Anda di halaman 1dari 9

TEORI DASAR

2.1 Pengertian

Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam
satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah
elektroda. Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus listrik, yaitu piranti
elektronik yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik (AC) menjadi arus atau tegangan
searah (DC). Dioda jenis VACUUM tube pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari
Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun 1904.
Dioda daya umumnya digunakan sebagai penyearah arus/tegangan (rectifier) dengan
karakteristik puncak tegangannya maksimum dan arus maju maksimum. Dioda daya pada
umumnya terbuat dari bahan silikon.
Dioda daya merupakan salah satu komponen semikonduktor yang banyak digunakan dalam
rangkaian elektronika daya seperti pada rangkaian penyearah, freewheeling (bypass) pada
regulator-regulator penyakelaran, rangkaian pemisah, rangkaian umpan balik dari beban ke
sumber, dan lain-lain. Dalam penerapannya, seringkali dioda daya dianggap sebagai saklar
ideal walaupun dalam prakteknya ada perbedaan.
Dalam berbagai rangkaian elektronika komponen semikonduktor dioda sering kita
jumpai jenis dan type yang berbeda beda tergantung dari model dan tujuan penggunaan
rangkaian tersebut dibuat. Dioda merupakan komponen semiconductor yang paling sederhana.
Kata dioda berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua)
mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda.

2.2 Konstruksi dioda

Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan. Dengan
demikian dioda sering disebut PN junction. Dioda adalah gabungan bahan semikonduktor
tipe N yang merupakan bahan dengan kelebihan elektron dan tipe P adalah kekurangan satu
elektron sehingga membentuk Hole. Hole dalam hal ini berfungsi sebagai pembawa muatan.
Apabila kutub P pada dioda (anoda) dihubungkan dengan kutub positif sumber maka akan
terjadi pengaliran arus listrik dimana elektron bebas pada sisi N (katoda) akan berpindah
mengisi hole sehingga terjadi pengaliran arus. Sebaliknya apabila sisi P dihubungkan dengan
negatif baterai/sumber, maka elektron akan berpindah ke arah terminal positif sumber.
Didalam dioda tidak akan terjadi perpindahan elektron. Konstruksi dioda daya sama
dengan dioda-dioda sinyal sambungan PN. Bedanya adalah dioda daya mempunyai kapasitas
daya (arus dan tegangan) yang lebih tinggi dari dioda-dioda sinyal biasa, namun kecepatan
penyaklarannya lebih rendah.

Dioda daya merupakan komponen semikonduktor sambungan PN yang mempunyai


dua terminal sebagaimana dioda pada umumnya, yaitu terminal anoda (A) dan katoda (K).

Gambar 2.1. Simbol Dioda


Sumber : analisis 2009
Gambar 2.2. Kontruksi Dioda
Sumber : analisis 2009

Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda seperti
anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada arus
konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.

2.3 Prinsip Kerja Dioda

Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah


digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Arus atau tegangan
tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak menimbulkan
gangguan bagi peralatan yang dicatu.
Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu pada
saat dioda memperoleh catu arah/bias maju (forward bias). Karena di dalam dioda terdapat
junction (pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p dan semi konduktor type-n
bertemu. Pada kondisi ini dioda dikatakan bahwa dioda dalam keadaan konduksi atau
menghantar dan mempunyai tahanan dalam dioda relative kecil. Sedangkan bila dioda diberi
catu arah/bias mundur (Reverse bias) maka dioda tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda
mempunyai tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir. Apabila dioda silicon
dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa
arus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja
antara lain sebagai penyearah setengah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearah
gelombang penuh (Full Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit
(Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier).

2.4 Karakteristik Dioda

Karakteristik dasar dioda dikenal dengan karakteristik V-I. Karakterisik ini penting
untuk dipahami agar tidak terjadi kesalahan dalam aplikasi dioda. Dalam karakteristik ini
dapat diketahui keadaan-keadaan yang terjadi pada dioda ketika mendapat tegangan bias
maju dan tegangan bias mundur.
Gambar 2.3. Karakteristik dioda ( karakteristik V-I )
Sumber : analisis 2009

Jika kedua terminal dioda disambungkan ke sumber tegangan dimana tegangan anoda
lebih positif dibandingkan dengan tegangan katoda, maka dioda dikatakan dalam keadaan
bias maju. Sebaliknya, bila tegangan anoda lebih negatif dari katoda, dioda dikatakan dalam
keadaan bias mundur.
a. Dioda Diberi Tegangan Nol
Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan listrik yang menarik elektron dari
katoda. Elektron yang mengalami pemanasan pada katoda hanya mampu melompat sampai
pada posisi yang tidak begitu jauh dari katoda dan membentuk muatan ruang (Space Charge).
Tidak mampunya elektron melompat menuju katoda disebabkan karena energi yang diberikan
pada elektron melalui pemanasan oleh heater belum cukup untuk menggerakkan elektron
menjangkau plate.

b. Dioda Diberi Tegangan Negative (Reverse Bias)

Gambar 2.4. Dioda diberi tegangan/bias negatif


Sumber : analisis 2009

Dioda diberi tegangan negative dalam hal ini polaritas tegangan dibalik yaitu dengan
memberikan bias negatif. Ketika dioda diberi tegangan negatif maka potensial negatif yang
ada pada plate akan menolak elektron yang sudah membentuk muatan ruang sehingga
elektron tersebut tidak akan dapat menjangkau plate sebaliknya akan terdorong kembali ke
katoda, sehingga tidak akan ada arus yang mengalir.
Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi P. Sehingga
tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya.
Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan. Lapisan
deplesi (depletion layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.
Jika tegangan mundur melebihi suatu tegangan yang telah ditentukan, yang dikenal
dengan tegangan dadal (breakdown voltage), maka arus arah mundur akan meningkat tajam
dengan sedikit perubahan pada tegangan. Keadaan ini tidak selalu merusak dioda bila masih
terjaga pada level aman seperti yang ditentukan dalam data sheetnya. Bila tidak, maka dioda
akan rusak.

c. Dioda Diberi Tegangan Positive (Forward Bias)

Gambar 2.5. Dioda Diberi tegangan/bias Positif


Sumber : analisis 2009

Ketika dioda diberi tegangan positif maka potensial positif yang ada pada plate akan
menarik elektron yang baru saja terlepas dari katoda oleh karena emisi thermionic, pada
situasi inilah arus listrik baru akan terjadi. Seberapa besar arus listrik yang akan mengalir
tergantung daripada besarnya tegangan positif yang dikenakan pada plate. Semakin besar
tegangan plate akan semakin besar pula arus listrik yang akan mengalir. Perbedaan voltage
antara katoda dan anoda disebut threshold voltage atau knee voltage. Besar voltage ini
tergantung dari jenis diodanya, bisa 0.2V, 0.6V dan sebagainya.
Oleh karena sifat dioda yang seperti ini yaitu hanya dapat mengalirkan arus listrik
pada situasi tegangan tertentu saja, maka dioda dapat digunakan sebagai penyearah arus
listrik. Pada kenyataannya memang dioda banyak digunakan sebagai penyearah tegangan AC
menjadi tegangan DC.

d. Rating dioda

Ada dua rating dioda daya yang paling penting untuk diketahui, yaitu tegangan dadal
arah mundur (reverse breakdown voltage), dan arus arah maju maksimumnya (forward
current). Harga dioda meningkat dengan semakin tinggi kedua rating ini. Oleh karena itu,
dalam aplikasinya, dioda dioprasikan mendekati tegangan puncak mundur maksimum dan
rating arus majunya.

2.5 Jenis-jenis dioda

Berdasarkan karakteristik dan batasan-batasan dalam penerapannya, dioda


diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu dioda standard (dioda untuk keperluan umum),
dioda berkecepatan tinggi dan dioda Schottky.
a. Dioda standard
Dioda standar ini merupakan jenis dioda yang digunakan untuk keperluan umum.
Dioda ini digunakan dalam aplikasi-aplikasi kecepatan rendah, seperti penyearah
dan konverter dengan frekuensi masukan sampai 1 kHz. Dioda ini mempunyai
rating arus dari 1 sampai ribuan ampere dan tegangan dari 50 V sampai 5 kV.
b. Dioda kecepatan tinggi
Dioda jenis ini mempunyai kemampuan penyaklaran dengan dengan kecepatan
yang lebih tinggi dari dioda standard. Oleh karena itu, dalam penggunaannya
biasa diaplikasikan pada rangkaian DC-chopper (DC-DC) dan inverter (DC-AC)
di mana aspek kecepatan merupakan faktor yang sangat penting. Diode jenis ini
mempunyai rating arus lebih kecil dari 1 A sampai ratusan ampere, dengan dari 50
V sampai 3 kV.
c. Dioda Schottky
Dioda Schottky dibangun dengan merekayasa pada sambungan PN sehingga
sangat cocok untuk aplikasi-aplikasi catu daya DC dengan arus tinggi dan
tegangan rendah. Rating tegangan dibatasi sampai 100 V dengan arus dari 1 – 300
A. Walaupun begitu, diode ini juga cocok digunakan untuk catu daya arus rendah
untuk meningkatkan efisiensinya.

