjaan;
e. Gambar rancangan M/E beserta konsep dan
perhitungannya;
f. Uraian penggunaan landscape item;
g. Penyusunan gambar rancang penanaman
tanaman (detail planting design);
h. Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk
rancangan detail untuk dokumen pelelangan.
4. Visualisasi Gambar dan Animasi 3D Kawasan
Hasil Perencanaan
5. Dokumen Lelang Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi RTH;
a. Spesifikasi teknis pekerjaan lansekap,
bangunan penunjang, struktur dan M/E
b. Spesifikasi khusus pekerjaan lansekap,
bangunan penunjang, struktur dan M/E
c. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) pekerjaan
lansekap, bangunan penunjang, struktur, dan
M/E
d. Rencana volume (BQ) pekerjaan lansekap,
bangunan penunjang, struktur dan M/E
e. Rencana anggaran dan biaya (RAB) pekerjaan
lansekap, bangunan penunjang, struktur, dan
M/E
f. Dokumen persyaratan administrasi

285
KONSEP BERDASARKAN RDTR AREA JL. RADEN INTEN – JAKARTA TIMUR

286
ILUSTRASI AREA JALUR PEJALAN KAKI. JEMBATAN GANTUNG. TERAS PANDANG

287
ILUSTRASI AREA OPEN GALLERY

ILUSTRASI PLAZA P K L

288
KONSEP BERDASARKAN RDTR AREA POLDER CAKUNG – JAKARTA UTARA

289
ILUSTRASI PENGHIJAUAN UMUM P O L D E R CAKUNG

290
PENYUSUNAN
STANDAR
PEMBANGUNAN ECODISTRICT 2
KOTA (BANDUNG & MATARAM)
LATAR BELAKANG berkelanjutan di Indonesia. Program EcoDistrict
diikuti oleh 8 (delapan) kota/kabupaten terpilih
Pengembangan EcoDistrict diawali sebagai dari 112 kota/kabupaten peserta aktif P2KH
implementasi Joint Declaration of Strategic dengan kinerja baik, yaitu Kota Mataram, Kota
Partnership yang ditandatangani antara Pemerintah Bandung, Kota Metro, Kota Semarang, Kota
Indonesia dengan Pemerintah Perancis pada Yogyakarta, Kota Singkawang, Kabupaten Jombang,
tanggal 1 Juli 2011, dan ditindaklanjuti dengan dan Kabupaten Purbalingga.
pertemuan antara Bapak Menteri PU dengan Duta
Besar Perancis untuk Indonesia, Mme. Corrinne Rangkaian kegiatan yang telah diselenggarakan
Breuze pada tanggal 25 Juli 2013. Dalam dalam rangka kerja sama teknik EcoDistrict
prakteknya, pengembangan EcoDistrict meliputi:
direncanakan sebagai suatu upaya peningkatan a. Penyusunan Pre-Feasibility Studies (Pre-FS)
quality of life kota-kota di Indonesia sekaligus EcoDistrict, mulai dari September 2013 sampai
sebagai respon terhadap tantangan perubahan dengan November 2014. Kegiatan ini didanai
iklim. Output dari kerja sama ini kemudian dari French Environment and Energy
disinergikan dengan penyusunan RDTR dan RTBL Management Agency (ADEME) dalam bentuk
yang lebih mengakomodasi “green values” di hibah;
dalamnya, sehingga diharapkan akan menjadi best b. Presentasi Proposal Final oleh 8 (delapan)
practices kota Indonesia yang menunjukkan walikota/bupati peserta EcoDistrict
kesinambungan upaya perwujudan kota dilaksanakan pada 4 Maret 2014. Atas dasar
berkelanjutan dari proses perencanaan, presentasi tersebut terpilih 2 (dua) lokasi pilot
pemrograman, perancangan, hingga projects di Kota Bandung dan Kota Mataram;
implementasinya.
Program EcoDistrict bertujuan untuk meningkatkan
kualitas dan upscaling implementasi atribut kota
hijau, serta membuka peluang investasi Perancis
untuk mempercepat perwujudan kota

291
c. Penyusunan EcoDistrict Guidelines mulai bulan TUJUAN
April sampai dengan Desember 2014 sebagai
Tpenguatan terhadap materi Permen PU Nomor ujuan dari kegiatan ini adalah memfasilitasi kegiatan
20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan kerja sama teknis dengan insitusi luar negeri dalam
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan rangka penyusunan standar pembangunan
Zonasi Kabupaten/Kota; EcoDistrict.
d. Kunjungan lapangan ke Perancis yang OUTPUT
dilaksanakan pada bulan Juni 2014, bertujuan
untuk memperkaya pengetahuan dan Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
pengalaman dalam implementasi EcoDistrict di 1. Laporan Hasil Pengumpulan Data
Kota Paris dan Bordeaux. Kunjungan tersebut a. Hasil diskusi dengan private developer/private
diikuti oleh Bapak Dirjen Penataan Ruang, sector;
perwakilan dari Kota Bandung, Kota Mataram, b. Mapping kepemilikan lahan;
dan Kabupaten Jombang. Turut berpartisipasi c. Interview warga setempat (di tingkat RT);
dalam kegiatan ini, Bupati Nganjuk, Walikota d. Pertemuan dengan public equipment
Ternate, dan perwakilan Komisi V DPR-RI; serta managers;
e. Pembahasan Progress Report Rencana e. Pembentukan Tim Pelaksana di masing-
Perwujudan EcoDistrict yang dilaksanakan pada masing kota/kabupaten;
bulan September 2014 dalam rangka evaluasi f. Kondisi penataan ruang eksisting, antara lain
Pre-FS pada 2 (dua) lokasi pilot projects. ruang terbuka publik dan ruang privat;
Kegiatan akhir dari rangkaian kegiatan EcoDistrict g. Kondisi bangunan eksisting, antara lain
tahun 2014 berupa Final Seminar EcoDistrict, untuk bangunan publik, privat, rumah tinggal dan
mendiseminasikan hasil kegiatan sejak tahun 2013. pertokoan;
Dalam kesempatan tersebut, juga dilaksanakan h. Kondisi sarana transportasi dan mobilitas
pendatanganan Letter of Intent (LoI) antara i. Sumber energi eksisting;
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Perancis. LoI j. Sumber air eksisting;
tersebut dimaksudkan sebagai perkuatan k. Manajemen sampah;
pelaksanaan program EcoDistrict dalam rangka l. Kondisi sungai dan tanah;
mempercepat perwujudan pembangunan kota m. Studi dampak lingkungan.
berkelanjutan di Indonesia. 2. Standar pembangunan EcoDistrict meliputi
general term of reference (TOR);
MAKSUD 3. Standar penerapan skema High Environmental
Maksud dari kegiatan ini adalah tersusunnya Quality (HQE);
standar pembangunan EcoDistrict, meliputi general 4. Konsep Urban Climate Plan;
term of reference (TOR), standar penerapan skema 5. Indikator KPI.
High Environmental Quality (HQE), serta penerapan a. disi sarana transportasi dan mobilitas;
Urban Resources Management meliputi
penyusunan Urban Climate Plan.

292
STRATEGI IMPLEMENTASI ECODISTRICT

293
STRATEGI IMPLEMENTASI ECODISTRICT

294
STRATEGI IMPLEMENTASI ECODISTRICT

295
ECODISTRICT 2014: BANDUNG – TAMANSARI

296
ECODISTRICT 2014: BANDUNG – TAMANSARI

297
ECODISTRICT 2014: BANDUNG – TAMANSARI

298
ECODISTRICT 2014: MATARAM – AMPENAN

299
PENYUSUNAN DED
UNTUK PENGEMBANGAN
ECODISTRICT DI KOTA MATARAM
DAN KOTA BANDUNG

MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah mendorong OUTPUT
terwujudnya kota hijau melalui peningkatan Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
kualitas dan kuantitas ruang terbuka hijau yang 1. Dokumen DED yang meliputi :
sesuai dengan karakteristik kota dalam rangka a. Laporan perencanaan arsitektur, M/E,
implementasi RTRW Kabupaten/Kota sebagaimana interior dan lansekap.
diamanatkan di dalam Undang-Undang Nomor 26 b. Uraian konsep rancangan.
tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 29 ayat c. Gambar pengembangan rancangan
(2). Lebih lanjut, pekerjaan ini diharapkan dapat arsitektur, M/E, interior dan lansekap
mendorong Pemerintah Kota/Kabupaten untuk dengan skala sesuai kebutuhan (1:200,
dapat berkomitmen secara nyata dalam 1:100, 1:50).
pembangunan ruang terbuka hijau lebih lanjut dan d. Gambar rancang teknis bangunan
lebih luas pada tahun-tahun berikutnya. lengkap dalam ukuran kertas A3 dan A1.
Pengembangan kawasan EcoDistrict sebagai ruang 2. Dokumen pengadaan pekerjaan konstruksi
terbuka hijau diharapkan dapat menciptakan (implementasi fisik pengembangan RTH
lingkungan alami yang nyaman, aman dan Perkotaan), termasuk:
berkelanjutan, sehingga menjadi indikasi a. Rincian anggaran biaya (RAB).
terwujudnya keseimbangan lingkungan bagi b. Rincian volume pekerjaan – bill of
masyarakat quantity (BQ) dan spesifikasi teknis.
c. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersusunnya DED
Ecodistrict 2 (dua) lokasi pilot project terpilih (Kota
Bandung dan Kota Mataram).

300
ECODISTRICT 2014: MATARAM – AMPENAN

301
ECODISTRICT 2014: MATARAM – AMPENAN

302
ECODISTRICT 2014: BANDUNG – CIKAPUNDUNG

303
PENYUSUNAN
STUDI
PRA KELAYAKAN PENGEMBANGAN
ECODISTRICT
MAKSUD OUTPUT
Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya
1. Laporan Hasil Pengumpulan Data
mendorong terwujudnya kota hijau melalui
a. Hasil diskusi dengan private
peningkatan kualitas dan kuantitas ruang terbuka
developer/private sector;
hijau yang sesuai dengan karakteristik kota dalam
b. Mapping kepemilikan lahan;
rangka implementasi RTRW Kabupaten/Kota
c. Interview warga setempat (di tingkat
sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-
RT);
Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan
d. Pertemuan dengan public equipment
Ruang pasal 29 ayat (2). Lebih lanjut, pekerjaan ini
managers;
diharapkan dapat mendorong Pemerintah
e. Pembentukan Tim Pelaksana di masing-
Kota/Kabupaten untuk dapat berkomitmen secara
masing kota/kabupaten;
nyata dalam pembangunan ruang terbuka hijau
f. Kondisi penataan ruang eksisting, antara
lebih lanjut dan lebih luas pada tahun-tahun
lain ruang terbuka publik dan ruang
berikutnya. Pengembangan kawasan EcoDistrict
privat;
sebagai ruang terbuka hijau diharapkan dapat
g. Kondisi bangunan eksisting, antara lain
menciptakan lingkungan alami yang nyaman, aman
bangunan publik, privat, rumah tinggal
dan berkelanjutan, sehingga menjadi indikasi
dan pertokoan;
terwujudnya keseimbangan lingkungan bagi
h. Kondisi sarana transportasi dan
masyarakat.
mobilitas;
TUJUAN i. Sumber energi eksisting;
j. Sumber air eksisting;
Kegiatan ini mempunyai tujuan utama, yaitu k. Manajemen sampah;
Tersusunnya Pre-Feasibility Studies (FS) l. Kondisi sungai dan tanah;
Pengembangan EcoDistrict di 6 (enam) m. Studi dampak lingkungan.
kota/kabupaten yakni Kota Semarang, Kota Metro, 2. Pre-Feasibility Studies (FS) Pengembangan
Kota Singkawang, Kota Yogyakarta, Kab. Jombang, EcoDistrict
Kab. Purbalinga. 3. Konsep KPI

304
STRATEGI
PENGEMBANGAN
ECODISTRICT DI KOTA
SEMARANG

305
STRATEGI
PENGEMBANGAN
ECODISTRICT DI KOTA
YOGYAKARTA

306
STRATEGI
PENGEMBANGAN
ECODISTRICT DI
KABUPATEN
PURBALINGGA

307
STRATEGI
PENGEMBANGAN
ECODISTRICT DI KOTA
METRO

308
STRATEGI PENGEMBANGAN
ECODISTRICT DI KABUPATEN
WONOSOBO

To provide a place secure, healthy and


clean, with a well-organized urban
centre among a preserved beautiful
natural environment, and promote
this sustainable development at the
regency level.
 Well-landscaped gardens
 Open and clean rivers
 Connected by green corridors for
pedestrians and soft modes
 Mountainous open views

 Complete water and waste


management system to answer
the needs and provide a healthy
living environment
 Energy efficiency solutions for
buildings and street lighting,
promoting suitable renewable
energy (hydropower)

309
STRATEGI
PENGEMBANGAN
ECODISTRICT DI
KABUPATEN JOMBANG

310
STRATEGI PENGEMBANGAN ECODISTRICT DI KOTA SINGKAWANG

311
PENGEMBANGAN
IMPLEMENTASI KONSEP
REVOLUSI MENTAL
MELALUI VIDEOTRON DI TAMAN
KOTA HIJAU
LATAR BELAKANG Taman kota hijau memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai media komunikasi
Peningkatan kualitas hidup manusia dengan perwujudan revolusi mental dengan didukung oleh
memiliki moral dan mental yang baik akan penyediaan prasarana pendukung seperti
terwujud apabila media dan ruang lingkungan videotron. Fasilitas videotron ini diharapkan dapat
dapat memfasilitasi kebutuhan tersebut. menjadi media yang efektif dimana informasi
Perwujudan revolusi mental di negara Indonesia dalam bentuk film, animasi dan iklan tematik dapat
akan dapat terwujud secara masif apabila dilakukan tersampaikan dengan baik. Dalam rangka
secara konsisten dan berkelanjutan dengan perwujudan revolusi mental melalui videotron di
menggunakan instrument yang dapat diakses taman kota hijau, diperlukan suatu konsep
secara mudah oleh masyarakat. pengembangan implementasi yang mampu
Dalam konteks pembinaan dan pengembangan merumuskan kebutuhan dan mengatur
infrastruktur permukiman, perwujudan revolusi pengelolahan serta perihal lain yang harus
mental dapat diterjemahkan dengan penyediaan diperhatikan sehingga fasilitas ini mampu
ruang publik yang dapat mengadaptasikan nilai- memberikan outcome yang optimal.
nilai perubahan moral dan mental yang baik. MAKSUD
Taman merupakan salah satu ruang publik yang
dapat diakses oleh seluruh masyarakat dan mampu Kegiatan ini bermaksud untuk mengidentifikasi dan
memberi nilai tambah terhadap kualitas hidup menganalisa kebutuhan dalam rangka
manusia. Keberadaan taman kota menjadi suatu implementasi konsep revolusi mental yang
media sosialisasi/komunikasi yang baik dimana dituangkan melalui media komunikasi/sosialisasi
nilai-nilai revolusi mental dapat diwujudkan di videotron di ruang publik taman kota hijau.
ruang publik tersebut. Keberadaan ruang publik
taman hijau di Indonesia dapat menjadi ruang
publik yang efektif karna setiap kecamatan di
Kabupaten/Kota memiliki taman yang memberi
daya tarik bagi masyarakat.

312
TUJUAN OUTPUT
Kegiatan ini bertujuan untuk merumuskan Keluaran dari kegiatan ini adalah rencana
dan mempersiapkan kebutuhan implementasi pengembangan implementasi konsep revolusi
konsep revolusi mental melalui media mental melalui videotron di taman kota hijau.
komunikasi/sosialisasi videotron di ruang
publik taman kota hijau.

CONTOH PENERAPAN TAMAN CERDAS

313
KONSEP DAN KRITERIA TAMAN CERDAS
KONSEP DASAR TAMAN CERDAS
• Merupakan ruang publik harfiah. (Literal public space).
• Memiliki fungsi sosial yang menonjol, meliputi fungsi rekreatif dan edukatif, sehingga
pengunjung smart garden diharapkan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman
setelah mengunjungi taman ini.
• Fasilitas ruang terbuka, untuk berbagai aktifitas seperti, kursi taman, wifi, videotrone,
signboard, bannier, panggung terbuka, perpustakaan merupakani fasilitas utama pada
taman ini.
• Fungsi lainnya seperti fungsi ekologis, fungsi estetis dan fungsi ekonomis menjadi fungsi
pendukung dan untuk mendapatkan kondisi lebih baik.

314
KONSEP DAN KRITERIA TAMAN CERDAS

PANGGUNG/ STAGE :
1. Merupakan bagian dari plaza
2. Luas bervariasi minimal 4 m2 dan disesuaikan dengan space yang tersedia.
3. Tinggi stage 20 – 80 cm diatas permukaan plaza.
4. Material tidak licin, kuat mendukung aktifitas datasnya dan tahan lama.

FASILITAS CCTV DAN AKSES INTERNET :


1. Mampu meng-cover seluruh lokasi taman
2. Dapat diakses oleh seluruh pengunjung secara cepat dan gratis.
3. Tersedia catu daya listrik.

TOILET :
Penentuan Toilet harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
1. Lokasi dan karakteristik dari area
2. Jumlah pengunjung khususnya pada saat kunjungan tertinggi (pick hour)
3. Lama kunjungan
4. Jarak tempuh ke taman
5. Aksesibel untuk semua orang termasuk penyandang disabilitas.

VIDEOTRON:
1. Berada di dalama area taman
2. Diusahakan menghadap arah utara atau selatan
3. Terdapat jarak yang cukup terhadap kursi terdekat
4. Area terdekat diperuntukan untuk kegiatan pasif
5. Terbebas dari gangguan fisik

315
PENYUSUNAN PEDOMAN PENGEMBANGAN TAMAN CERDAS

316
RENCANA
PENGEMBANGAN
PERKOTAAN BARU PUBLIK
DI KEMAYORAN DAN SOFIFI DSK
LATAR BELAKANG memperkuat daerah dan desa dalam kerangka
negara kesatuan, melalui pemerataan
Infrastruktur berperan penting dalam pembangunan antar wilayah terutama desa,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di mana kawasan timur indonesia dan kawasan perbatasan,
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dijumpai maka kawasan timur Indonesia dapat dilihat
pada wilayah dengan tingkat ketersediaan sebagai wilayah strategis yang dapat
infrastruktur yang mencukupi. Pertumbuhan membangkitkan potensi nasional.
ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan
besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar Berdasarkan amanat UU no 1 tahun 2011 tentang
harga berlaku pada triwulan I-2015 terhadap Perumahan dan Kawasan Permukiman,
triwulan I-2014 tumbuh 4,71 persen. pembangunan kembali lingkungan hunian
perkotaan adalah upaya mengembalikan atau
Namun, pembangunan infrastruktur yang selama memulihkan kondisi fisik dan non fisik kawasan
ini telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang perkotaan agar dapat berfungsi kembali. Salah satu
tinggi ternyata belum sepenuhnya dapat mengatasi upaya untuk mewujudkan amanat UU tersebut
permasalahan kesenjangan antardaerah. adalah melalui pengembangan Kota Baru publik
Perbedaan laju pembangunan antardaerah Kemayoran. Kawasan Kemayoran direncanakan
menyebabkan terjadinya kesenjangan kemakmuran untuk dikembangkan sebagai perumahan rakyat
dan kemajuan antardaerah, terutama antara Jawa dengan fasilitas infrstruktur yang memadai, dimana
dan luar Jawa, antara kawasan barat Indonesia dan di kawasan tersebut banyak tanah negara yang
kawasan timur Indonesia, dan antara daerah dapat dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat.
perkotaan dan daerah perdesaan. Hal ini terlihat
dari struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada
triwulan I-2015 yang masih didominasi oleh
kelompok provinsi di Pulau Jawa (58,30 persen)
dan Pulau Sumatera (22,56 persen).
Sejalan dengan agenda Nawacita ke-3, yaitu:
membangun Indonesia dari pinggiran dengan

317
Selain itu, berdasarkan RPJMN 2015-2019, tersebut. Sebagai kota pemerintahan, kota Sofifi
pengembangan kawasan perkotaan di Wilayah dinilai masih memiliki keterbatasan dalam hal
Maluku diarahkan pada upaya pemenuhan penyediaan infrastruktur.
kebutuhan pelayanan dasar publik dan
Kota Tidore kepulauan ditetapkan sebagai Pusat
pengembangan perekonomian berbasis potensi
Kegiatan Wilayah (PKW) berdasarkan PP No. 26
lokal pada bidang perikanan yang didukung bidang
Tahun 2008 tentang RTRWN. Sebagai PKW, Kota
perdagangan jasa dan pengangkutan intermoda
Tidore Kepulauan memiliki wilayah geografis yang
(pembangunan transhipment point) untuk
cukup unik yaitu perairan yang cukup luas, juga
meningkatkan konektivitas antara kawasan
memiliki 9 (sembilan) gugusan pulau. Dilihat dari
strategis dengan Pusat Kegiatan Nasional (PKN),
sisi kepariwisataan daerah ini mempunyai potensi
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan
yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi
Lokal (PKL), serta pembangunan pusat pelayanan
daerah tujuan wisata, sekaligus sebagai pintu
administrasi pelintas batas negara dan antar pulau.
gerbang Provinsi Maluku Utara. Namun,
Arah kebijakan pengembangan kawasan perkotaan pengembangan kawasan di kota Tidore Kepulauan
di Wilayah Maluku diprioritaskan pada peningkatan ini juga belum terintegrasi dengan pembangunan
keterkaitan dan manfaat antar kota dan desa infrastruktur pendukungnya.
dengan kota, melalui penguatan Sistem Perkotaan
Kawasan Morotai merupakan kawasan yang
Nasional (SPN) berbasis kepulauan, melalui
memiliki status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
optimalisasi Kota Ternate sebagai pusat
untuk perikanan, logistik, dan pariwisata yang baru
pertumbuhan ekonomi skala Provinsi dalam bentuk
diluncurkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun
Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Sebagai pusat
2014. Adapun tantangan yang dihadapi dalam
kegiatan Nasional (PKN), fokus pengembangan di
upaya pengembangan kawasan Morotai adalah
Kota Ternate adalah untuk mendukung sektor
terkait penyediaan infrastruktur makro.
produksi wilayah yaitu hortikultura, tanaman
Ketersediaan infrastruktur yang memadai akan
tahunan, dan industri pengolahan perikanan serta
memudahkan mobilitas faktor produksi yang pada
sebagai pendukung pengembangan kawasan
gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
perbatasan.
Sofifi adalah ibu kota baru Provinsi Maluku Utara
sejak 4 Agustus 2010. Sofifi berada di Kecamatan
Oba Utara, Kota Tidore dan merupakan bagian dari
poros Pulau Halmahera, di seberang Pulau Ternate.
Kedudukannya sebagai ibu kota provinsi sudah
direncanakan sejak pecahnya Maluku Utara dari
Maluku tahun 1999. Namun, terjadi keterlambatan
pemindahan ibukota dari Ternate ke Sofifi
disebabkan oleh kurangnya infrastruktur di kota

318
Dalam perspektif pengembangan wilayah, antartingkat pemerintahan berdasarkan kebutuhan
kebijakan pengembangan kawasan perkotaan perlu jangka panjang (10 tahun), jangka menengah (3-5
disusun berdasar pada prinsip pembangunan kota tahun), dan jangka pendek (1-3 tahun).
yang terpadu dalam sistem wilayah (regional
OUTPUT
development system) yang memuat penguatan
terhadap struktur ruang dan penyediaan Keluaran yang akan dihasilkan dari pelaksanaan
infrastruktur, efisiensi (lahan) dan efektivitas kegiatan ini yaitu:
(pelaksanaan dan pengelolaan). Prioritisasi perlu
1. Dokumen Laporan Penyelenggaraan Kegiatan.
dilakukan dalam pengembangan infrastruktur
wilayah melalui dukungan infrastruktur bagi 2. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan
pengembangan Kawasan Perkotaan di Maluku Perkotaan di Kemayoran dan Sofifi dsk.
Utara (Sofifi – Ternate – Tidore Kepulauan – Pulau
Morotai). Untuk itu pada tahun 2015 ini, Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah -
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat perlu untuk melakukan penyusunan
rencana pengembangan Kawasan Perkotaan di
Maluku Utara (Sofifi – Ternate – Tidore Kepulauan
– Pulau Morotai).
MAKSUD
Maksud dari pekerjaan ini adalah agar dukungan
infrastruktur PUPR dan infrastruktur strategis
lainnya (non-PUPR) pada kawasan perkotaan di
Kemayoran dan Sofifi dsk dapat diselenggarakan
secara terpadu, efektif, dan efisien dalam upaya
meningkatkan fungsi kawasan perkotaan yang
smart/cerdas (hijau, teknologi, berketahanan, dan
berkelanjutan), peningkatan pelayanan publik,
sekaligus mengatasi permasalahan strategis.
TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun rencana
dan program pengembangan infrastruktur PUPR
dan infrastruktur strategis lainnya (non-PUPR) pada
kawasan perkotaan di Kemayoran dan Sofifi dsk,
yang terpadu antarsektor, antarwilayah, dan

319
DOKUMENTASI
KAWASAN KOTABARU PUBLIK KEMAYORAN

BLOK A BLOK B1

BLOK 4 dan BLOK 5

320
DOKUMENTASI
PERUMAHAN PNS PEMERINTAH PROVINSI
MALUKU UTARA (BWK 2)

DOKUMENTASI
PERMUKIMAN PENDUDUK DI SISI
PANTAI (BWK 1)
U

DOKUMENTASI
KANTOR GUBERNUR PROVINSI
MALUKU UTARA (BWK 1)

