Almatsier, 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Al-Anshori (2013). “Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-24 Bulan
(Studi di Kecamatan Semarang Timur). Journal of Nutrition College : Vol
2,No.4[online].Tersedia:https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/articl
e/view/3830 (1 Mei 2018)
Atikah Rahayu, dkk., 2015 “Berat Badan Lahir dengan Kejadian Stunting pada
Anak Usia Bawah Dua Tahu”. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.
Vol. 10, No. 2. Banjarmasin : Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia
Astari, LD., Nasoetion, A., Dwiriani, CM. 2006. Hubungan Konsumsi ASI dan MP-
ASI Serta Kejadian Stunting Anak Usia 6-12 Bulan di Kabupaten Bogor.
Jurnal.repository.ipb.ac.id/.../Hubungan%20Konsumsi%20Asi%20%26%
20MP-Asi.pdf
Assis, AMO, et al. 2004. “Childhood Stunting in Northeast Brazil: The Role Of
Schistosoma Mansoni Infection and Inadequate Dietary Intake”.
European Journal of Clinical Nutrition (2004) 58, 1022–1029. [online].
Tersedia: www.nature.com/ejcn (01 Mei 2018
Brown. J. E. 2008. Nutrition Through the life cycle, Fourth. Belmont: Thomason
Wadswoth.
70
71
Dewi dan Nadya (2017). “Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Besi Dan Seng
Dengan Kejadian Stunting Pada Balita 6-23 Bulan”. Research Study.
Received: 27-08-2017, Accepted: 29-09-2017, Published online: 27-12-
2017 doi: 10.20473/amnt.v1.i4.2017.361-36
Departemen Kesehatan RI 2000. Pola makan pendamping air susu ibu (MP-ASI).
Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Diana, F. M. 2006. “Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi Anak Batita di
Kecamatan Kuranji Kelurahan Pasar Ambacang Kota Padang Tahun
2004”. Jurnal Kesehatan Masyarakat, I (1). [online]. Tersedia:
www.jurnalkesmas.com (01 Mei 2018)
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, 2017. Hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB)
tingkat Kabupaten Cianjur tahun 2017. Cianjur. Dinas Kesehatan
Kabupaten Cianjur
Djaiz J. (2009). Hubungan antara asuhan makan bayi dan pertumbuhan anak pada
usia 2 tahun di daerah Kelurahan Babakan Surabaya, Kecamatan
Kiaracondong Bandung. Bandung: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakutas
Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Hasan Sadikin
72
Endah Mayang Sari, dk. 2016. “Asupan Protein, Kalsium Dan Fosfor Pada Anak
Stunting Dan Tidak Stunting Usia 24-59 Bulan”. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia Vol 12 : 152-159, ISSN 2502-4140 [online]. Tersedia:
https://jurnal.ugm.ac.id/jgki (01 Mei 2018)
Etin Mei Sari 2017. Hubungan Riwayat Bblr Dengan Kejadian Stunting Pada Anak
Usia 7-12 Bulan Di Desa Selomartani Wilayah Kerja Puskesmas Kalasan”
Jurnal Naskah Publikasi. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Fitri. 2012. Berat Lahir Sebagai Faktor Dominan Terjadinya Stunting pada Balita
(12 – 59 bulan) di Sumatera) (Thesis). Depok: FKM UI
Girsang BM. 2009. Pola perawatan bayi berat lahir rendah (BBLR) oleh ibu di
rumah sakit dan di rumah dan hal-hal yang mempengaruhi: study
grounded theory. (Tesis). Universitas Indonesia.
Hana Sofia A & Martha I Kartasurya. 2012. “Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada
Anak Usia 12-36 Bulan Di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati” Journal of
Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 30-37.
Semarang: FK UNDIF [online]. Tersedia: http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jnc (01 Mei 2018).
Hanum S, Hasanah O, Elita V. 2014. Gambaran morbiditas bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR) di ruang Perinatologi RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru. JOM PSIK. 1(2): 1-8.
Haryono, Rudi dan Sulis Setianingsih. 2014. Manfaat ASI Eksklusif untuk Buah
Hati Anda. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Hendra Agus AL-Rahmad , dkk., 2013 “Kajian Stunting Pada Anak Balita
Ditinjau Dari Pemberian Asi Eksklusif, Mp-Asi, Status Imunisasi Dan
Karakteristik Keluarga Di Kota Banda Aceh”. Jurnal Kesehatan. Vol.6
No.2, November 2013, 169 – 184. Aceh : Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Aceh.
Hien, N. N. dan S.Kam. 2008. “Nutritional Status and the Characteristics Related
to Malnutrition in Children Under Five Years of Age in Nghean,
73
IDAI 2010. Rekomendasi No. : 002/Rek/PP IDAI/XI/2010 Tentang Air Susu Ibu
Dan Menyusui.Jakarta: Ikaran Dokter Anak Indonesia. [online].
Tersedia:http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wpcontent/uploads/2017/03/R
ekomendasi-IDAI-Air-Susu-Ibu-dan-Menyusui.pdf ( 26 Maret 2018)
IDAI. 2010. Pemberian Asi Pada Bayi Lahir Kurang Bulan. [online].
Tersedia: http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/pemberian-asi-pada-
bayi-lahirkurang-bulan.html (01. Mei 2018)
Infodati. 2014. Situasi dan Analisis Asi Ekslusif. Kemenkes RI: Jakarta
Irmawaty Bentian., dkk. 2015. Faktor Resiko Terjadinya Stunting Pada Anak TK
Di Wilayah Kerja Puskesmas Siloam Tamako Kabupaten Kepulauan
Sangihe Propinsi Sulawesi Utara. JIKMU, Volume 5 No 1. Manado :
Program Studi IKM Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
Isfi Sabila, I. (2017). Hubungan Jenis Kelamin, Usia dan Riwayat Penyakit Infeksi
dengan kejadian Stunting pada Balita Usia 24-36 Bulan. Skripsi. Fakultas
Kedokteran : Universitas Muhammadiyah Semarang.
Kemenkes RI. 2015. Hasil Pemantauan Status Gizi dan Penjelasannya tahun 2015.
Jakarta: Kemenkes RI
74
Kemenkes RI. 2016. Hasil Pemantauan Status Gizi dan Penjelasannya tahun 2016.
Jakarta: Kemenkes RI
Kemenkes RI. 2017. Hasil Pemantauan Status Gizi dan Penjelasannya tahun 2017.
Jakarta: Kemenkes RI
Khoirun Ni’mah & Siti Rahayu Nadhiroh. 2015. “Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal. Vol. 10, No. 1 Januari–Juni
2015: hlm. 13–1. Surabaya : Departemen Gizi Kesehatan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
Kusuma, K. E. 2013. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-3 Tahun
(Studi Di Kecamatan Semarang Timur). Journal of Nutrition College Vol.2
No.4.[online]. Tersedia: http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jnc . (23
Maret 2018)
Kosim M. Sholeh, dkk. 2012. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
Kusharisupeni. 2008. Gizi dalam daur kehidupan (prinsip-prinsip dasar). Gizi dan
kesehatan masyarakat. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kliegman RM. 1999. Janin dan Bayi Neonatus. Dalam: Behrman RE, Kliegman,
RM, Arvin AM, penyunting. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi ke-15
Vol. 1. Editor edisi bahasa indonesia: A. Samik Wahab. Jakarta: EGC.
558–76.
Maryunani, Anik. (2012). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif Dan Manajemen
Laktasi. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. 2007. Pengantar kuliah obstetri.
Jakarta: EGC.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC
Masithah T., Soekirman, dan D. Martianto. 2005. “Hubungan Pola Asuh Makan
Dan Kesehatan Dengan Status Gizi Anak Batita Di Desa Mulya Harja”.
75
Meadow S.R dan Newell S.J., 2005. Lecture Notes: Pediatrika. Edisi 7. Jakarta:
Erlangga.
Narendra, M. B., et al 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung
Seto.
Nasution, D. Nurdiati, D.S. & Huriyati, E., (2014). Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) dengan Kejadian Stunting pada AnakUsia 6-24 Bulan, Jurnal Gizi
Klinik Indonesia, 11 (01) 31-37.
Neldawati. 2006. Hubungan Pola Pemberian Makan pada Anak dan Karakteristik
Lain dengan Status Gizi Balita 6-59 Bulan di Laboratorium Gizi
Masyarakat Puslitbang Gizi dan Makanan (P3GM) (Analisis Data
Sekunder Data Balita Gizi Buruk Tahun 2005) (Skripsi). Depok: FKM UI.
Nurul Fajrina, 2016. “Hubungan Faktor Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Balita
Di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul”. Naskah Publikasi.
76
Nurlenika & Mei Muhartati “ Hubungan Asupan Garam Beryodium Pada Ibu Saat
Hamil Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di
Puskesmas Wonosari Igunung Kidul” Jurnal. Yogyakarta : Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Oktavia, Rita. 2011. Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu dalam
Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Baduta di Puskesmas Biaro
Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam Tahun 2011 (Skripsi).
Depok: FKM UI.
Pengan. Johan., dkk. 2015 . Hubungan Antara Riwayat Pemberian Asi Eksklusif
Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-36 Bulan (studi di wilayah
kerja Puskesmas Luwuk Kecamatan Luwuk Selatan Kabupaten Banggai
Sulawesi Tengah). Jurnal Penelitian. Manado: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Sam Ratulangi Manado [online]. Tersedia:
http://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/JURNAL-JOHAN-
1.pdf (23 Maret 2018)
Peng, Y.M. Huang, B. Biro, F. & Slap, G., (2005). Outcome of Low Birthweight in
China: A 16-year longitudinal study
Proverawati, A & Ismawati, C., (2010). BBLR, Berat Badan Lahir Rendah, Nuha
Medika, Yogyakarta.
Putra, SR. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Jogjakarta: D-Medika.
Ramli, et al. 2009. “Prevalence and Risk Factors For Stunting and Severe
Stunting Among Under-Fives in North Maluku Province of Indonesia”.
BMC Pediatrics 9: 64. [online].Tersedia: www.biomedcentral.com (01
Mei 2018)
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
77
Sedgh, Gilda, et al. 2000. “Dietary Vitamin A Intake and Nondietary Factors Are
Associated with Reversal of Stunting in Children”. The Journal of
Nutrition, 130: 2520-2525. Diakses pada 19 Januari 2012 dari
www.jn.nutrition.org (01 Mei 2018)
Semba, R. D., et al. 2008. “Effect of Parental Formal Education on Risk of Child
Stunting in Indonesia and Bangladesh: A Cross Sectional Study”. The
Lancet Article, 371: 322–328. [online]. Tersedia: www.lancet.com
(01 Mei 2018)
Silangit AD. 2013. Pengaruh faktor demografi dan perawatan antenatal pada ibu
terhadap kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Kelurahan Lau Cih
Kecamatan Medan Tuntungan 2012. Tesis. Universitas Sumatera Utara.
Sinclair, David 1986. Human Growth After Birth Fouth Edition. New York: Oxford
University Press.
Sistiarani C. 2008. Faktor maternal dan kualitas pelayanan antenatal yang berisiko
terhadap kejadian BBLR (Studi pada ibu yang periksa hamil ke tenaga
kesehatan dan melahirkan Di RSUD Banyumas Minat) tahun 2008. Tesis.
Universitas Diponegoro
Silangit AD. 2013. Pengaruh faktor demografi dan perawatan antenatal pada ibu
terhadap kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Kelurahan Lau
Cih Kecamatan Medan Tuntungan 2012. Tesis. Universitas Sumatera
Utara.
78
Surasmi A, Handayani S, Kusuma HN. 2003. Perawatan bayi risiko tinggi. Jakarta:
EGC
Suhardjo. 1992. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Kanisius.
Taguri, A. E., et al. 2007. “Risk Factor For Stunting Among Under Five in
Libya”. Public Health Nutrition, 12 (8), 1141-1149. [online]. Tersedia:
.ncbi.nlm.nih.gov (01 Mei 2018)
Victora, C.G. Adair, L. Fall, C. Hallal, P.C. Martorell, R. Richter, L. & Sachdev,
H.S. (2008). Maternal and child undernutrition: consequences for adult
health and human capital, Lancet. 371(9609) 340-357.
WHO. 2010. WHO / UNICEF joint monitoring programme (JMP) for water supply
and sanitation [online]. Tersedia: Available from:
http://www.wssinfo.org/ (01 Mei 2018)
WHO. 2012. Global nutrition targets 2025 Stunting Policy Brief. Geneva: World
Health Organization. [online]. Tersedia:
http://www.who.int/nutrition/topics/globaltargets_stunting_policybrief.pd
f (26 Maret 2018).
WHO (2014). WHA Global Nutrion Targets 2025 : Stunting Policy Brief. WHO
Press: Genev
Wiji, R.N. (2013). ASI dan Pedoman Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wulandari, F. I., Iriana, N. R., 2013. Karakteristik Ibu Menyusui Yang Tidak
Memberikan Asi Eksklusif Di UPT Puskesmas Banyudono I Kabupaten
Boyolali. INFOKES. Vol. 3: 25-32.
Zahraini, Y. 2009. Hubungan Status Kadarzi Dengan Status Gizi Balita 12-59
Bulan Di Propinsi Di Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur. Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Jakarta.
Zere, Eyob & Diane McIntyre. 2003. “Inequities In Under-five Child Malnutrition
In South Africa”. International Journal for Equity in Health. International
Journal for Equity in Health, 2:7. [online]. Tersedia:
www.ncbi.nlm.nih.gov (01 Mei 2018)