Anda di halaman 1dari 24

Bahan Ajar

Kelas XI AKUNTANSI

Kompetensi Dasar :
Menganalisis pencatatan transaksi penjualan barang dagangan secara kredit,
wesel, dan penjualan angsuran.

Disusun Oleh :

Muhammad Jamil
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya
sehingga Bahan Ajar Persediaan barang dagang untuk siswa/i kelas XI Akuntansi SMK ini
dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Bahan Ajar ini disusun dengan tujuan agar siswa/i dapat mencapai kompetensi dasar
yang telah ditentukan yaitu menerapkan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu
persediaan barang dagang secara perpetual pada perusahaan dagang. Bahan Ajar ini
memaparkan secara singkat dan jelas materi pembelajaran serta dilengkapi pula dengan
evaluasi yang akan mendukung ketercapaian kompetensi dasar sesuai dengan yang diharapkan.

Penyusun meyakini bahwa dalam pembuatan Bahan Ajar ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang relevan dan membangun guna
penyempurnaan bahan ajar ini di masa yang akan datang. Semoga bahan ajar ini dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi siswa/i kelas XI Akuntansi SMK . Akhir kata
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Medan, Okober 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
A. KOMPETENSI INTI .............................................................................................. 1
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR ........................................................ 2
C. TUJUAN PEMBELAJARAN ................................................................................ 3
D. PETUNJUK PENGGUNAAN................................................................................ 3
E. PETA KONSEP ...................................................................................................... 4
F. MATERI ................................................................................................................. 5
1. Definisi persediaan barang dagang dan penentuan kepemilikan barang ...........5
2. Sistem pencatatan persediaan secara perpetual .................................................6
3. Penilaian persediaan ..........................................................................................9
4. Laporan Persediaan Barang Dagang .................................................................15
RANGKUMAN ................................................................................................................. 17
UJI PENGUASAAN MATERI ........................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 22
A. KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik


menganalisis, dan mengevaluasi dengan menggunakan alat,
tentang pengetahuan faktual, informasi, dan prosedur kerja yang
konseptual, operasional dasar, dan lazim dilakukan serta memecahkan
metakognitif sesuai dengan bidang masalah sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Akuntansi dan Akuntansi dan Keuangan Lembaga.
Keuangan Lembaga pada tingkat Menampilkan kinerja di bawah
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, bimbingan dengan mutu dan
berkenaan dengan ilmu pengetahuan kuantitas yang terukur sesuai
teknologi, seni, budaya, dan dengan standar kompetensi kerja.
humaniora dalam konteks Menampilkan keterampilan
pengembangan potensi diri sebagai menalar, mengolah, dan menyaji
bagian dari keluarga, sekolah, dunia secara efektif, kreatif, produktif,
kerja, warga masyarakat nasional, kritis, mandiri, kolaboratif,
regional, dan internasional komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.
B. KOMPETENSI DASAR

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

3.13 Menerapkan pencatatan transaksi ke 4.13 Melakukan pencatatan transaksi ke


dalam buku pembantu kartu dalam buku pembantu kartu
persediaan barang dagang secara persediaan barang dagang secara
perpetual pada perusahaan dagang perpetual pada perusahaan dagang

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.13. Menerapkan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan


barang dagang secara perpetual pada perusahaan dagang
3.13.1. Menjelaskan sistem pencatatan persediaan barang dagang secara perpetual
3.13.2. Menerapkan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan
secara perpetual dengan metode fifo
3.13.3. Menerapkan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan
secara perpetual dengan metode lifo
3.13.4. Menerapkan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan
secara perpetual dengan metode average

4.13. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan


barang dagang secara perpetual pada perusahaan dagang
4. 13.1. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan
secara perpetual dengan metode fifo
4. 13.2. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan
secara perpetual dengan metode lifo
4. 13.3. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan
secara perpetual dengan metode average
4. 13.4. Membuat laporan persediaan barang dagang
D. TUJUAN PEMBELAJARAN

3.13. Menerapkan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan


barang dagang secara perpetual pada perusahaan dagang
Melalui tahapan pembelajaran model Contextual Teaching and Learning dan
Problem Based Learning dengan metode diskusi, praktik dan presentasi, peserta
didik mampu :
1. Menjelaskan sistem pencatatan persediaan barang dagang secara perpetual
dengan benar
2. Menerapkan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan
metode fifo dengan tepat
3. Menerapkan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan
metode lifo dengan tepat
4. Menerapkan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan
metode average dengan tepat

4.13. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan


barang dagang secara perpetual pada perusahaan dagang
Melalui tahapan pembelajaran model Contextual Teaching and Learning dan
Problem Based Learning dengan metode diskusi, praktik dan presentasi, peserta
didik mampu :
1. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan
metode fifo dengan tepat
2. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan
metode lifo dengan tepat
3. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam buku pembantu kartu persediaan
metode average dengan tepat
4. Membuat laporan persediaan barang dagang akhir dengan benar

E. PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Setiap peserta didik wajib mempelajari modul ini sesuai dengan kegiatan belajar yang
bersangkutan atau sesuai dengan petunjuk guru.
2. Apabila dalam mempelajari modul ini peserta didik mengalami kesulitan, hendaknya
menanyakan kepada para guru ataupun mencari lewat buku-buku penunjang lainnya.
3. Peserta didik dianjurkan untuk melengkapi referensi seperti internet, koran, buku dari
sumber lain yang relevan/sesuai dengan pembahasan bila memang diperlukan.
4. Setelah selesai kegiatan belajar yang bersangkutan, setiap peserta didik menjawab soal-
soal latihan dan menyelesaikan tugas sesuai petunjuk.
5. Bila tes hasil belajar belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) maka siswa
yang bersangkutan harus mengikuti program remedial sampai mencapai KKM.
6. Siswa yang tuntas boleh dilakukan pengayaan dengan melanjutkan pelajaran
berikutnya.
F. PETA KONSEP

P
Definisi Sistem
E Perpetual
FIFO
R
S
E
Sistem Kartu
D Pencatatan Persediaan
LIFO
Perpetual
I
A
Laporan
A Persediaan
N Moving Barang Dagang
Average
PERSEDIAAN

1. Definisi persediaan barang dagang dan penentuan kepemilikan barang


Persediaan barang dagangan (merchandise inventory) merupakan barang-barang yang
dimiliki perusahaan untuk dijual kembali dalam kegiatan operasional normal
perusahaan. Persediaan pada perusahaan pabrikan terdiri dari persediaan bahan baku,
persediaan dalam proses dan persediaan barang jadi.
Untuk menyiapkan laporan keuangan, diperlukan jumlah atau kuantitas persediaan yang
dimiliki oleh perusahaan pada tanggal pelaporan keuangan. Penentuan jumlah persediaan
ini dilakukan dalam dua langkah berikut :
a. Perhitungan persediaan fisik yang ada di perusahaan
Penghitungan fisik ini meliputi aktivitas penjumlahan, dan penimbangan atau
pengukuran jumlah persediaan yang ada saat itu. Penghitungan secara akurat dapat
dilakukan jika perusahaan tidak sedang menjual atau menerima barang. Oleh karena
itu, penghitungan fisik umumnya dilakukan pada saat perusahaan berhenti beroperasi.
b. Penentuan kepemilikan barang yang ada dalam perjalanan
1. FOB Shipping Point
2. FOB Destination
c. Kartu Persediaan Sistem Perpetual