2.6 Aplikasi dioda

Dioda banyak diaplikasikan pada rangkaian penyerah arus power suplay atau
konverter AC ke DC. Masing-masing tipe berbeda tergantung dari arus maksimum dan juga
tegangan breakdwon-nya.
Aplikasi dioda pada kendaraan banyak digunakan untuk penyearahan arus seperti
pada sistem pengisian. Sebagaimana fungsi dioda adalah sebagai penyearah arus dari arus
bolak-balik menjadi arus searah agar dapat dimanfaatkan untuk mengisi baterai dan
menyuplai kebutuhan arus pada kendaraan.
Fungsi lain dioda ini pada kendaraan adalah sebagai anti shock tegangan. Contoh
aplikasinya adalah pada jenis relay diberikan dioda dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
arus balik pada rangkaian. Arus balik listrik ini dapat berasal dari induksi medan magnet
yang dihasilkan oleh kumparan relay. Induksi listrik ini biasanya lebih tinggi tegangannya
dibandingkan dengan tegangan sumber. Untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat
terjadinya tegangan induksi ini maka pada rangkaian relay dipasangkan rangkaian dioda.

2.7 Penerapan Dioda Dalam Rangkaian Penyearah

Karena sebuah dioda sambungan PN hanya dapat mengalirkan arus listrik dalam satu
arah, maka dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah untuk mengubah arus bolak-balik
(AC) menjadi arus searah (DC). Ada dua jenis penyearah yang kita pelajari, yaitu penyearah
setengah-gelombang dan penyearah gelombang penuh.

a. Penyearah setengah gelombang


Rangkaian penyearah yang paling sederhana adalah penyearah setengah gelombang,
terdiri dari sebuah dioda yang dipasang pada sisi sekunder sebuah trafo dan diserikan dengan
sebuah beban R, seperti pada gambar penyearah setengah gelombang. Tegangan searah yang
dibutuhkan oleh beban, seperti lampu, relay, bateray, dll. Transformator mengubah tegangan
bolak balik tertentu menjadi tegangan sesuai untuk disearahkan.
Gambar 2.6. Rangkaian Penyearah setengah gelombang
Sumber : analisis 2009

Tegangan sisi sekunder trafo, merupakan tegangan masukan untuk rangkaian


penyearah setengah gelombang. Tegangan masukan ini adalah tegangan bolak balik yang
berbentuk sinusoida. Dalam satu periode, polaritas tegangan positif dan negatif berubah
secara bergantian. Kita hanya meninjau satu periode gelombang saja, yaitu setengah periode
positif dan setengah periode negatif. Dalam setengah periode positif, dioda diberi panjar maju
(anoda (A) berhubungan dengan polaritas positif dan katoda (K) berhubungan dengan
polaritas negatif), sehingga dioda akan mengalirkan arus melalui beban R. Untuk beban yang
dianggap resistif murni R, tegangan keluaran atau ujung-ujung beban sama dengan tegangan
masukan. Karena itu, bentuk teganga keluaran sama dengan setengah gelombang tegangan.
Dalam setengah periode negatif berikutnya, dioda diberi panjar mundur (anoda (A)
berhubungan dengan polaritas negatif dan katoda (K) berhubungan dengan polaritas positif),
sehingga dioda tidak akan mengalirkan arus melalui beban R. Ini mengakibatkan tegangan
keluaran antara ujung-ujung beban sama dengan nol, dan digambarkan dengan garis lurus
mendatar seperti pada gambar bawah.
Bentuk gelombang tegangan keluaran pada rangkaian penyearah setengah gelombang
ditunjukkan pada gambar bawah. Karena menghasilkan tegangan keluaran searah hanya
dalam setengah periode positif dari gelombang tegangan masukan, maka penyearah ini
disebut penyearah setengah gelombang.

(a)

(b)

Gambar 2.7. (a) Bentuk sinyal input dan (b) Bentuk sinyal output penyearah setengah
gelombang
Sumber : analisis 2009
a. Penyearah Gelombang Penuh
Agar dapat mengalirkan arus dalam satu gelombang penuh sehingga
tegangan keluaran lebih mudah diratakan dan dapat menghasilkan nilai
konstan, kita gunakan penyearah gelombang penuh. Penyearah
gelombang-penuh dapat menggunakan empat dioda yang dihubungkan
seperti jembatan wheatstone, disebut juga penyearah jembatan, seperti
pada gambar rangkaian di bawah ini.

Gambar 2.8. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh


Sumber : analisis 2009

Penyearah jembatan selalu hanya sepasang dioda yang mengalirkan arus melalui
beban R, sedang sepasang dioda lainnya tidak. Dalam rangkaian ini, pasangan dioda adalah
D1 dengan D4, dan D2 dengan D3. (secara sederhana pasangan dioda ditunjukkan oleh
dioda-dioda yang arah panahnya sejajar).
Dalam setengah periode positif, pasangan dioda D2 dan D3 dipanjar maju, sedangkan
pasangan dioda D1 dan D4 dipanjar mundur. Arus listrik akan mengalir dari tegangan
masukan melalui pasangan dioda D2 dan D3 dan beban R dengan arah dari a ke b. Jadi,
dalam periode ini, tegangan keluaran sama dengan tegangan masukan.
Dalam setengah periode negatif, pasangan dioda D4 dan D1 dipanjar maju sedang
pasangan dioda D2 dan D3 dipanjar mundur. Arus listrik akan mengalir dari tegangan
masukan melalui pasangan dioda D1 dan D4 dan beban R, dengan arah yang sama dari a ke b,
seperti pada gambar. Dapat kita katakan bahwa tegangan masukan yang bernilai negatif
dijadikan positif pada keluaran. Selanjutnya, bentuk gelombang tegangan masukan dan
tegangan keluaran ditunjukkan pada gambar di bawah.

(a)
(b)

Gambar 2.9. (a) Bentuk sinyal input dan (b) Bentuk sinyal output penyearah gelombang
penuh
Sumber : analisis 2009

Oleh karena itu penyearah jembatan menghasilkan tegangan keluaran searah untuk
satu periode gelombang tegangan masukan yang diberikan padanya, maka penyearah
jembatan disebut juga penyearah gelombang penuh.

b. Prinsip Perataan Penyearah Gelombang Penuh


Tegangan searah yang dihasilkan oleh penyearah setengah gelombang maupun
penyearah jembatan (gelombang penuh) memiliki riak yang cukup besar (gelombang
tegangan tidak rata). Tegangan searah seperti ini tidak memenuhi syarat untuk diberikan
kepada komponen-komponen elektronika yang terdapat dalam radio, televisi dan komputer,
yang membutuhkan tegangan searah yang lebih rata. Secara sederhana tegangan searah dapat
diratakan dengan memasang sebuah kapasitor elektrolit kapasitas besar, paralel dengan beban
R, seperti pada gambar rangkaian sistem perataan di bawah ini.

Gambar 2.10. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh berfilter


Sumber : analisis 2009

(a)
(b)

Gambar 2.11. (a) Bentuk sinyal input dan (b) Bentuk sinyal output penyearah berfilter
Sumber : analisis 2009

Rangkaian system perataan kapasitor ini disebut kapasitor perata atau kapasitor
penyimpan (reservoir circuit). Sewaktu tegangan pada ujung-ujung beban naik terhadap
waktu antara A dan B, kapasitor C dimuati sedemikian rupa sehingga polaritas pelat atasnya
positif. Sesaat setelah tegangan keluaran penyearah antara B dan C berkurang, kapasitas C
membuang muatan listriknya melalui beban R. sebagai hasilnya, tegangan pada ujung-ujung
beban tidak pernah mencapai nol, tetapi mengikuti lintasan garis tebal. Tampak bahwa riak
gelombang tegangan menjadi lebih kecil dan tegangan searah yang dihasilkan pada ujung-
ujung beban adalah agak lebih rata.

Anda mungkin juga menyukai