Kode Inventaris Aset
Kode Inventaris Aset
Tentang
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
Penatausahaan bangunan gedung negara sebagai Barang Milik Negara (BMN), diatur
dengan;
b. Peraturan Pemerintah Nomor; 6 tahun 2006, tentang Pengelolaan Barang Milik Negara /
Daerah.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 17 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Istilah-istilah penting
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah perangkat
daerah selaku pengguna barang.
Unit kerja adalah bagian SKPD selaku kuasa pengguna barang.
Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi
dan pelaporan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan
pelaporan hasil pendataan barang milik daerah.
Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada
data/fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknis tertentu
untuk memperoleh nilai barang milik daerah. Dll.
Dalam undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa
belanja negara/belanja daerah dirinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program,
kegiatan, dan jenis belanja.
Artinya, rencana anggaran disusun berawal dari unit organisasi terkecil (satuan kerja /
satker) setara Direktorat, seterusnya dihimpun dalam Satuan Administrasi Pangkal
(Satminkal/Kuasa Pengguna) setara Direktorat Jenderal dan kemudian disatukan
pada Instansi Departemen / Lembaga sebagai Pengguna.
Pengelolaan barang milik daerah sebagai bagian dari pengelolaan keuangan daerah yang
dilaksanakan secara terpisah dari pengelolaan barang milik Negara. (Pasal 2)
Daftar hasil pengadaan barang milik negara/daerah memuat catatan seluruh barang yang
diadakan oleh semua SKPD dalam masa satu tahun anggaran.
Secara umum dalam penatausahaan barang milik negara/daerah dilakukan oleh Pengguna
dan dilaporkan kepada Pengelola dengan 3 (tiga) kegiatan yang meliputi:
1. Pembukuan yaitu kumpulan total inventaris dari 6 macam KIB dari inventarisasi.
2. Inventarisasi yaitu menyusun daftar (bila perlu melalui sensus) tiap macam kelompok
barang ke dalam 6 macam Kartu Inventaris Barang (KIB A-sd-F) ditambah dengan Kartu
Inventaris Ruang (KIR).
3. Pelaporan yaitu melaporkan pembukuan tersebut kepada pengelola melalui Pelaksana
Fungsional Pengelola.
Buku Inventaris Barang tersebut memuat data meliputi lokasi, jenis/merk type, jumlah,
ukuran, harga, tahun pembelian, asal barang, keadaan barang dan sebagainya.
Kodefikasi adalah pemberian pengkodean barang pada setiap barang inventaris milik
Pemerintah Daerah yang menyatakan kode lokasi dan kode barang.
Tujuan pemberian kodefikasi adalah untuk mengamankan dan memberikan kejelasan status
kepemilikan dan status penggunaan barang pada masing-masing pengguna.
Dalam rangka kegiatan sensus barang daerah, setiap barang daerah harus diberi nomor kode
sebagai berikut :
6) Kecamatan diberi Nomor Kode mulai dari nomor urut 50 (lima puluh) dan seterusnya
sesuai jumlah kecamatan pada masingmasing Kabupaten/Kota.
Barang milik Pemerintah Daerah Kabupaten Garut, berada pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, Subdin Pendidikan Dasar/UPTD, dibeli/diperoleh Tahun 2013.
(01) Tanah
b) Penggolongan barang terbagi atas Bidang, Kelompok, Sub Kelompok dan sub-sub
Kelompok/Jenis Barang.
d) Nomor kode barang terdiri atas 14 (empat belas) digit yang tersusun berurutan ke
belakang dibawah suatu garis lurus sebagai berikut:
Untuk mengetahui Nomor Kode Barang dari setiap jenis dengan cepat, perlu 2 angka di
depan/dicari Nomor Kode Golongan Barangnya, kemudian baru dicari Nomor Kode
Bidang, Nomor Kode Kelompok, Nomor Kode Sub Kelompok, Nomor Kode Sub-Sub
Kelompok/jenis barang dimaksud.
Untuk mencari nomor kode barang meja komputer yang ke 3 adalah sebagi berikut :
c. Nomor Register
Nomor register merupakan nomor urut pencatatan dari setiap barang, pencatatan
terhadap barang yang sejenis, tahun pengadaan sama, besaran harganya sama seperti
meja dan kursi jumlahnya 150, maka pencatatannya dapat dilakukan dalam suatu format
pencatatan dalam lajur register, ditulis: 0001 s/d 0150.
Nomor urut pencatatan untuk setiap barang yang spesifikasi, type, merk, jenis berbeda,
maka nomor registernya dicatat tersendiri untuk masing–masing barang.
d. Lain-lain
1. Cara pencatatan dan pemberian Nomor Kode bagi barang yang belum ada Nomor
Kode jenis barangnya, supaya mempergunakan Nomor Kode jenis barang “Lain-lain”
dari Sub kelompok barang yang dimaksud atau dibakukan oleh Kepala Daerah
masing-masing dengan mengikuti nomor urut jenis barang lain-lain.
4. Dalam rangka tertib administrasi pengelolaan barang milik negara/daerah yang cepat
dan akurat, Pemerintah Daerah menerapkan aplikasi inventarisasi melalui Sistem
Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA).
Aparat pelaksana inventarisasi ditetapkan dengan Keputusan Tim Pengurus barang pada
masing-masing Satker/SKPD yang meliputi kegiatan; pembukuan, pencatatan dan
pelaporan.
Kunjungi pula untuk melihat kode-kode pada administras surat menyurat di sini.
Bagikan ini:
Twitter
Facebook29
Terkait
Categories: Barang milik aset daerah, Buku Inventaris Barang, Kartu Inventaris Barang (KIB), Kartu
inventaris ruangan (KIR), KIR KIB, Kode barang, Kode daftar inventaris, Kode lokasi barang, Kode
Surat, Nomor register barang, Permendagri Nomor 17 tahun 2007 | 30 Komentar
Navigasi pos
← Older post
Newer post →
5.
24 Januari 2014
Firin
Balas