Anda di halaman 1dari 12

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADAAN BARANG PADA

PT. BUDI BAKTI SAMARINDA


Oleh:

Eries Sulis Tiowati


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA
Email : netqq19@gmail.com

Eries Sulis Tiowati, Faculty of Economics, University of Samarinda August 17, 1945, "Internal
Control System Procurement at PT. Budi Bakti Samarinda", led by Mr. LCA.Robin Jonathan and Mr. Adi
Suroso.
The success of a company is only Able to Be Achieved with good management, the which is
capable of sustaining kontunuitas management company by gaining maximum profit in accordance with
the company's goals in general. In the field of construction procurement is a project with a range of abuses,
so here the company conducts internal controls in order to gain efficiency and effectiveness.
Research conducted on procurement internal control at PT. Budi Bakti Samarinda, using
questionnaires to the COSO internal control framework Refers to an element - an element of internal
control. The test results Showed that of the element - the element of internal control in accordance with
the COSO framework, the elements of the control environment, risk determination, control activities,
information and communication and monitoring is not effective.

Kata Kunci: Internal Control Systems Procurement.

PENDAHULUAN
Faktor penting yang mempengaruhi kemajuan Dalam bidang konstruksi pengadaan barang
suatu negara adalah bidang pembangunan, suatu proyek sangatlah rentang dengan
apabila pembangunan disuatu negara tersebut penyelewengan,maka disini perusahaan
maju maka negara tersebut dapat dikatakan melakukan pengendalian intern agar
sebagai negara berkembang. Maka dari itu mendapatkan efisiensi dan efektifitas.
peranan perusahaan konstruksi, baik yang Pengendalian intern ini dikembangkan dalam
diusahakan oleh pemerintahan melalui BUMN tingkat kompleksitas dan efektivitas. Dalam
maupun yang dilaksanakan oleh pihak swasta, menjalankan kegiatan operasional perusahaan
sangat besar dalam menunjang pembangunan di dimana pengendalian intern sangat penting untuk
indonesia. Kesuksesan suatu perusahaan hanya mengendalikan segala kegiatan dalam
mampu dicapai dengan manajemen yang baik, perusahaan yang bertujuan sesuai dengan
yaitu manajemen yang mampu mempertahankan definisi untuk menjaga efektivitas dan efisiensi
kontunuitas perusahaan dengan memperoleh laba operasi, keandalan laporan keuangan dan
yang maksimal sesuai dengan tujuan perusahaan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
dalam umum. Agar suatu perusahaan dapat dikendalikan dan
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan,
maka pemilik harus memiliki sistem
pengendalian intern yang tepat. Hal itu bertujuan
agar pemilik dapat mengontrol kegiatan
operasional dalam peusahaan. Unsur
pengendalian yang seharusnya ada dalam sistem
pengadaan barang dirancang untuk mencapai
tujuan pokok pengendalian intern dalam menjaga
kekayaan dan kewajiban perusahaan, menjamin
ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Pengadaan adalah setiap kegiatan yang bertujuan
untuk menyediakan kebutuhan pelaksanaan
pekerjaan proyek. Pengadaan dilaksanakan
dengan berbagai cara sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan dan kebutuhan
masing-masing perusahaan untuk mengetahui
pengendalian intern atas pengadaan barang pada
PT. Budi Bakti samarinda apakah sudah
dilakukan sesuai prosedur flowchat perusahaan.
Prosedur untuk pengadaan barang yang
dilakukan PT. Budi Bakti samarinda sebagi
berikut:
1. Pembuatan surat permintaan pembelian
(SPP) yang dibuat oleh bagian
gudang/logistik yang berdasarkan
permintaan pembelian proyek.
2. Membuat surat permintaan penawaran
harga (SPPH) yang dibuat oleh bagian
pembelian dibuat untuk cek harga pada
supplaer.
3. Membuat Surat Order Pembelian (SOP)
SOP dibuat apabila SPPH dari supplaer
cocok dan sudah dapat persetujuan
pembelian dari manajer teknik & direktur.
4. Penerimaan Barang
Setelah SOP dibuat supplaer akan
mengirim barang beserta faktur pembelian
pada perusahaan dan akan diterima
dibagian gudang serta dibuatkan surat
tanda terima barang.
5. Faktur pembelian barang akan diserahkan
pada bagian accounting dan bagian
accounting membuat jurnal pembelian.
Flowchart Pengadaan Barang PT. Budi Bakti
Samarinda
mengevaluasi pengendalian intern dan berusaha
sebaik mungkin untuk mengurangi resiko.
Dari latar belakang diatas penulis
meneliti tentang “Sistem Pengendalian Intern
Pengadaan Barang Pada PT. Budi Bakti
Samarinda”.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
rumusan masalah yang akan di teliti oleh peneliti
adalah sebagai berikut: “Apakah sistem
pengendalian intern atas pengadaan barang pada
PT. Budi Bakti samarinda sudah efektif?
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui siatem pengendalian intern atas
pengadaan barang pada PT. Budi Bakti
samarinda.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat sebagai berikut:
1 . PT. Budi Bakti samarinda sebagai
interpensi dalam mengetahui sistem
pengendalian intern atas pengadaan
barang.
2 . Bagi Penulis Sebagai aplikasi antara yang
diperoleh di bangku kuliah dengan
kenyataan sesungguhnya yang terjadi
dalam perusahaan sehingga pemahaman
teori akan lebih mendalam..
3 . Peneliti lanjut & pembaca, sebagai
reverensi dalam bidang konstruksi tentang
pengendalian intern yang di waktu yang
akan datang.

DASAR TEORI
Menurut Al Haryono (2005:5),
mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses
yaitu : “Akuntansi sebagai proses (1) pencatatan,
(2) penggolongan, (3) peringkasan, (4) pelaporan
dan (5) penganalisaan data keuangan dari suatu
organisasi.”
Menurut Warren, Reeve, Fees yang
diterjemahkan oleh Aria Farahwati dalam
bukunya Warren, Reeve, Fees Accounting
(2005:234) : Sistem akuntansi adalah metode dan
prosedur untuk mengumpulkan,
mengklarifikasikan, mengikhtisarkan, dan
melaporkan informasi operasi dan keuangan
sebuah perusahaan.
Dari fenomena pengadaan barang dan Menurut Mulyadi (2011:180):
sistem akuntansi tersebut perusahaan dalam “Pengendalian Internal adalah sebagai suatu
pengendalian pengadaan barang harus mampu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen dan personil lain yang didesain untuk b. Prosedur permintaan penawaran harga dan
memberikan keyakinan memadai tentang pemilihan pemasok
pencapaian tiga golongan tujuan yaitu : c. Proses Order Pembelian
keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap d. Prosedur penerimaan barang
hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas e. Prosedur pencatatan utang
dan efisiensi operasi”. f. Prosedur distribusi pembelian
Menurut Mulyadi (2011.h 185) Tujuan Untuk merancang unsur – unsur
sistem pengendalian internal antara lain, yaitu : pengendalian intern akuntansi yang diterapkan
1. Operations/performance objective, dalam sistem akuntansi pembelian, unsur pokok
2. Information/financial reporting sistem pengendalian intern yang terdiri dari
objectives, organisasi, sistem otorisasi dan prosedur
3. Compliance objectives, pencatatan, dan praktik yang sehat menurut
Berikut adalah empat tujuan utama dalam Mulyadi (2001:312) dirinci sebagai berikut:
pengendalian internal, yaitu: a. Organisasi
a) Untuk menjaga aktiva perusahaan b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
b) Untuk memastikan akurasi dan dapat c. Praktik yang sehat
diandalkannya catatan dan informasi d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan
akuntansi tanggung jawabnya
c) Untuk mempromosikan efisiensi operasi
perusahaan ANALISIS DAN PEMBAHASAN
d) Untuk mengukur kesesuaian dengan Pengendalian internal yang dilakukan
kebijakan dan prosedur yang telah oleh PT. Budi Bakti samarinda atas aktivitas
ditetapkan oleh management. kegiatan pengadaan barang dengan melakukan
Menurut George & William (2003.h 417) analisis pengujian perhitungan jawaban
Pengadaan (procument) adalah proses bisnis kuisioner untuk mengetahui kelebihan dan
memilh sumber,pemesanan, dan memperoleh kekurangan yang ada di dalam pengendalian
barang atau jasa. Barang atau jasa bisa diperoleh internal pengadaan barang perusahaan serta
secara internal bila barang yang dihasilkan oleh dapat memberikan saran dan perbaikan atas
entitas lain dalam perusahaan.
kekurangan yang terjadi pada perusahaan.
Fungsi – fungsi yang terkait dalam sistem
akuntansi pembelian adalah: 1. Perbandingan Flowchart
a. Fungsi gudang
b. Fungsi pembelian
c. Fungsi penerimaan
d. Fungsi akuntansi
Menurut George& William (2003.h 419)
secara garis besar proses pengadaan barang
adalah sebagi berikut:
a. Prosedur permintaan pembelian
PERBANDINGAN FLOWCHART PERUSAHAAN DAN DASAR TEORI.
Dasar Teori Perusahaan
Dari gambar diatas terlihat adanya Pengadan barang dilakukan apabila
perbedaan flowchart yang diterapkan adanya permintaan dari bagian gudangatau
diperusahaan dengan dasar teori, perbedaan yang proyek. pembelian harus dilakukan secara
paling menonjol ada pada bagian pembelian tepat waktu agar proses pembelian berjalan
barang dimana pada flowchart perusahaan tidak di sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga
gambarkan surat permohonan penawaran harga tidak akam menghambat prosedur yang
ke pemasok, ini membuat adanya salah informasi lainnya. Karena pembelian merupakan
harga dan barang tidak sesuai dengan jenis dan aktivitas yang paling utama, dengan adanya
standart proyek mengakibatkan pengerjaan pembelian yang lancar maka proses siklus
proyek menjadi terlambat dari waktu yang di proyek akan berjalan dengan baik dan lancar.
tentukan klien, pada bagian penerimaan barang maka dari itu jika pembelian yang dilakukan
tidak adanya bukti laporan penerimaan barang tidak tepat waktu akan berdampak tidak baik
yang di terapkan di perusahaan. untuk kelangsungan proyek dan perusahaan.
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan Dalam melaksanakan tugas –
bahwa flowchart PT. Budi Bakti Samarinda sudah tugasnya PT. Budi Bakti Samarinda tidak
cukup efektif hanya ada beberapa prosedur yang menyediakan program Komputer atau sistem
harus di perbaiki dalam prosedur pembelian keuangan yang otomatis, semua data diinput
barang yang diterapkan PT. Budi Bakti secara manual di Microsoft Excel. Sehingga
Samarinda. sedikit menghambat dan memperlambat
2. Analisis Pengendalian Intern perusahaan manajemen melakukan pengendalian intern.
Pelaksanaan pengendalian internal pada Audit internal bertujuan untuk menilai
PT. Budi Bakti Samarinda berdasarkan pada apakah setiap pengurus di masing – masing
unsur – unsur pokok pengendalian internal bagian telah melaksanakan prosedur
menurut COSO adalah sebagai berikut : pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
a. Lingkungan Pengendalian berlaku dalam perusahaan, serta mengukur
Manajemen PT. Budi Bakti apakah prosedur pekerjaan tersebut mampu
Samarinda menjunjung tinggi integritas dan untuk meningkatkan pengendalian intern
kompetensi. Masing – masing pengurus perusahaan. Jika standar prosedur tersebut
saling bekerjasama.yang memiliki belum cukup mampu untuk menciptakan
kompetensi sesuai dengan kebutuhan pengendalian intern, maka auditor internal
perusahaan, yaitu mampu berorganisasi, akan memberikan rekomendasi kepada
jujur, mampu menjadi leader dan memiliki manajemen setiap devisi dan disampaikan
pendidikan minimal tingkat SMA. Pada pada rapat anggota dalam hal meningkatkan
tahun 2010 PT. Budi Bakti Samarinda pengendalian intern guna mencapai tujuan
melakukan perekrutan calon karyawan pengendalian intern seluruhnya.
sebanyak tiga orang melalui proses seleksi PT. Budi Bakti Samarinda telah
dan memberdayakan tenaga dari lingkungan memiliki struktur organisasi yang cukup baik
sekitar perusahaan yang memiliki pendidikan dan secara umum bertujuan untuk
minimal SMA. Sistem kontrak bagi memisahkan tugas, tanggung jawab dan
karyawan yang diterapkan oleh perusahaan wewenang yang jelas dalam setiap fungsi
merupakan salah satu upaya manajemen atau bagian yang ada dalam pencapaian
mendorong terciptanya SDM yang baik yang tujuan perusahaan. Pada PT. Budi Bakti
bertujuan meningkatkan kinerja perusahaan Samarinda belum ada bagian khusus untuk
Dalam melakukan pembelian, integritas dan mengecek barang yang di kirim dari pemasok
nilai etika cukup baik. dan bagian khusus penerimaan barang,
karena sampai saat ini setiap karyawan
bagian gudang semua bisa menerima dan pelaksanaan otorisasi harus diawasi dengan
mengorder barang sesuai keinginan jelas dan rinci sesuai dengan prosedur yang
b. Penentuan Risiko (Risk Assessment) telah ditetapkan.
Risiko selalu ada disetiap organisasi b) Pemisahan Tugas
karena didalamnya terdapat banyak Pemisahan tugas merupakan pendukung
perbedaan divisi, pemikiran dan lain dari terciptanya pengendalian internal yang
sebagainya. Namun, tentu perusahaan baik, dengan adanya pemisahan tugas pada
mempunyai strategi untuk mengidentifikasi, struktur organisasi dapat membedakan
mengelola dan mengevaluasi risiko – risiko antara tugas, tanggung jawab dan
tersebut dengan adanya pelaksanaan wewenang pekerjaan yang dilakukan oleh
pengendalian internal dan kerjasama yang setiap divisi. Secara tertulis struktur
baik antar divisi koperasi, sehingga organisasi PT. Budi Bakti Samarinda telah
perusahaan tidak akan mengalami risiko yang cukup memadai karena adanya pemisahan
akan timbul. tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
Mencegah atau dalam meminimalkan jelas antara pengurus, tetapi dari hasil
masalah – masalah pembelian sebagai akibat wawancara ditemukan bahwa masih ada
adanya risiko pembelian, maka dilakukan tugas yang seharusnya dikerjakan tidak
penaksiran risiko pada PT. Budi Bakti sesuai dengan tugas karyawan tersebut.
Samarinda, diantaranya adalah dalam Selain itu juga ditemukan bahwa bagian
pembelian yang tidak memalui prosedur pembelian dan penerimaan barang
flowchart perusahaan, transaksi kas masuk dilakukan oleh satu orang saja, tidak
dan kas keluar yang dibuat manual oleh terpisah.
admin diserahkan kepada akunting untuk c) Pengendalian pemrosesan informasi
dikomputerisasi, agar dalam pembuatan Pengendalian internal, dengan adanya ini
laporan keuangan risiko kesalahan maka perusahaan dapat mengontrol semua
menghitung relative kecil, meskipun masih kejadian yang terjadi dalam PT. Budi Bakti
terdapatnya human error. Samarinda. Dari hasil wawancara
c. Aktivitas Pengendalian (Control ditemukan bahwa PT. Budi Bakti
Activities) Samarinda tidak memiliki sistem khusus
Aktivitas pengendalian dibuat untuk keuangan untuk PT. Budi Bakti Samarinda,
memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang tetapi masih menggunakan Microsoft excel
dibuat oleh manajemen perusahaan telah untuk mengkomputerisasikan data dan
dilaksanakan. Komponen – komponen keuangan perusahaan. Sehingga pekerjaan
pengendalian internal yang menyangkut tidak dapat diselesaikan dengan lebih cepat
aktivitas pengendaliannya diantaranya yaitu : karena masih menggunakan Microsoft
a) Prosedur otorisasi yang memadai excel dan data perhitungan belum bisa
Prosedur otorisasi yang memadai dalam dipastikan kebenarannya karena jika salah
koperasi sangat diperlukan untuk menginput data hasil akan berbeda atau
mendukung pengesahan dokumen – hasil kurang akurat.
dokumen yang mendukung jalannya dalam Berikut ini adalah hal – hal yang dapat menunjang
pembelian barang serta mendukung pengendalian internalnya, yaitu :
pengendalian internalnya. Dengan adanya 1. Semua data petusahaan yang dianggap
otorisasi ini, dokumen disatu bagian dapat rahasia dan penting diberikan password.
ditindaklanjuti kebagian selanjutnya Password digunakan untuk
sehingga tidak terjadi penyalahgunaan meminimalkan risiko penyalahgunaan dan
dalam dokumen tersebut. Oleh karena itu, kecurangan data yang berada didalamnya.
Password hanya diketahui oleh masing – yang dapat merugikan PT. Budi Bakti
masing devisi. Samarinda.
2. Adanya bagan alur dalam proses PT. Budi Bakti Samarinda secara
pengadaan barang. erkesinambungan melakukan pengawasan dan
3. Review atas kinerja evaluasi terhadap kegiatan operasional proyek,
Meningkatkan kinerja para karyawan di dengan tujuan mengetahui kekuatan dan
setiap divisi perusahaan harus diadakan kelemahan yang ada dalam operasional proyek,
evaluasi secara berkala yang berguna sehingga dapat diupayakan pengendalian
untuk kemajuan dan perusahaan, internal yang lebih baik. Berdasarkan
d. Informasi dan Komunikasi (Information wawancara dan pengamatan langsung pada
and Communiation) perusahaan, ditemukan beberapa hal
Informasi dam komunikasi harus diantaranya, tidak adanya pemantauan yang
terjalin dengan baik sesama divisi. Hal ini dilakukan oleh pihak divisi pada dokumen –
diperlukan agar dapat berjalannya suatu dokumen yang diotorisasi yang terkait dan
kegiatan operasional yang baik dalam berhubungan dengan perusahaan. Tidak adanya
perusahaan, sehingga dapat meminimalkan pengawasan dari setiap divisi perusahaan pada
tingkat risiko dalam hal penyelewengan. prosedur pembelian, Inilah pentingnya diadakan
Informasi dimulai dari entry data yang pemantauan dalam perusahaan agar semua
berhubungan dengan karyawan. Komunikasi kegiatan operasional proyek berjalan dengan
yang dilakukan terhadap setiap divisi baik dan menghindari hal – hal yang tidak
dilakukan secara langsung ataupun diinginkan.
menggunakan alat komunikasi yaitu telepon. Pemantauan bukan hanya dari satu
Berikut beberapa temuan informasi dan divisi saja, melainkan semua seluruh divisi dan
komunikasi yang terdapat pada PT. Budi seluruh karyawan harus melakukan pengawasan
Bakti Samarinda, diantaranya : atau pemantauan terhadap kegiatan operasional
1. Tidak adanya sistem keuangan yang proyek perusahaan, untuk kemajuan perusahaan
otomatis berisikan informasi yang akurat, dan kepentingan bersama.
tetapi masih menggunakan entry data 3. Analisis Kuesioner
manual melalui Microsoft excel dan Untuk mengetahui seberapa efektif
menulis manual. pengendalian intern PT. Budi Bakti samarinda,
2. Tidak adanya jadwal permintaan karena dilakukan dengan membuat kuisioner yang
kurang informasi dari diviv yang terkait didalamnya terdapat 20 dengan 25 butir
jadi mengakibatkan jadwal proyek bisa pertanyaan yang dijawab “Ya” atau jawaban
tidak tepat waktu dan membuat perusahan “Tidak”. Hasil jawaban kuisioner didapat dari
mengalami kerugian atas tidak tepatnya pengamatan serta wawancara langsung dengan
pekerjaan pihak-pihak yang berhubungan secara langsung
e. Pemantauan (Monitoring) dengan PT. Budi Bakti samarinda. Selanjutnya
Pemantauan yang dilakukan dengan seluruh hasil jawaban kuesioner diuji dengan
tujuan untuk mendeteksi secara dini membagi jumlah jawaban “YA” dengan jumlah
kemungkinan adanya penyimpangan yang telah keseluruhan pertanyaan dikalikan seratus
ditetapkan sebelumnya dalam pengadaan barang persen. Sehingga diperoleh hasil persentase
PT. Budi Bakti Samarinda, seperti pengendalian intern PT. Budi Bakti samarinda.
penyimpangan yang terjadi pada sistem Berikut dijelaskan perhitungan hasil
pembelian cash, ketidak sesuaian barang, kuisioner dengan menggunakan rumus Dean J
maupun kegiatan usaha (secara fisik). champion :
Penyimpangan tersebut merupakan faktor risiko Perhitungan “Ya/Tidak”
berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini sangat
penting agar para karyawan dapat memahami
pakerjaan, wewenang, dan tanggung jawab apa
saja yang harus dikerjakan, serta fokus dalam
mengerjakan pekerjaan yang seharusnya
Kuesioner disusun menggunakan unsur dilakukannya sehingga tidak ada lagi karyawan
– unsur pengendalian intern menurut COSO, ada yang merasa kebingungan dalam mengerjakan
20 pertanyaan dan masing – masing pertanyaan pekerjaannya.
dan jawaban hanya ada 2 yaitu ‘Ya” dan Sistem dan prosedur pengadaan barang
‘Tidak’. pada perusahaan faktur permintaan yang
Dari beberapa pertanyaan yang diajukan digunakan tidak rangkap dua, sehingga semua
oleh penulis mengenai unsur – unsur dokumen hanya diarsipkan oleh bagian
pengendalian intern pengadaan barang pada PT. pembelian yang meminta tidak ada copy-an dari
Budi Bakti samarinda dapat disimpulkan faktur tersebut. Selain itu nomer urut pada faktur
hasilnya, sebagai berikut : permintan tidak berurutan akan memperlambat
penelusuran dokumen pada saat sewaktu –
waktu diperlukan dan nomer urut yang tidak
tercetak akan membuat penomeran dokumen
berantakan tidak berurutan. Tidak adanya
dokumen pendukung untuk permintaan barang
dokumen pendukung bis berbentuk gambar atau
surat dari klien untuk memenuhi standar
Dari hasil uji perhitungan kuisioner pengerjaan proyek.
diatas dapat dijelaskan bahwa hasil jawaban Permintaan dan penawaran harga dari
“Ya” adalah 39% antara range persentase 26% supplier harus di sesuaikan dulu dengan
sampai dengan 50% dan hasil jawaban “Tidak” permintaan proyek,hal semacam ini untuk
adalah 61% dengan range persentase antara mendapatkan informasi harga barang kualitas
51% sampai dengan 75%. Maka pengendalian dan jenisnya dan cara pembelian yang
intern pengadaan barang PT. Budi Bakti ditetapkan oleh supplier, hal ini untuk
samarinda dilihat berdasarkan range menjadikan supplier sebagai pemasok barang
persentasenya berada pada 39 % yaitu diantara yang di inginkan tersebut.
26 % sampai dengan 50 %. Dimana dalam data Pada bagian pembelian barang,
kriteria range persentase pengendalian intern pembelian barang secara cash atau kredit harus
pengadaan barang dikatakan kurang efektif. dibuatkan kwitansi atau harus adanya faktur
Pembahasan pembelian dari supplier, hal ini untuk
Berikut pembahasan dari analisis yang meminimalkan adanya penyalah gunaan dana,
telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan dan supplier membuat faktur pembelian dengan
data kuisioner yang telah dijawab oleh lima harga yang sudah disetujuan saat penawaran
responden, yang dalam hal ini kelima responden harga. Ada kalanya pada bagian proyek dalam
tersebut sangat berhubungan dengan pembelian tidak melakukan sesuai prosedur
pengendalian inter pengadaan barang tanpa adanya permintaan dulu hal ini bisa
perusahaan maka dapat diketahui bahwa : membauat adanya penyelewengan dana
Didalam perusahaan, bagian antara keuangan, pembelian yang dilakukan oleh bagian tersebut.
akuntansi dan bagian hutang terpisah fungsinya Pada bagian pemerimaan barang tidak
dengan bagian pembelian. Terpisahnya tugas ini adanya kartu penerimaan barang, seharusnya
memungkinkan pengendalian pembelian barang setiap bagian dalam menerima barang dari
supplier dibuatkan tanda terima barang dan di barang, dan belum komputerisasinya
masukan dalam kartu penerimaan. Penerimaan administrasi proyek.
barang yang tidak sesuai dengan permintaan Dari hasil uji analisis perhitungan
bisa langsung di kembalikan pada supplier untuk jawaban kuisioner pengendalian intern
menganti barang sesuai dengan permintaan. pengadaan barang pada PT. Budi Bakti
Barang yang sudah di terima dan supplier samarinda didapat range persentase 39%
mamberikan faktur pembelian dan di teruskan berada antara 26%-50% dengan kriteria
kepada bagian akuntansi dan dibuatkan jurnal penilaian kurang efektif, sehingga dapat
pembelian. dipastikan bahwa pengendalian intern
Kartu stok dan kartu permintaan pengadaan barang kurang efektif. Dengan
seharusnya di pengang pada bagian yang demikian hipotesis yang dikemukakan terima.
