Anda di halaman 1dari 8

EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA ANYAMAN BAMBU

Rani Suciati1), Anggun Badu Kusuma2)


1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
email : ranisuciati@ymail.com
2
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
email : anggun.badu@gmail.com

Abstrak
Etnomatematika sering disebut sebagai pembelajaran yang berbasis budaya. Di Indonesia
kebudayaan beraneka ragam salah satunya yaitu dari kerajinan anyaman. Kerajinan anyaman
merupakan budaya dimana di dalamnya terdapat unsur matematika. Adapun, tujuan dari penulisan
ini adalah untuk mengetahui unsur matematika apa saja yang terdapat pada anyaman bambu dan
melihat ciri khas budaya dari masing-masing daerah. Metode yang digunakan penulis dalam
penulisan makalah ini adalah studi pustaka melalui literatur buku-buku yang relevan serta dari
berbagai media lainnya terutama internet. Berdasarkan penulisan ini dapat disimpulkan bahwa dari
empat daerah terdapat perbedaan ciri khas dalam pembuatan anyaman dua dimensi dan tiga dimensi.

Kata kunci : Etnomatematika, Kerajinan Anyaman.


1. PENDAHULUAN kalah dari Bali dan Maluku Tenggara Barat, di
Indonesia merupakan negara yang Kampung Naga juga terdapat kerajinan yang
memiliki banyak pulau dan terdiri dari 33 terbuat dari bambu yaitu berupa anyaman
provinsi. Setiap provinsi terdiri dari beragam dimana kerajinan tersebut dibuat untuk
suku dimana masing-masing suku memiliki peralatan rumah tangga (Ipah & Eko 2015). Di
keanekaragaman budaya tersendiri (Isnaini, Pulau Kalimantan khususnya suku Dayak juga
Lailan 2019). Selain memiliki memiliki kerajinan budaya berupa anyaman
keanekaragaman budaya, tiap daerah memiliki dengan berbagai jenis bahan baku, dari
kerajinan tangan yang berbeda, salah satu bamboo, rotan, keladi air . sampai enceng
bentuk kerajinan tangan tersebut yaitu gondok yang memiliki pola-pola atau motif-
mengayam (Suria, Ozi dkk 2014). motif unik pada produk-produknya (Hartoyo,
Menganyam adalah teknik menghubungkan Agung 2012).
dua atau lebih benda atau bahan untuk P.Sopamena & R.Yapono 2016
mengayam dengan cara saling menyilangkan mengungkapkan “belajar matematika
sehingga tidak saling lepas (Anandhita, Gustav bukan hanya tentang mendapatkan dan
2017). Kerajinan anyaman ini dapat terbuat menguasai komputasi dan teknik
dari berbagai macam tumbuhan, diantaranya pemecahan masalah, atau semata-mata
rotan, bambu, pandan, dan masih banyak lagi.
tentang pemahaman definisi, argumen dan
Motif dari kerajinan anyaman tiap daerah
berbeda-beda nama dan maknanya. Kegunaan bukti”. Pendidikan dan kebudayaan
anyaman pada mulanya untuk membuat merupakan bagian yang tidak dapat
peralatan sehari-hari. Namun, pada saat ini dipisahkan, keduanya saling mendukung
kerajinan anyaman dapat dibuat untuk dan menguatkan (Aprilianti, Indri dkk
cinderamata, contohnya tas, topi, kipas, dan 2019). Nur Prabawati, Mega 2016
sebagainya. mengungkapkan “matematika dianggap
Kerajian Anyaman di berbagai daerah sebagai sesuatu yang netral dan terbebas
tentulah memiliki ciri khas tersendiri. dari budaya (culturraly-free)”. Masyarakat
Anyaman di Bali mempunyai beragam bentuk sering tidak menyadari bahwa mereka
yang unik dan juga menggunakan bahan-bahan telah menggunakan matematika di dalam
yang mudah diperoleh (Isnaini, Lailan 2019).
kebudayaan. Matematika yang terdapat
Selain itu, di Maluku Tengara Barat terdapat
kerajinan anyaman dimana bahan untuk dalam suatu kebudaaan tertentu dikenal
anyaman antara lain daun pandan, bambu, dengan istilah Etnomatematika. Kadek dan
rotan, pelepah daun pisang, akar enau, daun I Gusti 2018 mengungkapkan
lontar, dan lain-lain (Ratuanik, Mesak). Tak “Etnomatematika merupakan matematika
Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 252
yang muncul sebagai akibat pengaruh daun yang memiliki serat seperti eceng gondok
kegiatan yang ada di lingkungan yang dan daun pandan (Isnaini, Lailan 2019). Bahan
dipengaruhi oleh budaya”. untuk membuat anyaman bermacam-macam
Etnomatematika adalah berbagai hasil seperti rotan, bambu , daun pandan, dan
aktivitas matematika yang dimiliki atau sebagainya. Bahan yang berpotensi untuk
membuat anyaman yaitu rotan dan bambu.
berkembang di masyarakat, meliputi Mengayam merupakan teknik menyilangkan
konsep-konsep matematika yang terdapat atau menumpang tindihkan bahan sebagai
pada peninggalan sejarah dan kerajinan dasar mengayam dengan bahan yang
tangan berupa candi dan prasasti, gerabah dimasukkan untuk mengayam. Sebelum itu,
dan peralatan tradisional, satuan lokal, bahan-bahan untuk mengayam dikeringkan
motif kain batik dan bordir, permainan terlebih dahulu. Pola mengayam tiap daerah
tradisional, serta pola pemukiman relatif sama. Seiring berjalan waktu, kegunaan
masyarakat (Moh.Zayyadi 2017). anyaman yang awalnya hanya untuk
Etnomatematika merupakan representasi memenuhi alat rumah tangga sekarang dapat
kompleks dan dinamis yang digunakan berbagai macam seperti
menggambarkan pengaruh kultural cinderamata, tas, fashion , dan lain sebagainya.
Matematika tumbuh dan berkembang
penggunaan matematika dalam aplikasinya bukan hanya dalam teori saja, tetapi
(Hartoyo, Agung 2012). Dari berbagai matematika dapat ditemukan dalam
pengertian tentang etnomatematika, pada kebudayaan. Kehadiran matematika yang
kerajinan anyaman terdapat pula unsur bernuansa budaya akan memberikan
matematika seperti bentuk motif anyaman, konstribusi yang sangat besar terhadap
dan lain sebagianya. Etnomatematika yang pembelajaran matematika, karena pendidikan
ada pada kerajinan anyaman ini dapat formal merupakan institusi sosial yang berbeda
dimanfaatkan dalam pembelajaran sebagai dengan yang lain sehingga memungkinkan
sumber belajar dan dapat membuat terjadinya sosialisasi antar budaya
pembelajaran lebih menyenangkan (Moh.Zayyadi 2017). Istilah ini sering
(Isnaini, Lailan 2019). dinamakan Etnomatematika. Menurut
D’Ambrosio (1985) etnomatematika secara
Berdasarkan latar belakang diatas, istilah adalah matematika yang dipraktekkan
rumusan masalahnya adalah : (1) diantara kelompok budaya yang diidentifikasi,
Bagaimana pemanfaatan etnomatematika seperti masyarakat suku bangsa, kelompok
kerajian anyaman Bali pada pembelajaran buruh, anak-anak dari kelompok usia tertentu,
?; (2) Bagaimana pemanfaatan kerajinan kelas professional, dan sebagainya.
tangan anyaman Maluku Tenggara Barat Berdasarkan pengertian di atas, jelas bahwa
pada pembelajaran ?; (3) Bagiamana matematika tidak hanya sekedar tentang rumus
ragam motif pada kerajinan anyaman melainkan dapat dilihat dari budaya yang ada.
Dayak ?; (4) Bagaimana pemanfaatan Pembelajaran matematika dengan melibatkan
kerajinan anyaman pada aktivitas budaya unsur budaya akan membuat siswa lebih
Kampung Naga yang berbau matematika ?. tertantang, antusias dan tidak membosankan.
Tujuan artikel ini untuk mengetahui unsur
matematika apa saja yang terdapat pada
anyaman bambu dan melihat ciri khas 3. METODE PENELITIAN
budaya dari masing-masing daerah. Artikel ini ditulis dengan menggunakan
metode studi pustaka yang merupakan telaah
dari literatur dengan sumber dari perpustakaan,
2. KAJIAN LITERATUR DAN
penelitian, jurnal yang ada hubungannya
PENGEMBANGAN HIPOTESIS dengan etnomathematika pada anyaman
Kerajinan anyaman merupakan kerajinan bambu. Teknik analisis data dengan
tradisional yang sudah ada sejak zaman nenek merangkum, menyajikan data, dan
moyang hingga saat ini. Seni anyaman memberikan kesimpulan.
merupakan seni merajut yang biasanya
menggunakan bahan dari bambu, rotan, daun- 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 253


Kerajinan anyaman sudah ada sejak Lampid
zaman nenek moyang dan sampai sekarang
masih ada. Tiap daerah memiliki kerajinan
anyaman yang berbeda-beda. Di bawah ini
akan dikupas kerajian anyaman dari berbagai
daerah.
a. Kerajinan Anyaman Bali
Salah satu hasil kreativitas manusia adalah
menciptakan sesuatu sesuai dengan
kebutuhannya dengan menggunakan Sok Asi
tangannya sendiri sehingga manusia mendapat
pengalaman dari tangannya tersebut (Kadek & Di Bali khususnya, terdapat beberapa kerajinan
I Gusti 2014). Dengan pengalaman yang anyaman yang sering digunakan masyarakat
diperoleh, manusia dapat memiliki untuk keperluan seharihari seperti sok, tempeh,
ketrampilan sesuai dengan dirinya. bodag, tikeh flase, dan lain-lain. Secara umum,
Ketrampilan mengayam dapat dilakukan oleh kerajinan ini memiliki pola anyaman yang
semua orang. Akan tetapi kerajian hasil hampir sama dan sederhana, kecuali sok asi
anyaman, motif dan teknik mengayam kini telah memiliki berbagai pola dengan
bergantung dari tangan si pengayam. Seni warna yang beraneka ragam serta dengan
menganyam atau disebut seni merajut adalah bahan yang beraneka pula. Pada beberapa
salah satu bentuk seni kriya (Isnaini, Lailan kerajinan anyaman Bali seperti sok asi, sok,
2019). Beberapa pengrajin anyaman di Bali lampid, bodag, tempeh, tikeh sanggah,
bisa ditemukan di daerah Bangli, Bone, klabang, capil, bedeg, dll dimana terdapat
Tigawasa, dan lain-lain (Isnaini, Lailan 2019). unsur matematika. Desain anyaman yang baik
Sebagian besar produk yang dibuat merupakan dapat dibuat dengan menyusun beberapa
kerajinan anyaman yang sering dikonsumsi bentuk bangun, pola dan menggunakan
masyarakat Bali untuk kebutuhan sehari-hari komposisi warna-warna yang menarik. Di
(Isnaini, Lailan 2019). Beberapa kerajinan bawah ini dapat dilihat tabel 1.
anyaman itu antara lain sok asi, sok, lampid, Tabel 1. Jenis-jenis Anyaman Bali
bodag, tempeh, tikeh sanggah, tikeh flase, No Nama
capil, bedeg, dan lain-lain (Isnaini, Lailan 1.
2019). Sedangkan yang terbuat dari bambu
seperti sok asi, sok, lampid, bodag, tempeh,
capil, dan bedeg.

Adapun beberapa contoh gambar


kerajinan anyaman di Bali
Nama :Tempeh
Bentuk : Lingkaran,
tidak memiliki titik
sudut dan besar
sudutnya 3600.
2.
Tempeh

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 254


Nama :Lampid Berdasarkan gambar yang warna biru
terlihat jelas bahwa pola anyamannya
Bentuk : Segiempat,
yaitu persegi panjang yang disusun
besarnya sudut 360o, dengan tumpang tindih.
Pada anyaman Bali unsur matematika yag
memiliki 4 sisi dan 4
terkandung yaitu bangun ruang, bangun
titik sudut. datar, garis vertikal, garis horizontal, garis
sejajar, garis tegak lurus, dan sudut siku-
3. siku. Aplikasi dalam soal matematika
yaitu :

Di bawah ini terdapat pola


anyaman, tentukan mana
yang merupakan garis
Nama :Sok
vertika, garis horizontal,
Bentuk : Balok tanpa
garis sejajar, garis tegak
tutup
lurus dan sudut siku-siku!

4.

Nama : Bodag
Bentuk : Balok tanpa
b. Kerajinan Anyaman Maluku Tenggara
tutup Barat
5. Di Maluku Tenggara Barat kerajinan
anyaman tidak jauh berbeda dengan yang
di Bali. Hanya saja penamaan dari
bendanya yang berbeda di tiap daerah.
Bahan baku untuk membuat anyaman di
Maluku Tenggara Barat yaitu
menggunakan bambu maupun lontar.
Kerajinan anyamannya masih digunakan
untuk keperluan sehari-hari, untuk
Nama : Capil contohnya dapat dilihat pada tabel 2.
Bentuk : Kerucut

Berdasarkan kelima jenis anyaman bali


memiliki konsep yang sama pada model
anyamannya yaitu :
Tabel 2. Kerajinana Anyaman
Maluku Tenggara Barat
No Nama
1.

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 255


salah satu contohnya dibuat contoh soal
yang mewakili anyaman di atas.
Contoh soalnya yaitu sebagai berikut :

Nama : Bakul ( boti )


Tanimbar
Bentuk : Tabung dengan
bentuk tutup dan alasnya
memiliki diameter berbeda. Perhatikan gambar di atas.
Kegunaan : Untuk berkebun Toni akan membuat lipin
atau bertani. dengan luas 3.850 cm2. Berapa
2. jari-jarinya lipin tersebut ?

c. Kerajinan Anyaman Dayak


Suku Dayak merupakan suku yang masih
kental budaya zaman dahulu. Terkenal dengan
kerajinan patung dan benda seni lainnya yang
menjadi kekhasan suku yang memiliki makna
dan tujuan tertentu (Hartoyo, Agung 2012).
Selain itu, terdapat pula kerajinan tangan yang
lain seperti anyaman yang terbuat dari
Nama : Topi (topye) Tanimbar berbagai jenis bahan baku, dari bamboo, rotan,
Bentuk : Kerucut keladi air . sampai enceng gondok yang
Kegunaan : Untuk berkebun
memiliki pola-pola atau motif-motif unik pada
atau melaut
produk-produknya (Hartoyo, Agung 2012).
Motif-motif yang terdapat pada anyaman di
suku Dayak mengandung unsur matematika.
Penjelasan tentang motif-motif pada anyaman
suku Dayak terdapat pada tabel 3.
3.
Tabel 3. Motif-motif Anyaman Suku
Dayak
No Nama Motif
1. Nama : Siluk Langit

Benda : Tikar

Makna: Mengingatkan
Nama : Nyiru (lipin) Tanimbar kepada manusia agar tidak
Bentuk : Lingkaran sombong atas kepandaian
Kegunaan : Untuk maupun kekayaan yang
membersihkan padi dari beras
dimiliki karena di atas
kehebatan manusia masih
ada langit yang
Berdasarkan Tabel 2 terdapat unsur kedudukan tetap lebih
matematika pada anyaman di atas yaitu tinggi.
bangun ruang dan lingkaran. Oleh karena
itu, dapat digunakan untuk pembelajaran,

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 256


Konsep : Segi delapan alam.
beraturan
2. Nama : Ati Lang Konsep : Persegi
6. Nama : Angkong
Benda : Tikar
Benda : Topi
Makna : Agar tidak mudah
menyerah untuk Makna : Segala sesuatu
menghadapi segala harus
kesulitan hidup dan tetap dimulai dari awal dan
tegar. dipelajari secara bertahap
sedikit demi sedikit.
Konsep : Belah ketupat
3. Nama : Sulau Konsep : Segitiga sama
Benda : Topi sisi
Makna: Ketulusan dan
kesucian/keterbukaan 7. Nama : Bulan
dalam menerima setiap
perbedaan yang ada, baik Benda : Topi, tikar sesaji
masalah sosial maupun
keagamaan dan manusia Makna : Manusia atau
bertanggung jawab dalam sesuatu
penciptaan perdamaian di yang begitu dihargai,
antara sesamanya. dihormati ataupun disukai
oleh setiap orang karena
Konsep : Lingkaran sifatnya yang
menyenangkan
dan kehadiran selalu
4. Nama : Berangan Lang memberi manfaat kepada
orang lain.
Benda : Topi, tikar sesaji,
juah atau bakul Konsep : Segi delapan
Makna : Untuk beraturan.
mendapatakan sesuatu
yang baik dan enak tidak
selalu tersedia dengan
sendirinya, tetapi Berdasarkan tabel di atas, unsur
biasanya memerlukan matematika yang terdapat pada motif anyaman
usaha keras, berhati-hati, Suku Dayak yaitu tentang bangun datar dan
penuh pertimbangan dan lingkaran. Bangun datar merupakan materi
seringkali memerlukan yang terdapat di Sekolah Dasar dan merupakan
pengorbanan. dasar dari materi bangun ruang sisi datar yang
diajarkan di tingkat SMP. Lingkaran juga
Konsep : Layang-layang merupakan materi yang terdapat di SD dan
merupakan dasar dari materi bangun ruang sisi
5. Nama : Bunga Tekembai lengkung. Selain itu, juga mempelajari bangun
yang bentuknya beraturan atau tidak
Benda : Topi beraturan.
d. Kerajinan Anyaman Kampung Naga
Makna : Manusia
diingatkan untuk saling Anyaman bambu di Kampung Naga
berbagi–saling memberi, memiliki bentuk yang bermacam-macam. Ada
baik terhadap sesama yang berbentuk bangun datar maupun bangun
maupun terhadap ruang. Kipas merupakan salah satu contoh
yang berbentuk dua dimensi. Untuk yang tiga
Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 257
dimensi contohnya kukusan. Kerajinan menyebutkan kerajinan anyaman yang
anyaman di Kampug Naga masih digunakan berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi.
untuk perabot rumah tangga. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4. 5. KESIMPULAN
Tabel 4. Jenis-jenis Anyaman Berdasarkan uraian di atas, dapat
dismpulkan bahwa pembelajaran matematika
Kampung Naga tidak sekedar hanya tentang rumus maupun
No Nama teori melainkan dengan lingkungan sekitar
1. yang dapat dilakukan melalui kerajiana
anyaman bambu. Konsep-konsep matematika
yang terdapat pada anyaman kebanyakan
mengandung unsur geometri. Bentuk anyaman
ada yang dua dimensi maupun tiga dimensi.
Untuk yang dua dimensi berbentuk bangun
datar, salah satu contohnya yaitu hihid.
Sedangkan untuk yang tiga dimensi berbentuk
bangun ruang, salah satu contohnya yaitu
Nama : Nyiru kukusan / aseupan. Hal ini menunjukkan
Bentuk : Lingkaran bahwa anyaman bambu dapat digunakan
Kegunaan : Menampi Beras sebagai pembelajaran matematika.
2. Pembelajaran matematika yang berbasis
budaya yang sering disebut etnomatematika.

6. REFERENSI
Puspadewi, K. R. dan Putra, I. G. N. N. 2014.
Etnomatematika dibalik Kerajinan
Anyaman Bali. Jurnal matematika. 4 (2),
81-88.
Nama : Aseupan Puspadewi, K. R. dan Arya, I. G. A. P. 2018.
Bentuk : Kerucut yang Analisis Etnomatematika Jejahitan Bali
ditempelkan pada sebuah ring dari dalam Pembelajaran Bangun Datar.
bambu yang berbentuk lingkaran Jurnal Bakto Saraswati. 7 (2), 146.
Kegunaan : Mengukus nasi atau
makanan lain di atas tungku. Aprilianti, I., Sunardi.,Yudianti, E. 2019.
3. Etnomatematika pada Aktivitas Petani
Kakao Desa Temuasri Sempu
Banyuwangi sebagai Bahan Ajar Siswa.
Saintifika. 21 (1), 1. Sopamena, P. dan
Yapono, R. 2016. Etnomatematika
Masyarakat Maluku Tengah dan Kota
Nama : Hihid Ambon: Pemikiran Matematika Dalam
Bentuk : Segi empat pada gagang Multikultural. Jurnal Matematika dan
yang panjang dan dijepit oleh Pembelajarannya. 2 (2), 2.
rangka yang berbentuk segitiga.
Kegunaan : Untuk mengipasi nasi Hartoyo, Agung. 2012. Eksplorasi
yang telah matang dan siap Etnomatematika Pada Budaya
didinginkan supaya awet dan Masyarakat Dayak
lebih enak dimakan.
Perbatasan Indonesia-Malaysia Kabupaten
Berdasarkan tabel di atas terdapat unsur Sanggau Kalbar. Jurnal Penelitian
matematika yaitu bangun datar dan bangun Pendidikan. 13(1), 14-21.
ruang. Oleh sebab itu, dapat digunakan dalam
pembelajaran. Misalkan siswa disuruh Prabawati, M. N. 2016. Etnomatematika
Masyarakat Pengrajin Anyaman

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 258


Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Isnaini, Lailan. 2019. Kerajinan Tenunan
Jurnal Ilmiah Program Studi Anyaman Bali Terdapat Unsur
Matematika STKIP Siliwangi Bandung. Etnomatematika. Jurnal MathEducation
5(1), 25. Nusantara. 2(1), 28-34.

Zayyadi, Moh. 2017. Eksplorasi


Etnomatematika Pada Batik Madura.
Muzdalipah, I. Dan Yulianto, E. 2015. Jurnal Σigma. 2(2), 35-38.
Pengembangan Desain Pembelajaran
Matematika untuk Siswa Sd Berbasis D’Ambrosio, Ubiratan.
Aktivitas Budaya dan Permainan 1985.Ethnomathematics And It’c Place
Tradisional Masyarakat Kampung In The History And Pedagogy Of
Naga. Jurnal Siliwangi. 1(1), 67. Mathematics. For the Learning of
Mathematics, 5(1), 44-48.

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 259

Anda mungkin juga menyukai