Anda di halaman 1dari 40

I.

PENGENALAN SUTT / SUTET

SUTT/SUTET merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem


Penyaluran Tenaga Listrik dari Pembangkit ke pusat-pusat beban yang letaknya
tersebar dimana-mana.
Untuk Pusat Pembangkit dengan kapasitas produksi yang besar seperti
PLTA, PLTU, PLTGU, PLTG, PLTP memerlukan banyak persyaratan utamanya
masalah lokasinya. Lokasi pembangkit skala besar ini tidak bisa mengikuti letak
pusat beban seperti kota, kawasan industri dan lainnya.
Perbedaan letak lokasi ini memerlukan sarana penghubung. Sarana
penghubung yang dipergunakan dalam sistem penyaluran tenaga listrik adalah :
- Saluran Transmisi
- Gardu Induk
- Saluran Distribusi

INDUSTRI
PUSAT BESAR
PEMBANGKIT
TENAGA LISTRIK SALURAN
PLTA,PLTU,PLTG TRANSMISI TT GARDU INDUK
PLTGU,PLTP,PLTD

JARINGAN TEGANGAN TRAFO


INDUSTRI MENENGAH 20 KV
SEDANG DISTRIBUSI

PJU

INDUSTRI KECIL
JARINGAN
TEGANGAN
MALL RENDAH 220 V
RUMAH TANGGA
I.1 SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
Untuk keperluan penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat
beban dalam kapasitas daya yang sangat besar digunakan saluran transmisi
tenaga listrik.

Jenis Saluran Transmisi Tenaga Listrik yang ada di PLN antara lain :
1.1.1 Saluran Udara
Penyaluran Tenaga Listrik menggunakan Saluran Udara merupakan jenis
Saluran Transmisi Tenaga Listrik yang paling banyak digunakan di PLN. Hal ini
disebabkan karena antara lain harganya yang lebih murah dibanding jenis
lainnya serta pemeliharaannya mudah.
Macam Saluran Udara yang ada di Sistem Ketenagalistrikan PLN antara lain :
a. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV
b. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV
c. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV

SUTET 500 kV Suralaya - Cilegon


1.1.2 Saluran Kabel
a. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 70 kV
b. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV
c. Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLTT) 150 kV

Potongan Melintang kabel plastic (XLPE : Cross Link Polyethile) 150 kV


Contoh Kabel Tanah isolasi minyak kertas (Oil Filled Cable paper insulation)
150 kV Sukolilo – Ngagel – Simpang (Surabaya)

Saluran Kabel Laut 150 kV Jawa - Bali


1.1.3 Saluran Gas
Saluran Isolasi Gas (Gas Insulated Line/GIL) 150 kV, 500 kV

GIL 15O kV
Gresik – Tandes
1.2 Konstruksi Penopang Konduktor SUTT/SUTET
Sebagaimana sudah diutarakan diatas, SUTT / SUTET merupakan jenis
Saluran Tenaga Listrik yang paling banyak digunakan di lingkungan PT PLN
(Persero).
Saluran Transmisi jenis udara, konduktor dalam bentuk kawat telanjang.
Agar tidak membahayakan baik kepada sistem maupun aktivitas manusia, maka
kawat telanjang ini ditopang oleh tiang penyangga. Karena penghantarnya
adalah kawat telanjang, maka menggunakan udara bebas sebagai media
isolasinya. Akibatnya diperlukan jarak yang cukup agar isolasi udara bebas ini
dapat benar-benar berfungsi sebagai isolasi baik antar fasa konduktornya
maupun dengan benda atau mahluk hidup disekelilingnya.
Konstruksi penopang konduktor SUTT / SUTET yang ada di PT PLN (Persero)
antara lain :
- konstruksi tower (lattice tower)
- konstruksi pole (concrete, steel, kayu)

Steel Pole Lattice Tower


Konstruksi tower merupakan jenis konstruksi SUTT / SUTET yang paling
banyak digunakan di jaringan PLN.
Pada konstruksi SUTT penghantar disalurkan melalui kawat telanjang
yang ditopang oleh penopang yang harus cukup kuat untuk menahan daya
tekan, daya tarik baik kiri-kanan maupun atas (uplift).
Secara garis besar konstruksi SUTT terdiri atas :
- Bagian Bawah (Pondasi, patok batas tanah, pembumian, as tower)
- Bagian Tengah (Tower, pole)
- Bagian Atas (Konduktor, GSW dan isolator)

