Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Bekalang
Sejarah peradaban islam merupakan hal yang sangat seru untuk di
kaji. Ada 3 teori yang mendasari masuknya islam di Indonesia yaitu Teori
Gujarat Teori Makkah dan teori Persia. Berbicara mengenai persebaran islam
di Indonesia, maka dapat terlepaskan dari persebaran islam dipulau Jawa yang
dibawa oleh para Wali Songo. Pada saat itu Wali Songo tidak hanya berkuasa
dalam bidang agama tetapi juga dalam bidang sosial dan politik. Dalam
percaturan politik Islam mulai memosisikan diri ketika melemahnya kerajaan
majapahit yang memberi peluang kepada penguasa Islam di pesisir untuk
membagun pusat-pusat kekuasaan yang independen.
Di samping kekuatan politik Islam yang memberi konstribusi besar
terhadap perkembangannya, Islam juga hidup dimasyarakat dapat memberi
dorongan kepada penguasa nonmuslim untuk memelukknya. Dengan kata lain,
para bupati telah menjadikan Agama Islam sebagai instrumen politik untuk
memperkuat kedudukannya.
Persebaran islam di Jawa tidak hanya para Wali Songo saja, akan
tetapi banyak kyai yang ikut turut andil dalam menyebarkan islam di Jawa,
salah satunya adalah Ki Ageng Gribig. Ki Ageng Gribig merupakan seorang
tokoh ulama’ yang diutus untuk menyebarkan islam di daerah jawa timur
bagian timur dan selatan pada tahun 1600-an. Ki Ageng Gribig sendiri juga
disebut sebagai salah satu sosok yang berperan dalam babat berdirinya Kota
Malang.
1
Ada sebuah kisah yang menceritakan tentang Ki Ageng Gribig
sebagai pendiri kota Malang. Konon, Ki Ageng Gribig merupakan sosok yang
memiliki hobi berkelana ke tempat-tempat jauh. Tujuannya, ia ingin
memperkuat iman sambil menimba ilmu.

1 https://malang.merdeka.com/profil/tentang-ki-ageng-gribig-161021u.html diakses terakhir 09

Desember 2017

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 1


Hingga suatu hari, Ki Ageng Gribig menemukan sebuah tempat di
tengah hutan lebat. Merasa cocok dengan tempat tersebut, Ki Ageng Gribig
kemudian membabat hutan tersebut dan menjadikannya sebagai pemukiman.
Tempat itulah yang menjadi cikal-bakal berdirinya sebuah daerah yang kini
dikenal dengan nama Malang.
2
Misteri identitas Ki Ageng Gribig Pertanyaan besar masih
menyelimuti identitas Ki Ageng Gribig yang sebenarnya. Dilansir melalui akun
sosial media Kisah Cerita Waliyullah, Ki Ageng Gribig bernama asli
Wasibagno Timur, atau Syekh Wasihatno. Disebutkan, Ki Ageng Gribig
merupakan keturunan dari Prabu Brawijaya V, raja terakhir kerajaan Majapahit.
Ki Ageng Gribig diyakini sebagai putra Raden Mas Guntur atau Prabu
Wasi Jaladara. Raden Mas Guntur adalah putra dari Jaka Dolog, yang
merupakan putra dari Raja Brawijaya V.
Akun tersebut pun menyebutkan, berdasar pada buku berjudul
'Muhammadiyah Setengah Abad 1912-1962, Ki Ageng Gribig disebutkan
sebagai keturunan dari Maulana Malik Ibrahim atau lebih dikenal dengan nama
Sunan Gresik. Maulana Sulaiman atau Ki Ageng Gribig merupakan putra dari
Maulana Muhammad Fadhillah atau Sunan Prapen. Sunan Prapen adalah putra
dari Sunan Giri, yang merupakan putra Maulana Ishaq. Maulana Ishaq adalah
putra dari Sunan Gresik.
Alasan pengkajian Ki Ageng Gribig ini dikarenakan masih banyaknya
persepsi atau pendapat yang bermacam-macam dari masyarakat terkait tentang
ki Ageng Gribig itu sendiri. Mulai terkait dengan sejarah sampai mitos terkait
dengan Ki Ageng Gribig. Sehingga makalah ini ingin menggali bagaimana
sejarah, mitos hingga terkait dengan peradaban yang timbul oleh persebaran
islam dari Ki Ageng Gribig.

B. Rumusan Masalah

2 https://jawatimuran.net/2013/04/11/makam-ki-ageng-gribig-kota-malang/ diakses terakhir 09

Desember 2017

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 2


1. Bagaiman deskripsi terkait dengan keberadaan makam Ki Ageng Gribig
serta kajian sejarah tentang Ki Ageng Gribig?
2. Bagaiman wujud peradaban yang timbul oleh persebaran islam yang
dilalkukan oleh Ki Ageng Gribig?
3. Bagaimana peran tokoh-tokoh yang terkait dengan persebaran islam oleh Ki
Ageng Gribig?
4. Bagaimana nilai-nilai pelajaran yang dapat diambil dari persebaran islam
oleh Ki Ageng Gribig?
5. Bagaimana agenda untuk membangun peradaban dalam rangka membangun
beradaban baru?
C. Tujuan Penulisan
Dari permasalahn diatas tujuan penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. mengetahui deskripsi terkait dengan b=keberadaan makam ki ageng gribig
serta kajian sejarah tentang ki ageng gribig.
2. Mngetahui wujud peradaban yang timbul oleh persebaran islam yang
dilalkukan oleh ki ageng gribig
3. Mengetahui peran tokoh-tokoh yang terkait dengan persebaran islam oleh ki
ageng gribig
4. Dapat mengampil pelajaran dari persebaran islam oleh ki ageng gribig
5. Mengetahui agenda untuk membangun peradaban dalam rangka
membangun beradaban baru
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini supaya pembaca tidak hanya
mengetaui sekilas tentang bagaimana sejarah peradaban islam yang timbul
akibat persebaran islam oleh ki ageng gribig, melainkan juga mampu
meneladani sifat maupun usaha ki ageng gribig dalam penyebaran islam di
jawa timur, khususnya kota malang.

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 3


BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Terkait Dengan Keberadaan Makam Ki Ageng Gribig Serta Kajian
Sejarah Tentang Ki Ageng Girig
1. Makam Ki Ageng Gribig
3
Kompleks Makam Ki Ageng Gribig terletak di Jalan Ki Ageng
Gribig Gang II, Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedung Kandang, Kota
Malang. Tak hanya makam tokoh Ki Ageng Gribig, di kompleks ini juga
terdapat makam para mantan Bupati Malang yang memerintah pada akhir
abad XIX hingga awal abad XX. Menariknya, kompleks pekuburan ini
diklaim sebagai makam para Bupati terbesar dan terindah di kawasan Jawa
Timur. Di samping itu, terdapat pula makam mantan Bupati Surabaya,
Bupati Bondowoso, dan keluarga Bupati Probolinggo.
Memasuki kompleks pemakaman Ki Ageng Gribig, kesan yang
akan Anda rasakan pertama kali adalah nyaman dan asri. Jalan setapak di
dalam makam dibuat dari beton yang kiri-kanannya ditumbuhi pohon-
pohon hias yang terawat rapi. Terdapat tiga bangunan besar dan beberapa
bangunan kecil di pekuburan itu. Bangunan terbesar terletak di bagian
tengah, yakni tempat disemayamkannya Bupati Malang pertama yaitu
R.A.A. Notodiningrat. Di sebelahnya, tepatnya di bagian teras terdapat 17
makam para kerabat dekat dan 8 kerabat jauh R.A.A. Notodiningrat.
Bangunan kedua yang agak kecil adalah makam Bupati Malang kedua yaitu
R.A.A. Notodiningrat II bersama 26 makam kerabat dekat dan 6 kerabat
jauh. Di teras bangunan besar itu juga ada makam Mas Ajoe Aminah, istri
dari Raden Toemenggoeng Ario Soerjoningrat, Bupati Probolinggo.
Sedangkan bangunan besar ketiga yang terletak di bagian paling
belakang adalah tempat persemayaman Ki Ageng Gribig bersama istrinya.
Di samping makam Ki Ageng Gribig terdapat sebuah bangunan mushola
Kyai Ageng Gribig. Konon menurut juru kunci, dahulu di mushola itulah