berbeda dan bagian akuntansi juga memeriksa
kartu permintaan barang. Hal tersebut dapat KESIMPULAN DAN SARAN
meminimalkan agar tidak terjadi pembelian
dobel. Tidak adanya pengawasan barang A. Kesimpulan
permintaan yang sudah dikirim oleh supplier
membuat adanya permasalahan saat barang Berdasarkan analisis dan pembahasan
akan dipake dan tidak sesuai dengan apa yang sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
diminta, mengakibatkan pekerjaan proyek hipotesis diterima, dengan alasan sebagai berikut
menjadi melambat dan merugikan perusahaan. :
Administrasi tidak mencatat setiap 1. Secara keseluruhan, pengendalian Intern
taransaksi pembelian barang yang sudah dibeli, pengadaan barang PT. Budi Bakti samarinda
Hal ini mengakibatkan adanya penyalah gunaan berjalan tidak efektif, hal ini dilihat dari
uang buat membeli brang yang lain tanpa pengujian perhitungan jawaban pertanyaan
adanya pencatatan transaksi dibagian kuisioner dari hasil pengamatan dan
administrasi. wawancarasecara langsung pada PT. Budi
Administrasi proyek belum memiliki Bakti samarinda.
sistem keuangan Komputer yang otomatis, 2. Dilihat dari aktivitas Pengendalian intern
melainkan masih menggunakan microsoft pengadaan barang yang telah dilaksanakan
excel dan manual yang menghasilkan data oleh PT. Budi Bakti samarinda ada beberapa
yang kurang akurat karena masih sering terjadi kegiatan pengendalian yang masih kurang
human error. Pada proyek tidak mengadakan diperhatikan secara menyeluruh oleh
pengawasan dalam pengadaan barang yang pimpinan perusahaan sehingga
dilakukan pada kegiatan operasional proyek, mengakibatkan masih adanya pengadaan
tidak adanya audit internal ataupun audit yang tidak berjalan sesuai prosedur flowchat
dadakan pada proyek. perusahaan.
Berdasarkan uraian penjelasan 3. Pengendalian internal pengadaan barang
pembahasan diatas, pengendalian pengadan pada PT. Budi Bakti Samarinda tidak efektif
barang belum dijalankan sesuai dengan yang dibuktikan dengan jawaban ‘Ya’ hanya
prosedur kebijakan yang telah ditetapkan. memperoleh nilai sebesar 39% sedangkan
Seperti tidak adanya kartu peneriman barang, jawaban ‘Tidak’ memperoleh nilai 61%.
tidak adanya bagian pemerikas barang dari Jumlah nilai sebesar 39% tersebut berasal
supplier, tidak disimpanya faktur permintaan dari penilaian kuesioner yang diajukan
yang batal, pihak akuntansi tidak kepada karyawan PT. Budi Bakti samarinda.
memperhatikan urutan nomor perrmintaan B. Saran
Saran yang dapat dikemukakan adalah
sebagai berikut :
1. Adanya karyawan yang bertugas sebagai
pengecek barang yang dikirimkan dari
supplier sesuai apa tidak dengan barang yang
diminta.
2. Bagian admin seharusnya mencatat seluruh
permintaan yang batal atau tidak dan
menyimpan semua faktur permintaan
sehingga mudah untuk dicari dokumenya jika
diperlukan.
3. Bagian akuntansi harus mengecek nomor
faktur permintaan biar tidak ada nomor yang
sama.
4. Bagian penerimaan barang harus ada kartu
penerimaan barang yang dikirim dari
supplier, supaya bisa di pertangung
jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA
George H. Bodnar & William S. Hopwood. 2003
“Accounting Informasion System” Jilid 1,
PT. INDEKS kelompok gramedia.
Jusuf, Al haryono, 2005. Dasar-dasar Akuntansi
Jilid I. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
YKPN. Yogyakarta.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga,
Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2011, Auditing. Cetakan Kesembilan,
Buku Satu, Edisi Keenam,Penerbit :
Salemba Empat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai