Anda di halaman 1dari 23

DIKLAT NASIONAL 32 JP

PENGEMBANGAN
INSTRUMEN ASESMEN
SUPIANI
KEPALA SEKOLAH PENGGERAK
“Ia yang mengerjakan lebih dari
apa yang dibayar pada suatu
saat akan dibayar lebih dari apa
yang ia kerjakan” - Napoleon Hill
Langkah – Langkah Mengembangkan
Instrumen Asesmen
1.Memahami tujuan asesmen
2.Mengidentifikasi kompetensi yang akan diukur
3.Membuat format asesmen
4.Merancang pertanyaan atau tugas
5.Menentukan kriteria penilaian
6.Mengimplementasikan instrument
7.Mengalisis hasil asesmen
8.Memberikan umpan balik
9.Mengevaluasi instrumen
PRINSIP ASESMEN
1. Otentik: Asesmen harus mencerminkan konteks dunia nyata dan situasi yang relevan bagi siswa
2. Beragam: Asesmen harus mencakup beragam jenis tugas dan metode, seperti tes tertulis, proyek,
presentasi, portofolio, dan observasi langsung
3. Formatif: Asesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik
langsung kepada siswa
4. Berkelanjutan: Asesmen harus berlangsung sepanjang proses pembelajaran, bukan hanya pada akhir
suatu periode tertentu
5. Transparan: Proses asesmen harus jelas dan transparan bagi siswa. Mereka harus memahami tujuan
asesmen, kriteria penilaian, dan harapan yang ditetapkan
6. Menghargai Keanekaragaman: Asesmen harus menghargai keanekaragaman siswa, termasuk gaya
belajar, latar belakang budaya, dan kebutuhan khusus
7. Mengarah pada Peningkatan: Tujuan asesmen adalah untuk meningkatkan pembelajaran siswa dan
menginformasikan pengajaran yang efektif
8. Valid dan Reliabel: Instrumen asesmen harus valid, artinya mereka secara akurat mengukur apa yang
seharusnya diukur
JENIS - JENIS ASESMEN
1. Asesmen Formatif: Asesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran untuk memberikan
umpan balik langsung kepada siswa tentang kemajuan mereka. Tujuannya adalah untuk memperbaiki
pembelajaran dan membantu siswa mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Contoh-contoh
asesmen formatif meliputi tes harian, tugas-tugas kelas, diskusi kelas, dan refleksi siswa.
2. Asesmen Sumatif: Asesmen sumatif dilakukan pada akhir suatu periode pembelajaran atau unit untuk
mengevaluasi pencapaian siswa. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran tentang pemahaman
dan kinerja siswa secara keseluruhan. Contoh-contoh asesmen sumatif meliputi ujian akhir, proyek
akhir, dan presentasi akhir
3. Asesmen Diagnostik: Asesmen diagnostik dilakukan sebelum proses pembelajaran dimulai untuk
mengumpulkan informasi tentang pengetahuan awal dan keterampilan siswa. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan tingkat pemahaman siswa sehingga pembelajaran dapat disesuaikan
dengan baik. Contoh-contoh asesmen diagnostik meliputi tes diagnostik, kuis pra-pelajaran, dan tugas
pra-pelajaran.
4. Asesmen Kinerja: Asesmen kinerja melibatkan observasi langsung terhadap siswa saat mereka
melakukan tugas atau aktivitas tertentu. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi keterampilan dan
kemampuan praktis siswa dalam konteks yang nyata. Contoh-contoh asesmen kinerja meliputi
simulasi, penilaian praktik, dan portofolio kinerja
5. Asesmen Portofolio: Asesmen portofolio melibatkan pengumpulan dan penilaian karya atau bukti
kerja siswa selama suatu periode tertentu. Tujuannya adalah untuk menunjukkan perkembangan siswa,
pemahaman mereka, dan kemampuan penerapan pengetahuan dalam berbagai konteks. Contoh-contoh
asesmen portofolio meliputi kumpulan tugas, catatan refleksi, dan proyek-proyek yang disimpan dalam
portofolio.
6. Asesmen Kompetensi: Asesmen kompetensi melibatkan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks dunia nyata. Tujuannya adalah untuk
mengukur tingkat kesiapan siswa dalam menghadapi situasi praktis atau profesional. Contoh-contoh
asesmen kompetensi meliputi ujian praktik, simulasi situasional

Pemilihan jenis asesmen yang tepat tergantung pada tujuan pembelajaran, konteks pembelajaran, dan
kompetensi yang akan diukur. Kombinasi beberapa jenis asesmen dapat memberikan gambaran yang lebih
komprehensif tentang pencapaian siswa
1.Memahami Tujuan Asesmen

Tentukan dengan jelas tujuan dari asesmen yang ingin


Anda lakukan. Misalnya, apakah Anda ingin mengukur
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep tertentu,
kemampuan penerapan pengetahuan, atau keterampilan
praktis?
Tujuan Umum Melaksanakan Asesmen
 Mengukur Pencapaian, Asesmen digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian
siswa terhadap tujuan pembelajaran atau kompetensi yang telah ditetapkan. Ini
memberikan gambaran tentang pemahaman, pengetahuan, keterampilan, dan
kemajuan siswa dalam suatu mata pelajaran atau area tertentu.
 Memberikan Umpan Balik, Asesmen memberikan umpan balik yang berharga
kepada siswa tentang kinerja mereka. Ini membantu siswa memahami kekuatan
dan kelemahan mereka, serta memberi mereka arahan tentang area yang perlu
ditingkatkan. Umpan balik yang baik dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan
pembelajaran mereka.
 Menginformasikan Pengajaran, Asesmen dapat memberikan wawasan kepada
guru tentang efektivitas metode pengajaran mereka dan pemahaman siswa
 Menyediakan Dasar Evaluasi, Asesmen menjadi dasar evaluasi kinerja guru, sekolah, dan sistem
pendidikan secara keseluruhanAsesmen menjadi dasar evaluasi kinerja guru, sekolah, dan sistem
pendidikan secara keseluruhan.
 Memfasilitasi Pembelajaran yang Diferensiasi, Hasil asesmen dapat memberikan informasi
kepada guru tentang kebutuhan dan tingkat pemahaman siswa secara individual. Dengan
pemahaman ini, guru dapat merencanakan pembelajaran yang diferensiasi, menyesuaikan instruksi,
dan memberikan dukungan yang sesuai untuk setiap siswa.
 Mendukung Pengambilan Keputusan, Asesmen dapat menjadi dasar untuk pengambilan
keputusan terkait penempatan siswa, promosi, dan pemberian penghargaan.
 Meningkatkan Akuntabilitas, Asesmen berperan penting dalam meningkatkan akuntabilitas dalam
sistem pendidikan. Hasil asesmen dapat digunakan untuk memperlihatkan transparansi dan
pertanggungjawaban terhadap pemenuhan tujuan pembelajaran serta membandingkan hasil dengan
standar yang ditetapkan.
2. Mengidentifikasi kompetensi yang akan diukur
1. Rujuk pada Standar atau Dokumen Kurikulum.
2. Tinjau Tujuan Pembelajaran.
3. Konsultasikan dengan Rekan Pendidik.
4. Pertimbangkan Konteks Pembelajaran.
5. Analisis Silabus atau Rencana Pembelajaran
6. Pertimbangkan Keterkaitan dengan Kehidupan Nyata.
7. Evaluasi Kembali dan Penyesuaian.

Penting untuk mencatat bahwa proses identifikasi kompetensi harus melibatkan


pemahaman yang jelas tentang tujuan pembelajaran, standar kurikulum, serta
konteks dan kebutuhan siswa. Melibatkan kolaborasi dan refleksi dalam proses ini
akan membantu memastikan bahwa kompetensi yang diukur dalam asesmen benar-
benar relevan dan bermakna bagi siswa.
3. Membuat format asesmen

Format Umum Yang Sering Digunakan Dalam Asesmen:

1. Tes Tertulis:Tes tertulis adalah salah satu format asesmen yang umum digunakan.
Ini dapat berupa soal pilihan ganda, isian singkat, pertanyaan esai, atau bentuk
lain yang mengharuskan siswa menulis jawaban mereka
2. Proyek: Asesmen dalam bentuk proyek melibatkan siswa dalam merancang,
mengembangkan, dan menyajikan produk atau karya yang mencerminkan
pemahaman dan keterampilan yang mereka pelajari
3. Portofolio: Portofolio adalah kumpulan karya, tugas, atau bukti kerja siswa yang
mencerminkan kemajuan mereka selama pembelajaran
4. Presentasi: Asesmen melalui presentasi melibatkan siswa dalam menyampaikan
informasi, penjelasan, atau argumentasi secara lisan di depan kelas atau audiens.
5. Observasi: Observasi langsung oleh guru melibatkan pengamatan langsung
terhadap kinerja siswa dalam situasi belajar sehari-hari
6. Ujian Praktik: Ujian praktik melibatkan siswa dalam melakukan tugas praktis
atau simulasi yang mencerminkan situasi dunia nyata
7. Diskusi dan Wawancara: Diskusi dan wawancara adalah bentuk asesmen yang
melibatkan interaksi langsung antara guru dan siswa

Penting untuk memilih format asesmen yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
kompetensi yang akan diukur, serta kebutuhan siswa. Penggunaan kombinasi format
asesmen dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kemampuan
siswa dalam berbagai aspek pembelajaran
4. Merancang pertanyaan atau tugas

Langkah yang dapat Anda lakukan Saat merancang pertanyaan untuk melaksanakan asesmen :
1. Tentukan Tujuan Asesmen
2. Pilih Format Pertanyaan yang Tepat
3. Hindari Pertanyaan Kabur atau Tidak Jelas
4. Sesuaikan Tingkat Kesulitan
5. Rancang Pertanyaan yang Mengukur Pemahaman Mendalam
6. Hindari Pertanyaan Berorientasi pada Hafalan
7. Gunakan Rubrik Penilaian
8. Uji Coba Pertanyaan
9. Pertimbangkan Konteks Budaya dan Sosial
10. Tinjau Ulang dan Evaluasi Pertanyaan
Dengan memperhatikan langkah-langkah ini, Anda dapat merancang pertanyaan asesmen yang
efektif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
5. Menentukan kriteria penilaian

Langkah-langkah dalam membuat rubrik penilaian:


1. Tentukan Tujuan Penilaian: Pahami dengan jelas tujuan penilaian dan kompetensi yang ingin
diukur.
2. Identifikasi Kriteria Penilaian: Identifikasi kriteria atau dimensi yang akan digunakan untuk
mengevaluasi kinerja siswa. Kriteria ini harus relevan dengan tujuan penilaian dan mencakup
aspek-aspek yang penting untuk dinilai.
3. Tentukan Tingkat Pencapaian: Untuk setiap kriteria penilaian, tentukan tingkat pencapaian
yang mencerminkan skala penilaian. Biasanya, skala penilaian terdiri dari beberapa tingkat,
seperti "luar biasa", "baik", "cukup", dan "belum mencapai harapan“.
4. Susun Struktur Rubrik: Susun struktur rubrik dengan menyusun kriteria penilaian dan tingkat
pencapaian ke dalam tabel atau format yang mudah dibaca.
5. Berikan Deskripsi untuk Setiap Tingkat Pencapaian: Berikan deskripsi yang jelas dan
spesifik untuk setiap tingkat pencapaian dalam setiap kriteria penilaian. Deskripsi ini harus
memberikan pedoman tentang karakteristik kinerja siswa pada setiap tingkat
KRITERIA PENILAIAN YANG

1. Pengetahuan dan Pemahaman: Menilai pemahaman siswa terhadap konsep-


konsep dan informasi yang diajarkan
2. Penerapan: Menilai kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan dan
pemahaman mereka dalam situasi atau konteks yang relevan
3. Analisis: Menilai kemampuan siswa untuk menganalisis informasi, membedah
komponen-komponen, mengidentifikasi hubungan, dan mengungkapkan pola
atau tren.
4. Analisis: Menilai kemampuan siswa untuk menganalisis informasi, membedah
komponen-komponen, mengidentifikasi hubungan, dan mengungkapkan pola
atau tren.
5. Kreativitas: Menilai kemampuan siswa untuk berpikir kreatif, menghasilkan
gagasan baru, dan menemukan solusi yang inovatif
6. Komunikasi: Menilai kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan ide,
gagasan, atau informasi secara jelas, efektif, dan sesuai dengan konteks
7. Kerjasama dan Kolaborasi: Menilai kemampuan siswa untuk bekerja sama
dalam tim, berkontribusi dalam proyek bersama, dan berbagi tanggung jawab
8. Kemampuan Problem Solving: Menilai kemampuan siswa untuk
mengidentifikasi masalah, mengembangkan strategi penyelesaian, dan mencapai
solusi yang efektif
9. Keterampilan Praktis: Menilai keterampilan praktis siswa dalam menerapkan
pengetahuan dalam situasi dunia nyata, seperti keterampilan laboratorium,
keterampilan teknis, atau keterampilan professional
10.Sikap dan Etika: Menilai sikap siswa, seperti kedisiplinan, tanggung jawab,
kerjasama, dan etika dalam belajar dan berinteraksi.
6. Mengimplementasikan Instrument

Setelah instrumen asesmen telah diuji coba dan diperbaiki, gunakan instrumen
tersebut dalam praktik pembelajaran di kelas. Pastikan siswa memahami
instruksi dan memiliki waktu yang cukup untuk menjawab dengan baik
7. Mengalisis hasil asesmen
Langkah dalam menganalisis hasil asesmen:
1. Tinjau Kriteria Penilaian: Pertama, tinjau kembali kriteria penilaian yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pahami kriteria penilaian dan deskripsi setiap tingkat ketercapaian yang digunakan
dalam penilaian
2. Kumpulkan Data Asesmen: Kumpulkan dan periksa data asesmen, seperti jawaban siswa, skor
tes, portofolio, atau observasi yang telah dilakukan
3. Analisis Data: Analisis data asesmen dengan melihat pola dan tren yang muncul. Identifikasi
kekuatan dan kelemahan siswa dalam hubungan dengan kriteria penilaian yang ditetapkan
4. Identifikasi Pola dan Trend: Identifikasi pola umum dalam hasil asesmen, seperti ketercapaian
tertinggi dan terendah, ketercapaian yang konsisten, atau tren perubahan ketercapaian dari waktu
ke waktu
5. Analisis Individual: Analisis hasil asesmen untuk setiap siswa secara individual. Perhatikan
ketercapaian siswa terhadap kriteria penilaian dan identifikasi area di mana siswa menunjukkan
kekuatan atau kelemahan
6. Identifikasi Tindakan Perbaikan: Identifikasi tindakan perbaikan yang perlu diambil
berdasarkan hasil analisis. Fokus pada area di mana siswa mengalami kesulitan dan identifikasi
strategi atau intervensi yang dapat membantu siswa meningkatkan ketercapaian.
7. Gunakan Data untuk Memberikan Umpan Balik: Gunakan hasil analisis asesmen untuk
memberikan umpan balik yang bermanfaat kepada siswa. Berikan informasi spesifik tentang
kinerja siswa, poin kuat, dan area perbaikan yang perlu diperhatik
8. Pertimbangkan Konteks: Selalu pertimbangkan konteks dan faktor lain yang dapat
mempengaruhi hasil asesmen. Misalnya, faktor lingkungan, motivasi siswa, atau perbedaan
individual dapat mempengaruhi hasil asesmen.
9. Evaluasi Metode Asesmen: Evaluasi metode asesmen yang digunakan dan sejauh mana metode
tersebut mencerminkan tujuan pembelajaran. Pertimbangkan kekuatan dan kelemahan metode
asesmen yang digunakan dalam analisis
10.Refleksi dan Perbaikan: Refleksikan hasil analisis asesmen dan gunakan wawasan yang
diperoleh untuk memperbaiki proses asesmen di masa depan.
8. Memberikan umpan balik
Cara untuk memberikan umpan balik yang baik:
1. Jadikan umpan balik spesifik: Berikan umpan balik yang spesifik dan terfokus pada hasil asesmen
yang dievaluasi. Jelaskan dengan jelas apa yang siswa telah lakukan dengan baik dan area yang perlu
diperbaiki. Contoh: Tugas Anda secara jelas menyajikan argumen yang mendukung, tetapi ada
beberapa kesalahan dalam penggunaan bukti yang mempengaruhi kekuatan argumen Anda.
2. Jelaskan alasannya: Berikan penjelasan tentang mengapa suatu hasil diberi penilaian tertentu.
Jelaskan koneksi antara hasil asesmen dan kriteria penilaian yang ditetapkan. Contoh: "Anda
memperoleh skor rendah pada kemampuan penalaran, karena dalam jawaban Anda kurang
mengaitkan bukti yang relevan dengan argumen yang Anda ajukan."
3. Berikan umpan balik konstruktif: Fokuslah pada umpan balik yang mempromosikan perbaikan
dan pertumbuhan. Berikan saran dan rekomendasi konkret tentang langkah-langkah yang dapat
diambil untuk memperbaiki kinerja di masa mendatang. Contoh: "Untuk meningkatkan kemampuan
penalaran Anda, coba lebih banyak mengaitkan bukti konkret dengan argumen yang Anda ajukan.
Anda juga bisa mengasah keterampilan analisis dengan berlatih lebih banyak dalam mengidentifikasi
hubungan antara informasi yang diberikan."
4. Pujilah prestasi siswa: Selain memberikan umpan balik konstruktif untuk
perbaikan, jangan lupa mengakui dan memuji prestasi siswa. Contoh: "Anda telah
menunjukkan pemahaman yang kuat tentang konsep ini dan kemampuan Anda untuk
menerapkannya dalam situasi yang relevan. Teruskan kerja yang baik!"
5. Berikan umpan balik segera: Usahakan memberikan umpan balik segera setelah
asesmen dilakukan.
6. Libatkan siswa secara aktif: Melibatkan siswa dalam proses umpan balik dapat
membantu mereka lebih memahami dan menginternalisasi umpan balik tersebut
7. Berikan umpan balik secara individual: Selain memberikan umpan balik secara
umum, berikan umpan balik yang spesifik dan individual kepada setiap siswa. Hal
ini memungkinkan mereka mendapatkan panduan yang lebih personal dan sesuai
dengan kebutuhan dan potensi masing-masing.
9. Mengevaluasi instrumen

Setelah mengimplementasikan instrumen asesmen, lakukan evaluasi


terhadap efektivitas dan kehandalan instrumen tersebut. Tinjau kembali
tujuan asesmen, kriteria penilaian, dan pertanyaan atau tugas yang
digunakan. Lakukan perbaikan jika diperlukan.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai