HIKMAH 1
AMALAN DHOHIR DAN SUASANA HATI
Kitab Al Hikam : Hikam ke I (KH. Muhammad Bakhiet / Guru Bakhiet)
ِ ِبِسِمِِللاِِالرِحِمنِِالرِحِيِم
ِاِلحِمِدِِللِِالذيِفتهلِاوليئهِودمطبحهِِوطاعتهِووفطهمِلتعتهِوحطمتهِالشهدِانِالِالهِاالِللاِوِحِدِهِِالِشِرِيكِله
ِفعلوفيتهِوربوبيتهِِواشهدِانِسيدناِمحمدًاِعبدهِورسولهِِخيرالخلقهِاللهمِصليِوسلِمِوباركِعلىِسيدنا
ِ ِِامابعد.وموالنِمحمدِخيرالخلقهِوعلىِالهِوصحبهِوجوجهِوِدِرِيِتِهِِوِاِطِبِاحه
Yang kita hormati dan kita cintai, para habait dan para alim ulama, para
muhibbin hadirin wal hadirot rahimakumullah. Pertama tama kita
panjatkan puji dan syukur setinggi tingginya kehadirat Allah SWT, yang
mengumpulkan kita di tempat ini untuk berdzikir mengingat Allah, dan
mengucapkan kalimah kalimah thayyibah lainnya. Kita berharap kepada
Allah agar di dunia ini selalu dikumpulkan dalam kebaikan dan taqwa.
Dan di akhirat nanti kita dikumpulkan bersama junjungan nabi kita
Rasulullah SAW.
Sholawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW dan kepada seluruh keluarga, para sahabat, durriyat
dan pengikut beliau sampai hari akhir nanti.
Para muhibbin rakhimakumullah.. sebelum kita membaca kitab Al
Hikam, terlebih dahulu kita mengenal bahwa kitab Al Hikam ini
dikarang atau di susun oleh seorang Waliyullah, yaitu Ahmad bin
Muhammad bin Abdul Karim bin Abdur Rahman bin Abdullah bin
Ahmad bin ‘Isa Hussein bin Athaillah
Dan beliau wafat pada tahun 709 H di khairah Mesir. Kemudian Kitab
Al Hikam ini merupakan salah satu dari pada yang beliau karang, Hikam
itu adalah kalimat jamak artinya kumpulan dari pada hikmah. Syekh
Muhammad Hayat al Sindi mengatakan bahwa di dalam kitab Al Hikam
itu ada 264 Hikmah. 264 Hikmah itu terkumpul dalam satu kitab,
sehingga dinamakan kitab itu adalah Al Hikam.
Mengenai hitungan berapa hikmah yang ada dalam kitab Al Hikam itu
bermacam macam para ulama menghitungnya, ada yang mengatakan
jumlah hikmah yang ada dalam kitab Al Hikam itu berjumlah 264, ada
yang mengatakan 275, ada yang mengatakan lain dari pada yang
demikian. Sebagaimana para ulama tidak sama pendapatnya tentang
menghitung ayat ayat yang ada dalam al-Qur’an, ada yang mengatakan
6666, ada yang mengatakan lain dari pada itu.
Para Muhibbin Rakhimakumullah. Kemuliaan dan kehebatan kitab
Al Hikam ini sampai-sampai dikatakan oleh sebagian ulama
ِ ِلِوِجِزِةِِالصِلِةِِبِشِيِئِِغِيِرِِالِقِرِأنِِفِجِزِةِِبِحِكِمِِاِبِنِِعطاءللا
Li ishlaahijjawaari..
Untuk membaguskan anggota tubuh kita.
Membaguskan mata, membaguskan telinga, membaguskan mulut,
membaguskan tangan, membaguskan kaki, itu disebut amal syari’at.
Kayak apa mata supaya bagus.. jangan memandang apa yang
diharamkan oleh Allah. Kayak apa mulut supaya bagus.. jangan berkata
yang dilarang Allah. Kayak apa betis yang bagus.. jangan melangkah
kepada jalan yang dilarang oleh Allah. Kayak apa tangan yang bagus..
jangan menjamah atau menyentuh yang dilarang oleh Allah. Nah
membaguskan anggota anggota tubuh kita ini.. itu urusan amal syari’at
namanya...
وعملِالطرقةِلئصلحِالقلب
Tiap tiap orang bekerja beramal tanpa ilmu di tolak, tidak diterima.. ini
sembahyang kita ambil contoh. Amal syariat sembahyang supaya
sembahyang itu diterima oleh Allah. seperti apa yang pertama punya
ilmu.. belajar sungguh sungguh sembahyang itu.. rukuk kaya apa.. sujud
kaya apaa.. makmun masbuk kayak apa, sembahyang membaca al
fatihah kayak apa caranya.. yang kedua supaya sembahyang di terima
adalah ikhlas. Berhubung amal ini syariat.. ikhlasnya pun ikhlas
syarikat… ikhlas syariat kayak apa? Sembahyang mengharap surga..
sembahyang karena takut melawan api neraka.. ikhlas… menurut
syariat.. sembahyang mudahkan masuk surga.. jujur ikhlas syarikat..
kenapa sembahyang.. ketakutan mati nanti pindah ke neraka.. itu ikhlas..
dalam syarikat.. jangan ada tujuan lain sembahyang. Kalau kita ambil
contoh sembahyang.. supaya di puji orang.. supaya di hormati orang.. di
muliakan orang.. jangan ada sedikitpun dalam hati demikian… Ikhlas…
yang ketiga syaratnya diterima itu sembahyang atau amal ibadah ibadah
lainnya..
Sembahyang kita ini sesuai syarat.. penuhi syarat-syaratnya apa.. rukun-
rukunnya apa.. adabnya apa.. orang sembahyang mesti berwudhu.. suci
dari najis.. menutup aurat.. menghadap kiblat.. masuk waktu.. penuhi…
bersihin najis.. sucikan hadas dengan wudhu. Menutup aurat.. tunggu
waktu sembahyang bila masuk.. baru sembahyang.. itu syaratnya sudah
beres.. syaratnya beres.. rukunnya.. rukun sembahyang.. kayak apa
bacaan fatihahnya.. kayak apa sujudnya.. sesuaikan dengan aturan..
ditambah adab. Meskipun syaratnya cukup, rukunnya cukup.. tapi tidak
ada adab. Bisa jadi tidak diterima sembahyangnya. Sesuaikan adabnya,
Contohnya sembahyang mengangkat tangan di pinggang.. ini dengan
syarat tidak bertentangan.. dengan rukun tidak bertentangan. Tapi
dengan adab bertentangan.. Allah tidak menerima sembahyang seperti
itu.. jadi adab sembahyang termasuk sunat sunat sembahyang yang
dilaksanakan. Yang keempat
ِ ادمِالمقرةِوالمقرهةِوالمكرهة
Barang siapa menukar pakaian 10 dirham satu dirham ada yang haram
tidak diterima sembahyangnya selama itu masih ada. Jadi kalau amal
syariat ini kita bereskan dan kita usahakan syarat diterima oleh Allah.
selanjutnya kita melangkah.. melangkah ke amal thariqat.
Para Muhibbin rakhimakumullah… Imam Ahmad ibnu ath’thailah
mengatakan termasuk tanda orang yang berpegang pada amal kurangnya
berharap kepada Allah ketika terjadi maksiat pada dirinya.
Nah sekarang kita tadi beramal. Taubat sudah kita laksanakan, syarat-
syarat untuk diterima sudah kita laksanakan, Taqwa sekarang ini kita
laksanakan, istiqomah kita laksanakan, jangan sekali kali kita berpegang
kita cenderung, kita gembira dengan taubat, taqwa dan istiqomah itu.
Jangan sekali kali kita berpegang, jangan kita sekali kali bersandar,
jangan merasa gembira dengan taubat, taqwa dan istiqomah. Kenapa
sebabnya? Karena taubat, taqwa, istiqomah itu bagian amal syariat itu.
Itu tidak akan bisa memasukkan kita ke dalam surga, tidak perlu kita
gembira dengan itu, lalu apa yang kita gembirakan? Yang kita
banggakan, yang kita gembirakan itu adalah rahmat Allah yang datang
kepada kita sehingga kita bisa taubat, bisa taqwa, bisa istiqomah. Nah
Rahmat Allah ini yang kita gembirakan, bukan taqwanya. Nah bila kita
menggembirakan dengan taqwa yang kita lakukan, namannya berpegang
dengan amal. Bila orang berpegang dengan amal itu dengan tuhan turun
naik. Bila banyak bermaksiat asal jauh dengan tuhan, bila berbuat taat
pada tuhan merasa dekat sama tuhan. Padahal tuhan itu tak butuh dekat
sebenarnya. Nah disitu kelemahan tauhid kita. Kenapa kita berbuat
maksiat, asal jauh sama tuhan, berbuat taat sama tuhan asal dekat sama
tuhan, karena berpegang pada amal. Sedangkan kita berpegang dengan
rahmat Allah, apapun keadaan kita selalu dekat dengan Allah. Baik
dalam maksiat tapi dekat dengan Allah, waktu taat dekat dengan Allah,
karena kita berpegang dengan Allah nya bukan amal kita nya.
Rasulullah SAW bersabda
ِالِيدخلِاحدكمِالجنةِبعملهِقالواِوالِانتِيارسولِللاِقالِوالِأناِأنِيتخمدنيِللاِمنهِبرحمةِوفضلِووضع
ِ يدهِعلىِرأسه
Seorang kamu sesudah nabi selamanya tidak akan bisa masuk surga
dengan amalnya. Buat apa kita berpegang lawan amal? Buat apa kita
gembira dengan taubat? Gembira dengan taqwa, gembira dengan
sembahyang? Itu tidak akan membawa ke surga.
Akupun yang lebih amal tidak bisa memasukkan ke surga, kecuali Allah
meliputkan aku dengan rahmatnya. Nah rahmatnya ini yang kita
gembirakan. Bahwa kita gembira, kita suka taubat, sebab Allah
memberikan rahmat kepadaku, bukan dengan taubatnya kita gembira,
tapi dengan rahmat yang diberika Allah kepada kita. Itu yang kita
pegang.
Bila kita memegang rahmat Allah kita tidak akan berubah dengan Allah
dalam keadaan taat atau dalam keadaan maksiat. Nah inilah inti dari
pada yang dimaksud dalam hikmat yang pertama Imam Ahmad ibnu
Ath’Thoillah
Anda orang yang berpegang dengan amal kurang berharap rasa jauh
bilamana dia maksiat kepada Allah. Padahal tidak boleh seperti itu. Kita
dalam taat, dekat sama tuhan, kita waktu maksiat pun jangan merasa
jauh dengan tuhan. Tetap dekat dengan tuhan. Karena maksiat dan taat
itu bagian dari amal. Amal tidak perlu kita pegang, yang kita pegang
adalah Allah, rahmatnya dan anugerahnya.
HIKAM 2
MAQAM ASBAB DAN MAQAM TAJRID
ِِوارادتكِاالسبابِمعِاقمةِللاِفىِالتجريد،ارادتكِالتجريدِمعِاقامةِللاِاياكِفىِاالسبابِمنِالشهوةِالخفية
ِانحطاطِعنِالهمةِالعلية
Artinya :
Keinginanmu untuk ber-Tajrid (Mengkhususkan ibadah dan
meninggalkan usaha mencari rejeki) sedangkan Allah menempatkanmu
di dalam al-asbab (sebab akibat, melakukan usaha mencari rejeki) adalah
termasuk ke dalam syahwat yang tersembunyi.
Dan keinginanmu ke dalam maqam Al-asbab sedangkan Allah
menempatkanmu ke dalam maqom Tajrid, adalah suatu penurunan
himmah atau semangat yang tinggi.
ِ ِبِسِمِِللاِِالرِحِمنِِالرِحِيِم
ِاِلحِمِدِِللِِوالسكرللِالشهدِانِالِالهِاالِللاِوحدهِالشريكِلهِواشهدِانِسيدناِمحمدًاِعبدهِورسولهِولنبيِبعده
ِِشهادةِتنجينِمنِالسرِوالطللهِاللهمِصليِوسلمِوباركِعلىِسيدناِمحمدِخيرالبريهِوعِلِىِألِهِِوِصِحِبِه
ِ ِوِطِرِيِتِهِِوِاِتِبِئِهِِاِلِىِيِوِمِِالِقِيِامِهِِامابعد
Yang kita hormati dan kita cintai, para habait dan para alim ulama, para
muhibbin hadirin hadirot rakhimakumullah.. Pertama tama kita
panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah yang selalu memberikan kita
nikmat, memberikan kita berbagai macam kemudahan, untuk beribadah
dan mengabdi kepadaNya. Sholawat dan salam kita haturkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, dan kepada seluruh
keluarga para shahabat, durriat dan pengikut beliau sampai hari kiamat.
Para Muhibbin Rakhimakumullah…
ِِارادتك.الحكمةِالثانيهِمنِالهكمِبلعطاءيهِقالِاالمامِالعارفِبللهِاحمدِابنِعطاءلهِرحمكمِللاِونفعنِبعلمه
ِِوارادتكِاالسبابِمعِاقمةِللاِفىِالتجريدِانحطاط،التجريدِمعِاقامةِللاِاياكِفىِاالسبابِمنِالشهوةِالخفية
ِ ِعنِالهمةِالعلية
Hikmah yang ke dua dari pada al-Hikam, berkata al Imam arabiyyah
ahmad ibnu al athoiyyah.. bermula menghendakinya engkau akan Tajrid,
serta menempatkan Allah pada engkau akan asbab, maka yang demikian
itu merupakan keinginan jahat yang tersembunyi. Dan menghendaki
engkau akan asbab serta menempatkan Allah akan engkau pada Tajrid,
itu merupakan penurunan daripada himmah yang tinggi. Nah itulah
Hikmah yang kedua dari pada al-Hikam ibnu Athaillah.
Para Muhibbin rakhimakumullah.. Allah berfirman dalam surat Adzariat
ayat 56
ِ س ِإ ََّّل ِل َي ْعبُد
ُون ِ ْ َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو
َ اْل ْن
Jadi ada dua untuk mencukupi kebutuhan ibadah ini.. Ada Asbab… Ada
Tajrid…
Asbab ini apa artinya? Ya sebab, bekerja, berdagang, menuri, bertani,
beternak, jadi guru, pegawai, ini Asbab. Artinya apa? Dia mendapatkan
kecukupan ibadahnya melalui pekerjaan-pekerjaan. Nah ini asbab
arannya.. Ada orang yang ditempatkan Allah di situ.. untuk
mendapatkan keperluan ibadah.. berdagang hanya membeli baju,,
berdagang hanya membeli ini… untuk ibadah.. Ada orang yang di
tempatkan Allah di situ..
Yang kedua ada orang yang ditempatkan Allah di suatu maqam,
namanya Tajrid.. ini orang dalam rangka mencukupi kebutuhan
ibadahnya, tidak perlu berusaha, dia telah dicukupi. Contohnya warisan
banyak, banyak sekali warisan. Bulan ini datang nan saham darimana..
bulan yang akan datang darimana… di rumah aja berdiam.. datang duit
di rumahnya.. Nah ini orang di tempatkan Allah di maqom Tajrid
arannya… kan ada seperti itu orang. Tidak membuat toko, beternak,
bedagang.. di rumah saja duit datang sendiri… Nah ini arannya di
maqam Tajrid di handak Tuhan ini namanya..
Para Muhibbin Rakhimakumullah… apabila kita di tempatkan Tuhan, di
maqom yang namanya asbab lalu hendak kita berpindah ke maqom
Tajrid.. ( aku ingin berhenti berdagang, berhenti bertani, berhenti
berkebun..aku hanya hendak ibadah saja.. dagangan semua tutup habis..
aku hendak beribadah saja ). Duit tidak datang datang lagi tidak masalah
.. pokoknya aku beribadah.. Nah ini orang keinginannya jahat yang
tersembunyi.. ini orang ini ada kejahatan yang tersembunyi… kenapa..?
Karena tuhan menempatkan di maqam yang namanya Asbab.. hendak
berpindah.. di rumah saja tidak berusaha lagi… Nah ini orang ada
syahwat khafiyyah… ada keinginan jahat yang tersembunyi.. Orang
yang selama ini di tempatkan di maqam Tajrid.. sudah nyaman nih.. tiap
bulan ada kiriman.. tidak pernah terlantar,, memakai pakaian cukup…
berpikir… berkebun.. berkebun saja aku ini… Nahh.. hendak berkebun..
padahal dia bertahun tahun dirumah saja.. beribadah saja… datang
sendiri duit.. datang aja duit.. kali ini membuka kios di depan rumah…
Nahh.. membuka kios… Ini namanya ِ انحطاط ِعن ِالهمة ِالعليةPenurunan
tingkat namanya.. ada penurunan himmah yang tinggi..
Para Muhibbin Rakhimakumullahh… sekarang kita mengetahui dimana
Allah menempatkan kita, ini yang perlu kita tahu.. apakah Allah
sekarang ini menempatkan kita di suatu tempat yang namanya asbab,
untuk mencukupi kebutuhan ibadah kita. Ataukah sekarang ini Allah
sudah menempatkan kita di maqam Tajrid untuk mencukupi kebutuhan
ibadah kita, Ini perlu diketahui.
Tandanya orang-orang yang ditempatkan Allah di maqom Asbab yang
berdagang, bertani, bekerja, tandanya orang yang direstui Allah untuk
itu ada enam tanda.. bila enam tanda ini ada pada kita, berarti kita
direstui Allah duduk disitu. Jangan hendak pindah ke maqam Tajrid. Ke
maqam yang tidak ada berusaha lagi. Tetapi bila enam tanda ini ada
sesuatu yang tidak kita miliki tidak bisa kita dapatkan berarti itu isyarat
kita mesti pindah ke maqam Tajrid. Demikian pula sebaliknya. Apakah
dia di maqom Tajrid ini sudah di ridhoi Allah..?? Ada tandanya.. bila
tandanya ini tidak ada pas, berarti itu isyarat mesti pindah ke maqam
asbab berusaha.
Nah sekarang kita mengetahui, apakah usaha kita diridhoi oleh Allah,
bila di ridhoi Allah teruskan saja berusaha. Sampai mati… berusaha..
kalau memang di situ di ridhoi Allah.. Nah tandanya apa??
Satu.
ِ حشودِالحفايهِوِالمعاشهِوالفقرِوالمشاكين
Muasysyaratul abror
Dia berusaha tetapi sepergaulan dengan orang-orang baik Usaha ini
usaha orang baik-baik..
Yang kelima
ِ مجانبةِاالصرر
Mujaanabatul ashror
Dia menjauhi orang orang jahatnya bisa tidak hubungannya dengan
orang-orang jahat, ahli subuk, ahli mafia, ahli apa, hubungannya bisa
tidak berhubungan dengan itu, karena usahanya kada sangkut paut
dengan itu,
Yang keenam
اصولِنيتِصلحه
Ibtighoou Fadhlillah..
kita berusaha itu mencari anugerah Allah, anugerah Allah.. Fadhlillah
anugerah Allah itu lebih khusus dari pada rizki. Berusaha jangan niat
mencari rizki.. jangan.. berbahaya… kenapa sebabnya? Dalam mazhab
Ahlul Sunah Wal Jama’ah “Arrizku yasmalul halalan wal haram”.. rizki
itu termasuk halal dan haram.. makanya do’a. rizki halalan… rezki yang
halal.. kalau kita berniat mencari rizki.. Nah itu salah.. rizki itu bisa halal
bisa haram.. Jadi niat kita berusaha itu.. mencari Fadhlillah anugerah
Allah. Nah itu niatnya... karena fadhlillah Allah itu anugerah Allah itu di
contohkan dalam al-Qur’an dalam surat jum’ah 10
َّللا َوا ْذ ُك ُرواِ َّ ض ِل ِ ص ََلة ُ فَا ْنت َ ِش ُروا ِفي ْاْل َ ْر
ْ َض َوا ْبتَغُوا ِم ْن ف َّ ت ال ِ ُفَإ ِ َذا ق
ِ ض َي
َيرا لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون
ً َِّللا َكث
َ َّ
Idza wajada maa dzukiru laa yantakillu illa tajrid illaa biamri syaikhihi
aubisyaratin waakhidatin kata’azzu rimadzukirr min kulli wajhin
Apabila dia mendapatkan tanda-tanda yang disebutkan tadi dia tidak
boleh pindah ke maqam Tajrid kecuali perintah gurunya. Ini misal
berusaha padahal bagus, semua yang ada tandanya itu sudah ada
padanya cuman dari guru di suruh pindah... Sekarang kamu temani aku
dirumah aja tetap aku makan makan juga kita. berhenti berusaha itu,
tidak ada jalan lain berhenti.. Tajrid karena perintah guru
Atau ada isyarat yang nampak seperti uzdur yang disebutkan dari segala
sisi tidak bisa berusaha coba ini tidak bisa ... Cobai ini untung cuman
mengganggu ibadah. Berusaha ini kalau mengganggu beribadah rugi.
Berusaha ini akhirnya kembali kepada yang haram. Nah itu artinya
isyarat dari Allah,, Pindah ke maqom Tajrid namanya..
Para Muhibbin Rakhimakumullah..
Nah kemudian orang-orang yang sekarang di tempat Allah di maqom
Tajrid. itu ibu ibu rumah tangga yang di cukupi suaminya itu maqom
Tajrid. Tugas ibu ibu apa di rumah..? datang duit di dapur dikelola oleh
ibu rumah tangga itu sudah maqom Tajrid. Sebagai istri jangan
menambah-nambah usaha, kalau sudah dicukupi.
ِ االمةِاالقمةِالبِالتجريد
Yassaralakal kifayah
Allah mudahkan bagi engkau kecukupan, selama ini kita tidak berusaha
apa apa, berdagang apa tidak, ikut saham di mana tidak ada, tapi selalu
cukup. Makan, pakaian, apa-apa cukup aja datangnya. Ini tanda Allah
menyuruh kita seperti ini saja tidak usah berusaha.
Yang kedua
ِ جعلِنفسكِمتمئنةِعندِادمِاصله
ِاِلحِمِدِِللِِالذىِجمعناِفىِروضةِمنِريدِالجنهِالشهدِانِالِالهِاالِللاِوحدهِالشريكِلهِواشهدِانِسيدناِمحمدًا
ِعبدهِورسولهِولنبيِبعدهِاللهمِصليِوسلمِوباركِعلىِسيدناِمحمدِابىِزهرهِفاتمهِوعلىِألهِوصحبه
ِ ِوطريتهِواتبئهِالىِيومِالقيامهِامابعد
Yang kita hormati dan kita cintai para habait dan para alim ulama, para
Muhibbin hadirin hadirot Rakhimakumullah, Alhamdulillah wa
Syukurillah kita panjatkan kehadirat Allah yang telah mengumpulkan
kita di tempat ini, di tempat yang disebut oleh Rasulullah SAW
Raudatun bin riyadatul Jannah, satu taman dari taman taman syurga.
Kita berharap memohon kepada Allah agar selalu di kumpulkan dalam
kebaikan dan taqwa sampai akhir hayat kita. Aamiin yaa Rabbal
‘alamin. Sholawat dan salam kita haturkan kepada junjungan nabi kita
Muhammad SAW, dan kepada seluruh keluarga, para sahabat, durriyyat,
dan pengikut beliau sampai hari kiamat nanti.
Para Muhibbin Rakhimakumullah.
ِ ِِقالِامامِاحمدِابنِالعطاءللاِالشكندريِرحمهِللاِوعنفعِبعلمه.الحمةِالثلسهِمنِالحكمِبالعطاءللا
Nah jadi tiga macam itu, usaha, doa atau tawajjuh itu, itu berasal dari
kekuatan cita-cita di dalam hati kita. maka kekuatan cita-cita di dalam
hati kita yang menimbulkan usaha, atau menimbulkan do’a, atau
menimbulkan tawaajjuh tadi,
ِالتخرقِأسوارِاألقدار
Idzaaarda aqdar
bila bertentangan dengan takdir Allah SWT
Karena apa? Usaha, do’a, tawajjuh tadi tidak berhasil bila berlawanan
dengan takdir
ِ لئنِمنِجملةِاالصباب
Sebab itu tidak memberi bekas. Kalau sebab itu tidak memberi bekas,
lalu apa gunanya? Dari satu sisi atau beberapa sisi, sebab itu bisa
dicontohkan dengan Khadam,
ِ ِالصبابِخدمِاألقدار
kata nabi, Iman itu adalah kamu beriman dengan Allah, Allah
mempunyai 20 sifat yang wajib, 20 sifat yang mustahil, satu yang harus,
yang kedua beriman kepada Malaikat, malaikat itu makhluk Allah yang
suci yang diciptakan Allah jumlahnya hanya Allah yang tau jumlahnya
berapa, kita hanya wajib tau hanya 10. Wajib beriman dengan kitab-
kitab Allah, kitab yang diutus kedunia banyak, kita wajib tau empat. Dan
Rosul-rosul Allah, kita wajib beriman Rosul Allah banyak, cuman kita
wajib tau 25 orang. Dan beriman dengan hari kiamat, dan engkau
beriman dengan takdir,
ِ خيىرهِوسره
Kita wajib beriman bahwa semuanya itu adalah ditakdirkan oleh Allah
SWT. Oleh para ulama dijelaskan bahwa kita beriman dengan takdir itu
mengandung 4 (empat) hal, yang pertama
a. Pertama
ِ يجيبِعليكِانتئمنِانلوكِعليشئِتبكِعلىِلىِالمِللاِازلِبه
Yajiibu alaika antukmina annalwuku alasysyia tabkan alaa li
ilmillaahi ajali biha
Wajib atas engkau bahwa engkau beriman bahwa terjadinya sesuatu itu
sesuai dengan ilmu Allah yang azzali. Apakah itu kejadian baik diri kita,
baik orang lain, baik alam semesta, apapun kejadian ini itu sesuai apa
yang diketahui Allah, sesuai apa yang diputuskan oleh Allah pada masa
azzali. Sedikitpun tidak ada sesuatu yang tidak sepengetahuan Allah.
Wajib engkau beriman bahwa terjadinya sesuatu itu sesuai dengan
ilmunya Allah.
b. Yang kedua
ِ يجيبِعليكِاىتئمنِانهِتعلِحلقِعلىِعبادِكلهاِمنِخيرِوِشرِوِامانِوِكفر
Yajiibu alaika antukmina annahu ta’ala kholaqo alal ibadd kullahaa
min khairin wa syarrin wa imaanu wa kufrin
Wajib atas engkau beriman bahwa Allah ta’ala itulah yang menciptakan
perbuatan hamba seluruhnya baik, jahat, iman dan kafir. Iman, kafir,
baik, jahat itu semuanya adalah ciptaan Allah. Kita wajib di dalam hati
mengiktikadkan itu.
Allah menciptakan kebaikan dan kejahatan, untung orang yang
diciptakan Allah untuk kebaikan. Allah ada membuat surga, Allah ada
membuat neraka, kedua duanya dibuat Tuhan. Allah menciptakan
manusia, ada yang diciptanya untuk menghuni surga, ada yang dicipta
untuk penghuni neraka. Beruntung orang yang diciptakan untuk
kebaikan. Sembahyang mudah, beribadah mudah, menuntut ilmu lancar,
yang haram-haram mudah menjauhi, ini beruntung orang seperti ini,
karena diciptakan Tuhan untuk kebaikan.
c. Yang ketiga
ِ يجيبِعليكِانتئمنِانماِقدرهِللاِبعجلهِالبدِمنِافوئهِوماالِيقدرهِاليستكلِكلهم
Yajiibu alaika antukmina annamaa qodarahullah bi ajalihi laa buda
min ufuuihi wama laa yuqodiruhu laa yastakillu kuluhum
Wajib engkau beriman bahwa sesuatu yang ditakdirkan Allah itu pasti
terjadi, dan yang tidak ditakdirkan Allah mustahil terjadi. Itu yang ketiga
yang wajib kita percayai, yang wajib kita iktikadkan didalam hati kita
bahwa apa yang ditakdirkan Allah itu pasti terjadi, apa yang ditakdirkan
Allah itu punya kita, apa yang ditakdirkan Allah itu jatah kita, mau tidak
mau pasti mendatangi kita. Jika kita tidak mau mandatangi, dia yang
akan mendatangi. Ada orang fakir yang datang kepada Rasulullah SAW.
diberi kurma oleh nabi, ini kurma punya kamu, jika kamu tidak datang
kurmanya yang datang ke rumahmu, karena kurma ini punya kamu. Jika
sesuatu yang ditakdirkan Tuhan itu bukan punya kita, mustahil jadi milik
kita. Sampai apapun usaha kita bila bukan takdir kita mau bagaimana,
kalau memang punya kita walau tidak meminta pun pasti diberikan.
Yang sulit itu meminta yang bukan punya/takdir kita, tidak akan pernah
kabul doa kita itu. Jadi wajib kita beriman.
Rosulullah SAW menasehati kita, khususnya menasehati orang-orang
yang tamak, orang-orang yang didalam hatinya menggebu gebu
mengepung dunia, kata nabi.
Artinya : Elok-eloklah mencari rezeki itu, baik-baik mencari rezeki itu.
Karena bila punya kamu pasti akan menjadi milikmu juga, Jadi mencari
yang benar, halal, aturan agama turuti itu, karena kalau itu milik kamu,
pasti sampai kepadamu. Do’a sayyidina Ali r.a.
Do’a yang sangat pendek, tapi mantap,
Artinya : Yaa Allah. palingkan hatiku,dari sesuatu yang telah kau
palingkan dia padaku. sesuatu yang memang bukan milikku. Jika
memang sesuati itu bukan jatah kita jangan ada keinginan hati ini untuk
memilikinya.
d. Yang keempat
ِ يجيبِعليكِرضاةِمقدرللاِومقبتهِومعرف
Yajiibu alaika ridhooti maqodarallahu wamuqobatuhu wamakruf
Wajib atas engkau ridho’ dengan yang ditakdirkan Allah dan
membetulinya, menyikapinya dengan sesuatu yang dituntut. Karena kita
setiap hari itu dihujani oleh takdir. Tidak ada henti-hentinya. Sedetikpun
tidak lepas dari takdir. Dan takdir yang kita terima dari Allah ini tidak
lepas dari empat macam, yang pertama nikmat, ada yang lepas dari
nikmat sehari hari? Yang kedua bala, setiap hari kita mesti menerima
bala, yang ketiga ta’at, ta’at kepada Allah, yang keempat maksiat. Nah
ini takdir Allah yang selalu datang pada kita. Kita ditakdirkan dapat
nikmat? Dapat bala? Ditakdirkan bisa melakukan ta’at? Ditakdirkan
melakukan maksiat.
Nah kita wajib ridho, dan menyikapinya dengan sesuatu yang dituntut.
Kita hari ini dapat nikmat dari Allah, karena takdirnya demikian, kita
wajib ridho. membetulinya adalah syukur. karena kita yang dituntut
Allah kita membetuli nikmat yang diterima. Takdir nikmat ini selalu
hadir pada kita, jadi syukur.
Yang kedua bala, bala itu selalu ada, wajib kita ridho dengan bala itu,
dan menyikapinya dengan sabar. jadi sabar ini wajib juga setiap hari kita
lakukan.
Yang ketiga ta’at, kita melakukan ta’at, kita ridho, ditakdirkan Allah
melakukan ta’at, dan kita wajib dzikkru minnah. kita wajib mengingat
jasa Allah. Nikmat Allah, pemberian Allah, pertolongan Allah pada kita.
Jadi kita berbuat ta’at itu yang kita ingat apa? Taufiq Allah. karena
taufiq Allah kita mampu berbuat ta’at ini. Ta’at ada dzikru minallah.
mengingat bahwa kita ini mampu berbuat ta’at ini karena ditolong Allah,
dibantu Allah, diberi taufiq oleh Allah.
Yang keempat maksiat, kita ditakdirkan hari ini maksiat, kita ridho
dengan takdir itu, menyikapinya dengan kembali dan taubat kepada
Allah bersegera. Jadi empat hal itu termasuk dalam kandungan
antuqminna bahwa kamu beriman dengan takdir baik yang baik maupun
jahat.
Para Muhibbin Rakhimakumullah… kalau kita beriman dengan takdir,
iman kita dengan takdir ini, asalkan benar-benar, akan membuahkan
banyak manfaat, membuahkan banyak buahnya, oleh para ulama di
sebutkan
ِ ِسمرةِامنِبالقدر
Jikalau bahwa bagi salah seorang mereka itu seperti gunung uhud emas,
disumbangkannya emas itu. Allah tak akan menerima sumbangan itu,
sebelum dia beriman dengan takdir.
Kesimpulan dari pada yang disampaikan oleh al_imam ibni athoiyyah
dalam hikmah ke 3 ini bahwasanya himmah yang cepat, atau kuatnya
cita-cita seseorang tidak akan bisa merobek takdir. Bagaimanapun usaha
kita, bagaimanapun do’a kita, bagaimanapun tawajjuh kita, tidak akan
berhasil, kalau itu bertentangan dengan takdir Allah SWT. Bukan berarti
beliau ini menghimbau kita untuk menjauhi sebab, bukan berarti
demikian. Tetapi yang ingin beliau tekankan adalah bahwa
pengembalikan sesuatu itu kepada takdir Allah SWT. Silahkan kita
berusaha, silahkan kita berdo’a, silahkan kita tawajjuh, tapi unjungnya
kita mesti ingat bahwa semua itu adalah takdir dari pada Allah SWT.
Nah itu maksudnya.
Hikmah yang keempat.
ِ ِبِسِمِِللاِِالرِحِمنِِالرِحِيِم
ِيِالقديرِله
ُّ اِلحِمِدِِللِِالعليمِالخبرِالذىِدبركاءناةِبأحسنِالتكبرِِالشهدِانِالِالهِاالِللاِوحدهِالشريكِالقو
ِواشهدِانِسيدناِمحمدًاِعبدهِورسولهِوالنبيِاالخيرِاللهمِصليِوسلمِوباركِعلىِسيِدناِوحببنِمحمد
ِ ِالبسيرنظيرِوعلِىِألهِوصحبهِوطريتهِواتبئهِالىِيومِالقيامهِامابعد
Yang kita hormati dan kita cintai pada habait dan para ulama, para
Muhibbin hadirin wal hadirot Rokhimakumullah.. Alhamdulillah was
Syukurillah.. kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah.. yang telah
mengumpulkan kita pada malam hari ini di majlis yang penuh berkah
ini. Dan kita selalu memohon kepada Allah, agar selalu di kumpulkan
dalam kebaikan dan taqwa.. Amien Ya Rabbal ‘alamin.. Sholawat dan
salam kita haturkan kepada Junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW, dan kepada seluruh keluarga, para sahabat, durriyyat, dan
pengikut beliau.
Para Muhibbin Rakhimakumullah..
ِ ِقالِامامِاحمدِابنِالعطاءللاِالشكندريِرحمهِللا.الحمةِالربعهِمنِالحكمِبالعطاءللا
Hikmah yang ke empat dari pada Hikam ibni Athaillah.. berkata al-
imam Ahmad bin Athillah rakhimakumullah..
Artinya adalah lapangkan dirimu.. dari pada Takbir.. jangan kau sibuk
kan dirimu.. dengan Takbir… maka bermula sesuatu.. yang telah
mengurus dengannya selain engkau dari pada engkau.. janganlah kamu
ikut mengurus dengannya untuk diri engkau..
Para Muhibbin Rakhimakumullah.. disini Imam Ahmad ibni Athaillah
menyampaikan satu arahan kepada kita, agar kita jangan susah payah,
agar kita jangan kecewa dibelakang hari, lalu beliau mengatakan
lapangkan dirimu dari pada Takbir.. Takbir itu artinya adalah
ِ تكديرِكسِاونِتكونِعليهِفىِالمستكبر
Mengatur untuk menghasilkan dunia untuk akhirat. Aku nih hendak naik
haji, kayak apa nih caranya mencari duitnya. Lalu diatur bagaimana nih
caranya.. Nah ini ngarannya ngumpul dunia untuk akhirat.. Dirancang
lah dulu mencari duit, tapi untuk akherat.. itu dipuji oleh Allah, bilamana
dia memakai masi’ah. Insha Allah dan bil aulillah wa bil quwwatih..
Yang kelima
ِ التدبيرِالبِالشياشةِالجهاد
ِِاِلحِمِدِِللِِوِمِنِِالرِزِكِِاِلِهِزِاِالِصِبِابِهِوِطِلِبِمِنِِالتِوِبِ ِةًِوِالتِقِوِىِوِاالِسِتِقِامِهِِوِاِالِحِلِسِِوِالصِدِقِِوِالِتِمِعِنِيِِنه
ِِالشهدِانِالِالهِاالِللاِوحدهِالشريِكِِواشهدِانِسيدناِمحمدًاِعبدهِورسوله،ِوالمراقبةِوالمساهدةِوالمعريفه
ِوالنبيِاالخيرِاللهمِصليِوسلمِوباركِعلىِسيدناِوحببنِمحمدِصاحبهِالسفائهِوعلىِألهِوصحبهِوطريته
ِ ِواتبئهِالىِيومِالقيامهِامابعد
Yang kita muliakan dan kita cintai para habait, para alim ulama, guru-
guru agama, para muhibbin hadirin hadirot rakhimakumullah..
Alhamdulillah was Syukurillah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah yang mmemberikan kesehatan, kekuatan, taufiq dan hidayah serta
inayah, sehingga kita dapat berkumpul bersama sama di majlis yang
penuh berkah ini. Sholawat dan salam kita haturkan kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW dan kepada seluruh keluarga, para
sahabat, durriyyat, dan pengikut beliau sampai hari kiamat nanti.
Para Muhibbin Rakhimakumullah…
ِقالِامامِاحمدِابنِالعطاءللاِالشكندريِرحمهِللا.الحمةِالخمسةِمنِالحكمِبالعطاءللا
ِ اجتهادكِفيماِضمنِلكِوتقصيركِفيماِطلبِمنكِذليلِعلىِإنطماسِالبصيرةِمنك
Hikmah yang kelima dari hikam athiillah, berkata al Imam Ahmad bin
Athaillah rakhimakumullah.. bersungguh sungguhnya engkau pada
sesuatu yang telah dijamin bagi engkau dan kurangnya perhatian engkau
pada sesuatu yang dituntut dari pada engkau, yang demikian itu
menunjukkan atas kaburnya mata hati dari pada engkau. Demikian
makna terjamah dari pada hikmah ke lima.
Sesungguh sungguhnya kita, dalam mencari, memikirkan, sesuatu yang
sudah dijamin untuk kita, dan kurangnya perhatian pada sesuatu yang
dituntut kita padanya, itu menunjukkan kita bahwa kaburnya mata hati
kita, sebabnya kalau mata hati yang terang, ia akan bersungguh sungguh
pada sesuatu yang dia di tuntut melakukan, dan dia tidak bersungguh
sungguh pada sesuatu yang sudah dijamin adanya, itu kalau mata hati
yang terang.
Para Muhibbin Rakhimakumullahh.. Untuk mendekatkan paham kita
terhadap paham hikmah ke lima ini, andai kata kita mempunyai seorang
khadam, seorang pembantu, lalu pembantu ini sudah kita jamin,
pembantu.. hikam ku jamin makan tiga kali sehari… demikian juga anak
bini hikam ku jamin jua.. hikam berobat, hikam perlu apa.. itu dijamin..
pakaian, tempat tinggal..dijamin.. Nah kemudian tugas engkau.. Hai
pembantu.. satu, tiap pagi menyapu rumah, yang kedua, setelah itu,
mengisi air yang diperlukan di rumah ini, yang ketiga, tugas engkau ke
pasar untuk membeli atau memebeli ini ini ini, nah tugas engkau
selanjutnya ini.. selanjutnya ini.. Nah kalau pembantu ini pintar..
pembantu ini berakal sehat, ia kagak memikirkan lagi kayak apa makan
ku, kayak apa pakaianku, kayak apa anak bini ku.. itu kagak di pikirkan
lagi.. Karena sudah dijamin oleh Boz nya.. Yang dipikirkan pembantu
itu.. yang dihematinya pembantu itu.. melaksanakan tugas.. kayak apa
supaya rumah tuan ini bersih.. air air penuh.. kepasar pembelian cukup..
dan sebagainya.. Nah itu yang dipikirkan oleh pembantu.. perkara
makan, minum, pakaian, itu kagak di pikirkannya.. karena sudah siap di
adakan di jamin oleh tuannya. Nah ini pembantu yang berakal sehat.
Sebaliknya pembantu yang berakal kurang.. ini berpikir.. mencari
makanan-makanan, ini berpikir mencari pakaian, kagak memikirkan
pekerjaan yang disuruh tuannya.. jadi pikiran hari makan apa aku..
malam makan apa aku.. hari raya pakai pakaian apa aku.. Itu yang
dipikirkannya dan ini yang di carinya. Padahal itu sudah dijamin oleh
tuannya.. Tugas terbengkalai.. rumah di suruh dibersihin.. tidak di
bersihin.. air yang di suruh diisiin.. tidak di isiin.. tapi sibuk memikirkan
seperti apa mencari makanan, mencari pakaian, mencari tempat tinggal..
Padahal sudah disediakan oleh tuannya.. Nah ini pembantu kurang akal..
Kenapa kurang akal? Memikirkan, menghemati yang sudah dijamin,
tidak memperhatikan tugas yang diperintah.
Para Muhibbin Rakhimakumullah… Bersungguh sungguhnya engkau
pada sesuatu yang telah dijamin bagi engkau.. dan kurang perhatian
engkau pada sesuatu yang dituntut dari engkau.. yang demikian itu
menunjukkan atas kaburnya mata hati dari pada engkau..
Nah sekarang apa.. Allah jamin kepada kita.. Dan apa yang Allah tuntut
untuk kita laksanakan.. Pertama Allah menjamin akan memberi rezeki
kepada kita, ini dijamin oleh Allah. Ujar Tuhan.. Hikam.. kuberi rizeki..
sesuai dengan bagian hikam.. Nah ini sudah dijamin.. jadi kita tidak
boleh memikirkan adakah rezeki hari ini.. karena Allah sudah menjamin
rizeki kita itu ada.. Yang kedua, Allah menjamin membuatkan sebab
datangnya rezeki itu kepada kita, Allah menjamin memebuatkan sebab
datangnya rezeki itu kepada kita. seperti apa bentuknya, seperti apa
caranya, itu urusan Allah. Pokoknya rezeki itu pasti sampai kepada kita.
Yang ketiga, Allah menjamin
اليموتِحتىِيستكمرِالرزكة
Bahwa kita ini kagak akan mati, sebelum habis rezeki kita. Jaminan dari
Allah.. Kita kagak akan mati sebelum habis rezeki kita. Keempat, Allah
menjamin
ِ ِماكسمِلهِفهوِله
Sesuatu yang dijatahkan untuk kita itu pasti sampai kepada kita, tidak
akan ketukar orang lain. Nah ini empat jaminan Allah kepada kita. Nah
terhadap hal-hal yang sudah di jamin Allah ini, kita tidak perlu repot.
tidak perlu kita bersungguh sungguh mencarinya, tidak perlu kita
menghabiskan waktu, tenaga, pikiran untuk mencarinya. Kenapa?,
karena itu sudah dijamin Allah bakal ada. Rezeki, yang kedua, Allah
akan membuatkan sebab datangnya rezeki kepada kita. Yang ketiga,
Allah menjamin kita tidak bakal mati sebelum habis rezeki kita. Yang
keempat, kalau itu jatah kita, tidak akan ke sebelah rumah, kesebelah
toko. Ini yang menjamini Allah ta’ala.. bukan sembarang orang… Allah
Ta’ala yang menjamin. Kalau Allah sudah menjamin, buat apa kita
bersusah payah? Mencari rezeki, habis pikiran, habis tenaga, Habbis
waktu, tidak tau lagi tetangga, orang baru.. tidak tau waktu, kalau ada
warga mati tidak tau, karena tidak ngerti waktu mencari rezeki. Nah ini
namanya bersungguh sungguh dalam mencari yang sudah dijamin oleh
Allah.
Nah kemudian apa yang Allah tuntut kepada kita? Apa yang Allah
perintahkan kita?
Satu.. Hanya ibadah, hanya ibadah.. Allah menuntut satu kepada kita,
hanya Ibadah. Urusan rezeki dijamin ada. Nah jadi kalau kita
menghabiskan waktu, tenaga, pikiran untuk mencari rizeki, sedangkan
ibadah ini terbengkalai, ibadah ini kita kurang perhatian, itu
menunjukkan mata hati kita kabur.. Berapa jam kita sehari mencari
rezeki? Berapa jam kita sehari beribadah? Bila banyak mencari rezeki
berarti kita bersungguh sungguh mencari yang dijamin Allah dan tidak
sungguh dalam hal melaksanakan yang di tuntut Allah, pertanda mata
hati kita kabur. Dan inilah kenyataan yang kita hadapi. Bahwa pikiran
kita tenaga kita, waktu kita terkuras urusan rezeki, sedangkan urusan
ibadah, sedikitpun kita tidak ada ingin menambah kemajuan. Artinya..
kita ini berpikir seperti apa sembahyang ini makin lama ada peningkatan
kekhusyu’annya, kayak apa sembahyangku ini makin lezat, seperti apa
sembahyangku ini makin manis? Nah usaha-usaha ke arah itu kita taksir,
kita kurang. Tetapi kalau pikiran kita untuk bagaimana dapat rezeki yang
banyak? Apa-apa cara untuk mendapatkan rezeki yang banyak? Kita
bersungguh sungguh untuk itu, menunjukkan intimas bashiroh..
menunjukkan kaburnya mata hati kita. Artinya segera diobati. Jangan
kita rusakkan macam itu,
Nah, marilah kita menyimak. Menghayati firman-firman Allah dalam
hal urusann rezeki, Allahh SWT berfrman, Arrum 40
ُ َّللاُ الَّذِي َخلَقَ ُك ْم ث ُ َّم َرزَ قَ ُك ْم ث ُ َّم يُ ِميت ُ ُك ْم ث ُ َّم يُ ْحيِي ُك ْم ۖ ه َْل ِم ْن
ش َر َكائِ ُك ْم َم ْن َّ
َس ْب َحانَهُ َوت َ َعالَ َٰى َع َّما يُ ْش ِر ُكون
ُ ۚ ٍش ْيء َ َي ْف َع ُل ِم ْن َٰ َذ ِل ُك ْم ِم ْن
Allah jualah yang menciptakan kamu kemudian Allah jua yang memberi
rezeki kepada kamu, kemudian Allah yang mematikan kamu, kemudian
Allah yang menghidupkan kamu. Nah di sini Allah menjamin bahwa
begitu Dia mencipta makhluk, maka itu urusan Allah yang memberi
rezeki makhluk itu. Imam Ghazali di Tanya kalau saya tidak mencari
akanlah menjadi kaya ?, ujar Imam Ghazali, mau, bisa, kalu saya tidak
mencari berkuranglah harta, tidak berkurang. Bila kita mengatakan
bahwa mencari, maka kaya, bila tidak mencari, maka rezeki berkurang.
Ini menunjukkan kurangnya percaya kita kepada jaminan Allah.
Andaikata orang-orang yang kaya saat ini, yang menghabiskan
waktunya untuk mencari urusan rezeki, andaikata ia di rumah berdzikir,
bertasbih, menuntut ilmu, tetep ia kaya yang macam ini jua. Orang yang
sekarang mempunyai kekayaan yang milyard-milyard, karena mencari
siang malam tak kenal waktu. Akhirnya kaya raya. Nah andaikata ia itu
tidak mencari, beribadah, nuntut ilmu, akan dapat harta yang dia miliki
sekarang, tidak berbeda. ternyata aku berhari hari tidak mencari,
sungguh tidak menyimpan kekayaanku. Ini orang yang buta mata
hatinya. Karena apa? Tulisannya dalam lauful mahfuz, dia orang kaya.
Fulan bin Fulan ini jadi orang kaya, tidur saja ini orang kaya, Jadi jangan
beranggapan bahwa kekayaan yang ada sekarang, karena usaha-usaha,
karena kesungguhan-kesungguhan, hal demikian jangan. Kemudian
Allah berfirman lagi Adz Dzariyat 57
Aku tidak menghendaki kalian dari pada rezki. Aku yang memberi
rezeki, Aku tidak menghendaki kalian dari pada rezeki dan tidak
menghendaki bahwa kalian itu memberi makan kepadaKu, ujar Tuhan.
Sesungguhnya Allah juga lah yang memberi rezeki dan Dia mempunyai
kekuatan yang utuh. Nah ini jaminan yang kedua, dari ayat Allah tentang
rezeki.
Yang ketiga, Firman Allah Ta’ala
س ِمي ُع ْالعَ ِلي ُم َّ َو َكأَيِ ْن ِم ْن َدابَّ ٍة ََّل ت َ ْح ِم ُل ِر ْزقَ َها
َّ َّللاُ يَ ْر ُزقُ َها َو ِإيَّا ُك ْم ۚ َو ُه َو ال
Berapa banyak binatang yang tidak bisa mengurus rezeiNya. Allah yang
akan memberi rezeki kepada mereka dan kepada kamu. Allah Maha
Mendengar dan Maha mengetahui.. (QS Al-Ankkabut 60)
Firman Allah lagi..
النسئلكِرزكِنحنِنرزكك
Aku tidak minta kepada engkau rizki, ujar tuhan. Kami yang akan
memberikan rezeki kepada engkau itu.
Dan Allah berfirman lagi,
ين ٍ َّللاِ ِر ْزقُ َها َو َي ْعلَ ُم ُم ْستَقَ َّرهَا َو ُم ْست َ ْو َد َع َها ۚ ُك ٌّل فِي ِكتَا
ٍ ب ُم ِب ِ َو َما ِم ْن َدابَّ ٍة فِي ْاْل َ ْر
َّ ض ِإ ََّّل َعلَى
Tidak ada binatang yang melata dari pada manusia di muka bumi,
termasuk manusia, melainkan tangung jawab Alah urusan rezekinya. Ini
umum, orang islam yang ahli ibadah, orang islam yang pasik, orang
kafir, hindu, buda, nasrani, yahudi, semua makhluk Allah, itu Allah yang
memberi rezeki. Allah yang memberi rezeki, Allah lah yang mengolah
sebab datanggnya rezeki itu kepadanya.
Nah kemudian ada lagi jaminan Allah, dua (2) kali jaminan jadinya,
yang tadi jaminan Allah secara umum, ini jaminan secara khusus, Allah
berfirman
Siapa yang bertaqwa kepada Allah, Allah jadikan baginya jalan keluar
dan Allah berikan rezeki dari sekira-kira tak terduga. Ini khusus,
makhluk yang bertaqwa kepada Allah, Allah memberi rezeki yang tak
terduga duga, tak dikira kira, disangka sangka. Tapi ini untuk yang
taqwa.
Allah berfirman lagi
Barangsiapa beramal sholeh laki-laki perempuan dan dia beriman, akan
kami berikan kehidupan yang baik.
Rasulullah SAW bersabda,
ِ منِكتعِالىِللاِازوجلِكفاهِللاِكلِمعمتِورزقهِمنِحيسِاليهتسب
Demi Tuhannya langit dan bumi Bahwa itu urusan jaminan rezeki
sungguh itu benar.. seperti kamu bertutur kata, kita bertutur maulah kita
memakai mulut orang lain? Kita bertutur maulah kita memakai lisan
orang lain? Kagak mau. Nah demikian pula rezeki yang diberikan kita
bukan rezeki orang lain, memang rezeki yang dijatahkan untuk kita.
Saking banyaknya ayat-ayatnya.. nan dii sambung.. supaya kita ini betul
betul yakin, bahwa urusan rezeki itu adalah urusan Allah. Itu jaminan
Allah..
Al’Arif billah Wais al-Qorani berkata
لوابدتِللاِعبادةِاهلِالسماوةِواالرضِيقبلِمنهاِحتىِتصدقه
Adalah engkau merasa aman, merasa tentram, dengan apa yang sudah
dijamin oleh Allah, dari pada urusan rezeki, dan engkau liat jasad
engkau itu penuh dengan ibadah. Nah itu orang yang membenarkan
Allah. Tak ada risau urusan rezeki, tak ada kuatir urusan rezeki,
Kenapa? Itu sudah urusan Allah, buat apa aku mengurusi?? Buat apa
mencampuri?? Urusan rezeki itu urusan Allah.. urusanku beribadah
lawan Allah.. Nah ini yang di urus, ini yang dihemati, ini yang
disungguhi. Jadi dalam al-qur’an ini tidak ada tersebut carilah rezeki!..
tidak ada, kenapa Tuhan tidak menyuruh cari rezeki? Karena itu sudah
dicukupi, dicari kagak dicari datang, kalau memang itu jatah kita.
Berapa hari kagak buka toko, dasar berkurang juga duit, pengeluaran ini,
pengeluaran itu, pemasukan tak ada.. Jadi begitu tidak buka toko, dasar
kagak butuh duit, duit kita berkurang.. Nah kalau kita menganggap
bahwa hal itu demikian, berarti kabur mata hati kita. Andai kata kita
buka toko jua? Kayak itu juga hasilnya.. empat hari nah, kagak buka
toko, kagak ada pemasukan, duit berkurang, seribu sehari kumpul, empat
hari empat ratur ribu, andai kata buka, kayak itu juga hasilnya.. jikanya
buka, kayak itu juga hasilnya.. kagak beda. Kalau kita mengatakan beda,
berarti sebab memberi bekas, syirik kita itu… syirik ini yang berbahaya..
Karena beranggapan jaganya toko buka,, kagak kayak ini bang.. kagak
berkurang itu duit, andai kata buka, sama hasilnya dengan yang tidak
buka. Kenapa? Memang jatah kita untuk empat hari itu demikian, dari
Allah.. kagak bisa dirubah.. Tanda orang yang tidak ridho dengan takdir
itu jaga itu.. arwah jaka ini bilang, ngolah jaka-jaka ini sulit..
Para Muhibbin rakhimakumullah.. Nah itu jaminan Allah kepada kita,
Nah apa tuntutan Allah kepada kita? Allah berfirman dalam surat at-
Tahrim..
Hai orang orang yang beriman, tobatlah kepada Allah tobat yang benar..
Tobat ini maka kita di suruh.. bersungguh sungguh supaya kita dapat
tobat yang nasuha.. jadi kita selama ini iktikad iktikad hati yang tidak
baik, Tobat dan jangan lagi mengulang.. selama ini kita waktu habis
tercurah untuk urusan rezeki.. ini harus dihentikan.. kalau tidak
dihentikan bahaya.. Harus dihentikan!!. Karena kita bukan untuk itu..
Kita hidup di dunia ini bukan urusan mencari rezeki.. rezeki itu sebagai
sarana untuk beribadah.. jangan di korbankan ibadah untuk rezeki..
Imbang akan waktu kita, imbang akan tenaga kita, pikiran kita, dengan
rezeki dan ibadah. Paling tidak demikian, kalau hendaknya ibadah yang
banyak dari pada urusan mencari rezeki. Tobat kepada Allah.. kemudian
Allah berfirman lagi..
Hai orang orang yang beriman takwalah kepada Alah.. Nah takwa
kepada Allah.. tuntutan.. sebagai resiko kita menerima jaminan
Allah..Orang dijamin ada tuntutannya.. Takwalah kepada Allah..
Dan hendaklah kalian itu berpikir… bekal apa yang sudah kamu kirim
ke akhirat.. dikira gampang??? Bekalnya pun kita kirim ke akherat,
investasi kita apa?? Apa yang sudah kita simpan di akherat???
Hendaklah engkau memikirkan.. hendaklah memikirkan itu diri apa
yang sudah ia dahulukan untuk esuk, artinya apa yang sudah nan kirim
untuk akherat?? Ini perintah Allah.. hendaklah engkau memikirkan.. apa
juga yang di suruh nih? Berapa ribukah dzikir sudah dibaca?? Sesuaikan
lawan umur lawan waktu sekarang ini? Nah itu perintah. Itu yang harus
dihemati, di sungguhi.. karena ini yang di suruh..
Dan lagi firman Allah
Tuhan kamu hanya satu, Allah.. istiqomahlah kamu, Nah ini tiga macam
inti dari amal syariat. Pertama Tobat, kedua Takwa, yang ketiga
Istiqomah. Trus menerus dalam takwa. Nah tiga ini yang mesti dahulu
dihemati kita. Sudah tau saja. Lelaki itu makai ini makai itu kagak boleh,
Yaa tidak mau lagi Taubat.. tetap memakai ini itu… Maka itu yang
disuruh oleh Tuhan.. Taubat dulu..
Al-imam Ahmad bin Muhammad al Ahsani berkata,
ِقالِامامِالسركِاحمدِابنِمحمدِاالحسنِواذاِعراضاللاِحذالنِعبهِالسغلهِباالظاهرِباالحكمةِاالحوان
ِوباالباتِبمطبحهاِفلِيزالِكذالكِحتىِيمتمسرونِبصيرتهِفيستولِنرونِبصارهِعلىِنورهِبصيرةِفلِيار
ِالىِحسهِوالِيحدلِالىِالحسهِفلجتحبِبطلبِفهوِمجممِمنِالرزقِمعسمِمبخسروِبماِهواِمجروبِمنهمِمن
الكودِالمعصم
Apabila Allah menghendaki kehinaan seseorang.. apabila Allah
menghendaki kehancuran seseorang.. Allah sibukan dia pada dhohir
dengan berhikmat kepada dunia dan Allah sibukkan hatinya dengan
mencintai dunia.. ini alamat yang dikehendaki Allah penghuni neraka.
Allah sibukkan dhohirnya urusan dunia.. Allah sibukkan hatinya
mencintai dunia..
Jadi habis waktu, habis tenaga.. datang ke rumah rebahan.. kelelahan
mencari rezeki.. habis kan tenaga mencari rezeki itu?? Sibuk… sibuk
urusan dunia.. Hatinya pun cinta kepada dunia..
ِ فلِيزالِكذالكِحتىِيمتمسرونِبصيرته
Senantiasa terus menerus demikian.. hari hari.. tahun tahun terus seperti
itu… kagak ada perubahan… mengaji—mengaji.. menuntut ilmu—
nuntut ilmu.. tapi kagak ada perubahan.. tiap hari sibuk urusan dunia..
hatipun sibuk mencintai dunia.. Nah senantiasa seperti itu.. akhhirnya
kabur mata hatinya.. Maka menguasai cahaya mata dhohirnya atas
cahaya mata batinnya..
Maka menguasai mata dhohir ini atas mata batin, bila mata dhohir ini
menguasai mata batin yang dhohir ini tidak bisa melihat kecuali yang
kasat, mata ini yang dhohir ini dilihatnya yang kasat. Dan dia tidak akan
berqodam kecuali yang kasat mata, mata hati pun dikuasai mata dhohir
tadi.. Contohnya kita sembahyang.. dalam sembahyang itu mestinya
mata hati yang berfungsi.. sehingga mata hati kita ini bisa menembus
apa yang kita baca dari ayat-ayat al-qur’an, itu mestinya kalau mata hati
kita ini terang.. sedikitpun dalam hati kita kagak ada ingatan urusan-
urusan yang kasat mata, duniawi, kenapa? Karena dalam sembahyang itu
adalah mata hati yang berfungsi.. sedikitpun kagak terbayang urusan
duniawi. Nah ini menunjukkan mata hati menguasai mata dhohir.. Mata
hati menguasai mata dhohir… Nah kalau mata dhohir ini menguasai
mata hati.. kita sembahyang di masjid membaca al-qur’an membaca al-
fatihah.. tapi hati kita bisa di kebun hendaknya, bisa di toko hendaknya,
kenapa? Karena hati kita dikuasai oleh mata dhohir, sedangkan mata
dhohir hanya melihat yang kasat mata. Jadi kalau kita sembahyang
banyak ingatan kepada hal-hal yang kasat mata, itu menunjukkan mata
hati kita dikuasai mata dhohir. Kenapa? Sebabnya mata hati kita ini
dikuasai mata dhohir karena kita menguras tenaga, pikiran, waktu untuk
mencari rezeki yang sudah dijamin Allah… dan kita kurang perhatian
kepada sesuatu yang sebenarnya tugas kita yang di tuntut oleh Allah. Itu
sebenarnya.. Kayak apa sembahnyang supaya khusyu’? caranya adalah
mengganti.. mengganti tugas yang selama ini kita sibuk yang dijamin
oleh Allah… diganti kepada kesibukan yang dituntut oleh Allah..
terhadap yang dijamin.. itu seharusnya kagak sungguh-sungguh, kagak
serius.. bila kita kawak semacam itu, sembahyang kita akan khusyu’,
ibadah kita akan dapat pahala, akan dapat manis, akan dapat lezat.
Para Muhibbin rakhimakumullah.. Rasulullah SAW bersabda
ِفلِايهاالناسِاجملِفىِالطلقِفإنهِاليسارعِ عبلِالىِماكتبِلهِوالِيجحابِعبدِمنِالدنيِيكتيهمِكتبِلهِمن
ِ الدنيِوهوِراعن
Ujar nabi, baik-baik mencari rezeki, elok-elok mencari rezeki, kayak apa
elok elok mencari rezeki yang dimaksud? Karena seorang hamba itu
tidak akan mendapat apapun kecuali yang sudah ditentukan baginya dan
hamba itu tidak akan meninggal dunia melainkan habis rezekinya. Pun
rezeki kita masih ada, kita kagak bakal mati. Bila kita elok mencari
rezeki ini, berarti kita tidak termasuk yang bersungguh sungguh tadi.
Lalu para ulama menafsirkan, bagaimana supaya kita elok mencari
rezeki? Bila kita mencari rezeki dengan cara elok maka mata hati kita
akan terang.
Pertama orang mencari rezeki yang elok itu punya niat yang baik, apa
niat yang baik itu? Niat yang baik itu macam memberi makan keluarga
supaya jangan minta-minta karena aku nih kalau tidak mencari rezeki,
keluarga bisa meminta minta nanti.. Jadi mencari rezeki yang baik itu,
satu, niat yang baik,
Yang kedua mencari rezeki itu disertai iktikad yang benar. Iktikad yang
benar macam apa? Rezeki itu dari Allah. Sedangkan usaha ini hanya
sebagai sebab saja, dan sebab kagak memberi bekas apa-apa, sebab ini
adalah hanya sarana untuk menimbulkan pahala atau siksa. Bila baik
mencari rezeki, dapat pahala, bila tidak baik dapat dosa. Perkara
menambah mengurang rezeki, kagak ada urusan. Itu urusan Allah.. Nah
iktikad yang baik.
Yang ketiga,
الِيدههلِالدكرِللا
Mencari rezeki itu kagak melalaikan Dia pada dzikrillah. Dari pada
sembahyang berjamaah, dari pada sembahyang jum’at, dari pada
menuntut ilmu, dari pada mengantar jenazah, dari pada silaturrahmi,
kagak ada yang menghalangi itu mencari rezeki tadi. Orang mencari
rezeki, katinggal sholat berjama’ah, itu kagak elok, bersungguh-sungguh
arannya.. orang menuntut ilmu, akhirnya kagak mengaji, orang mencari
rezeki itu, akhirnya tertinggal pelajarannya.. itu arannya. Mengorbankan
tugas, hanya untuk mencari yang dijamin, salah itu.
Jadi kalau mencari rezeki itu, mencari celah waktu nan kebaikan-
kebaikan jangan terlewatkan, jangan tertinggal. Waktu banyak.. Perkatan
sahabat atau perkataan Rasulullah.. bahwa Jadilah engkau pada dunia,
seolah-olah engkau hidup selama lamanya. Artinya apa? Urusan dunia
itu anggaplah engkau hidup selamanya, artinya apa? Banyak waktu
urusan dunia.. Tapi kalau urusan akhirat, seolah olah engkau esok mati,
jangan ditunda tunda lagi
Yang ketiga..
الِيدرهِالىِمعسية
Selalu merasa diawasi oleh Allah SWT. Selalu merasa diintai oleh
Allah. Bila empat ini ada orang mencari rejeki. Nah jadi elok untuk
mencari rejekinya. Kayak apa yang elok? Niatnya yang bagus. Ada itikat
yang bujur.. tidak tebengkalai pengajiannya, ibadahnya, tidak membawa
kepada yang haram, dan selalu merasa diintai oleh Allah SWT. Nah itu
yang terkandung dalam hikmah ke lima ini.