Anda di halaman 1dari 284

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP


TRADISI PERNIKAHAN YOGYAKARTA OLEH MASYARAKAT
DI KECAMATAN MINGGIR, SLEMAN, DIY, DALAM RANGKA
PENENTUAN ASPEK-ASPEK MATEMATIS YANG DAPAT
DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP
HALAMAN JUDUL

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Magister Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

YOANNA KRISNAWATI, S.Pd.

NIM: 15 1442 008

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Jesus Has Prepared An Amazing Future For Me”

Karya Tulis ini kupersembahkan untuk:

♥ Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalau menopangku.


♥ Para malaikat di Surga dan leluhurku.
♥ Bapakku Stepanus Purnama dan Ibuku Maria Christa Cahyaningsih.
♥ Kakak Pertamaku, Ethymuis Tanto Nugroho, A.Md.
& istri, Frida Jati Ayu Susiloningsih, S.T.
♥ Kakak Keduaku, Vincentius Dwijo Jadmiko, A,Md.
& istri, Agustina Yarti, S.E.
♥Adikku, Robertus Roy Bimarendra.
♥ Ponakanku, Mikael Erlangga Jati Nugroho & Benedictus Jordan Ganendra.
♥ Pendampingku, Aan Dwi Saputra, S.Pd.,M.M.
♥ Seluruh sanak saudaraku.
♥ Almamaterku, Universitas Sanata Dharma.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Yoanna Krisnawati, S.Pd. (NIM: 151442008). 2017. Kajian Etnomatematika


Terhadap Tradisi Pernikahan Yogyakarta oleh Masyarakat di Kecamatan
Minggir, Sleman, DIY, dalam rangka Penentuan Aspek-Aspek Matematis
yang dapat digunakan dalam Pembelajaran Matematika di SMP. Tesis.
Program Studi S2 Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan Tradisi Pernikahan
Yogyakarta oleh masyarakat di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY, serta
aspek-aspek matematis yang terdapat pada tradisi tersebut. Subjek penelitian ini terdiri dari
subjek ahli, yaitu Tokoh 1 dan Tokoh 2 serta subjek pelaksana yaitu S1, S2, S3, dan S4. Subjek
ahli adalah perias pengantin, sedangkan S1 dan S2 adalah orang tua pengantin putra, S3 dan S4
adalah orang tua pengantin putri. Objek penelitian ini adalah upacara pada Tradisi Pernikahan
Yogyakarta dan aspek matematis di dalamnya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dan dianalisis berdasarkan
teknik analisis data kualitatif menurut Miles & Huberman. Data yang diperoleh berupa hasil
wawancara terhadap sbjek ahli dan terhadap subjek pelaksana. Data dari subjek ahli divalidasi
dengan saling mengonfirmasi informasi yang diperoleh dari kedua ahli. Validasi data dari subjek
pelaksana yaitu dengan trianggulasi waktu. Berdasarkan data dari subjek ahli dan subjek
pelaksana, diperoleh hasil analisis berupa upacara-upacara yang masih dilaksanakan oleh
masyarakat di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Hasil analisis ini
kemudian dikaji aspek matematisnya berdasarkan 6 aktivitas dasar matematis menurut Alan J.
Bishop (1988) dan materi pembelajaran matematika SMP sesuai Kurikulum 2013 terevisi.
Aktivitas matematis pada pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta oleh masyarakat
di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY, antara lain: 1)Counting: number
relationship, 2)Location: environmental, location, 3)Measuring: estimation, money,
conventional units, 4)Designing: similarity, design, 5)Explaining: Story explanation, symbolic
explanations, 6) Playing: plan strategy. Materi matematika SMP pada tradisi tersebut antara
lain: 1)Bilangan Bulat dan Pecahan, 2)Bentuk Aljabar, 3)Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
Satu Variabel, 4)Perbandingan, 5)Transformasi 6)Bangun Datar, 7)Volume Benda, 8)Penyajian
Data, 9)Statistika, 10)Peluang. Hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat, seperti dapat
dikembangkan menjadi permasalahan kontekstual, dapat digunakan untuk pembelajaran
karakter, dapat digunakan sebagai contoh penerapan konsep matematika di kehidupan.
Kata Kunci: etnomatematika, tradisi pernikahan Yogyakarta, aspek matematis, materi
matematika SMP, permasalahan kontekstual

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Yoanna Krisnawati, S.Pd. (Student number: 151442008). 2017.


Ethnomathematics Research on Yogyakarta Wedding Tradition implemnted by
The Community in Minggir District, Sleman Regency, DIY Province, in order
to Determine the Mathematics Aspects that can be used in the Mathematical
Learning in SMP. Master’s Thesis, Mathematics Education Study Program,
Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University,
Yogyakarta.
The purpose of this research was to know the implementation of Yogyakarta Wedding
Tradition implemented by the community in Minggir District, Sleman Regency, DIY Province,
and the mathematical aspects of the tradition. The subjects of this study consisted of expert
subjects, namely Tokoh 1 and Tokoh 2 and the implementing subjects were S1, S2, S3, and S4.
The subjects of the expert were bridal make-up, while S1 and S2 were the parents of the
bridegrooms, S3 and S4 were the parents of the brides. The objects of this research were the
ceremony in Yogyakarta Wedding Tradition and the mathematical aspects of it.
The type of research was descriptive qualitative research and the data were analyzed
based on qualitative data analysis techniques according to Miles & Huberman. Data obtained in
the form of interviews with the expert subjects and the subjects of the implementation of the
wedding tradition. Data from the expert subjects were validated by mutually confirming
information obtained from both experts. Validation of data from the implementing subjects was
conducted using time triangulation. Based on the data from the expert subjects and
implementing subjects, the results of the analysis were in the form of ceremonies that were still
held by the society in Minggir District, Sleman Regency, DIY Province. The other results of the
analysis were the mathematical aspects based on 6 fundamental mathematical activities
according to Alan J. Bishop (1988) and also based on the mathematics learning materials of the
Junior High School according to Curriculum 2013.
The mathematical activities on the implementation of Yogyakarta Wedding Tradition by
the community in Minggir District, Sleman Regency, DIY Province, were among others: 1)
Counting: number relationship, 2) Location: environmental, location, 3) Measuring: estimation,
money, conventional units, 4) Designing: similarity, design, 5) Explaining: Story explanation,
symbolic explanations, 6) Playing: plan strategy. The mathematical topics of SMP found in the
tradition were: 1) Integer and Expression, 2) Algebraic Form, 3) Equations and Linear
Inequalities of One Variable, 4) Comparison, 5) Transformation 6) Plan Figures, 7) Volume, 8)
Presentation of Data, 9) Statistics, 10) Probability. The results of this study contain several
benefits, such as they can be developed into contextual problems, they can be used for character
learning, and they can be used as an example of application of mathematical concepts in life.
Keywords: ethnomathematics, Yogyakarta wedding traditions, mathematical aspects,
mathematics learning materials of SMP, contextual problem.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kupersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Baik, atas

segala penyertaan, tuntunan, campur tangan, dan cinta kasih-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini dengan sangat baik. Tidak

lupa pula penulis sampaikan banyak terima kasih kepada bapak, ibu, dan kakak-

kakak atas cinta dan dukungan yang begitu besar serta penantian yang begitu

sabar, sehingga penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan studi.

Tesis ini, disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan dari Univeritas Sanata Dharma. Maka dari itu, penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Program Studi

S2 Pendidikan Matematika;

2. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing tesis. Terima

kasih atas segala arahan, bimbingan, dan waktu yang telah diberikan;

3. Segenap dosen dan karyawan Program Studi S2 Pendidikan Matematika

Universitas Sanata Dharma, atas segala bantuan selama di program studi ini;

4. Bapak dan ibu narasumber penelitian, yang telah memberikan informasi

dengan selengkap-lengkapnya dan kesediaan waktu yang diberikan kepada

peneliti.

5. Keluargaku tercinta, yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat,

kasih sayang dan segala penantian hingga penulis mampu meyelesaikan

tesis ini;

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Mas Aan Dwi Saputra, yang selalu mengingatkan penulis untuk tidak lelah

mengerjakan dan menyelesaikan tesis ini, serta atas segala perhatian dan

kasih sayangnya;

7. Teman-teman S2 Pendidikan Matematika angkatan 2015 yang selalu

berbagi dan saling mendukung dalam proses studi;

8. Teman-teman kost putri Wisma Surya, atas segala bantuan dan diskusi

berkaitan dengan penyusunan tesis ini;

9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan tesis

ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap, tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat

digunakan untuk kepentingan penelitian selanjutnya.

Yogyakarta, 14 Juli 2017

Yoanna Krisnawati, S.Pd.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Tinjauan Pustaka ...............................................................................................5
C. Rumusan Masalah .............................................................................................7
D. Tujuan Penelitian ..............................................................................................7
E. Pembatasan Masalah dan Tujuan Penelitian .....................................................8
F. Penjelasan Istilah ..............................................................................................8
G. Kebaruan Penelitian ........................................................................................10
H. Manfaat Penelitian ..........................................................................................11
BAB II ....................................................................................................................12
LANDASAN TEORI .............................................................................................12
A. Landasan Teori ................................................................................................12
1. Etnomatematika .......................................................................................12
2. Kebudayaan Jawa.....................................................................................14
3. Permasalahan Kontekstual .......................................................................16
4. Karakter-karakter yang dikembangkan dalam Pembelajaran Matematika17
5. Aspek-aspek Matematis ...........................................................................18
B. Kerangka Berpikir ...........................................................................................26
BAB III ..................................................................................................................28
METODE PENELITIAN .......................................................................................28
A. Jenis Penelitian................................................................................................28

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Subjek Penelitian ............................................................................................28


C. Objek Penelitian ..............................................................................................29
D. Waktu Dan Tempat Penelitian ........................................................................29
E. Bentuk Data ....................................................................................................29
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data .....................................................31
1. Metode Pengumpulan Data ......................................................................31
2. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................32
G. Teknik Analisis Data .......................................................................................34
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian.....................................................................38
BAB IV ..................................................................................................................41
PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN ......................41
A. Deskripsi Subjek Penelitian dan Daerah Tempat Tinggal Para Subjek ..........41
B. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................................45
1. Wawancara dengan Tokoh 1....................................................................45
2. Wawancara dengan Tokoh 2....................................................................46
3. Wawancara dengan S1 .............................................................................46
4. Wawancara dengan S2 .............................................................................47
5. Wawancara dengan S3 .............................................................................47
6. Wawancara dengan S4 .............................................................................48
C. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Subjek Penelitian ...........................48
1. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Subjek ahli ..............................48
2. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S1 (Orang Tua Pengantin
Putra) ........................................................................................................78
3. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S2 (Orang Tua Pengantin
Putra) ........................................................................................................93
4. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S3 (Orang Tua Pengantin
Putri) ......................................................................................................105
5. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S4 (Orang Tua Pengantin
Putri) ......................................................................................................119
D. Tradisi Pernikahan Yogyakarta di Kecamatan Minggir Menurut Subjek
Penelitian.......................................................................................................138
E. Pembahasan tentang Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta ..............141
F. Aspek Matematis yang Terdapat pada Kegiatan-Kegiatan dalam Tradisi
Pernikahan Yogyakarta .................................................................................144
BAB V..................................................................................................................179
PEMBAHASAN TENTANG MANFAAT HASIL PENELITIAN ....................179

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Pengembangan Menjadi Permasalahan Kontekstual ...................................179


B. Pengembangan Karakter ...............................................................................182
C. Contoh-Contoh Tentang Penggunaan Konsep Matematika ..........................184
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................................186
E. Refleksi .........................................................................................................187
BAB VI ................................................................................................................192
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................192
A. Kesimpulan ...................................................................................................192
1. Kesimpulan Utama.................................................................................192
2. Kesimpulan Tambahan ..........................................................................194
B. Saran .............................................................................................................195
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................197
LAMPIRAN .........................................................................................................201
LAMPIRAN A .........................................................................................................1
LAMPIRAN B .......................................................................................................68

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran Kelas VII ..........................20


Tabel 2. Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran kelas VIII ..........................22
Tabel 3. Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran Kelas IX ..........................24
Tabel 4. Unit-unit Data Pelaksanaan Tadisi Pernikahan Yogyakarta Menurut
Tokoh 1 dan Tokoh 2 dari Sudut Pandang Pihak Putra ................................68
Tabel 5. Unit-unit Data Rangkaian Pelaksanaan Tadisi Pernikahan Yogyakarta
Menurut Tokoh 1 dan Tokoh 2 dari Sudut Pandang Pihak Putri ..................69
Tabel 6. Data Pelaksanaan Tadisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Tokoh
Tradisi dari Sudut Pandang Pihak Putra .......................................................74
Tabel 7. Data Pelaksanaan Tadisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Tokoh
Tradisi dari Sudut Pandang Pihak Putri ........................................................74
Tabel 8. Unit-Unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut
S1 ..................................................................................................................86
Tabel 9. Unit Data Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta
Menurut S1 ...................................................................................................88
Tabel 10. Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S1 ............90
Tabel 11. Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S1 93
Tabel 12. Unit-Unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut
S2 ................................................................................................................102
Tabel 13. Unit Data Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta
Menurut S2 .................................................................................................104
Tabel 14. Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S2104
Tabel 15. Unit-Unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut
S3 ................................................................................................................113
Tabel 16. Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S3115
Tabel 17. Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S3 ..........116
Tabel 18. Unit-Unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut
S4 ................................................................................................................129
Tabel 19. Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S4132
Tabel 20. Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S4 ..........134

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 21. Data Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta


Menurut S4 .................................................................................................137
Tabel 22. Keterlaksanaan Rangkaian Upacara dalam Tradisi Pernikahan
Yogyakarta oleh Orang Tua Pengantin Putra (S1 dan S2) .........................138
Tabel 23. Keterlaksanan Rangkaian Upacara dalam Tradisi Pernikahan
Yogyakarta oleh Orang Tua Pengantin Putri (S3 dan S4) ..........................140
Tabel 24. Pembahasan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta ..................142
Tabel 25. Analisis Aspek Matematis pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta yang
dilaksanakan oleh Subjek Pelaksana ..........................................................145
Tabel 26. Rekapitulasi Validitas Pakar terhadap Aspek-Aspek Matematis yang
Terdapat pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta...........................................157
Tabel 27. Penggalan Analisis aspek matematis terhadap Tradisi Pernikahan
Yogyakarta ..................................................................................................180
Tabel 26. Upacara pada Tradisi PernikahanYogyakarta yang dilaksanakan oleh
Masyarakat di Kecamatan Mingir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY .......192

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu ilmu pasti yang penerapan dan

penggunaannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hal ini

bersesuaian dengan matematika menurut Unodiaku (2013), yaitu matematika

merupakan ilmu pengetahuan tentang jarak dan bilangan serta ilmu yang

menopang praktik keseharian manusia. Penggunaan matematika dalam

kehidupan sehari-hari sering kali tidak disadari dan berjalan secara alami. Hal

ini adalah salah satu wujud jati diri matematika, yakni muncul dari kehidupan

manusia. Sebagai contoh, teori-teori geometri Euclid merupakan salah satu

bagian dari tradisi Mesir Kuno. Pada sejarah matematika diceritakan bahwa di

zaman Mesir Kuno manusia mengalami kesulitan mengukur area

menggunakan angka, namun untuk mengukur area tersebut masyarakat

mencoba menggunakan bentuk persegi panjang yang menyerupai area yang

akan diukur (Berlinghoff, 2004). Selain teori tentang geometri masih banyak

lagi teori matematika yang ditemukan dengan berdasarkan aktivitas tradisi

atau budaya masyarakat pada zaman dahulu.

Akan tetapi, matematika dalam dunia pendidikan, khusunya di

Indonesia sering kali tidak dipahami dengan baik oleh siswa dan menjadi

suatu ilmu yang seolah-olah terpisah dari kehidupan manusia. Hal ini

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sering menimbulkan anggapan bahwa matematika merupakan ilmu yang

rumit, sulit dipahami, dan tidak berguna. Sementara itu, kompetensi di dalam

pembelajaran matematika merupakan sesuatu yang vital dan bekelanjutan

dalam setiap pemaknaan individual dan dalam kehidupan yang produktif,

juga merupakan sesuatu yang sangat penting karena matematika adalah segala

hal tentang menemukan solusi dari suatu masalah, dan tantangan fisik

(Unodiaku, 2013). Bahkan, banyak siswa tidak menyukai matematika karena

mereka tidak merasakan manfaat dari pembelajaran matematika di sekolah.

Disamping itu budaya, tradisi, atau permasalahan yang dihadapi oleh siswa

sehari-hari merupakan cikal bakal dari ilmu matematika.

National Academy of Sciences (1994) dalam Orey (2006) melaporkan

bahwa keberagaman budaya merupakan faktor yang sangat kuat dalam

memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter siswa, bagaimana cara

pikir mereka dalam memahami dunia, dan cara mereka menginterpretasikan

pengalamannya atau pengalaman orang lain. Oleh karena itu, Orey (2006)

berpendapat bahwa budaya memberikan pengaruh terhadap cara memperoleh

dan menggunakan pengetahuan matematika, sehingga strategi

etnomatematika dapat diterapkan untuk menciptakan dan mengintegrasikan

antara budaya yang dimiliki oleh siswa dan matematika dalam pembelajaran

matematika. Selain untuk mengetahui hubungan antara matematika dan

budaya, penelitian etnomatematika juga dapat digunakan untuk membuat

masyarakat lebih mengenal budaya yang ada.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Indonesia adalah salah satu bangsa yang memiliki berbagai macam

suku dan budaya. Banyak suku di Indonesia kurang lebih mencapai 1.300

suku, dan setiap suku memiliki budaya masing-masing. Salah satu budaya

atau tradisi yang dilaksanakan disetiap suku adalah tradisi pernikahan. Tradisi

pernikahan yang dilaksanakan oleh masig-masing suku memiliki keunikan

dan adat tersendiri. Begitu pula dengan masyarakat suku Jawa khususnya di

Yogyakarta. Yogyakarta sebagai salah satu daerah di Indonesia memiliki tata

cara tersendiri dalam melangsungkan upacara pernikahan yang unik dan

penuh makna. Tradisi Pernikahan Yogyakarta ini memang diperuntukkan

bagi orang dewasa namun, seluruh usia terlibat dalam pelaksanaan tradisi itu

sebagai wujud kegembiraan. Tradisi Pernikahan Yogyakarta masih banyak

dilaksanakan di Kecamatan Minggir, Kabuptean Sleman, Provinsi DIY.

Daerah ini adalah salah satu daerah yang terletak di Yogyakarta dengan

hampir seluruh masyarakatnya adalah masyarakat Jawa. Kecamatan Minggir

bukanlah suatu daerah sentra budaya di Yogyakarta. Akan tetapi, daerah ini

masih belum banyak terpengaruh dengan dunia modern sehingga pelaksanaan

tradisi atau budaya masih banyak dilakukan.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat budaya Jawa

yang mengandung cara berpikir matematis. Budaya tersebut antara lain:

perhitungan hari peringatan orang meninggal (Yuliyanto, 2015), pola atau

bentuk motif pada batik Yogyakarta (Sari, 2015), dan masih banyak lagi.

Berbagai macam budaya Jawa yang mengandung cara berpikir matematis

dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran matematika. Namun, sebelum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memanfaatkan budaya dalam pembelajaran matematika, budaya tersebut

perlu dikaji terlebih dahulu. Kajian atau penelitian yang membahas tentang

hubungan antara matematika dan budaya disebut etnomatematika (Albanese,

2015). Melalui kajian etnomatematika terhadap Tradisi Pernikahan

Yogyakarta, dapat diketahui secara lebih mendetil tentang pelaksanaan dan

aspek-aspek matematis yang terdapat pada budaya tersebut. Setelah itu, dapat

dilakukan perancangan materi pembelajaran dengan memanfaatkan hasil

kajian terhadapat budaya dan kemudian dapat diterapkan di dalam

pembelajaran matematika.

Penerapan hasil kajian terhadap budaya dapat dilakukan dalam

pembelajaran matematika tingkat Sekolah Mengah Pertama (SMP). SMP

merupakan salah satu jenjang pendidikan yang harus dilalui oleh siswa dan

pada tahap ini siswa mengalami perubahan fisik maupun psikis untuk menuju

remaja. Siswa usia SMP memiliki kedewasaan yang belum baik, namun cara

berpikirnya tidak lagi seperti anak-anak. Siswa pada tingkat ini sudah dapat

diberi beban pembelajaran yang cukup menantang dan mereka juga memiliki

jiwa petualang yang besar. Meskipun demikian, cara berpikir mereka masih

polos dan lugu. Oleh karena itu, tahap ini merupakan tahap yang tepat untuk

dijadikan sebagai sasaran dalam penelitian tentang pembelajaran berbasis

budaya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik mengetahui

pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta beserta aspek-aspek matematis

yang terkadung di dalam tradisi itu. Hasil kajian yang diperoleh diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dapat bermanfaat dalam pembelajaran matematika dan memberikan inspirasi

untuk melakukan penelitian dan transformasi budaya daerah ke dalam

pembelajaran.

B. Tinjauan Pustaka

Herron (2009) melaksanakan penelitian dengan judul Culturally

Relevant Word Problems in Second Grade: What are the effects? Penelitian

ini dilaksanakan untuk siswa kelas 2 dan menggunakan tiga sekolah dasar.

Tiga sekolah dasar tersebut ditentukan sebagai kelompok kontrol, kelompok

soal cerita, dan kelompok soal cerita dengan permasalahan yang sesuai

dengan budaya disekitarnya. Pada kelompok kontrol dan kelompok soal cerita

dilaksanakan pembelajaran dengan teknik pemecahan masalah. sedangkan

untuk kelompok ketiga, permasalahan yang digunakan sudah dimodifikasi

dan disesuaikan dengan hasil observasi terhadap lingkungan siswa.

Sedangkan, Clarkson (2004) melaksanakan penelitian yang berjudul

“Multicultural Classrooms: Contexts for Much Mathematics Teaching and

Learning” dengan memanfaatkan keberagaman budaya yang ada di kelas.

Keberagaman budaya dan bahasa digunakan sebagai pembelajaran tematik

dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian, pembelajaran yang

dilaksanakan menjadi lebih bermakna bagi siswa.

Penelitian yang dilaksankan oleh Jaelani (2013) berjudul Students’

Strategies of Measuring Time Using Traditional Gasing Game in Third

Grade of Primary School. Penelitian ini dilaksanakan dengan memanfaatkan

permainan gasing sebagai permasalahan kontekstual dalam pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

matematika realistik untuk mempelajari pengukuran waktu. Selain penelitian-

penelitian tersebut, terdapat pula beberapa penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik. Berdasarkan hasil

dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran Matematika

Realistik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat

meningkatkan beberapa kemampuan berpikir. Seperti ditunjukkan pada

penelitian yang dilaksanakan oleh Usdiyana (2009) tentang kemampuan

berpikir logis, Siswono (2006) tentang mengembangkan penalaran,

kreativitas, dan kepribadian siswa, Mustika (2012) tentang

menumbuhkembangkan pendidikan karakter, dan Muchlis (2012) yang

melaksanakan penelitian tentang pengaruh Pembelajaran Matematika

Realistik terhadap perkembangan kemampuan pemecahan masalah.

Penelitian tentang budaya Jawa juga sudah banyak dilakukan, salah

satunya penelitian tentang budaya Jawa untuk penyetaraan gender yang

dilakukan oleh Hermawati (2007). Pada penelitiannya Hermawati

menyampaikan bahwa dalam budaya Jawa banyak istilah yang mendudukkan

posisi perempuan berada di bawah laki-laki, sebagai contoh istilah “kanca

wingking” yang artinya teman belakang. Selain penelitian tentang budaya

Jawa secara umum, penelitian tentang tradisi pernikahan Jawa juga telah

banyak dilakukan, seperti penelitian yang dilaksanakan oleh Rebecca Adams

(2001) yaitu untuk mengetahui upacara-upacara, simbolisme, dan perbedaan

tradisi pernikahan di pulau Jawa. Penelitian tentang Tradisi perkawinan Jawa

Juga dilakukan oleh Fahmi Kamal (2014) untuk mengetahui pengaruh nilai-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

nilai sosial pada pelaksanaan tradisi pernikahan adat Jawa terhadap kehidupan

sosial budaya. Sementara itu, penelitian tentang kajian untuk menganalisis

aspek matematis yang terdapat pada tradisi pernikahan adat Jawa juga pernah

dilakukan oleh Dispini (2015), hanya saja pada penelitian tersebut aspek

budaya yang dianalisis adalah tentang perhitungan jodoh dan penentuan hari

pernikahan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta dikalangan

masyarakat Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY?

2. Aspek-aspek matematis apa sajakah yang terdapat dalam Tradisi

Pernikahan Yogyakrta di kalangan masyarakat Kecamatan Mingir,

Kabupaten Sleman, Provinsi DIY yang dapat digunakan dalam

pembelajaran matematika di SMP?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta dikalangan

masyarakat Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.

2. Mengetahui aspek-aspek matematis apa saja yang terdapat dalam Tradisi

Pernikahan Yogyakrta di kalangan masyarakat Kecamatan Mingir,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kabupaten Sleman, Provinsi DIY yang dapat digunakan dalam

pembelajaran matematika di SMP.

E. Pembatasan Masalah dan Tujuan Penelitian

Masalah pada penelitian ini hanya dibatasi pada pendeskripsian

pelaksanaan upacara-upacara pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta secara

baku menurut tokoh dan pelaksanaanya oleh masyarakat di Kecamatan

Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY, serta penentuan aspek matematis

terhadap upacara-upacara dalam pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta

tersebut. aspek matematis yang ditentukan hanya dibatasi dengan berdasarkan

6 aktivitas dasar matematis menurut Alan J. Bishop (1988), serta penentuan

materi pembelajaran yang terkait di tingkat Sekolah Menengah Pertama

berdasarkan Kurikulum 2013 terevisi. Subjek penelitian ini adalah 2 tokoh

Tradisi Pernikahan Yogyakarta, yaitu juru rias pengantin. Selain itu, subjek

penelitian ini adalah 4 subjek pelaksana Tradisi Pernikahan Yogyakarta, yaitu

2 pasang orang tua pengantin putra dan 2 pasang orang tua pengantin putri

yang bertempat tinggal di Kecamatan Mingir, Kabupaten Sleman, Provinsi

DIY serta menyelenggarakan pernikahan pada bulan Desember 2016, Januari

2017, atau Februari 2017.

F. Penjelasan Istilah

1. Etnomatematika

Etnomatematika merupakan suatu kajian yang berfokus pada

hubungan antara budaya dan matematika. Salah satiu tujuan dari kajian

etnomatematia adalah mengenalkan kepada masyarakat tentang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pelaksanaan suatu budaya, beserta penjelasan apakah keseluruhan

pelaksanaan budaya tersebut baik untuk dilaksanakan atau terdapat cara

berpikir yang perlu diperbaiki. Selain itu, di dalam kajian

etnomatematika banyak pula dilakukan usaha untuk mengetahui aspek-

aspek matematis pada suatu budaya, atau kelompok tertentu, kemudian

hasil dari penelitian dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran.

2. Permasalahan Kontekstual

Permasalahan kontekstual dalam penelitian ini merupakan suatu

permasalahan nyata yang disusun berdasarkan hasil kajian

etnomatematika terhadap tradisi Jawa di lokasi penelitian dan akan

digunakan dalam pembelajaran matematika. Permasalahan kontekstual

tersebut digunakan sebagai bahan atau pancingan bagi siswa untuk

memahami suatu materi pembelajaran matematika.

3. Pembelajaran Karakter

Pembelajaran karakter adalah pembelajaran yang bertujuan untuk

mengembangkan karakter-karakter yang perlu dimiliki oleh siswa.

pembelajaran karakter dapat berupa pembiasaan, pemberian teladan, dan

lain sebagainya.

4. Tradisi PernikahanYogyakarta

Tata cara pernikahan bagi masyarakat Yogyakarta. Pelaksanaan

Tradisi Pernikahan Yogyakarta ini berdasarkan pada tata cara pelaksaaan

pernikahan di keraton Yoyakarta.

5. Besan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Besan adalah orang tua dari pasangan anak kandung yang menikah.

6. Petuen

Petuen adalah rangkaian persiapan pernikahan secara Iman Kristen

Jawa, yakni pendeta mengunjungi kediaman orang tua kedua calon

pengantin untuk memastikan keakuratan data, dan menanyakan

keseriusan serta kemantapan pernikahan yang akan dilaksanakan.

7. Biston

Biston adalah upacara keagamaan Kristen Jawa, yang dilaksanakan

sebelum pernikahan dengan tujuan untuk memohon kelancaran dan

keselamatan dalam melangsungkan pernikahan.

8. Misa

Misa adalah istilah bagi kegiatan doa dalam kepercayaan Katolik

yang dipimpin oleh Pastor (imam).

G. Kebaruan Penelitian

Kebaruan penelitian ini salah satunya berupa pendeskripsian

pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta secara detail. Di dalam penelitian

ini dideskripsikan pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta menurut

subjek ahli atau tokoh tradisi dan subjek pelaksana yaitu masyarakat di

Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Dideskripsikan pula

tentang perencanaan dan persiapan yang dilaksanakan oleh masyarakat

sebagai subjek penelitian. Selain itu, kebaruan dari penelitian ini juga terletak

pada penentuan aspek-aspek matematis yang terdapat dalam Tradisi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Pernikahan Yogyakarta, terutama yang dilaksanakan oleh masyarakat di

Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.

H. Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat penelitian yang diperoleh dalam

penelitian ini. Manfaat penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Hasil dari penelitan ini dapat digunakan untuk mengembangkan

permasalahan-permasalahan kontekstual yang berguna dalam

pembelajaran matematika.

2. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk menunjukkan contoh-

contoh tentang konsep-konsep matematika di sekitar siswa.

3. Hasil dari penelitian dapat digunakan untuk menunjukkan

pengembangan karakter yang berguna bagi siswa.

4. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu inspirasi untuk

melaksanakan penelitian lainnya di bidang etnomatematika dan

kaitannya dengan pembelajaran matematika di sekolah.

5. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk

melaksanakan penelitian serupa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Etnomatematika

Albanese (2015) menyatakan bahwa etnomatematika adalah

program penelitian yang fokusnya pada hubungan antara matematika dan

Budaya. Albanese (2015) juga menyatakan lebih jauh lagi bahwa

matematika merupakan hasil dari sejarah sosial dan proses budaya yang

dikembangkan dengan kontribusi dari berbagai masyarakat dan budaya.

Menurut D’Ambrosio (2001) dalam Haryanto (2015) etnomatematika

adalah praktek matematika dalam kelompok budaya, seperti kelompok

masyarakat perkotaan atau pedesaan, kelompok kerja, kelas profesi,

siswa dalam kelompok umur, masyarakat pribumi, dan kelompok-

kelompok tertentu lainnya. D’Ambrosio (2008), etnomatematika

diidentifikasikan dengan sejarah dari suatu kelompok tertentu.

Berdasarkan definisi etnomatematika menurut Borba (1990), Hamoond

(2000) berpendapat definisi tersebut mengintepretasikan bahwa

etnomatematika adalah contoh konkret dari etnosentrisme dan dorongan

terhadap ide tentang matematika yang tepat. Sementara itu, Orey (2006)

berpendapat bahwa etnomatematika merupakan himpunan bagian antara

antropologi budaya, matematika institusional dan pemanfaatan

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

pemodelan matematika, yaitu untuk memecahkan masalah nyata serta

menerjemahkannya kedalam sistem bahasa matematika.

Bidang kajian etnomatematika salah satunya adalah menyelidiki

tentang bagaimana budaya menggunakan prinsip-prinsip atau ide-ide

matematika dalam suatu kelompok tertentu (Arismendi, 2001).

Arismendi (2001) menjelaskan juga bahwa etnomatematika menyelidiki

tentang budaya dari kelompok tertentu dalam mengklasifikasi,

mengurutkan, menghitung, mengukur, mempertimbangkan,

menyimpulkan, memodelkan, membuat sandi, dan memecahkan masalah.

Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan umum yang muncul dalam

penelitian etnomatematika menurut Arismendi (2001):

a. Bagaimana praktek dan solusi khusus dari suatu permasalahan

dikembangkan menjadi suatu metode?

b. Bagaiman metode dikembangakan menjadi teori?

c. Bagaimaan teori dikembangkan menjadi penemuan saintifik?

Akan tetapi, dalam pendidikan matematika, fokus dari

etnomatematika adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana mengintegrasikan konteks sosiocultural dalam

pembelajaran;

b. Bagaimana pengembangan keterampilan pemecahan masalah dalam

diri siswa;

c. Bagaimana memperbaiki pembelajaran aljabar tingkat menengah ke

pembelajaran di sistem komunitas perguruan tinggi?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

d. Bagaimana membedakan antara isi kurikulum yang penting dan

esensial atau isi kurikulum yang kritis;

e. Bagaimana memasukkan ke dalam kurikulum, protomatematiks atau

rhetorikal matematiks yang didefiniskan sebagai kegunaan, praktek,

dan pengembangan dari ide matematika dalam tradisi atau konteks

dari sebuah kelompok partikal.

Dengan demikian etnomatematika adalah salah satu bidang

penelitian yang mencari hubungan antara matematika dan budaya, serta

dapat digunakan sebagai jalan untuk mengembangkan pembelajaran

etnosentris dan juga untuk mengetahui cara berpikir dan perilaku dari

suatu kelompok tertentu.

2. Kebudayaan Jawa

Kebudayaan Jawa menurut Partokusumo (1995) adalah pancaran

atau pengejawantahan budi manusia Jawa yang merangkum kemauan,

cita-cita, ide maupun semangat dalam mencapai kesejahteraan,

keselamatan, dan kebahagiaan hidup lahir batin. Salah satu wujud

kebudayaan Jawa adalah Tradisi. Zulfa (2014) menyampaikan bahwa di

dalam tradisi memperlihatkan bagaimana perilaku dari masyarakat

tertentu, baik perilaku dalam kehidupan yang bersifat duniawi, maupun

yang bersifat kerohanian, seperti agama atau bersifat gaib. Selain itu,

tradisi juga dipahami sebagai pengetahuan, doktrin, kebiasaan, praktik,

atau lainnya yang diwariskan secara turun-temurun.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Sementara itu, menurut Fignegan dalam Zulfa (2014) tradisi

seringkali dikatakan sebagai milik masyarakat yang tidak tertulis,

memiliki nilai dan sudah tidak mutakhir, dan memiliki beberapa makna

berbeda, misalnya sebagai suatu kebudayaan keseluruhan yang artinya

meneruskan praktik-praktik, ide atau nilai, dan sebagainya. Dengan

demikian, tradisi merupakan aktivitas psikis atau fisik yang dilaksanakan

secara turun temurun oleh kelompok masyarakat tertentu, sehingga

kelompok tersebut memiliki perilaku atau cara berpikir yang unik

berdasarkan pada aktivitas-aktivitas lingkungan yang telah dilaksanakan

secara berulang.

Salah satu tradisi yang masih hidup di Jawa adalah Tradisi

Pernikahan Yogyakarta yang merupakan salah satu hasil budaya dari

berdirinya Keraton Yogyakarta. Tradisi pernikahan Yogyakarta

melibatkan rangkaian upacara adat, rias, dan busana yang pada mulanya

hanya digunakan oleh kalangan keraton saja. Akan tetapi, seiring

perkembangan jaman, busana dan riasan keraton menjadi milik

masyarakat, sehingga masyarakat tetap dapat menggunakannya.

Pernikahan merupakan salah satu peristiwa besar bagi kehidupan

seseorang sehingga banyak yang melaksanakan pernikahan dengan

menggunakan serangkaian upacara yang penuh dengan makna dan nilai

luhur. Rangkaian kegiatan dalam melaksanakan pernikahan melibatkan

seluruh anggota keluarga tanpa memandang usia.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

3. Permasalahan Kontekstual

Menurut Roth (1996) dalam Fauzan (2002) terdapat tiga

persoalan tentang konteks, pertama, konteks dapat dihubungkan dengan

pengetahuan tambahan yang paling dapat digunakan untuk memahami

soal cerita yang bersifat metematis. Kedua, konteks merujuk pada

fenomena dunia nyata yang dapat dimodelkan secara matematis. Ketiga,

konteks berhubungan dengan keberagaman tempat secara fisik dari

aktivitas manusia, dan semua yang mengelilingi aktivitas manusia

tersebut, baik itu sosial, fisika, sejarah dan aspek-aspek lainnya.

Selanjutnya, menurut Figueiredo (1999) dalam Fauzan (2002) konteks

dalam permasalahan kontekstual merujuk pada konsep pertama dan

kedua tentang konteks menurut Roth (1996), yaitu dapat dihubungkan

dengan pengetahuan tambahan untuk memahami soal cerita yang bersifat

matematis, serta merujuk pada fenomena yang dapat dimodelkan secara

matematis.

Salah satu model pembelajaran yang menggunakan konteks

adalah pembelajaran matematika realistik. Menurut Shadiq (2010)

konteks dalam Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia adalah

kaitan atau hubungan pengetahuan yang baru dipelajari dengan

pengetahuan lama yang telah dimiliki, atau dapat pula dikatakan bahwa

konteks dapat berupa sesuatu yang nyata dan dapat dibayangkan oleh

siswa. Konteks dalam Pembelajaran Matematika Realistik menurut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Figueiredo dalam Fauzan (2002), harus memenuhi beberapa hal berikut

ini:

a. Mudah dibayangkan dan digali, serta situasinya dipertimbangkan.

b. Familiar dikalangan siswa.

c. Permasalahan dapat muncul melalui situasi yang di deskripsikan.

d. Menuntut organisasi matematis.

e. Tidak terpisah dari proses pemecahan masalah, tetapi siswa harus

dituntun untuk mendapatkan solusinya.

Dengan demikian, permasalahan kontekstual dalam pembelajaran

matematika adalah suatu permasalahan yang dibuat berdasarkan sesuatu

yang dapat dibayangkan siswa dan berasal dari kehidupan siswa, serta

memiliki beberapa alternatif pemecahan masalah sehingga

memungkinkan siswa menyelesaikan permasalahan dengan hasil

pemikirannya sendiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang

telah dimiliki.

4. Karakter-karakter yang dikembangkan dalam Pembelajaran

Matematika

Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016 terdapat empat

kompetensi yang perlu dikembangkan dari proses pembelajaran yang

dilaksanakan di Indonesia. Keempat kompetensi itu adalah kompetensi

sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan

kompetensi keterampilan. Kompetensi sikap spiritual adalah menerima

dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, sedangkan rumusan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Kompetensi Sikap Sosial, yaitu menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi

dengan keluarga, teman, dan guru. Sedangkan berdasarkan modul

pembelajaran nilai karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran

matematika adalah berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, kerja keras,

keingintahuan, kemandirian dan percaya diri. Menurut Prayitno (2011)

nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan melalui pembelajaran

matematika di SMP yaitu, kereligiusan, kejujuran, kecerdasan,

ketangguhan, kedemokratisan, kepedulian, logis-kritis, kreatif-inovatif,

kerja keras, keingintahuan, kemandirian dan percaya diri. Secara umum,

sikap matematika Menurut Marsigit (2011) ditunjukkan oleh indikator

adanya rasa senang dan ikhlas untuk mempelajari matematika, sikap

yang mendukung untuk mempelajari matematika, pengetahuan yang

cukup untuk mempelajari matematika, rasa ingin tahu, kemamuan untuk

bertanya, untuk memperoleh keterampilan dan pengalaman matematika

5. Aspek-aspek Matematis

Aspek matematis merupakan segala hal yang berhubungan

dengan aktivitas matematis. Menurut Alan J. Bishop (1988) ada 6

fundamental mathematical activities (6 aktivitas dasar matematis), yaitu:

a. “Counting: Quantifiers (each, some, many, none); Adjectival


number names; Finger and body counting; Tallying; Numbers;
Place value; Zero; Base 10; Operations on numbers;
Combinatories; .Accuracy; Approximation; Errors; Fractions;
Decimals; Positive, Negatives; Infinitely large, small; Limit; Number
patterns; Powers; Number relationships; Arrow diagrams;
Algebraic representation; Events; Probabilities; Frequency
representations.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

b. Locating: Prepositions; Route descriptions; Environmental


locations; N.S.E.W. Compass bearings; Up/down; Left/right;
Forwards/Backwards; Journeys (distance); Straight and Curved
lines; Angle as turning Rotations; Systems of location: Polar
coordinates, 2D/3D coordinates, Mapping; Latitude / Longitude;
Loci; Linkages; Circle; Ellipse; Vector; Spiral.
c. Measuring: Comparative quantifiers (faster, thinner); Ordering;
Qualities; Development of units (heavy - heaviest - weight);
Accuracy of units; Estimation; Length; Area; Volume; Time;
Temperature; Weight; Conventional units; Standard units; System of
units (metric); Money; Compound units.
d. Designing: Design; Abstraction; Shape; Form; Aesthetics; Objects
compared by properties of form; Large, small; Similarity;
Congruence; Properties of shapes; Common geometric shapes,
figures and solids; Nets; Surfaces; Tesselations; Symmetry;
Proportion; Ratio; Scale-model Enlargements; Rigidity of shapes.
e. Playing: Games; Fun; Puzzles; Paradoxes; Modelling; Imagined
reality; Rule-bound activity; Hypothetical reasoning; Procedures;
Plans Strategies; Cooperative games; Competitive games; Solitaire
games; Chance, prediction.
f. Explaining: Similarities; Classifications; Conventions; Hierarchical
classifying of objects; Story explanation; logical connectives;
Linguistic explanations: Logical arguments, Proofs; Symbolic
explanations: Graphs, Diagrams, Charts, Matrices; Mathematical
modelling; Criteria: internal validity, external generalisability.”

