Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

JARINGAN KOMPUTER
SUBNETTING

Disusun Oleh :
NAMA : ALFIAN ARYA
NIM : 425 18 029
KELAS : 1B D4 TKJ

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
D4 TEKNIK KOMPUTER & JARINGAN
2018/2019
PRAKTIKUM 6
SUBNETTING

A. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini, anda diharapkan dapat :


1. Mampu menjelaskan routing dibutuhkan sebuah host untuk berkomunikasi
dengan jaringan yang berbeda
2. Mampu menjelaskan IP sebagai protokol komunikasi yang digunakan untuk
mengidentifikasi satu perangkat pada jaringan
3. Mampu menghitung jumlah alamat host yang tersedia dan menentukan alamat
jaringan dan subnet mask sebuah network

B. Skenario
Pada praktikum ini terdiri ada kegiatan utama yaitu menggunakan simulasi dan
menggunakan computer dan sumber daya yang digunakan untuk menghitung jumlah
network dan menentukan IP address yang akan diimplementasikan. Kegiatan ini
dijabarkan dalam beberapa job yang dapat dikerjakan secara mandiri.
Job 1. Packet Tracer - Subnetting Skenario 1

C. Percobaan
Job 1. Packet Tracer - Subnetting Scenario 1
Topologi
Tujuan
1. Desain Skema IP Address
2. Menentukan IP address pada perangkat jaringan dan memverifikasi koneksi

Latar Belakang
IP address 192.168.100.0/24 diberikan untuk disubnet sesuai kebutuhan pada topologi.
Setiap LAN diberikan alamat yang cukup dalam satu jaringan termasuk 25 perangkat
host, switch dan router.

Sumber Daya yang dibutuhkan


1 PC dengan aplikasi Packet Tracer

Langkah Kerja
Bagian 1. Desain Skema IP Address
Langkah 1: Subnet alamat network 192.168.100.0/24 sesuai kebutuhan pada
topologi

a. Berdasarkan topologi, berapa banyak subnets yang dibutuhkan? 5 Subnet

b. Berapa bits yang harus dipinjamkan ke subnets berdasarkan table topologi? 3


Bit

c. Berapa subnets yang akan dibuat? 8 Subnet

d. Berapa jumlah hostsetiap subnet? 30 Host

e. Hitung nilai bilangan biner untuk 5 subnet pertama.


Net 0: 192 . 168 . 100 . 0 0 0 0 0 0 0 0

Net 1: 192 . 168 . 100 . 0 0 1 0 0 0 0 0

Net 2: 192 . 168 . 100 . 0 1 0 0 0 0 0 0

Net 3: 192 . 168 . 100 . 0 1 1 0 0 0 0 0


Net 4: 192 . 168 . 100 . 1 0 0 0 0 0 0 0
f. Tuliskan bilangan biner and decimal pada subnet mask yang baru.
Biner :11111111.11111111.11111111.11100000

Desimal : 255 . 255 . 255 . 224


g. Isilah Table Subnet, dengan bilangan desimal untuk semua subnets, awal dan
akhir usable host address, dan broadcast address.

Tabel Subnet

Subnet First Usable Host Last Usable Host Broadcast


Subnet Address
Number Address Address Address

0 192.168.100.0 192.168.100.1 192.168.100.30 192.168.100.31

1 192.168.100.32 192.168.100.33 192.168.100.62 192.168.100.63

2 192.168.100.64 192.168.100.65 192.168.100.94 192.168.100.95

3 192.168.100.96 192.168.100.97 192.168.100.126 192.168.100.127

4 192.168.100.128 192.168.100.129 192.168.100.158 192.168.100.159

5 192.168.100.160 192.168.100.161 192.168.100.190 192.168.100.191

6 192.168.100.192 192.168.100.193 192.168.100.222 192.168.100.223

7 192.168.100.224 192.168.100.225 192.168.100.254 192.168.100.255

Langkah 2: Terapkan subnets ke dalam network yang ada pada topologi.


a. Terapkan Subnet 0 to the LAN connected to the GigabitEthernet 0/0 interface of
R1: 192.168.100.0/27
b. Terapkan Subnet 1 to the LAN connected to the GigabitEthernet 0/1 interface of
R1: 192.168.100.32/27
c. Terapkan Subnet 2 to the LAN connected to the GigabitEthernet 0/0 interface of
R2: 192.168.100.64/27
d. Terapkan Subnet 3 to the LAN connected to the GigabitEthernet 0/1 interface of
R2: 192.168.100.96/27
e. Terapkan Subnet 4 to the WAN link between R1 to R2: 192.168.100.128/27

Langkah 3: Documentasikan skema Pengalamatan.


Isilah Tabel Subnet dengan aturan berikut:
a. Assign the first usable IP addresses to R1 for the two LAN links and the WAN
link.
b. Assign the first usable IP addresses to R2 for the LANs links. Assign the last usable
IP address for the WAN link.
c. Assign the second first usable IP addresses to the switches.
d. Assign the last usable IP addresses to the hosts.

Tabel Address

Device Interface IP Address Subnet Mask Default Gateway

G0/0 192.168.100.1 255.255.255.224 N/A

R1 G0/1 192.168.100.33 255.255.255.224 N/A

S0/0/0 192.168.100.129 255.255.255.224 N/A

G0/0 192.168.100.65 255.255.255.224 N/A

R2 G0/1 192.168.100.97 255.255.255.224 N/A

S0/0/0 192.168.100.158 255.255.255.224 N/A

S1 VLAN 1 192.168.100.2 255.255.255.224 192.168.100.1

S2 VLAN 1 192.168.100.34 255.255.255.224 192.168.100.33

S3 VLAN 1 192.168.100.66 255.255.255.224 192.168.100.65

S4 VLAN 1 192.168.100.98 255.255.255.224 192.168.100.97

PC1 NIC 192.168.100.30 255.255.255.224 192.168.100.1

PC2 NIC 192.168.100.62 255.255.255.224 192.168.100.33

PC3 NIC 192.168.100.94 255.255.255.224 192.168.100.65

PC4 NIC 192.168.100.126 255.255.255.224 192.168.100.97


Bagian 2. Menentukan IP address pada perangkat jaringan dan memverifikasi
koneksi
Semua IP addressing siap untuk dikonfigurasi pada network. Implementasikan dengan
langkah berikut:
Langkah 1: Konfigurasi IP addressing pada interface R1 LAN.

Untuk interface G 0/0

Untuk interface G 0/1

Langkah 2: Konfigurasi IP addressing pada S3, termasuk default gateway.


Konfigurasi IP S3 termasuk default gateway

Langkah 3: Konfigurasi IP addressing pada PC4, termasuk default gateway.

Konfigurasi IP PC4 termasuk default gateway

Langkah 4: Verifikasi koneksinya.


Verifikasi koneksi mulai dari R1, S3, and PC4. Ping setiap IP address yang ada
pada tabel Addressing.

R1 Device
a. R1 ke R2

- G 0/0 ( 192.168.100.65 )
- G 0/1 ( 192.168.100.97 )

- S 0/0/0 ( 192.168.100.158 )

b. R1 ke S1,S2,S3, dan S4

- S1 ( 192.168.100.2 )

- S2 ( 192.168.100.34 )

- S3 ( 192.168.100.66 )

- S4 ( 192.168.100.98 )
c. R1 ke PC1,PC2,PC3, dan PC4

- PC1 ( 192.168.100.30 )

- PC2 ( 192.168.100.62 )

- PC3 ( 192.168.100.94 )

- PC4 ( 192.168.100.126 )

S3 Device

a. S3 ke R1 dan R2

- R1 ( G 0/0 : 192.168.100.1 )
- R1 ( G 0/1 : 192.168.100.33 )

- R1 ( S 0/0/0 : 192.168.100.129 )

- R2 ( G 0/0 : 192.168.100.65 )

- R2 ( G 0/1 : 192.168.100.97 )

- R2 ( S 0/0/0 : 192.168.100.158 )

b. S3 ke S1,S2, dan S4

- S1 ( 192.168.100.2 )
- S2 ( 192.168.100.34 )

- S4 ( 192.168.100.98 )

c. S3 ke PC1,PC2,PC3, dan PC4

- PC1 ( 192.168.100.30 )

- PC2 ( 192.168.100.62 )

- PC3 ( 192.168.100.94 )
- PC4 ( 192.168.100.126 )

PC4 Device

a. PC4 ke R1 dan R2

- R1 ( G 0/0 : 192.168.100.1 )

- R1 ( G 0/1 : 192.168.100.33 )
- R1 ( S 0/0/0 : 192.168.100.129 )

- R2 ( G 0/0 : 192.168.100.65 )

- R2 ( G 0/1 : 192.168.100.97 )
- R2 ( S 0/0/0 : 192.168.100.158 )

b. PC4 ke S1,S2,S3, dan S4

- S1 ( 192.168.100.2 )

- S2 ( 192.168.100.34 )
- S3 ( 192.168.100.66 )

- S4 ( 192.168.100.98 )

c. PC4 ke PC1,PC2, dan PC3

- PC1 ( 192.168.100.30 )
- PC2 ( 192.168.100.62 )

- PC3 ( 192.168.100.94 )

- PC4 ( 192.168.100.126 )
D. Analisa

Topologi subnetting yang sistemnya sama dengan yang ada di modul


Topologi di atas adalah topologi yang sama dengan topologi pada modul
praktikum.Perbedaannya adalah terletak pada jumlah perangkat dan jenis interface
yang digunakan.misalnya pada topologi yang ada di modul, menggunakan 2 buah
router dengan 2 buah port dengan interface GigabitEthernet untuk menghubungkan
antar subnet, sedangkan yang di atas menggunakan 1 buah router dengan 4 buah port
dengan interface FastEthernet untuk menghubungkan antar subnet.

Untuk memverivikasi koneksi antar subnet, maka dilakukanlah ping antar


subnet.Sebelum dilakukan ping, setiap interface antar subnet harus diberi default
gateway dengan alamat first ip address dari setiap subnet.Hal ini dilakukan agar dapat
berkomunikasi antar subnet.kemudian pada host dan switch, diberi ip address yang
valid pada setiap interface,pada praktikum diatas saya menggunakan 2 buah PC dan 1
buah Switch dimana pada PC pertama diberi second first ip address dan pada PC kedua
diberi last ip address,sedangkan switch diberi third first ip address.

Setelah semua perangkat telah dikonfigurasi sesuai subnet, maka dilakaukan


ping.pada praktikum yang saya lakukan, saya berhasil melakukan ping antar subnet
misalnya dari PC dari SUBNET 1 ke PC dari SUBNET 2, maka dari itu subnetting
yang saya lakukan berhasil dan siap diimplementasikan.

E. Kesimpulan

Subneting memungkinkan untuk membuat beberapa jaringan dari satu blok


alamat. Subneting dibuat dari satu atau lebih bit host yang dijadikan network portion.
Semakin banyak bit host yang dipinjam semakin banyak subnet yang bisa dibentuk.
Contoh, jika 1 bit host yang dipinjam maka 2 subnet yang bisa dibentuk. Jika 2 bit host
yang dipinjam, 4 subnet yang dapat dibentuk. Sehingga rumus untuk menentukan

jumlah subnet 2n, n adalah jumlah bit host yang dipinjam. Untuk menghitung jumlah

host digunakan 2n-2 dengan n adalah jumlah bit yang tersisa untuk host.Pola subnet
mask sebagai berikut:
00000000 = 0 11111000 = 248
10000000 = 128 11111100 = 252
11000000 = 192 11111110 = 254
11100000 = 224 11111111 = 255
11110000 = 240
Contoh subneting sebagai berikut: Pada alamat 192.168.1.0/24 akan dibuat 3
subnet. Jika bit host yang dipinjam sebanyak 1, maka hanya bisa membentuk 2 subnet.
Jika dipinjam 2 bit, maka bisa membentuk 4 subnet. Karena yang ingin dibuat 3 subnet
maka dipinjam 2 bit host untuk dijadikan bit network portion.
Setiap jaringan dalam jaringan internetwork memiliki jumlah host yang
berbedabeda. Misalnya jumlah host untuk point to point WAN dibatasi maksimum 2
host. Jumlah host dalam suatu jaringan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
jaringan.
Awalnya subneting mengalokasikan jumlah host yang sama pada setiap subnet.
Hal ini akan kurang efisien bila setiap subnet membutuhkan jumlah host yang jauh
berbeda. Subneting bisa diimplementasikan sekalipun kebutuhan jumlah host berbeda
atau dikenal dengan istilah VLSM (Variable Length Subnet Mask).
LAPORAN PRAKTIKUM
JARINGAN KOMPUTER
VLSM

Disusun Oleh :
NAMA : ALFIAN ARYA
NIM : 425 18 029
KELAS : 1B D4 TKJ

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
D4 TEKNIK KOMPUTER & JARINGAN
2018/2019
A. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan modul ini, anda diharapkan dapat :


1. Mampu menjelaskan routing dibutuhkan sebuah host untuk berkomunikasi
dengan jaringan yang berbeda
2. Mampu menjelaskan IP sebagai protokol komunikasi yang digunakan untuk
mengidentifikasi satu perangkat pada jaringan menggunakan metode VLSM
3. Mampu menghitung jumlah alamat host yang tersedia dan menentukan alamat
jaringan dan subnet mask sebuah network

B. Skenario
Variable Length Subnet Mask (VLSM) dirancang untuk menghindari
pemborosan alamat IP. Dengan VLSM, sebuah jaringan di-subnetted dan kemudian di
re-subnetted. Proses ini dapat diulang beberapa kali untuk membuat subnet dari
berbagai ukuran berdasarkan jumlah host yang diperlukan di setiap subnet. Penggunaan
VLSM yang efektif memerlukan perencanaan alamat.
Di lab ini, saya menggunakan alamat jaringan 128.64.32.0/22 untuk
mengembangkan skema alamat untuk jaringan yang ditampilkan dalam diagram
topologi. VLSM digunakan untuk memenuhi persyaratan pengalamatan IPv4. Setelah
Anda merancang skema alamat VLSM, Anda akan mengonfigurasi antarmuka pada
router dengan informasi alamat IP yang sesuai.

C. Percobaan
Job 2. Packet Tracer - Merancang dan Menerapkan Skema Pengalamatan
VLSM
Topologi
Suatu perusahaan mempunyai beberapa departemen dengan kebutuhan host
yang berbeda-beda. Berikut departemen dengan kebutuhan hostnya :

1. Dept A : 120 hosts 390 hosts yang tersisa


2. Dept B : 13 hosts 497 hosts yang tersisa
3. Dept C : 210 hosts 300 hosts yang tersisa
4. Dept D : 26 hosts 484 hosts yang tersisa
5. Dept E : 400 hosts 110 hosts yang tersisa

Penyelesaian :

Dengan adanya masalah seperti di atas, maka dapat diselesaikan


menggunakan metode VLSM. Pertama-tama urutkan departemen yang
memerlukan porsi host paling banyak. Berikut urutannya dengan jumlah bit hosr
dan prefix yang digunakan :

1. Dept E : 400 hosts


✓ 2y-2 ≈ 400

y=9

✓ Prefix = /23
2. Dept C : 210 hosts
✓ 2y-2 ≈ 210

y=8

✓ Prefix = /24
3. Dept A : 120 hosts
✓ 2y-2 ≈ 120

y=7

✓ Prefix = /25
4. Dept D : 26 hosts
✓ 2y-2 ≈ 26

y=5

✓ Prefix = /27
5. Dept B : 13 hosts
✓ 2y-2 ≈ 13

y=4

✓ Prefix = /28

Blok Subnet Network ID First IP Last IP Broadcast Subnet Mask

Dept E 172.16.10.0 172.16.10.1 172.16.11.254 172.16.11.255 255.255.254.0

Dept C 172.16.12.0 172.16.12.1 172.16.12.254 172.16.12.255 255.255.255.0

Dept A 172.16.13.0 172.16.13.1 172.16.13.126 172.16.13.127 255.255.255.128

Dept D 172.16.13.128 172.16.13.129 172.16.13.158 172.16.13.159 255.255.255.224


Dept B 172.16.13.160 172.16.13.161 172.16.13.174 172.16.13.175 255.255.255.240

Tabel Subnet

D. Analisa

Pada topologi di atas terdapat 5 subnet yaitu untuk Dept E yang memerlukan
400 hosts, Dept C yang memerlukan 210 hosts, Dept A yang memerlukan 120 hosts,
Dept D yang memerlukan 26 hosts, dan Dept B yang memerlukan 13 hosts.pada tiap-
tiap subnet memiliki kebutuhan host yang berbeda-beda.

Dengan mengacu pada metode subnetting,sebuah jaringan yang akan disubnet


harus memiliki kebutuan host yang sama besar pada tiap-tiap subnetnya.Jika sebuah
subnet memiliki kebutuhan host yan berbeda-beda,maka metode subnetting tidak tepat
untuk digunakan.Dalam kasus ini,digunakanlah metode VLSM.
VLSM adalah teknik yang memungkinkan administrator jaringan untuk
membagi ruang alamat IP ke subnet yang berbeda ukuran, tidak seperti ukuran
Subnetting. Untuk menyederhanakan VLSM adalah dengan memecah alamat IP ke
subnet (beberapa tingkat) dan mengalokasikan sesuai dengan kebutuhan individu pada
jaringan.

Degan menggunakan metode ini, setiap subnet yang mempunyai kebutuhan


host yang berbeda-beda akan lebih efisien dalam penggunaannya dibandingkan dengan
metode subnetting.

Untuk memverivikasi koneksinya, dapat digunakan tabel subnet dengan


menge-ping host antar subnet yaitu sebagai berikut :
⚫ Dept. A ke Dept. B

⚫ Dept. B ke Dept. C
⚫ Dept. C ke Dept. D

⚫ Dept. D ke Dept. E

⚫ Dept. E ke Dept. A
E. Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa di dapat dari percobaan di atas, adalah dengan
menggunakan VLSM kita bisa lebih memaksimalkan pemakaian host dalam sebuah
subnet.Dengan teknik VLSM juga kita bisa membuat jaringan lebih kecil dan mudah
untuk memanajemennya.

Anda mungkin juga menyukai