Kartu persediaan sistem perpetual adalah kartu persediaan yang digunakan dalam
sistem pencatatan perpetual. Berikut ini contoh kartu persediaan sistem perpetual :
2. Sistem pencatatan persediaan secara perpetual
Pencatatan persediaan sistem perpetual (terus-menerus) merupakan penghitungan
jumlah dan nilai persediaan yang dilakukan secara terus-menerus setiap kali terjadi
transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dagang. Dengan sistem pencatatan
perpetual, jumlah persediaan barang dagang bisa setiap saat diketahui.
 Perlakuan akuntansi untuk sistem pencatatan persediaan perpetual adalah sebagai
berikut :
1. Pembelian barang dagang akan didebet pada akun persediaan.
2. Beban angkut pembelian akan dikredit ke akun persediaan.
3. Retur pembelian akan dikredit ke akun persediaan.
4. Potongan pembelian akan dikredit ke akun persediaan.
5. Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan diakui bersamaan dengan
pengakuan penjualan dan akun persediaan akan dikredit.
6. Akun persediaan adalah akun pengendali yang didukung dengan buku besar
pembantu untuk setiap jenis persediaan.
Contoh Transaksi Perusahaan Dagang
PD Abadi adalah sebuah perusahaan dagang yang melakukan pencatatan berdasarkan
sistem perpetual. Berikut ini transaksi PD Abadi selama bulan Juli 2015 :
a. 2. Juli. Membeli sejumlah barang dagang dari PD Jaya Rp 3.000.000,00 dengan
syarat 2/10 n/30 dan beban angkut sebesar Rp.200.000,00
b. 5 Juli. Membeli barang dagang dari PD Sejahtera Rp 5.000.000,00 dengan syarat
2/15 n/30
c. 6 Juli. Mengembalikan barang dagang yang telah dibeli dari PD Sejahtera karena
rusak sebesar Rp 500.000,00
d. 10 Juli. Menjual barang dagang pada PD Ceria sebesar Rp.6.000.000,00 (harga
pokok Rp 4.500.000,00) dengan syarat pembayaran 2/10 n/30 dan beban angkut
sebesar Rp 200.000,00
e. 11 Juli. Membeli barang dagang dari PD Jaya Rp 5.000.000,00 dengan syarat 2/10
n/30 dan beban angkut sebesar Rp.500.000,00
f. 13 Juli. Pengembalian barang dagang dari PD Ceria sebesar Rp.1.000.000,00 (harga
pokok Rp 700.000,00)
g. 14 Juli. Diterima dari PD Ceria pelunasan faktur tanggal 10 Oktober 2015
h. 15 Juli. Membayar hutang pada PD Jaya atas faktur tanggal 2 Oktober 2015
i. 20 Juli. Menjual barang dagang pada PD Mentari sebesar Rp.5.000.000,00 (harga
pokok Rp 4.000.000,00) dengan syarat pembayaran 2/10 n/30 dan beban angkut
sebesar Rp 200.000,00
j. 28 Juli. Pengembalian barang dagang dari PD Mentari sebesar Rp.1.500.000,00
(harga pokok Rp 900.000,00)
Diminta:
1. Buatlah jurnal atas transaksi di atas
2. Susunlah laporan penjualan untuk periode Oktober 2015
Jawab:
3. Penilaian Persediaan
Penilaian persediaan barang dagang bermanfaat untuk mengetahui jumlah nilai persediaan
barang dagang pada periode tertentu dan juga untuk menentukan besar harga pokok
penjualan barang dagang.
A. Metode penilaian pencatatan persediaan barang dagang
Ada 3 metode pencatatan persediaan barang dagang dalam sistem perpetual, diantaranya :
1. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)/First in First Out (FIFO)
Nilai persediaan akhir barang dagang dihitung dengan mengasumsikan barang yang
masuk pertama adalah barang yang dijual lebih dulu dan kekurangannya mengambil
barang yang masuk berikutnya.
2. Metode Masuk Terakhit Keluar Pertama (MTKP)/Last in First Out (LIFO)
Nilai persediaan akhir barang dagang dihitung dengan anggapan barang yang terakhir
masuk yang lebih dulu dijual dan kekurangannya mengambil barang yang sudah masuk
sebelumnya.
3. Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average)
Setiap terjadi transaksi pembelian harus dihitung harga beli rata-rata tiap satuan,
sehingga harga barang dagang tiap satuan selalu berubah-berubah. Harga rata-rata tiap
satuan sebagai dasar untuk menghitung nilai persediaan akhir barang dagang.
Contoh Kasus 1. Menghitung nilai persediaan barang dagang
PT Mentari melakukan perlakuan pembelian dan penjualan pada tahun 2018 sebagai
berikut :
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga
2 Jan Persediaan awal 200 unit Rp. 9.000
10 Maret Pembelian 300 unit Rp. 10.000
5 April Penjualan 200 unit Rp. 15.000
7 Mei Penjualan 100 unit Rp. 15.000
21 September Pembelian 400 unit Rp. 11.000
18 November Pembelian 100 unit Rp. 12.000
20 November Penjualan 200 unit Rp. 17.000
10 Desember Penjualan 200 unit Rp. 18.000

Diminta :
Hitunglah nilai persediaan dengan menggunakan sistem perpetual dengan metode :
a. FIFO
b. LIFO
c. Moving Average
Jawab :
a. Metode FIFO
Persediaan Masuk Persediaan Keluar Saldo
No.
Tanggal Harga Jumlah Harga Jumlah Harga Jumlah
Bukti Unit Unit Unit
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Jan 2 200 9.000 1.800.000

Maret 10 300 10.000 3.000.000 300 10.000 3.000.000


500 4.800.000

April 5 200 9.000 1.800.000 300 10.000 3.000.000

Mei 7 100 10.000 1.000.000 200 10.000 2.000.000

Sept 21 400 11.000 4.400.000 400 11.000 4.400.000

600 6.400.000

Nov 18 100 12.000 1.200.000 200 10.000 2.000.000


400 11.000 4.400.000

100 12.000 1.200.000


700 7.600.000

20 200 10.000 2.000.000 400 11.000 4.400.000

100 12.000 1.200.000


500 5.600.000

Des 10 200 11.000 2.200.000 200 11.000 2.200.000


100 12.000 1.200.000
300 3.400.000
Total 800 8.600.000 700 7.000.000 300 3.400.000

b. Metode LIFO
Persediaan Masuk Persediaan Keluar Saldo
No.
Tanggal Harga Jumlah Harga Jumlah Harga Jumlah
Bukti Unit Unit Unit
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Jan 2 200 9.000 1.800.000

Maret 10 300 10.000 3.000.000 200 9.000 1.800.000

300 10.000 3.000.000


500 4.800.000

April 5 200 10.000 2.000.000 200 9.000 1.800.000


100 10.000 1.000.000
300 2.800.000

Mei 7 100 10.000 1.000.000 200 9.000 1.800.000

200 1.800.000

Sept 21 400 11.000 4.400.000 200 9.000 1.800.000

400 11.000 4.400.000

600 6.200.000

Nov 18 100 12.000 1.200.000 200 9.000 1.800.000

400 11.000 4.400.000

100 12.000 1.200.000


700 7.400.000
20 100 12.000 1.200.000 200 9.000 1.800.000

100 11.000 1.100.000 300 11.000 3.300.000


500 5.100.000

Des 10 200 11.000 2.200.000 200 9.000 1.800.000


100 11.000 1.100.000
300 2.900.000
Total 800 8.600.000 700 7.500.000 300 2.900.000

c. Metode Average
Persediaan Masuk Persediaan Keluar Saldo
No.
Tanggal Harga Jumlah Uni Harga Jumlah Harga Jumlah
Bukti Unit Unit
(Rp) (Rp) t (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Jan 2 200 9.000 1.800.000

Mar 10 300 10.000 3.000.000 500 9.600 4.800.000


April 5 200 9.600 1.920.000 300 9.600 2.880.000

Mei 7 100 9.600 960.000 200 9.600 1.920.000


Sept 21 400 11.000 4.400.000 600 10.530 6.320.000
Nov 18 100 12.000 1.200.000 700 10.740 7.520.000

20 200 10.740 2.148.000 500 10.740 5.372.000


Des 10 200 10.740 2.148.000 300 3.224.000
300 3.224.000
Total 800 8.600.000 700 7.176.000 300 3.224.000

B. Mutasi persediaan barang dagang ke kartu persediaan barang dagang perpetual


Mutasi barang dagang harus didukung oleh dokumen yang syah dan telah mendapatkan
otoritas dari pihak yang berwenang, baik penerimaan maupun pengeluaran barang dagang,
penerimaan barang dagang adalah pembelian barang dagang dan retur penjualan barang
dagang. Sedangkan Pengeluaran barang dagang adalah penjualan barang dagang dan retur
pembelian barang dagang. Semua penerimaan dan pengeluaran dimutasi kedalam kartu
persediaan barang dagang. Dalam pencatatan metode ini, harga pokok penjualan barang yang
dijual dapat dihitung setiap terjadi transaksi penjualan. Di dalam kartu persediaan dicatat
sebagai mutasi keluar.
Contoh Kasus 2. Nilai persediaan akhir, HPP, dan Laba/Rugi Bruto
PT Sangun mencatat persediaan menggunakan sistem perpetual, berikut adalah data
persediaan selama bulan Januari 2008 :

Tanggal Keterangan Unit Harga / Unit Total

Januari 1 Awal 20 2.500 50.000


5 Beli 10 2.300 23.000
7 Jual 15 2.600 39.000
12 Jual 9 2.400 21.600
15 Beli 7 2.700 18.900
17 Beli 5 2.550 12.750
20 Jual 13 2.800 36.400
23 Beli 10 2.750 27.500
25 Jual 3 2.850 8.550
31 Beli 4 2.900 11.600

DIMINTA :

A. Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi kotor dengan metode
FIFO.
B. Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi kotor dengan metode
LIFO.
C. Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi kotor dengan metode
AVERAGE.

