I. PENDAHULUAN
Niche Market merupakan segmen pasar yang khusus dan spesifik. Teplensky (1993)
dalam Sarker dan Begum (2013) mendefinisikan niche market sebagai penekanan pada
kebutuhan tertentu, atau penekanan pada geografis, demografis, dan segmentasi produk. Dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan yang spesifik ini, Niche Market membutuhkan spesialisasi
tertentu, sehingga tidak banyak pesaing yang tertarik. Selain karena Niche Market ini
dipandang sebagai bagian kecil dari potensi pasar, namun juga sulit ditiru dan membutuhkan
modal yang sangat besar untuk masuk dalam persaingan bisnis tersebut. Namun hal yang
menarik dari Niche Market ini ternyata sangat potensial menghasilkan profit yang sangat besar.
Dalam persaingannya perusahaan yang terlibat dalam Nicihe Market akan memfokuskan diri
pada spesialisasi produk, sehingga biasanya perusahaan tersebut akan mengeluarkan biaya riset
yang lebih tinggi agar produknya dapat menjadi yang terbaik bagi konsumen.
Salah satu pembahasan yang menarik pada perkembangan Niche Market di Indonesia
adalah perkembangan bisnis perbenihan yang fokus pada petani sayuran. Perbenihan sayuran
merupakan bagian kecil dari pasar perbenihan pertanian di Indonesia. Selain itu masing-masing
dari target pasarnya memiliki kekhususan tersendiri. Pasar perbenihan terkhususkan oleh letak
geografis, kesesuaian iklim, kebiasaan petani, dan potensi minat pasar konsumen petani
(masyarakat) terhadap karakteristik produk yang dihasilkan, sehingga kesemuanya itu sangat
mempengaruhi kesesuaian pemilihan produk (varietas tanaman) yang akan dibuat dan
dipasarkan. Hal ini pula yang menyebabkan sulitnya petani untuk dapat menerima varietas
benih sayuran baru, sehingga pada bisnis ini produsen harus fokus pada kebutuhan petani dan
karakteristik masyarakat sebagai konsumen petani untuk membuat suatu varietas sayuran
terbaik. Varietas sendiri merupakan identitas yang menunjukan suatu spesies tanaman dengan
karakter tertentu dan membedakan dengan karakter tanaman lainnya. Hasil pemuliaan
varietas merupakan kekayaan intelektual yang dilindungi oleh UU no 29 Tahun 2000 tentang
Perlindungan Varietas Tanaman, sehingga perorangan atau badan usaha tertentu yang meniru
Selain dari karakteristiknya, hal yang menarik pada bisnis perbenihan sayuran ini yaitu
memiliki “Multiplier Effect” atau efek berganda terhadap konsumen. Benih sayuran tertentu
terutama yang hasilnya menjadi konsumsi masyarakat luas dimana masyarakat tersebut sangat
bergantung pada hasil dan karakteristik produknya seperti halnya cabe, kentang dan bawang
merah, akan mengalami Multiplier Effect apabila salah satu benih dari produk tersebut
mengalami kelangkaan di pasaran. Efek yang dirasakan adalah terjadinya inflasi atau kenaikan
harga barang pada komoditi sayuran tersebut. Hal ini dapat menjadikan suatu kekuatan
tersendiri bagi produsen, sehingga produsen dengan mudah dapat memainkan harga ketika
yang berlapis, salah satunya dengan lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2010 tentang Hortikultura, dimana salah satunya mengatur tentang penanaman modal
asing. Bagian ketiga Pasal 100 Ayat 3 menyatakan :”Besarnya penanaman modal asing dibatasi
paling banyak 30% (tiga puluh persen)”. Pemerintah terus mendorong minat produsen dan
dimiliki oleh asing, yaitu melalui pengembangan varietas baru yang lebih produktif melalui
bagaimana latar belakang perusahaan benih yang besar di Indonesia. Salah satu produsen benih
terbesar di Indonesia yang memproduksi benih sayuran strategis adalah PT. East West Seed
Indonesia.
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
Ada berbagai macam definisi terkait dengan niche market. Kotler (2003) dalam Parrish
(2003) mendefiniskan niche market sebagai kelompok yang lebih sempit yang diidentifikasi
dengan membagi segmen menjadi subsegmen dengan spesialisasi yang merupakan kunci
utama dari niche market tersebut. Phillips dan Peterson (2001) dalam Toften (2009)
mengartikan niche market strategy sebagai strategi pemasaran yang menggunakan diferensiasi
produk untuk menarik kelompok pelanggan yang lebih fokus. Teplensky (1993) dalam Sarker
dan Begum (2013) mendefinisikan niche market sebagai penekanan pada kebutuhan tertentu,
atau penekanan pada geografis, demografis, dan segmentasi produk. Kara dan Kaynak (1997)
dalam Sarker dan Begum (2013) mengartikan niche market sebagai langkah lebih lanjut dari
1. SEJARAH
PT. East West Seed Indonesia adalah perusahaan benih sayuran terpadu pertama di
Indonesia yang menghasilkan benih unggul sayuran melalui kegiatan pemuliaan tanaman
(Plant Breeding). PT. East West Seed Indonesia Didirikan pada tanggal 6 juni 1990 tepatnya
di Desa Benteng, Kecamatan Campaka – Purwakarta, Jawa barat. Setahun kemudian tepatnya
pada tanggal 6 juni 1991 PT. East West Seed Indonesia di resmikan oleh Menteri Pertanian
PT. East West Seed Indonesia mempunyai tujuan utama dalam pengembangan industri
benih lokal yang canggih untuk menghasilkan benih sayur yang berkualitas tinggi. Dalam
beberapa tahun terakhir telah berhasil menjadi produsen dan penyedia utama benih-benih
sayuran berkualitas tinggi dan memuaskan petani Indonesia. Dalam pengembangan benih, PT.
East West Seed Indonesia menempatkan beberapa tenaga ahli professional dari dalam dan luar
negeri yang telah berpengalaman di bidang pemuliaan tanaman dan perbenihan. Hasil
penelitian dan pengembangan benih sayuran ini diproduksi, diproses dan dikemas serta
dipasarkan untuk petani Indonesia dengan merek dagang CAP PANAH MERAH.
Lebih dari satu dekade PT. East West Seed Indonesia selalu menyediakan benih yang
sehat, produk yang tepat dengan kemurnian genetika yang tinggi serta daya kecambah yang
baik untuk mendapatkan hasil yang tinggi sesuai dengan permintaan konsumen dan menjadi
Sesuai dengan misinya untuk selalu menghasilkan benih sayuran yang bermutu tinggi
untuk petani Indonesia, PT. East West Seed Indonesia terus membenahi system mutunya.
Mulai dari proses penelitian dan pengembangan varietas unggul baru, produksi benih,
West Seed Indonesia telah sukses meraih serifikat Quality Management System ISO
9001:2000 dan LSSM-BTPH. Sertifikasi ISO 9001:2000 dan LSSM-BTPH ini merupakan
pengakuan bahwa system manajemen mutu PT. East West Seed Indonesia sebagai produsen
benih unggul Cap Panah Merah telah memenuhi standar nasional dan Internasional.
Pada Tanggal 1 April 1991 PT.East West Seed Indonesia Membuka cabang Farm
Research And Development di dataran tinggi Cisarua lembang yang beralamat di Desa Tugu
Mukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat mempunyai luas kurang lebih 5 hektar
lahan yang berada di ketinggian 1.100 meter dari permukaan laut, dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas benih sayuran di dataran tinggi dikarenakan pada saat itu benih sayuran
unggul di dataran tinggi masih banyak di import dari Negara lain, misalnya dari Korea dan
Thailand.
PT. East West Seed Indonesia Farm Lembang lebih mengutamakan untuk mencari benih
unggul yang relatif tahan penyakit di dataran tinggi, sehingga permasalahan penyakit yang
dihadapi petani di pegunungan dapat berkurang.Pada saat itu petani sering mengalami kerugian
karena tanaman nya, khususnya Tomat terkena penyakit layu bakteri. Benih yang saat itu
Peneliti di PT. East West Seed Indonesia mendapat dukungan dari peneliti senior dari
perusahaan Enza Zaden Belanda yang telah berpengalaman dalam perbenihan lebih dari 100
tahun. Pada tahun 1995 dihasilkan varietas Tomat yang sesuai harapan petani dan diberi nama
‘Arthaloka’ selain tolerant terhadap penyakit layu Bakteri juga toleran terhadap penyakit daun
Late 35 Blight. Sejak saat itu Arthaloka menjadi Tomat yang banyak di tanam petani dataran
tinggi di Indonesia.
Dari tahun ke tahun perkembangan penyakit tanaman yang dihadapi petani dataran tinggi
mengalami perubahan. Para peneliti terus mencari varietas varietas baru yang mempunyai sifat
unggul dan hingga saat ini telah banyak menghasilkan varietas baru Tomat, Kol Bunga, dan
VISI kami percaya pada benih sayuran berkualitas tinggi untuk hidup yang lebih baik.
Sedangkan MISI kami adalah menyediakan benih berkualitas tinggi untuk meningkatkan
Kotler (2003) menjelaskan lima karakteristik utama dalam niche market yaitu: (1)
pelanggan di niche memiliki seperangkat kebutuhan yang berbeda; (2) mereka akan membayar
harga premium kepada perusahaan yang paling memenuhi kebutuhan mereka; (3) niche tidak
mungkin menarik pesaing; (4) pemasar niche mendapatkan ekonomi tertentu melalui
Kesatu. Pelanggan dari PT. East West Seed Indonesia adalah petani hortikultura
khususnya sayuran di dataran tinggi. Sayuran di dataran tinggi Indonesia memiliki beragam
karakteristik iklim dan tanah. Petani di setiap wilayah Indonesia memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda terhadap jenis komoditas yang akan ditanam disesuaikan dengan karakteristik
wilayahnya. PT. East West Seed Indonesia mengambil peluang tersebut yaitu menyediakan
benih yang sehat, produk yang tepat dengan kemurnian genetika yang tinggi serta daya
kecambah yang baik untuk mendapatkan hasil yang tinggi sesuai dengan permintaan konsumen
Kedua. PT. East West Seed Indonesia menghasilkan produk benih hibrida. Keunggulan
dari benih hibrida adalah hasil produksi lebih tinggi dibandingkan hasil benih unggul biasa dan
vigor lebih baik jadi lebih kompetitif terhadap gulma. Namun benih hibrida memiliki
kekurangan yaitu benih pada umumnya berharga lebih mahal daripada benih unggul jenis
lainnya. Selain itu kekurangan lainnya dari benih hibrida adalah tidak dapat ditanam ulang, jika
dipaksakan ditanam hasil akan jauh turun dan cenderung petani akan mengalami kerugian.
meraka.
Ketiga. PT. East West Seed Indonesia mendapat dukungan dari peneliti senior dari
perusahaan Enza Zaden Belanda yang telah berpengalaman dalam perbenihan lebih dari 100
Pasal 5 bahwa pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah pemulia atau
badan hukum. Setiap varietas dari benih hibrida yang dihasilkan oleh PT. East West Seed
Indonesia merupakan produk yang dijamin kepemilikannya oleh negara. Oleh karena itu,
produk yang dihasilkan oleh PT. East West Seed Indonesia kecil kemungkinannya untuk
Keempat. Spesialisasi produk dari PT. East West Seed Indonesia adalah menyediakan
benih yang sehat, produk yang tepat dengan kemurnian genetika yang tinggi serta daya
kecambah yang baik untuk mendapatkan hasil yang tinggi sesuai dengan permintaan
konsumen.
PT. East West Seed Indonesia memiliki ukuran, keuntungan, dan potensi pertumbuhan yang
potensial. Oleh karena itu, berdasarkan kepada pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa PT. East West Seed Indonesia dengan merk dagang CAP PANAH MERAH masuk ke
2. PERKEMBANGAN
Berdasarkan kepada tabel perkembangan perusahaan, PT East West Seed Indonesia sejak
Tahun 1991 sudah menerapkan niche strategy dengan memfokuskan produk dan pasarnya
hingga sekarang (2019). Dalam rangka mempertahankan strategi nya, PT East West Seed
Indonesia terus melakukan inovasi terhadap produknya dengan membangun berbagai sarana
dan prasarana untuk penelitian dan pengembangan produk (R&D), serta pengembangan sales
dan marketing. Selain melakukan inovasi terhadap produknya, PT East West Seed Indonesia
prusahaannya dalam berbagai macam standardisasi mutu produk. Hal tersebut dapat
PT East West Seed Indonesia selalu melakukan inovasi di dalam produk dan pasarnya,
hal tersebut yang menyebabkan PT East West Seed Indonesia dapat mempertahankan brand
image di kalangan petani dan menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen petani
(masyarakat). Oleh karena itu, PT East West Seed di Indonesia telah melakukan niche strategy
Niche Market berfokus pada orang-orang tertentu yang termasuk dalam segmen itu dan
menemukan produk yang terkait dengan niche itu. Niche Product berfokus pada barang
tertentu, dan memasarkannya ke semua segmen, berharap produk tersebut menciptakan niche.
Sedangkan Niche Strategy berfokus pada perusahaan dan bagaimana mereka menerapkan
3. SISTEM INFORMASI
Sistem Organisasi PT East West Seed Indonesia merupakan perusahaan swasta yang
menggunakan fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA). Perusahaan ini dipegang oleh
Managing Director yang berkedudukan di Belanda. Managing Director ini membawahi seluruh
kegiatan baik produksi maupun manajemennya. Managing Director ini dibantu 5 divisi yang
terdiri dari Reseach and Development, Finance, Seed Operation, Sales and Marketing, serta
HRD.
PT East West Seed Indonesia yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan “Cap
Panah Merah” ini merupakan perusahaaan penghasil benih, dan merupakan perusahaan benih
No.1 di Indonesia. Benih–benih yang dihasilkan dikemas dengan kemasan yang sesuai dengan
kebutuhan. Ukuran kemasan bermacam– macam, ada yang ukurannya kecil yaitu 1g hingga
ukuran yang besar yaitu 1kg. Kemasan yang digunakan berasal dari bahan yang telah teruji
sehingga jika digunakan untuk mengemas benih tidak akan merusaknya. Kemasan juga
bermanfaat untuk menjaga kadar air benih. Kemasan yang tidak sesuai akan mengakibatkan
penurunan kualitas benih misalnya daya kecambahnya turun, daya tumbuhnya kurang,
Untuk mendapatkan benih tersebut, maka dilakukan riset dengan pengamatan yang
membutuhkan waktu cukup lama. PT East West Seed Indonesia mempunyai 2 jenis lahan, yaitu
lahan riset/ pengamatan dan lahan produksi. Sesuai dengan namanya lahan riset ini digunakan
untuk mengamati tanaman mulai dari penanaman benih sampai dihasilkan benih unggul.
Sedangkan lahan produksi, digunakan untuk memproduksi benih yang selanjutnya akan
dipasarkan. Sebelum memilih suatu varietas tanaman, dilakukan uji multi lokasi dengan
menanam varietas yang diinginkan dan varietas pembanding pada satu lahan. Hal yang
dibandingkan meliputi kualitas dan kuantitas kedua varietas tersebut. Varietas pembanding
yang digunakan adalah varietas tanaman unggul yang sudah mendapatkan izin resmi dari Dinas
Pertanian untuk diedarkan dipasaran. Tujuannya adalah untuk melihat secara nyata keunggulan
dari varietas yang di hasilkan daripada varietas pembanding. Hal terpenting dalam
memproduksi benih adalah teliti dan benih tidak tercampur dengan benih dari buah lain.
Divisi Research and Development (R&D) terdiri dari farm dan crop breeding. Divisi ini
bertugas melakukan penelitian, pemuliaan, dan penemuan varietas baru yang sesuai dengan
permintaan pasar. Farm merupakan tempat menanam benih dari breeder, lahan penelitian
breeder, serta lahan pengujian tanaman yang sedang diteliti. Selain itu, di dalam farm juga
diproduksi benih tanaman yang tidak bisa diproduksi di divisi Seed Operation.
PT East West Seed Indonesia mempunyai tiga pilar pemuliaan yang sangat kokoh, yaitu
Grup Pemuliaan A, B, Dan C. Ketiga pilar ini secara terus-menerus melakukan pemuliaan
berbagai varietas sayuran dengan brilliant. Dengan menggunakan kekayaaan plasma nutfah
yang dimiliki, mereka menghasilkan varietasvarietas bermutu tinggi yang sangat produktif,
Setiap grup pemuliaan, dipimpin oleh manager masing-masing, dimana setiap grup ada
beberapa macam tanaman. Semua tomat baik dataran rendah, menengah maupun dataran
tinggi, terong ,wortel dan sayuran lain seperti selada, bayam, kangkung secara serentak
dihasilkan oleh breeder group A. terong Musang F1 adalah hibrida pertama hasil pemuliaan
breeder group A tahun 1992 yang sampai sekarang masih dominan di pasar terong di Indonesia.
Sedangkan breeder group B secara terus menerus melakukan pemuliaan cabai baik cabai
keriting, cabai besar maupun cabai rawit, kacang panjang, buncis, sawi, bunga kol, kailan dan
bawang merah. kacang panjang 777 adalah varietas OP hasil pemuliaan breeder groupB tahun
1993 yang sampai sekarang diminati oleh para petani karena sangat produktif dan tahan
paria, oyong dan labu. Mentimun hibrida Monza F1 adalah hasil pemuliaan breeder group C
pada tahun 2007 yang secara fantastis terus meningkat permintaannya. Sudah banyak varietas-
varietas dari masing-masing tanaman per grup yang sudah banyak terjual di pasaran.
Departemen QA merupakan salah satu bagian integral dari pengelolaan mutu paripurna
di PT East West Seed Indonesia, sejak pengawasan mutu di lapangan, pengambilan sample
produk, pengujian fisik benih, pengujian mutu fisiologi (daya kecambah) sampai dengan
pengujian kemurnian genetik dari produk-produk unggulan “Cap Panah Merah”. Pengujian
fisik benih seperti berat 1000 butir dan kadar air, pengujian viabilitas seperti uji daya
kecambah, dan pengujian genetik seperti pengujian hibriditas, kesemuanya menggunakan
standar internasional yang diakui di seluruh dunia. Pengujian menggunakan teknologi Iso
Electric Focusing (IEF) yang menguji kemurnian genetik atau hibriditas dari suatu varietas
Kesungguhan PT East West Seed Indonesia dalam sistem manajemen mutu yang
paripurna telah mengantarkan PT East West Seed Indonesia mendapatkan sertifikat ISO
9001:2000 pada tahun 2004 dan menjadi salah satu perusahaan pertanian pertama yang
mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000 dan yang pertama untuk industri benih di Indonesia.
Sertifikat ISO 9001:2000 yang saat ini telah di upgrade menjadi ISO 9001:2008 semakin
mengkokohkan PT East West Seed Indonesia sebagai pemain utama produsen benih sayuran
di Indonesia yang mengutamakan mutu tinggi dan kepuasan konsumen, dengan penggunaan
plasma nutfah asli Indonesia dalam sebuah proses yang bersih dan bertanggung jawab.
PT East West Seed Indonesia bermitra dengan beberapa partner Jasa Transporter terbaik
yang sudah berpengalaman di bidangnya, mempunyai jaringan luas dan menguasai area yang
dituju, dengan demikian kepastian distribusi benih terjaga. Langkah Pemasarannya yaitu: a)
Pengiriman ke stock Point dari Kantor Pusat (Purwakarta); b) Distribusi ke daerah dari Stock
Sistem pemasaran dilakukan dengan cara mengirimkan benih kepada pelanggan. Para
pelanggan dapat memesan benih yang dibutuhkan melalui telepon atau faximail. Pemasaran
dilakukan dengan system pengiriman atau datang langsung ke perusahaan. Kini pemasaran
sudah meluas hampir seluruh Indonesia antara lain: Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung,
Palembang, Jogjakarta dan lain-lain. Bahkan sampai di ekspor ke luar negeri dan sistem
dalam surat kontrak kerjasama, mencakup volume biji, harga jual benih, standar mutu benih
d. Urutan faktor-faktor yang menjadi prioritas petani untuk melakukan kemitraan adalah:
pendapatan yang tinggi (15.21%); jaminan pasar (14.45%); sistem pembayaran (14.26%);
jaminan modal (13.21%); bimbingan teknis budidaya (12.26%); bimbingan teknis pasca
(8.08%).
Ada pula petani sekitar yang langsung memesan benih tanaman yang dikehendaki ke
tempat usaha. Pemasaran dengan sistem seperti ini cukup efektif bagi perusahaan karena
dengan demikian, perusahaan tidak perlu memasarkan sendiri produknya. Hanya saja produk
terjual relatif lambat karena di toko pertanian pasti tidak hanya menjual produk dari PT East
West Seed Indonesia tetapi juga produk–produk dari perusahaan lainnya. Kekurangan lainnya
adalah, jika benih diletakkan pada tempat yang tidak terkontrol, dapat mempengaruhi suhu
benih dan merusak kualitas benih itu sendiri. Misalnya jika terlalu lama penyimpanan akan
mengurangi daya tumbuh benih. Untuk manjaga kestabilan suhu dan kadar air, biasanya benih
tersebut disimpan dalam ruangan khusus. Artinya ruangan tadi hanya digunakan untuk
a. Cabang Purwakarta merupakan pusat yang merupakan tempat penelitian dan pengembangan
(R&D) untuk dataran rendah dan juga sebagai tempat pengolahan benih akhir.
b. Cabang Lembang merupakan anak perusahaan yang bergerak pada bidang R&D sayuran
c. Cabang Wanayasa merupakan anak perusahaan yang bergerak pada bidang R&D sayuran
d. Cabang Jember merupakan anak perusahaan yang bergerak pada bidang produksi benih
yang bekerja sama dengan petani polinasi untuk menghasilkan benih F1 yang selanjutnya
PT East West Seed Indonesia mempunyai kegiatan yang khas dalam membina kerjasama
dengan para petani dan kios-kios pengecer kegiatan tersebut adala Expo. Expo yang dilakukan
satu tahun sekali ini bertujuan untuk lebih mendekatkan hubungan emosional antara
perusahaan dengan pelanggan dalam hal ini petani dan kios pengecer. PT East West Seed
Indonesia mengundang peserta terpilih dari semua lokasi pemasaran di Indonesia, namun
karena peserta dibatasi, maka tidak semua petani bisa hadir. Expo pertama kali dilakukan tahun
1997 dan terus-menerus dilakukan reguler setiap tahun.Jumlah peserta bervariasi setiap
Pada setiap kegiatan Expo, PT East West Seed Indonesia memperkenalkan sistem
produksi benih lengkap dengan kecanggihan teknologinya mulai dari pemuliaan sampai benih
siap jual. Dengan demikian petani dan kios menjadi lebih paham tentang teknologi benih dan
kapabilitas petani mulai dari penyemaian yang baik dan benar, pengendalian hama dan
penyakit yang tepat, hingga pembuatan pupuk kompos. Demo plot (demplot) dibuat untuk
macam produk baru. Karena setiap produk baru tentu saja selalu disertai dengan keunggulan
tersendiri dibandingkan produk sebelumnya. Dengan demikian petani dapat memilih varietas
baru yang cocok dengan daerahnya. Kegiatan Expo dievaluasi untuk mengetahui dampaknya
terhadap petani langsung. Ternyata sisi positif yang didapat dari kegiatan ini banyak,
diantaranya adalah hubungan petani/kios dan perusahaan lebih harmonis; wawasan petani
menjadi semakin luas, dan rasa memiliki petani terhadap perusahaan menjadi baik.
Dengan kepercayaan (trust) yang dibangun antara petani pengguna produk unggul
dengan perusahaan PT East West Seed Indonesia yang menghasilkan produk unggul juga.
Kerjasama antara petani dengan PT East West Seed Indonesia dapat terlihat dalam peluncuran
produk baru perusahaan dalam Expo yang petani juga ikut terlibat di dalamnya.
Sistem Informasi yang akan dibahas saat ini adalah subsistem output pemasaran yang
terdiri dari: (1) subsistem produk; (2) subsistem tempat; (3) subsistem promosi; dan (4)
subsistem harga. Produk yang dihasilkan oleh PT East West Seed Indonesia terfokus pada
kebutuhan benih tanaman sayur dan buah. Petani di setiap wilayah Indonesia memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda terhadap jenis komoditas yang akan ditanam disesuaikan dengan
karakteristik wilayahnya. PT. East West Seed Indonesia mengambil peluang tersebut yaitu
menyediakan benih yang sehat, produk yang tepat dengan kemurnian genetika yang tinggi serta
daya kecambah yang baik untuk mendapatkan hasil yang tinggi sesuai dengan permintaan
konsumen (konsumen petani/ masyarakat) dan menjadi kunci sukses petani Indonesia.
Dalam rangkan pengembangan produknya PT East West Seed Indonesia memiliki anak
cabang binaan, yaitu: (1) Cabang Purwakarta merupakan pusat yang merupakan tempat
penelitian dan pengembangan (R&D) untuk dataran rendah dan juga sebagai tempat
pengolahan benih akhir; (2) Cabang Lembang merupakan anak perusahaan yang bergerak pada
bidang R&D sayuran untuk dataran tinggi; (3) Cabang Wanayasa merupakan anak perusahaan
yang bergerak pada bidang R&D sayuran untuk dataran menengah; dan (4) Cabang Jember
merupakan anak perusahaan yang bergerak pada bidang produksi benih yang bekerja sama
dengan petani polinasi untuk menghasilkan benih F1 yang selanjutnya benih akan di kirim ke
waktu
Setelah 29 tahun berjalan, PT East West Seed Indonesia terus berkembang dan selalu
meluncurkan varietas baru. Jika meihat kepada gambar siklus hidup produk maka PT East West
Seed Indonesia berada pada fase kedewasaan. Ciri dalam fase kedewasaan adalah kapasitas
produksi yang tinggi, memiliki laba yang besar, cash flow akan berada dalam kondisi positif
yang kuat, pesaing yang lemah dan kalah bersaing akan mulai keluar dari pasar, dan harga
produk mulai turun. Pada fase ini, perusahaan bersiap-siap untuk menghadapi fase penurunan
kenaikan. Dalam menghadapi kemungkinan menghadapi fase penurunan, PT East West Seed
Indonesia melakukan strategi seperti melakukan perbaikan dan modifikasi produk serta
memperbanyak pilihan, meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar, dan menarik
pengguna-pengguna baru seperti program urban farming dan Kit for Kids.
Tempat atau lokasi yang dilakukan oleh PT East West Seed Indonesia untuk memasarkan
produknya yaitu melalui dealler untuk disalurkan ke reseller dan/atau distributor yang memiliki
tempat usaha. Lokasi penjualan juga dapat ditemukan di petani yang memiliki kontrak dengan
PT East West Seed Indonesia dengan minimal target pembelian. Semua pembelian dapat
dilakukan melalui telepon/ faximille. Selain itu, PT East West Seed Indonesia saat ini juga
bekerjasama dengan media online seperti Tokopedia, Shopee dan Bukalapak. Beragamnya
kebutuhan kualitas dan kuantitas petani di lapangan, menyebabkan PT East West Seed
Indonesia tidak melakukan perdagangan secara langsung dengan petani. Dengan demikian PT
East West Seed Indonesia tidak memerlukan pengembangan lokasi penjualan serta dapat
memanfaatkan sarana prasarana para mitra untuk melakukan penjualan. Perusahaan dalam
Level Channel). Kebijaksanaan pemasaran yang dilakukan perusahaan dalam distribusi adalah
membantu dealer dalam mengembangkan jaringan di area masing-masing. Selain itu, PT East
West Seed Indonesia melakukan kerjasama dengan media online yaitu Tokopedia, Shopee dan
Bukalapak.
Saluran Pemasaran Benih Sayuran
Produsen benih memasarkan produknya secara langsung kepada pedagang besar atau
besar yang disalurkan ke pengecer. Konsumen, dalam hal ini petani pengguna, membeli dari
pengecer terdekat. Petani pengguna kadang-kadang juga membeli dari pedagang besar dengan
alasan lebih dekat. Harga yang dibayar oleh petani pengguna berbeda dengan harga yang
dibayar oleh pengecer. Pembelian dalam jumlah besar yang dilakukan oleh pengecer
memungkinkan pedagang besar memberi potongan harga, tetapi petani tidak diberikan
Sebagian produsen benih menjual produknya kepada perusahaan pemasaran benih yang
selanjutnya akan disalurkan kepada pedagang besar. Dalam hal ini untuk merek dagang yang
sama, pedagang besar yang memasarkan langsung dari pordusen berbeda dengan pedagang
besar yang memasarkan dari perusahaan pemasaran. Hal ini untuk menghindari tumpang tindih
pemasaran dari produsen yang sama. Beberapa produsen benih menjual benih tanpa merek
dagang kepada perusahaan pemasaran, tetapi nama varietas tidak diubah dan tetap menjadi
milik produsen benih. Perusahaan tersebut memasarkan benih dengan merek dagang sendiri.
Dalam rangka memperkenalkan produk Cap Panah Merah dan meningkatkan volume
penjualan, PT. East West Seed Indonesia menjalankan kebijaksanaan promosi melalui
pengiklanan, promosi, penjualan, dan publikasi. Salah satu dari promosi yang dilakukan PT
East West Seed Indonesia adalah melakukan pendekatan dengan komunitas petani. PT East
West Seed Indonesia mempunyai kegiatan yang khas dalam membina kerjasama dengan para
petani dan kios-kios pengecer kegiatan tersebut adala Expo. Expo yang dilakukan satu tahun
sekali ini bertujuan untuk lebih mendekatkan hubungan emosional antara perusahaan dengan
pelanggan dalam hal ini petani dan kios pengecer. Expo pertama kali dilakukan tahun 1997 dan
Pada setiap kegiatan Expo, PT East West Seed Indonesia memperkenalkan sistem
produksi benih lengkap dengan kecanggihan teknologinya mulai dari pemuliaan sampai benih
siap jual. Dengan demikian petani dan kios menjadi lebih paham tentang teknologi benih dan
biasanya para peserta akan menjadi duta PT East West Seed Indonesia untuk memberikan
informasi yang mereka dapat selama Expo. Dalam kegiatan Expo dihadirkan berbagai macam
teknologi untuk meningkatkan kapabilitas petani mulai dari penyemaian yang baik dan benar,
pengendalian hama dan penyakit yang tepat, hingga pembuatan pupuk kompos.
Selain itu PT East West Seed Indonesia melakukan promosi melalui Demo plot (demplot)
di tingkat petani yang dibuat untuk membantu petani memeperoleh informasi mengenal
berbagai informasi mengenai berbagai macam produk baru. Karena setiap produk baru tentu
saja selalu disertai dengan keunggulan tersendiri dibandingkan produk sebelumnya. Dengan
demikian petani dapat memilih varietas baru yang cocok dengan daerahnya.
Hubungan dan pola kerjasama yang dibangun antara perusahaan PT East West Seed
Indonesia dan komunitas petani di beberapa wilayah di Indonesia, memberikan dampak yang
dapat menguntungkan perusahaan PT East West Seed Indonesia. Petani selain sebagai mitra
dalam berbagai program perusahaan PT East West Seed Indonesia, juga sebagai pelanggan
tetap yang dalam hal ini sebagai konsumen dan pengguna produk yang dihasilkan perusahaan
PT East West Seed Indonesia. Jaringan yang telah dibentuk perusahaan PT East West Seed
Indonesia bersama petani akan lebih memberikan keuntungan di masa yang akan datang.
Penentuan harga dapat dibuat berdasarkan biaya dan permintaan. Penentuan harga
berdasarkan biaya dilakukan dengan menghitung terlebih dahulu mengenai biaya/ ongkos yang
biaya yang telah dikeluarkan dan kemudian ditambahkan yang diinginkan sebagai keuntungan,
ditempatkan oleh konsumen terhadap suatu produk. Kunci pendekatan ini adalah
memperkirakan permintaan dengan tepat. Pendekatan ini memerlukan pemahaman yang baik
mngenai konsumen serta pasar, termasuk keadaan ekonomi dan persaingan. Berikut data harga
Dalam Permentan No. 86/2013 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH)
dan Permendag No. 16/2013 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura (KIPH)
bawang merah dan cabai merah, yaitu dengan penetapan harga referensi. Referensi harga cabai
dan bawang merah ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam
dengan memperhitungkan biaya balik modal atau break even point (BEP) ditambah keuntungan
40 persen. Harga referensi cabai merah dan cabai keriting ditetapkan sebesar Rp.26.300 per kg.
Harga referensi cabai rawit adalah Rp.28.000 per kg. Impor bawang merah, cabe merah, cabe
keriting, dan cabe rawit akan diijinkan jika harga eceran sudah melampaui harga referensi
masing-masing. Harga referensi bertujuan agar harga eceran bawang merah dan cabai di pasar
4. PERSAINGAN
Perdagangan produk benih hortikultura khususnya sayuran memiliki kekuatan pasar yang
cukup besar karena akan berdampak kepada harga di tingkat konsumen akhir dan inflasi. Oleh
karena itu, persaingan keluar masuk perusahaan benih diatur dalam perundang-undangan.
dalam pasal 100, 101, dan 131. Aturan investasi asing dalam UU tersebut antara lain: (a)
investor asing harus bermitra dengan pelaku usaha Indonesia, dengan membentuk badan
hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia, (b) besarnya investasi asing maksimal 30
persen dari total investasi, (c) investor asing tidak diperbolehkan menggunakan kredit dari bank
atau lembaga keuangan milik Pemerintah Indonesia dan/atau pemerintah daerah, (d) investor
asing di bidang hortikultura harus memberi kesempatan pemagangan dan melakukan alih
teknologi bagi pelaku usaha hortikultura Indonesia (Pasal 100 dan 101). Dalam Pasal 131
disebutkan bahwa dalam jangka waktu empat tahun setelah UU No. 13/2010 diberlakukan
(tanggal 24 November 2010) maka kepemilikan modal asing dalam budidaya hortikultura harus
Selain produsen dengan Penanaman Modal Asing (PMA), industri benih sayuran juga
menarik minat produsen dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Juga terdapat
produsen benih yang memproduksi benih skala kecil dan produksi benih yang dikelola oleh
koperasi intansi pemerintah, yaitu UPBS Balitsa Lembang dan BPTP Jawa Timur di Malang.
Banyaknya produsen benih sayuran PMA maupun PMDN yang masuk dalam industri ini
menunjukkan bahwa bisnis benih sayuran relatif menjanjikan. Harga benih sayuran yang relatif
mahal dibanding harga benih tanaman pangan, seperti benih padi, jagung dan kedelai, tidak
menjadi hambatan bagi petani karena nilai produksi yang diperoleh juga relatif lebih tinggi.
Keterlibatan instansi pemerintah dalam memproduksi benih sayuran lebih ditujukan untuk
penyebaran varietas sayuran spesifik lokasi dan umumnya bukan hibrida tetapi varietas
Daftar perusahaan benih di Indonesia tidak banyak yaitu 12 PMA (asing) dan 8 PMDN
(dalam negeri). Benih hibrida sayuran diproduksi oleh PMA sehingga pesaing dari PT. East
West Indonesia menjadi 11 perusahaan dan hanya 10 perusahaan yang memproduksi benih
sayuran hibrida. Kesepuluh perusahaan pesaing tersebut adalah PT. Syngenta Indonesia,
PT.Nunhems Indonesia. PT. Takii Seed Indonesia, PT. Koreana Seed Indonesia, PT. Benih Inti
Subur Intan (BISI) Internasional Tbk., PT. Branitha Sandini, PT. Advanta Seed Indonesia, PT.
Cara pemasaran benih oleh produsen benih relatif sama. Petani sebagai konsumen
memiliki banyak pilihan dalam membeli benih sayuran sesuai dengan karakteristik yang
diinginkan. Persaingan para produsen benih sayuran hibrida tidak menarik. Sebagian besar
strategi pemasaran yang dilakukan oleh para produsen relatif sama. Hal tersebut disebabkan
produk yang dihasilkan oleh para produsen benih tidak dapat diikuti bahkan ditiru oleh
perusahaan lainnya. Segala kepemilikan hak ijin-nya dilindungi oleh negara melalui UU
kekuatan pasar dalam menentukan harga, maka perlindungan terhadap konsumen dilindungi