Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Serat Baja … (Adita/ hal 43-53)

PENGARUH SERAT BAJA (DRAMIX) TERHADAP KUAT LENTUR PADA


ROLLER COMPACTED CONCRETE (RCC)

Adita Dwi Sampurno1, Iman Satyarno2, Agus Taufik Mulyono3


1
Magister Sistem dan Teknik Transportasi UGM;
2,3
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan UGM
Email: adita.dwi.sampurno@gmail.com

ABSTRACT

Rigid pavement for highways in Indonesia started as an alternative for road pavement. Roller compacted concrete
(RCC) is one type of dry concrete mixture with low water cement ratio (slump <5 cm). The RCC spreading is the
same as the asphalt concrete pavement that uses the finisher and is compacted using a roller. This research uses
RCC mix design with cement water factor value 0,25. Additional silicafume materials of 10%, superplasticizer 2.4%,
and steel fiber (dramix) with variations of 0.5% and 1%. RCC Compaction using standard proctor tools. Testing of
bending forces and compression of concrete in 1 day and 28 days. The result of research of RCC variation of 0.5%
steel fiber and 1 day old concrete obtained Flexural Strength of 4,2 MPa while 28 days concrete gained Flexural
Strength of 5,7 MPa. The variation of 1% steel fiber 1 day concrete obtained 3.4 MPa Flexural Strength, while the
28 days concrete obtained 6.1 MPa Flexural Strength.

Keywords: Roller Compacted Concrete (RCC), Steel Fiber (dramix), Flexural Strength

ABSTRAK

Perkerasan kaku di Indonesia semakin banyak digunakan sebagai alternatif perkerasan jalan raya. Roller
Compacted Concrete (RCC) atau beton padat giling (BPG) merupakan salah satu jenis campuran beton kering
dengan faktor air semen (FAS) yang rendah (slump <5 cm). Penghamparan RCC sama seperti penghamparan
perkerasan beton aspal yang menggunakan finisher dan dipadatkan menggunakan roller. Kajian ini menggunakan
mix design RCC dengan nilai faktor air semen 0,25. Bahan tambah silicafume sebesar 10%, superplasticizer 2,4%,
dan serat baja (dramix) dengan variasi 0,5% dan 1%. Pemadatan RCC menggunakan alat standar proctor.
Pengujian kuat lentur pada beton umur 1 hari dan 28 hari. Hasil kajian RCC variasi serat baja 0,5% beton umur 1
hari diperoleh kuat lentur 4,2 MPa, sedangkan beton umur 28 hari diperoleh kuat lentur 5,7 MPa. Variasi serat baja
1% beton umur 1 hari diperoleh kuat lentur 3,4 MPa, sedangkan beton umur 28 hari diperoleh kuat lentur 6,1 MPa.

Kata kunci: Roller Compacted Concrete (RCC), Beton Padat Giling (BPG), Serat baja (dramix), Kuat lentur

INERSIA, Vol. XV No. 1, Mei 2019 43


Pengaruh Serat Baja … (Adita/ hal 43-53)

PENDAHULUAN

Penyediaan sarana dan prasarana yang sangat tinggi dan keawetan yang
transportasi merupakan salah satu faktor lebih baik. Selain itu, perkerasan beton
penting yang dapat mendorong kegiatan lebih tahan terhadap cuaca panas dan
perekonomian nasional dan daerah. lebih tahan terhadap pengaruh air. Melihat
Prasarana tersebut utamanya adalah jalan berbagai keunggulan tersebut, maka
raya yang merupakan salah satu sub konstruksi perkerasan beton semakin
komponen sistem transportasi yang paling banyak menggantikan perkerasan aspal
dominan dan sering digunakan. Saat ini, pada ruas jalan dengan beban lalu lintas
arus lalu lintas darat menggunakan jalan tinggi. Perkerasan beton menjadi pilihan
raya masih menjadi arus lalu lintas utama alternatif guna menciptakan konstruksi
dalam pendistribusian barang komoditi perkerasan jalan dengan performa tinggi
ekonomi antar wilayah maupun pergerakan sekaligus tahan lama. Perkerasan beton
manusia dalam aktivitasnya. Jalan raya dapat berupa beton normal atau beton
berperan menjadi penghubung antar pusat padat giling (roller compacted concrete).
aktivitas yang memungkinkan masyarakat
dapat mengakses berbagai kebutuhan Perkerasan beton memiliki kelemahan
pemenuhan fasilitas, serta menjadi syarat yaitu terhadap gaya tarik dan plastic
penting untuk masuknya investasi ke shrinkage yang menyebabkan retak pada
dalam sebuah wilayah. Jalan raya memiliki beton, sehingga memperpendek umur
fungsi sebagai prasarana vital dalam suatu beton. Hal tersebut menjadikan adanya
wilayah tersebut, maka penyediaan jalan biaya lebih untuk melakukan perbaikan
raya harus diperhatikan mulai dari jalan beton, dimana dampak lain yang juga
perencanaan struktur perkerasan yang ditimbulkan adalah terhambatnya lalu lintas
kuat dan tahan lama agar segala aktivitas karena proses pembangunan jalan beton
di atasnya dapat berjalan lancar, cepat, memerlukan waktu cukup lama. Inovasi
dan nyaman. pada campuran beton sangat dibutuhkan
agar kualitas semakin bermutu dan
Perkerasan jalan raya di Indonesia pada mengurangi sifat kelemahan beton. Beton
umumnya masih berupa perkerasan lentur normal diperoleh dengan cara
(flexible pavement), sedangkan mencampurkan semen portland, air, dan
perkerasan kaku (rigid pavement) hanya agregat. Adapun untuk jenis beton khusus
sebagian kecil. Perkerasan lentur (flexible (selain beton normal) ditambahkan bahan
pavement) adalah perkerasan jalan yang tambah, misalnya pozolan, bahan kimia
menggunakan aspal sebagai bahan pembantu, serat, dan sebagainya. Tujuan
pengikat material pasir dan split, pemberian bahan tambah ialah untuk
sedangkan perkerasan kaku adalah menghasilkan beton khusus yang lebih
perkerasan jalan yang menggunakan baik daripada beton normal (Tjokrodimuljo,
bahan pengikat dari semen sebagai 2007).
struktur utama dan lapis aus permukaan,
yang kemudian dikenal dengan perkerasan Roller Compacted Concrete (RCC) atau
kaku beton semen (rigid pavement). Jenis beton padat giling (BPG) merupakan salah
perkerasan jalan ini mempunyai satu jenis campuran beton dengan nilai
karakteristik yang berbeda-beda. slump nol atau campuran beton sedikit
Penggunaan perkerasan kaku semakin kering dengan faktor air semen (FAS) yang
banyak dengan berbagai pertimbangan rendah. Bahan penyusun RCC relatif sama
dari segi kelebihannya guna menunjang dengan beton normal yaitu semen, agregat
pertumbuhan ekonomi (Pratama, 2018). halus (pasir), agregat kasar (batu pecah),
dan air. Proses penghamparan sama
Penggunaan beton pada konstruksi dengan penghamparan beton aspal, yaitu
perkerasan jalan mempunyai beberapa menggunakan finisher kemudian
kelebihan dibandingkan menggunakan dipadatkan menggunakan roller. Kelebihan
perkerasan aspal, yaitu kuat tekan beton utama dari RCC adalah meminimalisir

INERSIA, Vol. XV No. 1, Mei 2019


44
Pengaruh Serat Baja … (Adita/ hal 43-53)

diversi/overtopping penyebab keretakan seperti semen, air, agregat. Perbedaan


jalan serta menekan biaya pembangunan RCC dengan beton biasa terletak pada
dan mempersingkat waktu pelaksanaan. konsistensi adukan. Campuran beton
Upaya tersebut dilakukan untuk harus cukup kering untuk mencegah alat
menghasilkan perkerasan RCC agar umur pemadat tenggelam agar konsolidasi
pakai perkerasan lebih lama perlu didesain menjadi efektif, tetapi juga harus cukup
dengan beton bermutu tinggi (Saragi, basah agar mortar terdistribusi merata
2014). selama pengadukan dan pemadatan. RCC
untuk perkerasan jalan termasuk kedalam
Roller Compacted Concrete (RCC) atau jenis perkerasan kaku (rigid). Perbedaan
beton padat giling (BPG) merupakan salah dengan beton normal yaitu tanpa
satu jenis campuran beton dengan nilai menggunakan joint, dowel, tie bar, atau
slump nol atau campuran beton kental baja tulangan. Pemadatan RCC
dengan faktor air semen (FAS) yang menggunakan roller sebagai pemadat
rendah. Bahan penyusun RCC relatif sama dengan nilai slump nol.
dengan beton normal yaitu semen, agregat
halus (pasir), agregat kasar (batu pecah), Penggunaan RCC di Indonesia mulai
dan air. Proses penghamparan sama banyak diteliti sebagai perkerasan
dengan penghamparan beton aspal, yaitu alternatif dengan pertimbangan berbagai
menggunakan finisher kemudian dipa- kelebihan yang diperoleh dibandingkan
datkan menggunakan roller. Kelebihan menggunakan beton normal. Penerapan
utama dari RCC adalah meminimalisir RCC diharapkan mampu menahan beban
diversi/overtopping penyebab keretakan lalu lintas yang melebihi kapasitas daya
jalan serta menekan biaya pembangunan dukung perkerasan serta minim kerusakan
dan mempersingkat waktu pelaksanaan. pada daerah dengan curah hujan tinggi
Upaya yang dilakukan untuk menghasilkan daripada perkerasan lentur yang mudah
jalan dengan perkerasan RCC yang lebih rusak apabila menerima beban berlebih
kuat, ulet, dan mempunyai umur pakai serta terlalu sering terendam air.
lebih lama perlu didesain dengan beton Pertimbangan tersebut dirasa cukup untuk
bermutu tinggi. menggunakan beton RCC sebagai
alternatif perkerasan jalan.
Ditjen Bina Marga (2006) dalam Lapis
Pondasi Beton Padat Giling (BPG/RCC) Bahan penysun RCC relatif sama dengan
menyatakan lapis pondasi beton padat beton normal yaitu semen, agregat halus
giling (BPG) atau Roller Compacted (pasir), agregat kasar (batu pecah), dan air.
Concrete (RCC) adalah salah satu jenis Proses pencampuran sama dengan
lapis pondasi agregat yang distabilisasi pekerjaan beton normal, tetapi
dengan semen disamping lapis pondasi penghamparannya yang berbeda yaitu
agregat semen (LPAS) dan lapis pondasi menggunakan finisher dengan pemadat
bawah agregat semen (LPBAS). Lapis roller.
pondasi beton padat giling (BPG) adalah
campuran agregat, semen, dan air yang Zai, dkk (2014) menyatakan bahwa untuk
kental atau "slump nol", disamping itu mengurangi porositas semen dapat
memiliki gradasi agregat campuran yang digunakan bahan tambah yang bersifat
khusus atau tidak sama dengan gradasi mineral (additive) yang lebih banyak
campuran untuk LPAS ataupun LPBAS. bersifat penyemenan dan banyak
digunakanuntuk memperbaiki kinerja
Berdasarkan ACI 207.5R-89, dalam saragi, kekuatan beton, terutama untuk beton
(2014) Roller Compacted Concrete (RCC) mutu tinggi. Salah satu additive tersebut
adalah beton yang dipadatkan dengan adalah silica fume. Silica fume adalah
memakai alat pemadat roller. Kondisi material pozollan yang sangat halus,
campuran beton segar saat pemadatan dengan kadar kandungan senyawa SiO2
haruslah mampu menahan berat alat yang sangat tinggi (> 90%) danmemiliki
pemadatan roller. RCC memiliki bahan ukuran sekitar 1/100 ukuran rata-rata
dasar yang sama seperti beton normal partikel semen.

INERSIA, Vol. XV No. 1, Mei 2019 45


Pengaruh Serat Baja … (Adita/ hal 43-53)

sangat sulit disebarkan secara merata di


Muzamil dan Budiono (1994) dalam dalam adukan, sedang untuk fiber
penelitiannya mengatakan bahwa beraspek rasio rendah (l/d < 50) tidak akan
penggunaan bahan tambah super- terjadi ikatan yang baik dengan betonnya.
plasticizer dapat mengurangi faktor air-
semen (fas) dan menambah workability Penambahan serat pada beton
tetapi akan memperlambat proses memperbesar kemampuan beton
pengeringan apabila penambahan yang menyerap energi lenturan, konsentrasi
dilakukan dalam jumlah besar. serat yang optimal adalah 1% volume
Penambahan optimal dicapai pada adukan, penambahan serat akan
konsentrasi sebesar 1% dari berat adukan menurunkan kelecakan adukan secara
semen. cepat. Nilai indeks tahanan lentur
dipengaruhi oleh umur beton sehingga
Beton serat (fibre concrete) adalah bahan penggunaan dibawah umur 28 hari untuk
komposit yang terdiri dari beton biasa dan perancangan struktur akan memperkecil
bahan lain yang berupa serat. Serat angka keamanan (Sudarmoko, 1993).
umumnya berupa batang-batang dengan
diameter antara 0,005 sampai 0,5 mm dan Serat baja yang digunakan berupa serat
panjang sekitar 25 mm sampai 100 mm baja merk dramix dengan tipe 3D panjang
(Tjokrodimuljo, 2007). (l) 35 mm, diameter (d) 0,55 mm, dan
aspek rasio (l/d) 65. Pemilihan tipe serat
Briggs (1974) meneliti fiber beraspek rasio baja 3D sesuai keterangan pada brosur
tinggi (l/d > 100) akan menyebabkan fiber untuk konstruksi lantai.
menggumpal bersama-sama sehingga

Gambar 1. Tipe serat baja (dramix)


(sumber: Brochure Dramix, 2012)

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui (RCC) dengan nilai faktor air semen
pengaruh penggunaan bahan tambah rendah serta pengaruh terhadap kuat
silica fume, superplasticizer, dan serat baja lentur beton.
(dramix) pada roller compacted concrete

METODE

Tahapan kajian dimulai dari pengumpulan penambahan silica fume, penggunaan


literatur sebagai landasan teori dan studi superplasticizer, serta penambahan serat
pustaka. Peralatan dan bahan baja (dramix). Pengujian vebe time dan
dipersiapkan berdasarkan perhitungan slump pada campuran beton serta
kebutuhan material. Pengujian material mencetak benda uji berbentuk balok.
agregat kasar dan agregat halus untuk Perawatan benda uji hingga waktu
mengetahui sifat bahan. Penyusunan pengujian beton umur 1 hari dan 28 hari.
rancangan campuran (mix design),

INERSIA, Vol. XV No. 1, Mei 2019


46
Pengaruh Serat Baja … (Adita/ hal 43-53)

Tahap selanjutnya menganalisis hasil terutama yang diakibatkan oleh pemuaian


pengujian serta menarik kesimpulan kajian. akibat peningkatan temperatur. Kuat lentur
beton hanya berkisar 9-15% dari kuat
Kajian ini dilakukan di Laboratorium Bahan tekannya, sehingga dalam perancangan
Bangunan, Departemen Teknik Sipil dan kuat lentur beton dianggap nol. Beberapa
Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
Gadjah Mada, Yogyakarta. penambahan fiber pada adukan beton
Bahan-bahan yang digunakan diantaranya akan meningkatkan kuat lentur beton
adalah: sehingga mampu menahan retak yang
1. Semen jenis PCC dengan merk terjadi akibat adanya tegangan lentur
dagang Semen tiga roda. (Dipohusodo, 1994).
2. Agregat kasar berupa batu pecah
dengan ukuran maksimal 20 mm yang Pengujian kuat lentur menggunakan
berasal dari Clereng, Kabupaten metode dua titik pembebanan sesuai
Kulonprogo, Yogyakarta. dengan SNI 4431:2011. Pengujian
3. Agregat halus (pasir) yang digunakan dilakukan pada beton umur 1 hari dan 28
berasal dari Cangkringan, Kabupaten hari.Persamaan yang digunakan untuk
Sleman, Yogyakarta. menghitung kuat lentur dengan persamaan
4. Silica fume dari PT. Sika Indonesia. 1.
5. Super plasticizer (SP) dari PT. Sika P.L
σ= b.h2
………………..(1)
Indonesia.
6. Serat baja (dramix) dari Bekaert. dengan:

σ = kuat lentur (MPa)


Pengujian bahan agregat kasar dan
agregat halus yang dilakukan antara lain: P = beban (N)
1. Pengujian berat jenis L = jarak antara perletakan (mm)
2. Pengujian berat satuan
3. Pengujian gradasi b = lebar tampak balok (mm)
4. Pengujian kadar lumpur
h = tinggi tampak balok (mm)
5. Pengujian los angeles dan rudeloff
(agregat kasar)
6. Pengujian kandungan zat organik
(agregat halus)

Mix design roller compacted concrete


(RCC) menggunakan Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton
Gambar 2. Patah pada 1/3 bentang tengah
Normal SNI 03-2834-2000. Penentuan
(Sumber: SNI 4431:2011)
Benda uji beton yang digunakan berbentuk
balok dengan ukuran 150 mm x 150 mm x
Pengujian untuk bidang patah berada
600 m sebanyak 12 buah. Pemadatan
diluar daerah pusat (daerah 1/3 jarak titik
benda uji menggunakan alat standard
perletakan bagian tengah) serta
proctor dengan jumlah tumbukan 279
jarakantara titik pusat dan titik patah
setiap lapis (dibagi 3 lapis).
kurang dari 5% dari jarak titik antara
perletakan. Perhitungan kuat lentur
Kuat lentur merupakan suatu sifat yang
menggunakan persamaan 2.
sangat penting untuk menahan retak,

INERSIA, Vol. XV No. 1, Mei 2019 47


Pengaruh Serat Baja … (Adita/ hal 43-53)
P.a
σ= ………………….. (2)
b.h2
Tahapan kajian dimulai dari pengumpulan
dengan: literatur sebagai landasan teori dan studi
σ = Kuat lentur benda uji (MPa) pustaka. Peralatan dan bahan
P = Beban tertinggi yang terbaca dipersiapkan berdasarkan perhitungan
pada mesin uji (N) kebutuhan material. Pengujian material
L = Jarak bentang antara dua garis agregat kasar dan agregat halus untuk
perletakan (mm) mengetahui sifat bahan.
b = Lebar tampang lintang patah
arah horizontal (mm) Campuran beton harus memperhatikan
h = Lebar tampang lintang patah komposisi bahan penyusun beton yang
arah vertikal (mm) digunakan. Syarat bahan juga harus
a = Jarak rata-rata antara tampang memenuhi persyaratan karena sangat
lintang patah dan tumpuan luar menentukan mutu yang akan dihasilkan.
yang terdekat, diukur pada 4 Beberapa hal yang harus diperhatikan:
tempat pada sudut dari bentang 1. Variasi nilai FAS 0,25.
2. Replace semen sebesar 10% dengan
silica fume.
3. Penambahan superplasticizer sampai
2,4%.
4. Penambahan serat baja (dramix)
sebesar 0,5% dan 1% dari volume
campuran (berat jenis serat baja 7800
kg/m3).
Gambar 3. Patah di luar 1/3 bentang tengah dan <
5% dari bentang Penentuan Benda uji beton yang
(Sumber: SNI 4431:2011) digunakan berbentuk balok dengan ukuran
150 mm x 150 mm x 600 mm sebanyak 12
Benda uji yang mengalami patah diluar buah. Pemadatan benda uji menggunakan
pusat (daerah 1/3 jarak titik perletakan pemukul standard proctor dengan berat 2,5
bagian tengah) serta jarak antara titik pusat kg yang dijatuhkan dari ketinggian 30,5 cm.
dan titik patah kurang dari 5% dari jarak titik
antara perletakan maka hasil pengujian Tabel 1. Jumlah benda uji
tersebut tidak dapat digunakan. Benda uji Jenis Benda Uji Umur Beton Balok
beton tidak dapat menggambarkan Dosis Dramix 1 Hari 3
kekuatan beton karena posisi patah berada 0,5 % 28 Hari 3
Dosis Dramix 1 1 Hari 3
dekat dengan tumpuan/perletakan bukan % 28 Hari 3
pada posisi gaya yang diberikan. Total Benda Uji 12

Persiapan bahan semen, air, agregat


kasar, agregat halus yang dibutuhkan
sesuai dengan hasil perhitungan mix
design dengan bahan tambah serat baja
untuk variasi 0,5% dan 1%. Kadar bahan
tambah super plasticizer menggunakan
Gambar 4. Patah di luar 1/3 bentang tengah dan > nilai 2,5%, sedangkan bahan tambah
5% dari bentang mineral silica fume mengganti sebagian
(Sumber: SNI 4431:2011) komposisi semen sebesar 10%. Pengujian
INERSIA, Vol. XV No. 1, Mei 2019
48
Pengaruh Serat Baja … (Adita/ hal 43-53)

slump dilakukan setelah pencampuran pelaksanaan (workability) lebih dari 12


dengan nilai kurang dari 5 cm sebagai detik yang menandakan kelecakan beton
syarat beton kering. rendah. Perawatan benda uji hingga waktu
pengujian beton umur 1 hari dan 28 hari.
Tahap selanjutnya menganalisis hasil
Pengujian lainnya menggunakan uji vebe pengujian serta menarik kesimpulan.
time untuk mengetahui kemudahan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengujian vebe time dan slump dalam
Pengujian agregat kasar dan agregat halus kajian ini untuk masing-masing variasi serat
sesuai standar pemeriksaan pada baja.
spesifikasi perkerasan beton semen Bina
Marga 2010 revisi 3. Tabel 5. Hasil pengujian vebe time dan slump
Variasi Variasi
No Pengujian
Tabel 2. Hasil pengujian agregat kasar 0,5% 1%
No Pengujian Hasil Pengujian slump
1 0 0
1 Berat jenis (SSD) 2,66 (cm)
2 Berat satuan (padat) 1565 kg/m3
Pengujian vebe time
3 Kadar lumpur 0,78 % 2 34,6 41,8
(detik)
4 Analisa saringan maks. 20 mm
5 Kadar air 2,34%
6 Rudeloff 11,40 %
7 Los Angles (uji 20,44 %
45 41.8
abrasi) 40
34.6
Tabel 3. Hasil pengujian agregat halus 35
Vebe time (detik)

No Pengujian Hasil 30
1 Berat jenis (SSD) 2,74
2 Kadar organik lebih muda dari 25
warna standar 20
3 Berat satuan (padat) 1726kg/m3
4 Kadar lumpur 3,30 % 15
5 Kadar air 1,83% 10
6 Analisa saringan zona 2
5
Kebutuhan material campuran (mix design) 0
roller compacted concrete untuk nilai fas Variasi 0,5% Variasi 1%
0,25 dengan bahan tambah silica fume Variasi serat baja
sebesar 10% (subtitusi semen) dan
superplasticizer 2,4%. Perbandingan berat Gambar 5. Hubungan variasi serat baja dengan vebe
time test
agregat kasar dengan agregat halus yaitu
55% : 45%. Kebutuhan serat baja (dramix)
Pengujian vebe time menunjukkan bahwa
untuk variasi 0,5% sebesar 39 kg/m3 dan
campuran RCC yang dibuat mempunyai
variasi 1% sebesar 78 kg/m3.
kelecakan rendah (beton normal berkisar
Tabel 4. Mix design RCC 1 m3 antara 15 – 30 detik). Hasil pengujian vebe
No Material Berat Satuan time memperlihatkan lembab gembur
Semen yang
(sedikit kering). Semakin banyak
1 423 kg penambahan serat baja membuat nilai vebe
digunakan
2 Air yang digunakan 118 kg time semakin besar sehingga workability
menurun. Kondisi ini sesuai dengan
3 Agregat kasar 1.068 kg pernyataan Sudarmoko (1993) bahwa serat
4 Agregat halus 874 kg baja menambah ikatan antar agregat pada
5 Silica fume 47 kg
campuran beton sehingga memperlambat
keruntuhan adukan beton dalam silinder alat
6 Superplasticizer 10 kg vebe time.

INERSIA, Vol. XV No. 1, Mei 2019 49


Pengaruh Serat Baja … (Adita/ hal 43-53)

Gambar 6. Pengujian slump dan vebe time

Benda uji mempunyai berat volume rata- pada Tabel 4, sedangkan untuk variasi serat
rata untuk variasi serat 0,5% dapat dilihat 1% dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 6. Berat volume beton variasi serat 0,5%


Kode Volume (cm³) Berat (kg) Berat Volume (kg/m³) Rata-Rata (kg/m³)
B1-1 0,5% 13.923 32,50 2.334
B2-1 0,5% 13.829 31,80 2.300
B3-1 0,5% 13.802 31,80 2.304 2.329
B1-28 0,5% 13.910 32,80 2.358
B2-28 0,5% 13.690 32,30 2.359
B3-28 0,5% 13.899 32,20 2.317

Tabel 7. Berat volume beton variasi serat 1%


Kode Volume (cm³) Berat (kg) Berat Volume (kg/m³) Rata-Rata (kg/m³)
B1-1 1% 13.798 32,20 2.334
B2-1 1% 13.835 31,80 2.299
B3-1 1% 13.747 32,20 2.342
2.308
B1-28 1% 13.865 31,60 2.279
B2-28 1% 13.759 31,70 2.304
B3-28 1% 13.983 32,00 2.288

Pengujian umur beton 1 hari dilakukan untuk beton 1 hari digunakan untuk perhitungan
mengetahui kekuatan beton 1 hari karena kemampuan perkerasan kaku menerima
RCC dirancang untuk menerima beban lalu beban lalu lintas hari pertama.
lintas secepat mungkin. Hasil uji kekuatan

Gambar 7. Benda uji berbentuk balok

Hasil pengujian diperoleh kuat lentur untuk sedangkan umur beton 28 hari sebesar 5,7
umur beton 1 hari sebesar 4,2 MPa MPa. Hasil uji kuat lentur umur 1 hari dengan

INERSIA, Vol. XV No. 1, Mei 2019


50
Pengaruh Serat Baja … (Adita/ hal 43-53)

umur 28 hari mengalami peningkatan umur beton 28 hari sebesar 6,1 MPa. Selisih
sebesar 1,5 MPa. Hasil uji kuat lentur umur kuat lentur umur 1 hari dengan 28 hari
beton 1 hari sebesar 3,4 MPa sedangkan sebesar 2,7 MPa.

Tabel 8. Hasil pengujian kuat lentur

No Variasi Umur 1 Hari (MPa) Umur 28 Hari (MPa)

1. Variasi 0,5% 4,2 5,7

2. Variasi 1% 3,4 6,1

Perbandingan kuat lentur variasi 0,5% dengan 1% dapat dilihat pada Gambar 5.
7
6,1
6 5,7
Kuat Lentur (MPa)

5
4,2
4 3,4
3
2
1
0
Dramix 0,5 % Dramix 1 %
1 hari Variasi Dramix
28 hari

Gambar 8. Hubungan variasi dramix dengan kuat lentur.

Gambar 9. Pengujian kuat lentur

Kecenderungan penambahan serat baja meningkatkan kuat lenturnya. Serat baja


meningkatkan kuat lentur pada beton umur juga mampu menahan terjadinya keruntuhan
28 hari. Pengujian kuat lentur ini secara tiba-tiba sehingga jika mengalami
membuktikan bahwa serat baja efektif kelebihan beban maka akan mengalami
menahan tarik pada beton sehingga kehancuran secara perlahan. Kondisi ini

INERSIA, Vol. XV No. 1, Mei 2019 51


Pengaruh Serat Baja … (Adita/ hal 43-53)

sesuai dengan pendapat Sudarmoko (1993) baja menjadi acak atau tidak teratur. Posisi
yang menyatakan bahwa secara teoritis serat baja diasumsikan menyebar dengan
benda uji tidak akan terjadi lendutan posisi yang bervariasi. Jumlah serat pada
sebelum benda uji mengalami keruntuhan. retakan mempengaruhi kekuatan beton,
Keruntuhan total benda uji terjadi segera semakin banyak jumlah serat pada retakan
setelah retak pertama muncul, sedangkan akan semakin kuat menahan lentur. Kondisi
pada pengujian balok beton serat terjadi serat baja yang menggumpal mungkin terjadi
keruntuhan secara perlahan dengan diawali apabila kadar serat baja lebih banyak.
suatu retak kecil yang semakin lama Semakin besar komposisi serat baja
bertambah besar. semakin besar kemungkinan serat baja
menggumpal pada satu bagian beton.
Serat baja bekerja lebih efektif apabila posisi Kondisi ini sesuai dengan peningkatan
tegak lurus dengan gaya yang bekerja aspek rasio yang tinggi akan menyebabkan
karena lebih kuat menahan gaya tarik serat cenderung untuk menggumpal menjadi
daripada gaya tekan. Posisi serat baja dalam suatu bola (balling effect) yang sangat sulit
campuran beton tidak dapat diatur karena disebar secara merata sebelum dan
proses pencampuran membuat posisi serat sesudah pengadukan.

Gambar 10. Benda uji setelah pengujian

Penggunaan faktor air semen yang sangat belum melebihi kekuatan tarik serat baja.
rendah memungkinkan berkurangnya Kondisi ini terlihat pada serat yang hanya
rekatan antar agregat dan serat dengan terlepas dari campuran beton (tidak putus).
adukan semen. Campuran beton yang Percobaan variasi faktor air semen dapat
terlalu kering akan mempengaruhi proses dilakukan untuk mencari kebutuhan air
hidrasi semen dalam campuran. Kondisi paling optimum sehingga menghasilkan
retakan benda uji menunjukan bahwa ikatan rekatan antara serat baja dengan campuran
antara serat baja dengan campuran beton beton menjadi maksimal.

SIMPULAN

Hasil kajian pada Roller compacted concrete variasi serat baja (dramix) 1% diperoleh
(RCC) mengenai kuat lentur beton dengan 3,4 MPa dan 6,1 MPa.
bahan tambah serat baja (dramix) sesuai 2. Penambahan serat baja semakin
variasi diperoleh kesimpulan antara lain: banyak mampu menambah kakuatan
beton terhadap lentur pada umur beton
1. Hasil pengujian kuat lentur RCC pada
28 hari.
umur 1 hari dan 28 hari untuk variasi
serat baja (dramix) 0,5% diperoleh 4,2
MPa dan 5,7 MPa sedangkan untuk
INERSIA, Vol. XV No. 1, Mei 2019
52
Pengaruh Serat Baja … (Adita/ hal 43-53)

Pengujian campuran beton RCC pada umur


1 hari telah menghasilkan kuat lentur yang
tinggi.

DAFTAR RUJUKAN

ACI 207.5R-99, 2004. Roller Compacted Beton. Tugas Akhir Strata 1.


Mass Concrete. In ACI manual of Yogyakarta: Universitas Islam
concrete practice. USA. p.47. Indonesia.

Badan Standarisasi Nasional, SNI 03-2834- Pratama, G. N. I. P., & Sumarjo, H. (2018).
2000. Tata Cara Pembuatan Aksesibilitas Tata Letak Elevator
Rencana Campuran Beton Normal. Penumpang Gedung Kantor Pusat
Jakarta. Layanan Terpadu (KPLT) Fakultas
Teknik UNY. INformasi dan Ekspose
Badan Standarisasi Nasional, SNI 1974- hasil Riset Teknik SIpil dan
2011. Cara Uji Kuat tekan Beton Arsitektur, 14(1), 26-35.
Dengan Benda Uji Silinder. Jakarta.
Prihadi, W. R., & Pratama, G. N. I. P. (2016).
Badan Standarisasi Nasional, SNI 4431- Konfigurasi Batang Pada
2011. Cara Uji Kuat Lentur Beton Perancangan Rangka Atap
Normal Dengan Dua Titik Bambu. INformasi dan Ekspose hasil
Pembebanan. Jakarta. Riset Teknik SIpil dan
Arsitektur, 12(2), 173-183.
Briggs, A., Bowen, D.H. & Kollek, J., 1974.
Mechanical Properties and Durability Tjokrodimuljo, K., 2012. Teknologi Beton.
of Fibre Reinforced Cement Yogyakarta: KMTS FT UGM.
Composite. In Proceeding Of
International Conference Carbon Saragi, Y.R.R., 2014. Tinjauan Perkerasan
Fibres. London, 1974. The Plastic Beton (Rigid Pavement) dengan RCC
Institute. (Roller Compacted Concrete). Jurnal
Teknik Mommensen, 1.
Dipohusodo, I., 1994. Struktur Beton
Bertulang. Jakarta: PT. Gramedia Sudarmoko, 1993. Indeks Tahanan Lentur
Pustaka Utama. Beton Serat. Forum Teknik, Jilid 17,
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2006. pp.57-65.
Manual Konstruksi dan Bangunan:
Buku 5 Lapis Pondasi Beton Padat Zai, K.A., Syahrizal & Karolina, R., 2014.
Giling (BPG/RCC). Jakarta. Pengaruh Penambahan Silica Fume
dan Superplasticizer Terhadap Kuat
Muzamil & Budiono, 1994. Pengaruh Tekan Beton Mutu Tinggi Dengan
Pemakaian Bahan Tambah Super Metode ACI (American Concrete
Institute). Jurnal Teknik Sipil USU, Vol.
Plasticizer Terhadap Kuat Desak
3 No. 2.

INERSIA, Vol. XV No. 1, Mei 2019 53

Anda mungkin juga menyukai