Anda di halaman 1dari 7

MATERI PEMBELAJARAN

Materi Pokok : Indeks Harga

A. Pengertian Indeks Harga


B. Tujuan penghitungan indeks harga
C. Macam-macam indeks harga.
D. Metode perhitungan indeks harga.

A. PENGERTIAN INDEKS HARGA


Indeks harga adalah angka yang merupakan hasil perhitungan dari ukuran-ukuran
perubahan pada harga dari tahun ke tahun dengan perbandingan ke tahun dasar atau
keadaan yang ditentukan. Tahun dasar yang digunakan adalah tahun yang dibuat sebagai
patokan perhitungan.
Ciri-ciri indeks harga adalah :
1. Indeks harga sebagai standar perbandingan harga dari waktu ke waktu
2. Penetapan indeks harga didasarkan pada data yang relevan
3. Indeks harga dihitung berdasarkan waktu yang kondisi ekonominya stabil

Contoh :
Bila harga barang tahun 2020 sebesar Rp8.000,00 per kilogram, kemudian pada tahun 2021
naik menjadi Rp10.000,00 per kilogram, maka indeks harga barang tersebut pada tahun 2021
dapat dihitung sebagai berikut:

= x 100% = 125
Jadi harga barang pada tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 25%.

B. TUJUAN PERHITUNGAN INDEKS HARGA


1. Sebagai petunjuk atau barometer dari kondisi ekonomi umum.
2. Sebagai pedoman bagi kebijakan dan administrasi perusahaan.
3. Indeks harga dapat dipergunakan sebagai deflator.
4. Pedoman bagi pembelian barang-barang.
5. Pedoman untuk mengatur gaji buruh atau menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada masa
inflasi.

C. MACAM-MACAM INDEKS HARGA


1. Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks harga konsumen adalah indeks yang mengukur perubahan-perubahan
yang terjadi pada harga eceran barang dan jasa yang diminta konsumen dari waktu
ke waktu. Waktu dasar yang dipergunakan adalah tahun di mana ekonomi dianggap dalam
keadaan stabil. Persentase perubahan harga konsumen akan menghasilkan angka inflasi.

2. Indeks Harga Produsen (IHP)


Indeks harga produsen (IHP) adalah indeks harga yang menggambarkan tingkat
perubahan harga di tingkat produsen. Pengguna data dapat memanfaatkan
perkembangan harga produsen sebagai indikator dini harga grosir maupun harga eceran.
Selain itu dapat juga digunakan untuk membantu penyusunan neraca ekonomi (PDB),
distribusi barang, margin perdagangan, dan sebagainya. IHP dikelompokkan ke dalam
sektor Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, dan Industri Pengolahan.

3. Indeks Harga Perdagangan Besar


Indeks harga perdagangan besar adalah harga indeks menggambarkan perubahan
harga pada tingkat harga perdagangan besar/grosir dari komoditas-komoditas yang
diperdagangkan di suatu daerah / negara. Komoditas tersebut merupakan produksi
dalam negeri ataupun yang diekspor dan komoditas yang berasal dari impor.

4. Indeks Harga Yang Diterima (IT) Dan Dibayar Petani (IB)


➢ Indeks harga yang diterima petani adalah adalah indeks yang mengukur rata-rata
perubahan harga dalam suatu periode dari jenis harga barang hasil produksi pertanian
pada tingkat harga produsen di petani dengan dasar suatu periode tertentu.
➢ Indeks harga yang dibayar petani adalah indeks yang disusun berdasarkan
pengeluaran perani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya
konsumsi rumah tangga. Angka indeks ini dapat dijadikan ukuran yang menunjukkan
besarnya perubahan pada harga-harga produk yang dijual petani dan produk yang dibeli
petani.
Dari perhitungan indeks harga yang diterima petani dan dibayar petani, maka dapat
ditentukan Nilai Tukar Petani. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan angka perbandingan
antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang
dinyatakan dalam persentase.

5. Indeks Saham
Indeks harga saham adalah indeks yang mengukur perubahan harga saham di pasar
modal dan menunjukkan pergerakan harga saham.

D. METODE PERHITUNGAN INDEKS HARGA


1. Indeks Harga Agregatif Sederhana (Indeks Harga Agregatif / Tidak Tertimbang)
Metode ini merupakan rasio antara penjumlahan harga-harga komoditi dalam satu
kelompok pada tahun ke-n dengan penjumlahan harga-harga komoditi dalam kelompok
tersebut pada tahun dasar.
Rumus menghitung indeks harga :
∑Pn
𝐼𝐴 = ∑ x100%
P0

Keterangan :
IA = Indeks harga agregatif sederhana
Pn = Harga yang dihitung angka indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar

Contoh :
Macam Harga
Barang 2014 (Po) 2015 (Pn)
A Rp 200 Rp 300
B Rp 300 Rp 350
C Rp 500 Rp 500
D Rp 1000 Rp 850
E Rp 200 Rp 300
∑ Rp 2.200 Rp 2.300

Berdasarkan data di atas, maka angka indeks harga tahun 2015 adalah :
2300
𝐼𝐴 = × 100% = 104,55
2200
Jadi, harga tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 4,55%

2. Indeks Harga Agregatif Tertimbang


Berbeda dengan indeks harga tertimbang, indeks harga agregatif tertimbang
menggunakan timbangan dalam perhitungannya.
Ada tiga macam metode dalam penghitungan indeks ini :
a. Metode Laspeyres (IL)
Indeks Laspeyres adalah indeks harga tertimbang dapat dilakukan dengan
kuantitas barang pada tahun dasar (Qo) sebaga faktor penimbangnya.
Rumusnya :
∑P . Q0
𝐼𝐿 = ∑ Pn . x 100%
0 Q0

Keterangan :
IL = Indeks Laspeyres
Pn = Harga pada tahun yang indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
Qo = Kuantitas pada tahun dasar

Contoh :
Macam Harga Kuantitas
PnxQo PoxQo
Barang 2014 (Po) 2015 (Pn) 2014 (Qo) 2015 (Qn)
A Rp 200 Rp 300 50 unit 100 unit Rp 15.000 Rp 10.000
B Rp 300 Rp 350 100 unit 100 unit Rp 35.000 Rp 30.000
C Rp 500 Rp 500 200 unit 250 unit Rp 100.000 Rp 100.000
D Rp 1000 Rp 850 300 unit 450 unit Rp 15.000 Rp 30.000
E Rp 200 Rp 300 150 unit 100 unit Rp 45.000 Rp 30.000
∑ Rp 210.000 Rp 200.000

Berdasarkan data di atas, maka angka indeks laspeyres tahun 2015 adalah :
210.000
𝐼𝐿 = × 100% = 105,00
200.000
Jadi, harga tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 5%

b. Metode Paasche (IP)


Indeks Paasche adalah indeks harga tertimbang dengan kuantitas barang pada
tahun yang dikukur (Qn) sebagai faktor penimbangnya.
Rumusnya :
∑Pn . Q n
𝐼𝑃 = x 100%
∑P0 . Q n
Keterangan :
IP = Indeks paasche
Pn = Harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
Qn = Kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya

Contoh :
Macam Harga Kuantitas
PnxQn PoxQn
Barang 2014 (Po) 2015 (Pn) 2014 (Qo) 2015 (Qn)
A Rp 200 Rp 300 50 unit 100 unit Rp 30.000 Rp 20.000
B Rp 300 Rp 350 100 unit 100 unit Rp 35.000 Rp 30.000
C Rp 500 Rp 500 200 unit 250 unit Rp 125.000 Rp 125.000
D Rp 1000 Rp 850 300 unit 450 unit Rp 22.500 Rp 45.000
E Rp 200 Rp 300 150 unit 100 unit Rp 30.000 Rp 20.000
∑ Rp 242.500 Rp 240.000

Berdasarkan data di atas, maka angka indeks paasche tahun 2015 adalah :
242.500
𝐼𝐿 = × 100% = 101,04
240.000
Jadi, harga tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,04%

c. Metode Marshall (IM)


Metode ini dilakukan dengan cara menggabungkan kuantitas tahun dasar
dengan kuantitas tahun ke-n sebagai faktor pembanding, kemudian mengalihkan
dengan harga pada tahun dasar atau harga pada tahun n.
Rumusnya :
∑(Q +Q )P
𝐼𝑀 = ∑(Q 0+Q n)P n x100%
0 n 0

Keterangan :
IM = Indeks marshall
Pn = Harga pada tahun yang dihitung
Po = Harga pada tahun dasar
Qn = Jumlah kuantitas tahun dihitung
Qo = Jumlah kuantitas pada tahun dasar

Contoh :
Macam Harga Kuantitas
(Qo+Qn)Pn (Qo+Qn)Po
Barang 2014 (Po) 2015 (Pn) 2014 (Qo) 2015 (Qn)
A Rp 200 Rp 300 50 unit 100 unit Rp 45.000 Rp 30.000
B Rp 300 Rp 350 100 unit 100 unit Rp 70.000 Rp 60.000
C Rp 500 Rp 500 200 unit 250 unit Rp 225.000 Rp 225.000
D Rp 1000 Rp 850 300 unit 450 unit Rp 37.500 Rp 75.000
E Rp 200 Rp 300 150 unit 100 unit Rp750.000 Rp 50.000
∑ Rp 452.500 Rp 440.000

Berdasarkan data di atas, maka angka indeks marshal tahun 2015 adalah :
452.500
𝐼𝐿 = × 100% = 102,84
440.000
Jadi, harga tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 2,84%

d. Metode Irving Fisher (IF)


Metode ini menghitung indeks kompromi dengan cara mencari rata-rata ukur
dari indeks laspeyres dan indeks paasche.
Rumus :
𝐼𝐹 = √IL × IP

Keterangan :
IF = Angka indeks Irving Fisher
IL = Angka indeks Laspeyres
IP = Angka indeks Paasche
Berdasarkan perhitungan angka indeks Laspeyres dan Paasche, maka dapat dihitung
besarnya indeks Irving Fisher sebagai berikut :
𝐼𝐹 = √105,00 × 101,04 =103,00
Berarti terdapat kenaikan harga pada tahun 2015 sebesar 3,00 %

e. Metode Drobisch and Bowley (ID)


Angka indeks tertimbang dengan Metode Drobisch and Bowley dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Rumus :
𝐼𝐿 + 𝐼𝑃
𝐼𝐷 =
2
Keterangan :
ID = Indeks Drobisch and Bowley
IL = Indeks Laspeyres
IP = Indeks Paasche

Contoh :
Berdasarkan penghitungan angka indeks Laspeyres dan Paasche, pada soal di atas
dapat dihitung besarnya indeks Drobisch Bowley sebagai berikut.
105,00 + 101,04
𝐼𝐷 = = 103,02
2
Berarti terdapat kenaikan harga 3,02% pada tahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai