Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AL SHELLA RAMAYANI

NIM : 190600093
KELAS : B
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TUGAS INDIVIDUAL

PEMBAGIAN DAN FUNGSI MASING MASING SISTEM SARAF

Sel saraf adalah sel khusus untuk menerima, memproses, menyandi, dan menyalurkan dengan
cepat informasi dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Informasi disalurkan oleh jalur saraf rumit melalui
perambatan potensial aksi di sepanjang sel saraf serta oleh transmisi kimiawi sinyal dari neuron ke neuron
di sinaps dan dari neuron ke otot dan kelenjar melalui interaksi neuroffansmiter-reseptor lainnya di taut
tersebut. Selain itu saraf juga dapat diartikan sebagai . Saraf adalah berkas akson-akson neuron perifer,
sebagian aferen dan sebagian eferen, yang dibungkus oleh jaringan ikat dan mengikuti jalur yang sama.
Sedangkan sistem saraf adalah "kabel" yang tersusun sangat spesifik membentuk jalur-jalur anatomik
yang rapi untuk menyalurkan sinyal dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Informasi akan dibawa di
sepanjang rantai neuron menuju ke bagian yang diinginkan melalui perambatan potensial aksi disertai
transmisi melalui sinaps.

Sistem saraf secara Anatomis

Sistem saraf anatomis terdiri dari Susunan saraf pusat (SSP) dan Susunan saraf tepi (SST). SSP mencakup
otak dan medula spinalis, dan berfungsi untuk mengitregasi memproses dan memkoordinasi data sensorik
dengan printah motorik. Sedangkan Susunan saraf tepi (SST) mencakup serat-serat saraf yang membawa
informasi ke (divisi aferen) dan dari (divisi eferen) SSP, sehingga SST ini memiliki fungsi sebagai
penghubung SSP dengan organ, anggota tubuh, dan kulit sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan.
Selain itu SST juga berfungsi sebagai pembawa informasi dari/ke SSP. Divisi aferen membawa informasi
ke SSP memberi tahu tentang lingkungan eksternal dan aktivitas internal yang sedang diatur oleh susunan
saraf. Instruksi dari SSP disalurkan melalui divisi eferen ke organ efektor-oror arau kelenjar yang
melaksanakan perintah agar dihasilkan efek yang sesuai. Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf
somatik, yang terdiri dari serat-serat neuron motorik yang menyarafi otot rangka; dan sistem saraf
otonom, yang terdiri dari serat-serar yang menyarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar. Sistem yang
terakhir ini dibagi lagi menjadi sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, di mana keduanya
menyarafi sebagian besar organ,organ yang disarafi oleh sistem saraf otonom.

Sistem saraf dibentuk oleh tiga kelas fungsional neuron:

 Neuron aferen (dimiliki oleh divisi sistem saraf tepi), yang berbeda bentuknya dari neuron eferen
dan antarneuron reseptor sensorik yang menghasilkan potensial aksi sebagai respons terhadap
jenis rangsangan tertentu (Reseptor neuron aferen peka rangsang ini jangan disamakan dengan
reseptor protein khusus yang mengikat pembawa pesan kimiawi dan ditemukan di membran
plasma semua sel).
 Neuron eferen juga terutama berada di susunan saraf tepi Badan-badan sel neuron eferen berada
di SSP, tempat banyak masukan prasinaps yang terletak sentral berkonvergensi pada mereka
untuk mempengaruhi outputke organ efektor. Akson-akson eferen (serat eferen) meninggalkan
SSP untuk berjalan ke otot atau kelenjar yang mereka sarafi, menyampaikan keluaran terpadu
mereka ke organ efektor untuk menimbulkan efek. (Jalur saraf otonom terdiri dari rantai dua-
neuron antara SSP dan organ efektor).
 Antarneuron (interneuron) terurama berada di dalam SSP, Neuron-neuron ini memiliki dua peran
utama. Pertama, seperti diisyaratkan oleh namanya, neuron ini terletak antara neuron aferen dan
eferen dan penting dalam integrasi respons perifer dengan informasi perifer.

Meskipun tidak ada bagian otak yang bertindak sendiri tanpa berhubungan dengan bagian lain, namun
orak tersusun membentuk jaringan-jaringan neuron dalam lokasi tertentu yang akhirnya bertanggung
jawab melaksanakan tugas spesifik. Bagian-bagian otak dari tingkat paling rendah, primitif hingga tingkat
paling tinggi, canggih adalah batang otak, serebelum, hipotalamus, talamus, nukleus basal, dan korteks
serebri.

Otak tersusun atas sel-sel glia membentuk jaringan ikat di dalam SSP dan secara fisik, metabolis, dan
fungsional mendukung neuron. Sel glia ini terdiri atas empat jenis sel yaitu astrosit, oligodendrosit,
milroglia, dan sel ependim. Otak memiliki beberapa perangkat protektif, yang penting karena neuron tidak
dapat membelah diri untuk mengganti sel yang rusak, yaitu

 Otak dibungkus oleh tiga lapisan membran protektif - meninges - dan selanjutnya dilindungi oleh
tulang yang keras.
 Cairan serebrospinal mengalir di dalam dan mengelilingi otak untuk menjadi bantalan penahan
otak dari benturan fisik.
 Proteksi terhadap cedera kimiawi dilakukan oleh sawar darah-otak yang membatasi akses bahan-
bahan yang ada dalam darah ke otak.

Otak bergantung pada aliran darah yang konstan untuk mendapatkan oksigen dan glukosa karena organ
ini tidak dapat menghasilkan ATP tanpa kedua bahan ini. Nukleus basal menghambat tonus otot;
mengoordinasikan kontraksi postural yang lambat dan menetap; dan menekan pola-pola gerakan yang
tidak bermanfaat. I tlamus berfungsi sebagai stasiun pemancar untuk pemrosesan awal masukan sensorik
dalam perjalanannya ke korteks. Bagian ini juga berperan dalam kesadaran kasar akan sensasi dan
beberapa tingkat kesadaran. Hipotalamus mengatur banyak fungsi homeostatik, sebagian melalui
kontrolnya yang ekstensif pada sistem saraf otonom dan sistem endokrin.

Korteks serebri adalah lapisan luar (substansia grisea) yang menutupi bagian di bawahnya yaitu
substansia alba. Substansia alba terdiri dari berkas-berkas saraf yang menghubungkan berbagai regio
korteks dengan bagian lain. Korteks terdiri dari badan sel saraf, dendrit, dan sel glia. Tanggung jawab
utama berbagai fungsi tertentu terlokalisasikan di regio kortela tertentu sebagai berikut:

 Lobus oksipitalis mengandung kortels penglihatan;


 korteks pendengaran adalah lobus temporalis;
 Kobus parietalis berperan dalam penerimaan dan pemrosesan perseptual masukan somatosensorik
(somestetik dan proprioseptif); dan
 Gerakan motorik volunter dijalankan oleh lobus frontalis, tempat kortefts motorik primer dan daerah
motorik luhur berada.
Nukleus basal menghambat tonus otot; mengoordinasikan kontraksi postural yang lambat dan menetap;
dan menekan pola-pola gerakan yang tidak bermanfaat.

Thalamus berfungsi sebagai stasiun pemancar untuk pemrosesan awal masukan sensorik dalam
perjalanannya ke korteks. Bagian ini juga berperan dalam kesadaran kasar akan sensasi dan beberapa
tingkat kesadaran.

Hipotalamus mengatur banyak fungsi homeostatik, sebagian melalui kontrolnya yang ekstensif pada
sistem saraf otonom dan sistem endokrin.

Hipokampus dan struktur-struktur terkait sangat penring dalam ingatan deklaratif, atau "apa'nya ingatan
mengenai benda, kenyataan, dan kejadian tertentu.

Serebelum dan struktur-struktur terkait sangat berperan dalam ingatan prosedural, atau "bagaimana"nya
ingatan, yaitu keterampilan motorik yang diperoleh melalui latihan berulang.

Korteks asosiasi prafrontal adalah tempat untuk ingatan sementara, yang secara temporer menyimpan
data relevan saat ini-baik informasi baru maupun pengetahuan yang diambil dari simpanan ingatan - sefia
mengolah dan mengaitkannya untuk melaksanakan proses-proses orak yang lebih tinggi (luhur).

Vestibuloserebelum membantu memperrahankan keseimbangan dan kontrol gerakan mata.

Spinoserebelum meningkatkan tonus otot dan membantu mengoordinasikan gerakan voluntet terutama
aktivitas motorik cepat, fasik.

Serebroserebelum berperan dalam memulai gerakan volunter dan dalam menyimpan ingatan prosedural.

Batang otak adalah penghubung penting antara medula spinalis dan pusat-pusat otak yang lebih tinggi.
Batang otak adalah asal dari saraf kranialis. Bagian ini juga mengandung pusat-pusat yang mengontrol
fungsi kardiovaskular, pernapasan, dan pencernaan; mengatur refeks otot postural; mengontrol
keseluruhan deralat kewaspadaan korteks; dan berperan kunci dalam siklus tidur-bangun.

Medula spinalis memiliki dua fungsi vital. Pertama, bagian ini berfungsi sebagai jaringan saraf
penghubung antara otak dan susunan saraf tepi. Semua komunikasi naik dan turun melalui medula
spinalis terletak di jaras (traktus asendens dan desendens) di substansia alba medula spinalis.

Sistem saraf secara fisiologis

Secara fisiologis sistem saraf terbagi menjadi dua, yaitu saraf somatik dan saraf otonom

Sistem saraf somatik, sistem saraf ini membawa sensasi yang disadari dari luar tubuh dan perintah aksi
volunteer kepada otot rangka sistem saraf ini terbagi atas 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf
spinalis.

 Saraf kranial, berfungsi untuk mengumpulkan dan menghubungkan informasi dari otak kebagian
tubuh lain, terutama kepala dan leher.
 Saraf spinalis, merupakan gabungan anatar sensorik dan motoric yang membawa informasi
melalui korda melalui neuron aferen dan meninggalakan melalui eferen. Fungsi saraf spinal
menjadi alur gerak reflex sehingga saraf spinal disebut juga dengan saraf refleks
Sistem saraf otonom berfungsi dalam mengatur jaringan tubuh yang tidak disadari. Sistem saraf otonom
menyempurnakan fungsin organ dan sistem organ sesuai dengan rangsangan internal dan eksternal.
Sistem ini berfungsi untuk mempertahankan homeostasis melalui koordinasi. Setiap jalur saraf otonom
yang berjalan dari SSP ke suatu organ adalah suatu rangkaian dua-neuron. Badan sel neuron pertama
dalam rangkaian ini terletak di SSP. Aksonnya, serat praganglion, bersinaps dengan badan sel neuron
kedua, yang terletak di dalam suatu. Akson neuron kedua, serat pascaganglion, menyarafi organ efektor.
Sistem saraf oronom memiliki dua subdivisi - sistem saraf simpatis dan parasimpatis.

Sistem saraf simpatis, sistem ini umumnya melepaskan prostaglandin dan norepinefrin dan bekerja dalam
keadaan stress atau memacu kerja organ tubuh. Fungsi nya antara lain; mempercepat detak jantung,
memperlebar pupil mata, memperlebar bronkus, menghambat ereksi, menstimulasi pelepasan epinefrin
dan norepinefrin, menstimulasi pelepasan glukosa, memperlambat kerja pencernaan, menghambat
produksi saliva, menghambat sekresi empedu, menurunkan tekanan darah.

 Sistem saraf parasimpatis, sistem ini diaktivasi oleh achetylcolin yang duhasilkan oleh
prostaglandin. Sistem ini disebut sebagai ‘house keeping system’ yang menyebabkan organ dapat
bekerja secara normal (homeostasis). Fungsi sistem saraf para simpatik berlawanan dengan saraf
simpatik, yaitu memperlambat kerja organ. Contohnya ; memperlambat detak jantung,
memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat ereksi, menstimulasi kerja
pencernaan, mempercepat kontraksi kandung kemih, menstimulasi produksi saliva,
meningkatkan sekresi empedu, menaikkan tekanan darah.

Perbandingan Sistem Saraf Somatik dan Sistem Saraf Otonom


Gambaran Sistem Saraf Somatik Sistem Saraf Otonom
Tempat Asal Umumnya tanduk ventral medulla spinalis; Otak atau tanduk lateral medulla spinalis
yang menyarafi otot dikepala berasal dari
otak
Jumlah Neuron dari asal SSP ke Otot rangka Rantai dua neuron (proganglion dan
organ efektor yang disadari pasca ganglion)
Jenis Persarafan Organ efektor hanya disarafi oleh neuron Otot jantung, otot polos, kelenjar
motoric eksokrin dan sebagian kleenjar endokrin
Neurotransmitter di organ Hanya asetilkolin Mungkin asetilkolin (ujung parasimpatis)
efektor dan norepinefrin (ujung simpatis)
Jenis Kontrol Berada dibawah control volunteer; banyak Dibawah control involunter
aktivitas dikooordinasikan dibawah sadar
Efek pada organ efektor Hanya stimulasi (inhibisi hanya mungki terjadi Stimulasi atau inhibisi (efek antagonistic
disentral melalui PPI pada dendrit dan badan kedua cabang)
sel neuron motorik)
Pusat yang lebih tinggi yang Medulla spinalis, korteks motoric, nukleus Medula spinalis, medulla,
terlibat dalam kontrol basal serebelum, batang otak hypothalamus, korteks asosiasi
prafrontal

Referensi :

Sherwood L, Fisiologi Manusia dari sel ke sistem, edisi enam, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2009.

Anda mungkin juga menyukai