321
BIDANG PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR KOTA KECIL DAN
PERDESAAN

322
PENGEMBANGAN
RUANG BAWAH TANAH UNTUK
INFRASTRUKTUR TERPADU
LATAR BELAKANG Dasar Pokok-pokok Agraria hanya mengatur hak-hak
atas tanah, namun keduanya tidak ada yang sampai
Pembangunan di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, mengatur hak-hak atas ruang bawah tanah.
Makasar dan Denpasar berkembang dengan pesat
(kecepatan tinggi/pertumbuhan dinamis) sehingga Masalah hukum yang timbul adalah banyaknya Perda
membutuhkan ruang-ruang baru untuk memenuhi yang berdiri sendiri karena tidak adanya peraturan
kebutuhan layanan perkotaan (Transportasi, ekonomi yang menjadi payung sehingga berbenturan dengan
perdagangan, dan infrastruktur lainnya seperti gas, air ketentuan peraturan dan aspek hukum yang ada.
bersih, drainase, listrik dll), namun menghadapi Sehingga diperlukan alternatif yang bijaksana, apabila
persoalan keterbatasan lahan. Sehingga menimbulkan ada wacana untuk pengembangan ruang bawah tanah.
implikasi karena perkembangannya tidak hanya di Alternatif tersebut tetap harus memperhatikan
permukaan saja melainkan ke dalam tubuh bumi yang berbagai aspek secara komprehensif, antara lain:
lazim disebut ruang bawah tanah. aspek fungsional, teknis, kinerja, estetika, ekonomi
dan kontekstual dengan lingkungan.
Selama ini pemerintah baru memanfaatkan ruang di
atas tanah untuk pembangunan. Di sisi lain, kebutuhan MAKSUD
pembangunan infrastruktur bawah tanah terutama
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendorong
untuk kota-kota besar sudah dipandang sangat
pemanfaatan ruang bawah tanah dalam rangka
penting. Untuk itu, dalam rangka mengatasi
pembangunan perkotaan berkelanjutan yang
keterbatasan lahan di permukaan bumi, mewujudkan
didukung oleh pengembangan infrastruktur wilayah
keterpaduan antar kegiatan, serta menjaga dan
terpadu.
meningkatkan kualitas ruang dan kelestarian
lingkungan diperlukan optimalisasi pemanfaatan ruang TUJUAN
di dalam bumi. Menyediakan dasar kajian pengembangan ruang
Pemanfaatan ruang bawah tanah di Indonesia bawah tanah untuk pengembangan infrastruktur
merupakan hal yang baru, termasuk untuk keperluan terpadu.
infrastruktur. Secara teknis, semestinya tidak ada OUTPUT
kendala mengingat teknologi pemanfaatan ruang
bawah tanah di dunia sudah maju. Namun, Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan
permasalahannya terletak pada aspek hak atas ruang ini adalah sebagai berikut :
bawah tanah yang hingga saat ini belum ada 1. Dokumen kajian pengembangan ruang bawah
pengaturannya di Indonesia. UU No 26 tahun 2007 tanah untuk infrastruktur terpadu.
tentang Penataan Ruang hanya menyatakan bahwa 2. Laporan penyediaan pelaksanaan kegiatan.
perlu ada pemanfaatan ruang bawah tanah, 323
sementara UU no 5 tahun 1960 tentang Peraturan
ILUSTRASI JALUR TRANSPORTASI MRT JAKARTA

324
PENDAMPINGAN
MENUJU KOTA PUSAKA DUNIA
DAN PENINGKATAN KAPASITAS
KOTA PUSAKA
LATAR BELAKANG maupun akibat iklim.
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan Pemerintah, masyarakat, pemerhati pelestarian,
limpahan pusaka yang bernilai tinggi, beragam dan hingga pihak swasta sebenarnya sudah
unik, tersebar dan dapat ditemui diseluruh pelosok menunjukkan kepeduliannya akan upaya
tanah air baik secara kasat mata ataupun dalam melestarikan pusaka Indonesia. Namun tidak jarang
jiwa. Berdasarkan segi kepntingan dan luas penanganannya masih bersifat lokal dan belum
pengaruhnya Indonesia memiliki pusaka kota, banyak yang sejalan bahkan mendukung arah
provinsi, nasional dan dunia. Berdasarkan jenisnya, perkembangan kota yang dinamis, sehingga pusaka
pusaka terdiri atas pusaka alam, pusaka budaya, tersebut belum berkaitan dengan kekinian. Hal ini
dan gabungan keduanya yaitu pusaka alam, pusaka sungguh disayangkan karena sebenarnya banyak
budaya dan gabungan keduanya yaitu pusaka pusaka Indonesia yang berpotensi menjadi pusaka
saujana. Adapun secara fisik, pusaka dapat terbagi dunia.
atas pusaka bendawi (tangble heritage) dan pusaka Terkait dengan kondisi ini, tidak dapat dipungkiri
non bendawi (intangble heritage). bahwa upaya pelestarian saja tidak cukup. Perlu
Keberagaman dan banyaknya pusaka yang dimiliki pengayaan jangka panjang untuk berbagai
Indonesia saat ini memerlukan perhatian dan kepentingan perkembangan peradaban manusia,
penanganan khusus yang lebih intensif dan ekonomi, pendidikan dan penelitian. Sebuah
berkelanjutan. Banyak ragam pusaka bendawi tak pekerjaan besar untuk mewujudkan kota-kota
bergerak seperti bangunan rumah tradisional, pusaka di Indonesia agar dapat menjadi kota
candi, keraton maupun bendawi bergerak seperti pelestarian peradaban (World Heritage cities).
kendaraan tradisonal dibiarkan terbengkalai, Pemerintah kota harus dapat bekerjasama dengan
dilupakan dan akhirnya punah dan musnah. Hal ini komunitas pusaka, dunia usaha dan perguruan
juga terjadi pada pusaka non bendawi, dimana tinggi setempat serta terus berkomitmen
banyak bahasa, tarian, adat istiadat kita yang mulai mengawinkan potensi masa lalu, dimana landmark
ditinggalkan sehingga dilupakan dan hilang. Rusak, yang unik serta nafas tradisi harus tetap
hilang dan musnahnya pusaka bisa disebabkan oleh dipertahankan menjadi ruhnya, untuk kemudian
tangan dan aktivitas manusia, namun juga tidak ditransformasikan di era kekinian dalam suatu
jarang disebabkan oleh alam, baik melalui bencana sustainable urban development.
alam seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus,
325
Adanya kebutuhan untuk pelestarian dan penataan anggaran 2015 ini memfasilitasi upaya pelestarian
akan aset-aset pusaka ini sejalan dengan Undang- dan penataan kota pusaka tersebut dalam kegiatan
undang No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Pendampingan Kota Pusaka Menuju World
yang menguraikan bahwa cagar budaya yang Heritage City.
berkembang merepresentasikan kekayaan budaya
bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku MAKSUD
kehidupan manusia. Hal ini penting artinya bagi Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu arahan bagi kota pusaka dalam melakukan
pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan penataan dan pelestarian kawasan yang ditetapkan
bermsyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga sebagai aset pusaka secara utuh dan komprehensif
perlu dilestarikan. Upaya pelestarian ini sebaiknya menuju World Heritage City.
diwujudkan dalam penyelenggaraan penataan
ruang sebagimana yang diamanatkan dalam TUJUAN
Undang-undang No 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang yang menjelaskan bahwa dalam Adapun, kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan
penyelenggaraan penataan ruang harus dokumen pengembangan untuk penataan kota
memperhatikan berbagai aspek termasuk nilai pusaka menuju World Heritage City, baik untuk
budaya yang terkandung dalam kawasan skala nasional maupun internasional yang disertai
bersejarah. Dalam lingkup yang lebih mikro, upaya dengan arahan pembangunan yang menjadi
pelestarian ini juga perlu dilakukan terhadap panduan dalam implementasi.
bangunan gedung dan lingkungan yang ditetapkan OUTPUT
sebagai cagar budaya, sebagaimana yang Keluaran yang akan dihasilkan dari pelaksanaan
diamanatkan dalam Undang-undang No 28 Tahun kegiatan ini adalah Dokumen Rencana Penataan
2002 tentang Bangunan Gedung. Kawasan Kota Pusaka Menuju World Heritage City,
Merajuk pada amanat peraturan perundangan yang didalamnya mencangkup:
tersebut, maka penanganan suatu kota yang 1. Arah Pelestarian Kota Menuju World Heritage
diarahkan atau memiliki potensi sebagai kota City, yang didalamnya memuat
pusaka harus dilakukan secara sistematik dan utuh a. Hasil tinjauan dokumen RAKP dan
dalam lingkup kota sampai dengan lingkup inventarisasi Kota Pusaka, yang terkait
bangunan gedung dan lingkungannya. Untuk dapat dengan identifikasi dan inventarisasi asset
mewujudkan kondisi ini diperlukan suatu arahan pusaka, klasifikasi cagar budaya, signifikansi
penangan yang komprehensif skala kota yang dapat kota pusaka, identifikasi potensi dan
menjadi payung perencanaan sampai dengan skala masalah pengembangan asset pusaka, visi
bangunan dan lingkungannya. Dalam kerangka dan misi, kebijakan dan strategi
kebijakan pembangunan kota secara keselurahan, pengembagan kota pusaka, rencana
arahan pengembangan skala kabupaten/kota dan penanganan, serta rencana lembaga
penatan skala kawasan akan menjadi dasar pengelolaan kota pusaka serta konsep
penyusunan dan lingkungan (RTBL) kawasan umum pelestarian kota pusaka menuju
strategis Kota Pusaka. Terkait dengan kebutuhan World Heritage City;
ini, maka Direktorat Perkotaan, Ditjen. Penataan
Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 326
a. Rencana umum pelestarian kota pusaka permasalahan terkait bangunan dan
dalam skala 1:25.000 (penggunaan lahan, lingkungan;
jenis pengembangan yang dimungkinkan, b. Identifikasi arah dan solusi permasalahan
intensitas pemanfaatan lahan, peraturan untuk kebutuhan penataan bangunan dan
pembangunan, integrasi kawasan kota lingkungan;
pusaka, atraksi wisata/kegiatan, c. Visi penataan dan pelestarian kawasan,
pengguliran dan penggiliran waktu tematik atau karakter yang akan
pemanfaatan kawasan); dikembangkan;
b. Penetapan 3 (tiga) kawasan prioritas untuk d. Konsep dasar perancangan struktur tata
penataan; bangunan dan lingkungan;
c. Rencana aksi program penataan dan e. Rencana umum dan panduan perancangan,
pelestarian kota pusaka menuju World yaitu ketentuan dan lingkungan yang
Heritage City. mencangkup 7 (tujuh) komponen
1. Rencana penataan skala kawasan, yang perancangan struktur peruntukan lahan,
didalamnya memuat: intensitas pemanfaatan lahan, tata
a. Konsep penataan per kawasan dan konsep bangunan, sitem sirkulasi dan jalur
tata tautan antar kawasan rencana, penghubung, sistem ruang terbuka dan tata
Identifikasi karakter bangunan dan hijau, tata kualitas lingkungan, sistem
lingkungan; Identifikasi signifikasi social prasarana dan utilitas lingkungan (termasuk
budaya (nilai sejarah, nilai social, nilai dalam hal ini adalah panduan perancangan
estetika, nilai ekonomi, nilai lingkungan); untuk area tersebut dalam skala 1:100 dan
Identifikasi zona inti, zona penyangga, zona skala yang lebih detil bilamana diperlukan);
pengembangan, dan/atau zona pendukung; f. Penyusunan Architectural guidelines dalam
b. Identifikasi stakeholder pembangunan skala 1:200 atau lebih detil (tergantung
kawasan; pada materi yang akan disajikan); Rencana
c. Konsep dan rencana penataan kawasan investasi;
dalam skala 1:5 .000; g. Ketentuan pengendalian rencana;
d. Rencana aksi penanganan (fisik lingkungan, Pedoman pengendalian pelaksanaan.
sosial, dan ekonomi);
e. Rencana program penanganan jangka
menengah.
2. Dokumen Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) dengan tema pelestarian
untuk bagian kawasan terpilih, yang
didalamnya memuat:
a. Identifikasi karakter bangunan dan
lingkungan; Identifikasi potensi

327
ASET PUSAKA PRIORITAS KABUPATEN KARANGASEM

328
ASET PUSAKA PRIORITAS KOTA TERNATE

329
ASET PUSAKA PRIORITAS KOTA TERNATE

330
DISKUSI DENGAN JKPI, FOCUSED GROUP DISCUSSION, DAN
DISKUS LAPORAN AKHIR & ANTARA

331
RENCANA
PENGEMBANGAN KAWASAN
PERDESAAN DI KEPULAUAN
NUSA TENGGARA
LATAR BELAKANG Permasalahan perdesaan di Indonesia tidak jauh
berbeda dari gambaran umum Dalal Clayton.
Dominasi perdesaan di Indonesia tidak hanya Perdesaan di Indonesia menyimpan banyak
ditunjukkan oleh luasnya area kawasan perdesaan, permasalahan, karena lebih dari dua pertiga
tapi juga oleh masih ditunjukkan oleh masih penduduk miskin Indonesia tersebar dan
besarnya jumlah penduduk di kawasan perdesaan. ditampung di perdesaan. Rendahnya tingkat
Namun kawasan perdesaan masih cenderung produktivitas penduduk serta rendahnya akses
disalahpahami, termasuk oleh ahli perencanaan penduduk pada pelayanan-pelayanan dasar akibat
yang justru lebih cenderung “urban bias” yaitu alam, kelembagaan dan terbatasnya infrastruktur,
memandang dan lebih mementingkan perkotaan merupakan masalah yang harus dipecahkan. Untuk
dibandingkan perdesaan. Perencanaan kawasan mengembangkan keterpaduan pusat-pusat
perdesaan sudah lama tidak menjadi perhatian kegiatan yang terintergrasi dengan infrastruktur
para professional perencana, seolah kawasan fisik maupun infrastruktur hijaunya (green
perdesaan tidak memerlukan perencanaan infrastructure) yang sesuai dengan karakteristik
pembangunan dan penataan ruang perdesaan, kawasan perdesaan memerlukan
Ahli pembangunan perdesaan negara sedang penataan ruang. Dengan demikian sebagaimana
berkembang, Dalal-Clayton (2003) menyimpulkan layaknya di perkotaan, kawasan perdesaan juga
bahwa isu umum pembangunan perdesaan di memerlukan perencanaan dan pengendalian tata
Dunia Ketiga (negara-negara yang sedang ruang secara sistematis.
berkembang) adalah:
1. masalah kemiskinan dan lapangan kerja,
2. masalah pengelolaan berkelanjutan dan akses
terhadap sumberdaya agraria, dan
3. masalah keterkaitan desa-kota (spatial &
sectoral links).

332
Dalam rangka mendukung kebutuhan dari suatu TUJUAN
kawasan perdesaan diperlukan adanya suatu Tujuan kegiatan ini adalah menyiapkan Masterplan
rencana masterplan kawasan perdesaan yang sebagai acuan dalam pengembangan dan arahan
mampu memberikan analisis dan tahapan implementasi program utama pembangunan
pelaksanaan yang lebih mendetail. Masterplan ini Kawasan Perdesaan di Kepulauan Nusa Tenggara,
diharapkan dapat memberikan suatu solusi yang yang dilengkapi dengan analisis kebijakan,
komprehensif yang mewujudkan kebutuhan infrastruktur, dan ekonomi kawasan serta program
kawasan perdesaan sesuai dengan potensi dan pembangunan infrastruktur terpadu, rumusan
permasalahaannya dengan tidak merusak sumber pembiayaan serta pentahapan pelaksanaan
karakteristik mendasar dari suatu kawasan pembangunan.
perdesaan.
OUTPUT
MAKSUD
Keluaran dari kegiatan ini adalah masterplan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan kawasan perdesaan dan album peta di kawasan
pembangunan perdesaan yang optimal sesuai pedesaan prioritas di Nusa Tenggara.
potensi kawasannya dengan didukung keterpaduan
infrastruktur, serta sinergi kawasan dengan
kawasan perkotaan dan perdesaan di sekitarnya.

333
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN STRATEGIS TAMBORA

334
ULTIMATE PERDESAAN STRATEGIS TAMBORA BERBASIS WISATA GEOPARK

335
PROGRAM 2017 KLASTER PERDESAAN STRATEGIS TAMBORA

336
RENCANA
PENGEMBANGAN KAWASAN
PERDESAAN DI PULAU
KALIMANTAN

MAKSUD pembangunan infrastruktur terpadu, rumusan


sumber pembiayaan serta pentahapan pelaksanaan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan
pembangunan.
pembangunan perdesaan yang optimal sesuai
potensi kawasannya dengan didukung keterpaduan OUTPUT
infrastruktur, serta sinergi kawasan dengan
Sasaran yang hendak dicapai dalam pekerjaan ini
kawasan perkotaan dan perdesaan di sekitarnya.
adalah terwujudnya masterplan kawasan
TUJUAN perdesaan di desa pusat pertumbuhan untuk
perkebunan sawit (lokasi dapat dikembangkan
Tujuan kegiatan ini adalah menyiapkan Masterplan
sesuai masukan konsultan).
sebagai acuan dalam pengembangan dan arahan
implementasi program utama pembangunan
Kawasan Perdesaan di Pulau Kalimantan, yang
dilengkapi dengan analisis kebijakan, infrastruktur,
dan ekonomi kawasan serta program

337
PENGEMBANGAN KAWASAN KTM GERBANG KAYONG
KALIMANTAN BARAT

338
ULTIMATE KAWASAN KTM GERBANG KAYONG KAB KAYONG UTARA - KALBAR
BERBASIS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

339
PROGRAM UTAMA INFRASTRUKTUR PUPR KAWASAN KTM GERBANG KAYONG KAB
KAYONG UTARA - KALBAR BERBASIS PERKEBUNAN & PETERNAKAN TAHUN 2017

340
FOCUSED GROUP DISCUSSION, PEMBASAN LAPORAN ANTARA DAN AKHIR

341
RENCANA
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN DI
PULAU SULAWESI
MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan
pembangunan perdesaan yang optimal sesuai
potensi kawasannya dengan didukung keterpaduan
infrastruktur, serta sinergi kawasan dengan
kawasan perkotaan dan perdesaan di sekitarnya.
TUJUAN
Tujuan kegiatan ini adalah menyiapkan Masterplan
sebagai acuan dalam pengembangan dan arahan
implementasi program utama pembangunan
Kawasan Perdesaan di Pulau Sulawesi, yang
dilengkapi dengan analisis kebijakan, infrastruktur,
dan ekonomi kawasan serta program
pembangunan infrastruktur terpadu, rumusan
sumber pembiayaan serta pentahapan pelaksanaan
pembangunan.
OUTPUT
Sasaran dalam pekerjaan ini adalah terwujudnya
masterplan kawasan perdesaan di Pulau Sulawesi
misalnya desa pusat pertumbuhan untuk industri
kreatif/pariwisata di Wakatobi (lokasi dapat
disesuaikan dengan masukan konsultan).

342
KONSEP PENGEMBANGAN PERDESAAN GORONTALO

343
ULTIMATE PROGRAM KAWASAN PERIURBAN BONE BOLANGO,
PROV. GORONTALO 2025

344
PROGRAM UTAMA KAWASAN PERIURBAN BONE BOLANGO, PROV. GORONTALO 2017

345
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN NAPU

346
ULTIMATE PROGRAM KAWASAN STRATEGIS NAPU, KAB. POSO, BERBASIS
HORTIKULTURA TAHUN 2025

347
PROGRAM UTAMA KAWASAN STRATEGIS NAPU, KAB. POSO, BERBASIS
HORTIKULTURA TAHUN 2017

348
PENYELENGGARAAN WORKSHOP DAN KONSINYASI

349
RENCANA
PENGEMBANGAN KAWASAN
PERDESAAN DI PULAU
SUMATERA
LATAR BELAKANG tata kelola pemerintahan Desa yang memerlukan
penyesuaian dengan amanat Undang-Undang No.6
Pembangunan kawasan perdesaan secara Tahun 2014 Tentang Desa, dan kualitas lingkungan
komprehensif merupakan hal yang mendesak hidup masyarakat desa memburuk dan sumber
untuk dilakukan mengingat Indonesia masih pangan yang terancam berkurang.
didominasi oleh wilayah perdesaan. Pada tahun
2014, jumlah desa di Indonesia terdata sebanyak Desa memiliki keunggulan peran dan fungsi
74.093 desa yang tersebar di 34 provinsi. Dari total terhadap kota, yakni sebagai pemasok kebutuhan
desa tersebut, 17.000 diantaranya tergolong primer yang tidak banyak diproduksi di kota, serta
kedalam kategori desa tertinggal. Dominasi sebagai pusat pertumbuhan dalam lingkup industri
perdesaan di Indonesia tidak hanya ditunjukkan pengolahan hasil pertanian (agropolitan),
oleh jumlah perdesaan, tapi juga oleh masih perikanan (minapolitan), dan destinasi pariwisata.
ditunjukkan oleh masih besarnya jumlah penduduk Melalui keterhubungan ini, diharapkan backward-
di kawasan perdesaan. Sebagian besar penduduk forward linkage pada kota-desa dapat
miskin di Indonesia tinggal di daerah perdesaan terselenggara, dan secara periodik di masa yang
yang jumlahnya mencapai 17,92 juta jiwa. Bagi akan datang akan tercapai efek saling menstimulasi
berbagai wilayah termasuk Pulau Sumatera, pembangunan regional, yang tentu saja akan
proporsi penduduk perdesaan dapat mencapai berdampak kepada pengurangan kesenjangan
100% dari seluruh wilayah kabupaten. antarwilayah. Berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014
tentang Desa, pembangunan perdesaan bertujuan
Adapun isu-isu strategis pengembangan kawasan untuk mewujudkan kemandirian masyarakat dan
perdesaan di Indonesia meliputi tingkat menciptakan desa-desa mandiri dan berkelanjutan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan
perdesaan yang masih rendah, ketersediaan sarana ekologi, serta penguatan keterkaitan kegiatan
dan prasarana fisik maupun non-fisik di desa dan ekonomi kota-desa.
kawasan perdesaan yang belum memadai,
ketidakberdayaan masyarakat perdesaan akibat
faktor ekonomi maupun non ekonomi, pelaksanaan

350
Pada saat ini, rendahnya tingkat produktivitas TUJUAN
penduduk serta rendahnya akses penduduk pada
pelayanan-pelayanan dasar akibat alam, Tujuan kegiatan ini adalah menyiapkan rencana
kelembagaan dan terbatasnya infrastruktur, induk (masterplan) sebagai acuan dalam
merupakan masalah yang harus dipecahkan. Selain pengembangan dan arahan program utama
itu, diperlukan adanya pengembangan keterpaduan pembangunan Kawasan Perdesaan di Pulau
pusat-pusat kegiatan yang terintergrasi dengan Sumatera, yang disusun berdasarkan prioritas
infrastruktur fisik maupun infrastruktur hijaunya jangka pendek (3 – 5 tahun) dan jangka menengah
(green infrastructure) yang sesuai dengan (5 – 10 tahun).
karakteristik perdesaan. Penyediaan infrastruktur
fisik perdesaan meliputi jalan dan jembatan,
OUTPUT
perumahan dan permukiman, pengelolaan SDA, Adapun keluaran dari kegiatan ini adalah
serta infrastruktur strategis lainnya. masterplan kawasan perdesaan dan album peta di
Dalam rangka mendukung kebutuhan dari suatu kawasan pedesaan prioritas di Sumatera
kawasan perdesaan diperlukan adanya suatu
rencana pengembangan kawasan perdesaan yang
mampu memberikan analisis dan tahapan
pelaksanaan yang lebih mendetail. Rencana
pengembangan kawasan perdesaan ini diharapkan
dapat memberikan suatu solusi yang komprehensif
dalam mewujudkan kebutuhan kawasan perdesaan
sesuai dengan potensi dan permasalahannya
dengan tidak merusak karakteristik mendasar dari
kawasan perdesaan di Pulau Sumatera.
MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menyusun
indikasi program pembangungan infrastruktur
PUPR kawasan perdesaan di Pulau Sumatera secara
terpadu dengan kawasan perkotaan dan
hinterlannya untuk kurun waktu 5 – 10 tahun, serta
menyusun prioritasnya dalam rangka mendukung
sasaran RPJMN 2015 – 2019 yaitu penguatan
ketahanan pangan, pemenuhan infrastruktur dasar,
pembangunan konektivitas, dan pembangunan dari
pinggir.

