Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH NICHE MARKET

PT. EAST WEST SEED INDONESIA (PANAH MERAH)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Niche Market merupakan segmen pasar yang khusus dan spesifik. Teplensky (1993)

dalam Sarker dan Begum (2013) mendefinisikan niche market sebagai penekanan pada

kebutuhan tertentu, atau penekanan pada geografis, demografis, dan segmentasi produk. Dalam

memenuhi kebutuhan pelanggan yang spesifik ini, Niche Market membutuhkan spesialisasi

tertentu, sehingga tidak banyak pesaing yang tertarik. Selain karena Niche Market ini

dipandang sebagai bagian kecil dari potensi pasar, namun juga sulit ditiru dan membutuhkan

modal yang sangat besar untuk masuk dalam persaingan bisnis tersebut. Namun hal yang

menarik dari Niche Market ini ternyata sangat potensial menghasilkan profit yang sangat besar.

Dalam persaingannya perusahaan yang terlibat dalam Nicihe Market akan memfokuskan diri

pada spesialisasi produk, sehingga biasanya perusahaan tersebut akan mengeluarkan biaya riset

yang lebih tinggi agar produknya dapat menjadi yang terbaik bagi konsumen.

Salah satu pembahasan yang menarik pada perkembangan Niche Market di Indonesia

adalah perkembangan bisnis perbenihan yang fokus pada petani sayuran. Perbenihan sayuran

merupakan bagian kecil dari pasar perbenihan pertanian di Indonesia. Selain itu masing-masing

dari target pasarnya memiliki kekhususan tersendiri. Pasar perbenihan terkhususkan oleh letak

geografis, kesesuaian iklim, kebiasaan petani, dan potensi minat pasar konsumen petani

(masyarakat) terhadap karakteristik produk yang dihasilkan, sehingga kesemuanya itu sangat

mempengaruhi kesesuaian pemilihan produk (varietas tanaman) yang akan dibuat dan

dipasarkan. Hal ini pula yang menyebabkan sulitnya petani untuk dapat menerima varietas

benih sayuran baru, sehingga pada bisnis ini produsen harus fokus pada kebutuhan petani dan
karakteristik masyarakat sebagai konsumen petani untuk membuat suatu varietas sayuran

terbaik. Varietas sendiri merupakan identitas yang menunjukan suatu spesies tanaman dengan

karakter tertentu dan membedakan dengan karakter tanaman lainnya. Hasil pemuliaan

varietas merupakan kekayaan intelektual yang dilindungi oleh UU no 29 Tahun 2000 tentang

Perlindungan Varietas Tanaman, sehingga perorangan atau badan usaha tertentu yang meniru

dan menyebarkan varietas tiruannya dapat disanksi secara pidana.

Selain dari karakteristiknya, hal yang menarik pada bisnis perbenihan sayuran ini yaitu

memiliki “Multiplier Effect” atau efek berganda terhadap konsumen. Benih sayuran tertentu

terutama yang hasilnya menjadi konsumsi masyarakat luas dimana masyarakat tersebut sangat

bergantung pada hasil dan karakteristik produknya seperti halnya cabe, kentang dan bawang

merah, akan mengalami Multiplier Effect apabila salah satu benih dari produk tersebut

mengalami kelangkaan di pasaran. Efek yang dirasakan adalah terjadinya inflasi atau kenaikan

harga barang pada komoditi sayuran tersebut. Hal ini dapat menjadikan suatu kekuatan

tersendiri bagi produsen, sehingga produsen dengan mudah dapat memainkan harga ketika

terjadi kelangkaan benih.

Dalam mengantisipasi Multiplier Effect dari bisnis perbenihan, pemerintah berusaha

mengurangi pengaruh perusahaan-perusahaan benih besar dengan membuat berbagai regulasi

yang berlapis, salah satunya dengan lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13

Tahun 2010 tentang Hortikultura, dimana salah satunya mengatur tentang penanaman modal

asing. Bagian ketiga Pasal 100 Ayat 3 menyatakan :”Besarnya penanaman modal asing dibatasi

paling banyak 30% (tiga puluh persen)”. Pemerintah terus mendorong minat produsen dan

peneliti-peneliti lokal untuk dapat menyaingi perusahaan-perusahaan perbenihan besar yang

dimiliki oleh asing, yaitu melalui pengembangan varietas baru yang lebih produktif melalui

dana-dana riset perguruan tinggi.


Pada makalah ini menjadi sesuatu hal yang menarik untuk diketahui lebih jauh

bagaimana latar belakang perusahaan benih yang besar di Indonesia. Salah satu produsen benih

terbesar di Indonesia yang memproduksi benih sayuran strategis adalah PT. East West Seed

Indonesia yang merupakan perusahaan cukup berpengaruh di dunia bisnis perbenihan

Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah PT. East West Seed Indonesia?

2. Bagaimana perkembangan perusahaan tersebut?

3. Bagaimana bentuk sistem informasi yang dilaksanakan?

4. Bagaimana gambaran persaingan produsen benih sayuran tersebut?

II. LANDASAN TEORITIS

Ada berbagai macam definisi terkait dengan niche market. Kotler (2003) dalam Parrish

(2003) mendefiniskan niche market sebagai kelompok yang lebih sempit yang diidentifikasi

dengan membagi segmen menjadi subsegmen dengan spesialisasi yang merupakan kunci

utama dari niche market tersebut. Phillips dan Peterson (2001) dalam Toften (2009)

mengartikan niche market strategy sebagai strategi pemasaran yang menggunakan diferensiasi

produk untuk menarik kelompok pelanggan yang lebih fokus. Teplensky (1993) dalam Sarker

dan Begum (2013) mendefinisikan niche market sebagai penekanan pada kebutuhan tertentu,

atau penekanan pada geografis, demografis, dan segmentasi produk. Kara dan Kaynak (1997)

dalam Sarker dan Begum (2013) mengartikan niche market sebagai langkah lebih lanjut dari

segmentasi pasar dalam menciptakan kelompok yang berbeda dari pelanggan.

(mohon bantuan melengkapi landasan teoritis)


III. PEMBAHASAN

1. SEJARAH

PT. East West Seed Indonesia adalah perusahaan benih sayuran terpadu pertama di

Indonesia yang menghasilkan benih unggul sayuran melalui kegiatan pemuliaan tanaman

(Plant Breeding). PT. East West Seed Indonesia Didirikan pada tanggal 6 juni 1990 tepatnya

di Desa Benteng, Kecamatan Campaka – Purwakarta, Jawa barat. Setahun kemudian tepatnya

pada tanggal 6 juni 1991 PT. East West Seed Indonesia di resmikan oleh Menteri Pertanian

Indonesia yang pada saat itu di jabat Ir.Wardoyo.

PT. East West Seed Indonesia mempunyai tujuan utama dalam pengembangan industri

benih lokal yang canggih untuk menghasilkan benih sayur yang berkualitas tinggi. Dalam

beberapa tahun terakhir telah berhasil menjadi produsen dan penyedia utama benih-benih

sayuran berkualitas tinggi dan memuaskan petani Indonesia. Dalam pengembangan benih, PT.

East West Seed Indonesia menempatkan beberapa tenaga ahli professional dari dalam dan luar

negeri yang telah berpengalaman di bidang pemuliaan tanaman dan perbenihan. Hasil

penelitian dan pengembangan benih sayuran ini diproduksi, diproses dan dikemas serta

dipasarkan untuk petani Indonesia dengan merek dagang CAP PANAH MERAH.

Lebih dari satu dekade PT. East West Seed Indonesia selalu menyediakan benih yang

sehat, produk yang tepat dengan kemurnian genetika yang tinggi serta daya kecambah yang

baik untuk mendapatkan hasil yang tinggi sesuai dengan permintaan konsumen dan menjadi

kunci sukses petani Indonesia.

Sesuai dengan misinya untuk selalu menghasilkan benih sayuran yang bermutu tinggi

untuk petani Indonesia, PT. East West Seed Indonesia terus membenahi system mutunya.

Mulai dari proses penelitian dan pengembangan varietas unggul baru, produksi benih,

pengolahan benih, penyimpanan, pengemasan, penanganan order pelanggan, dan distribusi


benih diawasi secara ketat sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh ISO 9001:2000. PT. East

West Seed Indonesia telah sukses meraih serifikat Quality Management System ISO

9001:2000 dan LSSM-BTPH. Sertifikasi ISO 9001:2000 dan LSSM-BTPH ini merupakan

pengakuan bahwa system manajemen mutu PT. East West Seed Indonesia sebagai produsen

benih unggul Cap Panah Merah telah memenuhi standar nasional dan Internasional.

Pada Tanggal 1 April 1991 PT.East West Seed Indonesia Membuka cabang Farm

Research And Development di dataran tinggi Cisarua lembang yang beralamat di Desa Tugu

Mukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat mempunyai luas kurang lebih 5 hektar

lahan yang berada di ketinggian 1.100 meter dari permukaan laut, dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas benih sayuran di dataran tinggi dikarenakan pada saat itu benih sayuran

unggul di dataran tinggi masih banyak di import dari Negara lain, misalnya dari Korea dan

Thailand.

PT. East West Seed Indonesia Farm Lembang lebih mengutamakan untuk mencari benih

unggul yang relatif tahan penyakit di dataran tinggi, sehingga permasalahan penyakit yang

dihadapi petani di pegunungan dapat berkurang.Pada saat itu petani sering mengalami kerugian

karena tanaman nya, khususnya Tomat terkena penyakit layu bakteri. Benih yang saat itu

digunakan petani adalah benih Tomat import dari Korea .

Peneliti di PT. East West Seed Indonesia mendapat dukungan dari peneliti senior dari

perusahaan Enza Zaden Belanda yang telah berpengalaman dalam perbenihan lebih dari 100

tahun. Pada tahun 1995 dihasilkan varietas Tomat yang sesuai harapan petani dan diberi nama

‘Arthaloka’ selain tolerant terhadap penyakit layu Bakteri juga toleran terhadap penyakit daun

Late 35 Blight. Sejak saat itu Arthaloka menjadi Tomat yang banyak di tanam petani dataran

tinggi di Indonesia.

Dari tahun ke tahun perkembangan penyakit tanaman yang dihadapi petani dataran tinggi

mengalami perubahan. Para peneliti terus mencari varietas varietas baru yang mempunyai sifat
unggul dan hingga saat ini telah banyak menghasilkan varietas baru Tomat, Kol Bunga, dan

Cabe yang di tanam Petani di Indonesia.

VISI kami percaya pada benih sayuran berkualitas tinggi untuk hidup yang lebih baik.

Sedangkan MISI kami adalah menyediakan benih berkualitas tinggi untuk meningkatkan

pendapatan petani dan memperbesar konsumsi sayuran.

Kotler (2003) menjelaskan lima karakteristik utama dalam niche market yaitu: (1)

pelanggan di niche memiliki seperangkat kebutuhan yang berbeda; (2) mereka akan membayar

harga premium kepada perusahaan yang paling memenuhi kebutuhan mereka; (3) niche tidak

mungkin menarik pesaing; (4) pemasar niche mendapatkan ekonomi tertentu melalui

spesialisasi; (5) niche memiliki ukuran, keuntungan, dan potensi pertumbuhan.

Kesatu. Pelanggan dari PT. East West Seed Indonesia adalah petani hortikultura

khususnya sayuran di dataran tinggi. Sayuran di dataran tinggi Indonesia memiliki beragam

karakteristik iklim dan tanah. Petani di setiap wilayah Indonesia memiliki kebutuhan yang

berbeda-beda terhadap jenis komoditas yang akan ditanam disesuaikan dengan karakteristik

wilayahnya. PT. East West Seed Indonesia mengambil peluang tersebut yaitu menyediakan

benih yang sehat, produk yang tepat dengan kemurnian genetika yang tinggi serta daya

kecambah yang baik untuk mendapatkan hasil yang tinggi sesuai dengan permintaan konsumen

(konsumen petani/ masyarakat) dan menjadi kunci sukses petani Indonesia.

Kedua. PT. East West Seed Indonesia menghasilkan produk benih hibrida. Keunggulan

dari benih hibrida adalah hasil produksi lebih tinggi dibandingkan hasil benih unggul biasa dan

vigor lebih baik jadi lebih kompetitif terhadap gulma. Namun benih hibrida memiliki

kekurangan yaitu benih pada umumnya berharga lebih mahal daripada benih unggul jenis

lainnya. Selain itu kekurangan lainnya dari benih hibrida adalah tidak dapat ditanam ulang, jika

dipaksakan ditanam hasil akan jauh turun dan cenderung petani akan mengalami kerugian.

Kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan pelanggan PT. East West Seed Indonesia


bersedia membayar harga premium kepada perusahaan yang paling memenuhi kebutuhan

meraka.

Ketiga. PT. East West Seed Indonesia mendapat dukungan dari peneliti senior dari

perusahaan Enza Zaden Belanda yang telah berpengalaman dalam perbenihan lebih dari 100

tahun. Berdasarkan UU no 29 Tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman berdasarkan

Pasal 5 bahwa pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah pemulia atau

badan hukum. Setiap varietas dari benih hibrida yang dihasilkan oleh PT. East West Seed

Indonesia merupakan produk yang dijamin kepemilikannya oleh negara. Oleh karena itu,

produk yang dihasilkan oleh PT. East West Seed Indonesia kecil kemungkinannya untuk

menarik pesaing lain.

Keempat. Spesialisasi produk dari PT. East West Seed Indonesia adalah menyediakan

benih yang sehat, produk yang tepat dengan kemurnian genetika yang tinggi serta daya

kecambah yang baik untuk mendapatkan hasil yang tinggi sesuai dengan permintaan

konsumen.

Kelima. Berdasarkan kepada keempat pembahasan sebelumnya tergambarkann bahwa

PT. East West Seed Indonesia memiliki ukuran, keuntungan, dan potensi pertumbuhan yang

potensial. Oleh karena itu, berdasarkan kepada pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa PT. East West Seed Indonesia dengan merk dagang CAP PANAH MERAH masuk ke

dalam niche market.

2. PERKEMBANGAN

Perkembangan PT East West Seed dalam menjalankan perusahaannya akan dirangkum

dari berbagai sumber dalam Tabel berikut:

Tahun Perkembangan Perusahaan


1990 Pendirian PT East West Seed di Indonesia (Purwakarta)
1991 PT East West Seed diresmikan oleh Menteri Pertanian Indonesia (Ir. Wardoyo)
Tahun Perkembangan Perusahaan
1991 Pembukaan cabang Farm Research And Development di dataran tinggi Cisarua
Lembang
1991 Meluncurkan produk pertama OP 1 kacang panjang varietas Merdeka
1992 Meluncurkan produk Hibdrida 1 terong varietas Mustang F1
1993-1995 Membangun Stasiun Penelitian Tanah menengah dan tinggi di Wanayasa dan
Lembang
1995 Meluncurkan produk Tomat ‘Arthaloka” yang toleran terhadap penyakit layu
Bakteri juga toleran terhadap penyakit daun Late 35 Blight
1996 Membangun laboratorium penelitian patologi tanaman dan kultur jaringan di
Purwakarta Jawa Barat
2004 PT. East West Seed Indonesia meraih serifikat Quality Management System
ISO 9001:2000 dan LSSM-BTPH
2003 Mendirikan markas produksi, laboratorium QA-produksi dan gudang di luar
wilayah Jawa Barat, Jember Jawa Timur
2005 Memperluas area produksi di Timor Barat
2011 PT. East West Seed Indonesia meraih serifikat Quality Management System
ISO 9001:2008 dan LSSM-BTPH
2012 PT. East West Seed Indonesia berhasil meraih akreditasi dari International Seed
Testing Association (ISTA). Akreditasi ini berarti laboratorium yang dimiliki
PT. East West Seed Indonesia diakui internasional, praktis produk yang
dihasilkan juga memiliki standar yang sama
2013 Meluncurkan program "Kami melayani untuk menjadi sahabat petani yang
paling baik” dan “Keluarga Indonesia menanam sayuran” di sejumlah daerah
dalam rangka mendukung program ketahanan pangan
1991-2019 PT East West Seed di Indonesia telah meluncurkan 136 varietas dari 23
kategori produk bibit tanaman sayur dan buah

Berdasarkan kepada tabel perkembangan perusahaan, PT East West Seed Indonesia sejak

Tahun 1991 sudah menerapkan niche strategy dengan memfokuskan produk dan pasarnya

hingga sekarang (2019). Dalam rangka mempertahankan strategi nya, PT East West Seed

Indonesia terus melakukan inovasi terhadap produknya dengan membangun berbagai sarana

dan prasarana untuk penelitian dan pengembangan produk (R&D), serta pengembangan sales

dan marketing. Selain melakukan inovasi terhadap produknya, PT East West Seed Indonesia

melakukan “pemeliharaan” terhadap pasarnya (yaitu petani) dengan cara mendaftarkan

prusahaannya dalam berbagai macam standardisasi mutu produk. Hal tersebut dapat

meningkatkan kepercayaan pasar terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

PT East West Seed Indonesia selalu melakukan inovasi di dalam produk dan pasarnya,

hal tersebut yang menyebabkan PT East West Seed Indonesia dapat mempertahankan brand
image di kalangan petani dan menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen petani

(masyarakat). Oleh karena itu, PT East West Seed di Indonesia telah melakukan niche strategy

dengan cukup baik.

Hubungan Antara Niche Strategy, Product, dan Market

Niche Market berfokus pada orang-orang tertentu yang termasuk dalam segmen itu dan

menemukan produk yang terkait dengan niche itu. Niche Product berfokus pada barang

tertentu, dan memasarkannya ke semua segmen, berharap produk tersebut menciptakan niche.

Sedangkan Niche Strategy berfokus pada perusahaan dan bagaimana mereka menerapkan

pendekatan niche, di mana informasi yang jumlahnya sangat terbatas diketahui.

3. SISTEM INFORMASI

Sistem Organisasi PT East West Seed Indonesia merupakan perusahaan swasta yang

menggunakan fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA). Perusahaan ini dipegang oleh

Managing Director yang berkedudukan di Belanda. Managing Director ini membawahi seluruh

kegiatan baik produksi maupun manajemennya. Managing Director ini dibantu 5 divisi yang

terdiri dari Reseach and Development, Finance, Seed Operation, Sales and Marketing, serta

HRD.

PT East West Seed Indonesia yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan “Cap

Panah Merah” ini merupakan perusahaaan penghasil benih, dan merupakan perusahaan benih
No.1 di Indonesia. Benih–benih yang dihasilkan dikemas dengan kemasan yang sesuai dengan

kebutuhan. Ukuran kemasan bermacam– macam, ada yang ukurannya kecil yaitu 1g hingga

ukuran yang besar yaitu 1kg. Kemasan yang digunakan berasal dari bahan yang telah teruji

sehingga jika digunakan untuk mengemas benih tidak akan merusaknya. Kemasan juga

bermanfaat untuk menjaga kadar air benih. Kemasan yang tidak sesuai akan mengakibatkan

penurunan kualitas benih misalnya daya kecambahnya turun, daya tumbuhnya kurang,

sehingga akan menurunkan pemasaran.

Untuk mendapatkan benih tersebut, maka dilakukan riset dengan pengamatan yang

membutuhkan waktu cukup lama. PT East West Seed Indonesia mempunyai 2 jenis lahan, yaitu

lahan riset/ pengamatan dan lahan produksi. Sesuai dengan namanya lahan riset ini digunakan

untuk mengamati tanaman mulai dari penanaman benih sampai dihasilkan benih unggul.

Sedangkan lahan produksi, digunakan untuk memproduksi benih yang selanjutnya akan

dipasarkan. Sebelum memilih suatu varietas tanaman, dilakukan uji multi lokasi dengan

menanam varietas yang diinginkan dan varietas pembanding pada satu lahan. Hal yang

dibandingkan meliputi kualitas dan kuantitas kedua varietas tersebut. Varietas pembanding

yang digunakan adalah varietas tanaman unggul yang sudah mendapatkan izin resmi dari Dinas

Pertanian untuk diedarkan dipasaran. Tujuannya adalah untuk melihat secara nyata keunggulan

dari varietas yang di hasilkan daripada varietas pembanding. Hal terpenting dalam

memproduksi benih adalah teliti dan benih tidak tercampur dengan benih dari buah lain.

Divisi Research and Development (R&D) terdiri dari farm dan crop breeding. Divisi ini

bertugas melakukan penelitian, pemuliaan, dan penemuan varietas baru yang sesuai dengan

permintaan pasar. Farm merupakan tempat menanam benih dari breeder, lahan penelitian

breeder, serta lahan pengujian tanaman yang sedang diteliti. Selain itu, di dalam farm juga

diproduksi benih tanaman yang tidak bisa diproduksi di divisi Seed Operation.
PT East West Seed Indonesia mempunyai tiga pilar pemuliaan yang sangat kokoh, yaitu

Grup Pemuliaan A, B, Dan C. Ketiga pilar ini secara terus-menerus melakukan pemuliaan

berbagai varietas sayuran dengan brilliant. Dengan menggunakan kekayaaan plasma nutfah

yang dimiliki, mereka menghasilkan varietasvarietas bermutu tinggi yang sangat produktif,

tahan penyakit dan disukai pasar.

Setiap grup pemuliaan, dipimpin oleh manager masing-masing, dimana setiap grup ada

beberapa macam tanaman. Semua tomat baik dataran rendah, menengah maupun dataran

tinggi, terong ,wortel dan sayuran lain seperti selada, bayam, kangkung secara serentak

dihasilkan oleh breeder group A. terong Musang F1 adalah hibrida pertama hasil pemuliaan

breeder group A tahun 1992 yang sampai sekarang masih dominan di pasar terong di Indonesia.

Sedangkan breeder group B secara terus menerus melakukan pemuliaan cabai baik cabai

keriting, cabai besar maupun cabai rawit, kacang panjang, buncis, sawi, bunga kol, kailan dan

bawang merah. kacang panjang 777 adalah varietas OP hasil pemuliaan breeder groupB tahun

1993 yang sampai sekarang diminati oleh para petani karena sangat produktif dan tahan

penyakit. Sementara breeder group C terus mengembangkan mentimun, melon, semangka,

paria, oyong dan labu. Mentimun hibrida Monza F1 adalah hasil pemuliaan breeder group C

pada tahun 2007 yang secara fantastis terus meningkat permintaannya. Sudah banyak varietas-

varietas dari masing-masing tanaman per grup yang sudah banyak terjual di pasaran.

Penanganan Quality Assurance (QA)

Departemen QA merupakan salah satu bagian integral dari pengelolaan mutu paripurna

di PT East West Seed Indonesia, sejak pengawasan mutu di lapangan, pengambilan sample

produk, pengujian fisik benih, pengujian mutu fisiologi (daya kecambah) sampai dengan

pengujian kemurnian genetik dari produk-produk unggulan “Cap Panah Merah”. Pengujian

fisik benih seperti berat 1000 butir dan kadar air, pengujian viabilitas seperti uji daya
kecambah, dan pengujian genetik seperti pengujian hibriditas, kesemuanya menggunakan

standar internasional yang diakui di seluruh dunia. Pengujian menggunakan teknologi Iso

Electric Focusing (IEF) yang menguji kemurnian genetik atau hibriditas dari suatu varietas

dalam waktu yang jauh lebih cepat.

Kesungguhan PT East West Seed Indonesia dalam sistem manajemen mutu yang

paripurna telah mengantarkan PT East West Seed Indonesia mendapatkan sertifikat ISO

9001:2000 pada tahun 2004 dan menjadi salah satu perusahaan pertanian pertama yang

mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000 dan yang pertama untuk industri benih di Indonesia.

Sertifikat ISO 9001:2000 yang saat ini telah di upgrade menjadi ISO 9001:2008 semakin

mengkokohkan PT East West Seed Indonesia sebagai pemain utama produsen benih sayuran

di Indonesia yang mengutamakan mutu tinggi dan kepuasan konsumen, dengan penggunaan

plasma nutfah asli Indonesia dalam sebuah proses yang bersih dan bertanggung jawab.

Sistem pemasaran produk

PT East West Seed Indonesia bermitra dengan beberapa partner Jasa Transporter terbaik

yang sudah berpengalaman di bidangnya, mempunyai jaringan luas dan menguasai area yang

dituju, dengan demikian kepastian distribusi benih terjaga. Langkah Pemasarannya yaitu: a)

Pengiriman ke stock Point dari Kantor Pusat (Purwakarta); b) Distribusi ke daerah dari Stock

Point; dan c) Pengiriman dari Kantor Pusat (Purwakarta) jika diperlukan.

Sistem pemasaran dilakukan dengan cara mengirimkan benih kepada pelanggan. Para

pelanggan dapat memesan benih yang dibutuhkan melalui telepon atau faximail. Pemasaran

dilakukan dengan system pengiriman atau datang langsung ke perusahaan. Kini pemasaran

sudah meluas hampir seluruh Indonesia antara lain: Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung,

Palembang, Jogjakarta dan lain-lain. Bahkan sampai di ekspor ke luar negeri dan sistem

pemasaran menggunakan sistem kemitraan.


a. Sistem kemitraan yang diterapkan dengan petani adalah sistem subkontrak, yang dituangkan

dalam surat kontrak kerjasama, mencakup volume biji, harga jual benih, standar mutu benih

dan juga waktu penyetorannya.

b. Penggunaan biaya produksi usahatani mentimun OP melalui kemitraan di Kecamatan

Sukowono Kabupaten Jember adalah efisien.

c. Pendapatan usahatani mentimun OP adalah menguntungkan.

d. Urutan faktor-faktor yang menjadi prioritas petani untuk melakukan kemitraan adalah:

pendapatan yang tinggi (15.21%); jaminan pasar (14.45%); sistem pembayaran (14.26%);

jaminan modal (13.21%); bimbingan teknis budidaya (12.26%); bimbingan teknis pasca

panen (11.31%); ketersediaan sarana produksi (11.22%); keterbukaan pihak pengusaha

(8.08%).

Ada pula petani sekitar yang langsung memesan benih tanaman yang dikehendaki ke

tempat usaha. Pemasaran dengan sistem seperti ini cukup efektif bagi perusahaan karena

dengan demikian, perusahaan tidak perlu memasarkan sendiri produknya. Hanya saja produk

terjual relatif lambat karena di toko pertanian pasti tidak hanya menjual produk dari PT East

West Seed Indonesia tetapi juga produk–produk dari perusahaan lainnya. Kekurangan lainnya

adalah, jika benih diletakkan pada tempat yang tidak terkontrol, dapat mempengaruhi suhu

benih dan merusak kualitas benih itu sendiri. Misalnya jika terlalu lama penyimpanan akan

mengurangi daya tumbuh benih. Untuk manjaga kestabilan suhu dan kadar air, biasanya benih

tersebut disimpan dalam ruangan khusus. Artinya ruangan tadi hanya digunakan untuk

menyimpan benih bukan untuk kegunaan lain.


Pola Kerja Sama Anak Binaan

PT East West Seed Indonesia mempunyai anak cabang perusahaan yaitu:

a. Cabang Purwakarta merupakan pusat yang merupakan tempat penelitian dan pengembangan

(R&D) untuk dataran rendah dan juga sebagai tempat pengolahan benih akhir.

b. Cabang Lembang merupakan anak perusahaan yang bergerak pada bidang R&D sayuran

untuk dataran tinggi.

c. Cabang Wanayasa merupakan anak perusahaan yang bergerak pada bidang R&D sayuran

untuk dataran menengah.

d. Cabang Jember merupakan anak perusahaan yang bergerak pada bidang produksi benih

yang bekerja sama dengan petani polinasi untuk menghasilkan benih F1 yang selanjutnya

benih akan di kirim ke purwakarta untuk pengemasan.

Kepedulian Perusahaan dengan Komunitas Petani

PT East West Seed Indonesia mempunyai kegiatan yang khas dalam membina kerjasama

dengan para petani dan kios-kios pengecer kegiatan tersebut adala Expo. Expo yang dilakukan

satu tahun sekali ini bertujuan untuk lebih mendekatkan hubungan emosional antara

perusahaan dengan pelanggan dalam hal ini petani dan kios pengecer. PT East West Seed

Indonesia mengundang peserta terpilih dari semua lokasi pemasaran di Indonesia, namun

karena peserta dibatasi, maka tidak semua petani bisa hadir. Expo pertama kali dilakukan tahun

1997 dan terus-menerus dilakukan reguler setiap tahun.Jumlah peserta bervariasi setiap

tahunnya antara 200-400 peserta.

Pada setiap kegiatan Expo, PT East West Seed Indonesia memperkenalkan sistem

produksi benih lengkap dengan kecanggihan teknologinya mulai dari pemuliaan sampai benih

siap jual. Dengan demikian petani dan kios menjadi lebih paham tentang teknologi benih dan

semakin menghargai pentingnya benih unggul bermutu. Selanjutnya di daerah asalnya


biasanya para peserta akan menjadi duta PT East West Seed Indonesia untuk memberikan

informasi yang mereka dapat selama Expo.

Dalam kegiatan Expo dihadirkan berbagai macam teknologi untuk meningkatkan

kapabilitas petani mulai dari penyemaian yang baik dan benar, pengendalian hama dan

penyakit yang tepat, hingga pembuatan pupuk kompos. Demo plot (demplot) dibuat untuk

membantu petani memeperoleh informasi mengenal berbagai informasi mengenai berbagai

macam produk baru. Karena setiap produk baru tentu saja selalu disertai dengan keunggulan

tersendiri dibandingkan produk sebelumnya. Dengan demikian petani dapat memilih varietas

baru yang cocok dengan daerahnya. Kegiatan Expo dievaluasi untuk mengetahui dampaknya

terhadap petani langsung. Ternyata sisi positif yang didapat dari kegiatan ini banyak,

diantaranya adalah hubungan petani/kios dan perusahaan lebih harmonis; wawasan petani

menjadi semakin luas, dan rasa memiliki petani terhadap perusahaan menjadi baik.

Dengan kepercayaan (trust) yang dibangun antara petani pengguna produk unggul

dengan perusahaan PT East West Seed Indonesia yang menghasilkan produk unggul juga.

Kerjasama antara petani dengan PT East West Seed Indonesia dapat terlihat dalam peluncuran

produk baru perusahaan dalam Expo yang petani juga ikut terlibat di dalamnya.

Sistem Informasi PT East West Seed Indonesia

Sistem Informasi yang akan dibahas saat ini adalah subsistem output pemasaran yang

terdiri dari: (1) subsistem produk; (2) subsistem tempat; (3) subsistem promosi; dan (4)

subsistem harga. Produk yang dihasilkan oleh PT East West Seed Indonesia terfokus pada

kebutuhan benih tanaman sayur dan buah. Petani di setiap wilayah Indonesia memiliki

kebutuhan yang berbeda-beda terhadap jenis komoditas yang akan ditanam disesuaikan dengan

karakteristik wilayahnya. PT. East West Seed Indonesia mengambil peluang tersebut yaitu

menyediakan benih yang sehat, produk yang tepat dengan kemurnian genetika yang tinggi serta
daya kecambah yang baik untuk mendapatkan hasil yang tinggi sesuai dengan permintaan

konsumen (konsumen petani/ masyarakat) dan menjadi kunci sukses petani Indonesia.

Dalam rangkan pengembangan produknya PT East West Seed Indonesia memiliki anak

cabang binaan, yaitu: (1) Cabang Purwakarta merupakan pusat yang merupakan tempat

penelitian dan pengembangan (R&D) untuk dataran rendah dan juga sebagai tempat

pengolahan benih akhir; (2) Cabang Lembang merupakan anak perusahaan yang bergerak pada

bidang R&D sayuran untuk dataran tinggi; (3) Cabang Wanayasa merupakan anak perusahaan

yang bergerak pada bidang R&D sayuran untuk dataran menengah; dan (4) Cabang Jember

merupakan anak perusahaan yang bergerak pada bidang produksi benih yang bekerja sama

dengan petani polinasi untuk menghasilkan benih F1 yang selanjutnya benih akan di kirim ke

purwakarta untuk pengemasan.

waktu

Siklus Hidup Produk

Setelah 29 tahun berjalan, PT East West Seed Indonesia terus berkembang dan selalu

meluncurkan varietas baru. Jika meihat kepada gambar siklus hidup produk maka PT East West

Seed Indonesia berada pada fase kedewasaan. Ciri dalam fase kedewasaan adalah kapasitas

produksi yang tinggi, memiliki laba yang besar, cash flow akan berada dalam kondisi positif

yang kuat, pesaing yang lemah dan kalah bersaing akan mulai keluar dari pasar, dan harga

produk mulai turun. Pada fase ini, perusahaan bersiap-siap untuk menghadapi fase penurunan

jika tidak memiliki inovasi.


Berbeda dengan PT East West Seed Indonesia, di dalam fase kedewasaannya tidak

mengalami penururnan terhadap harga produk namun memiliki kecenderugan mengalami

kenaikan. Dalam menghadapi kemungkinan menghadapi fase penurunan, PT East West Seed

Indonesia melakukan strategi seperti melakukan perbaikan dan modifikasi produk serta

memperbanyak pilihan, meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar, dan menarik

pengguna-pengguna baru seperti program urban farming dan Kit for Kids.

Tempat atau lokasi yang dilakukan oleh PT East West Seed Indonesia untuk memasarkan

produknya yaitu melalui dealler untuk disalurkan ke reseller dan/atau distributor yang memiliki

tempat usaha. Lokasi penjualan juga dapat ditemukan di petani yang memiliki kontrak dengan

PT East West Seed Indonesia dengan minimal target pembelian. Semua pembelian dapat

dilakukan melalui telepon/ faximille. Selain itu, PT East West Seed Indonesia saat ini juga

bekerjasama dengan media online seperti Tokopedia, Shopee dan Bukalapak. Beragamnya

kebutuhan kualitas dan kuantitas petani di lapangan, menyebabkan PT East West Seed

Indonesia tidak melakukan perdagangan secara langsung dengan petani. Dengan demikian PT

East West Seed Indonesia tidak memerlukan pengembangan lokasi penjualan serta dapat

memanfaatkan sarana prasarana para mitra untuk melakukan penjualan. Perusahaan dalam

menetapkan kebijaksanaan distribusinya menggunakan saluran distribusi tiga tingkat (Three

Level Channel). Kebijaksanaan pemasaran yang dilakukan perusahaan dalam distribusi adalah

membantu dealer dalam mengembangkan jaringan di area masing-masing. Selain itu, PT East

West Seed Indonesia melakukan kerjasama dengan media online yaitu Tokopedia, Shopee dan

Bukalapak.
Saluran Pemasaran Benih Sayuran

Produsen benih memasarkan produknya secara langsung kepada pedagang besar atau

melalui perusahaan pemasaran. Umumnya produsen benih memasarkan langsung ke pedagang

besar yang disalurkan ke pengecer. Konsumen, dalam hal ini petani pengguna, membeli dari

pengecer terdekat. Petani pengguna kadang-kadang juga membeli dari pedagang besar dengan

alasan lebih dekat. Harga yang dibayar oleh petani pengguna berbeda dengan harga yang

dibayar oleh pengecer. Pembelian dalam jumlah besar yang dilakukan oleh pengecer

memungkinkan pedagang besar memberi potongan harga, tetapi petani tidak diberikan

potongan harga karena umumnya membeli dalam jumlah sedikit.

Sebagian produsen benih menjual produknya kepada perusahaan pemasaran benih yang

selanjutnya akan disalurkan kepada pedagang besar. Dalam hal ini untuk merek dagang yang

sama, pedagang besar yang memasarkan langsung dari pordusen berbeda dengan pedagang

besar yang memasarkan dari perusahaan pemasaran. Hal ini untuk menghindari tumpang tindih

pemasaran dari produsen yang sama. Beberapa produsen benih menjual benih tanpa merek

dagang kepada perusahaan pemasaran, tetapi nama varietas tidak diubah dan tetap menjadi

milik produsen benih. Perusahaan tersebut memasarkan benih dengan merek dagang sendiri.

Dalam rangka memperkenalkan produk Cap Panah Merah dan meningkatkan volume

penjualan, PT. East West Seed Indonesia menjalankan kebijaksanaan promosi melalui
pengiklanan, promosi, penjualan, dan publikasi. Salah satu dari promosi yang dilakukan PT

East West Seed Indonesia adalah melakukan pendekatan dengan komunitas petani. PT East

West Seed Indonesia mempunyai kegiatan yang khas dalam membina kerjasama dengan para

petani dan kios-kios pengecer kegiatan tersebut adala Expo. Expo yang dilakukan satu tahun

sekali ini bertujuan untuk lebih mendekatkan hubungan emosional antara perusahaan dengan

pelanggan dalam hal ini petani dan kios pengecer. Expo pertama kali dilakukan tahun 1997 dan

terus-menerus dilakukan reguler setiap tahun.

Pada setiap kegiatan Expo, PT East West Seed Indonesia memperkenalkan sistem

produksi benih lengkap dengan kecanggihan teknologinya mulai dari pemuliaan sampai benih

siap jual. Dengan demikian petani dan kios menjadi lebih paham tentang teknologi benih dan

semakin menghargai pentingnya benih unggul bermutu. Selanjutnya di daerah asalnya

biasanya para peserta akan menjadi duta PT East West Seed Indonesia untuk memberikan

informasi yang mereka dapat selama Expo. Dalam kegiatan Expo dihadirkan berbagai macam

teknologi untuk meningkatkan kapabilitas petani mulai dari penyemaian yang baik dan benar,

pengendalian hama dan penyakit yang tepat, hingga pembuatan pupuk kompos.

Selain itu PT East West Seed Indonesia melakukan promosi melalui Demo plot (demplot)

di tingkat petani yang dibuat untuk membantu petani memeperoleh informasi mengenal

berbagai informasi mengenai berbagai macam produk baru. Karena setiap produk baru tentu

saja selalu disertai dengan keunggulan tersendiri dibandingkan produk sebelumnya. Dengan

demikian petani dapat memilih varietas baru yang cocok dengan daerahnya.

Hubungan dan pola kerjasama yang dibangun antara perusahaan PT East West Seed

Indonesia dan komunitas petani di beberapa wilayah di Indonesia, memberikan dampak yang

dapat menguntungkan perusahaan PT East West Seed Indonesia. Petani selain sebagai mitra

dalam berbagai program perusahaan PT East West Seed Indonesia, juga sebagai pelanggan

tetap yang dalam hal ini sebagai konsumen dan pengguna produk yang dihasilkan perusahaan
PT East West Seed Indonesia. Jaringan yang telah dibentuk perusahaan PT East West Seed

Indonesia bersama petani akan lebih memberikan keuntungan di masa yang akan datang.

Penentuan harga dapat dibuat berdasarkan biaya dan permintaan. Penentuan harga

berdasarkan biaya dilakukan dengan menghitung terlebih dahulu mengenai biaya/ ongkos yang

dikeluarkan perusahaan dalam menghasilkan/ memperoleh produk. Setelah menentukan biaya-

biaya yang telah dikeluarkan dan kemudian ditambahkan yang diinginkan sebagai keuntungan,

maka diperoleh harga mengenai suatu produk.

Penentuan harga berdasarkan permintaan dilakukan dengan menyesuaikan nilai yang

ditempatkan oleh konsumen terhadap suatu produk. Kunci pendekatan ini adalah

memperkirakan permintaan dengan tepat. Pendekatan ini memerlukan pemahaman yang baik

mngenai konsumen serta pasar, termasuk keadaan ekonomi dan persaingan. Berikut data harga

benih merk “Panah Merah” per September 2019.

Daftar Harga Benih Merk PANAH MERAH Per September 2019

Kategori Volume Per


No. Varietas Harga Peruntukan Pasar
Ukuran Kemasan
1 Benih Cabe Keriting Reguler 10 Gram 147.100 Petani Sayuran Dataran
Lentur F1 Menengah - Tinggi
2 Benih Caisim Tosakan Reguler 25 Gram 16.200 Petani Sayuran Dataran
Rendah
3 Benih Paria Giok 9 F1 Reguler 50 Butir 24.800 Petani Sayuran Dataran
Rendah
4 Benih Terong Turangga Reguler 1100 Butir 24.800 Petani Sayuran Dataran
F1 Rendah
5 Benih Cabe Keriting Reguler 10 Gram 26.900 Petani Sayuran Dataran
Laris Rendah
6 Benih Oyong Azura F1 Reguler 75 Biji 26.900 Petani Sayuran Dataran
Rendah
7 Benih Oyong Prima F1 Reguler 75 Biji 26.900 Petani Sayuran Dataran
Rendah
8 Benih Mentimun Reguler 10 Gram 26.900 Petani Sayuran Dataran
Palangga F1 Rendah
9 Benih Oyong Lupita F1 Reguler 10 Gram 26.900 Petani Sayuran Dataran
Rendah
10 Benih Mentimun Mercy Reguler 400 Biji 29.100 Petani Sayuran Dataran
F1 Rendah
Kategori Volume Per
No. Varietas Harga Peruntukan Pasar
Ukuran Kemasan
11 Benih Selada Brando Reguler 15 Gram 31.100 Petani Sayuran Dataran
Rendah
12 Benih Oyong Anggun Reguler 75 Biji 31.100 Petani Sayuran Dataran
Tavi Rendah
13 Benih Terong Mustang Reguler 11.000 Butir 267.000 Petani Sayuran Dataran
F1 Rendah
14 Benih Tomat Tymoti F1 Reguler 1.750 Biji 169.200 Petani Sayuran Dataran
Rendah
15 Benih Bawang Merah Reguler 50 Gram 152.600 Petani Sayuran Dataran
Lokananta Rendah
16 Benih Kembang Kol Reguler 10 Gram 108.400 Petani Sayuran Dataran
Mona F1 Rendah
17 Benih Cabe Keriting Reguler 10 Gram 26.900 Petani Sayuran Dataran
Laris Rendah
18 Benih Kembang Kol PM Reguler 10 Gram 111.500 Petani Sayuran Dataran
126 F1 Rendah
19 Benih Cabe Keriting Reguler 1.750 Biji 165.900 Petani Sayuran Dataran
Laba F1 Rendah - Menengah
20 Benih Cabe Keriting Laju Reguler 1.750 Biji 165.900 Petani Sayuran Dataran
F1 Rendah - Menengah
21 Benih Cabe Keriting Reguler 2.000 Biji 148.200 Petani Sayuran Dataran
Kastilo F1 Rendah - Menengah
22 Benih Cabe Besar Gada Reguler 1.500 Butir 131.600 Petani Sayuran Dataran
F1 Rendah - Menengah
23 Benih Cabe Rawit Reguler 2.250 Butir 64.800 Petani Sayuran Dataran
Dewata 43 F1 Rendah - Menengah
24 Benih Tomat Tymoti F1 Reguler 1.750 Butir 169.200 Petani Sayuran Dataran
Rendah - Menengah
25 Benih Mentimun Bella F1 Reguler 800 Biji 45.400 Petani Sayuran Dataran
Rendah - Menengah
26 Benih Cabe Keriting Reguler 1.750 Biji 143.800 Petani Sayuran Dataran
Lado F1 Rendah - Tinggi
27 Benih Terong Jeno F1 Reguler 5 Gram 23.700 Petani Sayuran Dataran
Rendah - Tinggi
28 Benih Cabe Rawit Taruna Reguler 10 Gram 26.900 Petani Sayuran Dataran
Rendah - Tinggi
29 Benih Cabe Rawit Bara Reguler 3.200 Biji 34.400 Petani Sayuran Dataran
Rendah - Tinggi
30 Benih Cabe Rawit Taruna Reguler 10 Gram 26.900 Petani Sayuran Dataran
Rendah - Tinggi
31 Benih Cabe Rawit Reguler 10 Gram 53.200 Petani Sayuran Dataran
Santika F1 Rendah - Tinggi
Kategori Volume Per
No. Varietas Harga Peruntukan Pasar
Ukuran Kemasan
32 Benih Kailan Nova Reguler 25 Gram 19.500 Petani Sayuran Dataran
Tinggi
33 Benih Seledri Amigo Reguler 20 Gram 37.700 Petani Sayuran Dataran
Tinggi

34 Benih Tomat Optima F1 Reguler 5 Gram 127.800 Petani Sayuran Dataran


Tinggi
35 Benih Bunga Kol Aquina Reguler 10 Gram 109.500 Petani Sayuran Dataran
F1 Tinggi
36 Benih Tomat Hibrida Reguler 1.750 Butir 91.800 Petani Sayuran Dataran
Marta F1 Tinggi
37 Benih Tomat Hibrida Reguler 1.788 Butir 80.800 Petani Sayuran Dataran
Warani F1 Tinggi
38 Benih Tomat Optima F1 Reguler 5 Gram 127.800 Petani Sayuran Dataran
Tinggi
39 Benih Tomat Agatha F1 Reguler 1.750 Butir 109.500 Petani Sayuran Dataran
Tinggi
40 Benih Wortel Kuroda EW Reguler 25 Gram 21.300 Petani Sayuran Eksklusif
Select
41 Benih Bunga Helianthus Small 10 Biji 17.100 Urban Farming
Texas Lemon
42 Benih Tomat Permata F1 Small 100 Biji 10.600 Urban Farming
43 Benih Bunga Marigold Small 10 Biji 17.100 Urban Farming
Maharani F1
44 Benih Tomat Servo F1 Small 150 Biji 21.700 Urban Farming
45 Benih Seledri Amigo Small 10.000 Biji 11.700 Urban Farming
46 Benih Jagung Ketan Small 200 Biji 14.200 Urban Farming
Rasanya
47 Benih Melon Amanta F1 Small 15 Biji 10.600 Urban Farming
48 Benih Bunga Marigold Small 10 Biji 17.100 Urban Farming
Dwaft Laksmi F1
49 Benih Cabe Rawit Pelita Small 50 Biji 10.600 Urban Farming
F1
50 Benih Kangkung New Small 1500 Biji 12.800 Urban Farming
Serimpi
Sumber : Cap Panah Merah Official Shop - Shopee Mall

Dalam Permentan No. 86/2013 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH)

dan Permendag No. 16/2013 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura (KIPH)

dibandingkan peraturan-peraturan sebelumnya ditambahkan aturan tentang stabilisasi harga

bawang merah dan cabai merah, yaitu dengan penetapan harga referensi. Referensi harga cabai

dan bawang merah ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam

Negeri Nomor 118/PDN/KEP10/2013 tentang Penetapan Harga Referensi Produk Hortikultura


pada tanggal 3 Oktober 2013. Harga referensi bawang merah adalah sebesar Rp.25.700 per kg

dengan memperhitungkan biaya balik modal atau break even point (BEP) ditambah keuntungan

40 persen. Harga referensi cabai merah dan cabai keriting ditetapkan sebesar Rp.26.300 per kg.

Harga referensi cabai rawit adalah Rp.28.000 per kg. Impor bawang merah, cabe merah, cabe

keriting, dan cabe rawit akan diijinkan jika harga eceran sudah melampaui harga referensi

masing-masing. Harga referensi bertujuan agar harga eceran bawang merah dan cabai di pasar

domestik tidak terlalu mahal bagi konsumen.

4. PERSAINGAN

Perdagangan produk benih hortikultura khususnya sayuran memiliki kekuatan pasar yang

cukup besar karena akan berdampak kepada harga di tingkat konsumen akhir dan inflasi. Oleh

karena itu, persaingan keluar masuk perusahaan benih diatur dalam perundang-undangan.

Penanaman modal asing (PMA) di subsektor hortikultura dalam UU No 13/2010 dicantumkan

dalam pasal 100, 101, dan 131. Aturan investasi asing dalam UU tersebut antara lain: (a)

investor asing harus bermitra dengan pelaku usaha Indonesia, dengan membentuk badan

hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia, (b) besarnya investasi asing maksimal 30

persen dari total investasi, (c) investor asing tidak diperbolehkan menggunakan kredit dari bank

atau lembaga keuangan milik Pemerintah Indonesia dan/atau pemerintah daerah, (d) investor

asing di bidang hortikultura harus memberi kesempatan pemagangan dan melakukan alih

teknologi bagi pelaku usaha hortikultura Indonesia (Pasal 100 dan 101). Dalam Pasal 131

disebutkan bahwa dalam jangka waktu empat tahun setelah UU No. 13/2010 diberlakukan

(tanggal 24 November 2010) maka kepemilikan modal asing dalam budidaya hortikultura harus

sudah diberlakukan sebesar maksimal 30 persen.

Selain produsen dengan Penanaman Modal Asing (PMA), industri benih sayuran juga

menarik minat produsen dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Juga terdapat
produsen benih yang memproduksi benih skala kecil dan produksi benih yang dikelola oleh

koperasi intansi pemerintah, yaitu UPBS Balitsa Lembang dan BPTP Jawa Timur di Malang.

Banyaknya produsen benih sayuran PMA maupun PMDN yang masuk dalam industri ini

menunjukkan bahwa bisnis benih sayuran relatif menjanjikan. Harga benih sayuran yang relatif

mahal dibanding harga benih tanaman pangan, seperti benih padi, jagung dan kedelai, tidak

menjadi hambatan bagi petani karena nilai produksi yang diperoleh juga relatif lebih tinggi.

Keterlibatan instansi pemerintah dalam memproduksi benih sayuran lebih ditujukan untuk

penyebaran varietas sayuran spesifik lokasi dan umumnya bukan hibrida tetapi varietas

menyerbuk sendiri atau komposit (open pollinated).

Daftar perusahaan benih di Indonesia tidak banyak yaitu 12 PMA (asing) dan 8 PMDN

(dalam negeri). Benih hibrida sayuran diproduksi oleh PMA sehingga pesaing dari PT. East

West Indonesia menjadi 11 perusahaan dan hanya 10 perusahaan yang memproduksi benih

sayuran hibrida. Kesepuluh perusahaan pesaing tersebut adalah PT. Syngenta Indonesia,

PT.Nunhems Indonesia. PT. Takii Seed Indonesia, PT. Koreana Seed Indonesia, PT. Benih Inti

Subur Intan (BISI) Internasional Tbk., PT. Branitha Sandini, PT. Advanta Seed Indonesia, PT.

Oriental Seed Indonesia, dan PT. Selektani Hortikultur.

Cara pemasaran benih oleh produsen benih relatif sama. Petani sebagai konsumen

memiliki banyak pilihan dalam membeli benih sayuran sesuai dengan karakteristik yang

diinginkan. Persaingan para produsen benih sayuran hibrida tidak menarik. Sebagian besar

strategi pemasaran yang dilakukan oleh para produsen relatif sama. Hal tersebut disebabkan

produk yang dihasilkan oleh para produsen benih tidak dapat diikuti bahkan ditiru oleh

perusahaan lainnya. Segala kepemilikan hak ijin-nya dilindungi oleh negara melalui UU

Perlindungan Varietas Tanaman. Kemungkinan produsen benih sayur semakin memiliki

kekuatan pasar dalam menentukan harga, maka perlindungan terhadap konsumen dilindungi

pula oleh negara khususnya bagi komoditas yang berpotensi inflasi.

Anda mungkin juga menyukai