Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

JARINGAN KOMPUTER

NAMA : AIDA AMALINDA

NIM : 213020503024

KELAS :B

MODUL : III (BGP (BORDER GATEWAY

PROTOCOL))

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2023
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

JARINGAN KOMPUTER

NAMA : AIDA AMALINDA

NIM : 213020503024

KELAS :B

MODUL : III (BGP (BORDER GATEWAY

PROTOCOL))

KOMPOSISI MAX NILAI


BAB I Tujuan dan Landasan Teori 10
BAB II Pembahasan 60
BAB III Kesimpulan 20
Daftar Pustaka 5
Lampiran 5
Total 100

Penilai
Asisten Praktikum,

Sepri Krisna Perkasa, ST, MTCNA., CPOF


BAB I

TUJUAN DAN LANDASAN TEORI

1.1. Tujuan Praktikum


1.1.1. Mahasiswa/I mampu melakukan konfigurasi routing topologi BGP
dan DHCP.
1.1.2. Mahasiwa/I mampu memahami routing topologi BGP.

1.2. Landasan Teori


1.2.1. DHCP
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol
berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan
penempatan alamat IP dalam satu jaringan. Komputer yang memberikan
alamat IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang
meminta alamat IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian
administrator tidak perlu lagi harus memberikan alamat IP secara manual
pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi
kepada DHCP Server. Pada saat kedua DHCP client dihidupkan, maka
komputer tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk
mendapatkan IP address.
Berikut beberapa jenis DHCP:
a.) DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamatalamat IP yang dapat disewakan
kepada DHCP client.
b.) DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang
diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server.
c.) DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang
diberikan oleh DHCP ke DHCP client.

1.2.2. Routing
Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket
jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya sehingga menjadi rute
tertentu. Untuk melakukan routing dalam suatu jaringan, dibutuhkan
suatu alat yang disebut router. Secara sederhana, router ini merupakan
sebuah komputer yang ditugaskan secara khusus untuk menangani hal-
hal yang terkait dengan proses routing.
Sebuah router memiliki fungsi untuk menghubungkan beberapa
jaringan. Ini berarti bahwa ia memiliki beberapa interface yang masing-
masing memiliki alamat IP yang berbeda jaringan.

1.2.3. BGP
BGP (Border Gateway Protocol) adalah sebuah protokol routing
inter-Autonomous System dan salah satu jenis routing protokol yang
banyak digunakan di ISP besar ataupun perbankan. Fungsi utama sistem
BGP adalah untuk bertukar informasi network yang dapat dijangkau
(reachability) oleh sistem BGP lain, termasuk di dalamnya informasi-
informasi yang terdapat dalam list autonomous system (AS). BGP
berjalan melalui sebuah protokol transport, yaitu TCP.
Terdapat dua jenis-jenis routing BGP, yaitu sebagai berikut:
a.) IBGP (Internal BGP)
Internal BGP atau IBGP adalah sebuah sesi BGP yang terjalin
antara dua router yang menjalankan BGP yang berada dalam satu
hak administrasi, atau dengan kata lain berada dalam satu
autonomous system yang sama. Sesi internal BGP biasanya dibangun
dengan cara membuat sebuah sesi BGP antar-sesama router internal
dengan menggunakan nomor AS yang sama.
b.) EBGP (External BGP)
External BGP atau sering disingkat EBGP berarti sebuah sesi
BGP yang terjadi antar dua router atau lebih yang berbeda
autonomous system-nya atau berbeda hak administratif. Tidak hanya
sekadar beda nomor AS saja, namun benar-benar berbeda
administrasinya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DHCP
Untuk melakukan routing DHCP, pertama-tama diperlukan untuk
mendesain beberapa perangkat seperti yang diminta pada soal. Gambar 2.1.1.
merupakan desain yang terdiri dari 1 Server, 3 Router (Router0, Router1,
Router2), 3 Switch (Switch0, Switch1, Switch2), dan terakhir terdapat 4 PC
(PC0, PC1, PC2, PC3).

Gambar 2.1.1. Desain (Topologi) Project


Setelah itu, diperlukan untuk mendaftar IP address yang harus assign
ke tiap-tiap segment interface Router. Untuk alamat IP, telah tertera pada tabel
soal, jadi hanya diperlukan untuk input saja. Pertama, input pada Router0,
FastEthernet0/0 dengan IP Address 192.168.1.1 dan subnet mask
255.255.255.0.

Gambar 2.1.2. Assign IP Address Router0 (Fa0/0)


Masih pada Router0, input IP Address 10.10.10.1 dan subnet mask
255.255.255.252 pada Serial2/0.

Gambar 2.1.3. Assign IP Address Router0 (Serial2/0)


Input IP Address 10.10.30.1 dan subnet mask 255.255.255.252 pada
Serial3/0, Router0.

Gambar 2.1.4. Assign IP Address Router0 (Serial3/0)


Kemudian, langkah selanjutnya ialah assign alamat IP 192.168.2.1
dan subnet mask 255.255.255.0 pada FastEthernet0/0 milik Router1.

Gambar 2.1.5. Assign IP Address Router1 (FastEthernet0/0)


Masih sama, yaitu pada config Router1. Diperlukan untuk mengatur
alamat IP dengan 10.10.10.2 dan subnet mask 255.255.255.252 pada bagian
Serial2/0.

Gambar 2.1.6. Assign IP Address Router1 (Serial2/0)


Terakhir untuk config Router1. Pada Serial2/0 masukkan alamat IP
10.10.20.1, juga subnet mask 255.255.255.252.

Gambar 2.1.7. Assign IP Address Router1 (Serial3/0)


Config terakhir pada Router2. Masukkan alamat IP 192.168.3.1 dan
subnet mask 255.255.255.0 pada FastEthernet0/0.

Gambar 2.1.8. Assign IP Address Router2 (FastEthernet0/0)


Selanjutnya, untuk Serial2/0 dapat input IP Address 10.10.30.2 dan
subnet mask 255.255.255.252 milik Router2.

Gambar 2.1.9. Assign IP Address Router2 (Serial2/0)


Terakhir, masukkan alamat IP juga subnet mask dengan 10.10.20.2 /
255.255.255.252 pada Serial3/0.

Gambar 2.1.10. Assign IP Address Router2 (Serial3/0)


Setelah berhasil melakukan config alamat IP pada semua router.
Diperlukan untuk mengatur IP address dengan dhcp pada masing-masing
router yang ada sesuai dengan segmen IP. Berikut merupakan konfigurasi di
Router-router pada bagian CLI.
Gambar 2.1.11. Konfigurasi DHCP Router0

Gambar 2.1.12. Konfigurasi DHCP Router1


Gambar 2.1.13. Konfigurasi DHCP Router2
Setelah semua router di-input IP address dan mengaktifkan DHCP
server, Setting dynamic address pada pc yang terhubung pada router dengan
cara mengubahnya dari pilihan static menjadi DHCP (ceklis). Langkah ini
dilakukan kepada semua PC pada jaringan (PC0, PC1, P2, PC3).

Gambar 2.1.14. Setting dynamic address PC0


Untuk melakukan Setting dynamic address ialah dengan klik kanan
PC, masuk pada bagian desktop, lalu pilih IP configuration.
Gambar 2.1.15. Setting dynamic address PC1

Gambar 2.1.16. Setting dynamic address PC2

Gambar 2.1.17. Setting dynamic address PC3


Langkah terakhir pada routing DHCP, ialah melakukan ping atau
mengirimkan teks masing-masing pc kepada router. Pertama, dimulai dari
PC0 kepada Router1, Router2, dan Router3.
Gambar 2.1.18. PING PC0 ke Router1, Router2, Router3

Gambar 2.1.19. Mengirim Pesan PC0 ke Router1, Router2, Router3

Gambar 2.1.20. PING PC1 ke Router1, Router2, Router3


Gambar 2.1.21. Mengirim Pesan PC1 ke Router1, Router2, Router3

Gambar 2.1.22. PING PC2 ke Router1, Router2, Router3

Gambar 2.1.23. Mengirim Pesan PC2 ke Router1, Router2, Router3

Gambar 2.1.24. PING PC3 ke Router1, Router2, Router3


Gambar 2.1.25. Mengirim Pesan PC3 ke Router1, Router2, Router3

2.2. Routing BGP


Masuk pada bagian kedua, yaitu melakukan routing terhadap BGP.
Aturlah IP address interface serial series dari setiap router sesuai daftar IP
address pada soal yang tertera. Berikut melakukan routing pada CLI Router0
dengan interface Serial2/0 10.10.10.1/255.255.255.252 dan Serial3/0
10.10.30.1 / 255.255.255.252.

Gambar 2.2.1. Alamat IP Interface Router0


Selanjutnya, Router1 perlu diatur interface series-nya. Dengan
interface Serial2/0 ialah 10.10.10.2/255.255.255.252, sedangkan untuk
Serial3/0 10.10.20.1/255.255.255.252.

Gambar 2.2.2. Alamat IP Interface Router1


Router terakhir yang perlu diatur interface series ialah Router2. Input
10.10.30.2/255.255.255.252 untuk Serial2/0, dan 10.10.20.2/
255.255.255.252 pada Serial3/0.
Gambar 2.2.3. Alamat IP Interface Router2
Setelah melakukan config pada masing-masing CLI Router,
berikutnya diperlukan untuk memeriksa komunikasi antar Router dengan
melakukan PING antara router satu dengan yang lainnya.

Gambar 2.2.4. PING Router0 ke Router Lain

Gambar 2.2.5. PING Router1 ke Router Lain

Gambar 2.2.6. PING Router2 ke Router Lain


Setelah antar router terhubung selanjutnya adalah melakukan routing
BGP antar router. Untuk konfigurasi ini Router0 diberikan as-number 100.
Setelah itu lakukan routing neighbour dengan memasukan alamat IP dari
router yang saling terhubung. Untuk yang mengarah ke Router1 diberikan
“neighbour 10.10.10.2 remote-as 200” dan yang mengarah ke Router2
diberikan “neighbour 10.10.30.2 remote-as 300”.

Gambar 2.2.7 Routing BGP Router0


Gambar 2.2.8. Routing BGP Router1
Langkah terakhir diminta untuk melakukan PING antara segmen PC.

Gambar 2.2.9. PING PC2 di Router0 ke PC1 di Router1


BAB III
KESIMPULAN

Pada praktikum Modul Ketiga, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk


melakukan konfigurasi routing topologi dapat menggunakan BGP dan DHCP.
Yang mana, DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) sendiri ialah protokol
berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan penempatan
alamat IP dalam satu jaringan. Untuk BGP (Border Gateway Protocol), merupakan
sebuah protokol routing inter-Autonomous System dan salah satu jenis routing
protokol yang banyak digunakan di ISP besar ataupun perbankan.
DAFTAR PUSTAKA

Syarifudin, A. (2019). Jaringan Komputer 3 Konfigurasi DHCP Server.


https://osf.io/vt2g5/download. (Diakses Pada 10 Maret 2023).

Negara, E. S. (2021). Pengenalan Protokol Routing.


http://eprints.binadarma.ac.id/4427/. (Diakses Pada 10 Maret 2023).

Dosen Teknik Informatika dan Asisten Praktikum. Modul Praktikum Jaringan


Komputer, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas
Palangka Raya. (Diakses Pada 10 Maret 2023).
LAMPIRAN

Gambar 2.1.1. Desain (Topologi) Project

Gambar 2.1.2. Assign IP Address Router0 (Fa0/0)

Gambar 2.1.3. Assign IP Address Router0 (Serial2/0)


Gambar 2.1.4. Assign IP Address Router0 (Serial3/0).

Gambar 2.1.5. Assign IP Address Router1 (FastEthernet0/0)

Gambar 2.1.6. Assign IP Address Router1 (Serial2/0)

Gambar 2.1.7. Assign IP Address Router1 (Serial3/0)

Gambar 2.1.8. Assign IP Address Router2 (FastEthernet0/0)


Gambar 2.1.9. Assign IP Address Router2 (Serial2/0)

Gambar 2.1.10. Assign IP Address Router2 (Serial3/0)

Gambar 2.1.11. Konfigurasi DHCP Router0


Gambar 2.1.12. Konfigurasi DHCP Router1

Gambar 2.1.13. Konfigurasi DHCP Router2

Gambar 2.1.14. Setting dynamic address PC0


Gambar 2.1.15. Setting dynamic address PC1

Gambar 2.1.16. Setting dynamic address PC2

Gambar 2.1.17. Setting dynamic address PC3

Gambar 2.1.18. PING PC0 ke Router1, Router2, Router3

Gambar 2.1.19. Mengirim Pesan PC0 ke Router1, Router2, Router3


Gambar 2.1.20. PING PC1 ke Router1, Router2, Router3

Gambar 2.1.21. Mengirim Pesan PC1 ke Router1, Router2, Router3

Gambar 2.1.22. PING PC2 ke Router1, Router2, Router3

Gambar 2.1.23. Mengirim Pesan PC2 ke Router1, Router2, Router3


Gambar 2.1.24. PING PC3 ke Router1, Router2, Router3

Gambar 2.1.25. Mengirim Pesan PC3 ke Router1, Router2, Router3

Gambar 2.2.1. Alamat IP Interface Router0

Gambar 2.2.2. Alamat IP Interface Router1

Gambar 2.2.3. Alamat IP Interface Router2


Gambar 2.2.4. PING Router0 ke Router Lain

Gambar 2.2.5. PING Router1 ke Router Lain

Gambar 2.2.6. PING Router2 ke Router Lain

Gambar 2.2.7 Routing BGP Router0

Gambar 2.2.8. Routing BGP Router1

Gambar 2.2.9. PING PC2 di Router0 ke PC1 di Router1

Anda mungkin juga menyukai