JAWAB :
A. Menggunakan Metode FIFO

IN OUT SALDO
Tanggal
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
01-Jan-08 20 2.500 50.000
05-Jan-08 10 2.300 23.000 20 2.500 50.000
10 2.300 23.000
07-Jan-08 15 2.500 37.500 5 2.500 12.500
10 2.300 23.000
12-Jan-08 5 2.500 12.500 6 2.300 13.800
4 2.300 9.200
15-Jan-08 7 2.700 18.900 6 2.300 13.800
7 2.700 18.900
17-Jan-08 5 2.550 12.750 6 2.300 13.800
7 2.700 18.900
5 2.550 12.750
20-Jan-08 6 2.300 13.800 5 2.550 12.750
7 2.700 18.900
23-Jan-08 10 2.750 27.500 5 2.550 12.750
10 2.750 27.500
25-Jan-08 3 2.550 7.650 2 2.550 5.100
10 2.750 27.500
31-Jan-08 4 2.900 11.600 2 2.550 5.100
10 2.750 27.500
4 2.900 11.600

Saldo persediaan akhir = 5.100 + 27.500 + 11.600


= 44.200
Harga pokok penjualan = 37.500 + 12.500 + 9.200 + 13.800 + 18.900 + 7.650
= 99.550
Laba/ Rugi Kotor :
Penjualan = 105.550 (39.000 + 21.600 + 36.400 + 8.550)
HPP = (99.550)
Laba Kotor = 6.000

B. Menggunakan Metode LIFO

IN OUT SALDO
Tanggal
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
1-Jan-08 20 2.500 50.000
5-Jan-08 10 2.300 23.000 20 2.500 50.000
10 2.300 23.000
7-Jan-08 10 2.300 23.000 15 2.500 37.500
5 2.500 12.500
12-Jan-08 9 2.500 22.500 6 2.500 15.000
15-Jan-08 7 2.700 18.900 6 2.500 15.000
7 2.700 18.900
17-Jan-08 5 2.550 12.750 6 2.500 15.000
7 2.700 18.900
5 2.550 12.750
20-Jan-08 5 2.550 12.750 5 2.500 12.500
7 2.700 18.900
1 2.500 2.500
23-Jan-08 10 2.750 27.500 5 2.500 12.500
10 2.750 27.500
25-Jan-08 3 2.750 8.250 5 2.500 12.500
7 2.750 19.250
31-Jan-08 4 2.900 11.600 5 2.500 12.500
7 2.750 19.250
4 2.900 11.600

Saldo persediaan akhir = 12.500 + 19.250 + 11.600


= 43.350
Harga pokok penjualan = 23.000 + 12.500 + 22.500 + 12.750 + 18.900 + 2.500 + 8.250
= 100.400
Laba/ Rugi Kotor :
Penjualan = 105.550 (39.000 + 21.600 + 36.400 + 8.550)
HPP = (100.400)
Laba Kotor = 5.150

C. Menggunakan Metode AVERAGE

IN OUT SALDO
Tanggal
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
1-Jan-08 20 2.500 50.000
5-Jan-08 10 2.300 23.000 30 2.433 73.000
7-Jan-08 15 2.433 36.495 15 2.433 36.495
12-Jan-08 9 2.433 21.897 6 2.433 14.598
15-Jan-08 7 2.700 18.900 13 2.576 33.498
17-Jan-08 5 2.550 12.750 18 2.569 46.248
20-Jan-08 13 2.569 33.397 5 2.569 12.845
23-Jan-08 10 2.750 27.500 15 2.689 40.345
25-Jan-08 3 2.689 8.067 12 2.689 32.268
31-Jan-08 4 2.900 11.600 16 2.742 43.868

Saldo persediaan akhir = 43.868


Harga pokok penjualan = 36.495 + 21.897 + 33.397 + 8.067
= 99.856
Laba/ Rugi Kotor :
Penjualan = 105.550 (39.000 + 21.600 + 36.400 + 8.550)
HPP = (99.856)
Laba Kotor = 5.694

4. Laporan persediaan barang dagang


Laporan persediaan barang dagang merupakan ikhtisar dari kartu persediaan barag dagang,
karena dalam laporan persediaan barang dagang memuat berbagai jenis persediaan barang
dagang beserta informasi saldo awal, mutasi persediaan, dan saldo akhir persediaan.
Format laporan persediaan barang dagang disesuaikan dengan kepentingan dan informasi
yang diperlukan perusahaan. Berikut ini contoh format laporan persediaan barang dagang
:
RANGKUMAN

1. Persediaan barang dagangan (merchandise inventory) merupakan barang-barang yang


dimiliki perusahaan untuk dijual kembali dalam kegiatan operasional normal
perusahaan. Persediaan pada perusahaan pabrikan terdiri dari persediaan bahan baku,
persediaan dalam proses dan persediaan barang jadi. Untuk menyiapkan laporan
keuangan, diperlukan jumlah atau kuantitas persediaan yang dimiliki oleh perusahaan
pada tanggal pelaporan keuangan. Penentuan jumlah persediaan ini dilakukan dalam dua
langkah berikut :
a. Perhitungan persediaan fisik yang ada di perusahaan
Penghitungan fisik ini meliputi aktivitas penjumlahan, dan penimbangan atau
pengukuran jumlah persediaan yang ada saat itu. Penghitungan secara akurat dapat
dilakukan jika perusahaan tidak sedang menjual atau menerima barang. Oleh karena
itu, penghitungan fisik umumnya dilakukan pada saat perusahaan berhenti beroperasi.
b. Penentuan kepemilikan barang yang ada dalam perjalanan
o FOB Shipping Point
o FOB Destination
c. Kartu Persediaan Sistem Perpetual
Kartu persediaan sistem perpetual adalah kartu persediaan yang digunakan dalam
sistem pencatatan perpetual. Berikut ini contoh kartu persediaan sistem perpetual

2. Sistem pencatatan persediaan metode perpetual


Pencatatan persediaan sistem perpetual (terus-menerus) merupakan penghitungan jumlah
dan nilai persediaan yang dilakukan secara terus-menerus setiap kali terjadi transaksi yang
berkaitan dengan persediaan barang dagang. Dengan sistem pencatatan perpetual, jumlah
persediaan barang dagang bisa setiap saat diketahui. Adapun perlakuan akuntansi untuk
sistem pencatatan persediaan perpetual adalah sebagai berikut :
a. Pembelian barang dagang akan didebet pada akun persediaan.
b. Beban angkut pembelian akan dikredit ke akun persediaan.
c. Retur pembelian akan dikredit ke akun persediaan.
d. Potongan pembelian akan dikredit ke akun persediaan
e. Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan diakui bersamaan dengan
pengakuan penjualan dan akun persediaan akan dikredit.
f. Akun persediaan adalah akun pengendali yang didukung dengan buku besar
pembantu untuk setiap jenis persediaan.
3. Penilaian Persediaan
Penilaian persediaan barang dagang bermanfaat untuk mengetahui jumlah nilai
persediaan barang dagang pada periode tertentu dan juga untuk menentukan besar harga
pokok penjualan barang dagang.
a. Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang dalam Sistem Perpetual
1. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)/First in First Out(FIFO)
Nilai persediaan akhir barang dagang dihitung dengan mengasumsikan barang yang
masuk pertama adalah barang yang dijual lebih dulu dan kekurangannya mengambil
barang yang masuk berikutnya.
2. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP)/Last in First Out(LIFO)
Nilai persediaan akhir barang dagang dihitung dengan anggapan barang yang terakhir
masuk yang lebih dulu dijual dan kekurangannya mengambil barang yang sudah
masuk sebelumnya.
3. Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average)
Setiap terjadi transaksi pembelian harus dihitung harga beli rata-rata tiap satuan,
sehingga harga barang dagang tiap satuan selalu berubah-berubah. Harga rata-rata tiap
satuan sebagai dasar untuk menghitung nilai persediaan akhir barang dagang.
b. Mutasi persediaan barang dagang ke kartu persediaan barang dagang perpetual
Mutasi barang dagang harus didukung oleh dokumen yang syah dan telah mendapatkan
otoritas dari pihak yang berwenang, baik penerimaan maupun pengeluaran barang
dagang, penerimaan barang dagang adalah pembelian barang dagang dan retur penjualan
barang dagang. Sedangkan Pengeluaran barang dagang adalah penjualan barang dagang
dan retur pembelian barang dagang. Semua penerimaan dan pengeluaran dimutasi
kedalam kartu persediaan barang dagang.
4. Laporan persediaan barang dagang
Laporan persediaan barang dagang merupakan ikhtisar dari kartu persediaan barag
dagang, karena dalam laporan persediaan barang dagang memuat berbagai jenis
persediaan barang dagang beserta informasi saldo awal, mutasi persediaan, dan saldo
akhir persediaan.
UJI PENGUASAAN MATERI

