Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam pancasila dan pembukaan undang-undang dasar

negara Republik Indonesia tahun 1945. Oleh karena itu, setiap kegiatan dan

upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif, partisipatif,

perlindungan, dan berkelanjutan yang sangat penting bagi pembentukan

sumber daya manusia Indonesia, peningkatan ketahanan, dan daya saing

bangsa, serta pembangunan nasional.

Adapun berbagai jenis kesehatan diantaranya adalah kesehatan mental,

kesehatan fisik, kesehatan pribadi, kesehatan sosial dan kesehatan lingkungan.

Kesehatan mental merupakan kesehatan yang dinilai dari kondisi jiwa atau pun

mental seseorang. Istilah kesehatan mental sangat erat kaitannya dengan

masalah stress dan masalah – masalah terkait pikiran lainnya. Berbeda dengan

kesehata fisik yang cenderung mudah untuk diraih/didapatkan, kesehatan

mental cenderung lebih sulit untuk diraih. Mental yang sehat biasanya hanya

bisa didapatkan oleh orang-orang yang memiliki kestabilan emosi,

keseimbangan jiwa serta tidak terlalu banyak memikirkan permasalahan. Untuk

mendapatkan kestabilan dan keseimbangan jiwa dan emosi sendiri manusia

1
2

membutuhkan tubuh yang sehat dan juga hati yang bersih (bersih dari sifat

dengki, sirik, dendam, dan berbagai sifat buruk lainnya).

Kesehatan fisik merupakan kesehatan yang dinilai dari kondisi fisik

seseorang. Istiah kesehatan fisik berkaitan erat dengan masalah – masalah fisik

seperti terbebas dari luka atau pun terbebas dari penyakit yang tampak (baik

penyakit luar mau pun penyakit dalam).Untuk bisa mendapatkan kesehatan

fisik, manusia hanya perlu melakukan dua hal yaitu olah raga, menjaga pola

makan, serta menjaga kesehatan mental. Aktivitas olah raga dapat membuat

tubuh menjadi jauh lebih sehat dan kuat, sedangkan menjaga pola makan dapat

menghindarkan tubuh dari berbagai macam penyakit yang mungkin timbul.

Kesehatan sosial akan terwujud apabila seseorang mampu berhubungan

dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras,

suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya,

serta saling toleran dan menghargai.

Kesahatan pribadi adalah badan diri seseorang yang bersih dari segala

penyakit yaitu berasal dari dalam tubuh manusia maupun luar tubuh manusia

tersebut. Pribadi yang sehat bisa dikatakan sehat bila luar dan dalam tubuh

pribadi seseorang itu sudah bersih dari segala penyakit yang dapat

mempengaruhi kesehatan pribadi tersebut.

Kesehatan lingkungan merupakan suatu disiplin ilmu dan seni untuk

memperoleh keseimbangan antara lingkungan dengan manusia, dan juga

merupakan ilmu dan seni mengelola lingkungan agar bisa menciptakan kondisi

lingkungan yang bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar dari berbagai
3

macam penyakit. Sedangkan ilmu kesehatan lingkungan merupakan ilmu yang

mempelajari hubungan suatu kelompok penduduk dengan berbagai macam

perubahan yang terjadi dilingkungan mereka tinggal yang berpotensi

mengganggu kesehatan masyarakat umum.

Pada era globalisasi ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang

cukup padat penduduknya didunia. Dalam kenyataan ini pemerintah sangat

besar tanggung jawabnya terhadap kesehatan warga negaranya. Untuk

meningkatkan kualitas kesehatan warga indonesia, pemerintah telah berusaha

melaksanakan pembangunan disegala bidang kesehatan mulai dari pedesaan

sampai keperkotaan. Peningkatan kesehatan anak usia sekolah merupakan

salah satu sasaran utama dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat.

Kesehatan lingkungan sekolah diselenggarakan untuk mewujudkan

kualitas lingkungan sekolah yang sehat. Tujuannya adalah untuk mewujudkan

derajat kesehatan siswa secara optimal dengan cara, peningkatan kesehatan

lingkungan sekolah tersebut. Penjelasan diatas sesuai dengan UU RI NO. 36

Th. 2009 pasal 162 :”upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk

mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya”

Menurut Budiman (2007:15), dalam buku pengantar kesehatan

lingkungan mengatakan bahwa:

“Lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian,


internal dan eksternal. Lingkungan hidup internal merupakan suatu
keadaan yang dinamis dan seimbang yang disebut homeostatis,
sedangkan lingkungan hidup eksternal merupakan lingkungan luar
4

tubuh manusia yang terdiri atas tiga komponen, antar lain: lingkungan
fisik, lingkungan biologis, lingkungan sosial”.

Berdasarkan pendapat diatas lingkungan hidup dibagi menjadi dua yang

terdiri dari internal dan eksternal, lingkungan internal idealnya apabila terdapat

keseimbangan antara komponen-komponen yang terlibat didalamnya.

Sedangkan lingkungan eksternal yang terdiri dari tiga komponen yaitu fisik,

biologis, sosial. Lingkungan fisik bersifat benda mati, lingkungan biologis

bersifat benda hidup dan lingkungan sosial berupa kultur dan adat istiadat.

Lingkungan hidup yang sehat sangat penting untuk mempuyai generasi yang

sehat dan bangsa yang kuat. Generasi yang sehat hanya tercapai kalau

pertumbuhannya dipelihara berdasarkan syarat kesehatan (mariyanti

sukarni:1994:2). Jadi dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

lingkungan yang sehat terdapat generasi yang sehat dan kuat. Seharusnya

lingkungan hidup yang sehat bisa dimulai dari hidup sehat dan menjaga

anggota keluarga kita agar tetap sehat. Kita tidak dapat mecegah seseorang

sakit tapi setidaknya kita bisa mengurangi peluang penyakit masuk kedalam

tubuh seseorang yang berkaitan dengan lingkungan hidup sehat dan bersih.

Pendidikan dan kesehatan merupakan dua sisi mata uang yang satu

sama lain saling berkaitan menentukan kualitas sumber daya manusia. Sumber

daya manusia mempunyai peranan yang penting bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh setiap

bangsa memiliki kualitas yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor, antara lain pendidikan, kesehatan masyarakat, kondisi

lingkungan dan sosial budaya. Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur
5

penting dalam upaya peningkatan indeks pembangunan manusia bangsa

indonesia, sementara itu derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh

pelayanan kesehatan tetapi yang lebih dominan justru kondisi lingkungan dan

perilaku masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan mampu

menjalankan fungsinya semaksimal mungkin, yaitu sebagai wadah untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan sekaligus mengembangkan kemampuan hidup

sehat bagi peserta didik demi terwujudnya sumber daya manusia yang

berkualitas.

Pentingnya kesehatan sekolah tertuang dalam undang-undang kesehatan

no 36 tahun 2009 pasal 79 “kesehatan sekolah diselenggarakan untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup

sehat sehingga peserta didik belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis

dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas”.

Seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia

sekolah (6 – 10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku

hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah merupakan

sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan

masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,

meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan sehat. Sehingga penerapan perilaku hidup bersih ini dapat

dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah dan merupakan

kebutuhan mutlak dalam kesehatan lingkungan sekolah. Menurut

PERMENKES 2269/Menkes/Per/XI/2011 menjelaskan, “Perilaku hidup bersih


6

dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran

sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok

atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.”

Menurut Atikah (2012: 21 ) menyatakan bahwa:

“Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai


perilaku hidup bersih di sekolah yaitu : Mencuci tangan dengan air
yang mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat
di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat,
membuang sampah pada tempatnya.”

Perilaku hidup bersih di sekolah akan tercapai apabila memenuhi

indikator seperti warga sekolah melaksanakan program yang mendukung ke

arah kesehatan seperti, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,

mengkonsumsi jajanan sehat dikantin sekolah, dan melaksanakan kegiatan

menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan membuang sampah pada

tempat sampah yang telah disediakan oleh sekolah.

Untuk menciptakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat dan

bersih perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan sekolah

yang sehat dan bersih, diantaranya adalah penyediaan air bersih yang cukup,

sarana pembuangan kotoran manusia yang bersih, dan sarana pembuangan

sampah yang terlaksana dengan baik.

Berdasarkan observasi penulis di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se

Kecamatan Padang Timur Kota padang, kesehatan lingkungan sekolah belum

terlaksana dengan baik yang dapat dilihat dari lingkungan sekolah dimana di

Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang

belum di katagorikan baik atau sehat karena 2 dari 4 Sekolah Menengah

Pertama Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang lingkungan sekolah


7

yang tidak bersih sehingga mudah menimbulkan berbagai sumber penyakit

bagi peserta didik. Begitu juga dengan kantin sekolah, 3 dari 4 Sekolah

Menengah Pertama Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang terdapat

kantin sekolah yang tidak bersih dan ada pula yang menjual makanan yang

belum terjamin kesehatannya bagi peserta didik.

Sarana pembuangan kotoran manusia, atau sering juga kita sebut

dengan jamban atau WC yang terdapat di Sekolah Menengah Pertama Negeri

Kecamatan Padang Timur Kota padang belum di kategorikan baik karena

banyak jamban atau WC yang tidak bersih, cahaya yang redup dan sering

menimbulkan bau yang tak sedap sehingga mengganggu proses belajar

mengajar. Penyedianan airnya pun di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se

Kecamatan Padang Timur Kota padang belum terlaksana dengan baik karena

banyak terdapat jentik nyamuk dan air yang keruh ini mungkin terjadi karena

galian sumur yang kurang dikelola. Begitu juga dengan Pembuangan sampah 2

dari 4 Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota

padang masih ada sekolah yang kurang menjaga kebersihan sehingga sampah

ada di mana-mana dan masih ada sekolah yang kekurangan tong sampah

sehingga sampah menjadi menumpuk dan menjadi sumber berbagai penyakit .

Mengingat begitu pentingnya kesehatan lingkungan sekolah maka

penulis tertarik melakukan penelitian utuk melihat bagaimana kesehatan

lingkungan di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kecamatan Padang

Timur Kota padang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan

masalah kesehatan lingkungan sekolah.


8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diuraikan banyak

faktor yang mempengaruhi kesehatan, diantaranya:

1. Kesehatan fisik

2. Kesehatan mental

3. Kesehatan pribadi

4. Kesehatan sosial

5. Kesehatan lingkungan

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dibatasi

kesehatan lingkungan yang meliputi:

1. Penyediaan air

2. Sarana pembuangan kotoran manusia

3. Sarana pembuangan sampah

4. Kantin sekolah

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka dapat

dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah penyediaan air di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kecamatan

Padang Timur Kota padang sudah memadai?

