Sap Napza
Sap Napza
Sap Napza
Penggolongan NARKOBA
A. Tujuan
Tujuan umum
Peserta penyuluhan diharapkan dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan pencegahan
dan penanggulangan bahaya NARKOBA
Tujuan khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit sasaran diharapkan mampu :
1. Pengunjung mengetahui beberapa pengertian NARKOBA
2. Pengunjung mengetahui factor-faktor penyebab penyalahgunaan NARKOBA
3. Pengunjung mengetahui penggolongan NARKOBA
4. Pengunjung mengetahui cara kerja NARKOBA dan pengaruhnya pada otak
5. Pengunjung mengetahui pengaruh berbagai jenis NARKOBA pada tubuh
6. Pengunjung mengetahui akibat penyalahgunaan NARKOBA
7. Pengunjung mengetahui peran orang tua dalam mencegah dan menanggulangi
penyalahgunaan NARKOBA
1
C. Metode
Penyuluhan dan Tanya Jawab
2
NARKOBA,
Sebutkan factor
- Menerima reward
penyebab
penyalahgunaan
NARKOBA
Sebutkan peran orang
tua dalam mencegah
dan menanggulangi
penyalahgunaan
NARKOBA
- Memberikan Reward
3 Penutup 10 menit - Menyimpulkan hasil - Mendengarkan dan Kelompok
kegiatan penyuluhan memperhatikan
- Mengakhiri acara - Menjawab salam
dengan salam penutup
dan ucapan terima
kasih
Materi : Terlampir
MATERI
NARKOBA
A. Definisi
Narkoba adalah narkotik dan obat-obatan berbahaya yang disebut juga Napza (Narkotik, Alkohol
dan Zat Aktif).
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Martono, 2000)
Narkotika menurut UU No. 22 tahun 1997 adalah zat atau obat berbahaya yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
3
penurunan maupun perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Wresniwiro dkk. 1999).
Menurut Kepmenkes RI No. 996/MENKES/SK/VIII/2002, psikotropika adalah zat atau obat, baik
sintesis maupun semisintesis yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Zat adiktif lainnya adalah zat, bahan kimia, dan biologi dalam bentuk tunggal maupun campuran
yang dapat membahayakan kesehatan lingkungan hidup secara langsung dan tidak langsung
yang mempunyai sifat karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi.
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/ zat/ obat yang bila masuk
kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/ susunan saraf pusat,
sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik,psikis, dan fungsi sosialnya krn trjd kebiasaan,
ketagihan, dan ketergantungan.
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud
pengobatan, tetapi ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih yang secara kurang
teratur dan berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan fisik, mental, dan
kehidupan sosialnya (Joewono, 2004).
1. Faktor Diri
a. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau brfikir panjang tentang akibatnya
di kemudian hari.
d. Keinginan untuk dapat diterima dalam satu kelompok (komunitas) atau lingkungan tertentu.
4
i. Kecanduan merokok dan minuman keras. Dua hal ini merupakan gerbang ke arah
penyalahgunaan narkoba.
k. Upaya untuk menurunkan berat badan atau kegemukan dengan menggunakan obat
penghilang rasa lapar yang berlebihan.
l. Merasa tidak dapat perhatian, tidak diterima atau tidak disayangi, dalam lingkungan keluarga
atau lingkungan pergaulan.
o. Pengertian yang salah bahwa mencoba narkoba sekali-kali tidak akan menimbulkan masalah.
p. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok
pergaulan untuk menggunakan narkoba.
2. Faktor Lingkungan
b. Ayah, ibu atau keduanya atau saudara menjadi pengguna atau penyalahguna atau bahkan
pengedar gelap nrkoba.
c. Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah satu atau beberapa atau bahkan semua
anggotanya menjadi penyalahguna atau pengedar gelap narkoba
g. Lingkungan keluarga di mana tidak ada kasih sayang, komunikasi, keterbukaan, perhatian,
dan saling menghargai di antara anggotanya.
i. Orang tua/keluarga yang permisif, tidak acuh, serba boleh, kurang/tanpa pengawasan.
5
j. Orang tua/keluarga yang super sibuk mencari uang/di luar rumah.
l. Kehidupan perkotaan yang hiruk pikuk, orang tidak dikenal secara pribadi, tidak ada
hubungan primer, ketidakacuan, hilangnya pengawasan sosial dari masyarakat, kemacetan
lalu lintas, kekumuhan, pelayanan public yang buruk, dan tingginya tingkat kriminalitas.