1.2.1 Bagian bawah


Bagian bawah terdiri dari pondasi, pembumian, patok batas tanah PLN, as
tower.
1.2.1.1 Pondasi Tower.
Pondasi tower yang tampak di permukaan tanah antara lain sebagaimana
foto dibawah ini :

Pondasi steel pole 500 kV dead end Suralaya

Pondasi tower (lattice tower) dead end 500 kV Gresik CCPP


Pondasi tower (lattice) SUTET 500 kV Gresik - Krian

Pondasi tower terutama untuk bagian yang tidak nampak dipermukaan


terdiri dari beberapa jenis.
Jenis pondasi tower beragam dan tergantung kepada kondisi tanah
tempat tapak tower berada.
Oleh karenanya hasil penyelidikan tanah sangat menentukan jenis
pondasi yang dipasang untuk menahan beban konstruksi SUTT / SUTET
secara keseluruhan. Hasil penyelidikan tanah ini akan disesuaikan dengan
besar serta jenis beban yang ada di tower itu sendiri.
Untuk tower tipe tension konstruksi pondasinya tentu berbeda dengan
tower tipe suspension. Untuk tower tipe suspension umumnya berfungsi
sebagai daya dukung sedangkan untuk tower tension selain gaya tarik
kesamping dan kebawah juga dimungkinkan untuk menahan gaya tarik
keatas (up lift).
Dalam Hand out ini tidak akan dibahas secara detail bentuk-bentuk dari
Pondasi Tower, namun diberikan uraian singkat beberapa jenis pondasi tapak
tower.
Secara garis besar macam tipe Pondasi tower antara lain :
a. Tipe Normal
Pondasi tipe normal dipergunakan untuk tanah yang masuk katagori
normal dimana tanah memiliki daya dukung yang cukup untuk menerima
beban dari jenis tower yang dipasang (suspension, tension)

Stub tower

chimney
Tanah asli
Tanah
Urug Tanah
Urug

pad

b. Tipe Pancang
Pondasi tipe pancang dipergunakan untuk jenis tanah yang tidak memiliki
daya dukung yang cukup menerima beban dari jenis tower yang dipasang
(suspension, tension) Stub tower

Chimney
Tanah asli
Tanah
Tanah
Urug
Urug

Pad

Tiang Pancang
c. Bor
Jenis pondasi bor digunakan untuk tanah yang relatif keras (bebatuan).

1.2.1.2 Tahanan Pembumian

model a model b

Pembumian memegang peran sangat besar dalam melindungi SUTT /


SUTET dari berbagai hal terutama masalah petir. Masalahnya sebenarnya bukan
kepada masalah teknik namun masalah non teknik yaitu rawan terhadap
pencurian. Hal ini terutama disebabkan karena material pembumian yang
umumnya tembaga sangat menarik perhatian dan keinginan mereka yang
bermaksud ingin mendapat keuntungan ekonomi.
Model pemasangan seperti model a atau b terutama sekali diusahakan
agar pembumian ini aman dari tindak pencurian.
Nilai tahanan pembumian tower maksimal 10 Ω. Semakin kecil nilainya
maka akan semakin baik.
Untuk mengukur besarnya nilai tahanan pembumian dilakukan
berdasarkan prinsip tahanan paralel sehingga dilakukan pengukuran secara
individual agar mendapatkan nilai yang sebenarnya. Untuk model a sulit
dilakukan pengukuran namun aman dari gangguan pencurian. Sedangkan untuk
model b mudah dilakukan pengecekan besarnya nilai tahanan pembumian
namun rawan terhadap tindak kriminal pencurian grounding.

1.2.1.3 Patok Batas Tanah PLN


Patok batas tanah PLN merupakan bagian tak langsung dari konstruksi
tower, akan tetapi memiliki nilai strategis terutama dari segi hukum tentang
eksistensi batas tanah yang dimiliki oleh PLN. Oleh karena itu patok batas tanah
ini harus dijaga terus menerus keberadaan posisinya sesuai dengan jumlah
meter persegi tanah yang dimiliki PLN. Batas tanah seolah jauh dari pondasi kaki
tower namun batas tanah tersebut dibeli karena memperhitungkan posisi
pondasi di dalam tanah.

Patok As
batas tower Tapak
tanah kaki
PLN menara
Jarak urugan tanah
minimum 50 cm

1.2.1.4 Urugan tanah


Urugan tanah yang padat dengan ketinggian yang cukup sangat
diperlukan untuk mendukung pondasi bekerja mengantisipasi beban sesuai yang
telah direncanakan.
Untuk itu perlu dilakukan pengecekan rutin terhadap penurunan tanah
disekeliling tapak menara.

1.2.1.5 Dinding Penahan Tanah


Dinding Penahan Tanah (retaining walls) biasanya dipasang disekeliling
tapak tower terutama untuk lokasi yang memiliki kemiringan atau rawan longsor.

Kemiringan tanah disekeliling tower memerlukan pengaman


berupa dinding penahan tanah (retaining walls)
Foto diatas adalah contoh pondasi tower yang
memerlukan dipasangnya dinding penahan tanah
untuk mencegah tumbangnya tower akibat erosi
tanah.

1.2.1.6 As tower
Pada saat pembangunan SUTT / SUTET berlangsung as tower digunakan
untuk patokan antara lain :
- batas tanah yang dibeli PLN
- mengukur posisi tapak tower
- menentukan arah tower antara yang satu dan lainnya.
Namun saat konstruksi telah berakhir dan SUTT / SUTET tersebut telah
dioperasikan, patok as tower sebaiknya dijaga posisinya. Bila ada kejadian yang
tidak diinginkan seperti tower tumbang maka as tower dapat digunakan sebagai
patokan sebagaimana hal tersebut diatas.
 Posisi tapak tower (Levelling).

Posisi keempat kaki tower perlu juga dilakukan pemeriksaan level untuk
mengetahui pondasi mengalami penurunan atau tidak.
Untuk melakukan pengecekan levelling kaki tower dapat dilakukan dengan alat
bantu theodolite dengan patokan ujung stub tower.

1.2.1.7 Leg Extension


Tidak semua kondisi tanah yang digunakan untuk tapak tower datar.
Untuk daerah berbukit atau lereng posisi kaki tower tidak berada dalam satu
level tanah yang sama. Apabila dilakukan pengeprasan tanah maka bisa
menimbulkan kelongsoran yang membahayakan tower maupun lingkungan.
Leg extension atau disebut juga dengan Tambahan Kaki Tower adalah
cara yang biasa digunakan untuk bisa memasang tapak kaki tower tanpa
merusak lingkungan.
Caranya adalah dengan memasang stub (bagian kaki tower yang
terbungkus pondasi) yang berbeda panjangnya antara yang akan dipasang di
tempat yang rendah dengan yang akan dipasang di tempat yang tinggi

Stub
(normal)
Stub
(extension)

Kaki B

Kaki A

Leg Extension kaki tower

Dari gambar diatas, bila digunakan leg extension maka tidak perlu
dilakukan pengeprasan tanah untuk menyamakan level pondasi kaki A dan B.
Dengan demikian diharapkan biaya pembangunan bisa diminimalkan serta ada
sumbangsih ikut melestarikan lingkungan.
1.2.2 BAGIAN TENGAH

SUTT 150 kV Sukolilo – Kenjeran


(tower 4 sirkit tipe suspensi)

SUTET 500 kV Gresik – Surabaya Barat (tension tower)


Tipe tower terdiri dari :
Tower 150 kV
TIPE TOWER FUNGSI SUDUT
Aa Suspension 0˚ – 3˚
Bb Tension 3˚ – 20˚
Cc Tension 20˚ – 60˚
Dd Tension 60˚ – 90˚
Ee Tension > 90˚
Ff Tension > 90˚
Gg Transposisi

Tower 500 kV
TIPE TOWER
SIRKIT FUNGSI SUDUT
SIRKIT GANDA
TUNGGAL
A AA Suspension 0˚ – 2˚
AR AA R Suspension 0˚ – 5˚
B BB Tension 0˚ – 10˚
C CC Tension 10˚ – 30˚
D DD Tension 30˚ – 60˚
E EE Tension 60˚ – 90˚
F FF Dead end 0˚ – 45˚
G GG Transposisi
Kelengkapan tower :
- Main body (rangka utama)
- Member tower (rangka miring = diagonal dan rangka datar = leveler)
- Mur – baut, washer
- Baut Panjat (step bolt)
- Penghalang panjat (anti climbing device)
- Papan petunjuk nomor urut tower, jurusan dan bahaya (number & danger
plate)

Baut yang terpasang harus lengkap dan kencang.


Pengecekan kekencangan bisa menggunakan kunci torsi (torque wrench)
Baut Panjat (step bolt)

Danger Plate Number Plate

Penghalang Panjat (anti climbing device)


Tower 4 sirkit tipe suspensi Tower 4 sirkit tipe tension
(Suspension Tower) (Tension Tower)

Tower 2 sirkit tipe suspensi Tower 2 sirkit tipe tension


Main body tower, member tower, mur-baut-ring washer merupakan satu
kesatuan yang menentukan kekuatan tower. Posisi pemasangan masing-masing
bagian, kekerasan baut telah diperhitungkan untuk menahan beban konduktor,
GSW dan asesories dari berbagai gaya seperti gaya tarik (tension tower), daya
tekan (suspension tower) maupun pengaruh angin (swing). Oleh karena itu saat
inspeksi dilakukan semua yang tersebut diatas harus dilakukan pemeriksaan
yang cermat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan perusahaan.
Penghalang panjat dan papan bahaya (danger plate) secara hukum
berperan sangat penting sebagai peringatan kepada mereka yang tidak
berwenang bermaksud naik ke tower. Oleh karenanya keberadaannya harus
tetap dijaga dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pemeriksaan rutin
(yang biasa dilaksanakan oleh mandor line).
Step bolt dipasang selain untuk keperluan saat konstruksi berlangsung
juga untuk memudahkan petugas pemeliharaan melaksanakan tugasnya
memelihara SUTT / SUTET di bagian atas.
Sedangkan Number plate berperan untuk mengetahui :
 kepastian jalur SUTT / SUTET dari GI A ke GI B
 posisi nomor tower
 posisi sirkit I dan II
 Besar tahanan pembumian

1.2.3 BAGIAN ATAS


Bagian atas tower antara lain terdiri atas :
- Konduktor
- Ground Steel Wire (GSW)
- Fitting konduktor
- Fitting GSW
- Isolator
- Armour rod
- Vibration Damper
- Spacer (untuk konduktor berkas)
1.2.3.1 KONDUKTOR
Bahan konduktor yang dipergunakan untuk saluran energi listrik perlu
memiliki sifat sifat sebagai berikut :
a. konduktivitas tinggi
b. kekuatan tarik mekanikal tinggi
c. titik berat
d. biaya rendah
e. tidak mudah patah
Untuk memenuhi syarat ini biasa digunakan bahan aluminium atau
tembaga. Kawat yang dipasang tidak solid melainkan terdiri atas jalinan
beberapa kawat (stranded).
Konduktor jenis Tembaga (BC : Bare copper) merupakan penghantar yang
baik karena memiliki konduktivitas tinggi dan kekuatan mekanikalnya cukup baik.
Namun karena harganya mahal maka konduktor jenis tembaga rawan pencurian.
Aluminium harganya lebih rendah dan lebih ringan namun konduktivitas
dan kekuatan mekanikalnya lebih rendah dibanding tembaga.
Untuk meningkatkan kekuatan mekanikalnya maka diberi kawat jalinan
baja dibagian intinya dan konduktor jenis ini disebut ACSR (Alluminium
Conductor Steel Reinforced). Kawat inti baja memikul kekuatan mekanikal
sedangkan aluminium berfungsi sebagai penghantar. Hal ini sesuai dengan
fenomena skin effect (efek kulit) yaitu apabila suatu konduktor dialiri arus bolak
balik maka terdapat kecenderungan bahwa arus lebih berkonsentrasi pada
permukaan konduktor.
Kebanyakan SUTT menggunakan ACSR. Jenis lainnya adalah TACSR
yaitu jenis konduktor ACSR yang memiliki kemampuan tahan panas lebih tinggi
daripada ACSR sehingga daya yang disalurkannya lebih tinggi.
Sebagai catatan karena T.ACSR memiliki kemampuan tahan panas yang
lebih tinggi daripada ACSR maka saat dibebani tinggi konduktor mengalami
pemuaian yang lebih dibanding ACSR biasa. Oleh karena itu bila akan
dilakukan penggantian konduktor dari ACSR ke T.ACSR perlu dilakukan
perhitungan sagging (andongan) berdasarkan pemuaiannya sehingga tidak
terjadi trip saat beban puncak karena jarak bebas konduktor terhadap benda
disekelilingnya tetap memenuhi syarat teknik.

Konduktor berkas 4 kawat


(quadruple)

Perlengkapan kawat penghantar :


- Sambungan penghantar (joint)
Karena masalah transportasi, panjang konduktor dan GSW dalam satu
gulungan (haspel) mengalami keterbatasan. Oleh karenanya konduktor dan
GSW tersebut harus disambung.
Sambungan (joint) harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
a. konduktivitas listrik yang baik
b. kekuatan mekanis dan ketahanan yang tangguh.

Hal yang harus mendapat perhatian sehubungan dengan dipasangnya joint ini
antara lain :
a. Posisi joint jangan terlalu dekat dengan titik tower (sebaiknya > 25 meter)
b. Dalam satu span (jarak antara tower ke tower yang berurutan) sebaiknya
hanya ada 1 joint.
c. Joint jangan dilakukan di lokasi crossing (persilangan) dengan utilities lainnya
seperti rel KA, jalan raya, sungai, SUTT/SUTET lainnya dll.
Proses penyambungan harus memperhatikan hal sebagai berikut :
a. Mesin pres telah lulus uji kemampuannya sesuai persyaratan.
b. Mata Dies harus sesuai ukurannya dengan joint sleeve nya
c. Proses pengupasan antara konduktor yang disambung (ACSR) harus sama
panjangnya yaitu setengah panjang joint sleevenya sehingga kekuatan antar
konduktor yang disambung seimbang.
d. Pengepresan dilakukan merata diseluruh panjang joint sleeve sehingga
selain memiliki kekuatan tarik juga memenuhi syarat Hukum Kirchoff 1.

- Perentang (spacer)
Perentang (biasa disebut spacer) dipasang untuk kawat berkas agar konduktor
dalam satu fasa tidak mendekat atau bertumbukan karena adanya gaya
elektromekanis atau angin.
Spacer dipasang di dekat tiang (15 – 40 meter dari tiang tower) dan ditengah
span (midspan).

Spacer untuk Konduktor berkas 4 kawat (quadruple)

Spacer untuk konduktor berkas 2 kawat


(twin conductors)
- Batang Pelindung (armour rod)
Batang pelindung yang oleh pekerja biasa disebut Armour rod dipasang di
tower suspensi untuk melindungi konduktor dari jepitan fitting isolator saat ada
gerakan konduktor karena pengaruh angin (swing).

Arching
horn

Armour
rod

Damper

konduktor
- Peredam (damper)
Peredam (damper) dipasang dekat pengapit (fitting clamp isolator) untuk
menghidarkan kelelahan penghantar karena getaran (vibration).

1.2.3.2 KAWAT PENGAMAN / PERLINDUNGAN


a. Kawat Tanah / Kawat Petir (GSW : Ground Steel Wire)
Kawat Tanah (GSW) biasanya terdiri dari lilitan kawat baja (St 35 atau St 50)
yang ditempatkan diatas kawat penghantar berfungsi sebagai pelindung kawat
penghantar terhadap sambaran petir langsung.
b. Kawat Tanah Fiber Optic (OPGW : Optic Ground Wire)
Kawat Tanah jenis OPGW terdiri dari lilitan kawat aluminium baja (ACS :
Alluminium Clad Steel Wire) yang berintikan kawat aluminium berongga. Rongga
ini ditempati oleh saluran fiber optik yang digunakan untuk keperluan
telemetering, telekomunikasi, teleproteksi, teledata dan lain sebagainya).
Kawat tanah juga dilengkapi dengan damper (peredam) untuk mengurangi
getaran di kawat karena adanya pengaruh angin.

1.2.3.3 ISOLATOR
Isolator SUTT / SUTET berfungsi untuk memisahkan konduktor daya dari
bumi, antar fasa serta manusia dan benda-benda yang berpotensi bisa
membahayakan.
Isolator dipasang atau digantung pada travers (cross arm) struktur
pendukung sedangkan konduktor daya dipasang pada jepit isolator.
Isolator dibuat dari bahan porselen, gelas atau bahan buatan. Isolator
perlu memiliki kekuatan mekanikal dan elektrikal yang baik yang sering disebut
dengan kekuatan M & E (Mechanical & Electrical).
Isolator renteng untuk tower suspensi

Jumper support
insulator untuk
tower sudut

Isolator renteng untuk tower tension


Konfigurasi Isolator tower Suspensi SUTET 500 kV
Single dan Double Tension String Insulator
SUTET 500 kV
Pemasangan single atau double string insulator baik untuk tower tension
maupun suspensi ditentukan berdasarkan crossing atau tidaknya SUTT / SUTET
dengan utilities lainnya seperti jalan raya, sungai, rel KA, SUTT lainnya dan lain
sebagainya.
1. Seling cantol
2. Jangkar lever hoist
3. Lever hoist
4. Pengait konduktor

Anda mungkin juga menyukai