Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHLUAN CA RECTI

DEFINISI
Ca. Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum.
Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di usus besar) atau
jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus). Sebagian besar
kanker colorectal adalah adenocarcinoma (kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat
serta melepaskan lendir dan cairan lainnya).

ETIOLOGI ( Faktor penyebab )


Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko telah
teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat penyakit
usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat.
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1123 ).
· Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam
kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian
besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat
menjadi kanker.
· Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi yang menyebabkan
peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama
bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih besar
· Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat
terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat
kanker di indung telur, uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko
yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal.
· Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat kanker
colorectal pada keluarga, maka kemungkinan Anda terkena penyakit ini lebih besar,
khususnya jika saudara Anda terkena kanker pada usia muda.
· Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi
lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar
terkena kanker colorectal.
· Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih tua.
Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50
tahun ke atas.

JENIS KLASIFIKASI
Dokter membagi kanker colorectal berdasarkan stadium berikut:
1. Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau rektum.
Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker colorectal Stadium 0.
2. Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum. Tumor belum
tumbuh menembus dinding.
3. Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding kolon
atau rektum. Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan di sekitarnya, tapi sel-sel
kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening,
4. Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, tapi
belum menyebar ke bagian tubuh yang lain.
5. Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain, misalnya hati atau
paru-paru.
6. Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh kembali
setelah periode tertentu, karena kanker itu tidak terdeteksi. Penyakit ini dapat kambuh
kembali dalam kolon atau rektum, atau di bagian tubuh yang lain.

Menurut klasifikasi duke berdasarkan atas penyebaran sel karsinoma dibagi menjadi :
Kelas A : Tumor dibatasi mukosa dan submukosa.
Kelas B : Penetrasi atau penyebaran melalui dinding usus.
Kelas C : Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional.
Kelas D : Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas.
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1126 ).
ANATOMI, PATOFISIOLOGI
Patofisiologi :
Kanker kolon dan rektum terutama ( 95 % ) adenokarsinoma ( muncul dari lapisan
epitel usus). Di mulai sebagai polip jinak (dapat diakibatkan pola diet rendah serat)
tetapi dapat menjadi ganas karena faktor mutasi (sesuai dengan teori seleksi sel,dr. Jan
tambayong,patofisiologi hal. 69) dan menyusup serta merusak jaringan normal serta
meluas kedalam struktur sekitarnya, sel kanker dapat terlepas dari tumor dan
menyebar ke bagian tubuh yang lain terutama yang paling sering ke hati. Melalui
proses invasi dengan cara tumbuh menyebar keluar lokasi asalnya, dilanjutkan
pemisahan sel dengan menembus pembuluh darah,kemudian menetap pada
endotelium yang disebut proses diseminasi akhirnya sel kanker ini menetap pada area
baru dan menyasuaikan diri untuk pertumbuhan selanjutnya yang disebut proliferasi.
Sumber : Patofisiologi untuk keperawatan hal.67-72 (dr. Jan tambayong) dan brunner
& sudarth,hal. 1136.
DAMPAK PADA BERBAGAI SISTEM TUBUH
Ca. Recti dapat bermetastasis ke organ lain seperti hati, paru-paru, limfe hal ini dapat
menyebabkan gangguan atau kerusakan fungsi organ tersebut.
MANIFESTASI KLINI
· Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit/konstipasi)
· Usus besar Anda terasa tidak kosong seluruhnya
· Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran Anda
· Kotoran Anda lebih sempit dari biasanya
· Sering kembung atau keram perut, atau merasa kekenyangan
· Kehilangan berat badan tanpa alasan
· Selalu merasa sangat letih
· Mual atau muntah-muntah.

PROSEDUR DIAGNOSTIK
· Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult Blood Test – FOBT):
Terkadang kanker atau polip mengeluarkan darah, dan FOBT dapat mendeteksi
jumlah darah yang sangat sedikit dalam kotoran. Karena tes ini hanya mendeteksi
darah, tes-tes lain dibutuhkan untuk menemukan sumber darah tersebut. Kondisi
jinak (seperti hemoroid), juga bisa menyebabkan darah dalam kotoran.
· Sigmoidoskopi: Dokter akan memeriksa rektum Anda dan bagian bawah kolon
dengan tabung cahaya (sigmoidoskop). Jika ditemukan polip (pertumbuhan jinak
yang dapat menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.
· Kolonoskopi: Dokter akan memeriksa rektum dan seluruh kolon dengan
menggunakan tabung panjang bercahaya (kolonoskop). Jika ditemukan polip
(pertumbuhan jinak yang dapat menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.
· Enema barium kontras ganda (Double-contrast barium enema): Prosedur ini
mencakup pengisian kolon dan rektum dengan bahan cair putih (barium) untuk
meningkatkan kualitas gambar sinar X. Dengan demikian, ketidaknormalan
(seperti polip) dapat terlihat dengan jelas.
· Pemeriksaan rektal secara digital: Pemeriksaan rektal seringkali menjadi
bagian pemeriksaan (check-up) fisik rutin. Dokter akan memasukkan jari dengan
sarung tangan yang telah dilumasi ke dalam rektum, untuk merasakan
ketidaknormalan.

MENEJEMEN KLINIKS ( Penatalaksanaan )


Penatalaksanaan medis :
 Penghisapan nasogastrik
Jika didapati pasien dengan obstruksi usus dan terjadi perdarahan yang cukup berarti.
 Terapi komponen darah (Endoskopi, Ultrasonografi, Laparoskopi)
Dilakukan pada periode pre operatif.
 Terapi ajufan
1. Kemoterapi
2. Terapi radiasi
3. Imunotropi
Dilakukan/dapat digunakan pada periode pre operatif,intraoperatif dan post operatif.
 Alat radiasi intrakovitas
Digunakan pasca operasi untuk mengurangi resiko kekambuhan tumor dengan cara
diimplantasikan.
Metode pentahapan yang sering digunakan secara luas adalah klasifikasi duke :
Kelas A : Tumor dibatasi mukosa dan submukosa.
Kelas B : Penetrasi atau penyebaran melalui dinding usus.
Kelas C : Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional.
Kelas D : Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1126 ).
Penatalaksanaan bedah :
 Kolonoskopi
Untuk kanker yang terbatas pada satu sisi.
 Polipektomi
Metode dalam kolostomi laparoskopik agar dapat meminimalkan area pembedahan
pada beberapa usus.
 Laser Nd:YAG
Efektif untuk lesi A,B dan C
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan besarnya tumor. Pemilihan prosedur
pembedahan tumor sebagai berikut (menurut Duoghty & Jackson,1993)
1. Reseksi segmental : anastomosis ( pengngkatan tumor dan porsi usus pada
sisi pertumbuhan,pembuluh darah dan nodus limfatik.
2. Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen
(pengangkatan tumor dan persi sigmoid dan semua rektum dan sfingter anal).
3. Kolostomi sementara dengan reseksi segmental dan anastomosis serta
reanastomosis lanjut dari kolostomi (memungkinkan dekompresi usus awal
dan persiapan usus sebelum reseksi).
4. Kolostmi permanen atau ileostomi (untuk menyembuhkan lesi obstruksi
yang tidak dapat direseksi).
(Brunner & suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah ed.8,hal. 1127).
KOMPLIKASI
 Hemmoragi (perdarahan)
 Syok

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN SEHUBUNGAN DENGAN
NEOPLASMA, Ca. RECTI
1. PENGKAJIAN

1. Anamnese
1. Identitas pasien.
2. Identitas penanggung jawab.
2. Keluhan utama
· Dilihat dari tanda dan gejala penyakit.
1. Riwayat penyakit sekarang
· Dengan format P Q R S T
1. Riwayat penyakit dahulu
2. Riwayat penyakit keluarga
3. Pola kebiasaan
1. Pemeliharaan kesehatan.
2. Pola pelatihan aktivitas.
3. Pola nutrisi.
4. Pola istirahat dan tidur.
5. Pola eliminasi.
6. Riwayat spiritual,sosial dan konsep diri.
1. KELUHAN UTAMA PASIEN
· Nyeri abdomen / rektum.
· Konsultasi feses terdapat darah.
· Konsultasi adanya kecemasan kehilangan anggota tubuh dan perubahan
fungsi tubuh.
1. PEMERIKSAAN FISIK
Dengan "RECTAL – TOUCHER" biasanya diketahui :
1. Tonus sfingterani keras/lembek.
2. Mukosa kasar,kaku biasanya tidak dapat digeser.
3. Ampula rektum kolaps/kembung terisi feses atau tumor yang dapat teraba
ataupun tidak.
2. PROSEDUR DIAGNOSTIK
· Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult Blood Test –
FOBT).
· Sigmoidoskopi
· Kolonoskopi
· Enema barium kontras ganda (Double-contrast barium enema)
· Pemeriksaan rektal secara digital
ANALISA DATA

PRE OPERASI
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
Ca. Recti

Mendesak jaringan
disekitarnya
DS
:
klien mengeluh pada daerah mengeluarkan zat
rektal neurotransmiter
 klien tampak meringis
1 menahan sakit. Nyeri
DO
 klien tampak lemah Medulla spinalis
:

Medulla oblongata

Korteks serebri

Nyeri
Ca. Recti

Klien mengatakan takut untuk Takut mati, takut


DS
operasi karena resiko perubahan pada
:
kematian kehidupan sosial
2  klien tampak cemas Berduka / antisipasi
 klien gelisah
DO
 wajah klien tampak Gangguan konsep diri
:
murung

Berduka
Ca. Recti
DS
: Klien mengatakan badannya
terasa lemah Metastasis
nutrisi tubuh
3  klien tampak lemah kurang dari
 klien tampak pucat hipermetabolik dan kebutuhan
asupan nutrisi tetap
DO
:
nutrisi tubuh kurang dari
kebutuhan

POST OPERASI
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
Pembedahan

terputusnya kontinuitas
jaringan
DS : klien mengatakan nyeri pada
daerah pembedahan
mengeluarkan zat
neurotransmiter

1  klien tampak lemah Nyeri


DO  klien tampak meringis Medulla spinalis
: menahan nyeri
 nyeri skala 8
Medulla oblongata

Korteks serebri

Nyeri
Pembedahan

-
Terputusnya kontinuitas
DS :
jaringan
2 Resiko infeksi
DO
:  terdapat luka irgasi
Port de entry
pembedahan

Resiko infeksi
Ca. Recti

DS :
Klien mengatakan kotor didaerah pembedahan
badannya
Defisit
3 Imobilisasi/
perawatan diri
Bedrest (istirahat total)
Tampak badan klien kotor dan
DO
kurang terawat
:
ADL terganggu
Defisit perawatan diri

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN SEHUBUNGAN DENGAN


NEOPLASMA, Ca. RECTI
PRE OPERASI
DIAGNOSA 1
Nyeri sehubungan dengan adanya kanker pada daerah rektal.
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
 Untuk mengetahui
seberapa dalam nyeri
 Kaji tingkat
yang dirasakan.
nyeri.
 Agar membantu
 Berikan tehnik
Setelah dilakukan mengurangi rasa sakit.
distraksi dan
tindakan  Meningkatkan
relaksasi
keperawatan relaksasi dan Nyeri yang
 Berikan
diharapkan nyeri membantu dirasakan klien
lingkungan
yang dirasakan memfokuskan tidak dirasakan
yang nyaman
oleh klien hilang kembali perhatian. lagi.
pada klien.
atau tidak  Nyeri adalah
 Berikan
dirasakan lagi. komplikasi serng pada
analgetik sesuai
kanker,dengan
prosedur/instruk
memberi analgetik
si dokter.
dapat mengurangi rasa
nyeri.

DIAGNOSA 2
Berduka sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan rasa takut karena resiko kematian.
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
 Kaji  Pengetahuan
klien/orang tentang proses
terdekat berduka
Setelah terhadap duka memperkuat
dilakukan yang dialami. normalitas
tindakan Jelaskan sesuai perasaan/reaksi
Klien memperoeh
keperawatan kebutuhan. terhadap apa
pengetahuan akan
diharapkan  Perkirakan yang dialami dan
penyakitnya dan klien
klien dapat syok awal dan dapat membantu
dapat beraktivitas
informasi yang ketidak pasien
dengan
diperukan dan yakinan setelah menghadapi
normal,merencanakan
dapat diagnosis lebih efektif
masa depan.
mengembalikan kanker dengan mereka.
kepercayaan diri dan/atau  Sedikit pasien
seperti semula. prosedur yang yang benar-benar
menimbulkan siap untuk realita
trauma. perubahan yang
 Diskusikan dapat terjadi.
informasi yang  Untuk
diperlukan menyampaikan
klien informasi yang
 Dorong dibutuhkan oleh
pengungkapan pasien.
pikiran/masala  Pasien merasa
h dan terdukung
penerimaan mengekspresikan
ekspresi perasaan dengan
kesedihan,mar memahami
ah dan bahwa konflik
penolakan emosi yang
dalam dan sering
adalah normal
dan dapat
dialami oleh
orang lain dalam
situasi sulit.

DIAGNOSA 3
Nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan hipermetabolik akibat kanker.
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
 Pantau  Mengidentifikasi
masukan kekuatan/defisiensi
makanan tiap kekuatan.
hari, biarkan  Kebutuhan jaringan
pasien metabolik ditingkatkan
Setelah menyimpan begitu juga cairan
dilakukan buku harian (untuk menghilangkan
tindakan tentang produk sisa) dan BB stabil dan
keperawatan makanan suplemen dapat pemahaman
diharapkan BB sesuai indikasi. memainkan peran pengaruh
stabil dan  Dorong pasien penting dalam individual pada
pemahaman untuk makan mempertahankan masukan
pengaruh diet tinggi maskan kalori da adekuat dan
individual pada kalori kaya protein adekuat. klien mampu
masukan nutrien dengan  Membuat waktu makan berpartisipasi
adekuat dan masukan cairan lebih dalam
pasien dapat adekuat dan menyenangkan,yang intervensi
berpartisipasi dorong dapat meningkatkan spesifik untuk
dalam intervensi penggunaan masukan merangsang
spesifik untuk suplemen dan  Sering sebagai sumber nafsu makan.
merangsang makan distres emosi khususna
nafsu makan. sering/lebih untuk orang terdekat
sedikit dibagi- yang menginginkan
bagi selama untuk memberi makan
sehari. pasien dengan sering.
 Ciptakan Bila pasien menolak
suasana makan orang terdekat dapat
malam yang merasa ditolak/frustasi.
menyenangkan
. Dorong
pasien untuk
berbagi
makanan
dengan
keluarga/teman
.
 Dorong
komunikasi
terbuka
mengenai
masalah
anoreksia.

POST OPERASI
DIAGNOSA 1
Nyeri pada post operasi sehubungan dengan pembedahan.
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
 Bermanfaat dalam
 Kaji tingkat
evaluasi.
nyeri.
 Nyeri menentukan
Setelah  Atur posisi
efektivitas terapi.
dilakukan pasien Klien
 Meningkatkan
tindakan senyaman mengungkapkan
relaksasi dan
keperawatan mungkin. tidak nyeri
meningkatkan
diharapkan  Ajarkan tenik lagi,nyeri
kemampuan koping
nyeri yang distraksi dan berkurang dan
pasien.
dirasakan oleh relaksasi. klien tidak tampak
 Membantu
klien hilang  Kolaborasi meringis dan
memfokuskan
atau tidak dengan tim menahan sakit lagi.
perhatian dan
dirasakan lagi. dokter dalam
membantu pasien
pemberian
untuk mengatasi
terapi analgetik
nyeri.

DIAGNOSA 2
Resiko infeksi sehubungan dengan adanya luka akibat pembedahan.
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
 Observasi  Pengontrolan
Setelah dilakukan
tanda-tanda tanda-tanda
tindakan keperawatan
infeksi. infeksi sejak dini.
diharapkan klien tidak Tanda-tanda
 Gunakan  Mencegah
akan mengalami infeksi infeksi tidak
tehnik septik masuknya
akibat terjadi.
dalam setiap mikroorganisme
mikroorganismelalui
tindakan melalui luka
luka pembedahan.
keperawatan pembedahan.
terhadap luka  Membantu
pembedahan. potensial sumber
 Tekankan infeksi dan/atau
higiene pertumbuhan
personal. sekunder.

DIAGNOSA 3
Defisit perawatan diri sehubungan dengan keterbatasan aktivitas fisik.
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
 Ajakan pada
Setelah dilakukan
keluarga untuk
tindakan  Salah satu
membantu
keperawatan pemenuhan
pemenuhan
diharapkan defisit rasa
kebutuhan dasar
keperawatan diri nyaman.
klien seperti mandi Kebutuhan dasar
pasien  Salah satu
dan makan. aktivitas pasien
pemenuhan
 Bantu perawatan terpenuhi.
dapat teratasi. rasa
diri/personal hygiene
Dengan kriteria nyaman.
klien seperti
hasil : kuku dan
perawatan
kulit pasien tidak
kuku,rambut dan
kotor.
kulit.
PATHWAY

Anda mungkin juga menyukai