Diajukan pada Bidang Kajian Sains sebagai syarat mengerjakan karya tulis ilmiah
di
Pondok Pesantren Daar el-Qolam 2 Program Excellent Class
Disusun oleh:
HAIDAR NAHDA TAJALLAIKA AP
KELAS: 6 IPA A/NIS: 1415.1.30043
Oleh :
HAIDAR NAHDA TAJALLAIKA AP
Kelas: 6 IPA A/NIS: 1415.1.30043
Karya Tulis Ilmiah ini telah disahkan dan diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada
Program Excellent Class, Pondok Pesantren Daar el-Qolam,
Gintung, Jayanti, Tangerang.
Gintung, …../…../2019
Mengetahui,
Koordinator Kajian Sains
2
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
HAIDAR NAHDA TAJALLAIKA AP
Kelas: 6 IPA A/NIS: 1415.1.30043
Karya Tulis Ilmiah ini telah disahkan dan diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada
Program Excellent Class, Pondok Pesantren Daar el-Qolam,
Gintung, Jayanti, Tangerang.
Penguji I Penguji II
(...........................................) (...........................................)
Gintung, …../…../2018
Mengetahui,
Kepala SMA Daar el-Qolam
3
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul "Bawang
putih (Allium sativum) sebagai pestisida alami pembasmi kutu kasur (Cimex hemipterus)". ini
saya susun sebagai syarat kelulusan dari Program Excellent Class Pondok Pesantren Daar el-
Qolam ini merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan karya tulis ilmiah yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan
etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian karya tulis ilmiah ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiarisme dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia
menerima sanksi pencabutan ijazah pondok yang saya dapatkan dan sanksi-sanksi lainnya sesuai
dengan peraturan dan kebijakan Pengasuh dan Pemimpin Pondok Pesantren Daar el-Qolam.
4
Abstrak
Pestisida adalah subtansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan
untuk mengendalikan berbagai hama. Bawang putih merupakan salah satu tanaman umbi
umbian yang sudah biasa dipakai sebagai penyedap masakan oleh penduduk Indonesia
tanaman yang satu ini selain dijadikan sebagai peneyedap masakan dan dapat dijadikan
sebagai obat tradisional karena dalam bawang putih mengandung antioksidan yang
merupakan bahan anti kanker. Tanaman yang satu ini mempunyai bau yang sangat
menyengat yang dapat di jadikan sebagai bahan pestisida yang ramah lingkungan dan
higenis. kutu kasur (Cimex hemipterus) atau kutu busuk merupakan salah satu jenis
serangga parasit. Kutu kasur dikenal sebagai spesies yang meminum darah manusia dan
hewan berdarah panas lainnya. Kutu Kasur senang tinggal di rumah manusia, khususnya
pada tempat tidur. Kutu kasur biasa tinggal dan bertelur di lipatan tempat tidur atau bantal
dan tempat-tempat tersembunyi lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
cara pembuatan pestisida alami berbahan dasar bawang putih, dan untuk mengetahui
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membasmi kutu kasur dengan pestisida alami
berbahan dasar bawang putih. Metodologi penelitian yang digunakan penulis adalah
eksperimen. Penulis mencoba membuat pestisida alami berbahan dasar bawang putih
sebagai bahan alternatif dalam pembuatan pestisida. Pada penelitian ini 100 gram bawang
putih ditimbuk secara halus lalu dimasukan kedalam gelas ukur lalu ditambahkan dengan
100 ml minyak sayur dan dibiarkan selama 24 jam agar dapat meresap secara maksimal
lau campurkan satu sendok teh sabun cair, sabun cair berperan sebagai pengawet lalu
cairan yang sudah jadi di masukan dalam 3 wadah yang berbeda yaitu botol A,B,C
dengan rincian, Botol A 100% ekstrak bawng putih, Botol B 50% alkohol dan 50%
ekstark bawang putih, Botol C 50% alkohol dan 50% air (0% ekstrak bawang putih).
Kemudian setiap botol disemprotkan pada sampel 10 kutu busuk yang telah disediakan
lalu diamati dari ketiga larutan mana yang paling efektif untuk membasmi kutu kasur.
i
Abstract
Pesticides are chemical substances and other materials as well as microorganisms
and viruses that are used to control various pests. Garlic is one of the tubers that is
commonly used as a flavoring dish by the Indonesian population. This one plant is
not only used as a recipe for cooking and can be used as a traditional medicine
because it contains antioxidants which are anti-cancer ingredients. This one plant
has a very strong odor that can be made as an environmentally friendly and
hygienic pesticide. bed bugs (Cimex hemipterus) or bedbugs are one type of
parasitic insect. Bed bugs are known as a species that drinks human blood and
other warm-blooded animals. Mites Mattresses love to live in human homes,
especially on beds. Bed bugs usually live and lay eggs in folds of beds or pillows
and other hidden places. The purpose of this study was to find out how to make
natural garlic-based pesticides, and to find out how long it would take to eradicate
bed bugs with natural garlic-based pesticides. The research methodology used by
the author is an experiment. The author tries to make natural garlic-based
pesticides as an alternative ingredient in making pesticides. In this study 100
grams of garlic were finely ground and then put into a measuring cup and then
added with 100 ml of vegetable oil and left for 24 hours to be able to absorb the
maximum and mix one teaspoon of liquid soap, liquid soap acts as a preservative
and the liquid is finished input in 3 different containers, namely bottle A, B, C
with details, Bottle A 100% extract of white bawng, Bottle B 50% alcohol and
50% extract of garlic, Bottle C 50% alcohol and 50% water (0% extract garlic).
Then each bottle was sprayed on a sample of 10 bed bugs that had been provided
and then observed from the three solutions which were the most effective for
eradicating bed bugs.
ii
LEMBAR DEDIKASI
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini Saya persembahkan untuk kedua orang tua Saya
Bapak Johardi,S.E. dan Ibu Kurniasih, kedua adik Saya Faariz dan Faeyza yang
senantiasa mendukung jalannya pendidikan Saya dari segi mental, dan doa.
“Hidup yang berarti adalah hidup yang disetiap waktu kita melakukan
gerakan dan jangan sia-siakan kesempatan dan waktumu yang berharga”
“Berprasangka baiklah kepada Allah .Sesungguhnya Allah telah menuliskan
takdir kita yang baik diatas Lauhul mahfuz”
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah subhanahu wa Ta`ala yang telah memberikan
karunia dan rahmat-Nya kepada penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunanini dengan judul "Bawang putih (Allium sativum) sebagai pestisida
alami pembasmi kutu kasur (Cimex hemipterus)". Karya sederhana ini penulis
susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan di Program Excellent
Class Pondok Pesantren Daar el-Qolam, Gintung, Jayanti, Tangerang.
Penulis menyadari, bahwa karya tulis ini tidak dapat diselesaikan tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima
kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dan dukungan dalam
penyusunan karya tulis ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima
kasih sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Al-Ustadz Drs. K. H. Ahmad Syahiduddin sebagai Pengasuh
Pondok Pesantren Daar el-Qolam yang telah mencurahkan segenap
perhatian dan pemikiran untuk kemajuan pondok dan
perkembangan Umat Islam.
2. Al-Ustadz Drs. K. H. Odhy Rosihuddin, M. Pd., sebagai Pemimpin
Pondok yang telah bekerja keras dalam peningkatan kualitas
pendidikan di Pondok Pesantren Daar el-Qolam.
3. Al-Ustadz Tata Suwanta, M.Pd., sebagai Koordinator Kajian Sosial
dan Humaniora, yang telah membantu penulis dalam proses
penyusunan karya tulis ini.
4. Al-Ustadzah Ai Yanti Fujianti , S.pd., sebagai Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
penyusunan karya tulis ini.
5. Asatidz dan ustadzat yang telah memberikan ilmu dan pendidikan
yang berharga pada penulis.
6. Staf administrasi yang telah membantu penulis dalam
merampungkan karya tulis ini.
7. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada asatidz wali
kelas enam dan segenap santri kelas enam Program Excellent Class
iv
yang telah banyak membantu penulis untuk memperoleh data
penelitian dan karya tulis ilmiah ini.
8. Akhirnya, secara khusus lagi, penulis mengucapkan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada ayahanda dan
ibunda, yang telah tidak henti-hentinya memberikan semangat, doa
dan selalu memotivasi penulis dalam penulisan karya tulis ini.
Tidak ada gading yang tidak retak. Tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Demikian pula dengan penulisan karya tulis ilmiah ini. Kritik dan saran sangatlah
penulis harapkan dan dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga karya tulis ini menjadi tambahan khazanah pengetahuan bagi siapa pun
yang membacanya.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... 2
Abstrak ..................................................................................................................... i
Abstract ................................................................................................................... ii
C. Rumusan Masalah................................................................................... 2
A. Tinjauan pustaka..................................................................................... 4
2. Pestisida ................................................................................................ 5
a) Pestisida Kimia.............................................................................. 5
vi
a) Kutu kasur (CimexHemipterus) .................................................... 8
2. Populasi ............................................................................................... 13
3. Sampel ................................................................................................. 13
8 InstrumenPenelitian............................................................................. 14
2. Pembahasan ............................................................................................... 21
1. Kesimpulan ............................................................................................... 24
vii
2. Saran .......................................................................................................... 24
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 27
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bawang putih……………..………………………………………...5
Gambar 2.2 pestisida kimia……………………………………………………...6
Gambar 2.3 Pestisida alami ……………………………………………………..7
Gambar 2.4 Kutu kasur…...……………………………………………...……..10
Gambar 2.5 Siklus hidup kutu kasur…..……………………………………......12
Gambar 4.1 Hasil pemnyemprotan larutan A…………..………………………18
Gambar 4.2 Hasil pemnyemprotan larutan B……………..……………………19
Gambar 4.3 Hasil pemnyemprotan larutan C……………..……………………20
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Batasan Masalah
Keterbasan peneliti dalam hal waktu, dan tenaga, serta mengacu
pada uraian latar belakang masalah di atas maka penelitian ini dibatasi
pada : Pemanfaatan bawang putih (Aliium Satium) (X) Sebagai Pestisida
Alami Pembasmi Kutu Kasur (Cimex hemipterus) (Y).
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembuatan pestisida alami berbahan dasar bawang
putih?
2. Apakah bawang putih dapat dimanfaatkan sebagai pestisida alami?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui cara pembuatan bawang putih sebagai pestisida alami
pembasmi kutu kasur
2. Mengetahui Apakah bawang putih (Allium Sativum) dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida alami
3
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis:
Secara teori dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang
pemanfataan bawang putih sebagai pestisida alami.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi penulis:
Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan penulis
dan dapat melakukan penelitian terhadap bawng putih secara
baik dan benar.
b. Bagi instansi pemerintah terkait:
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan suatu terobosan
pemerintah agar dapat membuat pestisida alami tanpa bahat
kimia berbahaya yang dapat merusak lingkungan.
c. Bagi masyarakat:
Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan terhadap
kutu busuk dan pemanfaatan bawang putih yang berpotensi
sebagai pestisida alami
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan pustaka
1. Bawang putih
a) Ciri-ciri Bawang Putih
Taksonomi:
Kingdom : Plantae
Super division : : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Order : Liliales
Family : Liliaceae
Genus : Allium
Species : Allium sativum L
Menurut Litayani Dafrosa (2014.hlm 12) bawang putih
(Allium sativum; bahasa Inggris garlic) adalah nama tanaman dari
genus Allium sekaligus nama dari umbi bawang putih. Bawamg
putih Mempunyai sejarah penggunaan oleh manusia selama lebih
dari 7.000 tahun, terutama bawang putih tumbuh di Asia Tengah,
dan sudah lama menjadi bahan makanan di daerah sekitar Laut
Tengah, serta bumbu umum di Asia, Afrika, dan Eropa. Bawang
putih dikenal di dalam catatan Mesir kuno, digunakan baik sebagai
campuran masakan maupun pengobatan. Umbi dari tanaman
bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar
masakan Indonesia.
Ciri-ciri bawang putih adalah tumbuhan yang berdiri tegak,
tingginya bisa mencapai 30-60 cm, memiliki akar yang serabut,
pada ujung pangkalnya memiliki umbi atau siung, pada umbi atau
siungnya dilapisi oleh lapisan/sisik pada bagian luarnya, serta ada
juga beberapa yang memiliki bunga dan ada juga yang tidak
4
4
5
b) Pestisida Alami
Menurut Meidiane Soenandar, dari buku Membuat
Pestisida Organik (Jakarta:PT AgroMedia Pustaka,2012) Pestisida
alami adalah bahan pengendali hama, serangga dan penyakit
tanaman yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan-tumbuhan.
Secara umum. pestisida nabati merupakan sejenis cairan pembasmi
serangga dengan bahan dasar dari tumbuhan. Pembuatannya relatif
mudah dengan kemampuan dan pengetahuan terbatas. Pestisida
alami bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam serta relatif
aman bagi manusia dan tumbuhan.
Pestisida alami bersifat “pukul dan lari” (hit and run). Saat
diaplikasikan, pestisida alami akan membunuh hama saat itu juga,
dan saat hamanya mati residunya akan hilang saat itu juga di alam.
Dengan demikian produk bebas dari residu pestisida sehingga
aman untuk dikonsumsi manusia.
Fungsi atau cara kerja pestisida organik sangat spesifik:
1. Merusak perkembangan telur,larva dan pupa
2. Penolak kehadiran serangga (repelan)
3. Menghambat pergantian kulit
4. Menggangu komunikasi serangga
5. Menyebabkan serangga menolak makanan
6. Menghambat reproduksi serangga betina
7. Mengurangi nafsu makan
8. Memblokir kemampuan makan serangga
9. Menghambat perkembangan pathogen penyakit
8
3. Kutu kasur
a) Kutu kasur (Cimex Hemipterus)
Taksonomi:
Kingdom : Animalia
Super division : : Arthopoda
Division : Insecta
Class : Hemiptera
Order : Heteroptera
Family : Cimicomorrpha
Genus : Cimicoidea
Species : Cimicidae
Menurut artikel “Kutu Busuk” dani-sains.com. Salah satu
sumber penyakit yang berbasis lingkungan adalah kutu kasur yang
termasuk serangga nokturnal family cimicidae yang menghisap
darah. Dalam bahas lokal dikenal dengan nama “Tinggi” (jawa)
dan tumbila (sunda). Kutu busuk di Indonesia sampai akhir tahun
1970-an masih banyak ditemukan di rumah tinggal,gedung
bioskop, hotel, losmen, tempat tidur dan tempak duduk. Karena
bentuk tubuhnya yang gepeng, kutu busuk ini mampu merayap dan
menyelinap ke tempat yang sempit. Ada dua jenis kutu kasur yang
9
krim antihistamin sebagai obat anti alergi. Pada beberapa kasus, ada
orang yang sampai mengalami bercak kemerahan pada kulit, bahkan
bentol berair. Kasus lainnya adalah munculnya infeksi ketika bentol
digaruk. Kasus yang lebih akut ini dapat disembuhkan dengan
pemberian antibiotik dari tenaga medis yang bersangkutan.
Kebanyakan dari mereka yang pernah digigit kutu kasur tidak
menimbulkan reaksi alergi apa-apa.
Namun,ternyata kutu kasur dapat perlahan-lahan
menurunkan kualitas hidup dari seseorang. Seseorang yang digigit
oleh kutu ini akan mengalami ketidaknyamanan saat tidur, kurang
tidur, kecemasan, dan rasa malu. Selain itu juga, menurut ahli
kesehatan, stres yang ditimbulkan ketika digigit kutu kasur ternyata
dapat berefek pada kesehatan seseorang dalam mengontrol
emosinya, dan menurunkan kesejahteraan hidup seseorang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
8.Instrumen Penelitian
Dalam Penelitian ini penulis membutuhkan beberapa alat,
bahan, dan juga langkah kerja yang akan digunakan saat melakukan
eksperiment seperti yang terlampir dalam lampiran berikut:
15
a) Bahan Penelitian
Tabel 3.2 Tabel bahan
NO Bahan Jumlah
1 Bawang putih 100 gram
2 Alkohol/Spirtus 100 ml
3 Air tawar 100 ml
4 Sabun cair 100 ml
5 Tumbukan/penggiling 1 Buah
6 Sendok 1 Buah
7 Gelas ukur 3 Buah
8 Semprotan 3 Buah
9 Minyak sayur 100 ml
Sumber:Penulis, 2019
b) Langkah Kerja
Pada penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan diantaranya:
Cara pengaplikasian
1. Larutan pestisida bawang putih tersebut dicampur dengan air ,
dengan perbandingan 1: 10 (1 bagian larutan pestisida alami
dan 10 bagian air)
2. Aduk hingga tercampur rata sebelum diaplikasikan
3. Jika telah siap, lalu pisahkan menjadi 3 bagian (3 wadah ), lalu
buat menjadi 3 larutan yamg berbeda yang akan dijadikan
perbandingan
16
9.Kerangka berfikir
Penanganan dengan
pestisida
Manfaaat Karasteristik
k
Bau yang
menyengat
Pembunuh
kutu busuk
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Data
17
18
1) Percobaan ke-1
Tabel 4.1 hasil penyemprotan larutan A
Jumlah kematian kutu kasur
Konsentrasi pada menit ke-
Jumlah
Nama ekstrak
Percobaan kutu Menit ke-1 Menit ke-4
Larutan bawang
kasur
putih Kutu Persen Kutu Persen
busuk (%) busuk (%)
Larutan 10
Ke-1 100% 8 80% 2 100%
A ekor
Sumber:penulis,2019
pada percobaan pertama penulis menyemprotkan wadah
dengan larutan A kepada 10 kutu kasur yang telah disediakan
sebelumnya dengan 100% ekstrak bawang putih, berdasarkan tabel
diatas pada menit 1 larutan A dapat membunuh 8 kutu busuk atau
80% dari populasi lalu pada menit ke-4 dapat membunuh 2 kutu
busuk atau 100% dari total populasi.
2) Percobaan ke-2
Tabel 4. 2 hasil penyemprotan larutan B
Jumlah kematian kutu kasur
Konsentrasi pada menit ke-
Jumlah
Nama ekstrak
Percobaan kutu Menit ke-1 Menit ke-4
Larutan bawang
kasur Kutu Persen Kutu Persen
putih
busuk (%) busuk (%)
10
Ke-2 Larutan B 50% 4 40% 3 70%
ekor
Sumber:penulis,2019
pada percobaan kedua penulis menyemprotkan wadah
dengan larutan B kepada 10 kutu busuk yang telah disediakan
sebelumnya dengan 50% ekstrak bawang putih dan 50% air
berdasarkan tabel diatas pada menit 1 larutan B dapat membunuh
4 kutu busuk atau 40% dari populasi lalu pada menit ke-4 dapat
membunuh 3 kutu busuk atau 70% dari total populasi.
3) Percobaan ke-3
Tabel 4. 3 hasil penyemprotan larutan C
Jumlah kematian kutu kasur
Konsentrasi pada menit ke-
Jumlah
Nama ekstrak
Percobaan kutu Menit ke-1 Menit ke-4
Larutan bawang
kasur Kutu Persen Kutu Persen
putih
busuk (%) busuk (%)
10
Ke-3 Larutan C 0% 3 30% 1 40%
ekor
Sumber:penulis,2019
pada percobaan ketiga penulis menyemprotkan wadah
dengan larutan C kepada 10 kutu busuk yang telah disediakan
sebelumnya dengan 50% alkohol dan 50% air (0% ekstrak
20
kutu busuk yaitu larutan C pada menit ke-1 hanya dapat membunuh 3 ekor
kutu busuk atau 30% dari total sampel, lalu pada menit ke-4 hanya bisa
membunuh 1 ekor kutu busuk atau 40% dari total sampel yang ada. Pada
penelitian ini penulis menggunakan menit pertama dan menit keempat
sebagai perbandingan karena padap menit ke-1 cairan dari setiap larutan
baru saja di semprotkan dan belum terkontaminasi dengan udara sekitar
sehingga bisa membunuh lebih efektif sedankan pada menit ke-4 cairan
yang disemprotkan dari setiap larutan sudah terkontaminasi oleh udara
sekitar, sehingga penulis ingin menelitiperbedaan efektifitas larutan pada
saat baru disemprotkan dengan yang sudah terkontaminasi dengan udara
bebas.
2. Pembahasan
Berdasarkan tabel diatas dari ketiga larutan yang sudah disemprotkan
kepada sebuah wadah yang berisi 10 ekor kutu busuk (Cimex hemipterus),
larutan A pada percobaan pertama yang paling efektif dalam membunuh kutu
busuk (Cimex hemipterus) dibandingkan larutan B dan larutan C, pada
percobaan pertama larutan A dalam menit ke-1 dapat membunuh 8 ekor kutu
busuk atau 80% dari total sampel yang ada. Lalu pada menit ke-4 dapat
membunuh 2 ekor kutu busuk yang tersisa atau 100% dari sampel yang
tersedia hal ini dikarenakan di dalam larutan A mengandung 100% ekstrak
bawang putih yang dimana zat Allicin dalam bawang purih dapat membunuh
kutu busuk. Hal ini membuktikan bahwa larutan A dapat dijadikan pestisida
alami pembasmi kutu busuk.
Setelah itu larutan kedua tercepat membasmi kutu busuk yaitu pada
percobaan ke-2 yang memakai larutan B 50% ekstrak bawang putih dengan
50% air, pada menit ke-1 larutan B dapat membunuh 4 ekor kutu busuk atau
40% dari total sampel yang ada lalu pada menit ke-4 dapat membunuh 3 ekor
sisa kutu busuk yang tesedia atau 70% dari sampel yang tersedia dalam
membunuh kutu busuk larutan B lebih lambat dalam membunuh kutu busuk
dibandingkan larutan A hal ini dikarenakan dalam larutan B hanya memakai
50% ekstrak kutu kasur dengan penambahan 50% alkohol dalam percobaan ini
22
zat Allicin yang terkandung dalam bawang putih yang berperan membunuh
kutu busuk lebih sedikit dibandingkan larutan A yang memakai 100% ekstrak
bawang ini yang menngakibatkan larutan B lebih lambat membunuh kutu
busuk dibandingkan larutan, hal ini membuktikan bahwa larutan B dapat
dijadikan pestisida alami akan tetapi membutuhkan waktu lebih lama
dibandingkan percobaan pertama.
Setelah itu Larutan C larutan C 50% air dan 50% alkohol (0% ekstrak
bawang putih) merupakan larutan yang paling lama dalam membunuh kutu
busuk pada menit ke-1 larutan C hanya dapat membunuh 3 ekor kutu busuk
atau 20% dari total sampel, lalu pada menit ke-4 hanya bisa membunuh 1 ekor
kutu busuk atau 40% dari total sampel yang ada, hal ini dikarenakan dalam
larutan C tidak mengandung zat Allicin yang terkandung dalam ekstrak
bawang putih pada larutan C hanya menggunakan 50% alkohol dan 50% air
tanpa ekstrak bawang putih, hal ini yang menyebabkan larutan C paling
lambat dalam membunuh kutu busuk, alkohol dalam larutan C tidak terlalu
efektif untuk membunuh kutu busuk karena alkohol hanya berperan sebagai
zat pelarut dan hanya kecil potensi yang dimiliki alkohol dalam memnbunuh
kutu busuk. Hal ini membuktikan bahwa larutan C dapat membunuh kutu
busuk akan tetapi hanya kemungkinan kecil bahwa larutan C dapat dijadikan
sebagai pestisida alami.
Berdasarkan data yang tertulis pada tabel hasil penelitian dari tahap ke
tahap. Maka bawang putih dapat dijadikan sebagai bahan alternatif pembuatan
pestisida alami khususnya untuk membasmi kutu busuk (Cimex hemipterus)
senyawa Allicin yang terkandung pada bawang putih dapat bereaksi sebagai
pestisida yang beracun bagi kutu busuk (Cimex hemipterus). Penulis
menggunakan alkohol dalam mengekstraksi bawang putih, Karena pada
dasarnya alkohol merupakan pelarut organik yang dapat melarutkan senyawa
organik yang terdapat pada bawang putih, Sehingga senyawa tersebut dapat
terekstraksi dengan sempurna. Pada pengaplikasiannya cukup dengan
menyemprotkan secukupnya pada ranjang atau bagian yang terdapat kutu
busuk secara rutin.
23
Dengan hasil yang di dapat dari percobaan yang dilakukan oleh penulis
bahwa bawang putih dapat dijadikan sebagai pestisida alami akan tetapi
keterbatasan penulis dalam pembuatan secara material dan pembuatan maka
penulis merekomendasikan dalam pembuatan ekstrak bawang putih dapat
menggunakan alat-alat yang lebih canggih dan higenis agar bawang putih
yang diekstrakkan mendapatkan hasil yang maksimal.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang manfaat
bawang putih sebagai pestisida alami pembasmi kutu kasur, dan memacu pada
rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil data yang di peroleh, bahwa zat Allicin yang
terkandung dalam bawang putih dapat dijadikan menjadi pestisida
alami yang sangat berpengaruh dalam kematian kutu busuk (Cimex
hemipterus) Dengan menggunakan larutan A (100% ekstrak bawang
putih) kematian kutu kasur (Cimex hemipterus) terhitung lebih cepat
dibandingkan dengan menggunakan larutan B (50% ekstrak bawang
putih dengan 50% air) ataupun larutan C (50% air dengan 50% alkohol
0% ekstrak bawang putih).
2. Pembuatan pestisida alami dari bawang putih dapat dibuat dengan cara
pengekstrakan bawang tersebut tersebut sehingga senyawa Allicin
yang terdapat pada bawang putih tersebut dapat terpisah dari isi
bawang putih tersebut.
3. Penelitian terhadap kematian kutu busuk (Cimex hemipterus) dengan
menggunakan pestisida alami bawang putih selama 1 menit dapat
disimpulkan bahwa bawang putih memiliki potensi untuk dijadikan
pestisida alami pembasmi kutu busuk (Cimex hemipterus).
4. Pada hasil penelitian ini larutan bawang putih yang sudah jadi dapat
diaplikasikan dengan cara menyemprotkan secukupnya pada bagian
yang terdapat kutu busuk secara rutin
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis
menyarankan:
1. Tahap penggilingan bawang putih dan tahap pengekstrakan lebih baik
dilakukan menggunakan peralatan yang berteknologi digital dan
24
berkualitas tinggi, karena penulis mengalami sedikit kesulitan yang
disebabkan oleh peralatan yang digunakan penulis belum berteknologi
digital melainkan masih berteknologi analog dan berkualitas rendah
25
DAFTAR PUSAKA
Sumber buku
Syamiah , Dra Iyam siti dan Tajhudin, Apt.2007.halaman 120.
Khasiat dan manfaat bawang putih raja antibioik alami.
Soenandar , Meidiane. 2012. Membuat Pestisida Organik
Jakarta:PT AgroMedia
Sidik Aulia Apt. 2012. halaman 24 Dampak buruk penggunaan insktisida.
Sumber artikel
http//“Informasi Kutu Busuk” www.rentokil.co.id (2016 Mei 12)
http//“Kutu Busuk” dani-sains.com (2018 Agustus 3)
http//“Kutu Busuk-Bed Bugas” pengendalian hama .com (2019 Januari 23)
http//“Dampak buruk kutu busuk ” www.hellosehat.com (2016 April 22)
Sumber Internet
www.wikipedia.com
26
LAMPIRAN-LAMPIRAN
27
Hasil ekstrak bawang putih Pembagian varian larutan
28
29
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di denpasa,Bali pada
tanggal 01 Januari 2002 anak ketiga dari
perkawinan Bapak Drs Andry syaukani, M.M
dan Ibu Pramesti
Adapun pendidikan formal yang telah
diselesaikan oleh penulis adalah sebagai
berikut: taman anak-anak as-sallam semarang
pada tahun 2007 Sekolah Dasar Islam Al-
amanah sunter agung dan lulus pada tahun
2014, SMP di Pondok Pesantren Daar el-Qolam
2 Program Excellent Class lulus pada tahun 2017, kemudian melanjutkan ke SMA
Daar el-Qolam 2 Program Excellent class dan insya Allah lulus pada tahun 2020.
Selama menjadi santri di Pondok Pesantren Daar el-Qolam penulis aktif
dalam berbagai organisasi ekstrakulikuler. Dan juga aktif dalam mengikuti
berbagai lomba atau kompetisi. Pada organisasi ekstrakulikuler aktif sebagai
anggota EXACT (Excellent Sains Club) tahun 2014-2020, RODA (Roket Air
Daar el-Qolam) tahun 2014-2020,Marching Band nada syiar daar el-qolam
(NSDQ Corps) tahun 2014-2020.Sedangkan prestasi yang diperoleh melalui
kompetisi adalah: juara harapan 3 lomba kompetisi roket air regional 2015,
peserta kompetisi roket air nasional 2015, juara harapan 3 lomba kompetisi roket
air regional 2016 , peserta pada lomba pada Pekan Rakyat Fisika (PRF)
universitas indonesia cabang roket air 2015, juara 1 pada Pekan Rakyat
Fisika(PRF) universitas Indonesia cabang roket air 2016 dan Juara 1 dan Juara
umumMarching Band nasional IDCC (Indonesia drum coprs championsip) pada
tahun 2016, Juara 1 dan Juara umum nasional Marching Band IDCC (Indonesia
drum corps championship) pada tahun 2018, dan sebagai peserta kejuaraan
olimpiade sains kabupaten cabang biologi pada tahun 2019