PENDAHULUAN
id
o.
Setiap organisasi pemerintah atau publik mempunyai tugas utama memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat yang bersifat langsung dan tidak langsung.
.g
Dengan prosedur yang jelas, masyarakat akan lebih mudah melakukan kontrol atau
pengawasan dan diketahui secara pasti biaya yang harus dikeluarkan, waktu yang
ta
dibutuhkan, siapa yang terlibat, peralatan apa yang dibutuhkan, persyaratan apa saja
yang harus dipenuhi untuk suatu jenis pelayanan. Hal itu sejalan dengan reformasi
ko
birokrasi yaitu perbaikan kualitas yang lebih baik dan harus mampu menghasilkan
birokrasi yang 3 E (efektif, efisien dan ekonomis).
g
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
an
Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi, dan Berdasarkan Peraturan Walikota No. 33
er
Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan SOP AP. SOP diartikan sebagai
pedoman yang menunjukan apa yang harus dilakukan, kapan hal tersebut dilakukan,
ng
melakukan kegiatan, tidak ada saling menunggu, tidak saling tumpang tindih.
d
Buku Revisi SOP ini dibuat untuk menjadi pedoman memaksimalkan pelayanan
://
kepada masyarakat Kota Tangerang. Dengan demikian akan tercipta standarisasi dan
sinkronisasi dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing- masing unit yang ada
tp
Revisi SOP siapapun akan lebih mudah mengetahui dan mendiagnosis masalah yang
terjadi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga akan
id
pemerintahan termasuk pemberian pelayanan baik pelayanan Internal maupun
eksternal organisasi pemerintah yang dilaksanakan oleh unit-unit organisasi yang
o.
dijalankan serta dapat menjadi bahan yang memadai untuk pengambilan keputusan.
.g
Ruang lingkup Penyusunan Revisi Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas
ta
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kota Tangerang dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6/
ko
Tahun 2008 tentang Indikator Penyelenggaran Pemerintah Daerah yaitu, Perda No. 8
Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Perwal No.
65 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta
g
Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
an
Penduduk dan Keluarga Berencana: er
1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya buku Revisi SOP Dinas Pemberdayaan Perempuan,
ng
id
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tangerang adalah sebagai
berikut:
o.
.g
1. Sebagai ukuran standar kinerja bagi pegawai dalam menyelesaikan,
memperbaiki serta mengevaluasi pekerjaan yang menjadi tugasnya;
ta
2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan seorang
pegawai dalam melaksanakan tugas;
ko
3. Meningkatkan akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab individual pegawai dan organisasi secara keseluruhan;
4. Menjamin terlaksananya seluruh proses pelayanan melalui prosedur yang benar,
g
meliputi : alur, persyaratan, kelengkapan, output yang dihasilkan dan waktu yang
an
tetap (standar);
5. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi pegawai, informasi
er
beban tugas yang dipikulnya dan informasi penyusunan standar pelayanan;
6. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam
ng
memberikan pelayanan;
7. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas; dan
ta
E. Dasar Hukum
SOP AP
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan
p3
Pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
://
id
Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi;
o.
9. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota
.g
Tangerang ;
10. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan
ta
dan Susunan Perangkat Daerah
11. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 65 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
ko
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana;
g
an
F. Format dan Simbol SOP er
Penyusunan Revisi SOP harus memperhatikan format Revisi SOP, sehingga
mempermudah pengorganisasiannya dan memudahkan bagi para pengguna dalam
ng
memahami isi Revisi SOP. Untuk mempermudah pembacaan Buku Revisi SOP Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
ta
Keluarga Berencana Kota Tangerang ini, maka perlu dijelaskan mengenai simbol-
simbol alur yang digunakan, antara lain :
b.
2k
id
(Process) d. Prinsip yang digunakan adalah satu
aktivitas satu aktor dan satu simbol,
o.
kecuali untuk kegiatan yang secara
.g
esensinya merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh lebih dari satu aktor
ta
secara bersamaan dalam waktu yang
relatif sama, seperti rapat, diskusi
ko
a. Simbol Keputusan
Simbol Belah b. Melambangkan kegiatan pengambilan
g
Ketuoat keputusan (adanya alternatif ya – tidak,
(Decesion) lengkap – tidak, sesuai – tidak, dsb)
an
c. Penulisan anak panah yang menyertai
harus sesuai kaidah tetapi lebih fleksibel
er
dibandingkan simbol kotak
a. Simbol Penghubung
ng
id
dihadapi; bisa dari bawah ke atas dan
bisa dari sisi kanan ataupun kiri. Kedua,
o.
tanda anak panah tidak boleh
.g
bersilangan
ta
g ko
an
er
ng
ta
b.
2k
ap
dp3
://
tp
ht
1. Pendahuluan
id
Organisasi adalah jaringan tata kerja sama kelompok orang-orang secara teratur dan
o.
kontinue untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan dan didalamnya terdapat
tata cara bekerjasama dan hubungan antara atasan dan bawahan. Organisasi tidak hanya
.g
sekedar wadah tetapi juga terdapat pembagian kewenangan, siapa mengatur apa dan
kepada siapa harus bertanggung jawab (Gibson; 1996 :6). Organisasi dapat dilihat dari
ta
dua sudut pandang yaitu pandangan obyektif dan pandangan subyektif. Dari sudut pandang
obyektif, organisasi berarti struktur, sedangkan berdasarkan pada pandangan subyektif,
ko
organisasi berarti proses (Wayne Pace dan Faules, dalam Gibson, 1997 : 16). Kaum
obyektivis menekankan pada struktur, perencanaan, kontrol, dan tujuan serta menempatkan
g
faktor-faktor utama ini dalam suatu skema adaptasi organisasi, sedangkan kaum
an
subyektivis mendefinisikan organisasi sebagai perilaku pengorganisasian (organizing
behaviour).
er
Organisasi sebagai sistem sosial, mempunyai tujuan-tujuan kolektif tertentu yang ingin
dicapai (Muhadjir Darwin; 1994). Ciri pokok lainnya adalah adanya hubungan antar pribadi
ng
yang terstruktur ke dalam pola hubungan yang jelas dengan pembagian fungsi yang jelas,
sehingga membentuk suatu sistem administrasi. Hubungan yang terstruktur tersebut
ta
bersifat otoritatif, dalam arti bahwa masing-masing yang terlibat dalam pola hubungan
tersebut terikat pada pembagian kewenangan formal dengan aturan yang jelas. Fremont
b.
Kast dan James Rosenzweig (2000) mengatakan bahwa organisasi merupakan suatu
subsistem dari lingkungan yang lebih luas dan berorientasi tujuan (orang-orang dengan
2k
Kinerja atau juga disebut performance dapat didefinisikan sebagai pencapaian hasil atau
the degree of accomplishment. Sementara itu, Atmosudirdjo (1997) mengatakan bahwa
d
kinerja juga dapat berarti prestasi kerja, prestasi penyelenggaraan sesuatu. Faustino
://
Peter Jennergen (1993) mendefinisikan kinerja organisasi adalah tingkat yang menunjukkan
ht
seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan secara aktual dan misi organisasi
tercapai. Selanjutnya Pamungkas (2000) menjelaskan bahwa kinerja adalah penampilan
id
Penilaian terhadap kinerja dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi
dalam kurun waktu tertentu. Penilaian tersebut dapat juga dijadikan input bagi perbaikan
o.
atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya. Dalam institusi pemerintah khususnya,
penilaian kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan,
.g
memotivasi para birokrat pelaksana, melakukan penyesuaian anggaran, mendorong
ta
pemerintah agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat yang dilayani dan menuntun
perbaikan dalam pelayanan publik.
ko
Lenvine (1996) mengemukakan tiga konsep yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
organisasi publik, yakni :
g
an
1. Responsivitas (responsiveness) : menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam
menjalankan misi dan tujuannya terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Penilaian responsivitas bersumber pada data organisasi dan masyarakat, data
er
organisasi dipakai untuk mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan dan program organisasi,
sedangkan data masyarakat pengguna jasa diperlukan untuk mengidentifikasi demand
ng
organisasi baik yang implisit atau eksplisit. Responsibilitas dapat dinilai dari analisis
terhadap dokumen dan laporan kegiatan organisasi. Penilaian dilakukan dengan
2k
akuntabilitas dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti penilaian dari wakil rakyat,
para pejabat politis, dan oleh masyarakat.
d
meliputi tujuan, struktur, reward, mekanisme tata kerja, tata hubungan dan kepemimpinan.
tp
Tujuan berkaitan dengan arah yang hendak ditempuh organisasi, karena itu tujuan
organisasi harus direncanakan sebaik mungkin dengan melibatkan anggota organisasi,
ht
mulai dari perumusan sampai pada pelaksanaan atau upaya pencapaiannya. Struktur
berkaitan dengan hubungan-hubungan logis antara berbagai fungsi dalam organisasi
id
Mekanisme tata kerja adalah sesuatu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling
berhubungan dan membentuk satuan tersebut. Mekanisme dapat mengacu pada barang,
o.
aturan, organisasi, perilaku dan sebagainya. Mekanisme tata kerja akan sangat
.g
bermanfaat bagi organisasi dalam hal membantu dalam koordinasi dan integrasi kerja,
dan membantu memonitor kerja organisasi, sehingga dapat diketahui apakah suatu
ta
kegiatan dapat berjalan baik atau buruk. Unsur-unsur penting dalam mekanisme tata kerja
meliputi; prosedur kebijakan, agenda, pertemuan formal, aktivitas dan tersedianya sarana
ko
atau alat yang mungkin ditemukan untuk membantu orang-orang untuk bekerja sama; dan
penemuan, kreativitas pegawai secara spontan untuk memecahkan permasalahan dalam
bekerja.
g
an
2. Standar Operasional Prosedur er
Paradigma governance membawa pergeseran dalam pola hubungan antara pemerintah
dengan masyarakat sebagai konsekuensi dari penerapan prinsip-prinsip corporate
ng
aktivitasnya. Standar kinerja ini sekaligus dapat untuk menilai kinerja instansi pemerintah
secara internal mupun eksternal. Standar internal yang bersifat prosedural inilah yang
b.
Perumusan SOP menjadi relevan karena sebagai tolok ukur dalam menilai efektivitas dan
efisiensi kinerja instansi pemerintah dalam melaksanakan program kerjanya. Secara
ap
konseptual prosedur diartikan sebagai langkah - langkah sejumlah instruksi logis untuk
menuju pada suatu proses yang dikehendaki. Proses yang dikehendaki tersebut berupa
p3
pengguna-pengguna sistem proses kerja dalam bentuk aktivitas, aliran data, dan aliran
kerja. Prosedur operasional standar adalah proses standar langkah - langkah sejumlah
instruksi logis yang harus dilakukan berupa aktivitas, aliran data, dan aliran kerja.
d
://
Dilihat dari fungsinya, SOP berfungsi membentuk sistem kerja & aliran kerja yang
teratur, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan; menggambarkan bagaimana tujuan
tp
Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem, mekanisme dan
tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan
instansi pemerintah. SOP sebagai suatu dokumen/instrumen memuat tentang proses dan
id
prosedur suatu kegiatan yang bersifat efektif dan efisisen berdasarkan suatu standar
yang sudah baku. Pengembangan instrumen manajemen tersebut dimaksudkan untuk
o.
memastikan bahwa proses pelayanan di seluruh unit kerja pemerintahan dapat terkendali
dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
.g
Sebagai suatu instrumen manajemen, SOP berlandaskan pada sistem manajemen kualitas
ta
(Quality Management System), yakni sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-
praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu
ko
proses dan produk (barang dan/atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.
Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini mencakup
g
beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja. Sistem ini berlandaskan
an
pada pencegahan kesalahan, sehingga bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan
yang bersifat reaktif. Secara konseptual, SOP merupakan bentuk konkret dari penerapan
prinsip manajemen kualitas yang diaplikasikan untuk organisasi pemerintahan (organisasi
er
publik). Oleh karena itu, tidak semua prinsip-prinsip manajemen kualitas dapat
diterapkan dalam SOP karena sifat organisasi pemerintah berbeda dengan organisasi
ng
privat.
ta
Tahap penting dalam penyusunan Standar operasional prosedur adalah melakukan analisis
sistem dan prosedur kerja, analisis tugas, dan melakukan analisis prosedur kerja.
b.
