Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pedestrian
II.1.1 Pengertian Jalur Pedestrian
Di era modern sekarang, dalam tata ruang kota jalur pejalan kaki merupakan
elemen yang sangat penting. Selain karena memberikan ruang yang khusus bagi
pejalan kaki, jalur pejalan kaki juga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi
pejalan kaki yang melintasi jalur tersebut. Oleh kerena itu, ruang pejalan kaki
sangat berperan dalam menciptakan lingkungan yang manusiawi.
Pejalan kaki adalah orang yang bergerak dalam satu ruang, yaitu dengan
berjalan kaki. Dalam berjalan kaki, Shirvani (1985) mengatakan bahwa
penggunanya memerlukan jalur khusus yang disebut juga dengan pedestrian, yang
merupakan salah satu dari elemen- elemen perancangan kawasan yang dapat
menentukan keberhasilan dari proses perancangan di suatu kawasan kota.
Dharmawan (2004) mengatakan bahwa pedestrian berasal dari bahasa latin, yaitu
pedestres, yang berarti orang yang berjalan kaki. Jalur pedestrian pertama kali
dikenal pada tahun 6000 SM di Khirokitia, Cyprus, dimana jalan terbuat dari batu
gamping lalu permukaannya di tinggikan terhadap tanah dan pada interval tertentu
dibuat ramp untuk menuju ke kelompok hunian pada kedua sisi- sisinya (Kostof,
1992).
Pedestrian juga diartikan sebagai pergerakan atau sirkulasi perpindahan
manusia/ pengguna dari satu tempat asal (origin) menuju ke tempat yang
ditujunya (destination) dengan berjalan kaki.
Menurut Iswanto (2006), suatu ruas jalan perlu dilengkapi dengan adanya
jalur pedestrian apabila disepanjang jalan terdapat penggunaan lahan yang
memiliki potensi menimbulkan pejalan kaki.
Namun jalur pedestrian dalam konteks perkotaan biasanya dimaksudkan
sebagai ruang khusus untuk pejalan kaki yang berfungsi sebagai sarana
pencapaian yang dapat melindungi pejalan kaki dari bahaya yang datang dari
kendaraan bermotor. Di Indonesia sendiri lebih dikenal sebagai trotoar, yang
Gambar 1.1 Paving sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian
Sumber: www.google.com (2014)
Gambar 2.2 Lampu tiang tinggi sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian
Sumber: www.google.com (2014)
Gambar 3.3 Sign/ tanda sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian
Sumber: www.google.com (2014)
Gambar 5.5 Pagar pembatas sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian
Sumber: www.google.com (2014)
Gambar 6.6 Bangku sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian
Sumber: www.google.com (2014)
Gambar 7.7 Tanaman peneduh sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian
Sumber: www.google.com (2014)
8. Telepon umum, mempunyai fungsi sebagai sarana untuk pengguna jalan agar
bisa berkomunikasi jarak jauh terhadap lawan bicaranya.
Gambar 8.8 Telepon umum sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian
Sumber: www.google.com (2014)
10. Jam, tempat sampah. Jam berfungsi sebagai petunjuk waktu. Sedangkan
tempat sampah berfungsi sebagai sarana untuk pejalan kaki yang membuang
sampah, agar pedestrian tetap nyaman dan bersih.
Gambar 10.10 Tempat sampah sebagai elemen yang harus terdapat pada jalur pedestrian
Sumber: www.google.com (2014)
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang
sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya (Sabar,
2007).
Metode sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive sample,
yang bertujuan bagi kedalaman pada penghayatan objek penelitian karena
kondisi dan metode penelitian ini dilakukan akibat keterbatasan waktu dan
tenaga. Penelitian ini tidak terikat oleh waktu, yang berarti bisa diteliti pada
waktu pagi, siang, sore ataupun malam.
Penelitian yang terletak di sepanjang pedestrian jalan Dr. Mansyur Medan
akan dibagi ke dalam 3 segmen, yaitu:
1. Segmen 1:
- Panjang segmen ini sekitar 910 meter, dari gerbang kampus Universitas
Sumatera Utara sampai batas sungai Selayang Dr. Mansyur.
- Merupakan kawasan pendidikan, yaitu dengan terdapatnya kampus
Universitas Sumatera Utara pada bagian selatan segmen.