3 https://ngalam.co/2016/04/20/cerita-tentang-kompleks-makam-ki-ageng-gribig/ diakses terakhir

09 Desember 2017

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 4


Ki Ageng Gribig berdakwah. Tak jauh dari makam juga terdapat Masjid Ki
Ageng Gribig yang memiliki desain bangunan yang indah dan megah.
Makam Bupati Malang ketiga tidak berada dalam bangunan besar
yang tertutup, tetapi dibuatkan bangunan kecil terbuka dan ditutup dengan
kain kelambu. Terdapat tulisan jelas di batu nisan dari marmer berbunyi “R.
Toemenggoeng Ario Notodingrat wafat 8 Juli 1898”. Walaupun makam ini
berada di luar bangunan gedung, namun keadaannya tetap terawat rapi.
Nisan dan payungnya ditutup dengan kain berwarna kuning tua. Di sebelah
makam Bupati Malang ketiga, terdapat makam Bupati Bondowoso, RTA
Notodiningrat yang wafat pada tengah malam 13 Oktober 1934. Sedangkan
jauh di depan, di dekat jalan masuk terdapat makam Bupati Surabaya, R.
Soekarso yang menjabat pada 1958-1968. Tertulis jelas di batu nisan
terlahir pada 11 Desember 1908 dan wafat 7 Desember 1986.
Untuk masuk ke dalam kompleks pekuburan Ki Ageng Gribig,
pengunjung harus menemui juru kunci terlebih dahulu. Kawasan makam ini
tidak pernah sepi dari pengunjung, terutama pada malam Jumat dan hari-
hari besar. Suasana hening dan khusyuk akan langsung terasa saat Anda
berziarah di tempat ini. Banyak peziarah yang datang khusus untuk
berkhalwat dan menyepi mendekatkan diri pada Tuhan.
Untuk mencapai tempat peristirahatan Ki Ageng Gribig ini, dari
kota Malang bisa langsung menuju Kecamatan Kedung Kandang. Jika
sudah memasuki wilayah Kedung Kandang, Anda harus menuju Jalan Ki
Ageng Gribig. Tidak sulit menemukan jalan ini. Ikuti saja jalan tersebut
hingga menemukan Masjid Ki Ageng Gribig. Letak kompleks pemakaman
tak jauh dari masjid ini.
2. Sejarah Tentang Ki Ageng Gribig
4
Ki Ageng Gribig, merupakan seorang tokoh penyebar Islam yang
namanya tersohor tahun 1600-an. Nama Ki Ageng Gribig, juga disebut
sebagai salah satu sosok yang berperan mendirikan kota Malang. Ada
sebuah kisah yang menceritakan tentang Ki Ageng Gribig sebagai pendiri

4 https://malang.merdeka.com/profil/tentang-ki-ageng-gribig-161021u.html diakses terakhir 09

Desember 2017

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 5


kota Malang. Misteri identitas Ki Ageng Gribig Pertanyaan besar masih
menyelimuti identitas Ki Ageng Gribig yang sebenarnya. Dilansir melalui
akun sosial media Kisah Cerita Waliyullah, Ki Ageng Gribig bernama asli
Wasibagno Timur, atau Syekh Wasihatno. Disebutkan, Ki Ageng Gribig
merupakan keturunan dari Prabu Brawijaya V, raja terakhir kerajaan
Majapahit. Ki Ageng Gribig diyakini sebagai putra Raden Mas Guntur atau
Prabu Wasi Jaladara. Raden Mas Guntur adalah putra dari Jaka Dolog, yang
merupakan putra dari Raja Brawijaya V.
Akun tersebut pun menyebutkan, berdasar pada buku berjudul
'Muhammadiyah Setengah Abad 1912-1962, Ki Ageng Gribig disebutkan
sebagai keturunan dari Maulana Malik Ibrahim atau lebih dikenal dengan
nama Sunan Gresik. Maulana Sulaiman atau Ki Ageng Gribig merupakan
putra dari Maulana Muhammad Fadhillah atau Sunan Prapen. Sunan
Prapen adalah putra dari Sunan Giri, yang merupakan putra Maulana Ishaq.
Maulana Ishaq adalah putra dari Sunan Gresi.

B. Wujud Peradaban Yang Timbul Oleh Persebaran Islam Yang Dilalkukan Oleh
Ki Ageng Gribig
1. Sistem Kepercayaan
5
Ki Ageng Gribig dipercaya sebagai pendiri atau cikal bakal kota
Malang. Konon, adik Sunan Giri ini sangat suka berkelana ke tempat-
tempat jauh untuk menimba ilmu dan memperkuat iman. Pada suatu ketika,
sampailah Ki Ageng Gribig di sebuah tempat berupa hutan yang sangat
lebat. Karena merasa cocok dengan tempat tersebut, maka Ki Ageng Gribig
membabatnya dan menjadikan tempat itu sebagai pemukiman. Sejak itulah
tempat tersebut dihuni orang dan dikenal dengan nama ‘Malang’. Nama
‘Malang’ sendiri diberikan oleh Ki Ageng Gribig berdasarkan kenyataan
adanya Gunung Buring dan deretan pegunungan yang melintang di kiri dan
kanannya.

5 https://malang.merdeka.com/profil/tentang-ki-ageng-gribig-161021u.html diakses terakhir 09

Desember 2017

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 6


Kisah tersebut diyakini oleh Bupati Malang yang pertama yakni
R.A.A Notodiningrat. Setelah menemukan makam Ki Ageng Gribig, ia
membangun dan memelihara tempat peristirahatan terakhir pendiri kota
Malang tersebut. Kemudian kompleks makam itupun digunakan oleh
R.A.A Notodiningrat sebagai makam keluarga dan berlangsung secara
turun temurun
2. Sistem Pemerintahan/Kepemimpinan Kekuasaan
Ki Ageng Gribig dikenal juga sebagai tokoh yang mendirikan
kota Malang. Ini ditandai dengan adanya Makam Aryo Panji Malang, bapak
dari Ki Ageng Gribig yang dimakamkan dibelakang Masjid Jamek.
Berpegang dari tatanan pemerintahan lampau bahwa dengan adanya Masjid
Jamek, maka di dekatnya pasti ada sistem pemerintahan seperti kantor
Bupati atau sistem pemerintahan yang lainnya. Sistem pemerintahan seperti
ini masih terlihat pada sistem bangunan kota Malang pada saat ini. Hal
inilah yang menguatkan bahwa Ki Ageng Gribig adalah utusan dari
kerajaan Blambangan Kulon.
Mengenai cerita asal usul Ki Ageng Gribig ditemukan terdapat
dua versi cerita yang menjelaskan kedatangan Ki Ageng Gribig bisa sampai
ke kota Malang. Menurut versi pertama, Ki Ageng Gribig adalah utusan
dari kerajaan Mataran untuk melakukan program Mataramisasi atau
program perluasan daerah kekuasaan. Sedangkan menurut versi
kedua, Ki Ageng Gribig adalah utusan dari kerajaan Blambangan
Kulon untuk melaksanakan program ekspansi Blambangan. Kedua versi
cerita tersebut memiliki kesamaan tujuan, yakni sama-sama melakukan
program perluasan daerah kekuasaan kerajaan.
3. Sistem Sosial Budaya
Menurut pemilik cerita, baik masyarakat Gribig sendiri maupun
peziarah, Ki Ageng Gribig sederajat dengan sunan-sunan yang ada di Jawa
Timur. Terbukti bahwa peziarah para wali selalu mengunjungi makam Ki
Ageng Gribig setelah berkunjung ke makam-makam para sunan yang ada
di Jawa Timur. Ritual semacam ini dilakukan secara rutin setiap tahunnya,
yakni ketika memasuki bulan Rajab, penanggalan jawa. Peziarah percaya

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 7


bahwa doa yang dipanjatkan ketika berziarah kubur akan dikabulkan. Mitos
berikutnya ditemukan bahwa Ki Ageng Gribig merupakan sosok yang
sangat sakti, hal ini masih terwujud meskipun beliau sudah meninggal.
Kesaktianya tersebut terwujud dalam hal mengobati orang yang sakit.
Terbukti tidak sedikit peziarah yang melakukan ziarah kubur demi
kesembuhan.
penyakitnya. Selain itu, masih banyak peziarah yang
mendapatkan benda-benda pusaka setelah berdiam diri di dalam Komplek
Makam Ki Ageng Gribig. Seperti yang dikatakan oleh informan bahwa
siapa saja yang mampu menahan hawa nafsu keduniawiannya, maka indera
keenam orang tersebut lebih peka dibandingkan dengan orang yang senang
mengumbar hawa nafsu keduniawiannya. Tentunya benda-benda tersebut
tidak didapatkan dengan cara yang mudah. Maksudnya, untuk mendapatkan
barang tersebut harus dilakukan dengan cara ritual tertentu.
4. Sistem Ekonomi
Mitos bukan hanya berlaku sebagai sebuah kisah mengenai dewa-
dewa dan keajaiban dunia, tetapi melalui mitos manusia dapat juga turut
serta mengambil bagian dalam kejadian-kejadian disekitarnya. Mitos dapat
dijadikan sebagai pedoman dan arah bagi masyarakat dalam menjalani
kehidupan sehari- hari agar berlaku lebih bijaksana. Mitos menjadikan
masyarakat pengikutnya menjadi patuh dan taat terhadap ajaran-ajaran
yang dianutnya, untuk menciptakan suatu kesadaran akan tingkah laku dan
keselarasan dalam hidup bermasyarakat. Singkat kata, keberadaan mitos
sedikit banyak mampu memerikan efek terhadap pemilih mitos itu sendiri.
Kuatnya masyarakat Gribig memegang amanah tersebut membuat
masyarakat Gribig seperti enggan untuk berziarah kubur ke makam Ki
Ageng Gribig, meskipun hanya sebagai bentuk rasa terima kasih atas jasa
Ki Ageng Gribig kepada masyarakat Gribig semasa hidupnya. Efek seperti
ini dilakukan secara turun temurun, dengan demikian sampai saat ini tidak
akan dijumpai masyarakat Gribig yang nyekar ke makam Ki Ageng Gribig.
Hanya ada beberapa orang saja yang yang peduli dengan keberadaan
makam Ki Ageng Gribig, mereka hanya sekedar menunggu kendaraan para

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 8


peziarah dengan harapan mendapatkan imbalan. Dapat dikatakan mereka
hanya ingin mengambil keuntungan dari kepeduliannya tersebut. Secara
logika memang benar, bahwa sesuatu yang tidak menguntungkan akan
dianggap remeh bahkan tidak akan dihiraukan sedikitpun oleh seseorang.
Hal ini menunjukkan keadaan masyarakat yang hidup ditengah- tengah
krisis ekonomi seperti sekarang ini.

5. Sistem Pendidikan
6
Ki Ageng Gribig dalam mengajarkan agama Islam kepada orang
lain, ia membangun sebuah pondok pesantren yang berada pada area sekitar
makam menurut salah satu seorang warga sekitar. Dalam mengajarkan
agama Islam bertempat di pondok pesantren itu merupakan lembaga
pendidikan yang sifatnya terbuka. Pondok pesantren disamping untuk
menunaikan pendidikan dan ibadah juga dipergunakan untuk sarana
menyebarkan agama islam ke warga sekitar, Akan tetapi keberadaan
pondok pesantren tersebut sudah musnah atau tidak diketahui lagi tanpa
penyebabnya. Hanya bukti makam para santri Ki Ageng Gribig yang masih
ada di area pemakaman Ki Ageng Gribig.
6. Sistem Pengamatan Wujud Peradaban Secara Fisik
Adanya beberapa peninggalan Ki Ageng Gribig merupakan bukti
keberhasilannya dalam menyebarluaskan agama Islam di Malang, antara
lain :
1. Makam Ki Ageng Gribig
Makam Ki Ageng Gribig terletak disebelah masjid Ki Ageng
Gribig yang berada di Jalan Ki Ageng Gribig Gang II Kelurahan
Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Makam ini
berada dalam sebuah ruang seperti pesarean yang berukuran sekitar 3 x
5m. Di dalam pesarean makam Ki Ageng Gribig juga terdapat makam
dari Istri Ki Ageng Gribig yang bersebelahan.
2. Prasasti

6 Bpk. Thoyibi 2017 di kompleks makam ki ageng gribig

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 9


Pada area makam Ki Ageng Gribig terdapat sebuah prasati
yang sampai sekarang belum diketahui kejelasannya, konon prasasti ini
semakin lama semakin hilang dan hanya terdapat beberapa yang masih
tersisa di area makam Ki Ageng Gribig.
3. Ziarah Bupati
Ziarah Bupati adalah ziarah yang dilakukan untuk
memperingati Hari Jadi Bupati Malang. Pada acara ini dilakukan oleh
Bupati Malang dan jajarannya yang sedang merayakan Ulang Tahun
Kabupaten Malang. Acara ini dilakukan pada pagi hari yang dimulai
dari ziarah ke Makam Ki Ageng Gribig, dilanjutkan ke mantan Bupati
Malang Pertama yaitu R.A.A. Notodiningrat kemudian di lanjutkan ke
makam mantan Bupati Kedua yaitu R.A.A. Notodiningrat II dan ke
makam mantan Bupati ketiga yaitu R. Toemenggoeng Ario Notodingrat
serta dilanjutkan pengajian serta Tahlil bersama.

C. Peran Tokoh-Tokoh Yang Terkait Dengan Persebaran Islam Oleh Ki Ageng


Gribig
Tidak banyak sumber yang mengatakan tentang siapa saja tokoh yang
terlibat langsung dalam syiar islam oleh Ki Ageng Gribig. Namun juru kunci
makam Ki Ageng Gribig menjelaskan bupati pertama lah yang paling berjasa
dalam persebaran islam oleh ki ageng gribig. Deskripsi singkat tentang bupati
malang pertama. Nama bupati malang pertama adalah R.A.A Notodiningrat
bupati malang pertama dikubur di komplek makam ki kiageng gribig. Bupati
Malang pertama perupakan tokoh pemimpin yang sangat mengagumi Ki Ageng
Gribig. 7Konon para bupati ini dimasa pemerintahannya juga turut serta
menyebarkan agama islam dimalang.Bupati malang pertama juga yang
merawat makam Ki Ageng Gribig dan menjadikannya sebagai kompleks
makam keluarga secara turun temurun gingga pada bupati malang yang ke 3.

D. Nilai-Nilai Pelajaran Yang Dapat Diambil Dari Persebaran Islam Oleh Ki


Ageng Gribig

7 Bpk. Thoyibi 2017 di kompleks makam Ki Ageng Gribig

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 10


1. Menghormati serta menghargai jasa dari tokoh penyebar ajaran islam
Menghormati serta menghargai jasa ki ageng gribig dg membangun
makam beliau sekeluarga serta memelihara oleh R.A.A Notodiningrat,
sebagai Bupati pertama Malang orang yang yakin akan kisah Ki Ageng
Gribig sebagai sosok pendiri cikal-bakal Malang. Setelah menemukan
makam Ki Ageng Gribig, Bupati Notodiningrat kemudia membangun dan
memelihara makam tersebut. Notodiningrat lah sosok yang membangun
makam Ki Ageng Gribig sebagai makam keluarga dan berlangsung turun-
temurun.
2. Mempertahankan tradisi yang timbul dari persebaran islam oleh Ki Ageng
Gribig
Setiap perayaan haul Ki Ageng Gribig, warga setempat menggelar
tradisi Saparan Yaqowiyu. Sebuah ritual penyebaran kue apem yang
biasanya akan diperebutkan oleh pengunjung. Tradisi tersebut biasanya
diadakan sekitar tanggal 15 bulan Safar pada penanggalan Hijriyah.Tradisi
ini bermula ketika Ki Ageng Gribig pulang dari tanah suci membawa oleh-
oleh kue apem. Anehnya, kue yang dibawa oleh Ki Ageng Gribig tersebut
masih hangat. Para santri pun berebut mendapatkan oleh-oleh tersebut.
Karena tidak cukup, maka Nyi Ageng Gribig membuat apem yang pun
dibagikan kepada penduduk Jatinom. Semenjak saat itu, masyarakat Jatinom
mengikuti dengan membuat apem, untuk keselamatan
3. Menambah pengetaehuan tentang sejarah dan asal usul Berdirinya Kota
Malang.
Ki Ageng Gribig dikenal sebagai seorang ulama yang tersohor di
Malang pada tahun 1600-an. Ia juga merupakan salah satu murid
kesayangan Sunan Kalijaga. Ki Ageng Gribig dipercaya oleh masyarakat
sebagai pendiri atau cikal bakal kota Malang. Konon Ki Ageng Gribig suka
berkelana ke tempat-tempat jauh untuk menimba ilmu dan memperkuat
iman. Pada suatu ketika, sampailah Ki Ageng Gribig di sebuah tempat
berupa hutan yang sangat lebat. Karena merasa cocok dengan tempat
tersebut, maka Ki Ageng Gribig membabatnya dan menjadikan tempat itu
sebagai pemukiman. Sejak itulah tempat tersebut dihuni orang dan dikenal

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 11


dengan nama ‘Malang’. Nama ‘Malang’ sendiri diberikan oleh Ki Ageng
Gribig berdasarkan kenyataan adanya Gunung Buring dan deretan
pegunungan yang melintang di kiri dan kanannya

E. Agenda Untuk Membangun Peradaban Dalam Rangka Membangun Beradaban


Baru
1. Mengadakan Suatu Acara Untuk Memeperingati Haul Ki Ageng Gribig
acara ini sebagai bentuk trimakasih atas jasa yang telah diberikan ki
ageng gribig terhadap masyarakat mengingat besarnya jasa ki ageng gribig
yang telah membabat kota malang. Acara ini bisa berupa pengajian atau
tahlil bersama serta berziarah ke makam ki ageng gribig.
2. Mengadakan kajian keislaman terkait sejarah peradaban islam yang ada di
malang
Kajian ini penting karena mengingat banyaknya masyarakat yang
kurang sadar bahkan tidak tahu tentang bagaimana sejarah peradaban islam
yang ada di malang.
3. Mempelajari hasil peradaban islam yang ditimbulkan dari dakwah ki ageng
gribig
Hal ini bertujuan supaya dapat mengambil nilai-nilai yang penting
serta dapat diterapkan dalam kehidupan terkait dengan kisah ki ageng
gribig.
4. Merawat peninggalan yang telah ada sehingga dimasa mendatang jejak
peninggalannya masih tetap ada.

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 12


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpilan
Makam Ki Ageng Gribig terletak di Jalan Ki Ageng Gribig Gang II,
Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang. Tak hanya
makam tokoh Ki Ageng Gribig, di kompleks ini juga terdapat makam para
mantan Bupati Malang yang memerintah pada akhir abad XIX hingga awal
abad XX.
Ki Ageng Gribig, merupakan seorang tokoh penyebar Islam yang
namanya tersohor tahun 1600-an. Nama Ki Ageng Gribig, juga disebut sebagai
salah satu sosok yang berperan mendirikan kota Malang. Ada sebuah kisah
yang menceritakan tentang Ki Ageng Gribig sebagai pendiri kota Malang.
Mengenai cerita asal usul Ki Ageng Gribig ditemukan terdapat dua
versi cerita yang menjelaskan kedatangan Ki Ageng Gribig bisa sampai ke kota
Malang. Menurut versi pertama, Ki Ageng Gribig adalah utusan dari kerajaan
Mataran untuk melakukan program Mataramisasi atau program perluasan
daerah kekuasaan. Sedangkan menurut versi
kedua, Ki Ageng Gribig adalah utusan dari kerajaan Blambangan
Kulon untuk melaksanakan program ekspansi Blambangan. Kedua versi cerita
tersebut memiliki kesamaan tujuan, yakni sama-sama melakukan program
perluasan daerah kekuasaan kerajaan.
Menurut pemilik cerita, baik masyarakat Gribig sendiri maupun
peziarah, Ki Ageng Gribig sederajat dengan sunan-sunan yang ada di Jawa
Timur. Terbukti bahwa peziarah para wali selalu mengunjungi makam Ki
Ageng Gribig setelah berkunjung ke makam-makam para sunan yang ada di
Jawa Timur. Ritual semacam ini dilakukan secara rutin setiap tahunnya, yakni
ketika memasuki bulan Rajab, penanggalan jawa. Peziarah percaya bahwa doa
yang dipanjatkan ketika berziarah kubur akan dikabulkan. Mitos berikutnya
ditemukan bahwa Ki Ageng Gribig merupakan sosok yang sangat sakti, hal ini
masih terwujud meskipun beliau sudah meninggal. Kesaktianya tersebut

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 13


terwujud dalam hal mengobati orang yang sakit. Terbukti tidak sedikit peziarah
yang melakukan ziarah kubur demi kesembuhan.
Ki Ageng Gribig dalam mengajarkan agama Islam kepada orang lain,
ia membangun sebuah pondok pesantren yang berada pada area sekitar makam
menurut salah satu seorang warga sekitar. Dalam mengajarkan agama Islam
bertempat di pondok pesantren itu merupakan lembaga pendidikan yang
sifatnya terbuka. Pondok pesantren disamping untuk menunaikan pendidikan
dan ibadah juga dipergunakan untuk sarana menyebarkan agama islam ke
warga sekitar, Akan tetapi keberadaan pondok pesantren tersebut sudah musnah
atau tidak diketahui lagi tanpa penyebabnya. Hanya bukti makam para santri Ki
Ageng Gribig yang masih ada di area pemakaman Ki Ageng Gribig.
Nilai-nilai pelajaran yang dapat diambil dari persebaran islam oleh ki
ageng gribig menghormati serta menghargai jasa dari tokoh penyebar ajaran
islam, Mempertahankan tradisi yang timbul dari persebaran islam oleh ki
ageng gribig, menambah pengetaehuan tentang sejarah dan asal usul berdirinya
kota malang.
Agenda untuk membangun peradaban dalam rangka membangun
beradaban baru iyalah mengadakan suatu acara untuk memeperingati haul Ki
Ageng Gribig, Mengadakan kajian keislaman terkait sejarah peradaban islam
yang ada di Malang, Mempelajari hasil peradaban islam yang ditimbulkan dari
dakwah ki ageng gribig, Merawat peninggalan yang telah ada sehingga dimasa
mendatang jejak peninggalannya masih tetap ada.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan diatas dapat diajukan saran
terutama pada pihak-pihak yang terkait sebagai berikut.
1. Pengamat sejarah : sebagai pihak yang terjun dalam bidang sejarah
diharapkan mampu menggali dan mengkaji sejarah mengenai Ki Ageng
Gribig supaya misteri dibalik kisah-kisah hasil peradaban Ki Ageng Gribig
dapat teruji kebenarannya.

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 14


2. Pelajar : diharapkan para pelajar masa sekarang dapat sadar akan pentingnya
mengetahui sejarah peradaban islam sekalipun itu belum tentu
kebenarannya.
3. Masyrakat malang : masyarakat malang hendaknya tetap mempertahankan
tradisi yang ada sehingga nantinya tradisi tersebut tidak punah.
4. Penulis berikutnya : mampu menjelaskan dan memaparkan lebih detail lagi
tendang sejarah Ki Ageng Gribig.

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 15


DAFTAR RUJUKAN

https://jawatimuran.net/2013/04/11/makam-ki-ageng-gribig-kota-malang/ diakses

terakhir 09 Desember 2017

https://malang.merdeka.com/profil/tentang-ki-ageng-gribig-161021u.html diakses

terakhir 09 Desember 2017

http://surabaya.panduanwisata.id/wisata-religi/menguak-cikal-bakal-kota-malang-

di-kompleks-makam-ki-ageng-gribig/ diakses terakhir 09 Desember

2017

https://ngalam.co/2016/04/20/cerita-tentang-kompleks-makam-ki-ageng-gribig/

diakses terakhir 09 Desember 2017

https://malangtoday.net/malang-raya/kabupaten-malang/bupati-malang-nyekar-

makam-ki-ageng-gribig/ diakses terakhir 09 Desember 2017

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 16


LAMPIRAN

Gambar 1 Gambar 2
Gapura makam Exsterior makam Ki Ageng Gribig

Gambar 4
Gambar 5
Interior makam Ki Ageng Gribig
Jalan Menuju Makam

Gambar 5
Bangunan Makam Bupati Malang
Pertama

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 17


Gambar 6
Foto kelompok

Gambar 7
Foto kelompok

Jejak-jejak Peradaban Islam Di Malang “ Ki Ageng Gribig “ 18

Anda mungkin juga menyukai