Anda di halaman 1dari 17

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pengolahan data yang diuraikan dengan

menggunakanan alisis deskriptif, yang bertujuan untuk memberikan gambaran

kesehatan lingkungan di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kecamatan

Padang Timur Kota Padang, yang terdiridari : Penyediaan air bersih, Sarana

pembuangan kotoran manusia, Sarana pembuangan sampah dan Kantin Sekolah

Berdasarkan hasil verivikasi, jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 4

sekolah, dengan jumlah pertanyaan 46 butir yang diisi langsung oleh peneliti,

setelah lembar observasi diperiksa ternyata semua data diperoleh peneliti dapat

diolah.

A. Deskripsi Data

Analisis yang dilakukan pada bagian ini adalah mendeskripsikan data

yang dijawab langsung oleh peneliti. Tentang kesehatan lingkungan di

Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kecamatan Se Kecamatan Padang

Timur Kota Padang.

Data penelitian dikumpulkan melalui lembar observasi dengan jumlah

pertanyaan 45 butir yang diisi langsung oleh peneliti, lembar observasi yang

diisi merupakan pertanyaan-pertanyaan mengenai variabel yang diteliti. Yang

terdiri dari empat indikator tentang kesehatan lingkungan sekolah, yaitu :

penyediaan air bersih, sarana pembuangan kotoran manusia, sarana

pembuangan sampah dan kantin sekolah.

1
2

B. Analisis Data

1. Penyediaan Air Bersih

Untuk lembar observasi penyediaan air bersih,diberikan 9 item

pertanyaan yang diisi langsung oleh peneliti, diperoleh jumlah total

jawaban “Tersedia” adalah 27 (84,38%) danjumlah total jawaban “Tidak

Tersedia” sebesar 5 (15,63%).

Berdasarkan uraian di atas, maka diperoleh tingkat capaian

penyediaan air bersih di Sekolah Menengah Pertama Se Kecamatan

Padang Timur Kota Padang adalah sebesar 84,38%. Menurut Ridwan

(2002:15) klasifikasi nilai 81% - 100%, berada dalam klasifikasi sangat

baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyediaan air bersih di

Sekolah Menengah Pertama Se Kecamatan Padang Timur Kota Padang

sangat baik penilaiannya. Untuk lebih jelas distribusi hasil data penyediaan

air bersih dapat di lihat pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 2
Hasil analisis Lembar Observasi Penyediaan Air Bersih
Alternatif Total Persentase (%) Tingkat
Jawaban Frekuensi Frekuensi Capaian
Tersedia 27 84,38
Tidak Tersedia 5 15,63 84,38%
Jumlah 32 100

Berdasarkan tabel 3 di atas, jelaslah bahwa untuk penyediaan air

bersih di Sekolah Menengah Pertama Se Kecamatan Padang Timur Kota

Padang, diperoleh tingkat capaian sebesar 84,38%. Untuk lebih jelasnya

penyediaan air bersih di Sekolah Menengah Pertama Se Kecamatan

Padang Timur Kota Padang tersebut dapat dilihat pada gambar 1


3

90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Tersedia Tidak Tersedia

Gambar 1. Histogram Penyediaan Air Bersih

2. Sarana Pembuangan Kotoran Manusia

Untuk lembar observasi sarana pembuangan kotoran

manusia,diberikan 16 item pertanyaan yang diisi langsung oleh peneliti,

diperoleh jumlah total jawaban “Tersedia” adalah 63 (98,44%) dan

jumlah total jawaban “Tidak Tersedia” sebesar 1 (1,56%).

Berdasarkan uraian di atas, maka diperoleh tingkat capaian sarana

pembuangan kotoran manusia di Sekolah Menengah Pertama Se

Kecamatan Padang Timur Kota Padang adalah sebesar 98,44%. Menurut

Ridwan (2002:15) klasifikasi nilai 81% - 100%, berada dalam klasifikasi

sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sarana

pembuangan kotoran manusia di Sekolah Menengah Pertama Se

Kecamatan Padang Timur Kota Padang sangat baik penilaiannya. Untuk

lebih jelas distribusi hasil data sarana pembuangan kotoran manusia dapat

dilihat pada tabel 4 di bawahini.


4

Tabel 3
Hasil AnalisisLembar Observasi Sarana
Pembuangan Kotoran Manusia

Alternatif Total Persentase (%) Tingkat


Jawaban Frekuensi Frekuensi Capaian
Tersedia 63 98,44
Tidak Tersedia 1 1,56 98,44
Jumlah 64 100

Berdasarkan tabel 4 di atas, jelaslah bahwa untuk sarana

pembuangan kotoran manusia di Sekolah Menengah Pertama Se

Kecamatan Padang Timur Kota Padang, diperoleh tingkat capaian sebesar

98,44%. Untuk lebih jelasnya sarana pembuangan kotoran manusia di

Sekolah Menengah Pertama Se Kecamatan Padang Timur Kota Padang

tersebut dapat dilihat pada gambar 2

120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Tersedia Tidak Tersedia

Gambar 2. Histogram Sarana Pembuangan Kotoran Manusia


5

3. Sarana Pembuangan Sampah

Untuk lembar observasi kebersihan sarana pembuangan sampah

diberikan 11 item pertanyaan yang diisi langsung oleh peneliti, diperoleh

jumlah total jawaban “Tersedia” adalah 42 (95,45%) dan jumlah total

jawaban “Tidak Tersedia” sebesar 2 (4,55%).

Berdasarkan uraian di atas, maka diperoleh tingkat capaian sarana

pembuangan sampah di Sekolah Menengah Pertama Se Kecamatan

Padang Timur Kota Padang adalah sebesar 95,45%. Menurut Ridwan

(2002:15) klasifikasi nilai 81% - 100%, berada dalam klasifikasi sangat

baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sarana pembuangan

sampah di Sekolah Menengah Pertama Se Kecamatan Padang Timur Kota

Padang sangat baik penilaiannya. Untuk lebih jelas distribusi hasil data

sarana pembuangan sampah dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 4
Hasil Analisis Lembar ObservasiSarana Pembuangan Sampah

Alternatif Total Persentase (%) Tingkat


Jawaban Frekuensi Frekuensi Capaian
Tersedia 42 95,45
Tidak 2 4,55
95,45
Tersedia
Jumlah 44 100

Berdasarkan tabel 2 di atas, jelaslah bahwa untuk sarana

pembuangan sampah di Sekolah Menengah Pertama Se Kecamatan

Padang Timur Kota Padang, diperoleh tingkat capaian sebesar 95,45%.

Untuk lebih jelasnya sarana pembuangan sampah di Sekolah Menengah


6

Pertama Se Kecamatan Padang Timur Kota Padang tersebut dapat dilihat

pada gambar 3

120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Tersedia Tidak Tersedia

Gambar 3. Histogram Sarana Pembuangan Sampah

4. Kantin Sekolah
Sedangkan untuk lembar observasi kebersihan sarana kantin

sekolah diberikan 10 item pertanyaan yang diisi langsung oleh peneliti,

diperoleh jumlah total jawaban “Tersedia” adalah 39 (97,50%) dan

jumlah total jawaban “Tidak Tersedia” sebesar 1 (2,50%).

Berdasarkan uraian di atas, maka diperoleh tingkat capaian sarana

pembuangan sampah di Sekolah Menengah Pertama Se Kecamatan

Padang Timur Kota Padang adalah sebesar 97,50%. Menurut Ridwan

(2002:15) klasifikasi nilai 81% - 100%, berada dalam klasifikasi sangat

baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sarana kantin Sekolah

Menengah Pertama Se Kecamatan Padang Timur Kota Padang sangat

baik penilaiannya. Untuk lebih jelas distribusi hasil data sarana

pembuangan sampah dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.


7

Tabel 5
Hasil Analisis Lembar Observasi Sarana Kantin Sekolah

Alternatif Total Persentase (%) Tingkat


Jawaban Frekuensi Frekuensi Capaian
Tersedia 39 97,50
Tidak 1 2,50
97,50
Tersedia
Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel 2 di atas, jelaslah bahwa untuk sarana

pembuangan sampah di Sekolah Menengah Pertama Se Kecamatan

Padang Timur Kota Padang, diperoleh tingkat capaian sebesar 97,50%.

Untuk lebih jelasnya sarana pembuangan sampah di Sekolah Menengah

Pertama Se Kecamatan Padang Timur Kota Padang tersebut dapat dilihat

pada gambar 3

120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Tersedia Tidak Tersedia

Gambar 4. Histogram Sarana Kantin Sekolah


8

5. Studi Kesehatan Lingkungan di Sekolah Menengah Pertama


Kecamatan Padang Timur Kota Padang

Hail penelitian dari semua indikator dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 5.
Hasil Penelitian

No Rentang Nilai Kriteria Jumlah Persentasi


1 81-100 Sangat baik 4 100.00%-
2 61-80 Baik 0 -
3 41-60 Cukup 0 -
4 21-40 Kurang 0 -
5 0-20 Kurang sekali 0 -
Jumlah 4 100%

Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Kesehatan

Lingkungan di Sekolah Menengah Pertama Se Padang Timur Kota

Padang adalah sangat baik. ada empat sekolah yakni 100.00% memiliki

nilai berkisar antara 81-100%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 7

Tabel6.
Kriteria Kesehatan Lingkungan Sekolah

No Nama Sekolah Nilai (%) Kriteria


1 SMP Negeri 30 Padang 96,00 % Sangat Baik
2 SMP Negeri 8 Padang 94,00% Sangat Baik
3 SMP Negeri 5 Padang 98,00% Sangat Baik
4 SMP Negeri 31 Padang 94,00% Sangat Baik

C. Pembahasan

Kesehatan lingkungan merupakan faktor utama dalam mewujudkan

kesehatan, artinya kesehatan sejalan dengan kesehatan lingkungan sekitar.

Seseorang tidak akan merasa nyaman bila berada di lingkungan yang kotor,
9

yang dapat menularkan penyakit. Karena itu pengelolaan lingkungan

merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar hidup sehat.

Demikian juga bagi warga sekolah, baik siswa maupun guru, proses

belajar mengajar akan terganggu apabila berada dalam lingkungan yang tidak

sehat. Sebaliknya lingkungan bersih, sehat dan nyaman akan menunjang

kelancaran prosese belajar mengajar disekolah. Karena itu diharapkan warga

sekolah dapat memahami dan menerapkan lingkungan yang bersih, sehat.

Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan maka pada bagian ini akan

dilakukan pembahasan terhadap temuan dalam penelitian.

Pertama, sesuai dengan temuan penelitian terhadap penyediaan air

bersih berada pada klasifikasi baik di Sekolah Menengah Pertama Se

Kecamatan Padang Timur Kota Padang. Hal ini dibuktikan dengan hasil

pengisian lembar observasi dari 4 sekolah yang dijadikan sampel diperoleh

jumlah total jawaban “Tersedia” adalah 27 (84,38%) dan jumlah total

jawaban “Tidak Tersedia” sebesar 5 (15,63%). maka diperoleh tingkat

capaian penyediaan air bersih di Sekolah Menengah Pertama Se Kecamatan

Padang Timur Kota Padang adalah sebesar 84,38%. Menurut Ridwan

(2002:15) klasifikasi nilai 81% - 100%, berada dalam klasifikasi sangat baik.

Hasil ini dapat diartikan penyediaan air bersih mendukung terciptanya

lingkungan sekolah yang bersih dan sehat di Sekolah Menengah Pertama Se

Kecamatan Padang Timur Kota Padang.


10

Air yang yang diperuntukan bagi konsumsi manusia harus berasal dari

sumber yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air bersih dan aman

tersebut antara lain:

“ 1) Bebas dari kontaminasi kuman dan bibit penyakit, 2) Bebas dari


subtansi kimia yang berbahaya dan beracun, 3) Tidak berasa dan
berbau, 4) Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik
dan rumah tangga, 5) Memenuhi standar minimal yang ditentukan
oleh WHO dan Departemen Kesehatan RI”.

Untuk menjaga kulitas air maka setiap warga sekolah perlu menjaga air

bersih tersebut, misalnya apabila ada sumber air bersih dari sumur, yang perlu

dilakukan adalah dengan tidak membung benda-benda yang akan merusak

kualitas air kedalam sumur, menguras bak penampungan air, selalu

mendistribusikan air ke dalam bak penampungan baik itu air sumur maupun

air PDAM.

Kedua, sesuai dengan temuan penelitian terhadap sarana pembuangan

kotoran manusia berada pada klasifikasi baik di Sekolah Menengah Pertama

Se Kecamatan Padang Timur Kota Padang. Hal ini dibuktikan dengan hasil

pengisian lembar observasi dari 4 sekolah yang dijadikan sampel diperoleh

jumlah total jawaban “Tersedia” adalah 63 (98,44%) dan jumlah total jawaban

“Tidak Tersedia” sebesar 1 (1,56%). maka diperoleh tingkat capaian sarana

pembuangan kotoran manusia di Sekolah Menengah Pertama Se Kecamatan

Padang Timur Kota Padang adalah sebesar 98,44%. Menurut Ridwan

(2002:15) klasifikasi nilai 81% - 100%, berada dalam klasifikasi sangat baik.

Hasil ini dapat diartikan sarana pembuangan kotoran manusia mendukung


11

terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat di Sekolah Menengah

Pertama Se Kecamatan Padang Timur Kota Padang.

Dalam tubuh manusia terjadi pemisahan proses pemisahan dan

pembuangan zat yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh seperti tinja dan air

seni. Kotoran manusia adalah sisa pencernaan makanan dan minuman manusia

yang biasa disebut tinja termasuk air seni. Di dalam kotoran manusia terdapat

kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia, oleh karena

itu perlu dikelola dengan baik (buku informasi kesehatan lingkungan, Dinkes

Sumbar 2010). Pembuangan kedua jenis itu perlu mendapat perhatian, sebab

jika pembuangan tidak baik dapat mencemari lingkungan, bahkan kotoran

manusia dapat menjadi sumber penularan penyakit dengan perantara lalat dan

kecoak. Pembuangan kotoran sembarangan di lokasi sekolah akan

menimbulkan bau tak sedap, sehingga akan menggangu proses belajar

mengajar.

Tempat pembuangan kotoran manusia di sekolah dikenal dengan

sebutan jamban/ wc harus memenuhi syarat antara lain, “1) jamban tersebut

tertutup, terlindung dari pandangan orang lain, bangunan jamban mempunyai

lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat, 3) Jamban ditempatkan pada

lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, 4) tersedia

alat pembersih. (Notoatmodjo, soekidjo, 2003:160).”

Setiap warga sekolah sangat diharapkan untuk merawat sarana

pembuangan kotoran manusia, apabila pembuangan kotoran manusia berada

pada kondisi yang kotor maka akan berpeluang untuk penyebaran penyakit
12

dan tidak ada perasaan nyaman ketika menggunakan sarana tersebut. Sarana

pembuangan kotoran manusia harus dibersihkan setiap hari dengan cara

digosok, diberika pengharum toilet seperti kamper atau kapur barus, bersihkan

lantai toilet agar tidak terdapat kerak yang menempel dilantai, apabila dana

mencukupi lebih baik menggunakan jasa seseorang untuk menjaga agar toilet

tersebut tetap bersih dan sehat setiap hari.

Ketiga, sesuai dengan temuan penelitian terhadap sarana pembuangan

sampah berada pada klasifikasi cukup di Sekolah Menengah Pertama Se

Kecamatan Padang Timur Kota Padang. Hal ini dibuktikan dengan hasil

pengisian lembar observasi dari 4 sekolah yang dijadikan sampel diperoleh

jumlah total jawaban “Tersedia” adalah 42 (95,45%) dan jumlah total jawaban

“Tidak Tersedia” sebesar 2 (4,55%). Maka diperoleh tingkat capaian sarana

pembuangan pembuangan sampah di Sekolah Menengah Pertama Se

Kecamatan Padang Timur Kota Padang adalah sebesar 95,45%. Menurut

Ridwan (2002:15) klasifikasi nilai 81% - 100%, berada dalam klasifikasi

sangat baik. Hasil ini dapat diartikan sarana pembuangan sampah mendukung

terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat di Sekolah Menengah

Pertama Se Kecamatan Padang Timur Kota Padang.

Pengelolaan sampah yang baik bukan untuk kepentingan kesehatan

saja, tetapi juga untuk keindahan lingkungan. Yang dimaksud dengan

pengelolaan sampah disini adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan,

sampai dengan pemusnahan sehingga sampah tidak menjadi ganguan

kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Sampah adalah segala zat


13

padat/semi padat yang tak berguna lagi atau terbuang, baik yang dapat

membusuk ataupun yang tidak dapat membusuk. (Ichsan, 1979:43).

Sistem pengelolaan sampah yang baik akan mengurangi kerusakan

lingkungan. Karena sampah dapat merugikan kesehatan, keamanan,

pencemaran dan merupakan sesuatu yang tidak dipergunakan lagi dan harus

dibuang, maka sampah dikelola dengan sebaik-baiknya sedemikian rupa,

sehingga hal-hal negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi. Agar sampah

dapat dikelola dengan baik, maka sebelumnya harus diketahui atau

diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik dari segi kualitas

maupun kuantitasnya.

Untuk menanggulanginya maka ditentukan cara pengolahan yang baik

agar jangan sampai terjadi dampak terhadap kesehatan manusia dan

pencemaran terhadap lingkungan. Syarat utama untuk menghindari dampak

dari sampah dan sekaligus menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih,

sampah dapat diangkut seluruhnya dari tempat pembuangan sementara ke

tempat pembuangan akhir setiap harinya.

Oleh karena itu perlu adanya sarana yang memadai untuk mengatasi

masalah sampah diantaranya jumlah tong sampah yang cukup, sediakan tutup

tong sampah agar tidak mengotori tangan, sediakan dan sosialisasikan

penggunaan tong sampah yang bersifat organik dan anorganik, pengelolaan

sampah lebih lanjut harus tepat misalnya membakar atau menimbun sampah

tersebut dan apabila sampah di tempat pembuangan sampah sementara sudah

penuh maka kordinasikan dengan pihak yang terkait untuk pengelolaan yang
14

lebih efektif. Pengelolaan sampah yang baik mendukung terciptanya

lingkungan bersih dan sehat. Segenap warga sekolah diharapkan

melaksanakan, menjaga dan mengawasi kebersihan lingkungan sekolah.

Keempat, sesuai dengan temuan penelitian terhadap sarana kantin

sekolah berada pada klasifikasi baik di Sekolah Menengah Pertama Se

Kecamatan Padang Timur Kota Padang. Hal ini dibuktikan dengan hasil

pengisian lembar observasi dari 4 sekolah yang dijadikan sampel diperoleh

jumlah total jawaban “Tersedia” adalah 39 (97,50%) dan jumlah total jawaban

“Tidak Tersedia” sebesar 1 (2,50%). Maka diperoleh tingkat capaian sarana

kantin sekolah yang berada di Sekolah Menengah Pertama Se Kecamatan

Padang Timur Kota Padang adalah sebesar 97,50%. Menurut Ridwan

(2002:15) klasifikasi nilai 81% - 100%, berada dalam klasifikasi sangat baik.

Hasil ini dapat diartikan sarana kantin sekolah mendukung terciptanya

lingkungan sekolah yang bersih dan sehat di Sekolah Menengah Pertama Se

Kecamatan Padang Timur Kota Padang.

Sekolah merupakan tempat pendidikan normatif dan akademik. Salah

satu bentuk pendidikan normatif adalah perilaku hidup sehat. Perilaku hidup

sehat ini dapat ditumbuhkan kepada siswa dalam berbagai cara, diantaranya

perilaku memilih makanan yang bergizi dan berguna bagi tubuh. Selain itu,

sekolah memiliki fasilitas pelayanan kantin sekolah.

Pengadaan kantin sekolah harus memperhatikan beberapa aspek, antara

lain, tujuan dan fungsi kantin, daya beli, sarana dan prasarana yang ada di

kantin dan pengawasan sekolah. Kantin sekolah hendaknya sebagai suatu


15

bagian integral (terpadu) dari program sekolah secara keseluruhan, tidak

dipandang sebagai suatu tempat pembuat keuntungan di sekolah. Atas dasar

ini sekolah dapat memberikan kebijakan-kebijakan yang dapat

menguntungkan antara pihak sekolah dan pengelola kantin.

Kelima, sesuai dengan temuan peneliti dan penilaian terhadap sekolah

yang diteliti, Tingkat capaian kesehatan lingkungan dengan klasifikasi sangat

baik diperoleh oleh empat sekolah yaitu SMP Negeri 30 Padang, SMP Negeri

8 Padang, SMP Negeri 5 Padang dan SMP Negeri 31Padang. Secara umum

Tingkat capaian kesehatan lingkungan di Sekolah Menengah Pertama Se

Kecamatan Padang Timur Kota Padang berada dalam klasifikasi sangat baik,

karena hasil pengematan peneliti di lapangan ke empat sekolah yang berada di

Padang Timur Kota Padang tersebut termasuk sekolah Adiwiyata.


16

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tingkat capaian kesehatan lingkungan dengan klasifikasi sangat baik diperoleh oleh

empat sekolah, yaitu SMP Negeri 30 Padang, SMP Negeri 8 Padang, SMP Negeri 5

Padang dan SMP Negeri 31 Padang

2. Secara umum Tingkat capaian kesehatan lingkungan di Sekolah Menengah Pertama Se

kecamatan Padang Timur Kota adang berada dalam klasifikasi sangat baik.

3. Pengamatan peneliti di lapangan dan setelah menyurvei di lapangan dari ke empat

sekolah tersebut termasuk sekolah Adiwiyata.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat penulis berikan dalam

penelitian ini adalah:

1. Pemerintah daerah agar lebih sering mensosialisasikan pentingnya kesehatan

lingkungan, terutama lingkungan sekolah.

2. Pemerintah daerah mengusulkan di setiap sekolah harus mengikuti sekolah Adiwiyata

3. Kepada kepala sekolah untuk memberikan perhatian lebih pada kesehatan lingkungan

sekolah yang dipimpin, sehingga tercipta lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.

4. Guru diharapkan melakukan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa tantang

kesehatan lingkungan dan menjadi contoh bagi siswa dalam upaya menciptakan dan

menjaga kesehatan lingkungan.


17

5. Peneliti berikutnya agar dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai permasalahan

kesehatan lingkungan, tidak hanya dilingkungan sekolah tetapi juga dilingkungan lain

sehingga nantinya permasalahan kesehatan lingkungan dapat teratasi.

Anda mungkin juga menyukai