NAMA
SIKHATUN KHASANAH
A01401965
i
ii
iii
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................... i
HALAMAN ORISINALITAS........................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................. iv
DAFTAR ISI.................................................................................... v
KATA PENGANTAR...................................................................... vii
ABSTRAK........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................... 3
1.3. Tujuan Studi Kasus.................................................. 3
1.4. Manfaat Studi Kasus................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Puastaka.................................................. 5
2.1.1. Asuhan keperawatan dalam gangguan cairan dan
Elektrolit.............................................................. 5
2.1.1.1. Pengkajian .......................................... 5
2.1.1.2. Diagnosa keperawatan ........................... 8
2.1.1.3. Perencanaan keperawatan ....................... 8
2.1.1.4. Pelaksanaan keperawatan ....................... 13
2.1.1.5. Evaluasi keperawatan .......................... 20
2.1.2.Penyakit Diare dengan gangguan Cairan dan
elektrolit......................................................... 21
2.1.2.1. Pengertian diare....................................... 21
2.1.2.2. Penyebab diare........................................ 21
2.1.2.3. Tanda dan gejala diare........................... 22
2.1.2.4. Akibat penyakit diare............................. 23
2.1.2.5. Patofisiologis diare.................................. 23
2.1.2.6. Pengertian Cairan dan Elektrolit.............. 23
v
2.1.2.7. Fungsi cairan........................................... 24
2.1.2.8. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan
Cairan dan elektrolit............................................. 24
2.1.2.9. Proporsi cairan tubuh............................... 25
2.1.2.10.Masalah kebutuhan elektrolit.................. 25
2.1.2.11.Kebutuhan cairan dan elektrolit.............. 27
2.1.3. Tumbuh kembang Balita.............................................. 27
2.1.3.1. Pengertian balita....................................... 27
2.1.3.2. Tumbuh kembang balita ......................... 27
2.1.4. Kerangka Teori............................................................ 28
BAB III METODE STUDI KASUS
3.1. Jenis/Desain/Rancangan ................................................ 29
3.2. Subjek studi kasus.......................................................... 29
3.3. Fokus studi kasus........................................................... 29
3.4. Definisi operasional........................................................ 30
3.5. Instrumen studi kasus..................................................... 30
3.6. Metode pengumpulan data............................................. 30
3.7. Lokasi dan waktu stdui kasus........................................ 31
3.8. Etika studi kasus ............................................................ 31
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Studi Kasus............................................................ 32
4.1.1 Fokus Asuhan Keperawatan klien 1...................... 32
4.1.2 Fokus Asuhan Keperawatan klien 2...................... 39
4.2 Pembahasan Studi Kasus................................................. 44
4.3 Keterbatan Studi Kasus................................................... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..................................................................... 49
5.2 Saran............................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
vi
KATA PENGANTAR
Assalamungalaikum wr.wb
Dengan mengucapkan sukur alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI DIARE DENGAN
GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DIRUMAH SAKIT RSUD Dr.
SOEDIRMAN KEBUMEN” laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Selesainya laporan ini tidak lain berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Alloh SWT yang telah memberikan hidayahnya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancar.
2. Kepada kedua orang tua ( Bpk Khabib Soleh dan Ibu Ma’fiyah ) yang
telah memberikan kasih sayang, semangat serta do’a dan materi.
3. Ibu Herniyatun, M.Kep.Sp.Mat Selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
4. Ibu Nurlaila, M.Kep selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
5. Ibu Ning Iswati, M.Kep Pembimbing Akademik Karya Tulis Ilmiah yang
telah banyak memberikan support dan bimbingan kepada penulis.
6. Segenap Staf, Dosen dan Karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong yang telah berkenaan memberikan bimbingan
dan arahan materi selama penulis menempuh pendidikan.
7. Teman-teman kelas C seperjuangan yang telah memberikan semangat dan
do’a.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan laporan ini.
vii
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ujian akhir program ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan dan penyempurnaan kedepannya.
Sikhatun Khasanah
(A01401965)
viii
Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Juli 2017
ABSTRAK
Latar belakang : Dehidrasi pada diare dapat menyebabkan kekurangan volume cairan
dan elektrolit pada tubuh. Jika tidak cepat di tangani, ini dapat menyebabkan kematian.
Tujuan penulis : Menggambarkan asuhan keperawatan pasien diare dengan gangguan
cairan dan elektrolit.
Metode Penulisan : Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan
studi kasus (case study approach), data diperoleh dari wawancara, pemeriksaan fisik,
observasi, rekamedik dan studi dokumen. Subjeknya dua orang pasien, yaitu anak 8 bulan
dan 3 tahun.
Hasil : Dalam asuhan keperawatan kedua pasien dengan diare, mengalami kekurangan
volume cairan dan lektrolit. Pengkajian didapatkan kedua pasien mengalami peningkatan
rasa haus, terlihat lemas, rewel, tidak nafsu makan, BAB cair, berlendir serta bercampur
darah dan peningkatan leukosit. Masalah keperawatan yang muncul adalah kekurangan
volume cairan dan elektrolit dan defisit pengetahuan. Rencana keperawatan untuk
mengatasi kekurangan volume cairan dan elektrolit, antara lain: monitoring TTV, intake
dan output cairan, menganjurkan pasien untuk minum banyak, memberikan cairan, obat
sesuai intrusksi dari dokter dan melakukan pankes tentang diare. Implementasi dilakukan
selama pengelolaan 3x7 jam. Evaluasi pada kedua pasien dengan masalah kekurangan
volume cairan dan elektrolit serta defisit pengetahuan teratasi.
Kesimpulan : Memeberikan cairan pada pasien dan pankes kepada kelurganya dapat
mengatasi kekurangan cairan dan elektrolit pada diare.
1. Mahasiswa
2. Pembimbing
ix
DIII Program of Nursing Department
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Scientific Paper, July 2017
ABSTRACT
Background: Diarrheal dehydration can cause fluid volume and electrolyte deficiency in
the body. It may lead to death unless it is handled.
Objective: Describing nursing care for diarrhea patients having fluid and electrolyte
disturbances.
Method: This study is an analytical desccriptive with case study approach. Data were
obtained from interview, physical examination, observation, and documentation. The
subjects were 2 children – 8 months old and 3 years old.
Result: The nursing care showed that both patients with diarrhea had fluid volume and
electrolyte deficiency. The assessment showed that both patients got increasing thirst,
weak-look, fussiness, no appetite, liquid, mucus and blood mixed defecation and
increasing leukosit. The emerging nursing problems were fluid and electrolyte shortage
and knowledge deficit. Nursing plans to address this deficiency include monitoring the
vital signs, fluid intake and output, encouraging to drink more, giving fluid and
medecines in accordance with doctor’s instruction, and conducting health education about
diarrhea. Implementation was conducted in 3x7 hours of the management. The evalution
was that fluid volume and electrolyte shortage and knowledge deficit were resolvable.
Coclusion: Giving patients fluid and conducting health education for their family can
overcome the lack of fluid and electrolyte in diarrheal disease.
1. Student
2. Lecturer
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Dehidrasi akan semakin parah jika ditambah dengan keluhan lain seperti mencret
dan panas karena hilangnya cairan tubuh lewat penguapan. Kasus kematian balita
karena dehidrasi masih banyak ditemukan dan biasanya terjadi karena
ketidakmampuan orang tua mendeteksi tanda-tanda bahaya ini (Cahyono, 2010).
Diare yaitu kekurangan cairan pada tubuh dengan jumlah banyak ditandai
dengan BAB lebih dari 3x dalam bentuk cair, berlendir dan terkadang di sertai
darah. (Suriadi, 2010). Penanganan pertama diare akut yaitu menentukan tingakat
derajat dehidrasi. Tujuan utama terapi untuk mencegah dehidrasi, mengoreksi
kekurangan cairan dan elektrolit secara tepat (terapi rehidrasi) dan mencegah
gangguan nutrisi (Gunardi 2008).
Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas cairan. Cairan merupakan
komposisi terbesar dalam tubuh manusia. Cairan berperan dalam menjaga proses
metabolisme dalam tubuh. Untuk menjaga kelangsungan proses tersebut adalah
keseimbangan cairan. Cairan dalam tubuh manusia normalnya adalah seimbang
antara asupan (input) dan haluaran (output). Jumlah asupan cairan harus sama
dengan jumlah cairan yang dikeluarkan dari tubuh. Perubahan sedikit pada
keseimbangan cairan dan elektrolit tidak akan memberikan dampak bagi tubuh.
Akan tetapi, jika terjadi ketidak seimbangan antara asupan dan haluaran, tentunya
akan menimbulkan dampak bagi tubuh manusia. Pengaturan keseimbangan cairan
tubuh, proses difusi melalui membran sel, dan tekanan osmotik yang dihasilkan
oleh elektrolit pada kedua kompartemen (Mubarak, 2007) .
Cairan dan elektrolit sangat penting mempertahankan keseimbangan atau
homeostosis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat
mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air
yang mengandung partikel - partikel bahan organik dan anorganik yang vital
untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen - komponen kimiawi
(FKUI, 2008).
Dalam tubuh, fungsi sel bergantung pada keseimbangan cairan dan
elektrolit. Keseimbangan ini diurus oleh banyak mekanisme fisiologik yang
terdapat dalam tubuh sendiri. Pada bayi dan anak sering terjadi gangguan
keseimbangan tersebut yang biasanya disertai perubahan Ph cairan tubuh (Irwan,
3
2013). Gangguan volume cairan dan elektrolit merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia fisiologis yang harus dipenuhi, apabila penderita telah banyak
mengalami kehilangan air dan elktrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi. Terutama
diare pada anak perlu mendapatkankan penanganan yang cepat dan tepat sehingga
tidak mempengaruhi tumbuh kembang anak (Sodikin, 2011).
