Anda di halaman 1dari 124

Bahan Pembelajaran

“Budidaya Tanaman
Hidroponik“

NAMA :

KELAS/Jurusan :

NISN :

SMK NEGERI 1 PAHAE JULU


2019
DAFTAR ISI

KELAS X
Sem : 1
a. Pertemuan I dan II : Penyajian Video Belajar

Hidroponik Bagi Pemula

b. Pertemuan III dan IV : Materi Hidroponik

c. Pertemuan V, VI dan VII : Penyajian Video Pembuatan

Net Pot Tipe Berdiri dan Tipe Tidur

d. Pertemuan VIII : Pengamatan Video “Menanam Kangkung

Hidroponik dengan memakai botol bekas”

e. Pertemuan IX dan X, : Praktek “Menanam Kangkung

Hidroponik dengan memakai 2 botol bekas tipe

berdiri”

f. Pertemuan XI, XII, XIII dan XIV : Pengamatan Video

“Ternyata ada 6 Media Tanam Pengganti Tanah”

g. Pertemuan XV dan XVI: Pengamatan Video “Semai

Hidroponik dengan Media Tanam Busa”

h. Pertemuan XVII dan XVIII : Pengayaan Materi Media

Tanam
Sem : 2
a. Pertemuan I dan II : Pengamatan Video “Pembuatan

Arang Sekam”

b. Pertemuan III: Praktek “Pembuatan Arang Sekam”

c. Pertemuan IV : Pengayaan Materi : Cara Membuat

Arang Sekam

d. Pertemuan V dan VI, : Praktek “Menanam Bayam

Hidroponik dengan memakai 2 botol bekas tipe Tidur”

e. Pertemuan VII : Pemberian Materi : “Keuntungan

Teknik Hidroponik”.

f. Pertemuan VIII : “Pemberian Materi :Kelebihan dan

Kekurangan Teknik Hidroponik”.

g. Pertemuan IX : Pemberian Materi : “Teknik

Hidroponik”.

I. Cara Membuat Arang Sekam

II. Keuntungan/kelebihan Teknik Hidroponik

KELAS XI
III. Teknik Hidroponik

IV. Nutrisi Hidroponik AB Mix

V. Cara Membuat Nutrisi sendiri

VI. Cara Menanam Hidroponik


VII. Tahapan Budidaya Hidroponik

VIII. Manfaat Menanam dengan Teknik Hidroponik

IX. Langkah Awal Menanam dengan Sistem Hidroponik

KELAS XII
X. Hidroponik dengan Sistem Wick

XI. Hidroponik dengan Sistem Rakit Apung

XII. Hidroponik Mempercantik Rumah

XIII. Cara Berkebun Hidroponik Sederhana Di RumaH


Lembar Kerja Siswa

Pertemuan I dan II : Pengamatan Video “Belajar

Hidroponik Bagi Pemula”

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa mampu bekerja sama dalam berkelompok

2. Siswa mampu menguasai isi dari Video

3. Siswa mampu memahami dan mempresentasikan isi Video

Siswa/i langsung membentuk kelompok belajar sebanyak 5

orang per kelompok

Untuk Siswa Perorangan :

a. Judul Video :

b. Alat yang digunakan :

c. Bahan yang digunakan :


d. Cara Kerja :

Untuk Siswa Berkelompok :

a. Mencermati video secara berkelompok dan mampu

menguraikan isi dari Video tersebut

b. Mempresentasikan :

- Makna Video

- Tujuan Video

- Isi Video

Penilaian :

1. Keaktifan siswa dalam kelompok

2. Kemampuan siswa dalam mengaktualisasikan Video

Penilaian :

a. Sikap

b. Ketrampilan

c. Pengetahuan
Guru Mapel Mulok

B.L Tobing, SP

Pertemuan III dan IV : Materi Hidroponik

Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menguraikan metode dasar Hidroponik
2. Siswa mampu memahami sejarah Hidroponik
3. Siswa mampu memahami Hidroponik adalah budidaya
tanaman tanpa tanah.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Hidroponik adalah budidaya menanam dengan
memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan
menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi
tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit
daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah.
Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi
cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air
yang terbatas.

A. Etimologi
Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata
Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang
artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless
culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi
hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan
air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam
atau soilless.

B. Metode dasar
Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata
hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja.
Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas
teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian
sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian
ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara
hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian
manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap
dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara)
yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini
fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan
air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian
bisa diserap tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya
melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, dimana
yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi.

C. Sejarah
Pada mulanya, kegiatan membudidayakan tanaman yang
daratan tanpa tanah ditulis pada buku Sylva Sylvarum
oleh Francis Bacon dibuat pada tahun 1627, dicetak
setahun setelah kematiannya. Teknik budidaya pada air
menjadi penelitian yang populer setelah itu. Pada tahun
1699, John Woodward menerbitkan percobaan budidaya air
dengan tanaman spearmint. Ia menemukan bahwa “ tanaman
dalam sumber-sumber air yang kurang murni tumbuh lebih
baik dari tanaman dengan air murni”.
Pada tahun 1842 telah disusun daftar sembilan
elemen diyakini penting untuk pertumbuhan tanaman, dan
penemuan dari ahli botani Jerman Julius von Sachs dan
Wilhelm Knop, pada tahun-tahun 1859-1865, memicu
pengembangan teknik budidaya tanpa tanah. Pertumbuhan
tanaman darat tanpa tanah dengan larutan yang
menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi mineral
bagi tanaman. Dengan cepat menjadi standar penelitian
dan teknik pembelajaran, dan masih banyak digunakan
saat ini. Sekarang, Solution culture dianggap sebagai
jenis hidroponik tanpa media tanam inert, yang
merupakan media tanam yang tidak menyediakan unsur
hara.
Pada tahun 1929, William Frederick Gericke dari
Universitas California di Berkeley mulai mempromosikan
secara terbuka tentang Solution culture yang digunakan
untuk menghasilkan tanaman pertanian. Pada mulanya dia
menyebutnya dengan istilah aquaculture (atau di
Indonesia disebut budidaya perairan), namun kemudian
mengetahui aquaculture telah diterapkan pada budidaya
hewan air. Gericke menciptakan sensasi dengan
menumbuhkan tomat yang menjalar setinggi duapuluh lima
kaki, di halaman belakang rumahnya dengan larutan
nutrien mineral selain tanah. Berdasarkan analogi
dengan sebutan Yunani kuno pada budi daya perairan,
γεωπονικά, ilmu budidaya bumi, Gericke menciptakan
istilah hidroponik pada tahun 1937 (meskipun ia
menegaskan bahwa istilah ini disarankan oleh WA
Setchell, dari University of California) untuk budidaya
tanaman pada air (dari Yunani Kuno ὕδωρ, air ; dan
πόνος, tenaga).
Pada laporan Gericke, dia mengklaim bahwa
hidroponik akan merevolusi pertanian tanaman dan memicu
sejumlah besar permintaan informasi lebih lanjut.
Pengajuan Gericke ditolak oleh pihak Universitas
tentang penggunaan greenhouse dikampusnya untuk
eksperimen karena skeptisme orang-orang administrasi
kampus, dan ketika pihak Universitas berusaha memaksa
dia untuk membeberkan resep nutrisi pertama yang
dikembangkan di rumah, ia meminta tempat untuk rumah
kaca dan saatnya untuk memperbaikinya menggunakan
fasilitas penelitian yang sesuai. Sementara akhirnya ia
diberikan tempat untuk greenhouse, Pihak Universitas
menugaskan Hoagland dan Arnon untuk menyusun ulang
formula Gericke, pada tahun 1940, setelah meninggalkan
jabatan akademik di iklim yang tidak menguntungkan
secara politik, dia menerbitkan buku berjudul Complete
Guide to Soil less Gardening.

D. Budidaya tanpa tanah


Pada awalnya Gericke mendefinisikan pertumbuhan
tanaman hidroponik dengan larutan nutrien mineral.
Hidroponik merupakan bagian dari budidaya tanpa tanah.
Banyak budidaya tanpa tanah namun dengan larutan untuk
hidroponik.
Tanaman yang tidak ditumbuhkan dengan cara pada
umumnya, akan dapat untuk tumbuh menggunakan sistem
lingkungan yang dapat dikendalikan seperti hidroponik.
Tampaknya NASA juga memanfaatkan hidroponik pada
program luar angkasanya. Ray Wheeler, seorang ahli
fisiologi tanaman di Laboratorium Space Center Space
Life Science, Kennedy, percaya bahwa hidroponik akan
berkontribusi membuat kemajuan dalam perjalanan luar
angkasa. Dia menyebutnya sebagai sistem bioregenerative
life support.
Tapi mengapa hidroponik?
 Keuntungan terbesarnya adalah diawal anda tidak
memerlukan tempat yang tidak begitu besar.
 Menghemat 90% penggunaan air.
 Dapat diusahakan di berbagai tempat, tanpa
tergantung musim.
 Lebih bersih dan higienis karena tidak berhubungan
dengan tanah.
 Pemeliharaan lebih mudah.
 Masa tanam lebih cepat panen karena nutrisi yang
diberikan maksimal dan masa panen bisa dua kali
dibandingkan memakai media tanah.
 Tanpa pestisida dan insektisida
Lembar Kerja Siswa
Tugas :
1. Kata “Hydro” dan “Ponos” berasal dari bahasa :
a.Bahasa Latin d. Bahasa Yunani
b.Bahasa Inggris e. Bahasa Mesir
c.Bahasa Jerman

2. Arti istilah hidroponik adalah :


a.Daya tarik air d. Daya kerja air
b.Daya alir air e. Daya nutrisi
c.Daya serap nutrisi

3. Daya serap nutrisi Istilah “Aquaculture”


dikembangkan oleh :
a. Gericke d. Francis Bacon
b. Robert How e. John Woodward
c. Wilhelm Knop

4. Yang pertama kali menciptakan istilah Hidroponik


adalah :
a. Wilhelm knop d. Richard Stoner
b. John Woodward e. Richard Gere
c. William Frederick Gericke

5. Penemu Aeroponic adalah :


a. Wilhelm knop d. Richard Stoner
b. John Woodward e. Richard Gere
c. Gericke
6. Buku Sylva sylvarum ditulis oleh :
a. Gericke d. Francis Bacon
b. Robert How e. John Woodward
c. Wilhelm Knop
Essay
1. Jelaskan sejarah Hydroponik yang anda ketahui.
2. Jelaskan pengertian Hidroponik disebut sebagai
“Soilless Culture”.
3. Jelaskan pengertian “tidak memerlukan insektisida
dan pestisida”
4. Jelaskan menurut anda pengertian “ Nutrisi.

