II.2.
Persyaratan K3 Perencanaan Instalasi,
Perlengkapan, dan Peralatan Listrik di
Transmisi Listrik
1
Persyaratan K3 Perencanaan
Instalasi, Perlengkapan dan
Peralatan listrik di Transmisi listrik
2
Tujuan perencanaan instalasi listrik di
Transmisi listrik
Diharapkan agar melalui perencanaan instalasi
perlengkapan dan peralatan listrik di Transmisi
Calon Pengawas/ahli
listrik
K3 Listrik Mampu
memahami dan
melakukan pembinaan,
pengawasan, dan
penanggulangan K3
Listrik .
3
SKEMA PENYALURAN LISTRIK
4
Ruang Lingkup Sistem TransmisiTenaga Listrik
PLTG
GARDU INDUK
STEP UP
UNIT
PENGATUR
DISTRIBUSI
SALURAN TRANSMISI
INDUSTRI BESAR
GARDU INDUK
70 kV
PLTD
GARDU INDUK
150 kV SALURAN TRANSMISI
JARINGAN M / TR
INDUSTRI MENENGAH
/ KECIL
5
Pusat Pembangkit
Industri Besar
Pusat Pembangkit
Saluran Transmisi Saluran Transmisi
Tenaga Listrik Gardu Induk
7
8
1. PENGERTIAN UMUM
Lebih spesisifik lagi dalam pembahasan ini akan difokuskan pada Transmisi
Tegangan Tinggi atau Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang ada
di Indonesia.
9
2. PONDASI TOWER (TIANG)
Dalam satu route map SUTT, jenis dan konstruksi pondasi terdiri dari beberapa
type. Hal ini disebabkan adanya beberapa pertimbangan yang dijadikan acuan
dalam menentukan type pondasi SUTT, sehingga muncul beberapa type pondasi.
(sawah atau rawa), tanah berpasir, tanah berbatu, posisi tanah tebing/ miring, dan lain
sebagainya.
Besar kecilnya (berat) tower yang akan dipasang pada pondasi.
Pertimbangan harga tanah, aspek sosial, dan lain-lain.
Catatan :
• Besar kecilnya pondasi menyesuaikan tower yang akan dipasang.
• Masing-masing pabrikan tower memiliki desain dan spesifikasi yang brbeda berbeda-beda.
• Pada saat ini tower SUTT telah diproduksi di dalam negeri.
10
Contoh Gambar Pondasi Tower
11
TRANSMISI
12
Lanjutan 2.4.
Konstruksi Kayu : :
Terbuat dari kayu ulin dan
kayu besi, yang mempunyai kekuatan
dan umur yang baik dan tidak perlu melalui
proses pengawetan.
Jenis ini jarang digunakan di
Indonesia, apalagi saat ini untuk
memperoleh kayu sangat sulit dan
bisa- bisa lebih mahal jika
dibandingkan menggunakan konstruksi
jenis lainnya.
14
Lanjutan 2.4.
16
Lanjutan 1.5.
.
Jarak aman/ ruang bebas (ROW)
pada SUTT 150 KV yang
melintasi sungai dan berada
pada daerah muara sungai
18
19
Baut Panjat (step bolt) Penghalang Panjat
20
Lanjutan
3. Bagian-bagian Tower :
Stub (Kerangka Tower),
adalah kerangka utama tower, yang
berfungsi untuk menopang
komponen listrik SUTT.
Silang-silang, berfungsi sebagai
penguat rangka tiang (diagonal tiang).
Travers, berfungsi sebagai
tempat dudukan isolator dan
tempat
pemasangan kawat tanah (ground
wire)
Tujuannya adalah agar drop tegangan dan penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga
Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET, adalah masalah sosial
yang akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan, antara lain :
Timbulnya protes dari masyarakat yang menentang pembangunan SUTET.
Permintaan ganti rugi tanah untuk tapak tower yang terlalu tinggi.
Adanya permintaan ganti rugi sepanjang jalur SUTET.
Dan lain sebagainya.
Pembangunan transmisi ini cukup efektif untuk jarak 100 km sampai dengan
500 km.
22
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
1. (SUTT) dan (SUTET) diatas
adalah sarana instalasi tenaga listrik
23
SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 30 KV – 150 KV
Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit, dimana 1 sirkuit
terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan
penghantar netral digantikan oleh tanah sebagai saluran kembali.
Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-
masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan
berkas konduktor disebut Bundle Conductor.
Jika transmisi ini beroperasi secara parsial, jarak terjauh yang paling efektif
adalah 100 km.
Jika jarak transmisi lebih dari 100 km, maka tegangan jatuh (drop voltage)
terlalu besar, sehingga tegangan ini di ujung transmisi menjadi rendah.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka sistem transmisi dihubungkan secara ring
system atau interconnection system. Ini sudah diterapkan di Pulau Jawa dan
akan dikembangkan di Pulau-pulau besar lainnya di Indonesia.
24
SALURAN KABEL TEGANGAN TINGGI (SKTT) 30 KV – 150 KV
Kelemahan SKTT :
Memerlukan biaya yang lebih besar jika dibanding SUTT.
Pada saat proses pembangunan memerlukan koordinasi dan penanganan
yang kompleks, karena harus melibatkan banyak pihak, misal : pemerintah
kota (Pemkot) sampai dengan jajaran terbawah, PDAM, Telkom, Perum Gas,
Dinas Perhubungan, Kepolisian, dan lain-lain.
Panjang SKTT pada tiap haspel (cable drum), maksimum 300 meter. Untuk
desain dan pesanan khusus, misalnya untuk kabel laut, bisa dibuat tanpa
sambungan sesuai kebutuhan.
Pada saat ini di Indonesia telah terpasang SKTT bawah laut (Sub Marine Cable)
dengan tegangan operasi 150 KV, yaitu :
Sub marine cable 150 KV Gresik – Tajungan (Jawa – Madura).
Sub marine cable 150 KV Ketapang – Gilimanuk (Jawa – Bali).
Transmisi SUTM digunakan pada jaringan tingkat tiga , yaitu jaringan distribusi yang
menghubungkan dari Gardu Induk, Penyulang (Feeder), SUTM, Gardu
Distribusi, sampai dengan ke Instalasi Pemanfaatan (Pelanggan/
Konsumen).
