Anda di halaman 1dari 15

MATEMATIKA PASAR MODAL

“ VOLATILITAS HISTORIS ”

AGNES MONICA PUTRI

1611142013

MATEMATIKA / B

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
karunia dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang
“ Volatilitas Historis ” sebagai tugas mata kuliah Matematika Pasar Modal.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dukungan penyusunan dan
penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
mengingat keterbatasan penulis baik pengetahuan maupun pengalaman. Untuk itu, penulis sangat
menghargai kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati dan keterbatasan penulis berharap semoga
hasil makalah ini bisa memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan dapat
digunakan sebagai dasar pengembangan kebijakan di pasar modal dan membantu proses belajar
sebagai mahasiswa(i).

Makassar, Maret 2019

Penulis
Latar Belakang

Dalam berinvestasi, banyak sumber pendanaan yang dapat dipilih oleh investor.
Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
pendanaan perusahaan. Saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para
investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Keuntungan yang diterima oleh investor atau pemegang saham dari penanaman modal
melalui pembelian saham suatu perusahaan terdiri dari dua jenis yaitu dividen dan capital
gain. Namun demikian, sebelum investor membeli saham pastinya seorang investor akan
mencari tahu mengenai potensi yang dimiliki suatu saham yang akan dibeli, baik potensi
keuntungan yang akan didapatkan maupun potensi kerugian yang akan dialami.

Volatilitas adalah besarnya jarak antara fluktuasi/naik turunnya harga saham atau
valas. Oleh karena itu, volatilitas atau gejolak pasar memiliki peranan pada return
investasi. Volatilitas sering dipandang negatif karena mengekspresikan ketidakpastian
dan risiko. Namun sebagai trader, perlu dipahami bahwa jika hasil keuntungan besar
biasanya mempunyai resiko yang tinggi pula.Volatilitas terjadi akibat masuknya
informasi baru ke dalam pasar atau bursa. Akibatnya para pelaku pasar melakukan
penilaian kembali terhadap aset yang diperdagangkan.

Penyebab terjadinya volatilitas atau gejolak harga adalah karena sering adanya
perbedaan opini tentang kemana arah profitabilitas perusahaan tersebut. Di saat banyak
orang berpikir bahwa profitabilitas suatu perusahaan menurun, maka akan lebih banyak
yang menjual sahamnya sehingga harganya juga akan menurun. Tentu saja, hal yang
sebaliknya juga dapat terjadi. Semakin tinggi tingkat volatilitas harga saham maka
semakin tinggi pula kemungkinan akan ketidakpastian pengembalian atas investasi.
Meski begitu, sebagian investor cenderung menyukai saham dengan tingkat volatilitas
yang tinggi karena peluang dalam mendapatkan capital gain akan semakin besar
walaupun di sisi lain akan semakin besar pula risiko yang akan diperoleh.

Volatilitas dari suatu saham sangat penting untuk dipahami oleh para investor. Itu
dimaksudkan untuk meminimalisir resiko yang akan dihadapi. Salah satu 25 dari sepuluh
prinsip manajemen keuangan menyatakan bahwa investor tidak akan mau mengambil
risiko yang lebih tinggi kecuali apabila dapat memperoleh kompensasi berupa return
yang lebih tinggi. Menurut Schwert dan W. Smith, Jr (1992) dalam terdapat lima jenis
volatilitas dalam harga saham. Salah satu cara dalam mengestimasi volatilitas, yaitu
dengan menggunakan data historis atau historical volatility dimana hal ini dilakukan
dengan membuat suatu pemodelan dengan teori pricing berdasarkan data masa lalu untuk
dapat meramalkan volatilitas pada masa yang akan datang.
PEMBAHASAN

Pengertian Volitilitas Historis

Meskipun pedagang tidak dapat memprediksi masa depan, namun pedagang harus
membuat tebakan cerdas tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Pendekatan standar yang
digunakan dalam evaluasi opsi adalah melihat masa lalu.

Menurut Jones dan Wilson (1989), menyebutkan bahwa volatilitas adalah besarnya
perubahan harga atau presentase perubahan harga saham. Volatilitas historis juga didefenisikan
sebagai ketidakpastian ukuran dari perubahan harga pada waktu yang akan datang. Volatilitas
historis pada dasarnya merupakan cara untuk mengetahui seberapa jauh saham akan bergerak di
masa depan dengan berdasarkan pada seberapa cepat saham itu telah bergerak di masa lalu.
Volatilitas tersebut diukur dari simpangan baku rata-rata return (tingkat pengembalian) saham
per satuan waktu. Semakin besar tingkat volatilitas return saham, semakin besar pula
kecenderungan harga saham tersebut untuk naik turun, dengan kata lain harga saham tersebut
cenderung sangat mudah berubah.

Volatilitas historis adalah volatilitas yang dihitung berdasarkan pada harga-harga saham
masa lalu, dengan anggapan bahwa perilaku harga saham di masa lalu dapat mencerminkan
perilaku saham di masa mendatang.

Semakin banyak harga berfluktuasi, semakin tinggi nilai indikatornya. Harap dicatat
bahwa ini tidak mengukur arah dari perubahan harga, hanya seberapa volatil harga bergerak.
Terdapat beberapa alasan untuk memperhatikan volatilitas namun utamanya adalah pengukuran
risiko. Seiring dengan meningkatnya volatilitas, begitu pula dengan risiko dan ketidak pastian,
dan begitu pula sebaliknya. Pedagang dapat menggunakan indikator ini untuk menandai
instrumen-instrumen dengan volatilitas tinggi yang dapat menunjuk kearah perubahan tren.
Indikator ini seringkali digunakan bersamaan dengan sinyal-sinyal lainnya.

Ada sejumlah atau cara untuk menghitung volatilitas historis. Hal pertama yang harus
ditentukan adalah kerangka waktu. Apakah sepuluh hari, enam bulan, atau lima tahun terakhir?
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan gambar yang akurat? Secara umum,
pedagang cenderung mulai melihat volatilitas dalam waktu yang lama, setidaknya sepuluh tahun.
Ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi penyimpangan jangka pendek dari aktivitas
normal. Namun, juga tidak boleh mengabaikan volatilitas jangka pendek. Jika suatu komoditas
memiliki rata-rata volatilitas 25% selama setahun terakhir, tetapi hanya 15% selama tiga puluh
hari terakhir, mungkin ingin menyesuaikan perkiraan volatilitas untuk mengakomodasi data
terbaru. Daripada menggunakan angka 25%, sesuaikan angka menjadi 20% karena titik
tengahnya mungkin terbukti lebih akurat.

Setelah menetapkan kerangka waktu, kemudian perlu untuk menentukan interval harga.
Volatilitas dapat sangat bervariasi berdasarkan intervalnya. Misalnya, pedagang memutuskan
untuk memantau volatilitas sepuluh minggu terakhir dengan mengukur perubahan harga pada
penutupan setiap hari. Angka ini bisa sangat berbeda dari perubahan harga pada akhir setiap
minggu. Harga dapat berfluktuasi liar dari hari ke hari, tetapi menyelesaikan minggu ini tidak
berubah. Ketika ini terjadi, volatilitas untuk perubahan harga harian lebih tinggi daripada
perubahan harga mingguan.

Formulasi Volatilitas Historis

Dalam volatilitas tentu diperlukan juga suatu pengecekan melalui perhitungan. Dalam
perhitungan suatu volatilitas, jumlah periode per tahun mengalami variasi tergantung terhadap
jenis grafik harga yang digunakan dalam penelitian. Berikut merupakan tabel jumlah periode
untuk setiap jenis grafik.

Tipe grafik Periode perdagangan per tahun

Perpetual 262

Harian 262

Mingguan 52

Bulanan 12

Bila menggunakan grafik variabel, kita harus terlebih dahulu menghitung jumlah periode
perdagangan per tahun. Untuk melakukan ini, kita harus menentukan waktu perdagangan
komoditas yang dipilih. Rumusnya adalah sebagai berikut:
𝑇𝑡
𝑇𝑃 = ( ) × 262
𝑃𝑛
Ket:

- TP = jumlah total periode perdagangan per tahun.


- Tt = waktu perdagangan total dalam sehari.
- Pn = panjang periode.
- 262 = jumlah hari kerja per tahun.

Misalnya, S&P 500 berdagang dari 08:30 sampai 15:15 itu merupakan waktu perdagangan total
6 jam 45 menit. Pada grafik variabel menggunakan 5 bar menit, jumlah periode untuk hari adalah
81 seperti yang ditunjukkan:

6 𝑗𝑎𝑚 × 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 360 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 + 45 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 405 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Total menit perdagangan = 405 menit

Bar 405/5 menit = periode perdagangan 81 per hari

Sekarang kita telah menghitung periode perdagangan per hari, sekarang kita harus menghitung
jumlah periode untuk tahun. Karena volatilitas historis menganggap setiap hari kerja ketika
menghitung total untuk periode tahun:

𝑇𝑡
𝑇𝑃 = ( ) × 262
𝑃𝑛
405
𝑇𝑃 = ( ) × 262
5
𝑇𝑃 = 81 × 262
𝑇𝑃 = 21,222

Catatan: rumus ini hanya berlaku untuk volatilitas historis pada grafik variabel dan tidak berlaku
untuk jenis grafik lainnya.

Sekarang kita sudah memilik jumlah periode per tahun, selanjutnya kita lanjutkan dengan
perhitungan volatilitas historis.

Selanjutnya menghitung perubahan harga untuk harga masing-masing dalam rentang waktu
tertentu periode n. Rumusnya sebagai berikut:

𝑃𝑖
𝐿𝑂𝐺𝑆𝑖 = 𝐿𝑂𝐺 ( )
𝑃𝑖 − 1

Ket:
- LOG : fungsi logaritma.
- Pi : harga saat ini.
- Pi – 1: harga sebelumnya.
Selanjutnya untuk menghitung total logaritma, gunakan rumus sebagai berikut:
𝑛

𝑇𝑙𝑜𝑔𝑠 = ∑(𝐿𝑂𝐺𝑆𝑖)
𝑖=1
Ket:
- Tlogs : total logaritma untuk jangka waktu.
- LOGSi : logaritma dari perubahan harga untuk periode i.
- n : jumlah periode untuk rentang waktu tertentu.

Selanjutnya adalah menghitung rata-rata logaritma dengan membagi total logaritma dengan
jumlah periode seperti rumus yang ditunjukkan dibawah ini:

𝑇𝑙𝑜𝑔𝑠
𝐴𝐿𝑂𝐺𝑆 =
𝑛
Ket:

- ALOGS : rata-rata logaritma.


- Tlogs : total logaritma untuk jangka waktu.
- n : jumlah periode untuk rentang waktu tertentu.

Selanjutnya perhitungan terakhir adalah jumlah perbedaan antara masing-masing


logaritma untuk setiap periode dan rata-rata logaritma. Rumusnya sebagai berikut:
𝑛

𝑆𝑆𝐷 = ∑(𝐿𝑂𝐺𝑆𝑖 − 𝐴𝐿𝑂𝐺𝑆)2


𝑖=1

Ket:

- SSD : jumlah dari perbedaan kuadrat.


- LOGSi : logaritma dari perubahan harga untuk periode i.
- ALOGS : rata-rata logaritma.

Sekarang unsur-unsur untuk menghitung volatilitas historis sudah lengkap, rumus berikut
adalah untuk menghitung volatilitas historis pada suatu periode tertentu selama jangka waktu
yang ditentukan adalah sebagai berikut:

𝑆𝑆𝐷
𝐻𝑉 = √ × √𝑇𝑃
𝑛−1

Ket:

- SSD : jumlah dari perbedaan kuadrat.


- n : jumlah periode untuk rentang waktu tertentu.
- TP : jumlah total periode perdagangan untuk tahun ini.

Analisis grafik Historis

Indikator teknis Volatilitas sangat membantu dalam melihat potensi pembalikan pasar.
Indikator Volatilitas ini berdasarkan kisaran harga yang sebenarnya didasarkan pada premis :

 Tren yang kuat ke atas ditandai oleh penurunan volatilitas


 Tren kuat ke bawah menunjukkan peningkatan umum dalam volatilitas.
 Pembalikan tren biasanya terjadi ketika volatilitas meningkat

Grafik di bawah kontrak berjangka 5.000 ons Perak menggambarkan poin pertama, bahwa tren
kuat mungkin memiliki volatilitas rendah:

Karena harga berjangka perak meningkat, volatilitas terus menurun. Perubahan tren ditandai oleh
peningkatan volatilitas.

Volatility pasar dapat dibandingkan dengan pola historis pasar sebelumnya, atau dapat
juga membandingkan kinerja individu saham terhadap indeks saham, atau mengukurnya dengan
menggunakan beberapa jenis indikator. Sangatlah penting untuk mengetahui tingkat Volatility
pergerakan harga, sebab faktor ini memiliki peran krusial dalam penetapan opsi harga.
Berikut ini beberapa indeks yang mempengaruhi volatilitas historis :

1. Indeks Volatility (VIX)

Index ini tidak hanya sebagai indikator berdasarkan pada indeks 500 S & P tetapi juga
merupakan instrumen trading yang mengukur tingkat Volatility harga.

2. Bollinger Bands

Ini adalah sebuah indikator yang dapat memperluas atau memperpendek jarak antara upper dan
lower band mengikuti perubahan Volatility pergerakan harga.

3. Average True Range

Indikator ini merupakan kisaran harga riil pasar dari waktu ke waktu.

4. Chaikin Volatility

Indikator inilah yang dapat diterapkan dalam beberapa cara untuk melihat potensi pasar sedang
di atas atau di bawah.

Misalkan Pada periode tahun 2008 ketika indeks sedang dalam trend menurun (bearish)
justru volatilitasnya historisnya meningkat (kemungkinan terjadi panic selling), sedangkan jika
indeks sedang dalam trend menanjak (bullish) periode 2009-2010 volatilitas relative stabil dan
menggambarkan tidak terjadi panic buying. Rata-rata volatilitas historisnya pada tahun 2008
pada saat trend sedang bearish adalah sebesar 0.33, dan ketika tahun 2009 sampai dengan 2010
ketika trend sedang naik volatilitas memiliki rata-rata sebesar 0,24 dan 0,18.

Dimana panic buying diartikan sebagai tindakan membeli sejumlah besar produk yang
tidak biasa untuk mengantisipasi atau setelah bencana atau bencana yang dirasakan, atau
mengantisipasi kenaikan atau kekurangan harga yang besar dan panic selling diartikan sebagai
kondisi dimana terjadi penjualan saham dalam volume besar di pasar. Perlu dipahami bahwa
panic selling bisa terjadi pada pasar secara keseluruhan atau terbatas hanya pada saham tertentu
saja.

Kelebihan volatilitas historis :

Dalam dunia investasi, volatilitas digunakan untuk keperluan memilih portofolio,


manajemen aset serta pricing aset primer dan derivatif (Engle dan Ng, 1993). Standar deviasi
dari perubahan harga saham biasanya digunakan untuk mengukur volatilitas. Sehingga
pemahaman mengenai voaltilitas ini menjadi sangat penting bagi manajer investasi atau investor.
Bagi investor yang menyukai risiko (risk takers) mereka dapat memilih saham-saham yang
memiliki volatilitas yang tinggi, karena akan memberikan return yang tinggi. Sebaliknya bagi
investor yang tidak menyukai risiko (risk averse), mereka dapatr memilih saham-saham yang
memilik volatilitas yang rendah, karena memiliki risiko yang rendah dari pergerakan saham yang
lalu.

Banyak pedagang dan investor dapat memperoleh keuntungan lebih tinggi ketika
Volatility lebih tinggi walaupun volatility memiliki konotasi yang buruk. Saat suatu saham atau
sekuritas lain tidak bergerak, ia memiliki Volatility yang rendah, tetapi juga memiliki potensi
yang rendah untuk mendapatkan capital gain. Dan di sisi lain dari argumen itu, saham atau
sekuritas lain dengan tingkat Volatility yang sangat tinggi dapat memiliki potensi keuntungan
yang luar biasa tetapi dengan biaya yang sangat besar. Potensi kerugiannya juga akan luar biasa.
Waktu perdagangan apa pun harus sempurna, dan bahkan market call yang benar bisa berakhir
kehilangan uang jika ayunan harga sekuritas yang luas memicu stop-loss atau margin call.

Kelemahan volatilitas historis :

Dalam memilih ukuran sampel kita ingin lebih banyak data namun untuk mendapatkannya kita
harus kembali lebih jauh dalam waktu, yang dapat menyebabkan pengumpulan data yang
mungkin tidak relevan dengan masa depan. Dengan kata lain, volatilitas historis tidak
memberikan ukuran yang sempurna.
Contoh Perhitungan Volatilitas Historis

Asumsikan 10 bar volatilitas historis pada bar diagram harian . Juga menganggap hari harus menutup,
berikut ;

Hari 0 : 24.5

Hari 1 : 25.25

Hari 2 : 23.0

Hari 3 : 21.5

Hari 4 : 22.0

Hari 5 : 24,75

Hari 6 : 26.0

Hari 7 : 26.5

Hari 8 : 27,5

Hari 9 : 26.0

Hari 10 : 25.5

Pertama , bagilah hari yang terdekat seperti hari sebelumnya . Cari logaritma dari nilai ini .

Hasil hasil bagi Hasil Log

Hari 0 : 24.5

Hari 1 25.25 1,0306 0,0131

Hari 2 : 23,0 0,9109 -0,0405 .

Hari 3 : 21,5 0,9348 -0,0293


Hari 4 : 22.0 1.0233 0.01

Hari 5 : 24,75 1,125 0,0516

Hari 6 : 26,0 1,0505 0,0214

Hari 7 : 26,5 1,0192 0,0083

Hari 8 : 27,5 1,0377 0,0161

Hari 9 : 26,0 0,9455 -0,0243

Hari 10 : 25,5 0,9808 -0,0084

Selanjutnya, tambahkan semua nilai logaritma di atas bersama-sama dan dibagi dengan 10 untuk
mendapatkan logaritmik berarti :

𝑇𝑙𝑜𝑔𝑠 = ∑𝑛𝑖=1(𝐿𝑂𝐺𝑆𝑖)

= 0,0131- 0,0405 - 0.0293 + 0.0100 + 0.0516 + 0.0214 + 0.0083 + 0.0161 - 0,0243 - 0,0084

= 0,018

𝑇𝑙𝑜𝑔𝑠
𝐴𝐿𝑂𝐺𝑆 = 𝑛

0,018
=
10
= 0,0018

Sekarang , untuk masing-masing 9 bar terakhir dan bar saat ini , sekali lagi bagi bar terdekat dengan bar
sebelumnya. Cari logaritma dari nilai ini , kurangi atas rerata logaritmik , dan kuadratkan nilai ini .

Hasil Log Kurangi Nilai Kuadrat

Hari 1 : 0,0131 0,01 0,000128

Hari 2 : - 0,0405 -0,0423 0,001789

Hari 3 : - 0,0 0,0275 0,000756

Hari 4 : 0,01 0,0082 0 0,000067


Hari 5 : 0,0516 0,0498 0,002480

Hari 6 : 0,0214 0,0196 0,000384

Hari 7 : 0,0083 0,0065 0,000042

Hari 8 : 0,0161 0,0143 0,000204

Hari 9 : - 0,0243 0,0225 0,000501

Hari 10 : - 0,0084 0,0066 0,000044

Jumlahkan semua nilai-nilai di atas bersama-sama , dan bagi dengan 9 , dan mendapatkan akar kuadrat
dari nilai ini :

 SSD = 0,000128 + 0,001789 + 0,000756 + 0,000067 + 0,002480 + 0,000384 + 0,000042


+ 0,000204 + 0,000501 + 0,000044 = 0,006395

 √ 𝑆𝑆𝐷 = √0.006395 = 0,026656


𝑛−1 9
𝑇𝑡
 𝑇𝑃 = ( ) × 262
𝑃𝑛
405
𝑇𝑃 = ( ) × 262
5
𝑇𝑃 = 81 × 262
𝑇𝑃 = 21,222

𝑆𝑆𝐷
 𝐻𝑉 = √𝑛−1 × √𝑇𝑃

= 0.026656 * 21,222 = 0.56557

Akhirnya , kalikan nilai ini dengan 100 untuk mendapatkan volatilitas historis :

0.56557* 100 = 56,557


DAFTAR PUSTAKA

John Wiley and Sons, 2010 "Essentials of Technical Analysis for Financial Markets"

https://media.neliti.com/media/publications/234438-earnings-volatility-kebijakan-
dividen-da-51644ca2.pdf

https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5717/Bab%202.pd
f?sequence=11

https://www.academia.edu/24773282/VOLATILITAS_PASAR_MODAL_INDONESIA

https://www.danielstrading.com/education/technical-analysis-learning-center/historic-
volatility

https://www.academia.edu/24773282/VOLATILITAS_PASAR_MODAL_INDONESIA

http://new.quote.com

Anda mungkin juga menyukai