351
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN JULI

352
ULTIMATE PROGRAM KAWASAN PERDESAAN JULI 2025

353
PROGRAM UTAMA KAWASAN PERDESAAN JULI 2017

354
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN WISATA BAHARI MANDEH

355
ULTIMATE KAWASAN PERDESAAN WISATA BAHARI MANDEH

356
PROGRAM KAWASAN PERDESAAN WISATA BAHARI MANDEH

357
RENCANA
PENGEMBANGAN KAWASAN
PERIURBAN DI PULAU JAWA &
BALI
LATAR BELAKANG sekitarnya, tersedianya pasar tenaga kerja di kota,
serta adanya identitas sosial dan budaya masing-
Fenomena ekspansi fungsi perkotaan yang sering masing kawasan. (Moench dan Giyawali). Kriteria
ditemui pada kota-kota besar di kawasan keempat dari sisi sosial bahwa kawasan peri-urban
metropolitan di dunia dapat menciptakan titik memiliki struktur kelembagaan eksisting tersendiri
konsentrasi atau pusat aktivitas baru di luar yang didukung eksistensi karakter dan fisik area
kawasan terbangun kota. Pusat ini kemudian dapat desa, serta memiliki kerekatan sosial yang
merubah kawasan yang dulunya berkarakter terfasilitasi oleh kelembagaan desa tersebut.
perdesaan menjadi kawasan peri-urban. Kawasan Kriteria kelima yaitu peri-urban memiliki
peri-urban merupakan kawasan yang di dalamnya manajemen pengelolaan sumber dyaa alam (air
terdapat kombinasi antara karakteristik perdesaan dan hutan). Kriteria terkahir yaitu keberadaan
dan karakteristik perkotaan, dengan karakteristik kanopi hijau berupa potensi pengembangan green
permukiman yang khas dan berkelanjutan. infrastructure yang akan bermanfaat bagi
Seiring dengan pesatnya globalisasi serta ketahanan dan kenyamanan kawasan.
perkembangan teknologi, peri-urbanisasi telah Melihat fenomena periurban yang semakin marak
menjadi suatu fenomena yang tak terhindarkan. di Indonesia, maka dibutuhkan suatu rencana
Dari fenomena yang ada, dapat diidentifikasikan kawasan atau masterplan yang sesuai. Masterplan
beberapa kriteria kawasan peri-urban. Kriteria ini diharapkan dapat mencakup rencana
pertama yaitu keberadaan lahan penyangga hijau pembangunan kawasan yang komprehensif sesuai
utama berupa hamparan hijau lahan pertanian, dengan potensi dan permasalahaannya, dengan
hutan, dan ruang terbuka hijau (Lauren-Harmen mempertimbangkan karakteristik kawasan yang
van de Wal). Kriteria kedua yaitu keberadaan bercampur antara karakteristik perdesaan dan
infrastruktur dan konektivitas yang dapat perkotaan, atau merupakan kawasan transiis
menghubungkan peri-urban dengan kota dalam perubahan dari perdesaan ke perkotaan.
radius 20-60 km. Kriteria ketiga yaitu dari sisi
ekonomi, setengah dari populasi peri-urban dapat
mencukupi kebutuhan hidupnya dari ekonomi

358
Masterplan diharapkan dapat memuat rencana OUTPUT
keterpaduan insfrastruktur kawasan periurban,
Keluaran dari kegiatan ini adalah masterplan dan
baik internal maupun eksternal kawasan dengan
album peta kawasan periurban di Pulau Jawa.
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di
sekitarnya. Lebih dari itu mengingat letak dan
fungsinya, masterplan diharapkan juga memuat
rencana pengembangan green belt sebagai
pendukung keberlanjutan lingkungan dari kawasan
perdesaan di sekitarnya. Dengan infrastruktur yang
terpadu untuk mendorong perkembangan
ekonomi, dan green belt untuk mempertahankan
keberlanjutan kawasan, maka diharapkan kawasan
periurban dapat berfungsi optimal dalam
mendorong perkembangan kawasan sekitarnya
sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungannya.
MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan
pembangunan Kawasan Periurban yang
komprehensif dan terpadu, serta harmonis dengan
kawasan periurban maupun kawasan perkotaan
dan perdesaan di sekitarnya.
TUJUAN
Tujuan kegiatan ini adalah menyiapkan Masterplan
sebagai acuan dalam pengembangan dan arahan
implementasi program utama pembangunan
Kawasan Periurban di Pulau Jawa, yang dilengkapi
dengan analisis kebijakan, infrastruktur, dan
ekonomi kawasan serta program pembangunan
infrastruktur terpadu, rumusan sumber
pembiayaan serta pentahapan pelaksanaan
pembangunan.

359
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PERIURBAN TUMPANG

360
ULTIMATE KONSEP KAWASAN PERI-URBAN TUMPANG

361
PROGRAM KAWASAN PERI-URBAN TUMPANG

362
KONSEP PENGEMBANGAN PERI URBAN KEDIRI

363
ULTIMATE KAWASAN KAWASAN PERIURBAN KEDIRI 2025

364
PROGRAM UTAMA KAWASAN PERIURBAN KEDIRI 2017

365
KONSEP KAWASAN PERIURBAN TAMPAK SIRING

366
ULTIMATE PROGRAM KAWASAN PERIURBAN TAMPAK SIRING 2025

367
PROGRAM UTAMA KAWASAN PERIURBAN TAMPAK SIRING 2017

368
INKUBASI
PENGEMBANGAN SYMBIOCITY
DI KOTA PALU DAN KOTA
PROBOLINGGO
LATAR BELAKANG dan aparatur pemerintah daerah dalam
pengembangan kota hijau. Kota-kota di Indonesia
Pada tahun 2011, Kementerian Pekerjaan Umum dinilai perlu mendapatkan pengalaman dan
c.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang pengetahuan sekaligus dapat memberikan
menginisiasi Program Pengembangan Kota Hijau kesadaran dan perspektif baru bagaimana suatu
(P2KH) yang merupakan upaya mewujudkan kota daerah harus membangun kota secara
berkelanjutan di Indonesia sebagai salah satu berkelanjutan.
upaya implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten/Kota. P2KH pada saat itu Wujud nyata kerja sama tersebut teraplikasi dalam
berhasil menjaring prakarsa 60 (enam puluh) Kerja Sama Kemitraan Kota-Kota antara Kota Palu
pemimpin daerah (bupati/walikota) yang dengan Kota Borås dan Kota Probolinggo dengan
berkomitmen dalam perwujudan kota hijau di Kota Helsingborg. Sejak akhir tahun 2012, Palu dan
masing-masing daerahnya. Komitmen tersebut Borås sudah melakukan kegiatan kerja sama,
dituangkan dalam Piagam Komitmen Kota Hijau sementara Probolinggo dan Helsingborg baru
yang ditandatangani pada saat peringatan puncak mengawali pada awal tahun 2013. Kerja sama ini
Hari Tata Ruang bulan November tahun 2011. tertuang dalam Technical Cooperation Agreement
yang ditandatangani awal tahun 2013 yang
Pada tahun yang sama, Kedutaan Besar Swedia di ditandatangani oleh Palu dan Boras, dan
Jakarta melakukan inisiasi kerja sama bilateral Probolinggo dan Helsingborg serta turut
dalam kerangka pembangunan perkotaan ditandatangani oleh Direktorat Jenderal Penataan
berkelanjutan. Swedia menawarkan konsep Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum, SKL
SymbioCity sebagai pendekatan dan solusi International dan APEKSI.
permasalahan kota-kota kita berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah lama
diaplikasikan di kota-kota di Swedia. Direktorat
Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan
Umum menangkap peluang kerja sama tersebut
sebagai bentuk pengembangan kapasitas pemimpin

369
Kerja Sama SymbioCity antara Palu-Borås dan TUJUAN
Probolinggo-Helsingborg akan dipandu oleh
Pendekatan SymbioCity yang meliputi model Adapun, kegiatan ini bertujuan untuk menyusun
konseptual untuk mendorong pembangunan tahapan pelaksanaan penerapan USR (Urban
perkotaan berkelanjutan. Aplikasi dari model ini, Sustainability Review) dan menyiapkan Desain
termasuk proses dan prosedur kerja akan Kawasan, Site Plan, serta Detail Engineering Design
diadaptasi dalam konteks dan kondisi lokal. (DED) untuk pilot project program Symbiocity
Prosedur kerja yang disediakan dalam model sebagai upscaling atribut kota hijau.
tersebut meliputi proses dan tahapan yang
menggunakan pendekatan terpadu dan
OUTPUT
multidisiplin. Sebagai tindak lanjut dari kerjasama Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan
yang telah dirintis sejak tahun 2012, maka pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
tahun 2015 diselenggarakan kegiatan 1. Materi Teknis Akademis Pengembangan
Pengembangan Symbiocity di Kota Palu dan Kota Symbiocity di Kota Palu dan Kota Probolinggo
Probolinggo sebagai pilot project wujud konkrit 2. Program Implementasi Pengembangan
implementasi konsep Symbiocity di Indonesia. Symbiocity di Kota Palu dan Kota Probolinggo
3. Detail Engineering Drawing (DED) pilot project
MAKSUD implementasi Symbiocity;
Maksud dari kegiatan Pengembangan Symbiocity 4. Rencana Anggaran Biaya (RAB) pilot project
adalah terwujudnya Implementasi program implementasi SymbioCity;
Symbiocity di Kota Palu dan Probolinggo. 5. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) pilot project
implementasi SymbioCity;
6. Animasi 3 Dimensi konsep pengembangan
kawasan.

370
MODEL SYMBIOCITY KOTA PALU UNTUK JANGKA MENENGAH

371
PENGEMBANGAN KAWASAN TPA KAWATUNA

372
MASTERPLAN KAWASAN TPA KAWATUNA

373
5
SEKRETARIAT BADAN
PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH
374
SEKRETARIAT BADAN
PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR
WILAYAH
Sekretariat Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) mempunyai tugas pemberian
dukungan pengelolaan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPIW dalam upaya
perwujudan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah yang
merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) dalam rangka mewujudkan visi Kementerian PUPR tahun 2015-2019 yang terkait dengan
pengembangan infrastruktur wilayah

Pada tahun 2015, Sekretariat BPIW melaksanakan Beberapa kegiatan yang terdiri atas:
• Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana terdapat 7 paket kegiatan yang terdiri dari 3
kegiatan swakelola dan 4 kegiatan kontraktual
• Bagian Program dan Evaluasi terdapat 7 paket kegiatan yang terdiri dari 4 kegiatan swakelola dan 3
kegiatan kontraktual.
• Bagian Keuangan dan Umum terdapat 8 paket kegiatan yang terdiri dari 4 kegiatan swakelola dan 4
kegiatan kontraktual.
• Bagian Hukum, Kerjasama, dan Layanan Informasi terdapat 9 paket kegiatan yang terdiri dari 6
kegiatan swakelola dan 3 kegiatan kontraktual.

375
STRUKTUR ORGANISASI

376
BAGIAN PROGRAM
DAN EVALUASI

377
Pemantapan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga (RKA K/L) TA 2016

Rencana kinerja yang tertuang dalam RKA-K/L merupakan


rencana kinerja K/L untuk memenuhi tugas dan fungsinya
sesuai kebijakan pemerintah dan dalam perencanaannya
dialokasikan secara efisien.
Penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian
Negara/Lembaga (RKA-K/L) antara lain yaitu agar para
petugas perencanaan di lingkungan BPIW dapat
memahami dengan baik dan benar petunjuk teknis
penyusunan RKA-KL tahun 2016 sehingga dapat menyusun
dan melaksanakan APBN dengan berkualitas, transparan
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kegiatan diselenggarakan dalam bentuk pendidikan dan
pelatihan kepada masing-masing petugas. Diskusi
dibangun oleh penyaji untuk membangun komunikasi aktif
terkait penyusunan RKA K/L. Tahapan dalam kegiatan ini
antara lain :
• Paparan Konsep Penganggaran Terpadu dari Direktur
Anggaran I, Ditjen Anggaran Kem. Keuangan;
• Paparan Sistem Aplikasi Penganggaran yang Integratif,
Efektif, Efisien, Akuntabel, Transparan, Dan Partisipatif;
• Konsep Penyusunan Kertas Kerja RKA-K/L Biro
Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri,
Setjen Kem. PUPR;
• Workshop Penyusunan RKA-K/L; dan
• Penelaahan awal RKA-K/L.

378
Penajaman Arahan Program BPIW
2016-2019

Penajaman Arahan Program Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah 2016-2019 disusun sesuai dengan
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang
mengamanatkan bahwa setiap kementrian/ lembaga diwajibkan untuk menyusun Rencana Pembangunan
Jangka menengah (RPJM). Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai salah satu instutusi pemerintah, Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah melaksanakan program dan kegiatan tahunan yang telah direncanakan
dan memiliki target sebagaimana tercantum dalam rencana kegiatan Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah. Dalam penyusunan program Badan dan sekretariat Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
menganut prinsip-prinsip good governance dalam pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban
yang tepat, jelas, dan legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat
dilaksanakan secara terpadu, optimal dan berkelanjutan. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk Penajaman
Arahan Program Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah 2016-2019 agar dapat menjadi acuan dalam
pelaksanaan kegiatan dan menjadi dasar pemikiran untuk pelaksanaan program dan kegiatan BPIW 2016 –
2019.

379
Pelatihan e-Monitoring
Dalam Permen PU No. 14 Tahun 2011 disebutkan bahwa untuk mendukung kegiatan monitoring dan
evaluasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, tiap unit-unit kerja wajib
menggunakan aplikasi e-monitoring. Monitoring terhadap pelaksanaan program di BPIW juga dilakukan
menggunakan e-monitoring yang melibatkan seluruh satuan kerja di lingkungan BPIW. Di sisi lain, aplikasi
e-Monitoring yang terus berkembang setiap tahunnya menyebabkan adanya kebutuhan pelatihan secara
berkala terutama kepada para petugas e-Monitoring. BPIW sebagai unit kerja baru di lingkungan
Kementerian PUPR, membutuhkan pelatihan untuk para petugas baru yang belum memahami aplikasi
tersebut. Untuk mempercepat proses pembelajaran pada aplikasi e-monitoring tersebut, Sekretariat
BPIW menyelenggarakan kegiatan Pelatihan e-monitoring di lingkungan BPIW.

380
Penyusunan Rencana Kinerja Kegiatan Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan di
lingkungan Badan Pengembangan Infrastruktur
Tahunan Wilayah ini dilaksanakan secara swakelola yaitu
dengan penyampaian materi mengenai Sistem
Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Rencana
Pemerintah (SAKIP) terdapat keterkaitan yang Kinerja Tahunan. Kegiatan dilanjutkan dengan
erat antara dokumen-dokumen perencanaannya, penyusunan Rencana Kinerja Tahunan oleh tiap-tiap
seperti Rencana Strategis, Rencana Kinerja dan satuan kerja di bawah Badan Pengembangan
Penetapan Kinerja. Rencana Kinerja Tahunan Infrastruktur Wilayah.
(RKT) yang merupakan penjabaran dari Rencana
Strategis dan Rencana Kerja adalah salah satu
dokumen yang menjadi bagian penting dalam
LAKIP.

Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan Penyusunan Rencana
Kinerja Tahunan di lingkungan Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah adalah
untuk membuat RKT untuk memenuhi amanat
terkait dengan penyusunan LaKIP sebagai
kewajiban dari unit kerja di
Kementerian/Lembaga. Adapun tujuan dari
kegiatan tersebut adalah tersusunnya Rencana
Kinerja Tahunan di seluruh unit eselon II Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah untuk
Tahun Anggaran 2015 dan 2016.

381
Penyusunan Dokumen Rencana Aksi dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Sesuai dengan amanat Perpres No. 29 Tahun 2014 dan Permen PAN RB No. 53 Tahun 2014 tentang SAKIP,
BPIW Kementerian PUPR yang merupakan bagian dari entitas K/L/D/I diwajibkan untuk menyusun LAKIP pada
tingkat Eselon I, Eselon II dan Unit Kerja Mandiri sebagai perwujudan pertanggungjawaban kinerja yang
akuntabel. Adanya Kegiatan ini antara lain agar para petugas monitoring dan evaluasi di lingkungan BPIW
dapat memahami proses dan tata cara penyusunan Dokumen Rencana Aksi dan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LaKIP) Eselon II serta dapat memahami jadwal penyusunan LAKIP di Kementerian PUPR.

Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola dengan terlebih dahulu menginventarisasi data-data kebutuhan
penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah seperti Renstra, Dokumen PK, dan Dokumen
Rencana Kinerja Tahunan sebagai dasar penilaian kinerja Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah. Selain
itu, dilakukan kajian terhadap peraturan perundangan untuk memahami penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPIW TA 2015 serta dokumen Rencana Aksi sebagai pendukungnya untuk
kemudian dilakukan workshop untuk menghasilkan draft Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) BPIW TA 2015 yang akuntabel dan dapat menjadi evaluasi pelaksanaan kerja BPIW di tahun
selanjutnya.

382
Penyusunan Rencana Kegiatan Sekretariat BPIW
2016-2019
LATAR BELAKANG MAKSUD
Berdasarkan kepada kerangka acuan kerja bahwa Maksud dari pekerjaan ini adalah menyediakan
Penyusunan rencana kegiatan Sekretariat Badan dokumen perencanaan yang dapat menjadi acuan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah disusun sesuai dalam pelaksanaan kegiatan dan menjadi tolak ukur
dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 keberhasilan khususnya di lingkungan Sekretariat
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah,
Nasional, yang mengamanatkan bahwa setiap
Kementerian/Lembaga diwajibkan menyusun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Rakyat dalam mendukung pelaksanaan tugas dan
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai fungsi pusat-pusat di lingkungan BPIW.
salah satu institusi pemerintah, Sekretariat Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah melaksanakan TUJUAN
program dan kegiatan tahunan yang telah
direncanakan dan ditargetkan sebagaimana Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk penajaman
tercantum didalam Rencana Kegiatan BPIW. Dalam program kegiatan Sekretariat Badan 2016-2019
melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan sebagai upaya pencapaian kondisi masa depan
tugas dan fungsinya tersebut prinsip-prinsip good dalam mewujudkan penyelenggaraan
governance merupakan salah satu prasyarat yang kepemerintahan yang baik, juga untuk memahami
harus dianut. Dalam menjalankan prinsip good arah dan tujuan yang akan dicapai dalam rangka
governance tersebut diperlukan pengembangan dan mewujudkan visi dan misi Kementerian Pekerjaan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, Umum dan Perumahan Rakyat.
jelas dan legitimate, sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat
berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna,
bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Selain itu, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7
Tahun 1999, Akuntabilitas kinerja adalah
perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah
untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam
mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban
secara periodik. Sedangkan Kinerja Instansi
Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi
pemerintah sebagai penjabaran visi, misi, dan
strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan
tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan
kebijakan yang ditetapkan. 383
Penyusunan Rencana Kegiatan Sekretariat BPIW
2016-2019
Output SASARAN KEGIATAN /
INDIKATOR KINERJA
2015

Perumusan Kebijakan dan Strategi


2016

Penetapan Kebijakan dan


Strategi
2017

Koordinasi
2018

Pemantauan
2019

Review

KEBIJAKAN DAN STRATEGIS KETERPADUAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR WILAYAH BIDANG PUPR ANTAR SEKTOR/WILAYAH

Pusat Penyusunan dokumen rumusan


kebijakan dan strategi
Penyusunan kebijakan dan
strategi
Legalisasi Sosialisasi Pemantauan penerapan
kebijakan dan strategi
Rekomendasi kebijakan
dan strategi
keterpaduan

Perencanaan Penyusunan pedoman


perencanaan dan
pengembangan infrastruktur
Penilaian Estetika Infrastruktur
dan Pemenuhan Standar
Pelayanan Infrastruktur PUPR,
Legalisasi Sosialisasi Pemantauan baseline hasil
pengukuran indikator
infrastruktur
Evaluasi

terpadu bidang PUPR Penyusunan Pengukuran


Indikator Kesenjangan

Infrastruktur Infrastruktur PUPR (Infrastructure


Gap) dan Pengurangan
Kemiskinan
DOKUMEN PERENCANAAN

Wilayah Penyusunan dokumen rencana


strategis serta rumusan rencana
Penyusunan Rencana Program
(RENSTRA) Kementerian PUPR,
Legalisasi Sosialisasi Pemantauan penerapan
dokumen perencanaan
Review dokumen
perencanaan
jangka panjang dan menengah Sosialisasi
pembangunan infrastruktur
bidang PUPR
RENCANA INDUK DAN RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

Dokumen rencana induk dan Penyusunan rencana induk, Penyusunan DED Sosialisasi Pemantauan penerapan Review dokumen
rencana pengembangan masterplan, Penyusunan Rencana dokumen perencanaan perencanaan
infrastruktur bidang PUPR Aksi Keterpaduan Lintas Sektor
terpadu antar sektor, antar WPS,
antar tingkat pemerintahan, dan
antarpulau

LAYANAN DATA DAN INFORMASI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TERPADU


laporan data dan informasi pengembangan sistem Sosialisasi Peningkatan kuantitas dan Evaluasi efektivitas produk
pengembangan infrastruktur informasi kualitas produk informasi informasi
terpadu bidang PUPR yang yang disebarluaskan
disebarluaskan

FASILITASI KERJASAMA REGIONAL DAN GLOBAL YANG DILAKSANAKAN


Fasilitasi Kerjasama Regional dan Penyusunan program dan Sosialisasi, Konsultasi Penyiapan kerjasama Transaksi kerjasama Evaluasi kerjasama
Global pengembangan KLN Publik, Penjajakan Minat
Pasar (Market Sounding)

REKOMENDASI HASIL ANALISIS DAMPAK DAN MANFAAT KETERPADUAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR
Dokumen rekomendasi hasil Pengembangan Indeks Sosialisasi Penyusunan baseline hasil Evaluasi
analisis kesesuaian dengan Infrastruktur, Penyusunan pengukuran indeks
kebutuhan pengembangan Analisa Manfaat/Analisis Input- infrastruktur
infrastruktur PUPR Output Pembangunan
Infrastruktur, Penyusunan
Outlook Pembangunan dan
Indeks Daya Saing Infrastruktur
PROGRAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA MENENGAH KETERPADUAN YANG TELAH DISINKRONISASI
Dokumen program jangka Koordinasi Penguatan Kemitraan
panjang dan jangka menengah Konektivitas Nasional Bidang
keterpaduan pembangunan PUPR, Fasilitasi Dalam
infrastruktur PUPR yang sinkron Perumusan Rencana Infrastruktur
PUPR

SKEMA PEMBIAYAAN PENGEMBANGAN


Dokumen rumusan skema PENGEMBANGAN SKEMA
pembiayaan pengembangan INVESTASI INFRASTRUKTUR
yang disusun dan difasilitasi WILAYAH DAN KAWASAN

LAYANAN TEKNIS TERKAIT KEBIJAKAN TEKNIS PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN DAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR
Layanan teknis yang
diaplikasikan oleh stakeholders

REKOMENDASI HASIL EVALUASI KETERPADUAN PERENCANAAN, PEMROGRAMAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR DALAM KAWASAN, ANTAR KAWASANM ANTAR WPS

Dokumen rekomendasi hasil Sinergi Pusat-Daerah, Koordinasi Kemitraan


evaluasi keterpaduan
pemrograman, penganggaran
dan pengembangan
infrastruktur PUPR dalam
kawasan, antar kawasan, antar
WPS yang dilaksanakan

LAYANAN PERKANTORAN
384
Penyusunan Rencana Kegiatan Sekretariat BPIW
2016-2019
Output
2015 2016 2017 2018 2019
SASARAN KEGIATAN / Perencanaan Sinkronisasi Koordinasi Implementasi Tindakan
INDIKATOR KINERJA

PEDOMAN TEKNIS SINKRONISASI PROGRAM JANGKA PENDEK DAN TAHUNAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR WILAYAH BIDANG PUPR
Penyusunan dan fasilitasi Penyusunan Sistem Kajian Keterpaduan Sosialisasi Implementasi dan Evaluasi Tindakan
Pusat pedoman teknis sinkronisasi
program jangka pendek dan
Pemrograman
Tersinkronisasi, Perumusan
Pemrograman dan
Pembiayaan Infrastruktur,
tahunan keterpaduan Program PUPR,Perumusan Pedoman Analisis

Pemrograman
pembangunan infrastruktur Program Prioritas Nasional, Kelayakan Program Jangka
wilayah bidang PUPR Penyusunan Panduan Pendek, Penyusunan
Koordinasi dengan Balai , Kriteria Program Jangka
Identifikasi Kawasan yang Pendek

dan Evaluasi Memerlukan Peningkatan


Keterpaduan Infrastruktur

Keterpaduan PROGRAM TAHUNAN KETERPADUAN YANG TELAH DISINKRONISASI UNTUK 35 WPS


Rumusan program tahunan Sinkronisasi, Sosialisasi Sinkronisasi, Perumusan Pelaksanaan Implemetasi dan Evaluasi Review Program
untuk 35 WPS yang sinkron Program Prioritas Nasional,

Infrastruktur Fasilitasi Pengalokasian


DAK serta Identifikasi
Sumber Pendanaan,
Penyusunan Profil

PUPR Keterpaduan Program


Pembangunan Infrastruktur

LAYANAN TEKNIS TERKAIT SINKRONISASI PROGRAM JANGKA PENDEK DAN TAHUNAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR WILAYAH BIDANG PUPR
Layanan teknis yang Keterpaduan Program Penyusunan Program Sosialisasi Implementasi dan Evaluasi Tindakan
diaplikasikan oleh stakeholders Pembangunan Infrastruktur Sinkronisasi Jangka Pendek
PUPR Wilayah I - V Keterpaduan di WPS,
Analisis Kelayakan dan
Kriteria Program Jangka
Pendek Keterpaduan di
WPS, Penyusunan Profil
dan Program Sinkronisasi
Jangka Pendek
Keterpaduan di WPS

REKOMENDASI HASIL EVALUASI KINERJA PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM KETERPADUAN PENGEMBANGAN KAWASAN DENGAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR
Rekomendasi hasil evaluasi Pengukuran Kinerja Monev, Pembinaan dan Perencanaan Sosialisasi Implementasi dan Evaluasi
kinerja pelaksanaan kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Pengendalian WPS
dan program keterpaduan PUPR, Monev, Penyiapan
pengembangan kawasan Sistem Informasi
dengan infrastruktur bidang Pemantauan dan Evaluasi
PUPR (SIMEV) Keterpaduan
Infrastruktur Wilayah

KINERJA PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM KETERPADUAN PENGEMBANGAN KAWASAN DENGAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR
Dokumen kebijakan Kajian, Monev Penyusunan kebijakan Sosialisasi Penerapan Pengukuran Rekomendasi
keterpaduan pengembangan Pengukuran Kinerja Kinerja Keterpaduan
kawasan dengan infrastruktur Keterpaduan Infrastruktur Infrastruktur
bidang PUPR PUPR pada WPS, Kajian,
Penyusunan Panduan

LAYANAN DATA DAN INFORMASI KETERPADUAN ANTARA PENGEMBANGAN KAWASAN DAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR
Dokumen data dan informasi Pengumpulan Data Identifikasi Kawasan yang Sosialisasi Peningkatan kuantitas dan Evaluasi
keterpaduan antara Program Pembangunan memerlukan program kualitas produk informasi
pengembangan kawasan dan Infrastruktur, Pembuatan jangka pendek yang disebarluaskan
infrastruktur bidang PUPR yang Website (Media Informasi) keterpaduan, fasilitasi dan
disebarluaskan koordinasi sinkronisasi
pogram keterpaduan
jangka pendek

385
Penyusunan Rencana Kegiatan Sekretariat BPIW
2016-2019
Output 2015 2016 2017 2018 2019
SASARAN KEGIATAN /
Perencanaan Perencanaan Detail Koordinasi Pemantauan Evaluasi
Pusat INDIKATOR KINERJA

Pengembangan PEDOMAN TEKNIS KETERPADUAN PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DENGAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR
Penyusunan dan fasilitasi kebijakan Penyusunan Konsep Penyusunan Pedoman Legalisasi Sosialisasi Implementasi dan Evaluasi
teknis keterpaduan pengembangan Pedoman pengembangan

Kawasan kawasan strategis dengan


infrastruktur bidang PUPR
infrastruktur dan
pengadaan tanah di
kawasan strategis

Strategis DOKUMEN RENCANA KETERPADUAN PENGEMBANGAN WPS DENGAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR
Penyusunan dan Fasilitasi dokumen Penyusunan Dokumen Penyusunan Dokumen Sosialisasi dan Koordinasi Implementasi dan Evaluasi Tindakan
rencana keterpaduan Perencanaan Perencanaan lintas sektoral
pengembangan kawasan strategis
dengan infrastruktur bidang PUPR

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TERPADU


Penyusunan dan Fasilitasi dokumen Penyusunan Dokumen Penyusunan Dokumen Sosialisasi dan Koordinasi Implementasi dan Evaluasi Tindakan
rencana keterpaduan Perencanaan Perencanaan lintas sektoral
pengembangan kawasan strategis
dengan infrastruktur bidang PUPR

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (INKUBASI)AJUNGAN CERDAS


Penyusunan dan penetapan Inkubasi Kawasan Strategis Pembangunan Infrastruktur Sosialisasi, Koordinasi Implementasi dan Evaluasi Tindakan
dokumen rencana teknis area
inkubasi pada kawasan perkotaan

MONEV DAN FASILITASI KETERPADUAN INFRASTRUKTUR DENGAN BIDANG PUPR

Layanan teknis keterpaduan Penyediaan Sistem Pembinaan dan Fasilitasi Penyusunan Porgram dan Sosialisasi dan Monitoring dan Evaluasi
pengembangan kawasan perkotaan Fasilitasi Kegiatan Implementasi
dengan infrastruktur bidang PUPR

386
Penyusunan Rencana Kegiatan Sekretariat BPIW
2016-2019
Output 2015 2016 2017 2018 2019

Pusat Perencanaan Perencanaan Detail Koordinasi Pemantauan Evaluasi

Pengembangan KEBIJAKAN TEKNIS KETERPADUAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR
Penyusunan dan fasilitasi kebijakan Penyusunan Strategi Penyusunan Kebijakan dan Sosialisasi Review kebijakan dan Evaluasi kebijakan dan
teknis keterpaduan pengembangan Nasional Strategi Nasional, strategi strategi
kawasan perkotaan dengan Kebijakan Teknis
Kawasan infrastruktur bidang PUPR
DOKUMEN RENCANA KETERPADUAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR

Perkotaan
Penyusunan dan Fasilitasi dokumen Penyusunan Dokumen Penyusunan Dokumen Sosialisasi dan Koordinasi Pengkajian penerapan Evaluasi dokumen
rencana keterpaduan Perencanaan Perencanaan lintas sektoral dokumen perencanaan perencanaan
pengembangan kawasan perkotaan
dengan infrastruktur bidang PUPR

Fasilitasi Operasionalisasi, Fasilitasi, Koordinasi,


Koordinasi Monev

LAYANAN DATA DAN INFORMASI KETERPADUAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR
Layanan data dan informasi Penyusunan basis data Penyusunan basis data dan Sosialisasi Peningkatan kuantitas dan Evaluasi
sistem informasi kualitas produk informasi
yang disebarluaskan
PROGRAM JANGKA PENDEK KETERPADUAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR
Rumusan program yang disinkronkan Sinkronisasi Pengkajian sinkronisasi Evaluasi / Review
rumusan program pelaksanaan program

AREA INKUBASI PADA KAWASAN PERKOTAAN YANG DIBANGUN


Penyusunan dan penetapan Penyusunan Dokumen Penyusunan Dokumen Sosialisasi, Koordinasi Pengkajian penerapan Review dokumen
dokumen rencana teknis area Perencanaan Perencanaan dokumen perencanaan perencanaan
inkubasi pada kawasan perkotaan

Pembangunan area inkubasi pada Pembangunan Infrastruktur Penyiapan kerjasama Pelaksanaan kerjasama Evaluasi
kawasan perkotaan (inkubasi)

PEDOMAN TEKNIS, RENCANA, DAN PROGRAM KETERPADUAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN INFRASTRUKTUR PUPR
Pedoman teknis, rencana, dan Penyusunan pedoman / Penyusunan pedoman / Legalisasi. Sosialisasi Pengkajian penerapan Evaluasi
program keterpaduan NSPK NSPK pelaksanaan pedoman
pengembangan kawasan perkotaan
dengan infrastruktur bidang PUPR

LAYANAN TEKNIS KETERPADUAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR
Layanan teknis keterpaduan Pembinaan Pembinaan
pengembangan kawasan perkotaan
dengan infrastruktur bidang PUPR
LAYANAN PERKANTORAN

387
Penyusunan Rencana Kegiatan Sekretariat BPIW
2016-2019
Output Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana
Sekretariat SEKRETARIAT BPIW
2015 2016 2017 2018 2019
BPIW SASARAN KEGIATAN /
Perencanaan Pengembangan Pelaksanaan Pengawasan Review
INDIKATOR KINERJA

LAYANAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN


BAGIAN KEPEGAWAIAN, Perencanaan (Administrasi
Kepegawaian,
ORGANISASI, DAN pengembangan pegawai, Penataan Organisasi dan Pemantapan Organisasi dan
Pelaksanaan dan Supervisi
Evaluasi Organisasi dan
TATALAKSANA Organisasi dan Reformasi
kebutuhan dan formasi Reformasi Birokrasi Reformasi Birokrasi Reformasi Birokrasi
Birokrasi
pegawai, pengelolaan data
pegawai)
Layanan Administrasi Kepegawaian Pemantauan dan Evaluasi Peningkatan Kapasitas,
Kinerja Pegawai, Kelembagaan
Peningkatan Kapasitas

LAYANAN PERKANTORAN
(BAGIAN KEUANGAN DAN UMUM)
Layanan perkantoran

Bagian Keuangan dan Umum


SEKRETARIAT BPIW
2015 2016 2017 2018 2019

LAYANAN ADMINISTRASI KEUANGAN, UMUM DAN BMN


BAGIAN KEUANGAN DAN
Peningkatan Kapasitas Pelaksanaan Pelaksanaan Pemantauan Evaluasi
UMUM

Layanan administrasi keuangan, Penyusunan Laporan Pengelolaan aset untuk


umum dan BMN Keuangan BMN, kegiatan inkubasi,
Pembinaan Adm Keuangan, Pengelolaan rencana
Pelatihan Manajemen pembangunan Balai,
Kesatkeran, Monev Rencana Pelaksanaan PHLN
Kesatkeran, Bimtek Tata
Persuratan Kearsipan

LAYANAN PERKANTORAN
(BAGIAN KEUANGAN DAN UMUM)
Layanan perkantoran

388
Penyusunan Rencana Kegiatan Sekretariat BPIW
2016-2019
Output
Bagian Program dan Evaluasi
Sekretariat SEKRETARIAT BPIW
BPIW SASARAN KEGIATAN /
2015 2016 2017 2018 2019

Perencanaan Pengembangan Pelaksanaan Pengawasan Review


INDIKATOR KINERJA

LAYANAN PERENCANAAN PROGRAM ANGGARAN DAN EVALUASI KINERJA SERTA PENGELOLAAN DATA INFORMASI
BAGIAN PROGRAM DAN Perencanaan (Program dan
Pengembangan Program Supervisi Program dan Evaluasi Program dan Review Program dan
EVALUASI Anggaran, Penyiapan Basis
dan Anggaran, Data Anggaran, Data Anggaran, Data Anggaran, Data
Data)

Kegiatan perencanaan program dan Fasilitasi penyusunan Kajian, Penyusunan dan


anggaran serta evaluasi kinerja program, Monev Kinerja Fasilitas Pengembangan
Program

Layanan data informasi Fasilitasi penyebarluasan fasilitasi dan penyiapan


informasi basis data informasi

Bagian Hukum, Kerjasama dan Layanan Informasi


SEKRETARIAT BPIW
2015 2016 2017 2018 2019

SASARAN KEGIATAN /
Perencanaan Pengembangan Pelaksanaan Pengawasan Review
INDIKATOR KINERJA

LAYANAN HUKUM, KERJASAMA, DAN INFORMASI


BAGIAN HUKUM, KERJA
SAMA, DAN LAYANAN Peningkatan Kapasitas
Pembinaan Bidang Hukum Supervisi Bidang Hukum Evaluasi Bidang Hukum Review Bidang Hukum
INFORMASI Bidang Hukum

Layanan produk dan bantuan hukum Fasilitasi Bantuan Hukum, Pengembangan dan
Legal Drafting Pembinaan Bantuan
Hukum,
Fasilitasi kerjasama Pembinaan Kemitraan Pembinaan dan Failitasi
Keterpaduan Infrastruktur, Kerjasa Perwujudan
Fasilitasi Agenda Global Keterpaduan Infrastruktur
BPIW Wilayah
Layanan informasi Penyusunan dan
penyebarlluasan informasi

LAYANAN PERKANTORAN
(BAGIAN KEUANGAN DAN UMUM)
Layanan perkantoran

389
Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja BPIW

Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang lebih transparan dan akuntabel, peranan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kini dirasakan semakin besar dalam menunjang tujuan
pemerintah. Untuk lebih memacu penggunaan TIK dalam bidang pemerintahan (e-Government), Presiden
Republik Indonesia telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres Nomor 3 Tahun 2003) tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government, didalamnya dijelaskan bahwa TIK dapat digunakan
untuk menunjang Sistem Informasi Manajemen secara elektronik sekaligus juga dapat dimanfaatkan agar
pelayanan publik dapat diakses dengan mudah oleh seluruh masyarakat.
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah merupakan lembaga baru yang ada di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat yang berupaya melaksanakan dan menyelenggarakan pemerintahan yang
efektif dan efisien. Melalui Sekretariat Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah sebagai unit eselon II di
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah memiliki tugas untuk memberikan pelayanan teknis dan
administrasi kepada semua unsur di lingkungan BPIW.
Dalam mendukung pelaksanaan monitoring da evaluasi juga perlu dikembangkan suatu sistem informasi
manajemen yang diharapkan mampu menyajikan informasi yang akurat sebagai dasar bagi pengambilan
kebijakan dan keputusan stakeholders dalam rangka perbaikan atau tindakan korektif secara cepat serta
bermanfaat dalam peningkatan kinerja pengembangan infrastruktur wilayah.

Maksud dan Tujuan


Kegiatan Sistem Informasi Manajemen Evaluasi Kinerja Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
memiliki maksud dan tujuan antara lain:
1. Melengkapi Sistem e-Monitoring yang ada;
2. Memfasilitasi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah;
3. Realtime monitoring berbasis capaian kinerja.

390
Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja BPIW

Sasaran
1. Tersusunnya hasil pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program dan anggaran di lingkungan
BPIW per tiga bulan, enam bulan, Sembilan bulan, dan per dua belas bulan;
2. Terkendalinya manajemen pelaksanaan kegiatan di lingkungan BPIW agar mampu mengaplikasikan
segala kebijakan dari pimpinan;
3. Tersusunnya Sistem Manajemen Evaluasi Kinerja Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah.

Output:

391
Pelatihan Penulisan Jurnalistik
Populer
Kegiatan Workshop Jurnalistik-Karya Populer ini akan
memberikan keterampilan bagi sumber daya
manusia di lingkungan BPIW dalam menterjemahkan
informasi ke dalam bentuk tulisan yang mudah di
pahami masyarakat secara umum tanpa mengurangi
informasi dan teknik penulisan jurnalistik. Hal ini
diharapkan dapat memberikan kemampuan menulis
berita yang baik agar dapat dimuat dalam media
informasi BPIW seperti majalah, bulletin dan juga
website.

Pelatihan Videografi
Kegiatan Workshop Videografi dilakukan juga untuk
meningkatkan kualitas informasi yang diberikan
kepada masyarakat, terutama yang terkait tampilan
visual, sehingga penerima berita/tulisan dapat
langsung memahami tanpa harus memerlukan
penjelasan yang panjang dan detail.
Dengan adanya Workshop ini diharapkan dapat
meningkatnya kapasitas para penyebar informasi
dalam membuat dan menyajikan dokumentasi audio
visual tentang pengembangan infrastruktur wilayah
bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

392
Pelatihan Fotografi Jurnalistik
BPIW sebagai badan publik yang diamanahi oleh
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik wajib mengumumkan
informasi publik, yang meliputi kegiatan dan kinerja
badan publik, laporan keuangan, dan peraturan
perundang-undangan.
Workshop Fotografi Jurnalistik dalam rangka fasilitasi
penyebarluasan informasi BPIW dimaksudkan untuk
memfasilitasi para penyebar informasi dalam
meningkatkan kualitas tampilan visual berita atau
tulisan mengenai kegiatan BPIW

Karya Peserta
Pelatihan Fotografi
Jurnalistik

393
Website BPIW
Website: http://bpiw.pu.go.id

Menu Website: Beranda, Profil, Produk, Personil, Partner, Gallery, Berita, Kontak dan
Search

Terdapat Bank Data yang dapat diakses berdasarkan waktu produksi, organisasi, jenis
data (hasil studi, paparan, paper, dsb), dan tema (perkotaan, perdesaan, Kawasan
Strategis, dsb.)
394
Partisipasi Penyelenggaranaan Pameran

1. Partisipasi penyelenggaraan pameran sail tomini 2015


• Partisipasi Penyelenggaraan Pameran Keterpaduan Infrastruktur PUPR dalam acara Sail Tomini 2015
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan terkait penyelenggaraan infrastruktur
wilayah sedini mungkin, sehingga masyarakat dapat ikut terlibat secara langsung dan tidak langsung
terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dengan Kegiatan ini diharapkan dapat
menyebarluaskan informasi keterpaduan infrastruktur wilayah melalui keikutsertaan dalam
penyelenggaraan pameran infrastruktur. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan ini dilakukan selama 2
bulan, dilakukan dengan koordinasi awal dengan Biro Komunikasi Kementerian PUPR, Persiapan BPIW
dalam pengumpulan dan pengolahan data, design booth pameran serta Pelaksanaan Pameran Potensi
Daerah dalam Sail Tomini 2015.
• Kegiatan : Pameran Potensi Daerah Sail Tomini 2015
• Hari/Tanggal : Rabu-Sabtu 16-19 September 2015
• Waktu : 08.00 s.d. selesai
• Tempat : Desa Pangi Kec. Parigi Tengah, Kabupaten Parigi
Moutong, Sulawesi Tengah

395
Materi Pameran:

396
2. Partisipasi pameran Indonesia infrastructure conference and exhibition (iice)
2015
Kegiatan Partisipasi Penyelenggaraan Pameran Keterpaduan Infrastruktur PUPR dalam Pameran
Indonesia Infrastructure Conference and Exhibition (IICE) 2015 ini dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman dan pengetahuan terkait penyelenggaraan infrastruktur wilayah sedini mungkin,
sehingga masyarakat dapat ikut terlibat secara langsung dan tidak langsung terhadap
pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman dan partisipasi stakeholders dalam keterpaduan infrastruktur wilayah
dengan mengikuti kegiatan Pameran Indonesia International Infrastructure Conference and
Exhibition (IIICE) 2015.
• Kegiatan : Indonesia International Infrastructure Conference and
Exhibition (IIICE) 2015
• Hari/Tanggal : Rabu-Jumat, 4-6 November 2015
• Waktu : 08.00 s.d. selesai
• Tempat : Jakarta Convention Center (JCC), Senayan Jakarta

397
Materi Pameran:

398
3. Partisipasi pameran hari bakti pu ke-70
Kegiatan Partisipasi Penyelenggaraan Pameran Keterpaduan Infrastruktur PUPR dalam Partisipasi
Pameran Hari Bakti Pu ke-70 ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan terkait
penyelenggaraan infrastruktur wilayah sedini mungkin, sehingga masyarakat dapat ikut terlibat secara
langsung dan tidak langsung terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia. Kegiatan ini diharapkan
dapat membantu dalam menyebarluaskan informasi keterpaduan infrastruktur wilayah melalui
keikutsertaan dalam penyelenggaraan pameran infrastruktur. Selain itu diharapkan dapat membantu
meningkatkan pemahaman dan partisipasi stakeholders dalam keterpaduan infrastruktur wilayah
dengan mengikuti kegiatan Pameran Hari Bakti PU ke-70.
• Kegiatan : Pameran Hari Bakti PU ke-70
• Hari/Tanggal : Sabtu-Minggu, 28-29 November 2015
• Waktu : 09.00 s.d. selesai
• Tempat : Area Parkir Plaza Selatan Gelora Bung Karno (GBK).

399
4. Penyelengaraan BPIW Expo 2015
• Kegiatan Penyelenggaraan BPIW Expo 2015 dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan
pengetahuan terkait penyelenggaraan infrastruktur wilayah, khususnya memberikan pengetahuan
terkait produk-produk Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah sehingga pemahaman masyarakat
dapat meningkat serta memberikan rangsangan kepada masyarakat agar terlibat secara langsung
maupun tidak langsung terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia.
• Tujuan yang ingin dicapai adalah menyebarluaskan informasi keterpaduan infrastruktur wilayah serta
produk-produk BPIW melalui keikutsertaan dalam penyelenggaraan pameran infrastruktur. Selain itu
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan partisipasi stakeholders dalam keterpaduan
infrastruktur wilayah dengan mengikuti kegiatan Pameran Hari Bakti PU ke-70.
• Kegiatan : Pameran Hari Bakti PU ke-70
• Hari/Tanggal : Sabtu-Minggu, 28-29 November 2015
• Waktu : 09.00 s.d. selesai
• Tempat : Area Parkir Plaza Selatan Gelora Bung Karno (GBK).

400
Pembuatan Video Pengembangan
Infrastruktur Wilayah

401
BAGIAN KEPEGAWAIAN,
ORGANISASI DAN TATA
LAKSANA

402
SOSIALISASI
PEYUSUNAN LHKASN DI LINGKUNGAN BPIW
LATAR BELAKANG dan Lembaga dan Pemerintah Daerah, untuk
memudahkan penyampaian LHKASN ini
Dalam rangka pembangunan integritas Aparatur Kementerian PAN dan RB akan memberikan
Sipil Negara (ASN) dan upaya pencegahan serta password ke APIP masing-masing instansi untuk
pemberantasan korupsi maka telah dikeluarkan diubah kembali demi menjaga kerahasiaan data.
Surat Edaran Kementerian Pendayagunaan
Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi (PAN LHKASN merupakan dokumen penyampaian
dan RB) Nomor 1 Tahun 2015 yang menetapkan daftar harta kekayaan ASN yang dimiliki dan
bahwa seluruh pegawai ASN secara bertahap dikuasai sebagai bentuk transparansi Aparatur
pada Tahun 2015 dan dimulai dari pejabat Sipil Negara, dan akan digunakan sebagai bahan
setingkat Eselon III, IV dan V . pertimbangan promosi pegawai negeri sipil (PNS).
Selain itu, laporan ini juga menjadi salah satu
Laporan Harta Kekayaan Apratur Sipil Negara unsur penilainan pelaksanaan reformasi birokrasi
(LHKASN) ini disampaikan kepada pimpinan di kementerian/lembaga (K/L). Oleh karena itu
instansi pemerintah melalui APIP masing-masing dipandang perlu untuk menyelenggarakan
instansi. APIP berwenang melakukan klarifikasi, kegiatan Sosialisasi Penyusunan Laporan
verifikasi atas kewajaran LHKASN yang Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN).
disampaikan kepada pimpinan instansi
pemerintah dan melaporkan kepada pimpinan
instansi pemerintah. MAKSUD
Selain harus melaporkan LHKASN kepada APIP, Maksud diselenggarakannya sosialisasi ini adalah
bagi ASN pengelola anggaran dan panitia sebagai langkah pencegahan dini terhadap
pengadaan barang dan jasa, diwajibkan terjadinya tindak pidana korupsi, kolusi dan
menyampaikan Laporan Harta Kekayaan nepotisme; pencegahan penyalahgunaan
Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). wewenang; bentuk transparansi ASN; dan
penguatan integritas aparatur.
Kementerian PAN dan RB telah menyiapkan
aplikasi berbasis Web yang dapat diakses oleh
semua pimpinan organisasi dan APIP Kementerian

403
TUJUAN
Tujuan sosialisasi ini adalah melaksanakan
sosialisasi Penyusunan Laporan Kekayaan
Aparatur Sipil Negara (LHKASN) sebagai upaya
LAPORAN SOSIALISASI
untuk mencegah tindak pidana korupsi di
lingkungan Badan Pengembangan Infrastruktur PENYUSUNAN LHKASN
Wilayah.
OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan
pekerjaan ini adalah Laporan Pelaksanaan
kegiatan sosialisasi LHKASN.

RINGKASAN
Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara
(LHKASN) merupakan dokumen penyampaian
daftar harta kekayaan Aparatur Sipil Negara yang
dimiliki dan dikuasai sebagai bentuk transparansi
Aparatur Sipil Negara.

Yang berkewajiban menyampaikan LHKASN adalah


Seluruh ASN (Aparatur Sipil Negara) selain yang
berkewajiban LHKPN dan dilaksanakan secara
bertahap dimulai dari pejabat setingkat Eselon III,
IV dan pelaksana golongan III/a.
LHKASN tersebut disampaikan dan dikelola oleh
Pimpinan Organisasi melalui APIP (Aparatur
Pengawas Instansi Pemerintah) (Inspektorat
Jenderal Kementerian PUPR dan tidak wajib
melampirkan bukti-bukti serta penyampaiannya
paling lambat 1 (satu) bulan setelah menjabat
Dalam hal ini, Kementerian PAN dan RB hanya
dilaporkan rekapitulasinya saja.

404
LAPORAN SOSIALISASI PENYUSUNAN LHKASN

405
WORKSHOP
IMPLEMENTASI PENDATAAN ULANG PNS
SECARA ELEKTONIK (E-PUPNS)

LATAR BELAKANG
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka
Pendataan ulang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Bagian Kepegawaian Organisasi dan
nasional merupakan kegiatan pemutakhiran data Tatalaksana, Sekretariat Badan Pengembangan
PNS yang dilakukan secara online. Untuk proses Infrastruktur Wilayah menyelenggarakan
pemutakhiran data ini setiap PNS memulai Workshop Implementasi E-PUPNS untuk
dengan melakukan pemeriksaan data yang memberikan gambaran lebih detail mengenai
tersedia dalam database kepegawaian Badan apa saja yang harus dipersiapkan dalam rangka
Kepegawaian Negara (BKN) dan selanjutnya PNS, pemutakhiran data PNS tersebut.
melakukan perbaikan data yang tidak sesuai MAKSUD
serta menambahkan/melengkapi data yang
belum lengkap/tersedia di database BKN. Maksud Workshop Implementasi Pendataan
Ulang PNS secara Elektronik (e-PUPNS) adalah
Data PNS yang dimaksud adalah seluruh untuk membangun kepedulian dan kepemilikan
informasi PNS yang paling kurang memuat data PNS terhadap data kepegawaiannya.
riwayat hidup, riwayat pendidikan formal dan
non formal, riwayat jabatan dan kepangkatan, TUJUAN
riwayat penghargaan, tanda jasa, atau tanda Tujuan Workshop Implementasi Pendataan
kehormatan, riwayat pengalaman berorganisasi, Ulang PNS secara Elektronik (e-PUPNS) adalah
riwayat gaji, riwayat pendidikan dan pelatihan, untuk memperoleh data yang akurat,
daftar penilaian prestasi kerja, surat keputusan, terpercaya, dan terintegrasi yang mendukung
dan kompetensi. pengelolaan dan pengembangan Sistem
Pendataan Ulang PNS (PUPNS) secara elektronik Informasi Kepegawaian Aparatur Sipil Negara
ini diharapkan akan mampu menghimpun data sekaligus memperbaiki Database Nasional PNS.
tunggal aparatur sipil negara secara akurat,
terpercaya dan terintegrasi. Database Aparatur
OUTPUT
Sipil Negara yang akurat diperlukan untuk Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan
mendukung penyelenggaraan manajemen, pekerjaan ini adalah Laporan Pelaksanaan
penyimpanan, pengelolaan dan pengembangan kegiatan Workshop implementasi pendataan
Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara berbasis ulang e-PUPNS.
kompetensi.

406
RINGKASAN
CPNS dan PNS Wajib Ikuti E-PUPNS Tahun 2015 baik
yang di pusat, di daerah maupun yang tugas belajar di
dalam atau di luar negeri.

