Anda di halaman 1dari 6

JENIS JENIS PEMERIKSAAN INSTALASI

(Menurut PUIL 2010)


131.8.2.1 MOD (2.2.2.1) Instalasi yang baru dipasang atau
mengalami perubahan harus diperiksa dan diuji dulu sesuai
dengan ketentuan mengenai :
a) Resistans insulasi (61.3.3);
b)Pengujian sistem proteksi dengan diskoneksi otomatis suplai
(61.3.6);
c)Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik (Bagian 6 dan
9.5.6).

C.61.3.3 Resistans insulasi instalasi listrik

Pengukuran harus dilakukan dengan instalasi diisolasi dari suplai.

Pengukuran insulasi biasanya dilakukan pada awal instalasi.

Jika nilai yang diukur kurang dari nilai yang ditentukan dalam Tabel
6A, instalasi dapat dibagi dalam beberapa kelompok sirkit dan
resistans instalasi untuk setiap kelompok harus diukur.
Jika untuk satu kelompok sirkit, nilai terukur adalah kurang dari yang
ditentukan dalam Tabel 6A, maka resistans insulasi setiap sirkit
kelompok ini harus diukur.

Bila beberapa sirkit atau bagian sirkit didiskoneksi dengan gawai


voltase kurang (misalnya kontaktor) yang memutus semua konduktor
aktif, resistans insulasi sirkit ini atau bagian sirkit diukur secara
terpisah.
Tabel 6A Nilai minimum resistans insulasi

Voltase sirkit nominal Voltase uji a.s. Resistans


insulasi
V V MΩ
SELV dan PELV 250 ≥ 0,5
Sampai dengan 500 V, ≥ 1,0 atau ≥
500
termasuk FELV 0,5 ?? check
Di atas 500 V 1 000 ≥ 1,0

Resistans insulasi, yang diukur dengan voltase uji yang


tercantum dalam Tabel 6A adalah memenuhi bila setiap sirkit,
dengan peranti didiskoneksi, mempunyai resistans insulasi
tidak kurang dari nilai yang sesuai yang tercantum dalam Tabel
6A.

Tabel 6A harus diterapkan untuk verifikasi resistans insulasi antara


konduktor proteksi tak dibumikan dan bumi.

Bila gawai proteksi surja (GPS) atau perlengkapan lain mungkin akan
mempengaruhi uji verifikasi, atau akan rusak, maka perlengkapan
demikian harus didiskoneksi sebelum melakukan uji resistans
insulasi.

Bila tidak dapat dipraktikkan untuk mendiskoneksi perlengkapan


tersebut (yaitu dalam hal kotak kontak dilengkapi GPS), maka voltase
uji untuk sirkit khusus tersebut dapat dikurangi hingga 250 V a.s.,
tetapi resistans insulasi harus mempunyai nilai paling sedikit 1 MΩ.

CATATAN 1 Untuk keperluan pengukuran, konduktor netral


didiskoneksi dari konduktor proteksi.

CATATAN 2 Dalam lokasi yang dapat terkena bahaya kebakaran,


sebaiknya diterapkan pengukuran resistans insulasi antara konduktor
aktif. Dalam praktik, mungkin diperlukan untuk melakukan
pengukuran ini selama pemasangan instalasi sebelum
menghubungkan perlengkapan.

CATATAN 3 Nilai resistans insulasi biasanya jauh lebih tinggi dari


yang terdapat dalam Tabel 6A. Bila nilai tersebut memperlihatkan
perbedaan yang jelas, investigasi lebih lanjut diperlukan untuk
mengidentifikasi penyebabnya.

Bandingkan dengan PPUIL 2000 sbb:


3.20 Resistans isolasi suatu instalasi listrik tegangan rendah
3.20.1 Resistans isolasi suatu instalasi listrik tegangan rendah
merupakan salah satu
unsur yang menentukan kualitas instalasi tersebut, mengingat fungsi
utama isolasi sebagai
sarana proteksi dasar (lihat 3.4.1).
3.20.2 Resistans isolasi harus diukur :
a) antar penghantar aktif secara bergiliran sepasang-sepasang;
CATATAN 1 : Dalam praktek, pengukuran hanya dapat dilakukan
selama pemasangan instalasi
sebelum dihubungkan ke peranti listrik.
b) antara setiap penghantar aktif dan bumi.
SNI
CATATAN 2 :
1) Dalam sistem TN-C, penghantar PEN dianggap sebagai bagian
bumi.
2) Selama pengukuran, penghantar fase dan netral dapat
dihubungkan bersama.
3.20.3 Resistans isolasi yang diukur dengan nilai tegangan uji yang
ditunjukkan dalam
Tabel 3.20-1, akan memuaskan jika setiap sirkit (dengan peranti tidak
terhubung)
mempunyai resistans isolasi tidak kurang dari nilai yang diberikan
dalam Tabel 3.20-1.
Pengukuran harus dilakukan dengan arus searah. Aparat pengukuran
harus mampu
menyuplai tegangan uji yang ditentukan dalam Tabel 3.20-1 jika
dibebani dengan 1 mA.
Jika sirkit mencakup gawai elektronik, maka hanya dilakukan
pengukuran antara fase dan
netral yang terhubung bersama ke bumi.
CATATAN Tindakan pencegahan ini diperlukan karena melakukan
pengujian tanpa hubungan
antar penghantar aktif dapat menyebabkan kerusakan dalam gawai
elektronik.
Tegangan sirkit Tegangan uji Resistans
nominal arus searah isolasi
(V) (V) M
Tegangan ekstra 250 0,25
rendah (SELV, PELV
dan
FELV) yang
memenuhi
persyaratan 3.3.1 dan
3.3.2
Sampai dengan 500 500 0,5
V, dengan
pengecualian
hal tersebut di atas
Di atas 500 V 1000 1,0

isolasi3.21

9.5.6 Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik

9.5.6.1 Jika pekerjaan pemasangan instalasi listrik telah selesai,


pelaksana pekerjaan pemasangan instalasi tersebut harus secara
tertulis memberitahukan kepada instansi yang berwenang bahwa
pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik, memenuhi syarat proteksi
sebagaimana diatur dalam PUIL serta siap untuk diperiksa dan diuji.

9.5.6.2 Hasil pemeriksaan dan pengujian instalasi menurut 9.4.3,


harus dinyatakan secara tertulis oleh pemeriksa dan penguji yang
ditugaskan.

9.5.6.3 Instalasi listrik harus diperiksa dan diuji secara periodik


sesuai ketentuan/standar yang berlaku.

9.5.6.4 Meskipun instalasi listrik dinilai baik oleh instansi yang


berwenang, pelaksana instalasi listrik tetap terikat oleh ketentuan
tersebut dalam 9.5.8 atas instalasi yang dipasangnya.

9.5.7 Uji coba instalasi listrik

9.5.7.1 Instalasi yang telah diperiksa dan diuji dengan hasil baik
sesuai 9.4.3.2, jika dipandang perlu harus diuji coba dengan voltase
dan arus kerja menurut batas yang ditentukan dan dalam waktu yang
disyaratkan.
9.5.7.2 Pada waktu uji coba, semua piranti yang terpasang dan
akan digunakan harus dijalankan, baik secara sendiri-sendiri maupun
serempak sesuai dengan desain dan tujuan penggunaannya.
9.5.7.3 Hasil pemeriksaan dan pengujian, termasuk hasil uji
coba, harus dilaporkan dalam bentuk Berita Acara .

9.5.7.4 Jika uji coba menunjukkan ada kesalahan dalam instalasi,


uji coba itu harus dihentikan dan hanya dapat diulang setelah
instalasi diperbaiki.

9.5.8 Wewenang dan tanggung jawab

9.5.8.1 Perancang suatu instalasi listrik sebagaimana dimaksud


dalam 9.5.2.1, bertanggung jawab atas desain instalasi listrik yang
dibuatnya.

9.5.8.2 Pelaksana instalasi listrik sebagaimana dimaksud dalam


9.5.2.1, bertanggung jawab atas pemasangan instalasi listrik sesuai
dengan desain instalasi listrik yang telah disetujui oleh instansi yang
berwenang.

9.5.8.3 Jika terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh karena


instalasi tersebut diubah dan atau ditambah oleh pengguna instalasi
atau pemasang instalasi lain, maka pelaksana pemasangan instalasi
listrik yang terdahulu dibebaskan dari tanggung jawab.

9.5.8.4 Setiap pengguna instalasi listrik bertanggung jawab atas


penggunaan yang aman, sesuai dengan maksud dan tujuan
penggunaan instalasi tersebut.

9.5.8.5 Instansi yang berwenang, berhak memerintahkan


penghentian seketika penggunaan instalasi listrik yang dapat
membahayakan keselamatan umum atau keselamatan kerja.
Perintah penghentian tersebut harus diberikan secara tertulis, disertai
alasannya.
9.6 Pengaturan instalasi bangunan bertingkat

9.6.1 PHB Utama untuk pengaturan seluruh instalasi gedung


bertingkat sebaiknya dipasang pada lantai jalan masuk gedung
tersebut.

9.6.2 Pada setiap lantai gedung bertingkat harus dipasang sakelar


masuk untuk pengaturan seluruh instalasi pada lantai yang
bersangkutan.

9.6.3 Pada setiap unit rumah tinggal dari setiap lantai harus
dipasang sakelar masuk untuk pengaturan instalasi unit rumah
tinggal tersebut.

9.7 Pemasangan kabel tanah

9.7.1 Sebelum dipasang, kabel tanah harus diperiksa dahulu


mengenai hal berikut:
a) Kesesuaian dengan tujuan penggunaannya (lihat Tabel 7.1-5a dan
7.1-6).
b) Bukti pengesahan yang harus tertera padanya.
c) Kerusakannya sejauh yang dapat dilihat.
d) Resistans insulasinya.

Anda mungkin juga menyukai