Anda di halaman 1dari 30

B

A. INFORMASI UMUM
1. Identitas
Nama Penyusun : Dika Ayu Adininggar, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMK
Satuan Pendidikan : SMK Negeri Gudo
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Fase/ Kelas : E/ X
Semester : 1
Topik : Prinsip-prinsip dan Konsep Akuntansi Dasar&Perbankan Dasar
Alokasi Waktu : 60 JP (4 x 45 menit)

2. Kompetensi Awal
Kompetensi Awal yang harus dimiliki peserta didik adalah memahami perhitungan
matematika dasar (penjumlahan, pengurangan, presentase)

3. Profil Pelajar Pancasila


PROFIL PELAJAR
KEGIATAN PRAKTIK INTI
PANCASILA
Diskusi, praktik Mandiri Mengemukakan ide pada saat diskusi
Diskusi, praktik Kreatif Membuat presentasi hasil diskusi
Diskusi, praktik Berfikir Kritis Mencari Informasi yang dapat diperoleh
dari internet dan bahan bacaan lain
Diskusi, praktik Bergotong Royong Siswa bersama kelompok melakukan
kegiatan penyelesaian tugas. Masing-
masing siswa dapat dengan mudah
berkolaborasi, saling peduli dan berbagi.

4. Sarana dan Prasarana


a. Sarana
Digital dan Non digital berupa Buku paket, e-book, portal pembelajaran, tautan edukasi
di internet, surat kabar, majalah, televisi, teks iklan di ruang publik.
b. Prasarana
1) Perangkat keras (PC, Laptop, Smartphone, Tablet, Headset dan Printer)
2) Perangkat lunak (Aplikasi pembelajaran Microsoft Office, Whatsapp, Kelas Maya
(Media Sosial: Youtube, IG, dll)
3) Jaringan internet
5. Target
 Peserta didik tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.
 Peserta didik tidak memiliki kesulitan belajar, disesuaikan dengan gaya belajar
peserta didik, yaitu melalui auditori (dengan video tutorial), visual

6. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran yang digunakan adalah Discovery Learning dengan alur
MERDEKA yang berpusat kepada peserta didik, dan guru sebagai fasilitator. Dimana
peserta didik diajak untuk menggali dan mengidentifikasi permasalahan yang disajikan,
dengan mencari melalui buku-buku referensi, internet maupun bertanya kepada
sumbernya untuk dapat menemukan dan mengambil kesimpulan sendiri.

B. KOMPETENSI INTI
1. Topik/ Tema : Konsep Dasar Akuntansi
2. Elemen : Prinsip-Prinsip dan Konsep Akuntansi Dasar dan Perbankan
Dasar
3. Capaian Pembelajaran : Pada akhir Fase E peserta didik mampu menjelaskan
pengertian akuntansi, tujuan pencatatan akuntansi, pihak-
pihak yang membutuhkan informasi akuntansi, prinsip-
prinsip akuntansi, serta konsep akuntansi dasar dan
perbankan dasar
4. Aspek : Pengetahuan
5. Tujuan Pembelajaran :

KOMPETENSI/KONTEN TUJUAN PEMBELAJARAN (TP)


Kompetensi: Setelah menggali dari diri sendiri, mencari referensi,
Menjelaskan berdiskusi, refleksi terbimbing, demonstrasi
Konten/materi: kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar
- Pengertian Akuntansi materi dan aksi nyata, peserta didik dapat:
- Tujuan pencatatan akuntansi - Mendefinisikan pengertian akuntansi
- Pihak-pihak yang - Menjelaskan tujuan utama akuntansi
membutuhkan informasi - Mengidentifikasi pihak-pihak yang
akuntansi membutuhkan informasi akuntansi
- Prinsip-prinsip akuntansi - Mengidentifikasi prinsip dasar akuntansi
- Konsep akuntansi dasar - Mengidentifikasi konsep dasar akuntansi
- Konsep perbankan dasar - Mengidentifikasi konsep dasar perbankan
Tujuan 1. Tujuan 2.
Awal Fase E Mendefinisikan pengertian Menjelaskan tujuan utama
akuntansi akuntansi

Tujuan 3.
Tujuan 5. Tujuan 4.
Mengidentifikasi pihak-
Mengidentifikasi konsep Mengidentifikasi prinsip
pihak yang membutuhkan
dasar akuntansi dasar akuntansi
informasi akuntansi

Tujuan 6.
Mengidentifikasi konsep Akhir Fase E
dasar akuntansi

6. Pemahaman Bermakna
Peserta didik dapat memahami bahwa akuntansi sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari dan setiap orang membutuhkan informasi akuntansi.
Pemahaman tentang informasi akuntansi juga akan berguna ketika peserta didik
mencari pekerjaan, berwirausaha, bahkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

7. Pertanyaan Pemantik
Mengapa kita perlu mempelajari akuntansi?
Apa yang akan terjadi jika kita tidak mendapatkan informasi akuntansi?

8. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
KEGIATAN AWAL
1. Guru memberi Salam 15 menit
2. Guru meminta peserta didik memimpin doa
3. Guru melakukan presensi, memeriksa kerapian berpakaian, kebersihan
kelas.
4. Guru menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang
akan dicapai
5. Guru memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
6. Guru memberikan pertanyaan pemantik
7. Guru memberi motivasi kepada peserta didik
KEGIATAN INTI
1. Orientasi peserta didik pada masalah 150 menit
 Guru memberikan gambaran atau deskripsi tentang akuntansi disertai
juga mengajak siswa untuk tanya jawab terkait pengetahuan siswa
tentang pentingnya akuntansi dalam kehidupan sehari-hari baik
perseorangan, perusahaan, maupun masyarakat.
 Peserta didik mendengarkan kalimat yang diutarakan oleh guru.
 Peserta didik diminta memberikan tanggapan dan pendapat terhadap
pertanyaan-pertanyaan guru.
 Guru menugaskan peserta didik agar membentuk kelompok, tiap
kelompok terdiri maksimal 4 orang. Guru membagikan lembar kerja
secara berkelompok yang berisi permasalahan yang ditetapkan dalam
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan tugas membuat ringkasan
materi untuk dipresentasikan. Guru membuka akses koneksi internet
untuk peserta didik.
 Peserta didik segera membentuk kelompok sesuai instruksi dan dalam
kelompok masing-masing siswa membaca dan mengamati aktivitas
pembelajaran yang diberikan. Peserta didik melakukan eksplorasi
melalui internet untuk mencari dan menemukan referensi pendukung.
 Guru memberikan kesempatan peserta didik bertanya dengan
menanyakan bagian yang belum dipahami pada LKPD
 Peserta didik bertanya tentang bagian yang belum dipahami.