Berdasarkan sistem pentanahan titik netral trafo, efektifitas penyalurannya hanya pada jarak (panjang)
antara 15 km sampai dengan 20 km. Jika transmisi lebih dari jarak tersebut, efektifitasnya
Ditinjau dari segi fungsi , transmisi SKTM memiliki fungsi yang sama dengan
transmisi SUTM. Perbedaan mendasar adalah, SKTM ditanam di dalam tanah.
29
SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH (SUTR)
40 VOLT – 1000 VOLT
Transmisi SUTR adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt,
Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380 Volt.
Saat ini transmisi SUTR pada umumnya menggunakan penghantar Low Voltage
Twisted Cable (LVTC). 30
SALURAN KABEL TEGANGAN RENDAH (SKTR)
40 VOLT – 1000 VOLT
Ditinjau dari segi fungsi, transmisi SKTR memiliki fungsi yang sama dengan transmisi SUTR. Perbedaan
mendasar adalah SKTR di tanam didalam di dalam tanah.
Jika menggunakan SUTR sebenarnya dari segi jarak aman/ ruang bebas (ROW)
tidak ada masalah, karena SUTR menggunakan penghantar berisolasi.
Penggunaan SKTR karena mempertimbangkan :
Sistem transmisi tegangan menengah yang ada, misalnya : karena
menggunakan transmisi SKTM.
Faktor estetika.
Transmisi tenaga listrik yang bertegangan tinggi (SUTET, SUTT, SKTT, SKLTT),
memiliki resiko tinggi terhadap keamanan dan kesehatan lingkungan, terutama
menyangkut masalah besarnya tegangan dan pengaruh medan listrik yang
ditimbulkannya.
Satu hal penting yang harus diperhatikan dan dipenuhi, adalah ketentuan jarak
aman/ ruang bebas (ROW) pada daerah yang dilalui oleh jalur transmisi
tegangan tinggi.
Pada jalur SUTT yang lama pada umumnya sepanjang jalur SUTT tidak boleh
didirikan bangunan. Tetapi saat ini di sepanjang jalur SUTT banyak didirikan
bangunan, dengan pertimbangan selama jarak aman/ ruang bebas (ROW)
dipenuhi, maka keselamatan dan kesehatan lingkungan akan terpenuhi pula.
33
Lanjutan 2.1.
Type pondasi :
Kode pengenal (notasi huruf) pada type pondasi terdiri dari beberapa
macam.
Pada umumnya kode pengenal pondasi adalah : Aa, Bb, Cc, Dd, DrD, AA, AA,
CC, DRD, BN, BS, BT, dan lain-lain.
Konstruksi pondasi :
Untuk menentukan konstruksi pondasi yang akan dipasang, harus terlebih
dahulu dilakukan pengecekan (pengujian) kondisi tanah setempat, untuk
mengetahui kemampuan sigma tanah yang akan ditempati pondasi dan
tower.
Dengan mengetahui kemampuan sigma tanah (daya dukung tanah),
baru bisa ditentukan konstruksi pondasi yang akan dipasang.
Dengan mempertimbangkan kondisi sigma tanah, beberapa jenis pondasi
SUTT, antara lain : Pondasi Normal (Normal Foundation), Bump Pile, Mikro
Pile, Staruss Pile, Injection Micro Pile, Cakar Ayam, Bor Pile.
Untuk desain konstruksi pondasi jenis tertentu, terkadang PLN harus membayar
royalty fee kepada pemegang patent, yang nilainya berdasarkan kesepakatan
34
kedua belah pihak.
2.2. TEMBOK/ PASANGAN BETON/ PASANGAN BATU KALI PENAHAN TAPAK
TOWER
Route SUTT yang jauh dan melihat kondisi geografis di Indonesia pada
umumnya, menjadikan pondasi dan letak tower berada pada kondisi tanah yang
bermacam-macam jenis.
Untuk pondasi tower yang terletak (berada) pada pondasi dan kondisi tertentu,
maka harus dipasang (dibangun) tembok/ pasangan beton/ pasangan batu kali
yang berfungsi untuk menahan pondasi tower.
Patok tanda batas tanah ini terbuat dari beton bertulang yang di atasnya ditulisi
“PLN” dan dipasang diempat sudut batas tanah.
Patok tanda batas tanah ini dipasang pada tiang SUTT yang berbentuk tower,
sedangkan yang berbentuk Single Pole biasanya tidak dipasang patok tanda
batas tanah.
Pemasangan patok tanda batas tanah mengikuti luas tanah PLN, biasanya
ukuran 8 m x 8 m, 10 m x 10 m, 12 m x 12 m, 14 m x 14 m, dan seterusnya,
mengikuti besar kecilnya tower.
Tanah yang berada pada patok tanda batas tanah diurug dan diratakan, pada
umumnya levelnya lebih tinggi dari tanah yang ada di sekitarnya.
36
2.4. TOWER (TIANG) DAN PERLENGKAPANNYA
38
3.1. KONDUKTOR DAN PERLENGKAPANNYA
Berfungsi untuk menyalurkan arus listrik dari satu tempat ke tempat lainnya.
Jenis kawat yang digunakan :
Kawat tembaga (Cu). Saat ini sudah jarang digunakan, karena harganya
yang mahal.
Kawat ACSR (Alluminium Conductor Steel Reinforce) :
Jenis inilah yang saat ini banyak diginakan di Indonesia.
Saat ini dikembangkan penggunaan T-ACSR (Thermal-Alluminium Steel
Reinforce), yang memiliki kemampuan hantar arus (KHA) kurang lebih 1,7
kali KHA ACSR.
Pertimbangan lain penggunaan ACSR/T-ACSR, selain memenuhi
ketentuan standard teknik, juga memiliki kemampuan (kekuatan) mekanik
yang lebih baik jika dibanding konduktor lai, misal : AAC, AAAC.
Repair Sleeve :
Berfungsi sebagai pembungkus/
mereparasi/memperbaiki penghantar yang urat-uratnya rusak
(putus).
Terdiri dari dua bagian, yang pertama sebagai penutup
sebagian besar konduktor dan bagian kedua penutup kecil,
yang disambungkan ke bagian pertama.
