Anda di halaman 1dari 14

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) dan

Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

F.1. UPAYA PROMOSI KESEHATAN


Penyuluhan Kesehatan Jiwa Anak Usia Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Wates 6

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh


Program Dokter Internsip Indonesia
Puskesmas Wates Mojokerto

oleh:
dr. Erlinda Krida Ristanti

Pendamping:
dr. Mar’atus Sholikhah

PUSKESMAS WATES MOJOKERTO


2019
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Erlinda Krida Ristanti

Judul : Penyuluhan Kesehatan Jiwa Anak Sekolah di Sekolah Dasar Negeri

Wates 6

Laporan “Melakukan Penyuluhan Kesehatan Jiwa Anak Sekolah di Sekolah Dasar

Negeri Wates 6” telah disetujui guna melengkapi tugas Dokter Internsip Indonesia

dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) dan Usaha Kesehatan

Masyarakat (UKM) di bidang Kesehatan Jiwa.

Mojokerto, 14 Maret 2019

Mengetahui
Pendamping Dokter Internsip

dr. Mar’atus Sholikhah


NIP. 198901042014032003
PRAKATA

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik laporan ini. Adapun tujuan
dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Program
Dokter Internsip Indonesia di Puskesmas Wates, Kota Mojokerto.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang kepada:
1. drg. Citra Mayangsari, Kepala Puskesmas Wates Kota Mojokerto.
2. dr. Mar’atus Sholikhah, selaku pembimbing di Puskesmas Wates Kota Mojokerto.
3. Bapak Roib Fatkhur, selaku penanggung jawab program promkes di Puskesmas Wates Kota
Mojokerto.
4. Para pengajar dan staff Sekolah Dasar Negeri Wates 6
5. Semua rekan Dokter Internsip dan Staff Pegawai Puskesmas Wates Kota Mojokerto
periode Februari- Juni 2019 yang telah banyak membantu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat menjadi bahan
informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran, khususnya bidang
kesehatan masyarakat.

Mojokerto, 14 Maret 2019


Dokter Internsip

dr. Erlinda Krida Ristanti


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Mutu Sumber Daya Manusia ditentukan oleh faktor pembawaan dan faktor

lingkungan dimana dia berkembang, termasuk di sini adalah jenis dan tingkat pendidikan

yang diperolehnya. Pendidikan bukanlah semata-mata pemberian ilmu, tapi secara luas

pendidikan dimulai dari pembentukan kepribadian, watak, dan moral sampai pada

perkembangan faktor kognitif yang meliputi kepandaian, efektif, dan keterampilan. Oleh

karena itu, pendidikan seorang anak dimulai sejak di rumah, di dalam keluarga oleh

kedua orang tuanya dan seluruh anggota keluarganya sebelum ia mulai masuk sekolah.

Selanjutnya seorang anak mulai bersekolah dimana ia akan memperoleh pendidikan

secara formal dari pengajar atau pendidik. Sekolah adalah tempat sesudah keluarga

dimana anak akan memperoleh pendidikan. Oleh karena itu, sekolah merupakan lembaga

yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak dan menetukan mutu anak

tersebut di kemudian hari.

Gangguan kesehatan jiwa bukan seperti penyakit lain yang bisa datang secara tiba-

tiba, tetapi lebih ke arah permasalah yang terakumulasi dan belum dapat diadaptasi atau

terpecahkan. Dengan demikian ada akibat pasti ada sebab yang melatar belakangi

timbulnya suatu gangguan. Pengetahuan dan pengalaman yang cukup dapat membantu

seseorang untuk menangkap adanya gejala-gejala tersebut. Semakin dini kita menemukan
adanya gangguan maka akan semakin mudah penanganannya. Dengan demikian deteksi

dini masalah kesehatan jiwa anak usia SD sangat membantu mencegah timbulnya

masalah yang lebih berat. Masalah kesehatan jiwa yang sifatnya ringan dapat dilakukan

penanganan di sekolah oleh guru atau kerjasama antara guru dan orang tua anak karena

penyebab permasalahan dapat berkaitan dengan masalah dalam keluarga yang tidak ingin

dibicarakan oleh orang tua, mungkin pula anaknya mempunyai masalah dengan teman.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur pada tahun 2012 melakukan

pemeriksaan terhadap 2.634 anak dari usia 0-72 bulan. Dari hasil pemeriksaan untuk

perkembangan ditemukan normal sesuai dengan usia 53%, meragukan (membutuhkan

pemeriksaan lebih dalam) sebanyak 13%, penyimpangan perkembangan sebanyak 34%.

Dari penyimpangan perkembangan, 10% terkena motorik kasar (seperti berjalan, duduk),

30% motorik halus (seperti menulis, memegang), 44% bicara bahasa dan 16% sosialisasi

kemandirian. Berdasarkan data diatas terlihat bahwa angka 3 meragukan dan

penyimpangan perkembangan masih cukup besar di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih

rendahnya pengetahuan orangtua terhadap tahap-tahap perkembangan balita serta sikap

dan keterampilan orangtua yang masih kurang dalam hal pemantauan perkembangan

balitanya.
2. Tujuan Umum

a. Menginformasikan terhadap masyarakat tentang kesehatan jiwa anak usia sekolah

3. Tujuan Khusus

a. Bagi Masyarakat, menginformasikan tentang bagaimana menjaga kesehatan jiwa


anak usia sekolah 6-12 tahun, deteksi dini ciri penyimpangan perkembangan anak
usia sekolah , dan pencegahan agar tidak terjadi penyimpangan tersebut.

b. Bagi instansi, merupakan program dari pemerintah khususnya dibagian kesehatan


untuk meningkatkan pemahaman atau pengetahuan tentang kesehatan jiwa pada
masyarakat, khususnya pada perkembangan anak usia sekolah.

c. Bagi dokter internship, untuk laporan kegiatan selama menjalankan internship.