3. Faktor Ketersediaan Narkoba. Narkoba itu sendiri menjadi faktor pendorong bagi seseorang
untuk memakai narkoba karena :
b. Harga narkoba semakin murah dan dijangkau oleh daya beli masyarakat.
c. Narkoba semakin beragam dalam jenis, cara pemakaian, dan bentuk kemasan.
d. Modus Operandi Tindak pidana narkoba makin sulit diungkap aparat hukum
f. Sulit terungkapnya kejahatan computer dan pencucian uang yang bisa membantu
C. Penggolongan Narkoba
Karena bahaya ketergantungan, penggunaan, dan peredaran narkoba diatur dalam undang-undang,
yaitu undang-undang Nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika, undang-undang Nomor 5 tahun 1997
tentang psikotropika. Penggolongan jenis-jenis narkoba didasarkan pada peraturan perundang-
undangan adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
Menurut undang-undang Nomor 22 tahun 1997, narkotika dibagi menurut potensi yang
menyebabkan ketergantungannya adalah sebagai berikut :
6
- Narkotika Golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan, tidak
digunakan untuk terapi (pengobatan). Contoh : heroin, kokain dan ganja. Putauw adalah
heroin tidak murni berupa bubuk.
2. Psikotropika
Menurut undang-undang Nomor 5 tahun 1997 psikotropika dibagi menurut potensi yang dapat
menyebabkan ketergantungan antara lain :
Tidak tercantum dalam peraturan perundang-undangan tentang narkotika dan psikotropika. Yang
sering disalah gunakan adalah :
- Inhalasia/sovel, yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang terdapat pada berbagai
keperluan pabrik, kantor dan rumah tangga.
- Kafein pada kopi, minuman penambah energi dan obat sakit kepala tertentu.
Penggolongan narkotiba, psikotropika, dan zat adiktik lainnya menurut WHO didasarkan atas
pengaruhnya terhadap tubuh manusia antara lain :
7
- Opioida : mengurangi rasa nyeri dan menyebabkan mengantuk atau turunnya kesadaran.
Contoh : opium, morfin, heroin dan petidin.
- Ganja : menyebabkan perasaan riang, meningkatkan daya khayal, dan perubahan perasaan
waktu. Contoh : mariyuana, hasis.
- kokain dan daun koka, tergolong stimulansia (meningkatkan aktivitas otak/fungsi organ tubuh
lain).
- Halusinogen, memberikan halusinasi (khayal). Contoh : Lysergic Acid (LSD) sering disebut
acid, red dragon, blue heaven, sugar cuber, trips dan tabs.
- Sedativa dan Hipnotika (obat penenang/obat tidur, seperti pil BK, MG)
- Solven dan inhalasi : gas atau uap yang dihirup. Contoh : tiner dan lem
- Kafein, terdapat dalam kopi, berbagai jenis obat penghilang rasa sakit atau nyeri, dan
minuman kola (termasuk stimulansia).
8
sebagai prioritas akibatnya otak membuat program salah, seolah-olah kita memang memerlukanya
sebagai mekanisme pertahanan diri maka terjadilah kecanduan.
3. Kokain
a. Pengaruh jangka pendek : rasa percaya diri meningkat, banyak bicara, rasa lelah hilang,
kebutuhan tidur berkurang, minat seksual meningkat, halusinasi visual dan taktil (seperti ada
serangga merayap), waham curiga dan waham kebesaran.
b. Pengaruh jangka panjang : kurang gizi, anemia, sekat hidung rusak/berlubang, dan gangguan
jiwa psikotik.
4. Alkohol
a. Pengaruh jangka pendek : alkohol dapat menyebabkan mabuk, jalan sempoyongan, bicara
cadel, kekerasan atau perbuatan merusak, ketidakmampuan belajar dan mengingat dan
menyababkan kecelakaan karena mengendarai dalam keadaan mabuk.
b. Pengaruh jangka panjang : menyebabkan kerusakan pada hati, kelenjar getah lambung, saraf
tepi, otak, gangguan jantung, meningkatkan risiko kanker, dan bayi lahir cacat dari ibu
pecandu alkohol.
5. Golongan amfetamin
a. Pengaruh jangka pendek : tidak tidur (terjaga), rasa riang, perasaan melambung (fly), rasa
nyaman, meningkatkan keakraban. Namun setelah itu timbul rasa tidak enak, murung, nafsu
makan hilang, berkeringat, rasa haus, rahang kaku dan bergerak-gerak, badan gemetar,
jantung berdebar dan tekanan darah meningkat.
b. Pengaruh jangka panjang : kurang gizi, anemia, penyakit jantung, dan gangguan jiwa.
Pembuluh darah otak dapat pecah sehingga mengalami stroke atau gagal jantung yang dapat
menyebabkan kematian.
6. Halusinogen (lysergic acid)
9
a. Pengaruh jangka pendek : pengaruh LSD tak dapat diduga dimana sensasi dan perasaan
berubah secara dramatis, mengalami flasbacks dan bad trips (halusinasi) secara berulang
tanpa peringatan sebelumnya, pupil melebar, tidak dapat tidur, selera makan hilang, suhu
tubuh meningkat, berkeringat, denyut nadi dan tekanan darah meningkat.
b. Pengaruh jangka panjang : merusak sel otak, gangguan daya ingat, dan pemusatan
perhatian, meningkatnya resiko kejang, kegagalan pernafasan dan jantung.
7. Sedativa dan hipnotika (obat penenang dan obat tidur)
a. Pengaruh jangka pendek : perasaan tenang dan otot-otot mengendur. Pada dosis lebih besar
dapat terjadi gangguan bicara (pelo), persepsi terganggu, dan jalan sempoyongan, untuk
dosis lebih tinggi mengakibatkan tertekannya pernafasan, koma, dan kematian.
b. Pengaruh jangka panjang : gejala ketergantungan.
10
dan tempat-tempat penggunaannya dahulu mendorong untuk memakai narkoba kembali. Itu
sebabnya pecandu akan berulang kali kambuh.
f. Gangguan perilaku/mental-sosial
Sikap acuh tak acuh, sulit mengendalikan diri, mudah tersinggung, menarik diri dari pergaulan,
hubungan dengan keluarga dan teman terganggu, terjadi perubahan mental diantaranya
gangguan pemusatan perhatian, motivasi belajar/bekerja lemah, ide paranoid, gejala
parkinson.
g. Gangguan kesehatan
Yaitu kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh seperti hati, jantung, paru, ginjal, kelenjar
endokrin, alat reproduksi, infeksi hepatitis B/C, HIV/AIDS, penyakit kulit dan kelamin, kurang
gizi dan gigi berlubang.
h. Kendornya nilai-nilai
Mengendornya nilai-nilai kehidupan agama, sosial, budaya seperti perilaku seks bebas
dengan akibatnya (penyakit kelamin, kehamilan yang tidak diinginkan), sopan santun hilang,
menjadi asosial, mementingkan diri sendiri dan tidak memperdulikan kepentingan orang lain.
i. Keuangan dan hukum
Yaitu keuangan menjadi kacau karena harus memenuhi kebutuhan akan narkoba. Itu
sebabnya ia akan mencuri, menipu dan menjual barang-barang milik sendiri atau orang lain.
Jika masih sekolah,uang sekolah digunakan untuk membeli narkoba sehingga akan terancam
putus sekolah. Dapat juga malakukan tindakan kriminal sehingga bisa terkena sanksi hukum
(ditahan, dipenjara atau didenda).
2. Bagi keluarga
Suasana hidup nyaman dan tentram menjadi terganggu, membuat keluarga resah karena
barang-barang berharga di rumah hilang. Anak berbohong, mencuri, menipu, bersikap kasar,
acuh tak acuh dengan urusan keluarga, tidak bertanggung jawab, hidup semaunya dan asosial.
Orang tua menjadi malu karena memiliki anak pecandu, merasa bersalah, tetapi juga sedih dan
marah. Perilakunya ikut berubah sehingga fungsi keluarga terganggu. Orang tua menjadi putus
asa karena masa depan anak tidak jelas, stres meningkat dan membuat kehidupan ekonomi
morat-marit, pengeluaran uang meningkat karena pemakaian narkoba atau karena harus
berulang kali dirawat dan bahkan mungkin mendekam di penjara.
3. Bagi sekolah
Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses belajar. Siswa
penyalahguna narkoba mengganggu suasana belajar-mengajar di kelas dan prestasi belajar
turun drastis. Penyalahgunaan narkoba juga berkaitan dengan kenakalan dan putus sekolah,
kemungkinan siswa penyalahguna narkoba membolos lebih besar dari siswa lain.
Penyalahgunaan narkoba juga berhubungan dengan kejahatan dan perilaku asosial lain yang
mengganggu suasana tertib dan aman, perusakan barang-barang milik sekolah, meningkatnya
perkelahian. Mereka juga menciptakan iklim acuh tak acuh dan tidak menghormati pihak lain.
Banyak diantara mereka menjadi pengedar atau pencuri barang milik teman atau karyawan
sekolah.
11
4. Bagi masyarakat, bangsa dan Negara
Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok narkoba. Terjalin hubungan antara
pengedar/bandar dan korban sehingga tercipta pasar gelap. Oleh karena itu, sekali pasar
terbentuk akan sulit memutus mata rantai peredarannya. Masyarakat yang rawan narkoba tidak
memiliki daya tahan, sehingga kesinambungan pembangunan terancam. Negara menderita
kerugian karena masyarakatnya tidak produktif dan tingkat kejahatan meningkat, belum lagi
sarana dan prasarana yang harus disediakan.
12
Daftar Pustaka
Badan Narkotika Nasional (2004). Terapi KomunitasDalam Rehabilitasi Sosial Penyalahgunaan Narkoba.
Jakarta : Departemen Sosial RI
13