2. Mengorganisasi peserta didik dalam belajar


 Guru memastikan setiap anggota memahami tugas yang harus
diselesaikan secara kelompok dengan mandiri, bergotong-royong,
bernalar kritis dan kreatif .
 Peserta didik dalam kelompok dengan musyawarah mufakat
mennetukan tugas masing-masing anggota kelompok.

3. Membimbing penyelidikan peserta didik secara mandiri maupun


kelompok
 Guru memantau perkembangan penyelesaian tugas oleh kelompok
peserta didik selama pengerjaan masalah (penyelidikan) sampai masing-
masing kelompok mampu menyelsaikan tugasnya dengan mandiri,
bergotongroyong, bernalar kritis dan kreatif
 Peserta didik dapat menunjukan kemandirian dan bergotong royong
dalam mencari sumber-sumber informasi terkait, bernalar kritis dalam
berdiskusi atas kajian berbagai referensi yang ditemukan, serta kreatif
dalam menyusun bahan presentasi.
 Kelompok menentukan atau memutuskan opsi jawaban yang dianggap
paling sesuai dan memliki referensi pendukung dianggap paling rasional
melalui musyawarah mufakat.
 Hasil dikumpulkan

4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya


 Guru menilai hasil sajian setiap kelompok dan melakukan penyamaan
persepsi dengan melakukan tanya jawab kepada beberapa peserta didik
 Kelompok menyajikan hasil diskusi dan jawaban beserta argumen
pendukung yang mendasari jawaban.
PENUTUP
1. Peserta didik bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil 15 menit
pembelajaran
2. Refleksi
3. Menutup pelajaran
4. Guru memberi salam

ASESMEN
a. Asesmen Non Kognitif
Daftar pertanyaan kunci Asesmen Diagnostik Non Kognitif :
1. Bagaimana perasaanmu saat ini? Pilih salah satu emoticon dibawah ini!

2. Apa yg kamu lakukan pada saat sedang marah/senang/sedih?


3. Apa saja hal yg menyenangkan/tidak menyenangkan yg kamu lakukan selama
berada di rumah?
4. Apa yg membuatmu merasa cemas/khawatir?
5. Apa yg membuatmu merasa marah/senang/sedih?
6. Siapa yg dapat membuatmu bahagia/sedih?
7. Bagaimana keadaan hidupmu saat ini? Pilih salah satu emoticon dibawah ini!
8. Apa saja kejadian yg paling menyakitkan/membahagiakan yg terjadi dalam
hidupmu?
9. Apa yg kamu lakukan saat menghadapi masalah?
10. Siapa saja yg kamu ajak bicara saat menghadapi masalah?
11. Bagaimana hubunganmu dengan orangtua?
12. Bagaimana hubunganmu dengan kakak/adik?
13. Siapa saja yg tinggal bersamamu dirumah?
14. Apakah keluargamu sering melakukan kegiatan bersama-sama, seperti makan
dan menonton tv?
15. Apa saja yg orangtuamu diskusikan saat berada dirumah?
16. Seberapa sering kamu bercerita/curhat kepada orangtua/kakak/adik?
17. Bagaimana peranmu didalam keluarga?
18. Bagaimana keadaan ekonomi keluargamu saat ini? Mapan/sulit?
19. Bagaimana keluargamu menghabiskan waktu libur bersama?
20. Seberapa sering orangtuamu bertengkar jika ada masalah?
21. Kegiatan apa yg sering kamu lakukan bersama teman dan sahabatmu?
22. Berapa banyak teman dan sahabatmu dan seberapa besar pengaruh serta peran
mereka dalam hidupmu?
23. Seberapa sering kamu berdiskusi/curhat kepada teman dan sahabatmu?
24. Bagaimana hubunganmu dengan teman dan sahabatmu saat ini?
25. Apa hal yg tidak kamu sukai sangat menjalin komunikasi bersama teman dan
sahabatmu?

Angket Gaya Belajar


Nama Siswa :
Kelas :
Apa mata pelajaran favoritmu?
Apa hobimu di luar sekolah?

Petunjuk pengisian :
Berilah tanda ceklis pada salah satu jawaban yg menurut anda paling sesuai dengan
keadaan anda untuk setiap pernyataan yg diberikan!
No. Pernyataan S S TS ST
S S
1. Apabila materi pelajaran diberikan dalam bentuk gambar, saya
mudah untuk mengingatnya
2. Jika ada buku pelajaran yg ada gambarnya, saya lebih senang
memperhatikan gambarnya dibandingkan tulisannya
3. Saya lebih suka membaca buku teks daripada mendengar
penjelasan dari guru atau teman
4. Saya lebih mudah mengingat materi dengan mencatat apa yg
sudah disampaikan guru
5. Saya merasa frustasi ketika saya tidak dapat mencatat apa yg
dijelaskan oleh guru
6. Saya mudah terganggu oleh keributan ketika saya sedang belajar
7. Saya dapat memahami pelajaran walaupun tanpa membaca buku
asalkan saya mendengarkan penjelasan guru dengan baik
8. Saya senang memberikan penjelasan kepada orang lain
9. Saya selalu berpartisipasi ketika ada diskusi kelompok dalam
pembelajaran
10. Saya lebih senang melaporkan tugas yg diberikan guru secara
lisan daripada tertulis
11. Saya lebih senang mencoba-coba mengerjakan soal yg belum
pernah saya kerjakan sebelumnya
12. Saya lebih senang cara belajar dengan melakukan sesuatu secara
langsung atau mempraktekkannya sendiri
13. Saya merasa lebih mudah menghafal materi belajar ketika saya
menghafal sambil berjalan
14. Saya lebih senang ketika guru meminta saya untuk melakukan
demonstrasi bersama di depan kelas
15. Saya suka menggunakan jari saya untuk menunjuk kata atau
kalimat ketika membaca buku
SS: Sangat setuju
S : setuju
TS : Tidak Setuju
STS: sangat tidak setuju

b. Asesmen Kognitif (Tertulis)