Selain harus melakukan pengisian data PNS secara


online melalui situs e-PUPNS dengan alamat :
http://pupns.bkn.go.id dan untuk memastikan
kebenaran, kevalidan, serta akurasi data selain
diperlukan ketelitian dalam setiap tahap pengisian
juga harus berdasarkan beberapa bukti fisik terkait
dengan data diri serta kepegawaian
LAPORAN WORKSHOP IMLEMENTASI
E-PUPNS

407
DOKUMENTASI KEGIATAN WORKSHOP IMPLEMENTASI PENDATAAN ULANG PNS SECARA
ELEKTRONIK E-PUPNS

408
SOSIALISASI
PENILAIAN SASARAN KINERJA PEGAWAI DAN TUNJANGAN
KINERJA
LATAR BELAKANG SKP memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang
harus dicapai. Setiap kegiatan tugas jabatan yang
akan dilakukan harus berdasarkan pada tugas dan
Melihat banyaknya kelemahan-kelemahan yang ada fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan uraian
pada sistem penilaian PNS dalam bentuk DP3 tugas yang telah ditetapkan dalam Struktur
antara lain tidak didasarkan pada target tertentu Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang berlaku.
maka proses penilaian cenderung bersifat subyektif,
dan atasan langsung pun sebagai pejabat penilai, Sebagai implementasi Pelaksanaan Reformasi
hanya sekedar menilai dan belum tentu memberi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
klarifikasi dari hasil penilaian serta tindak lanjut Perumahan Rakyat (PUPR) untuk meningkatkan
penilaian terhadap pegawai yang dinilai, maka kinerja dan disiplin pegawai. telah diterbitkan
pemerintah mencoba membuat cara baru dalam beberapa peraturan sebagai dasar pelaksanaan
menilai prestasi kerja PNS yaitu dengan penilaian prestasi pegawai dan pemberian
menggunakan pendekatan metode Penilaian Tunjangan Kinerja bagi pegawai (masih mengacu
Prestasi Kerja. pada Peraturan Menteri PU Nomor :
15/PRT/M/2013). Dengan adanya peraturan
Penilaian prestasi kerja merupakan alat kendali agar tersebut maka setiap PNS wajib menyusun SKP
setiap kegiatan pelaksanaan tugas pokok (tupoksi) sebagai pengganti Daftar Penilaian Pelaksanaan
oleh setiap PNS selaras dengan tujuan yang telah Pekerjaan (DP3).
diterapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) dan
Rencana Kerja (Renja) organisasi dan proses Ada tiga unsur penilaian agar pegawai dapat
penilaian dilakukan secara sistematis oleh pejabat menerima tunjangan kinerja yaitu berdasarkan
penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku absensi elektronik atau kehadiran, kinerja atau
kerja PNS . capaian kerja, dan disiplin pegawai.
Penilaian prestasi kerja PNS menggabungkan antara
penilaian Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil dengan
Penilaian Perilaku Kerja. Penilaian prestasi kerja
tersebut terdiri dari dua unsur yaitu Sasaran Kerja
Pegawai (SKP) dan Perilaku Kerja dengan bobot
penilaian masing-masing unsur SKP sebesar 60 %
dan Perilaku Kerja sebesar 40 %. Hasil penilaian
prestasi kerja PNS dimanfaatkan sebagai dasar
pertimbangan.
409
Tunjangan yang diberikan kepada pegawai TUJUAN
berdasarkan capaian kinerja dari masing-masing
pegawai dan semua pelaksanaan tugas itu harus Tujuan sosialisasi ini adalah melaksanakan
ada hitam di atas putih atau ada pembuktian setiap Sosialisasi Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai dan
dalam pelaksanaan tugasnya. Pegawai itu akan Tunjangan Kinerja di lingkungan Badan
menerima tunjangan penuh apabila tugasnya dapat Pengembangan Infrastruktur Wilayah.
diselesaikan secara menyeluruh. Kalau
pekerjaannya dilaksanakan tidak secara
menyeluruh tentunya tunjangan kinerja yang
didapatkannya akan fluktuatif, bisa turun, ataupun OUTPUT
bisa naik. Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan
pekerjaan ini adalah Laporan Pelaksanaan kegiatan
Maka dari pada itu Badan Pengembangan
sosialisasi SKP dan Tunjangan Kinerja.
Infrastruktur Wilayah (BPIW) sebagai Institusi baru,
perlu melaksanakan Sosialisasi Penilaian Sasaran
Kinerja Pegawai dan Tunjangan Kinerja ke seluruh
pegawai.

MAKSUD
Maksud diselenggarakannya Sosialisasi ini yaitu:
1. Alat untuk mengevaluasi kinerja individu BPIW
yang dapat memberi petunjuk bagi manajemen
dalam rangka mengevaluasi kinerja unit dan kinerja
organisasi guna mewujudkan penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan pembangunan yang
professional, bertanggungjawab, jujur dan adil.
2. Agar pegawai BPIW dapat memahami hak dan
kewajibannya masing-masing dalam rangka
pelaksanaan capaian kinerja dan tugas-tugas itu
harus dilaksanakan sesuai dengan level jabatannya
supaya kinerjanya proporsional yang akan
dikolerasikan dengan tunjangan kinerjanya secara
proporsional pula.

410
RINGKASAN
Laporan Proceeding
Jakarta, 25 Agustus 2015
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) harus disusun oleh
masing-masing pegawai sebagai instrumen
pengukuran kinerja pegawai, serta merupakan
dasar pembayaran tunjangan kinerja pegawai,
selain itu dokumen Prestasi Kerja Pegawai Sosialisasi
merupakan dokumen yang wajib dilengkapi dalam Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai dan
prosedur kenaikan pangkat PNS. memberikan Tunjangan Kinerja
gambaran dan informasi mengenai petunjuk dan
tata cara dalam penyusunan SKP maupun Di Lingkungan
penilaiannya. SKP harus dilaksanakan oleh seluruh Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
pegawai dan atasan langsung akan berperan
sekaligus menjadi pejabat penilai terhadap
bawahannya.
Dasar pemberian Tunjangan Kinerja adalah
penggabungan dari hasil capaian kinerja,
penentuan kelas jabatan dan kehadiran dari setiap
pegawai (absensi) Capaian kinerja Penilaian prestasi
kerja merupakan hasil penilaian saran kerja 60%
dan perilaku kerja 40%. Untuk Tunjangan kinerja
Tahun 2015 masih tergantung pada revisi
Peraturan Menteria PU Nomor 15/2013 dimana
adanya penetapan nilai kesiapan Reformasi
Birokrasi, rekalkulasi analisa jabatan, analisis beban LAPORAN SOSIALISASI PENILAIAN
kerja dan evaluasi jabatan yang harus disiapkan.
KINERJA PEGAWAI DAN TUNJANGAN
KINERJA

411
SOSIALISASI
Jabatan Fungsional BPIW
LATAR BELAKANG Bagi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
(BPIW) merupakan Unit Kerja Eselon I yang baru di
Secara bertahap pemerintah akan menghapus Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
jabatan struktural PNS Eselon III sampai Eselon V. Rakyat (PUPR) dituntut untuk dapat meningkatkan
Penghapusan ini bertujuan untuk efisiensi kinerja kualitas output dan outcome yang dihasilkan melalui
aparatur pemerintah serta perampingan struktur. dukungan Aparatur Sumber Daya Manusia yang
Selama ini banyak tugas di lingkup memiliki profesionalisme dan kompetensi yang
Kementerian/Lembaga, atau pemerintah daerah tepat, berdaya guna dan berhasil guna.
yang seharusnya dikerjakan satu orang, namun Salah satunya diwujudkan melalui jabatan fungsional
kenyataan justru dilakukan bersama oleh banyak yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan dalam
orang. pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan
Para pegawai di Eselon itu akan diganti dengan atau keterampilan di bidang tertentu dan bersifat
pegawai fungsional, nantinya hanya ada pejabat mandiri
eselon I dan II dan pejabat fungsional yang langsung
melayani. Untuk mengganti pegawai di Eselon MAKSUD
tersebut akan dianalisis dan diisi pegawai fungsional
sesuai kompetensi. Seperti diketahui jabatan Maksud Sosialisasi ini adalah untuk
fungsional ada 2 (dua) kelompok yaitu fungsional mengoptimalisasikan pembinaan karir PNS dengan
umum dan fungsional tertentu. Arahan dari mengembangkan jabatan fungsional, melalui
pemerintah adalah memperbanyak jabatan pembinaan karir sendiri diarahkan untuk
fungsional khusus atau tertentu (sesuai dengan membentuk PNS yang profesional, diharapkan
Undang-Undang Aparatur Sipil Negara). dengan adanya profesionalisme PNS ini diharapkan
dapat membentuk PNS yang netral. PNS yang netral
Dengan adanya Undang-Undang Aparatur Sipil dan professional akan membentuk PNS yang
Negara (ASN), maka jabatan fungsional umum ini sejahtera dan kombinasi ketiganya diharapkan akan
akan diarahkan seluruhnya ke tertentu agar punya membentuk PNS yang akuntabel.
kemampuan serta keahlian, yaitu dengan diikutkan
dalam diklat dan pelatihan. Diharapkan, dengan
reformasi birokrasi di bidang Sumber Daya Manusia,
birokrasi yang kaya fungsi dengan struktur organisasi
yang datar/flat , hal ini dapat bisa tercapai.

412
TUJUAN akan ada lagi pembebasan sementara dari JF.
Pengembangan Jabatan Fungsional di Kementerian
Tujuan Sosialisasi ini adalah untuk : PUPR melalui program pengembangan
• meningkatkan profesionalisme dan pembinaan profesionalisme JF, yaitu :
karier Pegawai Negeri Sipil untuk menduduki • Peningkatan jumlah pejabat fungsional, dari
jabatan fungsional tertentu (baik yang sudah ada 10,48% pada tahun 2015 menjadi 50% pada
maupun yang belum); tahun 2019.
• Menarik minat berkarier dalam Jabatan • Penguatan sistem pengelolaan JF
Fungsional Tertentu, yang merupakan salah satu • Fasilitasi dukungan administrasi JF
agenda Reformasi Birokrasi ; • Profesionalisme pejabat fungsional
• Meningkatkan produktivitas kerja PNS, • Peningkatan jumlah pejabat fungsional bidang
meningkatkan produktivitas unit kerja, dan PUPR nasional di daerah.
meningkatkan karir PNS .

OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan
pekerjaan ini adalah Laporan Pelaksanaan kegiatan
sosialisasi Jabatan Fungsional BPIW.

RINGKASAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), jabatan ASN
terdiri atas: a) Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT),b)
Jabatan Administrasi, c) Jabatan Fungsional (JF).
Jika PNS sudah menjadi jabatan fungsional tidak
boleh merangkap jabatan dengan jabatan
struktural dan sebaliknya.
Kedepannya akan terjadi perubahan mengenai
aturan kepangkatan dari pangkat berdasarkan
golongan/ruang menjadi pangkat berdasarkan
jabatan (kelas jabatan).
Pembina Jabatan Fungsional (JF) adalah unit kerja
masing-masing dan melekat pada struktur,
sehingga JF tertinggi pangkatnya harus lebih rendah
dari Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) di unit kerjanya.
Ke depannya, semua Jabatan Fungsional (JF) harus
menggunakan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) LAPORAN WORKSHOP IMLEMENTASI E-
karena angka kredit akan ditinggalkan dan tidak PUPNS

413
DOKUMENTASI KEGIATAN SOSIALISASI JABATAN FUNGSIONAL BPIW

414
WORKSHOP
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI
LINGKUNGAN BPIW
LATAR BELAKANG Dengan melihat kondisi penggunaan peta pada
umumnya di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perkembangan pemanfaatan data spasial dalam Perumahan Rakyat adalah : 1) peranan data
dekade belakangan ini meningkat dengan sangat pemetaan dalam mendukung kegiatan teknis
drastis. Hal ini berkaitan dengan meluasnya pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan
pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan perumahan rakyat masih belum maksimal, bahkan
perkembangan teknologi dalam memperoleh, belum optimal; 2) kemampuan Sumber Daya
merekam dan mengumpulan data yang bersifat Manusia di lingkungan Badan Pengembangan
keruangan (spasial). Infrastruktur Wilayah (BPIW) khususnya dalam
pengolahan data pemetaan masih kurang, atau
Kemampuan penyimpanan yang semakin besar, jumlah SDM dalam bidang pemetaan masih sangat
kapasitas transfer data yang semakin meningkat, sedikit, sedangkan 3) salah satu produk dari BPIW
dan kecepatan proses data yang semakin cepat adalah peta Wilayah Pengembangan Strategis yang
menjadikan data spasial merupakan bagian yang idealnya harus mempunyai posisi koordinat lokasi
tidak terlepaskan dari perkembangan teknologi yang akurat dan memenuhi kaidah pemetaan,
informasi. Sistem informasi atau data yang disamping itu jangan terlalu tergantung dengan
berbasiskan keruangan pada saat ini merupakan pekerjaan hasil pihak ketiga (Mitra Kerja) .
salah satu elemen yang paling penting, karena
berfungsi sebagai pondasi dalam melaksanakan dan MAKSUD
mendukung berbagai macam aplikasi.
meningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia
Sistem Informasi Geografis berbeda dengan sistem (SDM) BPIW dalam cara penggabungan antara
informasi lainnya yang membuatnya menjadi aplikasi peta dan aplikasi basis data sehingga
berguna untuk berbagai kalangan untuk pengguna mampu menyimpan, menggunakan data
menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan spasial, melakukan analisis spasial, melakukan
memprediksi apa yang akan terjadi. Kemampuan update dan menyajikan data spasial dalam bentuk
SIG antara lain memetakan letak, memetakan peta, tabel, gambar dan grafik. Peta rencana
kuantitas, memetakan kerapatan (densities), infrastruktur dalam format GIS sangat diperlukan
memetakan perubahan, dan memetakan apa yang karena menawarkan berbagai kemampuan tersebut
ada di dalam dan di luar suatu area. mendukung keterpaduan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan rakyat.

415
TUJUAN jawab terbangunnya IGT (Informasi Geospasial
Tematik) yang produknya berupa peta tematik
Tujuan kegiatan Workshop Sistem Informasi infrastruktur bidang PUPR dari suatu
Geografis adalah terwujudnya peningkatan wilayah/kawasan.
kemampuan SDM BPIW dalam pengolahan dan Berdasakan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
pengelolaan data spasial untuk menghasilan produk Nomor 521/KPTS/M/2014 tentang Pembentukan
BPIW berupa peta Wilayah Pengembangan Tim Pengelola Simpul Jaringan Data dan Informasi
Strategis yang dapat dipertanggungjawabkan dan Geospasial Kementerian Pekerjaan Umum, sebagai
akurat serta memenuhi kaidah pemetaan. Ketua Tim Pelaksana adalah Pusat Pengolahan Data
(Pusdata) dan berfungsi sebagai Unit Kliring
Kementerian Pekerjaan Umum
OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan
pekerjaan ini adalah Laporan Pelaksanaan kegiatan
workshop SIG di lingkungan BPIW.

RINGKASAN
Dari pelatihan teknis berdasarkan Modul Pelatihan
Sistem Informasi Geografis Tingkat Dasar ini tidak
hanya bermanfaat untuk memudahkan dalam
pencarian data spasial yang dihasilkan oleh Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan
memudahkan serta mempercepat proses analisis
yang akan dilakukan dalam pembuatan suatu peta
tematik keterpaduan program.
Kebijakan satu peta untuk memberikan kemudahan
dalam berbagi pakai dan penyebarluasan informasi
geospasial perlu mengoptimalkan Jaringan
Informasi Geospasial Nasional (JIGN) dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan di
bidang Informasi Geopspasial (Peraturan Presiden
Nomor 27 Tahun 2014).
3 Simpul Jaringan Data Spasial Kementerian PUPR
adalah Simpul yang dibangun dan terikat pada LAPORAN WORKSHOP SISTEM
tugas dan fungsi dari Kementerian PUPR yaitu
Pengelolaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan INFORMASI GEOGRAFIS DI
Perumahan Rakyat dan mempunyai tanggung LINGKUNGAN BPIW

416
DOKUMENTASI KEGIATAN SOSIALISASI JABATAN FUNGSIONAL BPIW

417
PEMETAAN
KOMPETENSI PEGAWAI BPIW TA 2015
MAKSUD OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan
Maksud kegiatan ini adalah mengidentifikasi
ini adalah Laporan Hasil Assessment Pemeteean
kompetensi yang dimiliki oleh pejabat struktural dan
Kompetensi Pegawai Badan Pengembangan
fungsional (umum dan tertentu) di lingkungan Badan
Infrastruktur Wilayah Tahun 2015.
Pengembangan Infrastruktur Wilayah.
TUJUAN
Tujuan kegiatan ini adalah mengidentifikasi
kebutuhan pelatihan dan saran pengembangan yang
diperlukan, mengidentifikasi minat pegawai pada
bidang tertentu sesuai dengan bakatnya,
mendapatkan acuan bagi pegawai untuk
mengembangkan diri mereka sesuai dengan hasil
yang diperoleh, serta mendapatkan acuan bagi
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah untuk
melakukan kebijakan (penempatan, rotasi, dan
mutasi pegawai).
Sasaran kegiatan ini adalah:
1. Teridentifikasinya kebutuhan pelatihan dan saran
pengembangan yang diperlukan;
2. Teridentifikasinya minat pegawai pada bidang
tertentu sesuai dengan bakatnya;
3. Terdapat acuan bagi pegawai untuk
mengembangkan diri mereka sesuai dengan hasil
yang diperoleh;
LAPORAN HASIL ASSESSMENT
4. Terdapat acuan bagi Badan Pengembangan PEMETAAN KOMPETENSI PEGAWAI
Infrastruktur Wilayah untuk melakukan kebijakan
(penempatan, rotasi, dan mutasi pegawai).

418
ROADMAP
PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
MAKSUD
Maksud kegiatan ini adalah melaksanakan program dan kegiatan
reformasi birokrasi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah yang
akan dituangkan dalam Road Map Reformasi Birokrasi Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah.
TUJUAN
Tujuan kegiatan ini adalah:
1. Menyusun Road Map Reformasi Birokrasi BPIW 2015-2019;
2. Melaksanakan program dan kegiatan reformasi birokrasi BPIW;
3. Melakukan penataan organisasi dalam rangka penajaman tugas dan
fungsi organisasi yang baru terbentuk;
4. Menyusun anjab, ABK, dan evaluasi jabatan sesuai dengan tugas dan
fungsi organisasi yang baru;
5. Menyusun tata laksana (business process) dan SOP;
6. Menyusun grand design pengembangan SDM BPIW.

OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
Dokumen Roadmap Pelaksanaan Reformasi Birokrasi BPIW Tahun 2015-
2019 dan Grand Design Pengembangan Sumber Daya Manusia BPIW
Tahun 2015-2019 .

419
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYUSUNAN ROADMAP PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI

420
SISTEM
INFORMASI KEPEGAWAIAN
LATAR BELAKANG dilakukan kegiatan Pengembangan Sistem Informasi
Kepegawaian Badan Pengembangan Infrastruktur
Dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Wilayah.
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, MAKSUD
tujuan reformasi birokrasi adalah untuk menciptakan
birokrasi pemerintah yang profesional dengan Maksud kegiatan ini adalah melaksanakan
karakter adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, pengembangan sistem informasi kepegawaian Badan
bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, Pengembangan Infrastruktur Wilayah.
mampu melayani publik, netral, sejahtera,
berdedikasi, serta memegang teguh nilai-nilai dasar TUJUAN
dan kode etik aparatur negara.
Tujuan kegiatan ini adalah menyusun Sistem
Dalam rangka penataan sistem manajemen SDM Informasi Kepegawaian BPIW, berikut fitur-fitur
aparatur untuk menciptakan birokrasi pemerintah sistem informasi kepegawaian BPIW untuk dapat di
yang profesional sesuai amanat reformasi birokrasi, akses melalui jaringan LAN, dalam rangka
diperlukan pembangunan /pengembangan database mendukung reformasi birokrasi.
pegawai guna mewujudkan data pegawai yang
mutakhir dan akurat. Pembangunan/pengembangan
database tersebut dilakukan melalui dokumentasi
data, mulai dari perencanaan pegawai,
pengembangan, rekruitmen, penempatan, mutasi,
pendidikan dan pelatihan, penilaian kinerja,
pembinaan disiplin dan etikanya, serta reward dan
punishment dalam suatu sistem data yang mudah
diakses sehingga dapat digunakan dalam
penyempurnaan pengelolaan organisasi dan
pengelolaan sumber daya manusia.
Pembangunan/pengembangan database tersebut
diperlukan dalam rangka peningkatan, penguatan,
dan pengembangan kualitas unit kerja di lingkungan
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah,
sehingga organisasi yang handal dapat terwujud.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu

421
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN

422
SISTEM
MANAJEMEN MUTU
LATAR BELAKANG yaitu:
1)Dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Menengah Nasional / Daerah Rencana Strategis,
nomor 17/PRT/M/2012 tentang Pedoman Kebijakan Umum dan/ atau dokumen strategis
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi lainnya yang relevan;
Pemerintah dan Penetepan Kinerja di Lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum, menyatakan bahwa 2)Bidang kewenangan, tugas, dan fungsi, serta
untuk mengukur suatu kebehasilan dari tujuan dan peran lainnya;
sasaran strategis yang telah ditetapkan, maka
digunakan suatu ukuran berupa Indikator Kinerja 3)Kebutuhan informasi kinerja untuk
Utama (Key Performance Indicator). Tujuan dari penyelenggaraan akuntabilitas kinerja;
penetapan Key Performance Indicator diantaranya 4)Kebutuhan data statistik pemerintah; dan
adalah untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari
pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis 5)Kelaziman pada bidang tertentu dan
organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja perkembangan ilmu pengetahuan
dan peningkatan akuntabilitas kinerja.
Dalam usaha pencapaian sasaran strategis yang
Dalam rangka menjalankan peraturan perundangan telah ditetapkan, sebagaimana diatur dalam
tersebut, diwajibkan bahwa setiap Badan/ Lembaga Peraturan Menteri PU No. 08/ PRT/M/ 2010
yang menjalankan fungsi pemerintahan wajib tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
menetapkan indikator kinerja utama untuk Pekerjaan Umum menyatakan bahwa dalam
Lembaga Tinggi Negara, Lembaga Lain dan unit mencapai cita-cita dan sasaran yang telah maka
organisasi setingkat Eselon I serta Unit Kerja diperlukan perubahan sesuai dengan peraturan
Mandiri di bawahnya. Oleh karena itu Sekretariat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Indonesia. Perubahan yang ditetapkan sesuai
sebagai salah satu badan/ lembaga pemerintah dengan Peraturan Menteri No.
diharuskan untuk menyusun Key Performance PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman
Indicator. Berdasarkan Peraturan MEN-PAN nomor Reformasi Birokrasi yaitu dengan melakukan upaya
PER/09M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umm pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap
Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan sistem penyelenggaraan pemerintahan.
Instansi Pemerintah, maka dalam proses
penyusunan Key Performance Indicator Sekretariat
BPIW, harus mempertimbangkan beberapa hal

423
Elemen yang ditetapkan dalam Reformasi Birokrasi OUTPUT
adalah merupakan langkah-langkah yang terdapat
dalam Standar Quality Management System. Dalam
Permen PU no. 04/PRT/M/2009 tentang
Manajemen Mutu Kementerian PU merupakan alat
untuk melakukan Reformasi Birokrasi, oleh
karenanya perlu ditindaklanjuti dengan tindakan
nyata melalui penyelenggaraan kegiatan yang
berbasis SMM. Penetapan SMM, harus senantiasa
melekat sepanjang unit kerja beroperasi, oleh
karenanya Sistem Manajemen Mutu harus
dipelihara dan dievaluasi keefektifannya. Dan
kegiatan ini merupakan siklus yang tidak terputus
dari mulai mulai pembentukan organisasi SMM
hingga langkah melakukan perbaikan kinerja unit
kerja.

MAKSUD
Maksud kegiatan ini adalah menyusun Sistem
Manajemen Mutu (SMM) dan Key Performance
Indicators (KPI) untuk seluruh unit kerja di
lingkungan Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah
TUJUAN

Tujuan kegiatan ini adalah adalah mewujudkan


pelayanan prima Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah melalui Sistem Manajemen
Mutu (SMM) dan Key Performance Indicators (KPI).

424
DOKUMENTASI KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN MUTU BPIW

425
BAGIAN HUKUM,
KERJASAMA, DAN
LAYANAN INFORMASI

426
Program Pengembangan dan Pembinaan
Kemitraan Keterpaduan Infrastruktur
Pengembangan infrastruktur sebagaimana yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 menjadi fokus yang
diharapkan dapat menjadi daya ungkit yang signifikan dalam rangka peningkatan ekonomi wilayah dan
kesejahteraan masyarakat. Konektivitas antar-wilayah, pengembangan jaringan sumber daya air,
pengembangan prasarana permukiman, dan tersedianya perumahan yang layak menjadi tanggung jawab
Kementerian PU dan Perumahan Rakyat tentunya harus terpadu dengan infrastruktur lainnya serta
memerlukan skema kerja sama yang baik dengan sektor-sektor yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu
dilakukan koordinasi secara terus-menerus dengan instansi terkait sehingga dapat dimonitor proses
keterpaduannya.
MAKSUD
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk terfasilitasi koordinasi antar-sektor dalam rangka penyelenggaraan
infrastruktur wilayah di Indonesia, sehingga terwujud program infrastruktur wilayah yang terpadu.
TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai adalah mewujudkan sinergi antar-sektor dalam rangka menciptakan keterpaduan
infrastruktur wilayah.
SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu:
1) Terselenggaranya forum koordinasi keterpaduan infrastruktur wilayah;
2) Teridentifikasinya stakeholder kemitraan dalam rangka membangun keterpaduan infrastruktur wilayah;
dan
3) Teridentifikasinya skema kerja sama Pemerintah dengan masyarakat dan dunia usaha dalam rangka
mencapai keterpaduan pengembangan infrastruktur wilayah.

