Anda di halaman 1dari 11

KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN (ILK1.82.

1003)

Review Jurnal:

“Multidimensional Life Table Estimation of the Total Fertility Rate


and Its Components”

PARIYASI

NIM. 19168003

S2 ILMU LINGKUNGAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
Review Jurnal Demografi
Judul Multidimensional Life Table Estimation of the Total Fertility Rate and Its
Components
Jurnal JSTOR
Volume & Halaman Vol 50, No.4
Doi 10.1007/s 13524-0 12-0 179-8
Tahun 2013
Penulis Robert D. Retherford, Hassan Eini-Zinab, Minja Kim Choe, Naohiro
Ogawa, dan Rikiya Matsukura
Reviewer Pariyasi (19168003)
Tanggal Jum’at, 8 September 2019

Abstrak penelitian Penelitian ini menggunakan model survival diskrit waktu perkembangan
paritas, studi kasus negara Filiphina. Life table multidimensi diperkiraan
dari tabel pernikahan dan fertility, dimensi usia, paritas, dan durasi
paritas. Total marital fertility rate (TMFR), parity progression rate (PPR),
bagian-bagian tersebut secara kolektif disebut sebagai TFR dan
komponennya. Tabel kehidupan multidimensi bersifat multivariate,
sehingga dapat ditabulasikan berdasarkan kategori atau nilai-nilai terpilih
dari satu variabel sosial ekonomi.
Kata kunci Life table, pernikahan, fertility, TFR (total fertility rate), PPR
Metode penelitian Metode diterapkan dalam bentuk riwayat kelahiran aktual dari survey
atau sejarah kelahiran yang direkonstruksi, diperoleh dari sensus
rumahtangga.
Hasil penelitian ASFR paling tinggi di Filiphina tahun 2003 sebesar sekitar 200 per 1000
wanita untuk kelompok umur 24-25 tahun. Terdapat beberapa beberapa
faktor yang mempengaruhi angka fertilitas yaitu sosial ekonomi, umur
kelahiran, dan tingkat pendidikan.
Materi

Dalam metode Feeney, periode PPRS dihitung dengan metode life table yang diterapkan
pada salah satu riwayat kelahiran aktual yang diperoleh dari sensus atau survey rumahtangga.
Berikut adalah rumus TFR:

TFR = PBPm + PBPMPI + PBPMPXPI + … (1)


Keterangan:
PB: PPR untuk transisi dari kelahiran wanita sendiri ke pernikahan pertama (BM),
Pm: PPR untuk transisi dari pernikahan pertama ke kelahiran pertama (Ml),
Px: PPR untuk transisi dari kelahiran pertama ke kelahiran kedua dan seterusnya.
Metode Feeney juga memungkinkan perhitungan usia rata-rata dan median pada
pernikahan pertama serta rata-rata dan median interval kelahiran terakhir. Dalam (Retherford et
al. 2010), Metode Feeney didasarkan pada model survival diskrit waktu dari PPR, Variabel
prediktor utama dalam model adalah PPR. Variabel prediktor lainnya adalah variabel sosial
ekonomi seperti tempat tinggal dan pendidikan. Faktor eksternal tersebut dapat mempengaruhi
jumlah penduduk karena secara langsung maupun tidak langsung telah berkembang di dalam
lingkungan masyarakat.
Metode baru dalam artikel ini memperluas metode Pit dengan menambahkan usia wanita
himpunan variabel prediktor. Langkah-langkah yang diperkirakan tidak hanya TFR, TMFR,
PPR, mean dan usia rata-rata pada pernikahan pertama, dan interval kelahiran rata-rata dan
median, tetapi juga age specific fertility rate (ASFR) dan usia rata-rata saat melahirkan oleh
urutan kelahiran anak dan untuk semua kelahiran digabungkan.
Tabel kehidupan multidimensi mengikuti kohort awal dari wanita satu tahun pada suatu
waktu berdasarkan usia, paritas, dan durasi dalam paritas sampai para wanita mencapai usia 50.
Peristiwa (kegagalan) dalam life table adalah pernikahan pertama dan angka kelahiran. Nilai
prediksi TFR dan komponennya berasal dari life table.
Model dapat dipasang tidak hanya untuk data kohort tetapi juga untuk periode data
dengan mengecualikan pengamatan tahun sebelum dan sesudah. Untuk selanjutnya, disebut
metode yang ditingkatkan ini sebagai "metode Pait." penelitian ini dan di Retherford et
al. (2011).
Berikut adalah beberapa grafik yang menggambarkan tfr dan komponennya secara keseluruhan
dalam menggambarkan multidimensi life table.

Gambar. 1 Perbandingan progression parity rate (PPR) dinyatakan dalam sejarah kelahiran. di
negara filiphina tahun 2003
Gambar 2. ASFR (Age Spesific Fertility Rate) menurut kelompok umur di filiphina tahun 2003
ASFR di filiphina pada tahun 2003 paling tinggi pada kelompok umur 25-29 dengan
ASFR mencapai 200 per 1000 wanita. Pada kelompok unur 15-19 tahun, ASFR memiliki
kemungkinan ASFR yang lebih panjang dibandingkan kelompok umur yang lain sebesar 50-200
ASFR. Pada kelompok umur 15-19 terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Pada kelompok
umur yang lain seperti pada kelompok umur 29 tahun ketas terjadi penurunan ASFR sampai pada
kelompok umur 45-49 tahun.

Angka kelahiran menurut umur (ASFR) yaitu banyaknya kelahiran per 1000 wanita pada
kelompok usia tertentu antara 15-49 tahun. ASFR merupakan indikator kelahiran yang
memperhitungkan perbedaan fertilitas dari wanita usia subur menurut umurnya. ASFR pada
kelompok usia 25-29 tahun 1999-2004 sebesar 138, artinya terdapat 138 bayi yang dilahirkan
oleh 1000 wanita usia 25-29 pada tahun 1999-2004.

Salah satu upaya pemerintah dalam menanggapi jumlah penduduk yang meningkat, yaitu
dengan berlangsungnya program Keluarga Berencana (KB). Terjadi dampak yang cukup
berpengaruh, angka fertilitas mengalami penurunan dari rata-rata 5 menjadi 2 anak per wanita.
Menurut SDKI (Survey Demografi Kesehatan Indonesia) angka fertilitas total merupakan jumlah
anak rata-rata yang akan dilahirkan seorang perempuan pada akhir masa reproduksinya.

Berdasarkan BKKBN Tahun 2017 , Di Indonesia, TFR menurun menjadi sekitar 2,4 anak
per wanita pada tahun 2017. Angka 2,4 anak per wanita, artinya seorang wanita di Indonesia
rata-raa melahirkan 2,4 anak selama hidupnya jika ia mengikuti pola Age Spesific Fertility Rate
(ASFR) saat ini. Jika dilihat dari target penurunan fertilitas, angka tersebut mencapai sasaran
rencana strategis 2015-2019 yakni 2,3 anak per wanita. Sedangkan target pemerintah dalam
jangka panjang pada tahun 2002 yaitu 2,1 anak per wanita. Meskipun TFR nasional sudah cukup
rendah, namun TFR menurut provinsi masih beragam kisaran 2,1 (Jawa Timur dan Bali) sampai
3,4 anak per wanita (Nusa Tenggara Timur).

Angka fertilitas berdasarkan kelompok umur atau ASFR memiliki persamaan dengan
ASFR yang ada di philipina yaitu pada kleompok umur 25-29 tahun. Jika dibandingkan dengan
asfr yang terjadi sekarang, jumlah kelahiran mengalami penurunan dapat disebabkan karena
kesadaran masyarakat untuk memiliki keluarga kecil berkualitas. Seiring perkembangan zaman,
produktivitas dan mobilitas masyarakat semakin tinggi. Tidak hanya laki-laki yang
mengembangkan karir namun juga perempuan. Perempuan telah memiliki peran ganda yaitu
sebagai istri, ibu, serta wanita karir. Permasalahan semacam ini tentunya perlu ditelaah lebih jauh
sesuai dengan fenomena yang terjadi. Selain itu, dapat disebabkan karena wanita menggunakan
alat kontrasepsi, seperti yang diungkap SDKI terjadi peningkatan pemakaian alat kontrasepsi
pada wanita umur 15-49 tahun mencapai 64% pada tahun 2017.

Sama halnya pada negara filiphina, faktor penentu tingkat kelahiran di Indonesia juga
dapat dilihat dari daerah tempat tinggal dan tingkat pendidikan. Angka fertilitas di pedesaan
lebih tinggi daripada diperkotaan.menurut survey SDKI tahun 2017 TFR di daerah pedesaan
13% lebih tinggi dibandingkan TFR perkotaan. Perbedaan TFR ini umumnya terjait dengan
kondisi karakteriktik dari penduduk, terutama wanita 15-49 tahun, serta kebudayaan yang
melekat pada tiap daerah Indonesia. Pada faktor tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat
pendidikan maka semakin rendah angka fertilitas total. Data SDKI tahun 2017 menunjukkan
TFR terendah terdapat pada wanita dengan tingkat perguruan tinggi yaitu sekitar 2,3 anak.
Sedangkan tingkat pendidikan yang paling bayak TFR adalah tamat SD sebesar 2,9.

Faktor lainnya yaitu umur melahirkan. Semakin muda umur melahirkan, cenderung
semakin banyak peluang untuk mempunyai anak. Dari hasil SDKI Tahun 2012 dan 2017 tampak
bahwa media umur melahirkan pertama wanita pada kelompok umur 25-29 cenderung sama
yaitu sekitar 22,4 tahun.

Dalam beberapa grafik di gambarkan mean age yang semakin tinggi berkorelasi dengan
first marriage. Semakin tinggi usia rata-rata maka first marriage akan semakin tinggi pula.
Namun berbeda dengan komponen parity transition yang memiliki nilai bervariasi terhadap mean
age. Pada parity transition 11-13, memiliki mean age paling tinggi yaitu mencapai 3,5.untuk
lebih rinci berikut gambaran mengenai grafik pada masing-masing komponen.
Kajian life table di Indonesia berdasarkan hasil SP2010
Life table dapat diinterpretasikan sebagai pengalaman kematian suatu kohort atau sebagai
penduduk stationary. Data mortalitas disajikan dalam bentuk life table, yaitu sarana penyajian
informasi mengenai probabilitas bertahan hidup dan mortalitas pada sebagian interval waktu
berdasarkan usia an dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan tentang kemungkinan
kematian dan ketahanan hidupdapat dg mudah ditarik. TFR (Total Fertility Rate) merupakan
jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan seorang perempuan pada akhir masa reproduksinya.
TFR Indonesia 2,4 anak per wanita tahun 2017, dari 2,6 anak per wanita pada tahun 2013
(BKKBN 2018) TFR target dari pemerintah yaitu 2,1 pada tahun 2020
Indonesia sampai saat ini belum memiliki life table sendiri padahal amanat organisasi
dunia (WHO) mengharuskan setiap negara memiliki life table sendiri yang cocok untuk
negaranya. Dalam demografi, pendudukan dipengaruhi oleh fertilitas, mortalitas, dan
natalitas.fertilitas merupakan faktor yang paling penting dan berdampak langsung pada
pertumbuhan jumlah penduduk.
Life table pada dasarnya adalah tabel hipotetis yang menggabungkan berbagai angka
kematian pada umur berbeda menjadi satu model statistik. Life table dipakai untuk mengukur
level mortalitas penduduk dan tidak dipengaruhi efek distribusi penduduk menurut umur
sehingga tidak memerlukan pemakaian standar populasi untuk membandingkan level mortalitas
penduduk yang berbeda. Life table selain dirancang untuk mengukur mortalitas dapat
dimanfaatkan oleh berbagai spesialis dengan berbagai cara (oleh petugas kesehatan masyarakat,
demografer, asuransi, dan lainnya).
Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. Kajian Life Table Indonesia Berdasarkan SP2010. 2010. Diunduh 3 Sept
2019.https://www.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=OGVjMTA1MTJkY2
Y0NDg3YTRlMzAzOGNj&xzmn=aHR0cHM6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1Ymxp
Y2F0aW9uLzIwMTUvMDkvMjYvOGVjMTA1MTJkY2Y0NDg3YTRlMzAzOGNjL2t
hamlhbi1saWZlLXRhYmxlLWluZG9uZXNpYS1iZXJkYXNhcmthbi1oYXNpbC1zcDI
wMTAuaHRtbA%3D%3D&twoadfnoarfeauf=MjAxOS0wOS0wMyAxNDo1MjoxMA
%3D%3D3

[BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana. Heri, Lilis MC. Info Demografi.
2019. Info Demografi. Diunduh 3 Sept 2019. https://www.bkkbn.go.id/po-
content/uploads/INFO_DEMO_2019_02.pdf

Anda mungkin juga menyukai