Anda di halaman 1dari 33

GRAND DESIGN SUMBER DAYA

MANUSIA (GANESA)

IKATAN PEMUDA PEDULI SOSIAL


REGIONAL MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 DASAR PEMIKIRAN GANESA IKASA MAKASSAR

Pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia merupakan salah satu amanah
konstitusi Negara kepada pemerintah selaku suprastruktur sebuah negara untuk memberikan pendidikan
yang layak dan berkualitas kepada seluruh Warga Negara Indonesia dalam misi mencerdaskan kehidupan
bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Pembinaan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia Indonesia adalah keseluruhan upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang
termuat dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas pasal 3) yakni
menumbuhkembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab yang direalisasikan
secara sadar, terencana, terarah, terpadu, sistematis dan berkesinambungan.
Sebagai salah satu Organisasi Kepemudaan, Ikatan Pemuda Peduli Sosial Regional Makassar
berkewajiban menyelenggarakan kegiatan yakni dan pengabdian masyarakat yang dalam realisasinya
melibatkan seluruh komponen pihak yang terkait terutama seluruh keluarga besar.
. Pembinaan dan pengembangan pada Ganesa Ikasa Regional Makassar bertujuan untuk
menumbuhkembangkan potensi maupun skill yang dimiliki oleh seluruh keluarga besar Ikasa Regional
Makassar dengan memberikan muatan-muatan intelektual, moral dan keterampilan yang sesuai dengan
minat, bakat, kegemaran dan kemampuan menuju kepekaan sosial yang diimplementasikan dalam bentukan
pelatihan Formal serta Informal yang mengacu pada Ganesa Ikasa Regional Makassar

1.2 TUJUAN GANESA IKASA MAKASSAR

Tujuan secara umum penyusunan Ganesa Ikasa Regional Makassar untuk memberikan arah, pedoman
dan pegangan bagi pelaksana kebijakan Ikasa Regional Makassar dalam melaksanakan program
pengembangan sumber daya manusia
Secara Khusus, Ganesa Ikasa Makassar bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada
anggota baru agar mereka dapat lebih cepat beradaptasi dengan kehidupan dunia sosial, khususnya
sistem pengembangan sumber daya manusia Ikasa Regional Makassar.
1.3 LANDASAN GANESA IKASA MAKASSAR

1 Landasan Ideologis : Pancasila

2 Landasan Kontitusional : a. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD ‘45)


b. UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Pasal 3
c. ADART Ikasa Makassar

3 Landasan Operasional : Program Kerja Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia Ikasa Regional
Makassar
1.4 SISTEMATIKA GANESA IKASA MAKASSAR

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Ganesa Ikasa Makassar disusun dengan sistematika sebagai berikut

I. PENDAHULUAN
II. POLA PENGEMBANGAN
III. SISTEM DAN MANAJEMEN PENGEMBANGAN
IV. KURIKULUM PENGEMBANGAN
V. PENUTUP
BAB II
POLA PENGEMBANGAN

2.1 BATASAN ISTILAH


Dalam rangka memahami pola pengembangan secara menyeluruh maka perlu dibangun pengertian
dalam pola pengembangan.

1. Anggota baru (biasa) adalah anggota telah melalui proses open rekruitmen..
2. Anggota tetap adalah anggota yang sedang/melalui berproses di Ikasa Makassar setelah melewati
anggota baru (biasa).
3. Pengurus adalah anggota tetap yang telah memenuhi persyaratan untuk memegang jabatan
fungsional pada struktur organisasi.
4. Demisioner adalah pengurus yang telah menyelesaikan jabatan fungsional pada struktur
organisasi.
5. Pengembangan adalah segala kegiatan yang diarahkan kepada usaha-usaha pembentukan,
pembinaan untuk anggota
6. Sistem Pengembangan adalah keseluruhan komponen pengembangan yang memiliki keterikatan
yang dilaksanakan secara sadar, terencana, terarah, terpadu, sistematis dan berkesinambungan.
7. Manajemen Pengembangan adalah proses pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya
Organisasi secara sistematis dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
8. Mekanisme Pengembangan adalah proses yang dilalui secara bertahap dalam pelaksanaan program
pengembangan.
9. Metodologi Pengembangan adalah cara kerja yang teratur yang diaplikasikan untuk mencapai
tujuan tertentu.
10. Kurikulum adalah seperangkat program penunjang yang meliputi materi, muatan materi, dan
Tujuan instruksional materi.

2.2 ANALISIS SWOT


Analisis SWOT adalah suatu metode yang digunakan dalam menganalisis permasalahan yang ada
di Ikasa Regional Makassar sehingga akhirnya diperoleh formula solusi dalam memanajemen
organisasi ke depannya menuju tercapainya tujuan organisasi. Berikut hasil analisis dari Ikasa
Regional Makassar :

- Strength (kekuatan)

a. Potensi kepekaan social mulai baik.


b. Kuantitas anggota (keluarga besar) yang banyak
c. Kualitas anggota Ikasa Regional Makassar yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu,
Universitas (Instansi) dan prestasi akademik yang baik.
d. Ikasa Regional Makassar yang telah mempunyai jenjang pengembangan yang terstruktur
e. Ikasa Regional Makassar yang telah memiliki media informasi yang memadai
- Weakness (kelemahan)

a. Pemahaman esensi, urgensi dan orientasi organisasi Ikasa Makassar anggota masih
kurang.
b. Lemahnya manajerial organisasi, sistem control dan evaluasi organisasi.
c. Kreatifitas metodologi kegiatan pengembangan yang sangat kurang, kebanyakan melihat
dari sesuatu yang pernah dilalui.
d. Follow Up dari setiap jenjang pengembangan yang kurang jelas.
e. Lemahnya kesadaran anggota terhadap tanggung jawab yang diembannya.
f. Kurangnya relasi/kolaborasi dengan organisasi/komunitas lain
g. Munculnya pengaruh apatis terhadap suatu keadaan
- Opportunity (peluang)

h. Potensi Ikasa Makassar bukan hanya berbasis pengabdian masarakat namun pada
pengembangan anggotanya
i. Kecederungan dunia kerja/beasiswa yang mebutuhkan pengalaman organisasi
kepemudaan
Potensi strategis jaringan/relasi dari beberapa organisasi/komunitas berbaur pengabdian
masyarakat

- Threats (ancaman)

a. Adanya Intervensi eksternal terhadap kegiatan


b. Munculnya pengaruh dari lingkungan eksternal sehingga menurunnya tingkat keaktifan
anggota
Sesuai dengan hasil analisis di atas maka pengembangan harus dapat menciptakan
kondisi pengembangan yang mampu mewujudkan indikator pengembangan secara
berkelanjutan yakni :

