Anda di halaman 1dari 4

MATERI KAKAWIN PASANGAN DEWASA PUTRI

UTSAWA DHARMAGITA NASIONAL 2020

Wirama Wangúapatrapatita: -oo/-o-/ooo/-oo/ooo/oo = 17

1. Norana mitra manglêwihane waraguna maruhur,


norana úatru manglêwihane gêlêngana ri hati,
norana sih mahãnglêwihane sih-ikang-atanaya,
norana úakti daiwa juga úakti tanana manahên.

2. Kokila ring swaranya makarùpa kinalêwihakên,


strī makarùpa diwya kapatibrata linêwihakên,
ring úruti dharmaúàstra guru waktra kinalêwihakên,
ring kûama rùpa sang parama paóðhita linêwihakên.

Terjemahannya:

1. Tidak ada sahabat melebihi kemuliaan pengetahuan yang tinggi.


Tidak ada musuh melebihi kemarahan hati.
Tidak ada cinta kasih melebihi kasih sayang orang tua kepada anak.
Tidak ada yang sakti, hanya takdir jugalah yang tak bisa ditahan.

2. Keunggulan burung kokila terletak pada suaranya.


Kemuliaan seorang istri terletak pada kesetiaannya kepada suami.
Dalam hal mendalami ajaran sruti dan dharmasastra, petuah guru merupakan hal yang
utama.
Kesabaran merupakan hal yang utama bagi seorang pendeta agung.

Catatan: suku kata yang dicetak tebal pada teks kakawin di atas adalah Guru!
MATERI KAKAWIN PASANGAN DEWASA PUTRA
UTSAWA DHARMAGITA NASIONAL 2020

Wirāma Rāgakusuma: ---/oo-/o-o/oo-/ooo/ooo/-o-/oo =23

1. Sang Hyang Candra Tarànggaóà pinaka dhīpa mamadhangi ri kàla ning wêngi,
Sang Hyang Sùrya sêðêng prabhàsa makadhīpa mamadhangi ri bhùmi maóðala,
widyàúàstra sudharma dhīpa nikanang tribhuwana sumênö prabhàswara,
yan ring putra suputra sàdhu guóawàn mamadhangi kula wandhu wandhawa.

2. Singgih yan têka ning yugãnta kali tan hana lêwiha sakeng mahàdhana,
tan wàktan guóa úùra paóðhita widagdha padha mangayaping dhaneúwara,
sakweh ning rinahasya sang wiku hilang kula ratu padha hīna kãsyasih,
putrãdwe pita ninda ring bapa si úùdra banija warawīrya paóðhita.

Terjemahannya:

1. Bulan dan bintang merupakan penerang menerangi dunia pada malam hari.
Matahari yang sedang bersinar menjadi penerang yang menerangi jagatraya.
Pengetahuan dan ajaran suci merupakan penerang ketiga dunia yang bersinar terang.
Putra yang baik adalah anak yang memiliki pengetahuan dan kesolehan menjadi penerang
keluarga.

2. Jika zaman kali telah tiba tidak ada yang lebih mulia daripada orang kaya.
Tidak perlu disebutkan lagi para ilmuwan, prajurit, orang bijak, dan akademisi semua
mengabdi kepada orang kaya.
Segala hal yang dirahasiakan para pendeta hilang, para pejabat pada dihina menderita
kesengsaraan.
Anak-anak berani kepada orang tua, para gelandangan berubah menjadi saudagar, meraih
kekuasaan dan kependetaan.

Catatan: suku kata yang dicetak tebal pada teks kakawin di atas adalah Guru!
MATERI KAKAWIN PASANGAN REMAJA PUTRI
UTSAWA DHARMAGITA NASIONAL 2020

Wirama Wangúastha/Swandewī: o-o/--o/o-o/-oo =12

1. Prihên têmên dharma dhumāraóang sarāt,


sarāga sang sādhu sireka tùtana,
tan artha tan kāma pidonya tan yaúa,
ya úakti sang sajjana dharma rākûaka.

2. Sakā nikang rāt kita yan wênang manùt,


manùpadeúa prihatah rumākûa ya,
kûayā nikang pāpa nahan prayojana,
janānurāgādi tuwin kapangguha.

Terjemahannya:

1. Upayakanlah kebenaran itu menjadi dasar dalam mengayomi dunia,


Orang-orang bijaksana agar senantiasa dijadikan suri tauladan,
Bukan harta, bukan nafsu, bukan pula jasa yang menjadi tujuan utama,
Namun menjadi seorang cendekiawan yang hebat dengan berpegang teguh pada kebenaran.

2. Kita akan menjadi penyangga dunia bilamana kita mengikuti


Ajaran Manu yang harus diupayakan dan dijaga dengan saksama,
Mengentaskan kesengsaraan masyarakat, itulah menjadi tujuan kita bersama.
Menjadi manusia teladan dan mulia, sungguh akan kita temukan.

Catatan: suku kata yang dicetak tebal pada teks kakawin di atas adalah Guru!
MATERI KAKAWIN PASANGAN REMAJA PUTRA
UTSAWA DHARMAGITA NASIONAL 2020

Wiràma Kusumawicitra: ooo/o--/ooo/o-o = 12

1. Taki-taki ning sewaka guóa widyà,


smara wiûaya rwang puluh-ing-ayuûya,
têngahi tuwuh sanwacana gêgönta,
patilaringatmeng tanu pagurokên.

2. Waûita nimittanta manêmu lakûmi,


waûita nimittanta pati kapangguh,
waûita nimittanta manêmu duhka,
waûita nimittanta manêmu mitra.

Terjemahannya:
1. Kita harus bersungguh-sungguh mengabdikan diri pada kebajikan dan ilmu pengetahuan.
Kita baru boleh menikmati asmara pada usia dua puluh tahun.
Pada usia setengah umur kita patut mendalami ajaran suci.
Perpisahan jiwa dengan raga pun patut kita pelajari.

2. Kata-kata menyebabkan kita menemukan kebahagiaan.


Kata-kata menyebabkan kita menemukan kematian.
Kata-kata menyebabkan kita menemukan kedukaan.
Kata-kata menyebabkan kita menemukan sahabat.

Catatan: suku kata yang dicetak tebal pada teks kakawin di atas adalah Guru!

Anda mungkin juga menyukai