Angka kematian yang tinggi akibat diare akan berdampak negatif pada
kualitas pelayanan kesehatan karena angka kematian anak (AKA) merupakan
salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan yang optimal, kurang
berhasilnya usaha dalam proses pencegahan diare merupakan salah satu faktor
yang harus diperhatikan karena jika upaya pencegahan tidak ditangggulangi
dengan baik, maka peningkatan penyakit diare pada balita akan semakin
meningkat (Depkes, 2010).
Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dalam
bentuk karya ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Klien yang mengalami
diare dengan gangguan cairan dan elektrolit di RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
Penulis berharap dengan studi kasus ini dapat memberikan asuhan keperawatan,
mengimplementasikan sesuai dengan intervensi yang sudah direncakan dan dapat
memberikan manfaat bagi penyakit diare dan tidak menyebabkan komplikasi yang
serius.
1.2 Rumusan masalah
Bagiaman gambaran asuhan keperawatan pasien diare dengan gangguan cairan
dan elektrolit pada balita di RSUD Dr. Soedirman Kebumen ?
1.3 Tujuan studi kasus
Tujuan umum
Menggambarkan asuhan keperawatan pasien diare dengan gangguan cairan dan
eletrolit.
Tujuan khusus
1.3.1 Mendiskripsikan pengkajian asuhan keperawatan pada pasien diare
dengan gangguan cairan dan elektrolit
1.3.2 Mendiskripsikan diagnosa keperawatan dengan gangguan cairan dan
elektrolit
4
Alatas, Husein dan Hasan, Rusepno. Editor. 2010. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak. Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1985. hal. 283: 312.
Alireza, dkk. 2017. Evaluation of water and electrolytes disorders in severe acute
diarrhea patients treated by WHO protocol in eight large hospitals in
Tehran; a nephrology viewpoint. J Renal Inj Prev. 2017; 6 (2): 109-112.
Anggraini, Dwi Yanti dan Budi Sutomo. Menu Sehat Untuk Batita dan Balita.
2010. Demedia: Jakarta.
Depkes. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan. edisi 2011. Depkes RI.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2012. Buku Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2012. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori &
Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta, EGC.
Mubarak. Irwan, dkk (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Cetakan
pertama. Jakarta: EGC.
Nanny, Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Rocha, Carminate, Tibirica, Carvalho, Silva, Chebli . 2012. Acute Diarrhea in
Hospitalized Children of the Municipality of Juiz de fora, mg, Brazil:
Prevalence and Risk factors associated with disease severity. Arq.
Gastroenterol. 49 (4): 259-265.
Sitohang, vensya. 2011. Situasi diare di Indonesai: sekertaris jenderal kemkes RI.
Suriadi, Rita Yuliana. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta:
Sagung Seto.
Tjitrosantoso Heedy, Korompis Fras, dkk. (2013). Studi penggunaan obat pada
penderita diare di instasi rawat inap BLU RSUP Prof.Dr.R.D. Kandou
manado priode januari-juni 2012. http://ejurnal . uniset. ac. id diakses
pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 20.30 WIB.
Utami, Rahayu Sari. 2015. Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan
Gangguan Gastroenteritis Dehidrasi Sedang.Volume 2 No 1- Januari
2015.
Walgito, Bimo. (2010). Bimbingan dan Konseling Studi & Karir. Yogjakarta:
Andi.
Wardani, S. 2016. Asuhan Keperawatan Manajemen Diare Pada Anak Yang Oleh
Perawat Di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 1 (1):
24-31.
Wardani, Septi. 2016. Manajemen Diare Pada Anak Oleh Perawat Di Rumah
Sakit. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1 (1) 2016.
WHO, UNICEF. (2013). Ending Preventable Child Deaths from Pneumonia and
Diarrhoea by 2025 The integrated Global Action Plan for Pneumonia
and Diarrhoea (GAPPD). WHO. France.
Wong, Donna L.2009. Buku Ajar Keperawatan pediatrik, alih bahasa Andry
Hartono, Sari Kurnianingsih, Setiawan editor edisi bahasa Indonesia.
Edisi 6. Jakarta: EGC.
DAFTAR LAMPIRAN
Sikhatun Khasanah
Lampiran 2 : Informasi dan pernyataan persetujuan (Informed consent)
INFORMED CONSENT
(Persetujuan Menjadi Partisipan)
................................ ........................................
Sikhatun Khasanah
Lampiran 3 : Bukti proses bimbingan
Lampiran 4 : Kuisoner penyakit diare
KUESIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP PENYAKIT
DIARE DI RUMAH SAKIT
Keterangan
1. benar 1- 4 : pengetahuan orang tua terhadap penyakit diare
sangat kurang
2. benar 4 - 7 : pengetahuan orang tua terhadap penyakit diare
kurang
3. benar 7 – 11 : tidak ada masalah dalam pengetahuan orang tua
terhadap penyakit diare
Lampiran 5 : Satuan acara penyuluhan (SAP) penyakit diare
MATERI PENYULUHAN
DAFTAR PUSTAKA
.
Alatas, Husein dan Hasan, Rusepno.Editor.2010. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak. Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1985.hal.283: 312.
Nanny, Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
7. Genogram
8. Kebutuhan cairan
Hasil Penghitungan Balance Cairan An. AL mulai dari tanggal 12-14
Juli 2017
Tanggal Input Output Balance Cairan
12-07-2017 Minum+ ASI Diapers 420cc BC=Input-
330cc IWL 63cc Output
Infus 224cc Total 483cc BC=555.8-483
Antibiotik 1.8cc BC=72.8cc/7
Total 555.8cc jam
13-07-2017 Minum+ASI Diapers 320cc BC=Input-
153.7cc IWL 63cc Output
Infus 224cc Total 383cc BC=379.5-383
Antibiotik 1.8cc BC=-3.5cc/7
Total 379.5cc jam
14-07-2017 Minum+ASI Diapers 240cc BC=Input-
135cc IWL 63cc Output
Infus 224cc Total 303cc BC=360-303
Antibiotik 1cc BC=57cc/7 jam
Total 360cc
9. Kebutuhan kalori
Rumus : BB x 100
: 7,2 x 100
: 720 kkal
10. Pola pengkajian gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga klien mengatakan bahwa kesehatan sangatlah penting
khususnya An. AL karena masih balita. Saat mengetahui anaknya
mengalami mencret, muntah serta demam klien langsung dibawa
ke dokter terdekat, kelurga juga mengatakan saat membersihkan
BAB pada klien yaitu dengan air hangat atau tissu basah serta
gerakan dimulai dari belakang kedepan.
b. Pola Nutrisi dan Metebolik
Sebelum sakit An. AL makan sesuai porsi yang diberikan oleh
ibunya 3x/hari selalu habis dan terkadang lebih, jenisnya nasi yang
dihaluskan, kuah sayuran,lauk dan ASI. Selama sakit An. AL rasa
haus meningkat, An. AL hanya mau minum ASI sehari kurang
lebih 5x, serta air putih 3 botol dot ukuran 60 ml dan tidak nafsu
makan.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit ibu pasien mengatakan pasien BAB sehari kurang
lebih 3x dengan konsistensi lembek warna kuning bau khas, BAK
sehari kurang lebih 5x dengan warna kuning bau khas. Saat sakit
Ibu klien mengatakan An. AL 2 hari SMRS mengalami diare
kurang lebih 5x BAB cair tidak bercampur darah, muntah pada
hari 2 SMRS kurang lebih 3x. Saat diruangan An. A BAB lebih
dari 5x dengan konsistensi cair dan terdapat lendir dan sudah ganti
diapers selama 4x, dengan berat 500 c. Untuk BAK An. AL tidak
terkaji karena di pasang diapers.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit klien sangat aktif jarang terlihat rewel, pasien juga
sering bermain di lantai dan selama sakit klien banyak tidur di
dampingi oleh ibunya, klien terlihat lemas, sering rewel klien
jarang keluar dari ruangan, ketika jenuh An. AL minta untuk
digendong oleh ibu atau neneknya di dalam ruangan.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit An. AL tidur sehari kurang lebih 8-9 jam selalu
nyenyak tidak ada gangguan, bangun hanya ketika haus dan lapar,
selama sakit klien mengalami gangguan dalam tidurnya karena
terpasang selang infus dan sakit pada perutnya.
f. Pola Persepsi dan Kognitif
Klien tidak ada keluhan yang berkenaan dengan kemampuan
sensasi yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan
maupun sensasi perubahan. Klien juga tidak menggunakan alat
bantu pendengaran maupun alat bantu penglihatan. Ibu klien
mengatakan tinggal di daerah pegunungan jarak antara rumah
dengan tetangga sangat dekat, air yang digunakan untuk sehari-
hari yaitu dengan air sumur.
g. Pola Hubungan / Peran
Keluarga mengatakan An.AL hanya bisa menangis dan sering
rewel ketika merasa lapar dan sakit. pada saat pengkajian An.AL
terlihat tenang saat di pengang pipinya, dan selalu menangis ketika
di berikan obat lewat selang infus
h. Pola Reproduksi dan Seksual
An. AL berjenis kelamin perempuan dengan umur 8 bulan 4 hari,
tidak ada gangguan diorgan reproduksinya. Keluarga klien juga
mengatakan bahwa anakanya adalah anak pertama keluarga sangat
mencemasakan kondisi An. AL terutama neneknya karena
mencret terut-menerus.
i. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Ibu An. AL mengatakan bahwa anaknya mengalami ketakutan saat
melihat orang yang baru dikenal, Setiap dilakukan tindakan
keperawatan pada An. AL selalu menangis terutama ketika
melihat orang yang memakai baju putih-putih.
j. Pola Mekanisme Koping
An. AL ketika merasa takut hanya melihat petugas perawat yang
merawatnya sambil menangis dan minta di gendong oleh ibu atau
neneknya.
k. Pola Nilai Kepercayaan / keyakinannya
Keluarga An.AL beragama islam dan Alhamdullilah dalam
keluarga klien tidak ada keyakinan / kebudayaan yang
bertentangan dengan kesehatan maupun dalam pengobatan yang
dijalani.
B. DATA OBJEKTIF
Pengkajian Fisik
1. Penampilan / keadaan umum : Klien terlihat lemas
2. Tingkat kesadaran : Composmetis
3. Tanda – tanda vital
Suhu : 37 0C
Respirasi rate: 18 x /menit
Nadi : 99 x/menit
4. Pengukuran Autopometri
Berat Badan : 7,2 kg
Tinggi Badan : 60 cm
1. Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan, ubun-ubun
normal.
Rambut : Hitam, bersih, bau wangi
Mata : Tidak Cekung, konjungtiva anemis, tidak ada
sedikit secret dan air mata tidak kering.
Hidung : Tidak ada sekret, tidak memakai selang oksigen
dan NGT.
Telinga : Kemampuan mendengar normal, simetris tubuh,
tidak ada nyeri, tidak ada sekret / pembengkakan
Mulut : Selaput mukosa lembab, gigi baru keluar 5, 4 di
depan atas bawah dan satu di samping kanan atas.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
peningkatan JVP
2. Dada dan Thoraks : pergerakan dada dan thorak seimbang, tidak
nampak penggunaan otot bantu pernafasan
5. Abdomen
Inspeksi : Kembung, tidak ada luka, bentuk simetris
Auskultasi : Bising usus > 30 x /menit
Palpasi : Terdapat nyeri tekan
Perkusi : Hipertimpani
6. Genital : Tidak menggunakan kateter serta tidak mengalami
iritasi pada daerah pantat
7. Anal : Ada kemerahan.
8. Ekstremitas : Kuku bersih, turgor kulit normal, akral hangat,
capilary refill time < 2 detik, untuk mobilitas dan
keamanan (koordinasi otot,pergerakan tubuh) di
semua ekstremitas baik, terpasang infus KAEN di
lengan kanan dengan 32 tpm
9. Data penunjang
1. Laboratorium 11-07-2017 jam 18:54
Pemeriksaan Hasil satuan Normal
Hemoglobin 9,2 gr/dl 10.5 -12.5
Hematokrit 30 % 35.0-43.0
Leukosit 13.3 10^3/ul 6.00-17.50
Trombosit 457 10^3/ul 229-553
Erytrosit 4.9 10^6/ul 3.60-5.20
MCV 62 fL 74.00-106.000
MCH 19 pg 21.00-33.00
MCHC 31 g/dl 28.00-32.00
SERO IMUNOLOGI
Widal
S.TYPHI O Negatif Negatif
S.TYPHI H Negatif Negatif
S. PARATYPHI O – A Negatif Negatif
S. PARATYPHY O - B Negatif Negatif
ANALISA DATA
NO TANGGAL DATA PROBLEM ETIOLOGI
/ JAM
1 11-07-17 DO : Defisit volume Kehilngan
jam 20.30 - Ibu klien mengatakan An. cairan cairan
wib AL mencret ± 2 hari dan sekunder
dalam satu hari mencret terhadap
lebih dari 5 kali cair. diare.
- Saat di kaji pasien BAB
sebanyak kurang lebih 5x
dengan konsistensi cair dan
berlendir.
- Ibu klien mengatakan
anaknya sering meminta
minum ASI maupun air
putih
DO :
- Akral hangat
- Pasien sering rewel
- Pasien terlihat lemas
- TTV: Suhu : 37 0C, RR: 18
x /menit, Nadi :99 x/menit
2 11-07-17 DS : Defisit Kurangnya
jam 20.30 - Keluarga mengatakan pengetahuan informasi
wib pengetahuan tentang
penyakit diare masih
kurang terutama pada
penanganan saat
dirumah, tanda dan gejala
serta penyebab dari
penyakit diare
DO :
- Jawaban dari kuisoner
yang diberikan pada
peneliti keluarga hanya
mendapat scor 5 dari 14
pertanyaan.
- Kriteria kuisoner
keluarga An.AL
pengetahuan tentang
penyakit diare masih
sanagat rendah.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanggal / Dx
Kriteria Hasil Intervensi TTD
Jam
11-07-2017 1 Setelah dilakukan tindakan Fluid managemen :
jam 21.00 keperawatan selama 3x7 jam 1. monitor TTV
wib diharapkan masalah 2. Kaji tanda – tanda
keperawatan defisit volume Dehidrasi ( seperti
cairan dapat diatasi dengan mukosa bibir kering,
kriteria hasil sebagai berikut : penurunan turgor
Elektrolit and acid base kulit, bola mata
balance cekung)
Indikator IR ER 3. monitor intake dan
1. keadaan 2 4 output cairan untuk
umum baik menghitung balance
2. klien tidak 2 4 cairan
merasa 4. Anjurkan klien
haus untuk minum setelah
berlebihan 2 4 BAB, minum yang
3. rewel banyak
berkurang 5. Kolaborasi dengan
4. BAB 2 4 dokter dalam
dalam pemberian atau
keadaan pemantauan cairan
normal infus dan pemberian
obat.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal / TTD
Dx SOAP
Jam
12-07-2017 S:
jam 14.00 - ibu klien mengatakan anaknya masih mengalami
wib diare, diare hari ini kurang lebih dari 5x encer dan
berlendir, tidak mengalami muntah
- Ibu klien mengatakan anaknya sangat lahap untuk
1
minum terutama minum ASI dan air putih
O:
- Sering rewel, sering minum dan terlihat lemas
- Suhu : 37 0C, RR: 18 x /menit, Nadi :99 x/menit
- BC 72.8cc/7 jam
A : masalah defisit volume cairan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. monitor TTV
2. Kaji tanda – tanda Dehidrasi ( seperti mukosa bibir
kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung)
3. monitor intake dan output cairan untuk menghitung
balance cairan
4. Anjurkan klien untuk minum setelah BAB, minum
yang banyak
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian atau
pemantauan cairan infus dan pemberian obat.
12-07-2017 S : Keluarga mengatakan pengetahuan tentang penyakit
jam 14.00 diare masih kurang terutama pada penanganan saat
wib dirumah, tanda dan gejala serta penyebab dari penyakit
diare
O:
- Keluarga pasien sudah di berikan lembaran kuisoner
tentang penyakit diare
2
- Jawaban dari kuisoner yang diberikan pada peneliti
keluarga hanya mendapat scor 5 dari 14 pertanyaan.
- Kriteria kuisoner keluarga An.A pengetahuan tentang
penyakit diare masih sanagat rendah.
A : masalah defisit keperawatan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Memberikan penyuluhan tentang penyakit diare
13-07-2017 S:
jam 14.00 - ibu klien mengatakan anaknya masih mengalami
wib 1 diare, diare hari ini 4x encer dan sedikit berampas,
tidak mengalami muntah
- Ibu klien mengatakan anaknya sangat lahap untuk
minum terutama minum ASI dan air putih
O:
- Keadaan sudah tidak lemas
- Sering rewel, sering minum
- BC -3.5cc/7 jam
- Suhu : 36,8 0C, RR: 38 x /menit, Nadi : 132
x/menit
A : masalah defisit volume cairan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. monitor TTV
2. Kaji tanda – tanda Dehidrasi ( seperti mukosa bibir
kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung)
3. monitor intake dan output cairan untuk menghitung
balance cairan
4. Anjurkan klien untuk minum setelah BAB, minum
yang banyak
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian atau
pemantauan cairan infus dan pemberian obat.
13-07-2017 S : Keluarga mengatakan pengetahuan tentang penyakit
jam 14.00 diare bertambah seletalh dilakukan penyuluhan tentang
wib penyakit diare terutama tentang penangan, tanda dan
gejala serta penyebab dari penyakit diare.
2
O : keluarga klien sudah di berikan penyuluhan tentang
penyakit diare
A : masalah defisit keperawatan teratasi
P : hentikan intervensi
14-07-2017 1 S:
jam 14.00 - ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
wib mengalami diare, BAB berbentuk ampas dan
lembek
- Ibu klien mengatakan sampai saat ini anaknya
masih sangat lahap untuk minum ASI dan air
putih
O:
- BAB pasien lembek dan berampas
- Keadaan umum baik, dan tidak rewel
- Sering minum
- Suhu : 36,4 0C, RR: 39 x /menit, Nadi : 120
x/menit
- BC 57cc/7 jam
A : masalah defisit volume cairan teratasi
P : hentikan intervensi
A. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas klien
Nama : An.Aninda
Tanggal lahir : 05 oktober 2014
Umur : 3 thn 2 bulan 6 hari
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 15 kg
PB/TB : 60 cm
Alamat : Kebumen
Agama : Islam
Pendidikan : Paud
Suku bangsa : Jawa
No RM : 351180
Diagnosa : GEA
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.M
Umur : 30 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan : Ibu kandung
c. Keluhan utama : BAB cair,berlendir dan bercampur darah lebih dari
4x.
d. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu pasien mengatakan sejak 12 jam SMRS pasien mengalami
mencret bercampur darah kurang lebih 5x, disertai demam dan
kejang-kejang kurang lebih 1 jam. Saat dikaji klien mengalami
menceret lebih dari 4x cair,berlendir serta bercampur darah sedikit,
tidak mengalami muntah.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu pasien mengatakan An. AN sebelumnya pernah mengalami diare
pada umur 2 tahun tetapi tidak sampai parah seperti saat ini.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota keluarga pasien yaitu
dari ibu kandungnya pernah mengalami penyakit diare tetapi tidak
bercampur darah, sembuh ketika minum obat dari puskesmas terdekat.
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Pre natal : Saat hamil ibu sering memeriksakan kehamilannya pada
bidan mendapat imunisasi TT 1x, vitamin dan penambahan darah
serta ibu pasien mengatakan merupakan anak kedua dan belum
pernah mengalami keguguran sebelumnya.
b. Riwayat persalinan : An. AN lahir dengan BB 3300 gram, panjang
badan saat lahir lupa, persalinan normal dirumah bersalin di bantu
oleh bidan desa dengan umur kehamilan 9 bulan.
c. Post natal : Tidak ada kelainan pada An. AN setelah kelahiran,
anggota tubuh lengkap, anus ada, genitalia ada.
5. Riwayat imunisasi
Keluarga mengatakan anak sudah mendapat imunisasi HB 0,BCG,
DPT I,II,III, polio I,II,III,IV, MMR, campak
6. Riwayat tumbuh kembang
Pertumbuhan : Berat badan saat ini 15 kg, klien tumbuh dengan
normal sesuai usia 3 tahun
Perkembangan : Anak sangat aktif bertanya, rasa ingin tahu sangat
besar, sudah bisa di ajak bicara dengan satu arah, sudah bisa
menggambar, bisa menyebutkan nama-nama buah dan dapat naik
sepeda dengan roda tiga.
7. Genogram
8. Kebutuhan cairan
Hasil Penghitungan Balance Cairan An. AN mulai dari tanggal 13-15
Juli 2017
Tanggal Input Output Balance Cairan
13-07-2017 Minum 300cc Diapers 470cc BC=Input-
Infus 105cc IWL 117,2cc Output
Antibiotik 4.4cc Total 587.2cc BC=409.4-587.2
Total 409.4cc BC=-177.8cc/7
jam
14-07-2017 Minum 200cc Diapers 240cc BC=Input-
Infus 105cc IWL 117,2cc Output
Antibiotik 7.2cc Total 357.2cc BC=312.5-357.2
Total 312.5cc BC=-44.7cc/7
jam
15-07-2017 Minum 500cc Diapers 335cc BC=Input-
Makan 50cc IWL 117,2cc Output
Total 550cc Total 452,2cc BC=550-452.2
BC=97.8cc/7
jam
9. Kebutuhan kalori
Rumus : 1000 + 50 (BB-10)
: 1000 + 50 (15-10)
: 1000 + 50.5
: 1250 kkal
10. Pola pengkajian gordon
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga pasien mengatakan selama diare dirumah keluarga tidak
memberikan penanganan untuk mencegah diare, keluarga
beranggapan bahwa diare bisa sembuh sendiri dengan obat dari
bidan.
2. Pola Nutrisi dan Metebolik
Sebelum sakit An. AN makan sesuai porsi yang diberikan oleh
ibunya 3x/hari selalu habis dan terkadang lebih, jenisnya nasi yang
dihaluskan, kuah sayuran,lauk dan klien sering minum susu
formula sehari bisa habis 5 botol sedang. Selama sakit An. AN
rasa haus meningkat An. AN hanya mau minum air putih
terkadang teh sehari kurang lebih 3 gelas, pasien tidak suka susu
yang diberikan oleh rumah sakit dan tidak nafsu makan
3. Pola Eliminasi
Ibu pasien mengatakan sebelum di bawa kerumah sakit An. A N
mengalami diare bercampur darah kurang lebih 5x. selama sakit
An. A BAK dan BAB lebih dari 5x dengan konsistensi cair,
terdapat lendir dan bercampur darah sudah di ganti diapers
sebanyak 4x.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit pasien sangat aktif jarang terlihat rewel dan selama
sakit pasien banyak tiduran di tempat tidur dan selalu minta
didampingi oleh ibunya, pasien terlihat lemas, sering rewel pasien
jarang keluar kamar, ketika jenuh An. AN hanya bemain gime dari
HP ibunya.
5. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit An. AN tidur selalu nyenyak tidak ada gangguan,
hari tidur kurang lebih 8-9 jam. Selama sakit pasien mengalami
gangguan dalam tidurnya rewel merasa perut terasa sakit selalu
menangis, tidur siang kurang lebih 2-3 jam dan tidur malam
kurang lebih 7-9 jam.
6. Pola Persepsi dan Kognitif
Pasien tidak ada keluhan yang berkenaan dengan kemampuan
sensasi yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan
maupun sensasi perubahan. Pasien juga tidak menggunakan alat
bantu pendengaran maupun alat bantu penglihatan. Ibu pasien
mengatakan jika hendak mencuci botol susu anaknya hanya di
cuci dengan air kran mengalir dan dianggapnya sudah bersih.
7. Pola Hubungan / Peran
Keluarga mengatakan An.AN sangat dekat dengan kakaknya pada
saat pengkajian An.AN terlihat lemas pasien hanya ingin selalu
dekat dengan ibunya.
8. Pola Reproduksi dan Seksual
An. AN berjenis kelamin perempuan dengan umur 3 th 2 bulan 4
hari, tidak ada gangguan diorgan reproduksinya. Keluarga pasien
juga mengatakan bahwa anakanya adalah anak kedua keluarga
sangat mencemasakan kondisi An. AN saat ini karena baru kali ini
anak mengalami diare bercampur darah sertai demam dan kejang.
9. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Ibu An. AN mengatakan bahwa anaknya mengalami ketakutan
saat melihat orang, karena trauma di pasang infus dan di berikan
obat setiap dilakukan tindakan keperawatan pada An. AN selalu
menangis merasa takut ketika melihat orang yang memakai baju
putih-putih.
10. Pola Mekanisme Koping
An. AN ketika merasa takut klien langsung memeluk ibunya
sambil menangis.
11. Pola Nilai Kepercayaan / keyakinannya
Keluarga An.AN beragama islam dan Alhamdullilah dalam
keluarga klien tidak ada keyakinan / kebudayaan yang
bertentangan dengan kesehatan maupun dalam pengobatan yang
dijalani.
B. DATA OBJEKTIF
Pengkajian Fisik
1. Penampilan / keadaan umum : Klien terlihat lemas
2. Tingkat kesadaran : Composmetis
3. Tanda – tanda vital
Suhu : 37 0C
Respirasi rate: 23 x /menit
Nadi : 100 x/menit
4. Pengukuran Autopometri
Berat Badan : 15 kg
Tinggi Badan : 85 cm
5. Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan, ubun-ubun
normal
Rambut : Hitam, bersih
Mata : Tidak cekung, konjungtiva anemis, tidak ada
sedikit secret dan air mata tidak kering.
Hidung : Tidak ada sekret, tidak memakai selang oksigen
dan NGT
Telinga : Kemampuan mendengar normal, simetris tubuh,
tidak ada nyeri, tidak ada sekret / pembengkakan
Mulut : Selaput mukosa lembab
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
peningkatan JVP
6. Dada dan Thoraks : Pergerakan dada dan thorak simetris, tidak
nampak penggunaan otot bantu pernafasan
7. Abdomen
Inspeksi : Kembung, tidak ada luka, bentuk simetris
Auskultasi : Bising usus > 20 x /menit
Palpasi : Terdapat nyeri tekan
Perkusi : Hipertimpani
8. Genital : Tidak menggunakan kateter serta tidak mengalami
iritasi pada daerah pantat
9. Anal : Tidak mengalami kemerahan.
10. Ekstremitas : Kuku bersih, turgor kulit normal, akral hangat,
capilary refill time < 2 detik, untuk mobilitas dan keamanan (koordinasi
otot,pergerakan tubuh) di semua ekstremitas baik, terpasang infus asering
di lengan kanan 15tpm.
11. Data penunjang
a. Laboratorium 12-07-2017 jam 14:54 wib
Pemeriksaan Hasil satuan Normal
Hemoglobin 13.0 gr/dl 10.5 -12.5
Hematokrit 39 % 35.0-43.0
Leukosit 21.4 10^3/ul 6.00-17.50
Trombosit 365 10^3/ul 229-553
Erytrosit 5.1 10^6/ul 3.60-5.20
MCV 76 fL 74.00-106.000
MCH 26 pg 21.00-33.00
MCHC 33 g/dl 28.00-32.00
SERO IMUNOLOGI
Gula Darah Sewaktu 146 mg/dl 80-110
Widal
S.TYPHI O Negatif Negatif
S.TYPHI H Negatif Negatif
S. PARATYPHI O – A Negatif Negatif
S. PARATYPHY O - B Negatif Negatif
ANALISA DATA
NO TANGGAL DATA PROBLEM ETIOLOGI
/ JAM
1 11-07-17 DO : Defisit volume Kehilngan
jam 20.30 - Ibu pasien mengatakan An. cairan cairan
wib AN mencret lebih dari 5 kali sekunder
cair. terhadap
- Ibu pasien mengatakan diare.
anaknya sering meminta
minum
DO :
- Akral hangat
- Pasien sering rewel
- Pasien terlihat lemas
- Leukosit 21.4 10^3/ul
- TTV
Suhu : 370C, RR: 23x
/menit, Nadi :100 x/menit
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanggal / Dx
Kriteria Hasil Intervensi
Jam
12-07-2017 1 Setelah dilakukan tindakan Fluid managemen :
jam 08.30 keperawatan selama 3x7 jam 6. monitor TTV
wib diharapkan masalah keperawatan 7. Kaji tanda – tanda
defisit volume cairan dapat diatasi Dehidrasi ( seperti
dengan kriteria hasil sebagai mukosa bibir kering,
berikut : penurunan turgor kulit,
Elektrolit and acid base balance bola mata cekung)
8. monitor intake dan
output cairan untuk
menghitung balance
cairan
Indikator IR ER 9. Anjurkan klien untuk
minum setelah BAB,
minum yang banyak
14. keadaan 2 4 10. Kolaborasi dengan
umum dokter dalam
baik 2 4 pemberian atau
15. klien pemantauan cairan
tidak infus dan pemberian
merasa 2 4 obat.
haus
berlebiha
n 2 4
16. rewel
berkuran
g
17. BAB
dalam
keadaan
normal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal / TTD
Dx SOAP
Jam
13-07-2017 S:
jam 13.30 - ibu pasien mengatakan anaknya masih
wib mengalami diare, diare hari ini lebih dari 4x
berlendir serta bercampur darah, tidak mengalami
muntah
1
- Ibu pasien mengatakan anaknya sangat lahap
untuk minum air putih ataupun teh hangat.
O:
- Sering rewel, sering minum
- BAB pasien dengan konsistensi cair, berlendir di
sertai darah sedikit.
- Leukosit 21.4 10^3/ul
- Suhu : 370C, RR: 23 x /menit, Nadi : 100 x/menit
- BC -177,8 cc/jam
A : masalah defisit volume cairan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. monitor TTV
2. Kaji tanda – tanda Dehidrasi ( seperti mukosa bibir
kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung)
3. monitor intake dan output cairan untuk
menghitung balance cairan
4. Anjurkan klien untuk minum setelah BAB,
minum yang banyak
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian atau
pemantauan cairan infus dan pemberian obat.
13-07-2017 S : Keluarga mengatakan pengetahuan tentang penyakit
jam 13.30 diare masih kurang terutama pada penanganan saat
wib dirumah, tanda dan gejala serta penyebab dari penyakit
diare
O:
- Jawaban dari kuisoner yang diberikan pada peneliti
2
keluarga hanya mendapat scor 7 dari 14 pertanyaan.
- Kriteria kuisoner keluarga An.A pengetahuan tentang
penyakit diare masih sanagat rendah.
A : masalah defisit keperawatan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Memberikan penyuluhan tentang penyakit diare
14-07-2017 1 S:
jam 13.30 - ibu pasien mengatakan anaknya masih
wib mengalami diare, diare hari ini 4x sedikit
berampas dan masih bercampur darah tidak
mengalami muntah
- Ibu pasien mengatakan anaknya masih sangat
lahap untuk minum air putih dan terkadang teh
hangat.
O:
- Sering rewel, sering minum
- BAB pasien dengan konsistensi berlendir dan
bercampur darah sedikit dan sedikit berampas.
- BC -44.7 cc/jam
- Suhu : 36,4 0C, RR: 24 x /menit, Nadi : 99x/menit
A : masalah defisit volume cairan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. monitor TTV
2. Kaji tanda – tanda Dehidrasi ( seperti mukosa bibir
kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung)
3. monitor intake dan output cairan untuk
menghitung balance cairan
4. Anjurkan klien untuk minum setelah BAB,
minum yang banyak
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian atau
pemantauan cairan infus dan pemberian obat.
14-07-2017 2 S : Keluarga mengatakan pengetahuan tentang penyakit
jam 13.30 diare bertambah terutama tentang penangan, tanda dan
wib gejala serta penyebab dari penyakit diare.
O:
- keluarga pasien sudah di berikan penyuluhan
tentang penyakit diare
- keluarga pasien melakuan pengisian kuisoner
tentang penyakit diare
A : masalah defisit keperawatan teratasi
P : hentikan intervensi
15-07-2017 1 S:
jam 13.30 - ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak
wib mengalami diare, BAB berbentuk lembek
- Ibu pasien mengatakan sampai saat ini anaknya
sangat lahap untuk air putih dan nafsu makan
meningkat
O:
- Sering minum
- Keadaan pasien baik, tidak terlihat lemas
- BAB pasien dengan konsistensi lembek dan
berbentuk ampas
- Suhu : 360C, RR: 23x /menit, Nadi : 99 x/menit
- BC 97,8 cc/jam
A : masalah defisit volume cairan teratasi
P : hentikan intervensi
Lampiran 10 : Pengkajian tumbuh kembang menurut KPSP
FORAT PENGKAJIAN PERKEMBANGAN DENGAN KPSP UNTUK ANAK USIA 6
BULAN
Nama anak :
Tgl lahir (umur) :
Nama Ayah/Ibu :
Pendidikan Ayah/Ibu :
Pekerjaan Ayah/Ibu :
Alamat :
Dapatkah anak melempar bola lurus ke arah perut atau dada anda dari
5 jarak 1,5 meter?
Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan
6 telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini:
“Letakkan kertas ini di lantai”.
“Letakkan kertas ini di kursi”.
“Berikan kertas ini kepada ibu”.
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi?
Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang-kurangnya 2.5 cm. Suruh
7 anak menggambar garis lain disamping garis tsb.
Sebaiknya berikan makanan lunak ke anak agar sistem pencernaan anak tidak
terlalu bekerja keras untuk dapat mencerna makanan. Berikan anak makanan
seperti:
1. Pisang, dan buah-buahan lain
2. Nasi tim atau bubur nasi
3. Roti
4. Daging, ayam, ikan yang direbus atau dipanggang
5. Telur matang
6. Sayuran matang yang tidak mengandung banyak serat, seperti wortel
7. Kentang rebus atau panggang
8. Yogurt
PENGERTIAN TANDA DAN GEJALA
DIARE adalah keadaan dimana
1. BAB lebih dari 5x perhari
PENYAKIT DIARE pengeluaran tinja tidak normal dengan
2. M u a l ,
frekuensi lebih dari 5x perhari dengan
PENYEBAB P RO SE S T E R JA D INYA
1. kurang kebersihan dalam botol
susu atau makan Bakteri, makanan yang tidak hygenis
masuk kedalam usus
2. Ada bakteri di
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWA- berkembang dalam usus hipersekresi
usus e.coli
TAN air dan elektrolit si usus
salmonella,sighela
diare mual,muntah serta
SETIKES MUHAMMADIYAH 3. BAB sembarang
pengeluaran feses berlebihan lebih
GOMBONG tempat
dari 5x perhari m e nga l a m i
2017 4. Minum air ya ng belum kekurangan cairan
matang/masak
AKIBAT/KOMPLIKASI 2. Memberikan MAKANAN YANG BISA DI KOMSUMSI
Article Type: Introduction: The most common cause of death from diarrhea is the shock caused by
Original dehydration, electrolytes and acid-base disorders.
Objectives: The aim of this study was to evaluate water and electrolytes disorders in diarrhea
Article History: patients after treating severe acute diarrhea.
Received: 30 July 2016 Patients and Methods: In this study we used a historical cohort and studied patients who
Accepted: 2 November 2016 were hospitalized due to acute diarrhea and were similarly treated for dehydration and
Published online: 24 November 2016 water and electrolyte disorders as recommended by the World Health Organization (WHO)
guideline. Electrolytes, pH, serum creatinine (Cr) level on admission and during treatment
Keywords: were recorded. Patients with underlying diseases were excluded from the study.
Original
Acute diarrhea Results: Of 121 patients who were enrolled in the study, 67.8% had hyponatremia on
Water and electrolyte disorders admission (plasma Na <137 mEq/L) and 5.8% had hypernatremia. Around, 33.88% of patients
Acute renal failure had hypokalemia and 2.4% had hyperkalemia. All hyperkalemia disorders were treated,
Acute kidney injury but 87.1% of patients had hypokalemia or low potassium levels, or they were affected by
uncorrected hypokalemia and were in need of further measures. Of all, 56.75% had acidosis
and 21% of patients with acidosis were not treated or the severity of their acidosis increased
during treatment. There was a significant relationship between acute renal failure (ARF) and
hypokalemia at the time of admission (P < 0.001), potassium loss during treatment (P < 0.001),
acidosis (0.005), and cholera-related diarrhea (0.05).
Conclusion: The high prevalence of hypokalemia in these patients as well as potassium loss
during treatment indicates insufficient level of potassium in the therapeutic solutions. Mild
hyponatremia in most patients highlights the need for isotonic solutions to treat dehydration.
are responsible for 4-6 million deaths annually (7,8). of hypokalemia, hyponatremia, and hypocalcemia
The leading causes of mortality from acute diarrhea are acidosis were analyzed through chi-square, Wilcoxon
dehydration, electrolyte disorders, and their associated signed ranks, and fisher’s exact tests. Electrolyte disorders
complications (9,10). Cholera is an important cause and pH were assessed on admission and after treatment.
of severe acute diarrhea (11). Untreated severe acute
cholera-related diarrhea can lead to up to 50% mortality Results
(12). Approximately 5.5 million cholera-related diarrheas Of 121 patients, 47.1% were female. Of all, 98 persons
occur annually worldwide and about 100 000 of patients (81%) were living in Tehran and the rest of patients (19%)
die (12,13). A new subgroup of cholera-related diarrhea were residents of other cities of the country. A total of 28
epidemic has spread from India to other parts of the patients (23.3%) were hospitalized for less than three days,
Middle East and Asia that can be considered as the main 51 patients (42.5%) were hospitalized for three to seven
cause of cholera-related diarrhea epidemics in these areas days, and 41 patients (34.2%) were hospitalized for longer
in recent years (14). The leading cause of death in severe than seven days. Concerning the etiology of the disease,
acute cholera-related diarrhea, like other types of severe 59 cases (48.8%) were due to cholera, 32 cases (26.4%) due
acute diarrhea, is dehydration and water and electrolytes to amebiasis, five cases (4.1%) due to shigellosis; the main
disorders (15). cause of diarrhea was not found in and the rest of the 25
patients (20.7%).
Patients and Methods At the time of admission, 82 patients (67.8%) had
In this study, 121 patients with severe acute diarrhea who hyponatremia (plasma Na < 137 mEq/L) and only 7
had been hospitalized in eight large hospitals in Tehran patients (5.7%) developed hypernatremia (plasma Na >143
including Shahid Labbafinejad, Ayatollah-Taleghani, mEq/L). Moreover, 63 patients had mild hyponatremia
Hafte-Tir, Firoozgar, Loghman-Hakim, Bu Ali, Imam- (120 <plasma Na <137 mEq/L), and there was only one
Khomeini and Amir-Alam were enrolled in the study. case of severe hyponatremia (plasma Na <120 mEq/L). Of
These hospitals are located in different parts of Tehran, all, 41 patients (33.88%) had hypokalemia on admission.
including north, east, west, and south of Tehran. The They had plasma potassium less than 3.5 mEq/L, and only
records of these patients were studied via a historical three persons (2.4%) were diagnosed with hyperkalemia.
cohort approach. Initially, all patients who were admitted Furthermore, 23 (56.1%) of patients with mild hypokalemia
to hospitals with severe acute diarrhea (loss of >10% of were affected by severe form (3 < plasma K <3.5 mEq/L)
body weight due to dehydration or those who were not and 18 persons (43.9%) suffered from its severe form
able to drink water or were affected by vomiting and (plasma K <3 mEq/L).The low potassium level was more
impaired consciousness) and received a single protocol prevalent than the severe hyponatremia (43.9% vs. 1.4%).
for the treatment, i.e. the WHO guideline, were enrolled Of all, 23 patients had hypocalcemia (plasma Ca <8.5
into this study. We recorded all patients’ data including mg/dL) and only one person had hypercalcemia (plasma
age, sex, cause of diarrhea, residential location, duration Ca> 10.5 mg/dL). Moreover, in 28 patients (23.9%) serum
of hospitalization, date of hospitalization, and changes in Cr level was higher than 1.5 mg/dL on admission that
potassium, sodium, calcium, creatinine (Cr), and pH on indicates that they were affected by ARF. Of these patients,
admission and during treatment. To avoid the effects of 13 persons (46.4%) were affected by the mild form of the
confounding factors in the study, patients with underlying increase in the serum Cr (1.5 <plasma Cr <3 mg/dL) and
diseases such as diabetes, immune suppressive therapy – 15 patients (53.6%) had a plasma Cr level above 3 mg/dL.
malignant cancer –, chronic renal failure, and those with In addition, 63 patients (56.75%) had acidosis (pH <7.34)
heart and brain and liver diseases were excluded from the and 16 patients (14.41%) had alkalosis (pH > 7.43). Of all
study. In addition, patients who had been admitted with patients with acidosis, 23 patients had mild acidosis (7.2
severe acute diarrhea and received a treatment protocol <plasma pH <7.34) and 15 patients (31.24%) had severe
dissimilar to other patients were excluded from the study acidosis (pH <7.2). Of the 28 patients with ARF 23.8%
at the early stages. In addition, cholera was confirmed by required dialysis during hospitalization.
TCBS transport carrier. Of patients with hypokalemia who were treated according
to the WHO’s protocol, the plasma potassium of 32
Ethical issues patients (78%) was not corrected during hospitalization
The research was conducted as retrospective study and and they even suffered from increased loss of potassium;
followed the tenets of the Declaration of Helsinki. All as a result, they needed additional measures. Of patients
information remains confidential. with hyponatremia who were treated according to the
WHO’s protocol, all cases of disorders were corrected.
Statistical analysis In 21% of patients with acidosis, the problem was not
After entering data into master sheet, they were entered corrected, worsened, and further measures were needed
into an Excel database and were analyzed using SAS 2000 during the treatment. Of patients with hypocalcemia who
software and P value less than 0.05 was considered as were treated according to the WHO’s protocol, all cases
statistically significant. The relationships between acute of disorders were corrected. Cholera-related diarrhea
renal failure (ARF) and need for dialysis and the frequency had a significant relationship with decreased plasma
110 Journal of Renal Injury Prevention, Volume 6, Issue 2, June 2017 http://journalrip.com
Electrolytes disorders in acute diarrhea
http://journalrip.com Journal of Renal Injury Prevention, Volume 6, Issue 2, June 2017 111
Soleimani A et al
and other pathogenic vibrios. In: Baron S, editor. Medical oral rehydration solution decreases the stool volume in
Microbiology. 4th ed. Galveston (TX): University of Texas acute diarrhoea. Bull World Health Organ. 1985;63(4):751-
Medical Branch at Galveston; 1996. 6.
14. Sack DA, Sack RB, Nair GB, Siddique AK. Cholera.Lancet. 21. Centers for Disease Control (CDC). Update: cholera--
2004;363:223-33. doi: 10.1016/S0140-6736(03)15328-7. Western Hemisphere, 1991. MMWR Morb Mortal Wkly
15. Seas C, Gotenzzo E. Vibrio cholerae. In: Mandell GL, Rep. 1991;40:860.
Bennett JE, Dolin R, Eds. Principles and Practice of 22. Rabbani GH, Greenough WB 3rd. Pathophisiology
Infectious Disease. 6th ed. Philadelphia, PA: Churchill and clinical aspects of cholerae. In: Cholerae. Barua D,
Livingstone; 2005:2536. Greenough WBI, eds. New York: Plenum Press; 1992:209.
16. Lucas ME, Deen JL, von Seidlein L, Wang XY, Ampuero J, 23. Alam NH, Majumder RN, Fuchs GJ. Efficacy and safety
Puri M, et al. Effectiveness of mass oral cholerae vaccination of oral rehydration solution with reduced osmolarity in
in Beira, Mozambique. N Engl J Med. 2005;352:757.doi: adults with cholera: a randomised double-blind clinical
10.1056/NEJMoa043323. trial. CHOICE study group. Lancet. 1999;354:296-9. doi:
17. Butterton JR, Calderwood SB. Vibrio cholera O-1 and 10.1016/S0140-6736(98)09332-5.
O-139, In: Blaser MJ, Smith PD, Ravidin JT, eds. Infection 24. Hahn S, Kim Y, Garner P. Reduced osmolarity oral
of Gastrointestinal Tract. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott rehydration solution for treating dehydration due to
Williams Wilkins; 2002:535. diarrhoea in children: systematic review. BMJ. 2001;323:81-
18. Holmgren J. Action of cholera toxin and prevention and 5. doi: 10.1136/bmj.323.7304.81.
treatment of cholerae. Nature. 1981;292:413-17. 25. Centers for Disease Control and Prevention. Health
19. Gilman AG. G proteins and dual control of adenylate cyclase. Information for International Travel 1999–2000, DHHS,
Cell. 1999;36:777. doi: 10.1016/0092-8674(84)90336-2. Atlanta, GA.
20. Molla AM, Ahmed SM, Greenough WB 3rd. Rice-based
Copyright © 2017 The Author(s); Published by Nickan Research Institute. This is an open-access article distributed under the
terms of the Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0), which permits unrestricted use,
distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.
112 Journal of Renal Injury Prevention, Volume 6, Issue 2, June 2017 http://journalrip.com
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
Septi Wardani1
INFORMASI ABSTRACT
Korespodensi: Objective: the aim of this study is to explore how the nurse’s role in
septi.jazila@gmail.com management of acute diarrhea for children.
24
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
25
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
26
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
Dari hasil penelitian, pada anak dalam pengobatan tambahan pada diare.
yang disertai panas diberikan antibiotik Perawat masih memberikan prebiotik
injeksi dan oral pada diare tanpa panas. dalam penanganan diare karena perawat
Hal tersebut tidak sesuai dengan lintas menjalankan fungsinya sebagai perawat
diare depkes (2011), yang seharusnya dependen yang mana melaksanakan
antibiotik diberikan secara selektif. atau melakukan tindakan dan pemberian
Antibiotik bisa diberikan pada anak terapi atas instruksi dari dokter (Kozier,
dengan diare dengan indikasi, seperti 2008).
diare ada darah, kolera atau diare Pada peran perawat sebagai
dengan disertai penyakit lain. pendidik, perawat memberikan edukasi
Penggunaan antibiotik yang tidak mengenai lama pemberian zink, yaitu
rasional juga akan memberikan efek 10 hari, tetapi pernyataan tersebut tidak
samping gangguan fungsi hati dan didukung oleh data dari observasi,
ginjal (Depkes, 2011). Rocha et al dokumentasi dan triangulasi dengan
(2012), menyampaikan bahwa orang tua. Dari hal tersebut dapat
penggunaan antibiotik yang tidak diketahui, bahwa pengetahuan perawat
rasional selama pengobatan dapat mengenai lama pemberian zink sudah
meningkatkan resiko keparahan diare benar, tetapi belum diikuti dengan
akut pada anak. Diberikannya antibiotik pemberian edukasi kepada orang tua
pada anak diare dikarenakan fasilitas mengani lama pemberian zink kepada
laboratorium tidak mendukung untuk anak dan belum dilakukan dokumentasi
pemeriksaan, sehingga pada anak diare mengenai edukasi tersebut. Kenyataan
baik yang disertai panas atau tanpa yang terjadi belum sejalan dengan
panas diberikan antibiotik. Menurut Depkes (2011), yang menyebutkan
Mangkunegara (2008), faktor yang bahwa sebagai tenaga kesehatan,
mempengaruhi kinerja adalah faktor perawat hendaknya memberikan
kemampuan dan motivasi. Salah satu edukasi dan penekanan kepada orang
faktor motivasi yang mempengaruhi tua mengenai dosis penuh zink yang
kinerja adalah fasilitas kerja. Dengan harus diberikan kepada anak, yaitu
adanya fasilitas kerja yang memadai, selama 10 hari. Hal tersebut
memungkinkan seseorang atau tenaga menunjukan bahwa perawat sudah
kesehatan dapat berperilaku atau menerapkan perawatan berpusat pada
memberikan penampilan kerja secara keluarga dan berprinsip pada atraumatic
maksimal. care dengan memberikan edukasi atau
Pada pemberian prebiotik tidak pemberian
sejalan dengan depkes (2011), yang Perawat sudah melakukan
menyebutkan bahwa berdasarkan informed consent, tetapi belum diikuti
WHO, prebiotik mungkin bermanfaat dengan pendokumentasian mengenai
untuk AAD (Antibiotik Associaed tindakan yang sudah dilakukan. Dari hal
Diare), tetapi tidak memberikan efek tersebut, perawat belum melaksanakan
signifikan pada travellers diare, dan tanggung jawab dan tanggung gugat
tidak memberikan signifikan pada dalam upaya melindungi klien terhadap
community-based diarrhea. Karena pelayanan atau tindakan yang
masih kurangnya bukti ilmiah dari didapatkan, karena dokumentasi
penelitian yang dilakukan, maka WHO merupakan bentuk pertanggungjawaban
belum merekomendasikan penggunaan perawat terhadap tindakan yang sudah
prebiotik sebagai bagian dari dilakukan (Handayaningsih, 2009).
tatalaksana diare. Selain hal itu, biaya Tidak adanya dokumentasi membuat
yang harus dikeluarkan menjadi bahan lemah suatu informed concent, karena
pertimbangan jika prebiotik dimasukan
27
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
28
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
29
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
30
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
ACKNOWLEDGEMENT_________
mengucapkan terimaksih kepada
semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam proses penelitian ini:
Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan (FIKES) Universitas
31
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015
Studi Kasus: Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Gastroenteritis Dehidrasi Sedang
(Case Study: Nursing Care In Children With Gastroenteritis Moderate Dehydration)
Rahayu Sari Utami 1), Dewi Wulandari 2)
Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
hani_wulan84@yahoo.co.id
Abstract: Gastroenteritis or diarrhea is the second leading caused of child deaths in the world
with 15 million children died every year. SKRT showed that diarrhea is a major caused of infant
mortality in Indonesia. Data Sukoharjo District Health Office showed the number of patients with
gastroenteritis in 2012 as many as 31 716 inhabitants (3.7%), whereas in 2013 increased to 35
498 inhabitants (4.11%). The purpose of this study to determine the nursing care in children with
gastroenteritis moderate dehydration. This study was a qualitative case study design using the
nursing process approach. The population in this study were children who had diarrhea with
moderate dehydration. The sample was An. A. The sampling technique used purposive
sampling. The study was done at the regional public hospital of Sukoharjo on February 2014.
Data was collected through interviews, observation, and documentation. The research
instrument was a researcher herself with tools sphygmomanometer, stethoscope, thermometer,
penlight, and assessment guidelines. The assesment showed An.A vomited one time,
temperature 38,20C, 1.2 kg weight loss, poor skin turgor, leukocytes 17,200 uL, fluid balance -
111.7 cc. There are 3 nursing problems, they were fluid volume deficit, hyperthermia, and
infection. After two-days nursing care obtained improved development issues.
Conclusion, the main nursing problem of An. A with gastroenteritis moderate dehydration was
fluid volume deficit.
Keywords: nursing care, children, gastroenteritis, moderate dehydration
Abstrak: Gastroenteritis atau diare merupakan penyebab kedua kematian anak di dunia
dengan 15 juta anak meninggal setiap tahunnya.. Survei Kesehatan Ruma h Tangga
menunjukkan bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Data
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo menunjukkan jumlah penderita gastroenteritis pada
tahun 2012 sebanyak 31.716 penduduk (3,7%), sedangkan tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 35.498 penduduk (4,11%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui asuhan
keperawatan pada anak dengan gastroenteritis dehidrasi sedang. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Populasi dalam penelitian ini adalah anak yang mengalami diare dengan
dehidrasi sedang. Sampelnya adalah An. A. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Penelitian dilakukan di RSUD Sukoharjo pada bulan Februari 2014. Pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian
adalah peneliti sendiri dengan alat bantu sphygmomanometer, stetoskop, termometer, penlight,
serta pedoman pengkajian. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan didapatkan data adanya
muntah 1 kali, suhu 38,20C, berat badan turun 1,2 kg, turgor kulit jelek, leukosit 17.200 uL,
balance cairan -111,7 cc. Terdapat 3 masalah keperawatan, yaitu defisit volume cairan,
hipertermi, dan infeksi. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama dua hari didapatkan
perkembangan masalah membaik.Kesimpulannya, masalah keperawatan utama pada An. A
dengan gastroenteritis dehidrasi sedang adalah defisit volume cairan.
Kata Kunci: asuhan keperawatan, anak, gastroenteritis, dehidrasi sedang
menjadi penyebab utama kematian balita di serentak dalam anggota keluarga dan kontak
Indonesia. Penyebab utama kematian karena dekat).
diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat Diare akut lebih sering terjadi pada bayi
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, daripada anak yang lebih besar. Penyebab
2011). Berdasarkan data dari Dinas terpenting diare cair akut pada anak-anak di
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo (2012), negara berkembang adalah rotavirus,
jumlah penderita gastroenteritis pada tahun Escherichia coli enterotoksigenik, Shigella,
2012 adalah 31.716 penduduk atau 3,7%, Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium
sedangkan pada tahun 2013 mengalami (Kemenkes RI , 2011). Penyakit diare akut
kenaikan 1,4% menjadi 4,11% dengan jumlah dapat ditularkan dengan cara fekal-oral
penderita 35.498 penduduk. Data hasil studi melalui makanan dan minuman yang
pendahuluan di Rumah Sakit Daerah tercemar. Peluang untuk mengalami diare
Sukoharjo pada tahun 2013 menunjukkan akut antara anak laki-laki dan perempuan
penderita gastroenteritis mencapai 845 orang. hampir sama. Diare cair akut menyebabkan
Berdasarkan latar belakang di atas, dehidrasi dan bila masukan makanan
masalah ini dianggap menarik, perlu dan berkurang, juga mengakibatkan kurang gizi,
penting untuk diteliti. Adapun tujuan dari bahkan kematian yang disebabkan oleh
penelitian ini adalah untuk mengetahui dehidrasi.
asuhan keperawatan pada An. A dengan Penyebab gastroenteritis antara lain
gangguan sistem pencernaan: gastroenteritis infeksi, malabsorbsi, makanan dan psikologis
dehidrasi sedang, meliputi tahap pengkajian (Dewi, 2010). Penelitian yang dilakukan
hingga evaluasi keperawatan. Oktania Kusumawati, Heryanto Adi Nugroho,
Diare menurut Wijayaningsih (2013) Rodhi Hartono (2010) menunjukkan terdapat
dapat diartikan sebagai suatu kondisi buang hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan
air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 Sehat (PHBS) dengan kejadian diare dengan
kali sehari dengan konsistensi tinja yang p value 0,025
encer dapat disertai atau tanpa disertai darah Penanganan pada penderita diare
atau lendir sebagai akibat dari terjadinya adalah:
proses inflamasi pada lambung dan usus. 1. Penanganan fokus pada penyebab
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran 2. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan
tinja yang tidak normal atau tidak seperti rumatan)
biasanya, ditandai dengan peningkatan 3. Dietetik (pemberian makanan)
volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 4. Pada bayi, pemberian ASI diteruskan
3 kali sehari dan pada neonatus 4 kali sehari jika penyebab bukan dari ASI.
dengan atau tanpa lendir darah (Hidayat, (Suriadi dan Yuliani, 2010)
2006).
Menurut Sodikin (2011), secara klinik II. METODE PENELITIAN
diare dibedakan menjadi tiga macam Penelitian ini merupakan penelitian
sindrom, yaitu diare akut (gastroenteritis), kualitatif dengan rancangan studi kasus
disentri, dan disentri persisten. Masing- menggunakan pendekatan proses
masing mencerminkan patogenesis berbeda keperawatan. Populasi dalam penelitian ini
dan memerlukan pendekatan yang berlainan adalah anak yang mengalami diare dengan
dalam pengobatannya. dehidrasi sedang. Sampelnya adalah An. A.
Diare akut ialah diare yang terjadi Teknik sampling yang digunakan adalah
secara mendadak pada bayi dan anak yang purposive sampling. Penelitian dilakukan di
sebelumnya sehat (Noerasid, Suraatmadja & RSUD Sukoharjo (bangsal Anggrek) pada
Asnil, dikutip Suharyono, Boediarso & bulan Februari 2014. Pengumpulan data
Halimun, 1998). Menurut Watson, dikutip dilakukan dengan wawancara, observasi, dan
Jones & Irving (1996); Behrman, Kliegman, & studi dokumentasi. Instrumen penelitian
Arvin (1996) diare berlangsung kurang dari 14 adalah peneliti sendiri dengan alat bantu
hari (bahkan kebanyakan kurang dari tujuh sphygmomanometer, stetoskop, termometer,
hari) dengan disertai pengeluaran feses lunak penlight, serta pedoman pengkajian.
atau cair, sering tanpa darah, mungkin Pendekatan proses keperawatan yang
disertai muntah dan panas (kemenkes RI, dilakukan peneliti meliputi tahapan sebagai
2011). Diare akut (berlangsung kurang dari berikut:
tiga minggu), penyebabnya infeksi dan bukti 1. Pengkajian
penyebabnya harus dicari (perjalanan ke luar Peneliti melakukan pengumpulan data,
negeri, memakan makanan mentah, diare baik bersumber dari responden/pasien,
suhu, beri kompres hangat, lakukan anak memakan makanan atau air
water tepid sponge, berikan pakaian kontaminasi, atau mengalami infeksi di
tipis, berikan minum 1000-2000cc/hari, tempat lain (misalnya pernafasan, infeksi
beri penjelasan keluarga tentang fungsi saluran kemih) dapat mengakibatkan
banyak minum, kolaborasi pemberian diare (Sodikin, 2011).
paracetamol. Dari data pengkajian pola eliminasi
Tujuan keperawatan untuk masalah BAB, keluarga mengatakan sebelum dan
infeksi adalah setelah dilakukan tindakan selama sakit BAB An. A tidak ada
keperawatan selama 3x24 jam, masalah perubahan terkadang 1 kali atau 2 kali
teratasi dengan kriteria hasil: keluarga sehari, dengan karakteristik lembek,
mengatakan panas An. A menurun; S= warna kuning kecoklatan,tidak diare dan
36-37,5oC; kulit teraba hangat; leukosit tidak konstipasi, bau khas feses.
5000-10000 uL. Intervensi keperawatan Sedangkan pada pemeriksaan abdomen
masalah infeksi adalah kaji peningkatan bising usus 8 x/menit, tidak ada nyeri
suhu, beri kompres hangat, lakukan tekan, perkusi tympani. Hal ini tidak
water tepid sponge, beri pakaian tipis, sesuai dengan teori menurut
beri minum 1000-2000cc, kolaborasi Wijayaningsih (2013), bahwa tanda
pemberian bubur lunak. gejala diare adalah sering buang air
4. Implementasi keperawatan besar dengan konsistensi tinja cair atau
Tindakan yang dilakukan pada encer, kadang disertai darah dan lender.
tanggal 25-26 Februari 2014 sesuai Data pemeriksaan fisik
dengan rencana tindakan yang telah menunjukkan data keadaan umum
disusun untuk masing-masing masalah pasien sedang, An. A rewel, turgor kulit
keperawatan. jelek, dengan mulut/ mukosa bibir kering,
5. Evaluasi nadi 136 x/menit. Menurut Wijayaningsih
Setelah dilakukan asuhan (2013), berdasarkan Skor Mavrice King:
keperawatan selama dua hari didapatkan penilaian derajat dehidrasi An. A rewel
tiga masalah keperawatan yang muncul bernilai 1, turgor kulit jelek/ kekenyalan
teratasi karena telah tercapai kriteria kulit sedikit kurang bernilai 1, mulut/
hasilnya. mukosa bibir kering bernilai 1, nadi 136
x/menit bernilai 1, nilai derajat dehidrasi
IV. PEMBAHASAN pada An. A adalah 4 menunjukkan
Peneliti akan melakukan pembahasan untuk derajat sedang (3-6). Sehingga antara
masing-masing tahapan yang telah dilalui. teori dan kenyataan tidak ada
1. Pengkajian kesenjangan dalam memberikan
Tahap pengumpulan data dasar penilaian derajat dehidrasi.
meliputi pengumpulan data subjektif dan Berikut tabel penilaian derajat
objektif. Pengumpulan data subjektif dehidrasi menurut Mavrice King:
meliputi identitas pasien dan Tabel 1. Penilaian derajat dehidrasi
penanggungjawab; riwayat kesehatan Bagian Nilai untuk gejala yang
sekarang, dahulu, keluarga dan sosial; tubuh yang ditemukan
sebelas pola fungsional menurut Gordon; diperiksa 0 1 2
serta pemeriksaan fisik head to toe. Keadaan Seh Gelisah, Mengiga
Dari status pasien didapatkan umur umum at cengeng, u, koma,
anak 1 tahun. Hal ini sesuai dengan teori apatis, atau syok
menurut Howidi (2012) bahwa secara ngantuk
global setiap tahun diperkirakan dua juta Kekenyala Nor Sedikit Sangat
kasus gastroenteritis yang terjadi di n kulit mal kurang kurang
kalangan anak berumur kurang dari lima Mata Nor Sedikit Sangat
tahun. Walaupun penyakit ini seharusnya mal cekung cekung
dapat diturunkan dengan pencegahan, Ubun-ubun Nor Sedikit Sangat
namun penyakit ini tetap menyerang besar mal cekung cekung
anak terutama yang berumur kurang dari Mulut Nor Kering Kering &
dua tahun. mal sianosis
Penulis tidak melakukan pengkajian Denyut Kuat Sedang Lemas
data riwayat penyakit yang pernah nadi/ mata <120 (120- >40
dialami An. A. Hal ini penting dilakukan 140)
karena sesuai dengan teori bahwa jika Sumber: Wijayaningsih, 2013
ini tidak sesuai dengan teori NANDA lokal yaitu rubor atau kemerahan, kalor
(2012), karena pada anak dengan atau panas, dolor atau nyeri, tumor atau
gastroenteritis tidak mengalami bengkak, fungsio laesa atau perubahan
peningkatan laju metabolisme yang fungsi. Bila inflamasi menjadi sistemik
signifikan. Hal ini sesuai dengan teori timbul tanda lain selain demam,
menurut Syaifuddin (2006), bahwa leukositas, malaise, anoreksia, mual,
kecepatan metabolisme bergantung muntah, pembesaran kelenjar limfe
pada kegiatan seseorang, ketegangan (Perry dan Potter, 2005). Sehingga
saraf juga merupakan faktor penting penulis tetap menegakkan diagnosa
yang mempengaruhi pernafasan dan infeksi berhubungan dengan
kerja jantung. Adapun beberapa penyakit mikroorganisme yang menembus
kelainan kelenjar tiroid, kelenjar tiroid gastrointestinal.
yang berlebihan menaikkan kecepatan Dalam penetapan diagnosa
metabolisme, misalnya penyakit keperawatan menurut NANDA (2012)
hipertiroidisme. Pembenaran di masalah etiologi yang digunakan penulis tidak
ini seharusnya etiologi masalah tetap, namun untuk batasan karakteristik
hipertermi pada An. A adalah penyakit sudah sesuai.
dan dehidrasi. Hal ini sesuai dengan 3. Intervensi Keperawatan
pemeriksaan pada An. A dengan hasil Pada tahap intervensi keperawatan,
laboratorium menunjukkan leukosit dilakukan penyusunan prioritas masalah
meningkat dan hasil penilaian dehidrasi keperawatan. Dengan menentukan
menunjukkan dehidrasi sedang. diagnosis keperawatan, maka dapat
Data yang digunakan untuk diketahui diagnosis mana yang akan
menegakkan diagnosa infeksi adalah dilakukan atau diatasi pertama kali atau
data subjektif keluarga mengatakan An. yang segera dilakukan (Hidayat, 2008).
A panas 1 hari yang lalu. Data objektif Penulis menetapkan diagnosa
o
pemeriksaan tanda vital S= 38,2 C; utama adalah defisit volume cairan. Hal
pemeriksaan fisik kulit teraba hangat; ini sesuai dengan teori menurut Asmadi
dan data penunjang leukosit 17.200 uL. (2008), bahwa penentuan prioritas
Penulis menetapkan masalah infeksi hal berdasarkan kebutuhan dasar menurut
ini tidak sesuai dengan teori menurut Maslow yaitu pertama kebutuhan
NANDA (2012), bahwa faktor risiko fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi,
infeksi terdiri dari penyakit kronis, eliminasi, istirahat, tidur, terbebas dari
penekanan sistem imun, nyeri, pengaturan suhu tubuh, seksual,
ketidakadekuatan imunitas dapatan, dan lain sebagainya. Apabila kebutuhan
pertahanan primer tidak adekuat, fisiologis ini sudah terpenuhi, maka
pertahanan lapis kedua yang tidak seseorang akan berusaha untuk
memadai, peningkatan pemajanan memenuhi kebutuhan lain yang lebih
lingkungan terhadap patogen, tinggi dan begitu seterusnya.
pengetahuan yang kurang untuk Intervensi yang penulis susun harus
menghindari pajanan patogen, prosedur sesuai dengan 4 tipe instruksi perawatan
invasif, malnutrisi, agens farmasi, pecah atau bisa disebut dengan ONEC:
ketuban, kerusakan jaringan, trauma. observation/ tipe diagnostik; tipe ini
Penulis menetapkan diagnosa menilai kemungkinan pasien ke arah
infeksi berhubungan dengan peradangan pencapaian kriteria hasil dengan
pada lambung dan usus. Diagnosa dan observasi secara langsung. Nursing
etiologi ini tidak sesuai dengan NANDA Treathment/ tipe terapeutik;
(2012) dan Sodikin (2011). Diagnosa menggambarkan tindakan yang
yang tepat menurut Sodikin (2011) dilakukan oleh perawat secara langsung
adalah risiko tinggi infeksi berhubungan untuk mengurangi, memperbaiki dan
dengan mikroorganisme yang mencegah kemungkinan masalah.
menembus gastrointestinal. Namun data Education/ tipe penyuluhan; digunakan
yang dijumpai pada An. A sudah untuk meningkatkan perawatan diri
menunjukkan tanda dan gejala infeksi pasien dengan membantu pasien untuk
yaitu kalor yang ditunjukkan dengan memperoleh tingkah laku individu yang
peningkatan suhu dan kulit teraba mempermudah pemecahan masalah.
hangat, hal ini sesuai dengan teori Colaboration/ tipe rujukan;
Mubarak (2007) bahwa tanda infeksi menggambarkan peran perawat sebagai