retikularis yang meluas di seluruh batang otak dan masuk ke dalam talamus. Jaringan ini
menerima dan mengintegrasikan semua masukan sinaptik sensorik yang datang. Serat-serat
asendens yang berasal dari formasio retikularis membawa sinyal ke atas untuk memba-ngunkan
dan mengaktifkan korteks serebrum (Gambar 5-21). Serat-serat ini membentuk reticular
activating system (RAS) yang mengontrol derajat keseluruhan kewaspadaan korteks dan penting
dalam kemampuan untuk mengarahkan perhatian. Sebaliknya, serat-serat desendens dari korteks,
terutama daerah motoriknya, dapat mengaktifkan RAS.
Jalur-jalur nyeri asendens memiliki tujuan berbeda-beda di korteks, talamus, dan formasio
retikularis. Daerah pemrosesan somatosensorik di korteks menentukan lokasi nyeri, sementara
daerah-daerah korteks lain ikut serta dalam komponen sadar pengalaman nyeri lainnya, misalnya
refleksi tentang kejadian. Nyeri tetap dapat dirasakan tanpa adanya korteks, mungkin di tingkat
talamus. Formasio retikularis meningkatkan derajat kewaspadaan yang berkaitan dengan
rangsangan yang merusak. Interkoneksi dari talamus dan formasio retikularis ke hipotalamus dan
sistem limbik memicu respons perilaku dan emosi yang menyertai pengalaman yang
menimbulkan nyeri.
Sistem limbik tampaknya penting dalam mempersepsikan aspek nyeri yang tidak menyenangkan.
LI nomor 3
Siklus tidur-bangun, serta berbagai tahapan tidur, disebabkan oleh hubungan siklik tiga sistem
saraf: (1) sistem kejagaan yang melibatkan RAS di batang otak, yang diperintah oleh kelompok
neuron-neuron khusus di hipotalamus;
Kelompok neuron di hipotalamus merupakan puncak perintah untuk pengaturan sistem keadaan
terjaga. Neuron ini menyekresi neurotransmiter eksitatorik hipokretin (juga dikenal oreksin).
Mengejutkannya, hipokretin yang dikenal sebagai sinyal penguat nafsu makan, sekarang juga
diketahui berperan penting dalam keterjagaan. Neuron penyekresi hipokretin ini melepaskan
muatan secara autonom (dengan sendirinya) dan terus-menerus serta menjaga Anda tetap sadar
dan waspada dengan merangsang RAS. Neuron-neuron ini harus dihambat agar kita dapat tidur,
mungkin oleh IPSP yang dihasilkan oleh masukan dari sleep-on neuron atau oleh masukan
inhibitorik lain.
1. Jalur aras
Jawab:
RETICULAR FORMATION dari otak tengah keatah melalui thalamus menuju keseluruh
bagian cerebral cortex
Korteks serebri tidak hanya distimulasi secara sepihak oleh ARAS tapi juga secara
resiprokal menstimulasi dan memodulasi aktivitas ARAS, menghasilkan suatu
mekanisme umpan balik. Namun mekanisme fisiologis secara detail proyeksi
nukleusnukleus yang menyusun ARAS pada batang otak ke arah rostral menuju korteks
serebri belu sepenuhnya dipahami. Setidaknya dapat diidentifikasi tiga jalur proyeksi
ARAS ke korteks serebri, yaitu:
a. Proyeksi ARAS melalui nukleus spesifik retikularis thalami ke korteks serebri
b. Proyeksi ARAS melalui hipothalamus untuk memberi pengaruh pada strukturstruktur
basal forebrain termasuk sistem limbik
c. Proyeksi aksonal dari neuron-neuron serotonin yang menyusun ARAS yang terdapat
pada nukleus raphae (direct afferent system)
Mekanisme aktivasi aras
Reticular activating sistem (RAS) di bagian batang otak
atas diyakini mempunyai sel – sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan
dan kesadaran. RAS memberikan stimulus visual, auditori, nyeri dan sensorik
raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri (emosi dan proses piker).
Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron-neuron alam RAS melepaskan
katekolamin, misalnya norepinefrin. Saat tidur mungkin disebabkan oleh
pelepasan serum serotinin dari sel-sel spesifik di pons dan batang otak tengah yaitu
bulbar synchronizing regional (BSR). Bangun dan tidurnya seseorang tergantung
dari keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor sensorik perifer
misalnya bunyi, stimulus cahaya, dan sistem limbic seperti emosi.