Demikianlah aspek-aspek matematis berdasarkan 6 aktivitas dasar

matematis menurut Alan J. Bishop (1988). Selain aspek matematis

tersebut, terdapat pula aspek-aspek matematis yang berkaitan dengan

materi pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Menengah Pertama

yang akan dikaitkan dengan hasil penelitian ini. oleh karena itu, berikut

adalah kompetensi yang harus dicapai oleh siswa di tingkat Sekolah

Menengah Pertama berdasarkan Kurikulum 2013 terevisi:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran Kelas VII


KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4 MATERI
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) PEMBELAJARAN
3. Memahami 4 Mencoba, mengolah, dan -
pengetahuan (faktual, menyaji dalam ranah
konseptual, dan konkret (menggunakan,
prosedural) mengurai, merangkai,
berdasarkan rasa ingin memodifikasi, dan
tahunya tentang ilmu membuat) dan ranah
pengetahuan, abstrak (menulis,
teknologi, seni, budaya membaca, menghitung,
terkait fenomena dan menggambar, dan
kejadian tampak mata mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut
pandang/teori
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR MATERI
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN) PEMBELAJARAN
3.1 Menjelaskan dan 4.1 Menyelesaikan masalah Bilangan Bulat dan
menentukan urutan yang berkaitan dengan Pecahan
pada bilangan bulat urutan beberapa bilangan  Membandingkanbilang
(positif dan negatif) bulat dan pecahan (biasa, an bulat dan pecahan
dan pecahan (biasa, campuran, desimal,  Mengurutkan bilangan
campuran, desimal, persen) bulat dan pecahan
persen)  Operasi dan sifat-sifat
3.2 Menjelaskan dan 4.2 Menyelesaikan masalah operasi hitung bilangan
melakukan operasi yang berkaitan dengan bulat dan pecahan
hitung bilangan bulat operasi hitung bilangan  Mengubah bentuk
dan pecahan dengan bulat dan pecahan bilangan pecahan
memanfaatkan  Menyatakan bilangan
berbagai sifat operasi dalam bentuk bilangan
3.3 Menjelaskan dan 4.3 Menyelesaikan masalah berpangkat bulat
menentukan yang berkaitan dengan positif
representasi bilangan bilangan dalam bentuk  Kelipatan persekutuan
dalam bentuk bilangan bilangan berpangkat terkecil (KPK)
berpangkat bulat positif bulat positif dan negatif  Faktor persekutuan
dan negatif terbesar (FPB)
3.4 Menjelaskan 4.4 Menyelesaikan masalah Himpunan
himpunan, himpunan kontekstual yang  Menyatakan himpunan
bagian, himpunan berkaitan dengan  Himpunan bagian,
semesta, himpunan himpunan, himpunan kosong, semesta
kosong, komplemen bagian, himpunan  Hubungan antar
himpunan, dan semesta, himpunan himpunan
melakukan operasi kosong, komplemen  Operasi pada
biner pada himpunan himpunan dan operasi himpunan
menggunakan masalah biner pada himpunan  Komplemen himpunan
kontekstual
3.5 Menjelaskan bentuk 4.5 Menyelesaikan masalah Bentuk Aljabar
aljabar dan melakukan yang berkaitan dengan  Menjelaskan
operasi pada bentuk bentuk aljabar dan koefesien, variabel,
aljabar (penjumlahan, operasi pada bentuk konstanta, dan suku
pengurangan, aljabar pada bentuk aljabar
perkalian, dan  Operasi hitung bentuk
pembagian) aljabar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

 Penyederhanaan
bentuk aljabar

3.6 Menjelaskan 4.6 Menyelesaikan masalah Persamaan dan


persamaan dan yang berkaitan dengan Pertidaksamaan Linear
pertidaksamaan linear persamaan dan satu Variabel
satu variabel dan pertidaksamaan linear  Pernyataan
penyelesaiannya satu variabel  Kalimat terbuka
 Penyelesaian
persamaan linear satu
variabel dan
pertidaksamaan linear
satu variabel
3.7 Menjelaskan rasio dua 4.7 Menyelesaikan masalah Perbandingan
besaran (satuannya yang berkaitan dengan  Membandingan dua
sama dan berbeda) rasio dua besaran besaran
(satuannya sama dan  Perbandingan senilai
berbeda)  Perbandingan berbalik
3.8 Membedakan 4.8 Menyelesaikan masalah nilai
perbandingan senilai yang berkaitan dengan
dan berbalik nilai perbandingan senilai dan
dengan menggunakan berbalik nilai
tabel data, grafik, dan
persamaan
3.9 Mengenal dan 4.9 Menyelesaikan masalah Aritmetika Sosial
menganalisis berbagai berkaitan dengan  Harga penjualan dan
situasi terkait aritmetika sosial pembelian
aritmetika sosial (penjualan, pembelian,  Keuntungan, kerugian,
(penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, dan impas
potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal,  Persentase untung dan
kerugian, bunga persentase, bruto, neto, rugi
tunggal, persentase, tara)  Diskon
bruto, neto, tara)  Pajak
 Bruto, tara, dan netto
 Bunga tunggal
3.10 Menganalisis hubungan 4.10 Menyelesaikan masalah Garis dan Sudut
antar sudut sebagai yang berkaitan dengan  Garis
akibat dari dua garis hubungan antar sudut  Kedudukan garis
sejajar yang dipotong sebagai akibat dari dua  Membagi garis
oleh garis transversal garis sejajar yang  Perbandingan ruas
dipotong oleh garis garis
transversal  Pengertian sudut
 Jenis-jenis sudut
 Hubungan antar sudut
 Melukis dan sudut
3.11 Mengaitkan rumus 4.11 Menyelesaikan masalah Bangun Datar (Segiempat
keliling dan luas untuk kontekstual yang dan segitiga)
berbagai jenis berkaitan dengan luas  Pengertian segi empat
segiempat (persegi, dan keliling segiempat dan segitiga
persegipanjang, (persegi, persegipanjang,  Jenis-jenis dan sifat-
belahketupat, belahketupat, sifat bangun datar
jajargenjang, jajargenjang, trapesium,  Keliling dan luas segi
trapesium, dan layang- dan layang-layang) dan empat dan segitiga
layang) dan segitiga segitiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

 Menaksir luas bangun


datar yang tak
beraturan
3.12 Menganalisis hubungan 4.12 Menyajikan dan Penyajian Data:
antara data dengan cara menafsirkan data dalam  Jenis data
penyajiannya (tabel, bentuk tabel, diagram  Tabel
diagram garis, diagram garis, diagram batang,  Diagram garis
batang, dan diagram dan diagram lingkaran  Diagram batang
lingkaran)  Diagram lingkaran

Tabel 2. Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran kelas VIII


KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4 MATERI
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) PEMBELAJARAN

3. Memahami dan 4. Mengolah, menyaji dan


menerapkan menalar dalam ranah
pengetahuan (faktual, konkret (menggunakan,
konseptual, dan mengurai, merangkai,
prosedural) memodifikasi, dan
berdasarkan rasa ingin membuat) dan ranah
tahunya tentang ilmu abstrak (menulis,
-
pengetahuan, membaca, menghitung,
teknologi, seni, budaya menggambar, dan
terkait fenomena dan mengarang) sesuai
kejadian tampak mata dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut
pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR MATERI


(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN) PEMBELAJARAN

3.1 Membuat generalisasi 4.1 Menyelesaikan masalah Pola Bilangan


dari pola pada barisan yang berkaitan dengan  Pola bilangan
bilangan dan barisan pola pada barisan  Pola konfigurasi objek
konfigurasi objek bilangan dan barisan
konfigurasi objek
3.2 Menjelaskan 4.2 Menyelesaikan masalah Bidang Kartesius
kedudukan titik dalam yang berkaitan dengan  Bidang Kartesius
bidang koordinat kedudukan titik dalam  Koordinat suatu titik
Kartesius yang bidang koordinat pada koordinat
dihubungkan dengan Kartesius Kartesius
masalah kontekstual  Posisi titik terhadap
titik lain pada
koordinat Kartesius
3.3 Mendeskripsikan dan 4.3 Menyelesaikan masalah Relasi dan Fungsi
manyatakan relasi dan yang berkaitan dengan  Relasi
fungsi dengan relasi dan fungsi dengan  Fungsi atau pemetaan
menggunakan berbagai menggunakan berbagai  Ciri-ciri relasi dan
representasi (kata-kata, representasi fungsi
tabel, grafik, diagram,  Rumus fungsi
dan persamaan)  Grafik fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

3.4 Menganalisis fungsi 4.4 Menyelesaikan masalah Persamaan Garis Lurus


linear (sebagai kontekstual yang  Kemiringan
persamaan garis lurus) berkaitan dengan fungsi  Persamaan garis lurus
dan linear sebagai persamaan  Titik potong garis
menginterpretasikan garis lurus  Kedudukan dua garis
grafiknya yang
dihubungkan dengan
masalah kontekstual
3.5 Menjelaskan sistem 4.5 Menyelesaikan masalah Persamaan Linear Dua
persamaan linear dua yang berkaitan dengan Variabel
variabel dan sistem persamaan linear  Penyelesaian
penyelesaiannya yang dua variabel persamaan linear dua
dihubungkan dengan variabel
masalah kontekstual  Model dan
sistempersamaan linear
dua variabel
3.6 Menjelaskan dan 4.6 Menyelesaikan masalah Teorema Pythagoras
membuktikan teorema yang berkaitan dengan  Hubungan antar
Pythagoras dan tripel teorema Pythagoras dan panjang sisi pada
Pythagoras tripel Pythagoras segitiga siku-siku
 Pemecahan masalah
yang melibatkan
teorema Pythagoras
3.7 Menjelaskan sudut 4.7 Menyelesaikan masalah Lingkaran
pusat, sudut keliling, yang berkaitan dengan  Lingkaran
panjang busur, dan luas sudut pusat, sudut  Unsur-unsur lingkaran
juring lingkaran, serta keliling, panjang busur,  Hubungan sudut pusat
hubungannya dan luas juring lingkaran, dengan sudut keliling
serta hubungannya  Panjang busur
3.8 Menjelaskan garis 4.8 Menyelesaikan masalah  Luas juring
singgung persekutuan yang berkaitan dengan  Garis singgung
luar dan persekutuan garis singgung persekutuan dalam dua
dalam dua lingkaran persekutuan luar dan lingkaran
dan cara melukisnya persekutuan dalam dua  Garis singgung
lingkaran persekutuan luar dua
lingkaran
3.9 Membedakan dan 4.9 Menyelesaikan masalah Bangun Ruang Sisi Datar
menentukan luas yang berkaitan dengan  Kubus, balok, prisma,
permukaan dan volume luas permukaan dan dan limas
bangun ruang sisi datar volume bangun ruang  Jaring-jaring: Kubus,
(kubus, balok, prisma, sisi datar (kubus, balok, balok, prisma, dan
dan limas) prima dan limas), serta limas
gabungannya  Luas permukaan:
kubus, balok, prisma,
dan limas
 Volume: kubus, balok,
prisma, dan limas
 Menaksir volume
bangun ruang tak
beraturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

3.10 Menganalisis data 4.10 Menyajikan dan Statistika:


berdasarkan distribusi menyelesaikan masalah  Rata-rata, median, dan
data, nilai rata-rata, yang berkaitan dengan modus
median, modus, dan distribusi data, nilai rata-  Mengambil keputusan
sebaran data untuk rata, median, modus, dan berdasarkan analisis
mengambil sebaran data untuk data
kesimpulan, membuat mengambil kesimpulan,  Membuat prediksi
keputusan, dan membuat keputusan, dan berdasarkan analisis
membuat prediksi membuat prediksi data
3.11 Menjelaskan peluang 4.11 Menyelesaikan masalah Peluang
empirik dan teoretik yang berkaitan dengan  Titik sampel
suatu kejadian dari peluang empirik dan  Ruang sampel
suatu percobaan teoretik suatu kejadian  Kejadian
dari suatu percobaan  Peluang empirik
 Peluang teoretik
 Hubungan antara
peluang empirik
dengan peluang
teoretik

Tabel 3. Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran Kelas IX


KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami dan 4. Mengolah, menyaji, dan
menerapkan menalar dalam ranah
pengetahuan (faktual, konkret (menggunakan,
konseptual, dan mengurai, merangkai,
prosedural) berdasarkan memodifikasi, dan
rasa ingin tahunya membuat) dan ranah
tentang ilmu abstrak (menulis,
pengetahuan, teknologi, membaca, menghitung,
seni, budaya terkait menggambar, dan
fenomena dan kejadian mengarang) sesuai
tampak mata dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut
pandang/teori
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Menjelaskan dan 4.1 Menyelesaikan masalah Bilangan Berpangkat dan
melakukan operasi yang berkaitan dengan Bentuk Akar
bilangan berpangkat sifat-sifat operasi  Bilangan berpangkat
bilangan rasional dan bilangan berpangkat bilangan bulat
bentuk akar, serta sifat- bulat dan bentuk akar (bilangan berpangkat
sifatnya bulat positif, sifat-sifat
operasi bilangan
berpangkat, sifat
perpangkatan bilangan
berpangkat)
 Bilangan berpangkat
bulat negatif dan nol
(bilangan berpangkat
bulat negatif, bilangan
berpangkat nol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

 Bentuk akar
 Merasionalkan bentuk
akar
3.2 Menjelaskan persamaan 4.2 Menyelesaikan masalah Persamaan Kuadrat
kuadrat dan yang berkaitan dengan  Persamaan kuadrat
karakteristiknya persamaan kuadrat  Pemfaktoran
berdasarkan akar- persamaan kuadrat
akarnya serta cara  Akar persamaan
penyelesaiannya kuadrat
 Penyelesaian
persamaan kuadrat
 Pemecahan masalah
yang melibatkan
persamaan kuadrat
3.3 Menjelaskan fungsi 4.3 Menyajikan fungsi Fungsi Kuadrat
kuadrat dengan kuadrat menggunakan  Fungsi kuadrat dengan
menggunakan tabel, tabel, persamaan, dan tabel, grafik, dan
persamaan, dan grafik grafik persamaan
3.4 Menjelaskan hubungan 4.4 Menyajikan dan  Sifat-sifat fungsi
antara koefisien dan menyelesaikan masalah kuadrat
diskriminan fungsi kontekstual dengan  Nilai maksimum
kuadrat dengan menggunakan sifat-sifat  Nilai minimum
grafiknya fungsi kuadrat  Pemecahan masalah
melibatkan sifat-sifat
fungsi kuadrat
3.5 Menjelaskan 4.5 Menyelesaikan masalah Transformasi
transformasi geometri kontekstual yang  Translasi
(refleksi, translasi, berkaitan dengan  Refleksi
rotasi, dan dilatasi) transformasi geometri  Rotasi (Perputaran)
yang dihubungkan (refleksi, translasi, rotasi,  Dilatasi
dengan masalah dan dilatasi)
kontekstual
3.6 Menjelaskan dan 4.6 Menyelesaikan masalah Kesebangunan dan
menentukan yang berkaitan dengan Kekongruenan
kesebangunan dan kesebangunan dan  Kesebangunan dua
kekongruenan antar kekongruenan antar bangun datar
bangun datar bangun datar  Segitiga-segitiga
sebangun
 Segitiga-segitiga
kongruen
 Pemecahan masalah
yang melibatkan
kesebangunan dan
kekongruenan
3.7 Membuat generalisasi 4.7 Menyelesaikan masalah Bangun Ruang Sisi
luas permukaan dan kontekstual yang Lengkung
volume berbagai berkaitan dengan luas  Tabung
bangun ruang sisi permukaan dan volume  Kerucut
lengkung (tabung, bangun ruang sisi  Bola
kerucut, dan bola) lengkung (tabung,  Luas Permukaan:
kerucut, dan bola), serta tabung, kerucut, dan
gabungan beberapa bola
bangun ruang sisi  Volume: tabung,
lengkung kerucut dan bola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

 Pemecahan masalah
yang melibatkan
bangun ruang sisi
lengkung

Demikianlah aspek-aspek matematis yang akan deketahui dari

upacara-upacara pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta.

B. Kerangka Berpikir

Indonesia merupakan suatu negara yang kaya akan budaya. Budaya

yang ada memiliki banyak bentuk, dapat berupa kebiasaan, tarian, pakain, dan

lain sebagainya. Selian itu, pernikahan juga menjadi salah satu aspek yang

tidak dapat lepas dari budaya. Setiap suku di Indonesia memiliki tata cara

tersendiri dalam melangsungkan pernikahan. Pernikahan merupakan suatu

acara penting yang melibatkan seluruh keluarga tanpa memandang usia.

Mulai dari anak-anak sampai dengan kakek-nenek, semua terlibat dalam

kebahagiaan pesta pernikahan yang diadakan oleh kerabat mereka.

Tradisi Pernikahan Yogyakarta merupakan salah satu bentuk budaya

tentang pelaksanaan pernikahan di Indonesia untuk suku Jawa. Tradisi ini

hidup di masyarakat dan dikenal pula oleh siswa sekolah. Oleh karena itu,

kajian etnomatematika terhadap Tradisi Pernikahan Yogyakarta dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaannya di lingkungan tempat

tinggal siswa, khususnya di lingkungan masyarakat Kecamatan Minggir,

Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Selain itu juga untuk mengetahui aspek-

aspek matematis yang terdapat di dalamnya sehingga hasil kajian ini dapat

bermanfaat bagi siswa maupun pembelajaran matematika.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Informasi tentang pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta digali

dari subjek ahli tradisi tersebut dan juga dari subjek pelaksana yaitu

masyarakat yang melaksanakanya. Subjek ahli tradisi memberikan informasi

tentang upacara-upacara dalam Tradisi Pernikahan Yogyakarta secara baku,

sedangkan masyarakat memberikan informasi tentang bagaimana tradisi

tersebut dilaksanakan, mulai dari persiapan hingga berakhirnya. Selanjutnya

informasi dari kedua pihak dianalisis untuk mengetahui pelaksanaan tradisi

pernikahan Yogyakarta oleh masyarakat di Kecamatan Minggir, Kabupaten

Sleman, Provinsi DIY. Setelah pelaksanaan ini diketahui, dianalisis kembali

untuk mengetahui aspek-aspek matematis yang terdapat di dalamnya. Tentu

kajian ini bermanfaat bagi siswa atau pembelajaran matematika, oleh karena

itu perlu disampaikan pula manfaat dari kajian yang dilaksanakan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan Tradisi

Pernikahan Yogyakarta yang dilaksanakan oleh masyarakat di Kecamatan

Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY, serta mengetahui aspek-aspek

matematis yang terdapat di dalam tradisi tersebut yang dapat digunakan untuk

pembelajaran matematika di SMP. Oleh karena itu, jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk

mempromosikan pemahaman tentang pengalaman dan situasi manusia dan

mengembangkan teori yang menggambarkan pengalaman dan situasi ini

(Burns, 2011). Sedangkan penelitan deskritif kualitatif yaitu suatu penelitian

yang cenderung menampilkan pendekatan naturalistik, yang mengemukakan

komitmen untuk mempelajari sesuatu dalam keadaan alami sejauh mungkin

dalam konteks arena penelitian (Lambert, 2012).

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini melibatkan subjek ahli Tradisi Pernikahan Yogyakarta

dan subjek pelaksana. Subjek ahli adalah 2 orang perias pengantin, sedangkan

subjek pelaksana adalah 2 pasang orang tua pihak pengantin putra dan 2

pasang orang tua pihak pengantin putri yang memiliki hajatan pernikahan

pada Bulan Desember 2016, Januari 2017 atau Februari 2017.

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Dengan demikian subjek penelitian ini adalah 2 subjek ahli yaitu Tokoh 1 dan

Tokoh 2, orang tua pengantin putra yaitu S1 dan S2, serta orang tua pengantin

putri yaitu S3 dan S4. Salah satu subjek ahli yang ditunjuk adalah seseorang

yang telah cukup lama berprofesi sebagai perias pengantin. Sedangkan subjek

ahli lainnya adalah perias pengantin yang cukup terkenal dan bertempat

tinggal di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.

C. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah Tradisi Pernikahan Yogyakarta di

kalangan masyarakat di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi

DIY, dan aspek-aspek matematis yang terdapat dalam upacara-upacara pada

Tradisi Pernikahan Yogyakarta tersebut.

D. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017-Juni 2017.

Tempat penelitian ini adalah daerah tempat tinggal dari pihak keluarga

pengantin putra dan pihak keluarga pengantin putri yang lokasinya berada di

Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.

E. Bentuk Data

Data dalam penelitian ini yang diperoleh dari hasil wawancara

terhadap sujek penelitian akan dideskripsikan dan dianalisis berdasarkan jenis

penelitian kualitatif sehingga diperoleh informasi tentang pelaksanaan Tradisi

Penikahan Yogyakarta di kalangan masyarakat di Kecamatan Minggir,

Kabupaten Sleman, Provinsi DIY, serta siap untuk dicari aspek-aspek


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

matematis yang terdapat di dalam tradisi tersebut yang berguna dalam

pembelajaran matematika di SMP. Bentuk data yang diperoleh dari penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Hasil Wawancara dengan Subjek Ahli Tradisi Pernikahan Yogyakarta

Data yang diperoleh dari wawancara ini adalah informasi tentang

upacara-upacara dalam Tradisi Pernikahan Yogyakarta secara baku

beserta dengan makna filosofisnya.

2. Hasil Wawancara dengan Subjek Pelaksana Tradisi Pernikahan

Yogyakatra

Data yang diperoleh pada wawancara ini adalah informasi tentang

pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta oleh Keluarga Pengantin

Putra dan Keluarga Pengantin putri di Kecamatan Minggir, Kabupaten

Sleman, Provinsi DIY. Informasi lainnya yang diperoleh adalah

perencanaan, persiapan, perlengkapan yang dibutuhkan, dan biaya yang

diperlukan untuk melaksanakan hajatan pernikahan dengan berdasarkan

Tradisi Pernikahan Yogyakarta. Seperti yang dijelaskan pada poin subjek

penelitian, bahwa narasumber dari setiap subjek pelaksana sebanyak 2

narasumber.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang diperoleh dari hasil rekaman

terhadap kegiatan wawancara.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Berikut adalah metode yang dilakukan untuk memperoleh data

yang diperlukan:

a. Wawancara dengan Subjek Ahli Tradisi Penikahan Yogyakarta

Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian kepada

subjek ahli yang telah ditunjuk, kemudian mengatur jadwal

penelitian. Kemudian pada saat tiba waktunya, peneliti mengajukan

pertanyaan kepada subjek ahli dan kemudian subjek ahli

menjelasakan secara detail hal-hal yang ditanyakan. Pertanyaan yang

diajukan menggali tentang berbagai informasi supaya semua data

yang diharapkan dapat diperoleh secara lengkap. Subjek ahli juga

dapat menunjukkan pedoman yang digunakan untuk melaksanakan

Tradisi Pernikahan Yogyakarta kepada peneliti supaya dapat

semakin menguatkan dan melengkapi data penelitian.

b. Wawancara dengan Subjek Pelaksana Tradisi Pernikahan

Yogyakarta

Metode yang digunakan untuk memperoleh data

wawancara dengan subjek pelaksana Tradisi Pernikahan Yogyakarta

hampir sama dengan wawancara dengan subjek ahli. Dalam hal ini,

peneliti mengajukan permohonan penelitian dan menentukan jadwal

penelitian. Kemudian, peneliti mengajukan pertanyaan dan

narasumber menjelaskan hal-hal yang ditanyakan. Peneliti juga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

berusaha menggali informasi selengkap mungkin untuk memperoleh

data secara menyeluruh.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan dua macam, yaitu foto dan

rekaman. Kegiatan dokumentasi dilaksanakan di setiap aktivitas

penelitian, dengan bantuan seorang dokumentator.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti sendiri,

sedangkan instrumen lainnya berfungsi sebagai instrumen pendukung.

Adapun instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian ini

berupa lembar pertanyaan wawancara, alat rekam, dan kamera. Instrumen

pendukung yang berupa lembar pertanyaan penelitian antara lain sebagai

berikut:

a. Wawancara dengan Subjek ahli Tradisi Pernikahan Yogyakarta

Berikut adalah rambu-rambu pertanyaan wawancara kepada

subjek ahli:

1) Apa saja rangkaian upacara yang dilaksanakan dalam Tradisi

Pernikahan Yogyakarta?

2) Bagaimana rangkaian acara yang dilaksanakan pada setiap

upacara, beserta perlengkapan, makna, dan aturan-aturan yang

ada di dalamnya?

3) Bagaimana Tradisi Pernikahan Yogyakarta dilaksanakan pada

umumnya oleh masyarakat?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

4) Adakah susunan acara yang boleh tidak dilaksanakan? Jika ada,

susunan acara yang mana?

b. Wawancara Subjek pelaksana Tradisi Pernikahan Yogyakarta

1) Apa saja rangkaian acara yang dilaksanakan hingga Tradisi

Pernikahan Yogyakarta berlangsung? Bagaimana

Pelaksanaannya?

2) Bagaimana Tradisi Pernikahan Yogyakarta direncanakan?

3) Persiapan apa saja yang dilakukan sebelum pelaksanaan Tradisi

Pernikahan Yogyakarta?

4) Perlengkapan apa saja yang dipersiapkan untuk pelaksanaan

Tradisi Pernikahan Yogyakarta?

5) Bagaimana rangkaian yang dilakukan dalam Tradisi Pernikahan

Yogyakarta?

6) Berapa tamu undangan yang diundang dalam setiap rangkaian

acara?

7) Berapa tamu undangan yang datang dalam setiap rangkaian

acara?

8) Berapa biaya yang disiapkan untuk menggelar Tradisi

Pernikahan Yogyakarta?

9) Untuk keperluan apa saja biaya dikeluarkan, dan berapa banyak

yang dibutuhkan untuk setiap kebutuhan?

10) Bagaimana teknis manajemen dana yang disiapkan untuk

memenuhi setiap kebutuhan?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

11) Dari mana sajakah pemasukan dana untuk menggelar Tradisi

Pernikahan Yogyakarta?

12) Apakah pihak keluarga menerima sumbangan? Jika Iya, berupa

apakah sumbangan tersebut? dan berapa rata-rata sumbangan

yang diberikan untuk setiap penyumbang?

13) Kegiatan apa saja yang dilaksanakan Pasca Pernikahan?

Demikianlah instrumen pendukung yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian kemudian dianalisis dan dikaji

untuk menjawab rumusan masalah yang ada dengan berdasarkan pada teknik

analisis data kualitatif menurut Miles & Huberman. Analisis data tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Kondensasi Data (Data Condensation)

Kondensasi data adalah proses pemilihan, pemfokusan,

penyederhanaan, abstraksi, dan/atau pentransformasian data mentah yang

diperoleh pada saat penelitian, transkrip wawancara, atau dari data

empiris lainnya (Miles, 2014). Dalam penelitian ini, data hasil

wawancara dengan subjek penelitian diterjemahkan dalam bentuk tulisan

(transkrip), kemudian peneliti melakukan pemilahan data dan

pengelompokan keterangan sesuai dengan unit data yang dicari. Unit data

yang dicari dari subjek ahli adalah rangkaian Tradisi Pernikahan

Yogyakarta secara baku. Sedangkan unit data yang dicari dari subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

pelaksana yaitu rangkaian kegiatan dan bagaimana kegiatan tersebut

dilaksanakan dalam menggelar Tradisi Pernikahan Yogyakarta, beserta

dengan biaya yang diperlukan. Dengan demikian, transkrip wawancara

yang telah disusun diterjemahkan sesuai dengan unit data tersebut. hal ini

dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam memahami data dan

melakukan penarikan kesimpulan.

Setelah melakukan kegiatan pengelompokan informasi dari setiap

subjek penelitian, selanjutnya disusun unit-unit data yang diperoleh.

Unit-unit data ini kemudian divalidasi. Validasi terhadap unit-unit data

Tradisi Pernikahan Yogyakarta menurut subjek ahli dilakukan dengan

saling mengonfirmasi data dari Tokoh 1 dan Tokoh 2. Tahap konfirmasi

yang dilakukan, pertama dengan mengkonfirmasi rangkaian Tradisi

Pernikahan Yogyakarta yang tidak sesuai antara kedua subjek ahli

kepada Tokoh 1. Setelah mendapat konfirmasi dari Tokoh 1, tahap

selanjutnya adalah membandingkan kembali hasil konfirmasi dengan

data dari Tokoh 2. Jika masih terdapat perbedaan dari kedua data ini

maka dilakukan konfirmasi selanjutnya yaitu kepada Tokoh 2. Data

Tradisi Pernikahan Yogyakrta menurut subjek ahli dinyatakan valid

apabila terdapat kesesuaian antara pendapat Tokoh 1 dan Tokoh 2.

Apabila tidak mendapatkan kesesuaian maka dilakukan wawancara

dengan pihak ahli ketiga.

Sedangkan validasi unit-unit data Tradisi Pernikahan Yogyakarta

menurut subjek pelaksana dilakukan dengan wawancara ulang kepada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

setiap subjek pelaksana, yaitu S1, S2, S3, dan S4. Apabila informasi pada

kegiatan wawancara ulang sesuai dengan informasi pada hasil

wawancara sebelumnya, maka data dinyatakan valid. Sedangkan apabila

terdapat perbedaan informasi, maka dilakukan konfirmasi untuk

menanyakan data manakah yang benar. Data yang dinyatakan benar oleh

subjek pelaksana merupakan data yang valid.

Unit-unit data Tradisi Pernikahan Yogyakarta menurut subjek ahli

yang telah valid, kemudian dikelompokan kembali berdasarkan upacara-

upacara yang dilaksanakan dan tidak dilaksanakan oleh subjek pelaksana.

Upacara-upacara yang dilaksanakan oleh subjek pelaksana selanjutnya

dianalisis aspek matematisnya, yaitu berdasarkan 6 aktivitas dasar

matematis menurut Alan J. Bishop (1988) dan materi pembelajaran

matematika SMP sesuai kurikulum 2013 terevisi. Hasil dari tahap

penentuan aspek matematis ini kemudian divalidasi oleh tiga Pakar, yaitu

1 orang dosen matematika, serta 2 orang guru matematika SMP. Setiap

pakar memberikan penilaian tingkat validitas terhadap setiap aspek

matematis yang ditentukan. Rentang penilaian tingkat validitas tersebut

yaitu sangat rendah, rendah, cukup, kuat, dan sangat kuat. Aspek

matematis yang dinyatakan valid adalah aspek matematis yang

mendapatkan penilaian tingkat validitas minimal rendah oleh setidaknya

dua pakar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah kegiatan mengorganisasi, menyederhanakan

kumpulan informasi supaya memungkinkan untuk dilakukan perbaikan

kesimpulan. Penyajian data yang dilakukan memungkinkan peneliti

untuk melihat fenomena yang terjadi dan mengambil keputusan tentang

apa yang perlu dilakukan, apakah perlu dilakukan analisis lain atau

tindakan lainnya, supaya permasalahan yang dirumuskan dapat

terpecahkan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif

(berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan kerja dan bagan

(Miles, 2014). Tahap penyajian data pada penelitian ini, pertama untuk

menyajikan data hasil kondensasi data, kemudian data hasil validasi.

Hasil kondensasi data terhadap transkrip wawancara akan ditampilkan

dalam bentuk teks. Kemudian hasil kondensasi data untuk memperoleh

unit-unit data dari setiap subjek ditampikan dalam bentuk tabel. Tahap

penyajian data juga dilakukan untuk menampilkan data hasil validasi

yang disajikan dalam bentuk tabel. Penyajian data dalam bentuk tabel

juga dilakukan untuk menyajikan data hasil pengelompokan terhadap

upacara-upcara pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta yang dilaksanakan

dan tidak dilaksanakan oleh subjek pelaksana, serta digunakan untuk

menyajikan aspek-aspek matematis yang diperoleh beserta dengan

penilaian tingkat validitasnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Drawing and Verifying

Conclusions)

Tahap ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifkasi. Tahap ini

sudah dimulai sejak data pengumpulan data yakni melihat data yang

penting dan yang tidak terlalu penting, melihat pola, paparan,

konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi-proposisi

dari data yang diperloleh, sehingga rumusan masalah yang disusun dapat

terpecahkan (Miles, 2014). Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu

tentang bagaimana Tradisi Pernikahan Yogyakarta dikalangan

masyarakat di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY,

dan tentang aspek-aspek matematis yang terdapat dalam Tradisi

Pernikahan Yogyakarta tersebut berdasarkan 6 aktivitas dasar matematis

menurut Alan J. Bishop (1988) dan materi pada Kurikulum 2013 terevisi

yang terkait. Selain untuk menjawab rumusan masalah, kegiatan

penarikan kesimpulan juga menampilkan temuan penting lainnya yang

dapat berguna untuk memberikan pengetahuan tentang pelaksanaan

Tradisi Pernikahan Yogyakarta.

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Merancang Proposal Penelitian

Proposal penelitian disusun sebagai rambu-rambu dalam

pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan secara

sistematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2. Wawancara dengan Subjek ahli Tradisi Pernikahan Yogyakarta

Wawancara dengan Subjek ahli Tradisi Pernikahan Yogyakarta

dilaksanakan untuk mendapatkan informasi tentang makna, persiapan,

prosedur pelaksanaan, dan segala hal yang berkaitan dengan Tradisi

Pernikahan Yogyakarta.

3. Wawancara dengan Subjek pelaksana Tradisi Pernikahan Yogyakarta

Wawancara dilakukan dengan mengacu pada instrumen

wawancara yang telah ditampilkan sebelumnya. Peneliti menggali semua

informasi tentang persiapan dan pelaksanaan pernikahan.

4. Pendeskripsian Hasil Wawancara dengan Setiap Subjek Penelitian

Hasil wawancara yang telah dilaksanakan, dideskripsikan dan

dianalisis butir-butir data yang diperlukan.

5. Validasi Data

Unit-unit data yang diperoleh perlu divalidasi agar data sah dan

valid untuk dianalisis lebih lanjut. Validasi data dari subjek ahli dan

subjek pelaksana dilakukan dengan cara yang berbeda. Validasi data dari

subjek ahli dilakukan dengan trianggulasi sumber yaitu saling konfirmasi

antara Tokoh 1 dan Tokoh 2. Sedangkan untuk subjek pelaksana, validasi

data dilakukan dengan trianggulasi waktu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

6. Penentuan Upacara-Upacara yang masih Dilaksanakan oleh Subjek

Penelitian

Rangkaian upacara-upacara yang dianalisis selanjutnya adalah

upacara yang dilaksanakan oleh subjek pelaksana, dengan

mempertimbangkan rangkaian upacara menurut subjek ahli.

7. Penentuan Aspek-aspek Matematis

Setelah ditemukan upacara-upacara pada Tradisi Pernikahan

Yogyakarta dan masih dilaksanakan oleh subjek pelaksana, dianalisis

lebih lanjut tentang aspek-aspek matematis yang terkait beserta dengan

materi tingkat Sekolah Menengah Pertama yang bersesuaian.

8. Validasi Aspek Matematis

Validasi ini dilakukan setelah aspek-aspek matematis pada

Tradisi Pernikahan Yogyakarta ditentukan oleh peneliti.

9. Penyusunan Manfaat Hasil Penelitian

Setelah ditemukan pelaksanaan tradisi dan aspek matematisnya

dilakukan pembahasan tentang manfaat hasil penelitian.

10. Penarikan Kesimpulan

Setelah setiap tahap selesai, dilakukan penarikan kesimpulan

untuk menunjukkan jawaban dari rumusan masalah yang telah disusun.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Subjek Penelitian dan Daerah Tempat Tinggal Para Subjek

Subjek penelitian ini terdiri dari dua narasumber ahli, dua

narasumber orang tua pengantin putra, dan dua narasumber orang tua

pengantin putri. Salah satu narasumber ahli bertempat tinggal di kota

Yogyakarta yang selanjutnya disebut dengan Tokoh 1 dan satu narasumber

lain bertempat tinggal di Kecamatan minggir yang selanjutnya disebut dengan

Tokoh 2.

Tokoh 1 adalah seorang perias pengantin yang tinggal di Jl.

Magelang, Sleman, Yogyakarta. Beliau telah berprofesi sebagai perias

pengantin sejak tahun 1993. Saat ini beliau menjabat sebagai ketua salah satu

komunitas perias di tingkat nasional. Dengan demikian Tokoh 1 termasuk

perias pengantin senior karena telah cukup lama berkecimpung di dalam

Tradisi Pernikahan Yogyakarta. Di dalam penelitian ini Tokoh 1 berperan

sebagai narasumber ahli yang akan memberikan informasi tentang

pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta secara baku.

Sementara itu, Tokoh 2 adalah seorang perias pengantin yang tinggal

di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Tokoh 2 adalah

perias pengantin yang cukup ternama di daerah tersebut sehingga sering

menangani pernikahan di Kecamtan Minggir dan sekitarnya. Oleh karena itu,

Tokoh 2 mengetahui pula bagaimana Tradisi Pernikahan Yogyakarta pada

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

umumnya dilaksanakan oleh masyarakat di Kecamatan Minggir, Kabupaten

Sleman, Provinsi DIY.

Sedangkan narasumber pelaksana tradisi atau subjek pelaksana,

dipilih berdasarkan informasi dari pengamat Tradisi Pernikahan Yogyakarta

di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Selain itu,

pemilihan juga mensyaratkan bahwa narasumber menggelar upacara

pernikahan pada Bulan Desember 2016, Januari 2017, atau Februari 2017.

Keempat Subjek Pelaksana bertempat tinggal di Kecamatan Minggir, dan

dari tiga desa yang berbeda. Subjek pelaksana merupakan orang tua

pengantin, yaitu ayah atau ibu, dari pengantin putra dan pengantin putri

yang bertempat tinggal di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi

DIY.

Kecamatan Minggir terdiri dari lima desa, yaitu Sendanggung,

Sendangmulya, Sendangarum, Sendangrejo, dan Sendangsari, dengan

sedikitnya terdapat 68 padukuhan. Sebagian besar penduduk di Kecamatan

Mingir bermatapencaharian sebagai petani, khususnya petani padi.

Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY merupakan salah

satu lumbung dan penyuplai padi bagi Kabupaten Sleman. Daerah ini

termasuk daerah pedesaan yang masih sejuk, asri, dan hijau, serta jauh dari

hiruk pikuk kendaraan. Akses jalan menuju kecamatan ini tergolong sangat

mudah dengan jalan aspal yang halus dan cukup lebar untuk dilalui

kendaran besar atau kecil. Dengan demikian, meskipun daerah ini termasuk

pedesaan yang jauh dari keramaian kendaraan, namun akses menuju pusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

kota Yogyakarta sangat mudah dengan waktu tempuh sekitar 1 jam

perjalanan.

Subjek S1 merupakan ayah atau ibu dari pengantin putra yang

bertempat tinggal di Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten

Sleman, dan menikahkan anak kedua mereka pada tanggal 26 Desember

2016. Latar belakang profesi ayah adalah mantan kepala dusun, sedangkan

ibu adalah seorang guru di salah satu SMP Negeri yang lokasinya tidak

terlalu jauh dari kediaman S1. Seperti warga Kecamatan Minggir pada

umumnya, S1 juga memiliki lahan pertanian padi yang dikelolanya sendiri

dan beliau tinggal di sekitar perbatasan padukuhan dengan sebagian warga

bermatapencaharian sebagai petani padi. Lingkungan tempat tingal S1 juga

berdekatan dengan lahan pertanian padi atau sawah, sehingga kesan asri dan

alami sangat terasa di tempat itu.

Sementara itu, S2 adalah narasumber kedua yang merupakan ayah

atau ibu dari pengantin putra. S2 menikahkan anak kedua mereka pada

tanggal 4 Februari 2017, dan tinggal di salah satu desa di Kecamatan

Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY, yaitu desa Sendangagung.

Profesi ayah adalah kepala perpustakan daerah Kabupaten Sleman,

sedangkan ibu adalah guru di suatu sekolah luar biasa. Sama dengan lokasi

tempat tinggal S1, S2 juga tinggal di suatu padukuhan dengan banyak warga

sekitar bermatapencaharian sebagai petani padi. Akan tetapi, S2 tidak

mengelola lahan pertanian seperti yang dilakukan oleh S1, meskipun

lingkungan tempat tinggalnya tidak jauh dengan persawahan. S2 tinggal di


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

tengah padukuhan dengan kerapatan penduduk yang cukup rapat, namun

masih terdapat lahan tanpa bangunan yang cukup luas di salah satu sisi jalan

menuju kediaman S2.

Sedangkan S3 bertempat tinggal di suatu padukuhan yang juga

melewati persawahan untuk menuju ke kediamannya. Kediaman S3 ini

terletak tidak jauh dari batas padukuhan yang berupa lahan persawahan dan

untuk menuju ke kediaman S3 disuguhkan pemandangan sawah di kanan

dan kiri jalan hingga memasuki padukuhan tempat tinggal S3. Tetangga-

tentagga S3 sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani padi. Begitu

pula dengan S3, beliau juga merupakan petani padi dan mengelola

persawahan. Selain bermatapencaharian sebagai petani padi, ayah berprofesi

sebagai guru sejarah di salah satu SMP, sementara ibu mengurus rumah

tangga. Sama dengan subjek lainnya S3 adalah orang tua pengantin, yaitu

ayah atau ibu pengantin yang bertempat tinggal di salah satu desa di

Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY, yaitu desa

Sendangmulya. S3 adalah orang tua pengantin putri yang menikahkan

anaknya pada tanggal 29 Desember 2016.

Subjek terkakhir dalam penelitian ini adalah S4, yaitu ayah atau ibu

pengantin putri yang bertempat tinggal di Desa Sendangagung, Kecamatan

Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Desa Sendangagung ini

merupakan pusat kecamatan, dimana terdapat kantor kecamatan, puskesmas,

dan pasar tradisional yang lokasinya saling berdekatan. S4 tinggal di

padukuhan yang letaknya persis dibelakang kantor kecamatan. Kediaman S4


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

dari pusat kecamatan ini, sekitar 1 Km dan berada di tengah-tengah

padukuhan. Meskipun padukuhan tempat tinggal S4 merupakan pusat

kecamatan, namun lingkungan persawahan masih terlihat disekitar

padukuhan itu. Perbedaannya dengan S2 yang juga tinggal di desa

Sendangagung, kediaman S4 lebih dekat dengan kantor kecamatan dan

pasar tradisional, sedangkan kediaman S2 berada lebih jauh dari tempat itu

bahkan termasuk padukuhan yang berada di pinggir desa Sendangagung.

Meskipun demikian, sebagian besar tetangga S4 juga bermatapencaharian

sebagai petani, S4 pun memiliki lahan pertanian dan mengelolanya. S4 juga

memiliki profesi lainnya, ayah merupakan pensiunan guru SMP begitu pula

dengan ibu yaitu pensiunan guru, hanya saja guru SD. S4 menikahkan anak

kedua ini pada tanggal 4 Februari 2017 di salah satu gereja yang lokasinya

dekat dengan kediaman S4.

Demikianlah penjelasan tentang subjek-subjek penelitian dan

deskripsi tentang lingkungan tempat tinggal dari setiap subjek. Penjelasan

ini, diharapkan dapat memberikan gambaran tentang perilaku masyarakat di

Kecamatan Minggir khususnya perilaku yang berhubungan dengan

pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta serta memberi gambaran

tentang kondisi lingkungan para subjek.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Wawancara dengan Tokoh 1

Pengambilan data wawancara dengan Tokoh 1 dilaksanakan di

kediamannya pada tanggal 22 Januari 2017. Wawancara berlangsung


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

dari pukul 10.00 sampai dengan pukul 12.30 WIB. Pelaksanaan

wawancara didokumentasikan dengan video dan foto. Oleh karena itu,

pengambilan data wawancara disaksikan oleh seorang dokumentator.

Validasi dilakukan pada tanggal 4 Mei 2017 sekitar pukul 13.00 WIB

dan berlangsung kurang lebih satu jam.

2. Wawancara dengan Tokoh 2

Wawancara dengan Tokoh 2 dilaksanakan pada tanggal 19

Februari 2017. Pelaksanaan wawancara bertempat di kediaman Tokoh 2

dan berlangsung pada pukul 16.00 sampai dengan 18.00 WIB. Sama

seperti wawancara sebelumnya, kegiatan pengambilan data ini juga

menggunakan jasa dokumentator untuk mendokumentasikan proses

wawancara. Dokumentasi dilakukan dengan pengambilan video dan

foto. Validasi data terhadap Tokoh 2 dilangsungkan pada tanggal 7 Mei

2017 sekitar pukul 10.00 WIB, dan berlangsung kurang lebih 30 menit.

3. Wawancara dengan S1

Wawancara S1 dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan yaitu

pada hari Minggu, 15 Januari 2017 pada pukul 16.30‒17.30WIB. Pada

wawancara ini, informasi yang digali berkaitan dengan rangkaian

kegiatan yang dilaksanakan dan teknis pelaksanaannya. Sedangkan

wawancara yang kedua, dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2017

pada pukul 12.30 sampai 13.30 WIB. Informasi yang digali dari

wawancara kedua berkaitan dengan dana yang disiapkan dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

penggunaannya. Validasi dilakukan pada tanggal 2 April 2017 sekitar

pukul 11.00 WIB dan berlangsung kurang lebih 30 menit.

4. Wawancara dengan S2

Wawancara dengan S2 dilaksanakan di kediamannya pada tanggal

12 Februari 2017. Pelaksanaan wawancara berlangsung kurang lebih

satu setengah jam yaitu pukul 15.00-16.30 WIB. Sama halnya dengan

pelaksanaan wawancara lainnya, kegiatan ini juga didokumentasikan

oleh seorang dokumentator. Dokumentasi dilakukan dengan

pengambilan video dan foto. Validasi dilaksanakan pada tanggal 2 April

2017, sekitar pukul 16.00 WIB, dan berlangsung kurang lebih 30 menit.

5. Wawancara dengan S3

Wawancara dengan S3 berlangsung sebanyak dua kali. Hampir

sama dengan S1, informasi yang digali pada wawancara pertama

berkaitan dengan rangkaian kegiatan dan teknisnya. Sedangkan

wawancara kedua berkaitan dengan pembiayaan. Pelaksanaan

wawancara pertama berlangsung pada tanggal 15 Januari 2017 pada

pukul 13.30‒15.00 WIB. Adapun wawancara kedua berlangsung pada

tanggal 12 Februari 2017 pukul 16.45-18.00 WIB. Semua kegiatan

wawancara dengan S3 didokumentasikan dengan video dan foto, serta

berlangsung di kediaman S3. Validasi dilaksanakan pada tanggal 2

April 2017 sekitar pukul 1500 WIB. Kegiatan validasi berlangsung

selama kurang lebih 30 menit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

6. Wawancara dengan S4

Wawancara dengan S4 berlangsung pada tanggal 19 Februari

2017 pukul 10.30-12.30 WIB. Informasi yang digali berkaitan dengan

rangkaian pelaksanaan sekaligus pembiayaan yang dilakukan. Kegiatan

wawancara dilaksanakan di kediaman S4 dan didokumentasikan pula

dengan Video dan foto oleh dokumentator. Validasi dilaksanakan pad

tanggal 2 Apri 2017 sekitar pukul 10.00 WIB dan berlangsung kurang

lebih 30 menit.

C. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Subjek Penelitian

1. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Subjek ahli

a. Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Tokoh 1

Berdasarkan hasil wawancara dengan Tokoh 1, diperoleh

data tentang pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta secara

baku. Pertanyaan pertama yang diajukan oleh peneliti adalah

tentang rangkaian upacara yang dilaksanakan dalam Tradisi

Pernikahan Yogyakarta. Pertanyaan ini dijawab oleh Tokoh 1

sebagai berikut:

“Prosesi pernikahan ala adat Yogyakarta, pertama nontoni.


Nontoni adalah perkenalan dua keluarga dari pihak calon pengantin
kakung (pengantin putra) kepada pihak keluarga calon pengantin putri.
Waktu nontoni, dari pihak kakung bisa, keluarga pengantin kakung
dengan membawa saksi. Dan nontoni itu dari pihak calon pengantin putri
tidak boleh menjamu makanan yang berlebihan. Cuma sekedar minuman
ala kadarya dengan ya cuma minuman plus snack tidak boleh dijamu
makan besar itu pantangan karena masih nontoni. Ya kalau jadi, kalau
nggak?
Menanyakan apakah si gadis sudah ada yang meminang atau
belum? Kalau belum dari keluarga pihak lelaki mau melamar. Dari pihak
putri, belum bisa memberi jawaban. Di lain waktu baru memberikan
jawaban. Caranya dari pihak keluarga pengantin putri tanya kepada
putrinya, Ndhuk apakah sudah punya calon atau belum? Kalau belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

tamu yang tadi atau pihak kemarin akan mempersunting Gendhuk


(sebutan orang Jawa untuk anak perempuan) atau akan menjadikan putra
atau mantu anakku atau putriku. jawabannya diterima atau tidak. Lalu
lain waktu baru diberikan jawaban, terus jawabannya, dari pihak calon
pengantin putri datang ke keluarga calon pengantin kakung. Kalau
berkenan atau dari pihak calon pengantin putri oke, berkenan, maka
memberikan jawaban secepat mungkin.
Lalu suatu saat atau di lain waktu akan melamar putrinya dan
memberikan seperti ikatan. Ikatan itu, apa berupa cincin, apa berupa
surat perjanjian, ya pokoknya yang diberikan itu, seolah-olah orang lain
sudah tidak berhak atau orang tua anak perempuan itu sudah tidak
berhak memberikan kepada orang lain lagi.
Lalu kunjungan yang kedua itu Lamaran, dengan membawa
syarat-syarat. Itu, dari kelarga pihak pengantin kakung membawa saksi,
membawa ya sekedar oleh-oleh buah tangan, dengan ini, cincin. Itu
cincin juga tidak mutlak ya, pokoknya janji. Mengadakan perjanjian
dengan kesepakatan melamar, meminang. Dengan menentukan kapan
hari-H pelaksanaan kedua belah pihak.
Itu permulaan, poin berikutnya tata pelaksanaan rencana Ijab
Kobul. Sebelum Ijab Kobul ada upacara namanya nyantri. Nyantri
adalah dari keluarga pengantin kakung sebelum hari H-1 sorenya min-1
(sorenya sebelum Ijab), pihak calon pengantin kakung datang ke rumah
pengantin putri, nyantri. Artinya nyantri, calon pengantin kakung harus
bermalam di tempat pengantin putri dengan didampingi dua orang
remaja putra. Kenapa diadakan nyantri? Pertama supaya calon
pengantin kakung itu tenang sewaktu-waktu dibutuhkan dari pihak calon
pengantin putri. Jadi jika pengantin kakung sudah lenggah (tinggal) di
pihak pengantin putri itu rasanya ayem, tenang. Soalnya kalau
mendadak, orang kan tidak tahu namanya halangan itu tidak ada
rencana, tetapi kalau sudah di pihak calon pegantin putri rasanya ayem.
Ditemani dengan dua remaja itu kenapa? Biar jika pengantin kakung itu
membutuhkan sesuatu bisa disuruh. Jadi pengantin kakung tidak pergi
kemana-mana. Kedua (mengapa diadakan Nyantri) supaya ada
komunikasi antara calon pengantin kakung dan pengantin putri itu, apa
yang besok pagi akan direncanakan. Pokoknya ada komunikasi positif.
Terus sekarang Ijab Kobul. Dari pihak keluarga calon pengantin
kakung beserta rombongan menyerahkan kepada pihak calon pengantin
putri untuk supaya putranya dinikahkan dengan putrinya pada saat hari
yang sudah ditentukan. Adapun syarat yang dibawa, pisang raos satu
tangkep. Itu wajib tidak boleh ketinggalan! Soalnya apa? Pisang raja itu
bahasa Jawanya pisang raos, raos itu rasa. Rasa dari keluarga pihak
kakung biar manunggal, satu rasa dengan pihak pengantin putri. Itu
harus disoroti itu filsafatnya! Yang pertama pisang raja satu tanggkep,
yang kedua sirih ayu, jadi gini, ‘suruh, padha mlumah mengkurepe yen
dirasake dimamah digeget podo rasane’ artinya di dalam rumah tangga
itu padha dilakoni sama-sama dirasakan. Lalu membawa oleh-oleh atau
tanda tali asih, tali kasih semampunya, lebih banyak lebih bagus tapi itu
juga tidak mutlak. Lalu sekedar bantuan untuk beli bumbu berupa uang.
Untuk pengantin kakung hanya mas kawin. Ini kan yang dibawa
rombongan, termasuk jago, bombongan atau ayam jantan. Jago ini
maksudnya kalau kita itu punya cita-cita jadilah jagoan yang tangguh.
Jadi ini menyerahkan calon pengantin putra untuk dinikahkan dengan
membawa saksi, dari pihak kakung satu saksi. Lalu prosesi Ijab Kobul.
Ini yang dibahas baru dari pihak kakung ya Mbak!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Demikianlah penjelasan dari Tokoh 1 tentang upacara

sebelum pernikahan yang dilihat dari segi pihak pengantin putra.

Selanjutnya Tokoh 1 menjelaskan tentang upacara-upacara

pernikahan dari sudut pandang pihak pengantin putri, dan

disampaikan sebagai berikut:

“Upacara Tarub. Yang dipakai daun-daunan yang mengandung


filsafat. Pertama daun lancur, daun puring, daun alang-alang, tebu ireng
atau tebu wulung, pisang raos satundun. Itu semuanya satu jodo
maksudnya kiri kanan. Apakah artinya Tarub? Tarub adalah sejarah dari
Joko Tarub untuk pertanda bahwa disitulah ada orang hajatan. Tarub
untuk, pertama pertanda yang punya hajat, kedua untuk tolak balak. Itu
kan ada janur kuning juga ya Mbak!
Jadi itu, kalau ada makhluk halus itu tidak masuk kerumah. Ini
kan sebenarnya kepercayaan animisme, dan barang-barang itu kan dari
kuburan ya Mbak ya! Jadi Tarub itu sebagai tolak balak jadi makhluk
halus itu bermain dalam Tarub itu sehingga tidak mengganggu yang ada
di dalam rumah.
Terus pasang bleketepe. Bleketepe itu yang memasang ayah dari
pengantin putri. Jadi, ibu membawa bleketepe kemudian bapak yang
sudah siap di atas tangga menerima beleketepe dari ibu dan kemudian
dipasang. Kemudian ibu pengantin putri memasang padi di kiri kanan
Tarub.”

Berdasarkan penjelasan tentang Tarub tersebut, peneliti

mengajukan pertanyaan tentang makna dari setiap barang yang

digunakan. Pertanyaan ini dijawab sebagai berikut:

“Daun alang-alang maknanya supaya tidak ada halangan. Daun


lancur supaya yang punya hajat itu meluncur cita-citanya terus melesat.
Terkabul. Tebu wulung, anteping kalbu. Mantep di dalam mengadakan
hajat itu, mantep madep marep. Janur adalah mengharap nur dari Tuhan
supaya mendapatkan cahaya dari Tuhan. Pisang raja itu supaya dia bisa
luhur budinya, bijaksana, dan selalu mengharap ridho Allah. Dan ini,
bisa menjaga, menyangga ekonomi keluarga. Daun puring itu untuk
mainan makhluk yang tidak terlihat. Kelapa gading, biar makin mantep
dan berpikiran yang jernih. Jadi pikirannya hanya menyatu kepada
Tuhan, dan mengharap kerukunan dalam rumah tangga. Padi,
pengharapan rejeki, karena kalau punya beras itu kan ayem Mbak!.
Bleketepe itu, simbol rumah tangga. Besok, si pengantin itu, minimal
dapat membuat rumah rampak (rumah sederhana orang Jawa pada
jaman dahulu)”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Setelah acara Tarub acara selanjutnya yang dilaksanakan

adalah Jual Dawet. Upacara Jual Dawet ini dijelaskan oleh Tokoh 1

sebagai berikut:

“Acara selanjutnya adalah Jual Dawet. Ibu (meng)gendong


tenggok bahasa Indonesianya bakul. Nggendong bakul, dihadapan sudah
tersedia sepikul dawet. Bapak memberikan keteduhan atau mayungi ibu.
Siapkan uang dari genting atau kereweng. Uang atau kereweng
dibagikan kepada yang membantu perhelatan, ‘sing rewang’. Jadi uang
atau koin genteng diberikan kepada yang membantu perhelatan atau
keluarga atau para tamu, itu supaya untuk membeli dawet. Dengan
harapan tamunya biar seperti cendol, jadi mengandung harapan biar
seperti cendol tamunya tidak terhitung banyaknya.
Kemudian Siraman. Siraman yang menyirami harus masih
komplit, yang pertama orang tua pengantin putri. Siapkan pengaron yang
telah diisi air dari tujuh sumber mata air. Tujuh bunga, tapi kebanyakan
Cuma lima warna atau panca warna. Siapkan tujuh ibu yang sudah
berumah tangga dan masih komplit. Masih komplit itu yang masih ada
suami istri.”

Sampai pada penjelasan ini, peneliti bertanya yang menyirami

pengantin putri apakah ibu yang sudah berumah tangga atau sudah

menikahkan anaknya, kemudian Tokoh 1 menjawab demikian

“Yang sudah eyang karena yang diharapkan itu doanya Mbak... kan kita tidak

sekedar nyirami tetapi memberi doa kepada pengantin supaya pengantin itu, ya

bersama-sama kedua hidup rukun, rejeki bagus. Kalau yang pengantin kakung

yang nyirami juga kakungg semua. Jadi yang nyirami itu yang sudah punya

cucu”.

Kemudian Tokoh 1 menjelaskan tentang perlengkapan yang

diperlukan dalam upacara Siraman dan juga tata cara pada prosesi

itu. Penjelasan ini dijelaskan sebagai berikut:

“Satu rakit kelapa hijau. Satu rakit itu, dua kelapa yang diikat jadi
satu, dan dimasukkan ke dalam pengaron. Siapkan konyoh lulur, sampo,
handuk, kain jumputan. Kain jumputan itu nanti setelan sama baju.
Sekarang prosesi Siraman. Prosesi diawali dari orang tuanya,
dari ibunya. Setelah ibunya, ayahnya tiga gayung, tiga guyuran. Setiap
personil tiga guyuran, dari arah atas ke bawah. Terakhir, setelah selesai
semuanya ibu juru perias. Ibu perias menyiapkan kendi yang telah diisi
air tujuh sumber. Supaya menyucikan calon pengantin putri. Terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

memecah kendi dengan mengucapkan ‘wis pecah pamore’. Pengantin


putri dihanduki kering digendong sama ayahnya masuk kedalam panti
busana.
Sekarang Upacara Midodareni atau malam turunnya bidadari.
Pengantin putri menghadap juru rias dihilangkan rambut atau bulu-bulu
yang halus di sekitar dahi. Di tumbuhnya rambut itu dibuat
cengkorongan atau goresan berbentuk kalau Jogjakarta (Yogyakarta) itu,
satu dibuat cengkorongan itu di tengah, kemudian penitih, pengapit,
godheg. Ya itu dibentuk juga! Setelah pengerikan ketiga bentuk
cengkorongan selesai, di sanggul tekuk. Make up minimalis, konde tekuk
berkain, non perhiasan. Dikelilingi remaja putri, atau yang mendampingi
remaja putri. Tidak boleh remaja putra masuk. Walaupun itu adiknya,
tidak boleh! Memberikan doa bersama atau hiburan yang sifatnya positif.
Tidak boleh tidur sebelum jam sebelas malam. Jadi ibaratnya sebelas itu
bidadari sudah turun, lalu istirahat. Baru pagi harinya hari-H nya. Sekali
lagi, busananya Midodareni berkain komplit tapi sederhana, kalau bisa
jumputan, atau kalau ndak ya ini pakai kain Jogjakarta (Yogyakarta),
kebaya Jogjakarta.”

Setelah menjelaskan sampai pada upacara Midodareni ini,

Tokoh 1 berinisiatif untuk memberikan buku panduan yang beliau

gunakan sebagai acuan. Hal ini beliau lakukan sebab adanya

keterbatasan waktu dan tenaga dari tokoh 1. Buku tersebut berjudul

Tata Rias Pengantin Gaya Yogyakarta karangan R. Supadmi

Murtiadji dan R. Suwardanidjaja. Tidak lupa peneliti menanyakan

kredibilitas buku tersebut, dan Tokoh 1 menyampaikan bahwa

buku ini diperoleh dari hasil kursus menjadi juru paes. Dari buku

yang diberikan oleh Tokoh 1 diperoleh informasi sebagai berikut:

1) Siraman

Siraman merupakan simbol persiapan lahir dan batin

bagi kedua calon pengantin sebelum mereka menjalani puncak

upacara perkawinan. Air yang digunakan dalam upcara

siraman ini terdiri dari tujuh sumber mata air dan dicampur

dengan tujuh bunga. Siraman untuk kedua calon pengantin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

dilakukan oleh orang tua dan beberapa tetua yang telah

ditunjuk. Upacara siraman diakhiri dengan kegiatan muloni

oleh jurupaes. Muloni adalah kaitannya dengan kegiatan

membersihkan muka, tangan, dan kaki seperti sebelum

sembahyang.

2) Ngerik

Ngerik merupakan pemotongan sebagian rambut halus

yang tumbuh di bagian dahi dan bertujuan agar calon

pengantin bersih lahir dan batin dan nantinya pengantin

tampak cemerlang. Upacara ngerik ini diawali dengan rambut

calon pengantin putri diratus, kemudian digambar

cengkorongan. Selanjutnya rambut calon pengantin dikerik,

dan rias samar-samar. Upacara ngerik dilakukan segera setelah

upacara siraman.

3) Midodareni

Midodareni merupakan malam kedatangan dewi Nawang

Wulan (tokoh pada cerita Joko Tarub) yang akan merestui dan

mempercantik calon pengantin putri. Calon pengantin putri

tinggal di kamar pengantin yang dihias dan dilengkapi dengan

perlengkapan Midodareni, serta ditemani para sesepuh.

Sementara itu, di luar kamar pengantin dapat dilakukan

upacara Srah-srahan, yaitu upacara penyerahan calon

pengantin putra kepada orang tua calon pengantin putri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Setelah itu, calon pengantin putra menjalani Nyantri.

Kemudian pada malam hari pukul 24.00 calon pengantin putri

keluar kamar untuk makan bersama dengan keluarga dan tamu

yang hadir.

4) Ijab

Upacara Ijab mengikuti ketentuan agama yang dianut,

dan tidak terdapat upacara khusus menurut tradisi Jawa.

5) Upacara Panggih

Upacara Panggih diawali dengan penyerahan sanggan

oleh keluarga mempelai putra kepada ibu mempelai putri.

Kemudian pengantin wanita keluar dan dilanjutkan dengan

balang-balangan suruh, wijikan, dan memecah telur. Setelah

itu, kedua calon pengantin menuju pelaminan dengan saling

mengaitkan kelingking mereka. Sesampainya kedua pengantin

tiba di pelaminan dan duduk. Upacara dilanjutkan dengan

Tampa Kaya.

Upacara Tampa Kaya merupakan simbol perekonomian

keluarga yang akan dibangun oleh kedua pengantin. Pada

upacara ini, pengantin putra menuangkan kaya yang terdiri dari

biji-bijian dan uang receh, ke kain mori yang ada di pangkuan

pengantin putri. Selanjutnya penganti putri membungkus Kaya

tersebut dan menitipkannya kepada ibunya. Setelah upacara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Tampa Kaya selesai, selanjutnya adalah upacara Dhahar

Klimah.

Upacara Dhahar Klimah ini dimulai dengan penyerahan

nasi kuning oleh juru paes kepada pengantin putra. Selanjutnya

pengantin putra mencuci tangan dan membuat kepalan nasi

kuning tersebut sebanyak tiga butir. Kepalan dibuat satu

persatu dan diletakkan di atas piring yang telah dibawa oleh

pengantin putri. Setelah ketiga kepalan selesai dibuat, kedua

pengantin mencuci tangan, kemudian pengantin putri

memakan kepalan nasi yang telah dibuat. Setelah itu, kedua

pengantin minum bersama-sama.

Setelah upacara Dhahar Klimah selesai, orang tua

pengantin putri menjemput orang tua pengantin putra atau

besan di Tarub (pintu gerbang). Kemudian mereka menuju

pelaminan, dan setelah duduk kedua pengantin sungkem

kepada orang tua mereka. Upacara sungkem yang pertama

adalah kepada ayah pengantin putri oleh pengantin putri, dan

diikuti oleh pengantin putra, selanjutnya kepada ibu pengantin

putri, kemudian kepada ayah pengantin putra dan terakhir

adalah kepada ibu pengantin putra. Sungkeman oleh pengantin

putri ini, dikuti oleh pengantin putra satu persatu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Demikianlah rangkaian upacara pada Tradisi Pernikahan

Yogyakarta yang dilaksanakan menurut Tokoh 1, dan berdasarkan

buku panduan yang Tokoh 1 gunakan.

b. Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Tokoh 2

Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh 2 pada tanggal

19 Februari 2017 diperoleh informasi tentang pelaksanaan Tradisi

Pernikahan Yogyakarta menurut Tokoh 2. Peneliti mengajukan

pertanyaan tentang apa saja rangkaian upacara yang dilaksanakan

dalam Tradisi Pernikahan Yogyakarta, dan bagaimana

rangkaiannya, perlengkapan, serta maknanya kemudian, Tokoh 2

menjawab sebagai berikut

“Persiapan pernikahan ada Lamaran, pasang Tarub dan


bleketepe, pasang tuwuhan, Upacara Bucalan, Langkahan, Sungkem
Orang Tua, Siraman, Meratus Rambut Ngerik, Dulangan Pungkasan,
Potong Rambut Dan Tanam Riko, Midodareni. Lalu, Lamaran
merupakan peristiwa penting yang mengawali rangkaian persiapan
pernikahan. Utusan dari orang tua calon pengantin pria datang ke
kediaman orang tua pengantin wanita untuk meminang sang putri.
Tarub. Tarub artinya suatu atap sementara atau halaman rumah
yang dihias dengan janur melengkung pada bagian tiang penyangga dan
pada tepi Tarub untuk perayaan pengantin. Upacara Pasang Tarub
ditandai dengan pemasangan bleketepe, anyaman daun kelapa tua.
Dilaksanakan secara simbolis oleh bapak dan ibu pengantin pemangku
hajat dipihak putri.
Tuwuhan merupakan bagian dari hiasan atau pajangan yang
berupa aneka ragam daun-daunan, buah-buahan, umbi-umbian yang
menurut tradisi dan kepercayaan adat Jawa khususnya Jogja Tuwuhan
itu kan ada tebu wulung, beringin, daunya itu Mbak, dadap srep, dua
tandan pisang raja dan pohonnya, dua janjang kelapa muda cengkir.
Maksud(nya) isih cengkir durung tuwo gitu lho Mbak! Untuian padi,
dipasang di kanan kiri pintu gerbang. Maknanya alam yang memberi
kehidupan segenap makhluk di dunia sekaligus simbol dari sesuatu yang
sangat penting bagi kehidupan dan terus tumbuh kembang menuju
kebahagiaan rumah tangga. Tuwuh sama dengan tumbuh memberi
harapan kepada putra putri yang akan dimantu dapat memperoleh
keturunan.
Bucalan atau buangan. Simbol-simbol yang digunakan dalam
tradisi persiapan hajat mantu dengan harapan agar diberi keselamatan.
Sajen Bucalan diletakkan di bawah tempat Tuwuhan kanan dan kiri
masing-masing satu. Empat pojok rumah, tengah rumah, kamar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

pengantin, pelaminan, kamar mandi, sumur, pintu masuk halaman,


perempatan atau pertigaan terdekat. Perlengkapannya ada takir kecil
berisi bulatan ketan warna lima. Takir kecil berisi empon-empon, kunyit,
lengkuas. Takir kecil berisi beras merah, kacang-kacangan, uang logam.
Takir kecil lagi, bunga telon, kemenyan, suruh, sebatang rokok. Terus
takir kecil lagi, telur ayam kampung satu. Takir kecil bersi pala
gumantung, pala kependem misale mentimun, bengkoang, umbi-umbian,
jagung. Takir kecil berisi gecok mentah, berupa irisan daging mentah
yang diberi bumbu cabai merah dan santan mentah. Seluruh piranti
Bucalan diletakkan dan keranjang anyaman atau tampah ya bisa, diberi
alas daun pisang. Maknanya dalam Tradisi Jogja, Bucalan dimaknai
sebagai persembahan kepada roh leluhur dan penolak balak”.
Langkahan, dalam Jawa dikenal urut tua bagi putra-putri yang
mau menikah. Apabila adik hendak menikah mendahului kakaknya yang
masih lajang, maka secara adat dapat melaksanakan langkahan. Pada
prinsipnya adalah permohonan ijin adik kepada kakaknya untuk menikah
dahulu sebagai simbol penghormatan”.

Sampai pada penjelasan ini, Tokoh 2 menyerahkan buku

yang dijadikan sebagai acuan supaya peneliti dapat menggali

sendiri. Buku tersebut berjudul Pengantin Yogya Putri & Paes

Ageng : Prosesi, Tata Rias & Busana oleh Puspa Martha

International Beauty School. Selanjutnya, peneliti melanjutkan

pertanyaan upacara yang masih umum dilaksanakan, khususnya di

Kecamatan Minggir, dan Tokoh 2 menjawab sebagai berikut “Kalau

manten kan kadang tidak mau repot karena syarat-syaratnya, nah, yang umum

sekarang itu Lamaran pasti, pasang Tarub itu kaitannya dengan pasang

Tuwuhan, Bucalan itu tidak pasti, malah sudah tidak ada itu yang

melaksanakan. Midodareni, Meratus Rambut dan Ngerik, Sungkeman, sama

rangkaian waktu upacara Panggih setelah akad nikah”.

Peneliti kemudian mengajukan pertanyaan kembali

rangakaian acara setelah pernikahan dan Tokoh 2 menjawab

“Sepasaran, sama Boyong Manten atau Ngunduh Mantu.”

Berdasarkan buku yang diberikan oleh tokoh 2, diperoleh

informasi sebagi berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

1) Lamaran

Melamar merupakan peristiwa yang mengawali

rangkaian pernikahan. Pada Lamaran ini, utusan dari orang tua

calon pengantin putra yang terdiri atas rombongan kecil yang

berjumlah tiga hingga tujuh orang berkunjung ke rumah orang

tua calon pengantin putri. Kunjungan ini berisi penyampaian

maksud dari orang tua calon pengantin putra untuk meminang

sang putri. Kemudian, orang tua calon pengantin putri tidak

langsung memberikan jawaban atas pinangan tersebut. Apabila

pinangan tersebut diterima oleh sang putri, maka utusan dari

orang tua calon pengantin putri menyampaikan jawaban

tersebut kepada orang tua calon pengantin putra. Kunjungan

ini sekaligus membicarakan waktu peresmian.

2) Pasang Tarub dan Bleketepe

Pemasang Tarub ditandai dengan pemasangan Bleketepe,

yaitu anyaman daun kelapa tua. Sebelum pemasangan Tarub

dimulai, dibuat terlebih dahulu gapura Tarub yang dibuat

dengan mengggunakan janur kuning. Janur memiliki makna

simbolis yaitu sebagai harapan agar dikaruniai kesejahteraan,

keselamatan, dan dihindarkan dari bermacam-macam musibah.

3) Pasang Tuwuhan

Tuwuhan atau Tetuwuhan merupakan bagian dari hiasan

Tarub yang terdiri dari berbagai macam daun-daunan dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

umbi-umbian. Tuwuhan melambangkan kekayaan alam yang

memberikan kehidupan bagi segenap makhluk di dunia, dan

sekaligus sebagai simbol sesuatu yang sangat penting bagi

kehidupan khususnya bagi kehidupan rumah tangga yang akan

dibangun supaya dapat terus tumbuh menuju kebahagiaan.

Pemasangan Tuwuhan ini dilakukan oleh kedua orang tua

calon pengantin putri dan serangkaian dengan pemasangan

Tarub dan Bleketepe.

4) Sungkeman Orang tua

Sungkeman Orang Tua dilakukan sebelum upacara

Siraman. Tujuannya adalah permintaan restu oleh calon

pengantin putri kepada orang tuanya untuk melaksanakan

pernikahan.

5) Siraman

Siraman adalah upacara memandikan calon pengantin

putra dan putri. Harapan dari upacara ini adalah untuk

membersihkan dan menyucikan kedua calon pengantin dari

hal-hal yang tidak baik, sehingga pada saat perkawinan, kedua

calon pengantin dalam keadaan bersih dan suci. Upacara

siraman biasanya dilaksanakan pada pukul 10.00 atau pukul

15.00, yang memandikan calon pengantin adalah orang tuanya

serta beberapa tetua yang telah ditunjuk. Tetua yang ditunjuk

hendaknya dapat memberikan teladan yang baik kepada calon


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

pengantin. Siraman untuk calon pengantin putra dilakukan di

rumahnya sendiri dengan menggunakan air kiriman dari

kediaman calon pengantin putri.

6) Potong dan Tanam Rikmo

Setelah utusan pembawa air Siraman untuk calon

pengantin putra kembali lagi ke rumah calon pengantin putri

dengan membawa potongan rambut calon pengantin putra,

diadakan upacara Potong DAN Tanam Rikmo. Upacara Potong

Rikmo merupakan upacara potong ujung rambut calon

pengantin yang dilakukan oleh ayah dan ibu. Rambut calon

pengantin putri yang telah dipotong disatukan dengan

potongan rambut calon pengantin putra kemudian ditanam di

dalam tanah oleh orang tua calon pengantin putri. Tanam

Rikmo ini memiliki makna simbolis yakni mengubur segala

hal yang tidak baik, dengan harapan rumah tangga kedua calon

pengantin kelak selalu mendapatkan kebaikan dan

kebahagiaan.

7) Meratus Rambut dan Ngerik

Seusai siraman, calon pengantin putri dibawa ke kamar

pengantin atau ke ruangan berhias untuk melangsungkan

upacara Meratus Rambut dan Ngerik. Upacara Ngerik

merupakan upacara menghilangkan rambut-rambut halus yang

tumbuh di sekitar dahi. Makna simbolis dari upacara ini adalah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

untuk membuang hal-hal buruk yang pernah menimpa calon

pengantin. Selain itu, rambut calon pengantin putri di ratus

supaya harum. Setelah upacara Meratus Rambut dan Ngerik

selesai, dibuat cengkorongan dan calon pengantin putri dihias

untuk mengikuti upacara selanjutnya.

8) Dulangan Pungkasan

Dulangan Pungkasan artinya suapan terakhir, yaitu untuk

terakhir kalinya orang tua menyuapi putrinya. Makna simbolis

dari upacara ini bahwa setelah sang putri menikah maka dia

akan hidup mandiri bersama dengan suaminya, dan orang tua

tidak lagi memiliki kewajiban untuk memberikan penghidupan

atau makan kepada putrinya.

9) Midodareni

Midodareni merupakan upacara yang dimaksudkan untuk

mengharap berkah dari Tuhan supaya pelaksanaan pernikahan

dapat berjalan dengan selamat. Selain itu, Midodareni

merupakan malam turunnya bidadari yang memiliki harapan

turunnya aura kecantikan bagi calon pengantin putri agar

tampak bercahaya pada saat upacara peresmian pernikahan. Di

dalam upacara ini, calon pengantin putri ‘dipingit’ di dalam

kamar, artinya tidak diperkenankan menemui tamu undangan

atau bermain di luar kamar. Di dalam kamar, calon pengantin

putri ditemani oleh pinisepuh wanita yang kemudian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

memberikan nasihat dan pembekalan hidup berumah tangga.

Pada malam Midodareni ini, orang tua calon pengantin putra

berkunjung ke kediaman calon pengantin putri untuk

melangsungkan upacara ‘Srah-srahan’, Tantingan, Nyantri,

Turunnya Kembar Mayang, dan Wilujengan atau Majemukan.

10) Srah-srahan

Upacara Srah-srahan adalah upacara penyerahan barang-

barang dari orang tua calon pengantin putra kepada orang tua

calon pengantin putri. Upacara dilaksanakan di rumah orang

tua calon pengantin putri dan disaksikan oleh keluarga dari

kedua belah pihak. Acara ini berjalan secara resmi dengan

dipandu oleh pemandu acara.

11) Tantingan

Tantingan adalah upacara untuk menanyakan kembali

kesediaan calon pengantin putri oleh orang tuanya untuk

dinikahkan dengan calon pengantin putra. Prosesi dilaksanakan

di kamar pengantin putri, dan disaksikan oleh para pinisepuh

yang hadir.

12) Nyantri

Nyantri adalah kedatangan calon pengantin putra ke

kediaman calon pengantin putri sebelum upacara akad nikah

berlangsung. Kedatangan calon pengantin putra disambut oleh

orang tua calon pengantin putri, dan diberikan petuah tentang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

kehidupan berumah tangga. Calon pengantin putra tidak

diperkenankan bertemu dengan calon pengantin putri yang

sedang menjalani malam Midodareni.

13) Angsul-angsul

Angsul-angsul adalah upacara pemberian balasan oleh

orang tua calon pengantin putri kepada calon pengantin putra,

yang berupa oleh-oleh. Oleh-oleh ini diberikan oleh ibu calon

pengantin putri sebagai tanda kasih dan mempererat hubungan

antara calon besan. Oleh-oleh diberikan saat orang tua calon

pengantin putra berpamitan pulang setelah mengikuti upacara

Srah-srahan.

14) Wilujengan Majemukan

Seusai rombongan calon pengantin putra pulang, di

rumah orang tua calon pengantin putri diadakan upacara

Wilujengan Majemukan. Pada upacara ini pengantin wanita

melakukan ritual merogoh perut ingkung ayam untuk

mengambil hatinya. Hal ini sebagai simbol bahwa seorang

peremuan diharapkan dapat selalu merebut hati sang suami

agar senantiasa bahagia sebagai pendamping seumur hidup.

Setelah ritual ini, dilakukan pembacaan doa dan para tamu

diajak untuk makan bersama. Acara ini dilaksanakan

menjelang tengah malam.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Demikianlah rangkaian upacara pra pernikahan berdasarkan

buku yang diberikan oleh Tokoh 2. Selanjutnya, berikut adalah

rangkaian upacara pernikahan:

1) Akad Nikah

Akad Nikah adalah upacara utama dalam perhelatan

pernikahan. Upacara ini dilaksanakan sesuai dengan agama

yang dianut oleh calon pengantin. Dalam upacara ini tidak

terdapat rangkaian acara menurut adat Jawa.

2) Upacara Panggih

Upacara Panggih merupakan upacara bertemunya

pengantin putra dan pengantin putri setelah upacara Akad

Nikah. Di dalam upacara Panggih ini terdapat beberapa acara

berikut:

a) Penyerahan Sanggan

Sanggan merupakan simbolisasi untuk menebus pengantin

putri. Pembawa Sanggan berdiri di posisi paling depan

dari rombongan pengantin putra. Pada arah yang

berlawanan, orang tua pengantin putri menghampiri

rombongan pengantin putra, yang diawali dengan

pembawa Kembar Mayang. Kemudian Sanggan

diserahkan kepada ibu calon pengantin putri, dan

selanjutnya pembawa Kembar Mayang menyentuhkan

Kembar Mayang di bahu kiri dan kanan pengantin putra.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Setelah prosesi ini, pengantin putra menuju tempat

Balangan Gantal.

b) Balangan Gantal

Seiring dengan perjalanan pengantin putra menuju lokasi

Balangan Gantal, pengantin putri dari arah yang

berlawanan menuju tempat yang sama dan didampingi

oleh pengiring. sesampainya kedua calon pengantin pada

lokasi Balangan Gantal dan berdiri dengan jarak kurang

lebih dua meter, mereka saling melempar Gantal secara

bergantian. Gantal adalah daun sirih yang digulung dan

diikat dengan lawe atau benang putih. Upacara ini

merupakan perlambangan kedua mempelai saling

melempar kasih dan gantal adalah lambang pertemuan

jodoh antara pengantin putri dan pengantin putra yang

telah diikat dan disatukan dengan benang kasih yang suci.

c) Wijikan

Prosesi setelah Balangan Gantal adalah Wijikan atau Ranu

Pada. Ranu berarti air dan Pada berarti kaki, jadi Ranu

Pada adalah upacara pembasuhan kaki. Upacara ini

sebagai simbolisasi bahwa pengantin wanita berbakti

kepada pengantin pria serta menghilangkan halangan agar

tujuan perjalanan menuju keluarga bahagia dijauhkan dari

kesulitan dan mara bahaya. Setelah upacara Wijikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

selesai, dilanjutkan dengan upacara Pemecahan Telur

Ayam oleh juru rias. Telur ayam disentuhkan pada dahi

pengantin pria dan wanita kemudian dipecahkan di atas

Ranu Pada. Hal ini sebagai wujud harapan agar pasangan

tersebut segera mendapat momongan yang berguna bagi

sesama.

d) Kanten Asto

Kanten Asto (bergandengan tangan) dilakukan setelah

upacara Wijikan pada saat kedua pengantin menuju

pelaminan. Kedua pengantin saling mengaitkan kelingking

mereka saat menuju pelaminan dengan didampingi oleh

keluarga.

e) Tanem Jero

Sesampainya di pelaminan, kedua pengantin berdiri

menghadap para tamu dan kemudian ayah pengantin

wanita mendudukan mereka di pelaminan. Prosesi ini

disaksikan oleh ibu pengantin putri dan disertai doa dan

permohonan agar kedua mempelai diberkati menjadi

pasangan suami istri yang rukun. Selain itu upacara ini

juga bermakna bahwa kedua pengantin telah ‘ditanam’

supaya kelak menjadi pasangan yang mandiri sehingga

kelak berbuah manis menjadi keluarga yang selalu

bahagia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

f) Tampa Kaya

Upacara Tampa Kaya juga sering disebut Kacar-kucur.

Prosesi ini secara simbolis menunjukkan tanggung jawab

suami memberi nafkah kepada sang istri dan seluruh

keluarga. Sementara itu, sang istri harus pandai-pandai

mengatur dan mengolahnya agar tidak boros atau tercecer

sehingga segala kubutuhan dapat tercukupi. Pada prosesi

ini, pengantin putra menuangkan kaya, yaitu aneka biji-

bijian yang telah dicampur dan dibungkus dengan kain,

kepada pengantin putri. Lalu pengantin putri menerimanya

pada selembar kain lalu mengikat semuanya dan

menitipkannya kepada ibu pengantin putri.

g) Dhahar Klimah

Upacara ini dilaksanakan setelah upacara Tampa Kaya.

Ritual ini melambangkan kemantapan hati pasangan

pengantin dalam membina rumah tangga dan sekaligus

menggambarkan kerukunan keduanya. Pada prosesi ini,

pengantin putra membuat tiga buah kepalan kecil-kecil

dari nasi kuning dan diserahkan kepada pengantin putri

yang membawa piring kosong. Kemudian, pengantin putri

memakan ketiga kepalan tersebut dan selanjutnya mereka

minum bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Demikianlah rangkaian upacara Panggih pada pernikahan

yang dilaksanakan dalam Tradisi Pernikahan Yogyakarta

berdasarkan hasil kajian terhadap buku panduan yang digunakan

oleh Tokoh 2.

c. Unit-Unit Data dari Tokoh 1 dan Tokoh 2

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari Tokoh 1

dan Tokoh 2, baik itu informasi yang diperoleh dari wawancara

maupun dari kajian terhadap buku panduan yang digunakan

masing-masing tokoh, berikut adalah unit-unit data yang diperoleh:

Tabel 4. Unit-unit Data Pelaksanaan Tadisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Tokoh


1 dan Tokoh 2 dari Sudut Pandang Pihak Putra
No Tokoh 1 Tokoh 2
1. Nontoni Lamaran
a. Orang tua calon pengantin putra a. Utusan dari orang tua calon
berkunjung kerumah pengantin putri pengantin putra datang ke kediaman
untuk berkenalan dan menanyakan orang tua calon pengantin putri untuk
apakah sudah ada yang meminang. menyampaikan pinangan. Orang tua
b. Setelah tamu pulang, orang tua calon calon penggantin putri tidak langsung
pengantin putri menanyakan kesediaan memberikan jawaban.
sang gadis terhadap pinangan yang ada.
c. Jika diterima, orang tua calon pengantin
putri segera memberi jawaban dengan
mengutus sanak keluarga.
2. Lamaran Srah-srahan
a. Orang tua calon pengantin putra Upacara Srah-srahan adalah upacara
berkunjung ke rumah orang tua calon penyerahan barang-barang dari orang tua
pengantin putri. calon pengantin putra kepada orang tua
b. Pihak keluarga putra memberikan janji calon pengantin putri.
sebagai pengikat, dengan membawa
saksi.
c. Menentukan hari pelaksanaan.
3. Srah-srahan Nyantri
Upacara penyerahan calon pengantin putra Nyantri adalah kedatangan calon
oleh keluarganya kepada orang tua calon pengantin putra ke kediaman calon
pengantin putri untuk dinikahkan. Selain itu, pengantin putri sebelum upacara Akad
juga diserahkan barang-barang sebagai Nikah berlangsung.
perlengkapan Srah-srahan.
4. Nyantri Ijab
Pengantin putra datang ke kediaman
pengantin putri pada hari H-1 dan tinggal di
kediaman orang tua pengantin putri
didampingi oleh 2 remaja putra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

5. Ijab Sepasaran
6. Ngunduh Mantu Boyong Manten atau Ngunduh Mantu

Selain upacara-upacara yang dilaksanakan oleh pihak

pengantin putra, terdapat juga rangkaian upacara yang

dilangsungkan oleh pihak pengantin putri. Oleh karena itu, berikut

adalah rangkaian upacara dalam tradisi pernikahan yogyakarta dari

sudut pandang pihak putri :

Tabel 5. Unit-unit Data Rangkaian Pelaksanaan Tadisi Pernikahan Yogyakarta


Menurut Tokoh 1 dan Tokoh 2 dari Sudut Pandang Pihak Putri
No Tokoh 1 Tokoh 2
1. Nontoni Lamaran
a. Setelah orang tua pengantin putra a. Jika pinangan dari orang tua
pulang, orang tua calon pengantin putri pengantin putra diterima, orang tua
menanyakan kesediaan sang gadis calon pengantin putri datang ke
terhadap pinangan yang ada. kediaman calon pengantin putra
b. Jika diterima, orang tua calon pengantin untuk memberikan jawaban dan
putri segera memberi jawaban dengan menentukan hari pernikahan.
mengutus sanak keluarga.
2. Lamaran Pasang Tarub dan Bleketepe
a. Menerima pinangan dari orang tua
pengantin putra.
b. Menentukan hari pelaksanaan bersama
orang tua pengantin putra.
3. Pemasangan Tarub Pasang Tuwuhan
4. Pasang Bleketepe Sungkem Orang Tua
5. Jual Dawet Siraman
6. Siraman Potong dan Tanam Rikmo
7. Ngerik Meratus Ramut dan Ngerik
8. Midodareni Dulangan Pungkasan
a. Calon pengantin putri tinggal di
kamarnya.
b. Di luar kamar pengantin diadakan
upacara Srah-srahan.
c. Jam 12-an malam calon pengantin putri
keluar kamar dan makan bersama tamu.
9. Ijab Midodareni
10. Upacara Panggih Srah-srahan
11. a. Penyerahan Sanggan Tantingan
12. b. Menuju pelaminan Angsul-angsul
13. c. Tampa kaya Wilujengan Majemukan
14. d. Dhahar Klimah Akad Nikah
15. e. Menjemput Besan Upacara Panggih
16. f. Sungkem Orang Tua Penyerahan Sangan
17. Balangan Gantal
18. Wijikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

19. Kanten Asto


20. Tanem Jero
21. Tampa Kaya
22. Dhahar Klimah
23. Ngunjuk Rujak Degan
24. Mapag Besan
25. Sungkeman

Demikianlah unit-unit data yang diperoleh dari setiap subjek

ahli tentang rangkaian upacara-upacara pada Tradisi Pernikahan

Yogyakarta. Data ini nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk

memilah rangkaian upacara pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta

menurut subjek pelaksana.

d. Validasi Data

Dari hasil wawancara dengan tokoh 1 dan tokoh 2, terdapat

beberapa perbedaan tentang tata cara Tradisi Pernikahan

Yogyakarta. Oleh karena itu, data tersebut perlu dikonfirmasi ulang

kepada yang bersangkutan. Dari unit-unit data yang diperoleh,

terlihat bahwa Tradisi Pernikahan Adat Yogyakarta menurut Tokoh

2 lebih detail dibandingkan dengan menurut Tokoh 1. Maka dari

itu, konfirmasi data dilakukan kepada Tokoh 1 untuk mengetahui

tentang pelaksanaan tradisi ini secara detal pula.

Berdasarkan hasil konfirmasi, Tokoh 1 membenarkan

bahwa sebelum siraman terdapat prosesi sungkem dengan orang

tua. Hal ini disampaikan oleh Tokoh 1 sebagai berikut “Sungkem

dengan orang tua itu, sebelum Siraman. Jadi sebelum Siraman itu, ada Sungkem

dengan orang tua, waktu Panggih juga ada”. Penjelasan tentang prosei ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

dilanjutkan demikian “Jadi sebelum Siraman, pengantin Sungkem dengan

orang tua, baru Siraman”. Selain itu, Tokoh 1 juga membenarkan

bahwa dalam prosesi Siraman terdapat upacara Potong dan Tanam

Rikmo. Akan tetapi, Tokoh 1 menyampaikan bahwa istilah yang

tepat utuk prosesi ini adalah Tigas Rikmo dan Tanam atau Petak

Rikmo. Upacara selanjutnya setelah pengantin melangsungkan

Siraman adalah Jual Dawet, hal ini disampaikan sebagai berikut

“Setelah Siraman, prosesi selanjutnya Penjualan Dawet, kemudian pengantin

masuk ke kamar pengantin untuk Meratus Dan Ngerik, kemudian Dulangan

Pungkasan, sorenya Midodareni. Midodareni itu calon pengantin itu didandani

sesederhana mungkin. Pokonya make-up sederhana, konde, dan tanpa

perhiasan. Terus ini, pokonya berdoa bersama, supaya pada waktu Ijab kobul

lancar”. Tokoh 1 juga menyampaikan bahwa kegiatan Srah-srahan

dilaksanakan pada malam Midodareni. Srah-srahan tersebut salah

satunya adalah menyerahkan calon pengantin putra untuk

dinikahkan. Setelah prosesi Srah-srahan, calon pengantin putra

melangsungkan Nyantri. “Nyatri itu, calon pengantin kakung itu bermalam

di calon pengantin putri. Tapi tidak serumah, tapi dititipkan di tentangganya.

Karena apa, supaya besok saat Ijabnya itu tidak repot. Itu untuk menghindari

hal-hal yang tidak diinginkan. Istilahnya untuk Nyantri itu, ya calon pengantin

putra itu, sewaktu-waktu ada rembug, ada apa itu sudah siap. Itu harus ditemani

dengan dua remaja putra juga, kenapa? Supaya pengantin putra itu ada yang

disuruh kalau butuh sesuatu. Jadi tidak pergi kemana-mana”. Kemudian,

untuk upacara Angsul-angsul Tokoh 1 menjelaskan sebagai berikut

“Angsul-asngsul itu, kalau dari pihak pengantin kakung membawa sesuatu, itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

dari pengantin putri juga memberikan sesuatu. Itu sama dengan tuker makanan,

itu sebagai tanda mata supaya utusan itu nyampai ke yang punya hajat. Karena

waktu Srah-srahan itu hanya utusan. Jadi untuk bukti bahwa utusannya

nyampe”. Penjelasan tentang Wilujengan Majemukan juga

disampaikan oleh Tokoh 1 “Wilujengan itu ya malam Midodareni itu,

Wilujengan itu memberi makanan kepada tetangga yang intinya minta doa restu

supaya waktu Ijab sukses tidak ada halangan”.

Setelah mendengarkan penjelasan Tokoh 1 tentang upacara

pada satu hari sebelum pernikahan, peneliti mengonfirmasi

upacara-upacara yang berlangsung pada Prosesi Adat Panggih.

Tokoh 1 menjelaskannya sebagai berikut “Upacara Panggih itu dari

panti busana, itu menuju ke pelaminan. Itu mantenya dipandu, manten putri

dipandu dua orang putri, manten kakung dipandu dua orang remaja, setelah di

depan Tarub, itu pengantin melakukan upacara adat, yaitu pertama Lemparan

Sirih. Kedua Wijik-wijikan (pembasuhan), ini pengantin putri mijiki (membasuh)

kaki pengantin kakung sebagai tanda bakti seorang istri kepada suaminya,

setelah itu pengantin kakung membantu pengantin putri berdiri, melangkahi

pasatan, terus diikuti orang tua pengantin masuk kedalam pelaminan”.

Perjalanan menuju pelaminan ini, kedua pengantin saling

mengaitkan kelingkingnya dan berjalan berdampingan, hal ini

disebut dengan istilah Kanten Asto. Tentang hal ini, Tokoh 1

menyebutnya sebagai berikut “Kanti Asto, Kanten Asto itu, itu jari

kelingking”.

Selain itu, Tokoh 1 menjelaskan tentang istilah Tanem Jero

“Tanem Jero itu, waktu mau duduk. Jadi waktu mau duduk, ada juga istilahnya

Pangkon, itu kedua pengantin dipangku sama bapaknya pengantin putri, terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

ibunya nanya, Pak berat mana? Terus bapaknya bilang sama beratnya.

Kemudian ditanam, setelah ditanam, Tampa Kaya, Walimahan, terus minum,

baru Sungkem”. Tokoh 1 juga menjelaskan tentang langkah-langkah

Sungkem “Sungkeman itu, kedua-duanya melepas slop, terus ada yang

membantu pengantin kakung melepas duwung. Duwung itu keris. Itu diawali

dari bapak dari pengantin putri dulu, terus dari ibu penganti putri, itu kan yang

punya hajat dari pihak pengantin putri to itu, itu didahulukan, terus baru bapak

pengantin kakung, ibu pengantin kakung. Itu pengantin putra harus selalu

menemani dibelakang pengantin putri”. Setelah Sungkem, upacara adat

selesai, dan dilanjutkan dengan upacara lain-lain. Pada acara lain-

lain, terdapat rangkaian acara yang biasanya dilaksanakan. Hal ini

dijelaskan sebagai berikut “Setelah itu sudah, baru acara yang lain-lain.

Setelah itu (prosesi adat), ucapan selamat datang untuk para tamu, setelah itu

prakata dari perwakilan orang tua pengantin putra bahwa mengucapkan terima

kasih karena (putranya) sudah dinikahkan, lalu ditanggapi oleh perwakilan dari

pengantin putri, setelah itu doa. Setelah doa baru Ondro Wino atau makan

bersama. Itu bahasa Jawa, Ondro Wino atau Kembul Bujana, bahasa

indonesianya makan bersama”.

Demikian hasil konfirmasi terhadap Tradisi Pernikahan

Yogyakarta kepada Tokoh 1. Selanjutnya, peneliti kembali

mengonfirmasi informasi yang diperoleh dari Tokoh 1 kepada

Tokoh 2 dan rangkaian upacara tersebut dibenarkan oleh Tokoh 2.

Dengan demikian, diperoleh data tentang Tradisi Pernikahan

Yogyakarta yang telah valid. Data ini akan ditampilkan pada tabel

berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 6. Data Pelaksanaan Tadisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Tokoh Tradisi


dari Sudut Pandang Pihak Putra
No Rangkaian upacara
1. Nontoni
a. Orang tua calon pengantin putra berkunjung ke rumah pengantin
putri untuk berkenalan dan menanyakan apakah sang gadis sudah ada
yang meminang.
2. Lamaran
a. Orang tua calon pengantin putra berkunjung ke rumah orang tua
calon pengantin putri.
b. Pihak keluarga putra memberikan janji sebagai pengikat, dengan
membawa saksi.
c. Menentukan hari pelaksanaan.
3. Srah-srahan
a. Orang tua pengantin putra datang ke kediaman orang tua pengantin
putri, satu hari sebelum peresmian, dengan membawa syarat Srah-
srahan yang terdiri dari: pisang raos (pisang raja) satu tangkep, sirih
ayu, oleh-oleh atau tanda tali asih, sekedar bantuan untuk belanja
berupa uang, bombongan atau ayam jantan. Pengantin putra juga
membawa mas kawin.
b. Perwakilan pihak putra menyerahkan syarat Srah-srahan dan
menyerahkan calon pengantin putra untuk dinikahkan.
4. Nyantri
Calon pengantin putra tidur di tempat orang tua pengantin putri agar
mudah untuk berkoordinasi dan keluarga lebih tenang karena calon
pengantin putra telah berkumpul.
5. Sepasaran
Diadakan doa syukur atas pernikahan yang telah terlaksana.
6. Ngunduh Mantu
a. Orang tua pengantin putri bersama dengan kedua mempelai datang
ke kediaman orang tua pengantin putra.
b. Pihak keluarga pengantin putri mengantarkan kedua mempelai
kepada orang tua pengantin putra.
c. Orang tua pengantin putra menyambut kehadiran rombongan

Selain itu, berikut adalah rangkaian upacara dalam Tradisi

Pernikahan Yogyakarta dari sudut pandang pihak putri:

Tabel 7. Data Pelaksanaan Tadisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Tokoh Tradisi


dari Sudut Pandang Pihak Putri
No Rangkaian upacara
1. Nontoni
a. Setelah tamu pulang, orang tua calon pengantin putri menanyakan
kesediaan sang gadis terhadap pinangan yang ada.
b. Jika diterima, orang tua calon pengantin putri segera memberi
jawaban dengan mengutus sanak keluarga.
2. Lamaran
a. Orang tua pengantin putri menerima Lamaran dari pengantin putra.
b. Menentukan hari pelaksanaan.
3. Pemasangan Tarub
Tarub dilaksanakan berdasarkan sejarah Joko Tarub, upacara Tarub
bermakana sebagi pertanda bahwa di tempat itu ada orang yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

hajatan, serta sebagai Tolak Balak yaitu melindungi acara dari hal-hal
negatif. Langkah-langkah pemasangan Tarub:
a. Ayah memanjat tangga.
b. Ibu menyerakan Bleketepe (anyaman daun kelapa muda) kepada
ayah untuk dipasang pada gerbang Tarub.
c. Ayah memasang Bleketepe di tengah-tengah gerbang Tarub.
4. Pasang Tuwuhan
Ibu memasang padi pada tiang Tarub sebagai simbol memasang
Tuwuhan. Makna kegiatan ini adalah simbol pengharapan rejeki supaya
diberi ketenangan hati.
5. Sungkem Orang Tua
Sungkem Orang Tua dilakukan sebelum pelaksanaan Siraman sebagai
wujud permohonan restu atas pernikahan yang hendak dilaksanakan.
6. Siraman
Langkah-langkah Siraman:
a. Upacara Siraman diawali oleh ayah.
b. Kemudian dilanjutkan oleh ibu, dan setelah itu dilanjutkan oleh
sesepuh yang telah ditunjuk.
c. Upacara ini ditutup oleh juru rias dengan upacara Muloni, yaitu
mencuci muka, tangan, dan kaki seperti hendak sembahyang.
Setiap orang menyirami pengantin sebanyak 3 guyuran, begitu juga pada
saat mencuci muka, tangan, dan kaki oleh juru rias. Siraman merupakan
simbol persiapan lahir dan batin bagi kedua calon pengantin sebelum
mereka menjalni puncak upacara pernikahan.
7. Tigas Rikmo dan Petak Rikmo
a. Dilaksanakan sebagai penutup upacara Siraman.
b. Ibu dan ayah memotong sedikit ujung rambut pengantin, dan
meletakkannya pada tempat yang telah disediakan
c. Orang tua pengantin putri menanamnya di halaman rumah
Upacara ini mengandung makna menanam semua hal yang tidak baik,
yang pernah dialami oleh kedua pengantin dengan harapan keduanya
akan mendapatkan hal-hal yang baik di masa-masa berikutnya.
8. Meratus Rambut dan Ngerik
Ngerik merupakan pemotongan sebagian rambut halus yang tumbuh di
bagian dahi dan bertujuan agar calon pengantin bersih lahir dan batin
serta nantinya pengantin tampak cemerlang. Selain itu, pada upacara ini,
pengantin putri digambar cengkorongan sesuai dengan riasan pengantin
Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan oleh juru rias.
9. Jual Dawet
a. Ibu menggendong bakul, di hadapan sudah tersedia sepikul dawet.
b. Bapak memberikan keteduhan atau mayungi ibu.
c. Dibagikan uang dari genteng kepada sanak-saudara yang membantu
perhelatan, uang tersebut digunakan untuk membeli dawet.
Upacara Jual Dawet merupakan simbol pengharapan agar tamu yang
hadir banyak seperti cendol, tak terhitung jumlahnya.
10. Dulangan Pungkasan
a. Dulangan Pungkasan dilaksanakan setelah pengantin selesai berganti
busana, dan prosesi jual dawet juga telah selesai. Upacara Dulangan
Pungkasan menggambarkan bahwa setelah pernikahan, kedua orang
tua sudah tidak lagi berkewajiban memberikan penghidupan atau
makan kepada anaknya.
11. Midodareni
Midodareni merupakan malam kedatangan Dewi Nawang Wulan (tokoh
pada cerita Joko Tarub) yang akan merestui dan mempercantik calon
pengantin putri. Calon pengantin putri tinggal di kamarnya dan diadakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

doa-doa untuk mohon kelancaran dan keselamatan.


12. Srah-srahan
Penyerahan syarat Srah-srahan dan calon pengantin putra dari orang tua
calon pengantin putra kepada orang tua calon pengantin putri.
13. Angsul-angsul
Sebagai wujud pesan untuk orang tua calon pengantin putra dari orang
tua calon pengantin putri bahwa syarat Srah-srahan dan pengantin putra
telah sampai dengan selamat di kediaman orang tua calon pengantin
putri.
14. Wilujengan Majemukan
Mohon restu kepada tetangga dan kerabat yang ada di kediaman
pengantin putri atas pernikahan yang akan dilaksanakan keesokan hari.
15. Ijab
16. Upacara Adat Panggih
a. Penyerahan Sanggan
Langkah-langkah jalannya upacara:
- Pengantin putra didampingi pendamping dan diikuti oleh para
pengombyong sampai di tempat upacara dan berhenti di depan
gerbang Tarub.
- Pembawa Sanggan yang terdiri dari dua ibu, menyerahkan
Sanggan (pisang raja) kepada ibu pengantin putri. Penyerahan
Sanggan mengandung makna memberi tahu pihak pengantin
putri bahwa pengantin putra sudah hadir.
b. Balangan Gantal
- Pengantin putri keluar dan didahului pembawa Kembar
Mayang.
- Sesampainya digerbang Tarub, pengantin putri berhenti kira-
kira berjarak 2 meter di hadapan pengantin putra. Sementar itu,
pembawa Kembar Mayang berjalan di samping kiri dan kanan
pengantin putra dan kemudian membuang Kembar Mayang itu.
- Kemudian kedua pengantin langsung saling melempar Gantal.
Pengantin putra melempar 4 ikat Gantal sedangkan pengantin
putri melempar 3 ikat.
Upacara ini melambangkan bahwa kedua mempelai saling
melemparkan kasih.
c. Wijikan
- Setelah selesai Balangan Gantal kedua pengantin mendekat
pada Ranu Pada untuk upacara Wijikan (pembasuhan).
- Pengantin putra melepas slopnya, kemudian meletakkan
kakinya pada Ranu Pada.
- Pengantin putri jongkok dan membasuh kaki pengantin putra
sebanyak tiga guyuran, kemudian mengeringkannya
menggunakan handuk. Hal ini sebagai simbol bakti istri kepada
suaminya.
- Setelah pengantin putri selesai, pengantin putra membantu
pengantin putri berdiri dengan mengulurkan tangannya.
Kegiatan ini sebagai simbol pengayoman dan perlindungan
kepada istrinya.
- Setelah pengantin putri berdiri, juru rias mengambil telur ayam
kampung yang berada pada bokor air sritaman untuk Wijikan.
- Menyentuhkannya pada dahi pengantin putra, kemudian dahi
pengantin putri dan memecahkannya pada Ranu Pada. Hal ini
sebagai simbol harapan agar pasangan pengantin segera
memiliki keturunan yang berakhlak mulia dan berguna bagi
sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

d. Kanten Asto
- Setelah upacara Memecah Telur selesai, kedua pengantin
berdiri berdampingan dengan pengantin putra di sebelah kanan
dan pengantin putri di sebelah kiri. Lalu pengantin putra
mengaitkan kelingking tangan kirinya dengan kelingking tangan
kanan pengantin putri.
- Kedua pengantin dengan pendampingnya berjalan menuju
pelaminan.
e. Pangkon
- Sesampainya di pelaminan, kedua pengantin duduk di pangkuan
ayah, masing-masing duduk di satu kaki ayah
- Kemudian ibu bertanya kepada ayah, berat mana? dan ayah
menjawab sama beratnya.
Upacara ini sebagai simbol bahwa kedua mempelai kedudukannya
sama dimata orang tua.
f. Tanem Jero
- Setelah itu, ayah berdiri dan menghadap kepada kedua
mempelai.
- Ayah memegang pundak keduanya dan mendudukan mereka di
pelaminan.
- Setelah itu ayah dan ibu duduk di tempat yang disediakan
Makna dari upacara ini bahwa kedua pengantin telah ditanam agar
menjadi keluarga yang mandiri dan bahagia bersama dengan
keturunan mereka.
g. Tampa Kaya
Setelah upacara Tanem Jero, kedua mempelai melangsungkan
upacara Tampa Kaya, berikut adalah langkah-langkahnya:
- Juru rias menyerahkan Kaya pada pengantin putra, dan
menyerahkan kain kepada pengantin putri.
- Pengantin putra berdiri, dan menuangkan Kaya tersebut pada
kain yang dipegang oleh pengantin putri.
Upacara ini mengandung makna bahwa pengantin putra bertanggung
jawab memberikan nafkah kepada istri dan keluarganya, sedangkan
pengantin putri bertanggung jawab mengelola rejeki yang diterima
dari suaminya agar dapat memenuhi segala kebutuhan keluarga.
h. Dhahar Walimahan (Sego Klimah)
Langkah-langkah upacara ini adalah sebagai berikut:
- Juru rias menyerahkan nasi kuning kepada pengantin putra dan
menyerahkan piring kosong kepada pengantin putri.
- Sesudah cuci tangan, pengantin putra membuat kepalan nasi
kecil-kecil sebanyak tiga kepalan, dan diletakan pada piring
kosong yang dipegang pengantin putri.
- Pengantin putri memakan nasi tersebut.
- Kemudian keduanya minum bersama-sama.
Upacara ini menggambarkan kerukunan suami istri akan
mendatangkan kebahagiaan.
i. Mapag Besan
Orang tua pengantin putra sampai pada acara ini, belum terlihat di
pelaminan, kemudian, orang tua pengantin putri menjemput orang
tua pengantin putra dan menuju tempat duduk yang telah disediakan
di pelaminan.
j. Sungkem Orang Tua
Upacara Sungkem kepada orang tua ini, sebagai simbol bakti anak
kepada orang tuanya, permohonan maaf, dan mohon doa restu dalam
membina rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

17. Lain-lain (Resepsi Pernikahan)


a. Ucapan selamat datang kepada seluruh tamu dari perwakilan
keluarga pengantin putri.
b. Penyampaian ucapan terima kasih dari perwakilan orang tua
pengantin putra karena putranya telah dinikahkan.
c. Penyampaian tanggapan dari perwakilan orang tua pengantin putri.
d. Makan bersama.
18. Ngunduh Mantu
Mengantar pengantin ke kediaman orang tua pengantin putra untuk
Ngunduh Mantu

2. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S1 (Orang Tua Pengantin

Putra)

a. Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S1

Peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut “Bapak, Ibu,

rangkaian upacara pernikahan atau mantu yang dilaksanakan oleh Bapak dan

Ibu waktu menikahkan anak bagaimana Pak, Bu?” Setelah jelas dengan

pertanyaan yang diajukan, S1 menjelaskan sebagai berikut “Ya

pertama kali kan kedua anak itu saling kenal, kan itu pilihan dari yang

bersangkutan baik yang cowok maupun cewek. Lalu kedua kali, terutama dari

pihak orang tua lelaki itu kalau sudah mengerti kalau anaknya ke sana-ke sini

dan kenalan dengan saya, mestinya kan dari pihak orang tua lelaki kan ingin

kenalan juga dengan pihak orang tua yang cewek itu. Ya perkenalan dulu!

Perkenalan kalau saya ini orang tua ini, rumahnya sini, dan sebagainya.

Kemudian orang tuanya sana juga memperkenalkan. Terus biasanya kalau

orang tua sudah saling perkenalan, dari pihak lelaki terutama, mengadakan ada

utusan berapa orang untuk melamar, biasanya. Tapi kalau dari keluarga sini

kemarin enggak. Kemarin sini agak beda. Pertama perkenalan keluarga, calon

besan sudah menganggap itu Lamaran, ini disampaikan lewat anak. Kalau ada

acara tukar cincin, ada acara utusan dari saya semuanya dilakanakan waktu

Midodareni. Jadi misal besok nikah, sorenya itu tukar cincin dan Srah-srahan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Kegiatan perkenalan keluarga ini dilaksanakan kurang lebih

satu tahunan sebelum peresmian. Kemudian, S1 menjelaskan

rangkaian kegiatan saat hari pernikahan, yaitu pernikahan di Gereja

Katolik Klepu kemudian resepsi pernikahan di gedung. Beliau juga

menyampaikan bahwa kedua acara ini dipangku oleh pihak calon

besan. Sementara kegiatan yang diadakan atau dilaksanakan di

kediaman S1, beliau menyampaikan sebagai berikut “Sini itu hanya

punya gawe misa syukur setelah sepasaran, ada penyerahan temanten dari pihak

putri juga. Jadi di acaranya itu ada atur pambagyo, kemudian dari sana

menyerahkan pengantin, sini menerima dan dilanjutkan misa syukur”. S1 juga

menjelaskan tentang gambaran umum saat pelaksanaan Misa

Syukur (sepasaran) sebagai berikut “Saat misa, tamunya semua umat

Katolik, kemudian yang parkir pemuda sekitar sini. Konsumsi di belakang, ibu-

ibu RT sini”.

Adapun rangkaian acara yang dilaksanakan sebelum hari

pernikahan, yaitu Ijab, S1 juga memiliki rangkaian kegiatan.

Rangkaian itu, disampaikan sebagai berikut “Kita kan nikahnya tanggal

26, terus tanggal 25-nya seserahan. Seserahan ini kita mengirim rombongan,

tapi di pihak sana (keluarga calon pengantin putri) diterima terus sama ibadat.

Setelah rombongan dari sana (rumah orang tua calon pengantin putri), pulang,

sini Kenduri. Setelah Kenduri makan-makan”. Peneliti juga menanyakan

tentang rangkaian acara yang dilaksanakan saat sebelum Srah-

srahan “Sebelum upacara Srah-srahan itu, semua yang mengantar duduk di

ruang yang saya siapkan, kemudian sebelumnya ada atur pambagyo, terus inti

acara. Inti acara ini pamitan kalau mau seserahan (Srah-srahan) ke sana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

(kediaman orang tua pengantin putri), dan doa”. Adapun perlengkapan

yang dibawa ke kediaman calon pengantin putri dijelaskan sebagai

berikut oleh S1 “Peningset, Peningset ini meliputi cincin, gelang, ya pokonya

perhiasan, terus busana manten, terus busana kerja, busana kerja itu ada tas,

sepatu gitu. Terus alat-alat tidur, ada sprei dan sebagainya, terus ayam jago,

alat make up, benda-benda rohani, terus makanan, aneka makanan! Terus

sekedar amplop. Gula teh, gulanya semua jenis, pisang raja.”

Saat peneliti menanyakan tentang rangkaian upacara pada

saat resepsi pernikahan, S1 menjelaskan sebagai berikut “Dari Klepu

(lokasi Ijab) langsung ke Bener (lokasi gedung resepsi) ya kurang lebih satu jam

perjalanan. Kemudian sampai sana pengantinnya ganti pakaian, orag tua juga

gitu, yang sebelumnya saya pakai Jas, disana diganti pakai pakaian adat. Terus

sebelum acara itu, ada upacara adat, adat Panggih. Jadi pengantin itu di

ditemokke (dipertemukan)”.

Saat peneliti menanyakan tentang upacara Tarub, S1

menjelaskan sebagai berikut “Kalau Tarub di sini tidak (melaksanakan).

Hanya pasang tenda sebelum misa syukur itu, karena kami, tak itung-itung

kurang lebih muat 400-an. Jadi pasang tenda hanya sebelum misa syukur.”

Saat peneliti mengonfirmasi persiapan yang berupa Kenduri

sebelum upacara pernikahan, S1 menyampaikan tentang berkat

Kenduri yang disediakan sebagai berikut “Slametan aja saya pesen”.

Kemudian peneliti mengonfirmasi waktu pelaksanaan Kenduri

yaitu dilaksanakan setelah acara Srah-srahan dan tepatnya setelah

maghrib. Peneliti kembali mengonfirmasi kegiatan atau rangkaian

acara pada saat Srah-srahan di kediaman orang tua calon pengantin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

putri dan menyampaikan bahwa S1 tidak turut hadir hanya

mengrimkan rombongan sehingga tidak mengalami secara

langsung.

S1 menyampaikan bahwa sebelum menggelar acara, beliau

mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat untuk mengundang dan

meminta doa restu. Kemudian peneliti menanyakan aktivitas yang

dilaksanakan oleh S1 pada saat sebelum Srah-srahan dan Kenduri.

S1 menjelaskan dan sekaligus menyisipkan keterangan tentang

konsumsi sebagai berikut “acara kemarin itu kan pas liburan, dan semua

keluarga pada kumpul, sudah cuma itu saja! Karena kan untuk makan dan

Kenduri saya pesan katering. Ya minggu siang itu katering sudah datang, kan

untuk persiapan nanti jam 3 itu (acara Srah-srahan) sama persiapan pas

Kenduri kan makan juga. Jadi katering itu kan untuk kira-kira 50-an orang yang

ngantar, terus beda katering, yang Kenduri beda katering, jam 4 datang. Terus

makanan itu nanti dilanjutkan yang keduri sama dengan untuk yang seserahan.

Orang disini itu dekornya itu malam kamis, malam 29 itu (malam sebelum Misa

Syukur). Itu malam kamis itu ada lek-lekan (tirakatan) sampai jam 4 pagi yang

dekor sampai jam setengah 7. Kamis itu toh misa syukur, Rabu sore itu gladi

resik koor. Rabu siang dilalahe (syukurnya) tendanya sudah datang. Eh Selasa

siang datangnya (tenda). jadi mintanya Rabu, tapi datangnya Selasa. Jadi kami

meninggalkan adat pakai janur, sama yang ada pisang atau apa itu (tuwuhan)!

kami meningalkan”.

Peneliti mengonfirmasi ulang upacara yang dilaksanakan

pada saat upacara resepsi, kemudian S1 menjelaskan sebagai

berikut “Temu Panggih, terus ada sawur apa ya namanya?! Itu isinya beras

kuning, sama lintingan beras, itu dari pihak putri. Kan ada Balang-Balangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Daun Sirih, terus Mecah Telur, terus itu ada pakai bokor nasi kuning. Pengantin

kan sudah di panggung, jadi orang tua dari pengantin putri itu menyebar beras

kuning itu. Tapi itu dilaksanakan sebelum undangan. Undangan kan jam 1

siang. Jadi sebelum jam 1. Jam 1 itu bukan mulai acara, itu jam 12 sudah mulai

acara (adat). Jadi ini undangannya di gedung itu saya batasi. Undangan itu

hanya teman manten, dan teman-teman rekan kerja yang belum pensiun, supaya

tidak terlalu berdesak-desakan. Sama tokoh-tokoh sini. Jadi teman-teman dekat,

saya undang kesini untuk misa syukur. Teman dekat saja, saya batasi hanya

400!”

Peneliti mengonfirmasi ulang kegiatan di kediaman calon

pengantin putri, apakah ada kegiatan Midodareni. Kemudian S1

menjelaskan “Di sana ada ibadat. Kemudian dari sini calon pengantin

kakung juga ada yang menemani. Pakai begondel, itu teman SMA dulu. Jadi itu

tidur di sana menemani calon pengantin kakung di sana (kediaman orang tua

calon pengantin putri)”. S1 juga menegaskan kembali gambaran umum

kegiatan sebagai berikut “Jadi yang saya alami kemarin begitu, sini

memang termasuk sederhana. Semua makanan pesan, kecuali pada saat acara

penutup, pas pembubaran panitia sini minta tolong kepada masyarakat.

Panitianya dibentuk ya sebelumnya, jadi sekitar awal November itu kan panitia

inti, cuma keluarga semua. Terus panitia besar itu tidak terlalu banyak. Pertama

kali cuma keluarga yang diundang sekitar 10-an orang terus panitia besar

sekitar 50-an orang. Tapi sebelum rapat panitia besar ini, kami rapat panitia

kecil dulu. Rapat panitia besar ini tanggal 15 November. Kemudian setelah draf

jadi, panitia kecil mencetak buku panduan ini, terus rapat besar sekitar 50-an

(orang). Kalau pas penutup memang kami masak-masak untuk pembubaran

panitia. Yang masak-masak masyarakat sekitar sini. Sekitar sini kan ada yang

jual bakso, itu saya manfaatkan saat latihan koor. Eh bukan, itu saat rapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

panitia besar. Untuk misa syukur disini, Romo dari Sedayu, tapi saya pesannya

sejak sekitar bulan Agustus tahun lalu. Karena itu kan masa-masa Gereja

sedang sibuk karena masa Natal, jadi memang harus jauh-jauh hari”. Tidak

lupa peneliti menanyakan teknis pada saat menjelang upacara Ijab.

S1 menjelaskan sebagai berikut “Jadi Mbak, saya berangkat ke sana

(kediaman orang tua calon pengantin putri) jam setengah 5 pagi dari rumah.

Kemudian di sini keluarga sudah ada yang mengatur”.

Tidak hanya informasi tentang pelaksanaan rangkaian

upacara yang peneliti gali, akan tetapi tentang biaya yang

dihabiskan dalam menggelar upacara ini juga peneliti tanyakan. S1

menjelaskan tentang biaya yang dihabiskan untuk acara Srah-

srahan sebagai berikut “Barang-barang yang dibawa waktu Srah-srahan itu

semua dipersiapkan oleh anak saya. Kemudian amplop itu 35 (juta). Perhiasan

dan kelengkapan semua dari anak saya”.

Kemudian S1 menjelaskan tentang biaya untuk pesan paket

Kenduri yakni 100 paket dengan setiap paket seharga Rp

37.000,00. sedangkan untuk biaya konsumsi pada saat sebelum

Srah-srahan, sebelum Ijab, dan pada saat Misa Syukur, adalah

sebesar Rp 18.913.000,00. berikut penjelasannya “Saya baru ngasih

15 (juta), tapi tak anggar 20 (juta). Sana baru mau bawa 15 (juta) kurangnya 3

(juta) sekian, jadi totalnya 18.913.000”. Peneliti melanjutkan pertanyaan

tentang biaya untuk acara misa syukur “Rias sini satu juta, saat misa

syukur. Tapi yang di sana (saat pernikahan) itu pihak sana”. Penjelasan oleh

S1 kemudian dilanjutkan “Sound 400 (ribu), stipendium 400 (ribu)”. S1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

menjelaskan juga tentang persembahan yang diserahkan pada saat

misa syukur tersebut “Untuk pisungsung (persembahan) dari keluarga 1,5

Juta dari umat itu 800 (ribu). Dekorasi 300 (ribu), tapi kami ucapan trimakasih

tak kasih sekedar beli kaos. Tapi sebenarnya gak wajib. Tak kasih empat orang

400 (ribu)”.

Lama penyewaan tenda dijelaskan pula oleh S1 dan

penjelasan lanjutan tentang keperluan pada saat Misa Syukur

“Tenda sewa sehari tapi karena bongkaran jadi sudah datang duluan. Dua hari

sebelumnya sudah datang. Dekor sama nambah kain 200 (ribu). Tenda sama

kursi 800 (ribu), terus sound sama genset 400 (ribu), loststrum (kelebihan daya)

150 (ribu). Kesekretariatan panitia 130. Transportasi 400 (ribu). Penutupan

panitia 1 juta, memasak sendiri”.

Selain keperluan tersebut, S1 juga mengeluarkan biaya

untuk kelompok paduan suara serta organis yang turut

memeriahkan upacara Sepasaran pengantin dengan dikemas dalam

Misa Syukur secara agama Katolik. Penjelasannya adalah demikian

“Organis sama koor, karena koor dari lingkungan sini jadi hanya mengisi kas

lingkungan 600 (ribu), organis 200 (ribu)”.

Tidak lupa S1 juga menjelaskan dan menegaskan hal-hal

penting lainnya “Terus habis (acara Misa Syukur) itu kami ater-ater (Uleh-

uleh). Untuk Uleh-uleh itu 2 juta 6 ratus. Itu (untuk) panitia inti tak kasih (Uleh-

uleh) itu sama keluarga dekat sama yang membawa mobil, karena tidak mau

diganti (bensin) jadinya kami kasih Uleh-uleh itu”. Penjelasan berlanjut

tentang teknis makan malam yang disajikan pada saat upacara

sepasaran tersebut “Waktu misa syukur kami ada dua macam konsumsi, ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

prasmanan sama dus. Jadi umat umum (undangan) itu pakai dus, yang

prasmanan untuk romo, besan, sama keluarga. Kalau prasmanan semua kurang

tempatnya. Jadi sini hanya untuk besan. Dari besan 50 (orang)”.

S1 juga menjelaskan bahwa saat pernikahan berlangsung,

gereja yang menjadi tempat peresmian sedang merenovasi gedung,

oleh karena itu, pengantin memberikan partisipasinya berupa

sumbangan, dan dijelaskan sebagai berikut “Mantennya juga ngasih

sumbangan untuk pembangunan gereja 1 juta. Tapi itu di luar anggaran ini, itu

dari manten”.

Sebagai masyarakat yang tentu merasa berterima kasih atas

bantuan tetangga sekitar, S1 memberikan sedikit ucapan terima

kasih berupa uang lelah, hal ini S1 sampaikan demikian “Terus untuk

ucapan (terima kasih) buat yang masak itu kami juga ngasih uang lelah sama

bensin itu habis 200 (ribu)”. Biaya yang diperlukan tidak hanya pada

saat pelaksanaan. Akan tetapi, pada saat persiapan S1 juga

mengeluarkan biaya untuk menjamu keluarga yang terlibat dalam

menggelar perayaan tersebut. Penjelasan S1 adalah sebagai berikut

“Rapat keluarga pertama sate, rapat panitia ada bakso (seharga) empat ratus

delapan puluh ribu. Sate itu waktu rapat keluarga habis 530 ribu”. Demikian

penjelasan S1 tentang realisasi pembiayaan pada Tradisi

Pernikahan Yogyakarta yang digelar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

b. Unit-unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta

Menurut S1

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diperoleh unit-unit

data yang diperlukan dalam penelitian ini. Berikut adalah unit-unit

data yang diperoleh:

Tabel 8. Unit-Unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S1


No Unit Data Rangkaian Kegiatan Penjelasan Kegiatan
1 Pra Pernikahan
Januari 2016 - Berkunjung ke kediaman calon - Perlengkapan yang
besan untuk perkenalan orang diperlukan sekedar
tua. oleh-oleh untuk calon
besan.
Agustus 2016 - Mengajukan permohonan
kepada Romo untuk memimpin
upacara Misa Syukur.
Oktober-November - Latihan Koor untuk Misa
2016 Syukur setiap malam minggu.
Awal November - Rapat panitia inti. - Keperluan yang
2016 dipersiapkan adalah
jamuan makan.
- Banyaknya panitia
adalah kurang lebih 10
orang.
15 November 2016 - Rapat panitia besar. - Keperluan yang
dipersiapkan jamuan
makan.
- Banyaknya panitia
adalah kurang lebih 50
orang.
Kurang lebih satu - Mengunjungi tokoh-tokoh
minggu sebelum masyarakat untuk meminta
hari pelaksanaan restu.
25 Desember 2016 - Menerima kedatangan makanan
yang dipesan untuk kegiatan
pelepasan rombongan dan
Kenduri kurang lebih pukul
11.00 WIB.
- Pelepasan rombongan - Pelepasan rombongan
pengantar calon pengantin putra dikemas dalam bentuk
untuk upacara Srah-srahan di ibadat sesuai tata cara
kediaman calon pengantin putri agama Katolik.
sekitar pukul 14.30 WIB. - Perlengkapan yang
dibawa antara lain:
Peningset berupa
perhiasan, busana
pengantin, busana kerja
berupa tas dan sepatu,
alat-alat tidur, ayam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

jago, alat make up,


benda-benda rohani,
makanan, sekedar
amplop, gula teh,
pisang Sanggan.
- Penerimaan rombongan
kembali dari upacara Srah-
srahan sekitar pukul 18.00
WIB.
- Kenduri sekitar pukul 19.00 - Dihadiri oleh
WIB. masyarakat di sekitar
kediaman S1.
- S1 menyiapkan
sebanyak 100 paket
Kenduri untuk
dihaturkan kepada
masyarakat sekitar
kediaman S1.
2 Pernikahan
26 Desmber 2016 - S1 berangkat menuju kediaman
orang tua calon pengantin putri
untuk merias diri pukul 04.30
WIB.
- Persiapan rombongan menuju - Persiapan dilakukan
lokasi Ijab (Gereja Katolik dengan berkumpul di
Klepu). kediaman S1.
- Pelaksanaan upacara Ijab pukul
08.00 WIB.
- Perjalanan menuju lokasi
resepsi pernikahan.
- Persiapan resepsi pernikahan.
- Rangkaian upacara adat - Resepsi pernikahan
Panggih sekitar pukul 12.00 diawali dengan upacara
WIB. adat pernikahan
Yogyakarta.
- Resepsi pernikahan pukul 13.00
sampai sekitar pukul 15.00
WIB.
3 Pasca Pernikahan
27 Desember 2016 - Pemasangan tenda.
28 Desember 2016 - Gladi bersih koor sore hari.
- Pemasangan dekorasi sampai
dengan pukul setengah tujuh
malam.
- Tirakatan malam hari sampai
pukul 04.00 WIB di hari
berikutnya.
29 Desember 2016 - Persiapan konsumsi pada siang
hari.
- Misa Syukur sekitar pukul - Tamu undangan yang
19.00. hadir kurang lebih 400
orang, dimana sekitar
50 orang diantaranya
adalah keluarga besan.
- Jamuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

dihaturkan kepada
tamu undangan
dikemas dalam kotak
makan sehingga dapat
dibawa pulang.
Sedangkan untuk
keluarga, besan dan
pastor pemimpin acara
dihaturkan dalam
bentuk makan bersama.
9 Januari 2017 - Pembubaran panitia. - Pembubaran panitia
dikemas dalam bentuk
makan bersama di
kediaman S1 dan yang
membantu menyiapkan
adalah beberapa ibu-
ibu yang tinggal di
sekitar kediaman S1.
- Pemberian ‘Uleh-uleh’ - Uleh-uleh diberikan
kepada keluarga, dan
panitia. Uleh-uleh yang
diberikan berupa nasi
dan lauk pauknya yang
disiapkan oleh
beberapa ibu-ibu yang
tinggal di sekitar
kediaman S1.

Demikianlah unit data tentang rangkaian upacara-upacara

pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta yang dilaksanakan oleh S1

(orang tua pengantin putra). Selain data tentang rangkaian upacara,

diperoleh pula data tentang pembiayaan dari pelaksanaan upacara-

upacara itu. Oleh kerena itu, berikut adalah data tentang

pembiayaan untuk menggelar Tradisi Pernikahan Yogyakarta

menurut S1:

Tabel 9. Unit Data Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut


S1
No Keterangan Biaya
1 Amplop untuk Srah-srahan Rp 35.000.000
2 Perlengkapan Srah-srahan Rp 2.000.000
3 Kenduri 100 Paket Rp 3.700.000
4 Konsumsi persiapan Srah-srahan, persiapan Rp 18.913.000
pernikahan, misa syukur
5 Rias misa Syukur Rp 1.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

6 Tenda dan kursi dan kelebihan daya Rp 950.000


7 Sound System Rp 400.000
8 Dekorasi altar 300.000 ucapan terima kasih 400.000, Rp 900.000
kain 200.000
9 Organis Rp 200.000
10 Koor Rp 600.000
11 Stipendium (ucapan terimakasih untuk pastor) Rp 400.000
12 Persembahan dari keluarga Rp 1.500.000
13 Persembahan kolektif dari umat (undangan) RP 800.000
14 Uleh-uleh RP 2.600.000
15 Transportasi Rp 400.000
16 Kesekretariatan Rp 130.000
17 Pembubaran panitia Rp 1.000.000
18 Uang lelah untuk juru masak dan bensin Rp 200.000
19 Konsumsi rapat panitia inti RP 530.000
20 Konsumsi rapat panitia besar Rp 480.000

Demikianlah unit-unit data yang diperoleh dari hasil

penelitian terhadap S1 sebagai orang tua pengantin putra yaitu

tentang rangkaian upacara dan pembiayaannya. Data tersebut

kemudian akan divalidasi dengan metode trianggulasi waktu.

c. Validasi Data Tradisi Pernikahan Yogyakarta dari S1

Validasi dilaksanakan pada tanggal 2 April 2017 sekitar

pukul 11.15-11.45 WIB. Berdasarkan hasil validasi, S1

menyampaikan bahwa pada pra pernikahan setelah acara melamar

terdapat kegiatan musyawarah antara S1 dan pihak besan.

Demikian yang disampaikan oleh S1 “Itu sebelum mengajukan

permohonan kepada Romo, itu kompromi antar keluarga bahwa nanti bulan

Desember, penentuan hari itu lho! Tanggal 26 Desember itu, tidak diputuskan

sepihak tetapi dikompromikan. Memang pihak putri mengajukan hari kemudian

minta persetujan sini (S1) lalu diputuskan 26 Desember (2016). Itu di bulan

Februari kalau gak Maret. Tapi sepertinya Maret. Sama rembugan (kompromi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

acaranya. Itu bentuk acara sini (S1) mau bagaimana sana (pihak besan) mau

bagaimana, sini sederhana saja, begitu”.

S1 juga mengonfirmasi bahwa kegiatan gladi bersih koor

untuk Misa Syukur tidak dilaksanakan pada pukul 15.00 akan tetapi

malam hari sekitar pukul 19.00 WIB. Sedangkan kegiatan dekorasi

dan tirakatan berlangsung bersamaan dan lebih malam dari pada

gladi bersih koor atau sekitar pukul 21.00 WIB. Jadi, berdasarkan

hasil validasi diperoleh tabel pelaksanaan pernikahan menurut S1

sebagai berikut:

Tabel 10. Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S1


No Unit Data Rangkaian Kegiatan Penjelasa Kegiatan
1 Pra Pernikahan
- Berkunjung ke kediaman - Perlengkapan yang
calon besan untuk diperlukan sekedar oleh-
perkenalan orang tua pada oleh untuk calon besan.
bulan Januari 2016.
Februari atau Maret - Musyawarah keluarga
2016 menentukan hari pernikahan
dan bentuk acara.
Agustus 2016 - Mengajukan permohonan
kepada Romo untuk
memimpin upacara Misa
Syukur.
Oktober- November - Latihan Koor untuk Misa
2016 Syukur setiap malam
minggu.
Awal November - Rapat panitia inti. - Keperluan yang
2016 dipersiapkan adalah
jamuan makan.
- Banyaknya panitia adalah
kurang lebih 10 orang.
15 November 2016 - Rapat panitia besar. - Jamuan makan
banyaknya panitia adalah
kurang lebih 50 orang.
- Mengunjungi tokoh-tokoh
masyarakat untuk meminta
restu kurang lebih satu
minggu sebelum hari
pelaksanaan.
25 Desember 2016 - Menerima kedatangan
makanan yang dipesan
untuk kegiatan pelepasan
rombongan dan Kenduri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

kurang lebih pukul 11.00


WIB.
- Pelepasan rombongan - Pelepasan rombongan
pengantar calon pengantin dikemas dalam bentuk
putra untuk upacara Srah- ibadat sesuai tata cara
srahan di kediaman calon agama Katolik.
pengantin putri sekitar pukul - Perlengkapan yang dibawa
14.30 WIB. antara lain: Peningset
berupa perhiasan, busana
pengantin, busana kerja
berupa tas dan sepatu, alat-
alat tidur, terus ayam jago,
alat make up, benda-benda
rohani, makanan, sekedar
amplop, gula teh, pisang
Sanggan.
- Penerimaan rombongan
kembali dari upacara Srah-
srahan sekitar pukul 18.00
WIB.
- Kenduri sekitar pukul 19.00 - Dihadiri oleh masyarakat
WIB. di sekitar kediaman S1.
S1 menyiapkan sebanyak
100 paket Kenduri untuk
diaturkan kepada
masyarakat sekitar
kediaman S1.
2 Pernikahan (26 - S1 berangkat menuju
Desember 2016) kediaman orang tua calon
pengantin putri untuk merias
diri pukul 04.30 WIB.
- Persiapan rombongan - Persiapan dilakukan
menuju lokasi Ijab (Gereja dengan berkumpul di
Katolik Klepu). kediaman S1.
- Pelaksanaan upacara Ijab
pukul 08.00 sampai kurang
lebih pukul 09.30 WIB.
- Perjalanan menuju lokasi
resepsi pernikahan.
- Persiapan resepsi
pernikahan.
- Rangkaian upacara adat - Resepsi pernikahan
Panggih sekitar pukul 12.30 diawali dengan upacara
WIB. adat pernikahan
Yogyakarta.
- Resepsi pernikahan pukul
13.00 sampai sekitar pukul
15.00 WIB.
3 Pasca Pernikahan - Pemasangan tenda 27
Desember 2016.
28 Desember 2016 - Gladi bersih koor sekitar
pukul 19.00 WIB.
- Pemasangan dekorasi
sekaligus tirakatan sekitar
pukul 21.00 WIB sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

pagi.
- Tirakatan sekitar pukul
21.00 sampai hari
berikutnya sekitar pukul
04.00 WIB.
29 Desember 2016 - Persiapan konsumsi siang
hari.
- Misa Syukur sekitar pukul - Tamu undangan yang hadir
19.00 WIB. kurang lebih 400 orang, di
mana sekitar 50 orang
diantaranya adalah
keluarga besan.
- Jamuan yang dihaturkan
kepada tamu undangan
dikemas dalam kotak
makan sehingga dapat
dibawa pulang. Sedangkan
untuk keluarga, besan dan
pastor pemimpin acara
dihaturkan dalam bentuk
makan bersama.
9 Januari 2017 - Pembubaran panitia . - Pembubaran panitia
dikemas dalam bentuk
makan bersama di
kediaman S1 dan yang
membantu menyiapkan
adalah beberapa ibu-ibu
yang tinggal di sekitar
kediaman S1.
- Pemberian ‘Uleh-uleh’ - Uleh-uleh diberikan
kepada keluarga, dan
panitia. Uleh-uleh yang
diberikan berupa nasi dan
lauk pauknya yang
disiapkan oleh beberapa
ibu-ibu yang tinggal di
sekitar kediaman S1.

Selain pada rangkaian kegiatan, S1 juga memberikan revisi

pada pembiayaan. Pada poin biaya untuk perlengkapan Srah-srahan

dana yang dihabiskan tidak Rp 2.000.000 akan tetapi S1 tidak

mengetahui secara pasti sebab hal itu dipersiapkan oleh sang anak.

Jadi meminta untuk tidak perlu mencantumkan data tersebut,

karena perkiraan yang S1 sampaikan saat pengambilan data tidak

setimbang dengan perlengkapan yang ada.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Tabel 11. Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S1


No Keterangan Biaya
1 Amplop untuk Srah-srahan Rp 35.000.000
2 Kenduri 100 Paket Rp 3.700.000
3 Konsumsi persiapan Srah-srahan, persiapan Rp 18.913.000
pernikahan, Misa Syukur
4 Rias Misa Syukur Rp 1.000.000
5 Tenda dan kursi Rp 950.000
6 Sound System Rp 400.000
7 Dekorasi altar 300.000 dekorasi ruangan 400.000, kain Rp 900.000
200.000
8 Organis Rp 200.000
9 Koor Rp 600.000
10 Stipendium Rp 400.000
11 Persembahan dari keluarga Rp 1.500.000
12 Pesembahan dari umat RP 800.000
13 Uleh-uleh RP 2.600.000
14 Transportasi Rp 400.000
15 Kesekretariatan Rp 130.000
16 Pembubaran panitia Rp 1.000.000
17 Uang lelah untuk juru masak Rp 200.000
18 Konsumsi rapat panitia inti RP 530.000
19 Konsumsi rapat panitia besar Rp 480.000

Demikianlah hasil-hasil yang diperoleh dari proses validasi

yang dilakukan. Data yang telah valid tersebut nantinya akan

digunakan sebagai informasi upacara-upcara pada Tradisi

Pernikahan Yogyakarta yang masih dilaksanakan oleh subjek

pelaksana.

3. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S2 (Orang Tua Pengantin

Putra)

a. Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S2

S2 memulai rangkaian pernikahan dengan upacara melamar,

berikut adalah pernyataan yang disampaikan oleh S2 “Untuk memulai

kehidupan pernikahan anak saya, saya sebagai orang tua ya melamar”. Ketika

peneliti bertanya tentang upacara Nontoni, S2 menyatakan bahwa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

tidak menggunakan atau melaksanakan langkah itu. Kemudian, S2

melanjutkan penjelasan “Saya melamar, saya bersama saudara yang tua

atau kakak saya. Artinya kalau tradisi Jawa itu, biasanya kalau lamar-melamar

itu, ketika masih ada orang tua atau orang yang lebih tua itu kan biasanya sok

diajak sebagai wakil. Begitu pula dari pihak calon besan itu juga diterima

saudara tertua sana”. S2 juga menyampaikan bahwa pelaksanaan

melamar ini dilaksanakan sekitar 6 bulan sebelum peresmian.

Rangkaian kegiatan berikutnya adalah musyawarah kedua

keluarga untuk menentukan hari pernikahan, dan disampaikan

demikian “Berikutnya saya tidak mengajak kakak saya atau orang tua lagi,

artinya hanya antara kedua keluarga saja, keluarga saya dan besan saya,

bermusyawarah menentukan harinya. Disarankan oleh kakak saya, karena kakak

saya ini orang Jawa tulen, sehingga dari kedua keluarga ini, saya bersama

besan saya, bermusyawarah akhirnya kita minta hari kelahiran dari kedua calon

mempelai. Setelah saya mendapatkan hari kelahiran calon menantu saya, saya

juga datang ke kakak saya, saya sampaikan karena kakak saya ini orang tua dan

orang Jawa kemudian (meng)itung-itung menggunakan perhitungan Jawa. Lalu

dari pihak besan itu memberi ancer-ancer (rambu-rambu), kalau bisa hari H-

nya itu hari Sabtu. Kemudian dihitung sama kakak saya, ketemunya Sabtu

Kliwon”.

S2 menyampaikan juga bahwa untuk melangsungkan acara

pernikahan ini, beliau mendapat pesan dari kakak tertua tentang

pelaksanaan tunangan dan pemberian firman sebelum pernikahan.

Berikut keterangan lengkap yang S2 sampaikan “Pesan kakak saya,

ada dua hal yang bisa ditempuh, yang pertama apakah dengan cara Nekseke.

Acara Nekseke itu kepada para tentangga. Kemudian setelah satu bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

kemudian dari pembicaraan itu, dari keluarga calon besan itu, sebaiknya ini

biar nanti tetangga tidak ada kecurigaan, itu disekseke. Artinya diperkenalkan

kepada masyarakat sekitar bahwa anak perempuan itu sudah dilamar oleh

keluarga saya. Kalau Nekseke itu kan sebenarnya semi resmi, artinya hanya

untuk mendapat pengakuan dari masyarakat itu, bahwa ketika anak saya itu

sering datang ke situ (kediaman calon pengantin putri) biar tidak ada

kecurigaan. Nekseke itu juga pas malam Sabtu juga”.

Penjelasan tentang acara Nekseke atau tunangan

diperlengkap dengan keterangan S2 tentang persyaratan yang

diperlukan “Ya kalau orang Jawa itu ya menyiapkan uang pesen, itu saran

dari kakak saya, dan itu menjadi otoritas kepada calon besan apakah mau

digunakan atau tidak. Jadi syarat waktu Nekseke itu diberikan cincin dan uang

Paseksen. Diharapkan orang yang datang itu menyaksikan untuk mengukuhkan

bahwa ini adalah calon menantunya. Saya dan keluarga saya ke sana

bersamaan wakil dari keluarga”.

Selain acara tunangan atau S2 menyebutnya dengan istilah

Nekseke dilangsungkan juga acara pemberian firman dan nasehat

menurut agama dan dikemas dalam upacara keagamaan yang

disebut dengan Biston. S2 menjelaskan prosesnya sebagai berikut

“Saya melalui pemuka agama, melalui pendeta saya, saya katakan anak saya

mau menikah tolong Pak Pendeta itu diberkati, diberikanlah firman untuk

memberikan bekal, baik untuk kedua calon mempelai maupun orang tuanya.

Isitlahnya Kristen Jawa itu diadakan Biston, kumpulan doa untuk disahkan

kepada masyarakat, didengarkan oleh masyarakat. Itu kan ngaturi masyarakat

paling tidak satu RT”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Sama halnya dengan Tradisi pernikahan Yogyakarta secara

baku, S2 juga mengadakan upacara Srah-srahan atau upacara

penyerahan pengantin putra kepada pihak keluarga orang tua

pengantin putri untuk dinikahkan. Penyerahan calon pengantin

putra ini, tidak diserahkan oleh orang tua secara langsung akan

tetapi dengan perantara wakil keluarga atau wakil orang tua.