427
Konsinyasi ini mendapatkan beberapa keluaran
Konsinyasi Prospek Kerja Sama
berdasarkan hasil diskusi dari ahli dan praktisi kerjasama
Pengembangan Infrastruktur
dari sektor lain, antara lain:
Konsinyasi merupakan kegiatan pertama untuk
mengidentifikasi prospek kerja sama pengembangan
infrastruktur wilayah yang menjadi tugas dari 1. Identifikasi ranahan pembangunan infrastruktur
subbagian Kerja Sama BPIW. Selain itu, kegiatan ini kawasan yang menjadi tanggung jawab BPIW.
pun menjadi wadah untuk menghimpun pendapat
para ahli dalam kerja sama pemerintah dengan 2. Identifikasi mekanisme pembangunan infrastruktur
badan usaha dan masyarakat, serta kesempatan
untuk mensosialisasikan badan baru yaitu Badan berdasarkan kawasan dan wilayah.
Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW). 3. Identifikasi pelaksana atau penanggung jawab pada
Kesalaran antara BPIW dengan Pemerintah Daerah
setiap proyek untuk dikerjasamakan serta persiapan
dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi
mengenai program-program pembangunan nasional dasar hukum dalam pembuatan proyek yang
yang diinisiasikan oleh Kementerian PUPR yang
kemudian menjadi ranahan BPIW yakni 35 Wilayah diinisiasikan Kementerian PUPR.
Pengembangan Strategis. Nantinya WPS tersebut
4. Perlunya persiapan dan perencanaan yang lebih
akan disesuaikan dengan rencana Pemerintah
Daerah dalam pembangunan nasional dengan matang dalam hal pelaksanaan kerjasama dengan
tujuan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat di
bidang infrastruktur. pemerintah negara lain dan pihak swasta dalam
negeri maupun asing.
5. Perlunya keselarasan antara BPIW dengan
pemerintah daerah (provinsi, kota, kabupaten)
dalam pelaksanaan pengembangan pembangunan
infrastruktur kawasan.

428
Konsinyasi dalam Rangka Pembinaan Kemitraan
Keterpaduan Infrastruktur Wilayah

Kegiatan konsinyasi bertujuan untuk


mengidentifikasi prospek kerja sama
pengembangan infrastruktur wilayah yang
menjadi tugas dari subbagian Kerja Sama BPIW.
Selain itu, kegiatan ini pun menjadi wadah untuk
menghimpun pendapat para ahli dalam kerja
sama pemerintah dengan badan usaha dan
masyarakat, serta kesempatan untuk
mensosialisasikan badan baru yaitu Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW).
Konsinyasi ini mendapatkan beberapa keluaran
berdasarkan hasil diskusi dari ahli dan praktisi • Salah satu misi untuk mewujudkan
kerjasama, serta beberapa Civil Society keterpaduan infrastruktur adalah melalui
Organization (CSO) antara lain: klusterisasi Wilayah Pengembangan Strategis
• Kerjasama perlu dilakukan oleh Pemerintah (WPS). Dengan mengadaptasi nawacita ke-3
dengan Badan Usaha dalam hal penyediaan yang berbunyi “membangun Indonesia dari
infrastruktur. Badan Pengembangan pinggiran,” Kementerian PUPR bertugas untuk
Infrastruktur Wilayah (BPIW) sebagai lembaga melakukan desentralisasi asimetris dan
think-tank di Kementerian PU mencanangkan melakukan pemerataan pembangunan melalui
perwujudan keterpaduan infrastruktur pengembangan infrastruktur yang terpadu.
pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang • Pentingnya kerjasama pemerintah dengan
meliputi konektivitas jalan dan jembatan; badan usaha dan masyarakat dalam
jaringan sumber daya air; prasarana keterpaduan infrastruktur wilayah.
permukiman dan perkotaan; dan perumahan
yang layak huni. • Penguatan aspek yuridis dalam pelaksanaan
kerjasama antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah.

429
Penyusunan Road Map Pembinaan Penyusunan Road Map Pembinaan
Kemitraan Keterpaduan Infrastruktur Kemitraan Keterpaduan Infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2)
Konsinyasi penyusunan road map pembinaan Konsinyasi penyusunan road map pembinaan
kemitraan keterpaduan infrastruktur pekerjaan umum kemitraan keterpaduan infrastruktur pekerjaan umum
dan perumahan rakyat dilaksanakan dalam rangka dan perumahan rakyat dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan keterpaduan pembangunan infrastruktur mewujudkan keterpaduan pembangunan infrastruktur
berbasis pengembangan wilayah dengan adanya berbasis pengembangan wilayah dengan adanya
kerjasama lintas sektor dan lintas wilayah sehingga kerjasama lintas sektor dan lintas wilayah sehingga
dapat tercipta hasil-hasil pembangunan yang efektif dapat tercipta hasil-hasil pembangunan yang efektif
dan efisien. dan efisien.
Konsinyasi ini mendapatkan beberapa keluaran Adapun output dari kegiatan ini yaitu alternatif skema
berdasarkan hasil diskusi dari ahli dan praktisi kerjasama pemerintah dengan masyarakat dan badan
kerjasama dari sektor lain, antara lain: usaha. Mulai dari bina marga, cipta karya, sda, hingga
• Perlunya penjabaran lebih rinci dari program WPS. perumahan.
• Terdapat dua mekanisme terkait dengan
kebutuhan infrastruktur di sektor PUPR.
• Menyusun development plan berdasarkan profile
WPS untuk sinkronisasi dengan rencana
pembangunan daerah.
• Pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat melalui
MoU untuk pembagian masing-masing tanggung
jawab.

430
Rapat Tim Pendampingan Penyiapan Perencanaan
dan Pemograman
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Pertemuan ditujukan dalam rangka konsolidasi Tim Pendamping, khususnya
untuk: menyiapkan perumusan isu-isu strategis pengembangan infrastruktur
wilayah, menyiapkan mekanisme kerja Tim Pendamping, dan menyiapkan
agenda/jadwal kegiatan Tim Pendamping.

Kemudian dilakukan pembahasan mengenai perkembangan infrastruktur dalam


rangka menyongsong pelaksanaan Konsultasi Regional Kementerian PUPR tahun
2016, diperlukan adanya persiapan-persiapan terutama berkaitan dengan tema
pelaksanaan maupun mekanisme Konreg 2016.

431
Rapat Focus Group Discussion Focus Group Discussion (FGD)
(FGD) Pembinaan Kemitraan Pengembangan Kemitraan
Keterpaduan Infrastruktur Wilayah Pemerintah dengan Dunia Usaha
dan Masyarakat dalam
Pengembangan infrastruktur menjadi fokus yang Pengembangan Infrastruktur
diharapkan dapat menjadi daya ungkit dalam
rangka peningkatan ekonomi wilayah dan Wilayah
kesejahteraan masyarakat. Untuk itu diperlukan Pertemuan ditujukan dalam mendorong
proses koordinasi yang dilakukan secara berkala terciptanya sinergi semua pihak dalam
dan intensif untuk dapat memetakan kebutuhan pengembangan keterpaduan infrastruktur PUPR,
dan ditindaklanjuti melalui program yang sehingga dapat terumuskannya bentuk kerja
terintegrasi secara berkelanjutan. sama antar sektor dalam pengembangan
Terdapat hasil keluaran dan saran untuk ditindak keterpaduan infrastruktur PUPR. Tujuan dari
lanjuti dari hasil forum group diccussion bersama kegiatan ini diharapkan memberikan keluaran
dengan ahli yang kompeten dalam konsep kerja untuk teridentifikasinya bentuk kerjasama dalam
sama dan sektor lainnya, antara lain: membangun keterpaduan infrastruktur PUPR dan
• Penguatan koordinasi antar internal dan terumuskannya road map kerja sama dalam
eksternal Kementerian PUPR. pengembangan infrastruktur PUPR.
• Melaksanakan mekanisme pendanaan
alternatif melalui kerja sama antar pemerintah
dan badan usaha.
• Optimalisasi pendanaan infrastruktur yang
berasal dari Kementerian PUPR dan
Pemerintah Daerah.
• Identifikasi kemitraan yang dilakukan melalui
proses kerjasama.
• Arah kebijakan kerjasama pemerintah dan
badan usaha melalui peningkatan efektivitas
dan efesiensi dalam pembiayaan infrastruktur.

432
Workshop Pengembangan Kemitraan Keterpaduan
Infrastruktur Wilayah
Kegiatan rapat koordinasi diselenggarakan agar dapat memenuhi tugas Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah yaitu penyusunan kebijakan teknis dan strategi keterpaduan antara pengembangan kawasan
dengan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Perlunya koordinasi dengan berbagai pihak,
dalam hal ini keterlibatan stakeholder dalam skema kerjasama yang erat dan saling menguntungkan
Pemerintah akan mendorong terciptanya keterpaduan infrastruktur wilayah.
Penyusunan skema kerja sama dilandasi oleh kekuatan aturan hukum yang memberikan arahan mengenai
tata cara pelaksanaan pemerintah dan badan usaha ataupun masyarakat.
Identifikasi pelaksanaan kerja sama dalam suatu wilayah diperlukan guna kesempurnaan pelaksanaan
pengembangan infrastruktur wilayah melalui terkumpulnya laporan kegiatan yang sudah atau sedang
dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
Selain itu, bentuk dari kegiatan ini juga dapat membantu memetakan atau mapping dari potensi dari badan
usaha dan masyarakat untuk ikut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan infrastruktur wilayah
melalui proses kerjasama.

433
IDENTIFIKASI STAKEHOLDER DAN
SKEMA KERJA SAMA
Dalam pengembangan WPS, WPS MBBPT merupakan
pilot project pemerintah karena melihat potensi industri
Dalam hal pembangunan infrastruktur, para pemangku dan ekonomi yang tinggi dari wilayah ini.
kepentingannya adalah mereka yang memiliki pengaruh Pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah dengan
dan mendapatkan dampak baik langsung maupun tidak berbagai stakeholder ini berfokus pada pengembangan
terhadap pembangunan infrastruktur yang ada, yaitu industri, pelabuhan, dan konektivitas darat. Selain itu,
pemerintah, kontraktor, investor, CSO, LSM, akademisi, prioritas lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah
masyarakat, dan sebagainya. Berikut adalah beberapa pengembangan wilayah Lingkar Wilis yang
stakeholder yang kami identifikasi untuk bisa dan telah menghubungkan enam kabupaten di Jawa Timur dan
dikerjasamakan dalam bidang pembangunan infrastruktur pengembangan WPS Temajuk-Sebatik di wilayah
yang terpadu dan berbasis kewilayahan antara lain Kamar perbatasan Indonesia-Malaysia. Dengan dilakukannya
Dagang dan Industri, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, kerja sama dengan berbagai pihak di berbagai sektor,
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif, Bandung Creative diharapkan dalam waktu dekat akan terwujud
City Forum, PEMDA Yogyakarta, PEMDA Sulawesi Selatan, keterpaduan pembangunan dalam pengembangan
Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi, serta infrastruktur di Indonesia. Melihat hal tersebut, kerja
UNPAD dan UGM. sama dalam pembangunan dan pengembangan
Ada beberapa pola kerja sama antara pemerintah dengan infrastruktur merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh
swasta yang dapat dikembangkan dalam skema KPBU ini, Indonesia dalam mewujudkan keterpaduan
antara lain kontrak kerja sama pelayanan (service infrastruktur wilayah.
contract), kontrak kerja sama pengelolaan (management
contract), build-operate-transfer (BOT), dan joint-venture.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa
kemampuan pemerintah dalam memenuhi pembangunan
infrastruktur hanya sebesar 30 persen dari total
kebutuhan yang ada, oleh karena itu diperlukannya kerja
sama antara pemerintah dengan badan usaha dan
masyarakat dalam pembangunan infrastruktur nasional,
terutama dalam pengembangan WPS yang menjadi
perhatian khusus dalam pembangunan Indonesia lima
tahun mendatang. Dalam mengembangkan WPS,
diperlukan kerja sama Kementerian PUPR dengan
berbagai lapisan stakeholder dari tingkat kementerian
terkait, pemerintah daerah baik provinsi maupun
kabupaten, dunia usaha seperti pengelola KEK, serta
masyarakat madani seperti LSM, Ormas, akademisi,
profesional, dan tokoh masyarakat.

434
Intensitas Sosialisasi Implementasi
Keterpaduan Infrastruktur PUPR
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah atau MAKSUD
BPIW merupakan sebuah badan baru sebagai bentuk Kegiatan Intensitas Sosialisasi Implementasi
reformasi kelembagaan di lingkungan Kementerian Keterpaduan Infrastruktur PUPR ini dimaksudkan
PUPR tahun 2015. Badan ini dibentuk sebagai upaya untuk memenuhi amanat UU KIP Nomor. 14 tahun
untuk memadukan seluruh kebijakan pengembangan 2008 bahwa kegiatan yang diselenggarakan oleh
infrastruktur ke PU-an di seluruh Indonesia dengan badan publik harus akuntabel, transparan, dan
berbasis pengembangan wilayah. Didalam perpres partisipatif . Oleh karena itu, melalui kegiatan ini,
Nomor 15 Tahun 2015, BPIW memiliki tugas untuk BPIW ingin melakukan beberapa langkah supaya
melakukan penyusunan Kebijakan teknis dan strategi akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi
keterpaduan antara pengembangan kawasan dengan masyarakat dapat terfasilitasi dengan baik.
infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. TUJUAN
Berdasarkan amanat UU Nomor 14 Tahun 2008 • Membuat persiapan program sosialisasi
tentang Keterbukaan Informasi Publik, dinyatakan kegiatan-kegiatan BPIW melalui berbagai
bahwa kegiatan yang diselenggarakan oleh badan metode dan media
publik harus akuntabel, transparan, dan partisipatif. • Mensosialisasikan program-program BPIW
Oleh karena itu, untuk mensukseskan implementasi kepada unit-unit kehumasan di lingkungan
program BPIW, dibutuhkan partisipasi aktif dari publik Kementerian PUPR, dan mendiskusikan metode
dan masyarakat. Penjaringan partisipasi publik dapat penyebarluasan informasi yang tepat.
dilakukan melalui kegiatan sosialisasi. Oleh karena itu, • Melakukan liputan ke Balai Informasi
sosialisasi mengenai implementasi keterpaduan Permukiman dan Perkotaan.
menjadi tahapan yang sangat penting dilakukan oleh
BPIW.

435
Konsinyasi Persiapan Intensitas Focus Group Discussion Sosialisasi
Sosialisasi Implementasi Keterpaduan Implementasi Keterpaduan Infrastruktur
Infrastruktur PUPR PUPR
Sebagai badan baru, BPIW perlu melakukan koordinasi
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah
dan sosialisasi kepada unit kerja internal Kementerian
penghubung antara BPIW dan publik/masyarakat
PUPR mengenai peran dan program-program BPIW.
dalam mewujudkan penyelenggaraan infrastruktur
Oleh karena itu, maka kegiatan FGD Sosialisasi
wilayah yang berkualitas dan berkelanjutan. Sehingga,
implementasi keterpaduan infrastruktur ini diadakan.
dapat mendorong kesadaran dan kepedulian
masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam Adapun tujuan kegiatan FGD ini adalah untuk
implementasi program keterpaduan infrastruktur mensosialisasikan program-program BPIW kepada unit-
PUPR. Hal yang ingin diperoleh dari kegiatan ini adalah unit kehumasan di lingkungan Kementerian PUPR, dan
pemahaman dari publik/masyarakat terkait mendiskusikan metode penyebarluasan informasi yang
keterpaduan pengembangan infrastruktur wilayah. tepat.

Hasil FGD:

• Sebagai badan baru, BPIW harus memiliki terobosan


dalam program-program Komunikasi Publik.
Sehingga keberadaan BPIW dapat tersosialisasi
dengan baik, dan mendapat dukungan dari
stakeholder terhadap program-program BPIW.
• Harus ada internalisasi dan pemahaman dari para
pegawai yang menangani informasi di setiap unit
kerja di BPIW.
• Pusat Komunikasi Publik pada prinsipnya mendukung
kegiatan komunikasi publik BPIW, namun tetap harus
ada koordinasi yang baik.

436
Focus Group Discussion Koordinasi Layanan
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah atau
BPIW merupakan sebuah badan baru sebagai Informasi BPIW Dalam Rangka Intensitas
bentuk reformasi kelembagaan di lingkungan Sosialisasi Implementasi Keterpaduan
Kementerian PUPR tahun 2015. Sebagai badan
baru, BPIW perlu melakukan koordinasi dan
Infrastruktur PUPR
sosialisasi kepada unit kerja internal
Kementerian PUPR mengenai peran dan
program-program BPIW. Oleh karena itu, maka
kegiatan FGD koordinasi layanan informasi dalam
rangka intensitas sosialisasi implementasi
keterpaduan infrastruktur ini diadakan.

BPIW adalah badan baru yang dibentuk karena


Kementerian PUPR ingin Memperbaiki kualitas
output infrastruktur yang dihasilkan oleh
Kementerian PUPR. Selama ini, Kementerian
PUPR melakukan pekerjaan fisik yang outputnya
dapat dikatakan sekedar fisik saja. Namun aspek
manfaatnya kurang menjadi perhatian. Dengan
Hasil FGD:
dibentuknya BPIW, diharapkan pembangunan
yang dilakukan oleh PUPR terpadu antara 1. Sebagai badan baru, BPIW harus memiliki terobosan
pembangunan sektor dalam program-program Komunikasi Publik. Sehingga
keberadaan BPIW dapat tersosialisasi dengan baik, dan
Oleh karena itu, humas di lingkungan
mendapat dukungan dari stakeholder terhadap
Kementerian PUPR memegang peranan penting
program-program BPIW.
untuk memberikan informasi positif terkait
2. BPIW perlu mengadakan balai-balai informasi yang
pembangunan yang sedang dan telah dilakukan
tersebar di setiap daerah, mengingat dari fungsi BPIW
oleh PUPR. Humas sebagai corong informasi
itu sendiri yang semestinya bisa mengintegritaskan
publik, harus mampu menjadi gerbang yang
antar pembangunan di wilayah.
memberikan informasi kepada publik tentang
3. Tantangan BPIW nantinya juga bisa saja berasal dari
kinerja PUPR.
masyarakat, bukan hanya sekedar garis organisasi atau
koordinasi saja saat akan membuat balai informasi baru.

437
Fasilitasi dan Pembinaan Legal Drafting Bidang
Pengembangan Infrastruktur Wilayah

MAKSUD:
Melakukan fasilitasi legal drafting kepada seluruh unit
kerja di lingkungan BPIW dan meningkatkan kapasitas
pejabat dan staf di lingkungan BPIW dalam teknik
legal drafting bidang keterpaduan antara
pengembangan kawasan dan infrastruktur PUPR.

TUJUAN:
Terwujudnya kebijakan teknis bidang keterpaduan
antara pengembangan kawasan dan infrastruktur
PUPR, baik berupa peraturan perundang-undangan
maupun produk hukum lainnya, yang baik dan benar
sesuai dengan kaidah teknik legal drafting
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

438
Produk Layanan
Hukum
Fasilitasi Bantuan Hukum dalam
Penyelenggaraan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah
Sesuai dengan Pasal 1023 Permen PUPR 15/2015
Sekratariat BPIW memiliki tugas dan fungsi dalam
pemberian dukungan pengelolaan administrasi kepada
seluruh unit organisasi di lingkungan BPIW dengan salah
satu fungsinya sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1024
huruf e yaitu fasilitasi penyusunan peraturan perundang-
undangan, layanan hukum, administrasi kerja sama, dan
komunikasi publik. Khusus terkait dengan fungsi layanan
hukum (legal service), secara teknis tugas dan fungsi
tersebut selanjutnya diemban oleh Bagian Hukum, Kerja
Sama, dan Layanan Informasi, dengan fungsinya
sebagaimana diatur dalam Pasal 1039 huruf a yaitu
fasilitasi penyusunan rancangan peraturan perundang-
undangan dan layanan hukum.

439
MAKSUD PELAKSANAAN KEGIATAN
Maksud dari pekerjaan ini yaitu melakukan fasilitasi
Dalam rangka kegiatan Fasilitasi Bantuan Hukum
bantuan hukum kepada unit kerja di lingkungan
dalam Penyelenggaraan Pengembangan
BPIW, terutama dalam terutama dalam upaya
Infrastruktur Wilayah ini telah dilakukan 3 (tiga)
preventif melalui pemberian pertimbangan hukum
kali konsinyasi. Konsinyasi dimaksud difokuskan
terkait dengan penyelesaian kendala dan
pada (i) Konsep Surat Keputusan Menteri PUPR
permasalahan hukum serta pengembangan regulasi
tentang Pembentukan Tim Percepatan
bidang pengembangan infrastruktur wilayah.
Pengembangan Kawasan MBBPT, (ii) Konsep Surat
Keputusan Kepala BPIW tentang Project
TUJUAN Management Office (PMO) Koordinasi Percepatan
Tujuan dari pekerjaan ini yaitu terwujudnya Pengembangan Kawasan MBBPT, (iii) Konsep
penyelenggaraan pengembangan wilayah yang Memorandum of Understanding (MoU) antara
efektif dan efisien serta tidak banyak menghadapi BPIW dan Intitut Teknologi Sumatera (ITERA)
permasalahan hukum. tentang Percepatan Pengembangan Infrastruktur
Terpadu di Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
MBBPT, serta (iv) Surat Keputusan Menteri PUPR
METODOLOGI DAN PENDEKATAN tentang Pembentukan Tim Persiapan
Kegiatan Fasilitasi Bantuan Hukum dalam Pengembangan Kawasan Kota Baru Publik Maja.
Penyelenggaraan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah ini mencakup pemberian pertimbangan
hukum kepada unit kerja di lingkungan BPIW terkait
dengan penyelesaian kendala dan permasalahan
hukum serta pengembangan regulasi bidang
pengembangan infrastruktur wilayah.

440
FASILITASI AGENDA GLOBAL BPIW

Dalam rangka meningkatkan kapasitasnya, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah sebagai instansi
yang bertugas untuk mewujudkan keterpaduan pengembangan infrastruktur wilayah, khususnya bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat, harus memiliki networking yang luas baik di lingkup nasional
maupun internasional. Salah satu cara yang bisa dilakukan dalam memperluas networking dalam lingkup
internasional adalah dengan mengikuti berbagai agenda internasional (seminar/workshop), serta melakukan
kerjasama dengan berbagai negara terkait pengembangan infrastuktur wilayah.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 11 tahun 2005 tentang Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri, yang
menekankan pentingnya efektivitas pelaksanaan pemerintahan dan penghematan penggunaan anggaran
negara, maka perjalanan dinas ke luar negeri harus dilakukan dengan sangat selektif, yaitu hanya untuk
kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan. Untuk
itu, rombongan yang ikut dalam perjalanan dinas ke luar negeri diupayakan dalam jumlah yang sangat
terbatas dan hanya yang bidang tugasnya sangat terkait dengan substansi yang akan dibahas di luar negeri.
Aspek yang penting dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah memperluas wawasan, membangun networking,
dan memperkuat posisi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah di dunia internasional. Oleh karena itu,
diharapkan kegiatan Fasilitasi Agenda Global Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah mampu berperan
optimal dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
• MAKSUD
Maksud kegiatan ini adalah memperluas wawasan, membangun networking, dan memperkuat posisi
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah di dunia internasional. Tujuan yang ingin dicapai adalah
mewujudkan sinergi antar-sektor dalam rangka menciptakan keterpaduan infrastruktur wilayah.
• TUJUAN
Tujuan kegiatan ini adalah mengikuti berbagai agenda internasional (seminar/workshop), serta melakukan
kerjasama dengan berbagai negara terkait pengembangan infrastuktur wilayah.
• SASARAN
1. Keikutsertaan pegawai Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah dalam berbagai agenda
internasional (seminar/workshop);
2. Terwujudnya kerjasama dengan berbagai negara terkait pengembangan infrastuktur wilayah.

441
PELAKSANAAN KEGIATAN MANFAAT
• Melakukan persiapan kegiatan Fasilitasi Agenda Manfaat kegiatan ini adalah memperluas wawasan,
Global Badan Pengembangan Infrastruktur membangun networking, dan memperkuat posisi
Wilayah. Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah di
• Mengikuti seminar EAROPH (Eastern Regional dunia internasional. Pelaksanaan kegiatan ini
Organization for Planning and Human diharapkan dapat bermanfaat untuk:
Settlements) di Jepang; 1. Organisasi dalam rangka mewujudkan tata
• Melakukan kunjungan ke Swedia terkait program kelola pemerintahan yang baik (good
kerjasama SymbioCity; governance) di lingkungan Badan
• Melakukan kunjungan ke Prancis terkait program Pengembangan Infrastruktur Wilayah.
kerjasama Ecodistrict; 2. Pegawai di lingkungan Badan Pengembangan
• Melakukan kunjungan ke Amerika Serikat, Korea Infrastruktur Wilayah untuk meningkatkan
Selatan, Singapura, Tiongkok, Fiji, Mozambique, kinerjanya agar lebih efektif dan efisien,
dan India terkait program kerjasama sehingga mendukung kinerja organisasi secara
pengembangan infrastruktur wilayah; keseluruhan.

