SISTEM REM
Penyusun
USERNAME: 19230242710314
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Judul Modul
B. Prasarat
Kemampuan awal yang harus miliki oleh siswa yang akan mempelajari modul ini
adalah telah menguasai dan lulus pada pembelajaran :
1. OTO. KR 01-016.03 Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja.
2. OTO. KR 01-017.03 Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan
tempat kerja.
3. OTO.KR 01-010.03 Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur.
4. OTO.KR 04-01.03 Pemasangan dan perakitan sistem rem dan komponen-
komponennya.
1. Tahapan belajar
Pada bagian ini, siswa akan menemukan instruksi yang akan membimbing dalam
pencapaian pengetahuan , keterampilan untuk mencapai kompetensi.
Bagian ini sangat penting bagi siswa. Setiap siswa harus melengkapi setiap Tahap
Belajar (sesuai urutan) sehingga akan mencapai kompetensi. Ingat: tanggung jawab
untuk proses belajar ada pada diri dan usaha dalam penyelesaian tahapan belajar
akan dihargai melalui kemampuan siswa untuk mencapai kompetensi.
Aspek kritis yang diidentifikasi dalam Tahapan Belajar merupakan bagian penting
yang harus difokuskan pada proses belajar.
2. Cek kemampuan
Pada bagian ini, tahapan belajar diperluas agar dapat mengidentifikasi
tahapan/langkah nyata yang diperlukan untuk menampilkan tugas mulai dari awal
sampai selesai. Tahapan ini disusun dalam urutan unjuk kerja.
Sebelum dinilai siswa menggunakan bagian ini sebagai pemeriksaan sendiri untuk
memastikan bahwa siswa dapat menampilkan secara berurutan seluruh tahapan
yang membangun tahapan belajar.
3. Aspek penting – keselamatan/tingkah laku
Pada bagian ini, aspek penting mengenai keselamatan, pemeliharaan dan tingkah
laku diidentifikasi dan dibuat daptarnya. Setiap siswa akan menggunakan daftar ini
untuk mengecek apakah dapat mencapai standar unjuk kerja yang sangat baik pada
pekerjaan.
Agar dapat mencapai level ini, siswa perlu bertanggung jawab untuk melakukan
pembelajaran yang efisien dan efektif dan seseorang yang memiliki sikap yang benar
dalam bekerja.
Guru/pembimbing juga akan menggunakan daftar cek ini untuk menilai sikap setiap
siswa, berdasarkan tingkah laku dan demonstrasi hal-hal yang telah diidentifikasi
pada daftar cek, akan mengamati tingkah laku atau dalam beberapa kasus mungkin
akan mendiskusikan aspek kritis tertentu dengan. Hal ini merupakan bagian yang
penting dari keseluruhan penilaian.
5. Tipe penilaian
a. Tes tertulis
Tes tertulis akan menilai pengetahuan siswa dan pemahaman konsep dan prinsip
yang merupakan dasar unjuk-kerja tugas-tugas siswa. Tes tertulis biasanya
berupa seri Pertanyaan Pilihan Ganda atau beberapa bentuk tes tertulis objektif
lainnya, yaitu tes dimana setiap pertanyaan memiliki satu jawaban benar.
b. Tes unjuk kerja
Tes Unjuk kerja akan menilai kompetensi siswa dalam menampilkan tugas-tugas
elemen terhadap standar yang dijekaskan dalam Kriteria Unjuk kerja. maka,
setiap siswa akan menerapkan pengetahuan dan pemahaman terhadap unjuk
kerja tugas-tugas.
Baca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang telah
direncanakan.
Coba kerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap
belajar.
Jika ada sesuatu yang tidak dimengerti pada pedoman Belajar, tanyakan pada
guru/pembimbing untuk membantu kelancaran pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan.
Pusatkan pada pencapaian pengetahuan dan keterampilan baru.
7. Metode penyampaian
Terdapat tiga prinsip metode penyampaian yang dapat digunakan dan hal tersebut
dijelaskan di bawah ini. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode mungkin sesuai.
Pedoman Belajar ini telah didesain sebagai sumber belajar utama dalam ketiga
situasi.
a) Belajar bebas
Belajar bebas membolehkan siswa untuk belajar secara individu, sesuai dengan
kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara
bebas, setiap siswa disarankan untuk menemui guru/pembimbing setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
b) Belajar berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan siswa untuk datang bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, belajar berkelompok memberikan
interaksi antara peserta, guru/pembimbing dan pakar/ahli dari tempat kerja.
c) Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
guru/pembimbing atau ahli lainnya. Pada kegiatan belajar terstruktur umumnya
mencakup topik-topik tertentu.
8. Hal yang dapat membantu anda dalam pencapaian unit standar kompetensi ini
Siswa akan dipertemukan oleh Hal-hal yang dapat membantu dalam proses belajar
termasuk Guru/Pembimbing dan teman belajar.
a. Guru/Pembimbing
D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah :
1. Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang melakukan
pemeliharaan/servis sistem rem dan komponen-komponennya
2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan melakukan
pemeliharaan/servis sistem rem dan komponen-komponennya, yang terdiri dari :
a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan.
b. Menyiapkan kendaran.
c. Menentukan peralatan tambahan yang akan digunakan.
d. Melakukan pemeliharaan/servis sistem sistem rem dan komponen-
komponennya.
e. Penekanan pembelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan
kegiatan pemeliharaan/servis sistem sistem rem dan komponen-komponennya
sesuai buku manual kendaraan.
3. Pelatihan dilakukan di bengkel pelatihan atau industri yang relevan dengan
persyaratan.
4. Tersedia bengkel kerja dengan kelengkapan peralatan yang cukup memadai.
5. Tersedia sumber-sumber belajar dan media pembelajaran.
6. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
7. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
8. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.
9. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang memadai.
E. Kompetensi
SILABUS
NAMA SEKOLAH : SMKN 1 TANJUNG
MATA PELAJARAN : Kompetensi kejuruan TEKNIK KENDARAAN RINGAN
KELAS/SEMESTER :
STANDAR KOMPETENSI : Pemeliharaan/sevis sistem rem dan komponen-
komponennya
KODE KOMPETENSI : OTO.KR-04-002 .1
ALOKASI WAKTU : 24 x 45 menit
ALOKASI SUMBE
KOMPET MATERI KEGIATAN WAKTU
PENIL R
ENSI INDIKATOR PEMBELAJ PEMBELAJARA
AIAN T PS PI BELAJA
DASAR ARAN N
M R
1. Pemeliharaan/s Jenis dan Memahami 6 6( 6(1 1. Modul
Memelih ervis sistem tujuan berbagai Test 12 8) servis
ara/ rem dan pemelihar jenis dan tetulis ) sistem
servis komponen- aan. tujuan rem
sistem komponennya Teknik pemeliharaa 2. Buku
rem dan dilaksanakan pemelihar n sistem rem manu
kompon tanpa aan melalui al
en- menyebabkan berbagai penggalian 3. Unit
kompon keru-sakan jenis rem. infomasi kenda
ennya terhadap pada buku raan
komponen/ manual. Special
sistem lainnya. Memahami tools
Informasi yang prosedur
benar di-akses pemeliharaa Observ
dari spesifikasi n rem tromol asi
pabrik dan melalui
dipahami. penggalian
informasi
buku manual
ALOKASI SUMBE
KOMPET MATERI KEGIATAN WAKTU
PENIL R
ENSI INDIKATOR PEMBELAJ PEMBELAJARA
AIAN T PS PI BELAJA
DASAR ARAN N
M R
Sistem rem dan . Memahami
komponen-nya Pemeliharaa prosedur
dipelihara/servi n/ servis pemeliharaan
s dilaksa-nakan sistem rem remcakram
dengan dan melalui
menggunakan komponenn penggalian
metode, ya sesuai informasi buku
perlengkapan SOP, K 3, manual
dan material peraturan Memeriksa
yang ditetapkan dan komponen-
berdasarkan prosedur/ komponen
spesifikasi kebijakan sistem rem
pabrik. perusahaan tromol dan
Data yang tepat rem cakram
dilengkapi melalui
sesuai hasil kegiatan
pemeliharaan/ perawatan
servis. harian dan
Seluruh kegiatan berkala..
perakit-an dan rem
pemasangan (bleeding).
dilaksanakan Menguji kerja
berdasarkan SOP sistem rem
(Standard hasil
Operation pemeliharaan.
Procedures),
undang-undang
K 3 (Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja), peraturan
perundang-
undangan dan
prosedur/
kebijakan
perusahaan.
A. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul OTO.KR-04-001.03, isilah dengan cek list () kemampuan
yang telah dimiliki siswa dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :
Jawaban
Sub Kompetensi Pernyataan
Ya Tidak
2. Prosedur pemeliharaan/servis
sistem rem dan komponen-
komponennya.
3. Praktik pemeliharaan/servis
sistem rem dan komponen-
komponennya.
Peserta Diklat harus selalu mengkonsultasikan setiap pengisian uraian pada Guru/pembimbing tentang
“ Jenis Kegiatan, Tanggal, Waktu, Tempat
17
REM
18
konstruksi komponen-komponen sistem rem
Sistem rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa
tipe tergantung pada penggunaannya diantaranya :
a) Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.
b) Rem parkir (parking brake) digunakan terutama untuk memarkirkan kendaraan.
c) Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada
truk diesel dan kendaraan berat.
Rem
Hidraulis
Rem Rem
Kaki Roda
Rem
Pneumatik
Center
Brake
Rem Rem
SISTEM Parkir Mekanik
REM
Rem Roda
Belakang
braking effect (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putaran dari mesin itu sendiri, tidak
ada peralatan khusus yang diperlukan. untuk itu “engine braking” tidak diterangkan pada training
manual ini.
Rem kaki (foot brake) dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu rem Hidraulis (hydraulic brake)
(1) Konstruksi dan cara kerja Sistem Rem kaki jenis Hydrolik.
19
Disck brake
Dash boot
Push rod
Disc plate
Proportioning valve
Brake Shoe
Sistem Rem kaki jenis hidraulis lebih respond dan lebih cepat dibanding dengan tipe lainnya,
dan juga konstruksinya lebih sederhana. rem hidraulis juga mempunyai konstruksi yang khusus dan
handal (superior design flexibility). dengan adanya keuntungan tersebut, rem hidraulis banyak
Pesawat rem yang dipergunakan pada pesawat rem jenis hydrolik terbagi menjadi dua jenis,
yaitu pesawat rem jenis tromol ( Drum Brake ) dan pesawat rem jenis piringan ( Disk Brake )
Pada tipe rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam
menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan roda. karena self-
energizing action ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenaga mengembangnya sepatu,
kekuatan tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh usaha pedal yang relatif kecil.
20
Komponen Rem Tromol
Backing Plate
Backing plate dibuat dari baja press yang dibuat pada axle housing atau axle carrier bagian
belakang. karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya pengereman tertumpu
Silinder roda
21
Gambar 7 Type Silinder Roda
Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar di
sebelah kanan. setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistem yang yang
menggunakan dua piston untuk menggerakan kedua sepatu rem, yaitu satu piston untuk setiap sisi
silinder roda, sedangkan sistem yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakan
Bila timbul tekanan hidrolik pada master silinder maka akan menggerakan piston cup, piston akan
menekan kearah sepatu rem, kemudian bersama-sama menekan tromol rem. Apabila rem tidak
bekerja, maka piston akan kembali ke posisi semula dengan adanya kekuatan pegas pembalik
sepatu rem, dan pegas kompresi yang mengkerut. bleeder plug disediakan pada silinder roda
Sepatu rem (brake shoe), seperti juga tromol (drum) memiliki bentuk setengah lingkaran.
biasanya sepatu rem dibuat daripelat baja. kanvas rem dipasang dengan jalan dikeling (pada
kendaraan besar) atau dilem (pada kendaraan kecil) pada permukaan yang bergesekan dengan
tromol.
Kanvas ini harus dapat menahan panas dan aus dan harus mempunyai koefisien gesek yang
tinggi. koefisien tersebut sedapat mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan turun naiknya
temperatur dan kelembaban yang silih berganti. Umumnya kanvas (lining) terbuat dari campuran
22
fiber metalic dengan brass, lead, plastik, dan sebagainya dan diproses denga ketinggian panas
tertentu.
Tromol Rem
Tromol rem (brake dram) umumnya terbuat dari besi tuang (gray cast iron) dan gambar
penampangnya seperti terlihat pada gambar di bawah. tromol rem ini letaknya sangat dekat denga
sepatu rem tanpa berputar bersama roda. Ketika kanvas menekan permukaan bagian dalam tromol
bila rem bekerja, maka gesekan panas tersebut dapat mencapai suhu setinggi 200º C sampai 300ºC.
Rem tromol digunakan pada berbagai kombinasi daru leading dan trailing shoes.
23
Tipe leading dan trailing
Seperti terlihat pada gambar, bagian ujung atas masing-masing sepatu rem ditekan membuka
oleh silinder roda (wheel cylinder), sedangkan bagian ujung bawah berputar atau mengembang. tipe
ini hanya terdapat pada silinder roda tunggal (single wheel cylinder).
Bila tromol berputar kearah depan, seperti arah panah, dan pedal rem di- injak, maka bagian ujung
atas sepatu ditekan membuka ke sekeliling ujung bawah oleh silinder roda dan berlaku daya
pengereman terhadap tromol. sepatu bagian kiri disebut leading shoe, dan sepatu yang kanan disebut
trailing shoe.
Bila tromol berputar pada arah berlawanan (arah mundur), maka leading shoe menjadi trailing shoe
dan trailing shoe menjadi leading shoe. Tetapi kedua-duanya tetap menekan denga gaya pengereman
yang sama pada saat putaran arah maju. leading shoe lebih cepat aus dibandingkan dengan trailing
shoe, bila rem sering digunakan dalam putaran gerak maju. Tipe ini digunakan pada rem belakang
Tipe Two–Leading
24
Gambar 11 Tipe Two-Leading
Tipe two-leading shoe dibagi menjadi dua : single action dan double action. Tipe single action
two-leading shoe mempunyai dua silinder roda yang masing-masing mempunyai satu piston pada tiap
sisinya (lihat gambar). Bila rem bekerja, kendaraan dalam kondisi gerak maju, maka kedua sepatu
rem akan berfungsi sebagai leading shoe.Apabila tromol berputar pada arah panah (gerak maju),
maka tipe ini mempunyai tekanan pengereman yang tinggi. Tetapi, ada satu kerugian pada tipe ini,
bila rem berputar pada arah yang berlawanan (arah mundur), maka kedua sepatu akan bekerja
sebagai trailing shoe dan menghasilkan tenaga pengereman yang kecil. Tipe ini digunakan pada rem
depan kendaraan penumpang dan niaga. Tipe double-action two leading shoe mempunyai dua silinder
roda, dan pada tiap sisinya terdapat dua piston. Bila tipe single action bekerja sebagai self-energizing
force dalam satu arah saja, maka tipe double action ini bekerja efisiensi dalam dua arah, maju dan
arah mundur. Tipe ini banyak digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.
Gambar 12
Tipe Single –Action Two-Leading dan Tipe Double-Action Two-Leading
Tipe Uni-Servo
Tipe uni-servo mempunyai silinder roda tunggal dengan satu piston saja, dan penyetelannya
berhubungan dengan kedua sepatunya. Bila torak di dalam wheel cylinder mendorong bagian atas kiri
hingga menyentuh tromol, maka fungsi sepatu-sepatu sebagai leading shoe, dan bekerja dengan daya
pengereman yang tinggi. Juga terdapat kelemahan pada tipe ini, dimana bila tromol berputar pada
25
arah yang berlawanan, maka kedua sepatu berfungsi sebagai trailing shoe dan hanya mampu
Tipe Duo-Servo
Tipe duo-servo ini merupakan versi penyempurnaan uni-servo yang mem punyai dua pistin pada
setiap silinder rodanya. selama silinder roda menekan kedua sepatu rem saat rem bekerja, maka tipe
ini mempunyai gaya pengereman yang tinggi terhadap tromol tanpa terpengaruh oleh arah gerak
putaran roda. Tipe ini digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.
Gambar 2.9
Tipe Uni-Servo dan Tipe Duo- Servo
Celah antara tromol dan kanvas yang besar akan menyebabkan kelambatan pada pengereman.
Bila celah antara tromol dan kanvas terlalu kecil, rem akan terseretdan menyebabkan keausan pada
tromol dan kanvas. begitu juga, apabila celah sepatu rem pada keempat rodanya tidak sama pada
semua roda-rodanya, maka kendaraan akan tertarik kesalah satu arah atau roda belakang kendaraan
Untuk mencegah kejadian ini, penting sekali untuk menyetel secara tepat celah antara tromol
dan kanvas sesuai sfpesifikasi yang dianjurkan dan melakukan perawatan setiap saat.
Pada beberapa tipe rem, penyetelannya bekerja secara otomatis. Sedangkan untuk tipe lainnya
26
Penyetelan celah sepatu rem secara otomatis (Automatic Brake Shoe Clearance adjustement)
mengacu pada penyetelan otomatis celah antara tromol dan kanvas dan termasuk penyetelan tipe
sebagai berikut:
Metode penyetelan ini digunakan pada rem tipe duo-servo yang menggunakan kabel penyetel
(adjusting cable), tuas penyetel (adjusting lever), sekrup penyetel sepatu (shoe adjusting screw) dan
komponen lainnya.
Kabel penyetel (adjusting cable) dipasng pada ujung anchor pin, sedangkan ujung lainnya dikaitkan
Tuas penyetel (adjusting lever) dipasng pada bagian bawah sepatu No.2 dan dihubungkan dengan
sekrup penyetelan sepatu terdiri dari sebuah baut dan mur seperti pada gambar.
Adapun cara kerja pada saat penyetelan rem selama kendaraan mundur adalah sebagai berikut:
Bila pedal rem ditekan sambil kendaraan bergerak mundur, maka sepatui rem mengembang dan
menyentuh tromol. Sepatu-sepatu menekan tromol yang mulai berputar, hingga ujung atas sepatu
N0.1 menyentuh anchor pin. Sejak shoe No.2 bergerak dari anchor pin pada waktu yang bersamaan,
maka menarik kabel penyetelan. Ini menyebabkan tuas penyetelan memutar sekrup penyetelan dan
menyetel celah.
27
Sekrup penyetelan sepatu terdiri dari sebuah baut dan mur seperti pada gambar.
Gambar 2.11
Sekrup Penyetelan
Sejak tiap ujung sekrup bersinggungan dengan sepatu rem, maka celah sepatu rem bertambah dan
Gambar 16
Cara Kerja Penyetelan Sepatu Rem
Ujung lirik pada silinder roda dihubungkan dengan piston wheel cylinder dan bergerak sebagai
satu kesatuan, sedangkan ujung lirik lainnya dihubungkan dengan tuas penyetel otomatis melalui
sebuah pegas dan meneruskan gerakan piston kepada tuas penyetel otomatis.
Tuas penyetel otomatis dipasang pada rumah wheel cylinder dengan sebuah pen. Salah satu
ujungnya dihubungkan dengan sebuah pegas, sedangkan ujung lainnya dikaitkan dengan gigi roda
penyetel (adjusting wheel). Penyetelan tuas pivot disekitar pin sesuai dengan gerakan link dan
Gambar 17
28
Mekanisme Penyetelan Otomatis
(Untuk Roda Depan)
Adapun cara kerja penyetelan pada saat pengereman selama kendaraan maju adalah sebagai
berikut: Bila pedal rem diinjak, maka piston link yang merupakan satu unit bergerak ke atas. Hal ini
akan menyebabkan tuas penyetel otomatis bergerak mengelilingi pin pada arah putaran kebalikan.
Bila gerakan piston kecil maka tuas penyetel otomatis bergeraknya juga kecil. Gerakan tuas
penyetel hanya maju-mundur diantara dua gigi pada penyetel roda (adjusting wheel), jadi adjusting
Bila pedal rem ditekan gerakan piston lebih besar dibanding celah standar sepatu. oleh karena itu
putaran tuas penyetel juga besar, menyebabkan roda penyetel berputar sedikit.
Bila pedal rem dilepas maka piston, link dan tuas penyetel berputar kembali ke posisi semula,
tetapi sejak adjusting wheel berputat dari posisi awalnya, tuas penyetel menghubungkan gigi
Bila pedal rem ditekan untuk kedua kalinya maka adjustingwheel berputar, baut penyetel
bergerak pada saat sepatu rem mengembang, dan celah sepatu sekaligus tersetel.
Tuas penyetel (adjusting lever) dipasang bersama tuas rem parkir (parking brake lever) pada
sepatu. Salah satu ujung tuas penyetel dihubungkan dengan sepatu rem melalui sebuah pegas dan
ujung lainnya dihubungkan dengan sekrup penyetel yang bersatu dengan strut rem parkir (parking
Adapun cara kerja penyetelan dilakukan dengan rem parkir adalah sebagai berikut: Bila rem
parking bekerja, maka tuas akan tertarik kekiri. Pada saat yang bersamaan, tuas penyetel berputar
searah jarum jam mengelilingi pin dimana sepatu itu terkait, memutarkan mur penyetel.
29
Gambar 18
Cara Kerja Penyetelan Dengan Rem Parkir
Bila tuas rem parkir ditarik, maka tuas penyetel akan bergerak jauh melebihi jarak dari gigi
berikut pada mur penyetel. Bila tuas rem parkir dibebaskan, maka tuas penyetel juga turun. Dan ini
Bila tuas rem parkir ditarik, maka tuas penyetel hanya akan bergerak sedikit dan tuas penyetel
tidak dapat bergerak pada gigi berikutnya celah sepatu tetap tidak berubah.
Rem cakram (disc brake) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat dari besi tuang (disc
rotor) yang berputar dengan bahan gesek (dalam hal ini disc pad) yang mendorong dan menjepit
cakram. daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara disc pad dan cakram (disc).
Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self- energizing action),
daya pengereman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktuasi koefisien gesek yang menghasilkan ke stabilan
tinggi. selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena udara, radiasi panasnya terjamin
terbatas, dan ini berkaitan dengan aksi self-energizing limited. sehingga perlu tambahan tekana
hidrolik yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien. Juga, pad akan lebih
cepat aus dari pada sepatu rem pada tromol rem. Tetapi konstruksi yang sederhana, mudah pada
Komponen
Caliper*
utama
Pad rem
Piringan
Umumnya cakram atau piringan (disc rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid)
Tipe cakram lubang terdiri dari pasangan piringa yang berlubang untuk menjamin pendinginan
yang baik,kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang atau tahan
lama.
31
Pad Rem
Pad (disc pad) biasa dibuat dari campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi. Tipe ini disebut
“semi metalic disc pad”. Pada pad diberi garis celah untuk menunjukan tebal pad (batas yang
diizinkan).dengan demikian dapat mempermudah pengecekan keausan pad. Pada beberapa pad,
penggunaan metalic plate (disebut dengan anti- squel shim) dipasangkan pada sisi piston dari pad
Caliper
Caliper juga disebut dengan Cylinder body, memegang piston-piston dan dilengkapi dengan
saluran dumana minyak rem disalurkan ke silinder. Jenis-Jenis caliper dikelompokan sebagai berikut
32
Caliper dipasangkan tepat pada axle atau strut. seperti digambarkan dibawah, pemasangan
caliper dilengkapi dengan sepasang piston. daya pengereman didapat bila pad ditekan piston secara
Fixed caliper adalah design yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja lebih akurat. Namun demikian
radiasi panasnya terbatas karena silinder rem berada antara cakram dan velg, menyebabkan sulit
tercapainya pendinginan. Untuk ini membutuhkan penambahan komponen yang banyak. Untuk
mengatasai hal tersebut, jenis caliper fixed ini, sudah jarang digunakan.
Seperti terlihat pada gambar, piston hanya ditempatkan pada satu sisi caliper saja. tekanan
hidrolik dari master silinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan disc rotor (cakram). Pada
saat yang sama tekanan hidrolik menekan sisi pad (reaksi B). Ini menyebabkan caliper bergerak ke
Tipe F
Tipe FS
Tipe full-floating
Tipe AD
Tipe PD
Caliper dipasang dengan bantuan dua buah pen pada torque plate. Apabila rem bekerja maka bodi
bergerak masuk dengan adanya gerakan piston. Tekanan pengereman yang berlaku pada pad bagian
luar diterima oleh caliper dan meneruskan momen ke pin pada arah putaran kekuatan reaksi pad
33
Mekanisme tipe ini sangat sederhana. Tipe caliper ini cenderung tidak berfungsi sangat kecil, dan
memenuhi syarat mudah perawatan dan memiliki kemampuan pengereman. Tipe ini sering digunakan
Gambar 24 Tipe PS
Tipe F
Seperti diperlihatkan pada gambar dibawah, tipe F mempunyai caliper yang ditunjang oleh torque
plate sedemikian rupa sehingga memungkinkan dapat meluncur. Arm akan maju dari caliper untuk
Tipe ini membutuhkan tempat yang sedikit tetapi cenderung lebih banyak terseret dari tipe lainya
karena permukaan luncur caliper torque plate tersembunyi. Tipe ini digunakan pada disc brake bagian
Gambar 25 Tipe F
Tipe FS
34
Calipert tipe ini dipasang dengan menggunakan dua pin (main pin dan sub pin) pada torque plate
yang dibautkan pada caliper itu sendiri, seperti pada gambar. Caliper dan dua pin digerakan sebagai
satu unit oleh piston. Reaksi tenaga (reaction porce) dari inner dan outer pad diterima oleh torque
plate dan dengan demikian momen (torque) tidak diteruskan pin. Selanjutnya bagian yang meluncur
pada caliper disembunyikan seluruhnya. Hal ini merupakan desain yang dapat menambah keandalan
Tipe FS agak kurang terseret dibandingkan pada rem-rem depan kendaraan luxury (mewah).
Gambar 26 Tipe FS
Tipe AD
Seperti pada gambar dibawah, main pin pada tipe AD adalah press fitted pada torque plate
bersamaan dengan sub pin yang dibautkan. Stainless steep plate (anti squel shim) dipasang pada pad
dan bagian torque plate yang bersentuhan untuk mencegah suara yang kurang enak dan keausan
pad.
Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan penumpang ukuran menengah.
Gambar 27 Tipe AD
Tipe PD
Tipe PD pada dasarnya sama dengan tipe AD kecuali pada main dan sub pin saja dibautkan pada
torque plate. Tipe PD ini digunakan pada rem depan kendraan penumpang yang kecil.
35
Gambar 28 Tipe PD
Bila pad aus, maka celah antara rotor dan pad bertambah dan memerlukan langkah pedal yang
lebih besar. Selanjutnya, rem cakram selalu nenerlukan suatu mekanisme penyetelan secara otomatis
Cara kerja
Penyetelan celah otomatis termasuk piston seal (rubber) yang disatukan dengan silinder. Ini
mempunyai dua fungsi, menutup piston untuk mencegah kebocoran minyak rem dari silinder, dan bila
rem dioperasikan dan piston bergerak dengan adanya tekanan hidraulis, maka piston seal membentuk
elastis seperti dalam gambar. Bila pedal rem dibebaskan dan tekanan hidraulis menjadi berkurang,
piston seal kembalui pada bentuknya semula, dan menarik piston kembali. Hasilnya, bentuk celah asli
Bila pad menjadi tipis karena aus, maka celah bertambah, dengan demikian piston bergerak
dengan cara yang lebih jauh bila rem dioperasikan. Hal ini menyebabkan piston mulai meluncur dalam
hubungannya dengan piston seal dan seal telah mencapai batas deformasinya. Peluncuran ini akan
Bila pedal dibebaskan, maka piston kembali dengan jarak yang sama sebesar deformasi piston
36
Gambar 29 tekanan piston
Mekanisme pesawat rem jenis hydrolik adalah suatu sistem kerja yang berfungsi untuk merubah
gerak mekanik dari pedal rem menjadi tekanan hydrolik yang akan menekan pisto-piston pada
selinder roda sehingga sepatu rem atau pad rem bergerak dan menekan tromol rem atau piringan
rem. Adapun komponen dari mekanisme pesawat rem jenis hydrolik adalah sebagai belikut:
Master silinder
37
Master silinder (master cylinder) mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis.master
silinder terdiri dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan silinder, yang
Terdapat dua tipe silinder yaitu master selinder tipe tunggal dan master selinder tipe ganda
(tandem).
Master silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan dibandingkan
dengan tipe tunggal (single type) . Dibawah ini adalah macam-macam type dari master selinsder.
Tipe Plunger
(Girling type)
Tipe Portless
Reservoir tank
Fluid passage
38
Master selinder type Tunggal jenis konvensional
Reservoir tank
Ke silinder roda
Piston cup
Reservoir tank
To wheel cylinder
Push rod
Spring
Pada master silinder tandem, sistem hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing
untuk roda-roda depan dan belakang. dengan demikian bila salah satu sistem tidak bekerja, maka
39
Pada kendaraan penggerak roda belakang ( FR ), salah satu sistem rem hidraulis pada roda
Gaya
pengereman
Gaya
pengereman
pada kendaraan penggerak roda-roda depan (FF), terdapat beban tambahan pada roda
depan. untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan sistem hidraulis split silang (diagonal split
hydraulic system) yang terdiri dari satu set saluran rem untuk roda kanan depan dan kiri belakang,
dan satu set saluran rem untuk roda kiri depan dan kanan belakang, dengan demikian efisiensi
pengereman tetap sama pada kedua sisi (tetapi dengan setengah daya penekanan normal) walaupun
Gaya
pengereman
Reservoir tank
Tanki cadangan
40
Return spring no 2 Piston no 2
Piston no 1 Return spring no 1
Reservoir diaphragm
Secondari reservoir
Inlet port Primari compensating port
Primary reservoir
Secondari
Compensating Inlet port
port
41
(c) Booster rem (brake booster)
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera
dapat menghentikan kendaraan. boster rem (brake booster) melipat gandakan daya penekanan
Booster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master cyllinder (tipe integral) atau dapat
juga dipasangkan secara terpisah dari master cyllinder itu sendiri. tipe integral ini banyak digunakan
Booster rem mempunyai diaphragm (membrane) yang bekerja dengan adanya perbedaan
tekanan antara tekanan atmosfir dan ke-vakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin.
master cyllinder dihubungkan dengan pedal rem dan membran untuk memperoleh daya pengereman
Bila booster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal, booster dirancang
sedemikian rupa sehingga hanya tenaga booster-nya saja yang hilang dengan sendirinya rem akan
memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaraan dapat di rem dengan normal
Untuk kendaraan yang digerakan oleh mesin diesel booster remnya diganti dengan pompa
vakum karena ke-vakuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat.
booster rem terdiri dari rumah booster (booster body), piston booster, membran (diaphragm),
42
reaction mechanism dan mekanisme katup pengontrolan (control valve mechanism). Booster body
dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tetap) dan bagian belakang (ruang tekan variasi), dan
Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanism) mengatur tekanan didalam ruang
tekan variasi (variable pressure chamber). termasuk katup udara, katup vakum, katup pengontrol,
dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup (valve
operating rod).
Kendaraan dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan jalan. Gesekan ini akan
bertambah sesuai dengan adanya pembagian beban pada ban. Biasanya kendaraan yang mesinnya
terletak di depan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian belakangnya. Bila
kendaraan direm, maka titik pusat grafitasi akan pindah ke depan (bergerak maju) disebabkan
adanya gaya inertia, dan karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.
Bila daya cengkram pengeremnya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda
belakang akan terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukaan jalan) ini disebabkan oleh
daqya penereman terlalu besar. dengan terkuncinya rod belakang gesekan akan menurun, dan rod
belakang seperti “Ekor ikan” (bergerak ke kanan dan ke kiri dan sukar terkonyrol). dan ini sangat
berbahaya. dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan
pengereman yang lebih besar untuk depan dari pada roda belakang.
Alat tersebut disebut “katup pengimbang” (proportioting valve) atau biasa di singkat katup P.
Alat ini bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder roda belakang, dengan
demikian daya pengereman (daya cengkram) pada roda belakang akan berkurang. disamping katup
P. efek yang sama juga dapat diperoleh dari load sensing and proportioning valve (LSPV) yang
mengubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai dengan beban, proportioning and
by pass valve (P & BV) yang meneruskan tekanan master silinder langsung ke silinder roda tanpa
melalui katup p. bila sistem rem depan tidak berfungsi, katup deceleration-sensing and
proportiotioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan awal split point sesuai dengan deselerasi
43
Rem anti-lock ini diciptakan tidak hanya untuk mencegah terkuncinya roda-roda belakang
selama pengereman secara tiba-tiba, tetapi juga untuk mengontrol roda-eoda depan agar kendaraan
d. Test Formatif 1
e. Kunci jawaban
c Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yangdigunakan pada
44
Komponen mekanisme pesawat rem jenis hydrolik
a. Pedal rem
b. Master selinder
c. Wheel selinder ,sepatu rem dan kelengkapannya serta tromol tem
d. Caliver, pads, dan piston
e. Katup Distributor
f. Pipa dan selang rem
g. Minyak rem.
8. Fungsi master selinder adalah untuk merubah geral mekanik pedal rem menjadi tekanan hydrolik
pada minyak rem.
9. Macam-macam konstruksi master selinder adalah:
Lembar Penilaian
TIDAK
NO ASPEK YANG DINILAI LULUS KET.
LULUS
1 Sikap
NILAI AKHIR
Keterangan :
Tidak = 0 (nol) (tidak lulus)
45
Ya = 7 s.d. 9 (lulus)
Kategori kelulusan :
7 : Mengisi dengan benar minimal 80 %
8 : Mengisi dengan benar minimal 90 %
9 : Mengisi dengan benar 100 %
46