Keterangan S2 tentang acara ini adalah sebagai berikut “Saya kan

punya juru bicara atau kalau dalam Jawa istilahnya warang. Warang itu wakil

dari keluarga untuk menyerakan calon mempelai putra dan uba rampe atau

persyaratan menurut tradisi, untuk diserahkan kepada calon mempelai putri”.

Pelaksanaan Srah-srahan tersebut sebagai awal perhelatan

pernikahan oleh S2 dan besan. Acara ini dilaksanakan setelah 6

bulan dari upacara Nekseke atau setelah calon pengantin putra

sudah selesai menjalankan komitmen yang disyaratkan oleh tempat

kerjanya, yakni tidak diperkenankan menikah dalam kurun waktu

satu tahun pertama. Penjelasan tentang hal ini disampaikan sebagai

berikut “Setelah enam bulan kemudian, diadakan musyawarah lagi bahwa

dihitung-hitung anak saya sudah cukup satu tahun dan sudah diperbolehkan

menikah. Dari musyawarah ini, ditentukan tanggal pernikahannya Sabtu

Kliwon, 4 Februari 2017”.

Pada acara Srah-srahan S2 membawa beberapa barang

untuk diserahkan kepada calon pengantin putri dan orang tuanya.

Acara Srah-srahan dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2017, atau

satu hari sebelum upacara Ijab. Demikian ini adalah penjelasan S2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

“Lalu yang saya siapkan itu uba rampe Lamaran, ada pisang sanggan, bersama

uang, pakaian calon mempelai putri. Pakaian itu komplit. Lalu yang paling

penting itu ada kain sidomukti dan sidorahayu. Lalu ada bombongan.

Bombongan itu ayam jago. Lalu beras, beras itu komplit, ada beras biasa sama

beras ketan. Lalu ada gula teh, itu komplit ada gula Jawa, gula pasir, gula batu.

Sama makanan oleh-oleh, ada jadah, lemper, ada kue. Kalau perhiasan sudah

kita serahkan ketika Nekseke. Semua itu kita serahkan pada saat malam

Midodareni, atau malam Sabtu-nya”.

S2 menjelaskan juga tentang pelaksanaan pernikahan

beserta yang perlu dipersiapakan pada saat pernikahan tersebut.

“Kemudian Sabtu paginya pemberkatan di gereja. Yang penting dibawa saat

pemberkatan itu ya hanya cincin. Pemberkatannya sekitar 2 jam, kemudian

resepsi”.

Selain persiapan secara tradisi, pernikahan yang

dilaksanakan dipersiapkan juga secara iman, yaitu berdasaran

agama Kristen Jawa. Persiapan tersebut dijelaskan demikian

“Namun sebelumnya kan secara iman, secara religi juga ada persiapan. Dalam

persiapan iman, anak saya melalui istilahnya katekisasi atau belajar. Belajar

calon mempelai yang dilayani oleh majelis gereja. Majelis gereja yang melayani

itu ya Pak Pendeta, selama tiga bulan. Katekisasi pra nikah itu setelah acara

Nekseke yang dilayangkan oleh majelis gereja”.

S2 menjelaskan pula tentang proses katekisasi tersebut,

bahwa kedua keluarga dipertemukan dan diteliti oleh majelis gereja

tentang kesungguhan rencana pernikahan. Berikut penjelasannya

“Pada prosesi katekisasi pra nikah ini, oleh majelis juga diteliti. Dari kedua

keluarga ini dikunjungi oleh majelis ditanya apakah betul ini anak bapak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

namanya ini, apakah benar-benar sudah bermusyawarah untuk melakukan

besanan. Kedua keluarga ini dikunjungi, istilahnya Petuen”.

Kegiatan Petuen dilaksanakan setelah kegiatan katekisasi

oleh kedua calon pengantin. S2 menjelaskanya sebagai berikut

“Setelah itu (katekisasi pra-nikah) pada sebelum pernikahan itu dilaksanakan,

sebelum kami Srah-srahan itu, kedua keluarga dipertemukan juga. Pak majelis

ya nanting apakah bener ini akan jadi besanan? Karena mereka mengharapkan

kita menikahkan anak itu untuk selamanya. Dipertemukan ditanya, ya sampaikan

dengan firman Tuhan dijelaskan, ya sebagai pembekalan untuk melakukan

besanan dan sebagainya”.

Peneliti juga menanyakan tamu undangan yang diundang

dan beliau menyampaikan bahwa tidak mengundang teman-teman

atau kenalan, hanya meminta dukungan kepada keluarga dekat saja,

penjelasan lengkap oleh S2 adalah sebagai berikut “Saya tidak

mengundang, sama sekali. Saya hanya keluarga saya sendiri. Di kantor saya

pun tidak mengundang. Saya juga ngomong dengan calon besan saya, Pak Bu,

nanti yang mantu itu Bapak dan Ibu, keluarga saya tidak”. S2 tidak

melangsungkan pesta pernikah dengan penjelasan sebagai berikut

“Alasannya begini Mbak! Besan saya itu kan dekat dengan rumah saya,

pertimbangan saya itu kalau besan saya mantu saya mantu, itu kasian tetangga

dan kasihan warga jemaat gereja saya. Kalau besan saya jauh ya mungkin saya

akan mantu. Saudara pun (yang diundang) hanya saudara kandung saya saja.

Begitu pula dengan keluarga istri hanya saudara kandung saja. Dari keluarga

saya ada 7 keluarga, dari istri saya hanya 5 keluarga”.

Kegiatan pemasangan tenda memang dilakukan oleh S2

akan tetapi hal itu dilaksanakan untuk melangsungkan upacara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Biston. Upacara Biston adalah upacara keagamaan Kristen Jawa

yang dilangsungkan dengan tujuan untuk memohon berkat

kelancaran dan keselamatan dalam upacara pernikahan yang akan

dilaksanakan. Keterangan S2 sebagai berikut “Saya pasang tenda juga

waktu Biston. Jadi Biston ini, seminggu sebelum pernikahan Biston di tempat

saya”.

Selain upacara Biston untuk memohon kelancaran dan

keselamatan yang dikemas dalam upacara keagamaan, S2 juga

melangsungkan Kenduri. Kenduri ini memiliki tujuan yang hampir

sama dengan Biston, hanya saja kegiatan ini merupakan bentuk

tradisi. Kegiatan Kenduri yang dilaskanakan oleh S2 dijelaskan

sebagai berikut “Lalu istilahnya kita kan sok (melangsungkan) Kenduri gitu

ya, Kenduri itu saya pesan dari katering sekitar 100 gitu, lalu saya minta tolong

majelis untuk mendoakan. Sudah! Tetangga tidak saya aturi (diundang) tapi

dianter. Dari katering itu kan sudah ada tulisan intinya mohon doa restu atas

pernikahan ini. Kendurinya bersaman Biston, jadi jam 3 itu sudah kita bagi-

bagikan malamnya nanti Biston”.

Menyebutkan tentang paket Kenduri yang dipesan, S2 juga

menyampaikan hidangan yang dipesan untuk kegiatan Biston.

Persiapan untuk melangsungkan Biston, tidak hanya tentang

hidangan, akan tetapi juga tentang Sound system dan tenda.

Penjelasan tersebut disampaikan demikian “Kendurinya 100 paket

setiap paket 35 ribu, lalu untuk persiapan Biston saya pesan untuk sekitar 150

orang, setiap orang saya anggarkan 30 ribu. Pesan ketering itu seminggu

sebelumnya termasuk persiapan tenda, sound system”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Peneliti menanyakan juga tentang kegiatan persiapan yang

dilaksanakan pada saat sebelum upacara Srah-srahan. S2

menjelaskannya sebagai berikut “Kalau pas malemnya Midodareni ketika

kami akan menyerahkan anak saya kesana (kediaman besan) itu ya sekitar 30

lah Mbak. Kalau saya persiapan itu, karena saya ketika mau berangkat

mengantarkan anak saya itu kan saya ngaturi tokoh-tokoh, orang tua sekitar

sini, Pak RT, Pak RW. Sebelum berangkat ada dhahar (makan) juga, itu saya

persiapan untuk 50 orang setiap orang 30 ribu anggarannya”. Peneliti

menegaskan kembali bahwa sebelum malam Midodareni di

kediaman S2 ada acara, berikut adalah penjelasan S2 “Ya hanya

pertemuan keluarga saja, keluarga kan memberi tahu kepada tentangga yang

saya anggap sebagai tokoh. Kemudian berkumpul dulu disini. Kemudian

mengantar kesana. Setelah acara selesai keluarga pada berkumpul lagi kesini,

kalau tokoh setelah mengantar ya pada kondur (pulang-Jawa)”.

S2 menjelaskan pula bahwa untuk menggelar acara ini,

beliau menyiapkan dana sebesar 20 juta, kemudian mendapat

bantuan dari keluarga dan beberapa teman, sehingga dana total

yang disiapkan sekitar 25 juta. Berikut adalah penjelasan lengkap

yang S2 sampaikan “Waktu itu saya menyiapkan antara 20-25 Juta. secara

operasional ngaturi kepada saudara-saudara saya istilahnya nonjok ya Mbak.

Di samping itu memang ada ya yang dari teman-teman istri saya, karena istri

saya itu ngajarnya di sini akhinrya kan dengar juga, ada yang datang pada

waktu Biston di tempat saya, ada yang datang waktu resepsi”.

Sebagai ucapan terima kasih kepada keluarga atau teman

yang turut mendukung, S2 mencatat nama-nama yang hadir dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

kemudian akan menindaklanjutinya dengan memberikan Uleh-uleh.

Uleh-uleh diberikan setelah kegiatan resepsi selesai. S2

menjelaskan hal ini sebagai berikut “Lalu istri saya tak suru nyatet nama-

nama yang datang. Kemudian setelah itu, ngasih Uleh-uleh, terutama keluarga.

(Kerabat) yang diberikan Uleh-uleh ini 60 Mbak. Saya pesan juga, setiap dus 50

ribu. Uleh-uleh ini paling lama satu minggu setelah acara pernikahan”. S2

menambah penjelasan tentang Uleh-uleh sebagai berikut “setelah

selesai resepsi, kemudian baru pesan Uleh-uleh, meskipun yang saudara lebih

dahulu”. Ketika peneliti menanyakan persiapan yang menghabiskan

biaya terbesar s2 menerangkan demikian “Paling banyak pengeluaran

untuk Kenduri sama Uleh-uleh”.

Penjelasan berkaitan dengan pengeluaran dilanjutkan

tentang biaya sewa tenda dan kursi. Berikut keterangan yang

disampaikan “Tenda, kursi 100, sama sound system itu habis 800 ribu. Itu

bisa segitu karena kursinya saya minta ada yang ditinggal sekitar 30 kursi. Jadi

30 kursi ini, saya sewa selama satu minggu”. Kursi yang ditinggal ini,

digunakan untuk acara Srah-srahan, yang dilaksanakan setelah satu

minggu dari upacara Biston.

S2 menjelaskan pula tentang biaya yang diperlukan untuk

keperluan pengantar Srah-srahan “Istilahnya kalau memasrahkan ada

sanggan, ada uang itu, kalau basa Jawa istilahnya sebagai pitumbasan. Kalau

saya untuk semua itu sekitar 5 sampai 10 (juta)”.

Demikian penjelasan S2 pada saat wawancara tentang

Tradisi Pernikahan Yogyakarta yang dilaksanakannya. Berdasarkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

hasil penelitian ini, diperoleh informasi-informasi yang diperlukan.

Data yang berupa informasi tersebut akan dirangkum dalam poin

berikutnya.

b. Unit-unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta

Menurut S2

Berdasarkan hasil wawancara terhadap S2 yang telah

ditampilkan pada poin sebelumnya diperoleh unit-unit data sebagai

berikut:

Tabel 12. Unit-Unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S2


No Unit Data Rangkaian Kegiatan Penjelasan Kegiatan
1 Pra Pernikahan
Kurang lebih 6 - Berkunjung ke kediaman - S2 menyampaikan maksud
bulan sebelum calon besan bersama kakak dan tujuan utuk melamar
peresmian tertua untuk melamar dengan diwakili oleh
kakak tertuanya.
- Musyawarah menentukan - Berdasarkan hasil
hari peresmian musyawarah, besan
meminta agar pernikahan
dilaksanakan pada hari
Sabtu.
- Berkunjung ke kediaman - Perhitungan hari
kakak tertua untuk pernikahan dengan
menanyakan hari yang memperhatikan tanggal
cocok untuk menggelar lahir dari kedua calon
penikahan, menggunakan pengantin.
perhitungan Jawa
Juli 2016 - Nekseke atau tunangan - Tunangan dilaksanakan di
kediaman calon besan
27 Januari 2017 - Kenduri pukul 15.00 - Kenduri dikemas dalam
rupa pemberian berkat oleh
pendeta. Kemudian oleh-
oleh Kenduri yang berupa
nasi dan lauk-pauk
dihaturkan kepada
tentangga di sekitar
kediaman S2.
- Oleh-oleh Kenduri S2
siapkan dengan
memesannya di katering.
- Biston malam hari - Jamuan yang dihaturkan
dikemas dalam tata cara
prasmanan. Jamuan ini
dipesan dari katering.
3 Februari 2017 - Persiapan mengantar calon - Perlengkapan yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

pengantin putra ke diserahkan kepada calon


kediaman orang tua calon besan antar lain: pisang
pengantin putri Sanggan, uang, pakaian
calon mempelai putri kain
Sidomukti dan Sidorahayu,
bombongan (ayam jago),
beras biasa, beras ketan,
teh, gula Jawa, gula pasir,
gula batu, jadah, lemper,
kue, oleh-oleh.
- Sebelum berangkat
rombongan pengantar
berkumpul terlebih dahulu
di kediaman S2 dan
kemudian dipandu oleh
pembawa acara.
- Mengantar calon pengantin
putra ke kediaman orang tua
calon pengantin putri
2 Pernikahan
4 Februari 2017 - Ijab
- Resepsi Pernikahan - S2 menghadiri upacara
resepsi pernikahan yang
diadakan oleh besan.
3 Pasca Pernikahan - Uleh-uleh - Uleh-uleh diberikan
kepada kerabat, dan
keluarga. Uleh-uleh yang
diberikan berupa nasi
beserta dengan lauk-
pauknya

Selain data tentang rangkaian kegiatan, diperoleh pula data

tentang perlengkapan yang dibawa atau diserahkan pada saat

Nekseke atau tungangan yakni cicin dan uang Paseksen. Kemudian

pada saat Srah-srahan, diberikan pula beberapa barang kepada

orang tua calon pengantin putri. Kelengkapan tersebut antara lain :

pisang Sanggan, uang, pakain calon mempelai putri kain Sidomukti

dan Sidorahayu, bombongan (ayam jago), beras biasa, beras ketan,

teh, gula Jawa, gula pasir, gula batu, jadah, lemper, kue, oleh-oleh.

Data lain yang diperoleh adalah tentang pembiayaan.

Berikut adalah informasi yang didapat:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Tabel 13. Unit Data Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S2
No Keterangan Biaya
1 Dana yang dipersiapkan Rp ± 25.000.000
2 Kenduri 100 paket @Rp 35.000 Rp 3.500.000
3 Katering saat Biston 150 paket Rp 4.500.000
4 Katering sebelum Srah-srahan 50 Paket Rp 1.500.000
5 Susukan Tukon (Srah-srahan)dan uang Paseksen Rp 5.000.000-10.000.000
6 Tenda, Sound system, Kursi 100 Rp 800.000
7 Uleh-uleh 50 dus Rp 2.500.000

Demikianlah unit-unit data yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan S2. Data-data itu kemudian divalidasi dengan

metode trianggulasi waktu.

c. Validasi Data Tradisi Pernikahan Yogyakarta dari S2

Berikut adalah hasil validasi yang dilaksanakan dengan

wawancara ulang kepada S2. Berdasarkan hasil wawancara

validasi, diketahui bahwa hal-hal yang disampaikan sebelumnya

telah benar dan sesuai, hanya saja Uleh-uleh yang diberikan

bukanlah 50 akan tetapi 60 paket. Sedangkan dana untuk Srah-

srahan dan uang Paseksen adalah 10.000.000. Sementara itu, untuk

rangkaian acara yang disusun sudah sesuai. Berdasarkan hasil

validasi tersebut, diperoleh data sebagai berikut

Tabel 14. Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S2


No Keterangan Biaya
1 Dana yang dipersiapkan Rp ± 25.000.000
2 Kenduri 100 paket @Rp 35.000 Rp 3.500.000
3 Katering saat Biston 150 paket Rp 4.500.000
4 Katering sebelum Srah-srahan 50 Paket Rp 1.500.000
5 Susukan tukon (Srah-srahan) dan uang Paseksen Rp 10.000.000
6 Tenda, Sound system, Kursi 100 Rp 800.000
7 Uleh-uleh 60 dus Rp 3.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Dengan demikian data tentang rangkaian upacara Tradisi

Pernikahan Yogyakarta menurut S2 sudah valid dan tidak

ditampilkan ulang pada poin validasi data ini.

4. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S3 (Orang Tua Pengantin

Putri)

a. Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S3

Pernikahan yang dilaksanakan oleh S3 diawali dengan

kunjungan dari keluarga calon besan untuk melamar. Pada

Lamaran ini, ada pemberian ikatan atau disebut dengan Peningset.

Penjelasan S3 tentang hal ini adalah sebagai berikut “Dulunya ada

Peningset, Peningset itu dikasih tali namanya, Peningset ini kira-kira setengah

tahun sebelum pelaksanaan, bulan Mei kok itu, kalau tidak salah”. S3

menjelaskan pula, tentang proses yang mengawali adanya pesta

pernikahan tersebut, yaitu sang anak pada mulanya telah menjalin

hubungan dan kemudian memutuskan untuk melanjutkan ke

jenjang pernikahan. Berkaitan dengan hal ini, S3 menerangkan

sebagai berikut “Proses perkenalan anak itu sendiri, anaknya sudah kenal

sekitar lima empat tahun, kemudian mereka sepakat untuk mau melanjutkan ke

jenjang pernikahan”. Setelah terdapat kesepakatan dari anak untuk

melanjutkan ke jenjang pernikahan, orang tua calon besan datang

berkunjung ke kediaman S3 untuk menanyakan kesediaan sang

anak, serta untuk memperkenalkan diri. Kunjungan calon besan

untuk keperluan ini, kurang lebih 10 bulanan sebelum peresmian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

S3 menjelaskannya demikian “Jadi menanyakan itu, kurang lebih sekitar

bulan April. Itu sudah ke sini untuk menanyakan kepastian anak-anaknya”.

Setelah kegiatan menanyakan tersebut, keluarga besan

datang lagi untuk melamar. S3 kemudian menjelaskan tentang

proses selanjutnya yang terjadi “Kemudian kurang lebih selang satu bulan

ke sini lagi untuk melamar. Itu pembicaraan orang tua sudah clear. Kemudian

sampai anak-anak menyiapkan kursusnya, itu sekitar bulan September atau

Oktober-an. Setelah kursusnya itu, anak-anak sudah siap, sampai pada mereka

laporan ke pihak gereja, sehingga November sudah diworo-woro (di Gereja).

Yang menentukan hari itu, calon mantennya sendiri setelah ada kesepakatan

dengan orang tua. Kesepakatan bulan Desember ini, pada saat Lamaran itu.

Jadi pada saat Lamaran itu disepakati setelah Natal sebelum Tahun Baru”.

Demikian penjelasn S3, tentang acara-acara pra pernikahan

berdasarkan urutan waktunya.

Upacara hajatan pernikahan, diawali dengan Tarub,

pelaksanan Tarub ini dijelaskan sebagai berikut “Tarub (dilaksanakan)

H-2. Pelaksanaannya (Ijab) kan 29 (Desember 2016), Tarubnya 27 (Desember

2016)”. Penjelasan tentang Tarub dilanjutkan demikian “Tarub itu,

intinya masang janur kuning, yang memasang masyarakat. Jadi sebelumnya ktia

keliling, kami datang (ke kediaman para tentangga) pada intinya, yang pertama

mohon doa restu kepada mereka, yang kedua memohon pada saat Tarub untuk

datang kesini. Ngaturi tetangga ini sekitar satu mingguan sebelum”.

S3 membentuk panitia kecil untuk membantunya dalam

melangsungkan hajatan tersebut. Panitia ini membantu S3 pada saat

acara Kondangan, dan resepsi pernikahan. Panitia yang dimaksud


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

oleh S3 ini, biasa disebut dengan Sinoman. Penjelasan S3 tentang

hal ini adalah sebagai berikut “Kepanitiaan kecil, karang taruna.

Panitianya dibentuk sekitar 2 minggu sebelum, malam tanggal 15 Desember

2016 itu dibentuknya. Itu karena kita acaranya sederhana, kepanitiannya juga

panitia kecil, artinya sederhana juga gitu lho!” Kemudian S3

menyampaikan bahwa untuk dekorasi pelaminan, dan pembawa

acara diserahkan kepada pihak profesional. “Kalau untuk dekor dan

seterusnya kami serahkan kepada profesional. Termasuk MC”.

Pernikahan tentu tidak lepas dengan rias pengantin. Oleh

karena itu, peneliti menanyakan hal tersebut kepada S3, dan berikut

adalah penjelasan yang disampaikan “Rias pengantinnya dari yang laki,

karena orang tuanya perias. Waktu Peningsetan itu, (pada) pembicaraan itu

sana (pihak besan) menyampaikan kalau nanti untuk peralatan pakain rias dan

seterusnya sudah dibawakan dari sana”. Pada Peningsetan atau Lamaran

tersebut, selain sudah membahas tentang teknis perias pengantin,

juga dibahas tentang bulan pernikahan seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya. Di dalam acara ini, belum ditentukan tanggal

pernikahan, dan disepakati melalui komunikasi via telepon.

Selain rias wajah tentu jamuan untuk para tamu yang hadir

juga menjadi penting untuk dipersiapkan. Untuk menyiapkan

jamuan berupa makan, S3 menjelaskan sebagai berikut “Kalau untuk

katering kita menggunakan profesional. Pesannya enggak lama cuma satu

mingguan itu!” Pada saat menjelaskan hal ini, S3 menegaskan bahwa

setelah acara Lamaran kedua belah pihak tidak bertemu kembali


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

dan pertemuan selanjutnya sudah termasuk dalam rangkaian acara

hajatan, “Artinya dari Peningset itu, tidak ada pembicaraan karena

komunikasi lancar, kemudian langsung pada seserahan pada malam acara”.

Rangkaian selanjutnya setelah Lamaran adalah Srah-srahan.

Upacara Srah-srahan ini, dilaksanakan sehari sebelum Ijab.

Upacara ini dijelaskan oleh S3 di sela-sela penjelasan tentang

penentuan hari pernikahan. Keterangan yang disampaikan tersebut

adalah demikian “Seserahannya langsung tanggal 28 malam pukul semnilan

belas (19.00 WIB). Kita praktis juga tidak terlalu banyak wira-wiri. Komunikasi

lancar kok”. Penentuan tanggal pernikahan oleh S3 memperhatikan

hari nas, hal ini berarti S3 masih memperhatikan aturan dalam

tradisi Jawa. S3 meyampaikannya demikian “Saya memang

menghindari hari nas”.

Peneliti memperjelas rangkaian upacara yang dilasanakan

S3 mulai dari Tarub, kemudian S3 menjelaskannya “Pasang Tarub

selesai kemudian jam 13 Kenduri, malamnya sembayangan. Seserahannya

tanggal 28, Ijabnya tanggal 29 (Desember 2016) jam 8 di gereja pojok. Setelah

Ijab, syukuran di sini, pokoknya salaman kemudian makan”.

Tidak lupa peneliti menanyakan tentang prosesi yang

dilaksanakan pada saat syukuran atau resepsi, S3 menjelaskannya

sebagai berikut “Jadi di situ (di pintu gerbang Tarub) diacarani sama MC,

langsung pakai dua Kembar Mayang. Sudah itu saja! Jadi dari gereja pulang

dia ganti pakaian terus dijemput orang tua pakai Kembar Mayang itu, di depan

Tarub. Setelah itu langsung berdiri disini (pelaminan) posisi salaman.” S3

menambahkan penjelasannya sebagai berikut “Jadi setelah Kembar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Mayang tadi, masuk, kemudian saya ada satu sambutan, semacam laporan

bahwa yang bersangkutan sudah menerima sakramen pernikahan di gereja, jadi

telah sah secara hukum gereja, agama, dan pemerintah”. Peneliti kemudian

menanyakan adakah kriteria khusus bagi yang memegang Kembar

Mayang tersebut. S3 menerangkanya sebagai berikut “Yang bawa

Kembar Mayang mbah-mbah sini, yang bawa Kembar Mayang itu, harus sudah

pernah menikahkan anaknya”.

Di dalam rangakaian hajatan yang dilaksanakan oleh S3,

terdapat acara Kondangan. Kondangan ini merupakan acara di

mana tetangga, kerabat, dan kenalan berdatangan untuk

memberikan restu serta ucapan selamat kepada S3 dan sang anak,

kegiatan Kondangan ini, berlangsung setelah diadakan Kenduri.

Berikut adalah keterangan S3 “Setelah Tarub, kemudian Kenduri sekitar

jam 1 (siang) kemudian setelah itu, tetangga berdatangan. Tamunya saya tidak

mengundang. Cuma anaknya itu hanya mengundang temennya tok di sekolah”.

Keterangan ini diperjelas oleh S3 sebagai berikut “Jadi begini Mbak,,

kita kemasyarakatan, ya itu tadi, kita tidak mengundang tetapi mereka sukarela.

Dalam kehidupan bermasyarakat itu saling ya Mbak ya!”

Kemudian, peneliti kembali menanyakan kepada S3 tentang

prosesi pada saat Srah-srahan yang dilaksanakan pada tanggal 28

Desember 2016, atau satu hari sebelum Ijab. Keterangan S3 adalah

sebagai berikut “Yang laki datang kemudian kita terima di depan itu (lokasi

yang digunakan pada saat sra-srahan) pakai tenda, mereka membawa berbagai

macam barang, cincin, uang, gelang, kalung, pakaian pengantin, alat make up,

logistik, jago sama ayam betina. Logistik itu, kelapa, beras, gula, buat selamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

semua, gula Jawa, gula pasir, perlengkapan dapur itu semua, brambang,

lombok, dan sebagainya, garam pun bawa! Setelah itu, baru diacarani. Kita

selamat datang. Itu dari kami! Sana menyampaikan maksud dan tujuan, baru

kita terima! Tanggapan dari kami. Setelah itu baru diakhiri makan bersama”.

Mendengar penjelasan S3 ini, peneliti menanyakan tentang

teknis pengadaan tenda. S3 menyampaikan bahwa tenda tersebut

diserahkan kepada pihak profesional, atau dengan kata lain S3

menyewa tenda dan kursinya kepada pihak penyewaan tenda.

Selain tenda, S3 juga menyerahkan dekorasi pelaminan kepada

pihak profesional, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Berikut penjelasan tambahan dari S3 “Tenda dan geber kan itu sudah

profesional”.

Pada pelaksanaan hajatan tersebut, S3 memiliki kesan

tersendiri. Beliau menyampaikannya sebagai berikut “Kemarin, waktu

resepsi itu, saya lihat, itu ada yang memetik janurnya di Tarub itu, sedikit gitu

terus dikunyah-kunyah, terus dioleskan di dahi anaknya”. S3 pun

menambahkan pernyataannya dengan penjelasan sebagai berikut

“Jadi itu katanya biar gak kena sawan”.

Setelah rangkaian hajatan selesai, S3 melangsungkan

kegiatan Ngunduh Mantu. Artinya S3 datang ke kediaman besan

(orang tua pengantin putra) untuk mengantar kedua mempelai, atau

dikenal dengan istilah Ngunduh Mantu. Berikut penjelasan S3

tentang hal ini “Ngunduh Mantunya tanggal 31 di Gunung Kidul (kediaman

besan)”. Selain Ngunduh Mantu, kegiatan lain yang dilaksanakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

setelah selesai menggelar hajatan adala pemberian Uleh-uleh.

Keterangan tentang hal ini disampaikannya sebagai berikut ”Uleh-

uleh itu kalau untuk yang dekat sini dianter gitu, tapi kalau yang jauh seperti

teman-temannya anak itu langsung”.

Setelah rangkaian acara dijelaskan, peneliti menanyakan

tentang pembiayaan atau anggaran dan realisasinya dalam

menggelar acara pernikahan ini. Penjelasan tentang hal ini diawali

dengan keterangan yang berkaitan dengan wujud bantuan yang

diberikan oleh tetangga, dan kerabat yang hadir pada saat

Kondangan. Berikut penjelasan S3 “Jadi saat Kondangan itu ada yang

bawa bahan mentah, khususnya keluarga dekat, ada juga yang amplop gitu”.

Keterangan dilanjutkan tentang persiapan finansial, sebagai

berikut “Persiapan finansialnya yang penting anak sah pernikahannya,

kemudian keputusan sampai akhirnya ada Kondangan itu, ya setelah ada

pembicaraan. Prinsipnya kita semuanya baik. Jadi kita persiapan dua puluh

lima juta, perkara kemudian ada orang Kondangan itu, sudah itungan berbeda.

Jadi begini Mbak yang namanya orang Kondangan itu sebagai tanda tresna

(sayang) masyarakat, kemudian kita kan juga berbalas ya Mbak, berupa Uleh-

uleh. Jadi sebenarnya apa yang masyarakat berikan kepada kami, kami

berkewajiban mengembalikanya sebagai ucapan terima kasih”.

Dana yang dipersiapkan oleh S3 kemudian digunakan untuk

memenuhi beberapa hal seperti tenda, dekorasi, katering, belanja

bahan makanan, keperluan gereja dan beberapa hal lain. Berikut

adalah penjelasan S3 tentang hal ini “Untuk tenda 3 juta, sewa selama

satu minggu, ini termasuk sound kursi, untuk dekorasi pelaminan 3 juta, foto 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

juta. Kemudian untuk gereja itu, 3 juta. Kami juga pesan katering saat resepsi,

itu 10 juta. Nah, kalau untuk Kondangan itu memasak sendiri, dan awalnya

belanja keperluan dapur. Untuk ini 10 juta”.

S3 menjelaskan pula tentang wujud bantuan atau dukungan

dari masyarakat pada saat Kondangan “Kalau ditanya soal sumbangan

yang kami terima, itu ada yang membawa bahan mentah juga, sekitar 15% dari

tamu yang hadir. Di sini, rata-rata sumbangan itu 50 ribu sampai 100 ribu. Oh

iya kalau keluarga beda lagi, keluarga itu ya 500 (ribu). Total ini kemarin 28

juta. Yang hadir kemarin ada 600 nama, dan rata-rata pasang-pasangan”.

Menggelar acara pernikahan ini, S3 mengaku bahwa

pengeluaran tersbesar adalah untuk Uleh-uleh. S3

menyampaikannya sebagai berikut “Pengeluaran terbesar itu untuk Uleh-

uleh, kurang lebih 50% dari tamu”. Uleh-uleh yang diberikan kepada

tamu yang hadir dibagi menjadi dua macam, yaitu Uleh-uleh yang

diantarkan, yakni untuk tetangga dan kerabat yang rumahnya tidak

terlalu jauh dari kediaman S3 dan yang diberikan secara langsung,

yakni untuk kerabat yang rumahnya jauh. Uleh-uleh yang diberikan

secara langsung tersebut berupa wingko yang dipesan dari

profesional. Biaya yang diperlukan untuk hal ini disampaikan

sebagai berikut “Untuk wingko 2jt”. Selain pengeluaran dan bantuan

dari masyarakat, S3 juga menceritakan tentang tradisi Peningset

dan bantuan uang belanja dari pihak besan. Hal ini disampaikan

sebagai berikut “Peningset 200 (ribu), Srah-srahan 10 juta”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Demikianlah Tradisi Pernikahan Yogyakarta yang

dilaksanakan oleh S3. Berdasarkan hasil wawancara ini, akan dicari

unit-unit data yang dibutuhkan oleh peneliti, dan akan ditampilkan

pada poin berikutnya.

b. Unit-unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta

Menurut S2

Unit-unit data yang diperoleh dari hasil wawancara yang

dideskripsikan di atas ditampilkan pada tabel berikut ini:

Tabel 15. Unit-Unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S3


No Unit Data Rangkaian Kegiatan Penjelasan Kegiatan
1 Pra Pernikahan
Sekitar bulan April - Kunjungan calon besan
2016 untuk perkenalan keluarga
Mei 2016 - Kunjungan calon besan - Calon besan memberikan
untuk melamar sekaligus ikatan atau disebut juga
penentuan waktu peresmian dengan Peningset
- Dimusyawarahkan tentang
tanggal pelaksanaan
pernikahan.
Sekitar September- - Kursus pernikahan oleh
Novermber 2016 calon pengantin
September 2016 - Memesan Tenda
November 2016 - Memesan Dekorasi
15 Desember 2016 - Pembentukan panitia
(karang taruna)
Kurang lebih 1 - Berkunjung ke tetangga dan
Minggu sebelum tetua untuk mohon doa restu
hari H dan bantuan pada saat Tarub
- Pesan katering untuk resepsi
Kurang lebih 3 hari - Belanja keperluan dapur
sebelum Tarub
2 Pernikahan
27 Desember 2016 - Tarub - Pada kegiatan Tarub,
tetangga yang telah
dikunjungi sebelumnya
berkumpul di kediaman S3
untuk membantu
memasang janur kuning
dan tuwuhan pada
gerbang Tarub.
- S3 menjamu tetangga yang
membantu dengan makan
dan minum sekedarnya.
- Kenduri pukul 13.00 WIB - Kenduri dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

sebagai pemuka kegiatan


Kondangan.
- Kondangan - Kondangan merupakan
wujud tali asih dan
pemberian restu serta doa
dari masyarakat atau
kerabat kepada S3 dan
putrinya. Tali asih tersebut
ada yang berupa uang dan
ada juga yang berupa
bahan mentah.
- Sembayangan untuk - Sembayangan ini
memohon kelancaran dan dilaksanakan untuk
keselatamatan pada malam memohon kelancaran acara
hari pernikahan yang akan
digelar.
28 Desember 2016 - Srah-srahan pukul 19.00 - Rombongan keluarga
WIB pengantin Putra datang
- Keluarga pengantin putra
membawa beberapa
perlengkapan Srah-srahan
antara lain : cincin, uang,
gelang, kalung, pakaian
pengantin, alat make up,
jago sama ayam betina,
logistik berupa kelapa,
beras, gula, semua
keperluan selamatan, gula
Jawa, gula pasir,
perlengkapan dapur berupa
brambang, lombok, garam,
dan sebagainya
- Upacara Srah-srahan
dilangsungkan dengan
resmi, yakni terdapat
pembawa acara yang
memandu acara. S3
menyampaikan selamat
datang. Kemudian
keluarga calon besan
menyampaikan maksud
dan tujuan, setelah itu
diterima oleh S3 dan
diakhiri dengan makan
bersama.
29 Desember 2016 - Ijab pukul 08.00 WIB
- Resepsi Pernikahan - Resepsi dilaksanakan di
kediaman S3
- Sebelum memulai upacara
resepsi pernikahan,
pengantin dijemput di
depan pintu Tarub dengan
Kembar Mayang yang
dibawa oleh 2 orang
sesepuh. Setelah itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

pengantin masuk,
kemudian ada sambutan,
sebagai wujud laporan
bahwa yang bersangkutan
sudah menerima sakramen
pernikahan di gereja, jadi
telah sah secara hukum
gereja, agama, dan
pemerintah. Lalu
dilanjutkan dengan
pemberian selamat dari
tamu dan makan.
3 Pasca Pernikahan
- Uleh-uleh - Uleh-uleh merupakan
wujud terima kasih S3
kepada kerabat yang telah
hadir dan turut
memberikan restu serta
doa kepada anaknya yang
melangsungkan
pernikahan. Uleh-uleh ini
berupa pemberian nasi
beserta dengan lauk-
pauknya.
31 Desember 2016 - Berkunjung ke kediaman
orang tua pengantin putra
untuk melangsungkan
upacara Ngunduh Mantu

Selain data tentang rangkaian kegiatan pada pelaksanaan

Tradisi Pernikahan Yogyakarta, data lainnya diperoleh adalah

tentang pembiayaan. Berikut adalah tabel pembiayaan pada

pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta menurut S3:

Tabel 16. Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S3


No Keterangan Biaya
1 Belanja keperluan dapur Rp 10.000.000
2 Jasa katering untuk resepsi Rp 10.000.000
3 Sewa tenda dan kursi Rp 3.000.000
4 Dekorasi Rp 5.000.000
5 Fotografi Rp 2.000.000
6 Administrasi dan keperluan gereja Rp 2.000.000
7 Uleh-uleh wingko RP 2.000.000
8 Uleh-uleh ayam Rp 16.000.000
9 Persiapan dana Rp 25.000.000
10 Sumbangan RP 28.000.000
11 Uang dari besan pada saat Lamaran Rp 200.000
12 Uang dari besan pada saat Srah-srahan Rp 10.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Demikianlah unit-unit data yang diperoleh pada

pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta menurut S3. Sama

seperti data dari S1 dan S2, data dari S3 ini juga divalidasi dengan

metode trianggulasi waktu.

c. Validasi Data Tradisi Pernikahan Yogyakarta dari S3

Data-data yang diperoleh dan dirangkum pada Tabel 15 dan

Tabel 16, kemudian divalidasi. Berdasarkan hasil validasi,

diperoleh beberapa perbaikan. Perbaikan yang pertama berkaitan

dengan rangkaian kegiatan pada tanggal 29 Desember 2016. S3

menambahkan bahwa sebelum Ijab, pengantin dan keluarga merias

diri dan dimulai pukul 04.00 WIB. Selanjutnya pukul 07.30 WIB

rombongan keluarga berangkat menuju gereja, baru setelah itu Ijab

dimulai pukul 08.00 WIB. Selain pada saat sebelum Ijab, S3 juga

menambahkan bahwa resepsi pernikahan dimulai pukul 11.00

WIB, dengan tamunya adalah keluarga dan teman-teman

pengantin. Berikut adalah tabel data pelaksanaan Tradisi

Pernikahan Yogyakarta berdasarkan hasil validasi:

Tabel 17. Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S3


No Unit Data Rangkaian Kegiatan Penjelasan Kegiatan
1 Pra Pernikahan
Sekitar bulan April - Kunjungan calon besan untuk
2016 perkenalan keluarga
Mei 2016 - Kunjungan calon besan untuk - Calon besan memberikan
melamar sekaligus penentuan ikatan atau disebut juga
waktu peresmian dengan Peningset
- Dimusyawarahkan
tentang tanggal
pelaksanaan pernikahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Sekitar September- - Kursus pernikahan oleh calon


Novermber 2016 pengantin
September 2016 - Memesan Tenda
November 2016 - Memesan Dekorasi
15 Desember 2016 - Pembentukan panitia (karang
taruna)
Kurang lebih 1 - Berkunjung ke tetangga dan
Minggu sebelum tetua untuk mohon doa restu
hari H dan bantuan pada saat Tarub
- Pesan katering untuk resepsi
Kurang lebih 3 hari - Belanja keperluan dapur
sebelum Tarub
2 Pernikahan
27 Desember 2016 - Tarub - Pada kegiatan Tarub,
tetangga yang telah
dikunjungi sebelumnya
berkumpul di kediaman
S3 untuk membantu
memasang janur kuning
dan tuwuhan pada
gerbang Tarub.
- S3 menjamu tetangga
yang membantu dengan
makan dan minum
sekedarnya.
- Kenduri pukul 13.00 WIB - Kenduri dilaksanakan
sebagai pemuka kegiatan
Kondangan.
- Kondangan - Kondangan merupakan
wujud tali asih dan
pemberian restu serta doa
dari masyarakat atau
kerabat kepada S3 dan
putrinya. Tali asih
tersebut ada yang berupa
uang dan ada juga yang
berupa bahan mentah.
- Sembayangan untuk - Sembayangan ini
memohon kelancaran dan dilaksanakan untuk
keselataman pada malam hari memohon kelancaran
acara pernikahan yang
akan digelar.
28 Desember 2016 - Rombongan keluarga - Rombongan keluarga
pengantin Putra datang untuk pengantin putra datang
upacara Srah-srahan pukul - Keluarga pengantin putra
19.00 WIB membawa beberapa
perlengkapan Srah-
srahan antara lain :
cincin, uang, gelang,
kalung, pakaian
pengantin, alat make up,
jago sama ayam betina,
logistik berupa kelapa,
beras, gula, semua
keperluan selamatan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

gula Jawa, gula pasir,


perlengkapan dapur
berupa brambang,
lombok, garam, dan
sebagainya
- Upacara Srah-srahan
dilangsungkan dengan
resmi, yakni terdapat
pembawa acara yang
memandu acara. S3
menyampaikan selamat
datang. Kemudian
keluarga calon besan
menyampaikan maksud
dan tujuan, setelah itu
diterima oleh S3 dan
diakhiri dengan makan
bersama.
29 Desember 2016 - Pengantin dan orang tua
merias diri pukul 04.00 WIB
- Rombongan keluarga
berangkat ke lokasi
- Ijab (Gereja Pojok) pukul
07.30
- Resepsi Pernikahan - Resepsi dilaksanakan di
kediaman S3
- Sebelum memulai
upacara resepsi
pernikahan, pengantin
dijemput di depan pintu
Tarub dengan Kembar
Mayang yang dibawa
oleh 2 orang sesepuh.
Setelah itu, pengantin
masuk, kemudian ada
sambutan, sebagai wujud
laporan bahwa yang
bersangkutan sudah
menerima sakramen
pernikahan di gereja, jadi
telah sah secara hukum
gereja, agama, dan
pemerintah. Lalu
dilanjutkan dengan
pemberian selamat dari
tamu dan makan.
3 Pasca Pernikahan
- Uleh-uleh - Uleh-uleh merupakan
wujud terima kasih S3
kepada kerabat yag telah
hadir dan turut
memberikan restu serta
doa kepada anaknya
yang melangsungkan
pernikahan. Uleh-uleh ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

berupa pemberian nasi


beserta dengan lauk-
pauknya.
31 Desember 2016 - Berkunjung ke kediaman
orang tua pengantin putra
untuk melangsungkan upacara
Ngunduh Mantu

Demikianlah hasil validasi data tentang pelaksanaan

pernikahan oleh S3. Data tentang pembiayaan telah sesuai,

sehingga tidak ada perubahan. Oleh karena itu, data pembiayaan

pada tabel 16 telah valid dan tidak ditampilkan ulang pada poin ini.

5. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S4 (Orang Tua Pengantin

Putri)

a. Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S4

S4 melaksanakan Tradisi Pernikahan Yogyakarta, diawali

dengan adanya pertemanan khusus anak perempuannya dan

seorang laki-laki. Pertemanan ini, telah terjalin selama kurang lebih

7 tahun. Selanjutnya rangkaian acara yang dilalui oleh S4

dijelaskan sebagai berikut “Pertemanan anak saya sampai diresmikan itu,

kan sudah tujuh tahun. Kemudian sebelumnya itu kan melalui masa tunangan,

kemudian tukar cicin itu”. Penjelasan ini dipejelas demikian “Pertama

Lamaran Mbak, setelah Lamaran itu tunangan dulu, tunangan itu selama 6

bulan sebelum hari H”. Kegiatan Lamaran yang dilaksanakan memiliki

rangkaian sebagai berikut “Lamaran itu, pertama dari pihak besan itu

orang tua pengantin dengan pakdenya kemudian itu yang melamar diwakilkan

dari pakdenya. Sini juga sama yang menerima itu dari pakde juga. Dari sana 4

(orang), dari sini juga 4 (orang)”. Pada acara ini calon pengantin turut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

hadir akan tetapi tidak mengikuti acara secara langsung, kedua

calon pengantin duduk di ruangan yang berbeda. Hal ini

disampaikan oleh S4 sebagai berikut “Calon pengantin ada, tapi di

dalam tidak ikut pertemuan”.

S4 menjelaskan pula bahwa suatu pernikahan diawali

dengan upacara tunangan, berikut keterangan dari S4 tentang hal

tersebut beserta tamu yang hadir pada kegiatan yang dilaksanakan

“Jadi yang namanya pernikahan itu dimulai dari tunangan. Kemudian yang

kedua Ijab. Ijab, yang diundang itu keluarga, tetangga. Kalau tunangan itu,

minimal 100-an orang, tergantung kalau keluarganya banyak ya banyak, ini

kebetulan keluarga dari besan tu banyak. Jadi ya minimal kemarin itu 100-an

orang. Setelah tunangan itu, 6 bulan (kemudian Ijab)”. S4 menambahkan

penjelasan sebagai berikut “Tapi yang namanya perkawinan itu, pada

pelaksanaan tunangan sudah dirembug masalah perkawinan. Jadi tunangan

sama perkawinan itu sebenarnya satu hanya saja dipisah”. Pelaksanaan

upacara tunangan diperjelas kembali oleh S4 sebagai berikut

“Tunangannya bulan Juli setelah bodo (lebaran). Itu kan keluarga besan itu

jauh-jauh rumahya, jadi pas bodo itu kan pada pulang, jadi itu pas momennya”.

Selain itu, S4 juga memberikan penjelasan terkait dengan

rangkaian upacara pada saat tukar cincin atau tunangan “Untuk tukar

cincin rangkaiannya itu acaranya dari Pak Pendeta. Jadi dari pihak besan

keluarganya datang hampir 30 (orang) sampai 40-an (orang) itu. Kemudian

yang terlibat dalam acara tunangan itu, pertama pendeta, kemudian dukuh dari

sini dan dari sana, kemudian pihak sini menerima, pakde (yang menerima).

Kemudian dari pihak keluarga sana ada perwakilan. Jadi (dari) orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

pemerintah dukuh itu, yang pertama sebagai saksi bahwa warga ini sudah

tunangan kemudian yang kedua juga menerima pembicaran tunangan itu”.

Untuk menentukan tanggal pernikahan, S4 melakukan

musyawarah dengan calon besan. Musyawarah dilaksanakan pada

saat kegiatan Lamaran, S4 menyampaikannya sebagai berikut

“Musyawarahnya itu waktu Lamaran”. Berdasarkan hasil musyawarah,

pernikahan dilaksanakan setelah kurang lebih 6 bulan dari upacara

tunangan. Berikut keterangan S4 tentang penentuan waktu

pernikahan “Jadi enam bulan kemudian.... Itu selama enam bulan itu kan

ditentukan, bulannya Februari, masalah tanggal kita menghormati orang tua,

yang menentukan tanggal bukan anak, bukan kami, yang menentukan waktu itu

adalah orang tua. Kami hanya mentukan harinya, bulan Februari hari Sabtu,

kemudian orang yang lebih tua dari kami itu yang menentukan (tanggal

pernikahan), karena orang tua itu punya pengaruh”. Keterangan ini

diperjelas oleh S4 sebagai berikut “Jadi begini, gak boleh Sabtu Kliwon,

gak boleh Sabtu Pon, itu harus dihormati! Jadi orang seperti saya menghormati

orang-orang tua seperti itu. Keluarga tapi itu (yang menentukan tanggal

pernikahan), keluarga yang lebih tua dari kami, yang menentukan tanggalnya”.

S4 kembali menegaskan bahwa pernikahan harus dilaksanakan hari

Sabtu. Penegasan ini disampaikan demikian “Pokoknya harinya kita

harus hari Sabtu, karena hari Minggu itu hari untuk ibadah bukan hari untuk

perkawinan”.

Penjelasan tentang rangkaian kegiatan yang dilaksanakan

oleh S4 dilanjutkan sebagai berikut “Tiga bulan setelah tunangan kan

kita sudah dapat harinya. Bulan September apa Oktober tanggal dan harinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

sudah di tetapkan, itu tanggal 4 Februari 2017. Kemudian setelah itu kan kita

melakukan persiapan dari pihak kami. Bulan Oktober-November itu istilahnya

sudah pesan semuanya. Pertama kali gedung, baru buat undangan, setelah

undangan baru katering”. S4 memiliki alasan dalam melakukan urutan

persiapan ini. Alasan tersebut dijelaskan sebagai berikut “Itu

urutannya, karena kalau undangan dulu, ya kalau gedungnya bisa, kalau

enggak? Jadi nomer satu gedungnya dulu”. Akan tetapi, untuk rias

pengantin sudah S4 pesan jauh-jauh hari “Riasnya itu malah jauh

sebelumnya, itu sekitar enam bulan sebelumnya, jadi setelah melamar. Soalnya

rias itu kalau enggak jauh sebelumnya sulit”.

Setelah menjelaskan tentang pemesanan hal-hal yang

diperlukan, S4 menjelaskan rangkaian acara yang dilaksanakan

selanjutnya “Rangkaian selanjutnya adalah sembayangan, Biston. Pertama itu

doa keluarga, yang kedua doa dengan jemaat”. S4 menambahkan

penjelasan tentang rangkaian upacara sembayangan ini sebagai

berikut “Yang pertama doa keluarga dulu, jadi antara keluarga sini dan besan

itu doa bersama, setelah itu baru dilanjutkan satu bulan kemudian doa dengan

jemaat. Doa keluarga ini, hari Jumat, tanggal tiga apa tanggal berapa lupa

saya. Itu karena bulan Desember jadwalnya pendeta penuh, jadi kami ambil

awal bulan Desember. Yang mimpin pendeta. Yang ikut acara ini hanya

keluarga, sana (dari keluarga besan) bapak ibu, sini (keluarga S4) anak-anak.

Biston bulan Januari tanggal 27 dengan jemaat, yang mimpin pendeta. Tujuanya

minta doa dari warga itu, persiapan untuk pelaksanaan pemberkatan”. S4

menambahkan keterangan tentang alasan pelaksanaan

sembayangan tanggal 27 Januari 2017 atau satu minggu sebelum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

hari pernikahan sebagai berikut “Biasanyakan umumnya itu, orang

mengadakan doa bersama itu 2 atau 3 hari menjelang. Kami menggunakan

seminggu sebelumnya semua rangkaian acara sudah selesai, sehingga seminggu

sebelum hari H hanya kecil-kecilan”. Pelaksanaan Biston berlangsung di

kediaman orang tua calon pengantin putra denga banyak tamu yang

hadir sekitar 150 orang. S4 menyampaikannya demikian

“Pelaksanaannya di rumah yang laki. Bistonnya sekitar 150-an orang”.

Rangkaian kegiatan selanjutnya setelah Biston adalah Petuen atau

kunjungan pranikah dari gereja. S4 menerangkannya demikian

“Setelah Biston selesai itu ada Petuen. Petuen itu kunjungan dari pihak gereja

ke calon manten, yang intinya menanyakan kesiapan dan clear-nya data,

kebenarannya. Istilah Jawanya Petuen kalau bahasa Indonesianya Kunjungan

Pranikah. Ini hari Selasa”. Penjelasan tentang rangkaian kegiatan yang

dilaksanakan dilanjutkan sebagai berikut “Kemudian hari Rabu Kenduri.

Setelah itu kan kami sudah lepas dari semua aktivitas kegiatan. Kendurinya

hanya lingkungan sekitar sini. Itu sudah ada seksinya, seksi pemasak itu”.

Adapun peserta Kenduri adalah sebanyak 70 orang. S4

menyampaikan pula alasan di balik pelaksanaan Kenduri yang

diadakan kurang lebih 4 hari sebelum hari pernikahan “Hari

berikutnya saudara-saudara sudah pada datang jadi kami tidak mau repot

dengan macem-macem. Kalau pada umumnya dua hari tiga hari itu lagi pada

sibuk-sibuknya. Kalau kami tidak”.

Setelah Kenduri, rangkaian upacara selanjutnya adalah Ijab

kemudian dilanjutkan dengan pencatatan sipil dan resepsi

pernikahan. Rangkaian upacara ini disampaikan oleh S4 sebagai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

berikut “Pemberkatan jam 11 lalu pencatatan sipil setelah pemberkatan

selesai. Sekitar jam setengah satu pencatatan sipilnya. Kemudian dilanjutkan

dengan pesta pernikahan atau resepsi di gedung, jam setengah 2 sampai

setengah 4. Setelah ini sudah selesai”.

Rangkaian upacara yang dilaksanakan pada saat resepsi

pernikahan tidak menggunakan adat Jawa, hal ini disampaikan oleh

S4 sebagai berikut “Rangkaian pada resepsi itu umum Mbak. Dalam arti

begini, kalau biasanya itu di gedung kemudian pakai adat. Kalau saya tidak

sama sekali, jadi begitu sampai di gedung, dimulai dengan doa bersama setelah

doa bersama, (langsung) dimulai. Kemudian ada sambutan dari wakil keluarga.

Hanya itu! Istilahnya kami nasional. Mengapa begitu? Kami ini bukannya tidak

suka adat. Kami adat menghargai, tapi kebetulan kami tidak mau melakukan itu.

Istilahnya itu, karena pemahaman kami yang tidak mau neko-neko. Tapi kalau

melakukannya juga bagus tidak apa-apa. Itu menghargai adat. Ini berkaitan

dengan iman kami. Tapi tidak semua orang begitu Mbak. Karena orang gereja

pun, ada yang menggunakan. Jadi naluri Jawa itu masih digunakan”. Akan

tetapi, S4 tetap tidak benar-benar meninggalkan kebudayaan Jawa

sebab beliau beserta dengan keluarga tetap mengenakan kebaya.

Begitu juga dengan pengantinnya pada saat melangsungkan Ijab.

Setelah kegiatan Ijab dan resepsi pernikahn S4 tidak

melaksanakan kegiatan pasca pernikahan yang lainnya seperti

Ngunduh Mantu, Sepasaran Maten, atau Selapanan Manten.

Kegiatan pemberian Uleh-uleh kepada sanak-saudara dan kerabat

dilaksanakan pada tanggal 24, 25, dan 26 Januari 2017. Keterangan

S4 tentang hal ini adalah sebagai berikut “24 itu temen kerja bapaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

di SMP Minggir, kalau masyarakat sekitar itu 25-26 Januari. Kalau Uleh-

ulehnya ini masak sendiri. kalau untuk tanggal 24 itu katering. Yang 24 itu 100

paket. Kalau yang 25-26 itu sekitar 300-an (paket) itu”.

Pelaksanaan pernikahan tidak lepas pula dengan kepanitiaan

yang turut membantu merencanakan dan mengorganisir setiap

upacara. Oleh karena itu, peneliti menanyakan juga kepada S4

tentang ada tidaknya kepanitiaan untuk menggelar upacara hajatan

tersebut, dan diterangkan sebagai berikut “Panitianya ada. Jadi bulan

Januari, itu pembentukan panitia awal bulan. Kalau seragam panitiannya kan

sudah kami belikan bulan Desember, sebelum pembetukkan. Kemudian tanggal 9

Januari itu pembentukan panitia”.

Setelah rangkaian upacara yang dilaksanakan oleh S4

selesai dijelaskan, peneliti menanyakan juga tentang banyak

undangan atau tamu yang hadir pada saat resepsi pernikahan

“Undangannya 600. Yang hadir sekitar 600 kali dua. Jadi dua kali lipat. Tapi

kemarin ada yang tidak diundang tapi datang ada sekitar 50an jadi kan sekitar

100-an orang. Menyiapkan kateringnya 1200 porsi. Ini mempertimbangkan yang

datang”. Selain S4, calon pengantin juga membantu melakukan

beberapa persiapan. Adapun yang dipersiapkan oleh calon

pengantin disampaikan demikian “Yang disiapkan anak, foto, rias,

pengiring dari mahasiswa ISI”.

Pelaksanaan pernikahan tentu tidak terlepas dari biaya. S4

menyiapkan dana sebesar 100 juta untuk memenuhi segala hal yang

diperlukan dalam rangkaian upacara tersebut. Hal ini disampaikan

oleh S4 sebagai berikut “Biaya yang disiapkan untuk menggelar hajatan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

sekitar 100 juta. Dana yang disiapkan ini untuk ater-ater, sound system, rias,

katering, pesan tenda juga, gedung, sama beli seragam panitia, sama beli

souvenir”. S4 tidak mengeluarkan biaya untuk administrasi gereja,

sebab administrasi biasanya diberikan untuk pencatatan sipil oleh

petugas pemerintah. Akan tetapi, pencatatan sipil yang

dilaksanakan untuk pernikahan putri S4 dilakukan langsung oleh

pihak gereja. “Biaya administrasi gereja gak ada, karena pencatatan sipilnya

langsung dari gereja”. Dana yang disiapkan tersebut juga digunakan

untuk memperindah ruang resepsi dan gereja tempat

melangsungkan Ijab “Untuk dekorasi juga, (dekorasi) gereja dan gedung.

Tapi orangnya (yang mendekorasi) beda. Kalau gereja cuma anak muda, kalau

yang digedung itu kan mas Gendon (profesional)”.

Adapun rincian pengeluarannya antara lain untuk biaya

sewa gedung. Hal ini dijelaskan sebagai berikut “Sewa gedungnya

kemarin itu 500, ini yang tertulis, untuk tambahan kebersihan 150. Tapi ini

(dana kebersihan) hanya bagi orang-orang yang tahu lho Mbak! Soalnya kan

Pak Lurah berbicara, beberapa kali terjadi, setelah digunakan itu gedung jadi

kotor”. Biaya lainnya adalah untuk memesan jamuan yang

disuguhkan kepada tamu undangan yang hadir pada saat resepsi,

dan juga untuk pemberian Uleh-uleh kepada rekan kerja yang

dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2017. S4 menjelaskan bahwa

biaya yang dikeluarkan untuk jamuan ini bergantung dengan menu

yang dipilih. Tidak lupa S4 menjelasakan tentang pertimbangan

banyaknya jamuan yang akan dipesan, S4 menjelaskan hal ini


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

sebagai berikut “Untuk konsumsi itu katering, sama yang buat Uleh-uleh

tanggal 24 itu. Kateringnya itu tergantung dengan yang dipilih. Sate ada,

kemudian daging sapi yang digelindingi (dibentuk bulat) itu, terus gurameh yang

digoreng, sama soup. Yang gubug itu, selat solo sama bakso yang terakhir

dawet. Jadi ada prasmanan sama gubugnya. Kalau makan itu, pelengkapnya

ada buah sama ice cream. Pesannya (makanan gubug) separo itu Mbak.

Pesannya misalnya yang prasmanan itu sejumlah undangan, untuk yang lainnya

itu separonya. Jadi kan tamu itu tidak makan semuanya, kalau pesannya sama

semua nanti banyak banget sisanya. Kami perhitungkan semuanya Mbak, untuk

katering ini. Tamu dari besan sebagian ada yang sudah datang di rumahnya. Itu

sudah saya perhitungkan. Biasanya kalau rekan kerja tidak sama pasanganya

karena setelah pulang kerja langsung. Undanganya itu kan yang saya sebar 600.

Tamu untuk keluarga besan itu datangnya ke rumah besan. Jadi untuk katering

ini saya pesan 1200 untuk makan besar dan 600 untuk setiap gubug. Biayanya

sekitar berapa ya Mbak saya lupa. 40-an (Juta) kalau tidak salah itu. Untuk

Uleh-uleh tanggal 24 ini saya pesan 100 paket, setiap paketnya 39 (ribu)”.

Selain itu, biaya lainnya yang dikeluarkan oleh S4 adalah

untuk keperluan menyewa sound system yaitu sebesar satu juta

rupiah. Sedangkan untuk keperluan tenda dan kursi, S4

menjelaskan sebagai berikut “Untuk tenda dan kursi habis 3 (juta), pesan

250 kursi”. S4 menyiapkan seragam untuk panitia dan keluarga,

tentang seragam ini S4 menjelaskannya demikian “Seragam

panitianya itu dibagikan dalam bentuk kain sebanyak 17 potong, itu perpotong

75 (ribu)”. Selain itu, S4 juga memberikan kenang-kenangan berupa

souvenir pernikahan kepada para tamu yang hadir. Biaya yang

dihabiskan oleh S4 untuk membeli souvenir pernikahan adalah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

sebesar 3 juta rupiah. Hal ini disampaikan sebagai berikut

“Souvenirnya itu kebetulan pesannya 600, per souvenir 5 rb”. Biaya lainnya

yang dikeluarkan adalah untuk kepentingan rias pengantin dan

among tamu serta keluarga. S4 memberikan keterangan sebagai

berikut “Riasnya itu hitungannya manten sendiri kemudian yang pendamping

itu kan banyak hampir 20-an. Itu dihitung satu orang 200 an. Jadi sekitar 6

(juta) sampai 7 (juta)”. Untuk memperindah tempat resepsi pernikahan

dan juga gereja, S4 memberikan sentuhan seni dalam rupa

dekorasi. Keterangan tentang dekorasi ini disampaikan sebagai

berikut “Dekorasinya sekitar 3 (juta) untuk gereja dan gedung”. Sebelum

pemberkatan pernikahan dilaksanakan, S4 mengadakan Kenduri

atau selamatan, Kenduri ini berupa doa yang dipimpin oleh pendeta

dan dihadiri oleh masyarakat sekitar tempat tinggal S4, kemudian

S4 membagikan nasi beserta lauk-pauknya kepada tetangga di

sekitar rumah tempat tinggal. Berdasarkan keterangan S4,

banyaknya paket nasi dan lauk-pauk yang disiapkan pada saat

Kenduri adalah sekitar 70 paket. Selain Kenduri, S4 juga

memberikan Uleh-uleh kepada keluarga dan kerabat yang diundang

dalam upacara resepsi serta bertempat tinggal di sekitar daerah

tempat tinggal S4. Adapun dana yang disiapkan oleh S4 untuk

Kenduri dan Uleh-uleh dijelaskan sebagai berikut “Untuk Kenduri dan

Uleh-uleh kami hanya menyerahkan uang pada seksinya, 12 (juta) itu”.

Ketika peneliti menanyakan tentang kecukupan dana yang

disiapkan S4 dengan jelas menyampaikan demikian “Dana yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

disiapkan sudah mencukupi. Soalnya sudah saya siapkan sejak lama itu, Mbak.

Sekitar 10 tahunan”. Oleh karena itu, dana yang digunakan untuk

memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan pada saat menggelar

acara tersebut, S4 murni menggunakan uang yang telah

dipersiapkan, penjelasan S4 sebagai berikut “Dana yang digunakan

karena sudah dipersiapkan jadi (menggunakan) yang sudah ada. Kemudian

dapat berkat (sumbangan) itu, kami kembalikan (ke dalam tabungan)”. Pada

acara resepsi, S4 menerangkan sebagai berikut tentang sumbangan

yang diberikan oleh kerabat yang hadir “Rata-rata sumbangan 70 rb”.

Demikian pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta yang

dilaksanakan oleh S4. Data ini kemudian akan dianalisis untuk

mendapatkan unit-unit data yang diperlukan.

b. Unit-unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta

Menurut S4

Unit-unit data yang diperoleh dari hasil wawancara dengna

S4 dan telah dideskripsikan di atas akan ditampilkan pada tabel

berikut ini:

Tabel 18. Unit-Unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S4


No Unit Data Rangkaian Kegiatan Penjelasan Kegiatan
1 Pra Pernikahan
- Kunjungan calon besan - Lamaran disampaikan oleh
untuk melamar orang tua pengantin putra
dengan diwakilkan oleh
pakde (kakak orang tua
pengantin putra) dan
diterima pula oleh pakde
dari pengantin putri (kakak
S4).
- Keluarga yang terlibat
pada kegiatan ini 4 orang
dari keluarga S4 dan 4
orang dari keluarga calon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

besan.
- Pada acara ini calon
pengantin turut hadir akan
tetapi tidak mengikuti
acara secara langsung,
kedua calon pengantin
duduk di ruangan yang
berbeda.
Juli 2016 - Tunangan - Tunangan merupakan
prosesi awal dari rangkaian
pernikahan yang dipimpin
oleh pendeta. Pada upacara
ini, dilaksanakan tukar
cincin oleh kedua calon
- pengantin.
Tamu yang hadir terdiri
dari keluarga S4, keluarga
calon besan sebanyak 30-
40 orang, Pak Dukuh dari
daerah S4, juga dari besan
S4, serta jemaat gereja.
- Oleh karena itu, tamu hadir
kurang lebih 100 orang
Tujuan pelaksanaan
tunangan adalah
menyampaikan kepada
masyarakat bahwa kedua
anak telah saling diikat dan
hendak melangsungkan
pernikahan, sehingga tidak
ada kecurigaan.
Antara bulan - Penetapan tanggal - Tanggal pernikahan
September-Oktober pernikahan ditetapkan oleh orang yang
2016 dituakan, sementara S4
hanya memberikan rambu-
rambu, bahwa pelaksanaan
pernikahan adalah hari
Sabtu, dan ditetapkan
tanggal 4 Februari 2017.
Oktober - - Memesan gedung, - Setelah tanggal ditetapkan,
Novermber 2016 menyiapkan undangan, S4 menyewa gedung untuk
memesan katering melangsungkan resepsi
pernikahan, setelah gedung
dipastikan, S4 menyiapkan
undangan pernikahan,
selanjutnya memesan
katering sebagai jamuan
bagi tamu undangan.
Desember 2016 - Memesan seragam panitia
9 Januari 2017 - Membentuk panitia
Hari Jumat awal - Doa Keluarga - Doa keluarga ini
Desember 2016 merupakan salah satu
persiapan secara iman
kepercayaan Kristen Jawa.
Pada doa keluarga ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

calon pengantin beserta


dengan kedua orangtua dan
saudara kandung
melangsungkan doa yang
dipimpin oleh pendeta.
Tujuan doa ini adalah
untuk memberikan bekal
kehidupan berumah tangga
kepada calon pengantin
dan bekal menjalin
hubungan besanan bagi
orang tua.
24 Januari 2017 - Pemberian Uleh-uleh - Uleh-uleh untuk rekan
kepada rekan kerja kerja dipesan dari pihak
profesional oleh S4.
Sebanyak 100 paket.
25-26 Januari 2017 - Pemberian Uleh-uleh - Pemberian Uleh-uleh
kepada masyarakat sekitar, untuk masyarakat dan
kerabat, dan keluarga kerabat disiapkan oleh
tetangga yang telah
ditunjuk untuk membantu.
Uleh-uleh ini berupa nasi
dan lauk-pauknya. Banyak
paket yang disipakan
kurang lebih sebanyak
kurag lebi 300 paket.
27 Januari 2017 - Biston - Biston adalah rangkain
upacara persiapan
pernikahan menurut iman
kepercayaan Kristen Jawa,
dengan tujuan untuk
memohon kelancaran dan
keselamatan terhadap
- upacara pernikahan yang
akan dilangsungkan.
Biston dilaksanakan di
kediaman calon besan,
dengan banyak peserta
karang leih 150 orang.
Selasa, 31 Januari - Petuen - Petuen adalah salah satu
2016 rangkaian persiapan
pernikahan menurut iman
kepercayaan Kristen Jawa.
Petuen ini merupakan
bentuk validasi data dari
pihak gereja.
Rabu, 1 Februari - Kenduri - Kenduri dilaksanakan di
2017 kediaman S4 dengan
mengundang tetangga.
Banyak peserta Kenduri
kurang lebih sebanyak 70
orang.
- Berkat Kenduri yang
berupa nasi dan lauk-pauk
disiapkan dengan bantuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

ibu-ibu tetangga S4 yang


telah dipersilahkan
sebelumnya.
2 Pernikahan
4 Februari 2017 - Ijab pukul 11.00 WIB - Setelah upacara Ijab
selesai, dilanjutkan denga
pencatatan pernikahan
secara sipil.
- Resepsi pukul 13.30-15.30 - Banyak undangan yang
WIB dibagikan adalah 600
undangan. Pada upacara
ini, terdapat kurang lebih
50 tamu yang hadir tanpa
diberikan undangan secara
resmi. Dengan demikian,
kurang lebih 1200 orang
hadir pada upacara ini.
3 Pasca Pernikahan -

Selain rangkaian kegiatan, pembiayaan juga menjadi salah

satu unit data yang diperlukan. Oleh karena itu, berdasarkan hasil

wawancara di atas, diperoleh informasi tentang pembiayaan sebagai

berikut:

Tabel 19. Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S4


No Keterangan Biaya
1 Sound system Rp 1.000.000
2 Tenda, kursi 250 Rp 3.000.000
3 Sewa gedung Rp 500.000
4 Biaya kebersihan gedung Rp 150.000
5 Seragam Panitia untuk 17 orang @ Rp 75.000 Rp 1.275.000
6 Souvenir 600 pcs @ Rp 5.000 Rp 3.000.000
7 Jamuan untuk resepsi Rp ±40.000.000
8 Dekorasi Gereja RP 3.000.000
9 Rias Pengantin Rp 6.000.000-7.000.000
10 Uleh-uleh tanggal 25-26, ±300 paket dan Kenduri 70 Rp 12.000.000
Paket
11 Uleh-uleh untuk rekan kerja 100 paket @ Rp 39.000 Rp 3.900.000

Demikianlah unit-unit data yang diperoleh pada

pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta menurut S4.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

c. Validasi data

Data yang diperoleh tersebut, kemudian divalidasi. Metode

validasi data yang diperoleh dari S4 sama dengan metode yang

digunakan untuk validasi data dari S1, S2, dan S3, yaitu

menggunakan trianggulasi waktu. Berdasarkan hasil validasi,

diperoleh informasi bahwa S4 mengadakan upacara Srah-srahan

pada tanggal 3 Februari 2017. Keterangan tentang hal ini

disampaikan oleh S4 sebagai berikut “Kemudian itu yang belum kan hari

Jumat sore itu ada Srah-srahan tanggal 3 Februari (2017). Srah-srahan itu, jadi

dari pihak laki itu menyerahkan calon mempelai laki-laki untuk dinikahkan.

Yang datang dari pihak sana hanya keluarga. Itu sekitar 50-an orang itu, sini

juga keluarga sama tetangga dekat. Sini sekitar 20 orang sana 30-an orang.

Uba rampe (perlengkapan) srah-sraan itu ada sembako, dalam arti beras gula

teh, kemudian perangkat untuk istrinya itu, ada make up,sandal, sepatu, tas,

pakaian ada baju sama jarik, ayam jago 2, oleh-oleh. Oeh-oleh itu makanan

mateng, pisang sanggan ada 2, gula batu, gula pasir, khas wonosari itu, uang.

Srah-srahanya jam 7 malam”. Hal lainnya yang diperbaiki adalah

banyaknya Kenduri yang dipersiapkan, berikut keterangan dari S4

“Itu 70 kami menyiapkannya ternyata kurang, jadinya 80 itu kemarin”.

S4 juga menyampaikan bahwa pada tanggal 4 persiapan

dilaksanakan sejak pukul 05.00 WIB. S4 menyampaikannya

sebagai berikut “Tanggal 4 pemberkatan, jam 5 sudah mulai persiapan. Dan

jam 11 sudah sampai gereja”.

Selain itu, S4 memperbaiki pula informasi tentang seragam

panitia yang dipesan. Pada wawancara sebelumnya beliau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

menyampaikan bahwa seragam panitia yang dipesan adalah untuk

17 orang. Informasi ini diperbaiki, yakni seragam panitia

disediakan untuk sekitar 20 orang, dan seragam lainnya adalah

untuk S4 sendiri dan untuk calon besan. Keterangan S4 tentang hal

ini adalah sebagai berikut “Seragam panitanya untuk 20-an orang, tapi

belum sama orang tua. Kalau total ya 25-an orang itu. Itu beda-beda itu, saya

dan besan, saya carikan yang bagus itu 300-an (ribu), kalau yang lain 75 an”.

S4 memberikan perbaikan juga tentang biaya yang

dikeluarkan untuk jamuan pada saat respesi pernikahan, berikut

keterangan S4 “Untuk konsumsi 45 juta, dulu saya bilang sekitar 40 an,

setelah saya lihat lagi 45 itu”.

Demikianlah hasil yang diperoleh pada saat validasi data.

Berdasarkan wawancara ini, diperoleh data yang valid sebagai

berikut:

Tabel 20. Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S4


No Unit Data Rangkaian Kegiatan Penjelasan Kegiatan
1 Pra Pernikahan
- Kunjungan calon besan - Lamaran disampaikan oleh
untuk melamar. orang tua pengantin putra
dengan diwakilkan oleh
pakde (kakak orang tua
pengantin putra) dan
diterima pula oleh pakde
- dari pengantin putri (kakak
S4).
Keluarga yang terlibat
pada kegiatan ini 4 orang
- dari keluarga S4 dan 4
orang dari keluarga calon
besan.
Pada acara ini calon
pengantin turut hadir akan
tetapi tidak mengikuti
acara secara langsung,
kedua calon pengantin
duduk di ruangan yang
berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Juli 2016 - Tunangan - Tunangan merupakan


prosesi awal dari rangkaian
pernikahan yang dipimpin
oleh pendeta. Pada upacara
ini, dilaksanakan tukar
cincin oleh kedua calon
- pengantin.
Tamu yang hadir terdiri
dari keluarga S4, keluarga
calon besan sebanyak 30-
40 orang, pak dukuh dari
daerah S4, juga dari besan
S4, serta jemaat gereja.
- Oleh karena itu, tamu hadir
kurang lebih 100 orang.
Tujuan pelaksanaan
tunangan adalah
menyampaikan kepada
masyarakat bahwa kedua
anak telah saling diikat dan
hendak melangsungkan
pernikahan, sehingga tidak
ada kecurigaan.
Antara bulan - Penetapan tanggal - Tanggal pernikahan
September-Oktober pernikahan. ditetapkan oleh orang yang
2016 dituakan, sementara S4
hanya memberikan rambu-
rambu, bahwa pelaksanaan
pernikahan adalah hari
Sabtu, dan ditetapkan
tanggal 4 Februari 2017.
Oktober - - Memesan gedung, - Setelah tanggal ditetapkan,
Novermber 2016 menyiapkan undangan, S4 menyewa gedung untuk
memesan katering. melangsungkan resepsi
pernikahan, setelah gedung
dipastikan, S4 menyiapkan
undangan pernikahan,
selanjutnya memesan
katering sebagai jamuan
bagi tamu undangan.
Desember 2016 - Memesan seragam panitia
9 Januari 2017 Membentuk panitia
Hari Jumat awal - Doa keluarga - Doa keluarga ini
Desember 2016 merupakan salah satu
persiapan secara iman
kepercayaan Kristen Jawa.
Pada doa keluarga ini,
calon pengantin beserta
dengan kedua orangtua dan
saudara kandung
melangsungkan doa yang
dipimpin oleh pendeta.
Tujuan doa ini adalah
untuk memberikan bekal
kehidupan berumah tangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

kepada calon pengantin


dan bekal menjalin
hubungan besanan bagi
orang tua.
24 Januari 2017 - Pemberian Uleh-uleh - Uleh-uleh untuk rekan
kepada rekan kerja. kerja dipesan dari pihak
profesional oleh S4.
Sebanyak 100 paket.
25-26 Januari 2017 - Pemberian Uleh-uleh - Pemberian Uleh-uleh
kepada masyarakat untuk masyarakat dan
sekitar, kerabat, dan kerabat disiapkan oleh
keluarga tetangga yang telah
ditunjuk untuk membantu.
Uleh-uleh ini berupa nasi
dan lauk-pauknya. Banyak
paket yang disiapkan
kurang lebih sebanyak
kurang lebih 300 paket.
27 Januari 2017 - Biston - Biston adalah rangkain
upacara persiapan
pernikahn menurut iman
kepercayaan Kristen Jawa,
dengan tujuan untuk
memohon kelancar dan
keselamatan terhadap
- upacar pernikahan yang
akan dlangsungkan.
Biston dilaksankan di
kediaman calon besan,
dengan banyak peserta
karang leih 150 orang.
Selasa, 31 Januari - Petuen - Petuen adalah salah satu
2016 rangkaian persiapan
pernikahan menurut iman
kepercayaan Kristen Jawa.
Petuen ini merupakan
bentuk validasi data dari
pihak gereja.
Rabu, 1 Februari - Kenduri - Kenduri dilaksanakan di
2017 kediaman S4 dengan
mengundang tetangga.
Banyak peserta Kenduri
kurang lebih sebanyak 70
- orang.
Berkat Kenduri yang
berupa nasi dan lauk-pauk
disiapkan dengan bantuan
ibu-ibu tentangga S4 yang
telah dipersilahkan
sebelumnya.
3 Februari 2017 - Srah-srahan pukul 19.00 - Srah-srahan penyerahan
WIB calon pengantin putra
kepada S4 untuk
dinikahkan.
pengantar pengantin putra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

kurang lebih sekitar 30-an


orang. Sedangkan yang
menerima adalah S4,
keluarga, dan tetangga
dekat, kurang lebih sekitar
20. Jadi total peserta pada
- acara ni kurang lebih 50
orang.
Pada upacara ini, pihak
keluarga calon pengantin
putra membawa uba rampe
(perlengkapan) Srah-
srahan antar lain: sembako,
yaitu beras gula teh,
kemudian perangkat untuk
istri, ada make up,sandal,
sepatu, tas, pakaian yang
terdiri dari baju sama jarik,
ayam jago 2, oleh-oleh
berupa makanan mateng,
pisang Sanggan ada 2, gula
batu, gula pasir, uang.
2 Pernikahan
4 Februari 2017 - Ijab pukul 11.00 WIB - Setelah upacara Ijab
selesai, dilanjutkan dengan
pencatatan pernikahan
secara sipil.
- Resepsi pukul 13.30-15.30 Banyak undangan yang di
WIB bagian adalah 600
undangan. Pada upacara
ini, terdapat kurang lebih
50 tamu yang hadir tanpa
diberikan undangan secara
resmi. Dengan demikian,
kurang lebih 1200 orang
hadir pada upacara ini.
3 Pasca Pernikahan -

Selain rangkaian kegiatan, pembiayaan juga menjadi salah

satu unit data yang diperlukan. Oleh karena itu, berdasarkan hasil

wawancara di atas, diperoleh informasi tentang pembiayaan sebagai

berikut:

Tabel 21. Data Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S4


No Keterangan Biaya
12 Sound system Rp 1.000.000
13 Tenda, kursi 250 Rp 3.000.000
14 Sewa gedung Rp 500.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

15 Biaya kebersihan gedung Rp 150.000


16 Seragam Panitia untuk 20-an orang @ Rp 75.000 Rp ±1.500.000
17 Seragam untuk S4 dan Besan @ ± Rp 300.000 Rp ±1.200.000
18 Souvenir 600 pcs @ Rp 5.000 Rp 3.000.000
19 Jamuan untuk resepsi Rp 45.000.000
20 Dekorasi Gereja RP 3.000.000
21 Rias Pengantin Rp 6.000.000-7.000.000
22 Uleh-uleh tanggal 25-26 dan Kenduri 80 paket Rp 12.000.000
23 Uleh-uleh untuk rekan kerja 100 paket @ Rp 39.000 Rp 3.900.000

Demikianlah data tentang rangkaian upacara pernikahan yang

dilaksanakan dan data tentang pembiayaan pelaksanaan upacara

pernikahan tersebut yang telah valid dari hasil pengambilan data

kepada S4.

D. Tradisi Pernikahan Yogyakarta di Kecamatan Minggir Menurut

Subjek Penelitian

Berdasarkan data-data yang telah valid dari setiap subjek

penelitian, akan dipisahkan antara upacara-upacara pada Tradisi Pernikahan

Yogyakarta menurut subjek ahli yang masih dilaksanakan oleh subjek

pelaksana dan tidak dilaksanakan. Berikut adalah upacara-upacara dalam

Tradisi Pernikahan Yogyakarta yang dilaksanakan dan tidak dilaksanakan

oleh subjek pelaksana:

Tabel 22. Keterlaksanaan Rangkaian Upacara dalam Tradisi Pernikahan Yogyakarta


oleh Orang Tua Pengantin Putra (S1 dan S2)
Pelaksanaan
No Nama Upacara Penjelasan
S1 S2
Rangkaian Upacara Adat Sesuai dengan Pendapat Tokoh Ahli
1. Nontoni Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Pelaksana
2. Lamaran Dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Ya
Pelaksana
3. Srah-srahan Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
Pelaksana
4. Nyantri Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
Pelaksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

5. Balangan Gantal Dilaksanakan oleh Subjek


Ya Tidak
Pelaksana
6. Wijikan Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Pelaksana
7. Kanten Asto Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Pelaksana
8. Pangkon Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
9. Tanem Jero Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
10. Tampa Kaya Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Pelaksana
11. Dhahar Walimahan (Sego Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Klimah) Pelaksana
12. Ngunjuk Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Pelaksana
13. Mapag Besan Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
14. Sungkem Orang Tua Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Pelaksana
15. Lain-lain Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Pelaksana
16. Sepasaran Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Pelaksana
17. Ngunduh Mantu Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
Kegiatan Tambahan
18. Musyawarah menentukan Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
tanggal pernikahan Pelaksana
19. Kursus Pernikahan Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
Pelaksana
20. Tunangan Dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Ya
Pelaksana
21. Pembentukan panitia Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Pelaksana
22. Mengunjungi tokoh Dilaksanakan oleh Subjek
masyarakat atau tetua di Ya Ya Pelaksana
sekitar kediaman subjek
23. Kondangan Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
24. Kenduri sebelum Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
pelaksanaan Ijab Pelaksana
25. Doa memohon kelancaran Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
pelaksanaan Ijab Pelaksana
26. Tirakatan Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Pelaksana
27. Pemberian Uleh-uleh Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
Pelaksana

Selain rangkaian upacara yang dilihat dari sudut pandang oang tua

pengantin putra, dianalisis pula keterlaksanaan upacara-upacara Tradisi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Pernikahan Yogyakarta oleh orang tua pengantin putri, dan ditampilkan

pada tabel berikut:

Tabel 23. Keterlaksanan Rangkaian Upacara dalam Tradisi Pernikahan Yogyakarta


oleh Orang Tua Pengantin Putri (S3 dan S4)
Pelaksanaan
No Nama Upacara Penjelasan
S3 S4
Rangkaian Upacara Adat Sesuai dengan Pendapat Tokoh Ahli
1. Nontoni Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Pelaksana
2. Lamaran Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
Pelaksana
3. Pemasangan Tarub Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Pelaksana
4. Pasang Bleketepe Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
5. Pasang Tuwuhan Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
6. Sungkem Orang Tua sebelum Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
pelaksanaan siraman Pelaksana
7. Siraman Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
8. Tigas Rikmo dan Petak Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Rikmo Pelaksana
9. Meratus Ramut dan Ngerik Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
10. Jual Dawet Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
11. Dulangan Pungkasan Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
12. Srah-srahan Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
Pelaksana
13. Angsul-angsul Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
Pelaksana
14. Midodareni Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
Pelaksana
15. Balangan Gantal Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
16. Wijikan Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
17. Kanten Asto Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
18. Pangkon Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
19. Tanem Jero Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
20. Tampa Kaya Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
21. Dhahar Walimahan (Sego Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Klimah) Pelaksana
22. Ngunjuk Tidak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

23. Mapag besan Tidak dilaksanakan oleh Subjek


Tidak Tidak
Pelaksana
24. Sungkem Orang Tua Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
Pelaksana
25. Lain-lain (Resepsi Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
Pernikahan) Pelaksana
26. Mengantar Pengantin untuk Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Ngunduh Mantu Pelaksana
Kegiatan Tambahan
27. Musyawarah menentukan Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
tanggal pernikahan Pelaksana
28. Kusus Pernikahan Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
Pelaksana
29. Tunangan Dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Ya
Pelaksana
30. Pembentukan panitia Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
Pelaksana
31. Mengunjungi tokoh Dilaksanakan oleh Subjek
masyarakat atau tetua di Ya Ya Pelaksana
sekitar kediaman Subjek
32. Kondangan Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Tidak
Pelaksana
33. Kenduri sebelum pelaksanaan Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
Ijab Pelaksana
34. Doa memohon kelancaran Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
pelaksanaan Ijab Pelaksana
35. Tirakatan Tdak dilaksanakan oleh Subjek
Tidak Tidak
Pelaksana
36. Pemberian Uleh-uleh Dilaksanakan oleh Subjek
Ya Ya
Pelaksana

Hasil analisis dari kedua tabel di atas, akan ditentukan aspek-aspek

matematis berdasarkan 6 aktivitas dasar matematis menurut Alan J. Bishop

(1988) beserta dengan materi tingkat Sekolah Menengah Pertama yang

terkait dengan pelaksanaan upacara-upacara yang dilaksanakan oleh subjek

pelaksana.

E. Pembahasan tentang Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta

Berdasarkan pada hasil wawancara yang diperoleh dari subjek ahli

dan subjek pelaksana, berikut akan ditampilkan tentang pembahasan

pelaksanaan upacara-upacara pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Tabel 24. Pembahasan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta


No Rangkaian Tradisi Pembahasan
Rangkaian Upacara Adat Sesuai dengan Pendapat Tokoh Ahli
1. Nontoni Upacara ini telah mengalami sedikit
pergeseran tujuan. Pada mulanya upacara ini
ditujukan untuk menanyakan apakah sang
gadis telah ada yang mimang atau belum
kemudian orang tua gadis menanyakan
kesediaan putrinya. Dalam hal ini keluarga
sang gadis dan keluarga calon suami tidak
saling mengenal dengan baik, sehingga
dimungkinkan pinangan ditolak. Pada
pelaksanaan saat ini anak perempuan dan
laki-laki telah saling mengenal dan melewati
masa pacaran, sehinga keputusan untuk
menikah merupakan hasil keputusan bersama.
Oleh karena itu, kegiatan nontoni hanya
bertujan untuk saling berkenalan antar kedua
keluarga. Jika kedua keluarga sudah saling
mengenal maka kegiatan ini seringkali
diabaikan.
Kesimpulan: Pelaksanaannya cukup relevan.
2. Lamaran Pelaksanan lamaran oleh masyarakat masih
berjalan seperti pada tujuan semula.
Kesimpulan : Pelaksanaannya masih relevan.
3. Pemasangan Tarub: Tidak semua masyarakat melaksanakan
 Pasang Bleketepe upacara ini seperti pelaksaaan yang
 Pasang Tuwuhan disampaikan oleh ahli. Akan tetapi
masyarakat tetap memasang Gerbang Tarub
pada lokasi pesta, hal ini menunjukan bahwa
masyarakat masih setuju dengan makna dan
tujuan pemasangan Tarub, yakni sebagai
penolak balak atau simbol pengharapan agar
pelaksanaan penikahan terhindar dari segala
gangguan dan halangan.
Kesimpulan: Pelaksanaannya cukup relevan.
4. Siraman: Upacara ini memiliki tujuan dan makna yang
 Sungkem Orang Tua sebelum sangat baik yakni sebagai simbol permohonan
pelaksanaan siraman restu kedua pengantin kepada orang tuanya,
 Tigas Rikmo dan Petak Rikmo menyiapkan calon pengantin agar lahir
 Meratus Rambut dan Ngerik batinnya suci dan bersih, serta siap
 Jual Dawet melangsungkan ijab pada keesokan harinya.
 Dulangan Pungkasan Akan tetapi semua masyarakat yang menjadi
subjek penelitian tidak melaksanakan upacara
ini, salah satu kendalanya adalah biaya.
Sangat disayangkan apabila upacara ini tidak
dilestarikan, sebab makna dan tujuan dari
upacara ini masih sesuai dengan kehidupan
manusia saat ini.
Kesimpulan: Pelaksanaannya masih relevan.
5. Srah-srahan Upacara srah-srahan merupakan upacara
dimana orang tua pengantin putra
menyerahkan syarat srah-srahan kepada
orang tua pengantin putri. Syarat srah-srahan
ini, sebagai simbol bahwa pengantin putra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

bertanggung jawab sepenuhnya untuk


menjaga dan menghidupi pengantin putri
setelah menikah nanti. Selain itu, orang tua
pengantin putra juga menyerahkan putranya
untuk dinikahkan. Oleh karena itu, bantuan
belanja yang diberikan merupakan simbol
bahwa orang tua pengantin putra turut
membantu orang tua pengantin putri dalam
menggelar acara pernikahan.
Kesimpulan: Pelaksanaannya masih relevan.
6. Angsul-angsul Upacara ini merupakan simbol bahwa utusan
telah sampai di kediaman orang tua pengantin
putri dengan penuh amanah, selain itu upacara
ini juga menunjukkan simbol bahwa orang tua
pengantin putri mengucapkan terima kasih
atas bantuan belanja yang diberikan oleh
orang tua pengantin putra.
Kesimpulan: Pelaksanaannya masih relevan.
7. Nyantri Upacara Nyantri dilaksanakan supaya
pengantin putra telah siap berada di kediaman
orang tua pengantin putri untuk
melangsungkan Ijab, sejak satu hari
sebelumnya. Dengan demikian upacara ini
dapat meminimalisir halangan yang mungkin
terjadi dan dapat menyebabkan pengantin
putra terlambat atau bahkan tidak hadir pada
waktu yang telah ditentukan.
Kesimpulan: Pelaksanaannya masih relevan.
8. Midodareni Pada upacara midodareni dikatakan oleh ahli
bahwa dipercaya malam hari sebelum Ijab
akan turun Dewi Nawang Wulan (tokoh
dalam cerita Joko Tarub) untuk mempercantik
calon pengantin putri. Tujuan ini nampaknya
sudah tidak sesuai dengan kehidupan
masyarakat saat ini. Akan tetapi, midodareni
memiliki tujuan lain yaitu diadakan doa-doa
untuk mohon kelancaran serta keselamatan
pada saat melangsungkan Ijab keesokan
harinya. Tujuan ini masih disetujui serta
sesuai dengan kehidupan masyarakat dan
ditunjukkan dengan diadakannya doa mohon
kelancaran.
Kesimpulan: Pelaksanaannya masih relevan.
9. Upacara Panggih Rangkaian upacara panggih memiliki simbol
 Panggih doa dan harapan agar kedua pengantin dapat
 Balangan Gantal hidup bahagia dan diberkati, serta pesan
 Wijikan tentang sikap yang seharusnya dihidupi oleh
 Kanten Asto pasangan suami dan istri dalam membina
 Pangkon rumah tangga. Oleh karena itu, pelaksanaan
 Tanem Jero tradisi ini sangat baik dan masih sesuai
dengan sikap masyarakat saat ini.
 Tampa Kaya
Kesimpulan: Pelaksanaannya masih relevan.
 Dhahar Walimahan (Sego
Klimah)
 Ngunjuk
 Mapag besan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

 Sungkem Orang Tua


10. Lain-lain (Resepsi Pernikahan) Upacara ini sebagai simbol ucapan syukur
atas pernikahan yang telah berlangsung.
Selain itu juga sebagai simbol berbagi
kebahagiaan dengan kerabat, rekan kerja, atau
tetangga atas momen penting yang telah
dilalui. Dengan demikan upacara ini masih
sesai dengan kehidupan manusia saat ini.
Kesimpulan: Pelaksanaannya masih relevan.
11. Ngunduh Mantu Upacara ini merupakan kegiatan dimana
orang tua pengantin putri mengantar
pengantin kepada orang tua pengatin putra
setelah mereka menikah. Akan tetapi kegiatan
ini sudah sering tidak dilaksanakan sebab
pada saat ini orang tua pengatin putra beserta
dengan keluarganya telah berama-sama
menyaksikan pernikahan yang dilaksanakan.
Namun, kegiatan ini juga dapat diartikan
sebagai wujud syukur dari orang tua
pengantin putra atas pernikahan anaknya.
Kesimpulan: Pelaksanaannya cukup relevan.

Demikianlah pembahasan tentang pelaksanaan Tradisi Pernikahan

Yogyakarta berdasarkan pada hasil wawancara dengan subjek penelitian.

Upacara-upacara yang masih relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini

hendakanya dapat dilestarikan dan tetap dilaksanakan oleh masyarakat.

Selain untuk melestarikan budaya yang ada, kegiatan tesebut juga memiliki

tujuan dan makna yang baik bagi pengantin sebagai keluarga baru.

F. Aspek Matematis yang Terdapat pada Kegiatan-Kegiatan dalam

Tradisi Pernikahan Yogyakarta

Berdasarkan Tabel 22 dan Tabel 23 terlihat bahwa terdapat

upacara-upacara dalam Tradisi Pernikahan Yogyakarta yang tidak

dilaksanakan, atau dilaksanakan oleh subjek pelaksana. Dengan demikian,

upacara-upacara yang akan dikaji atau dianalisis aspek matematisnya adalah

upacara atau kegiatan yang dilaksanakan oleh satu atau lebih subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

pelaksana. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penetuan aspek

matematis yang terkandung dari setiap upacara berdasarkan pada 6 aktivitas

dasar matematisn menurut Alan J. Bishop (1988), lalu akan ditentukan pula

materi tingkat Sekolah Menengah Pertama yang berkaitan. Berikut adalah

tabel yang akan menampilkan hasil analisis tersebut:

Tabel 25. Analisis Aspek Matematis pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta yang
dilaksanakan oleh Subjek Pelaksana
Materi Matematika SMP
No Nama Upacara Aktivitas Matematis
yang Sesuai
Rangkaian Upacara Adat Sesuai dengan Pendapat Tokoh Ahli
1. Nontoni - -
2. Lamaran - -
3. Pemasangan Tarub Explaining (Story
Explanation):
-
 Berdasarkan sejarah
Joko Tarub.
Designing (similarity): Transformasi:
 Menyusun gerbang  Refleksi: gerbang Tarub
Tarub kanan dan kiri kanan direfleksikan maka
semirip mungkin. terbentuk gerbang Tarub
kiri.
Explaining (Symbolic
Explanations):
 Terkandung simbol-
simbol dan makna dari
-
setiap daun-dauann
atau perlengkapan yang
digunakan pada
gerbang Tarub.
4. Meratus Rambut dan Designing (Design):
Ngerik  Juru rias membuat
cengkorongan di dahi
calon pengantin putri -
sesuai dengan bentuk
riasan pengantin
Yogyakarta.
5. Midodareni Explaining (Story
Explanation):
 Turunnya bidadari
yaitu Dewi Nawang -
Wulan untuk
mempercantik calon
pengantin putri.
6. Srah-srahan Measuring (Estimation) : Bilangan Bulat dan Pecahan:
 Memperkirakan banyak  Operasi Bilangan Bulat:
jamuan yang harus pembiayaan.
disediakan.  Bilangan Pecah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Materi Matematika SMP


No Nama Upacara Aktivitas Matematis
yang Sesuai
 Memperkirakan pembiayaan, estimasi
kecukupan tempat undangan, estimasi belanja,
untuk melangsungkan estimasi kecukupan ruang
upacara Srah-srahan. Bentuk Aljabar
 Operasi Bentuk Aljabar:
Pembiayaan.
Persamaan dan Pertidaksamaan
Linear
 Penyelesaian persamaan
dan pertidaksamaan linear:
pembiayaan, belanja.
Perbandingan
 Perbandingan senilai dan
berbalik nilai: belanja.
Penyajian Data
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu
Statistika:
 Rata-rata: rata-rata biaya
yang dihabiskan untuk
menggelar upacara Srah-
srahan.
Playing (Plans Strategies):
 Menyediakan berbagai
keperluan yang
dibutuhkan dalam
menggelar acara.
7. Nyantri -
8. Angsul-angsul Explaining (Simbolic
Explanations):
 Sebagai simbol pesan
dari orang tua calon
pengantin putri kepada -
orang tua calon
pengantin putra bahwa
utusan telah sampai
dengan selamat.
Measuring (Estimation): Bilangan
 Memperkirakan  Operasi Bilangan:
banyaknya oleh-oleh pembiayaan.
yang akan diserahkan Persamaan dan Pertidaksamaan
kepada keluarga orang Linear
tua pengantin putra.  Penyelesaian persamaan
dan pertidaksamaan linear:
pembiayaan.
Bentuk Aljabar
 Operasi Bentuk Aljabar:
pembiayaan, belanja.
9. Balangan Gantal Location (Environmental Bidang Kartesius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

Materi Matematika SMP


No Nama Upacara Aktivitas Matematis
yang Sesuai
Location):  Koordinat suatu titik
 Pelaksanaan upacara  Posisi titik terhadap titik
yaitu di gerbang Tarub. lain
Menggambarkan lokasi pada
bidang kartesius.

Measuring (Estimation):
 Memperkirakan arah
-
lemparan agar tepat
mengenai pasangan.
Counting (Number
Relationship):
 Banyak Gantal (sirih) -
yang digunakan adalah
7 ikat.
Explaining (Simbolic
Explanations):
 Upacara saling
melempar gantal
mengandung lambang
bahwa kedua mempelai
saling melempar kasih. -
 Gantal sebagai simbol
pertemuan jodoh antara
pengantin putri dan
putra yang telah diikat
dengan benang yang
suci.
10. Wijikan Explaining (Simbolic
Explanations):
 Pengantin putri
membasuh kaki
pengantin putra sebagai
simbol bakti seorang
istri kepada suaminya,
dan sebagai simbol
menghilangkan
halangan agar terhindar
dari kesulitan untuk
menuju keluarga
bahagia. -
 Pengantin putra
membantu pengantin
putri untuk berdiri
setelah membasuh
kaki, sebagai lambang
perlindungan seorang
suami kepada istrinya.
 Pemecahan telur oleh
juru rias sebagai
lambang harapan
segera mendapat
keturunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Materi Matematika SMP


No Nama Upacara Aktivitas Matematis
yang Sesuai
11. Kanten Asto - -
12. Tampa Kaya Explaining (Simbolic
Explanations):
 Pengantin putra
menuangkan Kaya
kepangkuan pengantin
putri, sebagai simbol
menunjukkan tanggung
jawab suami memberi
nafkah kepada istri dan
keluarga. -
 Pengantin putri
menerima kaya yang
diberikan oleh
pengantin putra sebagai
simbol bahwa sang istri
harus pandai mengelola
rejeki agar segala
keperluan keluarga
terpenuhi.
Measuring (Volume): Volume Benda
 Banyaknya kaya yang
digunakan untuk
upacara tampa kaya
13. Dhahar Walimahan Explaining (Simbolic
(Sego Klimah) Explanations):
 Simbol kemantapan
hati kedua mempelai
dalam berumah tangga.
-
 Menggambarkan
bahwa kerukunan
suami istri akan
mendatangkan
kebahagiaan.
Counting (Number
Relationship):
 Pengantin pria -
membuat kepalan nasi
sebanyak tiga kepalan.
Measuring (Standard Unit):
 Membuat bulatan-
bulatan nasi dengan
ukuran kepalan tangan.
14. Sungkem Orang Tua Explaining (Simbolic
Explanations):
 Simbol bakti anak
kepada orang tua yang
telah mendidik dan
-
membesarkan hingga
dewasa.
 Simbol permohonan
maaf anak kepada
orang tua atas segala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

Materi Matematika SMP


No Nama Upacara Aktivitas Matematis
yang Sesuai
kesalahan yang pernah
diperbuat.
 Simbol permohonan
doa restu agar dapat
menjadi keluarga
bahagia.
15. Lain-lain (Resepsi Measuring (Money): Bilangan Bulat dan Pecahan
Pernikahan)  Menyiapkan dana yang  Operasi hitung bilangan
cukup untuk menggelar bulat dan pecah:
acara. pembiayaan.
Measuring (Estimations): Bilangan Bulat dan Pecahan
 Memperkirakan  Operasi hitung bilangan
banyaknya jamuan bulat dan pecahan: belanja,
yang perlu estimasi banyak tamu
dipersiapkan dengan undangan, estimasi
mempertimbangkan banyaknya jamuan,
banyaknya tamu estimasi kecukupan ruang.
undangan. Bentuk Aljabar
 Memperkirakan  Operasi bentuk aljabar:
luasnya lokasi supaya belanja.
dapat menyambut tamu Persamaan dan Pertidaksamaan
undangan yang hadir. Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
kapasitas ruang.
 Pertidaksamaan linear satu
valriabel: belanja, estimasi
kapasitas ruangan.
Bangun Datar
 Menaksirkan luas bangun
datar: menentukan
kapasitas lokasi.
Penyajian Data
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu.
Statistika
 Mean: mencari rata-rata
lama persiapan, rata-rata
dana yang diperlukan, rata-
rata sumbangan yang
diberikan.
Peluang:
 Peluang terambilnya menu
tertentu yang disediakan.
Playing (Plan Strategi):
 Memperkirakan dan
menyiapkan semua hal -
yang diperlukan dalam
acara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

Materi Matematika SMP


No Nama Upacara Aktivitas Matematis
yang Sesuai
16. Sepasaran Measuring (Money): Bilangan Bulat dan Pecahan
 Menyiapkan dana yang  Operasi hitung bilangan
cukup untuk menggelar bulat dan pecah:
acara. pembiayaan.
Measuring (Estimations): Bilangan Bulat dan Pecahan
 Memperkirakan  Operasi hitung bilangan
banyaknya tamu bulat dan pecahan: belanja,
undangan agar estimasi banyak tamu
memenuhi lokasi yang undangan, estimasi
tersedia. banyaknya jamuan,
 Memperkirakan estimasi kecukupan ruang.
banyaknya jamuan Bentuk Aljabar
yang perlu  Operasi bentuk aljabar:
dipersiapkan dengan belanja.
mempertimbangkan Persamaan dan Pertidaksamaan
banyaknya tamu Linear
undangan yang hadir.  Persamaan linear satu
variabel: menentukan
kapasitas ruang.
 Pertidaksamaan linear satu
variabel: belanja, estimasi
kapasitas ruangan.
Bangun Datar
 Menaksirkan luas bangun
datar: menentukan
kapasitas lokasi.
Penyajian Data
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu.
- Statistika
a. Modus: menentukan
modus dari hasil
pengklasifikasian tamu
berdasarkan kategori
tertentu.
- Peluang: peluang formasi
tempat duduk.
Playing (Plans Strategies):
 Memperkirakan dan
menyiapkan semua hal -
yang diperlukan dalam
acara
17. Mengantar Measuring (Estimation): Bilangan bulat dan pecahan
Pengantin untuk  Memperkirakan jam  Operasi bilangan bulat dan
Ngunduh Mantu keberangkatan agar Pecahan: menentukan
sampai di kediaman banyak pengombyong,
calon pengantin putra menentukan banyak
tepat pada waktunya. kendaraan, menentukan
 Memperkirakan waktu keberangkatan.
banyaknya kendaraan Bentuk Aljabar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Materi Matematika SMP


No Nama Upacara Aktivitas Matematis
yang Sesuai
yang diperlukan agar  Operasi bentuk aljabar:
semua pengombyong penghitungan kapasitas
dapat turut pergi. kendaraan
Persamaan dan Pertidaksamaan
Linear
 Persamaan liner satu
variabel: perhitungan
kapasitas kendaraan.
 Petidaksamaan Linear Satu
Variabel: perhitungan
kapasitas kendaraan,
estimasi waktu
keberangkatan.
Penyajian Data:
 Tabel
 Diagram
Mendata pengombyong
yang turut pergi.
Statistika
 Modus: menentukan modus
dari pengklasifikasian
terhadap pengombyong
berdasarkan kategori
tertentu.
Peluang:
 Peluang penggunaan suatu
kendaraan.
Kegiatan Tambahan
18. Musyawarah Measuring (Conventional
menentukan tanggal Units):
pernikahan  Menentukan hari
pelaksanaan -
berdasarkan
kesepakatan kedua
keluarga.
19. Kursus Pernikahan Measuring (Estimation): Statistika
 Memperkirakan waktu  Mean: menentukan rata-
kursus pernikahan agar rata jarak kursus
kursus dapat selesai pernikahan sampai dengan
tepat pada waktunya. hari peresmian.
20. Tunangan Measuring (Estimation): Bilangan Bulat dan Pecahan
 Memperkirakan  Operasi hitung bilangan
banyaknya jamuan bulat dan pecahan: belanja,
untuk tamu yang hadir. estimasi banyak tamu
 Memperkirakan lokasi undangan, estimasi
yang memadai untuk banyaknya jamuan,
pelaksanaan acara. estimasi kecukupan ruang.
Bentuk Aljabar
 Operasi bentuk aljabar:
belanja.
Persamaan dan Pertidaksamaan
Linear
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Materi Matematika SMP


No Nama Upacara Aktivitas Matematis
yang Sesuai
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
kapasitas ruang.
 Pertidaksamaan linear satu
variabel: belanja, estimasi
kapasitas ruangan.
Bangun Datar
 Menaksir luas bangun
datar: menentukan
kapasitas lokasi.
Penyajian Data
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu
Statistika
 Modus: menentukan modus
dari hasil pengklasifikasian
tamu berdasarkan kategori
tertentu
Peluang:
 Peluang formasi tempat
duduk.
Explaining (Simbolic
Explanations):
 Sebagai simbol bahwa
kedua calon pengantin -
telah diikat dan hendak
melangsungkan
pernikahan.
21. Pembentukan panitia Measuring (Estimation): Perbandingan
 Memperkirakan  Perbandingan senilai dan
banyaknya kepanitian berbalik nilai: menentukan
untuk membantu banyak panitia
menggelar acara.
 Memperkirakan waktu
yang tepat untuk
melakukan
pembentukan panitia
22. Mengunjungi tokoh Explaining (Simbolic
masyarakat atau Explanations):
tetua di sekitar  Sebagai simbol mohon
kediaman subjek doa restu terhadap -
upacara pernikahan
yang akan
dilaksanakan
23. Kondangan Measuring (Estimation): Bilangan Bulat dan Pecahan
 Memperkirakan  Operasi hitung bilangan
banyaknya jamuan bulat dan pecahan:
yang harus disiapkan pembiayaan, belanja,
untuk menjamu tamu estimasi banyak tamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

Materi Matematika SMP


No Nama Upacara Aktivitas Matematis
yang Sesuai
yang hadir undangan, estimasi
 Memperkirakan banyaknya jamuan.
banyaknya belanja Bentuk Aljabar
untuk dapat memenuhi  Operasi bentuk aljabar:
segala keperluan. belanja.
Persamaan dan Pertidaksamaan
Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
banyak jamuan, belanja.
 Pertidaksamaan linear satu
variabel: belanja.
Penyajian Data
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu
Statistika
 Mean: mencari rata-rata
lama waktu Kondangan,
rata-rata sumbangan yng
diberikan, rata-rata tamu
yang datang berdasarkan
kategori tertentu.
 Modus: mengetahui modus
dari pengklasifikasian tamu
berdasarkan kategori
tertentu.
Peluang:
 Peluang terambilnya menu
tertentu yang disediakan.
24. Kenduri sebelum Measuring (Estimation): Bilangan Bulat dan Pecahan
pelaksanaan Ijab  Memperkirakan  Operasi hitung bilangan
banyaknya paket bulat dan pecahan:
Kenduri yang harus pembiayaan, belanja,
dibuat untuk dapat estimasi banyak paket
mencukupinya. Kenduri yang harus dibuat.
Bentuk Aljabar
 Operasi bentuk aljabar:
belanja, estimasi
pembiayaan yang
dikeluarkan.
Persamaan dan Pertidaksamaan
Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
banyak belanja.
 Pertidaksamaan linear satu
variabel: menentukan
belanja.
Penyajian Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

Materi Matematika SMP


No Nama Upacara Aktivitas Matematis
yang Sesuai
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data kerabat
yang mendapat paket
Kenduri berdasarkan
kategori tertentu
Statistika
 Mean: mencari rata-rata
biaya untuk membuat paket
Kenduri, rata-rata banyak
kerabat yang menerima
paket Kenduri berdasarkan
kategori tertentu.
 Modus: mengetahui modus
dari pengklasifikasian
penerima paket Kenduri
berdasarkan kategori
tertentu.
25. Doa memohon Measuring (Money): Bilangan bulat dan pecahan
kelancaran  Menyiapkan anggaran  Operasi hitung bilangan
pelaksanaan Ijab yang cukup untuk bulat dan pecah:
menggelar doa pembiayaan.
Midodareni.
Measuring (Estimation): Bilangan bulat dan pecahan
 Memperkirakan banyak  Operasi hitung bilangan
jamuan yang bulat dan pecahan: belanja,
diperlukan untuk estimasi banyak tamu
menjamu tamu. undangan, estimasi
 Memperkirakan banyaknya jamuan,
kecukupan tempat estimasi kecukupan ruang.
untuk menggelar doa Bentuk Aljabar
Midodareni.  Operasi bentuk aljabar:
 Memperkirakan dan belanja.
menyediakan berbagai Persamaan dan Pertidaksamaan
keperluan yang Linear
dibutuhkan untuk  Persamaan linear satu
menggelar upacara. variabel: menentukan
kapasitas ruang
 Pertidaksamaan linear satu
variabel: belanja, estimasi
kapasitas ruangan
Bangun Datar
 Menaksirkan luas bangun
datar: menentukan
kapasitas lokasi.
Penyajian Data
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu
Statistika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

Materi Matematika SMP


No Nama Upacara Aktivitas Matematis
yang Sesuai
 Modus: menentukan modus
dari hasil pengklasifikasian
tamu berdasarkan kategori
tertentu
Peluang:
 Peluang formasi tempat
duduk.
26. Tirakatan - -
27. Pemberian Uleh- Explaining (Simbolic
uleh Explanation):
 Pemberian Uleh-uleh
sebagai simbol ucapan
-
terima kasih atas doa
dan restu yang
diberikan oleh kerabat
dan saudara.
Measuring (Money): Bilangan Bulat dan Pecahan
 Menyiapkan anggaran  Operasi hitung bilangan
yang cukup untuk bulat dan pecah:
membuat paket pembiayaan.
Kenduri.
Measuring (Estimation): Bilangan Bulat dan Pecahan
 Memperkirakan  Operasi hitung bilangan
banyaknya paket Uleh- bulat dan pecahan:
uleh yang harus dibuat. pembiayaan, belanja,
 Memperkirakan banyak estimasi banyak paket
bahan makanan yang Uleh-uleh yang harus
harus dibeli. dibuat.
Bentuk Aljabar
 Operasi bentuk aljabar:
belanja, estimasi
pembiayaan yang
dikeluarkan.
Persamaan dan Pertidaksamaan
Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
banyak belanja.
 Pertidaksamaan linear satu
variabel: menentukan
belanja.
Penyajian Data
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data kerabat
yang mendapat Uleh-uleh
berdasarkan kategori
tertentu
Statistika
 Mean: mencari rata-rata
biaya untuk membuat Uleh-
uleh, rata-rata banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Materi Matematika SMP


No Nama Upacara Aktivitas Matematis
yang Sesuai
kerabat yang menerima
Uleh-uleh berdasarkan
kategori tertentu.
 Modus: mengetahui modus
dari pengklasifikasian
penerima Uleh-uleh
berdasarkan kategori
tertentu.

Demikianlah hasil analisis aspek matematis dan materi tingkat

Sekolah Menengah Pertama yang terkait terhadap upacara-upacara pada

Tradisi Pernikahan Yogyakarta yang dilaksanakan oleh subjek pelaksana.

Hasil analisis aspek matematis ini selanjutnya divalidasi oleh 3 orang pakar,

yaitu satu dosen dan 2 orang guru matematika SMP. Setiap validator akan

memberikan penilaian terhadap setiap aspek matematis yang telah

ditentukan dengan tingkat validasi yang digunakan adalah Sangat Rendah

(SR), Rendah (R), Cukup (C), Kuat (K), dan Sangat Kuat (SK). Aspek

matematis dinyatakan valid apabila terdapat minimal 2 orang pakar

menyatakan tingkat validitas sekurang-kurangnya cukup. Berdasarkan

validasi yang dilakukan oleh ketiga validator diperoleh hasil sebagai

berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 26. Rekapitulasi Validitas Pakar terhadap Aspek-Aspek Matematis yang Terdapat pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta
Materi Matematika SMP
Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
Rangkaian Upacara Adat Sesuai dengan Pendapat Tokoh Ahli
1. Nontoni - C -
2. Lamaran - R -
3. Pemasangan Tarub Explaining (Story
Explanation):
K K R Valid
 Berdasarkan sejarah
Joko Tarub
Designing (similarity): Transformasi:
menyusun gerbang Tarub  Refleksi: gerbang
kanan dan kiri semirip Tarub kanan
SK K K Valid SK C K Valid
mungkin. direfleksikan maka
terbentuk gerbang
Tarub kiri.
Explaining (Symbolic
Explanations):
 Terkandung simbol-
simbol dan makna dari
C K C Valid -
setiap daun-dauann atau
perlengkapan yang
digunakan pada
gerbang Tarub.
4. Meratus Rambut dan Designing (Design) :
Ngerik  Juru rias membuat
cengkorongan di dahi
calon pengantin putri K K K Valid -
sesuai dengan bentuk
riasan pengantin
Yogyakarta.
5. Midodareni Explaining (Story K K R Valid -

157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
Explanation):
 Turunnya bidadari yaitu
Dewi Nawang Wulan
untuk mempercantik
calon pengantin putri.
6. Srah-srahan Measuring (Estimation): Bilangan Bulat dan
 Memperkirakan banyak Pecahan:
jamuan yang harus  Operasi Bilangan
disediakan. Bulat: pembiayaan.
 Memperkirakan SK SK SK Valid  Bilangan Pecah: SK SK SK Valid
kecukupan tempat pembiayaan, estimasi
untuk melangsungkan undangan, estimasi
upacara Srah-srahan. belanja, estimasi
kecukupan ruang.

Bentuk Aljabar
 Operasi Bentuk C C K Valid
Aljabar: pembiayaan.
Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear
 Penyelesaian
Persamaan dan K C K Valid
Pertidaksamaan
Linear: pembiayaan,
belanja.
Perbandingan
 Perbandingan Senilai
SK K K Valid
dan Berbalik Nilai:
belanja.
Penyajian Data SK SK K Valid

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu
Statistika:
 Rata-rata: rata-rata
biaya yang dihabiskan SK K K Valid
untuk menggelar
upacara Srah-srahan.
Playing (Plans Strategies):
 Menyediakan berbagai
keperluan yang SK C R Valid
dibutuhkan dalam
menggelar acara.
7. Nyantri - R -
8. Angsul-angsul Explaining (Simbolic
Explanations):
 Sebagai simbol pesan
dari orang tua calon
pengantin putri kepada C K C Valid -
orang tua calon
pengantin putra bahwa
utusan telah sampai
dengan selamat.
Measuring (Estimation): Bilangan
 Memperkirakan  Operasi Bilangan:
banyaknya oleh-oleh SK K SK Valid pembiayaan. SK K SK Valid
yang akan diserahkan
kepada keluarga orang

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
tua pengantin putra.
Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear:
 Penyelesaian
K C SK Valid
persamaan dan
pertidaksamaan linear:
pembiayaan
Bentuk Aljabar
 Operasi Bentuk
C C SK Valid
Aljabar: pembiayaan,
belanja.
9. Balangan Gantal Location (Environmental Bidang Kartesius
Location):  Koordinat suatu titik
 Pelaksanaan upacara  Posisi titik terhadap
K K SK Valid K C SK Valid
yaitu di gerbang Tarub titik lain
Menggambarkan lokasi
pada bidang kartesius.
Measuring (Estimation):
 Memperkirakan arah
K C K -
lemparan agar tepat
mengenai pasangan
Counting (Number
Relationship):
 banyak Gantal (sirih) SK C K Valid -
yang digunakan adalah
7 ikat.
Explaining (Simbolic
Explanations):
C K K Valid -
 Upacara saling
melempar gantal

160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
mengandung lambang
bahwa kedua mempelai
saling melempar kasih.
 Gantal sebagai simbol
pertemuan jodoh antara
pengantin putri dan
putra yang telah diikat
dengan benang yang
suci.
10. Wijikan Explaining (Simbolic
Explanations):
 Pengantin putri
membasuh kaki
pengantin putra sebagai
simbol bakti seorang
istri kepada suaminya,
dan sebagai simbol
menghilangkan
halangan agar terhindar
dari kesulitan untuk
C K C Valid -
menuju keluarga
bahagia.
 Pengantin putra
membantu pengantin
putri untuk berdiri
setelah membasuh kaki,
sebagai lambang
perlindungan seorang
suami kepada istrinya.
 Pemecahan telur oleh
juru rias sebagai

161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
lambang harapan segera
mendapat keturunan.
11. Kanten Asto - -
12. Tampa Kaya Explaining (Simbolic
Explanations):
 Pengantin putra
menuangkan Kaya
kepangkuan pengantin
putri, sebagai simbol
menunjukkan tanggung
jawab suami memberi
nafkah kepada istri dan
keluarga. C K K Valid -
 Pengantin putri
menerima kaya yang
diberikan oleh
pengantin putra sebagai
simbol bahwa sang istri
harus pandai mengelola
rejeki agar segala
keperluan keluarga
terpenuhi.
Measuring (Volume): Volume Benda
 Banyaknya kaya yang
K R SK Valid C R SK Valid
digunakan untuk
upacara Tampa Kaya
13. Dhahar Walimahan Explaining (Simbolic
(Sego Klimah) Explanations):
C K K Valid -
 Simbol kemantapan hati
kedua mempelai dalam

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
berumah tangga.
 Menggambarkan bahwa
kerukunan suami istri
akan mendatangkan
kebahagiaan.
Counting (Number
Relationship):
 Pengantin pria SK C SK Valid -
membuat kepalan nasi
sebanyak tiga kepalan.
Measuring (Standard Unit):
 Membuat bulatan-
K C SK Valid -
bulatan nasi dengan
ukuran kepalan tangan.
14. Sungkem Orang Tua Explaining (Simbolic
Explanations):
 Simbol bakti anak
kepada orang tua yang
telah mendidik dan
membesarkan hingga
dewasa.
 Simbol permohonan
C K SK Valid -
maaf anak kepada orang
tua atas segala
kesalahan yang pernah
diperbuat.
 Simbol permohonan
doa restu agar dapat
menjadi keluarga
bahagia.

163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
15. Lain-lain (Resepsi Measuring (Money) : Bilangan Bulat dan
Pernikahan)  Menyiapkan dana yang Pecahan
cukup untuk menggelar SK K SK Valid  Operasi Hitung SK K SK Valid
acara. Bilangan Bulat dan
Pecah: pembiayaan
Measuring (Estimations): Bentuk Aljabar
 Memperkirakan  Operasi Bentuk
banyaknya jamuan yang Aljabar: belanja.
perlu dipersiapkan
dengan
mempertimbangkan
SK K SK Valid C K SK Valid
banyaknya tamu
undangan.
 Memperkirakan luasnya
lokasi supaya dapat
menyambut tamu
undangan yang hadir.
Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan Linear Satu
Variabel: menentukan
kapasitas ruang. K K SK Valid
 Pertidaksamaan Linear
Satu Variabel: belanja,
estimasi kapasitas
ruangan.
Bangun Datar
 Menaksirkan luas
K K SK Valid
bangun datar:
menentukan kapasitas

164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
lokasi.
Penyajian Data
 Tabel
 Diagram
SK K SK Valid
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu.
Statistika
 Mean: mencari rata-
rata lama persiapan,
rata-rata dana yang K K SK Valid
diperlukan, rata-rata
sumbangan yang
diberikan.
Peluang:
 Peluang terambilnya
K K SK Valid
menu tertentu yang
disediakan.
Playing (Plan Strategi):
 Memperkirakan dan
menyiapkan semua hal SK C K Valid -
yang diperlukan dalam
acara.
16. Sepasaran Measuring (Money): Bilangan Bulat dan
 Menyiapkan dana yang Pecahan
cukup untuk menggelar  Operasi hitung
SK K K Valid SK K SK Valid
acara. bilangan bulat dan
pecah: pembiayaan.

Measuring (Estimations): SK K K Valid Bilangan Bulat dan SK K SK Valid

165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
 Memperkirakan Pecahan
banyaknya tamu  Operasi hitung
undangan agar bilangan bulat dan
memenuhi lokasi yang pecahan: belanja,
tersedia. estimasi banyak tamu
 Memperkirakan undangan, estimasi
banyaknya jamuan yang banyaknya jamuan,
perlu dipersiapkan estimasi kecukupan
dengan ruang.
mempertimbangkan
banyaknya tamu
undangan yang hadir.
Bentuk Aljabar
 Operasi bentuk aljabar: C K SK Valid
belanja.
Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
kapasitas ruang. K K SK Valid
 Pertidaksamaan linear
satu variabel: belanja,
estimasi kapasitas
ruangan.
Bangun Datar
 Menaksirkan luas
bangun datar: K K SK Valid
menentukan kapasitas
lokasi.
Penyajian Data SK K SK Valid

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu.
Statistika
 Modus: menentukan
modus dari hasil
SK K SK Valid
pengklasifikasian tamu
berdasarkan kategori
tertentu.
Peluang:
 Peluang formasi K K SK Valid
tempat duduk.
Playing (Plans Strategies):
 Memperkirakan dan
menyiapkan semua hal K K K Valid -
yang diperlukan dalam
acara
17. Mengantar Measuring (Estimation): Bilangan bulat dan pecahan
Pengantin untuk  Memperkirakan jam  Operasi bilangan bulat
Ngunduh Mantu keberangkatan agar dan Pecahan:
sampai di kediaman menentukan banyak
calon pengantin putra pengombyong,
tepat pada waktunya. SK K K Valid menentukan banyak SK K K Valid
 Memperkirakan kendaraan,
banyaknya kendaraan menentukan waktu
yang diperlukan agar keberangkatan.
semua pengombyong
dapat turut pergi.

167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
Bentuk Aljabar
 Operasi bentuk aljabar:
penghitungan kapasitas C K K Valid
kendaraan

Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan liner satu
variabel: perhitungan
kapasitas kendaraan.
K K K Valid
 Petidaksamaan Linear
Satu Variabel:
perhitungan kapasitas
kendaraan, estimasi
waktu keberangkatan.
Penyajian Data:
 Tabel
 Diagram SK K K Valid
Mendata pengombyong
yang turut pergi.
Statistika
 Modus: menentukan
modus dari
pengklasifikasian
SK K K Valid
terhadap
pengombyong
berdasarkan kategori
tertentu.
Peluang:
K K K Valid
 Peluang penggunaan

168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
suatu kendaraan.
Kegiatan Tambahan
18. Musyawarah Measuring (Conventional
menentukan tanggal Units):
pernikahan  Menentukan hari
pelaksanaan SK K K -
berdasarkan
kesepakatan kedua
keluarga.
19. Kursus Pernikahan Measuring (Estimation): Statistika
 Memperkirakan waktu  Mean: menentukan
kursus pernikahan agar rata-rata jarak kursus
SK K K Valid SK K SK Valid
kursus dapat selesai pernikahan sampai
tepat pada waktunya. dengan hari peresmian.

20. Tunangan Measuring (Estimation): Bilangan Bulat dan


 Memperkirakan Pecahan
banyaknya jamuan  Operasi hitung
untuk tamu yang hadir. bilangan bulat dan
 Memperkirakan lokasi pecahan: belanja,
yang memadai untuk SK K SK Valid estimasi banyak tamu SK K SK Valid
pelaksanaan acara. undangan, estimasi
banyaknya jamuan,
estimasi kecukupan
ruang.

Bentuk Aljabar
 Operasi bentuk aljabar:
C K SK Valid
belanja.

169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
kapasitas ruang. K K SK Valid
 Pertidaksamaan linear
satu variabel: belanja,
estimasi kapasitas
ruangan.
Bangun Datar
 Menaksir luas bangun
K K SK Valid
datar: menentukan
kapasitas lokasi.
Penyajian Data
 Tabel
 Diagram
SK K SK Valid
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu
Statistika
 Modus: menentukan
modus dari hasil
SK K SK Valid
pengklasifikasian tamu
berdasarkan kategori
tertentu.
Peluang:
 Peluang formasi K K SK Valid
tempat duduk
Explaining (Simbolic
C K K Valid - K
Explanations):

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
 Sebagai simbol bahwa
kedua calon pengantin
telah diikat dan hendak
melangsungkan
pernikahan.
21. Pembentukan panitia Measuring (Estimation): Perbandingan
 Memperkirakan  Perbandingan senilai
banyaknya kepanitian dan berbalik nilai:
untuk membantu menentukan banyak
menggelar acara. K K K Valid panitia SK K K Valid
 Memperkirakan waktu
yang tepat untuk
melakukan
pembentukan panitia
22. Mengunjungi tokoh Explaining (Simbolic
masyarakat atau Explanations):
tetua di sekitar  Sebagai simbol mohon
C K K Valid - K
kediaman subjek doa restu terhadap
upacara pernikahan
yang akan dilaksanakan
23. Kondangan Measuring (Estimation): Bilangan Bulat dan
 Memperkirakan Pecahan
banyaknya jamuan yang  Operasi hitung
harus disiapkan untuk bilangan bulat dan
menjamu tamu yang pecahan:
SK K K Valid SK K K Valid
hadir pembiayaan,
 Memperkirakan belanja, estimasi
banyaknya belanja banyak tamu
untuk dapat memenuhi undangan,
segala keperluan. estimasi

171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
banyaknya
jamuan.
Bentuk Aljabar
 Operasi bentuk aljabar: C K K
belanja.
Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
K K K
banyak jamuan,
belanja.
 Pertidaksamaan linear
satu variabel: belanja.
Penyajian Data
 Tabel
 Diagram
SK K K Valid
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu
Statistika
 Mean: mencari rata-
rata lama waktu
Kondangan, rata-rata
sumbangan yng
diberikan, rata-rata SK K K Valid
tamu yang datang
berdasarkan kategori
tertentu.
 Modus: mengetahui
modus dari

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
pengklasifikasian tamu
berdasarkan kategori
tertentu.
Peluang:
 Peluang terambilnya
K K K Valid
menu tertentu yang
disediakan
24. Kenduri sebelum Measuring (Estimation): Bilangan Bulat dan
pelaksanaan Ijab  Memperkirakan Pecahan
banyaknya paket  Operasi hitung
Kenduri yang harus bilangan bulat dan
SK K K Valid SK K K Valid
dibuat untuk dapat pecahan: pembiayaan,
mencukupinya. belanja, estimasi
banyak paket Kenduri
yang harus dibuat
Bentuk Aljabar
 Operasi bentuk aljabar:
belanja, estimasi C K K Valid
pembiayaan yang
dikeluarkan.
Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
K K K Valid
banyak belanja.
 Pertidaksamaan linear
satu variabel:
menentukan belanja.
Penyajian Data
SK K K Valid
 Tabel

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
 Diagram
Menampilkan data kerabat
yang mendapat paket
Kenduri berdasarkan
kategori tertentu.
Statistika
 Mean: mencari rata-
rata biaya untuk
membuat paket
Kenduri, rata-rata
banyak kerabat yang
menerima paket
Kenduri berdasarkan
SK K K Valid
kategori tertentu.
 Modus: mengetahui
modus dari
pengklasifikasian
penerima paket
Kenduri berdasarkan
kategori tertentu.

25. Doa memohon Measuring (Money): Bilangan bulat dan pecahan


kelancaran  Menyiapkan anggaran  Operasi hitung
pelaksanaan Ijab yang cukup untuk SK K K Valid bilangan bulat dan SK K K Valid
menggelar doa pecah: pembiayaan
Midodareni
Measuring (Estimation): Bilangan bulat dan pecahan
 Memperkirakan banyak  Operasi hitung
SK K K Valid SK K K Valid
jamuan yang diperlukan bilangan bulat dan
untuk menjamu tamu. pecahan: belanja,

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
 Memperkirakan estimasi banyak tamu
kecukupan tempat undangan, estimasi
untuk menggelar doa banyaknya jamuan,
Midodareni. estimasi kecukupan
 Memperkirakan dan ruang.
menyediakan berbagai
keperluan yang
dibutuhkan untuk
menggelar upacara.
Bentuk Aljabar
 Operasi bentuk aljabar: C K K Valid
belanja
Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
kapasitas ruang K K K Valid
 Pertidaksamaan linear
satu variabel: belanja,
estimasi kapasitas
ruangan
Bangun Datar
 Menaksirkan luas
bangun datar: K K K Valid
menentukan kapasitas
lokasi.
Penyajian Data
 Tabel
SK K K Valid
 Diagram
Menampilkan data tamu

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
undangan berdasarkan
kategori tertentu.

Statistika
 Modus: menentukan
modus dari hasil
SK K K Valid
pengklasifikasian tamu
berdasarkan kategori
tertentu
Peluang:
 Peluang formasi SK K K Valid
tempat duduk.
26. Tirakatan - -
27. Pemberian Uleh- Explaining (Simbolic
uleh Explanation):
 Pemberian Uleh-uleh
sebagai simbol ucapan
SK K C Valid -
terima kasih atas doa
dan restu yang
diberikan oleh kerabat
dan saudara.
Measuring (Money): Bilangan Bulat dan
 Menyiapkan anggaran Pecahan
yang cukup untuk SK K K Valid  Operasi hitung SK K K Valid
membuat paket bilangan bulat dan
Kenduri. pecah: pembiayaan.
Measuring (Estimation): Bilangan Bulat dan
 Memperkirakan Pecahan
SK K K Valid SK K K Valid
banyaknya paket Uleh-  Operasi hitung
uleh yang harus dibuat. bilangan bulat dan

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
 Memperkirakan banyak pecahan: pembiayaan,
bahan makanan yang belanja, estimasi
harus dibeli. banyak paket Uleh-
uleh yang harus dibuat.
Bentuk Aljabar
 Operasi bentuk aljabar:
belanja, estimasi C K K Valid
pembiayaan yang
dikeluarkan.
Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
K K K Valid
banyak belanja.
 Pertidaksamaan linear
satu variabel:
menentukan belanja
Penyajian Data
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data kerabat SK K K Valid
yang mendapat Uleh-uleh
berdasarkan kategori
tertentu
Statistika
 Mean: mencari rata-
rata biaya untuk
SK K SK Valid
membuat Uleh-uleh,
rata-rata banyak
kerabat yang menerima

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Matematika SMP


Validator Kesimpulan Validator Kesimpulan
No Nama Upacara Aktivitas Matematis yang Sesuai
V1 V2 V3 V1 V2 V3
Uleh-uleh berdasarkan
kategori tertentu.
 Modus: mengetahui
modus dari
pengklasifikasian
penerima Uleh-uleh
berdasarkan kategori
tertentu.

Demikianlah validasi yang dilakukan terhadap aspek-aspek matematis yang terdapat pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta. Berdasarkan

hasil validasi tersebut, nampak bahwa semua aspek matematis yang ditentukan telah valid,baik aspek matematis yang berkaitan dengan 6

aktivitas dasar matematika menurut Alan J. Bishop (1988) maupun berkaitan dengan materi pembelajaran matematika SMP sesuai dengan

Kurikulum 2013.

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PEMBAHASAN TENTANG MANFAAT HASIL PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini memiliki beberapa manfaat yang berguna dalam

pembelajaran matematika. Manfaat tersebut, telah disampaikan secara singkat

pada BAB I, poin manfaat penelitian. Pada BAB V ini akan dibahas lebih lanjut

tentang beberapa manfaat dari hasil penelitian ini yang berhubungan dan berguna

dalam pembelajaran matematika.

A. Pengembangan Menjadi Permasalahan Kontekstual

Hasil penelitian dan analisis terhadap upacara-upacara pada Tradisi

Pernikahan Yogyakarta yang telah dilakukan dapat dikembangkan menjadi

permasalahan kontekstual. Permasalahan kontekstual merupakan salah satu

alat untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran yang

disampaikan. Selain itu, permasalahan kontekstual dapat membantu guru

mengetahui seberapa dalam siswanya memahami materi pembelajaran itu dan

menggunakan pemahaman terhadap materi untuk memecahkan masalah.

Permasalahan kontekstual sering sekali digunakan dan hampir setiap materi

pembelajaran memanfaatkannya untuk mengukur kemampuan pemecahan

masalah yang dimiliki siswa. Pengembangan menjadi permasalahan

kontekstual tersebut dapat dilakukan dengan berdasarkan pada hasil analisis

aspek-aspek matematis terhadap pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta.

Berikut adalah contoh pengembangan yang dilakukan berdasarkan salah satu

hasil analisis aspek-aspek matematis terhadap upacara Srah-srahan:

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

Tabel 27. Penggalan Analisis aspek matematis terhadap Tradisi Pernikahan Yogyakarta
Materi Matematika SMP
Nama Upacara Aktivitas Matematis
yang Sesuai
Srah-srahan Measuring (Estimation) : Bilangan Bulat dan Pecahan:
 Memperkirakan banyak  Operasi Bilangan Bulat:
jamuan yang harus pembiayaan.
disediakan.  Bilangan Pecah:
 Memperkirakan pembiayaan, estimasi
kecukupan tempat undangan, estimasi belanja,
untuk melangsungkan estimasi kecukupan ruang
upacara Srah-srahan. Bentuk Aljabar
 Operasi Bentuk Aljabar:
Pembiayaan.
Persamaan dan Pertidaksamaan
Linear
 Penyelesaian persamaan
dan pertidaksamaan linear:
pembiayaan, belanja.
Perbandingan
 Perbandingan senilai dan
berbalik nilai: belanja.
Penyajian Data
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu
Statistika:
 Rata-rata: rata-rata biaya
yang dihabiskan untuk
menggelar upacara Srah-
srahan.
Playing (Plans Strategies):
 Menyediakan berbagai
keperluan yang
dibutuhkan dalam
menggelar acara.

Pada upacara Srah-srahan tersebut ditemukan 2 aktivitas mateamtis

dan beberapa materi pemeblajaran matematika SMP. dari tabel tersebut dan

juga dari hasil wawancara dengan subjek penelitian dapat dikembangkan

menjadi permasalahan kontekstual sebagai berikut:

1. Pelaksanaan upacara Srah-srahan yaitu sebagai berikut, orang tua

pengantin putra datang ke kediaman orang tua pengantin putri, satu hari

sebelum Ijab, dengan membawa syarat Srah-srahan yang terdiri dari:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

perhiasan, busana pengantin putri, busana kerja berupa tas dan sepatu,

alat make up, alat-alat tidur, benda-benda rohani, ayam jago, makanan,

sekedar amplop, gula teh, dan pisang Sanggan.

Salah satu syarat yang akan disiapkan oleh Toni adalah perhiasan.

Dana yang ia siapkan untuk membeli perhiasan yang terdiri dari cincin

dan kalung sebesar Rp 5.000.000,00. Dia kemudian hendak membelinya

di toko perhiasan. Di toko tersebut, terdapat beberapa macam pilihan

cincin yang hendak dipilih yaitu seberat 4.8 gr, 5.05 gr, 5.1 gr. Begitu

pula dengan kalung yang hendak dipilih yaitu terdapat kalung dengan

berat 4.28 gr, 4.4 gr, 4.53 gr. Jika harga setiap gr perhiasan di toko

tersebut adalah Rp 530.000,00 manakan cincin dan kalung yang

sebaiknya dibeli oleh Toni agar sisa uangnya paling sedikit?

2. “Pak Ahmad menggelar pernikahan untuk anak perempuannya. Salah

satu rangkaian upacara yang dilaksanakan adalah Srah-srahan pada

malam hari, yaitu hari sebelum Ijab. Pada upacara ini, Pak Ahmad harus

menyediakan jamuan makan untuk para tamu yang diperkirakan

sebanyak 40-50 orang. Beliau berencana hendak menyajikan menu

utama, rendang daging sapi. Sajian makanan ini akan dimasak oleh ibu-

ibu tetangga Pak Ahmad. Ibu-ibu dan seluruh orang yang membantu

acara tersebut sebanyak 12 orang. Untuk membuat menu utama itu,

diperkirakan bahwa setiap kilogram daging dapat dibuat menjadi 25

potong dengan catatan potongan tidak rusak. Pada kenyataannya, setiap

kilogram daging terdapat 2-3 potong daging rusak. Pak Ahmad


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

berencana hendak memberikan 3 potong daging kepada setiap tetangga

yang membantu menyiapkan. Berapa kilogramkah berat daging minimal

yang harus Pak Ahmad beli, supaya dapat menjamu tamu yang hadir dan

tetangga yang membantu? Jika harga daging per kilogram Rp 120.000,00

berapakah uang yang dibutuhkan untuk membeli daging tersebut?”

Permasalahan kontekstual di atas adalah salah satu contoh

pengembangan yang dapat dilakukan. Pengembangan menjadi permasalahan

kontekstual lainnya tentu masih sangat dimungkinkan dan masih banyak.

Oleh karena itu, pengembangan lebih lanjut dapat dilakukan pada saat akan

memanfaatkan hasil kajian ini atau sebagai penyempurnaan penelitian ini.

B. Pengembangan Karakter

Selain dapat dikembangkan menjadi permasalahan kontekstual untuk

pembelajaran matematika, Tradisi Pernikahan Yogyakarta dapat menjadi

pembelajaran tentang karakter yang perlu dikembangkan siswa. Berikut ini

adalah beberapa contoh karakter yang dapat dipelajari oleh siswa dari

pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta.

1. Gotong royong. Karakter ini terlihat dari bagaimana masyarakat

berkumpul di kediaman tetangga yang memiliki hajatan dan membantu

keterlaksanaan acara tanpa merendahkan satu sama lain. Masyarakat

sekitar membantu pemangku hajat dengan wujud tenaga, seperti ibu-ibu

membantu menyiapkan jamuan makan, bapak-bapak membantu

memasang Tarub atau dekorasi, anak-anak muda membantu

menyuguhkan minuman atau makanan kepada para tamu yang hadir, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

sebagainya. Bantuan yang diberikan oleh tetangga bersifat tulus dan tidak

mengharapkan imbalan. Karakter gotong royong ini menjadi salah satu

karakter yang perlu diajarkan kepada siswa.

2. Perhatian dan peduli terhadap sesama. Sikap perhatian dan peduli kepada

sesama juga ditunjukkan dalam pelaksanaan Tradisi Pernikahan

Yogyakarta, khususnya nampak pada sikap tetangga yang memberikan

bantuan dengan sukarela kepada pemangku hajat yang sedang kerepotan.

Bantuan yang diberikan menjadi pertanda bahwa masyarakat menaruh

perhatian serta kepedulian kepada kesulitan orang lain. Peristiwa

semacam ini dapat menunjukkan kepada siswa, bahwa memiliki sikap

perhatian dan peduli kepada sesama merupakan hal yang penting dan

perlu dimiliki.

3. Menyampaikan terima kasih. Sikap memberikan ucapan terima kasih,

nampak dari cara pemangku hajat memberikan Uleh-uleh kepada

tetangga, kerabat atau saudara yang telah datang untuk memberikan restu

dan doa, terlebih kepada tetangga yang telah dengan suka rela dan pernuh

kepedulian membantu keterlaksanaan perhelatan pernikahan. Sikap

menyampaikan terima kasih menjadi salah satu pembelajaran karakter

yang dapat ditunjukkan kepada siswa.

4. Perencanaan secara cermat. Seseorang yang akan menggelar Tradisi

Pernikahan Yogyakarta memerlukan perencanaan yang cermat agar

segala hal yang diperlukan dapat tercukupi dan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki. Apabila perencanaan yang dilakukan kurang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

cermat, maka tidak menutup kemungkinan terjadi beberapa masalah.

Salah satu contohnya, dalam melangsungkan resepsi pernikahan

banyaknya sajian jamuan makan tidak diperhitungkan dengan banyaknya

tamu yang akan datang, maka jamuan tersebut dapat kurang atau sisa

terlalu banyak. Tentu karakter ini juga masih terdapat pada kejadian

lainnya dalam melangsungkan Tradisi Pernikahan Yogyakarta.

5. Perencanaan waktu. Karakter ini nampak salah satunya pada saat

memperkirakan waktu untuk memulai kegiatan rias, supaya pengantin

dan keluarga siap di lokasi Ijab dengan tepat waktu. Contoh lainnya

nampak pada saat mempersiapkan jamuan, yaitu perkiraan tentang waktu

untuk mulai mengolah bahan makanan agar menu siap secara tepat

waktu, yakni tidak terlalu dini tidak juga terlambat supaya makanan tetap

nikmat dan segar.

Demikianlah beberapa contoh karakter yang dapat ditunjukkan

kepada siswa melalui pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta.

Harapannya siwa dapat mengambil hikmah dari pelaksanaan Tradisi

Pernikahan Yogyakarta terutama berkaitan dengan karakter yang perlu

dikembangkan di dalam diri mereka.

C. Contoh-Contoh Tentang Penggunaan Konsep Matematika

Manfaat lainnya yang diperoleh dari hasil kajian terhadap Tradisi

Pernikahan Yogyakarta adalah contoh penggunaan konsep matematika di

kehidupan manusia. Beberapa konsep yang terdapat pada Tradisi Pernikahan

Yogyakarta antara lain:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

1. Operasi Bilangan. Konsep operasi bilangan, sangat banyak ditemukan

dalam pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta, khususnya pada

pembiayaan. Selain pembiayaan terdapat pula pada perkiraan tamu

undangan, dan masih banyak lagi. Salah satu contoh penerapan konsep

ini, telah terdapat pula pada poin pengembangan menjadi permasalahan

kontekstual.

2. Statistika. Salah satu penggunan kosep matematika yang berhubungan

dengan statiska yaitu mencari rata-rata lama waktu persiapan yang

dilakukan untuk menggelar Tradisi Pernikahan Yogyakarta. Selain itu,

mencari rata-rata bantuan berupa uang yang diberikan oleh kerabat yang

datang. Contoh lainnya, konsep ini diterapkan pula untuk mencari

interval banyaknya rangkaian kegiatan pada Tradisi Pernikahan

Yogyakarta yang dapat dilakukan, dan tentu masih ada lagi penerapan

konsep statiska pada tradisi tersebut.

3. Pertidaksamaan. Salah satu penerapan konsep ini terletak pada

perhitungan minimum bahan makan yang harus disedakan agar dapat

memenuhi kebutuhan jamuan makanan untuk para tamu atau untuk

memberikan Uleh-uleh. Penerapan lainnya terletak pada perhitungan

waktu untuk melakukan persiapan seperti rias hingga keberangkatan

menuju lokasi Ijab. Demikian beberapa contoh penerapan konsep

pertidaksamaan pada pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta.

Selain ketiga konsep matematika di atas dan hasil analisis tentang

materi di tingkat Sekolah Menengah Pertama, masih terdapat konsep


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

matematika lainnya yang diterapkan atau digunakan dalam pelaksanaan

Tradisi Pernikahan Yogyakarta. Oleh karena itu, kajian lebih lanjut tentang

penerapan konsep matematika dapat dimungkinkan sebagai bentuk tindak

lanjut dari penelitian ini.

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini yaitu adanya keterbatasan waktu yang

mengakibatkan adanya keterbatasan lainnya, yaitu pertama terletak pada

kurang luasnya ranah analisis aspek-aspek matematis yang ditentukan. Dalam

penelitan ini, aspek matematis hanya ditentukan pada pelaksanaan Tradisi

Pernikahan Yogyakarta oleh masyarakat di Kecamatan Minggir, Kabupaten

Sleman, Provinsi DIY. Aspek matematis pada perlengkapan, makna filosofis,

penentuan hari pernikahan, dan ruang lingkup lainnya tidak dianalisis. Aspek

matematis yang ditentukan juga hanya dibatasi pada aktivitas dasar matematis

yang terdapat pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta, serta materi Pembelajaran

SMP yang dapat dikembangkan. Kedua, Hasil penelitan ini belum dapat

digunakan secara langsung dalam pembelajaran matematika SMP. Masih

diperlukan analisis lebih lanjut untuk dapat menggunakannya dalam

pembelajaran di tingkat SMP. Analisis lebih lanjut tersebut, berkaitan dengan

penyusunan masalah kontekstual dan uji cobanya dalam pembelajaran di

kelas. Subjek dalam penelitian ini hanya 2 subjek ahli dan 4 subjek pelaksana.

Masih dimungkinkan dilakukan penelitian dengan subjek ahli lainnya yang

lebih berkompeten dan lebih mendasar dalam Tradisi Pernikahan Yogyakarta.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

E. Refleksi

Penyusunan tesis ini membuat peneliti semakin memahami tujuan

dan makna dari setiap rangkaian Tradisi Pernikahan Yogyakarta. Sebelum

melaksanakan penelitian ini, peneliti hanya melihat rangkaian upacara yang

unik akan tetapi tidak mengerti makna dan tujuannya. Peneliti juga

menganggap bahwa rangkaian upacara-upacara pada Tradisi Pernikahan

Yogyakarta lumayan merepotkan dan kurang praktis. Setelah mendengar

penjelasan dari subjek ahli, peneliti menjadi lebih mengetahui tujuan dan

alasan serta makna dari setiap upacara. Pengetahuan ini meluruhkan

anggapan negatif dari peneliti terhadap rangkaian upacara pada Tradisi

Pernikahan Yogyakarta. Meskipun memang rangkaian tradisi tersebut kurang

praktis, akan tetapi setiap upacara mengandung doa dan harapan agar

pengantin sebagai keluarga baru selalu diberkati dan hidup bahagia.

Pengetahuan ini membuat peneliti berkeinginan untuk dapat melangsungkan

seluruh rangkaian tradisi pernikahan ketika peneliti menikah nanti.

Khususnya dimulai dari rangkaian upacara Pemasangan Tarub hingga

upacara Uleh-uleh. Rangkaian upacara ini masih relevan dengan kehidupan

manusia saat ini. Hal inilah yang membuat peneliti semakin berkeinginan

untuk melangsungkan pernikahan dengan menggunakan tradisi yang berlaku.

Tradisi Pernikahan Yogyakarta yang dilaksanakan masyarakat

mengajarkan kepada peneliti untuk tak lupa mengucapkan terima kasih

kepada setiap orang yang telah mendukung dalam proses mencapai tujuan.

Tradisi uleh-uleh, kegiatan inilah yang menyadarkan peneliti akan pentingnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

mengucapkan terima kasih. Pengetahuan tentang makna dari setiap rangkaian

Tradisi Pernikahan Yogyakarta memberikan pembelajaran pula tentang

bagaimana sebaiknya bersikap dalam kehidupan berkeluarga. Peneliti yang

tentu memiliki rencana berkeluarga tentu saja mendapatkan pelajaran yang

berharga.

Selain unik karena makna filosofisnya, Tradisi Pernikahan

Yogyakarta juga unik karena berhubungan dengan matematika. Sebagai

pencinta dunia matematika hal ini sangat menarik dan semakin menguatkan

untuk peneliti ketahui. Pada mulanya peneliti memiliki keraguan, apakah

benar tradisi ini dapat digunakan dalam pembelajaran matematika? Memang

peneliti memiliki keyakinan bahwa hampir semua aktivitas berhubungan

dengan sikap matematis, namun pada mulanya peneliti ragu, apakah benar

bahwa dalam Tradisi Pernikahan Yogyakarta terdapat sikap matematis pula?

Sikap matematis seperti apa? Mungkin hanya pada pembiayaan, karena

berhubungan dengan angka. Hanya pemahaman itu yang menjadi bekal.

Setelah penelitian dilakukan dan pemahaman tentang Tradisi Pernikahan

Yogyakarta dimiliki, peneliti menjadi heran dan menemukan hal-hal baru.

Tidak jarang peneliti disadarkan dan akhinya mengucapkan “Oh! Iya ya!”

ketika menganalisis aktivitas matematis. Siapa sangka gerbang Tarub pada

Tradisi Pernikahan Yogyakarta mengandung representasi simbol?

Mengandung aktivitas matematis designing? Serta dapat dikembangkan untuk

mengajarkan pembelajaran matematika di kelas? Siapa sangka setiap upacara

pada tradisi ini berhubungan dengan aktivitas matematis? Sungguh, peneliti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

sangat senang karena dapat menemukan aktivitas-aktivitas matematis pada

tradisi ini. Sekarang, peneliti tidak lagi menganggap bahwa rangkaian upacara

pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta tidak ada artinya. Peneliti juga dapat

memahami makna serta harapan dan doa dari setiap rangkaian upacara pada

tradisi tersebut. Lebih menyenagkan lagi peneliti dapat berbagi kepada

teman-teman maupun pembaca tentang penemuan baik ini.

Sungguh, peneliti sangat senang dan sangat bangga dengan hasil

penelitian ini. Banyak orang terdekat bahkan teman beda jurusan bertanya,

“Memangnya hubungan Tradisi Pernikahan Yogyakarta dengan matematika

itu apa?” Setelah penelitian ini, peneliti bisa menjawab pertanyaan itu. Tidak

jarang mereka akhirnya tertarik membaca laporan penelitian ini. Sangat

menyenangkan, melegakan serta membanggakan ketika mereka menyetujui

dan menjadi mengerti akan hubungan Tradisi Pernikahan Yogyakarta dengan

matematika. Peneliti pun merasa berhasil dalam melakukan penelitian ini.

Akan tetapi peneliti masih merasa kurang puas karena hasil

penelitian yang dilakukan belum berkontribusi nyata dalam pembelajaran

matematika di SMP. Untuk dapat menggunakan hasil penelitian ini dalam

pembelajaran, guru perlu mengembangkan terlebih dahulu bahkan masih

perlu melalui tahap yang cukup panjang. Contohnya, apabila hasil penelitian

ini akan digunakan sebagai masalah kontekstual maka masalah kontekstual

tersebut perlu disusun terlebih dahulu oleh guru, kemudian perlu diuji coba

untuk mengetahui apakah permasalahan yang telah disusun benar-benar dapat

digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adanya tahap-tahap yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

masih perlu dilakukan ini, memposisikan hasil penelitian sebagai benih bukan

sebagai buah. Hal ini membuat kepuasan peneliti kurang maksimal.

Masih banyak aspek yang belum peneliti gali lebih dalam dari

Tradisi Pernikahan Yogyakarta, seperti alasan penetapan tanggal pernikahan,

bagaimana menghitung dan menentukannya. Kemudian tentang berbagai

pernak-pernik dan perlengkapan yang digunakan dalam menggelar tradisi

tersebut, atau tentang alasan-alasan dari setiap upacara. Banyaknya aspek

matematis yang belum digali ini, semoga dapat diteliti lebih jauh lagi.

Alangkah bahagianya jika ada penelitian lanjutan dari tesis yang peneliti

susun ini. Penelitian lanjutan tersebut merupakan bukti nyata bahwa tesis ini

dapat berontribusi nyata dalam dunia penlitian.

Selain pengalaman dan manfaat yang bersifat ilmiah maupun pribadi

manusiawi, penyusunan tesis ini juga memberikan pengalaman rohani bagi

peneliti. Dalam menyusun tesis ini, peneliti mengalami berbagai macam fase

dan kebingungan hingga akhirnya peneliti dapat menemukan formula yang

pas untuk menyusun tesis ini. Pada mulanya tesis ini bertujuan untuk

menyusun permasalahan kontekstual dalam pembelajaran matematika

realistik, akan tetapi hingga bulan April 2017 pengambilan data masih belum

selesai. Setelah pengambilan data selesai, analisis yang peneliti lakukan juga

memerlukan waktu yang cukup lama. Hingga akhirnya judul pada tesis ini

disesuaikan dengan isi dan analisis yang peneliti lakukan. Setelah

mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing, analisis data yang peneliti

lakukan masih terdapat kekurangan. Hal ini mengakibatkan peneliti masih


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

perlu melakukan validasi terhadap aspek matematis yang peneliti tentukan.

Setelah selesai menyusun tesis ini, peneliti hanya mampu diam dan

menunggu jadwal ujian ditetapkan. Dalam hal ini peneliti tidak memilki

wewenang, hanya mampu diam dan berharap. Sementara itu, peneliti

memiliki batas waktu yang hanya tinggal sebentar lagi. Peneliti takut tesis ini

tidak dapat selesai sebelum batas yang ditentukan. Sungguh sangat bingung

dan khawatir ketika peneliti ingin bergerak cepat tetapi tidak mampu

melangkah. Peneliti hanya mampu berserah diri pada Tuhan tetap percaya

bahwa rencana-Nya sangat baik dan akan indah pada waktunya.

Pengalaman ini membuat peneliti menyadari bahwa manusia hanya

mampu berencana, sebaik apaun rencana itu, Tuhanlah yang memutuskan

kenyataan. Akan tetapi, bukan berarti peneliti tidak melakukan apa-apa.

Peneliti sebagai manusia harus melakukan tugasnya dengan maksimal,

bahkan sangat maksimal. Tiada usaha yang sia-sia, doa tanpa usaha sama saja

mati. Semboyan-semboyan tersebut memang benar adanya. Lika-liku dalam

penyusunan tesis ini, membuat peneliti sungguh sangat bersyukur bahwa

peneliti diijinkan menyelesaikan dan mempertahankan tesis di depan panitia

penguji dengan hasil yang sangat memuaskan dan dalam batas waktu yang

ditentukan. Kabar kelulusan ini mampu membuat keluarga sangat bahagia

hingga tangis haru tak terbendung. Sungguh penyusunan tesis ini adalah

pengalaman yang sangat membahagiakan, menggembirakan, membanggakan,

dan penuh rasa syukur.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan

dari penelitian ini. Kesimpulan tersebut terdiri dari kesimpulan utama dan

kesimpulan tambahan, dan berikut adalah hasil kesimpulan yang dapat

diambil:

1. Kesimpulan Utama

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian ini,

dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan Tradisi Pernikahan

Yogyakarta menurut pendapat subjek ahli memiliki makna yang

mendalam dari setiap upacara yang ada. Masyarakat di kecamatan

Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY melaksanakan tradisi

Pernikahan Yogyakarta dengan dua dasar, yaitu berdasarkan pada Tradisi

Pernikahan Yogyakarta secara Baku seperti yang disampaikan oleh

subjek ahli, dan terdapat beberapa kegiatan tambahan yang dilakukan

dengan berdasarkan kebiasaan lingkungan. Secara umum berikut

upacara-upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat di Kecamatan

Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.

Tabel 26. Upacara pada Tradisi PernikahanYogyakarta yang dilaksanakan oleh Masyarakat di
Kecamatan Mingir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY
No Nama Upacara
Rangkaian Upacara Adat Sesuai dengan Pendapat Tokoh Ahli
1. Nontoni
2. Lamaran
3. Pemasangan Tarub

192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Nama Upacara
4. Meratus Rambut dan Ngerik
5. Midodareni
6. Srah-srahan
7. Nyantri
8. Angsul-angsul
9. Balangan Gantal
10. Wijikan
11. Kanten Asto
12. Tampa Kaya
13. Dhahar Walimahan (Sego Klimah)
14. Sungkem Orang Tua
15. Lain-lain
16. Sepasaran
17. Mengantar Pengantin untuk Ngunduh Mantu
Kegiatan Tambahan
18. Musyawarah menentukan tanggal pernikahan
19. Kursus Pernikahan
20. Tunangan
21. Pembentukan panitia
22. Mengunjungi tokoh masyarakat atau tetua di sekitar kediaman subjek
23. Kondangan
24. Kenduri sebelum pelaksanaan Ijab
25. Doa memohon kelancaran pelaksanaan Ijab
26. Tirakatan
27. Pemberian Uleh-uleh

Upacara-upacara pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta yang

dilaksanakan oleh masyarakat di Kecamatan Minggir, Kabupaten

Sleman, Provinsi DIY tersebut, mengandung aspek-aspek matematis dan

dapat dikembangkan menjadi suatu konteks permasalahan pada

pembelajaran siswa di sekolah. Selain itu, hasil kajian juga memiliki

manfaat lain yang berguna bagi pembelajaran matematika. Berdasarkan

hasil analisis tersebut aspek-aspek matematis yang terkandung pada

Tradisi Pernikahan Yogyakarta berdasarkan 6 aktivitas dasar matematis

menurut Alan J. Bishop (1988) antara lain:

a. Counting: number relationship

b. Location: environmental location

193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

c. Measuring: estimation, money, conventional units

d. Designing: similarity, design

e. Explaining: Story explanation, symbolic explanations,

f. Playing: plan strategy

Adapun materi tingkat Sekolah Menengah Pertama yang dapat

dikembangkan dari upacara-upacara tersebut antara lain:

a. Bilangan Bulat dan Pecahan f. Bangun Datar

b. Bentuk Aljabar g. Volume Benda

c. Persamaan dan Pertidaksamaan Linear h. Penyajian Data

Satu Variabel i. Statistika

d. Perbandingan j. Peluang

e. Transformasi

2. Kesimpulan Tambahan

Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa terdapat upacara-

upacara yang masih relevan dengan kehidupan masyarakat pada saat ini.

Upacara-upacara tersebut hendaknya dapat terus dilestarikandan dijaga

oleh masyarakat. Akan tetapi terdapat pula upacara yang cukup relevan

dengan kehidupan masyarakat saat ini. Pelaksanan upacara-upacara

tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi keluarga kedua pengantin.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, diketahui bahwa

setiap upacara yang terdapat pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta

memiliki makna-makna yang penting dan mendalam sebagai bekal

maupun doa bagi pengantin atau keluarga baru. Dari setiap rangkaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

upacara yang ada, terdapat satu upacara yang sama sekali tidak

dilaksanakan oleh setiap subjek pelaksana, yaitu rangkaian upacara

Siraman yang dimulai dari Sungkem Orang Tua sebelum Siraman sampai

dengan upacara Dulangan Pungkasan. Berdasarkan hasil wawancara

dengan subjek ahli, diketahui bahwa rangkaian upacara Siraman

memiliki makna untuk menyucikan calon pengantin secara lahir dan

batin, sehingga kedua mempelai siap melangsungkan Ijab dengan hati

dan pikiran yang bersih. Akan tetapi, upacara ini tidak dilakukan dengan

pertimbangan kurang praktis.

Hasil penelitian juga memiliki beberapa manfaat yang berguna bagi

pembelajaran matematika, seperti dapat digunakan untuk

mengembangkan permasalahan kontekstual, dapat digunakan untuk

pembelajaran karakter, dapat digunakan sebagai contoh penerapan

konsep matematika di kehidupan.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini yang pertama

hendaknya penelitian ini dapat dilanjutkan untuk dikembangkan lebih lanjut

sehingga dapat langsung digunakan pada pembelajaran matematika di

sekolah. Pembelajaran berbasis budaya juga hendaknya dapat terus diteliti

dan dikembangkan di Indonesia, agar dapat dimanfaatkan untuk

mengembangkan pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika di

sekolah. Banyaknya pengembangan materi dari budaya sekitar siswa, dapat

membantu siswa mendapatkan pembelajaran matematika yang bermakna.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

Pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta ini banyak ditemukan aktivitas

Explaining. Penelitian yang lebih mendalam pada tradisi pernikahan

Yogyakarta khususnya yang berkaitan dengan aktivitas ini masih sangat

dimungkinkan pula.

Saran lain yang dapat disampaikan bahwa hendaknya upacara-

upacara pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta yang masih relevan dengan

kehidupan masyarakat saat ini dapat terus dilestarikan oleh masyarakat,

karena upacara-upacara tersebut sangat baik dan mengandung makna yang

begitu penting sebagai wujud doa bagi keluarga baru yang akan dijalani oleh

pengantin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Adams, Rebecca. 2001. Upacara Pernikahan di Jawa: Upacara-Upacara,


Simbolisme, dan Perbedaan Daerah di Pulau Jawa. Fakultas FISIP,
Universitas Muhammadiyah, Malang, Jawa Timur.

Albanese, Veronica & Francisco Javier Perales. 2015. Enculturation with


Ethnomathematical Microprojects: From Culture to Mathematics.
Journal of Mathematics & Culture, V9(1), 1-11.

Arismendi, Edoardo Jesus. 2001. Ethnomathematics: An Alternative Approach


to the Practice of Teaching and Learning. A discourse delivered at the
mathematics across the curriculum summer institute.

Berlinghoff, William P & Gouvea, Fernando. 2004. Math Through the Ages: A
Gentle History for Teachers and Others. A Joint Publication of Oxton
House Publisher ang The Mathematical Association of America.

Bishop, Alan J. 1988 Mathematical Enculturation: a cultural perspective on


Mathematics Education, D. Reidel Publishing Company, Dordrecht,
Holand. http://www.csus.edu/indiv/o/oreyd/acp.htm_files/abishop.htm,
diakses pada 23 May 2017 pukul 09:31 WIB.

Burns, Nancy, Susan K. Grove & Jennifer Gray. 2011. Understanding nursing
research : building an evidence-based practice fifth edition. Texas:
Elsevier Saunders.

Clarkson, Philip C. 2004. Multicultural Classrooms: Contexts for Much


Mathematics Teaching and Learning. Proceedings of the 10th
International Congress of Mathematics Education Copenhagen.

D’Ambrosio, U. & Rosa, M. 2008. A dialogue with Ubiratan D’Ambrosio: a


Brazilian conversation about ethnomathematics. Revista
Latinoamericana de Etnomatemática, Vol 1 No 2. 88-110.

Dispini, Meta & Yulius Wahyu P. 2015. Kajian Etnomatematika pada


Perhitungan Jodoh dan Hari Pernikahan Masyarakat Jawa. Prosiding
SemNas Mat-Pmat FKIP UMP Purwokerto.

197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

Fauzan, Ahmad. 2002. Applying Realistic Mathematics Education (RME) in


Teaching Geometry in Indonesian Primary Schools. Thesis University of
Twente, Enschede, Jerman.

Hammond, Tracy. 2000. Ethnomathematics: Concept Definition and Research


Perspectives. A thesis submitted to the Graduate Faculty in
Anthropology in partial fulfillment of the requirements for the Degree of
Master of Arts in Anthropology, Columbia University, New York.

Haryanto. 2015. Etnomatematika. Prosiding dalam Seminar Nasional


Matematika dan Pendidikan Matematika 2015. Purwokerto: Univeritas
Muhamadiyah Purwokerto.

Hermawati, Tanti. 2007. Budaya Jawa dan Kesetaraan Gender. Jurnal


Komunikasi Massa Vol. 1, No. 1, Juli 2007, 18-24.

Herron, Julie. 2009. Culturally Relevant Word Problems in Second Grade: What
are the effects?. The Journal of Mathematics and Culture October 2009,
V4(1).

Jaelani, Anton, dkk. 2013. Students’ Strategies of Measuring Time Using


Traditional Gasing Game in Third Grade of Primary School. Jurnal
IndoMS.J January 2013, V4(1).

Kamal, Fahmi. 2014. Perkawinan Adat Jawa dalam Kebudayaan Indonesia.


Jurnal Khasanah Ilmu September 2014, Vol V No. 2.

Kemendikbud. 2016. Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah


Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Mata Pelajaran
Matematika. Jakarta.

Lambert, Vickie A. & Clinton E. Lambert. 2012. Qualitative Descriptive


Research: An Acceptable Design. Pacific Rim International Journal of
Nursing Research October - December 2012, Vol 16 No 4.

Marsigit. 2011. Pengembangan Karakter dalam Pendidikan Matematika. Dalam


buku Pendidikan Karakter dalam perspektif dan teori oleh Prof.
Darmiyati Yuhdi dkk). Yogyakarta: UNY press.

Miles, Matthew B, A. Michael Huberman, & Johny Saldana. 2014. Qualitative


Data Analysis: a Methods sourcebook-Third edition. Arizona State
University: Sage Publication.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

Muchlis, Effie Efrida. 2012. Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika


Realistik Indonesia (PMRI) terhadap Perkembangan Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa Kelas II SD Kartika 1.10 Padang. Jurnal
Exacta 2 Desember 2012, Vol. X, No. 2.

Murtiaji, Sri Supadmi, Raden & Raden Suwardanidjaja. 1993. Tata Rias
Pengantin Gaya Yogyakarta. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mustika, Aulia Musla. 2012. Penerapan PMRI dalam Pembelajaran Matematika


di Sekolah Dasar untuk Menumbugh kembangkan Pendidikan Karakter.
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
FMIPA UNY 10 November 2012.

Orey, Daniel Clark & Rosa, Milton. 2006. Ethnomathematics: Cultural


Assertions and Challenges Towards Pedagogical Action. The Journal of
Mathematics and Culture May 2006, V1(1).

Partokusumo, Karkono Kamajaya.1995. Kebudayaan Jawa, Perpaduaanya


dengan Islam. Yogyakarta: Ikatan Penerbit Indonesia.

Permendikbud, No. 24 tahun 2016 Lampiran 15, tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.

Prayitno, Edi & Th. Widyantini. 2011. Modul Matematika SMP Program
BERMUTU: Pendidikan Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa dalam
Pembelajaran Matematika di SMP. Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK)
Matematika.

Puspita Martha International Beauty School. 2012. Pengantin Yogya Putri &
Paes Ageng: Prosesi, Tata Rias, & Busana. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Sari, Maria Rettian A & Paskalia Pradanti. 2015. Aspek Geometri dalam Motif
Batik Yogyakarta. Prosiding SemNas Mat-Pmat FKIP UMP Purwokerto.

Shadiq, fadjar &Mustajab, Nur Amini. 2010. Modul Matematika SMP Program
Bermutu: Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik di
SMP. Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorak Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK)
Matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

Siswono, Tatag Yuli Eko. 2006. PMRI: Pembelajaran Matematika yang


Mengembangkan Penalaran Kreativitas dan Kepribadian Siswa.
Makalah Workshop Pembelajaran Matematika di MI “Nurur Rohmah”,
Sidoarjo, 8 Mei 2006.

Unodiaku, Stanislus Sochima. 2013. Effect of Ethno-Mathematics Teaching


Materials on Students’ Achievement in Mathematics in Enugu State.
Journal of Education and Practice 2013, V4(23).

Usdiyana, Dian, dkk. 2009. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis Siswa


SMP melalui Pembelajaran Matematika Realistik. Jurnal pengajaran
MIPA April 2009, V13(1).

Yuliyanto, Bededictus Dwi & Yoanna Krisnawati. 2015. Kajian Etnomatematika


pada Perhitungan Hari Peringatan Orang Meninggal oleh Masyarakat
Jawa di Yogyakarta Menurut Budayawan Setempat. Prosiding SemNas
Mat-Pmat FKIP UMP Purwokerto.

Zulfa & Kaksim. 2014. Sistem Pola Pewarisan Tradisi Malamang di Kota
Padang. Jurnal Kajian Budaya Juli 2014, V10(20).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN A
A.1. Lembar Validasi oleh Validator Pertama (V1)

A.2. Lembar Validasi oleh Validator Kedua (V2)

A.3. Lembar Validasi oleh Validator Ketiga (V3)

Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR VALIDASI ASPEK-ASPEK MATEMATIS


PADA TRADISI PERNIKAHAN YOGYAKARTA

Mohon beri tanda (√) pada tingkat validitas yang sesuai untuk setiap penentuan aspek matematis berikut!

Dengan keterangan Tingkat Validitas sebagai berikut:


SR : Sangat Rendah
R : Rendah
C : Cukup
K : Kuat
SK : Sangat Kuat

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK

1. Nontoni - -
2. Lamaran - -
3. Pemasangan Tarub Explaining (Story V
explanation): berdasarkan
sejarah Joko Tarub
Designing (similarity): V Transformasi: V
menyusun gerbang Tarub  Refleksi: gerbang
kanan dan kiri semirip Tarub kanan
mungkin. direfleksikan maka
terbentuk gerbang
Tarub kiri.
Explaining (symbolic V
explanations): terkandung
-
simbol-simbol dan makna
dari setiap daun-dauann
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
atau perlengkapan yang
digunakan pada gerbang
Tarub.
4. Meratus Rambut dan Designing (design) : juru V
Ngerik rias membuat
cengkorongan di dahi
calon pengantin putri -
sesuai dengan bentuk
riasan pengantin
Yogyakarta.
5. Midodareni Explaining (Story V
explanation): turunnya
bidadari yaitu Dewi
-
Nawang Wulan untuk
mempercantik calon
pengantin putri.
6. Srah-srahan Measuring (estimation): V Bilangan Bulat dan V
 Memperkirakan Pecahan:
banyak jamuan yang  Operasi Bilangan
harus disediakan. Bulat: pembiayaan.
 Memperkirakan  Bilangan Pecah:
kecukupan tempat pembiayaan, estimasi
untuk melangsungkan undangan, estimasi
upacara Srah-srahan. belanja, estimasi
kecukupan ruang.

Bentuk Aljabar V
 Operasi Bentuk
Aljabar: pembiayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
Persamaan dan V
Pertidaksamaan Linear
 Penyelesaian
Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear:
pembiayaan, belanja.
Perbandingan V
 Perbandingan Senilai
dan Berbalik Nilai:
belanja.
Penyajian Data V
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu
Statistika: V
 Rata-rata: rata-rata
biaya yang dihabiskan
untuk menggelar
upacara Srah-srahan.
Playing (plans strategies): V
menyediakan berbagai
keperluan yang dibutuhkan
dalam menggelar acara.
7. Nyantri - -
8. Angsul-angsul Explaining (Simbolic V
explanations): sebagai
-
simbol pesan dari orang
tua calon pengantin putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
kepada orang tua calon
pengantin putra bahwa
utusan telah sampai
dengan selamat.
Measuring (estimation): V Bilangan V
memperkirakan  Operasi Bilangan:
banyaknya oleh-oleh yang pembiayaan.
akan diserahkan kepada
keluarga orang tua
pengantin putra.
Persamaan dan V
Pertidaksamaan Linear:
 Penyelesaian
persamaan dan
pertidaksamaan linear:
pembiayaan
Bentuk Aljabar V
 Operasi Bentuk
Aljabar: pembiayaan,
belanja.
9. Balangan Gantal Location (environmental V Bidang Kartesius V
location): pelaksanaan  Koordinat suatu titik
upacara yaitu di gerbang  Posisi titik terhadap
Tarub titik lain
Menggambarkan lokasi
pada bidang kartesius.
Measuring (estimation): V
memperkirakan arah
-
lemparan agar tepat
mengenai pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
Counting (number V
relationship): banyak
-
Gantal (sirih) yang
digunakan adalah 7 ikat.
Explaining (Simbolic V
explanations):
 Upacara saling
melempar gantal
mengandung lambang
bahwa kedua mempelai
saling melempar kasih. -
 Gantal sebagai simbol
pertemuan jodoh antara
pengantin putri dan
putra yang telah diikat
dengan benang yang
suci.
10. Wijikan Explaining (simbolic V
explanations):
 Pengantin putri
membasuh kaki
pengantin putra
sebagai simbol bakti
seorang istri kepada -
suaminya, dan sebagai
simbol menghilangkan
halangan agar terhindar
dari kesulitan untuk
menuju keluarga
bahagia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
 Pengantin putra
membantu pengantin
putri untuk berdiri
setelah membasuh
kaki, sebagai lambang
perlindungan seorang
suami kepada istrinya.
 Pemecahan telur oleh
juru rias sebagai
lambang harapan
segera mendapat
keturunan.
11. Kanten Asto - -
12. Tampa Kaya Explaining (simbolic V
explanations):
 Pengantin putra
menuangkan Kaya
kepangkuan pengantin
putri, sebagai simbol
menunjukkan
tanggung Jawab suami
memberi nafkah -
kepada istri dan
keluarga.
Pengantin putri menerima
kaya yang diberikan oleh
pengantin putra sebagai
simbol bahwa sang istri
harus pandai mengelola
rejeki agar segala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
keperluan keluarga
terpenuhi.
Measuring (volume): V Volume Benda V
banyaknya kaya yang
digunakan untuk upacara
Tampa Kaya
13. Dhahar Walimahan Explaining (simbolic V
(Sego Klimah) explanations):
 Simbol kemantapan
hati kedua mempelai
dalam berumah tangga.
-
 Menggambarkan
bahwa kerukunan
suami istri akan
mendatangkan
kebahagiaan.
Counting (number V
relationship): pengantin
-
pria membuat kepalan nasi
sebanyak tiga kepalan.
Measuring (standard unit): V
membuat bulatan-bulatan
-
nasi dengan ukuran
kepalan tangan.
14. Sungkem Orang Tua Explaining (simbolic V
explanations):
 Simbol bakti anak -
kepada orang tua yang
telah mendidik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
membesarkan hingga
dewasa.
 Simbol permohonan
maaf anak kepada
orang tua atas segala
kesalahan yang pernah
diperbuat.
 Simbol permohonan
doa restu agar dapat
menjadi keluarga
bahagia.
15. Lain-lain (resepsi Measuring (money) : V Bilangan Bulat dan V
pernikahan) menyiapkan dana yang Pecahan
cukup untuk menggelar  Operasi Hitung
acara. Bilangan Bulat dan
Pecah: pembiayaan
Measuring (estimations): V Bentuk Aljabar V
 Memperkirakan  Operasi Bentuk
banyaknya jamuan Aljabar: belanja.
yang perlu
dipersiapkan dengan
mempertimbangkan
banyaknya tamu
undangan.
 Memperkirakan
luasnya lokasi supaya
dapat menyambut
tamu undangan yang
hadir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
Persamaan dan V
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan Linear Satu
Variabel: menentukan
kapasitas ruang.
 Pertidaksamaan Linear
Satu Variabel: belanja,
estimasi kapasitas
ruangan.
Bangun Datar V
 Menaksirkan luas
bangun datar:
menentukan kapasitas
lokasi.
Penyajian Data V
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu.
Statistika V
 Mean: mencari rata-
rata lama persiapan,
rata-rata dana yang
diperlukan, rata-rata
sumbangan yang
diberikan.
Peluang: peluang V
terambilnya menu tertentu
yang disediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
Playing (plan strategi): V
memperkirakan dan
menyiapkan semua hal -
yang diperlukan dalam
acara.
16. Sepasaran Measuring (money) : V Bilangan Bulat dan V
Menyiapkan dana yang Pecahan
cukup untuk menggelar  Operasi hitung
acara. bilangan bulat dan
pecah: pembiayaan.
Measuring (Estimations) V Bilangan Bulat dan V
 Memperkirakan Pecahan
banyaknya tamu  Operasi hitung
undangan agar bilangan bulat dan
memenuhi lokasi yang pecahan: belanja,
tersedia. estimasi banyak tamu
 Memperkirakan undangan, estimasi
banyaknya jamuan banyaknya jamuan,
yang perlu estimasi kecukupan
dipersiapkan dengan ruang.
mempertimbangkan
banyaknya tamu
undangan yang hadir.
Bentuk Aljabar V
 Operasi bentuk aljabar:
belanja.
Persamaan dan V
Pertidaksamaan Linear
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
kapasitas ruang.
 Pertidaksamaan linear
satu variabel: belanja,
estimasi kapasitas
ruangan.
Bangun Datar V
 Menaksirkan luas
bangun datar:
menentukan kapasitas
lokasi.
Penyajian Data V
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu.
Statistika V
 Modus: menentukan
modus dari hasil
pengklasifikasian tamu
berdasarkan kategori
tertentu.
Peluang: peluang formasi V
tempat duduk.
Playing (plans strategies): V
memperkirakan dan -
menyiapkan semua hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
yang diperlukan dalam
acara
17. Mengantar Measuring (estimation): V Bilangan bulat dan pecahan V
Pengantin untuk  Memperkirakan jam  Operasi bilangan bulat
Ngunduh Mantu keberangkatan agar dan Pecahan:
sampai di kediaman menentukan banyak
calon pengantin putra pengombyong,
tepat pada waktunya. menentukan banyak
 Memperkirakan kendaraan,
banyaknya kendaraan menentukan waktu
yang diperlukan agar keberangkatan.
semua pengombyong
dapat turut pergi.
Bentuk Aljabar V
 Operasi bentuk aljabar:
penghitungan kapasitas
kendaraan
Persamaan dan V
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan liner satu
variabel: perhitungan
kapasitas kendaraan.
 Petidaksamaan Linear
Satu Variabel:
perhitungan kapasitas
kendaraan, estimasi
waktu keberangkatan.
Penyajian Data: V
 Tabel
 Diagram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
Mendata pengombyong
yang turut pergi.
Statistika V
 Modus: menentukan
modus dari
pengklasifikasian
terhadap pengombyong
berdasarkan kategori
tertentu.
Peluang: peluang V
penggunaan suatu
kendaraan.
18. Musyawarah Measuring (conventional V
menentukan tanggal units): menentukan hari
pernikahan pelaksanaan berdasarkan -
kesepakatan kedua
keluarga.
19. Kursus Pernikahan Measuring (estimation): V Statistika V
memperkirakan waktu  Mean: menentukan
kursus pernikahan agar rata-rata jarak kursus
kursus dapat selesai tepat pernikahan sampai
pada waktunya. dengan hari peresmian.
20. Tunangan Measuring (estimation): V Bilangan Bulat dan V
 Memperkirakan Pecahan
banyaknya jamuan  Operasi hitung
untuk tamu yang hadir. bilangan bulat dan
 Memperkirakan lokasi pecahan: belanja,
yang memadai untuk estimasi banyak tamu
pelaksanaan acara. undangan, estimasi
banyaknya jamuan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
estimasi kecukupan
ruang.

Bentuk Aljabar V
 Operasi bentuk aljabar:
belanja.

Persamaan dan V
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
kapasitas ruang.
 Pertidaksamaan linear
satu variabel: belanja,
estimasi kapasitas
ruangan.
Bangun Datar V
 Menaksir luas bangun
datar: menentukan
kapasitas lokasi.
Penyajian Data V
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu
Statistika V
 Modus: menentukan
modus dari hasil
pengklasifikasian tamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
berdasarkan kategori
tertentu.
Statistika V
 Modus: menentukan
modus dari hasil
pengklasifikasian tamu
berdasarkan kategori
tertentu
Peluang: peluang formasi V
tempat duduk
Explaining (simbolic V
explanations): sebagai
simbol bahwa kedua calon
-
pengantin telah diikat dan
hendak melangsungkan
pernikahan.
21. Pembentukan panitia Measuring (estimation): V Perbandingan V
 Memperkirakan  Perbandingan senilai
banyaknya kepanitian dan berbalik nilai:
untuk membantu menentukan banyak
menggelar acara. panitia
 Memperkirakan waktu
yang tepat untuk
melakukan
pembentukan panitia
22. Mengunjungi tokoh Explaining (simbolic V
masyarakat atau explanations) : sebagai
-
tetua di sekitar simbol mohon doa restu
kediaman subjek terhadap upacara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
pernikahan yang akan
dilaksanakan
23. Kondangan Measuring (estimation): V Bilangan Bulat dan V
 Memperkirakan Pecahan
banyaknya jamuan  Operasi hitung
yang harus disiapkan bilangan bulat dan
untuk menjamu tamu pecahan:
yang hadir pembiayaan,
 Memperkirakan belanja, estimasi
banyaknya belanja banyak tamu
untuk dapat memenuhi undangan, estimasi
segala keperluan. banyaknya jamuan.
Bentuk Aljabar V
 Operasi bentuk aljabar:
belanja.
Persamaan dan V
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
banyak jamuan,
belanja.
 Pertidaksamaan linear
satu variabel: belanja.
Penyajian Data V
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu
Statistika V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
 Mean: mencari rata-
rata lama waktu
Kondangan, rata-rata
sumbangan yng
diberikan, rata-rata
tamu yang datang
berdasarkan kategori
tertentu.
 Modus: mengetahui
modus dari
pengklasifikasian tamu
berdasarkan kategori
tertentu.
Peluang: peluang V
terambilnya menu tertentu
yang disediakan
24. Kenduri sebelum Measuring (estimation): V Bilangan Bulat dan V
pelaksanaan Ijab memperkirakan Pecahan
banyaknya paket Kenduri  Operasi hitung
yang harus dibuat untuk bilangan bulat dan
dapat mencukupinya. pecahan: pembiayaan,
belanja, estimasi
banyak paket Kenduri
yang harus dibuat
Bentuk Aljabar V
 Operasi bentuk aljabar:
belanja, estimasi
pembiayaan yang
dikeluarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
Persamaan dan V
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
banyak belanja.
 Pertidaksamaan linear
satu variabel:
menentukan belanja.
Penyajian Data V
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data kerabat
yang mendapat paket
Kenduri berdasarkan
kategori tertentu.
Statistika V
 Mean: mencari rata-
rata biaya untuk
membuat paket
Kenduri, rata-rata
banyak kerabat yang
menerima paket
Kenduri berdasarkan
kategori tertentu.
 Modus: mengetahui
modus dari
pengklasifikasian
penerima paket
Kenduri berdasarkan
kategori tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
25. Doa memohon Measuring (money): V Bilangan bulat dan pecahan V
kelancaran menyiapkan anggaran  Operasi hitung
pelaksanaan Ijab yang cukup untuk bilangan bulat dan
menggelar doa Midodareni pecah: pembiayaan
Measuring (estimation): V Bilangan bulat dan pecahan V
 Memperkirakan  Operasi hitung
banyak jamuan yang bilangan bulat dan
diperlukan untuk pecahan: belanja,
menjamu tamu. estimasi banyak tamu
 Memperkirakan undangan, estimasi
kecukupan tempat banyaknya jamuan,
untuk menggelar doa estimasi kecukupan
Midodareni. ruang.
 Memperkirakan dan
menyediakan berbagai
keperluan yang
dibutuhkan untuk
menggelar upacara.
Bentuk Aljabar V
 Operasi bentuk aljabar:
belanja
Persamaan dan V
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
kapasitas ruang
 Pertidaksamaan linear
satu variabel: belanja,
estimasi kapasitas
ruangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
Bangun Datar V
 Menaksirkan luas
bangun datar:
menentukan kapasitas
lokasi.
Penyajian Data V
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data tamu
undangan berdasarkan
kategori tertentu
Statistika V
 Modus: menentukan
modus dari hasil
pengklasifikasian tamu
berdasarkan kategori
tertentu
- Peluang: peluang
formasi tempat duduk.
26. Tirakatan - -
27. Pemberian Uleh-uleh Explaining (simbolic V
explanation): pemberian
Uleh-uleh sebagai simbol
ucapan terima kasih atas -
doa dan restu yang
diberikan oleh kerabat dan
saudara.
Measuring (money): V Bilangan Bulat dan V
menyiapkan anggaran Pecahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
yang cukup untuk  Operasi hitung
membuat paket Kenduri. bilangan bulat dan
pecah: pembiayaan.
Measuring (estimation): V Bilangan Bulat dan V
 Memperkirakan Pecahan
banyaknya paket Uleh-  Operasi hitung
uleh yang harus dibuat. bilangan bulat dan
Memperkirakan banyak pecahan: pembiayaan,
bahan makanan yang belanja, estimasi
harus dibeli. banyak paket Uleh-
uleh yang harus dibuat.
Bentuk Aljabar V
 Operasi bentuk aljabar:
belanja, estimasi
pembiayaan yang
dikeluarkan.
Persamaan dan V
Pertidaksamaan Linear
 Persamaan linear satu
variabel: menentukan
banyak belanja.
 Pertidaksamaan linear
satu variabel:
menentukan belanja
Penyajian Data V
 Tabel
 Diagram
Menampilkan data kerabat
yang mendapat Uleh-uleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingkat Validitas Tingkat Validitas


No Nama Upacara Aspek Matematis Materi SMP yang Sesuai
SR R C K SK SR R C K SK
berdasarkan kategori
tertentu
Statistika V
 Mean: mencari rata-
rata biaya untuk
membuat Uleh-uleh,
rata-rata banyak
kerabat yang menerima
Uleh-uleh berdasarkan
kategori tertentu.
 Modus: mengetahui
modus dari
pengklasifikasian
penerima Uleh-uleh
berdasarkan kategori
tertentu.
Catatan dari Validator:
1. Validator hanya memperkirakan, karena tidak melihat contoh kongkrit yang dimaksud.
2. Bagian yang masih kosong sepertinya kalau dieksplor lagi dimungkinkan ada topik yang sesuai.
Yogyakarta, 20 Juni 2017
VALIDATOR

Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN B
(Dokumentasi Subjek Penelitian)

Lampiran 68

Anda mungkin juga menyukai