Lembar kerja :

1. A B C D E ______________________
2. A B C D E ______________________
3. A B C D E ______________________
4. A B C D E ______________________
5. A B C D E ______________________
6. A B C D E ______________________

1._____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
______________________________

2._____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________

3._____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_________________________

4._____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_________________________
Penilaian :

a. Sikap

b. Ketrampilan

c. Pengetahuan

Guru Mapel Mulok

B.L Tobing, SP
Lembar Kerja Siswa

Pertemuan V, VI dan VII : Pengamatan Video “Pembuatan

Net Pot Hidroponik Bagi Pemula Tipe Berdiri dan Tipe

Tidur)”

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa mampu bekerja sama dalam berkelompok dalam

Pembuatan Net Pot

2. Siswa mampu menguasai isi dari Video

3. Siswa mampu memahami dan mempresentasikan isi Video

4. Siswa mampu mempraktekkan membuat Net Pot dari Aqua

bekas sebanyak 2 Net Pot Berdiri dan 2 Net Pot

Tidur / orang dan telah dicat

Siswa/i langsung membentuk kelompok belajar sebanyak 5

orang per kelompok

Untuk Siswa Perorangan :

a. Judul Video :

b. Alat yang digunakan :


c. Bahan yang digunakan :

d. Cara Kerja :
Untuk Siswa Berkelompok :

1. Mencermati video secara berkelompok dan mampu

menguraikan isi makna dari Video tersebut

2. Mempresentasikan :

- Makna Video

- Tujuan Video

- Isi Video

Penilaian :

a. Keaktifan siswa dalam kelompok

b. Kemampuan siswa dalam mengaktualisasikan Video

c. Net Pot yang telah dikerjakan sampai pengecatan

Penilaian :

a. Sikap

b. Ketrampilan

c. Pengetahuan

Guru Mapel Mulok


B.L Tobing, SP

Lembar Kerja Siswa

Pertemuan VIII, : Pengamatan Video “Menanam Kangkung

Hidroponik dengan memakai botol bekas”

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa mampu bekerja sama dalam berkelompok

2. Siswa mampu menguasai isi dari Video

3. Siswa mampu memahami dan melakukan Praktek Menanam

Kangkung Hidroponik dengan memakai botol bekas

4. Siswa mampu melakukan Tahap2 Budidaya Tanaman

Kangkung sampai Panen

Siswa/i langsung membentuk kelompok belajar sebanyak 5

orang per kelompok

Untuk Siswa Perorangan :

a. Judul Video :

b. Alat yang digunakan :

c. Bahan yang digunakan :


d. Cara Kerja :
Untuk Siswa Berkelompok :

a. Mencermati video secara berkelompok dan mampu

menguraikan isi makna dari Video tersebut

b. Mempresentasikan :

- Makna Video

- Tujuan Video

- Isi Video

Penilaian :

1. Keaktifan siswa dalam kelompok

2. Kemampuan siswa dalam mengaktualisasikan Video

3. Kemampuan siswa dalam mengisi jurnal Praktek

Penilaian :

a. Sikap

b. Ketrampilan

c. Pengetahuan

Guru Mapel Mulok

B.L Tobing, SP
Lembar Kerja Siswa

Pertemuan IX dan X, : Praktek “Menanam Kangkung

Hidroponik dengan memakai 2 botol bekas tipe berdiri”

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa mampu bekerja sama dalam berkelompok

2. Siswa mampu menguasai isi dari Video

3. Siswa mampu memahami dan melakukan Praktek Menanam

Kangkung Hidroponik dengan memakai botol bekas

4. Siswa mampu melakukan Tahap2 Budidaya Tanaman

Kangkung sampai Panen

5. Siswa mampu menulis jurnal pengamatan Praktek

Siswa/i langsung membentuk kelompok belajar sebanyak 5

orang per kelompok


Untuk Siswa Perorangan :

a. Judul Video :

b. Alat yang digunakan :

c. Bahan yang digunakan :

d. Cara Kerja :
Untuk Siswa Berkelompok :

a. Mencermati video secara berkelompok dan mampu

menguraikan isi makna dari Video tersebut

b. Mempresentasikan :

- Makna Video

- Tujuan Video

- Isi Video

Penilaian :

1. Keaktifan siswa dalam kelompok

2. Kemampuan siswa dalam mengaktualisasikan Video

3. Kemampuan siswa dalam mengisi jurnal Praktek


JURNAL PRAKTEK MENANAM KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN BOTOL

BEKAS

Minggu I

Tgl Kegiatan Hasil Ket

Diketahui Paraf Guru Mapel MULOK :


Minggu II

Tgl Kegiatan Hasil Ket

Diketahui Paraf Guru Mapel MULOK :


Minggu III

Tgl Kegiatan Hasil Ket

Diketahui Paraf Guru Mapel MULOK :


Minggu IV

Tgl Kegiatan Hasil Ket

Diketahui Paraf Guru Mapel MULOK :


Minggu V

Tgl Kegiatan Hasil Ket

Diketahui Paraf Guru Mapel MULOK :


Penilaian :

d. Sikap

e. Ketrampilan

f. Pengetahuan

Guru Mapel Mulok

B.L Tobing, SP
Lembar Kerja Siswa

Pertemuan XI, XII, XIII dan XIV : Pengamatan Video

“Ternyata ada 6 Media Tanam Pengganti Tanah”

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa mampu bekerja sama dalam berkelompok dalam

Pembuatan Net Pot

2. Siswa mampu menguasai isi dari Video

3. Siswa mampu memahami dan mempresentasikan isi Video

4. Siswa mampu mempresentasikan deskripsi beberapa

media tanam

Siswa/i langsung membentuk kelompok belajar sebanyak 5

orang per kelompok

Untuk Siswa Perorangan :

a. Judul Video :

b. Alat yang digunakan :

c. Bahan yang digunakan :

d. Cara Kerja :
Untuk Siswa Berkelompok :

1. Mencermati video secara berkelompok dan mampu

menguraikan isi makna dari Video tersebut

2. Mempresentasikan :

- Makna Video

- Tujuan Video

- Isi Video

Penilaian :

a. Keaktifan siswa dalam kelompok

b. Kemampuan siswa dalam mengaktualisasikan Video

c. Pemahaman akan beberapa Media tanam

Penilaian :

a. Sikap

b. Ketrampilan

c. Pengetahuan

Guru Mapel Mulok

B.L Tobing, SP
Lembar Kerja Siswa

Pertemuan XV dan XVI: Pengamatan Video “Semai

Hidroponik dengan Media Tanam Busa”

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa mampu bekerja sama dalam berkelompok dalam

Pembuatan Net Pot

2. Siswa mampu menguasai isi dari Video

3. Siswa mampu memahami dan mempresentasikan isi Video

Siswa/i langsung membentuk kelompok belajar sebanyak 5

orang per kelompok

Untuk Siswa Perorangan :

a. Judul Video :

b. Alat yang digunakan :

c. Bahan yang digunakan :

d. Cara Kerja :
Untuk Siswa Berkelompok :

1. Mencermati video secara berkelompok dan mampu

menguraikan isi makna dari Video tersebut

2. Mempresentasikan :

- Makna Video

- Tujuan Video

- Isi Video

Penilaian :

a. Keaktifan siswa dalam kelompok

b. Kemampuan siswa dalam mengaktualisasikan Video

c. Pemahaman akan beberapa Media tanam

Penilaian :

a. Sikap

b. Ketrampilan

c. Pengetahuan

Guru Mapel Mulok

B.L Tobing, SP
Pertemuan XVII dan XVIII : Pengayaan Materi :

media tanam

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa membandingkan Media tanam yang tampil


pada Video dan pada pengayaan materi
2. Siswa mampu membandingkan beberapa keunggulan
media tanam
3. Siswa mampu menguraikan deskripsi Media Tanam
Innert

Media tanam inert adalah : media tanam yang tidak


menyediakan unsur hara. Pada umumnya media tanam inert
berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman.
Beberapa contoh di antaranya adalah:

 Arang sekam
 Spons ( busa )
 Expanded clay
 Rockwool
 Sabut (Coir)
 Perlite
 Batu apung (Pumice)
 Vermiculite
 Pasir
 Kerikil
 Serbuk kayu atau disebut serbuk gergaji

Macam-Macam Media Tanam :


a. Rockwool
Contoh penggunaan rockwool dalam budidaya
hidroponik Rockwool merupakan salah satu media tanam
hidroponik yang paling banyak digunakan oleh
petani/hobis hidroponik khususnya di Indonesia.
Rockwool merupakan media tanam anorganik yang
berbentuk menyerupai busa, memiliki serabut-serabut
halus dan bobotnya sangat ringan. Busa ini terbentuk
dari batuan basalt yang dipanaskan dengan suhu
sangat tinggi hingga meleleh, kemudian mencair dan
terbentuklah serat-serat halus.

b. Cocopeat
Cocopeat merupakan media tanam organik yang
terbuat dari serbuk sabut kelapa. Karena bersifat
organik, maka bisa dikatakan cocopeat adalah media
tanam yang ramah lingkungan. Cocopeat merupakan
media tanam yang memiliki daya serap air yang
sangat tinggi, memiliki rentang pH antara 5,0-6,8
dan cukup stabil, sehingga bagus untuk pertumbuhan
perakaran.
Dalam penggunaannya, biasanya cocopeat
dicampur dengan media tanam lain seperti sekam
bakar dengan perbandingan 50 : 50. Tujuan dari
pencampuran ini adalah untuk mempertinggi aerasi
pada media tanam, karena daya serap air cocopeat
sangat besar sehingga tingkat aerasi kecil. Tingkat
aerasi ini berfungsi agar akar dapat bernafas
(menyerap oksigen) lebih baik.
c. Hydroton
Hydroton merupakan media tanam hidroponik
yang terbuat dari bahan dasar lempung yang
dipanaskan, berbentuk bulatan-bulatan dengan
ukuran bervariasi antara 1cm - 2,5cm. Dalam
bulatan-bulatan ini terdapat pori-pori yang dapat
menyerap air (nutrisi) sehingga dapat menjaga
ketersediaan nutrisi. Hydroton memiliki pH netral
dan stabil. Dengan bentuk yang bulat (tidak
bersudut), maka dapat mengurangi resiko merusak
akar, dan ruang antar bulatan-bulatan ini bagus
untuk ketersediaan oksigen bagi akar. Hydroton
dapat dipakai berulang-ulang, cukup dicuci saja
dari kotoran / lumut / alga jika akan digunakan
untuk penanaman selanjutnya.

d. Sekam Bakar
Sekam bakar merupakan salah satu media tanam
yang sering dan umum dipakai, tidak hanya untuk
budidaya hidroponik saja tetapi juga untuk
budidaya-budidaya tanaman dalam pot. Media tanam
ini mudah kita temui dan harga sangat ekonomis.
Sekam bakar memiliki daya ikat air yang cukup
bagus, serta aerasi yang baik. Merupakan media
tanam organik sehingga ramah lingkungan, pH netral
sehingga bagus untuk perakaran tanaman. Dalam
penggunaannya pada budidaya hidroponik, sering
dicampur dengan cocopeat.
KOMPOSISI KIMIAWI ARANG SEKAM

No KOMPONEN PERSENTASE Ket


KANDUNGAN
1 Kadar air 9,02
2 Protein kasar 3,03
3 Lemak 1,18
4 Serat kasar 35,68
5 Abu 17,71
6 Karbohidrat kasar 33,71
7 Karbon (zat 1,33
arang)
8 Hidrogen 1,54
9 Oksigen 33,64
10 Silika 16,98

e. Perlite
Perlite merupakan media tanam yang dibuat
dari batuan silika yang dipanaskan pada suhu
tinggi. Perlite memiliki aerasi yang bagus, pH
netral dan bobot yang sangat ringan (mirip
busa/styrofoam). Perlite memiliki daya serap air
cukup baik sehingga bagus untuk perakaran. Dalam
penggunaannya, biasa dicampur dengan media tanam
lain seperti cocopeat atau vermiculite dengan
perbandingan tertentu.

f. Vermiculite
Vermiculite memiliki sifat yang hampir sama
dengan perlite, terbuat dari batuan yang
dipanaskan pada suhu tinggi. Tetapi verculite
memiliki daya serap air lebih tinggi dan bobot
lebih berat dari perlite. Dalam penggunaannya,
biasa dicampur dengan perlite dengan perbandingan
tertentu.

g. Pasir
Pasir dapat digunakan untuk pembenihan
tanaman pantai dan pegunungan contoh di pantai
seperti buah kelapa dan biji kacang.

h. Kerikil
Kerikil dapat digunakan untuk penanaman di
dalam rumah jika ingin menambah kesan keindahan
interior rumah, yang dapat ditanam dengan media
kerikil hanya tanaman yang tahan terhadap air atau
kebutuhan airnya tinggi.

i. Serbuk kayu
Serbuk kayu biasa digunakan untuk tanaman
yang memerlukan kelembaban yang tinggi ( karena
serbuk kayu dapat menyimpan air dengan lama )
misalnya jamur.
Lembar Kerja Siswa

Tugas :

1. Dibawah ini yang termasuk media tanam innert,


kecuali :
a. Pasir d. Tanah
b. Arang sekam e. Serbuk gergaji
c. Batu apung

2. Media tanam inert adalah :


a. Media tanam pengganti tanah
b. Media tanam untuk aeroponik
c. Media tanam untuk hidroponik
d. Media tanam yang tidak menyediakan unsur hara
e. Media tanam yang mengandung banyak unsur hara

3. Fungsi Media tanam inert adalah :


a. Pupuk d. Nutrisi
b. Unsur hara e. N, P dan K
c. Penyangga tanaman.

4. Arang sekam yang kita pergunakan pada tanaman


Hidroponik dikenal sebagai :
a. Media tanam d. Net pot
b. Nutrisi e. Sumber Nutrisi
c. Pupuk

5. Komposisi kimia dari arang sekam yang memiliki


persentase terbesar adalah :
a. Serat kasar d. Kadar Air
b. Oksigen e. Karbon
c. Lemak

6. Komposisi kimia dari arang sekam yang memiliki


persentase terbesar adalah :
a. Serat kasar d. Kadar Air
b. Oksigen e. Karbon
c. Lemak

7. Dibawah ini yang termasuk media tanam yang sesuai


untuk jamur adalah :
a. Pasir d. Arang sekam
b. Serbuk kayu e. Batu apung
c. Tanah
8. Media tanam yang mengandung aerasi tinggi dan daya
serap air yang tinggi adalah :
a. Pasir d. Arang sekam
b. Cocopeat e. Batu apung
c. Tanah

Lembar Kerja :

1. A B C D E ______________________
2. A B C D E ______________________
3. A B C D E ______________________
4. A B C D E ______________________
5. A B C D E ______________________
6. A B C D E ______________________
7. A B C D E ______________________
8. A B C D E ______________________

Penilaian :

a. Sikap

b. Ketrampilan

c. Pengetahuan

Guru Mapel Mulok

B.L Tobing, SP
Lembar Kerja Siswa

Pertemuan I dan II : Pengamatan Video “Pembuatan Arang

Sekam”

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa mampu bekerja sama dalam berkelompok dalam

Pembuatan Arang Sekam

2. Siswa mampu menguasai isi dari Video

3. Siswa mampu memahami dan mempresentasikan isi Video

Siswa/i langsung membentuk kelompok belajar sebanyak 5

orang per kelompok

Untuk Siswa Perorangan :

a. Judul Video :

b. Alat yang digunakan :


c. Bahan yang digunakan :

d. Cara Kerja :

Untuk Siswa Berkelompok :

1. Mencermati video secara berkelompok dan mampu

menguraikan isi makna dari Video tersebut

2. Mempresentasikan :

- Makna Video

- Tujuan Video

- Isi Video

Penilaian :

a. Keaktifan siswa dalam kelompok

b. Kemampuan siswa dalam mengaktualisasikan Video

c. Pemahaman akan cara membuat Arang Sekam

Penilaian :

a. Sikap
b. Ketrampilan

c. Pengetahuan

Guru Mapel Mulok

B.L Tobing, SP

Pertemuan XI, XII, XIII dan XIV : Pengamatan Video

“Ternyata ada 6 Media Tanam Pengganti Tanah”

Tujuan Pembelajaran :

5. Siswa mampu bekerja sama dalam berkelompok dalam

Pembuatan Net Pot

6. Siswa mampu menguasai isi dari Video

7. Siswa mampu memahami dan mempresentasikan isi Video

8. Siswa mampu mempresentasikan deskripsi beberapa

media tanam

Siswa/i langsung membentuk kelompok belajar sebanyak 5

orang per kelompok

Untuk Siswa Perorangan :

e. Judul Video :
f. Alat yang digunakan :

g. Bahan yang digunakan :

h. Cara Kerja :

Untuk Siswa Berkelompok :

3. Mencermati video secara berkelompok dan mampu

menguraikan isi makna dari Video tersebut

4. Mempresentasikan :

- Makna Video

- Tujuan Video

- Isi Video

Penilaian :

d. Keaktifan siswa dalam kelompok

e. Kemampuan siswa dalam mengaktualisasikan Video

f. Pemahaman akan beberapa Media tanam

Penilaian :
d. Sikap

e. Ketrampilan

f. Pengetahuan

Guru Mapel Mulok

B.L Tobing, SP

Lembar Kerja Siswa

Pertemuan III: Praktek “Pembuatan Arang Sekam”

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa mampu bekerja sama dalam berkelompok dalam

Pembuatan Net Pot

2. Siswa mampu membuat Arang Sekam sendiri

3. Siswa mampu mempresentasikan cara membuat Arang

Sekam

Siswa/i langsung membentuk kelompok belajar sebanyak 5

orang per kelompok

Untuk Siswa Perorangan :

a. Judul Video :

b. Alat yang digunakan :


c. Bahan yang digunakan :

d. Cara Kerja :

Untuk Siswa Berkelompok :

1. Mencermati video secara berkelompok dan mampu

menguraikan isi makna dari Video tersebut

2. Mempresentasikan :

- Makna Video

- Tujuan Video

- Isi Video

Penilaian :

a. Keaktifan siswa dalam kelompok

b. Kemampuan siswa dalam mengaktualisasikan Video

c. Pemahaman akan beberapa Media tanam

Penilaian :
a. Sikap

b. Ketrampilan

c. Pengetahuan

Guru Mapel Mulok

B.L Tobing, SP

Pertemuan IV : Pengayaan Materi :

CARA MEMBUAT ARANG SEKAM

A. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa lebih menguasai cara pemakaian alat pada
pembuatan arang sekam
2. Siswa lebih memahami cara-cara pembuatan arang
sekam

B. Alat dan bahan :


1. Seng untuk alas 3 lembar
2. Seng bulat berpori
3. Sekop
4. Sekam minimal 5 goni
5. Sabuk kelapa dan batok kelapa kering
6. Korek api

C. Cara kerja :
1. Mempersiapkan pembakaran melalui seng bulat
berpori dengan memasukkan sabuk kelapa kering
mulai dari bagian bawah seng bulat berpori.
2. Meletakkan seng bulat berpori tadi ditengah-tengah
seng alas.
3. Menaburkan sekam pada sekeliling seng bulat
berpori secara merata.
4. Membakar sabuk kelapa pada seng bulat berpori
mulai dari bagian atas.
5. Menunggu sekitar 4 – 5 jam sampai terlihat sekam
yang terdekat dari seng bulat berpori menghitam.
6. Mencampur sekam yang menghitam dengan menggunakan
sekop sampai merata.
7. Setelah seluruhnya menghitam menjadi arang sekam,
disiram dengan air lalu dimasukkan ke dalam goni.

Tugas :

1. Lakukanlah pembuatan arang sekam secara


berkelompok.
Lembar Kerja :

Alat : Bahan :

Cara Kerja :

1. ____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________
2. ____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________
3. ____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________
4. ____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________
5. ____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________
6. ____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________
7. ____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________
8. ____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________

Nilai :
Tanda tangan Guru Mulok :

Lembar Kerja Siswa

Pertemuan V dan VI : Praktek “Menanam Bayam Hidroponik


dengan memakai botol bekas tipe tidur”.

Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu bekerja sama dalam berkelompok
2. Siswa mampu menguasai cara bertanam bayam
hidroponik
3. Siswa mampu memahami dan melakukan Praktek Menanam
Bayam Hidroponik dengan memakai botol bekas
4. Siswa mampu melakukan Tahap2 Budidaya Tanaman Bayam
sampai Panen
5. Siswa mampu menulis jurnal pengamatan Praktek

Siswa/i langsung membentuk kelompok belajar sebanyak 5


orang per kelompok

Untuk Siswa Perorangan :


e. Judul Video :
f. Alat yang digunakan :

g. Bahan yang digunakan :

h. Cara Kerja :
Untuk Siswa Berkelompok :
c. Mencermati video secara berkelompok dan mampu
menguraikan isi makna dari Video tersebut
d. Mempresentasikan :
- Makna Video
- Tujuan Video
- Isi Video

Penilaian :
4. Keaktifan siswa dalam kelompok
5. Kemampuan siswa dalam mengaktualisasikan Video
6. Kemampuan siswa dalam mengisi jurnal Praktek

JURNAL PRAKTEK MENANAM KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN BOTOL

BEKAS

Minggu I

Tgl Kegiatan Hasil Ket


Diketahui Paraf Guru Mapel MULOK :

Minggu II

Tgl Kegiatan Hasil Ket


Diketahui Paraf Guru Mapel MULOK :

Minggu III

Tgl Kegiatan Hasil Ket


Diketahui Paraf Guru Mapel MULOK :

Minggu IV

Tgl Kegiatan Hasil Ket


Diketahui Paraf Guru Mapel MULOK :

Minggu V

Tgl Kegiatan Hasil Ket


Diketahui Paraf Guru Mapel MULOK :

Penilaian :

g. Sikap

h. Ketrampilan

i. Pengetahuan

Guru Mapel Mulok

B.L Tobing, SP
Bab IV : KEUNTUNGAN/KELEBIHAN

TEKNIK HIDROPONIK

Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan


relatif lebih bersih. Sehingga untuk merancang
interior ruangan dalam rumah akan bisa lebih leluasa
dalam menempatkan pot-pot hidroponik. Bila tanaman yang
digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga tertentu
bisa diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat
keasaman dan basa larutan yang dipakai dalam pelarut
nutrisinya.

Di bawah ini beberapa kelebihan dan alasan untuk


menguatkan motivasi anda belajar menanam tanaman dengan
cara hidroponik, antara lain:

 Bertanam hidroponik terbukti hemat dibandingkan


dengan menanam konvensional di atas tanah karena
tidak perlu menyiramkan air setiap hari sebab
larutan nutrisi/media larutan mineral yang
dipergunakan sudah tertampung di dalam wadah yang
dipakai, sehingga hanya melakukan pengontrolan
saja.
 Bertanam hidroponik dapat memaksimalkan lahan
terbatas karena tidak membutuhkan lahan yang
banyak, bahkan media tanaman bisa dibuat secara
bertingkat
 Bertanam hidroponik terbukti ramah lingkungan
karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama
yang dapat merusak tanah, menggunakan air hanya
1/20 dari tanaman biasa, dan mengurangi CO2 karena
tidak perlu menggunakan kendaraan atau mesin
(Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke
lingkungan).
 Tanaman hidroponik tidak merusak tanah karena
tidak menggunakan media tanah dan juga tidak
membutuhkan tempat yang luas.
 Hasil tanaman hidroponik bisa dimakan secara
keseluruhan termasuk akar karena terbebas dari
kotoran dan hama (memberikan hasil yang lebih
banyak) bebas dari tumbuhan pengganggu atau gulma
 Bisa memeriksa akar tanaman dengan jelas secara
periodik untuk mengontrol pertumbuhannya.
Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil
tanaman dapat terkontrol (Steril dan bersih).
 Media tanam dapat dilakukan selama bertahun-tahun.
 Mudah dalam memanen hasil.
 Memberikan hasil yang lebih banyak.
 Untuk menanam hidroponik tidak perlu tergantung
musim, karena itu dapat ditanam kapan saja sesuai
dengan planning.
 Menanam hidroponik bisa mengurangi/menghemat
pemakaian pupuk.
 Bertanam hidroponik tidak perlu banyak tenaga
untuk mengerjakannya.
 Lingkungan tempat bertanam hidroponik cenderung
lebih bersih ketimbang bertanam di atas tanah.
 Tanaman hidroponik jarang mempunyai masalah dengan
hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh
bakteri, ulat dan cacing nematoda yang banyak
terdapat dalam tanah (perawatan lebih praktis,
gangguan hama dan penyakit lebih terkontrol).
 Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan
tanaman yang baru.
 Pemakaian pupuk lebih hemat dan efisien ( mudah
dalam pengendalian nutrisi sehingga pemberian
nutrisi bisa lebih efisien ).
 Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan
keadaan yang tidak kotor dan rusak.
 Tidak ada resiko kebanjiran, erosi, kekeringan,
atau ketergantungan pada kondisi alam.
 Tanaman dari hasil berkebun hidroponik dapat
dikemas dan disimpan dalam keadaan hidup dan segar
untuk waktu yang lebih lama.
 Sistem hidroponik dapat dikembangkan di lahan yang
tidak memungkinkan, misalnya ditanah bersalju
maupun di ruang angkasa.
 Tidak perlu mengkhawatirkan masalah penyiraman.
 Lahan tempat menanam hidroponik lebih fleksibel,
dapat ditanam di mana saja seperti di dalam rumah
atau di pekarangan yang sudah dipaving.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa


bercocok tanam tanpa tanah memberi keuntungan yang
lebih besar, terutama bagi penduduk perkotaan yang
memiliki lahan sempit atau gersang. Cara ini memberi
nilai tambah dalam menciptakan penghijauan ditempat-
tempat yang tidak memungkinkan lagi ditanami pohon
dengan media tanah.
KEKURANGAN SISTEM HIDROPONIK

 Aplikasi pada skala komersial membutuhkan teknis


pengetahuan serta pemahaman yang baik tentang
prinsip-prinsip.
 Pada skala komersial, investasi awal relatif
tinggi, meskipun nantinya akan menuai hasil yang
juga tinggi dalam jangka menengah dan jangka
panjang.
 Perlu kehati-hatian terhadap penyusunan formula
(pupuk) dan pengontrolan kesehatan tanaman.
 Memerlukan pasokan air yang bersifat konstan.
Sangat bergantung dengan keberadaan listrik
Tugas :

1. Jelaskan mengapa budidaya tanaman secara


hidroponik jauh lebih hemat dari pada budidaya
secara konvensional. Ringkaslah dari ke 23 butir
kelebihan / keuntungan Budidaya Hidroponik.

Lembar Kerja :

_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
____________

Nilai :

Diketahui oleh Guru Mulok :

Bab V : Teknik Hidroponik

Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok


tanam hidroponik. Yang pertama menggunakan larutan dan
satunya menggunakan media. Metode yang menggunakan
larutan tidak membutuhkan media keras untuk pertumbuhan
akar, hanya cukup dengan larutan mineral bernutrisi.
Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai
adalah teknik larutan statis dan teknik larutan alir.
Sedangkan untuk teknik media adalah tergantung dari
jenis media yang dipergunakan, bisa berupa sabut
kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk
kayu, sebagai pengganti media tanah.
Terlepas dari teknik yang diterapkan, kebanyakan tempat
talangan hidroponik terbuat dari plastik (Net pot),
tapi bahan lain juga bisa dipakai termasuk bak beton,
kaca, baja, kayu dan bahan solid lainnya. Tempat
penampungan harus dijauhkan dari cahaya guna mencegah
pertumbuhan lumut di dalam air bernutrisi yang telah
diisi.
A. Teknik Larutan Statis
Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak
pertengahan abad ke-15 oleh bangsa Aztec. Dalam teknik
ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa berupa
ember plastik, baskom, bak semen, atau tangki. Larutan
biasanya dialirkan secara pelan-pelan atau tidak perlu
dialirkan. Jika tidak dialirkan, maka ketinggian
larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar tanaman
berada di atas larutan, dan dengan demikian tanaman
akan cukup memperoleh oksigen. Terdapat lubang untuk
setiap tanaman. Tempat bak bisa disesuaikan dengan
pertumbuhan tanaman. Bak yang tembus pandang bisa
ditutup dengan aluminium foil, kertas pembungkus
makanan, plastik hitam atau bahan lainnya untuk
menghindari cahaya sehingga dapat menghindari tumbuhnya
lumut di dalam bak.
Untuk menghasilkan gelembung oksigen dalam
larutan, bisa menggunakan pompa akuarium. Larutan bisa
diganti secara teratur, misalnya setiap minggu, atau
apabila larutan turun di bawah ketinggian tertentu bisa
di isi kembali dengan air atau larutan bernutrisi yang
baru.

B. Teknik Larutan Alir


Ini adalah suatu cara bertanam hidroponik yang
dilakukan dengan mengalirkan terus menerus larutan
nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman. Teknik
ini lebih mudah untuk pengaturan karena suhu dan
larutan bernutrisi dapat diatur dari tangki besar yang
bisa dipakai untuk ribuan tanaman. Salah satu teknik
yang banyak dipakai dalam cara Teknik Larutan Alir ini
adalah teknik lapisan nutrisi (Nutrient Film Technique)
atau dikenal sebagai NFT, teknik ini menggunakan parit
buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti
karat, dan tanaman disemai di parit tersebut. Di
sekitar saluran parit tersebut dialirkan air mineral
bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk
lapisan tipis yang dipakai sebagai makanan tanaman.
Parit dibuat dengan aliran air yang sangat tipis
lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan
lapisan nutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen
yang cukup untuk tanaman.

C. Teknik Agregat Media


Teknik ini menggunakan media tanam berupa kerikil,
pasir, arang sekam, batu bata, dan media lainnya yang
disetrilkan terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk
mencegah adanya bakteri di media. Pemberian nutrisi
dilakukan dengan teknik mengairi media tersebut dengan
pipa dari air larutan bernutrisi yang ditampung dalam
tangki atau tong besar.

D. Beberapa Faktor Penting yang Harus


Diperhatikan
- Larutan Nutrisi, harus memperhatikan jumlah dan unsur
pH yang sesuai. Unsur pH berkisar 5,5 hingga 7,5.
Larutan nutrisi ini mengandung konsentrasi N, P, K, Ca,
Mg, S, dalam jumlah yang besar, sedangkan unsur Fe, Mn,
Zn, Cu, B, Mo, dan Cl dalam jumlah yang kecil. Larutan
hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk
dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan
untuk larutan hara, pilihan biasanya atas harga dan
kelarutan garam pupuk tersebut.
- Media Tanam, antara lain terdiri dari batu bata,
pasir, kerikil, arang sekam, spons, batu apung, dll.

- Air, harus diperhatikan kualitas air yang


dipergunakan, tingkat sanisitas tidak melebihi 2500 ppm
dan nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm. Air tidak
boleh mengandung terlalu banyak unsur logam berat.

- Oksigen, memegang peranan penting dalam hidroponik.


