PTP 1 PDF
PTP 1 PDF
PTP 1 PDF
BAB 6
PEMUATAN DAN PENGANGKUTAN
TAMBANG BAWAH TANAH
6.1. PENDAHULUAN
Sistem pemuatan dan pengangkutan tambang bawah tanah sangat penting
dalam suatu operasi penambangan. Dilaporkan dari 41 tambang dengan
berbagai variasi metode penambangan memperlihatkan bahwa biaya
pengangkutan bawah tanah rata-rata 17,22% dari total biaya penambangan
(bervariasi antara 12,77% sampai 26,30%).
Perlu ditambahkan pula bahwa absensi karyawan juga merupakan bagian dari
sistem komunikasi dengan absensi dapat diketahui berapa jumlah seluruh
karyawan yang bekerja pada saat itu dan dimana saja lokasi mereka hal ini
sangat penting karena selain kondisi lingkungan kerja yang terbatas/tertutup
butuh supply udara segar (Safety), juga kesibukan operasi tambang bawah
tanah merupakan pekerjaan yang rawan akan terjadinya kecelakaan dan
komunikasi yang tidak terpenuhi dengan baik.
GAMBAR 1
PENGANGKUTAN DENGAN TENAGA MANUSIA
Hal penting yang diangkut dalam tambang bijih adalah pekerja bawah tanah,
bijih, material, limbah, bahan dan peralatan berat, mesin-mesin serta
Kelistrikan. Setelah dimulai pembangunan tambang bijih, seiring dengan proses
pendalaman dan penjauhan daerah penambangan di dalam terowongan, jarak
pengangkutan menjadi panjang, sehingga sistem transportasi dari mulut
terowongan hingga ke permuka kerja menjadi bertingkat-tingkat dan kompleks,
oleh karena itu, tidaklah mudah untuk menempatkan pekerja, menyuplai bahan,
mesin-mesin, peralatan berat serta mengangkut keluar bijih dan limbah dengan
cepat ke dalam dan dari dalam terowongan yang begitu luas. Apabila
perencanaan pengangkutan tidak rasional, seberapapun telah dilakukan
mekanisasi lokasi penambangan, tidak dapat di harapkan efektifitasnya.
1. Gathering Haulage
Gathering Haulage adalah bagian dari sistem pengangkutan yang langsung
berdekatan/berhadapan dengan permuka kerja.
2. Secondary Haulage
Secondary Haulage adalah bagian dari sistem pengangkutan yang
mengumpulkan bijih/batubara dari gathering haulage dan membawa
bijih/batubara ke main haulage system.
3. Main Haulage
Jika jarak pengankutan total cukup pendek, maka secondary dan main haulage
sering digabung menjadi satu.
2. Rencana Penambangan
- metode penambangan
- metode penggalian
- jarak pengangkutan
- jenis alat angkut
- tempat penggunaan material
- jumlah yang diangkut
- skala produksi
- rencana jangka panjang
3. Penyediaan Modal
- penganggaran biaya
- modal tahunan
- besar total investasi
4. Teknologi
- teknologi baru
Pemuatan tambang bawah tanah adalah proses memuat suatu bijih yang telah
digali ataupun diledakkan ke alat angkutnya. Karena ini adalah pekerjaan
antara penggalian dan pengangkutan maka pemilihan sistem pemuatan
tergantung dengan dua pekerjaan tersebut. Sehingga sering kali fungsinya pun
disatukan dalam satu alat.
Ada banyak jenis pengangkutan dalam tambang bawah tanah. Di sini akan
disajikan beberapa alat pengangkutan yang biasa digunakan dalam
pengangkutan tambang bawah tanah.
1. Overshot Loader
Alat ini hampir sama dengan overshot loader ataupun loader jenis lainnya.
Yang menjadi perbedaan adalah cara menumpahkan muatannya (dumping).
Kalau biasanya ke belakang ataupun ke depan, side dump loader
menumpahkan muatannya ke samping.
Side Dump Loader (SDL) bekerja dengan cara mendorong mangkuk ke dalam
material hingga penuh, kemudian mangkuk diangkat, kemudian SDL mundur
dan menumpahkan muatannya ke alat angkut yang berada di samping SDL
tanpa memutar alat muat itu sendiri.
Gathering arm ditemukan oleh Joseph Joy pada tahun 1916. Alat ini dipakai
dalam tambang bawah tanah yang menggunakan sistem continous mining.
Pada bagian depan gathering arm dilengkapi dengan alat pengumpul. Material
yang terkumpul kemudian didorong menuju belt conveyor yang berada
dibelakangnya, selanjutnya dibawa ke alat angkut berikutnya. Bagian bawah
alat ini biasanya dilengkapi dengan crawler.
Tenaga penggerak gathering arm berasal dari tenaga listrik, baik AC maupun
DC. Tegangan untuk arus AC adalah 440 volt, 550 volt, dan 975 volt.
Sedangkan arus DC adalah 250 volt dan 500 volt. Kecepatan pemuatan alat ini
tergantung pada ukuran material, spesifikasi mesin, dan kondisi lingkungan
tambang. Walaupun demikian secara umum mempunyai kecepatan 15 ton
sampai 30 ton permenit.
Keuntungan
Dapat memuat secara kontinyu
Tidak menimbulkan polusi udara
Pengawasan relatif mudah
Kerugian
Alat ini tergolong besar sehingga membutuhkan tempat yang luas.
Investasi alat relatif mahal
Sebagai tenaga penggerak LHD pada umumnya berasal dari tenaga diesel,
dengan kekuatan 52 HP sampai dengan 270 HP. Kapasitasnya bervariasi dari
0,8 m3 sampai 10 m3.
Aplikasi LHD biasanya diterapkan pada sistem tambang bawah tanah sublevel
stoping, shrinkage stoping, room and pillar dan sublevel caving.
Keuntungan
Biaya pengangkutan dan pemuatan relatif lebih murah (karena alat muat
dan alat angkut menjadi satu unit).
Fleksibel dalam hubungannya dengan alat angkut selanjutnya
Kapasitas dan produksi tinggi
Kemiringan jalan mencapai 40%
Kerugian
Membutuhkan ventilasi yang cukup baik
Getaran relatif kuat
Membutuhkan jalan angkut tambahan berupa main ramp
2. Slusher
Slusher merupakan rangkaian scraper, wire rope, dan drum hoist. Prinsip kerja
slusher adalah dengan meletakkan scraper pada tumpukan material dan
menarik dengan wire rope yang digulung dengan drum hoist. Jarak angkut yang
ekonomis antar 7,5 m sampai dengan 150 m.
a. Scraper
Pada dasarnya hanya ada satu tipe scraper yang dikenal sebagai tipe HOE.
Tipe Hoe ini dimodifikasi menjadi tipe-tipe lainnya, yaitu :
Full Box, merupakan tipe Hoe yang ditambahkan plate pada sisi-sisinya.
Semi-Hoe, Partial Box, Hoe-Box, merupakan tipe Hoe yang ditambahkan
plate pada sisi-sisinya dengan bentuk dan panjang tertentu.
Untuk material kasar sampai halus, maka digunakan type scraper yang
dimodifikasi. Modifikasi yang dilakukan ditujukan untuk dapat mengisi scraper
berdasarkan karakteristik material yang ditangani.
b. Hoist
c. Wire Rope
Wire rope akan menahan beban kerja yang berat, sehingga relatif harus sering
diganti. Beban-beban yang bekerja antara lain: friksi antara rope dengan drum
dan antara rope dengan lantai drift, abrasi antar rope dengan tumpukan dan
rope dengan dinding drift. Abrasi rope dengan dinding drift ditanggulangi
dengan pemasangan sheave block pada tikungan.
d. Scraper Slide
Scraper Slide digunakan untuk membantu memuat broken ore ke atas kereta
tambang. Scraper Slide dibagi menjadi :
Portable slide dengan wheels atau crawler
3. Shuttle Car
Shuttle car merupakan alat muat yang sekaligus dapat berfungsi sebagai alat
angkut. Berdasarkan pada tenaga penggerak, shuttle car dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga), yaitu :
Shuttle car battery
Shuttle car diesel
Shuttle car cable rel elecric
1. Mine Truck
Pada prinsipnya mine truck hampir sama dengan truck yang dipakai pada
tambang terbuka. Disini mine truck khusus dirancang untuk tambang bawah
tanah yang mempunyai kondisi kerja spesifik. Dilihat dari cara dumping-nya,
mine truck dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :
Tip dumper
Telescoping dumper
Push plate dumper
Bila dilihat dari jumlah tenaga penggeraknya, maka dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu two-wheel drive dan four wheel drive. Umumnya tenaga geraknya
berasal dari tenaga diesel, dengan kekuatan antara 52 HP sampai dengan 270
HP. Sedangkan kapasitasnya bervariasi antara 4,5 ton sampai dengan 36 ton.
Tip Dumper
Telescoping Dumper
2. Conveyor
Conveyor adalah jenis unit mesin yang dipergunakan sebagai alat angkut
material/bijih didalam tambang, dimana jenis coveyor dapat dibagi dalam dua
bagian besar yaitu :
Chain Conveyor;
Belt Conveyor.
a. Chain Conveyor.
Chain conveyor adalah jenis alat angkut yang mempergunakan sistem rantai,
dimana jenis ini biasanya dipergunakan pada lokasi penambangan. Jenis chain
conveyor yang ada di Tambang dalam pada saat sekarang ini antara lain
adalah :
Armoured Flexible Conveyor ( AFC).
Stage Loader.
Panzer Conveyor
Pada dasarnya cara kerja dari keempat jenis chain conveyor ini adalah sama,
sedangkan perbedaannya hanya pada kapasitas, bentuk dan penggunaannya.
Secara umum dari masing-masing jenis chain conveyor tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Untuk AFC jenis sistem semi mekanis jalannya mesin Shearer disepanjang
AFC dengan cara mempergunakan : “Chain Haulage” dan mempergunakan
“Desfor Chock”, sedangkan untuk AFC jenis Full mekanis jalannya Shearer
disepanjang AFC adalah dengan mempergunakan Power Roof Support ( PRS).
Stage Loader
Alat kelengkapan dari Stage Loader ini seperti Pans dan unit Drive sama
dengan AFC hanya saja yang berbeda adalah dalam hal besartnya KW motor
penggerak yang dipasangkan, kerapatan dari pasangan Flight bar dan jenis
Tail End yang dipasangkan.
Alat Ini adalah conveyor yang mengangkut batu bara dan lain-lain di dalam
trough berbentuk H untuk menaikkan kemampuan pengangkutan di permuka
kerja, seiring dengan berkembangnya mekanisasi tambang batu bara. Ini
adalah peralatan mesin di mana berbagai jenis rantai disambung tanpa ujung
(endless), untuk mengangkut berbagai bentuk barang seperti barang curahan
berupa batu bara, ampas batuan, biji-bijian atau barang kemasan seperti
karung, kotak, suku cadang mesin, di atas pelat yang dipasang pada rantai
atau langsung dengan rantai.
Pada umumnya, digunakan untuk mengangkut batu bara dan bijih tambang.
Seperti ditunjukkan pada gambar 6.13, ada beberapa jenis chain, yaitu double
chain, single center chain dan double center chain.
Sprocket wheel
Speed Kopling Motor
reducer fluida listrik
b. Belt Conveyor
Di antara berbagai jenis alat pengangkutan kontinu, belt conveyor adalah yang
paling sering digunakan . Ia digunakan bukan saja di tambang batu bara dan
tambang lain, tetapi digunakan di berbagai pabrik. Lingkup penggunaan belt
conveyor biasanya datar atau sampai kemiringan 18~20o, tetapi akhir-akhir ini
dengan digunakannya belt conveyor yang berpenahan (melintang),
Belt conveyor dapat digunakan untuk sudut kemiringan yang lumayan curam.
Ciri dari conveyor ini adalah kemampuan pengangkutannya ditentukan oleh
lebar dan kecepatannya, dan tidak ada hubungan dengan jarak pengangkutan.
Oleh karena itu, sekali alat ini dipasang, apabila suatu saat jarak angkutan
bertambah atau bercabang, tinggal memperpanjang belt atau melakukan
penyambungan tahapan (stage) untuk membentuk kumpulan belt, yang
memungkinkan melakukan pengangkutan kontinu sebagai satu kesatuan belt
conveyor, dari permuka kerja, kemudian melalui butt level, sumuran miring
bawah tanah, level, menanjak sumuran miring utama hingga mencapai fasilitas
di permukaan. Dengan demikian dapat menghemat biaya tenaga kerja dan
biaya energi penggerak. Selain itu, luas penampang lorong yang dipasangi belt
conveyor dapat relatif lebih kecil dibanding lorong yang menggunakan lori
tambang. Kemudian, dengan munculnya belt yang mempunyai kekuatan tarik
tinggi seperti nylon belt, cable belt dan steel cord belt sebagai rubber belt untuk
conveyor, jarak angkut setiap unit peralatan meningkat drastis. Contoh instalasi
belt conveyor ditunjukkan pada gambar 6.14.
Sebagai metode penggelaran rel di dalam tambang bawah tanah ada cara
seperti gambar 6.7. Sistem topang selang-seling adalah sistem yang
sederhana, tetapi untuk lorong pengangkutan utama sedapat mungkin
menggunakan sistem gantung berhadapan. Selain itu, dengan pertimbangan
terjadinya pemuaian akibat perubahan temperatur, maka sambungan rel harus
diberi jarak sekitar 3~6 mm.
Rel
Sistem gantung
Sistem berhadapan
Sistem topang
Sistem selang seling
4. Lokomotif
Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin
untuk menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari
rangkaian kereta api. Operator dari lokomotif disebut masinis. Masinis
menjalankan kereta api berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan
kereta api melalui sinyal yang terletak di pinggir jalur rel.
Berdasarkan mesinnya, lokomotif terbagi menjadi :
a. Lokomotif uap.
Merupakan cikal bakal mesin kereta api. Uap yang dihasilkan dari
pemanasan air yang terletak di ketel uap digunakan untuk menggerakkan
torak atau turbin dan selanjutkan disalurkan ke roda. Bahan bakarnya
bisanya dari kayu bakar atau batu bara.
b. Lokomotif diesel mekanis.
Menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga yang kemudian
ditransfer ke roda melalui transmisi mekanis. Lokomotif ini biasanya
bertenaga kecil dan sangat jarang karena keterbatasan kemampuan dari
transmisi mekanis untuk dapat mentransfer daya.
c. Lokomotif listrik.
Lokomotif ini nomor dua paling populer setelah lokomotif diesel elektrik.
Prinsip kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik, tapi tidak
menghasilkan listrik sendiri. Listriknya diperoleh dari kabel transmisi di atas
jalur kereta api. Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur yang
tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga. Pada saat ini juga dikenal
lokomotif listrik dengan menggunakan baterai sebagai penyimpan listrik.
5. Rope Haulage
a. Endless-Rope Haulage
- sebuah track
- sebuah rangkaian kereta
Rangkaian lori
drum hoist
Untuk menggerek turun lori kosong diperlukan gaya turun yang lebih besar dari
dari pada gabungan antara lahanan gesek lori tambang dan berat serta
tahanan gesek rope. Olehn karena itu, batas minimum kemiringan inclined
shaft pada direct haulage adalah sekitar 4 . Sementara kalau lebih dari 25,
ada kemungkinan bahaya muatan tumpah dari lori tambang. Batas
maksimumnya adalah 30, dan lebih dari itu sebaiknya menggunakan metode
skip hoisting. Kemiringan inclined Shaft yang paling sesuai adalah 10-15.
Apakah pada vertikal shaft akan digunakan cage hoisting atau skip hoisting
adalah masalah besar. Namun, kalau kita mempertimbangkan transportasi
pekerja, bahan dan limbah, maka harus menggunakan cage hoisting. Oleh
karena itu, pada vertikal shaft skala besar, pernah digunakan cage hoisting dan
skip hoisting bersama-sama pada satu vertikal shaft dengan membuat diameter
dalamnya menjadi 6,5-7,5 m
7. Transportasi Pekerja
Tidak perlu diragukan lagi arti penting memperpendek waktu untuk keluar
masuk dari mulut tambang bawah tanah hingga ke tempat kerja tambang
sesingkat mungkin. Masalah ini akan semakin penting dengan bertambahnya
kedalaman daerah penambangan serta meluasnya daerah penambangan
bawah tanah
8. Service Vehicles
1) Manajemen fasilitas
Untuk meningkatkan efisiensi transportasi, harus menggunakan fasilitas
transportasi yang paling tepat secara rasional, dan merawat agar menjadi
kondisi terbaik, untuk mengupayakan pencegahan kecelakaan dan
kerusakan. Pada umumnya, manajemen fasilitas dilakukan dengan
menggolongkan fasilitas transportasi menjadi mesin transportasi, jalur
kereta, lori tambahan, serta fasilitas yang berhubungan dengan transportasi
seperti sinyal dan fasilitas komunikasi.
2) Manajemen operasi
Melakukan operasi yang membuat fasilitas tranportasi dapat menunjukan
efisiensi maksimum. Untuk itu, secara periodik atau setiap terjadi
perubahan kondisi, perlu dilakukan analisis dan penelitian yang cermat.
e. Penelitian jumlah lori tambang serta lori yang berhenti di setiap titik
hubung dan tempat lain.
Meneliti lori tambang di setiap tempat untuk setiap waktu secara
serentak.