PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam UUD No. 23 th 1993 tentang kesehatan menyebutkan bahwa sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis yang memiliki arti sehat bukan hanya sehat jasmani tetapi juga rohani.
Instalasi kesehatan yang didirikan oleh pemerintah guna untuk membantu menjamin
kesehatan masyarakat yang kurang mampu. Instalasi kesehatan yang didirikan oleh pemerintah
guna membantu masyarakat kurang mampu seperti puskesmas sangatlah membantu menjaga
kesehatan masyarakat, tetapi sejalan dengan perubahan puskesmas harus mampu mengelola alat
kesehatan, obat – obatan dengan baik. Puskesmas memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh
masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Farmasi adalah suatu bidang professional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu
kesehatan dan ilmu kimia, yang memiliki tangaaung jawab mmastikan efektivitas dan keamanan
penggunaan obat.
Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batas wilayah
administrasi yang diatur dalam perundang-undangan serta pemukiman yang telah
memperlihatkan watak dan cirri kehidupan perkotaan.
Dalam rangka mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi Kementerian Kesehatan telah
dirumuskan sasaran-sasaran utama untuk menunjang pencapaiannya.
Sasaran utama yang harus dicapai oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah :
1. Semua sediaan farmasi, makanan dan perbekalan kesehatan harus memenuhi syarat.
2. Di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar.
Sistem Kesehatan Nasional tahun 2009 menetapkan bahwa tujuan dari pelayanan
kefarmasian adalah ” Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan yang bermutu, bermanfaat,
terjangkau untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya”. Hal tersebut
diwujudkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam sebuah Misi
yaitu ” Terjaminnya kesehatan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan
bagi pelayanan kesehatan ”.
Dengan adanya perubahan pada rencana strategis Kementerian Kesehatan, Konas, SKN
2009 serta dalam rangka menerapkan SPM di bidang obat, maka strategi yang digunakan oleh
Provinsi, Kabupaten/Kota bahkan hingga tingkat Puskesmas dalam pengelolaan obat juga akan
mengalami perubahan.
Fungsi pemerintah pusat dalam manajemen kefarmasian di era desentralisasi meliputi
penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria (NSPK), yang terkait dengan manajemen
kefarmasian di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK), antara lain penyusunan Daftar Obat
Esensial Nasional (DOEN), pedoman pengobatan, penetapan harga obat generik, pedoman
pelayanan kefarmasian, dan Materi Pelatihan Manajemen Pelayanan Kefarmasian.
B. Tujuan
C. Manfaat
TINJAUAN TEORI