Disusun Oleh:
Lidwina Dewisetyorini (42170198)
Valentina Adinda Putri (42170199)
Rosalia Septaviana Risdiarta (42170200)
Adelia Novia Sani (42170201)
I Wayan Siaga (42170202)
Dosen Pembimbing:
dr. Edy Wibowo, Sp.M, MPH
a. Lensa Mata
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan hampir
transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Di belakang
iris, lensa ditahan di tempatnya oleh zonula zinni (ligamentum suspensorium lentis),
yang melekat pada ekuator lensa menghubungkannya dengan korpus siliaris. Zonula
zinni berasal dari lamina basal epitel tidak berpigmen prosesus siliaris. Zonula
zinnia melekat pada bagian ekuator kapsul lensa, 1,5 mm pada bagian anterior dan
2,35 pada bagian posterior. Di sebelah anterior lensa terdapat humor akuos
sedangkan di sebelah posteriornya, vitreus. Lensa dan vitreus dipisahkan oleh
membrana hyaloidea.
Permukaan lensa pada bagian posterior lebih cembung dari pada permukaan
anterior. Pada saat baru lahir jarak ekuator lensa sekitar 6,4 mm dan jarak
anterioposterior 3,5 mm dan beratnya sekitar 90 mg. Pada lensa dewasa jarak
ekuator sekitar 9 mm dan jarak anteroposterior 5 mm dan beratnya sekitar 255 mg.
b. Kapsul Lensa
Kapsul lensa merupakan membrana basalis elastis yang dihasilkan oleh
epithelium lensa yang membungkus sekeliling lensa. Pada bagian anterior dibentuk
oleh sel-sel epitel dan di posterior oleh serabut kortikal. Sintesa kapsul anterior
berlangsung sepanjang kehidupan sehingga ketebalannya meningkat, sedangkan
kapsul posterior relative konstan. Ketebalan kapsul anterior 15,5 mikrometer dan
kapsul posterior 2,8 mikrometer.
Di bawah mikroskop cahaya kapsul lensa terlihat homogen, tetap dengan
mikroskop elektron tampak terdiri 40 lamella. Lamella terdiri dari serabut retikuler
yang berisi matriks yaitu glikoprotein berhubungan dengan kolagen tipe IV dan
glikosaminoglikan sulfat. Mukopolisakarida heparin sulfat tersusun kurang dari 1%
pada kapsul lensa tetapi peranannya sangat penting dalam penentuan struktur dari
matriks, dimana pada keadaan kritis mempertahankan kejernihan lensa.
c. Epitel Lensa
Epitel lensa hanya ditemukan pada permukaan anterior lensa, pada daerah
ekuator sel ini memanjang dan berbentuk kolumner yang tersusun secara meridional.
Epitel ini mempunyai kapasitas metabolik untuk membawa keluar semua aktivitas
sel normal, termasuk DNA, RNA, protein dan biosintesa lemak, dan untuk
menghasilkan ATP yang berguna untuk menghasilkan energi yang diperlukan lensa.
● Fisiologi Lensa
Epitelial merupakan bagian lensa dengan tingkat metabolisme paling
tinggi. Pada epitelial lensa terjadinya aktivitas metabolisme dan transport aktif
yang membawa keluar seluruh hasil aktivitas sel normal termasuk
deoxyribonucleic acid (DNA), ribonucleic acid (RNA), protein, sintesis lipid,
dan ATP. ATP dibutuhkan untuk transportasi nutrisi, memelihara pertumbuhan
sel, dan transparansi lensa. Lensa bersifat avaskular, sehingga humor akuos
berfungsi sebagai sumber nutrisi dan mengeluarkan produk sisa metabolik lensa
(Vavvas dkk., 2002).
Aspek fisiologi yang terpenting dalam menjaga ketransparanan lensa
adalah pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit. Ketransparanan lensa
sangat bergantung pada komponen struktural, makromolekular dan hidrasi lensa
Lensa mempunyai kadar kalium dan asam amino yang tinggi dibandingkan
humor akuos dan korpus vitreus tetapi memiliki kadar natrium dan klorida
yang lebih rendah dibandingkan sekitarnya.
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk
memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi,
menegangkan serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa
sampai ukurannya yang terkecil, daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas
cahaya paralel atau terfokus ke retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda
dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul
lensa yang elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi
oleh peningkatan daya biasnya.
Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk menerima objek sinar dan
memfokuskan ke retina. Derajat akomodasi tergantung kapasitas lensa untuk
merubah bentuknya dari bentuk bulat panjang (penglihatan jauh) menjadi bentuk
bulat (penglihatan dekat). Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh,
otot-otot siliaris mengalami relaksasi, menegangkan serat zonula dan
memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya terkecil sehingga
berkas cahaya paralel akan terfokus ke retina. Untuk memfokuskan cahaya dari
benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang,
sehingga lensa yang lentur ini berubah bentuknya menjadi lebih bulat.
Kemampuan lensa untuk berakomodasi lebih kuat pada usia muda. Kapasitas ini
tergantung pada hubungan kortek dengan inti. Pada usia muda, intinya kecil dan
korteknya tebal dan lembut yang memungkinkan perubahan bentuk secara
leluasa, sehingga bentuk lensa hampir bulat. Pada usia lanjut intinya besar dan
korteknya tipis sehingga perubahan bentuk lensa hanya sedikit.
B. Klasifikasi IOL
IOL buatan tersedia dalam beberapa variasi yaitu kaca kaku
(polimetilmetaklirat, PMMA) dan bahan lembut (akrilat atau silikon) yang
memungkinkan lensa dapat dilipat serta dimasukan melalui insisi kecil. Kebanyakan
lensa memilki sentral optik dan biasanya memilki dua “kaki” (haptics) yang
berfungsi memusatkan lensa pada kantung kapsular. Kehilangan lensa alami
dikaitkan dengan hilangnya akomodasi, oleh karena itu pasien yang dioperasi
biasanya memerlukan setidaknya jarak atau kacamta baca, karena biasanya lensa
buatan hanya memberikan sedikit akomodasi.
1. Bahan-bahan IOL
1. Akrilik
- Riggid – Polimetylmethacrylate (PMMA)
Bahannya kaku dan hidrofobik. Bahan hidrofobik menyebabkan sel radang dan
mikroorganisme menempel pada lensa. Indeks refraksi 1,49.
- Fleksibel
Bahan bersifat lentur. Indeks refraksi 1,55. Bersifat hidrofobik.
2. Silikon
- Bahannya yang bersifat lentur. Lebih tebal dibandingkan bahan akrilik.
- Jenisnya ada yang multipiece dan One piece.
- Indeks refraksi 1,40-1,46
3. Hydrogel
- Bersifat hidrofilik
- Biokompatibilitas yang tinggi
- Memiliki kandungan banyak air
- Indeks refraksi 1,43-1,48
Bahan Haptik
1. Nylon
Bahannya mudah hidrolisis
2. Prolene
Sifat yang elastis dan punya daya renggang yang tinggi. Tahan terhadap biodegradasi.
3. PMMA
Bahan dasarya sama dengan komponen optik PMMA, sehingga tidak terdapat
sambungan yang dapat menjadi celah berkumpulnya sel-sel inflamasi.
4. Polyimide
Bahan sintesis yang mengandung cincin benzoly. Bahan ini tahan sterilisasi panas.
2. Jenis IOL
Kelas-kelas utama IOLs adalah sebagai berikut9,8:
Lensa ini terletak seluruhnya di depan iris dan didukung oleh sudut dari ruang anterior. ACIOL
dapat diinsersikan setelah ICCE atau ECCE. Ketika diindikasikan, tipe ACIOL Kelman
multiflex lebih sering digunakan9
Contohnya adalah lensa Strampelli dan Mark VIII terletak sepenuhnya dalam ruang anterior,
tetapi bagian optik dari lensa didukung oleh “kaki” yang solid atau loop yang terletak pada sisi
yang berlawanan dari sudut ruang. ACIOL dapat dimasukkan dengan atau tanpa dukungan
kapsular.
Gambar 6. IOL ruang anterior. A, angle-supported lens oleh Strampell. B, lensa Mark VIII
oleh Choyce1.
Masalah terkait penggunaan ACIOL adalah estimasi yang tidak akurat dari ukuran lensa
untuk menjangkau ruang anterior. Haptics harus terletak di sudut ruang tanpa menggagu iris
(terlalu besar) atau berputar di ruang anterior akibat fiksasi yang tidak stabil (terlalu kecil).
Gambar 7. ACIOL satu ukuran cocok untuk semua. A. Lensa Azar 91Z. B, Lensa
Copeland1.
Gambar 8. Lensa ruang anterior yang didesain oleh Kelman. A, Tripod original, juga dikenal
sebagai pregnant 7. B, Multiflex II1.
Saat ini, dokter dianjurkan untuk mengukur diameter kornea horizontal dan memeriksa
status dan posisi haptics dengan gonioskopi di ruang operasi segera setelah penempatan
lensa. Bila dievaluasi dengan baik, ini membuat implantasi modern ACIOL sebagai
alternatif yang sangat baik ketika PCIOL tidak dianjurkan. Kelemahannya lainya adalah
bahwa mata yang diimplankan ACIOL akan menjadi lebih lunak sehingga dilarang
menggosok mata berlebih.
2.1.2. Lensa yang didukung iris. Lensa ini terfiksasi pada iris dengan bantuan jahitan,
loop/pengait. Lensa ini tidak begitu populer karena tingginya insidensi komplikasi
pasca operasi. Contoh lensa yang didukung iris adalah lensa kait iris Singh dan
Worst.
- Jenis PCIOL
o IOL rigid –seluruhnya terbuat dari PMMA
o Foldable IOL – ditanamkan melalui insisi kecil 3,2 mm setelah
fakoemulsifikasi yang terbuat dari silikon, akrilik, hidrogel.
o Rollable IOL – IOL yang sangat tipis. Lensa ini ditanamkan melalui insisi
mikro 1 mm setelah teknik fakonit. Lensa terbuat dari hidrogel.
- Bentuk PCIOL
o J-Loop
o C-Loop
o Lensa Knolle
o Lensa Arnott
Merupakan jenis IOL untuk mengoreksi kelainan refraksi baik dekat maupun jauh
dengan menggunakan zona optik (kekuatan lensa yang berbeda pada bagian lensa yang
berbeda) atau optik yang dapat digerakkan, dimana IOL sendiri bergerak sedikit ketika
mata berakomodasi (yaitu, berfokus saat melihat dekat); IOL multifokal/akomodasi
yang telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat
termasuk ReSTOR, ReZoom, Crystalens, Crystalens AT-45, dan Crystalens HD3.
2.2.2. IOL Toric
Jenis IOL ini digunakan untuk mengoreksi untuk astigmatisme kornea dengan
meluruskan IOL sepanjang sumbu yang telah ditentukan pada saat implantasi, contoh
IOL ini termasuk STAAR Toric dan AcrySof Toric.
2.2.3. IOL Ultraviolet (UV)/blue-filtering
IOL seperti Optiflex Natural Yellow dan AcrySof IQ dapat menipiskan sinar UV dan
rentang 400-460 nm (biru), para ahli yang mendukung penggunan lensa ini mengklaim
bahwa mereka dapat mengurangi kerusakan retina ringan yang diakibatkan oleh
cahaya.
2.2.4. Phakic IOL (PIOL)
PIOL diimplantasi tanpa mengangkat lensa kristalin (yaitu, pada pasien dengan
phakia), biasanya untuk tujuan mengoreksi miopia atau hyperopia yang signifikan,
pasien yang tidak memenuhi syarat untuk dilakukan koreksi dengan laser, baik karena
gangguan kornea atau gangguan refraksi yang luas, mungkin dapat untuk dilakukan
PIOL, PIOL dapat diimplantasi di chamber anterior (ACPIOL) atau chamber posterior
(PCPIOL) atau dapat difiksasi pada iris, contoh IOL ini adalah Artisan dan Artiflex.
Lensa sferis adalah lensa yang memiliki bentuk irisanbola baik cembung pada
bagian luar maupun cembung pada bagian dalam. Meskipun IOL berbentuk sferis
relatif mudah dibuat, desain ini tidak meniru bentuk lensa alami di dalam mata, yang
bervariasi dalam kelengkungan dari pusat ke pinggiran. Dengan kata lain, lensa alami
pada mata adalah asferis "tidak bulat". Pada penggunaan IOL spheric dapat terjadi
ketidaksempurnaan optis minor yang disebut aberasi tingkat tinggi yang
mempengaruhi kualitas penglihatan, terutama dalam kondisi cahaya rendah seperti saat
mengemudi di malam hari
3. Desain Lensa
Desain lensa dapat di klasifikasikan yaitu :
1. Plate haptic
2. One piece
3. Multipiece
4. Haptic Angulation
5. Intraocular les overall length
4. Indikasi Pemasangan IOL
Tren terbaru adalah implan IOL untuk setiap kasus katarak yang dioperasi,
kecuali kontraindikasi. Namun, operasi untuk katarak unilateral harus selalu diikuti oleh
implantasi IOL. Kelebihan dari lensa intra okuler penderita tidak perlu memasang serta
melepas lensa kontak, mengurangi serta mencegah distorsi dan perubahan lapangan
pandang. Kelemahannya terutama berkaitan dengan pemasangan yang tidak tepat, atau
terjadi dislokasi lensa.
Pemasangan lensa intra okuler dapat dilakukan pada penderita katarak
monokuler, gangguan fisik (hemiplegi), dan memerlukan visus baik (misal Pilot),
manula. Pengangkatan lensa yang keruh selama operasi katarak akan menghilangkan
sejumlah besar kekuatan fokus alami mata. Ada 3 tipe dasar penggantian lensa,yaitu
sebagai berikut:
- Kacamata aphakia, pasien yang aphakia (yaitu, tanpa lensa kristalin atau implan
lensa) dapat memilih untuk kacamata untuk mengkompensasi hilangnya
kekuatan fokus, namun kacamata berdaya tinggi ini berukuran besar dan
menimbulkan distorsi mengganggu dan perbesaran gambar.
- Lensa kontak, Meskipun lensa kontak dapat menghilangkan masalah perbesaran
gambar dan lebih diterima secara kosmetik oleh banyak pasien,lensa kontak
perlu dibuka dan dibersihkan setiap hari, yang mungkin sulit bagi orang yang
berusia lanjut.
Kontra indikasi
Lensa intra okuler tidak dapat dipasang pada kelainan endotel kornea, glaukoma
yang tidak terkontrol, rubeosis iridis, uveitis yang tidak terkontrol, penderita yang
senang lensa kontak atau kacamata dan penderita yang menolak untuk dipasang.
5. Implementasi Klinis
1. Pada kasus tanpa komplikasi operasi
Gunakan lensa dari bahan akrilik, karena untuk jangka panjang mencgah timbulnya
kekeruhan kapsul posterior
2. Pada kasus dengan komplikasi prolaps vitreus
Gunakan bahan PMMA dengan haptik bahan One piece. Karena dengan prolene akan
sulit menempatkannya di dalam sulkus.
Implantasi lensa intraokular (IOL) akan menghasilkan keadaan yang dikenal sebagai
pseudophakia. Implantasi IOL modern dilakukan dengan berbagai bahan lensa dan
tempat fiksasi. Ada tiga lokasi utama untuk memfiksasi lensa di dalam mata: ruang
posterior, ruang anterior, dan iris.
IOL ruang posterior (PCIOL)diimplantasi di belakang iris dalam kapsul
lensa,pengokong yang tersisa setelah lensa keruh diangkat. Lensa juga dapat
dimasukkan dalam sulkus siliaris.
PCIOL diimplantasi ketika dilakukan operasi ekstraksi katarak ekstrakapsular
(ECCE), dimana lensa yang keruh diangkat tetapi kapsul lensa yang tersisa di dalam
mata.Sebaliknya pada ekstraksi katarak intracapsular (ICCE), lensa dan kapsul akan
diangkat sebagai satu unit. Pembedahan ekstrakapsular sekarang merupajan teknik
yang lebih disukai untuk operasi katarak, baik dengan atau tanpa fakoemulsifikasi
(disrupsi ultrasonik)pada lensa.
IOL ruang anterior ditempatkan di depan iris di persimpangan antara iris dan kornea.
ACIOL awalnya kaku, dan panjangnya yang sesuai sulit untuk diperkirakan.
ACIOLyang kebesaran akan kontak dengan iris dan menyebabkan peradangan dan
perdarahan, sedangkan ACIOL berukuran kurang sesuai bisa berotasi dan merusak
endotelium kornea, yang menyebabkan edema dan mengaburkan kornea. Kemajuan
dalam desain ACIOL saat ini telah menghasilkan perkembangan lensa lebih fleksibel
yang menurunkan kejadian komplikasi ini. ACIOL sering digunakan ketika sokongan
kapsular untuk PCIOL berbahaya.
IOL yang disokong oleh iris difiksasi ke iris,yang menyediakan tempat alternatif
lain untuk implantasi ketika penggunaan PCIOL tidak layak. Namun, lensa ini dapat
menyebabkan radang iris, menyebabkan peradangan dan dekompensasi kornea.
Metode yang paling umum untuk menentukan kekuatan IOL dengan
menggunakan rumus regresi yang disebut formula SRK (Sanders,
Retzlaff dan Kraff). Rumusnya adalah P=A-2.5L-0.9K, di mana9,2:
P adalah kekuatan IOL,
A adalah konstanta yang spesifik untuk setiap jenis lensa.
L adalah panjang aksial bola mata dalam mm, yang ditentukan dengan ultrasonografi
A-scan.
K rata-rata kurvatura kornea, yang ditentukan dengan keratometri.
Mesin ultrasonografi yang dilengkapi dengan A-scan dan software perhitungan
kekuatan IOL disebut Biometer9.
6. Pemilihan IOL
Fakoemulsifikasi dengan kapsul posterior intak dan kapsulorheksis anterior memungkinkan
penggunaan PCIOL foldable (luka yang lebih kecil, biasanya tanpa jahitan) yang dapat
ditempatkan dalam kantung (lebih optik dan fisiologis)3.
Dengan adanya luka kecil di kapsul anterior atau posterior, masih mungkin untuk
menanamkan lensa dalam kantung kapsular. Jika ada luka PC signifikan tapi kapsul anterior
utuh, pertimbangkan fiksasi sulkus dengan penangkapan IOL optik di bawah kapsulorheksis
anterior. Jika ada kerusakan kapsul anterior dan posterior atau ketidakstabilan zonular,
pertimbangkan ACIOL atau PCIOL yang difiksasi dengan jahitan3,12.
Untuk ekstraksi katarak ekstrakapsular, insisi yang lebih besar cukup untuk implantasi
lensa PMMA rigid ke dalam kantung atau sulkus3.
Implantasi IOL ruang anterior dapat dilakukan setelah ICCE dan ECCE. Setelah menyelesaikan
ekstraksi lensa, pupil mengkerut dengan injeksi miotik (asetilkolin 1% atau pilocarpine tanpa
pengawet) ke dalam ruang anterior. Ruang anterior diisi dengan metilselulosa 2% atau sodium
hialuronat 1 persen (Healon). IOL, dipegang dengan forsep, dengan lembut diluncurkan ke
ruang anterior. Haptic inferior didorong ke sudut inferior pada posisi jam 6 dan haptic superior
didorong ke dalam sudut atas.
Gambar 10. Insersi IOL Kelman Multifleks ke ruang anterior9
2. Perdarahan
Komplikasi perdarahan pasca operasi katarak antara lain perdarahan
retrobulbar, perdarahan atau efusi suprakoroid, dan hifema. Pada pasien-pasien
dengan terapi antikoagulan atau antiplatelet, risiko perdarahan suprakoroid dan efusi
suprakoroid tidak meningkat. Sebagai tambahan, penelitian lain membuktikan
bahwa tidak terdapat perbedaan risiko perdarahan antara kelompok yang
menghentikan dan yang melanjutkan terapi antikoagulan sebelum operasi katarak.
3. Glaukoma sekunder
Bahan viskoelastik hialuronat yang tertinggal di dalam KOA pasca operasi
katarak dapat meningkatkan tekanan intraokular (TIO), peningkatan TIO ringan bisa
terjadi 4 sampai 6 jam setelah operasi, umumnya dapat hilang sendiri dan tidak
memerlukan terapi anti glaukoma, sebaliknya jika peningkatan TIO menetap,
diperlukan terapi antiglaukoma. Glaukoma sekunder dapat berupa glaukoma sudut
terbuka dan tertutup. Beberapa penyebab glaukoma sekunder sudut terbuka adalah
hifema, TASS, endoftalmitis, serta sisa masa lensa. Penyebab glaukoma sekunder
sudut tertutup adalah blok pupil, blok siliar, glaukoma neovaskuler, dan sinekia
anterior perifer.
4. Uveitis kronik
Inflamasi normal akan menghilang setelah 3 sampai 4 minggu operasi katarak
dengan pemakaian steroid topikal. Inflamasi yang menetap lebih dari 4 minggu,
didukung dengan penemuan keratik presipitat granulomatosa yang terkadang disertai
hipopion, dinamai uveitis kronik. Kondisi seperti malposisi LIO, vitreus inkarserata,
dan fragmen lensa yang tertinggal, menjadi penyebab uveitis kronik. Tatalaksana
meliputi injeksi antibiotik intravitreal dan operasi perbaikan posisi LIO, vitreus
inkarserata, serta pengambilan fragmen lensa yang tertinggal dan LIO.