Setelah terpasang , selanjutnya diproses, sehingga akan
berbentuk segi enam.
Perentang (Spacer) :
Berfungsi sebagai pengatur jarak
(pemisah) dua atau lebih
konduktor pada tiap-tiap phasa
SUTT.
Tujuannya adalah untuk
menjaga agar jarak antara
konduktor dengan
konduktor dalam satu phasa
tidak berubah dan tidak
bertumbukan, karena adanya
gaya elektromekanik atau angin.
Perentang (Spacer) 43
3.2. INSULATOR STRINGS & FITTING
45
Keuntungan sistem interkoneksi, antara lain bisa
memperbaiki dan mempertahankan keandalan
sistem, harga operasional relatif rendah sehingga
menjadikan harga listrik per KWH yang diproduksi
lebih murah. Hal ini dengan asumsi bahwa
pembangunan pembangkit dengan kapasitas yang
besar akan menekan harga listrik.
46
Prinsip Dasar Sistem Interkoneksi :
47
Sistem Interkoneksi Jawa-Bali :
48
Untuk menyalurkan sumber daya listrik tersebut ke
beban-beban di seluruh Jawa dan Bali maka diperlukan
sistem interkoneksi. Tujuan sistem ini untuk menjadikan
sistem kelistrikan di seluruh Jawa dan Bali yang semula
terpisah-pisah, menjadi satu sistem tunggal yang saling
tersambung (interconnected). Dengan demikian di Pulau
Jawa dan Bali terdapat sistem kelistrikan tunggal dan
terpadu (integrated power system), dengan transmisi
bertegangan ekstra tinggi, yaitu 500 KV sebagai jaringan
utamanya
49
Sistem interkoneksi se-Jawa dan Bali dibangun menara-
menara listrik sebagai jalur transmisi tegangan ekstra tinggi
500 KV, mulai dari PLTU Suralaya, PLTA Saguling, PLTA
Cirata, PLTU Paiton ke pusat pengatur beban (PPB) di
Gandul (Jakarta). Pusat-pusat pembangkit besar dari
beberapa wilayah di Jawa, seperti Suralaya, Saguling,
Paiton, dan Cirata, saling dihubungkan melalui stasiun atau
gardu-gardu induk. Jika kebutuhan daya dari wilayah
tertentu tidak bisa dipenuhi oleh pembangkit setempat,
maka bisa dibantu dengan suplai dari berbagai stasiun
yang terhubung. Demikian pula jika terjadi kelebihan catu
daya, pusat pembangkit bisa mengirimkannya ke wilayah-
wilayah lain yang tersambung dalam sistem interkoneksi.
50
Lanjutan 3.2.
angin.
U Bolt :
Berfungsi sebagai penghubung antara insulator strings dengan ujung travers
tower tempat insulator strings digantungkan (dicantolkan).
Jumlah jenis dan type isolator tiap rangkaian, tergantung pada spesifikasi SUTT
dan juga kondisi jalur yang dilalui (route map) SUTT, misal : daerah yang kondisi
udaranya normal, daerah yang mengandung polusi kimia tinggi, daerah yang
udaranya mengandung garam (asin), dan lain-lain.
Untuk daerah yang kondisi udaranya baik (tidak mengandung polusi kimia dan
asin), digunakan Isolator Type Normal. Sedangkan untuk daerah yang udaranya
berpolusi tinggi, digunakan Isolator Type Fog (Fog Type Insulator).
53
3.3. KOMPONEN PENGAMAN (PERLINDUNGAN)
Untuk kawat tanah (ground wire) dan pentanahan tiang, dipasang di sepanjang
jalur SUTT.
Untuk jaringan pengaman (Safety Net) dan bola pengaman dipasang pada
tempat-tempat tertentu jalur SUTT, sesuai kondisi dan kebutuhan setempat.
54
3.3.1. KAWAT TANAH (GROUND WIRE) DAN PERLENGKAPANNYA
57
3.3.4. BOLA PENGAMAN (BALISTOR)
58
4.1. KABEL TANAH
Sambungan Langsung :
Konstruksi sambungan ini cukup
sederhana, tidak menggunakan
teknologi tinggi (konvensional),
tetapi mempunyai kekuatan dan
keandalan yang baik.
Proses pengisian :
Sepanjang seksi kabel harus
terlebih dahulu di vacum.
Treatment minyak kabel.
Memasukkan minyak.
Pengecekan terhadap semua route SUTT, terutama pada lokasi tanah yang akan
ditempati masing-masing pondasi tower.
Catatan : Bisa terjadi bahwa patok tanda tempat tapak tower dipindah oleh
pihak tertentu, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan timbul
masalah, misalnya : masalah ganti rugi dan masalah teknis.
Pembuatan Direksi Keet dan gudang lapangan, mobilisasi peralatan kerja dan
mobilisasi material.
64
5.3. PEMASANGAN BOUWPLANK
Dari empat sisi pada titik tertentu ditarik benang, sehingga pada titik
pertemuan tarikan benang tersebut diketahui sebagai letak titik tengah (As)
masing-masing kaki tower.
Titik As kaki tower diukur dan ditentukan setelah pekerjaan galian tanah
selesai.
65
5.4. GALIAN TANAH
66
5.5. URUG PASIR DAN LANTAI KERJA
68
5.7. PEMBESIAN DAN PEMASANGAN BEKESTING
70
5.9. PELAKSANAAN COR PONDASI
72
Lanjutan 5.9.
73
5.10. PEMBONGKARAN BEKESTING DAN URUG BALIK
74
5.11. ERECTION TOWER
Jenis dan ruang lingkup aktifitas yang harus dilakukan, antara lain : :
Administrasi :
Pengurusan ijin-ijin.
Administrasi keuangan (pembuatan jaminan uang muka, jaminan
pelaksanaan, jaminan pemeliharaan, dan lain –lain).
Keuangan (pembayaran komponen/ peralatan/ bahan/ material).
Administrasi teknik (pembuatan Kurva S, Time Schedule, Format Schedule,
Asbuilt Drawing, dan lain-lain).
Pelaksanaan phisik pekerjaan sejak dimulainya pekerjaan sampai serah
terima pekerjaan.
Keamanan dan keselamatan pekerja maupun pekerjaan.
