Mata Kuliah:
Penginderaan Dasar Laut
Survei Hidrogarfi
Dosen:
Dr.Ing Ir. Teguh Haryanto, MSc
Danar Guruh P, ST, MT, Ph.D
Khomsin, ST, MT
TUJUAN
Tujuan dilaksanakan survei hidrografi adalah :
• Melakukan pemetaan daerah di sekitar Pantai Delegan, Kabupaten Gresik
• Mengenali potensi pengembangan di sekitar Pantai Delegan, Kabupaten Gresik
DETAIL KEGIATAN
Dalam survei hidrografi 2019 terdapat delapan pengukuran, diantaranya :
• Batimetri
• Pengamatan pasang surut
• Kerangka kontrol horizontal
• Kerangka kontrol vertikal
• Detail situasi
• Pemotretan udara
• Pengamatan GPS
• Toponimi
• Digitasi
2. Persiapan
Berikut merupakan pelaksanaan persiapan secara rinci :
a. Persiapan data
Pengadaan peta dasar
Pengumpulan data pendukung, seperti citra, data arus, dan data gelombang)
Pembuatan rencana jalur pemeruman
b. Persiapan alat
Terdapat tiga alat yang akan digunakan, singlebeam echosounder, multibeam
echosounder, dan side scan sonar.
- Singlebeam echosounder
o Single Beam Echo Sounder HD 375 1 buah
o GPS SBAS 1 buah
o Tranduser 1 buah
o Batang Tranduser 2 buah
o Kabel GPS 1 buah
o Power Supply 1 buah
o Kabel Power Aki 1 buah
o Kabel USB 1 buah
- Multibeam echosounder
o Tranduser + Kabel 1 buah
o GPS Hemisphere 1 buah
o Multi Beam Echo Sounder WASSP 1 buah
o Genset Atomic Power 1 buah
o UPS Prolink 1 buah
o Stavolt 1500 1 buah
o Batang Tranduser 4 buah
o Plat besi tranduser 1 buah
o Kabel to PC 1 buah
o Kabel DRX 1 buah
o Kabel RJ45 1 buah
o Dongle 1 buah
o Tali Pengikat 3 buah
- Side Scan Sonar
o Side Scan Sonar
o Tongkat
o Meteran
o Komputer (Hardware dan Software)
o Barcheck
o GPS
Selain alat, diperlukan pula peralatan pendukung, yaitu kapal dan
pelampung.
c. Persiapan personil
Personil yang dibutuhkan antara lain operator alat, asisten operator, pengolah
data, dan nahkoda kapal
3. Pelaksanaan pengukuran
Berikut merupakan penjelasan pelaksanaan pengukuran secara detail
a. Pemasangan Benchmark (BM)
Pemasangan benchmark ini digunakan sebagai base dari GPS, dengan ketentuan
sebagai berikut :
Patok berupa paralon dengan ukuran 6 dim (diamater 21.6 cm) dengan diberi
penanda berupa baut + di atasnya berisikan titik centering dan nomor pilar
untuk identifikasi titik. Patok ditanam sedalam kurang lebih 65 cm
Patok ditempatkan dari area yang dapat mengganggu penerimaan sinyal GPS
Patok diletakkan menyebar dan merata
Jarak antara base dengan rover tidak melebihi 2 km untuk mendapat hasil
yang teliti
BM difoto dari 4 sisi arah mata angin dan satu dari atas
b. Pelaksanaan pengukuran single/multi beam echosounder
Penentuan posisi dilakukan menggunakan GPS dengan metode penentuan
posisi kinematik, yaitu salah satu Receiver GPS dijadikan base (BM) dan satu
Receiver GPS yang lain digunakan sebagai rover (di perahu).
o Orde yang dipakai mengacu pada Orde Kelas 1a IHO 2008
o Pemasangan transducer diletakan pada bagian port atau starboard kapal,
dimana dipasang dengan posisi rigid dan terhubung dengan receiver GPS
diatasnya.GPS pada kapal berfungsi sebagai rover kinematik.
o Melakukan pengukuran draft kapal, yakni daerah waterline hingga lunas
kapal. Selama pengamatan berlangsung harus ada personil yang berjaga di
sekitar lokasi titik Base GPS kinematik.
o Sebelum survei pemeruman dimulai, base sudah harus merekam data posisi.
o Kecepatan Kapal yang diperbolehkan adalah berkisar 5-6 knots, dimana 1
knots setara dengan 0,514444 m/s (5 knots = 2,6 m/s).
o Melakukan Barcheck untuk kalibrasi pada sistem echosounder.
o GPS hanheld yang sudah terisi jalur sounding mulai dinyalakan untuk
navigasi perahu berlayar.
c. Pelaksaan Pengukuran Side Scan Sonar
Penentuan posisi kedalaman mengacu dari hasil koordinat planimetris dari
GPS dan nilai kedalaman dari pemeruman single beam.
o Karena tidak menggunakan system layback, offset harus diukur secara
manual
o Transducer dipasang sejajar dengan single beam
o Untuk menghasilkan pencitraan yang relatif baik, transducer dipasang
dengan posisi 1/10 dari jangkauan pencitraan di lapangan.
o Kecepatan yang diperbolehkan adalah berkisar 5-6 knots, dimana 1 knots
setara dengan 0,514444 m/s (5 knots = 2,6 m/s )
4. Pengolahan data
a. Pengolahan data kedalaman
Data yang diperlukan dalam pengolahan data kedalaman titik fix:
o Pengamatan pasut.
o Data sounding tranduser.
o Tinggi BM terhadap MSL
o Beda tinggi dari rambu pasut ke BM.
Dbm 1 = Drm + Δh
Ketelitian Survei bergantung pada Orde Kelas 1a, IHO (Standards for
Hydrographic Surveys 4th Edition, Special Publication No. 44, 1998):
o Akurasi Horisontal 5m+5% dari kedalaman rata-rata
o Alat bantu navigasi tetap dan kenampakan yang berhubungan dengan
navigasi
o Garis pantai 20 m
o Alat bantu navigasi terapung 10m
o Kenampakan topografi 10m
o Akurasi kedalaman a= 0,5 m dan b =0,013
dimana
2. Persiapan
Kegiatan persiapan meliputi :
a. Persiapan data
Dalah tahap persiapan data perlu dilakukan :
o Persiapan peta dasar dan pembuatan peta kerja
o Pengumpulan data pendukung
o Orientasi lapangan untuk mengetahui kondisi dan wilayah untuk
perencanaan pemasangan BM
o Menentukan batas area pengukuran topografi
o Pembuatan form
b. Persiapan alat
Bahan dan alat yang digunakan pada pengamatan pasang surut adalah :
o Total Station Topcon 3 buah
o Statif 5 buah
o Prisma polygon 2 buah
o Prisma detail 4 buah
o Jalon 6 buah
o Tribarch 2 buah
o Roll meter 5m 3 buah
o Kabel Charger 3 buah
o Kabel Download 2 buah
o Payung 3 buah
c. Persiapan personil
o Operator alat
o Asisten operator
o Pengolah data
3. Pelaksanaan pengukuran
Berikut merupakan penjelasan dari pelaksanaan pengukuran yang
dikerjakan, meliputi :
o Pembuatan dan pemasangan Benchmark (BM)
Patok berupa paralon dengan ukuran 6 dim (diamater 21.6 cm)
dengan diberi penanda berupa baut + di atasnya berisikan titik
centering dan nomor pilar untuk identifikasi titik. Panjang patok
sepanjang 65cm Patok ditanam sedalam kurang lebih 20 cm .
Patok bisa diberi cat atau penanda untuk memudahkan pencarian
o Jarak antar patok poligon dipasang maksimal 300 meter atau bisa
menyesuaikan medan dan jangkauan alat.
o Apabila pada keadaan tertentu yang tidak memungkinkan
pemasangan patok, maka bisa dengan penanda paku yang
dilingkari cat merah dan diberi nomor
o BM difoto melalui 4 sisi arah mata angina dan 1 dari atas.
o Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
o Pengukuran poligon menggunakan metode poligon terbuka terikat
sempurna yang diikatkan ke BM GPS.
o Jarak antar poligon maksimal 300 meter dan jarak diukur dengan
Total Station.
o Guna memperkecil kesalahan penempatan target prisma pada
BM/patok digunakan metode prisma tribrach yaitu tinggi
statif/tripod target depan akan menjadi tinggi tripod alat pada
perpindahan alat kesisi poligon berikutnya.
o Ketelitian untuk poligon adalah sebagai berikut:
o Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 5” kali akar jumlah
titik polygon (5√n), dibaca sudut biasa.
o Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/5000.
4. Pengolahan data
Pengolahan Data merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses
pekerjaan tahap akhir yang meliputi:
o Pengolahan data – data kerangka kontrol horizontal
Pengukuran kerangka kontrol dilakukan menggunakan alat ukur Total
Station dimana data yang diamati di lapangan berupa sudut (vertikal &
horizontal) dan jarak serta variabel lainnya direkam langsung kedalam
data kolektor atau pada internal memori alat tersebut yang selanjutnya
dapat di download/ditransfer kedalam komputer PC atau Notebook
menggunakan software yang tersedia misalnya Autoland Development,
MicroSurvey CAD, Topcon dan lainnya untuk segera dapat diproses.
Proses download/transfer data ini dilakukan setiap hari sepulang dari
lapangan untuk dapat segera mengantisipasi dan merencanakan progress
kerja selanjutnya. Data yang diperoleh dari lapangan dihitung
menggunakan perhitungan poligon terbuka terikat sempurna.
o Pembuatan Peta
Pembuatan Peta adalah penggambaran titik-titik kerangka dasar
pengukuran yang dinyatakan dengan penyebaran patok, BM, titik-titik
ketinggian dan obyek-obyek lainnya yang dianggap perlu dalam suatu
areal pekerjaan.
o Pembuatan laporan
Setelah melakukan pengolahan data maka dilakukan tahap akhir yaitu
pembuatan laporan dengan isi sebagai berikut :
- BAB I Pendahuluan
Pendahuluan berisi mengenai latar belakang, tujuan, dan manfaat
- BAB II Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi tentang dasar teori yang digunakan sebagai
landasan
- BAB III Metodologi
Metodologi berisi tentang alat dan bahan yang digunakan, jadwal,
dan manajemen pekerjaan
- BAB IV Pembahasan
Pada pembahasan menjelaskan tentang pelaksanaan survei, dari
mulai pengambilan data, pengolahan data, hingga hasil.
- BAB V Penutup
Penutup merupakan bagian akhir yang berisi kesimpulan dan saran
dari pengukuran yang dilakukan.
5. Output
Output yang dihasilkan dari pengukuran batimetri adalah :
- Data pengukuran berupa koordinat x dan y dari setiap poligon yang telah
terkoreksi
- Dokumentasi kegiatan
- Dokumentasi BMM
- Peta KKH
- Laporan kegiatan
IV. KERANGKA KONTROL VERTIKAL (KKV)
Pengukuran kerangka kontrol vertikal berujuan untuk mendapatkan elevasi BM dari
pasang surut dan mendapatkan elevasi dari titik kerangka kontrol horizontal yang
nantinya dijadikan acuan elevasi titik detail.
1. Wilayah pengukuran
Daerah pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal digambarkan pada sketsa
berikut :
2. Persiapan
Kegiatan persiapan meliputi :
a. Persiapan data
Dalah tahap persiapan data perlu dilakukan :
o Persiapan peta dasar dan pembuatan peta kerja
o Pengumpulan data pendukung
o Orientasi lapangan untuk mengetahui kondisi dan wilayah untuk
perencanaan pemasangan BM
o Menentukan lokasi titik kerangka kontrol vertikal
o Pembuatan form
b. Persiapan alat
Bahan dan alat yang digunakan pada pengamatan pasang surut adalah :
o Waterpass Nikon AE-7C (3 buah)
o Rambu Ukur (6 buah)
o Statif (3 buah)
o Roll meter 100m (3 buah)
o Payung (3 buah)
c. Persiapan personil
Personil yang dibutuhkan antara lain :
o Operator alat
o Asisten operator
o Pengolah data
3. Pelaksanaan pengukuran
Berikut merupakan penjelasan dari pelaksanaan pengukuran yang
dikerjakan, meliputi :
- Pembuatan dan pemasangan Benchmark (BM
o Patok berupa paralon dengan ukuran 6 dim (diamater 21.6 cm)
dengan diberi penanda berupa baut + di atasnya berisikan titik
centering dan nomor pilar untuk identifikasi titik. Panjang patok
sepanjang 65cm Patok ditanam sedalam kurang lebih 20 cm .
o Jarak antar patok poligon dipasang maksimal 300 meter atau bisa
menyesuaikan medan dan jangkauan alat.
o Apabila pada keadaan tertentu yang tidak memungkinkan pemasangan
patok, maka bisa dengan penanda paku yang dilingkari cat merah dan
diberi nomor
o BM difoto melalui 4 sisi arah mata angina dan 1 dari atas.
- Pengukuran sipat datar
o Kerangka kontrol vertikal diikat oleh patok BM yang nilainya dianggap
benar
o Jumlah slag yang digunakan harus genap
o Pengukuran beda tinggi dilakukan pada semua titik kerangka kontrol
o Menggunakan metode pengukuran double stand dan pulang pergi
- Pengukuran penampang memanjang dan melintang
o Pengukuran Penampang Memanjang
- Pengukuran penampang memanjang dilakukan sepanjang sumbu
jalan utama.
- Rentang pengukuran memanjang setiap 50 meter.
o Pengukuran Penampang Melintang Jalan
- Pengukuran penampang melintang dilakukan disetiap titik STA
yang telah ditentukan.
- Rentang titik STA setiap 25 meter.
- Lebar pengukuran penampang melintang pada jalur lurus 3 meter
ke kiri dan 3 meter ke kanan dari as jalan/sumbu rencana dan dapat
disesuaikan dengan kondisi lapangan
4. Pengolahan data
Pengolahan Data merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses
pekerjaan tahap akhir yang meliputi:
a. Pengolahan data – data kerangka kontrol vertikal
Pengolahan dilakukan dari hasil pengukuran menggunakan
waterpass. Batas ketelitian yang dicapai tidak boleh lebih dari 12√D
(milimeter), dimana D adalah panjang pengukuran (Km).
b. Pembuatan Peta
Pembuatan Peta adalah penggambaran titik-titik kerangka dasar
pengukuran elevasi BM dari pasang surut dan elevasi dari titik kerangka
kontrol horizontal yang nantinya dijadikan acuan elevasi titik detail.
c. Pembuatan laporan
Setelah melakukan pengolahan data maka dilakukan tahap akhir yaitu
pembuatan laporan dengan isi sebagai berikut :
- BAB I Pendahuluan
Pendahuluan berisi mengenai latar belakang, tujuan, dan manfaat
- BAB II Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi tentang dasar teori yang digunakan sebagai
landasan
- BAB III Metodologi
Metodologi berisi tentang alat dan bahan yang digunakan, jadwal,
dan manajemen pekerjaan
- BAB IV Pembahasan
Pada pembahasan menjelaskan tentang pelaksanaan survei, dari
mulai pengambilan data, pengolahan data, hingga hasil.
- BAB V Penutup
Penutup merupakan bagian akhir yang berisi kesimpulan dan saran
dari pengukuran yang dilakukan.
5. Output
V. DETAIL SITUASI
2. Persiapan
Kegiatan persiapan meliputi :
a. Persiapan data
Dalah tahap persiapan data perlu dilakukan :
o Persiapan peta dasar dan pembuatan peta kerja
o Pengumpulan data pendukung
o Orientasi lapangan untuk mengetahui kondisi dan wilayah untuk
perencanaan pemasangan BM
o Menentukan batas area pengukuran detail
o Pembuatan form
b. Persiapan alat
Bahan dan alat yang digunakan pada pengamatan pasang surut adalah :
o Total Station Topcon 3 buah
o Statif 5 buah
o Prisma polygon 2 buah
o Prisma detail 4 buah
o Jalon 6 buah
o Tribarch 2 buah
o Roll meter 5m 3 buah
o Kabel Charger 3 buah
o Kabel Download 2 buah
o Payung 3 buah
f. Persiapan personil
o Operator alat
o Asisten operator
o Pengolah data
3. Pelaksanaan pengukuran
Berikut merupakan penjelasan dari pelaksanaan pengukuran yang
dikerjakan, meliputi
o Pengukuran detail menggunakan metode tachymetri
o Pengukuran harus diikatkan pada titik poligon utama dan cabang
o Pengukuran situasi mencakup semua objek yang dibentuk oleh
alam maupun manusia yang ada di sepanjang jalur
pengukuran/bangunan penting
o Bangunan penting yang diukur adalah dermaga, sekolah, kantor
administrasi, pelayanan masyarakat, tempat ibadah, dan objek
wisata
o Pengambilan data perlu diperhatikan keseragaman penyebaran dan
kerapatan titik
4. Pengolahan data
Pengolahan Data merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses
pekerjaan tahap akhir yang meliputi:
a. Pengolahan data detail dan situasi
Pengukuran detail situasi dilakukan menggunakan alat ukur Total
Station dimana data yang diamati di lapangan berupa sudut (vertikal &
horizontal) dan jarak serta variabel lainnya direkam langsung kedalam
data kolektor atau pada internal memori alat tersebut yang selanjutnya
dapat di download/ditransfer kedalam komputer PC atau Notebook
menggunakan software yang tersedia misalnya Autoland Development,
MicroSurvey CAD, Topcon dan lainnya untuk segera dapat diproses.
Proses download/transfer data ini dilakukan setiap hari sepulang dari
lapangan untuk dapat segera mengantisipasi dan merencanakan progress
kerja selanjutnya. Data yang diperoleh dari lapangan dihitung dengan
metode tachymetri.
b. Pembuatan Peta
Pembuatan Peta adalah penggambaran titik-titik detail sehingga
menjadi sebuah peta detail dan situasi
c. Pembuatan laporan
Setelah melakukan pengolahan data maka dilakukan tahap akhir yaitu
pembuatan laporan dengan isi sebagai berikut :
- BAB I Pendahuluan
Pendahuluan berisi mengenai latar belakang, tujuan, dan manfaat
- BAB II Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi tentang dasar teori yang digunakan sebagai
landasan
- BAB III Metodologi
Metodologi berisi tentang alat dan bahan yang digunakan, jadwal,
dan manajemen pekerjaan
- BAB IV Pembahasan
Pada pembahasan menjelaskan tentang pelaksanaan survei, dari
mulai pengambilan data, pengolahan data, hingga hasil.
- BAB V Penutup
Penutup merupakan bagian akhir yang berisi kesimpulan dan saran
dari pengukuran yang dilakukan.
5. Output
- Data pengukuran berupa koordinat x dan y dari setiap detail dan situasi
- Dokumentasi kegiatan
- Peta detail
- Laporan kegiatan
o Operator alat
o Asisten operator
o Pengolah data
3. Pelaksanaan pengukuran
Berikut merupakan penjelasan dari pelaksanaan pengukuran yang
dikerjakan, meliputi
o Pemasangan Premark
-Premark yang dipakai tanda Premark dibuat dengan bentuk tanda
menyerupai bentuk “X” dan atau “Y” dengan titik premark berada
tepat pada potongan tanda tersebut. Warna premark dipilih warna
orange mencolok agar terlihat pada saat pengolahan foto di studio.
Dimensi tiap sayap Premark dengan jumlah sayap 3 dan atau 4.
- Premark ditempatkan pada BM yang tadinya telah ditanam pada
area yang hendak difoto sebagai GCP
- Pemasangan Premark harus terbuka lebar dan bersih dari objek
diatasnya, agar bias terlihat ketika dilakukan pemotretan
dengan wahana UAV.
- Premark diberi identitas dan difoto dari 4 sisi yaitu: utara,
timur, selatan, dan barat.
- Premark dan GCP dapat mempermudah orientasi relatif antar foto
o Pengambilan Foto Udara
- Sistem yang dipakai adalah automatic pilot, dibantu dengan aplikasi
android pix4d dana tau drone deploy
- Tinggi Terbang wahana UAV 150 m
- Pada pertampalan Foto yang dipakai 80% untuk overlaps dan
20% untuk sidelaps.
- Kecepatan laju horizontal yang dipakai berkisar 5-10 m/s dan laju
kecepatan vertikal adalah 1-2 m/s
- 1 baterai digunakan untuk terbang kurang lebih selama 10-15 menit.
o Pengukuran Ground Control Point
GCP yang akan di ukur berjumlah 5 buah, diukur dengan metode
GPS static selama 15-20 menit atau dengan menggunakan total station. GCP
disebar secara merata dalam area pengukuran.
4. Pengolahan data
Pengolahan Data merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses
pekerjaan tahap akhir yang meliputi:
a. Pengolahan data detail dan situasi
Pengolahan data hasil pengambilan foto udara adalah sebagai berikut:
o Kalibrasi kamera punya nilai parameter sesuai spec kamera
o Penelusuran jalur terbang
o Pemilihan pada hasil foto (overlap 80%, sidelap 20%)
o Mosaicking
o Input gps kamera pada wahana UAV
o Input nilai GCP yang telah diukur
o Ketelitian GSD 5cm
o Skala peta yang dihasilkan 1:2.500.
b. Pembuatan peta
c. Pembuatan Laporan
Setelah melakukan pengolahan data maka dilakukan tahap akhir yaitu
pembuatan laporan dengan isi sebagai berikut :
- BAB I Pendahuluan
Pendahuluan berisi mengenai latar belakang, tujuan, dan manfaat
- BAB II Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi tentang dasar teori yang digunakan sebagai
landasan
- BAB III Metodologi
Metodologi berisi tentang alat dan bahan yang digunakan, jadwal,
dan manajemen pekerjaan
- BAB IV Pembahasan
Pada pembahasan menjelaskan tentang pelaksanaan survei, dari
mulai pengambilan data, pengolahan data, hingga hasil.
- BAB V Penutup
Penutup merupakan bagian akhir yang berisi kesimpulan dan saran
dari pengukuran yang dilakukan.
5. Output
Output yang dihasilkan dari pengukuran batimetri adalah :
- Data pengukuran berupa koordinat x dan y dari GCP
- Data foto udara
- Dokumentasi kegiatan
- Peta Orthofoto
- Laporan kegiatan
4. Pengolahan data
Pengolahan Data merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses
pekerjaan tahap akhir yang meliputi:
a. Pengolahan data detail GPS
Pengolahan data GPS menggunakan software PC-CDU, Hi-Target
Geomatics Office dan Topcon Tools. Hasil ketelitian posisi horizontal
pada GCP didarat tidak boleh lebih dari 0.01 m (10 cm) dan Hasil
ketelitian posisi horizontal di laut tidak boleh lebih dari 2 m
b. Pembuatan peta
Hasil dari pengolahan dapat digambarkan pada peta yaitu berupa
titik-titik GCP dan hasil kinematis
c. Pembuatan Laporan
Setelah melakukan pengolahan data maka dilakukan tahap akhir yaitu
pembuatan laporan dengan isi sebagai berikut :
- BAB I Pendahuluan
Pendahuluan berisi mengenai latar belakang, tujuan, dan manfaat
- BAB II Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi tentang dasar teori yang digunakan sebagai
landasan
- BAB III Metodologi
Metodologi berisi tentang alat dan bahan yang digunakan, jadwal,
dan manajemen pekerjaan
- BAB IV Pembahasan
Pada pembahasan menjelaskan tentang pelaksanaan survei, dari
mulai pengambilan data, pengolahan data, hingga hasil.
- BAB V Penutup
Penutup merupakan bagian akhir yang berisi kesimpulan dan saran
dari pengukuran yang dilakukan.
5. Output
- Gasetir
- Dokumentasi kegiatan
- Laporan kegiatan
IX. DIGITASI
Digitasi berujuan untuk menyediakan peta tutupahan lawan daerah Pantai Delegan,
Kabupaten Gresik
1. Wilayah pengukuran
Daerah digitasi berada di wilayah Pantai Delegan, Kabupaten
Gresik 2. Persiapan
Kegiatan persiapan meliputi :
a. Persiapan data
Dalam tahap persiapan data perlu dilakukan adalah :
o Pengadaan peta dasar citra satelit resolusi tinggi (CSRT)
o Penentuan klasifikasi tutupan lahan
b. Persiapan alat
Bahan dan alat yang digunakan pada pengamatan pasang surut adalah :
o Laptop
o Perangkat lunak ArcGIS c. Persiapan personil
o Tim digitasi
3. Pelaksanaan pengukuran
Pelaksanaan digitasi secara umum terdiri dari:
o Georeferencing pada peta dasar CSRT
o Digitasi lokasi pekerjaan menggunakan peta dasar
o Updating digitasi dengan peta orthophoto
o Pembuatan layout
Dalam pelaksanaan digitasi harus berpedoman pada :
o SNI 19-6726:2002 Peta Dasar Lingkungan Pantai Indonesia Skala
1:50.000
o SNI 7645-2010 Klasifikasi Penutup Lahan
o SNI 6502.2:2010 Spesifikasi Penyajian Peta Rupa Bumi – Bagian
o PerKaBIG Nomor 3 Tahun 2016 Spesifikasi Teknis Penyajian Peta
Desa
o Datum Kontrol Peta
Datum untuk kontrol horisontal baik untuk darat maupun laut
adalah Datum Geodesi
Nasional 1995 (DGN-1995) dengan parameter sferoid:
a = 6.378.137,0 meter
f = 1/298,257223563
o Proyeksi dan Grid Peta
Peta digambarkan dalam proyeksi Universal Transverse Mercator
(UTM). Proyeksi dan pembagian zona gridnya mengacu pada
sferoid yang telah dispesifikasikan dalam SRGI 2013.
o Skala dan Ukuran Peta
Peta disajikan pada skala 1:2500 dengan ukuran kertas A0 (1189 x
841) mm, ukuran peta (1149 x 801) mm, dan muka peta (761 x
761) mm.
Cakupan peta terdiri dari kurang lebih 60% wilayah laut dan 40%
wilayah darat.
o Unsur Peta
Unsur-unsur peta yang perlu digambarkan meliputi:
a. Toponim
b. Batas Wilayah Administrasi
c. Jaringan/Infrastruktur Transportasi
d. Perairan
e. Tutupan Lahan
o Grid dan Gratikul
Garis grid digambarkan setiap 250 m dengan garis penuh serta
penulisan angka setiap 500 m. Garis gratikul digambarkan setiap
5” dengan tanda tambah.
o Informasi Peta
Informasi yang perlu dicantumkan dalam peta antara lain:
- Judul peta
- Skala peta
- Orientasi arah utara
- Diagram lokasi
- Proyeksi, sistem grid, dan datum
- Keterangan/legenda peta
- Sumber data
- Tahun pembuatan
- Logo dan instansi pembuat peta
- Muka peta
Penyajian Peta
o Tata Cara Penamaan
Nama unsur alam, budaya dan nama tempat yang dicantumkan di
peta adalah nama-nama yang sudah dikenal luas dan atau telah
dibakukan di daerah yang bersangkutan.
o Singkatan
Singkatan yang dicantumkan di peta adalah singkatan yang sudah
baku, kecuali singkatan-singkatan lain yang dipandang perlu (lihat
lampiran A).
o Simbol, Notasi, dan Huruf
Simbol, notasi, dan huruf digunakan untuk merepresentasikan
unsur-unsur yang tercantum di dalam peta (lihat lampiran B).
6. Pengolahan data
Tahap akhir dari digitasi adalah
a. Pembuatan peta
Hasil dari digitasi berupa peta tutupan lahan.
b. Pembuatan Laporan
Setelah melakukan pengolahan data maka dilakukan tahap akhir yaitu
pembuatan laporan dengan isi sebagai berikut :
- BAB I Pendahuluan
Pendahuluan berisi mengenai latar belakang, tujuan, dan manfaat
- BAB II Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi tentang dasar teori yang digunakan sebagai
landasan
- BAB III Metodologi
Metodologi berisi tentang alat dan bahan yang digunakan, jadwal,
dan manajemen pekerjaan
- BAB IV Pembahasan
Pada pembahasan menjelaskan tentang pelaksanaan survei, dari
mulai pengambilan data, pengolahan data, hingga hasil.
- BAB V Penutup
Penutup merupakan bagian akhir yang berisi kesimpulan dan saran
dari pengukuran yang dilakukan.
7. Output
- Dokumentasi kegiatan
- Peta tutupan lahan
- Laporan kegiatan