Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH PERADABAN ISLAM

Ki Ageng Gribig

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen :

M. Mukhlis Fahruddin, M.S.I

Oleh:

1. Nuzulul Huda (16650130)


2. Ida Kusuma Rossa Agustina (16660015)
3. Ties’a Waladatin Noor (16660029)
4. Ahmad Naufal Atmaja Hadi ( 16660083)
5. Fuad Usman Lessy (16660122)
Kelas A

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2017

1
DAFTAR ISI

DAFRAR ISI ........................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR.......................................................................................... .2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3

1.1 Latar belakang ........................................................................................... .3

1.2 Rumusan masalah ...................................................................................... 3

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 5

2.1 Deskripsi Objek Kajian............................................................................ 5

2.2 Wujud Peradaban ............................................................................... 7

2.3 Tokoh-tokoh peradaban yang terkait.................................................... 8

2.4 Nilai-nilai ajaran/pembelajaran dari Objek sejarah............................. 9

BAB III PENUTUP........................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan..................................................................................................11

3.2 Saran.......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13

LAMPIRAN........................................................................................................14

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas perkenanNYA laporan


“Observasi Jejak-Jejak Sejarah Peradaban Islam Makam Ki Ageng Gribig
Penyebaran Agama Islam Di Kota Malang” dapat diselesaikan. Tujuan dari
pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai sejarah
peradaban islam yang ada di kota malang, yang dapat membuat para generasi
bangsa menjadi tahu akan sebuah sejarah peradaban yang ada.

Dalam penyusunan tugas ini penulis banyak mendapat saran, dorongan,


bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai banyak sumber yang ada dan
salah satunya juru kunci komplek makam ki ageng gribig-malang yang merupakan
informan yang benar adanya informasi tersebut. Oleh karena itu dengan segala
hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Bapak M. Mukhlis Fahruddin, M.S.I selaku dosen mata kuliah Sejarah


Peradapan Islam.
2. Bapak Nururrosul selaku juru kunci komplek pemakaman Ki Ageng
Gribig.

Dengan adanya laporan kegiatan ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi
dan tolok ukur dalam pelaksanaan Observasi Jejak-Jejak Sejarah Peradaban Islam
Makam Ki Ageng Gribig di kota Malang, dan menjadi bahan perbaikan untuk masa
yang akan datang. Apabila dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari
masih terdapat banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja,
dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang
penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut tidak
menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang bersifat kontruktif
bagi diri penulis

Malang, 14 Oktober 2017

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejarah secara umum adalah gambaran tentang peristiwa-
peristiwa masalampau yang dialami oleh manusia, disusun secara
ilmiah, meliputi urutan waktu yang diberi tafsiran dan analisa
kritis,sehingga mudah dimengerti serta dipahami. Sejarah mengajarkan untuk
dapat selalu bersikap bijaksana didalam berbagai macam situasi serta kondisi,
yang menumbuhkan sikap kritik dalam melihat suatu fenomena baik yang telah
terjadi maupun yang akan datang. Apalagi sejarah peradaban islam yang tersebar
di berbagai pelosok Indonesia, yang khususnya ada di kota Malang yaitu makam
ki ageng gribig yang merupakan tokoh penyebaran islam yang ada disini. Sejarah
dapat membuat para generasi bangsa yang berkaca dan bertolak ukur dengan
adanya sejarah peradaban islam yang ada untuk menjadikan sikap yang baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Objek observasi Ki Ageng Gribig?


2. Bagaiman wujud peradaban Ki Ageng Gribig dalam penyebaran agama
Islam?
3. Siapa saja tokoh-tokoh peradaban yang terkait?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui bagaiman sejarah ki ageng gribig.


2. Mengetahui bagaimana peran ki ageng gribig dalam menyebarkan sejarah
islam.
3. Mengetahui

1.4 MANFAAT PENULISAN

Dari penulisan laporan ini diharapkan dapat memperoleh manfaat yaitu


dapat menambah wawasan suatu pengetahuan akan adannya sejarah peradaban
islam yang ada, dan dapat memberikan kontribusi mengenai pembelajaran
sejarah peradaban islam.

4
5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Objek Kajian

Komplek makam Ki Ageng Gribig terletak di jalan Ki Ageng


Gribig gang II, kelurahan Madyopuro, kecamatan Kedungkandang,
kota Malang. Tak hanya makam Ki Ageng Gribig, dalam komplek
makam tersebut terdapat pula makam para Bupati Malang yang pernah
memerintah pada akhir abad ke-19 hingga abad ke-20.

Salah satunya, terdapat makam R.A.A Notodiningrat, Bupati


Malang yang pertama. Bupati Notodiningrat adalah orang yang yakin
akan kisah Ki Ageng Gribig sebagai sosok pendiri cikal-bakal Malang.
Setelah menemukan makam Ki Ageng Gribig, Bupati Notodiningrat
kemudia membangun dan memelihara makam tersebut. Notodiningrat
lah sosok yang membangun makam Ki Ageng Gribig sebagai makam
keluarga dan berlangsung turun-temurun.

Komplek makam Ki Ageng Gribig merupakan salah satu tempat


yang dikeramatkan. Pada waktu tertentu, ada saja peziarah yang datang
meramaikan makam. Peziarah tersebut umumnya datang dengan tujuan
khusus, seperti mencari berkah keselamatan, penglarisan, dan bahkan
berburu pusaka.

Makam ini terletak didekat pemukiman penduduk, didalam


komplek pemakaman Ki Ageng Gribig bersebelahan dengan
pemakaman umum warga sekitar, tetapi pada sekitar pemkaman Ki
Ageng Gribig juga terdapat para makam murid dari ki ageng gribig
yang selama ini mengabdi dan para jajaran bupati malang serta
keluarga.

Memasuki kompleks pemakaman Ki Ageng Gribig, kesan yang


akan Anda rasakan pertama kali adalah nyaman dan asri. Jalan setapak
di dalam makam dibuat dari beton yang kiri-kanannya ditumbuhi

6
pohon-pohon hias yang terawat rapi. Terdapat tiga bangunan besar dan
beberapa bangunan kecil di pekuburan itu. Bangunan terbesar terletak
di bagian tengah, yakni tempat disemayamkannya Bupati Malang
pertama yaitu R.A.A. Notodiningrat. Di sebelahnya, tepatnya di bagian
teras terdapat 17 makam para kerabat dekat dan 8 kerabat jauh R.A.A.
Notodiningrat. Bangunan kedua yang agak kecil adalah makam Bupati
Malang kedua yaitu R.A.A. Notodiningrat II bersama 26 makam
kerabat dekat dan 6 kerabat jauh. Di teras bangunan besar itu juga ada
makam Mas Ajoe Aminah, istri dari Raden Toemenggoeng Ario
Soerjoningrat, Bupati Probolinggo.

Sedangkan bangunan besar ketiga yang terletak di bagian paling


belakang adalah tempat persemayaman Ki Ageng Gribig bersama
istrinya. Di samping makam Ki Ageng Gribig terdapat sebuah
bangunan mushola Kyai Ageng Gribig. Konon menurut juru kunci,
dahulu di mushola itulah Ki Ageng Gribig berdakwah. Tak jauh dari
makam juga terdapat Masjid Ki Ageng Gribig yang memiliki desain
bangunan yang indah dan megah.

Makam Bupati Malang ketiga tidak berada dalam bangunan


besar yang tertutup, tetapi dibuatkan bangunan kecil terbuka dan
ditutup dengan kain kelambu. Terdapat tulisan jelas di batu nisan dari
marmer berbunyi “R. Toemenggoeng Ario Notodingrat wafat 8 Juli
1898”. Walaupun makam ini berada di luar bangunan gedung, namun
keadaannya tetap terawat rapi. Nisan dan payungnya ditutup dengan
kain berwarna kuning tua. Di sebelah makam Bupati Malang ketiga,
terdapat makam Bupati Bondowoso, RTA Notodiningrat yang wafat
pada tengah malam 13 Oktober 1934. Sedangkan jauh di depan, di dekat
jalan masuk terdapat makam Bupati Surabaya, R. Soekarso yang
menjabat pada 1958-1968. Tertulis jelas di batu nisan terlahir pada 11
Desember 1908 dan wafat 7 Desember 1986.

Di area pemakaman Ki Ageng Gribig biasanya juga diadakan


acara pengajian rutinan pada hari jumat legi oleh para warga sekitar,

7
tetapi tidak cuman warga pada setiap peringatan hari jadi kabupaten
malang bupati juga mengadakan acara tahlil pada area komplek
pemakaman Ki Ageng Gribig. Komplek pemakaman ki ageng grib juga
banyakk di datangi para peziarah yang mengadakan acara tahlil pada
setiap tahun yaitu jama’ah dari jamariatul jannah.

2.2 Wujud Peradaban


a. Sistem Kepemimpinan/kekuasaan
Menurut juru kunci, Ki Ageng Gribig dipercaya sebagai pendiri
atau cikal bakal kota Malang. Konon, adik Sunan Giri ini sangat suka
berkelana ke tempat-tempat jauh untuk menimba ilmu dan
memperkuat iman. Pada suatu ketika, sampailah Ki Ageng Gribig di
sebuah tempat berupa hutan yang sangat lebat. Karena merasa cocok
dengan tempat tersebut, maka Ki Ageng Gribig membabatnya dan
menjadikan tempat itu sebagai pemukiman. Sejak itulah tempat
tersebut dihuni orang dan dikenal dengan nama ‘Malang’. Nama
‘Malang’ sendiri diberikan oleh Ki Ageng Gribig berdasarkan
kenyataan adanya Gunung Buring dan deretan pegunungan yang
melintang di kiri dan kanannya.
Menurut Juru kunci pada masa kolonial Ki Ageng Gribig
merupakan tokoh yang cukup disegani para penjajah Belanda.
b. Sitem Sosial budaya
Tradisi masyarakat di area pemakaman Ki Ageng Gribig
biasanya juga diadakan acara pengajian rutinan pada hari jumat legi
oleh para warga sekitar, tetapi tidak cuman warga pada setiap
peringatan hari jadi kabupaten malang bupati juga mengadakan
acara tahlil pada area komplek pemakaman Ki Ageng Gribig.
Komplek pemakaman ki ageng grib juga banyakk di datangi para
peziarah yang mengadakan acara tahlil pada setiap tahun yaitu
jama’ah dari Riyadlul Jannah.
Sebenarnya, makam Ki Ageng Gribig tak hanya diyakini
berada di kota Malang. Makam Ki Ageng Gribig juga diyakini
berada di desa Krajan, kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

8
Setiap perayaan haul Ki Ageng Gribig, warga setempat menggelar
tradisi Saparan Yaqowiyu. Sebuah ritual penyebaran kue apem yang
biasanya akan diperebutkan oleh pengunjung. Tradisi tersebut
biasanya diadakan sekitar tanggal 15 bulan Safar pada penanggalan
Hijriyah.
Tradisi ini bermula ketika Ki Ageng Gribig pulang dari tanah
suci membawa oleh-oleh kue apem. Anehnya, kue yang dibawa oleh
Ki Ageng Gribig tersebut masih hangat. Para santri pun berebut
mendapatkan oleh-oleh tersebut. Karena tidak cukup, maka Nyi
Ageng Gribig membuat apem yang pun dibagikan kepada penduduk
Jatinom. Semenjak saat itu, masyarakat Jatinom mengikuti dengan
membuat apem, untuk keselamatan.
c. Sistem Pendidikan
Menurut keterangan dari Juru kunci keturunan ke-tiga, Ki
Ageng Gribig merupakan tokoh yang pernah mendirikan Pondok
Pesantren pada masa itu untuk orang-orang dan para santri yang
ingin memperdalam ajaran agama Islam di daerah itu.
d. Wujud peradapan secara fisik
Langgam arsitektur pada komplek makam Ki Ageng Gribig
adalah lamggam jawa, yang dapat dilihat dari atap bangunan
makam, ornamen tiang lampu penerangan, ornamen pintu, bentuk
kolom, serta batu nisan pada makam tersebut.
2.3 Tokoh-tokoh peradaban yang terkait
Menurut Juru Kunci Ki Ageng Gribig merupakan utusan dari
Kerajaan Mataram Islam di Jawa Tengah yang diutus untuk
menyebarkan ajaran Islam di wilayah Jawa Timur khususnya di kota
Malang.
Menurut masyarakat setempat, Ki Ageng Gribig merupakan adik
kandung Sunan Giri, salah seorang Walisongo yang dimakamkan di
Gresik. Adapun menurut Babad Malang, Ki Ageng Gribig adalah cicit
dari Raja Majapahit, Brawijaya. Ayahnya bernama Pangeran
Kedawung, salah seorang keturunan Lembu Niroto, pemilik

9
Panembahan Bromo. Ki Ageng Gribig dikenal sebagai seorang ulama
yang tersohor di Malang pada tahun 1600-an. Ia juga merupakan salah
satu murid kesayangan Sunan Kalijaga
Menurut juru kunci, Ki Ageng Gribig dipercaya sebagai pendiri atau
cikal bakal kota Malang. Konon, adik Sunan Giri ini sangat suka
berkelana ke tempat-tempat jauh untuk menimba ilmu dan memperkuat
iman. Pada suatu ketika, sampailah Ki Ageng Gribig di sebuah tempat
berupa hutan yang sangat lebat. Karena merasa cocok dengan tempat
tersebut, maka Ki Ageng Gribig membabatnya dan menjadikan tempat
itu sebagai pemukiman. Sejak itulah tempat tersebut dihuni orang dan
dikenal dengan nama ‘Malang’. Nama ‘Malang’ sendiri diberikan oleh
Ki Ageng Gribig berdasarkan kenyataan adanya Gunung Buring dan
deretan pegunungan yang melintang di kiri dan kanannya.
Kisah tersebut diyakini oleh Bupati Malang yang pertama yakni
R.A.A Notodiningrat. Setelah menemukan makam Ki Ageng Gribig, ia
membangun dan memelihara tempat peristirahatan terakhir pendiri kota
Malang tersebut. Kemudian kompleks makam itupun digunakan oleh
R.A.A Notodiningrat sebagai makam keluarga dan berlangsung secara
turun temurun.
2.4 Nilai-nilai ajaran/pembelajaran dari Objek sejarah

Nilai-nilai yang dapat diambil diantaranya makam Ki Ageng


Gribig ini cukup bersih dan terawat, hal ini menunjukkan bahwa tempat
ini di kelola dengan baik. Agar makam Ki Ageng Gribig tetap lestari
dan bukan hanya sebagai makam, diadakan acara syukuran dan tahlilan
di waktu-waktu tertentu. Menurut juru kunci tempat ini juga sering
dikunjungi oleh siswa dan mahasiswa sebagai objek obsevasi tugas
sekolah dan tugas kuliah.

Adanya tradisi penyebaran kue apem yang biasa dilakukan sekitar


tanggal 15 bulan safar pada penanggalan hijraiah. Tradisinya berawal
dari Ki Ageng Gribig pulang dari tanah suci membawa oleh-oleh kue
Apem. Karena kue apem yang sedikit dan tidak cukup, Ki Ageng Gribig

10
membuat apem sendiri sebagai apem tambahan untuk di bagi-bagikan
kepada masyarakat sekitar. Semenjak saat itu masayarakat sekitar
membuat apem untuk syukuran dan slametan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil observasi kita kita dapat menyimpulkan bahwa Ki Ageng Gribig,
merupakan seorang tokoh penyebar Islam yang namanya tersohor. makam Ki
Ageng Gribig tak hanya diyakini berada di kota Malang. Makam Ki Ageng
Gribig juga diyakini berada di desa Krajan, kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa
Tengah. Setiap perayaan haul Ki Ageng Gribig, Nama Ki Ageng Gribig, juga
disebut sebagai salah satu sosok yang berperan mendirikan kota Malang, nama
Malang sendiri diberikan oleh Ki Ageng Gribig berdasarkan kenyataan adanya
Gunung Buring dan deretan pegunungan yang melintang di kiri dan kanannya.
Komplek makam Ki Ageng Gribig terletak di jalan Ki Ageng Gribig gang
II, kelurahan Madyopuro, kecamatan Kedungkandang, kota Malang
merupakan salah satu tempat yang dikeramatkan. Pada waktu tertentu, ada saja
peziarah yang datang meramaikan makam. Meskipun ada yang beranggapan
makam ki Ageng Gribig terletak di Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.
Ada beberapa pengaruh social yang dibawa oleh ki Ageng Gribig yaitu
Tradisi masyarakat di area pemakaman Ki Ageng Gribig biasanya juga
diadakan acara pengajian rutinan pada hari jumat legi oleh para warga sekitar,
tetapi tidak cuman warga pada setiap peringatan hari jadi kabupaten malang
bupati juga mengadakan acara tahlil pada area komplek pemakaman Ki Ageng
Gribig. Komplek pemakaman ki ageng grib juga banyak di datangi para
peziarah yang mengadakan acara tahlil pada setiap tahun yaitu jama’ah dari
Riyadlul Jannah.

Tradisi Saparan Yaqowiyu. Sebuah ritual penyebaran kue apem yang


biasanya akan diperebutkan oleh pengunjung. Tradisi tersebut biasanya
diadakan sekitar tanggal 15 bulan Safar pada penanggalan Hijriyah.

Langgam arsitektur pada komplek makam Ki Ageng Gribig adalah


lamggam jawa, yang dapat dilihat dari atap bangunan makam, ornamen tiang

12
lampu penerangan, ornamen pintu, bentuk kolom, serta batu nisan pada
makam tersebut.

3.2 Saran
Dengan adanya sumber ilmu peradaban islam yang terkait, kita sebagai
generasi bangsa yang cerdas. Kita harus melestarikannya untuk kita junjung
dan kita budayakan. Sebagai generasi muda hendaknya kita belajar dan
mengambil sisi positifnya untuk membangun paradaban yang baru.

13
DAFTAR PUSTAKA

Juru Kunci Makam Ki Ageng Gribig keturunan ke-tiga Bapak Nasrullah, (21
September 2017)

https://malang.merdeka.com/profil/tentang-ki-ageng-gribig-161021u.html
(diakses pada tanggal 21 Oktober 2017)

http://surabaya.panduanwisata.id/wisata-religi/menguak-cikal-bakal-kota-malang-
di-kompleks-makam-ki-ageng-gribig/ (diakses pada tanggal 21 Oktober 2017)

14
LAMPIRAN

15
16

Anda mungkin juga menyukai