IA
Pn
x100%
P0
Di mana:
IA = Indeks harga agregatif
Pn = Harga pada tahun ke-n (tahun yang akan
dihitung)
P0 = Harga pada tahun dasar
∑ = Jumlah
Contoh
• Jika tahun 2013 digunakan sebagai tahun dasar, indeks harga tahun
2014 dan 2015 dihitung sebagai berikut:
IA 2014 , 2013
P2014 x100% 46.100 x100% 113, 27
P2013 40.700
IA 2015, 2013
P2015 x100% 54.500 x100% 133,91
P2013 40.700
• Angka indeks tersebut dapat diartikan bahwa pada tahun 2014,
harga enam macam barang mengalami kenaikan sebesar 13, 27%
dibanding tahun 2013.
• Tanda % pada nilai tersebut tidak dinyatakan, karena setiap
menghitung indeks artinya selalu dalam persentase, sehingga tidak
perlu dituliskan lagi.
b. Metode Agregatif Tertimbang
Perhitungan angka indeks agregatif tertimbang dirumuskan
sebagai berikut:
I o,n W .Po
W . Pn
Di mana:
I0n = Indeks harga tertimbang
Pn = Harga pada tahun ke-n
P0 = Harga pada tahub dasar
W = Bobot (faktor penimbang)
∑ = Jumlah
• Indeks agregatif tertimbang terdapat tiga pendekatan, yaitu:
1) Metode Laspeyres
Dikemukakan oleh Laspeyres, yaitu suatu metode
perhitungan dengan angka indeks tertimbang yang
menggunakan faktor penimbang kuantitas harga pada
tahun dasar.
Menurut Laspeyres, secara kuantitatif kebutuhan itu
jumlahnya tidak berubah.
• Rumusnya :
Pn Qo
Il 100%
Po Qo
Di mana:
IL = Indeks Laspeyres
Pn = Harga pada tahun ke-n
Qo = Kuantitas pada tahun dasar
Po = Harga pada tahun dasar
∑ = Jumlah
Daftar Barang Kebutuhan Rata-rata Per
Bulan, Tahun 2015-2016
• Jenis Barang
• Jumlah Kebutuhan (Qo)
• Harga (Rp/Satuan)
• Harga Semua Kebutuhan
• 2015 (Po)
• 2016 (Pn)
• 2015 (Po x Qo)
• 2016 (Pn x Q0)
• Beras
• 50
• 3.500
• 4.000
• 175.000
• 200.000
• Gula pasir
• 10
• 5.300
• 5.600
• 53.000
• 56.000
• Daging ayam
• 15
• 10.000
• 12.000
• 150.000
• 180.000
• Telur
• 10
• 6.900
• 7.200
• 69.000
• 72.000
• Minyak goreng
• 8
• 4.500
• 4.800
• 36.000
• 38.400
• Bawang
• 5
• 9.000
• 10.000
• 45.000
• 50.000
• Kentang
• 5
• 3.500
• 4.000
• 17.500
• 20.000
• Jumlah
• 545.500
• 616.400
• Indeks Laspeyres 2015 = Po
• 100
• 112,99
616.400
IL 100% 112,99%
545.500
• Menurut Indeks Laspeyres di atas, pada tahun 2016 terjadi
perubahan harga-harga sebesar 12,99% dibandingkan tahun 2015
(Tahun 2015 dianggap 100% sehingga perubahan harga tahun 2016
sebesar 112,99%-100%=12,99%).
2) Metode Paasche
Berbeda dengan metode Laspeyres, Paasche
mengasumsikan bahwa kuantitas barang mengalami
perubahan dari tahun ke tahun.
Paasche merumuskan indeks harga sebagai berikut:
IP
( Pn Qn)
100%
( Po Qn)
Di mana:
IP = Indeks Paasche
Pn = Harga pada tahun ke-n
Po = Harga pada tahun dasar
Qn = Kuantitas pada tahun ke-n
Qo = Kuantitas pada tahun dasar
∑ = Jumlah
Daftar Barang Kebutuhan Rata-rata Per
Bulan, Tahun 2015 dan 2016
1.234.500
IP 100% 116,24
1.062.000
• Menurut Indeks Paasche di atas, pada tahun 2016 terjadi
perubahan harga-harga sebesar 16,24% dibanding tahun 2015.
3) Metode Marshall
Metode Marshall dilakukan dengan cara menggabungkan
kuantitas tahun dasar dengan kuantitas ke-n sebagai
faktor pembanding.
Metode Marshall dirumuskan sebagai berikut:
IM
Pn (Qo Qn)
100%
Po (Qo Qn)
Di mana:
IM = Indeks Marshall
Pn = Harga pada tahun ke-n
Po = Harga pada tahun dasar
Qn = Kuantitas pada tahun ke-n
Qo = Kuantitas pada tahun dasar
∑ = Jumlah
Berdasarkan tabel yang di atas, dapat
dihitung Indeks Marshall sebagai berikut
2.258.000
IM 100% 116,03%
1.946.000