5. PD Nusantara menggunakan sistem perpetual dalam pencatatan persediaan barang.


Pada bulan Oktober 2010, data yang berhubungan dengan persediaan barang dagang
adalah sebagai berikut :
2 Oktober Persediaan 550 unit @Rp. 90.000,00
8 Oktober Pembelian 480 unit @Rp. 95.000,00
14 Oktober Penjualan 590 unit senilai Rp. 60.000.000,00
17 Oktober Pembelian 580 unit @Rp. 97.500,00
19 Oktober Penjualan 610 unit senilai Rp. 65.000.000,00
23 Oktober Pembelian 460 unit @Rp. 98.000,00
27 Oktober Penjualan 430 unit senilai Rp. 50.000.000,00
30 Oktober Pembelian 690 unit @Rp. 95.000,00
Diminta :
a. Buatlah kartu persediaan jika menggunakan metode :
1) Last In First Out
2) First In First Out
3) Moving Average
b. Buatlah jurnal dari transaksi di atas, dengan menggunakan metode FIFO.

6. PD Langgeng Jaya menjual satu jenis barang. Persediaan dicatat menurut sistem
perpetual. Dari kegiatan selama triwulan pertama tahun 2010, diperoleh data sebagai
berikut :

 Persediaan awal periode, 25.000 kg @Rp. 6.000,00


 Pembelian selama periode :
Pembelian pertama sebanyak 22.000 kg @Rp. 6.500,00
Pembelian kedua sebanyak 25.000 kg @Rp. 6.200,00
Pembelian ketiga sebanyak 30.000 kg @Rp. 6.400,00
Pembelian keempat sebanyak 26.000 kg @Rp. 6.600,00
Pembelian kelima sebanyak 24.000 kg @Rp. 6.700,00
Pembelian keenam sebanyak 28.000 kg @Rp. 6.900,00
 Persediaan akhir periode dari hasil inventarisasi fisik sebanyak 75.000 kg
 Penjualan selama triwulan pertama tahun 2010 sebanyak 9.500 kg dengan harga @Rp.
7.000,00

Diminta :

Hitunglah laba kotor yang diperoleh selama triwulan pertama jika persediaan dinilai
menurut metode :

a. MPKP (FIFO)
b. MTKP (LIFO)

7. Dari hasil pemeriksaan fisik barang di gudang, diperoleh data mengenai persediaan barang
dagang UD Aneka Jaya tanggal 31 Desember 2010 sebagai berikut :
No. Nama Barang Jenis Nomor Satuan Jumlah Satuan Dalam
Barang Kode Kondisi
Baik Rusak
AB-1 1101 9.460
1 AB Unit -
AB-2 1102 8.650
BC-1 2101 4.500
2 BC Liter -
BC-2 2102 6.400
CD-1 3101 12.240
3 CD CD-2 3102 Kg 9.200 -
CD-3 3103 7.680

Menurut kartu persediaan, harga satuan barang tersebut adalah sebagai berikut :

Jenis Jenis
Barang Kuantitas Harga Satuan Barang Kuantitas Harga Satuan
AB-1 4.460 unit Rp 4.500,00 CD-1 6.240 kg Rp 4.750,00
5.000 unit Rp 4.750,00 6.000 kg Rp 5.000,00
AB-2 2.650 unit Rp 4.000,00 CD-2 4.200 kg Rp 4.500,00
6.000 unit Rp 4.300,00 5.000 kg Rp 4.800,00
BC-1 1.500 unit Rp 4.600,00 CD-3 2.680 kg Rp 4.000,00
3.000 unit Rp 4.700,00 5.000 kg Rp 4.250,00
BC-2 2.400 unit Rp 4.500,00
4.000 unit Rp 4.750,00

Diminta :
Buat laporan persediaan barang dagang per 31 Desember 2010
DAFTAR PUSTAKA

Anastasia Diana, Lilis Setyowati. 2017. Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta: CV


Andi Offset

Diana Sinta,dkk.2012. Seri Pendalaman Materi Materi (SPM), Jakarta:Erlangga.

Dwi Harti. 2017. Akuntansi Keuangan Untuk SMK/MAK Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Dwi Harti. 2011. Akuntansi 2B, Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai