Anda di halaman 1dari 5

EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA KERAJINAN ANYAMAN

BAMBU DI DESA ANTIROGO JEMBER SEBAGAI BAHAN LEMBAR


KERJA SISWA GEOMETRI
Nur Isnaini
Program Studi (S1) Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Jember (UNEJ)
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
email: Nurisnaini326@gmail.com

ABSTRAK
Etnomatematika merupakan sebuh kajian terhadap ide-ide matematika pada masyarakat. Penelitian ini dilakukan di industri
kerajinan anyaman bambu di Desa Antirogo Jember, salah satu perusahaan yang memproduksi berbagai macam produk
kerajinan anyaman bambu. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil eksplorasi etnomatematika pada kerajinan
anyaman bambu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Metode pengumpulan data
yang digunakan yaitu observasi dan wawancara. Subjek penelitian adalah dua orang yang bekerja di tempat kerajinan tangan
anyaman tersebut. Aktivitas dari kerajinan anyaman tersebut mengandung etnomatematika antara lain aktivitas menghitung,
aktivitas mengukur, dan aktivitas mendesain. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kerajinan anyaman bambu jika
dilihat dari sisi bentuk yang dihasilkan menggambarkan bentuk-bentuk model matematika seperti balok, lingkaran, segi empat,
kerucut dan tabung.

Kata Kunci: Etnomatematika, Kerajinan anyaman, Budaya

PENDAHULUAN geometris apa saja yang dibuat oleh pembuat


kerajinan tangan anyaman di desa Antirogo
Pendidikan merupakan hal yang utama
Sumbersari Jember. Oleh karena itu, perlu
yang mutlak dan wajib didapatkan setiap
dilakukan penelitian yang berkaitan dengan
individu, karena pendidikan merupakan peranan
mengidentifikasi hasil kerajinan anyaman bambu
penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan
hias, dengan judul “Eksplorasi Etnomatematika
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
Pada Kerajinan Anyaman Bambu Di Desa
lingkungan. Pendidikan formal dimulai dari
Antirogo Jember Sebagai Bahan Lembar Kerja
jenjang TK, SD, SMP sampai SMA, berdasarkan
Siswa Geometri ”.
kurikulum yang memuat beberapa materi
METODOLOGI PENELITIAN
pelajaran yang salah satunya adalah matematika.
Matematika merupakan ilmu pendukung bagi Pada penelitian ini metode yang digunakan
cabang ilmu lainnya untuk mendapatkan solusi adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
dari berbagai permasalahan yang muncul, selain etnografi. Metode penelitian kualitatif sering
itu matematika sangat berguna dalam kehidupan disebut dengan metode penelitian naturalistik
sehari-hari. Matematika yang berkembang dalam karena penelitiannya dilakukan pada kondisi
masyarakat dan sesuai dengan kebudayaan alamiah (natural setting); disebut juga sebagai
setempat, merupakan pusat proses pembelajaran metode ethnography, karena pada awalnya
dan metode pengajaran [1]. metode ini lebih banyak digunakan untuk
Pengajaran matematika bagi setiap orang penelitian antropologi budaya; disebut sebagai
seharusnya disesuaikan dengan budayanya. metode kualitatif, karena data yang terkumpul
Untuk itu diperlukan keterhubungan antara dan analisisnya lebih bersifat kualitatif [3].
matematika di luar sekolah dengan matematika Malinowski menjelaskan bahwa tujuan dari
sekolah [2]. Budaya akan mempengaruhi etnografi ini adalah memahami sudut pandang
perilaku individu dan mempunyai peran yang penduduk asli, hubungan dengan kehidupan,
besar pada perkembangan pemahaman serta untuk mendapatkan pandangan mengenai
individual, termasuk pembelajaran matematika. dunianya [4].
Di antara wujud kebudayaan masyarakat yang Metode pengumpulan data yang digunakan
dimiliki Kabupaten Jember, salah satunya adalah adalah observasi dan wawancara. Daerah yang
kerajinan anyaman. Menganyam berarti digunakan dalam penelitian ini adalah industri
mengatur bilah atau lembaran-lembaran secara kerajinan Jaya Makmur Desa Antirogo
tindih-menindih dan silang menyilang. Kabupaten Sumbersari, Jawa Timur, Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin Subjek penelitian adalah pengrajin anyaman
mengetahui lebih jelas tentang bangun-bangun yang berdomisili di daerah tersebut. Subjek
penelitian ini sebanyak dua orang yang bekerja bangun datar dan bangun ruang. Artikel ini
di tempat kerajinan tangan anyaman tersebut. mendeskripsikan proses pembuatan kerajinan
Pada penelitian ini dipilih yakni masyarakat di anyaman bambu dan etnomatematika dari
desa Antirogo yang hampir setiap harinya bentuk-bentuk geometris yang dihasilkan
melakukan aktivitas di tempat industri kerajinan kerajinan tangan anyaman bambu.
anyaman tersebut. Keadaan lingkungan di desa Berdasarkan hasil penelitian terhadap
tersebut juga sangat baik untuk di jadikan proses pembuatan prmbuatan kerajinan tangan
sebagai tempat untuk membuat kerajinan tangan anyaman bambu diperoleh etnomatematika yang
anyaman, sehingga kerajinan tangan yang ada meliputi aktivitas menghitung, mengukur, dan
disana cukup bervariasi. mendesain. Etnomatematika yang terlihat pada
Tahap pendahuluan dilakukan dengan cara aktivitas menghitung dapat dikaitkan dengan
menentukan topik, daerah, dan subjek penelitian. penelitian yang dilakukan oleh Ratuanik &
Pada tahap pembuatan instrumen dilakukan Kundre [5]. Aktivitas menghitung yang
pembuatan instrumen observasi dan wawancara. dilakukan oleh Ratuanik & Kundre yakni
Pada tahap pengujian validitas instrumen meliputi menghitung waktu proses pengeringan
dilakukan validasi pada instrumen observasi dan rautan bambu. Pada penelitian ini,
wawancara oleh dua dosen pendidikan etnomatematika muncul saat pengrajin
matematika. Setelah divalidasi, dan pedoman menentukan waktu proses pengeringan bambu
wawancara dinyatakan valid maka dilanjutkan ke dan menentukan jumlah rautan bambu. Pada
tahap berikutnya yakni pengumpulan data. Pada aktivitas ini muncul konsep perbandingan senilai
tahap pengumpulan data dilakukan dengan cara yakni semakin tebal rautan bambu maka semakin
observasi pada pembuatan kerajinan tangan lama proses pengeringannya begitu pula
anyaman bambu dan wawancara dengan sebaliknya jika semakin tipis rautan bambu maka
pembuat kerajinan tangan anyaman bambu. semakin cepat proses pengeringannya.
Penelitian dilakukan hingga memperoleh data Etnomatematika pada aktivitas mengukur
sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tahap muncul di berbagai aktivitas pengrajin anyaman
analisis data dikelompokkan data hasil bambu. Pada aktivitas ini dapat dikaitkan dengan
penelitian, lalu data disusun sesuai fokus kajian penelitian yang dilakukan oleh Ratuanik &
masalah dan tujuan penelitian yaitu mengetahui Kundre [5]. Aktivitas mengukur yang dilakukan
unsur matematika yang terdapat pada pembuatan oleh Ratuanik & Kundre yakni mengukur
dan produk yang dihasilkan dari kerajinan tangan panjang bambu dan tebal/tipisnya rautan bambu.
anyaman bambu. Pada tahap kesimpulan, Pada penelitian ini, etnomatematika pada
peneliti menarik kesimpulan terhadap hasil aktivitas mengukur muncul ketika menyatakan
analisis data yang mengacu pada rumusan ukuran tebal/tipisnya rautan bambu. Aktivitas
masalah. Pada tahap pembuatan lembar kerja mengukur tebal/tipisnya rautan bambu yang
siswa geometri dilakukan penyusunan soal yang dilakukan oleh pengrajin dengan menyatakan
didapat dari pengamatan bentuk-bentuk dalam bentuk satuan milimeter (mm) yaitu 1
geometris proses pembuatan kerajinan tangan mm, 1,5 mm, dan 2 mm.
anyaman bambu. Lembar Kerja Siswa ini Etnomatematika pada aktivitas
ditujukan untuk siswa berdomisili Kabupaten mendesain muncul di berbagai aktivitas
Jember kelas VIII SMP/MTS. pengrajin anyaman bambu. Aktivitas mendesain
HASIL DAN PEMBAHASAN yang dilakukan oleh Ratuanik & Kundre yakni
saat pengrajin menentukan pola anyaman bambu
Berdasarkan hasil observasi terhadap
[5]. Pada penelitian ini, Etnomatematika yang
proses pembuatan serta hasil produk kerajinan
muncul yaitu saat pengrajin membuat pola
tangan anyaman bambu dan wawancara kepada
anyaman bambu dan menentukan bentuk
dua subjek penelitian, terdapat etnomatematika
anyaman bambu itu sendiri khusunya anyaman
yang muncul pada proses pembuatan serta hasil
bambu hias topi, nampan, tempat hantaran, kotak
produk kerajinan tangan anyaman bambu.
tisu, dan rantang.
Etnomatematika yang muncul pada pembuatan
Etnomatematika merupakan jembatan
kerajinan tangan anyaman bambu berdasarkan
matematika dengan budaya, sebagaimana yang
konsep matematika yakni perbandingan senilai
telah dijelaskan sebelumnya bahwa
dan baris bilangan. Etnomatematika yang
etnomatematika mengakui adanya cara-cara
muncul pada produk kerajinan tangan anyaman
berbeda dalam melakukan matematika dalam
bambu berdasarkan konsep matematika yakni
aktivitas masyarakat. Dengan menerapakan d. Mempunyai dua simetri putar dan dua
etnomatematika sebagai suatu pendekatan simetri lipat.
pembelajaran akan sangat memungkinkan suatu
materi yang pelajari terkait dengan budaya
mereka sehingga pemahaman suatu materi oleh
siswa menjadi lebih mudah karena materi
tersebut terkait langsung dengan budaya meraka
yang merupakan aktivitas mereka sehari-hari
dalam bermasyarakat [6]. Tentunya hal ini
membantu guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran untuk dapat memfasilitasi siswa
secara baik dalam memahami suatu materi.
Bentuk bangun datar dan bangun ruang pada
kerajinan anyaman bambu Desa Antirogo adalah
sebagai berikut:
1. Bangun Datar

Selain berbentuk segiempat, bentuk


anyaman bambu juga dapat dimodelkan secara
geometri yaitu konsep lingkaran pada bagian alas
tempat hantaran. Tempat hantaran ini berguna
untuk tempat buah-buahan yang dihias untuk
seserahan pernikahan. Lingkaran merupakan
polygon beraturan yang diperbanyak n sisinya
sangat besar sehingga semua titik pada bangun
tersebut akan berjarak sama dari suatu titik
tertentu yang disebut sebagai pusat. Jarak titik
pusat ke tepi lingkaran memiliki ukuran panjang
yang sama disebut jari-jari (r). Lingkaran
memiliki sumbu simetri yang tak terhingga dan
satu putaran penuh sebesar 360°.
2. Bangun Ruang

Nampan digunakan masyarakat untuk


menyajikan makanan maupun minuman.
Nampan di atas berbentuk bangun datar yang
memilik empat sisi. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat konsep persegi panjang pada bagian
alasnya. Adapun sifat-sifat persegi panjang yang
dapat ditemukan pada pemodelan sesuai gambar
yaitu sebagai berikut: Selain berguna untuk menyimpan tisu, kotak tisu
a. Sisi yang berhadapan memiliki ukuran ini juga memiliki nilai estetika untuk digunakan
yang sama panjang sebagai hiasan di rumah. Kotak tisu berbentuk
mA  mB  mC  mD  90 bangun ruang yang memiliki enam sisi.
b.
AO  BO  CO  DO  AC  BD Berdasarkan analisis bahwa terdapat konsep
c. balok yang memiliki sifat diantaranya:
a. Sisi-sisi balok berbentuk persegi panjang.
b. Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki
ukuran sama panjang.
c. Setiap diagonal bidang pada sisi yang
berhadapan memiliki ukuran sama
panjang.
d. Setiap diagonal ruang pada balok
memiliki ukuran sama panjang.
e. Setiap bidang diagonal pada balok
memiliki
bentuk
persegi
panjang.
Topi dari anyaman bambu biasanya digunakan
masyarakat untuk berkebun ataupun bertani.
Topi ini berfungsi sebagai peneduh dari hujan
dan terik matahari. Selain berbentuk balok dan
tabung bentuk topi hasil dari kerajinan anyaman
bambu juga dapat dimodelkan secara geometri
yaitu kerucut. Adapun sifat-sifat kerucut yang
dapat ditemukan pada pemodelan sesuai gambar
yaitu sebagai berikut:
a. Memiliki 1 sisi alas berbentuk lingkaran
dan 1 sisi berbentuk bidang lengkung
(selimut kerucut).
b. Memiliki 1 rusuk lengkung.
c. Tidak memiliki titik sudut.
d. Memiliki 1 titik puncak
Mengidentifikasi bentuk-bentuk anyaman
bambu merupakan salah satu bukti penerapan
etnomatematika dalam pembelajaran matematika
terkait materi bangun datar dan bangun ruang.
Contoh bangun datar dari penelitian ini
Selanjutnya terdapat kerajinan anyaman bambu diantaranya nampan dan tempat hantaran.
yang biasa disebut rantang. Rantang berguna Sedangkan contoh bangun ruang diantaranya
untuk menyimpan makanan dan sangat cocok topi, kotak tisu, dan rantang makanan. Hal ini
digunakan saat piknik maupun berpergian. menunjukkan bahwa anyaman bambu dapat
Rantang makanan ini berbentuk silinder. Silinder digunakan sebagai pembelajaran matematika.
adalah nama lain dari tabung. Adapun sifat-sifat Pembelajaran matematika yang berbasis budaya
tabung yang dapat ditemukan pada pemodelan yang sering disebut etnomatematika.
sesuai gambar yaitu sebagai berikut: KESIMPULAN
a. Tabung bagian alas dan bagian atas
Berdasarkan hasil analisis dan
berbentuk lingkaran dan besarnya sama.
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
b. Memiliki 3 sisi yaitu alas, atap dan
etnomatematika pada aktivitas membuat
bagian selimutnya.
kerajinan tangan anyaman bambu yang
c. Tidak memiliki titik sudut.
dilakukan pengrajin anyaman bambu di desa
d. Tabung memiliki 2 buah rusuk yaitu yang
Antirogo. Etnomatematika pada aktivitas
melingkari alas dan atasnya.
menghitung muncul saat pengrajin menentukan
waktu pada proses pengeringan bambu dan
menentukan jumlah rautan bambu yang akan
digunakan untuk membuat kerajinan tangan
anyaman. Etnomatematika pada aktivitas
mengukur muncul saat pengrajin anyaman
bambu menentukan jenis bambu dan
menentukan tebal/tipisnya rautan bambu.
Etnomatematika pada aktivitas mendesain [1] Winataputra, U. S. (1993). Strategi Belajar
muncul saat pengrajin membuat pola anyaman Mengajar Matematika. Jakarta: Universitas
bambu. pembelajaran matematika tidak sekedar terbuka.
hanya tentang rumus maupun teori melainkan [2] D'Ambrosio, U. (2004). Peace, social justice
dengan lingkungan sekitar yang dapat dilakukan and ethnomathematics The Montana
melalui kerajinan anyaman bambu. Konsep- Mathematics Enthusiast. ISSN 1552-3440,
konsep matematika yang terdapat pada anyaman Monograph 1 , 25-34.
kebanyakan mengandung unsur geometri. [3] Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian
Eksplorasi etnomatematika pada kerajinan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
anyaman bambu ini dapat dijadikan ide alternatif [4] Ulum, B. B. (2017). Etnomatematika
pembelajaran matematika di luar kelas serta Pasuruan : Eksplorasi Geometri Untuk
dijadikan bahan rujukan pemecahan masalah Sekolah Dasar Pada Motif Batik Pasedahan
matematika kontekstual. Suropati. Seminar Nasional Integrasi
UCAPAN TERIMAKASIH Matematika Dan Nilai Islam , 70-78.
[5] Ratuanik, M. K. (2010). Pemanfaatan
Artikel ini disusun untuk memenuhi etnomatematika kerajinan tangan anyaman
tugas Ujian Akhir Semester genap tahun ajaran masyarakat Maluku Tenggara Barat dalam
2018/2019 pada mata kuliah English for Writing pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional
and Teaching Geometri, Program Studi Etnomatnesia , 416-423.
Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan [6] Wijaya, A. N. (2015). Identifikasi Bentuk-
Ilmu Pendidikan, Universitas Jember. Penulis Bentuk Anyaman Bambu Masyarakat
mengucapkan terima kasih kepada Bapak David Kabupaten Kerinci dalam Pembelajaran
Imamyartha, S.Pd., M.Pd dan Bapak Dr. Erfan Matematika pada Materi Bangun Datar dan
Yudianto, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu. Bangun Ruang. Prosiding semnas Mat-Pmat
DAFTAR PUSTAKA STKIP Sumatera Barat , 135.

Anda mungkin juga menyukai