Tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, praktik, atau perbuatan di bawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang dihasilkannya atau ditampikannya. Atau dengan pengertian lain juga biasa disebut tes kinerja, adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya. Tes praktik dapat berupa tes tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes petik kerja. Tes praktik dapat digunakan untuk menilai kualitas suatu perkerjaan yang telah selesai dikerjakan oleh peserta didik, termasuk juga keterampilan dan ketepatan menyelesaikan suatu pekerjaan, kecepatan dan kemampuan merencanakan suatu pekerjaan. Praktik atau unjuk kerja yang dapat dinilai seperti: memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi, menggunakan peralatan laboratorium, dan mengoperasikan suatu alat. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukkan unjuk kerja. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Contoh tes praktik: Coba tunjukkan di depan kelas bagaimana cara mengajar dengan menggunakan model pembelajaran aktif tipe jigsaw. Tes jenis ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki kemampuan/ perilaku peserta didik, karena secara objektif kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dapat diamati dan diukur, sehingga menjadi dasar pertimbangan untuk praktik selanjutnya. Perencanaan Tes Praktik Untuk dapat memenuhi kualitas perencanaan dan pelaksanaan tes praktik, beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu: 1. Menentukan kompetensi yang penting untuk dinilai melalui tes praktik. 2. Menyusun indikator pencapaian kompetensi berdasarkan kompetensi yang akan dinilai. 3. Menguraikan kriteria yang menunjukkan capain indikator hasil pencapain kompetensi. 4. Menyusun kriteria ke dalam rubrik penilaian. 5. Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian. 6. Menguji coba tugas jika terkait dengan kegiatan praktikum atau pengguna alat. 7. Memperbaiki berdasarkan hasil ujicoba, jika dilakukan uji coba. 8. Menyusun kriteria/batas kelulusan/batas standar minimal capaian kompetensi peserta didik. Pelaksanaan Tes Praktik Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan tes praktik yaitu: 1. Menyampaikan rubrik sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik. 2. Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang kriteria penilaian. 3. Menyampaikan tugas kepada peserta didik. 4. Memeriksa kesediaan alat dan bahan yang digunakan untuk tes praktik. 5. Melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan. 6. Membadingkan praktik peserta didik dengan rubrik penilaian. 7. Melakukan penilaian secara individu. 8. Mencatat hasil penilaian. 9. Mendokumentasikan hasil penilaian. Bentuk-Bentuk Tes Praktik Tes untuk mengukur domain psikomotor (keterampilan) adalah tes untuk mengukur praktik yang telah dikuasai peserta didik. Dalam hal ini dapat berupa: 1. Test Paper and Pencil Meskipun bentuk aktivitasnya seperti tes tulis, namun yang menjadi sasarannya adalah kemampuan peserta didik dalam menampilkan karya, misalnya berupa desain alat ataupun desain grafis. 2. Tes Identifikasi Tes ini lebih ditujukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi sesuatu hal, misalnya menemukan bagian yang rusak atau tidak berfungsi dari suatu alat. 3. Tes Simulasi Tes ini dilakukan jika tidak ada alat sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga dengan simulasi tetap dapat menilai peserta didik sudah menguasai keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau belum. 4. Tes Unjuk Kerja (Work Sampel) Tes ini dilakukan dengan alat yang sesungguhnya, sedangkan tujuannya untuk mengetahui peserta didik sudah menguasai atau terampil menggunakan alat tersebut atau belum. Standar Penilaian Tes Praktik Penilaian praktik sangat membutuhkan standar yang jelas untuk dijadikan tolak ukur atau patokan terhadap praktik yang akan diukur. Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam menyusun standar penilaian praktik yang baik dan benar, yaitu: 1. Validitas Keabsahan standar tersebut sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Keabsahan yang dimaksud adalah standar tersebut memang benar-benar sesuai atau relevan dengan jenis kompetensi atau keterampilan yang akan dinilai. 2. Kesepakatan Standar penilaian tersebut disepakati atau disetujui dan diterima oleh semua siswa yang akan mendapat penilaian. Ini berkaitan dengan prinsip validitas sebelumnya. 3. Realistis Standar penilaian tersebut bersifat realistis, dapat dicapai dan sesuai dengan kemampuan siswa. 4. Objektivitas Standar tersebut bersifat objektif, yaitu mampu mencerminkan keadaan yang sebenarnya tanpa menambah atau mengurangi kenyataan dan sulit untuk dipengaruhi oleh subjektivitas penilai (guru). Contoh Format Penilaian Tes Praktik Berikut ini contoh format penilaian tes praktik : Kelebihan Tes Praktik Kelebihan tes praktik adalah: 1. Satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan. 2. Sangat baik digunakan untuk mencocokkan kesesuaian antara pengetahuan teori dengan keterampilan praktik, sehingga hasil penilaian menjadi lengkap. 3. Dalam pelaksanaannya tidak memungkinkan peserta didik untuk saling menyontek. 4. Guru dapat lebih mengenal karakteristik masing-masing peserta didik sebagai dasar tindak lanjut hasil penilaian, seperti penbelajaran remedial. Kelemahan Tes Praktik Kelemahan tes praktik adalah : 1. Memakan waktu yang lama 2. Dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar 3. Cepat membosankan 4. Jika tes praktik sudah menjadi sesuatu yang rutin, maka ia tidak mempunyai arti apa- apa lagi 5. Memerlukan syarat-syarat pendukung yang lengkap, baik waktu, tenaga maupun biaya. Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka hasil penilaian tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.