oleh:
dr. Erlinda Krida Ristanti
Pendamping:
dr. Mar’atus Sholikhah
Wates 6
Negeri Wates 6” telah disetujui guna melengkapi tugas Dokter Internsip Indonesia
Mengetahui
Pendamping Dokter Internsip
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik laporan ini. Adapun tujuan
dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Program
Dokter Internsip Indonesia di Puskesmas Wates, Kota Mojokerto.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang kepada:
1. drg. Citra Mayangsari, Kepala Puskesmas Wates Kota Mojokerto.
2. dr. Mar’atus Sholikhah, selaku pembimbing di Puskesmas Wates Kota Mojokerto.
3. Bapak Roib Fatkhur, selaku penanggung jawab program promkes di Puskesmas Wates Kota
Mojokerto.
4. Para pengajar dan staff Sekolah Dasar Negeri Wates 6
5. Semua rekan Dokter Internsip dan Staff Pegawai Puskesmas Wates Kota Mojokerto
periode Februari- Juni 2019 yang telah banyak membantu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat menjadi bahan
informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran, khususnya bidang
kesehatan masyarakat.
PENDAHULUAN
Mutu Sumber Daya Manusia ditentukan oleh faktor pembawaan dan faktor
lingkungan dimana dia berkembang, termasuk di sini adalah jenis dan tingkat pendidikan
yang diperolehnya. Pendidikan bukanlah semata-mata pemberian ilmu, tapi secara luas
pendidikan dimulai dari pembentukan kepribadian, watak, dan moral sampai pada
perkembangan faktor kognitif yang meliputi kepandaian, efektif, dan keterampilan. Oleh
karena itu, pendidikan seorang anak dimulai sejak di rumah, di dalam keluarga oleh
kedua orang tuanya dan seluruh anggota keluarganya sebelum ia mulai masuk sekolah.
secara formal dari pengajar atau pendidik. Sekolah adalah tempat sesudah keluarga
dimana anak akan memperoleh pendidikan. Oleh karena itu, sekolah merupakan lembaga
yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak dan menetukan mutu anak
Gangguan kesehatan jiwa bukan seperti penyakit lain yang bisa datang secara tiba-
tiba, tetapi lebih ke arah permasalah yang terakumulasi dan belum dapat diadaptasi atau
terpecahkan. Dengan demikian ada akibat pasti ada sebab yang melatar belakangi
timbulnya suatu gangguan. Pengetahuan dan pengalaman yang cukup dapat membantu
seseorang untuk menangkap adanya gejala-gejala tersebut. Semakin dini kita menemukan
adanya gangguan maka akan semakin mudah penanganannya. Dengan demikian deteksi
dini masalah kesehatan jiwa anak usia SD sangat membantu mencegah timbulnya
masalah yang lebih berat. Masalah kesehatan jiwa yang sifatnya ringan dapat dilakukan
penanganan di sekolah oleh guru atau kerjasama antara guru dan orang tua anak karena
penyebab permasalahan dapat berkaitan dengan masalah dalam keluarga yang tidak ingin
dibicarakan oleh orang tua, mungkin pula anaknya mempunyai masalah dengan teman.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur pada tahun 2012 melakukan
pemeriksaan terhadap 2.634 anak dari usia 0-72 bulan. Dari hasil pemeriksaan untuk
Dari penyimpangan perkembangan, 10% terkena motorik kasar (seperti berjalan, duduk),
30% motorik halus (seperti menulis, memegang), 44% bicara bahasa dan 16% sosialisasi
penyimpangan perkembangan masih cukup besar di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih
dan keterampilan orangtua yang masih kurang dalam hal pemantauan perkembangan
balitanya.
2. Tujuan Umum
3. Tujuan Khusus
Metode : Penyuluhan.
definisi anak usia sekolah 6-12 tahun, dan melakukan sesi tanya jawab pada peserta
tentang tugas perkembangan anak usia sekolah, penyimpangan perkembangan anak usia
sekolah, beserta solusi yag dapat dilakukan oleh keluarga dan sekolah bila terjadi
PELAKSANAAN
Pelaksanaan
Hasil Kegiatan
pertanyaan tentang kesehatan jiwa seperti penyimpangan perkembangan anak usia sekolah.
bergantung pada orang tua, dan menjalin hubungan dengan teman sebaya. Usia
kurikuler.
Memiliki hobi tertentu, misal naik sepeda, membaca buku cerita, atau
menggambar
Malas belajar
Suka membolos dari sekolah
5. Bagaimana tindakan keluarga bila terjadi penyimpangan pada anak usia sekolah?
yang wajar untuk mencapai pribadi yang sehat dan stabil menjaga agar tidak
orang lain, kooperatif, ramah kepada teman sebaya, dan santun kepada orang
dewasa.
KESIMPULAN
Kesimpulan
intervensi kegiatan Program Internsip Dokter Indonesia Puskesmas Wates Kota Mojokerto
berjalan dengan lancar, tanpa ada hambatan yang berarti. Para siswa mendengarkan dan
mengajukan pertaanya dengan baik pada saat penyuluhan. Diharapkan dari hasil penyuluhan
ini siswa – siswi Sekolah Dasar Negeri Wates 6 sadar akan menjaga kesehatan jiwanya, tidak
melakukan hal-hal yang menyimpang dan mampu menjalankan semua yang menjadi tugas
perkembangan anak usia sekolah semestinya serta diharapkan peran penting orang tua dan