1. Anggota Ikasa Regional Makassar dapat menjadi pribadi yang berkontribusi aktif
di lingkungan keluarga dan masyarakat.
2. Kegiatan pengembangan yang dilakukan tidak menimbulkan perasaan takut,
terpaksa dan melenceng dari nilai-nilai organisasi. Namun lebih pada kesadaran
berorganisasi dengan sistem dan perangkat pengembangan yang relevan secara
kekeluargaan.
3. Kegiatan pengembangan dilaksanakan sejalan dengan vis misi Ikasa Makassar.
4. Kegiatan pengembangan yang berhubungan dengan peningkatan skill,
profesionalisme, minat, bakat dan kegemaran dapat bersinergi dengan
organisasi/komunitas pengabdian masyarakat dan pola pengembangan serta
regulasi keanggotaannya yang terarah dan berkesinambungan.
5. Setiap jenjang-jenjang pengembangan hendaknya memiliki metode follow up yang
baik,
6. Hubungan harmonis dapat terjaga antara komponen dalam Ikasa Makassar,
7. pengembangan hendaknya menciptakan suasana yang harmonis antar anggota
Ikasa Makassar
8. Meningkatkan kretifitas anggota dalam berkegiatan sehingga memunculkan kesan
organisasi kepemudaan yang baik di mata masyarakat.

Oleh sebab itu, dalam konsep pengembangan harus ada perubahan mendasar, dimana
fokus utama pengembangan tidak mengutamakan pada realisasi program kerja namun lebih
mengedepankan pemgembangan potensi anggota yang berkualitas, dan terciptanya regenerasi
pengurus organisasi yang ideal.

2.3 TUJUAN PENGEMBANGAN

Pengembangan sumber daya manusia Ikasa Makassar bertujuan untuk menumbuhkembangkan


potensi maupun skill yang dimiliki oleh anggota Ikasa Makassar dengan memberikan muatan-muatan
spiritual, intelektual, moral dan keterampilan yang sesuai dengan minat, bakat, kegemaran dan
kemempuan menuju ke arah pembentukan anggota yang bertakwa kepada Tuhan YME, perluasan
wawasan, dan kepekaan social.

2.4 FUNGSI PENGEMBANGAN


Pengembangan sumber daya manusia memiliki fungsi sebagai motor penggerak organisasi yang
mendorong usaha sadar terencana, terarah, terpadu, sistematis, berkesinambungan untuk mencapai visi misi
organisasi. Secara terinci, fungsi pengembangan sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas organisasi


2. Menjaga kesinambungan roda organisasi Ikasa Regional Makassar
3. Menjaga eksistensi Ikasa Regional Makassar sebagai organisasi kepemudaan.

2.5 ASAS PENGEMBANGAN


Asas-asas pengembangan adalah prinsip- prinsip yang digunakan dalam pelaksanaan
pengembangan. Prinsip tersebut yaitu:

1. Asas keimanan dan ketakwaan yaitu setiap proses pengembangan dapat meningkatkan keimanan
dan ketakwaan terhadap Tuhan yang maha kuasa
2. Asas solidaritas yaitu pengembangan mampu menjadi wahana dalam mempererat rasa
kebersamaan antar anggota.
3. Asas tanggung jawab yaitu pengembangan dapat menumbuhkan tanggung jawab yang tinggi bagi
para anggotanya
4. Asas disiplin yaitu pengembangan mampu memberikan kedisiplinan bagi para anggotanya
5. Asas pembelajaran yaitu bahwa pengembangan ini dijadikan sebagai pembelajaran bagi para
anggota dalam menjalani kehidupan baik beroganisasi , berakademik maupun bermasyarakat
6. Asas fleksibel yaitu pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam pendekatan yang
kreatif dan inovatif yang sesuai dengan visi misi Ikasa Makassar
7. Asas kemandirian yaitu pengembangan menciptakan kondisi yang dinamis untuk melahirkan
anggota yang mandiri dalam berpikir, bersikap maupun bertindak.

2.6 ARAH PENGEMBANGAN


Pengembangan Ikasa Makassar diarahkan pada tercapainya suatu karakteristik anggota ideal agar
dapat turut serta dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera dengan kulifikasi sebagai berikut :

1. Kualitas Iman :
a. Pola tingkah laku anggota Ikasa Makassar dilandasi oleh semangat ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
b. Dalam mengembangkan dan menjalankan peran anggota dilandasi oleh nilai-nilai moral
terpuji.
2. Memiliki rasa kebersamaan terhadap sesama :
a. Tidak membeda-bedakan antar sesama manusia
b. Jujur dan objektif dalam membina kebersamaan
3. Memiliki Intelektualitas :
a. Mampu bersikap idealis dalam menyikapi realitas
b. Mampu berpikir kritis, analitis, dan rasional dalam berwacana dan menghadapi permasalahan.
c. Memiliki wawasan yang luas.
4. Memiliki integritas kepribadian
a. Bersikap rendah hati dalam melakukan interaksi sosial
b. Memiliki kepekaan intrapersonal (Sense of belonging) dan kepekaan social (Sense of social)
5. Berjiwa progresif dan revolusioner
a. Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif
b. Tidak terjebak dalam otoritas kemapanan berpikir
6. Kualitas Pengabdian
a. Memiliki loyalitas yang tinggi sebagai bentuk pengabdian terhadap organisasi
b. Mengamalkan potensi yang dimiliki dan siap bekerja sama dengan siapapun demi
pengabdian yang luhur terhadap kepentingan masyarakat
c. Wujud pengabdian pada masyarakat merupakan perpaduan ilmu, iman dan amal yang
menjadi semangat generasi.

2.7 MUATAN PENGEMBANGAN

1. Muatan Spiritualitas yaitu setiap jenjang pengembangan akan selalu mengikutsertakan penguatan
aspek ketuhanan sehingga akan tercipta anggota yang memiliki kualitas keagamaan yang baik
dengan tetap berpedoman pada ajaran agama masing-masing.
2. Muatan Moral, dalam hal ini bagaimana anggota Ikasa Makassar bertingkah laku sesuai norma-
norma yang berlaku di masyarakat.
3. Muatan intelektualitas yaitu aspek dalam pembentukan mental anggota yang mampu bersikap
kritis, rasional, logis dan objektif termasuk pula pemahaman mengenai kemajuan dibidang ilmu
pengetahuan, sains dan teknologi
4. Muatan organisatoris dan Kepemimpinan yaitu bahwa pengembangan ini memberikan pemahaman
kepada anggota pengaktualisasian potensi anggota melalui Ikasa Makassar sehingga rasa memiliki
dan tanggung jawab terhadap organisasi dapat tercapai.
5. Muatan Pengembangan Diri, yaitu pengembangan ketrampilan, profesionalitas, dan spesialisasi
diri.

2.8 SASARAN PENGEMBANGAN

Sasaran pengembangan adalah Seluruh keluarga besar Ikatan Pemuda Peduli Sosial Regional
Makassar
BAB III

SISTEM PENGEMBANGAN IKASA MAKASSAR

3.1 SISTEM PENGEMBANGAN


Sistem Pengembangan adalah keseluruhan komponen pengembangan yang memiliki keterkaitan yang
dilaksanakan secara sadar, terencana, terarah, terpadu, sistematis dan berkesinambungan.

Sistem pengembangan Ikasa Makassar memiliki komponen pengembangan yang terdiri atas :

1. Pengembangan Formal Utama


2. Pengembangan Formal Khusus
3. Pengembangan Informal

3.2 KOMPONEN PENGEMBANGAN


3.2.1 Pengembangan Formal Utama
A. Pengertian
Pengembangan Formal Utama adalah usaha pengembangan yang dilaksanakan oleh Ikasa
Makassar dalam bentuk pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan secara terprogram,
terpadu, dan terarah.
B. Tujuan
Sebagai proses transformasi nilai-nilai sosial, nilai-nilai keorganisasian, nilai-nilai kepedulian
kepada anggota Ikasa Makassar dalam rangka pencapaian anggota ideal Ikasa Makassar.
C. Komponen
Pengembangan Formal Utama Ikasa Makassar memiliki komponen sebagai berikut
1 Training Intensif Skill (TIS)
2 Uprading Pengurus
Training Intensif Skil (TIS)
a. Pengertian
TIS merupakan bentuk pengembangan formal utama tingkat dasar yang
diperuntukkan bagi anggota baru (biasa) sebagai media pengenalan nilai-nilai sosial,
keorganisasian dan pengabdian masyarakat.

b. Tujuan
- Untuk membentuk dan mengembangkan potensi anggota baru agar memiliki kesadaran
untuk berproses menuju kedewasaan berpikir dan mempertegas identitas diri sebagai
agen perubahan bagi masyarakat.
- Memiliki pengetahuan dasar organisasai serta pembentukan kerangka berpikir anggota
pemula.
c. Pendekatan
TIS menggunakan metode gabungan antara paedagogi (searah) dan andragogi (2
arah ) dengan penekanan pada paedagogi. TIS menekankan pada upaya untuk
membangkitkan kesadaran untuk berproses menjadi anggota sesuai kualifikasi anggota
Ikasa Makassar. Karena itu TIS lebih menekankan pada pendekatan persuasif, partisipatif,
transformatif, dengan mengoptimalkan dinamika kelompok.

Uprading Pengurus
a. Pengertian
Uprading Pengurus merupakan bentuk pengembangan formal utama tingkat
lanjutan yang diperuntukkan bagi pengurus baru sebagai media pengenalan pergerakan
Ikasa Makassar dan loyalitas terhadap organisasi

b. Tujuan
- Untuk memberikan pemamahan pengurus baru agar memiliki kesadaran untuk
berproses menuju kedewasaan berpikir dan juga paham akan jabatan fungsionalnya
sebagai pengurus
- Memiliki pengetahuan dasar pergerakan Ikasa Makassasr dalam menjalankan dan
melanjutkan roda organisasi.
c. Pendekatan
Uprading Pengurus menggunakan metode gabungan antara paedagogi (searah)
dan andragogi (2 arah ) dengan penekanan pada andragogi. Uprading Pengurus
menekankan pada upaya untuk membangkitkan kesadaran untuk berproses menjadi
sebagai layaknya pengurus yang menjalankan roda organisasi.

3.2.2 Pengembangan Formal Khusus


a. Pengertian
Pengembangan Formal Khusus adalah usaha pengembangan dalam mengembangkan
kemampuan tertentu yang mendukung implementasi pengembangan formal utama.
b. Tujuan
Sebagai wadah pengembangan potensi dan keterampilan (skill) anggota Ikasa Makassar
dan sebagai wujud implementasi pengembangan formal utama.
d. Komponen
Pengembangan Formal Khusus Ikasa Makassar memiliki komponen sebagai berikut :
Pelatihan dan atau Sharing Session Divisi

Pelatihan/sharring session divisi


a. Pengertian
merupakan bentuk pengembangan formal khusus bagi anggota Ikasa Makassar
sebagai wadah perluasan wawasan dan pengembangan keterampilan (skill) anggota.

b. Tujuan
Sebagai wadah bagi anggota Ikasa Makassar untuk memperluasan wawasan dan
pengembangan keterampilan (skill).

3.2.3 Pengembangan Informal


a. Pengertian
Pengembangan Informal adalah usaha pengembangan yang dilaksanakan oleh Ikasa
Makassar di luar pelatihan yang dapat menunjang tujuan pengembangan berupa kegiatan
maupun pendelegasian.
b. Tujuan
Sebagai wadah aktualisasi potensi kreatif anggota Ikasa Makassar yang dimplementasikan
secara praksis.
c. Komponen
1. Kegiatan
a. Family Outing
b. Kampung savana
2. Pendampingan anggota baru

Kegiatan
a. Pengertian
Kegiatan merupakan wadah bagi seluruh keluarga besar ikasa makassar untuk
silaturahim (pengakraban )seluruh angkatan dan mengaplikasikan wawasan dan
keterampilan ( Skill ) anggota baik secara individu maupun kelompok

b. Tujuan
- Menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap orgasnisaasi dan kebersamaan setiap
angkatan
- Meningkatkan rasa kepedulian social terhadap sesame manusia di sekitarnya maupun
keluarga besar Ikasa Makassar.
Pendampingan Anggota Baru
a. Pengertian
Pendampingan anggota baru merupakan bentuk pengembangan informal bagi
anggota Ikasa Makassae sebagai usaha sadar dan terencana untuk mendampingi anggta
dalam menjalani masa-masa berporoses, pembinaan akhlak, etika, moral, dan menjaga
intensitas serta kualitas pengembangan.
b. Tujuan
- Membangun kesadaran anggota Ikasa Makassar untuk eksis berorganisasi.
BAB IV

MANAJEMEN DAN MEKANISME

PENGEMBANGAN

4.1 Manajemen Pengembangan

A. Pengertian
Manajemen Pengembangan adalah prosedur atau tahapan pengelolaan pengembangan yang
dilaksanakan secara terarah, terpadu dan sistematis dalam setiap komponen pengembangan.

B. Prinsip Umum Manajemen Pengembangan


1. Prinsip kewenangan dan tanggung jawab
Prinsip ini menekankan pada kewenangan dan tanggung jawab yang dimiliki atau diberikan kepada
setiap komponen. Yang perlu diperhatikan proporsional antar pembagian kewenangan dengan
tanggung jawab agar tidak terjadi sikap otoriter ataupun keraguan dalam menjalankan tugas

2. Prinsip partisipatif
Prinsip ini menekankan agar setiap anggota yang terbentuk dituntut partisipasinya secara aktif
dalam aktivitas yang dilakukan oleh Ikasa Makassae demi kesinambungan proses pengembangan

3. Prinsip kedisiplinan
Prinsip ini menekankan pada pelaksanaan kegiatan yang telah dibicarakan secara disiplin misalnya
persoalan waktu yang merupakan maslah klise dari dulu sampai sekarang . prinsip ini juga
menkankan agar anggota memiliki komitmen dan semangat dalam berorganisasi di Ikasa Makassar

4. Prinsip efektif dan efisien


Prinsip ini menekankan agar segala aktivitas yang dilakukan dapat lebih diarahkan

5. Prinsip produktif dan edukatif


Prinsip ini menekankan pada banyaknya kegiatan yang dilakukan yang sifatnya mendidik anggota
kearah yang lebih baik.

4.2 Mekanisme pengelolaan pengembangan meliputi :


1. Perencanaan ( Planning )
2. Pengorganisasian ( Organizing )
3. Pelaksanaan ( Actuating )
4. Kontrol ( Controling )
5. Evaluasi ( Evaluating )

Mekanisme Pengembangan
1. Perencanaan (planing)
Dalam setiap melakukan sesuatu proses awal yaitu melakukan perencanaan mengenai apa yang
akan dilakukan bagaimana arahnya dan apa yang ingin dicapai. Biasanya dibuat dalam bentuk time
schedule kegiatan. Pada perencanaan perlu diperhatikan lebih matang dan tidak perlu tergesa-gesa
agar aktivitas yang dilakukan dapat berjalan lancar.

Tahapan perencanaan
- Persiapan yang dilakukan oleh penanggungjawab :
a. Musyawarah di tingkat pengurus Ikasa Makassar untuk penentuan rencana dan
langkah pelaksanaan
b. Penyampaian informasi
c. Penetapan tim pengarah dan panitia pelaksana (SC/OC)/Team work
- Persiapan tim pengarah (SC)
a. Penyusunan rencana pengelolaan
b. Pengadaan pengelolaan
c. Penetapan jadwal
- Persiapan panitia pelaksana (OC)
a. penyediaan akomodasi
b. penyiapan fasilitas
c. Final check
2. Pengorganisasian (orginizing)
Pengorganisasian merupakan usaha untuk mengalokasikan sumberdaya anggota dan sumber daya
organisasi dalam pencapaian target yang telah direncanakan. Adapun komponen tersebut yatiu :

1. Panitia pengarah ( Steering Comitee )


Yakni pengurus Ikasa Makassar (Penanggung jawab program kerja) untuk mengarahkan dan
mengawal proses pengembangan.
2. Panitia pelaksana ( Organizing Comitee )/ teamwork
Yakni pengurus [anggota baru dan atau anggota tetap Ikasa Makassar yang diangkat oleh
Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) untuk mengorganisir dan
melaksanakan proses pengembangan
3. Pelaksanaan ( Actuating ) Kegiatan
Pelaksanaan merupakan usaha untuk merealisasikan perencanaan dan pengorganisasian dengan
menggunakan sumber daya manusia yang telah ditentukan. Dalam tahapan pelaksanaan perlu
diperhatikan beberapa aspek, yaitu :

a. Aspek mekanisme kerja yakni tahapan kerja atau pembagian kerja komponen yang terlibat
dalam pelaksanaan proses pengembangan.
b. Aspek komunikasi (pola hubungan) antar komponen yakni pola hubungan interaksi yang
terjadi antar komponen yang terlibat dalam pelaksanaan proses pengembangan.
c. Aspek konsistensi yakni kesinambungan kerja yang dilaksanakan oleh setiap komponen yang
terlibat dalam pelaksanaan proses pengembangan.
d. Aspek hambatan yakni kendala atau tantangan yang dihadapi dan yang akan dihadapi oleh
setiap komponen dalam pelaksanaan proses pengembangan

4. Kontrol (Controling) Kegiatan


Merupakan usaha pengontrolan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program pengembangan.
Fungsi kontrol, yakni :

1. Untuk memonitor pelaksanaan program pengembangan.


2. Untuk memonitor perkembangan anggota dalam pencapaian tujuan organisasi
3. Untuk menjaga konsistensi sumber daya anggota dalam melaksanakan program
pengembangan.
4. Untuk memaksimalkan pencapaian proses dan hasil pengembangan.

5. Evaluasi ( Evaluating ) Kegiatan


Merupakan usaha penilaian yang dilakukan secara sadar dan terencana terhadap hasil program
pengkaderan dan seluruh kmponen yang terlibat dalam proses pengkaderan.

.
BAB V

KURIKULUM DAN POLA PENGEMBANGAN

5.1 POLA KURIKULUM

Pengembangan formal utama dan pengembangan formal khusus menerapkan kurikulum yang telah
ditentukan secara baku bagi sasaran atau peserta program pengembangan. Dalam matriks kurikulum
disajikan beberapa hal yang meliputi :

- Materi
- Tujuan instruksional (umum dan khusus)
- Metodologi
- Instruktur / pemateri

Yang disusun dalam suatu kesatuan yang terpadu dan terkait dengan tujuan pengembangan secara
menyeluruh.

5.1.1 Materi
5.1.1.1 Klasifikasi materi
c. Kelompok materi keorganisasian/mamagement
e. Kelompok materi umum dan terapan/sosial
5.1.1.2 Jenis materi
a. Materi wajib / inti
b. Materi Tambahan

5.1.2 Tujuan Instruksional


Tujuan instruksional merupakan pencapaian hasil akhir yang diinginkan kepada peserta dari
setiap materi yang diberikan.
- Tujuan instruksional umum merupakan hasil luaran yang diharapkan dari peserta setelah
mengikuti keseluruhan materi.
- Tujuan instruksional khusus merupakan hasil luaran yang diharapkan dari peserta dari setiap
pokok materi

5.1.4 Instruktur/ pemateri


Instruktur/pemateri adalah seorang atau tim yang mempunyai wewenang untuk menjadi
narasumber dalam memberikan materi baik dari kalangan keluarga besar Ikasa Makassar atau
pemateri dari luar, mengelola sebuah forum dan menjalankan proses pengembangan khususnya
pegembangan formal utama dan formal khusus.

5.1.4.1 Fungsi dan Tugas Instruktur

Fungsi dan tugas Instruktur dalam setiap Program Pengembangan adalah sebagai berikut:

 Komunikator; Pada fungsi ini, Instruktur dituntut untuk senantiasa mendapat informasi yang
maksimal, mulai dari pengadaan sumber informasi sampai dengan penyampaian informasi
serta evaluasi.
 Fasilitator; Pada fungsi ini, Instruktur lebih berperan sebagai penyedia sarana dan prasarana
Latihan, baik yang bersifat lunak (software) maupun keras (hardware).
 Inovator; Pada fungsi ini, Instruktur dituntut untuk mampu melakukan pengembangan
informasi secara kreatif yang relevan dengan kebutuhan peserta, serta mampu
memproyeksikan tantangan yang dihadapi peserta dalam proses Latihan.
 Emansipator; Pada fungsi ini, Instruktur dituntut untuk mampu membawa peserta baik secara
individu maupun kelompok pada tingkat perkembangan kepribadian yang proposional dalam
proses pengembangan.
 Motivator; Pada fungsi ini, Instruktur dituntut untuk mampu memberikan rangsangan dan
dorongan belajar, berfikir, bersikap dan bertindak terhadap peserta kearah yang lebih positif.
 Organisator; Pada fungsi ini, Instruktur dituntut untuk mampu menjadi organisator yang baik,
yakni mampu mengupayakan setiap individu ataupun kelompok melakukan fungsi dan
perannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

5.2 KURIKULUM PENGEMBANGAN FORMAL UTAMA

5.2.1 Training Intensif Skil (TIS)

- Dasar-dasar keorganisasian Ikasa Makassar


- Administrasi dan kesekretariatan Ikasa Makassar
- Metode sidang (Musyawah Besar) Ikasa Makassar
- Teori dasar kepemimpinan pemuda
- Teknik Etika, moralitas dan komunikasi efektif terhadap masyarakat
- pemecahan masalah (problem solving)
- Pelatihan manajemen waktu dan organisasi
- Kajian Sustainable Development Goal (SDGs)
- Team work building

5.2.1 Uprading Pengurus


- Loyalitas organisasi
- Sense Of Belonging (rasa kepemilikan)
- Sistem Kekeluargaan Ikasa Makassar
- Kedudukan Ikasa Makassar sebagai organisasi Kepemudaan
- Arah Gerak Ikasa Makassar

5.2 KURIKULUM PENGEMBANGAN FORMAL KHUSUS


5.2.1 Divisi Hubungan Masyarakat
- Pelatihan Hubungan Masyarakat (audience)
- Publik Speaking/ Teknik Presentasi
- Teknik Negoisasi
5.2.2 Divisi media dan informasi
- Pelatihan Desain dan Video
- Pelatihan Jurnalistik/menulis
5.2.3 Divisi Fundraising
- Pelatihan wirausaha kreatif (pencarian dana)

5.3 KURIKULUM PENGEMBANGAN FORMAL INFORMAL


5.3.1 Family Outing
- Pengenalan Sejarah Ikasa Makassar
- Budaya Sosial/Pengabdian Masarakat
5.3.2 Kampung Savana

- Teknik Pendekatan persuasive

- Pengantar Dunia Pengajaran

5.4 POLA PENGEMBANGAN IKASA MAKASSAR


Pola pengembangan Ikasa Makassar memiliki pola berjengjang dan berkesimnambungan satu sama
lain. Hal ini dapat di lihat bahwa setiap tingkat memiliki alur secara flexible terhadap situasi
tertentu. Adapun pembagian tingkatan pada pola pengembangan yang ada di Ikasa Makassar
terbagi atas 3 tingkatan :
1. Tingkat 1 (Anggota biasa)
2. Tingkat 2 (Anggota tetap/pengurus)
3. Tingkat 3 (Demisioner)

Pekerja/Ekse
Calon Anggota
ekutor

-Seleksi berkas
-Pengumuman tahap 1 Open Rekruitment TINGKAT 1
-Wawancara
-Focus Discusion Grup
av tahap 2
- Pengumuman
- Meet Up
Famili Outing Anggota Baru (Biasa)

Training Intensif Skill


Kampung Savana

Pelatihan/Sharring Kelas Magang Divisi


Session Divisi

Calon Pengurus
- Penetapan
Pengurus dari PSDM -Anggota Tetap/ Divisi
- Uprading Pengurus - Pengurus TINGKAT 2

Demisoner Trainer/Pemateri
TINGKAT 3

Pemikir/Kons
eptor

TINGKAT 1/ TAHUN PERTAMA


Pada tahap ini calon anggota baru mealukan pendaftaran pada open recruitment di mana memiliki tujuan
Merekrut anggota baru dan Memperkenalkan Ikasa Makassar kepada anggotct a baru. Adapun proses
Alur penerimaaan anggota baru memalui prosedur sebagai berikut :

1.Pendaftaran dan pengumpulan berkas (10-14 Hari) di mulai pada bulan Januari/Februari

Kondisi batas waktu hari pendaftaran secara ideal sehingga penyebaran informasi pada setiap
media/informasi lebih maksimal sehingga memungkinkan mendapatkan sumber daya manusia yang
sesuai dengan kriteria yang diinginkan dengan kualitas yang sesuai. Adapun untk penentuan bulan di
karenakan masalah surat ketetapan untuk kepengurusan 1 periode selama 1 tahun dan juga aktivitas
pekerjaan calon anggota mayoritas pelajar hingga mahasiswa . Konten isi pendaftaran secara Online
pada aplikasi terkait di mana memiliki kriteria/persyaratan sebagai berikut :

a. Pemuda-pemudi berusia 17-25 tahun


b. Sehat jasmani dan rohani
c. Siap berkontribusi aktif dan mengikuti seluruh alur perekrutan
d. Berdomisili di Kota Makassar dan Sekitarnya
e. Mampu bekerja sama dengan tim
f. Memiliki jiwa social yang tinggi (pengabdian masyarakat)
g. Berkomitment dan memiliki tanggung jawab yang tinggi
h. Follow Akun social media Ikasa Makassar
i. Upload twibbon oprec Ikasa Makassar dan tag akun social media Ikasa Makassar
(dikondisikan)

Adapun konten isi dalam formulir pendaftaran secara online sebagai berikut :

a.Nama Lengkap (Panggilan)


b. Jenis Kelamain
c.Tempat tanggal lahir (umur)
d Alamat Domisili
e.No Whatsap, ID Line dan Instagram
f.Nomor Hp
g.Email
h.Asal Instansi
i.Pekerjaan (Pelajar,Mahasiswa Dll)
j.Minat atau bakat yang disukai
k.hobi dan skil yang dimiliki
l.Organisasi dan Kesibukan saat kini
m.Alasan Untuk Bergabung Menjadi Anggota di Ikasa Makassar
n.Apa yang anda ketahui tentang Ikasa Makassar
o.Sumber informasi opecrt Ikasa Makasar (teman,keluarga dll)
q. Latar belakang keilmuan/pendidikan (Pelajar, Mahasiswa,Dokter dll)
-Upload Foto dalam formulir pendaftaran online (menimalisir dalam manipulasi data calon
anggota)
2.Seleksi Berkas dan Pengumuman tahap pertama

Seleksi berkas di mana memiliki tujuan mensreaning calon anggota sesuai kelayakan dan keseriusan
dalam mengikuti alur open recruitment melalui berkas-berkasnya dan selanjutnya penguman tahap
pertama di mana calon anggota memiliki waktu untuk mempersiapkan diri melanjutkan alur berikutnya
yakti tahap wawancara dan Focus Discusiion Grup.

3.Wawancara dan Fokus Discussion Grup (1-2 Hari)

Wawancara bertujuan untuk melihat seberapa besar calon anggota mengenai kemapuan diri
dan keseriusan dalam mengikuti alur oprec di mana nantinya hasil wawancara terebut di sesuaikan
dengan kebutuhan organisasi sesuai kualifikasi yng telah di tetapkan sebelumnya. Fokus Discusion
Grup adalah salah satu metode pengakraban untuk calon anggota baru di mana tujuanna agar dapat
melihat kontribusina memlaui pemikiran solutif pada pembahasan setiap agenda FGD berlangsung

Adapun Konten Isi dalam wawancara tersebut adalah dari beberpa referensi pada sebelumnya
dan penambahan sesuai kondisi yang ada pada saat itu pula.Isi Konten dalam lembar wawancara
sebagai berikut :

- Nama :
- Keterangan : (Lulus/tidak)
- Interviewer :
Note: Waktu wawancara maksimal 10 -15 menit/orang

1. Beritahukan kami tentang diri Anda? Deskripsikan Diri Anda !


2. Apakah Anda termasuk tipikal konseptor atau eksekutor atau ? Kenapa
3. Jelaskan latar keilmaun /pendidikan apa yang anda tempuh saat kini ? dan sebutkan
kemampuan/skil anda yang anda miliki !
4. Apa yang Anda ketahui tentang IKASA Regional Makassar? Jelaskan salah satu program
kerjanya yang anda ketahui !!!
5. Ikasa Makassar bergerak di bidang Lingkungan, Budaya, Sosial dan Pendidikan. Jika Anda
disuruh memilih satu dari ke-4 pilar tersebut, apa yang Anda pilih dan apa ide kreatif Anda?
6. Jika anda memiliki lebih dari satu organisasi dan di semua organisasi itu anda memiliki
tanggung jawab besar yang tidak bisa Anda tinggalkan namun disisi lain anda juga
dibutuhkan di IKASA MAKASSAR! Apa yang harus anda perbuat?
7. Apa yang dapat Anda berikan pada IKASA Regional Makassar apabila anda terpilih untuk
menjadi bagian dari IKASA MAKASSAR ?
8. Mengapa kami harus merekrut Anda?
9. Apakah Anda betul-betul berniat ingin menjadi pengurus IKASA MAKASSAR dan
jelaskan komitmen anda untuk IKASA MAKSSAR ?
10. Jika Ada suatu organisasi/Komunitas yang menjelekkan atau menjatuhkan IKASA MAKASSAR
Bagaimana cara anda meluruskan hal tersebut ? dan apa yang akan anda lakukan berkaitan hal
tersebut ?
11. Apakah anda memiliki kendaraan dalam menjalan aktivitas sehari-hari? Jika tidak mempunyai
solusi apa yang di perbuat ?
Untuk Konten lembar wawancara di atas memiliki beberapa penilain tersendiri oleh interviernya, oleh sebab
itu perlu memeuhi kualifikasi dari beberapa intervier yang telah direkomendasikan dan di tetapkan oleh
divisi PSDM itu .Adapun kualifikasi intervier :
1. Pengurus Inti/staff
2. Demisioner
3. Dan telah mengikuti pelatihan/diskusi mengenai peyusunan konten isi
wawancara (trainer)

Konten isi dari FGD menekankan tolak ukur dari keaktifan selama diskusi dan juga pemecahan masalah
yang dapatdi uatarakanoleh calong anggota.Adapun Konten Isi :

FOCUS GROUP DISCUSSION

Petunjuk Umum:

1. Moderator berasal dari pihak Ikasa Makassar


2. Setiap kelompok FGD terdiri 5-7
3. Waktu FGD/kelompok adalah 15-30 menit
Petunjuk Teknis:

1. Mengumpulkan peserta FGD lalu moderator mengarahkan peserta.


2. Moderator memperkenalkan diri lalu dilanjutkan oleh peserta
3. Memulai FGD
4. Moderator menilai keaktifan, problem solving peserta sembari FGD berlangsung
5. Salah satu peserta memaparkan kesimpulan dari FGD yang berlangsung
6. Moderator menutup sesi FGD
Moderator :
Penilai :
Topik FGD : Pendidikan, Sosial, Budaya, Lingkungan
Permasalahan: Permasalahan Sesuai perubahan zaman yang berlaku
4.Penilaian wawancara/FGD dan pengumuman tahap kedua
Penilaian pada wawacanra menekankan pada komitment calon anggota untuk aktif terus
berkontribusi baik secara pasif maupun aksi nyata dan juga kemampuan dirinya yang bisa di
kembangkan nantinya setelah menjadi anggota biasa kelak yang kemampuan dirinya dapat
bermanfaat bagi Ikasa Makassar itu sendiri. Disisi lain perlunya di adakan FGD melihat seberapa
besar kontribusi mereka melalui ide kreatif dan solutif terhadap permasalahan yang ada di mana
nantinya bermnafaat bagi organisasi ketika berhadapan dengan masalah yang ada baik masalah
internal maupun eksternal Ikasa Makassar.Untuk bobot penilain dapat di lihat di bawah ini :
1. Wawancara : 70 % atau 80 %
2. FGD : 30 % atau 20 %
Total 100 %
Minimum kelulusan calon anggota berada di sekitaran 60 % dari total akumulasi 100 %
hal ini membuat semakin banyak kualifikasi yang telah di dapatkan untuk menyerap calon
sumber daya manusia yang berada di Ikasa Makassar dengan memperhitungkan kualitas
nantinya.

5.Meet Up Anggota Baru


Setelah dinyatakan lulus melalui pengumuman bersifat online, maka calon anggota
berganti status menjadi Anggota Baru (Biasa). Hal ini bertujuan agar beberapa anggota baru dapat
berbaur dan kenal satu sama lain dan mengetahui lebih jauh mengenai Ikasa Makassar itu sendiri
di dalam suatu forum. Dalam meet Up akan di perkenalkan pengurus Ikasa Makassar pada periode
itu pula dengan divisi untuk beberapa program kerjanya yang akan di laksanakan untuk 1 tahun
kedepannya. Opsional lainnya adalah beberapa anggota baru akan di bagikan beberapa kelompok
pada saat itu pula dengan objek pengabdian pada kampung savana. Namun sebelum terjun ke
lokasi project alangkah baiknya anggota baru di bekali pelatihan sebelumnya.
Dalam hal ini anggota biasa memulai prosesnya sebagai organizing committee (OC) atau
eksekutor untuk setiap kegiatan program kerja Ikasa Makassar baik secara internal maupun
eksternal, namun di kondisikan pada siatu tertentu bisa saja anggota baru hanya menjadi peserta
saja dalam program kerja dalam hal ini bersifat internal yang berbaur pelatihan/pengembangan
untuk anggota biasa itu sendiri. Kepanitiaan itu sendiri anggota baru senantiasa berkoordinasi
dengan beberapa pengurus dan menjalankan sesuatu atas sepengatuan pengurus sebagai
penaggung jawab pada setiap kegiatan yang telah di laksanakan oleh Ikasa Makassar. Untuk
mendapatkan bekal pengetahuan sebelum menjalankan beberapa program kerja yang terkait, maka
di adakannya kegiatan family Outing bersama seluruh keluarga besar Ikasa Makassar yang
bertujuan untuk pengakraban seluruh angkatan ang berada di Ikasa Makassar dengan bentuk
kegiatan outbound dan penambah wawasan juga ilmu pengetahuan pada saat itu pula. Setelah
kegiatan family outing maka anggota baru di arahkan untuk mengikuti pengembangan formal
utama secara umum yaitu TIS untuk bekal mejalankan kegiatan dan kepengurusan selanjutnya.
Anggota baru diwajibkan mengikuti kegiatan pengembangan ini yang mrnjadikan bahan penilaian
untuk menjadi pengurus untuk periode selanjutnya. Setelah kegiatan TIS telah selesai maka
kegiatan pengembangan lainnya adalah pelatihan/sharing session untuk setiap divisi di mana
pembekalan secara khusus untuk mementukan arah peminatan divisi nantinya bagi anggota baru
dan juga kelas magang pada setiap divisi yang ada. Dalam hal ini kelas magang sama halnya
seakan telah mengambil amanah dan tanggung jawab untuk setiap program kerja divisi hingga
jobdesknya. Pelatihan bersifat umum maupun khusus pun bersifat kondisional saja sesuatu
kebutuhan pada saat itu pula atau system kegiatan boleh saja parallel secara bersamaan sesuai
dengan tujuan masing-masing yang hendak dicapai.
Adapun standar mutu atau capaian yang hendak di dapatkan untuk tingkatan pertama bagi
anggota baru (biasa) :

Capaian Anggota Baru Tingkat 1:


 Mampu mendefinisikan identitas sebagai anggota baru berdasarkan visi misi Ikasa
Makassar.
 memiliki pribadi yang bermoral dan beretika serta memiliki pola pikir dan sikap dasar
anggota sebagai wujud adaptasi.
 Paham akan tanggung jawab dan bekerja sama
 Aktif terlibat dalam seluruh agenda Ikasa Makassar
 bersungguh-sungguh dalam menjalankan tanggung jawabnya
 Mampu mengenal budaya social (pengabdian masyarakat), memiliki kepekaan dengan
lingkungan di sekitarnya dan rasa kepedulian sosial terhadap sesama.
 Memenuhi kompetensi sebagai anggota Ikasa Makassar, memiliki kesadaran
berorganisasi, kreatif (terjadinya eksplorasi pemikiran) sehingga memiliki pendapat
solutif, berkemampuan dan berketahanan kerja sehingga mampu mengembangkan sikap
optimis, mengenali budaya yang ada pada lingkup Ikasa Makassar.
 mengenal dasar-dasar keorganisasian dan penyelenggaraan kegiatan.
 Memahami arti social bahwa manusia tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain

TINGKAT 2 / TAHUN KEDUA

Setelah melewati tahap pertama, Anggota baru berganti status seutuhnya sebagai anggota tetap
yang telah mendapatkan pembekalan pengetahuan dan pengalaman selama menjalankan kepanitiaan pada
kegiatan pengembangan Ikasa Makassar. Syarat yang harus dijalani anggota tetap adalah menjadi anggota
organisasi secarah utuh, bergabung, dan membangunnya. Anggota tetap, setelah memaknai proses tahun
pertamanya, mulai berusaha menjadi role model bagi anggota baru nantinya. Selanjutnya berdasarkan
rekomendasi divisi PSDM menetapkan beberapa atau seluruh anggota tetap menjadi seorang pengurus
berdasarkan surat keputusan yang berlaku pada saat itu pula, namun untuk anggota tetap yang belum
memilki ktiteria layak yang di tentukan oleh divisi PSDM maka tetap sebagai anggota pada setiap divisi
peminatannya. Adapun kriteria Layak anggota tetap menjadi pengurus adalah sebagai berikut :

1 .Telah masuk dalam daftar rekomendasi calon pengurus dari divisi PSDM

2..Hadir pada saat musyawarah besar saat itu

3. Periode kerja kepengurusan perangkat Ikasa Makassar maksimal selama 2 tahun berturut dan
dapat dipilih kembali untuk satu periode kepengurusan selanjutnya.

Pengurus baru diharapkan memiliki kematangan berpikir dan selalu berusaha bijak dalam membawa Ikasa
Makassar mengaktualisasikan potensi tertinggi yang mungkin diwujudkan dan mengamalkan nilai-nilai
yang telah ditanamkan.Oleh karena itu untuk memulai dan menjalankan roda organisasi untuk 1 tahun
kedepannya maka pengurus di bekali dengan Uprading mengenai rana organisasi lingkup Ikasa Makaasar
yang di bawakan oleh demisioner yang berkompeten pada bidangnya mulai kelayakan program kerja yang
mesti di pertahankan maupun divisinya. Dalam hal ini Pengurus sebagai penggerak utama organisasi di
harapakan sebagai pemikir/konseptor untuk setiap program kerja yang akan nantinya di jalankan untuk 1
tahun kedepannya .Aktivitas kritis seperti diskusi dapat membantu pencapaian esensi pembelajaran di mana
terdapat ruang untuk membenturkan apa yang didapat dalam setaip agenda pertemuan pengurus untuk
merancang program kerja kedepannya Hasil diskusi/pencapaian pemikiran dapat diuji melalui kegiatan-
kegiatan berupa kontribusi dan kegiatan intelektual yang solutif dalam program kerja nantinya. Selain itu,
pengurus juga perlu memastikan keutuhan anggota organisasi, jalannya seluruh kegiatan pengembangan
(program kerja), dan kegiatan lain dalam pembangunan karakter

Lebih spesifik dalam struktural, pengurus yang berada pada tahun kedua akan menduduki jabatan
stratrgis dalam kepengurusan Ikasa Makassar. Secara internal, hal ini berarti beban moril pengurus pada
tahun kedua mejadi jauh lebih besar karena mengatur, menjamin keberlangsungan proses pengembangan
yang berkualitas yang selayaknya menjadi steering committee (SC) bagi anggota baru untuk menjalakan
seluruh program kerja kedepannya dan menjadi pemateri pada proses pengembangan anggota baru.

Secara eksternal pengurus tingkat dua haruslah memiliki koneksi yang baik dengan pihak
kemitraan yang bisa di ajak bekerja sama dan juga lembaga/komunitas lainnya yang berbaur pengabdian
masyarakat maupun sosial.

Capaian Anggota Tetap/ Pengurus Tingkat 2:


 Menjadi pengurus yang memahami esensi berorganisasi dan mendukung visi-misi
Ikasa Makassar.
 Mampu menjadi role model untuk anggota baru
 Mampu mengembangkan sikap yg dialogis/musawarah dengan pengurus Ikasa
Makassar dan memahami sekaligus turut mewujudkan program kerja Ikasa Makassar.
 Memiliki kemampuan untuk mengatur dan menjalankan roda organisasi
 Mampu berpikir matang, terbuka, dan mengaktualisasi nilai-nilai sebagai penggerak
Ikasa Makassar
 Mampu mewujudkan budaya lingkungan sosial yang membangun karakter dengan mengolah
kebersamaan, aktivitas kritis, dan kegiatan-kegiatan yang menguji hasil pemikiran
 Memastikan keberlangsungan rumah tangga organisasi: praktek nilai, keutuhan
anggota, wadah untuk produktifitas anggotanya, & pengembangan.
 Paham dan menerapkan prinsip kepemimpinan dan urgensi amanah
 Mampu menyusun program kerja dan divisi menutut kebutuhan dan urgensinya
 Mampu menjawab pertanyaan dan memberikan pemahaman terhadap keluarga besar
Ikasa Makassar mengenai jalannya program kerja/organisasi
 Menjadi narasumber atau pembicara dalam forum kajian social ikasa makassar
maupun pengembangan anggota
 Mampu mengkonsep, mengekseksi ke lapangan amanah program kerja,
menggerakkan kepanitiaan serta melakukan monitoring dan evaluasi dengan baik
kepada panitia/teamwork
 Disipkin dan bersungguh sungguh menjalankan program kerja sebagai
penangnggu jawab (PJ) hingga selesai
 Mengetahui urgensi rapat dan bermusyawarah
 Mengetahui strategic planning dan mampu mengelola organisasi (paham akan
fungsi organisasi)

TINGKAT 3 / TAHUN KE TIGA

Setelah selesai pada tingkat kedua maka seorang pengurus menganti status menjadi demisoner
kecuali pengurus yang masih melanjutkan masa pengabdiannya lagi menjadi seorang pengurus selanjutnya.
Demisoner memiliki kewajiban untuk memastikan keberjalanan proses pengembangan sesuai dengan
Ganesa Ikasa Makassar dan sehatnya keberjalanan seluruh organisasi kepemudaan.

Demisoner adalah garda penjaga nilai-nilai kekeluargaan dan social , baik dalam lingkup internal
maupun eksternal. Nilai-nilai inilah yang akan terus mereka pegang hingga terjun ke masyarakat dalam
cita-cita pengabdian masyarakat.

Demisoner juga memiliki peranan penting dalam memberikan pandangan dan masukan kepada
pengurus barus mengenai divisi dan program kerja yang akan di laksanakan nantinya memalui uprading
pengurus sehingga pengurus baru memiliki pandangan dan wawasan luas sebelum menentukan
kebijakannya demi melanjutkan roda organisasi. Di satu sisi demisoner memiliki peranan lainnya dalam
menjadi pemateri atau trainer kepada pengurus baru dalam segala proses pengembangan yang berada di
Ikasa Makassar.

Capaian Anggota Tetap/ Pengurus Tingkat 3:


 Telah memaknai segala proses yang telah dialaminya di selama mengabdi pada dunia social
(Pengabdian masyarakat)
 Mampu memastikan keberjalanan Ganesa Ikasa Makassar
 Mampu menjaga, mengapresiasi, dan memberikan pertimbangan yang pada akhirnya
meningkatkan pencapaian organisasi
 Mampu memberikan pemikiran dan pengembangan yang mengedepankan prinsip-prinsip
kebenaran serta mengandung nilai-nilai religious dan social.

Kurikulum Pengembangan Formal Utama

Training Intensif Skill

1.Dasar-Dasar Keorganisasi Ikasa Makassar

TIU Menfasilitasi anggota untuk mengetahui posisinya sebagai


anggota Ikasa Makassar dan posisi Ikasa Makassar
TIK - Anggota baru mengetahui susunan struktur organisasi
Ikasa Makassar (Demisoner, Pengurus Inti/staff dan
Anggota tetap)
- Anggota baru mengetahui kedudukan Ikasa Makassar
terhadap Mitra Kerja Sama serta terhadap lembaga
internal lainnya
- Anggota mengetahui alur-alur koordinasi dalam Ikasa
Makassar
- Anggota mengetahui output organisasi yang diharapkan
terhadap anggota Ikasa Makassar

- Peserta mengetahui syarat-syarat terbentuknya


organisasi.

- Peserta mengetahui manfaat berorganisasi

Keterangan Lain - Fasilitator membaca kembali AD/ART untuk memahami


kedudukan, sifat, fungsi dan peran Ikasa Makassar serta
tupoksi setiap komponen dalam Ikasa Makassar.
- Fasilitator memahami hasil MOU dan bentuk kerjasama
Ikasa Makassar
Metode - Ceramah
Penyampaian - Diskusi
Materi
2 Administasi dan Kesekretariantan Ikasa Makassar

TIU - Peserta mengetahui sistem administrasi secara Umum.

- Peserta mengetahui bagian-bagian dan bentuk-bentuk


persuratan
TIK -Peserta mengetahui definisi administrasi dan posisinya dalam
organisasi.

-Peserta mengetahui pengarsipan yang berlaku di Ikasa


Makassar

-Peserta mengetahui Pedoman Dasar Administrasi Ikasa


Makassar.

-Peserta mengehui barang barang intentaris Ikasa Makassar

Keterangan Lain - Fasilitator menampilkan PDA Ikasa Makassar


Dan Menjelaskannya
Metode - Ceramah
Penyampaian - Diskusi
Materi

3.Metode Sidang (Mubes) Ikasa Makassar

TIU Peserta mengetahui definisi persidangan, etika dan


manajemennya serta mampu memimpin serta mengelola
persidangan secara baik dan profesional.

TIK -Peserta mengetahui jenis-jenis persidangan.

-Peserta mengetahui komponen-komponen dalam persidangan.

-Peserta mengetahui tata cara persidangan yang berlaku di


ikasa Makassar
Keterangan Lain - Fasilitator mempratekkan sidang secara singkat melalui
bantuan peserta TIS
Metode - Ceramah
Penyampaian - Diskusi
Materi - Praktek Singkat

4.Teori Dasar Kepemimpinan

TIU Peserta mengetahui konsep dasar kepemimpinan.

TIK -Peserta mengetahui definisi kepemimpinan dan


gaya kepemimpinan yang ada di Ikasa Makassar

-Peserta mengetahui tingkatan dan dasar-dasar kepemimpinan.

-Peserta mampu membedakan pemimpin, pimpinan dan


manager.

Keterangan Lain - Fasilitator menjelaskan gaya kepemimpinan yang sesuai


dan berlaku di lingkup Ikasa Makassar
Metode - Ceramah
Penyampaian - Diskusi
Materi

5.Etika dan moral dan budaya Ikasa Makassar


Untuk beberapa alur kaderirasi lainnya mengikuti
BAB VII

PENUTUP

Ganesa Ikasa Makassar ini merupakan panduan umum bagi sistem pengembangan yang berlaku
di lingkup Ikasa Makassar dan akan dievaluasi setiap satu tahun sekali.

#MUDAKREATIFBERSEMANGAT !!!

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai