Anda di halaman 1dari 9

K

K-13 e
l
a
s

ekonomi XI

INDEKS HARGA

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan menentukan besaran
indeks harga sesuai dengan metode yang diinginkan.

A. PENGERTIAN INDEKS HARGA


Indeks harga merupakan suatu ukuran statistik untuk menyatakan perubahan-perubahan
harga yang terjadi dari satu periode ke periode lainnya. Indeks harga ditetapkan atas
hasil pengumpulan data oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Penetapan indeks harga ini
bukan berasal dari seluruh jenis barang dan jasa yang beredar di pasar, melainkan hanya
diambil beberapa barang (sampel). Tiap-tiap harga barang dan jasa tersebut diberi bobot
(weighted) berdasarkan tingkat keutamaannya. Barang dan jasa yang dianggap paling
penting diberi bobot lebih besar.

Indeks harga berbeda dengan angka indeks. Angka indeks merupakan peralatan statistik
yang berguna untuk mengukur perubahan atau melakukan perbandingan antara variabel-
variabel ekonomi dan sosial. Perubahan atau perbandingan antarvariabel dari waktu
ke waktu dinyatakan dengan angka-angka indeks sehingga lebih mudah dimengerti.
Sebagai contohnya apabila harga beras pada 2014 adalah Rp5.000,00 per kilogram dan
di tahun berikutnya naik menjadi Rp10.000,00 per kilogram, maka dikatakan harga beras
10.000
pada 2015 menjadi × 100%=200% dari harga beras pada 2014. Dengan kata lain,
5.000
harga beras pada 2015 mengalami kenaikan sebesar 100% dari harga tahun sebelumnya.

1
Penyusunan indeks harga didasarkan pada tahun dasar (base year). Tahun dasar adalah
suatu periode yang dijadikan dasar perbandingan terhadap periode yang lain dan
selalu diberi nilai 100%. Untuk mengambil suatu periode sebagai tahun dasar dapat
diambil secara bebas. Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
di antaranya periode tahun dasar hendaknya diambil pada saat harga-harga dianggap
normal dan sebaiknya tidak terlalu jauh jaraknya dengan periode yang akan ditentukan
indeksnya.

B. METODE PENGHITUNGAN INDEKS HARGA


Ada dua metode yang digunakan dalam menghitung indeks harga, yaitu sebagai
berikut.
a. Metode Agregatif Sederhana
Dalam metode agregatif sederhana, semua barang dianggap sama dan dijumlahkan
secara agregatif (keseluruhan), baik untuk tahun dasar maupun tahun yang akan dihitung
angka indeksnya. Indeks harga dengan metode sederhana dirumuskan:
ΣPn
IA = 100%
ΣPo

Keterangan:
IA = Indeks Harga Agregatif
Pn = Harga-harga pada tahun ke-n (tahun yang akan dihitung)
Po = Harga-harga pada tahun dasar
Σ = Jumlah

Contoh Soal
Perhatikan tabel harga dari enam jenis barang pada 2013, 2014, dan 2015 berikut.

Harga (Rp) pada tahun


Jenis Barang
2013 2014 2015
Beras 3.000 3.500 4.000
Bawang putih 9.000 10.000 12.000
Minyak goring 4.500 4.800 5.000
Gula pasir 5.300 5.600 6.000
Cabai merah 12.000 15.000 20.000
Telur 6.900 7.200 7.500
Jumlah 40.700 46.100 54.500

2
Contoh Soal

Apabila tahun 2013 digunakan sebagai tahun dasar, hitunglah indeks harga pada 2014
dan 2015 dengan metode agregatif sederhana.
Jawaban:
Σ2014
IA 2014 = × 100%
Σ2013
46.100
= × 100% = 113,27%
40.700
Σ2015
IA 2015 = × 100%
Σ2013
54.500
= × 100% = 133,91%
40.700

Jadi, indeks harga pada 2014 dan 2015 dengan metode agregatif sederhana berturut-
turut adalah 113,27% dan 133,91%.

b. Metode Agregatif Tertimbang


Dalam penghitungan indeks harga tidak tertimbang seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, terdapat banyak kelemahan. Kelemahan penghitungan angka indeks tidak
tertimbang muncul terutama karena adanya penggabungan harga barang.

Seperti diketahui, barang-barang yang dihitung memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh
karena itu, dalam metode yang kedua ini akan mengikutsertakan faktor penimbangnya
(bobot) bagi tiap jenis barang yang akan dihitung indeks harganya. Dalam metode
penghitungan metode agregatif tertimbang terdapat tiga pendekatan yang sering
digunakan, yaitu sebagai berikut.
1. Metode Laspeyres. Metode ini dikemukakan oleh Laspeyres, yaitu suatu metode
penghitungan dengan angka indeks tertimbang dengan menggunakan faktor
penimbang kuantitas harga pada tahun dasar. Menurut Laspeyres, secara kuantitatif
kebutuhan itu jumlahnya tidak berubah.
Rumusnya adalah:

Σ( Pn × Qo )
IL = × 100%
Σ( Po × Qo )

Keterangan:
IL = Indeks Laspeyres

3
Pn = Harga pada tahun ke-n
Qo = Kuantitas pada tahun dasar
Po = Harga pada tahun dasar
Σ = Jumlah

Contoh Soal
Perhatikan tabel daftar kebutuhan rata-rata pada 2014-2015 berikut.

Kuantitas (Q) Harga (P) per kg


dalam ribuan kg dalam rupiah
Jenis Barang
2014 2015 2014 2015

Beras 50 55 3.500 4.000


Gula Pasir 10 13 5.300 5.600
Daging Ayam 15 17 10.000 12.000
Telur 10 18 6.900 7.200
Minyak 8 12 4.500 4.800
Bawang merah 5 7 9.000 10.000
Kentang 5 8 3.500 4.000

Hitunglah angka indeks Laspeyres pada 2015 berdasarkan data di atas dan hitung
berapa perubahan harga yang terjadi pada 2015 jika dibandingkan pada 2014.
Jawaban:
Jumlah Harga (Rp/Satuan) Harga Semua
Jenis Barang Kebutuhan Kebutuhan
(Qo) 2014 (Po) 2015 (Pn) (Po × Qo) (Pn × Qo)
Beras 50 3.500 4.000 175.000 200.000
Gula pasir 10 5.300 5.600 53.000 56.000
Daging ayam 15 10.000 12.000 150.000 180.000
Telur 10 6.900 7.200 69.000 72.000
Minyak 8 4.500 4.800 36.000 38.400
Bawang 5 9.000 10.000 45.000 50.000
Kentang 5 3.500 4.000 17.500 20.000

4
Jumlah 545.500 616.400
Indeks 2014 (konstan) 100

Σ( Pn × Qo )
IL IL== × 100%
Σ( Po × Qo )
616.400
IL = × 100%
545.500

IL = 112,99%
Jadi, indeks Laspeyres pada 2015 adalah 112,99% dan perubahan harga yang
terjadi adalah:
112,99% – 100% = 12,99%.

2. Metode Paasche. Berbeda dengan metode Laspeyres, Paasche mengasumsikan


kuantitas barang mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Paasche merumuskan
indeks harga sebagai berikut.

Σ( Pn × Qn)
IP = × 100%
Σ( Po × Qn)

Keterangan:
IL = Indeks Paasche
Pn = Harga pada tahun ke-n
Qn = Kuantitas pada tahun ke-n
Po = Harga pada tahun dasar
Σ = Jumlah

5
Contoh Soal
Perhatikan tabel daftar kebutuhan rata-rata pada 2014-2015 berikut.

Kuantitas (Q) Harga (P) per kg


dalam ribuan kg dalam rupiah
Jenis Barang
2014 2015 2014 2015

Beras 50 55 3.500 4.000


Gula Pasir 10 13 5.300 5.600
Daging Ayam 15 17 10.000 12.000
Telur 10 18 6.900 7.200
Minyak 8 12 4.500 4.800
Bawang merah 5 7 9.000 10.000
Kentang 5 8 3.500 4.000
Hitunglah angka indeks Paasche pada 2015 berdasarkan data di atas dan hitung
berapa perubahan harga yang terjadi pada 2015 jika dibandingkan 2014.
Jawaban:
Jumlah Harga (Rp/Satuan) Harga Semua
Jenis Barang Kebutuhan Kebutuhan
(Qn) 2014 (Po) 2015 (Pn) (Pn × Qn) (Po × Qn)
Beras 55 3.500 4.000 220.000 192.500
Gula pasir 13 5.300 5.600 72.800 68.900
Daging ayam 17 10.000 12.000 204.000 170.000
Telur 18 6.900 7.200 129.600 124.200
Minyak 12 4.500 4.800 57.600 54.000
Bawang 7 9.000 10.000 70.000 63.000
Kentang 8 3.500 4.000 32.000 28.000
Jumlah 786.000 700.600
Indeks 2014 (konstan) 100

Σ( Pn × Qn)
IPIP== × 100%
Σ( Po × Qn)

6
786.000
IP = × 100%
700.600

IP = 112,19%
Jadi, indeks Paasche pada 2015 adalah 112,19% dan perubahan harga yang terjadi
adalah 112,19% – 100% = 12,19%.

3. Metode Marshall. Metode Marshall dilakukan dengan cara menggabungkan


kuantitas tahun dasar dengan kuantitas tahun ke-n sebagai faktor pembanding.
Metode Marshall dirumuskan sebagai berikut.

ΣPn(Qo + Qn)
IM= × 100%
ΣPo(Qo + Qn)

Keterangan:
IM = Indeks Marshall
Pn = Harga pada tahun ke-n
Qn = Kuantitas pada tahun ke-n
Po = Harga pada tahun dasar
Qo = Kuantitas pada tahun dasar
Σ = Jumlah

Contoh Soal
Perhatikan tabel daftar barang kebutuhan rata-rata pada 2014 dan 2015 berikut.

Kuantitas (Q) Harga (P) per kg


dalam ribuan kg dalam rupiah
Jenis Barang
2014 2015 2014 2015

Beras 50 55 3.500 4.000


Gula Pasir 10 13 5.300 5.600
Daging Ayam 15 17 10.000 12.000
Telur 10 18 6.900 7.200
Minyak 8 12 4.500 4.800
Bawang merah 5 7 9.000 10.000
Kentang 5 8 3.500 4.000

7
Hitunglah angka indeks Marshall pada 2015 berdasarkan data tersebut dan hitung
berapa perubahan harga yang terjadi pada 2015 jika dibandingkan 2014.

Kuantitas (Q) Harga (P) per kg


(dalam ribuan kg) (dalam rupiah)
Jenis Qo + Pn(Qo + Po(Qo +
Barang 2014 2014 2015 Qn Qn) Qn)
2015 (Qn)
(Qo) (Po) (Pn)
Beras 50 55 3.500 4.000 105 420.000 367.500
Gula
10 13 5.300 5.600 23 128.800 121.900
Pasir
Daging
15 17 10.000 12.000 32 384.000 320.000
Ayam
Telur 10 18 6.900 7.200 28 201.600 193.200
Minyak 8 12 4.500 4.800 20 96.000 135.000
Bawang
5 7 9.000 10.000 12 120.000 108.000
merah
Kentang 5 8 3.500 4.000 13 52.000 45.500
1.402.400 1.291.100

ΣPn(Qo + Qn)
IMIM=
= × 100%
ΣPo(Qo + Qn)
1.402.400
IM = × 100%
1.291.100

IM = 108,62%
Jadi, indeks Marshall pada 2015 adalah 108,62% dan perubahan harga yang terjadi
adalah 108,62% – 100% = 8,62%.

C. MANFAAT PENGHITUNGAN INDEKS HARGA


Pendapatan masyarakat akan memengaruhi tingkat konsumsi atau daya belinya. Namun,
selain pendapatan, ada faktor lain yang memengaruhi konsumsi masyarakat yaitu tingkat
harga. Dengan demikian, penghitungan indeks harga memberikan manfaat antara lain:
a. digunakan sebagai alat penetapan kebijakan pemerintah;

8
b. dasar perbandingan dalam mengukur kemajuan ekonomi masa sekarang dan masa
sebelumnya;
c. dasar untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kemajuan ekonomi dan
faktor-faktor yang menghambat kemajuan ekonomi;
d. dapat mengukur kenaikan harga barang-barang secara umum (inflasi).

Anda mungkin juga menyukai