Analisis sistem dan prosedur kerja adalah kegiatan mengidentifikasikan fungsi- fungsi
utama dalam suatu pekerjaan, dan langkah-langkah yang diperlukan dalam melaksanakan
fungsi sistem dan prosedur kerja. Sistem adalah kesatuan unsur atau unit yang saling
ap
berhubungan dan saling mempengaruhi sedemikian rupa, sehingga muncul dalam bentuk
keseluruhan, bekerja, berfungsi atau bergerak secara harmonis yang ditopang oleh
p3
sejumlah prosedur yang diperlukan, sedang prosedur merupakan urutan kerja atau
kegiatan yang terencana untuk menangani pekerjaan yang berulang dengan cara
d
Analisis tugas merupakan proses manajemen yang merupakan penelaahan yang mendalam
dan teratur terhadap suatu pekerjaan, karena itu analisa tugas diperlukan dalam setiap
ht
id
disajikan dalam bentuk terorganisasi yang mengidentifikasikan dan menjelaskan isi
tugas atau jabatan tertentu. Deskripsi tugas harus disusun berdasarkan fungsi atau
o.
posisi, bukan individual; merupakan dokumen umum apabila terdapat sejumlah
.g
personel memiliki fungsi yang sama, dan mengidentifikasikan individual dan persyaratan
kualifikasi untuk mereka serta harus dipastikan bahwa mereka memahami dan
ta
menyetujui terhadap wewenang dan tanggung jawab yang didefinisikan itu.
c. Spesifikasi tugas berisi catatan-catatan terperinci mengenai kemampuan pekerja untuk
ko
tugas spesifik.
d. Penilaian tugas, berupa prosedur penggolongan dan penentuan kualitas tugas untuk
menetapkan serangkaian nilai moneter untuk setiap tugas spesifik dalam hubungannya
g
dengan tugas lain.
an
e. Pengukuran kerja dan penentuan standar tugas merupakan prosedur penetapan
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas dan menetapkan ukuran yang
er
dipergunakan untuk menghitung tingkat pelaksanaan pekerjaan.
ng
Melalui analisa tugas ini tugas-tugas dapat dibakukan, sehingga dapat dibuat pelaksanaan
tugas yang baku. Setidaknya ada dua manfaat analisis tugas dalam penyusunan standar
operasional prosedur yaitu membuat penggolongan pekerjaan yang direncanakan dan
ta
Analisis prosedur kerja adalah kegiatan untuk mengidentifikasi urutan langkah- langkah
2k
pekerjaan yang berhubungan apa yang dilakukan, bagaimana hal tersebut dilakukan,
bilamana hal tersebut dilakukan, dimana hal tersebut dilakukan, dan siapa yang
ap
melakukannya.
dianggap perlu untuk melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian prosedur kerja dapat
dirumuskan sebagai serangkaian langkah pekerjaan yang berhubungan, biasanya
d
dilaksanakan oleh lebih dari satu orang, yang membentuk suatu cara tertentu dan dianggap
://
baik untuk melakukan suatu keseluruhan tahap yang penting. Analisis terhadap prosedur
kerja akan menghasilkan suatu diagram alur (flow chart) dari aktivitas organisasi dan
tp
memastikan bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas itu dikendalikan oleh prosedur-prosedur kerja
yang telah terstandarisasi.
id
menyusun suatu prosedur kerja, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
yaitu :
o.
1) Prosedur kerja harus sederhana sehingga mengurangi beban pengawasan;
.g
2) Spesialisasi harus dipergunakan sebaik-baiknya;
3) Pencegahan penulisan, gerakan dan usaha yang tidak perlu;
ta
4) Berusaha mendapatkan arus pekerjaan yang sebaik-baiknya;
5) Mencegah kekembaran (duplikasi) pekerjaan;
ko
6) Harus ada pengecualian yang seminimun-minimunya terhadap peraturan;
7) Mencegah adanya pemeriksaan yang tidak perlu;
8) Prosedur harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi yang berubah;
g
9) Pembagian tugas tepat;
an
10) Memberikan pengawasan yang terus menerus atas pekerjaan yang dilakukan;
11) Penggunaan urutan pelaksanaan pekerjaaan yang sebaik-baiknya;
er
12) Tiap pekerjaan yang diselesaikan harus memajukan pekerjaan dengan
memperhatikan tujuan;
ng
Hasil dari penyusunan prosedur kerja ini dapat ditulis dalam “buku pedoman organisasi”
atau “daftar tugas” yang memuat lima hal penting, yaitu :
b.
diterbitkan;
5) Informasi tentang bagaimana menggunakan buku pedoman tersebut.
p3
Penyusunan Standar Operasional Prosedur terbagi dalam tiga proses kegiatan utama
yaitu Requirement discovery berupa teknik yang digunakan oleh sistem tersebut untuk
d
struktur dan data yang ada pada seluruh sistem proses atau logis, kebijakan prosedur
yang akan diimplementasikan dalam suatu proses sistem.
ht
Dilihat dari ruang lingkupnya, penyusuan SOP dilakukan disetiap satuan unit kerja dan
menyajikan langkah-langkah serta prosedur yang spesifik berkenaan dengan kekhasan
id
2) Prosedur kerja menjadi tanggung jawab semua anggota organisasi;
3) Fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur, sehingga perlu dikembangkan
o.
diagram alur dari kegiatan organisasi;
.g
4) SOP didasarkan atas kebijakan yang berlaku;
5) SOP dikoordinasikan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
ta
kesalahan/penyimpangan;
6) SOP tidak terlalu rinci;
ko
7) SOP dibuat sesederhana mungkin;
8) SOP tidak tumpang tindih, bertentangan atau duplikasi dengan prosedur lain;
9) SOP ditinjau ulang secara periodik dan dikembangkan sesuai kebutuhan.
g
Berdasarkan pada prinsip penyusunan SOP di atas, penyusunan SOP didasarkan pada tipe
an
satuan kerja, aliran aktivitas, dan aliran dokumen. Kinerja SOP diproksikan dalam bentuk
durasi waktu, baik dalam satuan jam, hari, atau minggu, dan bentuk hirarkhi struktur
er
organisasi yang berlaku. Proses penyusunan SOP dilakukan dengan memperhatikan
kedudukan, tupoksi, dan uraian tugas dari unit kerja yang bersangkutan.
ng
Berdasarkan aspek-aspek tersebut SOP disusun dalam bentuk diagram alur (flow chart)
dengan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan urutan langkah kerja, aliran
ta
dokumen, tahapan mekanisme, serta waktu kegiatan. Setiap satuan unit kerja memiliki
SOP sesuai dengan rincian tugas pokok dan fungsinya, karena itu setiap satuan unit kerja
b.
id
KOTA TANGERANG
o.
2.1 VISI DAN MISI
.g
2.1.1 VISI
ta
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
ko
Keluarga Berencana menetapkan Visi Tahun 2014-2018 sebagai berikut:
g
an
Pokok-pokok visi yang terkandung dalam Visi Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana tersebut
er
adalah sebagai berikut:
POKOK-POKOK VISI PENJELASAN POKOK-POKOK VISI
ng
Masyarakat Akhlakul Karimah Berakhlakul Karimah Artinya Masyarakat yang agamis dan
berbudi luhur
2k
2.1.2 Misi
ap
Sebagai upaya untuk mencapai visi yang telah ditentukan perlu ditetapakan misi yang
p3
2018.
ht
id
berintegritas dan profesional
Penjelasan Misi : Peningkatan kualitas SDM dan sarana dan prasarana
o.
kelembagaan dinas merupakan salah satu upaya untuk menciptakan good
.g
goverment dan sarana dinas yang memadai dan berkualitas, mutlak diperlukan
sekaligus dapat untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pelayanan dinas dalam
ta
rangka mendukung berlangsungnya kegiatan
ko
2. Mewujudkan kemampuan dan keberdayaan serta kemandirian Masyarakat
Penjelasan Misi : Pengembangan kemampuan dan keberdayaan serta kemandirian
masyarakat ditujukan untuk meningkatkan masyarakat yang berdaya saing, kualitas
g
kehidupan masyarakat Kota Tangerang, yang ditunjang dengan upaya peningkatan
an
kesejahteraan sosial masyarakat. demi terwujudnya masyarakat yang berdaya saing
di era globalisasi.
er
3. Mewujudkan kualitas hidup Perempuan dan Anak serta Peran Perempuan dalam
ng
Pembangunan.
Penjelasan Misi : Peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak serta peran
ta
teknologi
tp
id
akuntabel, dan transparan didukung dengan aparatur yang berkualitas, berintegritas dan
struktur birokrasi yang berintegritas, profesional.
o.
kompeten, dan profesional
3. Mengembangkan kualitas pendidikan, 2. Mewujudkan kemampuan dan keberdayaan
.g
kesehatan, dan kesejahteraan sosial demi serta kemandirian Masyarakat
terwujudnya masyarakat yang berdaya saing
ta
di era globalisasi
3. Mewujudkan kualitas hidup Perempuan dan
Anak serta Peran Perempuan dalam
ko
Pembangunan
4. Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera
g
5. Mengembangkan data dan informasi
4. Meningkatkan pembangunan sarana 1. Mewujudkan kapasitas kelembagaaan dan SDM
an
perkotaan yang memadai dan berkualitas aparatur yang berkualitas, berintegritas dan
profesional
er
ng
ta
b.
2k
ap
dp3
://
tp
ht
id
o.
3.1 TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI
.g
3.1.1 Kedudukan
ta
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
ko
Keluarga Berencana merupakan salah satu lembaga teknis kota yang dipimpin oleh
seorang Kepala Satuan dan berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Walikota
yang dibentuk berdasarkan “Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 8 Tahun 2016
g
tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah”, “Peraturan Walikota Tangerang
an
Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta
Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
er
Penduduk dan Keluarga Berencana”.
ng
Berpijak pada Peraturan Walikota Tangerang Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan
b.
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, yang membawahkan:
d
id
5. Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerakan,
o.
yang membawahkan:
.g
a. Seksi Pengendalian Penduduk dan Informasi Keluarga;
b. Seksi Advokasi , Penggerakan dan Pendayagunaan PLKB dan Kader KB;
ta
6. Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan
ko
Keluarga, yang membawahkan:
a. Seksi Jaminan dan Pembinaan Kesertaan Ber KB;
g
b. Seksi Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;
an
7. Kelompok Jabatan Fungsional. er
Bagan struktur Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tangerang sebagaimana tercantum dalam
ng
a.
ot
KEPALA DINAS
gk
an
KELOMPOK SEKRETARIAT
JABATAN
er
SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
UMUM DAN KEPEGAWAIAN KEUANGAN PERENCANAAN
ng
BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG
ta
PEMBERDAYAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA,
PEREMPUAN DAN ANAK PENYULUHAN DAN PENGGERAKAN KETAHANAN DAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA
SEKSI SEKSI
b.
PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN
SEKSI
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
SEKSI
JAMINAN DAN PEMBINAAN
2k
PENINGKATAN KUALITAS HIDUP ANAK INFORMASI KELUARGA KESERTAAN BER KB
PEREMPUAN
SEKSI
SEKSI SESI
ap
UPT
UPTD
d
://
tp
id
Keluarga Berencana di Kota Tangerang sebagaimana diatur dalam: Peraturan Walikota
Tangerang Nomor 65 Tahun 2016 mengemban tugas pokok melaksanakan urusan
o.
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan perempuan,
perlindungan perempuan dan anak, pengendalian penduduk dan keluarga berencana.
.g
Dalam pelaksanaan tugas pokoknya, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
ta
Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut:
ko
a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan di bidang Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana;
g
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan bidang Pemberdayaan Perempuan dan
an
Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Pemberdayaan Perempuan dan
er
Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;
d. pelaksanaan administrasi Dinas sesuai dengan bidang Pemberdayaan Perempuan
ng
fungsinya.
b.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan penyelenggaraan fungsi tersebut, maka tugas dan
2k
Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, adalah sebagai berikut:
p3
A. KEPALA DINAS
d
dan Keluarga Berencana yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang
diberikan pada Daerah sesuai dengan visi, misi dan program Walikota sebagaimana
tp
id
2. Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
o.
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
.g
4. Pelaksanaan administrasi Dinas sesuai dengan bidang Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana;
ta
5. Pengelolaan UPT; dan
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan lingkup tugas dan
ko
fungsinya;
g
B. SEKRETARIAT
an
Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi
umum, keuangan, kepegawaian, dan perencanaan.
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi sebagai
er
berikut:
1. Penataussahaan urusan umum;
ng
government; dan.
6. pengoordinasian pelaksanaan tugas Bidang-Bidang dan UPT di
2k
lingkungan Dinas
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Sekretaris membawahi dan dibantu oleh:
ap
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut:
tp
id
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6. melakukan fasilitasi penilaian prestasi kerja pegawai Dinas sesuai
o.
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
7. melakukan fasilitasi pemrosesan penetapan angka kredit jabatan fungsional
.g
di lingkungan Dinas;
ta
8. melakukan penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Dinas;
9. melaksanakan pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah yang
ko
dalam penguasaan SKPD;
10. melakukan fasilitasi dalam pembangunan dan pengembangan
e-government
g
11. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian Umum
an
dan Kepegawaian; dan
12. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya
er
b. Sub Bagian Keuangan
ng
id
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Perencanaan
o.
mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan Sub Bagian
.g
Perencanaan;
ta
2. melakukan pengoordinasian penyusunan rencana program dan kegiatan
Dinas; meliputi Rencana Strategis (Renstra); Rencana Kerja (Renja);
Indikator Kinerja Utama (IKU); Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), dan
ko
Penetapan Kinerja (PK);
3. melakukan pengumpulan dan pengadministrasian usulan RKA/RKPA dari
g
unit-unit kerja di lingkungan Dinas;
an
4. melakukan penyusunan RKA/RKPA dan DPA/DPPA Dinas berdasarkan
usulan unit-unit kerja dan hasil pembahasan internal Dinas;
er
5. melakukan pembinaan administrasi perencanaan di lingkungan Dinas;
6. melakukan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap realisasi
ng
Perencanaan; dan
9. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
2k
ap
id
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan
membawahi dan dibantu oleh:
o.
a. Seksi Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
.g
Seksi Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan mempunyai tugas melaksanakan
ta
sebagian tugas dan fungsi Bidang Pemberdayaan Perempuan yang berkenaan
dengan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan.
ko
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi Peningkatan Kualitas
Hidup Perempuan mempunyai fungsi sebagai berikut:
g
1. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Peningkatan Kualitas Hidup
an
Perempuan berdasarkan tugas, permasalahan dan sebagai bahan
penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas;
er
2. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,
pedoman dan petunjuk teknis mengenai penyelenggaraan kegiatan di
ng
Perempuan;
4. melakukan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai
b.
Perempuan;
5. melakukan fasilitasi penguatan kelembagaan dan pengembangan
mekanisme Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
ap
id
1. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Kelembagaan dan
Peningkatan Kualitas Keluarga berdasarkan tugas, permasalahan dan
o.
regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana
Kerja dan Anggaran Dinas;
.g
2. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,
ta
pedoman dan petunjuk teknis Kelembagaan dan Peningkatan Kualitas
Keluarga
ko
3. melakukan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis
Kelembagaan dan Peningkatan Kualitas Keluarga
4. melakukan koordinasi penerapan sistem Kelembagaan dan Peningkatan
g
Kualitas Keluarga
an
5. melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan mengenai Kelembagaan dan
Peningkatan Kualitas Keluarga
er
6. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan Kelembagaan dan
Peningkatan Kualitas Keluarga; dan
ng
sebagian tugas dan fungsi Dinas dalam lingkup Perlindungan Perempuan dan Anak
id
berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan Perlindungan Perempuan dan Anak
o.
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi Perlindungan
Perempuan dan Anak mempunyai fungsi sebagai berikut :
.g
1. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Perlindungan
ta
Perempuan dan Anak berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi
sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan
ko
Anggaran Dinas;
2. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,
pedoman dan petunjuk teknis Perlindungan Perempuan dan Anak
g
3. melakukan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis
an
Perlindungan Perempuan dan Anak
4. melakukan koordinasi penerapan system Perlindungan Perempuan dan
er
Anak
5. melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan mengenai Perlindungan
ng
sebagian tugas dan fungsi Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak yang
berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan Pemenuhan Hak Perempuan dan Anak
p3
id
Perempuan dan Anak
6. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan Pemenuhan Hak
o.
Perempuan dan Anak; dan
7. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya
.g
ta
H. BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK, PENYULUHAN DAN PENGGERAKAN
ko
Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerakan mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi Dinas dalam lingkup
administrasi dan informasi serta pengendalian penduduk.
g
an
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk,
Penyuluhan dan Penggerakan mempunyai fungsi sebagai berikut :
er
1. perumusan kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk, sistem informasi
keluarga, Penyuluhan, Advokasi dan Penggerakan bidang pengendalian
ng
keluarga berencana;
4. pelaksanaan pemaduan dan sinkronisasi kebijakan dalam rangka pengendalian
kuantitas penduduk;
ap
id
a. Seksi Pengendalian Penduduk dan Informasi Keluarga
Seksi Pengendalian Penduduk dan Informasi Keluarga mempunyai tugas pokok
o.
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pengendalian Penduduk,
Penyuluhan dan Penggerakan yang berkenaan dengan pengendalian penduduk
.g
dan informasi keluarga.
ta
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi Pengendalian Penduduk
ko
dan Informasi Keluarga mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pengendalian Penduduk
dan Informasi Keluarga berdasarkan tugas, permasalahan dan regulasi
g
sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan
an
Anggaran Dinas;
2. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,
er
pedoman dan petunjuk teknis mengenai pengelolaan Pengendalian
Penduduk dan informasi keluarga;
ng
keluarga;
2k
id
dan Pendayagunaan PLKB dan Kader KB mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Advokasi, Penggerakan
o.
dan Pendayagunaan PLKB dan Kader KB berdasarkan tugas,
permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan Rencana Strategis
.g
serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas
ta
2. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,
pedoman dan petunjuk teknis mengenai fasilitasi, advokasi, pembinaan,
ko
penggerakan keluarga berencana, Penyuluhan dan Pendayagunaan PLKB
dan Kader KB;
3. melakukan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis
g
mengenai fasilitasi, advokasi, pembinaan, penggerakan keluarga
an
berencana, fasilitasi, penyuluhan, pembinaan, pendayagunaan PLKB dan
kader KB;
er
4. melakukan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai
fasilitasi, advokasi, pembinaan, dan penggerakan keluarga berencana,
ng
id
tugas menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi Dinas dalam lingkup pelayanan
keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga
o.
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Keluarga Berencana,
.g
Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga mempunyai fungsi sebagai berikut :
ta
1. pelaksanaan koordinasi pelaksanaan Program Keluarga, Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga di bidang pelayanan keluargaberencana
ko
2. pelaksanaan pembinaan pelayanan keluarga berencana, ketahanan dan
kesejahteraan keluarga;
3. pelaksanaan penjaminan ketersediaan alat kontrasepsi; dan
g
4. pelaksanaan pemberian Advokasi, komuniseksi, informasi, eduseksi, dan
an
konseling di bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
er
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Keluarga Berencana,
Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga membawahi dan dibantu oleh:
ng
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi Jaminan dan Pembinaan
Kesertaan ber KB mempunyai fungsi sebagai berikut :
ap
ber KB.
tp
id
KB;
9. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya;
o.
10. melakukan penyusunan rencana kegiatan Seksi Pembinaan Kesertaan ber
KB berdasarkan tugas, permasalahan dan sebagai bahan
.g
penyusunan Rencana Strategis serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas
ta
11. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan,
pedoman dan petunjuk teknis mengenai pelayanan komuniseksi informasi
ko
dan eduseksi dan kesehatan reproduksi
12. melakukan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis
mengenai pelayanan komuniseksi informasi dan eduseksi dan kesehatan
g
reproduksi
an
13. melakukan sosialisasi kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai
pelayanan komuniseksi informasi dan eduseksi dan kesehatan reproduksi
er
14. melakukan koordinasi pelaksanaan Program Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera di bidang pelayanan kesehatan reproduksi
ng
Keluarga.
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Kepala Seksi Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga mempunyai fungsi sebagai berikut :
d
id
Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;
5. melakukan koordinasi pelaksanaan Program Keluarga Berencana dan
o.
Keluarga Sejahtera di bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;
6. melakukan pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;
.g
7. melakukan komuniSeksi, informasi, eduSeksi, dan konseling di bidang
ta
Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;
8. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Ketahanan
ko
dan Kesejahteraan Keluarga; dan;
9. melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya
g
an
J. JABATAN FUNGSIONAL
1. Jabatan Fungsional ditetepkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
er
undangan yang berlaku;
2. Pemegang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) salam
ng
4. Kelompok Jabatan Fungsional sebagimana dimaksud pada ayat (3) dipimpin oleh
Pemegang Jabatan Fungsional yang paling senior
2k
5. Jumlah Pegawai Negri sipil yang memangku setiap jenis Jabatan Fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai Peraturan perundang-
ap
undangan
p3
d
://
tp
ht
id
o.
.g
ta
g ko
an
er
ng
ta
b.
2k
ap
p3
d
://
tp
ht