A. Pilihlah satu jawaban yang tepat
1. Bagi kreditor, informasi akuntansi digunakan untuk…
a. Sebagai bahan untuk menyusun perencanaan kegiatan perusahaan
b. Sebagai bahan untuk pengendalian perusahaan
c. Sebagai bahan laporan pertanggungjawaban hasil pengelolaan perusahaan
d. Sebagai bahan dasar untuk pengambilan keputusan
e. Sebagai bahan dasar pemberian pinjaman di masa depan
2. Kegiatan-kegiatan dalam perusahaan di bawah ini yang tidak perlu dicatat
dalam akuntansi, yaitu …
a. Mengembalikan utang ke bank
b. Membayar tagihan listrik
c. Membayar gaji pegawai
d. Menerima pegawai baru
e. Membeli perlengkapan kantor
3. Pemerintah juga memerlukan informasi akuntansi untuk keperluan…
a. Penetapan biaya pajak
b. Kemampuan perusahaan mengembalikan pinjaman
c. Sebagai riset, analisis, dan Pendidikan
d. Pembayaran pemasokan bahan baku
e. Peningkatan gaji dan tunjangan-tunjangan
4. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan data akuntansi untuk mengetahui
seberapa besar perusahaan mampu menghasilkan laba dan perubahan aktiva,
utang dan modal perusahaan adalah …
a. Pemerintah
b. Kreditur
c. Pemilik perusahaan
d. Pimpinan perusahaan
e. Karyawan
5. Akuntansi merupakan dasar untuk menentukan perencanaan, menentukan
kebijaksanaan dimasa yang akan datang, mengadakan pengawasan, dan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai. Hal ini mencerminkan manfaat
akuntansi bagi …
a. Pemilik
b. Karyawan
c. Pemerintah
d. Manajer
e. Investor
c. Kisi-kisi Asesmen
Indikator Perlu Bimbingan Mahir
Manfaat informasi akuntansi bagi Peserta didik tidak bisa Peserta didik mampu
kreditor menjawab dengan tepat menjawab dengan tepat
Kegiatan yang perlu dicatat dalam Peserta didik tidak bisa Peserta didik mampu
akuntansi menjawab dengan tepat menjawab dengan tepat
Manfaat informasi akuntansi bagi Peserta didik tidak bisa Peserta didik mampu
pemerintah menjawab dengan tepat menjawab dengan tepat
Pihak-pihak yang berkepentingan Peserta didik tidak bisa Peserta didik mampu
dengan informasi akuntansi menjawab dengan tepat menjawab dengan tepat
Manfaat akuntansi bagi pihak- Peserta didik tidak bisa Peserta didik mampu
pihak yang membutuhkan menjawab dengan tepat menjawab dengan tepat

PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Pengayaan
Pembelajaran pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai atau
melampaui ketuntasan belajar, dilaksanakan dengan:
1. Belajar kelompok, peserta didik dikelompokkan dan diberi tugas pengayaan diluar jam
pelajaran sekolah
2. Belajar mandiri, peserta didik diberi tugas pengayaan dikerjakan secara individu

Remidial
Pembelajaran remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar, dilaksanakan dengan cara:
1. Memberikan pembelajaran ulang dengan strategi dan metode pembelajatan yang
berbeda, disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik
2. Membimbing secara individu/perorangan
3. Memberikan tugas-tugas atau latihan-latihan secara khusus sesuai dengan
kemampuan peserta didik
4. Dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya, peserta didik dibantu oleh
teman sekelas yang telah mencapai ketuntasan belajar
REFLEKSI PESERTA DIDIK DAN GURU
Refleksi Peserta Didik
NO Refleksi
1 Yang saya pahami setelah mempelajari materi ini adalah…….
2 Pengalaman penting yang saya peroleh setelah mempelajari materi ini…
3 Menurut saya, pembelajaran hari ini terasa……. Karena……..
4 Hal-hal yang saya rasa masih sulit……
5 Saya merasa puas/tidak puas terhaap pembelajaran hari ini

Refleksi Guru
No Indikator Sudah Belum
1 Saya membantu siswa mendokumentasikan proses dan hasil
belajar sebagai media melakukan refleksi
2 Saya membantu siswa melaksanakan asesmen terhadap
capaian belajar
3 Saya membantu siswa melakukan refleksi terhadap cara
belajarnya
4 Saya mendiskusikan hasil refleksi murid untuk menentukan
rencana perbaikan yang efektif
5 Saya mencatat hasil refleksi untuk digunakan dalam perbaikan
rencana belajar berikutnya
C. LAMPIRAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

STUDI LITERASI PROFESI AKUNTANSI

1. Carilah referensi mengenai profesi Akuntansi


2. Jika terjun dalam dunia Akuntansi, profesi akuntansi apa yang ingin kamu geluti?
3. Ceritakan tentang profesi tersebut
4. Buatlah gambaran mengenai hal-hal yang dapat kamu lakukan jika menjalani profesi
tersebut
5. Etika seperti apa yang diperlukan jika menjalani profesi tersebut?
6. Tulis jawaban dan kumpulkan
7. Jawaban ditulis dalam bentuk presentasi yang menarik

STUDI KASUS LAPORAN AKUNTANSI


1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 5 siswa
2. Carilah Fenomena Yang terjadi Terkait Kasus Laporan Keuangan
3. Media untuk pencarian kasus dapat menggunakan media cetak maupun elektronik
4. Lampirkan kasus yang kalian dapatkan
5. Analisislah hal-hal berikut:
- Siapa yang terlibat dalam kasus tersebut
- Apa dampak yang ditimbulkan dari kasus tersebut
- Siapa saja pihak-pihak yang terkait dengan laporan keuangan tersebut
- Siapa pihak-pihak yang dirugikan dalam kasus tersebut
- Hal apa yang dapat dipelajari dari kasus tersebut?
Kumpulkan Jawaban dan Presentasikan Hasilnya di depan Kelas
LATIHAN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

LATIHAN/KASUS/TUGAS
Petunjuk Pengerjaan:
- Lakukan Analisis Transaksi di Bawah Ini
- Masukkan ke dalam tabel persamaan dasar akuntansi

1. Pada tanggal 1 Mei 2022 Tn.Wandi membuka usaha dibidang perumahan sebagai
agen real estate dengan menyetor uang pribadinya sebesar Rp.450.000,00 ke dalam
kas perusahaan.
2. Tanggal 5 Mei 2022 Tn.Wandi membeli secara tunai sebidang tanah seharga
Rp.100.000,00.
3. Tanggal 14 Mei 2022 Tn.Wandi membeli sebuah gedung seharga Rp.150.000,00 dan
baru dibayar Rp.90.000,00 sisanya akan dibayar kemudian.
4. Tanggal 18 Mei 2022 Tn.Wandi menjual sebagian tanahnya secara kredit seharga
Rp.40.000.
5. Tanggal 21 Mei 2022 Tn.Wandi membeli peralatan secara kredit dari Toko Wanti
Sejati seharga Rp.20.000,00.
6. Tanggal 24 Mei 2022 Tn.Wandi menerima komisi atas penjualan rumah sebesar
Rp.120.000,00.
7. Tanggal 28 Mei 2022 Tn.Wandi membayar beban listrik bulan April sebesar
Rp.12.000,00.
8. Tanggal 29 Mei 2022 Tn.Wandi membayar beban telepon sebesar Rp.10.500,00.
9. Tanggal 30 Mei 2022 Tn.Wandi membayar gaji karyawan sebesarRp.30.000,00.
10. Tanggal 30 Mei 2022 Tn.Wandi mengambil uang sebesar Rp.17.000,00 dari
perusahaannya untuk keperluan pribadi.
Dari data transaksi diatas buatlah analisis dan persamaan dasar akuntansi!
MELAKUKAN AKSI NYATA

1. Catatlah transaksi keuangan kalian sehari-hari selama satu bulan


2. Masukkan ke dalam persamaan dasar akuntansi
3. Analisislah hasil persamaan dasar akuntansi kalian
4. Dengan melihat hasil dari persamaan dasar akuntansi, hal-hal apa yang perlu kalian
evaluasi?
5. Bagaimana rencana keuangan kalian bulan depan?
6. Hal apa yang akan kalian perbaiki?
7. Hasil ditulis, dipresentasikan di depan kelas
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Prinsip – prinsip dasar akuntansi adalah dasar dari standar akuntansi yang penting
untuk diketahui. Dalam prinsip dasar ini memuat hal – hal “apa yang harus dilakukan” dan
“apa yang tidak harus dilakukan” untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat.
Prinsip – prinsip dasar akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip ini mengharuskan setiap barang atau jasa yang diperoleh kemudian dicatat
berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan dalam mendapatkannya. Sehingga apabila
terjadi pembelian dengan proses tawar-menawar, misalnya ketika perusahaan hendak
membeli bangunan yang di iklannya terpasang harga 250 juta namun setelah dinego hanya
100 juta maka yang dinilai atau dicatat adalah harga yang menjadi kesepakatan yaitu 100
juta.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Pendapatan timbul akibat kenaikan harta yang dihasilkan oleh kegiatan usaha seperti
penjualan, penerimaan bagi hasil dan yang lainnya. Pendapatan diakui ketika ada kepastian
tentang jumlah atau nominal baik besar/kecil yang bisa diukur secara tepat dengan harta
yang diperoleh dari transaksi penjualan barang maupun jasa
3. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Pendapatan timbul akibat kenaikan harta yang dihasilkan oleh kegiatan usaha seperti
penjualan, penerimaan bagi hasil dan yang lainnya. Pendapatan diakui ketika ada kepastian
tentang jumlah atau nominal baik besar/kecil yang bisa diukur secara tepat dengan harta
yang diperoleh dari transaksi penjualan barang maupun jasa.
4. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Maksud dari prinsip mempertemukan (matching) dalam akuntansi adalah biaya yang
dipertemukan dengan pendapatan yang diterima dengan tujuan menentukan besar/kecilnya
laba bersih setiap periode. Contohnya pada transaksi pendapatan diterima di muka. Prinsip
ini sangat tergantung pada penentuan pendapatan, jika pengakuan pendapatan ditunda
maka pembebanan pada biaya juga tidak bisa dilakukan.
5. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Prinsip Konsistensi diartikan sebagai prinsip dasar akuntansi yang digunakan dalam
pelaporan keuangan tetap dan digunakan secara konsisten (tidak berubah-ubah metode dan
prosedur). Tujuannya agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan pada periode sebelumnya sehingga bisa memberikan manfaat lebih bagi
penggunanya.
6. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Laporan keuangan harus mempunyai prinsip pengungkapan penuh dalam menyajikan
informasi yang informatif serta dimaklumkan sepenuhnya. Dan apabila terdapat informasi
yang tidak dapat disajikan dalam laporan keuangan maka diberi keterangan tambahan
informasi. Informasi tambahan ini bisa berupa catatan kaki atau lampiran.

Konsep dasar akuntansi adalah acuan dalam menyusun standar akuntansi yang
ditujukan bagi praktek akuntansi. Basis postulat akuntansi inilah yang kemudian muncul
konsep-konsep dasar dalam penyajian maupun pelaporan keuangan entitas. Berikut akan
disajikan beberapa konsep dasar akuntansi dalam berbagai versi.
Konsep dasar akuntansi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Kerangka Dasar
Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) paragraf 22 dan 23 menyatakan bahwa asumsi
dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan kelangsungan usaha(going concern). Menurut
International Financial Reporting Standards (IFRS) pada The Conceptual Framework for
Financial Reporting paragraf 4.1, sebagai asumsi dasar akuntansi adalah hanya
kelangsungan usaha. Sedangkan menurut Paton dan Littleton yang dikutip Suwardjono
(2005), konsep dasar akuntansi terdiri dari, konsep kesatuan usaha (Entity Theory),
kontinuitas usaha (going concern), penghargaan sepakatan, kos melekat (cost attach), upaya
dan hasil (effort and accomplishment), bukti terverifikasi, dan asumsi.
Dengan lebih lengkap, Anthony, Hawkins, dan Merchant sebagaimana yang dikutip
Suwardjono (2005), konsep dasar akuntansi terdapat beberapa poin, di antaranya konsep
pengukuran dengan unit uang, konsep entitas, konsep kelangsungan usaha, konsep kos,
aspek ganda, periode akuntansi, konservatisme, realisasi, penandingan, konsistensi, dan
materialitas. Maka, untuk kepentingan penelitian, hanya akan dijelaskan konsep dasar yang
merupakan postulat akuntansi dan berhubungan dengan asumsi dasar akrual sebagai basis
pencatatan akuntansi. Yaitu, konsep entitas, konsep pengukuran uang, konsep
kelangsungan usaha, konsep dua aspek akuntansi, konsep kos, konsep periode akuntansi,
konsep penandingan (matching concept), dan konsep upaya dan hasil (effort and
accomplishment). Berikut penjelasan masing-masing konsepnya :
1. Konsep Entitas Bisnis (Entity Theory)
Dalam konsep ini bisnis perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis diperlakukan
berbeda atau secara hukum terpisah dengan pemilik dari bisnis tersebut. Hal ini termasuk
bahwa transaksi-transaksi dalam bisnis tersebut harus dijaga secara keseluruhannya agar
terpisah dari urusan pribadi dari seorang pemiliknya. Namun, diperbolehkan bagi seorang
pemilik untuk dapat memperoleh informasi yang benar mengenai kondisi perusahaannya.
Business entity concept atau dalam literatur-literatur teori akuntansi dikenal
dengan entity theory digagas oleh William A Paton, seorang professor dari Universitas
Michigan. Ditegaskan olehnya, bahwa dengan adanya entity theory, perusahaan dengan
pemiliknya menjadi terpisah. Kepemilikan aset dimiliki oleh perusahaannya, dan antara
kewajiban dengan pemegang ekuitas oleh investor dalam aset tersebut merupakan hak
yang berbeda. Atas dasar konsep ini, maka dapat dirumuskan dalam posisi keuangan atau
neraca bahwa aset sama dengan jumlah kewajiban ditambah dengan ekuitas pemilik.
Konsep ini menurut Suwardjono (2005) mempersonifikasi badan usaha sebagai orang yang
dapat melakukan perbuatan hukum dan ekonomi, misalnya dalam pembuatan kontrak dan
kepemilikan aset. Menurutnya, sebagai konsekuensi dari konsep entitas, hubungan antara
entitas dengan pemilik dipandang sebagai hubungan bisnis terutama dalam hak dan
kewajiban atau utang piutang.
Meskipun antara perusahaan dengan pemiliknya terpisah, namun pemilik tetap
berhak atas keuntungan yang harus diberikan oleh perusahaan dalam bentuk dividen. Laba
bersih yang diperoleh dengan demikian bukanlah semerta-merta adalah hak dari pemilik
perusahaan. Diperlukan proses dalam menentukan untuk dapat ditentukan kebijakan
distribusi laba dalam bentuk dividen atau mengambil kebijakan untuk menahan laba, yang
dikenal dengan laba ditahan yang ditambahkan pada ekuitas pada posisi keuangan. Yang
secara substansi juga menambah kekayaan dari pemilik perusahaan itu sendiri.
Dalam hubungan antara perusahaan dengan pemilik ini memang perlu pengkajian
apakah entity theory selamanya menjadi relevan pada semua bentuk bisnis. Sebab pada tiap
bentuk bisnis, tetap ada keinginan pemilik untuk menjadi bagian dari manajemen dan
mengoperasikan bisnisnya tersebut.
Suwardjono (1986) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan konsep entitas bisnis
(business entity concept) memberikan konsekuensi bahwa laporan keuangan merupakan
pertanggungjawaban perusahaan dan bukanlah pertanggungjawaban pemilik, maka dengan
demikian pendapatan dan biaya dipandang sebagai perubahan dalam kekayaan perusahaan
bukannya perubahan dalam kekayaan pemilik.
Sebagai implikasi dalam administrasi perusahaan yang baik, Suwardjono (1986)
menyatakan bahwa menjadi hal yang sangat penting untuk memisahkan transaksi
perusahaan dan transaksi pribadi. Dalam administrasi lainnya, terutama dalam
memperlakukan biaya, semua biaya yang secara nyata terjadi dalam perusahaan adalah
tepat untuk dicatat pertama kali sebagai bagian dari total kekayaan (aset atau aktiva)
perusahaan. “Jadi, biaya pendirian perusahaan, biaya emisi saham, dan biaya yang ada
hubungannya dengan hal tersebut adalah unsur aktiva perusahaan, (Suwardjono, 1986,
hlm.5). Yang jelas konsep ini mendapat legitimasi dengan diakuinya dalam bentuk badan
usaha Perseroan Terbatas (PT) secara hukum.
2. Konsep Pengukuran Uang (Money Measurement Concept)
Konsep ini mengandung pengertian bahwa uang merupakan alat ukur umum dan
paling tepat dalam aktivitas ekonomi dan menjadi dasar yang tepat pula bagi pengukuran
analisis akuntansi. Dalam pencatatan, unit moneter yang diwakili oleh uang sangat relevan,
sederhana, tersedia secara universal, dapat dipahami dan berguna. Secara umum, dengan
adanya uang sebagai alat ukur, menjadikan penyajian akuntansi dengan unit moneter lebih
dapat terkomunikasikan atas informasi sumber daya ekonomi yang dimiliki dan tersaji dalam
bentuk informasi kuantitatif. Hal inilah yang membuat pengguna laporan keuangan lebih
dapat melihat objektifitas informasi sumber daya ekonomi bagi perusahaan untuk dapat
membuat keputusan ekonomi yang rasional.
Sebenarnya dalam konteks ekonomi, kehadiran uang sebagai alat tukar (medium of
exchange) karena sistem ekonomi tidak lagi menganut sistem ekonomi non-barter. Hasilnya,
uang saat ini sebagai standar utama dalam menilai dan sebagai hal yang pokok dalam proses
pengukuran. Dengan demikian, laporan keuangan disajikan dengan unit moneter yang
disesuaikan dengan jenis mata uang suatu Negara di mana perusahaan tersebut beroperasi.
Dalam pokok pikiran Paton dan Littleton, Suwardjono (1986) mengemukakan bahwa
satu-satunya data yang pasti yang dapat diperoleh untuk menunjukkan adanya transaksi
pertukaran secara objektif dan untuk menyatakan transaksi pertukaran tersebut secara
homogen adalah jumlah satuan uang yang terlibat dalam pertukaran. Maka, data tersebut
merupakan bahan olah dasar akuntansi.
3. Konsep Kelangsungan Usaha (Going Concern)
Postulat kelangsungan usaha (going concern) mengasumsikan bahwa perusahaan
akan terus berlanjut sampai waktu yang tidak ditentukan. Implikasi asumsi ini, pada keadaan
luar biasa, nilai laporan likuidasi untuk aset dan ekuitas adalah ‘pelanggaran’ atas konsep
atau asumsi dasar ini. Sebab asumsi kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa
perusahaan akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan
tidak untuk dilikuidasi dalam jangka pendek. Belkaoui (1992) menambahkan bahwa dengan
adanya konsep ini (going concern) entitas akan melanjutkan operasinya cukup lama untuk
mewujudkan proyek-proyeknya, komitmen, dan kegiatan yang sedang berlangsung.
Mengambil pokok pikiran Paton dan Littleton, Suwardjono (1986) berpendapat
mengenai konsep ini bahwa data keuangan terus terjadi setiap waktu akibat aliran kegiatan
yang berlangsung terus dalam perusahaan dan validitas data keuangan yang dilaporkan
pada waktu tertentu seringkali harus diuji dengan jalannya kejadian pada waktu yang akan
datang. Maka menurutnya, data keuangan yang dituangkan dalam laporan keuangan harus
dianggap bersifat sementara dan bukannya bersifat final.
Secara jelas Suwardjono (2005) menyatakan :
Konsep ini menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau
rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau
dilikuidasi, maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan
berlangsung terus sampai waktu yang tidak terbatas (hlm.223).
Dasar pikiran adanya konsep kontinuitas usaha, Paton & Littleton yang dikutip
Suwardjono (1986) didasarkan karena pertimbangan kepraktisan dan kemudahan dalam
pelaksanaan akuntansi oleh karena jalannya operasi perusahaan di masa mendatang tidak
dapat diduga secara pasti. Konsep ini berimplikasi terhadap laporan-laporan periodik.
Selama perusahaan merupakan wadah aliran kegiatan yang tidak terputus-putus, maka
proses pemenggalan aliran kegiatan ke dalam periode-periode fiskal atau akuntansi (yang
merupakan periode laporan keuangan) berakibat memutus hubungan kegiatan yang saling
berkaitan antara periode yang satu dengan yang lainnya. Alasan lainnya adalah karena
dalam menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha, maka akuntansi menganut konsep
ini atas dasar penalaran bahwa harapan normal atau umum pendirian perusahaan adalah
untuk berlangsung terus dan berkembang, bukan untuk mati atau dilikuidasi.
4. Konsep Dua Aspek Akuntansi
Di bawah konsep ini, pada setiap dan masing-masing transaksi dibagi ke dalam dua
aspek. Salah satu aspek berhubungan dengan penerimaan atas suatu manfaat tertentu
sedangkan aspek yang lain berhubungan dengan pemberian atas manfaat tersebut.
Misalnya, ketika mesin yang telah dibeli oleh perusahaan, mesin memberikan manfaat
untuk dapat memproduksi barang atau jasa. Untuk memiliki mesin tersebut perusahaan
harus membayar sejumlah uang kepada supplier mesin. Dengan demikian setiap transaksi
bisnis berkaitan dengan dua aspek yang tidak terpisahkan dan kedua aspek tersebut dicatat
tanpa terkecuali.
Konsep dual aspect ini mendasarkan pada kaidah bahwa untuk setiap kegiatan bisnis
selalu memiliki persamaan dan reaksi sebaliknya. Menurut konsep ini aset perusahaan akan
sama dengan kewajiban ditambah modal. Anthony, Hawkins dan Merchant yang dikutip
Suwardjono (2005) mengemukakan bahwa sebenarnya konsep dua aspek akuntansi (sistem
berpasangan) merupakan turunan dari konsep kesatuan usaha. Hubungan bisnis antara
manajemen dan pemilik mengakibatkan manajemen harus selalu
mempertanggungjawabkan aset yang telah dan sedang dikelolanya serta menyajikan
sumber aset tersebut.
5. Konsep Cost
Pada dasarnya penggunaan prinsip ini karena perusahaan memiliki kepentingan
untuk menentukan nilai jual dari setiap aset setiap kali perusahaan ingin menilai laba yang
diperolehnya. Di mana penilaian dengan cara yang lain akan mengakibatkan munculnya
subjektifitas sehingga berdampak pada informasi keuangan yang bias. Namun, dalam
standar akuntansi keuangan pun jika hal tersebut menjadi tidak relevan, maka
diperkenankan menilai dengan nilai wajar sebagai basis pengukurannya.
Menurut konsep ini semua transaksi dicatat dalam buku akun senilai dengan harga
pembelian. Misalnya, jika bangunan dibeli dengan harga US$ 75,000 yang mana secara
aktual seharga US$ 100,000, maka dalam buku akun dicatat dengan nilai harga pembelian,
yakni US$ 75,000.
Sebagai tambahan, Suwardjono (1986) dalam pokok pikiran Paton & Littleton,
menyatakan mengenai konsep ini dengan berimplikasi kepada biaya menjadi bagian penting
dari total upaya yang dikorbankan dalam memproduksi dan menjual barang atau jasa. Pada
tiap jenis biaya tersebut dapat digabung-gabungkan berdasarkan divisi operasi
(departemen), bagian dari produk, atau interval waktu seolah-olah biaya-biaya tersebut
mempunyai daya saling mengikat sebagaimana data ikat yang dimiliki benda fisik.
Misalkan gedung milik Tuan Agung (penjual) ditawarkan kepada Beno (pembeli) dengan
harga Rp175.000.000,00. Beno menawar dengan harga Rp125.000.000,00 tetapi tidak
disetujui Tuan Agung. Setelah melalui tawar-menawar akhirnya dicapai kesepakatan harga
sebesar Rp150.000.000,00. Dengan adanya transaksi seperti ini maka pencatatan yang
dilakukan oleh Beno atas gedung yang dibelinya ialah Rp150.000.000,00 yakni harga yang
sesungguhnya dibayar Beno. Harga inilah yang disebut sebagai harga perolehan dalam
pembukuan Beno. Beberapa hari kemudian datang Candra yang menyatakan minatnya
untuk membeli gedung tersebut dari Beno dengan harga Rp160.000.000,00 tetapi harga
tersebut tidak disetujui Beno sehingga tidak terjadi transaksi. Harga tawar Candra terhadap
gedung milik Beno ini tidak mempengaruhi harga gedung dalam pembukuan Beno. Harga
gedung yang tercatat dalam pembukuan Beno tetaplah Rp150.000.000,00 yakni harga
perolehan aslinya atau historisnya walaupun ada Candra yang menawar dengan harga
Rp160.000.000,00. Artinya tidak diperbolehkan mengakui keuntungan yang belum terjadi
atau belum terealisasi.
6. Konsep Periode Akuntansi
Meskipun akuntansi juga berasumsi bahwa bisnis akan tetap ada selama jangka
waktu yang lama dan tidak ditentukan, penting untuk dipantau akun atau pencatatan
dengan keterangan yang jelas untuk periode bisnis yang ditujukan untuk mengetahui hasil
operasi bisnis dan disajikan posisi keuangan untuk periode tersebut. Biasanya pencatatan
dipersiapkan untuk periode satu tahun yang mana boleh jadi sesuai dengan kalender
tahunan sebagai tahun laporan keuangan.
“Konsep periode menyatakan bahwa akuntansi memperhitungkan laba dengan
periode waktu sebagai takarannya dan bukan angkatan produk,” (Suwardjono, 2003, hlm
101). Lanjut Suwardjono (2003) bahwa sebagai implikasi dari konsep ini adalah akuntansi
menentukan laba dengan menandingkan atau mengasosiasi pendapatan periode dengan
biaya yang dianggap menciptakan pendapatan untuk periode tersebut. “Jadi, biaya dianggap
sebagai upaya untuk menghasilkan pendapatan dengan waktu sebagai takaran
penandingan,” (Suwardjono, 2003: hlm. 101).
7. Konsep Penandingan (Matching Concept)
Dalam akuntansi dikenal prinsip matching concept. Di mana yang dimaksud dari
prinsip ini adalah dengan diakuinya beban bukan pada saat pengeluaran kas telah terjadi
atau telah dibayarkan. Namun, diakui ketika suatu produk atau jasa secara aktual
memberikan kontribusi terhadap pendapatan. “Pendapatan suatu periode harus dibebani
dengan biaya-biaya yang secara ekonomis berkaitan dengan produk yang menghasilkan
pendapatan tersebut,(Suwardjono, 1986, hlm 116).
Hal ini memungkinkan adanya biaya yang ditangguhkan dan diperlakukan sebagai
aset pada posisi keuangan atau neraca. Meskipun dalam kenyataannya biaya ditangguhkan
tersebut tidak memberikan manfaat ekonomi di masa depan.
Suwardjono (2003) mengatakan bahwa konsep penandingan merupakan implikasi
dari adanya konsep periode akuntansi. Penandingan (matching) dilakukan untuk
menentukan laba periode tersebut, sehingga pendapatan periode tersebut ditandingkan
dengan biaya-biaya yang dianggap menciptakan pendapatan tersebut. Maka, biaya dengan
demikian merupakan upaya untuk menghasilkan pendapatan dengan waktu sebagai takaran
penandingannya.
8. Konsep Upaya dan Hasil (Effort and Accomplishment)
Lebih lanjut dalam konsep penandingan (matching concept) yang berimplikasi pula
pada konsep upaya dan hasil dalam akuntansi, memberikan implikasi bahwa biaya adalah
upaya dalam rangka memperoleh hasil yang dalam hal ini disebut pendapatan. “Secara
konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung
biaya,” (Suwardjono, 2005, hlm. 234). Artinya pendapatan sudah dapat diakui meskipun
belum terealisasi karena adanya pengeluaran atau upaya entitas dalam melakukan kegiatan
produktifnya.
Dalam pokok pikiran Paton & Littleton, Suwardjono (1986) juga menyatakan bahwa
jikalau jumlah rupiah yang diperhitungkan dalam pembelian barang dan jasa digunakan
untuk mengukur upaya untuk memperoleh hasil. Dan jumlah rupiah tersebut yang
diperhitungkan dalam penjualan barang dan jasa digunakan untuk mengukur hasil yang
diperoleh, maka persoalan utama akuntansi adalah menandingkan biaya (sebagai
representasi upaya) dan pendapatan (sebagai representasi hasil) periodik sebagai
pembacaan alat duga untuk mengetahui pengaruh upaya yang dikorbankan terhadap hasil.

C. KONSEP DASAR AKUNTANSI


b. Pengertian Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi merupakan hubungan antara harta, utang dan modal
yang dimiliki oleh perusahaan. Persamaan dasar akuntansi digunakan sebagai dasar
pencatatan sistem akuntansi, artinya setiap transaksi yang terjadi harus dicatat dalam
dua aspek. Transaksi yang merubah aktiva diimbangi perusahaan pada kewajiban. Jadi
persamaan dasar akuntansi adalah keseimbangan antara sisi kiri (aktiva) dan sisi kanan
(pasiva), perubahan yang timbul akibat adanya transaksi keuangan keseimbangan akan
selalu dipertahankan.
c. Unsur-Unsur Persamaan Dasar Akuntansi
a) Asset/Aktiva(Assets)
Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu, dan di masa depan manfaat ekonomi dari sumber diharapkan
akan diperoleh perusahaan.
b) Liabilitas/Kewajiban /Hutang (Liabilities)
Liabilitas merupakan tanggung jawab perusahaan pada saat ini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diperkirakan akan membutuhkan
sumber daya perusahaan.
c) Ekuitas/Modal (Equity)
Adalah sisa kepentingan dalam aktiva suatu perusahaan setelah dikurangi
kewajiban.
d) Pendapatan (Revenue)
Adalah aliran masuk atau peningkatan lain atas aktiva atau penurunan kewajiban
perusahaan sebagai akibat dari aktivitas penyerahan/penjualan atau pembuatan
barang, jasa atau aktivitas lain yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang
dilakukan secara terus-menerus.
e) Beban (Expenses)
Adalah arus keluar atau penggunaan lain atas aktiva atau peningkatan kewajiban
karena adanya penyerahan atau pembuatan barang, jasa atau melakukan
aktivitas lain yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang dilakukan secara
terus-menerus.
f) Prive (Drawing)
Adalah pengambilan aset (kas) perusahaan oleh pemilik untuk kepentingan
pribadinya.
d. Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi
1. Keseimbangan Antara Harta dan Modal
Harta merupakan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan merupakan
sumber pembelanjaan untuk melakukan kegiatan usaha tersebut. Oleh karena itu,
harta harus sama atau seimbang dengan sumber pembelanjaan. Sumber
pembelanjaan yang diperoleh dari pemilik disebut ekuitas/modal. Keseimbangan
atau kesamaan biasanya dinyatakan dalam suatu persamaan yaitu persamaan
akuntansi. Hubungan kedua hal di atas dapat dinyatakan sebagai keseimbangan
antara harta dan modal, sehingga persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
HARTA = MODAL

2. Harta Sama Dengan Utang Ditambah Modal


Harta perusahaan yang digunakan sebagai sumber pembelanjaan dalam
kegiatan diperoleh melalui dua sumber, yaitu dari pemilik dan kreditur. Sumber
pembelanjaan dari pemilik disebut ekuitas. Sedangkan sumber pembelanjaan yang
diperoleh dari kreditur bagi pemilik akan menjadi suatu kewajiban untuk
mengembalikan , hal ini disebut sebagai kewajiban/utang. Sehingga persamaannya
dapat ditulis sebagai berikut:
HARTA = UTANG +MODAL

3. Harta Dipengaruhi Pendapatan dan Beban


Dalam operasi usaha dimungkinkan adanya pendapatan dan beban.
Pendapatan adalah kenaikan harta yang diperoleh dari hasil penjualan barang atau
jasa. Pendapatan mempunyai sifat menambah modal, sedangkan beban
mempunyai sifat mengurangi modal.
Dengan demikian pendapatan dan beban akan mempengaruhi keadaan
modal dalam perasamaan dasar akuntansi, dicatat dalam komponen modal.
Namun, untuk pengembangan akuntansi pencatatan pendapatan dan beban dapat
dipisahkan dari modal. Sehingga bentuk persamaan dapat dinyatakan sebagai
berikut:
HARTA = UTANG +MODAL+ PENDAPATAN – BEBAN
e. Fungsi Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi berguna untuk mengetahui perubahan kekayaan
dalam perusahaan setiap terjadi transaksi. Dan mengetahui berapa yang telah
digunakan dan dibelanjakan dalam satu periode akuntansi.
Analisis Pengaruh Transaksi Ke Persamaan Dasar Akuntansi Dalam transaksi
yang terjadi akan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Pengaruh transaksi
tersebut dapat menambah atau mengurangi komponen keuangan perusahaan yaitu,
harta,utang, dan modal. Perubahan komponen posisi keuangan pada persamaan dasar
akuntansi dapat dikelompokan sebagai berikut:
a. Dalam transaksi dapat mempengaruhi harta, yang terjadi akibat perubahan harta
yang diikuti dengan perubahan harta yang lain dalam jumlah yang sama.
b. Dalam transaksi dapat mempengaruhi harta dan utang dalam jumlah yang sama.
c. Dalam transaksi dapat mempengaruhi harta dan modal dalam jumlah yang sama.
d. Dalam transaksi dapat mempengaruhi harta dengan perubahan utang dan modal
dalam jumlah yang sama.

1. Kegiatan Perbankan
Kegiatan Perbankan Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,
menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank
sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan
menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti,
bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menghimpun dana,
berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya
diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut. Jadi, bank merupakan
sarana yang memudahkan aktivitas masyarakat untuk menyimpan uang, dalam hal
perniagaan, maupun untuk investasi masa depan. Dunia perbankan merupakan salah satu
institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu negara (khususnya
dibidang pembiayaan perekonomian).
6. Fungsi Perbankan
Fungsi Perbankan Secara umum, fungsi bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masy arakat untuk berbagai tujuan atau
sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of
trust, agent of development, dan agent of services.
1) Agent of trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam
penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan
dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya
bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan
baik, bank tidak akan bangkrut dan pad saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut
dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau
menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur
kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa pihak debitur tidak akan menyalagunakan
pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjamannya dengan baik, debitur akan
mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan debitur
mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya
pada saat jatuh tempo.
2) Agent of development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak dapat
dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi.
Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak
bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa berupa penghimpunan dan penyaluran
dana sangat diperlukan bagi lancarnya kerugian perekonomian di sektor rill. Kegiatan
bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan
distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan
investasi-distribusi-konsumsi ini tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunan uang.
Kelancaran kegiata investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lai adalah kegiatan
pembangunan perekonomian.
3) Agent of services
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga
memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang
ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat
secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang,penitipan
barang berharga, pemberian jaminan bank, da penyelesaian tagihan. Ketiga fungsi
bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap
mengenai funsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat
diartikan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary intituton).
7. Jenis Bank
1) Berdasarkan Fungsinya
a. Bank Sentral
Menurut UU No.3 Tahun 2004, Bank Sentral adalah lembaga negara yang
mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu
negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan
serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort.
Bank Sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia adalah
lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya,
bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal
yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini. Menurut UU RI No. 3 Tahun
2004 Pasal 7, dijelaskan tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud Bank Indonesia
melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan,
dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang
perekonomian.
Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai
berikut:
2) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank
Indonesia berwenang menetapkan sasaran moneter dengan memerhatikan
sasaran laju inflasi dan melakukan pengendalian moneter.
3) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, bank
Indonesia berwenang melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin
atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran, serta mewajibkan
penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang
kegiatannya.
4) Mengatur dan mengawasi bank
Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, Bank
Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas
kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan
pengawasan bank dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan
peraturan Bank Indonesia.
Dalam struktur moneter, penerapan bank sentral adalah pengendali
peredaran uang, pembina, dan pengawas bank-bank. Peranan bank sentral, antara
lain:
1) Bank sirkulasi; Bank sentral adalah pemegang hakl tunggal (hak oktroi) dalam
pengedaran uang kertas atau uang logam sebagai alat pembayaran yang sah.
2) Banker`s bank; Bank sentral adalah bankir dari bank-bank. Di sini bank sentral
berkedudukan sebagai salah satu sumber dana bagi bank lainnya. Bank sentral
dapat memberikan kredit likuiditas dan kredit likuiditas gadai ulang.
3) Lender of the last resort; Bank sentral adalah memberi pinjaman pada tingkat
terakhir.Artinya, bank sentral dapat memberikan pinjaman kepada bank dalam
bentuk fasilitas kredit likuiditas darurat.
4) Pelaksana kebijakan moneter; Sebagai pelaksana kebijakan moneter, bank
sentral mengeluarkan kebijaksanaan beberapa instrumen moneter, seperti:
a. cash ratio atau minimum reserve ratio requirement
b. open market operation (operasi pasar terbuka)
c. discount window (fasilitas diskonto)
d. credit allocation/selective credit controle (pengawasan kredit selektif)
e. foreign exchange rate (tingkat nilai tukar mata uasng asing)
5) Penjaga posisi likuiditas negara; Dimana termasuk di dalamnya masalah
pengaturan dan penatausahaan neraca pembayaran Indonesia.

b. Bank Umum
Pengertian Bank Umum menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat
memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank
komersial (commercial bank). Bank umum mempunyai banyak kegiatan.
Adapun kegiatan-kegiatan bank umum yang utama antara lain:
1. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat
deposito, dan tabungan;
2. memberikan kredit;
3. menerbitkan surat pengakuan utang;
4. memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan
bank itu sendiri;
5. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan atau dengan pihak ketiga;
6. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; dan
7. melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

c.Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan
dengan kegiatan bank umum.
BPR dalam melakukan kegiatannya tidak sama dengan kegiatan yang
dilakukan oleh bank konvensional (bank umum). Ada kegiatan-kegiatan yang tidak
boleh dilakukan oleh BPR, yaitu:
1) menerima simpanan berupa giro,
2) mengikuti kliring,
3) melakukan kegiatan valuta asing,
4) melakukan kegiatan perasuransian.
Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR meliputi hal-hal
berikut ini.
1) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito.
2) Memberikan pinjaman kepada masyarakat.
3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah.

B. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya


a. Bank Milik Pemerintah Bank pemerintah
adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula.
Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia 46 (BNI), dan Bank
Tabungan Negara (BTN). Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah yang
terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Contoh BPD DKI,
BPD Jateng, dan sebagainya.
b. Bank Milik Swasta Nasional Bank swasta nasional
adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian
keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta pula. Contohnya Bank Muamalat,
Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Niaga, dan lain-lain.
c. Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta
asing atau pemerintah asing.Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.
Contohnya ABN AMRO bank, City Bank, Hongkong Bank, dan Standard Chartered
Bank. d. Bank Milik Campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak
asing dan pihak swasta nasional.Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang
oleh warga negara Indonesia. Contohnya Inter Pacifik Bank, Mitsubishi Buana Bank,
dan Bank Sakura Swadarma.

GLOSARIUM
Akuntansi
proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan penganalisisan data keuangan
sebuah organisasi (perusahaan).
Pihak Internal
Pihak yang berhubungan langsung dengan operasi (kegiatan usaha) perusahaan sehari-
hari, misalnya manajer (pemimpin perusahaan).
Pihak Eksternal
Pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, tetapi tidak terlibat langsung dalam
membuat berbagai keputusan dan kebijakan operasional perusahaan
Bank
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
Bank Umum
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan
Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
Bank Perkreditan Rakyat
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip
Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
Perbankan
segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya
DAFTAR PUSTAKA
Harti, Dwi. 2018. Akuntansi Dasar. Jakarta : Erlangga
Kasmir. 2012. Dasar-dasar Perbankan Edisi Revisi. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Mintardjo. 2010. Praktek Akuntansi Bank. Jakarta: Erlangga
Puspitasari, Devi. 2010. Dasar-dasar Perbankan untuk SMK/Bisnis dan Manajemen. Depok:
Arya Duta.
Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

Anda mungkin juga menyukai