Anda di halaman 1dari 4

Etnomatika pada Perhitungan Weton dalam Primbon Jawa

Anisa Binti Khumairoh, Candra Yanuar Dwi Putra, dan Cindy Fatikha Intan Sari

PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, menyebabkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi juga semakin berkembang pesat. Perkembangan Ilmu Pegetahuan
dan Teknologi ini memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif yang diberikan yaitu
mempermudah berbagai informasi, komunikasi, dan aktivitas manusia yang lainnya. Berbagai
kemudahan tersebut menyebabkan munculnya dampak yang negatif, salah satunya yaitu
terkikisnya kebudayaan sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, dilakukan upaya-upaya untuk
menanggulangi hal tersebut. Upaya dalam bidang pendidikan dapat dikaitkan dengan
kebudayaan yang ada pada masyarakat sekitar. Hal ini diharapkan agar siswa dapat menjadi
generasi yang berkarakter dan mampu menjaga serta melestarikan budaya sebagai landasan
karakter bangsa. Dalam ilmu matematika, penggabungan pembelajaran tentang matematika yang
dipadukan dengan unsur kebudayaan dinamakan dengan etnomatematika.
Weton atau yang biasa disebut sebagai ilmu perhitungan tradisional, pada dasarnya
merupakan pola perhitungan tradisional yang dipercayai sebagai tolak ukur dalam menjalankan
aktivitas kehidupan berdasarkan tanggal-tanggal yang baik. Koentjaraningrat (1999) juga
menyebutkan bahwa weton adalah perhitungan hari kelahiran kedua calon pengantin,
berdasarkan kombinasi warna system perhitungan tanggal masehi dengan perhitungan tanggal
sepasaran (mingguan orang Jawa). Weton dimaksudkan sebagai ramalan nasib masa depan kedua
mempelai apabila jatuh kepada kebaikan, itulah doa yang diharapkan oleh kedua orang tua.
Namun apabila jatuh kepada hal yang kurang beruntung, diharapkan kedua mempelai berdoa dan
bertawakan kepada Tuhan YME agar selamat dunia akhirat. Perhitungan weton tidak dapat
terlepas dari pola perhitungan matematika. Matematika memiliki beberapa pola perhitungan,
salah satunya adalah barisan. Konsep barisan akan selalu berkaitan dengan bilangan maupun
aturan tertentu yang menghubungkan bilangan-bilangan tersebut. Perhitungan weton juga
menggunakan angka-angka kelahiran dan mengaitkannya dengan sifat manusia
Penelitian perhitungan tanggal baik dalam penanggalan Jawa tentunya sudah banyak
dilakukan. Diantara penelitian itu bisa digunakan oleh penulis untuk melihat sudut pandang dari
penelitian terdahulu terkait persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan penulis
lakukan. Salah satu dari penelitian terdahulu yang digunakan penulis ialah “Pola Keyakinan
Masyarakat Terhadap Perhitungan Jawa dalam Kegiatan Perkawinan di Desa Samir
Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung” yang ditulis oleh Nila Robiatun Nur. Artikel Nila
tersebut meneliti tentang pola pikir dan keyakinan masyarakat tentang tradisi/adat Jawa. Artikel
tersebut juga menjelaskan bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap hitungan weton/ramalan
yang dipakai secara turun temurun. Tulisan Nila tersebut hanya melihat fenomena hitung weton
dari ilmu sosial, berbeda dengan penulisan karya tulis ini lebih melihat fenomena perhitungan
weton jika ditinjau dari etnomatematika.
Penulisan ini diperlukan oleh pembaca karena perhitungan weton menggunakan ilmu
matematika (etnomatematika) diperlukan khususnya masyarakat berkebudayaan Jawa untuk
penentuan tanggal-tanggal yang baik dalam melakukan aktivitas kehidupan misalnya untuk
penentuan tanggal pernikahan. Keunggulan penulisan ini dibandingkan dengan tulisan lainnya
yaitu lebih banyak pembahasan tentang perhitungan matematika dalam perhitungan weton
sehingga masyarakat berkebudayaan Jawa lebih memahami bagaimana cara menghitung untuk
tanggal-tanggal baik agar lebih akurat.
Tujuan dari penulisan ini agar masyarakat khususnya masyarakat berkebudayaan Jawa lebih
memahami cara untuk menghitung tanggal-tanggal yang baik untuk menjalankan aktivitas
kehidupan atau biasa yang disebut dengan perhitungan weton menggunakan ilmu matematika.
Oleh karena itu penulis mengambil judul “Etnomatematika pada Perhitungan Weton dalam
Primbon Jawa” yang diharapkan dapat membantu para pembaca dalam menentukan hari baik
yang akan mereka lakukan. Setelah membaca ini juga diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta
tanah air dan kebudayaan yang ada dari mengetahui salah satu kebudayaan di Indonesia.

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL
Kebanyakan orang Jawa mendasarkan hari berjumlah 7 (senin–minggu) dan pasara
berjumlah 5. Setiap hari dan pasaran mempunyai pola bilangan masing-masing yang menyatakan
nilai dari hari dan pasaran tersebut. Adapun nilai dari hari dan pasaran adalah sebagai berikut.
Netu Hari
No Urut Hari Nilai
1 Senin 4
2 Selasa 3
3 Rabu 7
4 Kamis 8
5 Jumat 6
6 Sabtu 9
7 Minggu 5
Sumber : Setiadi dan Aritsya, 2017
Netu Pasaran
No. Urut Pasaran Nilai
1 Legi 5
2 Pahing 9
3 Pon 7
4 Wage 4
5 Kliwon 8
Sumber : Setiadi dan Aritsya, 2017

PEMBAHASAN
Weton dalam kebudayaan jawa sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat
beberapa kegunaan weton diantaranya adalah sebagai hitungan dalam mencari hari baik saat akan
melangsungkan pernikahan, untuk membangun rumah, atau untuk menentukan waktu khitanan.
Jumlah weton dapat diketahui dari hari lahir serta pasaran.
Sistem perhitungan di suku jawa didalamnya terdapat suatu konsep yang sangat mendasar
yaitu cocog, yang artinya sesuai, sebagaimana kesesuaian antara kunci dengan gembok, serta
kesesuaian seorang pria dengan wanita yang dinikahinya. Dalam menentukan hari baik untuk
pernikahan, ada hal-hal yang harus diketahui dan digunakan, salah satunya adalah netu hari dan
pasaran bulan jawa calon pengantin berdua waktu lahir.
Referensi :
1. Endaswara, S. 2003. Falsafah Hidup Jawa. Tanggerang: Cakrawala.
2. Flo, M. 2006. Primbon Praktis. Yogyakarta: Gradien Mediatama.
3. Koentjoroningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN. Balai Pustaka.
4. Nur, N.A. 2010. Pola Keyakinan Masyarakat Terhadap Perhitungan Jawa dalam Kegiatan
Perkawinan di Desa Samir Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung. Artikel. Malang:
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang
5. Setiadi, D., dan A. Imswatama. 2017. Pola Bilangan Matematis Perhitungan Weton
dalam Tradisi Jawa dan Sunda. Jurnal ADHUM. 7(2). 75-85.

Anda mungkin juga menyukai