Kekurangan oksigen akan menyebabkan dinding sel sulit
untuk ditembus, sehingga tanaman akan kekurangan air.
Dengan demikian tanaman akan cepat layu karena larutan
tidak mengandung oksigen. Pemberian oksigen ke dalam
larutan dapat melalui gelembung udara seperti pompa air
gelembung yang dipakai akuarium, penggantian larutan
nutrisi secara rutin, membersihkan atau mencabut akar
tanaman yang terlalu panjang, dan memberikan lubang
ventilasi (saluran udara) pada tempat penanaman.

Tugas :

1. Jelaskan pengertian Teknik Larutan Statis


(persiswa).
2. Jelaskan pengertian Teknik Larutan Air.
3. Jelaskan pengertian Teknik Agregat Media.

Nilai :

Diketahui oleh Guru Mulok :


Bab VI : Nutrisi Hidroponik AB MIX

Apa itu nutrisi hidroponik ? Pada sistem


hidroponik tanah tidak lagi dominan digunakan sebagai
media tumbuh, dan sebagai gantinya dibutuhkan media
lain seperti arang sekam, cocopeat dan media tanam
hidroponik lainnya selain tanah. Media tanam tersebut
tidaklah memiliki kandungan unsur hara yang cukup
dibutuhkan oleh tanaman oleh karenanya diperlukan
nutrisi hidroponik kepada tanaman yang ditanam secara
hidroponik.

Untuk mengetahui secara tepat jumlah dari masing-


masing unsur hara yang dibutuhkan oleh masing-masing
tanaman, hal ini bukanlah sesuatu yang mudah. Bagi para
pemula dan ingin belajar sistem hidroponik, tidak usah
repot dengan semua hitungan-hitungan tersebut karena
dapat menggunakan pupuk siap pakai yang dikenal dengan
nama NUTRISI HIDROPONIK AB MIX. Nutrisi hidroponik ini
merupakan pupuk siap pakai khusus hidroponik yang
mengandung semua unsur hara baik makro dan mikro yang
sangat diperlukan oleh tanaman hidroponik. Pupuk
tersebut diformulasikan secara khusus sesuai dengan
jenis tanaman dan fase pertumbuhan tanaman. Nutrisi
hidroponik ada khusus untuk berbagai jenis tanaman
seperti tanaman khusus daun, nutrisi khusus tomat,
khusus cabe, khusus melon, dan lain-lain.

Mengapa harus khusus seperti itu? Jawabanya adalah


karena tumbuhan membutuhkan spesifikasi khusus
kebutuhan yang tidak sama untuk masing-masing tanaman
seperti paprika atau cabai, tomat, melon, timun,
terong, selada, anggrek, mawar, krisan, anturium dan
lain-lain.

A. Komposisi Nutrisi Hidroponik


Satu set nutrisi hidroponik terdiri dari 2 kantong
yaitu kantong A dan kantong B. Adapun kandungannya
adalah 9.90% NO3, 0.48% NH4, 4.83% P2O5, 16.50% K2O,
2.83% MgO,11.48% CaO, 3.81% SO3, 0.013% B, 0.025% Mn,
0.015% Zn, 0.002% Cu, 0.003% Mo dan 0.037% Fe, atau
tergantung dari jenis tanamannya, setiap tanaman
mempunyai formulasi kandungan yang berbeda-beda.
Apabila ingin membeli nutrisi hidroponik AB Mix,
sebaik dapat membeli sesuai jenis tanaman yang akan
ditanam dengan sistem hidroponik. Komposisi menggunakan
garam-garam mineral yang larut dalam air secara
sempurna sehingga tidak menyebabkan drip irigasi tetes
tersumbat.

Dikemas dalam kantong plastik sehingga mudah dalam


transportasi. Satu set Nutrisi Hidroponik terdiri dari
dua bagian yaitu BAGIAN A untuk membuat Larutan Stok A
dan BAGIAN B untuk membuat Larutan Stok B.

Pada BAGIAN A terkandung Calcium dan pada BAGIAN B


terkandung Phosphate dan Sulfate. Dalam keadaan pekat
(yang berupa larutan Stok) Calcium tidak boleh
bercampur dengan Phosphate atau Sulphate (akan
menimbulkan pembekuan), oleh sebab itulah ada BAGIAN A
dan BAGIAN B.

Hidroponik memerlukan pupuk alias nutrisi khusus


sebagai sumber unsur hara untuk pertumbuhan serta
perkembangan tanaman yang ditanam dengan cara
hidroponik dimana tanah tidak dipakai sebagai media
tanam. Nutrisi Hidroponik ini mengandung semua unsur
hara yang dibutuhkan tanaman yang berupa hara makro :
N, P, K, Mg, Ca serta S maupun hara mikro : Fe, Mn, Zn,
B, Cu serta Mo. Adapun H, C serta O didapat dari udara
serta air. Nutrisi Hidroponik ini diformulasi dengan
cara khusus sesuai dengan tipe tanaman semacam tanaman
Paprika, Tomat, Melon, Sayuran Daun seperti Selada,
Pakcoy, Caisim, Bayam, Horenzo dsb), Stroberi, Mawar,
Krisan serta lain-lain.
B. Cara Membuat Nutrisi Hidroponik
Pada saat benih tanaman sudah siap dipindahkan
dari media semai ke media tanam, nutrisi hidroponik
harus segera disiapkan. Dalam sitem bertanam hidroponik
dikenal nutrisi dengan istilah AB MIX. AB MIX ini biasa
dijual di toko pertanian atau online. Ada yang masih
dalam bentuk bubuk, butiran dan ada juga yang sudah
dalam bentuk larutan cair (Pekatan). Kalau hendak
membeli dalam bentuk bubuk, baca panduan cara
melarutkannya. Biasanya dicantumkan dalam kemasannya.
Ada bebeberapa jenis AB MIX. Untuk sayuran, pastikan
anda membeli AB MIX Daun (sayuran daun). Kecuali kalau
nanti rencana menanam tanaman buah, AB MIX yang harus
disiapkan juga khusus untuk buah. Dalam bentuk larutan
(Pekatan), AB MIX terdiri dari 2 larutan cair yang
terpisah, yaitu larutan A dan larutan B. Kedua larutan
nutrisi ini adalah larutan pekat yang dalam
penggunaannya nanti harus dicampur lagi dengan air.
Takaran pencampurannya adalah sebagai berikut:
 larutan A 5 ml
 larutan B 5 ml
 air bersih 1 liter
 Campurkan ketiga bahan diatas, aduk sampai
bercampur sempurna. Larutan nutrisi siap
digunakan.
TUGAS :

1. Pada AB mix, bungkus larutan A mengandung :


a. Sulfat dan Phosfat d. Nitrogen
b. Kalium e. Ureat
c. Calsium

2. Sedangkan bungkus larutan B mengandung :


a. Sulfat dan Phosfat d. Nitrogen
b. Kalium e. Ureat
c. Calsium

3. Di bawah ini, unsur hara mikro yang dibutuhkan


tanaman :
a. Mg d. Ca
b. S e. Mn
c. N

4. Di bawah ini, unsur hara makro yang dibutuhkan


tanaman, kecuali :
a. Mg d. Ca
b. S e. Fe
c. N

5. Di bawah ini, unsur hara makro yang dibutuhkan


tanaman :
a. Fe d. Zn
b. B e. Mn
c. N

6. Unsur makro yang diperoleh dari udara adalah :


a. N, P, K d. K. Ca, Na
b. HCl e. Mn
c. H, C, O

7. Di bawah ini, unsur hara mikro yang dibutuhkan


tanaman, kecuali :
a. Fe d. Zn
b. B e. Mn
c. N
Jawaban

3. A B C D E ______________________
4. A B C D E ______________________
5. A B C D E ______________________
6. A B C D E ______________________
7. A B C D E ______________________
8. A B C D E ______________________
9. A B C D E ______________________

Nilai :

Diketahui oleh Guru Mulok :


Bab VII. CARA MEMBUAT NUTRISI SENDIRI

a) Bahan :

1. Pupuk Urea 1000 gr


2. Pupuk KCL 1000 gr
3. Pupuk NPK 1000 gr
4. Pupuk daun Gandasil ( Growmore ) 50 gr.

B. Peralatan
1. Ember bervolume 20 liter
2. Drum plastik bervolume 100 liter
3. Timbangan digital
4. Alat pengaduk
5. Air sumur, air sungai
6. Air PDAM tidak diperkenankan kecuali sudah
diendapkan selama 7-10 hari.

C. Cara kerja :

 Masukkan semua bahan yang telah ditimbang ke dalam


ember volume 20 liter.
 Tuangkan air sumur sebanyak 20 liter ke dalam
ember tersebut sedikit demi sedikit sambil diaduk-
aduk. Selanjutnya pengadukan hingga air mencapai
volume 20 liter dan tidak ada lagi pupuk yang
masih mengkristal ( tidak ada endapan )
 Tuangkan larutan pekatan tadi ke dalam bak
penampungan volume 100 liter.
 Kucurkan air sumur ke dalam bak penampungan sambil
diaduk-aduk hingga penuh. ( mencapi volume 100
liter )

Larutan Nutrisi siap digunakan.

Tugas :

1. Bandingkan warna nutrisi AB Mix dengan warna


nutrisi buatan.
2. Bandingkan perbedaan tanaman yang menggunakan
nutrisi AB Mix dengan tanaman yang menggunakan
nutrisi buatan.
3. Bandingkan tingkat efisiensi dan efektifitas dari
nutrisi AB Mix dengan nutrisi buatan.

Lembar Kerja :

1. ____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
________________________________________
2. ____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
________________________________________
3. ____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
________________________________________

Nilai :

Diketahui oleh Guru Mulok :


Bab VIII : Cara/teknik Menanam

Hidroponik
Ada 6 cara untuk menanam dengan sistem Hydroponic,
antara lain
1. Water Culture System / Static Solution Culture
2. Aeroponic system (system pengkabutan)
3. Drip system (system tetes)
4. NFT
5. Ebb dan flow system
6. Wick System

1. Static solution culture


Static solution culture memiliki pengertian
budidaya hidroponik dengan air statis yang mana airnya
diam dan tidak mengalir, merupakan teknik hidroponik
yang akarnya secara terus-menerus akarnya tercelup air
yang diletakkan pada wadah berisi larutan nutrien.
Namun di Indonesia, Static solution culture lebih
dikenal dengan istilah teknik apung (atau disebut rakit
apung) dan sistem sumbu (atau disebut wick system).
Merupakan jenis paling sederhana dari semua jenis
hidroponik.

Untuk ukuran wadah larutan dapat berbeda


tergantung pada penggunaan dan ukuran tanaman. Dalam
skala kecil (skala rumah tangga maupun hobby berskala
kecil), hidroponik dapat dibuat dengan wadah yang
biasanya dipakai di dalam rumah seperti gelas, toples,
ember, ataupun bak air.
Wadah bening dapat dibungkus dengan Aluminium
foil, plastik, cat, atau material lain yang menolak
cahaya (membuat cahaya tidak bisa masuk) agar tidak
tumbuh lumut.
Penutup wadah air dilubangi dan diisi tanaman,
disitu dapat diisi satu atau beberapa netpot tanaman
untuk setiap wadah air.
Dalam teknik sumbu sendiri setiap net pot diisi
media tanam dan potongan kain yang menjulur ke bawah
yang berfungsi menyerap larutan ke akar tanaman melalui
pori-pori kapiler pada kain. Sedangkan dalam teknik
apung dapat menggunakan lembaran gabus yang dilubangi
dan disisi pot-pot kecil yang diisi (media tanam) untuk
tanaman yang akarnya tercelup langsung pada wadah air.
Agar larutan nutrien dapat bersirkulasi secara
merata, maka perlu diberi blekutukan (gelembung udara)
dengan mesin penggelembung udara atau disebut aerator
(aerator kecil bisa didapat di toko peralatan untuk
ikan) ataupun dengan penggunakan pompa air yang biasa
dipakai di aquarium. Dalam skala komersial dapat
menggunakan pompa bertenaga medium (yang biasa dipakai
untuk pancuran kolam dan taman).
Tanpa aerator pun masih bisa, namun jika tidak di
beri aerator, akan membuat larutan yang berada di
bagian bawah menjadi tidak terserap lantaran posisi
akar berada di atas larutan yang tidak terserap
(lantaran air tidak bersirkulasi), dan juga, akar pun
kurang mendapat asupan oksigen.
Larutan nutrien dapat diganti sesuai jadwal atau
sesuai prosedur. Setiap kali larutan berkurang hingga
di bawah tingkat tertentu, maka perlu menambahkan air
atau larutan nutrisi segar sesuai dengan kebutuhan
masing-masing tanaman yang dinyatakan dengan satuan TDS
(Total Solid Dissolved) atau PPM (Part per Million)
yang diperlukan.
Dalam budidaya teknik sumbu (wick system) memiliki
kendala pada penurunan volume larutan, untuk mencegah
ketinggian larutan nutrien turun di bawah akar ataupun
sumbu, dapat digunakan keran dengan katup pelampung
bola (yang biasa dipakai di tandon) untuk menjaga
ketinggian larutan secara otomatis. Dalam budidaya
larutan rakit apung, tanaman ditempatkan dalam celah
pada lembaran gabus / stereofoam yang mengapung di atas
permukaan larutan nutrisi. Dengan teknik rakit apung,
ketinggian larutan tidak akan turun di bawah akar dan
akarpun selalu tercelup pada larutan nutrien.

Hidroponik system Rakit Apung


2. Aeroponik
Aeroponik merupakan sistem yang akarnya secara
berkala dibasahi dengan butiran-butiran larutan nutrien
yang halus (seperti kabut). Metode ini tidak memerlukan
media dan memerlukan tanaman yang tumbuh dengan akar
yang menggantung di udara atau pertumbuhan ruang yang
luas yang secara berkala, akar dibasahi dengan kabut
halus dari larutan nutrisi. Aerasi secara sempurna
merupakan kelebihan utama dari aeroponik.
Teknik aeroponik telah terbukti sukses secara
komersial untuk perkecambahan biji, produksi benih
kentang, produksi tomat, dan tanaman daun. Karena
penemu Richard Stoner mengkomersialkan teknologi
aeroponik pada tahun 1983, Aeroponik telah dilaksanakan
sebagai alternatif untuk sistem pengairan hidroponik
secara intensif di seluruh dunia. Kelebihan aeroponik
yang lain yang berbeda dari hidroponik adalah bahwa
setiap jenis tanaman dapat tumbuh (dalam sistem
aeroponik yang benar), karena lingkungan mikro dari
aeroponik benar-benar dapat dikontrol. Keunggulan
aeroponik adalah bahwa tanaman aeroponik yang di jeda
pembasahannya akan dapat menerima 100% dari oksigen
yang ada, dan karbon dioksida pada bagian akar, batang,
serta daun, sehingga mempercepat pertumbuhan biomassa
dan mengurangi waktu perakaran.
Penelitian NASA menunjukan teknik aeroponik, bahwa
tanaman dapat mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar
80% dalam massa berat kering (mineral penting)
dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh pada hidroponik
lain. Aeroponik menggunakan 65% air dari kebutuhan air
hidroponik. NASA juga menyimpulkan bahwa tanaman yang
tumbuh dengan aeroponik, membutuhkan ¼ nutrisi yang
digunakan dibandingkan dengan hidroponik lain. Bercocok
tanam dengan Aeroponik menawarkan kemampuan petani
untuk mengurangi penyebaran penyakit dan patogen.
Aeroponik juga banyak digunakan dalam penelitian
laboratorium fisiologi tanaman dan patologi tanaman.
Teknik aeroponik mendapat perhatian khusus oleh NASA
karena kabut lebih mudah untuk ditangani daripada
menangani cairan di tempat tanpa gravitasi.

Kelebihan lain dari aeroponik ini, kentang dapat


dipanen tanpa merusak jaringan akar pada tanaman
sehingga sebuah tanaman dapat dipanen berkali-kali dan
dapat memilih umbi kentang yang siap panen.

Sistem AEROPONIK merupakan system hidroponik yang


paling canggih dan mungkin juga memberikan hasil
terbaik serta tercepat dalam pertumbuhan dalam berkebun
Hydroponik. Hal ini dimungkinkan karena larutan nutrisi
ini diberikan atau disemprotkan berbentuk kabut
langsung ke akar, sehingga akar tanaman lebih mudah
menyerap larutan nutrisi yang banyak mengandung
oksigen. Sementara tanaman sangat membutuhkan nutrisi
dan oksigen dalam pertumbuhannya.
3. Sistem Tetes (DRIP SYSTEM)
Sistem Tetes merupakan system hidroponik yang
sering digunakan untuk saat ini. Sistem operasinya
sederhana yaitu dengan menggunakan timer mengontrol
pompa. Pada saat pompa dihidupkan, pompa meneteskan
nutrisi ke masing-masing tanaman. Supaya berdiri tegak,
tanaman ditopang menggunakan media tanam lain seperti
cocopeat, sekam bakar, ziolit, pasir, dll selain tanah.

4. Sistem NFT (NUTRIENT FILM TECHNIQUE)


Sistem NFT ini adalah cara yang paling populer dalam
istilah hidroponik. Sistem NFT ini secara terus menerus
mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air tanpa
menggunakan timer untuk pompanya. Nutrisi ini mengalir
kedalam gully melewati akar-akar tumbuhan dan kemudian
kembali lagi ke penampungan air, begitu seterusnya.

5.Sistem EBB & FLOW SYSTEM


Sistem Ebb & Flow bekerja dengan cara membanjiri
sementara wadah pertumbuhan dengan nutrisi sampai air
pada batas tertentu, kemudian mengembalikan nutrisi itu
ke dalam penampungan, begitu seterusnya. Sistem ini
memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer.

6.Sistem WATER CULTURE / RAKIT APUNG


Walter Culture merupakan system hidroponik yang
sederhana. Wadah yang menyangga tumbuhan biasanya
terbuat dari Styrofoam dan mengapung langsung dengan
nutrisi. Pompa udara memompa udara ke dalam air stone
yang membuat gelembung-gelembung sebagai suply oksigen
ke akar-akar tanaman.
7.Sistem WICK SYSTEM

Wick system ini salah satu system hidroponik yang


paling sederhana sekali dan biasanya digunakan oleh
kalangan pemula. Sistem ini termasuk pasif, karena
tidak ada part-part yang bergerak. Nutrisi mengalir ke
dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan
sejenis sumbu.
Tugas :

1. Siswa melakukan tugas kelompok dengan membahas


masing2 teknik hidropomik
2. Siswa menerangkan teknik hidroponik dengan gambar di
papan tulis.

Nilai :

Diketahui oleh Guru Mulok :


Bab IX : TAHAPAN BUDIDAYA
Hidroponik

Persiapan media semai


Sebelum melakukan persemaian, campuran media semai
diaduk dahulu secara merata.

Persemaian tanaman
Persemaian benih besar
Untuk benih yang berukuran besar seperti benih
melon dan ketimun, sebaiknya dilakukan perendaman di
dalam air hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung
ditanamkan dalam wadah semai yang berisi media dan
telah disiram dengan air. Benih diletakkan dengan
pinset secara horisontal 4-5 mm dibawah permukaan
media.
Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang
lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit sekitar
12-15 cm (28-30 hari setelah semai).

Persemaian benih kecil


Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai,
terong dan sebagainya cara persemaiannya berbeda dengan
benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media
setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang
dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya dan
diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir
ditebarkan di atas permukaan media semai secara merata,
kemudian ditutup dengan media semai tipis-tipis (3-5
mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan
kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer
kemudian simpan di tempat gelap dan aman. Wadah semai
sebaiknya dikenakan sinar matahari tiap pagi selama 1-2
jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat.
Setelah benih mulai berkecambah, kertas tissu dibuang.
Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke
dalam pot/polybag pembibitan.

Perlakuan semai

Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah


semai perlu disirami dengan air biasa. Penyiraman
jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan
penyakit busuk.

Pembibitan
Setelah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang
berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan dari wadah
semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh
dengan baik. Caranya adalah dengan mencabut kecambah di
wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara
hati-hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian
tanam pada lubang tanam yang telah dibuat pada
pot/polybag pembibitan.

Transplanting/pindah tanam
Sebelumn dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan
persiapan media tanam, yaitu dengan mengisikan media
tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di
dekat lokasi penanaman di dalam green house agar
sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang
tanam, maka transplanting siap dilakukan. Transplanting
dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara
perlahan-lahan dan menahan permukaannya dengan jemari
tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk dan jari
tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka
cara transplanting bisa dilakukan dengan
memotong/menggunting dasar polybag secara horizontal.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinyu, dengan
indikator apabila media tumbuh dipegang dengan tangan
terasa kering. Media tanam hidroponik bersifat kering
sehingga penyiraman tanaman jangan sampai terlambat.
Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai berikut:

Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer,
gembor/emprat atau gayung. Cara penyiramannya adalah
sebagai berikut :

Pada masa persemaian


Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup
dengan handsprayer 4-5 kali sehari untuk menjaga
kelembaban media. Untuk benih berukuran besar digunakan
gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer.

Pada masa pembibitan


Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan
sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan larutan encer
unsur hara.

Pada masa pertumbuhan dan produksi


Penyiraman dilakukan dengan memberikan 1.5 - 2.5 liter
larutan encer hara setiap harinya.

Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle
Irrigation System dan Drip Irrigation System, yaitu
sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga
berasal dari pompa.

Perawatan Tanaman.
Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain
adalah :

Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang
tidak dikehendaki, tunas air, atau cabang yang terkena
serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Contoh
pada tomat recento hanya dipelihara satu batang utama
untuk produksi.

Pengikatan
Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7
hari memerlukan penopang agar dapat berdiri tegak
sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur.
Penopang tersebut diberikan dengan cara mengikat
tanaman dengan tali (benang rami).

Penjarangan bunga (pada sayuran buah)


Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan
buah sama besar. Namun hasil penelitian penjarangan
bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang
berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.

Pengendalian hama dan penyakit


Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual
maupun dengan pestisida.

Panen dan Pasca panen


Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara
pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh mutu yang
baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau
gunting panen. Cara panen yang benar dan hati-hati akan
mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu
produksi berikutnya.
Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan
satu sama lainnya dan tergantung dari pasar. Makin
besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk
kriteria buah afkir sehingga waktu panen yang tepat dan
pengawasan pada proses produksi perlu diperhatikan.

Penanganan pasca panen


Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat
dipengaruhi oleh perlakuan pasca panen. Standar harga
penjualan produksi tergantung dari menarik atau
tidaknya produk yang dihasilkan, terutama dilihat dari
penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran).
Perlakuan pasca panen sangat penting karena kualitas
produk tidak semata-mata dari hasil produksi saja,
melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh
penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan,
metode pengangkutam maupun selektivitas produk.
Kerusakan produk dapat dikurangai dengan
penanganan pasca panen yang tepat sehingga diharapkan
dapat meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual

Tugas :
1. Siswa membuat laporan budidaya Hidroponik sayur-
sauran mulai dari pembibitan, pemeliharaan sampai
pasca panen.

Nilai :

Diketahui oleh Guru Mulok :


Bab X : Manfaat menanam dengan
teknik hidroponik

Menaman dengan sistem Hidroponik terbukti memiliki


beberapa kelebihan dibanding sistem konvensional
berkebun dengan tanah. Pada sistem Hidroponik, tingkat
pertumbuhan tanaman hidroponik adalah 30 - 50 persen
lebih cepat dari tanaman menggunakan media tanah,
tumbuh di bawah kondisi yang sama. Hasil tanaman juga
lebih besar.

Para ilmuwan percaya bahwa ada beberapa alasan


mengapa menanam dengan sistem hidroponik itu sangat
menguntungkan. Selain itu, pasokan oksigen ekstra dalam
media tumbuh hidroponik, sangat membantu untuk
merangsang pertumbuhan akar-akar tanaman. Tanaman yang
banyak mengandung oksigen dalam akar juga mampu
menyerap nutrisi lebih cepat. Nutrisi dalam sistem
hidroponik yang dicampur dengan air dan dikirim secara
langsung ke sistem akar. Tumbuhan tidak harus mencari
di tanah untuk nutrisi yang dibutuhkan. Nutrisi tanaman
akan selalu terpenuhi dari waktu ke waktu.

Tanaman hidroponik sendiri memerlukan sangat


sedikit energi untuk menemukan dan memecah makanan.
Tanaman kemudian menggunakan energi yang disimpan ini
untuk tumbuh lebih cepat dan menghasilkan lebih banyak
buah. Tanaman hidroponik juga memiliki lebih sedikit
masalah dengan hama dan penyakit.

Secara umum, tanaman yang tumbuh dengan sistem


hidroponik adalah tanaman sehat dan tumbuh besar.
Berkebun secara hidroponik juga memberi manfaat bagi
lingkungan. Berkebun hidroponik menggunakan air
membutuhkan lahan lebih sedikit dari pada menggunakan
media tanah. Penggunaan pestisida lebih sedikit
digunakan pada tanaman hidroponik.
Bab XI : Langkah AWAL menanam
dengan sistem hidroponik

1. Tentukan tanaman apa yang akan ditanam

Menentukan jenis tanaman yang akan ditanam sangat


penting karena menyangkut berbagai hal yang berkaitan
dengan penyediaan tanaman dengan menggunakan sistem
hidroponik. Misalnya saat akan menanam cabe, tentunya
harus perhatikan perlakukan khusus pada tanaman cabe,
seperti cara menyemai, nutrisi cabe, pencahayaan, suhu
udara, oksigen terlarut, ajir atau penyangga, sismtem
hidroponik yang dipakai, teknik pemotongan/ pemangkasan
( pruning ), hama cabe, tanaman pendamping dan lain-
lain. Lain halnya pada saat menanam pakcoy, sawi atau
kangkung atau sayur lainnya.

2. Tentukan sistem hidroponik


Menentukan system hidroponik yang akan dipakai,
apakah menggunakan sistem wick, sistem fertigasi,
sistem NFT, dan lain-lain. Biasanya untuk tanaman
sejenis sayuran seperti selada, sawi, pakcoy, dll
banyak menggunakan sistem NFT, sedangkan untuk cabe dan
tomat, strobery, melon menggunakan sistem fertigasi
yang penyediaan nutrisinya menggunakan sistem timer.
Pelajari Ph air dan ppm nya yang berbeda untuk masing-
masing tanaman.

3. Tentukan lokasi penanaman.


Menentukan lokasi yang ideal, setidaknya harus
menemukan tempat yang pas untuk meletakkan tanaman di
sekitar rumah atau halaman. Apakah diteras rumah,
samping kiri, kanan, lantai atas rumah, dan lain-lain.
Hal ini sangat penting karena lokasi sangat menentukan
bagi tumbuh berkembangnya tanaman sampai panen.
Misalnya saat menanam selada dan bayam, kol tidak
masalah meskipun diletakkan pada tempat yang ternaungi
karena membutuhkan cahaya matahari yang sedikit
setidaknya 4 jam, lain halnya dengan tanaman cabe,
tomat, sawi, yang setidaknya membutuhkan cahaya sekitar
6 - 8 jam sehari. Lain halnya untuk menanam cabe
paprika, strobery yang membutuhkan udara sejuk akan
berbeda dengan menanam cabe dan tomat yang ditanam di
dataran rendah yang berudara panas.

4. Antisipasi hama dan gangguan pada tanaman.


Tanaman hidroponik dapat diletakkan dimana saja di
sekitar rumah, namun apakah benar tanaman akan aman
dari gangguan sekitar? Saat pembenihan tanaman masih
kecil ada kemungkinan tanaman akan diserang tikus,
ayam, atau mungkin penyebab lainnya. Pada saat tanaman
sudah mulai membesar dan mulai berbunga, apabila akan
menggunakan sistem Wick. Ada juga kemungkinan air yang
panas dan gangguan jamur yang menyebabkan busuk akar,
air tandon berlumut yang mengganggung sistem perakaran
tanaman, pengguna sistem NFT harus mengantisipasi saat
pompa air mati karena pemadaman listrik, serangan hama
seperti serangga, jamur, berubahnya sistem nutrisi air
dari kepekatan dan ph air, semua harus diantisipsi
sedini mungkin, sehingga tanaman akan tetap sehat
sampai panen.

Bab XII :Hidroponik dengan sistem


WICK

Cara bertanam hidroponik dengan sistem Wick


Cara bertanam paling mudah dan murah adalah dengan
menggunakan sistem wick. Kita bisa menggunakan berbagai
bahan bekas seperti botol minuman mineral adalah yang
paling sering kita lakukan terutama oleh para pemula.

Sebagai langkah awal, persiapkan berbagai bahan


yang dibutuhkan untuk memulai bertanam secara
hidroponik sederhana.

Berikut cara menanam tanaman hidroponik dengan cara


paling sederhana:
Alat:
1. Botol bekas minuman mineral 1,5 - 2 liter.
2. Solder sebagai pelubang
3. Gunting sebagai pemotong
4. Media tanama seperti sekam bakar, cocopeat.
5. Nutrisi hidroponik / pupuk hidroponik biasanya pakai
Nutrisi Hidroponik AB Mix.
6. Kain flanel.

Dapat diketahui betapa sederhananya bahan yang


dibutuhkan. Bahkan kebanyakan besar dari barang bekas.
Jadi menanam model hidroponik sederhana ini selain
mendapatkan tanaman sayuran yang sehat dan subur, dapat
juga memanfaatkan barang-barang bekas. Sehingga botol
bekas, jerigen bekas dan gelas plastik bekas yang
mestinya dibuang dan menjadi limbah ternyata masih bisa
diambil manfaatnya.

Langkah-langkah cara membuat tanaman


hidroponik sederhana

Hidroponik Wick dengan botol bekas :


1. Memotong botol menjadi 2 bagian (atas dan bawah).
2. Melubangi bagian atas (daerah leher botol) untuk
pemasangan sumbu dan aliran udara.
3. Memasang sumbu pada bagian bawah botol
4. Memasukkan bagian atas botol ke bagian bawah
botol dengan cara dibalik.
5. MengIsi bagian atas botol dengan media tanam
(bisa rockwool, spon, sekam bakar atau pecahan
bata merah). Pilih media tanam mana yang paling
mudah didapat, karena fungsi media ini hanya
untuk pijakan akar agar tidak rebah.
6. Menanam bibit atau taburkan 2-3 biji bibit
tanaman ke dalam media tanam.
7. Menyiram dengan larutan nutrisi hidroponik.
8. Menyimpan di tempat yang tidak terkena hujan
tetapi masih bisa mendapat sinar matahari.
TUGAS :

1. Sistem Wick dikenal dengan sebutan :


a. Sistem sumbu d. Sistem tali
b. Sistem penguapan e. Sistem aeroponik
c. Sistem Apung

3. Pada sistem sumbu, kain pengganti sumbu adalah :


a. Kain katun d. Kain flanel
b. Kain kasa e. Kain sumbu
c. Kain tissue

4. Fungsi sumbu pada Wick sistem adalah untuk :


a. Menetralisir nutrisi d. d. Mencampur nutrisi
b. Menyaring nutrisi e. Menyerap nutrisi
c. Membasahi nutrisi

5. Gambar dibawah ini tehnik hidroponik :


a. Deep water culture d. NFT system
b. Static solution culture e. Aeroponic
c. Wick sistem

6. Agar nutrisi tidak ditumbuhi lumut, maka :


a. Net pot dilubangi pada bagian tutup
b. Net pot dilubangi pada bagian tengah
c. Net pot dipasang sumbu
d. Net pot dicat
e. Net pot dipotong menjadi 2 bagian

7. Jarak antar lubang pada net pot adalah :


a. 100 mm d. 10 mm
b. 50 mm e. 500 mm
c. 150 mm

8. Fungsi lubang pada dinding net pot adalah :


a. Menyaring media tanam
b. Penyerapan Oksigen
c. Penyerapan media tanam
d. Menyaring nutrisi
e. Penyerapan nutrisi

9. Fungsi lubang pada pinggir tutup net pot adalah :


a. Menyaring media tanam
b. Keluarnya akar
c. Penyerapan media tanam
d. Menyaring nutrisi
e. Penyerapan nutrisi

Essay
1. Jelaskan bagaimana pembuatan Net pot dari botol aqua
bekas.
2. Gambar Hidroponik sistem “Wick” yang anda ketahui.

Lembar kerja :

1. A B C D E ______________________
2. A B C D E ______________________
3. A B C D E ______________________
4. A B C D E ______________________
5. A B C D E ______________________
6. A B C D E ______________________
7. A B C D E ______________________
8. A B C D E ______________________
9. A B C D E ______________________
Lembar kerja :

1._____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
______________________________

2._____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
____________________

Nilai :
Diketahui oleh Guru Mulok :

Bab XIII : Hidroponik dengan Sistem

Rakit Apung

Hidroponik rakit apung adalah yang sistem paling


sederhana dari semua sistem hidroponik aktif. Platform
yang memegang tanaman biasanya terbuat dari styrofoam
dan mengapung langsung pada larutan nutrisi. Suplai
oksigen ke akar tanaman menggunakan pompa aquarium yang
dimasukkan ke dalam bak penampung nutrisi hidroponik.

Kelemahan terbesar dari sistem semacam ini adalah


bahwa hidroponik sistem rakit apung tidak bekerja
efektif pada tanaman besar atau pada tanaman jangka
panjang.

Cara Bertanam Hidroponik Sistem Rakit Apung


Cara bertanam hidroponik yang sederhana dengan
sistem rakit apung, salah satunya adalah dengan sistem
rakit apung (Water culture).

Bibit sayuran tanaman yang membutuhkan air banyak


dengan jangka waktu tanam relatif singkat ( kangkung,
sawi sawi-an, seperti Sawi Caisim, Sawi Pak Choy, Sawi
Bakso, Sawi Bunga dan Sawi Petsai). sebelumnya
dilakukan penyemaian di media sekam bakar/ cocopeat
sampai tumbuh daun 2-3 helai daun sejati.

Untuk membuat hidroponik sistem rakit apung


sederhana peralatan yang perlu disiapkan adalah sebagai
berikut

1. Sebuah bak plastik yang berukuran 50 x 30 cm, lalu


tinggi 20 cm yang berguna untuk menampung adanya
larutan nutrisi.
2. Rockwool sebagai media tanam.
3. Gelas air mineral sebagai net pot sebagai wadah
tumbuhnya si kangkung.
4. Sediakan juga styrofoam yang berukuran 50cm x 30
cm.
5. Cutter yang gunanya untuk memotong bagian
stryrofoam.
6. Alumunium foil sebagai pelapis styrofoam.
7. Paku untuk melubangi beberapa bagian dari gelas
air mineral.

Prinsip pada bertanam secara hidroponik rakit


apung adalah dengan menempatkan tanaman terapung tepat
berada di atas cairan nutrisi. Kelebihan dari metode
ini adalah nantinya tanaman akan mendapatkan pasokan
air dan juga nutrisi secara rutin, sehingga bisa
memudahkan perawatan.

Ilustrasi dari sistem hidroponik rakit apung


sederhana menggunakan bak air.

Tahapannya adalah sebagai berikut :


1. Pertama-tama, potonglah styrofoam sesuai dengan
kebutuhan ukuran permukaan pada bak plastik,
kemudian lapisilah menggunakan alumunium foil.

2. Buatlah lubang di permukaan styrofoam, dengan jarak


antar lubang agak rapat. Lubang ini nantinya untuk
menempatkan gelas air mineral tadi. Pun pada gelas
air mineral, bagian bawahnya dilubangi.

3. Aturlah net pot ke dalam lubang styrofoam. Putar dan


tata bagian dasar pada net pot, hingga menyentuh
bagian permukaan pada larutan nutrisi. Bisa juga
ketinggian net pot dibuat rata-rata 5 cm dari dasar
wadah bak plastik tadi.
4. Yang terakhir, potonglah rockwool menyerupai kubus
berukuran 3 x 3 x 3 cm. Kemudian guntinglah, supaya
terbentuk celah. Di sinilah, bibit kangkung tadi
diletakkan di area celah rockwool. Setelahnya,
tempatkanlah bibit kangkung tersebut pada dasar net
pot.

Perawatan tanaman bisa dengan cara berikut ini :

 Menempatkan bak plastik pada area yang terkena


cukup sinar matahari,
 Senantiasa jaga kondisi cairan nutrisi agar
senantiasa ada,
 Pastikan akar Tanaman tetap menempel pada larutan
nutrisi.

Demikian ulasan tentang bertanam hidroponik sederhana


dengan hidroponik sistem rakit apung.

TUGAS

1. Jelaskan perbedaan sistem “Wick” dan sistem “Rakit


Apung”.
Lembar Kerja :

1._____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
______________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
______________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
______________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
___________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
___________________________________

Nilai :

Diketahui oleh Guru Mulok :


Bab XIV : HIDROPONIK MEMPERCANTIK
RUMAH
Ragam Tanaman Hidroponik yang dilakukan secara
hidroponik.

Jenis sayuran hidroponik meliputi Pokcoy, sawi, bayam,


kangkung, kailan, selada, sladri, dan lain-lain.

Jenis buah-buahan meliputi mentimun, melon, cabe,


tomat, terong dan lain-lain.

Jenis tanaman herbal seperti daun mint, basil,


ketumbar, dan lain-lain

Jenis tanaman bunga seperti anggrek, bunga mawar juga


dapat dilakukan secara hidroponik.

Semua jenis tanaman tersebut dapat ditanam dengan


menggunakan sistem hidroponik.
Bab XV : CARA BERKEBUN HIDROPONIK
SEDERHANA DI RUMAH

Ada dua teknik sederhana yang akan saya bahas, yaitu


hidroponik sistem wick (mewakili teknik larutan statis) dan
hidroponik sistem NFT (mewakili teknik larutan alir)

1. Menanam Hidroponik sistem Wick.


Kata 'wick' kalau tidak salah berarti sumbu. Maka
sistem wick biasa disebut juga sistem sumbu. Sistem
hidroponik ini menggunakan sumbu yang dipasangkan ke
media/pot tanaman yang berfungsi untuk mengalirkan larutan
nutrisi dari bawah (penampung) ke atas (akar tanaman).
Rockwool adalah media yang akan menyerap air nutrisi yang
dibawa kain flanel, sehingga akar-akar muda tanaman akan
menyerapnya dari rockwool.

Semakin besar, akar tanaman akan keluar dari rockwool


dan merayap melalui kain flanel menuju larutan nutrisi di
bagian bawah dan mengisapnya sendiri.

Sistem ini merupakan sistem yang paling mudah, dan


murah, dan sangat cocok untuk tahap belajar, terutama untuk
para pemula atau hobiis tanaman indoor.
Bahan yang dibutuhkan :

 Botol bekas ukuran 600 ml atau 1500 ml


 Media tanam : disarankan Rockwool (bisa beli di toko
pertanian atau online) Alternatif lain kalau repot
bisa diganti sama dacron, busa bekas, gulungan kapas,
atau kain flanel yang digulung.
 Sumbu : Bisa menggunakan sumbu kompor / kain flanel /
kain yang menyerap air

Cara Membuat Media Tanam Hidroponik Sederhana


 Potong botol air mineral menjadi 2 bagian
 Lubangi bagian atas leher botol di dua sisi dengan
solder atau paku yang dipanasi.
 Masukan sumbu/kain flanel yang sudah dipotong
memanjang melalui dua lubang tadi
 Pasang terbalik bagian atas botol ke bagian bawah
botol.
 Media tanam hidroponik sederhana sudah siap digunakan.

Langkah berikutnya menyiapkan benih tanaman yang akan


kita tanam. Untuk latihan saya sarankan tanaman sayuran
hidroponik yang gampang tumbuh seperti sawi atau selada.
Saat ini benih/bibit tanaman banyak sekali dijual secara
online. Silahkan googling dengan kata kunci 'bibit tanaman
hidroponik'. Sekalian kalau anda beli online, beli juga
rockwool dan pupuk hidroponik.
Cara Menyemai Benih Hidroponik Menggunakan Rockwool
 Potong-potong rockwool dengan ukuran 2,5cm x 2,5cm.
 Basahi rockwool dengan air dengan cara dicipratkan
atau disemprot kecil agar rockwool tidak terlalu basah
/ digenangi air. Tempatkan di nampan atau kotak
plastik bekas yang ada.
 Lubangi bagian tengah setiap rockwool dengan
lidi/tusuk gigi. Jangan buat lubang terlalu dalam,
cukup kira-kira 2 mm saja.
 Masukkan benih tanaman ke dalam lubang yang sudah
dibuat di atas rockwool.
 Tutup wadah dengan kantong plastik hitam dan tempatkan
di tempat yang teduh atau gelap.
 Umumnya untuk sayuran seperti sawi dan selada, dalam
1-2 hari sudah sprout/pecah benih. Tanda sprout adalah
dengan munculnya calon akar (putih-putih) dan
menyembul calon daun.
 Kalau sudah ada yang pecah benih, segera jemur wadah
berisi benih tersebut di bawah sinar matahari pagi
sampai siang. Kalau matahari sudah terik, cukup simpan
di tempat yang terang dan tidak perlu ditutup lagi
oleh plastik hitam.
 Terlambat mengenalkan pada sinar matahari bisa
mengakibatkan etiolasi.
 Lakukan setiap hari. Tambahkan atau semprotkan air
agar rockwool tetap basah dan lembab jika dirasa media
sudah kering.
 Ciri benih yang sudah siap tanam adalah sudah tumbuh
daun sejati. Pada saat ini tanaman siap dipindah ke
media hidroponik untuk mendapatkan nutrisi tambahan
selain air dan sinar matahari.

Anda mungkin juga menyukai