442
WORLD CITIES DAYS FORUM 2015 DI SHANGHAI, CHINA

LATAR BELAKANG HASIL YANG DIPEROLEH


Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) atau United Hasil yang diperoleh dari menghadiri Forum ini adalah :
Nation pada tangal 27 Desember 2013 Informasi dari paparan berbagai narasumber baik dari
menetapkan Hari Kota Sedunia. Hari Kota Pemerintah Nasional dan Pemerintah Kota China serta dari
narasumber Universitas yang ada di China seperti Universitas
Sedunia (World Cities Day) tersebut ditetapkan Shanghai, dan narasumber dari wakil kota London, kota
untuk diperingati setiap tanggal 31 Oktober Tokyo dan Newyork yang turut memberi kontaribusi
setiap tahunnya diberbagai kota di seluruh dunia. pengalaman. Adapun kesimpulan dari semua presentasi
Diharapkan pada tanggal tersebut, dapat narasumber adalah:
dipromosikan secara besar-besaran kepada • Bahwa sebuah kota yang dirancang dengan baik dapat
komunitas internasional tentang isu perkotaan meningkatkan tingkat kerja sebanyak 15 persen,
global, mendorong kerjasama diantara negara memberikan kesempatan ekonomi bagi warganya yang
dalam kesempatan pertemuan dan menjawab bekerja daripada suatu rancangan yang buruk, dengan
tantangan perkotaan dan kontribusi keapda perusahaan dan investor yang dapat mengambil
keuntungan dari besarnya perekonomian dan jarak yang
pengembangan kota berekalnajutan di seluruh dekat.
dunia.
• Sebaliknya, bila kota-kota di dunia secara direncanakan
TUJUAN dengan sembarangan dan memperluas kota dengan
Perjalanan Dinas ke Shanghai dalam rangka tidak terencana “ruang fungsional yang tunggal dari
menghadiri Hari Kota Sedunia (World Cities Day kepadatan yang rendah dan jarak yang jauh, terhubung
Forum) yang dilaksanakan oleh Kementerian dengan buruk, dibagi secara sosial dan ekonomis tidak
Perumahan dan Pembangunan Perkotaan dan efisien, akan menimbulkan kerugian besar, tidak hanya
Perdesaan, Pemerintah China, Pemerintah Kota kepada pengelola kota, tetapi juga ke penduduk kota dan
Shanghai dan UN Human Settlement Programme. negara secara umum.
Kegiatan ini juga diorganisir oleh Urban Planning • Transformasi perkotaan tidak bisa dihindari: kota akan
Society of China, Shanghai Municipal Housing terus berkembang, untuk lebih baik atau lebih buruk. Jika
and Urban-Rural Construction dan Shanghai tidak dikaji ulang dengan ketat, urbanisasi akan terus
Planning and Land Resources Administration menyebarkan tren negatif, termasuk: peningkatan
Bureau. segregasi, ketimpangan, dan degradasi lingkungan.

443
Kota Shanghai mendapat apresiasi dan penghargaan dari • Di bawah Sungai Huangpu, ada 12 terowongan
UN Habitat, sebagai kota yang dapat merencanakan untuk dilalui kendaraan dan kereta bawah tanah
kotanya dengan baik dan mengimplementasikannya sesuai (subway). Rencananya, pemerintah setempat
dengan rencana. dalam waktu dekat akan menambah 10
• Pembangunan kota yang baik harus dimulai dari terowongan lagi di bawah Sungai Huangpu. Tidak
perencanaan yang baik pula. Shanghai sebagai pusat terlihat ada banyak rencana pembangunan
ekonomi di Tiongkok membutuhkan waktu hingga 100 jembatan penyeberangan sungai di kota ini.
tahun untuk menata kotanya yang dituangkan dalam Terdapat satu jembatan laut bernama Donghai
Master Plan Kota Shanghai. Bridge yang menghubungkan pelabuhan darat
• Seperti kota metropolitan pada umumnya, jalanan Yangshan Free Trade Port Area ke pelabuhan
Shanghai juga seringkali macet. Untuk mengurainya, pangkalan Yangshan Free Trade Port Area di atas
pemerintah membangun jalan layang (elevated) Laut China Selatan.
secara matang. Selain itu juga pengintegrasian • Tidak hanya mementingkan kecanggihan
transportasi kota di Shanghai juga dipusatkan di infrastruktur bangunan, Shanghai juga senantiasa
Hongqiqo Comperhensive Transportation Hub. Di sana, memperhatikan aspek lingkungannya dengan
transportasi umum seperti kereta cepat atau China baik. Hampir di setiap pinggir jalan utama atau
Railway High-speed (CRH), Mass Rapid Transit (MRT), kawasan, dibangun area hijau walau tidak luas.
kereta reguler, bus umum, taksi hingga bandara Hal ini dikarenakan, Shanghai ingin kotanya
menjadi terpusat dan saling terhubung. Kawasan menjadi kota ramah atau layak huni di masa yang
pengintegrasian ini selesai dibangun pada tahun 2009. akan datang. "Sejauh ini tempat penghijauannya
• Shanghai baru saja memiliki bangunan tertinggi di masih kurang lg mau ditingkatkan, targetnya
kotanya bernama Shanghai Center yang terletak di harusnya 30 persen. Shanghai menuju kota yang
kawasan pusat finansial. Bangunan dengan arsitektur layak dihuni. Kota ini merasa belum layak huni
modern ini memiliki ketinggian hingga 632 meter seperti kota lainnya.
dengan 127 lantai.

444
25TH WORLD ROAD CONGRESS
102ND REAAA COUNCIL MEETING DAN 11ST HORA MEETING
OPENING CEREMONY 25TH WORLD HASIL YANG DIPEROLEH
ROAD CONGRESS Hasil yang diperoleh dari menghadiri Forum ini adalah :
Informasi dari paparan berbagai narasumber baik dari
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) atau United
Pemerintah Nasional dan Pemerintah Kota China serta dari
Nation pada tangal 27 Desember 2013 narasumber Universitas yang ada di China seperti Universitas
menetapkan Hari Kota Sedunia. Hari Kota Shanghai, dan narasumber dari wakil kota London, kota
Sedunia (World Cities Day) tersebut ditetapkan Tokyo dan Newyork yang turut memberi kontaribusi
untuk diperingati setiap tanggal 31 Oktober pengalaman. Adapun kesimpulan dari semua presentasi
setiap tahunnya diberbagai kota di seluruh dunia. narasumber adalah:
Diharapkan pada tanggal tersebut, dapat • Bahwa sebuah kota yang dirancang dengan baik dapat
dipromosikan secara besar-besaran kepada meningkatkan tingkat kerja sebanyak 15 persen,
komunitas internasional tentang isu perkotaan memberikan kesempatan ekonomi bagi warganya yang
bekerja daripada suatu rancangan yang buruk, dengan
global, mendorong kerjasama diantara negara
perusahaan dan investor yang dapat mengambil
dalam kesempatan pertemuan dan menjawab keuntungan dari besarnya perekonomian dan jarak yang
tantangan perkotaan dan kontribusi kepada dekat.
pengembangan kota berkelanjutan di seluruh
dunia. • Sebaliknya, bila kota-kota di dunia secara direncanakan
dengan sembarangan dan memperluas kota dengan
TUJUAN tidak terencana “ruang fungsional yang tunggal dari
kepadatan yang rendah dan jarak yang jauh, terhubung
Perjalanan Dinas ke Shanghai dalam rangka dengan buruk, dibagi secara sosial dan ekonomis tidak
menghadiri Hari Kota Sedunia (World Cities Day efisien, akan menimbulkan kerugian besar, tidak hanya
Forum) yang dilaksanakan oleh Kementerian kepada pengelola kota, tetapi juga ke penduduk kota dan
Perumahan dan Pembangunan Perkotaan dan negara secara umum.
Perdesaan, Pemerintah China, Pemerintah Kota
Shanghai dan UN Human Settlement Programme. • Transformasi perkotaan tidak bisa dihindari: kota akan
Kegiatan ini juga diorganisir oleh Urban Planning terus berkembang, untuk lebih baik atau lebih buruk. Jika
Society of China, Shanghai Municipal Housing tidak dikaji ulang dengan ketat, urbanisasi akan terus
and Urban-Rural Construction dan Shanghai menyebarkan tren negatif, termasuk: peningkatan
Planning and Land Resources Administration segregasi, ketimpangan, dan degradasi lingkungan.
Bureau.

445
KONGRES GREEN URBAN SCAPE ASIA (GUSA) - SINGAPURA

Kegiatan GUSA merupakan sebuah rangkaian Hasil Kunjungan


kegiatan yang diselenggarakan oleh Komite
Organisasi yang terdiri dari National Parks Board a) Konferensi GUSA menjadi wadah bagi pelaku industri
(NParks), Landscape Industry Association Singapore lansekap baik dari unsur pemerintah, asosiasi, maupun
(SILA) dan SingEx Exhibiton Pte Ltd. Dalam acara swasta untuk bertukar pengetahuan, berdiskusi, dan
tersebut, dilakukan dua konferensi secara paralel membangun jejaring dalam rangka mengeksplorasi
yaitu kongres Green Urban Scape Asia (GUSA) dan peluang-peluang kerjasama di Asia.
International Skyrise Greeenery Conference (ISGC). b) Teknologi lansekap seperti penghijauan vertikal, teknik
GUSA dibuka oleh Menteri Pembangunan Nasional restorasi kawasan, urban farming, eco-bridge, dll yang
Singapura Mr. Lawrence Wong, diikuti oleh 170 hadir dewasa ini tidak semata-mata bermanfaat untuk
peserta pameran dari 23 negara, dan diisi oleh ± 60 penghijauan saja, namun jika dieksplorasi lebih jauh
pembicara internasional dari berbagai latar dapat membantu menjaga keseimbangan lingkungan
belakang. Even ini sukses menarik lebih dari 3.000 perkotaan untuk generasi yang akan datang.
pengunjung dari 32 negara di penjuru Asia Pasifik, c) Upaya Pemerintah Singapura dapat menjadi Best
Eropa, dan Amerika Serikat. Practice bagi Indonesia sebagai salah satu negara yang
Tema dari konferensi GUSA tahun 2015 yaitu “The sudah masuk ke dalam era “kota”. Hal tersebut
Science of Greening the City in a Garden”. Tema ini didasarkan oleh adanya kasadaran bahwa
dipilih dengan melihat kondisi pertumbuhan kota- pembangunan mau tidak mau akan mengubah
kota di Benua Asia termasuk di Indonesia yang bentang dan ekosistem alami kawasan, Singapura
sangat cepat, sehingga muncul kebutuhan dalam setiap kebijakan pembangunan yang diambil
mendesak terhadap desain kota, lansekap dan selalu berupaya menjaga keseimbangan fungsi
tanaman hijau yang mampu menciptakan perkotaan dan ruang terbuka hijau melalui berbagai
lingkungan yang kondusif untuk bekerja, tinggal, upaya kolektif dan berkesinambungan.
dan bermain. Dengan demikian, secara umum
kegiatan GUSA ini merupakan kegiatan yang relevan
dengan salah satu misi BPIW yaitu melakukan
Inkubasi pengembangan kawasan perkotaan dan
perdesaan yang hijau dan berkelanjutan.

446
DOKUMENTASI KONGRES GREEN URBAN SCAPE ASIA (GUSA) - SINGAPURA

447
Penyebarluasan Informasi Implementasi
Keterpaduan Infrastruktur
Bagi BPIW Kementerian PUPR, pembangunan infrastruktur di Indonesia menuntut adanya suatu proses
koordinasi yang dilakukan secara intensif dan berkala. Proses ini dilakukan untuk dapat memetakan
kebutuhan dan ditindaklanjuti ke dalam program yang terintegrasi dan berkelanjutan. Proses koordinasi ini
tidak hanya sebatas pada penjaringan aspirasi kebutuhan, akan tetapi dalam rangka menjalin suatu mitra
hubungan kerja yang kondusif antar seluruh stakeholders sehingga terwujud suatu penyelenggaraan
infrastruktur yang adaptif dan aplikatif. Sebagai sebuah badan baru, tentu saja BPIW perlu memperkenalkan
diri, menyosialisasikan dan mengkomunikasikan kepada publik, khususnya pemangku kepentingan
(stakeholder) terkait tentang apa itu BPIW, mengapa BPIW dibentuk, bagaimana struktur organisasinya,
siapa saja para pengelolanya, apa tugas dan fungsinya, serta program-program apa saja yang akan
dijalankan BPIW. Salah satunya melalui program Penyebarluasan Informasi Implementasi Keterpaduan
Infrastruktur Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
MAKSUD
Untuk meningkatkan pemahaman publik terhadap implementasi keterpaduan infrastruktur PUPR.
TUJUAN
1) Tersosialisasikannya kebijakan keterpaduan infrastruktur melalui dialog interaktif di Radio dan Televisi
serta penayangan advertorial di media cetak.
2) Meningkatkan upaya penyebarluasan informasi secara lebih cepat, akurat, dan informatif kepada
masyarakat luas melalui media massa, elektronik maupun media cetak.
3) Mendapatkan publikasi yang berkesinambungan untuk peningkatan citra BPIW Kementerian PUPR.
4) Menginformasikan isu dan masalah aktual melalui kerjasama dengan media massa terkait
keterpaduan pembangunan infrastruktur.
5) Meningkatkan pemahaman terhadap kebijakan dan kegiatan serta proses pelaksanaan keterpaduan
pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
6) Meningkatkan hubungan kemitraan dengan kelompok media elektronik.
7) Memperoleh umpab balik (feedback) dari masyarakat
8) Meningkatkan peran kemitraan dan komunikasi publik BPIW Kementerian PUPR untuk menjadin
pusat pelayanan berita (news service presenter) bidang keterpaduan pembangunan infrastruktur.
SASARAN
Sasaran adalah tersebarnya informasi kegiatan dan kebijakan BPIW Kementerian PUPR tentang
keterpaduan infrastruktur di media massa yang diharapkan dapat mendorong timbulnya kesadaran dan
motivasi untuk peduli terhadap pengembangan wilayah disekitarnya.

448
LINGKUP KEGIATAN
• Talkshow • Media Online
I. Talkshow Metro TV I. Viva.co.id
Pemilihan talkshow pada Metro TV ini karena VIVA.co.id (sebelumnya bernama VIVAnews)
Metro TV merupakan televisi swasta berita adalah portal berita daring yang dikelola oleh PT.
nasional yang merupakan stasiun televisi dengan Viva Media Baru, anak perusahaan PT Visi Media
orientasi menjadikan berita sebagai sajian Asia Tbk yang juga mengelola bisnis penyiaran
utamanya, yang mana jaringan siarannya sudah (antv, tvOne, Sport One, viva+). Situs berita ini
bersifat nasional. Dengan tagline “knowledge to diluncurkan pada 2008. Selain memberikan jasa
elevate” Metro TV mempunyai visi menjadi pemberitaan yang dilaporkan oleh wartawan
sebuah stasiun televisi yang berbeda di yang bekerja di vivanews, situs ini juga
Indonesia. menerima informasi dari pembaca VIVAnews
II. Talkshow RRI yang berminat melaporkan berita yang mereka
TVRI merupakan lembaga penyiaran pemerintah anggap penting melalui fitur U-Report. Situs ini
untuk menyampaikan informasi berita untuk juga dibuat untuk dapat diakses melalui telepon
kepentingan negara. Berdasarkan pada PP RI No. seluler, komputer tablet, dan PDA. Talkshow RRI
13 tahun 2005 bahwa tugas dari TVRI adalah
II. Kompos.com
memberikan pelayanan informasi, pendidikan
Kompas.com dimulai pada tahun 1995 dengan
dan hiburan yang sehat, control dan perekat
nama Kompas Online. Kompas Online pada
sosial serta melestarikan budaya bangsa untuk
awalnya hanya berperan sebagai edisi internet
kepentingan seluruh masyarakat. Dengan tagline
dari Harian Kompas. Kemudian tahun 1998
“saluran pemersatu bangsa” memiliki jangkauan
Kompas Online bertransformasi menjadi
yang mencapai seluruh wilayah Negara Kesatuan
Kompas.com dengan berfokus pada
Republik Indonesia. Sebagai stasiun televisi
pengembangan isi, desain, dan strategi
pertama di negeri ini, TVRI telah melalui
pemasaran yang baru. Kompas.com pun
perjalanan panjang dan mempunyai peran
memulai langkahnya sebagai portal berita
strategis dalam perjuangan dan perjalanan
terpercaya di Indonesia.
kehidupan bangsa.

449
• Advetorial III. Investor
I. Globe Asia Investor merupakan majalah bisnis khususnya
Sebuah majalah bisnis Indonesia yang mengulas tentang pasar modal, emiten dan
diterbitkan dalam bahasa Inggris. Majalah ini investasi, Majalah Investor merupakan grup dari
mempunyai pangsa pasar dari kalangan pebisnis, Koran Investor Daily, Beritasatu, news channel.
baik di Indonesia maupun di negara-negara Asia. Dengan target pembacanya adalah para
Globe Media Group yang menaungi majalah ini eksekutif, CEO perusahaan, investor-investor
merupakan perusahaan media yang tumbuh dan para pembuat keputusan.
paling cepat di Indonesia. Bersama saudaranya
The Jakarta Globe, majalah Globe Asia telah • Penulisan Opini
meraih lebih dari 150.000 pembaca Kegiatan publikasi melalui penulisan opini di
berpenghasilan tinggi. media massa dengan tujuan membangun
II. Kompas publikasi positif dari pihak ketiga (third party)
Saat ini, Harian Kompas Cetak (bukan versi tentang BPIW Kementerian PUPR. Kegiatan
digital) memiliki sirkulasi oplah rata-rata 500.000 penulisan opini akan dilakukan di media massa
eksemplar per hari, dengan rata-rata jumlah nasional seperti Suara Pembaruan, Seputar
pembaca mencapai 1.850.000 orang per hari Indonesia (Koran SINDO), Investor Daily dan
yang terdistribusi ke seluruh wilayah Indonesia. Republika.II.
Kompas tidak hanya merupakan koran dengan
oplah (sirkulasi) terbesar di Indonesia, tetapi • Produksi ILM, Filler, dan Viedo Profile
juga di Asia Tenggara. Berdasarkan hasil survey I. Produksi dan Penayangan Iklan Layanan
pembaca, profil pembaca Koran Kompas Masyarakat (ILM)
mayoritas berasal dari kalangan (Strata Ekonomi II. Produksi dan Penayangan News Filler
dan Sosial) menengah ke atas (SES AB) yang III. Produksi dan Penayangan Video Profile
tercermin dari latar belakang pendidikan dan
kondisi keuangan.

450
451
452
Produk Layanan
Informasi

453
BAGIAN KEUANGAN DAN
UMUM

454
BIMBINGAN TEKNIS
TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BPIW
LATAR BELAKANG administrasi perkantoran dan sebagian masih
menggunakan sistem manual. TNDE adalah bagian
Tata naskah dinas sebagai kebutuhan yang sangat dari upaya pemerintah, khsususnya Kementrian
penting bagi setiap organisasi, baik pemerintah Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, untuk
maupun swasta. Pembaharuan di bidang teknologi penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (Good
informasi memberi pengaruh besar terhadap Governance) dan pengembangan kepemerintahan
kegiatan perkantoran. Setiap organisasi pada saat berbasis elektronik (e-Government).
ini dapat melakukan komunikasi dengan sarana dan Saat ini administrasi tata persuratan di lingkungan
prasarana yang lebih cepat, bahkan kemajuan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah masih
teknologi komunikasi dan informasi telah banyak ditemukan yang belum mengikuti ketentuan
menembus batas-batas negara sehingga dan peraturan perundangan yang berlaku, baik
memudahkan terjadinya transaksi lintas negara. dalam hal penomoran (kodifikasi), pengiriman,
Komunikasi dilakukan melalui proses baik yang maupun pengarsipan surat. Hal ini terjadi karena
secara internal maupun eksternal. Penulisan surat petugas yang menangani tata naskah dinas belum
pada organisasi merupakan bagian dari tata naskah sepenuhnya memahami peraturan tata persuratan
dinas di lingkungan organisasi swasta merupakan yang berlaku di Kementerian Pekerjaan Umum dan
kegiatan korespondensi, banyak ditemukan Perumahan Rakyat
kejanggalan antara lain dari segi bentuk format
surat tidak mengacu pada standar yang ada dan
kemungkinan tidak adanya keseragaman dalam
pembuatannya.
Tata Naskah Dinas Elektronis pada instansi
pemerintah sekarang ini menuntut untuk
menggunakan teknologi modern. Sekarang ini
seluruh instansi pemerintah telah dan
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) sebagai pendukung dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi (Tupoksi). Namun dalam
perjalanan dan perkembangannya, TIK belum
dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan

455
MAKSUD
Maksud dari diadakannya kegiatan ini adalah untuk DOKUMENTASI KEGIATAN
meningkatkan pengetahuan serta wawasan
terutama bagi Pejabat Eselon IV serta staff di BIMBINGAN TEKNIS TATA NASKAH
lingkungan Badan Pengembangan Infrastruktur DINAS ELEKTRONIK BPIW
Wilayah dalam hal pembuatan naskah dinas,
sebagai ujung tombak penciptaan naskah dinas.
TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan
keteraturan dan keseragaman dalam pengelolaan
administrasi perkantoran dalam mendukung tujuan
organisasi.
OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan
ini adalah laporan pelaksanaan kegiatan bimbingan
teknis tata naskah dinas elektronis di lingkungan
BPIW.

456
BIMBINGAN TEKNIS
KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN BPIW

MAKSUD
Maksud dari kegiatan Bimbingan Teknis Keprotokolan ini
adalah untuk menyiapkan pegawai atau SDM yang kompeten
sebagai protokoler profesional yang bertugas menangani
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan,
pengkoordinasian dan pengambilan keputusan dalam kegiatan
resmi maupun non resmi yang diadakan di lingkungan
Kementerian PUPR khususnya di lingkungan BPIW.
TUJUAN
Tujuan diadakannya kegiatan Bimbingan Teknis Keprotokolan
di lingkungan BPIW adalah peningkatan kualitas pelayanan
dalam penyelenggaraan kegiatan secara profesional di
lingkungan Kementerian PUPR khususnya di lingkungan BPIW.

OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
laporan pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis keprotokolan
di lingkungan BPIW.

457
Tata Persuratan dan kearsipan yang dilaksanakan
dengan baik dan benar, akan membantu siklus hidupnya
PEMBINAAN
di kemudian hari sebagai arsip sehingga penataannya KEARSIPAN DI LINGKUNGAN
serta penemuan kembali arsip tersebut dapat dilakukan
dengan mudah. Dalam masalah administrasi BPIW
perkantoran dibutuhkan keseragaman dalam
pengelolaannya terutama masalah persuratan dan
kearsipan. Hal ini
dikarenakan telah tersedianya peraturan atau pedoman
yang mengatur mengenai tata persuratan dan
kearsipan. Keseragaman pemahaman dibutuhkan agar
tercipta efektivitas dalam pekerjaan, terutama
pekerjaan yang melibatkan antara pusat dengan daerah.
Sehingga kesalahan dalam pengelolaan tata persuratan
serta kearsipan dapat dihindari.
MAKSUD
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan
pengetahuan dan wawasan mengenai tata persuratan
dan pengelolaan kearsipan di Lingkungan Badan
Pengembanagan Infrastruktur Wilayah
TUJUAN
Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
teknis Sumber Daya Manusia (SDM) tentang tata
Kearsipan dan Persuratan khususnya para pegawai yang
ada di lingkungan Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah
OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini
adalah laporan pelaksanaan kegiatan pembinaan
kearsipan di lingkungan BPIW.

458
RANCANGAN
MANAJEMEN PERKANTORAN
ELEKTRONIS DI LINGKUNGAN BPIW
LATAR BELAKANG persuratan atau pedoman yang mengatur mengenai
tata persuratan dan kearsipan. Keseragaman
pemahaman dibutuhkan agar tercipta efektifitas
Dalam rangka mendukung pembaharuan dan dalam pekerjaan, terutama pekerjaan yang
perubahan terhadap sistem penyelenggaan melibatkan antara pusat dan daerah. Sehingga
pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kesalahan dalam tata persuratan serta kearsipan
kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business dapat dihindari.
process) dan Sumber Daya Manusia, diperlukan
manajemen perkantoran yang baik dalam Reformasi di bidang teknologi informasi memberikan
melaksanakan tugas dan fungsi sehari-hari. Manajemen manfaat dalam sistem perkantoran, Terutama dalam
perkantoran merupakan rangkaian aktifitas kaitannya dengan peran aparatur Negara sebagai
perencanaan, organisasi, mengarahkan, mengawasi, salah satu unsur penyelenggaraan Negara yang tidak
dan mengendalikan hingga penyelengaraan terhadap luput dari tuntutan untuk melakukan berbagai
suatu ahl agar dapat berjalan tertib. Manajemen perubahan. Rancangan pemanfaatan sistem
perkantoran ini mengatur mengenai persuratan dan perkantoran menyebabkan suatu instansi untuk dapat
kearsipan, permasalahan sumber daya manusia seperti melaksanakan kegiatan administrasi dengan lebih
motivasi, sikap, dan etika yang baik dalam bekerja. mudah, cepat, transparan, tertib, terpadu, produktif,
Dukungan dari beberapa hal tersebut di atas, sangat akurat, aman dan efisien terutama bagi kegiatan
berperan dalam mendukung terciptanya budaya kerja pemerintah yang berperan sebagai fasilitator utama
yang positif dan baik bagi instansi. untuk melancarkan dan mendukung semua kegiatan
antara instansi pemerintah dan masyarakat.
Permasalahan administrasi perkantoran seringkali
terjadi sehingga menyebabkan pelaksanaan kegiatan Mengingat pentingnya permasalahan dalam
menjadi tidak terlaksana dengan baik dan lancar. Hal ini manajemen perkantoran, maka sebagai unit kerja
disebabkan kurangnya minat pegawai untuk yang baru Badan Pengembangan Infrastruktur
mengetahui secara dalam dan pentingnya pengelolaan Wilayah merasa perlu untuk mengadakan kegiatan
administrasi perkantoran, serta kurangnya wadah yang Penyusunan Rancangan Manajemen Perkantoran
dapat meningkatkan motivasi, sikap dan etika dalam Elektronis.
bekerja. Dalam pengelolaan administrasi perkantoran,
dibutuhkan pemahaman mengenai keseragaman dalam
mengatur

459
DOKUMENTASI KEGIATAN MANAJEMEN
PERKANTORAN ELEKTRONIS

MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah menyiapkan sistem
penyelenggaraan pemerintah sebagai pendukung
kinerja organisasi Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah.

TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan
sistem kerja yang efisien dan efektif melalui penerapan
sistem manajemen perkantoran elektronis.

OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini
adalah
• Sistem manajemen perkantoran elektronis di BPIW;
• Laporan pelaksanaan kegiatan penyusunan
rancangan manajemen perkantoran elektronis.

460
PELATIHAN
SIMAK DAN BMN
LATAR BELAKANG adminsitratif, dibutuhkan sistem penatausahaan
yang dapat menciptakan pengendalian (controlling)
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014 tentang atas BMN. Selain berfungsi sebagai alat kontrol,
Pengelolaan Barang Milik Negara. Pengelolaan BMN sistem penatausahaan tersebut juga harus dapat
dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, memenuhi kebutruhan manajemen pemerintah di
kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, dalam pengadaan, pengembangan, pemeliharaan,
efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai. Adapun maupun penghapusan.
pengelolaan BMN yang meliputi perencanaan Pembinaan BMN dalam bentuk pemberian
kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, Pelatihan SIMAK bagi para pejabat / petugas BMN
penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pada Satuan Kerja Sekretariat Badan
pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindah Pengembangan Wilayah Infrastruktur yang juga
tanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dilaksanakan untuk menciptakan sinergi atau
dan pengendalian. rekonsiliasi antara pelaksanaan penatausahaan
Pertanggungjawaban atas BMN kemudian menjadi BMN sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
semakin penting ketika pemerintah wajib No. 171/ PMK. 05/ 2007 tentang sistem Akuntansi
menyampaikan pertanggungjawaban atas dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
pelaksanaan APBN dalam bentuk laporan keuangan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/ PMK/
yang disusun melalui suatu proses akuntansi atas 2007 tentang Sistem Akuntansi Barang Milik Negara
transaksi keuangan, aset, hutang, ekuitas dana, disebutkan bahwa setiap Kementerian / Lembaga
pendapatan dan belanja, termasuk transaksi wajib menyelenggarakan Sistem Akuntansi Instansi
pembiayaan dan perhitungan. Informasi BMN (SAI) untuk menghasilkan laporan keuangan.
memberi sumbangan yang signifikan di dalam Dalam penyusunan Laporan BMN di lingkungan
laporan keuangan (neraca) yaitu berkaitan dengan BPIW masih belum terlaksana dengan baik dan
pos-pos persediaan, aset tetap, maupun aset lancar. Oleh karena itu Sekretariat Badan Badan
lainnya. Pengembangan Infrastruktur Wilayah memiliki
Pemerintah wajib melakukan pengamanan agenda untuk mengadakan Pelaksanaan Pelatihan
terhadap BMN. Pengamanan tersebut meliputi SIMAK-BMN Satuan Kerja Sekretariat Badan
pengamanan fisik, pengamanan administrastif, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah untuk
pengamanan hukum. Dalam rangka pengamanan meminimalisir kesalahan penggunaan dan
pengoperasian.

461
PELATIHAN
SIMAK DAN BMN

MAKSUD
Maksud dari kegiatan Pelaksanaan Pelatihan SIMAK-
BMN ini adalah untuk menyiapkan pegawai atau SDM
yang kompeten, profesional yang bertugas menangani
pengelolaan dan aplikasi SIMAK-BMN khususnya pada
Satuan Kerja Sekretariat Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah.
TUJUAN
Tujuan diadakannya kegiatan ini pada Satuan Kerja
Sekretariat Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah adalah terwujudnya tertib administrasi
pengelolaan Barang Milik Negara dan terwujudnya
laporan BMN yang baik dan akuntabel.
OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiata ini
adalah laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan SIMAK
BMN.

462
PELATIHAN
APLIKASI PERSEDIAAN DI
LATAR BELAKANG LINGKUNGAN BPIW
Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 beserta
Sejalan dengan perwujudan pencapaian tujuan perubahannya dan Instruksi Menteri Pekerjaan
negara, maka kesadaran akan akuntabilitas publik Umum Nomor 05/IN/M/2011 tentang Pengamanan
dan tuntutan terhadap transparansi semakin dan Penatausahaan barang persediaan di
ditingkatkan. Dengan adanya laporan akuntansi lingkungan kementerian Pekerjaan Umum.
instansi yang tepat mutu dan tepat waktu yang Kedepannya kami sedang merancang sebuah
dikeluarkan oleh sebuah instansi/ lembaga mekanisme reward dan punishment bagi ketaatan/
pemerintah menjadi sebuah kewajiban bagi ketidaktaatan Satuan Kerja dalam mengirimkan
instansi/ lembaga pemerintahan tersebut untuk Laporan Keuangan, Laporan BMN, dan Laporan
membuatnya. Tuntutan akan akuntabilitas publik Persediaan.
tadi akhirnya berimbas pada diperlukannya sebuah
tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang Sebagai aparat satuan kerja yang bertanggung
baik dalam satu negara, yang akhirnya merupakan jawab dalam pelaporan barang persediaan, sistem
suatu kebutuhan yang tak terelakkan. akuntansi dan pelaporan keuangan, dalam
menjalankan tugasnya, hendaknya selalu
Untuk mencapai sebuah prestasi atas pelaporan berpedoman dengan prosedur peraturan dan
persediaan sebagai yang terbaik diantara ketentuan yang berlaku mengenai persediaan yaitu
Satminkal-Satminkal lainnya, Sekretariat Badan Instruksi Menteri Pekerjaan Umum Nomor
Pengembangan Infrastruktur Wilayah ingin 05/IN/M/2011 agar menghasilkan output dan
menunjukan progres yang signifikan melalui outcome yang diharapkan.
pelaporan keuangan Satker yang setiap bulannya
akan dipantau melalui Penilaian Kepatuhan dan Pelatihan Aplikasi Persediaan merupakan salah satu
Ketepatan Penyampaian Laporan Keuangan dan upaya dari Sekretariat Badan Pengembangan
Laporan BMN Satker yang didalamnya terdapat Infrastruktur Wilayah, untuk memberikan
Laporan Persediaan. pembinaan kepada Bapak/Ibu sekalian petugas
persediaan di Lingkungan Badan Pengembangan
Penilaian Kepatuhan Dan Ketepatan Penyampaian Infrastruktur Wilayah.
Laporan Keuangan dan Laporan BMN Satker
tersebut diadakan dalam rangka menjalankan
amanat Undang-Undang dan peraturan lainnya
yang mengikat, khususnya Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Peraturan Menteri

463
PELATIHAN
APLIKASI PERSEDIAAN DI
LINGKUNGAN BPIW

MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini untuk meningkatkan kompetensi
sumber daya manusia di bidang administrasi Persediaan
khususnya para petugas pengelola Persediaan yang
mencakup petugas penerima barang, petugas gudang dan
petugas persediaan di lingkungan Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah.
TUJUAN
Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kompetensi sumber daya manusia di bidang administrasi
Persediaan khususnya para petugas pengelola Persediaan
yang mencakup petugas penerima barang, petugas gudang
dan petugas persediaan di lingkungan Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah.
OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini
adalah:
a. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Aplikasi
Persediaan di Lingkungan Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah
b. Terlaksananya Kegiatan Pelatihan Aplikasi Persediaan di
Lingkungan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
dalam rangka implementasi kinerja pengelolaan
Administrasi Persediaan di lingkungan Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah.

464
BIMBINGAN TEKNIS
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA DI
LINGKUNGAN BPIW
LATAR BELAKANG Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat memiliki Kebijakan pengelolaan Barang Milik
Pada masa sekarang, Pengelolaan Barang Milik Negara yang meliputi : Penerapan aplikasi SIMAK-
Negara/Daerah semakin berkembang dan komplek BMN secara menyeluruh dan konsisten sesuai
sehingga perlu dikelola secara optimal. Oleh karena dengan kaidah-kaidah yang diamanatkan PMK
itu Pengelolaan BMN/D dilaksanakan berdasarkan 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan
azas fungsional, kepastian hukum, transparansi, Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Penuntasan
efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai. penyelesaian pelaksanaan Inventarisasi dan
Pengelolaan BMN itu sendiri meliputi perencanaan Penilaian (IP) sesuai dengan Keputusan Presiden
kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, Nomor 17 tahun 2007, pengamanan aset tanah
penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
pemeliharaan, penilaian, penghapusan, Rakyat, Perkuatan hak dan sertifikasi tanah
pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
pengawasan dan pengendalian. Rakyat, Tertib pemanfaatan sesuai dengan
prosedur yang dituangkan dalam PMK
Tata Kelola Penyelenggaraan pemerintah yang baik 78/PMK.06/2014 tentang cara pemanfaatan Barang
dalam satu negara merupakan suatu kebutuhan Milik Negara.
yang tidak terelakkan. Pada dasarnya
penyelenggaraan negara wajib menyampaikan Sekretariat Badan Pengembangan Infrastruktur
pertanggungjawaban kepada masyarakat berupa Wilayah sebagai Unit akuntansi pembantu
akuntabilitas keuangan dan akuntabilitas kinerja. pengguna anggaran / barang- eselon I (UAPPA/B-EI)
Dengan pola pertanggungjawaban yang demikian melakukan kegiatan fasilitasi penyusunan laporan
pemerintah dituntut untuk keuangan satuan kerja pusat. Dalam penyusunan
mempertanggungjawabkan uang dan laporan keuangan ini masih belum terlaksanan
mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang dengan baik dan lancar, disebabkan petugas
dicapainya. pengelola BMN belum sepenuhnya memahami
mengenai BMN dan belum terampil dalam
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. mengoperasikan Aplikasi yang terkait dengan BMN
171/PMK.05/2007 tentang Sistem akuntasi dan yaitu aplikasi SIMAK-BMN dan aplikasi Persediaan,
laporan Keuangan Pemerintah Pusat bahwa setiap kurangnya minat pegawai untuk menekuni aplikasi
Kementerian Negara/Lembaga wajib tersebut, adanya pergantian personel, karena
menyelenggarakan SAI (Sistem Keuangan Instansi) adanya perubahan struktur organisasi.
untuk menghasilkan Laporan Keuangan. SAI terdiri
dari terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK)
dan SIMAK-BMN terdiri dari neraca, laporan BMN,
dan laporan Persediaan.
465
DOKUMENTASI KEGIATAN
PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS
PENGELOLAAN BMN DI
LINGKUNGAN BPIW
MAKSUD
Maksud dari kegiatan Pelaksanaan Bimbingan
Teknis Pengelolaan Barang Milik Negara ini adalah
untuk menyiapkan pegawai atau SDM yang
profesional yang bertugas menangani pengelolaan
BMN.
TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah terwujudnya tertib
administrasi pengelolaan Barang Milik Negara dan
terwujudnya laporan BMN yang baik dan akuntabel
OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan
pekerjaan ini adalah:
a. Laporan Pelaksanaan Bimbingan Teknis
Pengelolaan BMN
b. Terlaksananya Bimbingan Teknis Pengelolaan
BMN dalam rangka penerapan implementasi
kinerja pengelola aplikasi penerimaan BMN;

466
PENYUSUNAN
JUKLAK ADMINISTRASI KEUANGAN DAN
PENGELOLAAN BMN

MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk dapat melakukan proses
tertib administrasi keuangan sehingga dapat meminimalisasi
permasalahan di dalam pengelolaan keuangan dan BMN Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah.

TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk dapat mewujudkan
pengelolaan administrasi keuangan dan BMN yang baik sehingga
dapat mendukung kinerja pejabat inti satker di lingkungan Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah

OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
Laporan Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Keuangan dan
Pegelolaan BMN.

467
PELATIHAN
PEJABAT INTI SATKER DI
LINGKUNGAN BPIW

MAKSUD
Maksud dari kegiatan Workshop
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara ini adalah
melaksanakan pembinaan terhadap para Pejabat
Inti Satker untuk membantu pelaksanaan kegiatan
pada masing-masing Satker di lingkungan Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah.

TUJUAN
Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan para
Pejabat Inti Satker dalam melaksanakan
pengendalian proyek sesuai dengan persyaratan
administrasi dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan
pekerjaan ini adalah laporan Pelaksanaan Pelatihan
Pejabat Inti Satker

468
KONSOLIDASI
PERCEPATAN LIKUIDASISATUAN KERJA DI
LINGKUNGAN EKS DIREKTORAT JENDERAL
PENATAAN RUANG
Dalam rangka memastikan bahwa pelaksanaan
likuidasi diselenggarakan seara tertib dan akuntabel
LATAR BELAKANG guna menghasilkan Laporan Keuangan Likuidasi yang
sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan serta untuk
Sehubungan dengan Peraturan Presiden Nomor 15 mengamankan aset milik pemerintah, perlu dilakukan
tahun 2015 tentang pengaturan langkah-langkah pelaksanaan satker di
Lingkungan Kementrian Pekerjaan Umum dan
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Perumahan Rakyat, khususnya Satker yang
dan UU Nomer 3 Tahun 2015 Tentang Perubahan UU 27 Terlikuidasi dengan mengacu pada Peraturan Menteri
Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Keuangan Nomor PMK 272/PMK.05/2014 tentang
Negara Tahun Anggaran 2015 terjadi perubahan Pelaksanaan Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas
struktur organisasi termasuk satker yang semula berasal
Pelaporan pada Kementrian/Lembaga.
dari Bagian Anggaran 91 (Kementrian Perumahan
Rakyat) dan Bagian Anggaran 33 (Kementrian Pekerjaan
Umum) yang diintegrasikan dalam satu bagian
Untuk meningkatkan akuntabilitas dan kelancaran
Anggaran 33 (Kementrian Pekerjaan Umum dan proses penyusunan Laporan Likuidasi maka setiap
Perumahan Rakyat). Kepala Satuan Kerja, PPK, Petugas Keuangan dan
Petugas BMN Satuan Kerja Pusat Eks. Direktorat
Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan
Dengan dihapuskannya Bagian Anggaran 91, maka Umum untuk mengikuti Konsolidasi Percepatan
Seluruh Satker di lingkungan Kementrian Perumahan Likuidasi Satuan Kerja Pusat di Lingkungan Eks.
Rakyat mengalami likuidasi baik di tingkat entitas Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementerian
akuntansi maupun entitas pelaporan. Sebagai Pekerjaan Umum
konsekuensi dari adanya restrukturisasi organisasi
tersebut, telah ditetapkan penggabungan, penghentian,
termasuk pembentukan beberapa satker baru serta
perubahan sebagian kode dan nomenklatur satker.
Khusus untuk satker yang mengalami penggabungan
maupun penghentian operasi wajib melakukan
penyusunan Laporan Keuangan Penutup, Laporan
Keuangan Likuidasi, serta Laporan Kinerja.

469
DOKUMENTASI KEGIATAN KONSOLIDASI
PERCEPATAN LIKUIDASI SATUAN KERJA
PUSAT DI LINGKUNGAN DIRJEN EKS
PENATAAN RUANG
MAKSUD
Maksud diadakannya kegiatan ini adalah
melaksanakan Konsolidasi Percepatan Likuidasi
Satuan Kerja Pusat di Lingkungan Eks. Direktorat
Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan
Umum.

TUJUAN
Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk
mempercepat proses Likuidasi Satuan Kerja Pusat
di Lingkungan Eks. Direktorat Jenderal Penataan
Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum.
OUTPUT
Keluaran dari kegiatan ini adalah Laporan Kegiatan
Konsolidasi Percepatan Likuidasi Satuan Kerja Pusat
di Lingkungan Eks. Direktorat Jenderal Penataan
Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum

470
PELATIHAN
SISTEM AKUTANSI INSTANSI
BERBASIS AKRUAL DI LINGKUNGAN
BPIW
MAKSUD
Maksud diadakannya kegiatan ini adalah untuk meningkakan
pemahaman dan kemampuan dalam mengguanakan Sistem
Akutansi Berasis Aktual (SAIBA) guna menghasilkan laporan
keuangan yang tertib dan akutanbel di lingkungan BPIW

TUJUAN
Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk memberikan
pembekalan, meningkatkan pengetahuan, keahlian,
keterampilan dan menambah wawasan yang komprehensif
untuk melaksanakan tugas penyusunan laporan keuangan
pemerintah pusat menggunakan basis aktual sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku

OUTPUT
Keluaran dari kegiatan ini adalah Laporan Kegiatan Pelatihan
Sistem Akutansi Berbasis Akrual (SAIBA) di lingkungan BPIW

471
PENYIAPAN
SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAN
BMN DI LINGKUNGAN BPIW
LATAR BELAKANG Sebagai unit kerja yang baru, maka Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah perlu untuk
menyiapkan lebih lanjut dalam hal pengembangan
Berdasarkan UU no 17 Tahun 2003 tentang Keuangan sistem informasi tersebut. Oleh karena itu pada
Negara menyatakan bahwa setiap Kementerian tahun 2015, Badan Pengembangan Infrastruktur
Negara/Lembaga wajib menyelenggarkan Sistem Wilayah menyiapkan kegiatan Penyiapan Sistem
Akuntansi Instansi (SAI) untuk menghasilkan laporan Informasi Keuangan dan BMN dalam rangka
keuangan. SAI terdiri dari SAK dan SIMAK-BMN. Untuk meningkatkan kualitas penyusunan laporan
melaksanakan SAI tersebut, Kementerian keuangan dan BMN
Negara/Lembaga wajib membentuk Unit Akuntansi.
Penyelenggaraan administrasi keuangan selama ini
meliputi penyusunan laporan keuangan dan BMN, serta MAKSUD
penyelenggaraan administrasi keuangan lainnya yang
yang masih bisa ditingkatkan dalam hal sistematika Maksud dari kegiatan ini adalah menyiapkan sistem
pengerjaan, keterpaduan pengerjaan, dan komunikasi informasi keuangan dan BMN BPIW berbasis web
petugas antar Satuan Kerja.
Oleh karena itu, sebuah sistem informasi yang bisa TUJUAN
menjembatani isu-isu diatas merupakan suatu
kebutuhan yang harus dikembangkan. Melalui Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
pengembangan sistem informasi tersebut diharapkan akuntabilitas laporan keuangan BPIW
adanya peningkatan kualitas administrasi keuangan dan
koordinasi petugas antar Satuan Kerja. Selain itu, juga OUTPUT
akan dikembangkan aplikasi pembuatan setoran pajak Keluaran dari kegiatan ini adalah Laporan penyiapan
dan surat perintah perjalanan dinas, dengan tujuan sistem informasi keuangan dan BMN berbasis web
untuk membantu petugas Satker dalam menyiapkan
serta sistem yang terintegrasikan dengan aplikasi
administrasi pertanggungjawaban.
pembuatan setoran pajak dan surat perintah
perjalanan dinas

472
5
CAPAIAN KINERJA BADAN
PENGEMBANGAN
INFRATSRUKTUR
WILAYAH TAHUN 2015
473
473
5.1
CAPAIAN KINERJA TA 2015
Tabel 4.1 Realisasi Sasaran Strategis BPIW

KODE Sasaran Strategis KODE Indikator Kinerja Utama Target Realisasi

SS-1 Meningkatnya IP1-* Tingkat keterpaduan infrastruktur


keterpaduan infrastruktur 78% 78,68%
PUPR dalam kawasan
PUPR dengan
pengembangan Kawasan Tingkat keterpaduan infrastruktur
Strategis baik di PUPR antar kawasan di dalam 78% 78,44%
perkotaan, kluster industri WPS
maupun perdesaan Tingkat keterpaduan infrastruktur
76% 76,38%
PUPR antar WPS
SS-2 Meningkatnya IP2-* Tingkat keterpaduan
keterpaduan perencanaan dengan
perencanaan dan
pemrograman infrastruktur pelaksanaan (deviasi) dalam
PUPR dengan kawasan, antar kawasan dan 80% 80,3%
pengembangan Kawasan antar WPS
Strategis baik di
perkotaan, kluster industri
maupun perdesaan
Tingkat sinkronisasi program
(waktu, fungsi, lokasi, besaran)
79% 80,27%
disparitas kebutuhan dengan
pemrograman

Secara umum target Indikator Kinerja Utama BPIW Tahun 2015 sebagaimana tertuang dalam dokumen
Perjanjian Kinerja dan Rencana Kerja Tahunan telah tercapai dengan baik walaupun masih ada catatan pada
indikator-indikator Kinerja Utama yang pengukuran capaiannya belum memasukkan seluruh sub
parameter/kriteria pada parameter-parameter penilaian dikarenakan BPIW baru mulai terbentuk pada
tahun 2015. Ke 5 Indikator Kinerja Utama berstatus "hijau" (realisasi memenuhi setidaknya 100% dari
target yang ditetapkan dengan catatan)

474
5.2
KENDALA DAN PERMASALAHAN PELAKSANAAN
KEGIATAN BADAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH TA.2015
Sebagai sebuah organisasi baru dan memegang Permasalahan lain yang dihadapi adalah pada
peranan strategis (peranan penting) dalam aspek SDM, yaitu : Jumlah, kualitas, komposisi
Kementerian PUPR, BPIW menghadapi dan distribusi Pegawai belum sesuai dengan
tantangan yang sangat utama yaitu kebutuhan riil organisasi; penentuan jumlah,
pembangunan pondasi melalui penjabaran komposisi dan distribusi telah melalui analisis
peran dan kontribusi masing-masing Eselon II jabatan serta distribusi belum sepenuhnya
yang selanjutnya diturunkan ke tingkatan menggunakan penghitungan beban kerja;
Eselon III dan IV hingga level terkecil individu
terhadap outcome/hasil BPIW. Permasalahan berikutnya terkait dengan
terlambatnya pelaksanaan pelelangan yang
Permaslahan terlambatnya proses pelaksanaan berimbas terhadap terlambatnya juga
kegiatan di tahun 2015 karena hanya terdapat pelaksanaan paket kegiatan kontraktual. Hal ini
waktu efektif selama 5 bulan untuk menyebabkan realisasi anggaran yang
melaksanakan program-program kegiatan yang seharusnya sudah dapat besar di awal melalui
sudah didesain untuk dikerjakan selama satu penarikan uang muka menjadi terhambat dan
tahun anggaran. Oleh karena itu banyak pada akhirnya uang muka paket kegiatan
kegiatan yang terhambat dan bahkan tidak kontraktual tidak dapat ditarik. Terhambatnya
dapat dilaksanakan. kegiatan di Tahun 2015 juga disebabkan oleh
terlambatnya penetapan Pejabat Inti Satker,
Kurang detailnya KAK kegiatan Swakelola
maupun kontraktual, serta kondisi sarana dan
prasarana yang kurang memadai sehingga
pelaksanaan kegiatan belum dapat berjalan
dengan efektif.

475
Selain itu permasalahan terbesar dalam pencapaian
target realisasi anggaran kegiatan adalah belum
adanya keputusan mengenai pembentukan Balai
Keterpaduan Infrastruktur PUPR. Hal ini
menyebabkan anggaran Balai tidak dapat
termanfaatkan sebesar 46,10% dari anggaran Pusat
Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan
Infrastruktur PUPR. Saat ini belum ada NSPK atau
pedoman teknis mengenai output dan outcome yang
harus di jawab oleh kegiatan kontraktual dan
swakelola yang ada serta belum adanya Standar
Operasional Prosedur maupun Manual Mutu.

Di Tahun 2015 terdapat dana cadangan yang tidak bisa


di manfaatkan sebesar Rp 3,75 M dikarenakan sudah
melewati batas waktu April 2015 untuk mengajukan
usulan pemanfaatan dana cadangan. Permasalahan
lainnya yang ditemui yaitu dana kontraktual termin ke-3
baru akan terserap pada bulan Desember. Gaji dan
tunjangan yang masih ditanggung oleh Sekjen dan
pemindahan pembayaran gaji juga baru terlaksana pada
bulan September 2015 sehingga meyebabkan gaji yang
baru terserap sebesar 5,6 M dari alokasi sebesar 38,9
M. Sedangkan sisa dana sebesar 12,3 M pada belanja
mengikat dialokasikan untuk pembayaran gaji non NPS,
pengelolaan gedung, perawatan perangkat pengolah
data, perawatan kendaraan operasional, sewa gedung
dan kendaraan operasional balai.

476
6
PENUTUP

477
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan BPIW di Tahun 2016 yang lebih baik, permasalahan-permasalahan yang
dihadapi BPIW diharapkan dapat menjadi evaluasi untuk dapat melakukan perencanaan yang lebih matang
sehingga permasalahan tersebut tidak kembali muncul di masa yang akan datang. Selain itu, dengan melihat
permasalahan yang dihadapi BPIW pada Tahun 2015, diharapkan pada Tahun 2016 BPIW telah memiliki struktur
organisasi, tupoksi, serta SDM yang sesuai kebutuhan. Selain itu, Balai Keterpaduan Infrastruktur juga diharapkan
dapat terbentuk pada Tahun Anggaran 2016 agar program yang telah direncanakan BPIW dapat berjalan secara
optimal.
Adapun beberapa hal yang harus dilaksanakan sebagai tindak lanjut permasalahan yang dihadapi BPIW di Tahun
Anggaran 2015 untuk dapat meningkatkan pencapaian realisasi target kegiatan antara lain pada aspek SDM adalah
pembenahan perencanaan Jumlah, kualitas, komposisi dan distribusi Pegawai yang sesuai dengan kebutuhan riil
organisasi; penajaman terhadap KAK Swakelola dan Kontraktual melalui diskusi yang intensif; revisi pelaksanaan
kegiatan swakelola sehingga skala kegiatan diperbesar untuk mengatasi bundling, waktu, serta energi yang
terbatas; serta meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi program maupun penjadwalan kegiatan si lingkungan
BPIW, pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi rencana program dan realisasi baik kegiatan kontraktual
maupun swakelola sesuai RMP dan RMK.
Demikian Buku Tahunan ini dibuat sebagai bentuk penyebarluasan informasi tentang kebijakan, program, dan
kegiatan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Tahun 2015 serta sebagai instrument monitoring kinerja
untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik di masa mendatang.

478
BADAN
PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR
WILAYAH

479
BUKU TAHUNAN
BADAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH 2015

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 480


BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

Anda mungkin juga menyukai