Anda di halaman 1dari 44

BAHAN AJAR

SISTEM REM

Penyusun

NAMA : AMAR MA’RUF, ST

USERNAME: 19230242710314
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Judul Modul

Unit kompetensi ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa menjadi pelaksana


pemeliharaan/servis sistem rem dan komponen-komponennya dimana unit kompetensi
ini merupakan dasar pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan rutinitas
pemeliharaan/servis sistem rem dan komponen-komponen dengan kondisi pembelajaran
sebagai berikut :
 Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang pekerjaan
pemeliharaan/servis sistem rem dan komponen-komponennya
 Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan proses
pemeliharaan/servis sistem rem dan komponen-komponennya yang ada di industri
maupun dibengkel-bengkel kerja meliputi :
- Menyiapkan peralatan
- Mengeset peralatan
- Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat-alat bantu
- Melakukan perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya
- Penekanan pembelajaran dari unit ini adalah hal-hal paraktik tentang melakukan
perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya
 sesuai dengan spesifikasi pabrik .
 Pelatihan dapat dilaksanakan dibengkel pelatihan atau di industri yang relevan
dengan persyaratan
 Tersedia bengkel kerja dengan kelengkapan peralatan yang cukup memadai.
 Tersedia sumber-sumber belajar dan media pembelajaran
 Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
 Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
 Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.
 Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang memadai

B. Prasarat
Kemampuan awal yang harus miliki oleh siswa yang akan mempelajari modul ini
adalah telah menguasai dan lulus pada pembelajaran :
1. OTO. KR 01-016.03 Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja.
2. OTO. KR 01-017.03 Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan
tempat kerja.
3. OTO.KR 01-010.03 Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur.
4. OTO.KR 04-01.03 Pemasangan dan perakitan sistem rem dan komponen-
komponennya.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Tahapan belajar

Pada bagian ini, siswa akan menemukan instruksi yang akan membimbing dalam
pencapaian pengetahuan , keterampilan untuk mencapai kompetensi.
Bagian ini sangat penting bagi siswa. Setiap siswa harus melengkapi setiap Tahap
Belajar (sesuai urutan) sehingga akan mencapai kompetensi. Ingat: tanggung jawab
untuk proses belajar ada pada diri dan usaha dalam penyelesaian tahapan belajar
akan dihargai melalui kemampuan siswa untuk mencapai kompetensi.
Aspek kritis yang diidentifikasi dalam Tahapan Belajar merupakan bagian penting
yang harus difokuskan pada proses belajar.

2. Cek kemampuan
Pada bagian ini, tahapan belajar diperluas agar dapat mengidentifikasi
tahapan/langkah nyata yang diperlukan untuk menampilkan tugas mulai dari awal
sampai selesai. Tahapan ini disusun dalam urutan unjuk kerja.
Sebelum dinilai siswa menggunakan bagian ini sebagai pemeriksaan sendiri untuk
memastikan bahwa siswa dapat menampilkan secara berurutan seluruh tahapan
yang membangun tahapan belajar.
3. Aspek penting – keselamatan/tingkah laku

Pada bagian ini, aspek penting mengenai keselamatan, pemeliharaan dan tingkah
laku diidentifikasi dan dibuat daptarnya. Setiap siswa akan menggunakan daftar ini
untuk mengecek apakah dapat mencapai standar unjuk kerja yang sangat baik pada
pekerjaan.
Agar dapat mencapai level ini, siswa perlu bertanggung jawab untuk melakukan
pembelajaran yang efisien dan efektif dan seseorang yang memiliki sikap yang benar
dalam bekerja.
Guru/pembimbing juga akan menggunakan daftar cek ini untuk menilai sikap setiap
siswa, berdasarkan tingkah laku dan demonstrasi hal-hal yang telah diidentifikasi
pada daftar cek, akan mengamati tingkah laku atau dalam beberapa kasus mungkin
akan mendiskusikan aspek kritis tertentu dengan. Hal ini merupakan bagian yang
penting dari keseluruhan penilaian.

4. Bagaimana Siswa Akan Dinilai

Dalam sistem berdasarkan Kompetensi, Penilai akan mengumpulkan bukti dan


membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja tugas-
tugas dan sikap siswa terhadap pekerjaan. Siswa akan dinilai untuk menentukan
apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam
Kriteria Unjuk kerja.
Pada Pelatihan Berdasarkan Kompetensi, pendekatan yang banyak digunakan untuk
penilaian adalah ‘Penilaian Acuan Patokan/Criterion-Referenced Assessment’.
Pendekatan ini mengukur unjuk kerja terhadap sejumlah standar. Standar yang
digunakan dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.
Penilaian dapat dilaksanakan dengan tujuan sebagai bantuan dan dukungan belajar,
tipe penilaian ini adalah formatif dan merupakan proses yang sedang berjalan.
Penilaian dapat juga dilaksanakan untuk menentukan apakah siswa telah mencapai
hasil program belajar (contohnya pencapaian kompetensi dalam Unit) – tipe penilaian
ini adalah Kognitif, Psikomotor, dan Atitude Skill adalah merupakan penilaian akhir.
Penilaian mungkin dilaksanakan di industri (di tempat kerja) atau di lembaga
pelatihan (di luar tempat kerja). Kapanpun memungkinkan, sebaiknya penilaian
dilaksanakan di tempat kerja sehingga guru/pembimbing dapat mengamati siswa
melakukan kegiatan normal di tempat kerja.

5. Tipe penilaian
a. Tes tertulis
Tes tertulis akan menilai pengetahuan siswa dan pemahaman konsep dan prinsip
yang merupakan dasar unjuk-kerja tugas-tugas siswa. Tes tertulis biasanya
berupa seri Pertanyaan Pilihan Ganda atau beberapa bentuk tes tertulis objektif
lainnya, yaitu tes dimana setiap pertanyaan memiliki satu jawaban benar.
b. Tes unjuk kerja

Tes Unjuk kerja akan menilai kompetensi siswa dalam menampilkan tugas-tugas
elemen terhadap standar yang dijekaskan dalam Kriteria Unjuk kerja. maka,
setiap siswa akan menerapkan pengetahuan dan pemahaman terhadap unjuk
kerja tugas-tugas.

Guru/pembimbing biasanya menggunakan daftar cek analisis elemen sebagai


pedoman untuk menentukan kompetensi siswa dan akan memberikan umpan
balik mengenai unjuk kerja dan jika perlu, merencanakan pelatihan lanjutan jika
belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama.

6. Strategi belajar yang disarankan


Belajar dalam sistem berdasarkan kompetensi berbeda dengan yang ‘diajarkan’ di
kelas oleh guru. Pada sistem ini, siswa akan bertanggung jawab terhadap kegiatan
belajar sendiri. Artinya bahwa setiap siswa perlu merencanakan belajar sendiri
dengan guru/pembimbing dan kemudian melaksanakannya dengan sungguh-sungguh
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Proses yang disarankan untuk belajar:

 Baca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang telah
direncanakan.

 Buat catatan terhadap apa yang telah dibaca.


 Pikirkanlah bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

 Rencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan.

 Coba kerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap
belajar.

 Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan


yang telah dimiliki.

 Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh guru/pembimbing,


orang yang telah berpengalaman lainnya atau rekan sesama siswa yang telah
memiliki kemampuan yang lengkap tentang kompetensi yang sedang dipelajari.

 Ajukan pertanyaan kepada guru/pembimbing tentang konsep sulit yang


ditemukan.

 Menerapkan praktik kerja yang aman

 Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik

 Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

 Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar.

Jika ada sesuatu yang tidak dimengerti pada pedoman Belajar, tanyakan pada
guru/pembimbing untuk membantu kelancaran pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan.
Pusatkan pada pencapaian pengetahuan dan keterampilan baru.

7. Metode penyampaian
Terdapat tiga prinsip metode penyampaian yang dapat digunakan dan hal tersebut
dijelaskan di bawah ini. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode mungkin sesuai.
Pedoman Belajar ini telah didesain sebagai sumber belajar utama dalam ketiga
situasi.
a) Belajar bebas

Belajar bebas membolehkan siswa untuk belajar secara individu, sesuai dengan
kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara
bebas, setiap siswa disarankan untuk menemui guru/pembimbing setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

b) Belajar berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan siswa untuk datang bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, belajar berkelompok memberikan
interaksi antara peserta, guru/pembimbing dan pakar/ahli dari tempat kerja.

c) Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
guru/pembimbing atau ahli lainnya. Pada kegiatan belajar terstruktur umumnya
mencakup topik-topik tertentu.
8. Hal yang dapat membantu anda dalam pencapaian unit standar kompetensi ini
Siswa akan dipertemukan oleh Hal-hal yang dapat membantu dalam proses belajar
termasuk Guru/Pembimbing dan teman belajar.
a. Guru/Pembimbing

Guru/Pembimbing adalah orang yang telah berpengalaman dalam kompetensi


tertentu. Peran guru/pembimbing dalam pembelajaran adalah :
 Membantu siswa untuk merencanakan proses kegiatan belajar.
 Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang ijelaskan dalam tahap
kegiatan belajar.
 Membantu siswa dalam memahami konsep dan praktik baru dan menjawab
pertanyaan mengenai proses belajar setiap siswa.
 Membantu pesrta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang perlukan untuk kegiatan belajar.
 Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan .
 Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.
 Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.
 Melaksanakan Penilaian terhadap penguasaan kompetensi setiap siswa.
 Menjelaskan tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan dari satu
kompetensi yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana kegiatan
belajar siswa selanjutnya.
 Mencatat pencapaian kemajuan belajar siswa.
b. Teman belajar/sesama siswa

Teman belajar/sesama siswa juga merupakan sumber dukungan dan bantuan


juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini dapat
menjadi suatu yang berharga dalam membangun kerjasama dalam lingkungan
kelas belajar dan dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa.

D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah :
1. Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang melakukan
pemeliharaan/servis sistem rem dan komponen-komponennya
2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan melakukan
pemeliharaan/servis sistem rem dan komponen-komponennya, yang terdiri dari :
a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan.
b. Menyiapkan kendaran.
c. Menentukan peralatan tambahan yang akan digunakan.
d. Melakukan pemeliharaan/servis sistem sistem rem dan komponen-
komponennya.
e. Penekanan pembelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan
kegiatan pemeliharaan/servis sistem sistem rem dan komponen-komponennya
sesuai buku manual kendaraan.
3. Pelatihan dilakukan di bengkel pelatihan atau industri yang relevan dengan
persyaratan.
4. Tersedia bengkel kerja dengan kelengkapan peralatan yang cukup memadai.
5. Tersedia sumber-sumber belajar dan media pembelajaran.
6. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
7. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
8. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.
9. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang memadai.
E. Kompetensi
SILABUS
NAMA SEKOLAH : SMKN 1 TANJUNG
MATA PELAJARAN : Kompetensi kejuruan TEKNIK KENDARAAN RINGAN
KELAS/SEMESTER :
STANDAR KOMPETENSI : Pemeliharaan/sevis sistem rem dan komponen-
komponennya
KODE KOMPETENSI : OTO.KR-04-002 .1
ALOKASI WAKTU : 24 x 45 menit

ALOKASI SUMBE
KOMPET MATERI KEGIATAN WAKTU
PENIL R
ENSI INDIKATOR PEMBELAJ PEMBELAJARA
AIAN T PS PI BELAJA
DASAR ARAN N
M R
1.  Pemeliharaan/s  Jenis dan  Memahami 6 6( 6(1 1. Modul
Memelih ervis sistem tujuan berbagai Test 12 8) servis
ara/ rem dan pemelihar jenis dan tetulis ) sistem
servis komponen- aan. tujuan rem
sistem komponennya  Teknik pemeliharaa 2. Buku
rem dan dilaksanakan pemelihar n sistem rem manu
kompon tanpa aan melalui al
en- menyebabkan berbagai penggalian 3. Unit
kompon keru-sakan jenis rem. infomasi kenda
ennya terhadap pada buku raan
komponen/ manual. Special
sistem lainnya.  Memahami tools
 Informasi yang prosedur
benar di-akses pemeliharaa Observ
dari spesifikasi n rem tromol asi
pabrik dan melalui
dipahami. penggalian
informasi
buku manual
ALOKASI SUMBE
KOMPET MATERI KEGIATAN WAKTU
PENIL R
ENSI INDIKATOR PEMBELAJ PEMBELAJARA
AIAN T PS PI BELAJA
DASAR ARAN N
M R
 Sistem rem dan .  Memahami
komponen-nya Pemeliharaa prosedur
dipelihara/servi n/ servis pemeliharaan
s dilaksa-nakan sistem rem remcakram
dengan dan melalui
menggunakan komponenn penggalian
metode, ya sesuai informasi buku
perlengkapan SOP, K 3, manual
dan material peraturan  Memeriksa
yang ditetapkan dan komponen-
berdasarkan prosedur/ komponen
spesifikasi kebijakan sistem rem
pabrik. perusahaan tromol dan
 Data yang tepat rem cakram
dilengkapi melalui
sesuai hasil kegiatan
pemeliharaan/ perawatan
servis. harian dan
 Seluruh kegiatan berkala..
perakit-an dan rem
pemasangan (bleeding).
dilaksanakan  Menguji kerja
berdasarkan SOP sistem rem
(Standard hasil
Operation pemeliharaan.
Procedures),
undang-undang
K 3 (Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja), peraturan
perundang-
undangan dan
prosedur/
kebijakan
perusahaan.

A. CEK KEMAMPUAN

Sebelum mempelajari modul OTO.KR-04-001.03, isilah dengan cek list () kemampuan
yang telah dimiliki siswa dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :
Jawaban
Sub Kompetensi Pernyataan
Ya Tidak

1. pemeliharaan/servis Saya mampu memeliharaan/menservis sistem S


sistem dan komponen- rem dan komponen-komponenya sesuai
komponennya. dengan SOP

Apabila siswa menjawab Tidak, pelajari modul ini!


Tempat Alasan Paraf
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu
Belajar Perubahan guru

1. Prinsip pemeliharaan /servis


dan konstruksi komponen-
komponen sistem rem .

2. Prosedur pemeliharaan/servis
sistem rem dan komponen-
komponennya.

3. Praktik pemeliharaan/servis
sistem rem dan komponen-
komponennya.

Peserta Diklat harus selalu mengkonsultasikan setiap pengisian uraian pada Guru/pembimbing tentang
“ Jenis Kegiatan, Tanggal, Waktu, Tempat

17
REM

1. Periksa minyak rem pada master


cylinder tank setiap 10.000 km/6 bulan

2. Periksa pedal rem depan dan belakang


dari keausan dan kotoran setiap
10.000 km/6 bulan

3. Periksa saluran hidrolik rem dari


kerusakan atau keausan terutama
pada fleksibel hose rem setiap 10.000
km/6 bulan

4. Periksa kanvas rem depan dan


belakang dari keausan dan kotoran
setiap 20.000 km/satu tahun.

5. Setel rem depan dan belakang dan


kabel rem tangan setiap 10.000 km/6
bulan

6. Ganti minyak rem setiap 40.000


km/dua tahun

18
konstruksi komponen-komponen sistem rem

Sistem rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa
tipe tergantung pada penggunaannya diantaranya :

a) Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.
b) Rem parkir (parking brake) digunakan terutama untuk memarkirkan kendaraan.
c) Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada
truk diesel dan kendaraan berat.

Rem
Hidraulis
Rem Rem
Kaki Roda
Rem
Pneumatik

Center
Brake
Rem Rem
SISTEM Parkir Mekanik
REM
Rem Roda
Belakang

Rem Tambahan Exhaust Brake

Selanjutnya “engines brake” adakalanya digunakan untuk menurunkan kecepatan kendaraan.

braking effect (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putaran dari mesin itu sendiri, tidak

ada peralatan khusus yang diperlukan. untuk itu “engine braking” tidak diterangkan pada training

manual ini.

a) Konstruksi dan cara kerja sistem Rem Kaki

Rem kaki (foot brake) dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu rem Hidraulis (hydraulic brake)

dan rem pneumatik (pneumatic brake).

(1) Konstruksi dan cara kerja Sistem Rem kaki jenis Hydrolik.

19
Disck brake

Ke lampu kontol Pegas pengembali


Dual Master celynder

Dash boot

Push rod

Disc plate

Swich rem Flexible pipe Backing plate


Wheel celiynder

Proportioning valve

Brake Shoe

Disck brake Self-adjusting drum brake


(cable type)

Gambar 2 Sistem Rem kaki jenis Hydrolik

Sistem Rem kaki jenis hidraulis lebih respond dan lebih cepat dibanding dengan tipe lainnya,

dan juga konstruksinya lebih sederhana. rem hidraulis juga mempunyai konstruksi yang khusus dan

handal (superior design flexibility). dengan adanya keuntungan tersebut, rem hidraulis banyak

digunakan pada kendaran penumpang dan truk ringan.

(a) Konstruksi dan cara kerja pesawat Rem jenis hydrolik.

Pesawat rem yang dipergunakan pada pesawat rem jenis hydrolik terbagi menjadi dua jenis,

yaitu pesawat rem jenis tromol ( Drum Brake ) dan pesawat rem jenis piringan ( Disk Brake )

(a) pesawat rem jenis tromol ( Drum Brake )

Gambar 3 Pesawat rem jenis tromol

Pada tipe rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam

menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan roda. karena self-

energizing action ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenaga mengembangnya sepatu,

kekuatan tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh usaha pedal yang relatif kecil.

20
 Komponen Rem Tromol

Gbr.4 Penampang tromol rem Gbr.5 Komponen rem tromol.

 Backing Plate

Backing plate dibuat dari baja press yang dibuat pada axle housing atau axle carrier bagian

belakang. karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya pengereman tertumpu

pada backing plate.

Gambar 6 Backing plate

 Silinder roda

21
Gambar 7 Type Silinder Roda

Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar di

sebelah kanan. setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistem yang yang

menggunakan dua piston untuk menggerakan kedua sepatu rem, yaitu satu piston untuk setiap sisi

silinder roda, sedangkan sistem yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakan

hanya satu sepatu rem.

Bila timbul tekanan hidrolik pada master silinder maka akan menggerakan piston cup, piston akan

menekan kearah sepatu rem, kemudian bersama-sama menekan tromol rem. Apabila rem tidak

bekerja, maka piston akan kembali ke posisi semula dengan adanya kekuatan pegas pembalik

sepatu rem, dan pegas kompresi yang mengkerut. bleeder plug disediakan pada silinder roda

gunanya untuk membuang udara dari minyak rem.

 Sepatu rem dan kampas rem

Gambar 8 Sepatu rem dan kanvas rem

Sepatu rem (brake shoe), seperti juga tromol (drum) memiliki bentuk setengah lingkaran.

biasanya sepatu rem dibuat daripelat baja. kanvas rem dipasang dengan jalan dikeling (pada

kendaraan besar) atau dilem (pada kendaraan kecil) pada permukaan yang bergesekan dengan

tromol.

Kanvas ini harus dapat menahan panas dan aus dan harus mempunyai koefisien gesek yang

tinggi. koefisien tersebut sedapat mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan turun naiknya

temperatur dan kelembaban yang silih berganti. Umumnya kanvas (lining) terbuat dari campuran

22
fiber metalic dengan brass, lead, plastik, dan sebagainya dan diproses denga ketinggian panas

tertentu.

 Tromol Rem

Gambar 9 Tromol Rem

Tromol rem (brake dram) umumnya terbuat dari besi tuang (gray cast iron) dan gambar

penampangnya seperti terlihat pada gambar di bawah. tromol rem ini letaknya sangat dekat denga

sepatu rem tanpa berputar bersama roda. Ketika kanvas menekan permukaan bagian dalam tromol

bila rem bekerja, maka gesekan panas tersebut dapat mencapai suhu setinggi 200º C sampai 300ºC.

Tipe rem tromol

Rem tromol digunakan pada berbagai kombinasi daru leading dan trailing shoes.

23
Tipe leading dan trailing

Tipe two - leading


Rem tromol

Tipe uni - servo

Tipe duo - servo

 Tipe Leading dan Tipe Trailing

Gambar 10 Pesawat rem tromol jenis Leading and trailing

Seperti terlihat pada gambar, bagian ujung atas masing-masing sepatu rem ditekan membuka

oleh silinder roda (wheel cylinder), sedangkan bagian ujung bawah berputar atau mengembang. tipe

ini hanya terdapat pada silinder roda tunggal (single wheel cylinder).

Bila tromol berputar kearah depan, seperti arah panah, dan pedal rem di- injak, maka bagian ujung

atas sepatu ditekan membuka ke sekeliling ujung bawah oleh silinder roda dan berlaku daya

pengereman terhadap tromol. sepatu bagian kiri disebut leading shoe, dan sepatu yang kanan disebut

trailing shoe.

Bila tromol berputar pada arah berlawanan (arah mundur), maka leading shoe menjadi trailing shoe

dan trailing shoe menjadi leading shoe. Tetapi kedua-duanya tetap menekan denga gaya pengereman

yang sama pada saat putaran arah maju. leading shoe lebih cepat aus dibandingkan dengan trailing

shoe, bila rem sering digunakan dalam putaran gerak maju. Tipe ini digunakan pada rem belakang

kendaraan penumpang dan kendaraan kecil jenis komersil.

 Tipe Two–Leading

24
Gambar 11 Tipe Two-Leading

Tipe two-leading shoe dibagi menjadi dua : single action dan double action. Tipe single action

two-leading shoe mempunyai dua silinder roda yang masing-masing mempunyai satu piston pada tiap

sisinya (lihat gambar). Bila rem bekerja, kendaraan dalam kondisi gerak maju, maka kedua sepatu

rem akan berfungsi sebagai leading shoe.Apabila tromol berputar pada arah panah (gerak maju),

maka tipe ini mempunyai tekanan pengereman yang tinggi. Tetapi, ada satu kerugian pada tipe ini,

bila rem berputar pada arah yang berlawanan (arah mundur), maka kedua sepatu akan bekerja

sebagai trailing shoe dan menghasilkan tenaga pengereman yang kecil. Tipe ini digunakan pada rem

depan kendaraan penumpang dan niaga. Tipe double-action two leading shoe mempunyai dua silinder

roda, dan pada tiap sisinya terdapat dua piston. Bila tipe single action bekerja sebagai self-energizing

force dalam satu arah saja, maka tipe double action ini bekerja efisiensi dalam dua arah, maju dan

arah mundur. Tipe ini banyak digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.

Gambar 12
Tipe Single –Action Two-Leading dan Tipe Double-Action Two-Leading

 Tipe Uni-Servo

Tipe uni-servo mempunyai silinder roda tunggal dengan satu piston saja, dan penyetelannya

berhubungan dengan kedua sepatunya. Bila torak di dalam wheel cylinder mendorong bagian atas kiri

hingga menyentuh tromol, maka fungsi sepatu-sepatu sebagai leading shoe, dan bekerja dengan daya

pengereman yang tinggi. Juga terdapat kelemahan pada tipe ini, dimana bila tromol berputar pada

25
arah yang berlawanan, maka kedua sepatu berfungsi sebagai trailing shoe dan hanya mampu

menghasilkan daya pengereman yang kecil.

 Tipe Duo-Servo

Tipe duo-servo ini merupakan versi penyempurnaan uni-servo yang mem punyai dua pistin pada

setiap silinder rodanya. selama silinder roda menekan kedua sepatu rem saat rem bekerja, maka tipe

ini mempunyai gaya pengereman yang tinggi terhadap tromol tanpa terpengaruh oleh arah gerak

putaran roda. Tipe ini digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.

Gambar 2.9
Tipe Uni-Servo dan Tipe Duo- Servo

Gambar 13 Rem tromol type Duo sevo

 Celah Sepatu Rem

Celah antara tromol dan kanvas yang besar akan menyebabkan kelambatan pada pengereman.

Bila celah antara tromol dan kanvas terlalu kecil, rem akan terseretdan menyebabkan keausan pada

tromol dan kanvas. begitu juga, apabila celah sepatu rem pada keempat rodanya tidak sama pada

semua roda-rodanya, maka kendaraan akan tertarik kesalah satu arah atau roda belakang kendaraan

akan seperti ekor ikan (yang mengibas ke kanan dan ke kiri).

Untuk mencegah kejadian ini, penting sekali untuk menyetel secara tepat celah antara tromol

dan kanvas sesuai sfpesifikasi yang dianjurkan dan melakukan perawatan setiap saat.

Pada beberapa tipe rem, penyetelannya bekerja secara otomatis. Sedangkan untuk tipe lainnya

celahnya harus dilakukan penyetelan secara berkala.

 Penyetelan Otomatis Celah Sepatu Rem

26
Penyetelan celah sepatu rem secara otomatis (Automatic Brake Shoe Clearance adjustement)

mengacu pada penyetelan otomatis celah antara tromol dan kanvas dan termasuk penyetelan tipe

sebagai berikut:

 Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan mundur.

 penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan maju.

 penyetelan dilakukan dengan rem parkir.

Konstruksi dan Cara Kerja

 Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan mundur.

Metode penyetelan ini digunakan pada rem tipe duo-servo yang menggunakan kabel penyetel

(adjusting cable), tuas penyetel (adjusting lever), sekrup penyetel sepatu (shoe adjusting screw) dan

komponen lainnya.

Kabel penyetel (adjusting cable) dipasng pada ujung anchor pin, sedangkan ujung lainnya dikaitkan

pada tuas penyetelan (adjusting lever) melalui sebuah pegas.

Tuas penyetel (adjusting lever) dipasng pada bagian bawah sepatu No.2 dan dihubungkan dengan

skrup penyetelan sepatu.

sekrup penyetelan sepatu terdiri dari sebuah baut dan mur seperti pada gambar.

Gambar 14 Penyetelan pada saat mundur

Adapun cara kerja pada saat penyetelan rem selama kendaraan mundur adalah sebagai berikut:

Bila pedal rem ditekan sambil kendaraan bergerak mundur, maka sepatui rem mengembang dan

menyentuh tromol. Sepatu-sepatu menekan tromol yang mulai berputar, hingga ujung atas sepatu

N0.1 menyentuh anchor pin. Sejak shoe No.2 bergerak dari anchor pin pada waktu yang bersamaan,

maka menarik kabel penyetelan. Ini menyebabkan tuas penyetelan memutar sekrup penyetelan dan

menyetel celah.

27
Sekrup penyetelan sepatu terdiri dari sebuah baut dan mur seperti pada gambar.

Gambar 2.11
Sekrup Penyetelan

Gambar 15 Komponen penyetel celah kamvas rem

Sejak tiap ujung sekrup bersinggungan dengan sepatu rem, maka celah sepatu rem bertambah dan

berkurang sesuai dengan putaran sekrup.

Gambar 16
Cara Kerja Penyetelan Sepatu Rem

 Penyetelan Terjadi Pada Saat Pengereman Selama Kendaraan Maju

Ujung lirik pada silinder roda dihubungkan dengan piston wheel cylinder dan bergerak sebagai

satu kesatuan, sedangkan ujung lirik lainnya dihubungkan dengan tuas penyetel otomatis melalui

sebuah pegas dan meneruskan gerakan piston kepada tuas penyetel otomatis.

Tuas penyetel otomatis dipasang pada rumah wheel cylinder dengan sebuah pen. Salah satu

ujungnya dihubungkan dengan sebuah pegas, sedangkan ujung lainnya dikaitkan dengan gigi roda

penyetel (adjusting wheel). Penyetelan tuas pivot disekitar pin sesuai dengan gerakan link dan

memutar adjusting wheel. Penyetelan ini menyetel celah sepatu rem.

Gambar 17
28
Mekanisme Penyetelan Otomatis
(Untuk Roda Depan)

Adapun cara kerja penyetelan pada saat pengereman selama kendaraan maju adalah sebagai

berikut: Bila pedal rem diinjak, maka piston link yang merupakan satu unit bergerak ke atas. Hal ini

akan menyebabkan tuas penyetel otomatis bergerak mengelilingi pin pada arah putaran kebalikan.

 Celah standar sepatu rem

Bila gerakan piston kecil maka tuas penyetel otomatis bergeraknya juga kecil. Gerakan tuas

penyetel hanya maju-mundur diantara dua gigi pada penyetel roda (adjusting wheel), jadi adjusting

wheel tidak berputar.

 Celah lebih besar dari standar

Bila pedal rem ditekan gerakan piston lebih besar dibanding celah standar sepatu. oleh karena itu

putaran tuas penyetel juga besar, menyebabkan roda penyetel berputar sedikit.

Bila pedal rem dilepas maka piston, link dan tuas penyetel berputar kembali ke posisi semula,

tetapi sejak adjusting wheel berputat dari posisi awalnya, tuas penyetel menghubungkan gigi

berikutnya dari adjusting wheel.

Bila pedal rem ditekan untuk kedua kalinya maka adjustingwheel berputar, baut penyetel

bergerak pada saat sepatu rem mengembang, dan celah sepatu sekaligus tersetel.

 Penyetelan dilakukan dengan rem parkir

Tuas penyetel (adjusting lever) dipasang bersama tuas rem parkir (parking brake lever) pada

sepatu. Salah satu ujung tuas penyetel dihubungkan dengan sepatu rem melalui sebuah pegas dan

ujung lainnya dihubungkan dengan sekrup penyetel yang bersatu dengan strut rem parkir (parking

brake shoe strut).

Adapun cara kerja penyetelan dilakukan dengan rem parkir adalah sebagai berikut: Bila rem

parking bekerja, maka tuas akan tertarik kekiri. Pada saat yang bersamaan, tuas penyetel berputar

searah jarum jam mengelilingi pin dimana sepatu itu terkait, memutarkan mur penyetel.

29
Gambar 18
Cara Kerja Penyetelan Dengan Rem Parkir

 Celah sepatu rem lebih besar dari standar.

Bila tuas rem parkir ditarik, maka tuas penyetel akan bergerak jauh melebihi jarak dari gigi

berikut pada mur penyetel. Bila tuas rem parkir dibebaskan, maka tuas penyetel juga turun. Dan ini

akan menyebabkan mur penyetel berputar dan penyetel celah sepatu.

 Celah sepatu rem normal.

Bila tuas rem parkir ditarik, maka tuas penyetel hanya akan bergerak sedikit dan tuas penyetel

tidak dapat bergerak pada gigi berikutnya celah sepatu tetap tidak berubah.

 Pesawat Rem jeniss Cakram/Rem piringan ( Disk Brake )

Gambar 19 pesawat rem jenis cakram

Rem cakram (disc brake) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat dari besi tuang (disc

rotor) yang berputar dengan bahan gesek (dalam hal ini disc pad) yang mendorong dan menjepit

cakram. daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara disc pad dan cakram (disc).

Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self- energizing action),

daya pengereman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktuasi koefisien gesek yang menghasilkan ke stabilan

tinggi. selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena udara, radiasi panasnya terjamin

baik, ini dapat mrngurangi dan menjamin dari terkena air.


30
Rem cakram mempunyai batasan pembuatan pada bentuk dan ukurannya. Ukuran disc pad agak

terbatas, dan ini berkaitan dengan aksi self-energizing limited. sehingga perlu tambahan tekana

hidrolik yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien. Juga, pad akan lebih

cepat aus dari pada sepatu rem pada tromol rem. Tetapi konstruksi yang sederhana, mudah pada

perawatannya serta penggantian pad.

 Komponen Pesawat rem jenis cakram/piringan ( Disk Brake )

Piringan (disc rotor)

Komponen
Caliper*
utama

Pad rem

 Piringan

Gambar 20 macam-macam piringan rem

Umumnya cakram atau piringan (disc rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid)

atau berlubang-lubang untuk ventilasi.

Tipe cakram lubang terdiri dari pasangan piringa yang berlubang untuk menjamin pendinginan

yang baik,kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang atau tahan

lama.
31
 Pad Rem

Gambar 21 pad rem

Pad (disc pad) biasa dibuat dari campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi. Tipe ini disebut

“semi metalic disc pad”. Pada pad diberi garis celah untuk menunjukan tebal pad (batas yang

diizinkan).dengan demikian dapat mempermudah pengecekan keausan pad. Pada beberapa pad,

penggunaan metalic plate (disebut dengan anti- squel shim) dipasangkan pada sisi piston dari pad

untuk mencegah bunyi saat berlaku pengereman .

 Caliper

Caliper juga disebut dengan Cylinder body, memegang piston-piston dan dilengkapi dengan

saluran dumana minyak rem disalurkan ke silinder. Jenis-Jenis caliper dikelompokan sebagai berikut

menurut jenis pemasangannya:

Tipe Fixed Caliper (Double Piston)

Tipe Floating Caliper (Single Piston)

 Tipe Fixed Caliper (Double Piston)

Gambar 22 Tipe Fixed Caliper (Double Piston)

32
Caliper dipasangkan tepat pada axle atau strut. seperti digambarkan dibawah, pemasangan

caliper dilengkapi dengan sepasang piston. daya pengereman didapat bila pad ditekan piston secara

hidrolik pada kedua ujung piringan atau cakram.

Fixed caliper adalah design yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja lebih akurat. Namun demikian

radiasi panasnya terbatas karena silinder rem berada antara cakram dan velg, menyebabkan sulit

tercapainya pendinginan. Untuk ini membutuhkan penambahan komponen yang banyak. Untuk

mengatasai hal tersebut, jenis caliper fixed ini, sudah jarang digunakan.

 Tipe Floating Caliper (Single Piston)

Gambar 23 Tipe Floating Caliper (single Piston)

Seperti terlihat pada gambar, piston hanya ditempatkan pada satu sisi caliper saja. tekanan

hidrolik dari master silinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan disc rotor (cakram). Pada

saat yang sama tekanan hidrolik menekan sisi pad (reaksi B). Ini menyebabkan caliper bergerak ke

kanan dan menjepit cakram dan terjadilah usaha tenaga pengereman.

Caliper tipe floating dapat digolongkan sebagai berikut:

Tipe semi-floating Tipe PS

Tipe F
Tipe FS
Tipe full-floating
Tipe AD
Tipe PD

Tipe semi floating (Tipe PS)

Caliper dipasang dengan bantuan dua buah pen pada torque plate. Apabila rem bekerja maka bodi

bergerak masuk dengan adanya gerakan piston. Tekanan pengereman yang berlaku pada pad bagian

luar diterima oleh caliper dan meneruskan momen ke pin pada arah putaran kekuatan reaksi pad

bagian dalam diterima langsung oleh plate.

33
Mekanisme tipe ini sangat sederhana. Tipe caliper ini cenderung tidak berfungsi sangat kecil, dan

memenuhi syarat mudah perawatan dan memiliki kemampuan pengereman. Tipe ini sering digunakan

pada rem cakram yang rem parkirnya terpasang didalamnya.

Gambar 24 Tipe PS

Caliper tipe full floating

Tipe F

Seperti diperlihatkan pada gambar dibawah, tipe F mempunyai caliper yang ditunjang oleh torque

plate sedemikian rupa sehingga memungkinkan dapat meluncur. Arm akan maju dari caliper untuk

memindahkan gerakan piston untuk menekan pad bagian luar.

Tipe ini membutuhkan tempat yang sedikit tetapi cenderung lebih banyak terseret dari tipe lainya

karena permukaan luncur caliper torque plate tersembunyi. Tipe ini digunakan pada disc brake bagian

belakang untuk beberapa model kendaraan.

Gambar 25 Tipe F

Tipe FS

34
Calipert tipe ini dipasang dengan menggunakan dua pin (main pin dan sub pin) pada torque plate

yang dibautkan pada caliper itu sendiri, seperti pada gambar. Caliper dan dua pin digerakan sebagai

satu unit oleh piston. Reaksi tenaga (reaction porce) dari inner dan outer pad diterima oleh torque

plate dan dengan demikian momen (torque) tidak diteruskan pin. Selanjutnya bagian yang meluncur

pada caliper disembunyikan seluruhnya. Hal ini merupakan desain yang dapat menambah keandalan

pada bagian ini.

Tipe FS agak kurang terseret dibandingkan pada rem-rem depan kendaraan luxury (mewah).

Gambar 26 Tipe FS

Tipe AD

Seperti pada gambar dibawah, main pin pada tipe AD adalah press fitted pada torque plate

bersamaan dengan sub pin yang dibautkan. Stainless steep plate (anti squel shim) dipasang pada pad

dan bagian torque plate yang bersentuhan untuk mencegah suara yang kurang enak dan keausan

pad.

Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan penumpang ukuran menengah.

Gambar 27 Tipe AD

Tipe PD

Tipe PD pada dasarnya sama dengan tipe AD kecuali pada main dan sub pin saja dibautkan pada

torque plate. Tipe PD ini digunakan pada rem depan kendraan penumpang yang kecil.

35
Gambar 28 Tipe PD

Penyetelan otomatis celah rotor dengan pad

Bila pad aus, maka celah antara rotor dan pad bertambah dan memerlukan langkah pedal yang

lebih besar. Selanjutnya, rem cakram selalu nenerlukan suatu mekanisme penyetelan secara otomatis

dengan mekanisme penyetelan tipe piston seal.

Cara kerja

Penyetelan celah otomatis termasuk piston seal (rubber) yang disatukan dengan silinder. Ini

mempunyai dua fungsi, menutup piston untuk mencegah kebocoran minyak rem dari silinder, dan bila

rem dioperasikan dan piston bergerak dengan adanya tekanan hidraulis, maka piston seal membentuk

elastis seperti dalam gambar. Bila pedal rem dibebaskan dan tekanan hidraulis menjadi berkurang,

piston seal kembalui pada bentuknya semula, dan menarik piston kembali. Hasilnya, bentuk celah asli

disc rotor dengan pad telah diatur.

Celah terlalu besar (pad aus)

Bila pad menjadi tipis karena aus, maka celah bertambah, dengan demikian piston bergerak

dengan cara yang lebih jauh bila rem dioperasikan. Hal ini menyebabkan piston mulai meluncur dalam

hubungannya dengan piston seal dan seal telah mencapai batas deformasinya. Peluncuran ini akan

berhenti bila pad menyentuh rotor, dan piston berhenti bergerak.

Bila pedal dibebaskan, maka piston kembali dengan jarak yang sama sebesar deformasi piston

seal, dan celah normal telah diperbaiki.

Saat piston ditekan

36
Gambar 29 tekanan piston

Saat tekanan dibebaskan

Gambar30 Saat Tekanan Dibebaskan

(b) Mekanisme pesawat rem type hydrolik.

Mekanisme pesawat rem jenis hydrolik adalah suatu sistem kerja yang berfungsi untuk merubah

gerak mekanik dari pedal rem menjadi tekanan hydrolik yang akan menekan pisto-piston pada

selinder roda sehingga sepatu rem atau pad rem bergerak dan menekan tromol rem atau piringan

rem. Adapun komponen dari mekanisme pesawat rem jenis hydrolik adalah sebagai belikut:

 Master silinder

37
Master silinder (master cylinder) mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis.master

silinder terdiri dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan silinder, yang

membangkitkan tekanan hidraulis.

Terdapat dua tipe silinder yaitu master selinder tipe tunggal dan master selinder tipe ganda

(tandem).

Master silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan dibandingkan

dengan tipe tunggal (single type) . Dibawah ini adalah macam-macam type dari master selinsder.

Tipe Plunger
(Girling type)

Tipe Tunggal Tipe konvensional


(Single Type) (Lockheed type)

Tipe Portless

Tipe ganda konvensional


(Double conventional type)
Tipe ganda
(Tandem type)
Tipe konvensional
atau tipe portless

 Master selinder type tunggal

 Master selinder type Tunggal jenis plunger

Reservoir tank
Fluid passage

Return spring Plunger


Push rod

Gambar 31 master selinder type tunggal jenis plunger

38
 Master selinder type Tunggal jenis konvensional

Reservoir tank

Return spring Piston


Outlet valve Bodi

Ke silinder roda
Piston cup

Gambar 32 Master selinder type Tunggal jenis konvensional

 Master selinder type Tunggal jenis Portless

Reservoir tank

To wheel cylinder
Push rod
Spring

Inlet valve Connecting rod

Gambar 33 Master selinder type Tunggal jenis Portless

 Master selinder ganda ( Tandem )

Pada master silinder tandem, sistem hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing

untuk roda-roda depan dan belakang. dengan demikian bila salah satu sistem tidak bekerja, maka

sistem lainnya akan tetap bekerja dengan baik.

39
Pada kendaraan penggerak roda belakang ( FR ), salah satu sistem rem hidraulis pada roda

depan dan sistem yang satunya terletak pada roda belakang.

Gaya
pengereman

Pecah Pipa konvensional

Gaya
pengereman

Gbr.34 Kendaraan penggerak roda belakang

pada kendaraan penggerak roda-roda depan (FF), terdapat beban tambahan pada roda

depan. untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan sistem hidraulis split silang (diagonal split

hydraulic system) yang terdiri dari satu set saluran rem untuk roda kanan depan dan kiri belakang,

dan satu set saluran rem untuk roda kiri depan dan kanan belakang, dengan demikian efisiensi

pengereman tetap sama pada kedua sisi (tetapi dengan setengah daya penekanan normal) walaupun

salah satu dari kedua sistem tersebut terjadi kerusakan.

Gaya
pengereman

Pipa diagonal Pecah


Gaya
penereman
Gbr. 35 Kendaraan penggerak roda depan

 Master selinder ganda ( Tandem ) type konvensional )

Reservoir tank
Tanki cadangan

40
Return spring no 2 Piston no 2
Piston no 1 Return spring no 1

Gbr. 36 Master silinder tandem / tipe ganda konvensional

 Master selinder ganda ( Tandem ) type Konvensating Port

Reservoir diaphragm
Secondari reservoir
Inlet port Primari compensating port

Primary reservoir
Secondari
Compensating Inlet port
port

Return spring Primary cup Primary piston


Primary seal cup Return spring

Piston stop screw turn Secondari piston


Primary seal cup
Secondary Seal cup

Gbr37 Belahan Tandem Compensating Port Master Cylinder

41
(c) Booster rem (brake booster)

Gambar 38 Booster rem

Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera

dapat menghentikan kendaraan. boster rem (brake booster) melipat gandakan daya penekanan

pedal, sehingga daya pengereman yang besar dapat diperoleh.

Booster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master cyllinder (tipe integral) atau dapat

juga dipasangkan secara terpisah dari master cyllinder itu sendiri. tipe integral ini banyak digunakan

pada kendaraan penumpang dan truk kecil.

Booster rem mempunyai diaphragm (membrane) yang bekerja dengan adanya perbedaan

tekanan antara tekanan atmosfir dan ke-vakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin.

master cyllinder dihubungkan dengan pedal rem dan membran untuk memperoleh daya pengereman

yang besar dari langkah pedal yang minimum.

Bila booster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal, booster dirancang

sedemikian rupa sehingga hanya tenaga booster-nya saja yang hilang dengan sendirinya rem akan

memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaraan dapat di rem dengan normal

tanpa bantuan booster.

Untuk kendaraan yang digerakan oleh mesin diesel booster remnya diganti dengan pompa

vakum karena ke-vakuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat.

booster rem terdiri dari rumah booster (booster body), piston booster, membran (diaphragm),
42
reaction mechanism dan mekanisme katup pengontrolan (control valve mechanism). Booster body

dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tetap) dan bagian belakang (ruang tekan variasi), dan

masing-masing ruang dibatasi dengan membran dan piston booster.

Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanism) mengatur tekanan didalam ruang

tekan variasi (variable pressure chamber). termasuk katup udara, katup vakum, katup pengontrol,

dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup (valve

operating rod).

(d) Katup Pengimbang (P. valve)

Kendaraan dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan jalan. Gesekan ini akan

bertambah sesuai dengan adanya pembagian beban pada ban. Biasanya kendaraan yang mesinnya

terletak di depan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian belakangnya. Bila

kendaraan direm, maka titik pusat grafitasi akan pindah ke depan (bergerak maju) disebabkan

adanya gaya inertia, dan karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.

Bila daya cengkram pengeremnya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda

belakang akan terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukaan jalan) ini disebabkan oleh

daqya penereman terlalu besar. dengan terkuncinya rod belakang gesekan akan menurun, dan rod

belakang seperti “Ekor ikan” (bergerak ke kanan dan ke kiri dan sukar terkonyrol). dan ini sangat

berbahaya. dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan

pengereman yang lebih besar untuk depan dari pada roda belakang.

Alat tersebut disebut “katup pengimbang” (proportioting valve) atau biasa di singkat katup P.

Alat ini bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder roda belakang, dengan

demikian daya pengereman (daya cengkram) pada roda belakang akan berkurang. disamping katup

P. efek yang sama juga dapat diperoleh dari load sensing and proportioning valve (LSPV) yang

mengubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai dengan beban, proportioning and

by pass valve (P & BV) yang meneruskan tekanan master silinder langsung ke silinder roda tanpa

melalui katup p. bila sistem rem depan tidak berfungsi, katup deceleration-sensing and

proportiotioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan awal split point sesuai dengan deselerasi

selama pengereman, dan perlengkapan lainnya.

(e) Sistem Rem Anti Lock (Anti-Lock Brake System)

43
Rem anti-lock ini diciptakan tidak hanya untuk mencegah terkuncinya roda-roda belakang

selama pengereman secara tiba-tiba, tetapi juga untuk mengontrol roda-eoda depan agar kendaraan

tidak berputar (slip) serta menjaga pengendalian kemudi dengan baik.

d. Test Formatif 1

1. Sebutkan jenis-jenis sistem rem.


2. Sebutkan beberapa type pesawat rem jenis tromol
3. Sebutkan type pesawat rem jenir cakram
4. Sebutkan macam-macam mekanisme pesawat rem.
5. Sebutkan komponen mekanisme pesawat rem jenis hydrolik
6. Sebutkan fungsi master selinder.
7. Sebutkan macam-macam konnstruksi master selinder.
8. Sebutkan macam-macam mekanisme /tuas rem parkir.

e. Kunci jawaban

1. Jenis-jenis sistem rem adalah :


a Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.

b Rem parkir (parking brake) digunakan terutama untuk memarkirkan kendaraan.

c Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yangdigunakan pada

truk diesel dan kendaraan berat

4 Type-type pesawat rem jenis tromol adalah:


a. Leading and trailing
b. Two leading single action
c. Two leading double action
d. Uni servo
e. Dua servo.

5. Type pesawat rem jenis cakram adalah


a. Single action / single piston
b. Double action/double piston
6. Macam-macam mekanisme pesawat rem.
a. Mekanisme pesawat rem jenis mekanik
b. Mkanisme pesawat rem jenis hydrolik
c. Mekanisme pesawat rem jenis pheniumatik
d. Mekanisme pesawat rem jenis kombinasi hydrolik dan pheniumatik

44
Komponen mekanisme pesawat rem jenis hydrolik
a. Pedal rem
b. Master selinder
c. Wheel selinder ,sepatu rem dan kelengkapannya serta tromol tem
d. Caliver, pads, dan piston
e. Katup Distributor
f. Pipa dan selang rem
g. Minyak rem.

8. Fungsi master selinder adalah untuk merubah geral mekanik pedal rem menjadi tekanan hydrolik
pada minyak rem.
9. Macam-macam konstruksi master selinder adalah:

a. Jenis tunggal yang terdiri dari :


1) Tipe plunger
2) Type portless
3) Type convensating port
b Jenis ganda ( Tandem ) terdiri dari
1) Type konvensional
2) Type Convensating port.

10 Macam-macam tuas rem tangan


a Tuas
b Stick
c Pedal kaki
d Tuas raccet dan mur penyetel.

Lembar Penilaian

TIDAK
NO ASPEK YANG DINILAI LULUS KET.
LULUS

1 Sikap

2 Tes Formatif 1 (Soal no 1 -10)

NILAI AKHIR

Keterangan :
Tidak = 0 (nol) (tidak lulus)
45
Ya = 7 s.d. 9 (lulus)
Kategori kelulusan :
7 : Mengisi dengan benar minimal 80 %
8 : Mengisi dengan benar minimal 90 %
9 : Mengisi dengan benar 100 %

46

Anda mungkin juga menyukai