Anda di halaman 1dari 3

ASCARIASIS (B77.

9)
No.Dokumen : 800/SOP/ /CBR/I/2017
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 3 / 1 / 2017
Halaman : 1/3

UPTD
PUSKESMAS
CIBEUREUM Titin Hajari, drg
NIP.197711222003122006

1. Pengertian Askariasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infestasi


parasit Ascaris lumbricoides.
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah penatalaksanaan dan terapi
ascariasis di UPTD Puskesmas Cibeureum
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Cibeureum
Nomor : 800/SK/……/CBR/I/2017 Tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi PMK No.5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinik Bagi dokter
di Fasilitas Pelayanan Primer
5. Prosedur/ 1. Anamnesis
Langkah- A. Keluhan :
langkah  Nafsu makan menurun
 Perut membuncit
 Lemah
 Pucat
 Berat badan menurun
 Mual
 Muntah

B. Gejala Klinis
Gejala yang timbul pada penderita dapat disebabkan oleh
cacing dewasa dan larva.
Pada infeksi berat, terutama pada anak dapat terjadi
malabsorpsi sehingga memperberat keadaan malnutrisi. Efek
yang serius terjadi bila cacing-cacing ini menggumpal dalam
usus sehingga terjadi obstruksi usus (ileus).

C. Faktor Risiko
 Kebiasaan tidak mencuci tangan.
 Kurangnya penggunaan jamban.
 Kebiasaan menggunakan tinja sebagai pupuk.

1/3
 Kebiasaan tidak menutup makanan sehingga dihinggapi
lalat

2. Pemeriksaan Klinis
 Pemeriksaan tanda vital
 Pemeriksaan generalis tubuh: konjungtiva anemis, terdapat
tanda-tanda malnutrisi, nyeri abdomen jika terjadi obstruksi.

3. Pemeriksaan Penunjang
Melakukan pemeriksaan tinja secara langsung. Adanya telur
dalam feses memastikan diagnosis Ascarisis.

4. Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang.
Ditemukan telur atau cacing dalam feses.

5. Terapi
A. Farmakologi
 Pirantel pamoat 10 mg /kg BB, dosis tunggal, atau
 Mebendazol, 500 mg, dosis tunggal, atau
 Albendazol, 400 mg, dosis tunggal. Tidak boleh diberikan
pada ibu hamill.
Pengobatan dapat dilakukan secara perorangan atau secara
massal pada masyarakat. Syarat untuk pengobatan massal
antara lain :
 Obat mudah diterima dimasyarakat
 Aturan pemakaian sederhana
 Mempunyai efek samping yang minim
 Bersifat polivalen, sehingga dapat berkhasiat terhadap
beberapa jenis cacing
 Harga mudah dijangkau.

B. Konseling dan Edukasi


a. Memberi pengetahuan kepada masyarakat akan
pentingnya kebersihan diri dan lingkungan, antara lain:
 Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun.
 Menutup makanan.
 Masing-masing keluarga memiliki jamban keluarga.

2/3
 Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk.
 Kondisi rumah dan lingkungan dijaga agar tetap bersih
dan tidak lembab.
b. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, yaitu antara lain:
 Masing-masing keluarga memiliki jamban keluarga.
Sehingga kotoran manusia tidak menimbulkan
pencemaran pada tanah disekitar lingkungan tempat
tinggal kita.
 Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk.
 Menghindari kontak dengan tanah yang tercemar oleh
tinja manusia.
 Menggunakan sarung tangan jika ingin mengelola
limbah/sampah.
 Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukkan
aktifitas dengan menggunakan sabun.
 Kondisi rumah dan lingkungan dijaga agar tetap bersih dan tidak
lembab.

6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait PKU
UGD
LAB
RANAP
KIA
PONED
9. Dokumen
Rekam Medic
Terkait
10. Rekaman
Tanggal mulai
historis No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
perubahan

3/3

Anda mungkin juga menyukai