Anda di halaman 1dari 23

Nama : Salma Audi Sevira Debyanty

Kelas : A3/R1
Mata Kuliah : Matematika Diskrit
Dosen : Eva Safaah
NIM : 11217104

TEORI GRAPH
1. PENDAHULUAN
Teori Graph merupakan pokok bahasan yang sudah tua usianya namun masih bisa
digunakan sampai saat ini. Graph digunakan untuk merepresentasikan objek –objek diskrit dan
hubungan antar objek-objek tersebut. Cara merepresentasikan objek secara visual adalah dengan
noktah,bulatan, atau titik. Dan cara menghubungkannya satu sama lain adalah dengan garis.
Contohnya adalah gambar di bawah, dimana ada peta menuju sejumlah kota di Jawa Tengah
yang sebenarnya adalah Graph. Kota adalah bulatan, sedangkan jalannya adalah garis. Kita bisa
lihat lintasan-lintasan antar dua kota di peta ini. Selain itu, Bila panjang jalan kereta api antar dua
buah kota diketahui, kita menentukan rute tersingkat antar kota A dan kota B.

Gambar 1.0 Graph yang menghubungkan kota kota di Provinsi Jawa Tengah

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak persoalan yang berhubungan dengan himpunan dan
logika binary, dimana logika dan himpunan digambarkan dalam graph.
2. MACAM GRAPH
Dilihat dari strukturnya, ada 6 macam graph yang ada, yaitu :
 Multigraph
Graph yang mempunyai satu atau lebih pasangan rusuk ganda yang
menghubungkan dua titiknya. Contohnya di gambar 1.1, dimana titik A dan C
dihubungkan dengan e1,e2. Dan juga titik B dan D,dihubungkan dengan e4 dan
e6.

Gambar 1.1 Multigraph


 Pseudograph
Graph yang memiliki satu atau lebih pasang rusuk ganda yang
menghubungkan2 titiknya dan memiliki satu atau lebih loap (rusuk yang ujungnya
hanya punya satu titik) pada titiknya. Graph di Gambar 1.2 menunjukkan bahwa
B dan E adalah loap.

Gambar 1.2 Pseudograph

 Trivialgraph/Graph Trivial
Graph yang hanya mempunyai satu titik tanpa sebuah sisi manapun.
Sebuah graph dimungkinkan untuk tidak punya sisi manapun, tapi, titiknya harus
ada.
 Complete Graph/Graph lengkap
Graph yang setiap titiknya saling berhubungan satu sama lain hanya
dengan satu rusuk.

Gambar 1.3 Complete Graph


 Graph Teratur
Graph yang setiap titiknya mempunyai sejumlah incident rusuk yang sama.

Gambar 1.4. Graph Teratur


 Bipartitegraph
Dimana ada sekumpulan titik yang terhubung dan juga ada yang tidak
terhubung di graph jenis ini. Gambar 1.5 ini contohnya :
Dilihat dari lintasannya ada 3 graph :

 Traversable Graph
Graph ini semua rusuknya dapat dilalui masing masing sekali dan graph yang bisa
digambar tanpa mengangkat pensil. Gambar 1.6 :

Teori Euler :
- Semua graph terhubung yang mempunyai titik ganjil maksimum dua
adalah transversable.
- Transversable ini lintasannya selalu dimulai dari titik ganjil pertama dan
diakhiri dengan titik ganjil kedua.
- Titik ganjil adalah titik dimana rusuk yang incident/bertemu dengan titik
tersebut berjumlah ganjil.

 Eulerian Graph
Graph yang semua rusuknya dapat dilalui masing-masing sekali dan
memiliki lintasan yang tertutup, artinya titik awal sama dengan titik akhir.

Gambar 1.7
Misalkan G = (V;E) adalah graph atau multigrpah takberarah tanpa verteks
terisolasi. G dikatakan mempunyai sirkuit Euler jika ada sirkuit dalam G yang
melalui setiap edge tepat sekali. Jika ada trail terbuka dari a ke b di dalam G dan
trail ini melalui setiap edge dalam G tepat sekali, maka trail ini disebut trail Euler.
Graf yang mempunyai sirkuit atau trail Euler disebut graph Euler.

Teorema dan akibat berikut ini digunakan untuk mendeteksi apakah suatu
graf adalah Euler
Teorema : Misalkan G = (V,E) graph atau multigraph takberarah tanpa
verteks terisolasi. G mempunyai sirkuit Euler jhj G terhubung dan setiap verteks
di dalam G berderajat genap.

Dengan teorema ini, konstruksi suatu sirkuit Euler bisa di mulai dari sembarang
verteks.

Akibat : Jika G = (V,E) graph atau multigraph takberarah tanpa vertex


terisolasi, maka dapat dikonstruksi trail Euler dalam G jhj G terhubung dan
mempunyai tepat dua verteks berderajat ganjil.
Berdasarkan akibat ini, kontruksi suatu trail Euler harus dimulai dari salah
satu verteks berderajat ganjil, dan pasti berakhir di verteks berderajat ganjil yang
satunya lagi.

Gambar 1.8 Eulerian

Contoh :
Jelaskan bahwa graf yang direpresentasikan pada Gambar 1.8 merupakan graph
Euler.
Jawab :
Perhatikan Gambar 1.8. Karena hanya ada dua verteks yang berderajat ganjil
(verteks 𝑏 dan 𝑓), maka G1 pasti memuat trail Euler, sebagai contoh:
{b,a},{a,e},{e,b},{b,c},{c,e},{e,f},{f,c},{c.d},{d,f}

Karena semua verteks berderajat genap, maka G2 memuat sirkuit Euler,


sebagai misal:
{v,w},{w,y},{y,v},{v,x},{x,y},{y,z},{z,w},{w,u},{u,v}
 Hamiltonian Graph
Graph yang semua titiknya dapat dilalui masing-masing sekali dan
memiliki lintasan yang tertutup, artinya titik awal sama dengan titik akhir.
Gambar 1.9

Jika G = (V,E) graph atau multigraph dengan |𝑉| ≥ 3, G disebut


mempunyai cycle Hamilton jika ada cycle dalam G yang memuat semua verteks
dalam V . Path Hamilton adalah path dalam G yang memuat semua vertex

 Teorema : Misalkan G = (V,E) adalah graph tanpa loop dengan |𝑉| = 𝑛 ≥ 2 , jika
deg(𝑥) + deg(𝑦) ≥ 𝑛 − 1 untuk semua 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑉 dengan 𝑥 ≠ 𝑦 , maka G
mempunyai path Hamilton.

Akibat : Misalkan G = (V,E) graph tanpa loop dengan |𝑉| = 𝑛 ≥ 2 . jika


deg(𝑣) ≥ 𝑛−1
2
untuk semua 𝑣 ∈ 𝑉,maka G mempunyai path Hamilton.

 Teorema : Misalkan G = (V;E) graph tanpa loop dengan |𝑉| = 𝑛 ≥ 3 . Jika


deg(𝑥) + deg(𝑦) ≥ 𝑛 n untuk semua x,y yang tak adjacent, maka G mempunyai
cycle Hamilton.

Akibat : Misalkan G =(V,E) graph tanpa loop dengan |𝑉| = 𝑛 ≥ 3 . Jika


𝑛
deg(𝑦) ≥ 2 untuk semua 𝑣 ∋ 𝑉, maka G mempunyai cycle Hamilton.

3. DEFINISI DASAR GRAPH I


Misalkan V adalah himpunan tak kosong dan berhingga, dan misalkan pula E ⊆ V x V .
Pasangan (V,E) disebut graph berarah (directed graph/digraph) pada V , dimana V disebut
himpunan verteks atau node, dan E disebut himpunan (directed) edge atau arc. Selanjutnya untuk
menyatakan graph seperti ini ditulis G = (V,E). Jika E himpunan edge tak berarah, G = (V,E)
disebut graph tak berarah.

Contoh 1.10 Didefinisikan suatu graph berarah G = (V,E) dengan


V = {a,b,c,d,e}
E = {(a,a),(a,b),(a,d),(b,c)}
Untuk sembarang edge, misalkan e = (x, y), maka e disebut insiden (incident) dengan
verteks x dan y,x disebut adjacent ke y; dan y disebut adjacent dari x: Suatu verteks yang
adjacent ke dirinya sendiri disebut loop. Suatu verteks yang tidak adjacent dengan verteks
apapun termasuk dirinya sendiri disebut verteks terisolasi. Pada Gambar 1.10, edge (a,a) adalah
loop dan verteks e adalah verteks yang terisolasi.

Contoh 1.11 Didefnisikan suatu graph takberarah G = (V,E) dengan


V = {a,b,c,d}
E = {(a,b),(a,d),(b,c)}

Misalkan V himpunan takkosong dan berhingga. Pasangan (V,E) menentukan multigraf G


dengan himpunan verteks V dan himpunan edge E, jika untuk suatu x, y ∈ V , ada dua atau lebih
edge dalam E berbentuk:
 (x, y) untuk multigraph berarah, atau
 {x,y} untuk multigrapah takberarah.

4. DEFINISI DASAR GRAPH II


Perhatikan bahwa pada pedefinisian graph tak berarah edge-nya diberikan dalambentuk
himpunan, misalnya saja {a,b} Sesuai dengan pengertian himpunan, ini berarti urutannya
tidak diperhatikan, sehingga {a,b} = {b,a}.Sedangkan pada pedefinisian graf berarah, edge-
nya menggunakan pasangan terurut, sehingga (a,b) ≠ (b,a).Di dalam diktat ini, jika diberikan
suatu graph G tanpa keterangan apapun (berarah atau tak berarah), maka yang dimaksud
adalah graph tak berarah dan tanpa loop.

Misalkan x dan y (tidak perlu berbeda) adalah verteks di dalam suatu graph takberarah G
= (V,E). Suatu walk x - y di dalam G adalah barisan berhingga (bebas loop)

x = x0,e1,x2, e2….. en-1, xn-1, en,xn = y

dari verteks dan edge (selang-seling) yang diawali dan diakhiri oleh verteks. Panjang
dari suatu walk, dinotasikan dengan n, adalah banyaknya edge yang terdapat di dalam walk
itu.
 Jika n = 0,berati walk tidak memuat edge, maka walk disebut trivial.
 Jika x = y, walk disebut tertutup.
 Jika x ≠ y,walk disebut terbuka
Catatan bahwa bahwa barisan pada definisi walk di atas, verteks dan edge boleh
diulang.

5. KONEKSITAS
 Walk
Lintasan dari satu titik ke titik lain.
Misalnya titik yang menggambarkan rumah dan rusuknya mewakili jalan.
Dari Jakarta ke Bogor, kita bisa membuat banyak walk :
o Jakarta-Jagorawi-Bogor
o Jakarta-Tangerang-Bogor
o Jakarta-Cikampek-Bandung-Bogor
etc.
 Closed Walk
Titik awal sama dengan titik akhir. Misalnya :
o Jakarta-Cikampek-Jakarta
o Jakarta-Jagorawi-Bogor-Tangerang-Bogor-Jagorawi-Jakarta
etc.
 Trail
Walk yang semua rusuknya berlainan, yang di lihat adalah lintasan. Misalnya :
o Jl. Borobudur – Jl. Prambanan – Jl.Mendut
o Jl. Merdeka Barat – Jl. MH Thamrin – Jl.Sudirman
 Path
Walk yang semua titiknya berlainan, yang di lihat adalah titiknya. Misalnya :
o Jakarta-Cikampek-Purwakarta
o Jakarta-Cikampek-Padalarang-Cianjur-Bogor-Jakarta
 Cycle
Path yang tertutup, titik awal sama dengan titik akhir, misalnya :
o Jakarta-Tangerang-Bogor-Jakarta
o Jakarta-Cikampek-Padalarang-Cianjur-Bogor-Jakarta
 Girth
Cycle terpendek dari Cycle-cycle yang dimiliki sebuah graph.misalnya Gambar
1.12 ini (di halaman berikutnya).

 Circumference/Circuit
Cycle terpanjang dari Cycle-cycle yang dimiliki sebuah graph. Contohnya
seperti contoh dihalaman sebelumnya (gambar 1.12), tapi bedanya ada
A,B,C,G,F,E,D,A, dimana punya panjang 7.

Contoh gambar 1.13 :

Buatlah beberapa walk dari graph ini.


1. Walk a - c dengan panjang 5.
2. Trail a - d dengan panjang 5.
3. Sirkuit a - a dengan panjang 6.
4. Path a - c dengan panjang 4.
5. Cycle a - a dengan panjang 5.
Answer : berdasarkan definisinya,ini hasilnya :
1. Walk a – c dengan panjang 5 = {(a,b),(b,d),(d,a),(a,b),(b,c)}
2. Trail a – d dengan panjang 5 = {(a, b),(b,e),(e,c),(c,b),(b,d)}
3. Sirkuit a – a dengan panjang 6 = {(a, b),(b,e),(e,c),(c,b),(b,d),(d,a)}
4. Path a – c dengan panjang 4 = {(a,b),(b,d),(d,e),(e,c)}
5. Cycle a – a dengan panjang 5 = {(a,b),(b,d),(d,e),(e,c),(c,a)}

6. JARAK GRAPH
Jarak antara dua titik adalah walk yang semua titiknya berlainan dan punya lintasan
terpendek. Misalnya, kita akan membuat walk yang titiknya berlainan antara Jakarta ke
Bogor, yaitu :
 Jakarta-Jagorawi-Bogor
 Jakarta-Tangerang-Bogor
 Jakarta-Cikampek-Padalarang-Puncak-Bogor
Dari contoh lintasan ini, kita bisa tahu bahwa yang disebut Jarka itu Jakarta-Jagorawi-
Bogor karena terpendek.
Ada beberapa hal berkaitan dengan jarak :
 Eksentrisitas suatu titik (e(u)) : jarak terpanjang suatu titik terhadap semua titik
dalam sebuah graph, seperti gambar 1.14 ini.

 Jari Jari Graph (r(G)) : eksentrisitas titik terkecil dalam suatu graph.
Dari contoh graph tadi, eksentrisitas titik titiknya adalah sebagai berikut :
e(A) = 4
e(B) = 3
e(C) = 4
e(D) = 4
e(E) = 3
e(F) = 2
e(H) = 3
e(I) = 4
jari jari graph = r(G) = 2
 Diameter Graph (d(G)) : eksentrisitas titik terbesar di graph. Dari contoh graph
tadi, kita bisa tahu bahwa diameter graph (d(G))-nya adalah 4.
 Titik sentral graph : titik titik simpul yang nilai eksentrisitasnya sama dengan
nilai jari jarinya, masih contoh yang sama, jari jari graphnya e(F)=2, berarti titik
sentralnya adalah F.
 Pusat Graph : titik titik yang nilai eksentrisitasnya sama dengan nilai jari-
jarinya.contohnya masih saja sama, jari jari graphnya e(F)=2, berarti pusat
graphnya F.

7. DERAJAT SUATU TITIK


Sebuah titik dalam graph bisa jadi punya 1 atau lebih rusuk yang incident/bertemu
padanya atau tidak satupun rusuk yang incident padanya. Jumlah rusuk yang incident ke
titik yang disebutkan tadi ini disebut Derajat. Titik ganjil itu yang titik derajatnya ganjil,
sementara titik genap itu yang derajatnya genap.

Gambar 1.15 derajat


8. MATRIKS GRAPH
Sebuah graph bisa kita sajikan dalam matriks.
 Matriks Titik (Adjacent Matrix)
 Matriks Rusuk (Edge Matrix)
 Matriks Titik-Rusuk (Adjacent-Edge Matrix)

Gambar 2.1

Gambar 2.2
Cara mengisi elemen elemen matriks (baris itu horizontal,kolom itu vertikal)
 Baris 1 Kolom 1, dari A ke A = 0.
 Baris 1 Kolom 2, A ke B = 1, dua titik ini terhubung oleh 1 rusuk.
 Baris 4 Kolom 4, D ke D = 2, karena punya loop.
 Baris 5 Kolom 6, E ke F = 2, E dan F terhubung oleh e7 dan e8.
 Baris 7 Kolom 1, I ke A = 0, mereka tidak terhubung oleh rusuk manapun.
Matriks rusuknya 11x11 karena punya 11 rusuk.

Di gambar 2.3 ini, Cara mengisi elemen matriksnya, Kalau rusuknya bertemu
dengan rusuk lain berarti 1,kalau tidak, berarti 0.

9. LABELED DIGRAPH
Dalam menggambarkan logika suatu kejadian, graph sering kali diberi label/bobot,
graph ini disebut labeled digraph. Gambar 3.1

Rusuk AF mempunyai bobot 11, dan rusuk AH mempunyai bobot 14, dan
seterusnya. Bobot disini bisa menyatakan jarak, selisih bunga deposito, kecepatan, etc,
tergantung pembuat graph.
Rusuk sebuah graph bisa juga diberi arah untuk menggambarkan logika sebuah
system yang berarah, graph ini disebut digraph, rusuk yang berarah sering kali disebut arc.
Berkaitan dengan digraph, hubungan antar titik dapat dikategorikan menjadi tiga :
 Lemah/weak : kalau arcnya berlawanan.

Gambar 3.2 hubungan antar titik yang weak

 Unilateral : arcnya searah.

Gambar 3.3 hubungan antar titik yang unilateral

 Kuat/strong : arcnya searah dan tertutup.

Gambar 3.4 hubungan antar titik yang strong

Contoh gambar 3.5 :


A,B,C,D bermain tembakan

10. DERAJAT TITIK PADA DIGRAPH


Derajat titik pada diagraph dibagi menjadi Din / In Degree (jumlah rusuk yang
masuk kesebuah titik) dan Dout /Out Degree (jumlah rusuk yang keluar dari sebuah titik).
Sementara titik yang indegreenya = 0 itu disebut asal/source/sumber. Titik yang
outdegreenya = 0 disebut tujuan/sink. Lihat halaman setelahnya.
Gambar 3.6 derajat titik pada digraph
Rumus derajat digraph adalah = d(v) = din(v) + dout(v)

Lemma Jabat Tangan. Yaitu dimana di suatu graph, jumlah simpulnya genap, yaitu
dua kali jumlah sisi pada graph tersebut, dengan kata lain, jika G = (V,E), maka :
∑𝑣∈𝑉 𝑑 (𝑣) = 2|𝐸|
(2|E| ini selalu berjumlah genap)

11. SUBGRAPH, KOMPLEMEN, ISOMORFISMA


Contoh : Misalnya G = (V,E) sembarang graph berarah ataupun tidak. G1 = (V1,E1)
disebut subgraph dari G jika Ø ≠ V1 ⊆ V dan E1 ⊆ E, dimana setiap edge dalam E1
incident/bertemu dengan vertex di dalam V1. Dari definisi ini jelas bahwa G adalah subgraph
dari dirinya sendiri, atau G disebut subgraf trivial dari G.
Gambar 4.1
Misalnya gambar 4.1 ini merepresentasikan Graph G = (V,E), maka
V = {a,b,c,d,e,f.g}
E = {(a,b),(a,c),(b,c),(b,e),(c,d),(d,e),(e,f),(e,g),(f,g)}

Gambar 4.2
Berdasarkan definisinya , G1 = (V1,E1) yang direpresentasikan pada gambar 4.2 ini
merupakan subgraph dari G. dalam hal ini :
V1 = {a,b,c,d,e,f} ⊆ V
E1 = {(a,c),(b,e),(c,d),(d,e),(e,f)} ⊆ E
Subgraph taktrivial dari graph G = (V,E) bisa diperoleh dengan menghapus beberapa
vertex atau edge dari G. maksudnya, misalnya V dan E masing masing adalah {x,y}, {x,y} ini
bisa dihilangkan dari keanggotaan E, tapi tidak terhapus dari keanggotaan V. kalau menghapus
vertex, misalkan ada a, a ini bisa dihapus dari keanggotaan V dan menghapus semua edge yang
incident dengan a dari keanggotaan E.
Gambar 4.3
Pada contoh gambar 4.3, subgraph G1 kalau vertex G, edge {e,g} dan {f,g},dihapus,
berarti tersisa edge {a,b} dan {b,c}.

Gambar 4.4
Contoh berdasarkan gambar 4.4 ini, Misalkan G = (V,E) graph berarah maupun tidak.
Misalkan pula G1 = (V1.E1) subgraph dari G. Jika V1 = V , maka G1 disebut subgraph spanning
dari G.
Dari definisi ini, perhatikan bahwa subgraph spanning G1 diperoleh dari hanya
menghapus beberapa edge (tanpa verteks) di dalam G: Graph pada Gambar 4.5 dibawah
merupakan subgraph spanning dari graf pada Gambar 4.4.

Gambar 4.5

Contoh, Misalkan G adalah graf tak berarah bebas loop dengan n verteks. Komplemen
dari G, dinotasikan Ḡ, adalah subgraph dari Kn yang memuat semua verteks dari G dan semua
edge dari Kn yang tidak termuat dalam G. Jika G = Kn, maka Ḡ hanya mempunyai n verteks
tetapi tidak mempunyai edge sama sekali. Graph seperti ini disebut graf null.
Misalkan G = (V,E) dengan V = {a,b,c,d} dan E = {{a,b} {a,c} {c,d}} Tentukan Ḡ:
Jawab :
Nyatakan Ḡ = (V, Ē).
Karena himpunan semua edge dari K4 Adalah {{a,b},{a,c},{a, d},{b,c},{b,d},{c,d}}
Maka E = {{a,d} {b, c}{b,d}}

Misalkan G1 dan G2 adalah dua graph takberarah. Bisa disebut suatu isomorfisme graph
jika terdapat korespondensi satu satu diantara simpul-simpul keduanya dan antara sisi keduanya
sedemikian sehingga jika sisi e bersisian dengan simpul u dan v di G1, maka sisi e’ yang
berkorespond di G2 juga harus bersisian dengan simpul u’ dan v’ di G2
Kalau definisi ini ada,G1 dan G2 disebut isomorfik.

12. GRAPH BIDANG/PLANAR GRAPH


Sebuah graph bisa dikatakan graph bidang bila rusuk rusuknya terletak pada
bidang datar serta tidak saling berpotongan selain dititiknya. Graph bidang dapat dibuat
di suatu graph sebidang (a planar graph), seperti gambar 5.1 ini.
Gambar 5.1
Graph bidang bisa disebut peta/map, rusuk rusuk graph bidang bisa memisahkan
graph bidang atas wilayah-wilayah/daerah/region, karena wilayah dibatasi oleh rusuk
rusuk, maka wilayah dalam graph bidang bisa dibedakan menurut jumlah rusuk yang
membatasi wilayah tersebut (derajat wilayah).

Gambar 5.2
Misalnya di gambar 5.2, rusuk rusuk di graph bidang di gambar itu membagi
graph atas 8 wilayah, dimana ada r1 sampai r8
r1,r2,r3,r4,r5,r7 berderajat 3
r6 dan r8 berderajat 5

Rumus Rumus Euler :


Jika sebuah peta mempunyai titik sebanyak V dan wilayah sebanyak R, dan
rusuknya sebanyak E, maka petanya bisa memenuhi rumus – rumus Euler berikut :
 V+R–E=2
 ∑ deg(𝑟) = 2 ∑ 𝐸
 E ≤ 3V – 6
e.g. : dari peta di atas (Gambar 5.2) ada E = 14, titik V = 8, dan R=8, sehingga :
 V + R – E = 8 + 8 – 14 =2
 ∑ deg(𝑟) = (3x6) + (5x2) = 18 + 10 = 28
∴ 28 = 2 ∙ 14
 14 ≤ 3 ∙ 8 – 6
14 ≤ 18
Jadi, Peta dari contoh diatas memenuhi rumus Euler.

13. BEBERAPA CONTOH SOAL TERKAIT GRAPH DAN


JAWABAN
1. Apakah graph sederhana yang disajikan oleh pasangan matriks Adjacent berikut
isomorfik? Jelaskan jawaban lalu berikan gambar graphnya!
0 1 0 1 0 1 1 1
1 0 0 1 1 0 0 1]
[0 0 0 1] ; [
1 0 0 1
1 1 1 0 1 1 1 0
ANSWER : dua duanya tidak isomorfik, karena jumlah sisi graf pertama dan graf
kedua tidak sama. Graph pertama G1 punya 4 sisi (hitung jumlah elemen 1 diatas
diagonal utama) dan Graph kedua G2 punya 5 sisi (hitung jumlah elemen 1 diatas
diagonal utama), gambar 6.1 merupakan graph yang bersesuaian dengan matriks
adjacent di atas.

Gambar 6.1 graph yang merepresentasikan kedua matriks no.1


2. Diketahui graph dengan 5 buah simpul, dapatkah kita menggambar graph tersebut
jika derajat masing masing simpul adalah
a) 2,3,1,1,2
b) 2,3,3,4,4

ANSWER :
a) tidak dapat, karena jumlah simpulnya ganjil 2+3+1+1+2 = 9
b) dapat, karena jumlah simpulnya genap 2+3+3+4+4 = 16. Graphnya bisa jadi
bukan graph sederhana.

3. Manakah dari gambar ini yang merupakan graph Transversable, graph Hamilton,
atau graph Euler?

ANSWER :
 Gambar 1 =
{d,h},{h,l},{l,d},{d,c},{c,h},{h,k},{k,c},{c,j},{j,k},{k,b},{b,j},{j,f},{c,b},{b,f},{
f,i},{i,a},{i,e},{e,a} = 18 lintasan = Hamilton (genap tapi tidak tertutup?)
 Gambar 2 =
{a,c},{c,f},{f,h},{h,c},{c,k},{k,f},{f,e},{j,e},{e,b},{b,a},{a,e},{e,d},{d,i},{i,e},{
k,h},{d,a},{i,a},{i,j},{f,j},{k,i},{b,j} = 21 lintasan = Transversable (ganjil)
4. Yang mana dari kedua graph ini yang hubungan antar titiknya lemah, unilateral, dan
kuat?

ANSWER :
Graph (a) merupakan graph yang hubungan titiknya kuat karena searah serta tertutup,
serta graph yang (b) merupakan graph yang hubungan titiknya lemah karena tak
searah.

BIBILIOGRAPHY
Matematika Diskrit Edisi 2;Samuel Wibisono, 2008
Matematika Diskret;Sugi Guritman & Prapto Tri Supriyo, 2004
Matematika Diskrit;Rinaldi Munir, 2010

Anda mungkin juga menyukai