BAB II

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

 Metode : Penyuluhan.

 Peserta : Siswa – siswi Sekolah Dasar Negeri Wates 6

 Intervensi : Melakukan penyuluhan tentang kesehatan jiwa anak usia sekolah ,

definisi anak usia sekolah 6-12 tahun, dan melakukan sesi tanya jawab pada peserta

tentang tugas perkembangan anak usia sekolah, penyimpangan perkembangan anak usia

sekolah, beserta solusi yag dapat dilakukan oleh keluarga dan sekolah bila terjadi

penyimpangan perkembangan anak usia sekolah.


BAB III

PELAKSANAAN

 Pelaksanaan

 Hari/tanggal : Selasa, 14 Maret 2019

 Jam : 11.00 – 12.00 wib

 Tempat : Sekolah Dasar Negeri Wates 6

 Sasaran : Siswa yang berjumlah 25 orang

 Acara : Penyuluhan Kesehatan Jiwa Anak Usia Sekolah

 Intervensi : Melakukan penyuluhan, dan melakukan sesi tanya jawab tentang

kesehatan jiwa perkembangan anak usia sekolah.

 Hasil Kegiatan

Kegiatan berjalan dengan cukup lancar. Para siswa mengajukan beberapa

pertanyaan tentang kesehatan jiwa seperti penyimpangan perkembangan anak usia sekolah.

 Sesi tanya jawab :

1. Apa yang dimaksud perkembangan anak usia sekolah 6-12 tahun?

Adalah tahap dimana anak mulai membangun kemampuan bersosialisasi, tidak

bergantung pada orang tua, dan menjalin hubungan dengan teman sebaya. Usia

sekolah merupakan dasar –dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri

pada kehidupan dewasa.


2. Apa itu tugas perkembangan anak usia sekolah?

Tugas perkembangan anak usia sekolah yaitu :

 Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.

 Belajar menjadi pribadi yang mandiri

 Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan, misalnya ikut ekstra

kurikuler.

 Belajar bergaul dengan teman sebaya

 Mengembangkan konsep diri untuk kehidupan sehari-hari.

3. Bagaimana ciri-ciri perkembangan anak sekolah yang normal ?

 Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah maupun rumah

 Mengenal dan mengakui namanya

 Memiliki teman tetap untuk bermain

 Mempunyai rasa bersaing misal ingin lebih pandai daripada teman

 Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya

 Terlibat dalam kegiatan kelompok, misalnya kelompok belajar, atau pramuka

 Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sederhana, misalnya

merapikan tempat tidur sendiri, menyapu lantai, merapikan kamarnya sendiri.

 Mengikuti ritual keagamaan yang dilakukan keluarga, misalnya sholat.

 Memiliki hobi tertentu, misal naik sepeda, membaca buku cerita, atau

menggambar

 Tidak ada tanda bekas luka penganiayaan

4. Bagaimana ciri-ciri penyimpangan anak usia sekolah ?

 Malas belajar
 Suka membolos dari sekolah

 Keras kepala atau membangkang

 Tawuran antar teman sekolah atau teman luar sekolah

5. Bagaimana tindakan keluarga bila terjadi penyimpangan pada anak usia sekolah?

 Upaya di sekolah : mengintensifkan pelajaran agama di sekolah,

mengintensifkan bagian bimbingan konseling di sekolah

 Upaya menanggulangi masalah kenakalan tidak meluas dan merugikan

masyarakat : anak dikembalikan ke orang tua

 Upaya pembinaan : Pembinaan ilmu pengetahuan, pembinaan kepribadian

yang wajar untuk mencapai pribadi yang sehat dan stabil menjaga agar tidak

terjadi kenakalan remaja.

6. Bagaimana tugas orang tua dalam perkembangan anak usia sekolah?

 Memberikan perhatian dan mulai berkomunikasi. Anak merespon komunikasi

orang tuanya melalui senyuman, kerutan kening, celotehan dan sentuhan.

 Membantu anak belajar memiliki kompetensi sosial yaitu perseptif terhadap

orang lain, kooperatif, ramah kepada teman sebaya, dan santun kepada orang

dewasa.

 Membimbing anak dalam menonton acara TV, memmbaca buku cerita.

 Memberikan pendidikan yang baik untuk anak.


BAB IV

KESIMPULAN

 Kesimpulan

Kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa usia anak sekolah sebagai program

intervensi kegiatan Program Internsip Dokter Indonesia Puskesmas Wates Kota Mojokerto

berjalan dengan lancar, tanpa ada hambatan yang berarti. Para siswa mendengarkan dan

mengajukan pertaanya dengan baik pada saat penyuluhan. Diharapkan dari hasil penyuluhan

ini siswa – siswi Sekolah Dasar Negeri Wates 6 sadar akan menjaga kesehatan jiwanya, tidak

melakukan hal-hal yang menyimpang dan mampu menjalankan semua yang menjadi tugas

perkembangan anak usia sekolah semestinya serta diharapkan peran penting orang tua dan

sekolah dalam membantu proses perkembangan anak usia sekolah.


DOKUMENTASI ACARA

Gambar 1. Dokter intership melakukan penyuluhan


Gambar dokter internsip melakukan sesi tanya jawab
Gambar Daftar Hadir peserta penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai