Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

id
o.
Setiap organisasi pemerintah atau publik mempunyai tugas utama memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat yang bersifat langsung dan tidak langsung.

.g
Dengan prosedur yang jelas, masyarakat akan lebih mudah melakukan kontrol atau
pengawasan dan diketahui secara pasti biaya yang harus dikeluarkan, waktu yang

ta
dibutuhkan, siapa yang terlibat, peralatan apa yang dibutuhkan, persyaratan apa saja
yang harus dipenuhi untuk suatu jenis pelayanan. Hal itu sejalan dengan reformasi

ko
birokrasi yaitu perbaikan kualitas yang lebih baik dan harus mampu menghasilkan
birokrasi yang 3 E (efektif, efisien dan ekonomis).

g
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan

an
Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi, dan Berdasarkan Peraturan Walikota No. 33
er
Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan SOP AP. SOP diartikan sebagai
pedoman yang menunjukan apa yang harus dilakukan, kapan hal tersebut dilakukan,
ng

bagaimana itu dilakukan dan siapa yang melakukan.


ta

Dengan Penyusunan SOP dilingkungan Dinas Pemberdayaan Perempuan,


Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota
b.

Tangerang ini merupakan revisi / pembaharuan dengan mengikuti aturan yang


terbaru, untuk itu diharapkan pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan kepada
2k

masyarakat dapat dilakukan secara optimal dan terutama adalah bagaimana


mengaitkan prosedur kerja masing-masing unit yang ada di Dinas Pemberdayaan
ap

Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kota Tangerang sehingga bisa sinergis dengan unit lainnya dengan harapan ke
depanya setelah Revisi SOP ini diterapkan, tidak ada lagi keterlambatan dalam
p3

melakukan kegiatan, tidak ada saling menunggu, tidak saling tumpang tindih.
d

Buku Revisi SOP ini dibuat untuk menjadi pedoman memaksimalkan pelayanan
://

kepada masyarakat Kota Tangerang. Dengan demikian akan tercipta standarisasi dan
sinkronisasi dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing- masing unit yang ada
tp

di lingkungan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian


Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tangerang. Disamping itu, dengan adanya
ht

Revisi SOP siapapun akan lebih mudah mengetahui dan mendiagnosis masalah yang
terjadi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga akan

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 1


tercipta harmonisasi dan keselarasan.

1.2 Ruang Lingkup

Revisi SOP melingkupi seluruh proses penyelenggaraan administrasi

id
pemerintahan termasuk pemberian pelayanan baik pelayanan Internal maupun
eksternal organisasi pemerintah yang dilaksanakan oleh unit-unit organisasi yang

o.
dijalankan serta dapat menjadi bahan yang memadai untuk pengambilan keputusan.

.g
Ruang lingkup Penyusunan Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas

ta
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kota Tangerang dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6/

ko
Tahun 2008 tentang Indikator Penyelenggaran Pemerintah Daerah yaitu, Perda No. 8
Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Perwal No.
65 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta

g
Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian

an
Penduduk dan Keluarga Berencana: er
1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya buku Revisi SOP Dinas Pemberdayaan Perempuan,
ng

Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota


Tangerang dan Berdasarkan Perwal No 33 Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
ta

1. Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan di lingkungan Dinas


Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
b.

Keluarga Berencana Kota Tangerang;


2. Sebagai pedoman dalam mensinergikan berbagai tugas pokok dan fungsi unit
2k

kerja di Lingkungan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,


Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tangerang ;
ap

3. Sebagai acuan bagi para pejabat/pegawai pada DP3AP2KB dalam


melaksanakan tugas pokok sesuai fungsi dan kewenangannya;
4. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan
p3

pekerjaan khusus, sehingga dapat mengurangi kesalahan dan kelalaian;


5. Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi
d

manajemen sehingga mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan


://

proses kerja sehari-hari;


6. Menciptakan ukuran standar kinerja sehingga memudahkan pegawai dalam
tp

memperbaiki, mengevaluasi dan meningkatkan kinerjanya.


7. Meningkatkan akuntabilitas dalam penyelengggaraan Pemerintah;
ht

8. Meningkatkan tertib adminitasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan;


9. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 2


1.4 Manfaat

Berdasarkan Perwal No 33 Tahun 2014 Manfaat yang dapat diambil dari


tersusunnya Revisi SOP Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,

id
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tangerang adalah sebagai
berikut:

o.
.g
1. Sebagai ukuran standar kinerja bagi pegawai dalam menyelesaikan,
memperbaiki serta mengevaluasi pekerjaan yang menjadi tugasnya;

ta
2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan seorang
pegawai dalam melaksanakan tugas;

ko
3. Meningkatkan akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab individual pegawai dan organisasi secara keseluruhan;
4. Menjamin terlaksananya seluruh proses pelayanan melalui prosedur yang benar,

g
meliputi : alur, persyaratan, kelengkapan, output yang dihasilkan dan waktu yang

an
tetap (standar);
5. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi pegawai, informasi
er
beban tugas yang dipikulnya dan informasi penyusunan standar pelayanan;
6. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam
ng

memberikan pelayanan;
7. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas; dan
ta

8. Sebagai instrumen yang dapat melindungi aparatur dari kemungkinan tuntutan


hukum karena tuduhan melakukan penyimpangan
b.

9. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pelaksanaan tugas;


2k

E. Dasar Hukum

1. Perwal Kota Tangerang No 33 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan


ap

SOP AP
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan
p3

yang Bersih dan Bebas KKN;


3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
d

Pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
://

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun


tp

2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004


tentang Pemerintahan Daerah;
ht

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;


6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 3


Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi

id
Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi;

o.
9. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota

.g
Tangerang ;
10. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan

ta
dan Susunan Perangkat Daerah
11. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 65 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

ko
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana;

g
an
F. Format dan Simbol SOP er
Penyusunan Revisi SOP harus memperhatikan format Revisi SOP, sehingga
mempermudah pengorganisasiannya dan memudahkan bagi para pengguna dalam
ng

memahami isi Revisi SOP. Untuk mempermudah pembacaan Buku Revisi SOP Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
ta

Keluarga Berencana Kota Tangerang ini, maka perlu dijelaskan mengenai simbol-
simbol alur yang digunakan, antara lain :
b.
2k

Simbol Nama Simbol Keterangan


a. Simbol buka tutup
b. Melambangkan mulainya kegiatan
ap

(pemicu / start dan akhir kegiatan


(penutup / finis)
p3

Simbol Kapsul c. Penulisan anak panah yang menyertai


(Terminator) harus sesuai kaidah, yaitu : untuk
d

memulai (pemicu) arah panah kebawah


://

terlebih dahulu dan untuk penutup arah


panah harus dari atas simbol kapsul:
tp

d. Prinsip yang digunakan adalah kegiatan


mulai simbol kapsul harus dari ujung kiri
ht

sesuai skuennya (urutannya) tidak ada


yang dari tengah ataupun ujung kanan

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 4


a. Simbol utama (yang diutamakan)
b. Melambangkan kegiatan eksekusi
(proses)
c. Penulisan anak panah yang menyertai
Simbol Kotak harus sesuai kaidah

id
(Process) d. Prinsip yang digunakan adalah satu
aktivitas satu aktor dan satu simbol,

o.
kecuali untuk kegiatan yang secara

.g
esensinya merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh lebih dari satu aktor

ta
secara bersamaan dalam waktu yang
relatif sama, seperti rapat, diskusi

ko
a. Simbol Keputusan
Simbol Belah b. Melambangkan kegiatan pengambilan

g
Ketuoat keputusan (adanya alternatif ya – tidak,
(Decesion) lengkap – tidak, sesuai – tidak, dsb)

an
c. Penulisan anak panah yang menyertai
harus sesuai kaidah tetapi lebih fleksibel
er
dibandingkan simbol kotak
a. Simbol Penghubung
ng

b. Melangbangkan penghubung flowcharts


Simbol Segi yang terputus karena ganti halaman;
ta

Lima (off-page c. Penulisan simbol didahului dengan anak


Connector) panah dari simbol sebelumnya pada
b.

halaman yang terputus dan diteruskan


dengan anak panah menuju simbol
2k

berikutnya pada halaman berikutnya


dan berlaku sebaliknyauntuk panah
balikan;
ap

d. Prinsip yang digunakan: apabila hanya


satu anak panah menghubung simbol
p3

segi lima maka tidak perlu ditulis nomor.


Apabila menghubungkan lebih dari satu
d

anak panah maka diberikan nomor.


://

a. Simbol Arah Proses;


Anak Panah b. Melambangkan arah proses kegiatan
tp

(panah) (Arrow) dari satu simbol ke simbol selanjutnya;


c. Penulisan simbol anak panah sesuai
ht

kaidah yang berlaku pada simbol yang


dihubungkan;

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 5


d. Prinsip yang digunakan: Pertama, arah
anak panah selalu jatuh dari atas
menuju ke sisi atas tengah simbol,
kecuali untuk arah anak panah balikan
yang tergantung pada kondisi yang

id
dihadapi; bisa dari bawah ke atas dan
bisa dari sisi kanan ataupun kiri. Kedua,

o.
tanda anak panah tidak boleh

.g
bersilangan

ta
g ko
an
er
ng
ta
b.
2k
ap
dp3
://
tp
ht

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 6


BAB II
LANDASAN TEORI

1. Pendahuluan

id
Organisasi adalah jaringan tata kerja sama kelompok orang-orang secara teratur dan

o.
kontinue untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan dan didalamnya terdapat
tata cara bekerjasama dan hubungan antara atasan dan bawahan. Organisasi tidak hanya

.g
sekedar wadah tetapi juga terdapat pembagian kewenangan, siapa mengatur apa dan
kepada siapa harus bertanggung jawab (Gibson; 1996 :6). Organisasi dapat dilihat dari

ta
dua sudut pandang yaitu pandangan obyektif dan pandangan subyektif. Dari sudut pandang
obyektif, organisasi berarti struktur, sedangkan berdasarkan pada pandangan subyektif,

ko
organisasi berarti proses (Wayne Pace dan Faules, dalam Gibson, 1997 : 16). Kaum
obyektivis menekankan pada struktur, perencanaan, kontrol, dan tujuan serta menempatkan

g
faktor-faktor utama ini dalam suatu skema adaptasi organisasi, sedangkan kaum

an
subyektivis mendefinisikan organisasi sebagai perilaku pengorganisasian (organizing
behaviour).
er
Organisasi sebagai sistem sosial, mempunyai tujuan-tujuan kolektif tertentu yang ingin
dicapai (Muhadjir Darwin; 1994). Ciri pokok lainnya adalah adanya hubungan antar pribadi
ng

yang terstruktur ke dalam pola hubungan yang jelas dengan pembagian fungsi yang jelas,
sehingga membentuk suatu sistem administrasi. Hubungan yang terstruktur tersebut
ta

bersifat otoritatif, dalam arti bahwa masing-masing yang terlibat dalam pola hubungan
tersebut terikat pada pembagian kewenangan formal dengan aturan yang jelas. Fremont
b.

Kast dan James Rosenzweig (2000) mengatakan bahwa organisasi merupakan suatu
subsistem dari lingkungan yang lebih luas dan berorientasi tujuan (orang-orang dengan
2k

tujuan), termasuk subsistem teknik (orang-orang memahami pengetahuan, teknik, peralatan


dan fasilitas), subsistem struktural (orang-orang bekerja bersama pada aktivitas yang
bersatu padu), subsistem jiwa sosial (orang-orang dalam hubungan sosial), dan
ap

dikoordinasikan oleh subsistem manajemen (perencanaan dan pengontrolan semua


kegiatan).
p3

Kinerja atau juga disebut performance dapat didefinisikan sebagai pencapaian hasil atau
the degree of accomplishment. Sementara itu, Atmosudirdjo (1997) mengatakan bahwa
d

kinerja juga dapat berarti prestasi kerja, prestasi penyelenggaraan sesuatu. Faustino
://

(1995) memberi batasan kinerja sebagai suatu cara mengukur kontribusi-kontribusi


tp

dari individu-individu anggota organisasi kepada organisasinya.

Peter Jennergen (1993) mendefinisikan kinerja organisasi adalah tingkat yang menunjukkan
ht

seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan secara aktual dan misi organisasi
tercapai. Selanjutnya Pamungkas (2000) menjelaskan bahwa kinerja adalah penampilan

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 7


cara-cara untuk menghasilkan suatu hasil yang diperoleh dengan aktivitas yang dicapai
dengan suatu unjuk kerja. Dengan demikian, kinerja adalah konsep utama organisasi yang
menunjukkan seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan.

id
Penilaian terhadap kinerja dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi
dalam kurun waktu tertentu. Penilaian tersebut dapat juga dijadikan input bagi perbaikan

o.
atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya. Dalam institusi pemerintah khususnya,
penilaian kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan,

.g
memotivasi para birokrat pelaksana, melakukan penyesuaian anggaran, mendorong

ta
pemerintah agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat yang dilayani dan menuntun
perbaikan dalam pelayanan publik.

ko
Lenvine (1996) mengemukakan tiga konsep yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
organisasi publik, yakni :

g
an
1. Responsivitas (responsiveness) : menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam
menjalankan misi dan tujuannya terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Penilaian responsivitas bersumber pada data organisasi dan masyarakat, data
er
organisasi dipakai untuk mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan dan program organisasi,
sedangkan data masyarakat pengguna jasa diperlukan untuk mengidentifikasi demand
ng

dan kebutuhan masyarakat.


ta

2. Responsibilitas (responsibility) : pelaksanaan kegiatan organisasi publik dilakukan


sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan
b.

organisasi baik yang implisit atau eksplisit. Responsibilitas dapat dinilai dari analisis
terhadap dokumen dan laporan kegiatan organisasi. Penilaian dilakukan dengan
2k

mencocokan pelaksanaan kegiatan dan program organisasi dengan prosedur


administrasi dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam organisasi.
ap

3. Akuntabilitas (accountability) : menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan


organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Data
p3

akuntabilitas dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti penilaian dari wakil rakyat,
para pejabat politis, dan oleh masyarakat.
d

Weisbord (1993) mengemukakan 6 indikator pengukuran kinerja organisasi publik, yang


://

meliputi tujuan, struktur, reward, mekanisme tata kerja, tata hubungan dan kepemimpinan.
tp

Tujuan berkaitan dengan arah yang hendak ditempuh organisasi, karena itu tujuan
organisasi harus direncanakan sebaik mungkin dengan melibatkan anggota organisasi,
ht

mulai dari perumusan sampai pada pelaksanaan atau upaya pencapaiannya. Struktur
berkaitan dengan hubungan-hubungan logis antara berbagai fungsi dalam organisasi

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 8


termasuk juga semua kegiatan pembagian kerja ke dalam satuan-satuannya dan
koordinasi satuan-satuan tersebut. Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang
mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja maupun
orang-orang yang menunjukkan kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab masing-
masing dalam suatu sistem kerjasama.

id
Mekanisme tata kerja adalah sesuatu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling
berhubungan dan membentuk satuan tersebut. Mekanisme dapat mengacu pada barang,

o.
aturan, organisasi, perilaku dan sebagainya. Mekanisme tata kerja akan sangat

.g
bermanfaat bagi organisasi dalam hal membantu dalam koordinasi dan integrasi kerja,
dan membantu memonitor kerja organisasi, sehingga dapat diketahui apakah suatu

ta
kegiatan dapat berjalan baik atau buruk. Unsur-unsur penting dalam mekanisme tata kerja
meliputi; prosedur kebijakan, agenda, pertemuan formal, aktivitas dan tersedianya sarana

ko
atau alat yang mungkin ditemukan untuk membantu orang-orang untuk bekerja sama; dan
penemuan, kreativitas pegawai secara spontan untuk memecahkan permasalahan dalam
bekerja.

g
an
2. Standar Operasional Prosedur er
Paradigma governance membawa pergeseran dalam pola hubungan antara pemerintah
dengan masyarakat sebagai konsekuensi dari penerapan prinsip-prinsip corporate
ng

governance. Penerapan prinsip corporate governance juga berimplikasi pada perubahan


manajemen pemerintahan menjadi lebih terstandarisasi, artinya ada sejumlah kriteria
standar yang harus dipatuhi instansi pemerintah dalam melaksanakan aktivitas-
ta

aktivitasnya. Standar kinerja ini sekaligus dapat untuk menilai kinerja instansi pemerintah
secara internal mupun eksternal. Standar internal yang bersifat prosedural inilah yang
b.

disebut dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).


2k

Perumusan SOP menjadi relevan karena sebagai tolok ukur dalam menilai efektivitas dan
efisiensi kinerja instansi pemerintah dalam melaksanakan program kerjanya. Secara
ap

konseptual prosedur diartikan sebagai langkah - langkah sejumlah instruksi logis untuk
menuju pada suatu proses yang dikehendaki. Proses yang dikehendaki tersebut berupa
p3

pengguna-pengguna sistem proses kerja dalam bentuk aktivitas, aliran data, dan aliran
kerja. Prosedur operasional standar adalah proses standar langkah - langkah sejumlah
instruksi logis yang harus dilakukan berupa aktivitas, aliran data, dan aliran kerja.
d
://

Dilihat dari fungsinya, SOP berfungsi membentuk sistem kerja & aliran kerja yang
teratur, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan; menggambarkan bagaimana tujuan
tp

pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku;


menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan berlangsung; sebagai sarana tata
ht

urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode


yang ditetapkan; menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik dan menetapkan

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 9


hubungan timbal balik antar Satuan Kerja.

Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem, mekanisme dan
tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan
instansi pemerintah. SOP sebagai suatu dokumen/instrumen memuat tentang proses dan

id
prosedur suatu kegiatan yang bersifat efektif dan efisisen berdasarkan suatu standar
yang sudah baku. Pengembangan instrumen manajemen tersebut dimaksudkan untuk

o.
memastikan bahwa proses pelayanan di seluruh unit kerja pemerintahan dapat terkendali
dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

.g
Sebagai suatu instrumen manajemen, SOP berlandaskan pada sistem manajemen kualitas

ta
(Quality Management System), yakni sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-
praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu

ko
proses dan produk (barang dan/atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.
Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini mencakup

g
beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja. Sistem ini berlandaskan

an
pada pencegahan kesalahan, sehingga bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan
yang bersifat reaktif. Secara konseptual, SOP merupakan bentuk konkret dari penerapan
prinsip manajemen kualitas yang diaplikasikan untuk organisasi pemerintahan (organisasi
er
publik). Oleh karena itu, tidak semua prinsip-prinsip manajemen kualitas dapat
diterapkan dalam SOP karena sifat organisasi pemerintah berbeda dengan organisasi
ng

privat.
ta

Tahap penting dalam penyusunan Standar operasional prosedur adalah melakukan analisis
sistem dan prosedur kerja, analisis tugas, dan melakukan analisis prosedur kerja.
b.

1. Analisis sistem dan prosedur kerja


2k

Analisis sistem dan prosedur kerja adalah kegiatan mengidentifikasikan fungsi- fungsi
utama dalam suatu pekerjaan, dan langkah-langkah yang diperlukan dalam melaksanakan
fungsi sistem dan prosedur kerja. Sistem adalah kesatuan unsur atau unit yang saling
ap

berhubungan dan saling mempengaruhi sedemikian rupa, sehingga muncul dalam bentuk
keseluruhan, bekerja, berfungsi atau bergerak secara harmonis yang ditopang oleh
p3

sejumlah prosedur yang diperlukan, sedang prosedur merupakan urutan kerja atau
kegiatan yang terencana untuk menangani pekerjaan yang berulang dengan cara
d

seragam dan terpadu.


2. Analisis Tugas
://
tp

Analisis tugas merupakan proses manajemen yang merupakan penelaahan yang mendalam
dan teratur terhadap suatu pekerjaan, karena itu analisa tugas diperlukan dalam setiap
ht

perencanaan dan perbaikan organisasi. Analisa tugas diharapkan dapat memberikan


keterangan mengenai pekerjaan, sifat pekerjaan, syarat pejabat, dan tanggung jawab

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 10


pejabat. Di bidang manajemen dikenal sedikitnya 5 aspek yang berkaitan langsung dengan
analisis tugas yaitu :
a. Analisa tugas, merupakan penghimpunan informasi dengan sistematis dan penetapan
seluruh unsur yang tercakup dalam pelaksanaan tugas khusus.
b. Deskripsi tugas, merupakan garis besar data informasi yang dihimpun dari analisa tugas,

id
disajikan dalam bentuk terorganisasi yang mengidentifikasikan dan menjelaskan isi
tugas atau jabatan tertentu. Deskripsi tugas harus disusun berdasarkan fungsi atau

o.
posisi, bukan individual; merupakan dokumen umum apabila terdapat sejumlah

.g
personel memiliki fungsi yang sama, dan mengidentifikasikan individual dan persyaratan
kualifikasi untuk mereka serta harus dipastikan bahwa mereka memahami dan

ta
menyetujui terhadap wewenang dan tanggung jawab yang didefinisikan itu.
c. Spesifikasi tugas berisi catatan-catatan terperinci mengenai kemampuan pekerja untuk

ko
tugas spesifik.
d. Penilaian tugas, berupa prosedur penggolongan dan penentuan kualitas tugas untuk
menetapkan serangkaian nilai moneter untuk setiap tugas spesifik dalam hubungannya

g
dengan tugas lain.

an
e. Pengukuran kerja dan penentuan standar tugas merupakan prosedur penetapan
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas dan menetapkan ukuran yang
er
dipergunakan untuk menghitung tingkat pelaksanaan pekerjaan.
ng

Melalui analisa tugas ini tugas-tugas dapat dibakukan, sehingga dapat dibuat pelaksanaan
tugas yang baku. Setidaknya ada dua manfaat analisis tugas dalam penyusunan standar
operasional prosedur yaitu membuat penggolongan pekerjaan yang direncanakan dan
ta

dilaksanakan serta menetapkan hubungan kerja dengan sistematis.


3. Analisis prosedur kerja
b.

Analisis prosedur kerja adalah kegiatan untuk mengidentifikasi urutan langkah- langkah
2k

pekerjaan yang berhubungan apa yang dilakukan, bagaimana hal tersebut dilakukan,
bilamana hal tersebut dilakukan, dimana hal tersebut dilakukan, dan siapa yang
ap

melakukannya.

Prosedur diperoleh dengan merencanakan terlebih dahulu bermacam-macam langkah yang


p3

dianggap perlu untuk melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian prosedur kerja dapat
dirumuskan sebagai serangkaian langkah pekerjaan yang berhubungan, biasanya
d

dilaksanakan oleh lebih dari satu orang, yang membentuk suatu cara tertentu dan dianggap
://

baik untuk melakukan suatu keseluruhan tahap yang penting. Analisis terhadap prosedur
kerja akan menghasilkan suatu diagram alur (flow chart) dari aktivitas organisasi dan
tp

menentukan hal-hal kritis yang akan mempengaruhi keberhasilan organisasi. Aktivitas-


aktivitas kritis ini perlu didokumetasikan dalam bentuk prosedur-prosedur dan selanjutnya
ht

memastikan bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas itu dikendalikan oleh prosedur-prosedur kerja
yang telah terstandarisasi.

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 11


Prosedur kerja merupakan salah satu komponen penting dalam pelaksanaan tujuan
organisasi sebab prosedur memberikan beberapa keuntungan antara lain memberikan
pengawasan yang lebih baik mengenai apa yang dilakukan dan bagaimana hal tersebut
dilakukan; mengakibatkan penghematan dalam biaya tetap dan biaya tambahan dan
membuat koordinasi yang lebih baik di antara bagian-bagian yang berlainan. Dalam

id
menyusun suatu prosedur kerja, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
yaitu :

o.
1) Prosedur kerja harus sederhana sehingga mengurangi beban pengawasan;

.g
2) Spesialisasi harus dipergunakan sebaik-baiknya;
3) Pencegahan penulisan, gerakan dan usaha yang tidak perlu;

ta
4) Berusaha mendapatkan arus pekerjaan yang sebaik-baiknya;
5) Mencegah kekembaran (duplikasi) pekerjaan;

ko
6) Harus ada pengecualian yang seminimun-minimunya terhadap peraturan;
7) Mencegah adanya pemeriksaan yang tidak perlu;
8) Prosedur harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi yang berubah;

g
9) Pembagian tugas tepat;

an
10) Memberikan pengawasan yang terus menerus atas pekerjaan yang dilakukan;
11) Penggunaan urutan pelaksanaan pekerjaaan yang sebaik-baiknya;
er
12) Tiap pekerjaan yang diselesaikan harus memajukan pekerjaan dengan
memperhatikan tujuan;
ng

13) Pekerjaan tata usaha harus diselenggarakan sampai yang minimum;


14) Menggunakan prinsip pengecualian dengan sebaik-baiknya
ta

Hasil dari penyusunan prosedur kerja ini dapat ditulis dalam “buku pedoman organisasi”
atau “daftar tugas” yang memuat lima hal penting, yaitu :
b.

1) Garis-garis besar organisasi (tugas-tugas tiap jabatan);


2k

2) Sistem-sistem atau metode-metode yang berhubungan dengan pekerjaan;


3) Formulir-formulir yang dipergunakan dan bagaimana menggunakannya;
4) Tanggal dikeluarkannya dan di bawah kekuasaan siapa buku pedoman tersebut
ap

diterbitkan;
5) Informasi tentang bagaimana menggunakan buku pedoman tersebut.
p3

Penyusunan Standar Operasional Prosedur terbagi dalam tiga proses kegiatan utama
yaitu Requirement discovery berupa teknik yang digunakan oleh sistem tersebut untuk
d

mengidentifikasi permasalahan sistem dan pemecahannya dari pengguna sistem; Data


://

modeling berupa teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan sistem data;


dan Process modeling berupa teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan
tp

struktur dan data yang ada pada seluruh sistem proses atau logis, kebijakan prosedur
yang akan diimplementasikan dalam suatu proses sistem.
ht

Dilihat dari ruang lingkupnya, penyusuan SOP dilakukan disetiap satuan unit kerja dan
menyajikan langkah-langkah serta prosedur yang spesifik berkenaan dengan kekhasan

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 12


tupoksi masing-masing satuan unit kerja yang meliputi penyusunan langkah- langkah,
tahapan, mekanisme maupun alur kegiatan. SOP kemudian menjadi alat untuk
meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan secara efektif dan efisien. Prinsip
dasar yang perlu diperhatikan dalam penyusunan SOP adalah :
1) Penyusunan SOP harus mengacu pada SOTK, TUPOKSI, serta alur dokumen;

id
2) Prosedur kerja menjadi tanggung jawab semua anggota organisasi;
3) Fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur, sehingga perlu dikembangkan

o.
diagram alur dari kegiatan organisasi;

.g
4) SOP didasarkan atas kebijakan yang berlaku;
5) SOP dikoordinasikan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya

ta
kesalahan/penyimpangan;
6) SOP tidak terlalu rinci;

ko
7) SOP dibuat sesederhana mungkin;
8) SOP tidak tumpang tindih, bertentangan atau duplikasi dengan prosedur lain;
9) SOP ditinjau ulang secara periodik dan dikembangkan sesuai kebutuhan.

g
Berdasarkan pada prinsip penyusunan SOP di atas, penyusunan SOP didasarkan pada tipe

an
satuan kerja, aliran aktivitas, dan aliran dokumen. Kinerja SOP diproksikan dalam bentuk
durasi waktu, baik dalam satuan jam, hari, atau minggu, dan bentuk hirarkhi struktur
er
organisasi yang berlaku. Proses penyusunan SOP dilakukan dengan memperhatikan
kedudukan, tupoksi, dan uraian tugas dari unit kerja yang bersangkutan.
ng

Berdasarkan aspek-aspek tersebut SOP disusun dalam bentuk diagram alur (flow chart)
dengan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan urutan langkah kerja, aliran
ta

dokumen, tahapan mekanisme, serta waktu kegiatan. Setiap satuan unit kerja memiliki
SOP sesuai dengan rincian tugas pokok dan fungsinya, karena itu setiap satuan unit kerja
b.

memiliki lebih dari satu SOP.


2k
ap
dp3
://
tp
ht

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 13


BAB III
VISI DAN MISI
DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK,
PENGENDLIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

id
KOTA TANGERANG

o.
2.1 VISI DAN MISI

.g
2.1.1 VISI

ta
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan

ko
Keluarga Berencana menetapkan Visi Tahun 2014-2018 sebagai berikut:

“Terwujudnya Masyarakat Mandiri Dan Sejahtera Yang Berakhlakul Karimah”

g
an
Pokok-pokok visi yang terkandung dalam Visi Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana tersebut
er
adalah sebagai berikut:
POKOK-POKOK VISI PENJELASAN POKOK-POKOK VISI
ng

Masyarakat Mandiri masyarakat yang maju, mampu berdaya saing, mempunyai


rasa percaya diri
Masyarakat Sejahtera Masyarakat Sejahtera Artinya Masyarakat yang memenuhi
ta

seluruh/sebagian kriteria : Mapan di Bidang Ekonomi, Mapan


di Bidang Kesehatan serta Mapan di Bidang Pendidikan
b.

Masyarakat Akhlakul Karimah Berakhlakul Karimah Artinya Masyarakat yang agamis dan
berbudi luhur
2k

2.1.2 Misi
ap

Sebagai upaya untuk mencapai visi yang telah ditentukan perlu ditetapakan misi yang
p3

merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk


mewujudkan visi. Dalam rangka perumusan Misi Dinas Pemberdayaan Perempuan
Perlindugan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tangerang
d

Tahun 2014-2018 maka perlu diperhatikan relevansi dan dukungannya terhadap


://

pencapaian Misi Kota Tangerang Tahun 2014-2018 sebagaimana tertuang dalam


Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Tangerang Tahun 2014-
tp

2018.
ht

Bepijak pada Visi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindugan Anak Pengendalian


Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tangerang Tahun 2014-2018 yang telah

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 14


ditetapkan dan upaya untuk mendukung pencapaian Misi Kota Tangerang Tahun 2014-
2018 maka Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindugan Anak Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tangerang menetapkan Misi Tahun 2014-
2018 sebagai berikut:
1. Mewujudkan kapasitas kelembagaaan dan SDM aparatur yang berkualitas,

id
berintegritas dan profesional
Penjelasan Misi : Peningkatan kualitas SDM dan sarana dan prasarana

o.
kelembagaan dinas merupakan salah satu upaya untuk menciptakan good

.g
goverment dan sarana dinas yang memadai dan berkualitas, mutlak diperlukan
sekaligus dapat untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pelayanan dinas dalam

ta
rangka mendukung berlangsungnya kegiatan

ko
2. Mewujudkan kemampuan dan keberdayaan serta kemandirian Masyarakat
Penjelasan Misi : Pengembangan kemampuan dan keberdayaan serta kemandirian
masyarakat ditujukan untuk meningkatkan masyarakat yang berdaya saing, kualitas

g
kehidupan masyarakat Kota Tangerang, yang ditunjang dengan upaya peningkatan

an
kesejahteraan sosial masyarakat. demi terwujudnya masyarakat yang berdaya saing
di era globalisasi.
er
3. Mewujudkan kualitas hidup Perempuan dan Anak serta Peran Perempuan dalam
ng

Pembangunan.
Penjelasan Misi : Peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak serta peran
ta

perempuan dalam pembangunan merupakan salah satu potensi dalam menciptakan


kondisi kemajuan baik dalam bidang politik pengambilan keputusan maupun bidang
b.

ekonomi dan sosial


2k

4. Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera


Penjelasan Misi : Peningkatan keluarga kecil bahagia sejahtera yang merupakan
salah satu upaya untuk pengendalian penduduk melalui pengaturan kelahiran dalam
ap

mempercepat kemajuan Kota Tangerang, yang dilakukan dengan memajukan


kegiatan ekonomi keluarga, kepesertaan penduduk kota Tangerang dalam ber KB
p3

5. Mengembangkan data dan informasi


d

Penjelasan Misi : Pengembangan data dan informasi ditujukan untuk menunjang


kelancaran urusan yang ada di DP3AP2KB dengan menyediakan data yang berbasis
://

teknologi
tp

Misi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindugan Anak Pengendalian Penduduk


ht

dan Keluarga Berencana Tahun 2014-2018 tersebut diharapkan memberikan kontribusi

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 15


aktif dalam rangka mendukung pencapaian Misi Kota Tangerang Tahun 2014-2018
sebagaimana terlihat di bawah ini :

POKOK-POKOK MISI KOTA POKOK-POKOK MISI DP3APSKB


1. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, 1. Mewujudkan kapasitas kelembagaaan dan SDM

id
akuntabel, dan transparan didukung dengan aparatur yang berkualitas, berintegritas dan
struktur birokrasi yang berintegritas, profesional.

o.
kompeten, dan profesional
3. Mengembangkan kualitas pendidikan, 2. Mewujudkan kemampuan dan keberdayaan

.g
kesehatan, dan kesejahteraan sosial demi serta kemandirian Masyarakat
terwujudnya masyarakat yang berdaya saing

ta
di era globalisasi
3. Mewujudkan kualitas hidup Perempuan dan
Anak serta Peran Perempuan dalam

ko
Pembangunan
4. Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera

g
5. Mengembangkan data dan informasi
4. Meningkatkan pembangunan sarana 1. Mewujudkan kapasitas kelembagaaan dan SDM

an
perkotaan yang memadai dan berkualitas aparatur yang berkualitas, berintegritas dan
profesional
er
ng
ta
b.
2k
ap
dp3
://
tp
ht

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 16


BAB IV
GAMBARAN UMUM PELAYANAN
DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK,
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

id
o.
3.1 TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI

.g
3.1.1 Kedudukan

ta
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan

ko
Keluarga Berencana merupakan salah satu lembaga teknis kota yang dipimpin oleh
seorang Kepala Satuan dan berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Walikota
yang dibentuk berdasarkan “Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 8 Tahun 2016

g
tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah”, “Peraturan Walikota Tangerang

an
Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta
Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
er
Penduduk dan Keluarga Berencana”.
ng

3.1.2 Struktur Organisasi


ta

Berpijak pada Peraturan Walikota Tangerang Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan
b.

Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,


2k

struktur organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian


Penduduk dan Keluarga Berencana di Kota Tangerang adalah sebagai berikut :
ap

Susunan Organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,


Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana terdiri dari :
p3

1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, yang membawahkan:
d

a. Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian;


://

b. Sub Bagian Keuangan;


tp

c. Sub Bagian Perencanaan;


ht

3. Bidang Pemberdayaan Perempuan, membawahkan:


a. Seksi Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan;

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 17


b. Seksi Kelembagaan dan Peningkatan Kualitas Hidup Keluarga;
4. Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, membawahkan:
a. Seksi Perlindungan Perempuan dan Anak;
b. Seksi Pemenuhan Hak Perempuan dan Anak;

id
5. Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerakan,

o.
yang membawahkan:

.g
a. Seksi Pengendalian Penduduk dan Informasi Keluarga;
b. Seksi Advokasi , Penggerakan dan Pendayagunaan PLKB dan Kader KB;

ta
6. Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan

ko
Keluarga, yang membawahkan:
a. Seksi Jaminan dan Pembinaan Kesertaan Ber KB;

g
b. Seksi Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;

an
7. Kelompok Jabatan Fungsional. er
Bagan struktur Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tangerang sebagaimana tercantum dalam
ng

Lampiran Peraturan Walikota Tangerang Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,


Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan
ta

Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana adalah


sebagai berikut:
b.
2k
ap
dp3
://
tp
ht

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 18


.id
go
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
KELUARGA BERENCANA

a.
ot
KEPALA DINAS

gk
an
KELOMPOK SEKRETARIAT
JABATAN

er
SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
UMUM DAN KEPEGAWAIAN KEUANGAN PERENCANAAN

ng
BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG

ta
PEMBERDAYAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA,
PEREMPUAN DAN ANAK PENYULUHAN DAN PENGGERAKAN KETAHANAN DAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA

SEKSI SEKSI
b.
PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN
SEKSI
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
SEKSI
JAMINAN DAN PEMBINAAN
2k
PENINGKATAN KUALITAS HIDUP ANAK INFORMASI KELUARGA KESERTAAN BER KB
PEREMPUAN

SEKSI
SEKSI SESI
ap

SEKSI ADVOKASI, PENGGERAKAN DAN


KELEMBAGAAN DAN PENINGKATAN PEMENUHAN HAK PEREMPUAN KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN
PENDAYAGUNAAN PLKB DAN KADER
KUALITAS HIDUP KELUARGA DAN ANAK KELUARGA
KB
p3

UPT

UPTD
d
://
tp

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 19


ht
3.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan

id
Keluarga Berencana di Kota Tangerang sebagaimana diatur dalam: Peraturan Walikota
Tangerang Nomor 65 Tahun 2016 mengemban tugas pokok melaksanakan urusan

o.
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan perempuan,
perlindungan perempuan dan anak, pengendalian penduduk dan keluarga berencana.

.g
Dalam pelaksanaan tugas pokoknya, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan

ta
Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut:

ko
a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan di bidang Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana;

g
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan bidang Pemberdayaan Perempuan dan

an
Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Pemberdayaan Perempuan dan
er
Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;
d. pelaksanaan administrasi Dinas sesuai dengan bidang Pemberdayaan Perempuan
ng

dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;


e. pengelolaan UPT; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan lingkup tugas dan
ta

fungsinya.
b.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan penyelenggaraan fungsi tersebut, maka tugas dan
2k

fungsi unit kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian


Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tangerang sebagaimana diatur dalam Peraturan
Walikota Tangerang Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
ap

Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, adalah sebagai berikut:
p3

A. KEPALA DINAS
d

Dinas mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintahan di


bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk
://

dan Keluarga Berencana yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang
diberikan pada Daerah sesuai dengan visi, misi dan program Walikota sebagaimana
tp

dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.


ht

Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan,


Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana mempunyai
fungsi sebagai berikut:

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 20


1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan di bidang Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana;

id
2. Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

o.
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

.g
4. Pelaksanaan administrasi Dinas sesuai dengan bidang Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana;

ta
5. Pengelolaan UPT; dan
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan lingkup tugas dan

ko
fungsinya;

g
B. SEKRETARIAT

an
Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi
umum, keuangan, kepegawaian, dan perencanaan.
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi sebagai
er
berikut:
1. Penataussahaan urusan umum;
ng

2. Penatausahaan urusan keuangan;


3. Penatausahaan urusan kepegawaian;
ta

4. Pengoordinasian dalam penyusunan perencanaan Dinas;


5. pengkoordinasian dalam pembangunan dan pengembangan e-
b.

government; dan.
6. pengoordinasian pelaksanaan tugas Bidang-Bidang dan UPT di
2k

lingkungan Dinas

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Sekretaris membawahi dan dibantu oleh:
ap

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian


p3

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan sebagian


tugas dan fungsi Sekretariat di bidang administrasi umum dan administrasi
kepegawaian.
d
://

Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut:
tp

1. melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan Sub Bagian Umum


dan Kepegawaian ;
ht

2. melakukan pengelolaan urusan surat-menyurat/tata naskah Dinas;


3. melakukan pengelolaan urusan rumah tangga, perpustakaan, kearsipan,
keprotokolan, dan kehumasan Dinas;

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 21


4. melakukan pengelolaan urusan pembinaan dan pengembangan pegawai
Dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. melakukan pelayanan administrasi kepegawaian Dinas sesuai dengan

id
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6. melakukan fasilitasi penilaian prestasi kerja pegawai Dinas sesuai

o.
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
7. melakukan fasilitasi pemrosesan penetapan angka kredit jabatan fungsional

.g
di lingkungan Dinas;

ta
8. melakukan penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Dinas;
9. melaksanakan pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah yang

ko
dalam penguasaan SKPD;
10. melakukan fasilitasi dalam pembangunan dan pengembangan
e-government

g
11. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian Umum

an
dan Kepegawaian; dan
12. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya
er
b. Sub Bagian Keuangan
ng

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan


fungsi Sekretariat di bidang administrasi keuangan.
ta

Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Keuangan


mempunyai fungsi sebagai berikut:
b.

1. melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan Sub Bagian


Keuangan;
2k

2. melakukan pembinaan penatausahaan keuangan Dinas;


ap

3. melakukan penatausahaan anggaran Dinas sesuai dengan peraturan


perundang-undangan yang berlaku;
4. melakukan pengelolaan kas Dinas sesuai dengan ketentuan peraturan
p3

perundang-undangan yang berlaku;


5. melakukan pelayanan lainnya di bidang keuangan Dinas sesuai dengan
d

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;


://

6. menyimpan bukti-bukti transaksi keuangan sebagai bahan penyusunan


laporan pertanggungjawaban keuangan Dinas;
tp

7. melakukan penyusunan laporan keuangan Dinas sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan yang berlaku;
ht

8. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian


Keuangan; dan
9. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 22


c. Sub Bagian Perencanaan
Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan
fungsi Sekretariat di bidang perencanaan, evaluasi, dan pelaporan.

id
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Perencanaan

o.
mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan Sub Bagian

.g
Perencanaan;

ta
2. melakukan pengoordinasian penyusunan rencana program dan kegiatan
Dinas; meliputi Rencana Strategis (Renstra); Rencana Kerja (Renja);
Indikator Kinerja Utama (IKU); Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), dan

ko
Penetapan Kinerja (PK);
3. melakukan pengumpulan dan pengadministrasian usulan RKA/RKPA dari

g
unit-unit kerja di lingkungan Dinas;

an
4. melakukan penyusunan RKA/RKPA dan DPA/DPPA Dinas berdasarkan
usulan unit-unit kerja dan hasil pembahasan internal Dinas;
er
5. melakukan pembinaan administrasi perencanaan di lingkungan Dinas;
6. melakukan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap realisasi
ng

atau pelaksanaan program dan kegiatan Dinas;


7. melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan Dinas dalam
rangka penyiapan bahan-bahan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi
ta

Pemerintah lingkup Dinas dan laporan kedinasan lainnya;


8. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian
b.

Perencanaan; dan
9. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
2k
ap

F. BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN


p3

Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian


tugas dan fungsi Dinas dalam lingkup pemberdayaan perempuan
d

Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan


://

mempunyai fungsi sebagai berikut:


1. penyelenggaraan pemberian fasilitasi bagi penguatan kelembagaan dan
tp

pengembangan mekanisme pengarusutamaan gender;


ht

2. penyelenggaraan pemberian materi KomuniSeksi, Informasi, dan


EduSeksi (KIE) di bidang pengarusutamaan gender
3. penyelenggaraan pemberdayaan perempuan
4. penyelenggaraan kebijakan mengenai perlindungan dan peningkatan
kualitas hidup perempuan; dan

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 23


5. penyelenggaraan kebijakan mengenai kesejahteraan dan pemberdayaan
perempuan

id
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan
membawahi dan dibantu oleh:

o.
a. Seksi Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan

.g
Seksi Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan mempunyai tugas melaksanakan

ta
sebagian tugas dan fungsi Bidang Pemberdayaan Perempuan yang berkenaan
dengan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan.

ko
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi Peningkatan Kualitas
Hidup Perempuan mempunyai fungsi sebagai berikut:

g
1. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Peningkatan Kualitas Hidup

an
Perempuan berdasarkan tugas, permasalahan dan sebagai bahan
penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;
er
2. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,
pedoman dan petunjuk teknis mengenai penyelenggaraan kegiatan di
ng

bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan;


3. melakukan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis
mengenai penyelenggaraan kegiatan di bidang Peningkatan Kualitas Hidup
ta

Perempuan;
4. melakukan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai
b.

penyelenggaraan kegiatan di bidang Peningkatan Kualitas Hidup


2k

Perempuan;
5. melakukan fasilitasi penguatan kelembagaan dan pengembangan
mekanisme Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
ap

6. melakukan koordinasi pemberian materi komuniSeksi, informasi, dan


eduSeksi (KIE) di bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan;
p3

7. melakukan koordinasi penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan


perempuan
8. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Peningkatan
d

Kualitas Hidup Perempuan; dan;


://

9. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya


tp

b. Seksi Kelembagaan dan Peningkatan Kualitas Hidup Keluarga


ht

Seksi Kelembagaan dan Peningkatan Kualitas Hidup Keluarga mempunyai tugas


melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pemberdayaan Perempuan
yang berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan Kelembagaan dan Peningkatan
Kualitas Keluarga.

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 24


Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi Kelembagaan dan
Peningkatan Kualitas Hidup Keluarga mempunyai fungsi sebagai berikut:

id
1. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Kelembagaan dan
Peningkatan Kualitas Keluarga berdasarkan tugas, permasalahan dan

o.
regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana
Kerja dan Anggaran Dinas;

.g
2. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,

ta
pedoman dan petunjuk teknis Kelembagaan dan Peningkatan Kualitas
Keluarga

ko
3. melakukan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis
Kelembagaan dan Peningkatan Kualitas Keluarga
4. melakukan koordinasi penerapan sistem Kelembagaan dan Peningkatan

g
Kualitas Keluarga

an
5. melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan mengenai Kelembagaan dan
Peningkatan Kualitas Keluarga
er
6. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan Kelembagaan dan
Peningkatan Kualitas Keluarga; dan
ng

7. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya


.
ta

G. BIDANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK


b.

Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak mempunyai tugas menyelenggarakan


2k

sebagian tugas dan fungsi Dinas dalam lingkup Perlindungan Perempuan dan Anak

Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Bidang Perlindungan


ap

Perempuan dan Anak mempunyai fungsi sebagai berikut :


1. penyelenggaraan pemberian fasilitasi bagi penguatan kelembagaan dan
p3

pengembangan mekanisme Perlindungan Perempuan dan Anak;


2. penyelenggaraan pemberian materi KomuniSeksi, Informasi, dan EduSeksi (KIE)
di bidang Perlindungan Perempuan dan Anak;
d

3. penyelenggaraan Perlindungan Perempuan dan Anak


://

4. penyelenggaraan kebijakan mengenai Perlindungan Perempuan dan Anak


tp

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan


ht

dan Anak membawahi dan dibantu oleh:

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 25


a. Seksi Perlindungan Perempuan dan Anak
Seksi Perlindungan Perempuan dan Anak mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak yang

id
berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan Perlindungan Perempuan dan Anak

o.
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi Perlindungan
Perempuan dan Anak mempunyai fungsi sebagai berikut :

.g
1. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Perlindungan

ta
Perempuan dan Anak berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi
sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan

ko
Anggaran Dinas;
2. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,
pedoman dan petunjuk teknis Perlindungan Perempuan dan Anak

g
3. melakukan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis

an
Perlindungan Perempuan dan Anak
4. melakukan koordinasi penerapan system Perlindungan Perempuan dan
er
Anak
5. melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan mengenai Perlindungan
ng

Perempuan dan Anak


6. melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan mengenai Perlindungan
Perempuan dan Anak
ta

7. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan Perlindungan Perempuan


dan Anak; dan
b.

8. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya


2k

b. Seksi Pemenuhan Hak Perempuan dan Anak


Seksi Pemenuhan Hak Perempuan dan Anak mempunyai tugas melaksanakan
ap

sebagian tugas dan fungsi Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak yang
berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan Pemenuhan Hak Perempuan dan Anak
p3

Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi Pemenuhan Hak


Perempuan dan Anak mempunyai fungsi sebagai berikut :
d

1. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pemenuhan Hak


://

Perempuan dan Anak berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi


tp

sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan


Anggaran Dinas
ht

2. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,


pedoman dan petunjuk teknis Pemenuhan Hak Perempuan dan Anak
3. melakukan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis Pemenuhan
Hak Perempuan dan Anak

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 26


4. melakukan koordinasi penerapan system Pemenuhan Hak Perempuan dan
Anak
5. melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan mengenai Pemenuhan Hak

id
Perempuan dan Anak
6. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan Pemenuhan Hak

o.
Perempuan dan Anak; dan
7. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya

.g
ta
H. BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK, PENYULUHAN DAN PENGGERAKAN

ko
Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerakan mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi Dinas dalam lingkup
administrasi dan informasi serta pengendalian penduduk.

g
an
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk,
Penyuluhan dan Penggerakan mempunyai fungsi sebagai berikut :
er
1. perumusan kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk, sistem informasi
keluarga, Penyuluhan, Advokasi dan Penggerakan bidang pengendalian
ng

penduduk dan keluarga berencana;


2. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk, sistem
informasi keluarga, Penyuluhan, Advokasi dan Penggerakan dibidang
ta

pengendalian penduduk dan keluarga berencana;


3. pelaksanaan NSPK dibidang pengendalian penduduk, sistem informasi keluarga,
b.

Penyuluhan, Advokasi dan Penggerakan bidang pengendalian penduduk dan


2k

keluarga berencana;
4. pelaksanaan pemaduan dan sinkronisasi kebijakan dalam rangka pengendalian
kuantitas penduduk;
ap

5. pelaksanaan pemetaan perkiraan (parameter) pengendalian penduduk,


6. pelaksanaan Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi
p3

kemasyarakatan di bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana


7. pelaksanaan pendayagunaan tenaga penyuluh KB (PKB/PLKB)
8. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk,
d

sistem informasi keluarga, Penyuluhan, Advokasi dan Penggerakan dibidang


://

pengendalian penduduk dan keluarga berencana


tp

9. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk,


sistem informasi keluarga, Penyuluhan, Advokasi dan Penggerakan dibidang
ht

pengendalian penduduk dan keluarga berencana; dan


10. pelaksanaan koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 27


Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk,
Penyuluhan dan Penggerakan membawahi dan dibantu oleh:

id
a. Seksi Pengendalian Penduduk dan Informasi Keluarga
Seksi Pengendalian Penduduk dan Informasi Keluarga mempunyai tugas pokok

o.
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pengendalian Penduduk,
Penyuluhan dan Penggerakan yang berkenaan dengan pengendalian penduduk

.g
dan informasi keluarga.

ta
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi Pengendalian Penduduk

ko
dan Informasi Keluarga mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pengendalian Penduduk
dan Informasi Keluarga berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi

g
sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan

an
Anggaran Dinas;
2. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,
er
pedoman dan petunjuk teknis mengenai pengelolaan Pengendalian
Penduduk dan informasi keluarga;
ng

3. melakukan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis


mengenai pengendalian penduduk dan informasi keluarga;
4. melakukan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai
ta

pengendalian penduduk dan informasi keluarga


5. melakukan pengumpulan dan pengolahan data mikro kependudukan dan
b.

keluarga;
2k

6. melakukan pengelolaan statistik Program Keluarga Berencana dan


Keluarga Sejahtera;
7. melakukan penyajian data mikro kependudukan dan keluarga serta statistik
ap

Program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera;


8. melakukan pengumpulan informasi dan analisis Program Nasional dalam
p3

Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan, dan Penggerakan


9. melakukan evaluasi pelaksanaan Program Nasional Keluarga Berencana
dan Keluarga Sejahtera
d

10. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi


://

Pengendalian Penduduk dan Informasi Keluarga; dan


tp

11. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya


ht

b. Seksi Advokasi, Penggerakan dan Pendayagunaan PLKB dan Kader KB


Seksi Advokasi, Penggerakan dan Pendayagunaan PLKB dan Kader KB
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang
Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerakan yang berkenaan dengan

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 28


Advokasi dan penggerakan keluarga berencana

Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi Advokasi, Penggerakan

id
dan Pendayagunaan PLKB dan Kader KB mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Advokasi, Penggerakan

o.
dan Pendayagunaan PLKB dan Kader KB berdasarkan tugas,
permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis

.g
serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas

ta
2. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,
pedoman dan petunjuk teknis mengenai fasilitasi, advokasi, pembinaan,

ko
penggerakan keluarga berencana, Penyuluhan dan Pendayagunaan PLKB
dan Kader KB;
3. melakukan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis

g
mengenai fasilitasi, advokasi, pembinaan, penggerakan keluarga

an
berencana, fasilitasi, penyuluhan, pembinaan, pendayagunaan PLKB dan
kader KB;
er
4. melakukan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai
fasilitasi, advokasi, pembinaan, dan penggerakan keluarga berencana,
ng

penyuluhan, pembinaan, pendayagunaan PLKB dan kader KB;


5. melakukan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penggerakan keluarga berencana;
ta

6. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan kebijakan Daerah


tentang, penyuluhan, pembinaan, pendayagunaan PLKB dan kader KB
b.

dalam penggerakan keluarga berencana;


2k

7. melakukan penyusunan dan mengajukan penetapan kebijakan Daerah


tentang penguatan, penyuluhan, pembinaan, pendayagunaan PLKB dan
kader KB dalam penggerakan keluarga berencana
ap

8. melakukan pembinaan, fasilitasi, penguatan, advokasi dan pengembangan


dalam penggerakan keluarga berencana, penyuluhan dan pendayagunaan
p3

PLKB dan kader KB;


9. melakukan pembinaan kepada PLKB dan kader KB
10. melakukan fasilitasi, pembinaan, advokasi dan supervisi penyelenggaraan
d

kegiatan peningkatan kesejahteraan keluarga skala Kota


://

11. melakukan fasilitasi, pembinaan, dan supervisi penyelenggaraan kegiatan


tp

penyuluhan dan pendayagunaan PLKB dan kader KB


12. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Advokasi
ht

dan Penggerakan; dan


13. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 29


I. BIDANG KELUARGA BERENCANA, KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN
KELUARGA
Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga mempunyai

id
tugas menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi Dinas dalam lingkup pelayanan
keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga

o.
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Keluarga Berencana,

.g
Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga mempunyai fungsi sebagai berikut :

ta
1. pelaksanaan koordinasi pelaksanaan Program Keluarga, Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga di bidang pelayanan keluargaberencana

ko
2. pelaksanaan pembinaan pelayanan keluarga berencana, ketahanan dan
kesejahteraan keluarga;
3. pelaksanaan penjaminan ketersediaan alat kontrasepsi; dan

g
4. pelaksanaan pemberian Advokasi, komuniseksi, informasi, eduseksi, dan

an
konseling di bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
er
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Keluarga Berencana,
Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga membawahi dan dibantu oleh:
ng

c. Seksi Jaminan dan Pembinaan Kesertaan ber KB


Seksi Jaminan dan Pembinaan Kesertaan ber KB mempunyai tugas
ta

melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Keluarga Berencana,


Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga yang berkenaan dengan Jaminan ber KB
b.

dan Pembinaan Kesertaan ber KB.


2k

Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi Jaminan dan Pembinaan
Kesertaan ber KB mempunyai fungsi sebagai berikut :
ap

1. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Jaminan dan Pembinaan


Kesertaan ber KB berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai
p3

bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran


Dinas;
2. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,
d

pedoman dan petunjuk teknis mengenai jaminan dan Pembinaan Kesertaan


://

ber KB.
tp

3. melakukan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis


mengenai jaminan ber KB;
ht

4. melakukan sosialisasi konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis


mengenai pelayanan keluarga berencana;
5. melakukan koordinasi pelaksanaan Program Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera di bidang jaminan ber KB;

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 30


6. melakukan pembinaan jaminan ber KB;
7. melakukan penjaminan ketersediaan alat kontrasepsi;
8. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Jaminan ber

id
KB;
9. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya;

o.
10. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pembinaan Kesertaan ber
KB berdasarkan tugas, permasalahan dan sebagai bahan

.g
penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas

ta
11. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,
pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelayanan komuniseksi informasi

ko
dan eduseksi dan kesehatan reproduksi
12. melakukan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis
mengenai pelayanan komuniseksi informasi dan eduseksi dan kesehatan

g
reproduksi

an
13. melakukan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai
pelayanan komuniseksi informasi dan eduseksi dan kesehatan reproduksi
er
14. melakukan koordinasi pelaksanaan Program Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera di bidang pelayanan kesehatan reproduksi
ng

15. melakukan pembinaan pelayanan kesehatan reproduksi


16. melakukan komuniseksi, informasi, edusekksi, dan konseling di bidang
kesehatan reproduksi
ta

17. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Pembinaan


Kesertaan ber KB; dan
b.

18. melakukan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya


2k

d. Seksi Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga


Seksi Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga mempunyai tugas melaksanakan
ap

sebagian tugas dan fungsi Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan


Kesejahteraan Keluarga yang berkenaan dengan Ketahanan dan Kesejahteraan
p3

Keluarga.
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga mempunyai fungsi sebagai berikut :
d

1. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Ketahanan dan


://

Kesejahteraan Keluarga berdasarkan tugas, permasalahan dan sebagai


tp

bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran


Dinas
ht

2. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,


pedoman dan petunjuk teknis mengenai Ketahanan dan Kesejahteraan
Keluarga;

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 31


3. melakukan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis
mengenai Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;
4. melakukan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai

id
Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;
5. melakukan koordinasi pelaksanaan Program Keluarga Berencana dan

o.
Keluarga Sejahtera di bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;
6. melakukan pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;

.g
7. melakukan komuniSeksi, informasi, eduSeksi, dan konseling di bidang

ta
Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;
8. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Ketahanan

ko
dan Kesejahteraan Keluarga; dan;
9. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya

g
an
J. JABATAN FUNGSIONAL
1. Jabatan Fungsional ditetepkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
er
undangan yang berlaku;
2. Pemegang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) salam
ng

melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada kepala Dinas.


3. Dalam hal Pemegang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ta

lebih dari seorang dibentuk kelompok Jabatan Fungsional


b.

4. Kelompok Jabatan Fungsional sebagimana dimaksud pada ayat (3) dipimpin oleh
Pemegang Jabatan Fungsional yang paling senior
2k

5. Jumlah Pegawai Negri sipil yang memangku setiap jenis Jabatan Fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai Peraturan perundang-
ap

undangan
p3
d
://
tp
ht

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 32


BAB V
PROSEDUR DOKUMEN SOP

id
o.
.g
ta
g ko
an
er
ng
ta
b.
2k
ap
p3
d
://
tp
ht

Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) DP3AP2KB Page 33

Anda mungkin juga menyukai