Dan lain sebagainya.
Salah satu aspek manajemen yang cukup penting dan harus dipenuhi, dalam
pembuatan “Network Planning”, sehingga :
Alur dan proses pekerjaan dapat diketahui dengan mudah.
Semua jenis dan ruang lingkup pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan
sesuai dengan jadual yang telah dibuat.
Pengkoordinasian pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.
Pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dengan hasil yang memuaskan.79
9.2. KRITERIA KONTRAKTOR LISTRIK
Usaha jasa konstruksi terdiri dari 5 (lima) bidang, yaitu ASMET (Arsitektural, Sipil,
Mekanikal, Elektrikal dan Tata Lingkungan), bidang elektrikal memiliki kekhasan
dan kekhususan dibanding yang lain.
Khusus untuk bidang Elektrikal, selain harus mengacu pada UU 18/ 1999, juga
harus mengacu pada UU 15/ 1985 tentang Ketenagalistrikan.
Aspek yang sangat penting yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pekerjaan,
adalah aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
Apalagi untuk pekerjaan elektrikal yang beresiko tinggi, aspek K3 harus menjadi
perhatian utama. Terlebih apabila melaksanakan pekerjaan pada lokasi Transmisi
Eksisting yang bertegangan, para personil (tenaga kerja) harus mendapatkan
pelatihan khusus tentang K3.
81
TRANSFORMATOR
82
TRANSFORMATOR DAYA
83
• Transformator adalah peralatan
statis yang berfungsi menyalurkan
daya listrik dari suatu sistem
tegangan arus bolak-balik ke sistem
tegangan arus bolak-balik yang lain
secara elektromagnetis.
• Fungsi dari transformator terutama
adalah :
– Merubah level tegangan dan arus
dalam sistem tenaga listrik.
– Menyesuaikan impedansi beban
dengan impedansi sumber untuk
mendapatkan transfer daya
maksimum dalam rangkaian
elektronik dan pengendali.
– Mengisolasi secara elektris
rangkaian yang satu dengan yang
lain.
84
Fleksibilitas tegangan
• digunakan dalam sistem tenaga
listrik
• pembangkitan daya dengan level
tegangan sesuai kebutuhan (10-
20 KV)
• transmisi daya dengan level
tegangan yang ekonomis (400 –
1000 kV)
• pemanfaat daya listrik pada
tegangan distribusi (230/400
Volt)
• untuk industri dengan level
tegangan 3,3; 6,6; atau 11 KV
85
Pengelompokan Transformator
86
Jenis Transformator
87
Jenis Transformator
Berdasar Isolasi media
• Trafo kering (Dry Type)
1.Self cooled AA
2.Forced cooled AA/FA
88
Jenis Transformator
Berdasar penggunaan :
1. Trafo Tenaga :
Trafo Daya > 500 kVA
Trafo distribusi < 500 kVA
2. Trafo Instrumen :
Trafo tegangan
Trafo arus
3. Trafo furnace : tegangan rendah, arus tinggi,
ekstra isolasi
4. Trafo Rectifier / converter : tahan stres mekanis
5. Trafo Isolasi : trafo dengan rasio satu
6. Trafo pengolah sinyal
89
Jenis Transformator
• Menurut jenisnya trafo dibedakan :
– Over head transformer.
– Underground transformer.
• Over head Transformer terdiri dari :
– Konvensional
• Trafo konvensional tidak memiliki alat pengaman seperti
arester, pengaman beban lebih sebagai suatu kesatuan unit
trafo. namun alat alat pengaman tersebut di dapat dan
dipasang secara terpisah
– CSP ( Completely Self Protection )
• Trafo distribusi tipe CSP ini memiliki pengaman sebagai
kesatuan unit trafo
90
Transformator 1 Fasa
• Dua belitan terisolasi yang
tersambung secara
magnetik pada inti bahan
magnetik
• Satu belitan yang
dihubungkan dengan
sumber tegangan arus
bolak-balik disebut belitan
primer
• belitan lainnya yang
dihubungkan dengan beban
disebut belitan sekunder
91
• Lebih ekonomis dibandingkan mengguakan
tiga buah transformator satu Fasa
• Terdapat dua susunan, yaitu deretan tiga buah
transformator satu fasa atau satu buah
transformator tiga fasa, dimana masing-
masing belitan primer dan sekunder digulung
pada masing-masing kaki inti.
• Transformator tiga fasa lebih murah 15%
dibanding tiga buah transformator satu fasa,
• Ukuran fisiknya lebih kecil.
• memiliki kelebihan dapat beroperasi sebagai
rangkaian open delta bila salah satu fasa tidak
beroperasi.
• memiliki berbagai macam hubungan,
diantaranya ia dapat dihubungkan Bintang,
Segitiga, Segitiga terbuka, atau bintang Zig-
Zag.
92
• Peralatan pada Trafo
• Bhusing Primer.
• Indikator tinggi permukaan minyak.
• Penapas pengering.
• Kran untuk pemasukan/pengeluaran
minyak.
• Pelat nama.
• Thermometer.
• Tap trafo (alat untuk merubah
tegangan).
93
• Persyaratan
1. dapat memindahkan panas dari inti dan
belitan sehingga kenaikan temperatur
dapat dibatasi pada nilai yang diijinkan
2. penurunan kualitas isolasi harus dapat
dicegah
• Keduanya ini dapat dipenuhi oleh
transformator daya dibanding
transformator-transformator ukuran kecil,
dengan mencelupkan transformator ke
dalam tangki tertutup yang berisi minyak
transformator
• Agar terjadi sirkulasi alami dan
meningkatkan permukaan pendinginan ke
udara sekitar tangki transformator
dilengkapi dengan sirip-sirip
• pada transformator berukuran besar
pendinginan dilakukan secara paksa.
94
Konstruksi Transformator Daya
Tangki Transformator
• Kumparan dan intinya
direndam dalam minyak
transformator yang selain
berfungsi sebagai pemindah
panas, juga bersifat sebagai
isolasi.
95
Konstruksi Transformator Daya
Inti Transformator
• Terbuat dari lapisan plat dinamo
dari baja alloy atau baja silicon yang
mempunyai sifat resistansi tinggi
dan histerisis kecil.
• Tebal plat 0,35 - 0,5 mm, Untuk
menghindari/mengurangi arus
pusar (Eddy current), diantara plat
diisolasi (vernish) yang tahan
terhadap suhu tinggi.
96
Konstruksi Transformator Daya
• Belitan/Kumparan
• Beberapa lilitan kawat yang
berisolasi digunakan sebagai
kumparan pada transformator daya
• Kumparan tersebut diisolasi baik
terhadap inti besi maupun
kumparan lain dengan isolasi padat
seperti pertinax dan lain-lain.
• Pada transformator ini terdapat
dua jenis kumparan, yaitu
kumparan primer dan kumparan
sekunder
1- 97
Konstruksi Transformator Daya
• Lilitan
• Pada umumnya digunakan tembaga yang memiliki
keuntungan-keuntungan :
– Tahanan jenis kecil 0,0175 Ω mm2 /m.
– Kekuatan mekanis yang lebih besar dari
allumunium.
– Tahan terhadap korosi dari atmosfir.
– Titik cair atau lebur lebih tinggi (1083°C).
– Mudah pengerjaanya : dibengkokan, diratakan,
dibor, dipres, disolder, dilass dsb.
98
Pemakaian Transformator
99
sistem pendingin transformator
100
101
Transformator dengan pendingin minyak
102
Tranformator berpendingin udara
103
Konstruksi Transformator
104
105
106
Konstruksi Transformator
Inti besi
• Belitan
• Inti besi ( Iron Core )
Belitan
secundair
Inti besi
Belitan
primair
Belitan
secundair
107
Belitan
Inti besi
Belitan
secundair
108
Inti besi ( Iron Core )
• Pada transformator satu phasa type inti yang umum digunakan berupa rangkaian
maknit tunggal dengan dua lengan atau rangkaian maknit dengan tiga lengan
dengan belitan diletakkan ditengah atau diletakkan pada masing masing lengan
109
Rasio transformator
110
TRANSFORMATOR TANPA BEBAN
• Vp = tegangan input primer
• Vs = tegangan sekunder
• Ep = g.g.l pada sisi primer
• Es = g.g.l pada sisi sekunder
• Np = jumlah lilitan sisi primer
• Ns= jumlah lilitan sisi sekunder
111
BUSHING
• Untuk menghubungkan kumparan
transformator dengan jaringan luar
digunakan
• Merupakan sebuah konduktor yang
diselubungi oleh isolator yang berfungsi
sebagai penyekat antara konduktor
dengan tangki transformator.
• Bahan utama untuk bushing adalah dari
bahan keramik. Dan pada bushing
tegangan tinggi biasanya dilengkapi
arcing horn.
112
Tap Changer
• Pengubah Tap.
• alat perubah perbandingan
transformator untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder yang
lebih baik (diinginkan) dari tegangan
jaringan yang berubah-ubah.
• Ada dua Macam
– ON-Load Tap changer : beroperasi dalam
keadaan berbeban
– Off-Load Tap Changer
113
ON LOAD TAP CHANGER
114
Tap Changer
• Untuk menghindari
terjadinya spark,
ketika pemindahan
tap tidak boleh
terdapat celah
• Mekanisme
pemindahan
ditunjukkan pada
gambar di bawah
115
Alat pernapasan (Dehydrating Breather)
117
Sistem Pendingin
• Pendinginan dengan
Udara Paksa
• Memperluan Bidang
perpindahan Panas
dengan menambah
sirip-sirip (Radiator)
118
Minyak Trafo
• Fungsi minyak trafo :
– Sebagai bahan isolasi.
– Sebagai pendingin.
– Sebagai penghantar panas dari bagian yang panas
(coil dan inti) ke dinding bak.
• Pendinginan transformator dengan minyak dapat
merata pada tiap bagian yang aktif, dan
memasuki semua celah-celah yang ada dalam
transformator sehingga jika dibanding dengan
sistem udara, sistem dengan minyak lebih baik
119
Minyak Trafo
• Minyak transformator harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
• IEC 296, minyak baru dan belum difilter >30 kV/2,5 mm dan setelah difilter
yaitu >50 kV/2,5 mm.
• Penyalur panas yang baik, berat jenis kecil sehingga partikel-partikel dalam
minyak dapat mengendap dengan cepat.
• Viksositas rendah agar lebih mudah bersikulasi sehingga pendinginan
menjadi lebih baik. Pada IEC viskositas minyak saat suhu 40ºC adalah < 6,5
cST (CentiStokes) 1cst = 10−6m2·s−1.
• Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan.
Sesuai IEC 296 flash point minyak transformator di atas 163ºC dan pour
point adalah di bawah -30ºC.
• Tidak merusak bahan isolasi padat.
120
• Transformator Tanpa Beban
• Ketika Belitan primer dihubungkan ke Sumber tegangan,
arus eksitasi membangkitkan flux pada inti yang
menyebabkan timbulnya tegangan induksi baik pada
belitan primer E1 maupun tegangan induksi pada belitan
sekunder E2
d d
E1 - N1 E2 - N2
dt dt
V1 E1 N1 N2 E2 V2
= m.sint, maka, E1 =
.N1m.Cost
• Nilai Efektif E1 = 4,44.f.N1m
121
• Arus Eksitasi
• Arus primer I yang mengalir pada saat kumparan
sekunder tidak dibebani disebut arus eksitasi. Dalam
kenyataannya arus primer I bukanlah merupakan arus
induktif murni, sehingga ia terdiri atas dua komponen,
yaitu :
122
• Transformator berbeban
• Apabila belitan sekunder dihubungkan dengan beban, F1 F2
maka pada belitan sekunder akan mengalirkan arus
• akibat dari arus sekunder ini kita asumsikan transformator V1 E1 N1 N2 E2 V2
ideal, dimana berlaku :
– Resistansi Belitan primer dan sekunder diabaikan,
sehingga rugi-rugi daya dan tegangan jatuh sama
dengan nol.
– Tidak terdapat fluks bocor, sehingga semua fluks
mengalir pada inti dan melingkupi kedua belitan.
– Permeabilitas inti tak terbatas.
• karena resistansi diabaikan sehingga V1
– Rugi-rugi inti diabaikan. = E1 dan V2 = E2, dan diperoleh :
• Arus beban pada belitan sekunder akan menghasilkan
mmf F2 sebesar I2.N2 yang arahnya berlawanan dengan E 1 V1 N 1
fluks bersama , yang mengakibatkan tegangan induksi E1 a
turun. Karena V1 nilainya tetap, maka arus pada belitan E 2 V2 N 2
primer akan naik dan menimbulkan mmf F1 sebesar I1.N1
yang arahnya berlawanan dengan F2, sehingga fluks • Dari persamaan-persamaan
bersama dapat dipertahankan
•
diatas kita dapatkan :
Sehingga berlaku : I1.N1 = I2.N2
2
V1 / V2 N 1 / N 2 V1 N 1 V2
I1 /I 2 N 2 / N1 I1 N 2 I 2
N1 I 2
a
N 2 I1 • Z1 = a2.Z2 :
123
Exercise
1. Hitung rasio transformator bila jumlah lilitan
primer adalah 10.000 dan jumlah lilitan sekunder
2300.
2. Bila transformator pada nomor 1 diberi tegangan
input 220V berapa tegangan outputnya?
3. Dengan kemampuan daya 5000VA hitung
kemampuan arus primer dan sekunder
tranformator di atas !
4. Hitung tegangan primer bila Vs=150 kV, Np=10.000
5. Hitung teg. Sekunder bila k=0,01 dan Ns=500
6. Hitung daya trafo bila Vs=500V, Ip=10A dan k=100
124
SOAL - SOAL :
125
Parameter yang Umum
Pada Name Plate
• Daya (MVA)
• Level Tegangan (Vp/Vs)
• Frequensi
• Efisiensi
• Impedansi (%)
• Vektor Group
• Basic Insulation Level
Pada Katalog
• Impedansi urutan (positif dan zero)
• Temperatur
• dll
126
Rangkaian ekivalen
transformator tanpa beban
127
Rangkaian ekivalen transformator dengan
beban resistif
128
Diagram vektor
tranformator dengan beban resistif
129
beban induktif
130
beban kapasitif
131
IMPEDANSI PADA TRAnsFOrmator
132
Rangkaian eqivalen tranformator bila
dilihat dari sisi sekunder
133
Rangkaian ekivalen tranformator ditinjau
dari sisi primer
134
REGULASI TEGANGAN transformator
1- 135
Regulasi tegangan
136
SOAL-SOAL :
137
Diagram vektor transformator berbeban
Es
C
Os
Vs F
O D
A Os
Os
Is
138
139
CONTOH SOAL
140
Jawab
141
Rugi-rugi pada transformator
• 1. Rugi inti besi
• 2. Rugi tembaga
142
EFISIENSI PADA TRANSFORMATOR
143
EFISIENSI
144
Hitung efisiensi dari beberapa
transformator berikut ini:
• 1. Pi = 1kW, Po = 800W
• 2. Pi = 1kW, Pfe = 50W, Pcu = 75W
• 3. Po = 800 W, Pfe = 50W, Pcu = 75W
• 4. Po =10 kW, Pfe = 100W, Is = 25A,
Res = 5 Ohm
• 5. soal sama dengan nomor 3 tetapi pada
setengah beban penuh
• 6. soal sama dengan nomor 3 tetapi pada
seperempat beban penuh 145
Tugas 3
146
147
148
149
150
Pengujian transformator
• Uji tanpa beban:
• untuk memperoleh konstanta inti besi, rugi
inti besi dan rasio trafo
• Uji hubung singkat:
• Untuk memperoleh konstanta lilitan, rugi
tembaga
• Uji berbeban:
• Untuk memperoleh regulasi dan efisiensi
• Uji polaritas:
• Untuk memperoleh arah lilitan 151
Pengujian tanpa beban
152
153
Pengujian hubung singkat
154
155
Pengujian transformator berbeban
156
Polaritas Transformator
157
Metode uji polaritas transformator
158
Hubungan Substractive:
V3 < V1
V3 = V1 – V2
159
160
HUBUNGAN ADDITIVE:
V3 > V1
V3 = V1 + V2
161
162
163
2. Metode paralel
164
3. Metode injeksi tegangan dc
165
AUTO TRANsFORMER
166
167
168
Contoh soal
169
170
exercise
171
172
Statistik Gangguan
173
Katagori Proteksi
174
175
Proteksi Besaran Elektrik
176
Pengaman dengan Zekering dan MCCB
• Penentuan elemen zekering
– Zekering pada TM pada dasarnya untuk
mengamankan bila terjadi hubung singkat di dalam
trafo, dengan demikian dipilih besar arus hubung
singkat di TR
• Penentuan seting MCCB
– Penentuan seting overload MCCB didasarkan pada
pembebanan trafo dan penentuan seting instan
didasarkan pada hubung singkat yang terjadi pada
rel Tegangan rendah
177
178
Perelean Transformator
• Terdapat tiga katagori teknologi rele proteksi yang umum
digunakan, yaitu :
– Electromechanical: penggunaan fluks magnetik dari arus dan tegangan
untuk menghasilkan torka pada piringan yang dapat bergerak
– Solid State: menggunakan sinyal-sinyal analog tegangan dan arus serta
beberapa rangkaian logika bahkan mikrokontroller untuk mengolah
sinyal secara matematik.
– Numeric: memiliki banyak fungsi, dapat diprogram dan umumnya
bekerja dengan basis mikroprosessor
• Tabel II menunjukkan sejumlah peralatan proteksi yang
umumnya digunakan pada transformator sesuai dengan
standard ANSI
179
180
Perelean transformator
181
• Terdapat dua feeder 115 KV ke
dua buah transformator 30 MVA
dengan resistansi pentanahan
pada sisi 13 KV
• Rele differensial pada fasa dan
ground (87P and 87N)
merupakan proteksi kegagalan
utama
• Sedang elemen-elemen proteksi
arus lebih dapat dianggap
sebagai proteksi cadangan.
• Jika terjadi tegangan lebih
digunakan rele-rele tegangan
(24 and 59).
• Jika terjadi over/under
frequency dipasang rele (81,
O/U), walaupun rele ini tak
dapat dianggap sebagai proteksi
transformator
182
Rele Differensial
Adalah suatu rele yang merespon terhadap perbedaan antara kuantitas elektrik
yang masuk dan keluar dari peralatan yang diamankan. Disini rele berfungsi
sebagai komparator, membandingkan arus dan fasa relatifnya pada kedua ujung
daerah proteksi. Bila perbedaan arus pada kedua sekunder CT melebihi batas
harga tertentu, maka rele akan memberi perintah untuk pembukaan CB.
Bila hubung singkat terjadi dalam daerah proteksi, i 1 sama dengan i2 rele akan
bekerja. Sedang bila hubung singkat terjadi diluar daerah proteksi, i 1 berlawanan
dengan i2 dan rele tidak akan bekerja
PMT CT CT PMT
I1 I2
1 Peralatan yg 2
diamankan
i1 i2
183
Rele Differensial pada Trafo
tambahan seperti :
1,88 A
digunakan pada CT
– Penyesuai arus
– Pemblok Inrush
current
1- 184
185
186
187
188
189
190
191
192
Penyesuai Arus
• Penyesuai arus rele berfungsi untuk
menyamakan arus masukan yang dipandang
dari sisi rele.
• Pada rele elektromekanik digunakan trafo
dengan tap
• Pada rele solid state digunakan switch-switch
yang mengubah nilai resistansi sekunder.
• Sedang pada rele numeric digunakan faktor-
faktor pengali.
193
Penyesuai arus pada Rele Solid State
194
Delta/Wye Compensation
• Bank delta/wye menyebabkan
terjadinya pergeseran fasa
tegangan dan arus sebesar ±30°,
tergantung pada hubungan
transformatornya (Transformator
Daya)
• Pada rele elektromekanik,
pendekatan yang umum untuk
mengkompensasi belitan adalah
menghubungkan CT dalam
hubungan Y/D
195
Magnetic Inrush Curent
196
Proteksi Besaran non Elektrik
197
Sistem Proteksi Non Elektrik
• Rele Bucholz : Konstruksi terdiri dari dua
pelampung untuk alarm dan untuk trip
• Kondisi normal, rele terisi penuh dengan minyak
dan pelampung penggerak kontak mercury dalam
keadaan terapung. Pada kondisi ini kontak tidak
terendam mercury (kontak membuka)
• Pada tahap pertama pelampung akan bergerak ke
bawah sesuai dengan permukaan minyak yang
selanjutnya merccury akan menghubungkan
kontak alarm
198
Sistem Proteksi Non Elektrik
199
Sudden Pressure Relay (SPR)
• SPR akan mendeteksi kondisi abnormal yang
menghasilkan kenaikan tekanan tiba-tiba yang
disebabkan oleh timbulnya gas
• Gangguan pada satu lilitan dapat menghasilkan arus
yang lebih kecil dari rating arus nominal
• SPR yang mendeteksi kenaikan tekanan gas, umumnya
diaplikasikan pada transformator dengan rating di atas 5
MVA.
• Tekanan gas dibangkitkan oleh busur api, yang
menghasilkan dekomposisi minyak menjadi gas
• Bekerja bila dalam tangki Trafo terjadi kenaikan tekanan
udara akibat gangguan di dalam Trafo
200
Sistem Proteksi Non Elektrik
Tipe SPR
• Membran
– Plat tipis yang didesain sedemikian rupa
yang akan pecah bila menerima tekanan
melebihi desainnya. Hanya digunakan
sekali pakai
• Pressure Relieve Valve
– Katup yang ditekan oleh pegas yang
didesain sedemikian rupa sehingga bila
terjadi tekanan di dalam trafo melebihi
tekanan pegas, maka akan membuka dan
melepas tekanan bersama sebagian
minyak
201
Sudden Pressure Relay (SPR)
202
203
Sistem Proteksi Non Elektrik
207
PEMISAH :
209
1. Pemisah Putar
2. Pemisah Luncur
3. Pemisah Siku
4. Pemisah Engsel
5. Pemisah Pantograph
210
1. Pemisah Putar
Saklar pemisah putar memiliki dua buah kontak diam dan
dua buah kontak gerak yang dapat berputar pada
sumbunya. Model saklar pemisah ini biasanya di letakkan
di luar Gardu Induk.
211
2. Pemisah Siku
Saklar pemisah siku ini tidak memiliki kontak diam tetapi
hanya terdapat dua buah kontak gerak yang gerakannya
hanya mempunyai besar sudut 90 derajat. Model saklar
pemisah ini biasanya di letakkan di luar Gardu Induk.
212
3. Pemisah Engsel
Saklar pemisah engsel ini memiliki satukontak diam
dan satu engsel yang dapat membuka ke atas dengan
sudut 90 derajat. Saklar pemisah ini gerakannya dari
engsel yang biasanya digunakan untuk tegangan
menengah 20 kV – 6 kV. Model saklar pemisah ini
biasanya di letakkan di luar Gardu Induk.
213
4. Pemisah Luncur
Saklar pemisah luncur ini gerakan kontaknya hanya
bergerak keatas dan kebawah saja. Model saklar
pemisah ini biasanya berada di dalam kubikel dengan
peralatan-peralatan yang lain dan di letakkan di dalam
Gardu Induk.
214
5. Pemisah Pantograph
Saklar pemisah pantograph ini mempunyai kontak diam
yang terletak pada rel dan kontak gerak yang terpasang
pada ujung lengan-lengan pantograph. Model saklar
pemisah ini biasanya di letakkan di luar Gardu Induk.
Pemisah pantograph biasanya digunakan di jaringan 500
kV.
215
PMS & PMT
216
Perlengkapan Gardu Induk
217
SALURAN UDARA TRANSMISI
LISTRIK
Komponen Saluran udara tegangan tinggi terdiri :
1. Saluran Udara,
2. Saluran Kabel,
3. Perlengkapan SUTT/SUTET,
4. Tower,
5. Bagian-bagian tower ,
6. Konduktor,
7. Kawat Tanah,
8. Pentanahan Tower,
9. Isolator. 218
Peralatan Pengaman
Terdiri dari :
1.Lightning Arester ,
2.Aplikasi PLC,
3. Komunikasi Suara,
4.Penggunaan Kanal Suara,
5.Teleproteksi Protection Signalling,
6.Remote Terminal Unit (RTU),
7.Rele Proteksi, Annunciator.
219
Sistem pentanahan gardu induk
220
Persyaratan Sistem Pentanahan
221
Instalasi Listrik
Instalasi Listrik pada Transmisi Listrik
222
PEMUTUS TENAGA :
adalah saklar yang digunakan untuk menghubungkan
/memutuskan arus/daya listrik sesuai ratingnya. Oleh
karena PMT digunakan untuk memutus beban maka harus
dilengkapi dengan pemadam busur api.
223
a)
224
2. Jenis PMT berdasarkan
mekanis penggeraknya :
- Pegas
- Pneumatik
- Hidrolik
225
226
Proteksi
Proteksi sitem tenaga listrik adalah suatu proses menjadikan
Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Pemanfaatan (konsumsi)
enegi listrik seaman mungkin dari efek-efek kegagalan dan kejadian
yang menempatkan sistem tenaga pada risiko.
227
Tujuan proteksi dan koordinasi sistem listrik
menurut ANSI/IEEE Std 242 1986/2001
Prinsip Utama :
Tujuan dari proteksi dan koordinasi sistem listrik
adalah :
Mencegah kecelakaan pada manusia
229
Keterangan :
1. Bodi dan tutup
2. Peredam busur api
3. Blok sambungan
4. Penggerak lepas-sambung
5. Kontak bergerak
6. Data kelistrikan dan pabrik
pembuat
7. Unit magnetik trip
230
Gambar MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)
ACB (Air Circuit Breaker)
Gambar ACB (Air Circuit Breaker)
LV-ACB:
Voltage = 250V dan 660V
Current Rating = 800A-6300A
Interrupting Rating = 45kA-
170kA
231
OCB (Oil Circuit Breaker)
Gambar OCB (Oil Circuit Breaker)
232
VCB (Vacuum Circuit Breaker)
233
SF6 CB
(Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
Rating tegangan CB
antara 3.6 KV - 760 KV.
234
Circuit Breaker dengan Rele
Proteksi
235
Penyesuaian kebutuhan daya
236
237
Latihan perhitungan
SLD TRANSMISI
238
239
240
241
Persyaratan K3 perencanaan
instalasi listrik pada Transmisi listrik
242
Teori dasar teknik perencanaan
instalasi listrik pada Transmisi listrik
243
244
245
246
Persyaratan K3 peralatan dan
perlengkapan pada dokumen
perencanaan Instalasi Transmisi
listrik
1. Transformator
2. SUTT/Sutet Tower Lattice
3. Gardu Induk
4. Pemisah (PMS)
5. Pemutus Tenaga Listrik (PMT)
247
Spesifikasi teknis perlengkapan,
peralatan listrik bersertifikasi pada
Transmisi listrik
Spesifikasi teknis perlengkapan dan peralatan
listrikberdasarkan dokumen perencanaan Transmisi
listrik
1. Transformator
2. SUTT/Sutet Tower Lattice
3. Gardu Induk
4. Pemisah (PMS)
5. Pemutus Tenaga Listrik (PMT)
248
Perencanaan sistem proteksi pada
instalasi Transmisi listrik
Jenis sistem proteksi pada sistem transmisi listrik
1. Penyalur petir
2. Pembumian gedung Gardu Induk
3. Tegangan surja
4. Pembumian
a. Sistem
b. Peralatan
c. Petir
249
Persyaratan administrasi K3
1.SDM
(contoh sertifikat keahlian)
2.Lembaga
(contoh dokumen pengesahan / perijinan)
250
Penyusunan laporan hasil
pemeriksaan dokumen perencanaan
1.Checklist
2.Rekomendasi (formulir laporan dan rekomendasi)
251
BAB 2 POKOK BAHASAN (MACHINE DAN MATERIAL)
No. Obyek Hasil Rujukan Metode Remarks
Data Transmisi line (Desain,
1 Ada / Tidak ada PUIL 2000 Bagian 8.22.6.3.6 Penilaian Dokumen
Survey, Engineering Survey)
Permen pertambanganenergi 1
2 Data Pemetaan Lokasi Ada / Tidak ada Penilaian Dokumen
tahun 1992
Permen ESDM 18 tahun 2015,
3 Desain Manual Sesuai/Tidak Permen pertambanganenergi 1 Penilaian Dokumen
tahun 1992 ( Lihat Tabel)
4 Data sheet insulator Ada / Tidak ada Manufaacturing standard Penilaian Dokumen
5 Jarak aman Konduktor ke GSW Ada / Tidak ada Permen ESDM 18 tahun 2015 Penilaian Dokumen
Permen ESDM 18 tahun 2015,
6 Plan Drawing Profile Ada / Tidak ada Permen pertambanganenergi 1 Penilaian Dokumen
tahun 1992
Data beban struktur dan faktor
7 Ada / Tidak ada Penilaian Dokumen
kelebihan beban
8 Data Uji pondasi Ada / Tidak ada Penilaian Dokumen
9 Drawing Struktur Ada / Tidak ada Penilaian Dokumen
10 Guyed Drawing (Andon) Ada / Tidak ada Penilaian Dokumen
11 Accessories Hardware Ada / Tidak ada Manufacuring Standard Penilaian Dokumen
12 Hasil Grounding Test Sesuai / Tidak PUIL 2000 3.13.2.10 <5 Ω Pengukuran
13 Data Hasil Concrete test Ada / Tidak ada K225 Penilaian Dokumen
14 Data Hasil Tension Test Ada / Tidak ada Penilaian dokumen
15 Data Hasil Hi-Pot Test Ada / Tidak ada Penilaian dokumen
16 Data Hasil Energize test Ada / Tidak ada Penilaian Dokumen
17 Document Hand over Manfacturing Standard Penilaian Dokumen
BAB 2 POKOK BAHASAN (MAN POWER)
Sertifikat terkait dengan Ada / Tidak ada Permenaker No. 38 tahun 2016 Penilaian Dokumen
1
kompetensi operator
2 Sertifikat Teknisi Listrik Ada / Tidak ada UU No. 30 tahun 2009 Penilaian Dokumen
3 Sertifikat Ahli K3 Listrik Ada / Tidak ada Permenaker no. 12 tahun 2015 Penilaian Dokumen