2. Apakah sarana pembuangan kotoran manusia di Sekolah Menengah Pertama

Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang sudah memenuhi syarat?

3. Apakah sarana pembuangan sampah yang tersedia di Sekolah Menengah

Pertama Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang sudah memadai?


9

4. Apakah kantin sekolah yang tersedia di Sekolah Menengah Pertama Se

Kecamatan Padang Timur Kota padang sudah memenuhi syarat?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sarana penyediaan air di Sekolah Menengah Pertama

Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang

2. Untuk mengetahui sarana pembuangan kotoran manusia di Sekolah

Menengah Pertama Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang

3. Untuk mengetahui sarana pembuangan sampah di Sekolah Menengah

Pertama Negeri Kecamtan Padang Timur Kota padang

4. Untuk mengatahui kantin sekolah di Sekolah Menengah Pertama Se

Kecamatan Padang Timur Kota padang

F. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan penulis diatas, maka

penelitian ini diharapkan berguna bagi:

1. Penulis, sebagai salah satu syarat untuk menamatkan perkuliahan dan

memperoleh gelar sarjana pendidikan, pada Fakultas Ilmu Keolahragaan.

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota

padang, sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan

sekolah.

3. Pengelola UKS, sebagai bahan masukan tentang kesehatan lingkungan.


10

4. Dinas Pendidikan, sebagai salah satu bahan masukan tentang kesehatan

lingkungan sekolah.

5. Dinas Kesehatan, sebagai bahan masukan untuk melakukan penyuluhan

kepada sekolah-sekolah tentang kesehatan lingkungan.

6. Siswa, untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap

pentingnya kesehatan lingkungan sekolah.

7. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang, sebagai bahan

masukan untuk meningkatkan kualitasnya agar dapat menciptakan tamatan

yang berkompeten dibidangnya.

8. Mahasiswa, sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Teori

1. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan berasal dari dua kata, yaitu kesehatan(sehat)

dan lingkungan. Arti sehat sendiri mencakup pengertian yang luas, seperti

yang dikemukakan WHO yaitu: Sehat adalah keadaan kesehatan fisik,

mental, dan sosial, bukan hanya keadaan bebas dari penyakit dan cacat.

Sementara arti lingkungan adalah ruang lingkup hidup manusia. Kesehatan

lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologis yang harus ada antara

manusia dengan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari

manusia.

Dengan demikian, kesehatan lingkungan adalah usaha atau kegiatan

yang mengarahkan agar lingkungan(fisik), dapat menjamin kesehatan

manusia. Kesehatan bukanlah aspek pengobatan(curative), tetapi merupakan

usaha pencegahan(preventive), (Ichsan, 1979:23). Kesehatan lingkungan

pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang

optimum, sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status

kesehatan yang optimum pula. (Notoatmodjo, soekidjo, 2003:147). Jadi

dapat disimpulkan kesehatan lingkungan adalah usaha kesehatan yang

menitik beratkan pada pengawasan terhadap faktor lingkungan yang

mempengaruhi derajat kesehatan manusia sehingga tercapai tingkat

11
12

kesehatan yang maksimal tanpa ada gangguang dari lingkungan yang akan

mempengaruhi kesehatan.

Kesehatan lingkungan merupakan sebagian dari keadaan yang

menentukan indikator kualitas hidup manusia, agar lingkungan sekolah

tidak menimbulkan gangguan terhadap pertumbuhan dan perkembangan

anak, maka perlu dilakukan usaha pemeliharaan kesehatan lingkungan

sekolah dengan tujuan agar kesehatan lingkungan sekolah terpelihara,

sarana dan prasarana yang ada disekolah dapat sebagai media percontohan

dalam upaya pendidikan kesehatan yang dilakukan secara sadar dan terarah

agar peserta didik mengetahui kegunaan media tersebut, sehingga kelainan

fisik atau fisiologis anak akibat lingkungan dapat diatasi. Dari uraian di atas

dapat dikemukakan ruang lingkup kesehatan lingkungan sekolah seperti

berikut:

a. Penyediaan Air Bersih

Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan

sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena

persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit

dimasyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari

sangatlah tinggi. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada

keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat. Dalam

buku informasi kesehatan lingkungan Dinkes 2010, Air bersih adalah air

yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak ada rasa / tawar,

tetapi tidak boleh diminum sebelum disterilisasi agar kuman yang ada
13

didalamnya mati. Air yang yang diperuntukan bagi konsumsi manusia

harus berasal dari sumber yang bersih dan aman.

Budiman (2007:40) menjelaskan batasan-batasan sumber air

bersih dan aman tersebut antara lain:

“ 1) Bebas dari kontaminasi kuman dan bibit penyakit, 2) Bebas


dari subtansi kimia yang berbahaya dan beracun, 3) Tidak berasa
dan berbau, 4) Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan
domestik dan rumah tangga, 5) Memenuhi standar minimal yang
ditentukan oleh WHO dan Departemen Kesehatan RI”.

Jadi dapat disimpulkan air yang baik untuk kesehatan manusia

apabila tidak terdapat zat kimia berbahaya, bibit penyakit dan dapat

digunakan oleh manusia untuk kebutuhan sehari-hari sesuai standar yang

telah ditetapkan sehingga bisa diminimalisir peluang masuknya penyakit

kedalam tubuh manusia yang menggunakan air tersebut.

Notoadmojo(2003:154) menjelaskan bahwa,

“manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air


dalam tubuh manusia, sebagian besar terdiri dari air. Orang
dewasa sekitar 55-60% berat badan, anak-anak 65% dan bayi
80%. Selanjutnya menurut perhitungan WHO dinegara maju
setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter perhari. Oleh
karena itu apabila kekurangan air maka akan menyebabkan
kematian”.

Air sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, tanpa

air bersih manusia tidak akan hidup, karena air dapat mempengaruhi

kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk

keperluan tersebut kita membutuhkan air bersih. Pada dasarnya air

dikatakan bersih, bila telah memenuhi tiga syarat, yaitu:


14

1) Syarat fisik

Artinya air itu harus jernih, tidak berbau, tidak berasa, tidak

keruh, mempunyai suhu dibawah udara setempat(segar).

2) Syarat bakteriologis

Air yang sehat harus bebas dari segala macam bakteri,

terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air

terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sample

air tersebut.

3) Syarat kimia

Air yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu di dalam

jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat

kimia dalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.

Bahan-bahan yang terdapat dalam air yang ideal antara lain sebagai

berikut:

Kadar yang dibenarkan


Jenis bahan
(mg/liter)
Fluor (F) 1-1,5
Chlor (Cl) 250
Arsen (AS) 0,05
Tembaga (Cu) 1,0
Besi (Fe) 0,3
Zat organik 10
Ph (keasamaan) 6,5-9,0
Co2 0
(Notoatmodjo, 2003: 153)

Bila air telah memenuhi ketiga persyaratan diatas, maka air

tersebut dapat dikategorikan sebagai air bersih. (Ichsan, 1979:32). Air

yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima
15

sebagai air yang sehat, dan memenuhi ketiga persyaratan diatas,

asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia

dan binatang.

Berdasarkan kutipan diatas jelaslah bahwa pengadaan air

bersih pada tiap-tiap Sekolah Dasar Se Kecamatan Padang Timur

Kota padang perlu diperhatikan karena air adalah sumber kehidupan

dan apabila tercemar akan menjadi sumber penyakit.

b. Sarana Pembuangan Kotoran Manusia

Kotoran manusia adalah sisa pencernaan makanan dan minuman

manusia yang biasa disebut tinja termasuk air seni. Didalam kotoran

manusia terdapat kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan

manusia, oleh karena itu perlu dikelola dengan baik (buku informasi

kesehatan lingkungan, Dinkes 2010).

Pembuangan kedua jenis itu perlu mendapat perhatian, sebab jika

pembuangan tidak baik dapat mencemari lingkungan, bahkan kotoran

manusia dapat menjadi sumber penularan penyakit dengan perantara lalat

dan kecoak. Pembuangan kotoran sembarangan dilokasi sekolah akan

menimbulkan bau tak sedap, sehingga akan menggangu proses belajar

mengajar. Tempat pembuangan kotoran manusia disekolah dikenal

dengan sebutan jamban/ wc.

Jamban merupakan tempat yang aman dan nyaman untuk

digunakan sebagai tempat buang air besar (informasi pilihan jamban

sehat. 2012). Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk


16

membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat

tertentu, sehingga kotoran tersebut tidak menjadi penyebab penyakit dan

mengotori lingkungan ( Kemenkes RI, 2011).

Dalam buku Informasi pilihan jamban sehat, 2012. Membangun

dan menggunakan jamban dapat memberikan manfaat bagi manusia.

“1) Peningkatan martabat dan hak pribadi, 2) Lingkungan yang


lebih bersih, 3) Bau berkurang, sanitasi dan kesehatan meningkat,
4) keselamatan lebih baik, 5) Menghemat waktu dan uang,
menghasilkan pupuk kompos dan biogas untuk energi, 6)
Memutus siklus penyebaran penyakit yang terkait dengan
sanitasi.”

Jadi dapat disimpulkan menggunakan jamban dapat memberikan

manfaat mencegah kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka

pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya

pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang

sehat.

Suatu jamban tersebut sehat jika memenuhi persyaratan-

persyaratan sebagai berikut (Kemenkes RI, 2011)

“1) Tidak mencemari sumber air minum (untuk ini dibuat lubang
penampungan kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari
sumber air,2) Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh
serangga maupun tikus,3) Air seni, air pembersih dan
penggelontoran tidak mencemari tanah disekitarnya,4) Mudah
dibersihkan, aman digunakan dan harus terbuat dari bahan-bahan
yang kuat dan tahan lama,5) Dilengkapi dinding dan atap
pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang,6) Lantai kedap
air dan luas ruangan memadai,7) Ventilasi cukup baik,8) Tersedia
air dan alat pembersih, 9) Cukup penerangan.”

Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi, maka perlu

diperhatikan antara lain hal-hal sebagai berikut :


17

“1) Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban


terlindung dari panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang
lain, terlindung dari pandangan orang lain,2) Bangunan jamban
sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat
dan sebagainya,3) Bangunan jamban sedapat mungkin
ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan,
tidak menimbulkan bau,4) Sedapat mungkin disediakan alat
pembersih seperti air atau kertas pembersih. (Notoatmodjo,
soekidjo, 2003:160).”

Menurut (Indan Entjang:1976:91) ada bermacam-macam bentuk

jamban yaitu:

1) Jamban cubluk, merupakan tempat penampungan tinja yang dibangun

dibawah tempat injakan atau bangunan cubluk. Dikenal 2 bentuk

jamban cubluk yaitu jamban cubluk kering dan jamban cubluk berair.

jamban model ini banyak ditemukan di pedesaan, dan hanya cocok

pada daerah yang sumber air tanahnya dalam. Kedalaman tanah

dengan diameternya 80-120 cm dan dalam 2,5m-8m dindingnya

diperkuat dengan batu bata. Pada jamban jenis ini yang perlu

diketahui oleh pemakai adalah jangan diberi disinfectan karena

mengganggu proses pembusukan, sehingga cubluk cepat penuh,

untuk mencegah bertelurnya nyamuk setiap minggu diberi minyak

tanah, diberi kapur agar tidak bau.

2) Jamban empang yang dapat dibuat diantara sungai, parit, kolam. Jenis

jamban ini sama sekali tidak memenuhi syarat kesehatan, sebab dapat

mencemari lingkungan.

3) Jamban kimia, jenis ini banyak dijumpai ditempat-tempat rekreasi

atau kendaraan(kereta api, bus, pesawat).


18

4) Jamban leher angsa, merupakan jamban dimana leher lubang jamban

berbentuk leher angsa, sehingga akan selalu terisi air yang berfungsi

untuk mencegah timbulnya bau dan masuknya lalat dan serangga lain

kedalam lubang penampungan kotoran. Jamban semacam ini

biasanya dilengkapi dengan septic tank atau bak penampung.

Model jamban leher angsa dapat dibangun disekolah dan dirumah.

5) Jamban cemplung adalah jamban yang paling sederhana, jamban

dibangun langsung di atas lubang penampungan kotoran. Lubang

penampungan kotoran digali 2-3 meter dengan lingkaran tengah kira-

kira 80 cm.

Menurut Atikah (2012:77) cara pemeliharaan jamban yang baik

adalah sebagai berikut :

“1) Lantai jamban harus dibersihkan setiap hari dengan sikat


pembersih, 2) Lubang pembuang kotoran harus disiram setiap kali
dipakai, 3) Kedalam lubang dan tempat penampungan kotoran
tidak boleh dimasukkan obat pembasmi kuman seperti karbol,
kreolin, dan sabun. Obat pembasmi kuman mematikan bakteri-
bakteri yang berguna untuk menghancurkan dan mengencerkan
kotoran karena itu, bila bahan tersebut dimasukkan, lubang
penampung menjadi cepat penuh, 4) Kedalam lubang kotoran
tidak boleh dimasukkan sampah apapun agar tidak tersumbat dan
cepat penuh, 5) Apabila kakus sudah penuh dapat dilakukan salah
satu cara yaitu dengan cara menyedot endapan dan menggali
lubang penampungan yang baru.”

Jadi dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa jamban

harus dipelihara dengan baik supaya tetap sehat. Lantai jamban

hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air. Bersihkan jamban

secara teratur sehingga ruangan jamban selalu dalam keadaan bersih.


19

Apabila jamban penuh lakukan penyedotan dan jangan membuang benda

yang akan mengganggu penggunaan jamban.

c. Sarana Pembuangan Sampah

Sistem pengelolaan sampah yang baik akan mengurangi

kerusakan lingkungan. Karena sampah dapat merugikan kesehatan,

keamanan, pencemaran dan merupakan sesuatu yang tidak dipergunakan

lagi dan harus dibuang, maka sampah dikelola dengan sebaik-baiknya

sedemikian rupa, sehingga hal-hal negatif bagi kehidupan tidak sampai

terjadi. Agar sampah dapat dikelola dengan baik, maka sebelumnya harus

diketahui atau diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik

dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Untuk menanggulanginya maka ditentukan cara pengolahan yang

baik agar jangan sampai terjadi dampak terhadap kesehatan manusia dan

pencemaran terhadap lingkungan. Syarat utama untuk menghindari

dampak dari sampah dan sekaligus menciptakan lingkungan yang sehat

dan bersih, sampah dapat diangkut seluruhnya dari tempat pembuangan

sementara ke tempat pembuangan akhir setiap harinya.

Pengelolaan sampah yang baik bukan untuk kepentingan

kesehatan saja, tetapi juga untuk keindahan lingkungan. Yang dimaksud

dengan pengelolaan sampah disini adalah meliputi pengumpulan,

pengangkutan, sampai dengan pemusnahan sehingga sampah tidak

menjadi ganguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Sampah

adalah segala zat padat/semi padat yang tak berguna lagi atau terbuang,
20

baik yang dapat membusuk ataupun yang tidak dapat membusuk.

(Ichsan, 1979:43).

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak

dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan

lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Sampah (waste) adalah

sesuatu yang tdak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu

yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi

dengan sendirinya. (Notoatmodjo, soekidjo, 2003:166).

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,

pemprosesan, pendaur ulangan, atau pembuangan dari material sampah.

Pengelolaan sampah dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam.

Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas atau radioaktif

dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.

(Buku informasi kesehatan lingkungan. Dinkes. 2010 ).

Ada beberapa tahapan didalam pengelolaan sampah yang baik,

diantaranya, tahap pengumpulan dan penyimpanan tempat sumber, tahap

pengangkutan, dan tahap pemusnahan.

1) Tahap pengumpulan dan penyimpanan tempat sumber

Sampah yang ada dilokasi ditempatkan dalam tempat

penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah. Sampah basah

dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang

terpisah untuk memudahkan pemusnahannya.

Adapun tempat penyimpanan sementara(tempat sampah) yang

digunakan harus memenuhi persyaratan berikut ini :


21

a) Kontruksi harus kuat dan tidak mudah bocor

b) Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan

c) Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang

Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian

dimasukan ke dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini berbentuk bak

besar yang digunakan untuk menampung sampah. Pengelolaannya

dapat diserahkan pada pihak pemerintah.

Untuk membangun suatu dipo, ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi, diantaranya:

a) Dibangun diatas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan

setinggi kendaraan pengangkut sampah

b) Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil

sampah

c) Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk

mencegah lalat dan binatang lain masuk ke dalam dipo

d) Ada kran air untuk membersihkan

e) Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat dan tikus

f) Mudah dijangkau masyarakat

Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan dua metode:

a) Sistem duet: tempat sampah kering dan tempat sampah basah

b) Sistem trio : tempat sampah basah, sampah kering dan tidak

mudah terbakar.
22

2) Tahap pengangkutan

Dari dipo sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau

pemusnahan sampah dengan mempergunakan truk pengangkut

sampah yang disediakan oleh dinas kebersihan

3) Tahap pemusnahan

Didalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa

metode yang dapat digunakan, antara lain:

a) Ditanam, yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang

ditanah, kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan

tanah.

b) Dibakar, yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di

dalam tungku pembakaran.

c) Dijadikan pupuk yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk

(kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa

makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk. Apabila setiap

rumah tangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik

dengan non organik kemudian sampah organik diolah menjadi

pupuk tanaman dapat dijual atau dipakai sendiri. Sedangkan

sampah anorganik dibuang dan akan segera dipungut oleh para

pemulung. Dengan demikian maka masalah sampah akan

berkurang (Notoatmodjo, soekidjo, 2003:169)

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena

dari sampah-sampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme


23

penyebab penyakit (bacteri patogen), dan juga binatang serangga

sebagai pemindah/ penyebar penyakit (vector). Oleh sebab itu, sampah

harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu

atau mengancam kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang

baik, bukan saja untuk kepentingan kesehatan saja, tetapi juga untuk

keindahan lingkungan.

d. Kantin Sekolah

Sekolah merupakan tempat pendidikan normatif dan akademik.

Salah satu bentuk pendidikan normatif adalah perilaku hidup sehat. Perilaku

hidup sehat ini dapat ditumbuhkan kepada siswa dalam berbagai cara,

diantaranya perilaku memilih makanan yang bergizi dan berguna bagi

tubuh. Selain itu, sekolah memiliki fasilitas pelayanan kantin sekolah.

Kantin adalah suatu ruang atau bangunan yang berada di sekolah

maupun perguruan tinggi, di mana menyediakan makanan pilihan/sehat

untuk siswa yang dilayani oleh petugas kantin.Secara fisik, kantin sekolah

hanya berupa ruangan kecil yang berfungsi sebagai penyedia makanan

pilihan yang diizinkan oleh sekolah. Disinilah peran sekolah dalam

mengatur dan memanajemen kantin sehingga kantin sekolah tidak hanya

sebatas fisik saja. Keberadaan kantin di sekolah, tidak hanya sekedar untuk

memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga dapat

dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang kesehatan,

kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin dan nilai-nilai lainnya.


24

Pengadaan kantin sekolah harus memperhatikan beberapa aspek,

antara lain, tujuan dan fungsi kantin, daya beli, sarana dan prasarana yang

ada di kantin dan pengawasan sekolah. Kantin sekolah hendaknya sebagai

suatu bagian integral (terpadu) dari program sekolah secara keseluruhan,

tidak dipandang sebagai suatu tempat pembuat keuntungan di sekolah. Atas

dasar ini sekolah dapat memberikan kebijakan-kebijakan yang dapat

menguntungkan antara pihak sekolah dan pengelola kantin.

Selain itu, harga jual di kantin sekolah harus dapat dijangkau oleh

daya beli siswa. Pengelola kantin hendaknya menyeimbangkan antara

kapasitas makanan dan harga, begitu juga gizi. Pengelola kantin diharapkan

mengatur cara penyajian dan pelayanan makanan yang memadai dan cepat.

Oleh sebab itu, fasilitas gedung atau ruang kantin harus strategis karena

akan sangat mempengaruhi efektivitas operasi dan koordinasi pengelola

kantin. pengelola kantin hendaknya bertanggung jawab atas makanan yang

bergizi dan menarik, serta menjamin selera pembeli, utamanya adalah siswa

sekolah.

William H. Roe dalam bukunya School Business Management

menyebutkan beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan

layanan kantin di sekolah, diantaranya sebagai berikut

1. memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih

makanan yang baik atau sehat,

2. memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata,

3. menganjurkan kebersihan dan kesehatan,


25

4. menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja, dan

kehidupan bersama,

5. menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan

yang berlaku di masyarakat,

6. memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis dan baik,

7. menunjukan adanya koordinasi antara bidang pertanian dengan

bidang industri,

8. menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan kebersihannya dan kesehatannya.

Fungsi kantin sekolah juga akan berkembang menjadi sebagai

berikut.

1. membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan

menyediakan makanan yang sehat, bergizi, dan praktis;

2. mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup dan

seimbang;

3. untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa;

4. memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada

kesehatan seseorang;

5. memberikan batuan dalam mengajrkan ilmu gizi secara nyata;

6. mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan

yang berlaku di masyarakat;

7. sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran di

sekolah, dan tempat menunggu apabila ada jam kosong.


26

Terdapat beberapa alternatif pelayanan di kantin sekolah yang dapat

diaplikasikan di sekolah. Self service system, yaitu sistem pelayanan dimana

pembeli melayani dirinya sendiri makanan yang diingini. Wait service

system yaitu pelayanan dimana pembeli menunggu dilayani oleh petugas

kantin sesuai dengan pesanan dan Tray service system yaitu sistem

pelayanan dimana pembeli dilayani petugas kantin, dan penyajian

makanannya dengan menggunakan baki atau nampan.

Kebiasaan-kebiasaan baik dapat dikembangkan di lingkungan kantin

sekolah. Beberapa tingkah laku positif yang dapat dikembangkan antara lain

sebagai berikut.

1. menentukan prosedur untuk menutup dan membuka kantin atau

kapan anak-anak memasuki dan meninggalkan kantin

2. menyusun suatu aturan pembayaran yang tidak merugikan kantin

3. membuat pengaturan tempat duduk yang serasi

4. menentukan aturan-aturan bagi perilaku anak-anak di meja makan

5. mengatur dekorasi, seperti: lukisan, poster-poster kesehatan

6. menyajikan musik selama jam makan siang

7. mengatur anak-anak yang makan siang dengan membawa makanan

sendiri; menyusun prosedur pengembalian talam atau tempat

makanan dan pada saat meninggalkan ruangan makan

Makanan anak sekolah juga berpengaruh pada peningkatan prestasi

belajar anak. Selain itu fungsi dan tujuan kantin sekolah adalah memenuhi

jajanan yang bergizi dan sehat bagi siswa. Hal ini merupakan salah satu
27

bentuk pelayanan terbaik yang diberikan oleh siswa. Makanan sehat dan

bergizi tidak terlepas dari proses pengolahan dan penyajian makanan.

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas makanan sehat dan bergizi

antara lain aspek higienis, sanitasi yang baik dan bebas bahan beracun

berbahaya. Bangunan fisik kantin harus sesuai dengan standar kesehatan.

Ruangan hendaknya bersih, tidak bocor, lantai keramik, dan konstruksi

bangunan yang kuat dan aman. Sanitasi hendaknya berfungsi dengan

dengan baik, tersedianya sumber air bersih yang memenuhi syarat kesehatan

untuk mengelola makanan, pembuangan air kotor yang tidak mencemari

lingkungan, tersedia tempat pencucian alat makan, tersedia tempat cuci

tangan lengkap dengan sabun serta lap tangan yang selalu bersih dan kering,

tersedia tempat pembuangan makanan dan kebersihan alat makan,.

Pada makanan dapat terkontaminasi bahan beracun berbahaya (B3)

dari wadah selama pengolahan, pengemasan maupun saat penyajian. Pada

umumnya pengolah makanan menggunakan bahan plastik sebagai tempat

pencampuran, penyajian dan pengemasan makanan. Bahan plastik dianggap

paling murah, mudah didapat, memberikan hasil kemasan yang menarik,

tidak mudah pecah dan rusak. Konsumen juga lebih tertarik dengan

kemasan plastik yang beraneka ragam dan dengan harga makanan yang

murah, sehingga permintaan plastik kemasan sangat tinggi di pasaran.

Plastik sebagai pembungkus makanan saat ini diproduksi secara

masal dan tidak terkendali. Selain itu plastik adalah salah satu bahan yang

dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV,
28

kulkas, pipa paralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD),

kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida.

Untuk mendapatkan keuntungan yang banyak, produsen plastik

memproduksi plastik dengan bahan daur ulang plastik, tidak dari bijih

plastik asli. Akibat dari hal tersebut, plastik kemasan makanan dapat berasal

dari limbah plastik oli, deterjen, obat-obatan, maupun bahan-bahan lain.

Sehingga kandungan racun dalam plastik semakin tinggi.

2. Sanitasi Dasar

Ilmu sanitasi lingkungan adalah bagian dari ilmu kesehatan

lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat untuk

mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup berbahaya bagi kesehatan

serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia. Kalau kita lihat

pada kamus bahasa inggris, sanitasi berarti bersih. Ada juga para ahli

menterjemahkan bahwa sanitasi adalah ketersediaan sarana sanitasi dalam

rangka pencegahan penyakit dan gangguan yang disebabkan oleh

lingkungan. Sanitasi dasar adalah sanitasi minimal yang diperlukan agar

tetap sehat.(buku informasi kesehatan lingkungan Dinkes 2010)

a. Ruang lingkup

Ruang lingkup sanitasi dasar terdiri dari:

1) Sarana air bersih yang memenuhi syarat kesehatan

2) Sarana pembuangan kotoran memenuhi syarat kesehatan

3) Sarana pembuangan sampah memenuhi syarat kesehatan

4) Sarana pembuangan limbah memenuhi syarat kesehatan


29

b. Sanitasi dan hygiene sekolah

Standar sanitasi sekolah

1) Air bersih

a) Tersedia air bersih 15 L / orang / hari

b) Kualitas air bersih memenuhi syarat Kepmenkes No 416 / 1990,

tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air

c) Jarak sumur sumber air bersih dengan sumber pencemar ( sumur

resapan, TPA, septic tank, dan sejenisnya) adalah 10 m

2) Wc / Jamban

a) Tersedia wc untuk laki-laki dan perempuan

b) Perbandingan jumlah WC dan septik tank untuk SD dan Madrsah 1

WC & septik tank untuk 40 orang siswa & 1 WC untuk 25 siswi

c) Intensitas pencahayaan 100 lux dan Sirkulasi udara didalam toilet

25 m3 / jam

3) Sampah

a) Disetiap ruangan harus tersedia tempat sampah

b) Tersedia tempat pembuangan sampah sementara dari seluruh

sekolah untuk memudahkan pengangkutan oleh petugas dinas

kebersihan setempat

c) Jarak tempat pembuangan sampah sementara dengan ruang kelas

adalah > 10 m
30

4) Kantin sekolah

a) Dikantin sekolah harus tersedia alat-alat kebersihan

(wastafel,sarbet,sabun/pencuci tangan)

b) Kesehatan makanan yang tersedia di kantin sekolah harus

memenuhi sarat sehat dari kepmenkes

c) Jarak pembangunan kantin sekolah harus jauh dari sarana

pembuangan kotoran manusia ataupun sarana pembuangan

sampah

B. Kerangka Konseptual

Pentingnya pemeliharaan kesehatan lingkungan sekolah dan sarana dan

prasarana yang ada hendaknya bisa selalu terjaga, seperti penyediaan air

bersih, sarana pembuangan kotoran manusia,dan sarana pembuangan sampah

yang harus diperhatikan demi terwujudnya lingkungan sekolah yang sehat di

SMP Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang. Untuk lebih jelas

maka dapat digambarkan kerangka konseptual dari penelitian ini, yaitu :

Penyediaan air bersih

Sarana pembuangan kotoran Kesehatan Lingkungan di


manusia SMP Negeri Se Kecamatan
Padang Timur Kota
Sarana pembuangan sampah Padang

Kantin Sekolah
31

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang, batasan masalah dalam penelitian,

maka dapat diungkapkan beberapa pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana sarana penyediaan air bersih pada Sekolah Menengah Pertama

Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang

2. Bagaimana sarana pembuangan kotoran manusia pada Sekolah Menengah

Pertama Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang

3. Bagaimana sarana pembuangan sampah pada Sekolah Menengah Pertama

Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang

4. Bagaimana kantin sekolah pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Se

Kecamatan Padang Timur Kota padang


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian, Waktu, dan Tempat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dibahas dalam penelitian, maka

penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan menggambarkan secara

jelas, sifat suatu keadaan tentang kesehatan lingkungan SMP Negeri Se

Kecamatan Padang Timur Kota padang

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November

3. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri Se Kecamatan Padang Timur

Kota padang.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitiann ini adalah SMP Negeri Se Kecamatan

Padang Timur Kota padang yang berjumlah 4 sekolah.

Tabel 1
Populasi Penelitian
No Nama Sekolah
1 SMP Negeri 9 Padang
2 SMP Negeri 8Padang
3 SMP Negeri 5 Padang
4 SMP Negeri 31 Padang
5 SMP Negeri 31 Padang
Sumber data: Data Referensi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

32
33

2. Sampel

Dalam penelitian ini peneliti mangambil sampel Sekolah Menengah

Pertama Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang dilakukan

dengan teknik total Sampling. Arikunto (2002:112) mengemukakan bahwa

populasi yang kurang dari 100 lebih baik diambil seluruhnya. Sebaliknya

apabila lebih dari 100 maka diambil sampel 10-25% atau lebih.

C. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan lembar

observasi dengan skala lembar observasi, ada dua pilihan jawaban dalam

pengisian lembar observasi, yaitu dengan jawaban tersedia dan jawaban tidak

tersedia. Jika jawaban tersedia skor 1 dan jawaban tidak tersedia skor 0.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh

dari observasi dilapangan dan data sekunder yang diperoleh dari kantor

UPTD Kecamatan Padang Timur Kota padang.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah dari observasi lapangan

yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se

Kecamatan Padang Timur Kota padang yang berjumlah 4 sekolah


34

E. Teknik pengumpulan data

Sesuai dengan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini agar data

yang diinginkan dapat diolah dengan baik, maka teknik pengumpulan data

yang diperlukan adalah melakukan observasi langsung di Sekolah Menengah

Pertama Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang yang dijadikan

sampel.

F. Teknik analisis data

Teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif dan bertujuan

untuk mendapatkan gambaran apa adanya Gambaran Kesehatan Lingkungan

Di Sekolah Mememgah Pertama Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota

padang. Lembar observasi dalam penelitian ini disusun dengan skala lembar

observasi, dengan pernyataan berdasarkan sifatnya tersedia ( 1 ), dan tidak

tersedia ( 0 ) (Ridwan : 2002 : 17 ).

Karena data ini bersifat deskriptif, maka teknik analisa data yang

dipakai adalah teknik analisa persentase dengan menyusun rumus sebagai

berikut :

f
P= x100
n

Keterangan :

P = persentase
F = frekuensi
N = total responden
35

Untuk mengidentifikasi Gambaran Kesehatan Lingkungan di Sekolah

Menengah Pertama Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang. Teknik

klasifikasi yang digunakan yaitu ( Ridwan : 2002 : 15 )

1. Kategori sangat baik 81-100%

2. Kategori baik 61-80%

3. Kategori cukup 41-60%

4. Kategori kurang 21-40%

5. Kategori sangat kurang 0-20%

Untuk Fresentase Gambaran Kesehatan Lingkungan di Sekolah

Menegah Pertama Negeri Se Kecamatan Padang Timur Kota padang. Teknik

klasifikasi yang digunakan yaitu ( Ridwan : 2002 : 18 )

Anda mungkin juga menyukai